Anda di halaman 1dari 5

NAMA NPM PROGRAM STUDI

GIGIH SATRIA 222310056 TEKNOLOGI


PRADANA INFORMASI

Pengembangan dan pembentujan karakter bagi mahasiswa di


lingkungan kampus

TL 30 MOH.A.SALMUN

Jl. Rangga Gading No.01, Gudang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota


Bogor, Jawa Barat 16123
KESIMPULAN PEMBENTUKAN KARAKTER

Abstrak
keberhasilan dan kegagalan peradaban suatu bangsa banyak ditentukan oleh
karakter
warga bangsanya. Oleh karena itu, pendidikan karakter menempati posisi
tertinggi dalam prioritas pembangunan bangsa, sebagai bagian dari revolusi
mental yang sedang
menjadi obsesi pemerintahan masa kini. Lembaga pendidikan tinggi juga diberi
amanat
oleh negara untuk mendidik generasi bangsa dalam mewujudkan karakter warga
bangsa
yang unggul dan mapan. Termasuk di dalamnya, lembaga pendidikan tinggi
Islam.
Untuk memetakan bagaimana kontribusi lembaga (sistem) pendidikan tinggi
Islam,
penelitian ini dilakukan. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa
pembentukan karakter mahasiswa dalam sistem pendidikan tinggi Islam
menemukan relevansinya
dengan upaya nyata dari elemen “pembentuknya,” yaitu para pendidik pada
kegiatan
perkuliahan.

Kata kunci: Pendidikan Karakter, Mahasiswa, Pembentukan


Karakter

Pendahuluan
Pendahuluan Beragam persoalan bangsa di negeri ini telah terjadi akhir-akhir
ini pada level Pusat maupun Daerah benar-benar mengkhawatirkan. Peristiwa
yang terekam dan dipublikasikan oleh media-media sosial elektronik
maupun cetak menunjukkan kekhawatiran itu. Penyebaran berita-
berita bohong (hoax),
penyebarluasan fitnah, saling lapor kepada polisi akibat ketersinggungan,
tindak pidana korupsi, tawuran antarmahasiswa, penyalahgunaan narkoba,
terorisme, dan penganiayaan mahasiswa yunior oleh seniornya merupakan
contoh dari beragam persoalan bangsa maupun problema

Pembahasan
A. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter berasal dari dua kata pendidikan dan karakter, menurut
beberapa ahli, kata pendidikan mempunyai definisi yang berbeda-beda
tergantung pada sudut pandang, paradigma, metodologi dan disiplin keilmuan
yang digunakan, diantaranya: Menurut D. Rimba, pendidikan adalah “Bimbingan
atau pembinaan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan Jasmani dan
Rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utuh.1
Menurut Doni Koesoema A. mengartikan pendidikan sebagai proses
internalisasi budaya ke dalam diri individu dan masyarakat menjadi beradab.2
Ada pula yang mendefinisikan pendidikan sebagai proses dimana sebuah bangsa
mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan, dan untuk
memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien.
Menurut Sudirman N. pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang

B.Tujuan Pendidikan karakter


Pada dasarnya Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter
diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi
nilainilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-
hari.15 Pendidikan adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan
aspek teori pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action).
Menurut Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak
akan efektif, dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan
berkelanjutan

Nilai Nilai Dalam Pembentukan Karakter


1. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
Tuhan Yang Maha Esa
2. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan diri
sendiri
3. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
sesama manusia
4. Nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
lingkungan
5. nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan
kebangsaan.

Penutup
Seperti kita ketahui bahwa proses gobalisasi secara terus-menerus akan
berdampak pada perubahan karakter masyarakat Indonesia. Kurangnya
pendidikan karakter akan menimbulkan krisis moral yang berakibat pada perilaku
negatif di masyarakat, misalnya pergaulan bebas, penyalahgunaan obat-obat
terlarang, pencurian, kekerasan terhadap anak, dan lain sebagainya.
Menurut Thomas Lickona, setidaknya ada tujuh alasan mengapa character
education harus diberikan kepada warga negara sejak dini, yaitu;
Ini merupakan cara paling baik untuk memastikan para murid memiliki
kepribadian dan karakter yang baik dalam hidupnya.
Pendidikan ini dapat membantu meningkatkan prestasi akademik anak didik.
Sebagian anak tidak bisa membentuk karakter yang kuat untuk dirinya di tempat
lain.
Dapat membentuk individu yang menghargai dan menghormati orang lain dan
dapat hidup di dalam masyarakat yang majemuk.
Sebagai upaya mengatasi akar masalah moral-sosial, seperti ketidakjujuran,
ketidaksopanan, kekerasan, etos kerja rendah, dan lain-lain.
Merupakan cara terbaik untuk membentuk perilaku individu sebelum masuk ke
dunia kerja/ usaha.
Sebagai cara untuk mengajarkan nilai-nilai budaya yang merupakan bagian dari
kerja suatu peradaban.
Dari penjelasan tersebut kita menyadari bahwa pendidikan karakter sangat penting
bagi setiap orang. Dengan begitu, maka para guru, dosen, dan orang tua, sudah
seharusnya senantiasa menanamkan nilai-nilai karakter yang baik kepada anak
didiknya.

Anda mungkin juga menyukai