ABSTRAK
karakter merupakan usaha sadar yang fakta, data, dan objek penelitian secara
terencana dan terarah melalui lingkungan sistematis dan sesuai dengan situasi
pembelajaran untuk tumbuh alamiah. Terkait hal yang diteliti, hasil
kembangnya seluruh potensi manusia penelitian lebih menekankan pada makna
yang memiliki watak berkepribadian dari pada hasil, dan hasil penelitian tidak
baik, bermoral-berakhlak, dan berefek mengikat serta dapat berubah sesuai
positif konstruktif pada alam dan dengan kondisi yang dihadapi di
masyarakat. Ide pendidikan karakter lapangan penelitian dan
tersebut, dapat diimplementasikan pada diinterpretasikan dan dituliskan dalam
semua lingkungan pendidikan, baik bentuk kata-kata atau deskriptif
pendidikan formal, non formal, dan berdasarkan fakta di lapangan (Anggito
informal. Artinya, pengembangan & Setiawan, 2018).
pendidikan karakter menjadi tanggung Penelitian ini dilaksanakan di SD
jawab semua pihak. Implementasi Negeri Pulau Sangiang, Kecamatan Wera,
pendidikan karakter di lingkungan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat
pendidikan formal- sekolah, merupakan dengan sumber data penelitian yaitu
pemeran utama, karena di lembaga informan (Kepala Sekolah, Guru, dan
pendidikan formal pembelajarannya Siswa). Peneliti berperan sebagai key
lebih terorganisir, dibelajarkan beragam instrument (instrument kunci dalam
mata pelajaran, serta guru yang memiliki penelitian tersebut). Pengambilan sampel
ragam pengalaman dan pemahaman dan sumber data dilakukan secara
akademik. purposive sampling (pengambilan sampel
Senada dengan itu, Ahmad Husen, berdasarkan atas sebuah pertimbangan
dkk (2010:8), menyebutkan bahwa, yang berfokus pada tujuan tertentu dan
sekolah atau perguruan tinggi harus peneliti sudah menentukan sebuah
meyikapi pendidikan karakter seserius kriteria pada pengambilan sampelnya),
sekolah menghadapi pendidikan pengambilan sampel berdasarkan
akademik, karena sekolah yang hanya kebutuhan dan sesuai dengan topik
mendidik pemikiran tanpa mendidik penelitian. Teknik pengumpulan data
moral adalah sekolah yang sedang menggunakan wawancara, observasi,
mempersiapkan masyarakat yang dan dokumentasi (Moleong, 2017).
berbahaya. Analisis data bersifat kualitatif, dengan
Berdasarkan pengertian karakter di menggunakan model Milles & Huberman
atas dapat dikatakan bahwa membangun yaitu Reduksi data, Penyajian data dan
karakter (character building) adalah proses kesimpulan atau Verifikasi (Miles &
mengukir atau memahat jiwa sedemikian Huberman, 2013). Adapun teknik
rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, pemeriksaan keabsahan data yang
dan berbeda atau dapat dibedakan digunakan adalah: triangulasi data,
dengan orang lain (Agwan dan Singh, meningkatkan ketekunan, dan
2000). Pada penelitian ini digali menggunakan bahan referensi (Sugiyono,
bagaimana problematika pendidikan 2018).
karakter yang dihadapi di sekolah dasar.
METODE PENELITIAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan Dari hasil penelitian yang
pendekatan kualitatif dengan metode didapatkan dalam penelitian ini, maka
deskriptif. Penelitian kualitatif dengan ada tiga aspek yang perlu peneliti
metode deskriptif adalah metode yang jelaskan dalam temuan penelitian ini di
menjelaskan atau mendeskripsikan suatu tinjau dari fokus penelitian yaitu: aspek
siswa di sekolah sehingga tercipta siswa Silabur yang di dalamnya guru lebih
yang aktif, inovatif dan kreatif yaitu banyak menekankan kepada pengenalan
penguatan penguatan pendidikan budaya bangsa dan sikap saling
karakter (PPK), literasi dan keterampilan menghargai di setiap perbedaan yang
abad 21 atau yang sering disebut juga ada. Hal ini terdapat pada materi tentang
dengan 4C (Creative, Critical thinking, “Keberagaman Budaya Bangsaku” ini
communicative dan Collaborative). juga dimuat dalam Rencana
Hal ini di sesuai dengan Pelakasanaan Pembelajaran (RPP).
pernyataan dari informan kepala sekolah Kedua adalah literasi, pada
yang menyatakan bahwa: kegiatan pembelajaran di sekolah guru,
“Cara kami/guru membelajarkan peserta didik setiap kali pertemuan peserta didik
di sekolah dan kelas dilakukan dengan tiga diarahkan untuk membaca, mendengar,
aspek antara lain: penguatan pendidikan memahami dan bercerita yang berkaitan
karakter (PPK), literasi dan keterampilan 4C dengan materi pembelajaran. Hal ini di
pak Her, tuturnya” (W.KS.17/10/2020). jelaskan juga dalam rencana pelaksanaan
Pertama, penguatan pendidikan pembelajaran (RPP) melalui Kompetensi
karakter (PPK) pada kegiatan belajar Dasar yang salah satu indikatornya
seperti yang terjadi secara langsung adalah mengidentifikasi keragaman
dalam diskusi di kelas, jadi peserta didik budaya, etnis, dan agama dari teman-
disuruh maju kedepan membacakan hasil teman di kelas sebagai identitas bangsa
diskusi dan menjawab pertanyaan dari Indonesia (Dok.RPP).
guru dan peserta didik lainnya, hal ini Hal ini berdasarkan wawancara
dilakukan agar peserta didik memiliki dengan informan guru menyatakan
karakter percaya diri, aktif dan tanggung bahwa:
jawab. “Kegiatan literasi sangat penting dilakukan
Dengan demikian informan guru menyambut era pendidikan abad 21 ini,
menyatakan bahwa: karena kami guru mencoba untuk melakukan
“Penguatan karakter pada pembelajaran di pembiasaan terhadap kegiatan yang ilmiah
sekolah perlu dilakukan sejak dini, dengan seperti ini, entahkah literasi baca, tulis
melihat banyaknya isu-isu intoleransi, isu maupun media agar peserta didik memiliki
agama dan suku yang di mainkan oleh orang- ilmu pengetahuan dan mereka mampu untuk
orang yang tidak bertanggung jawab, maka mengkonstruksikan pemikiran mereka,
kami guru sangat mewanti-wanti penanaman tutupnya” (W.G.19/10/2020).
Karakter mencintai keberagaman kaitannya Selanjutnya ketiga yaitu:
dengan belajar toleransi, hormat keterampilan abad 21 atau yang disebut
menghormati antara sesama, sehingga dalam dengan 4C (Creative, Critical thinking,
pandangan saya penanaman karakter dasar communicative dan Collaborative) yaitu
sejak dini seperti ini sudah sangat penting di kreatif, berpikir kritis, komunikasi dan
lakukan agar membentuk karakter anak-anak, kolaboratif, pada aspek ini guru
seperti misalnya karakter toleransi, cinta mengajak peserta didiknya untuk lebih
tanah air, solidaritas dan serta karakter lain aktif dalam diskusi di kelas dan di luar
yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, kelas agar peserta didik tidak bosan
tuturnya” (W.G.18/10/2020). dengan pembelajaran yang berlangsung,
Berdasarkan hasil wawancara selain dari itu, membiasakan peserta
tersebut, hal ini sejalan dengan hasil didik untuk komunikatif, kolaboratif dan
observasi peneliti dengan guru melalui berpikir kritis dengan mengarahkan
diperlihatkan beberapa dokumen peserta didik mengkonstruksikan
mendukung tentang pendidikan karakter pengetahuan pada materi yang
tersebut, diantara lain adalah RPP dan
440 Analisis Problematika Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Hermanto, Zulela M.S
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857
belajar para peserta didik sehingga guru fasilitator yang mengatur jalannya proses
dapat mengetahui kelebihan dan pembelajaran.
kekurangannya dalam pembelajaran di Ketiga dalam kegiatan guru
sekolah. mengevaluasi pendidikan karakter di
sekolah, ada beberapa hal yang perlu
SIMPULAN diketahui oleh kepala sekolah dan guru
Analisis problematikan pendidikan dalam melakukan evaluasi pembelajaran
Karakter di sekolah dasar dapat di kelas yaitu: penilaian hasil belajar oleh
dilakukan dengan tiga aspek, antara lain guru dilakukan secara
sebagai berikut: berkesinambungan untuk memantau
Pertama kegiatan guru merencanakan proses kemajuan dan perbaikan hasil
pendidikan karakter di sekolah telah belajar dalam bentuk ulangan harian,
merencanakan pendidikan karakter ulangan tengah semester, ulangan akhir
melalui rencana pelaksanaan semester, dan ulangan kenaikan kelas,
pembelajaran (RPP) dan Silabus dengan penilaian ini digunakan untuk melihat: 1).
mengintegrasikan nilai-nilai karakter Melihat pencapaian kompetensi peserta
pada setiap mata pelajaran. Adapun nilai- didik 2). Bahan penyusunan laporan
nilai karakter yang terkandung dalam kemajuan hasil belajar 3). Memperbaiki
RPP dan Silabus tersebut, ada yang proses pembelajaran.
tersurat (tertulis secara langsung nilai
karakter yang akan diterapkan) dan ada DAFTAR PUSTAKA
yang dilakukan tersirat nilai-nilai Ahmad Husen, dkk., (2010). Model
karakter tersebut tersirat kedalam Pendidikan Karakter Bangsa,
langkah-langkah pembelajaran dan Jakarta: UNY
kemudian disiapkanya catatan-catatan Anggito, A., & Setiawan, J. (2018).
kecil yang menjadi pegangan guru yang Metodologi penelitian kualitatif.
akan di sampaikan ke peserta didik Sukabumi: CV Jejak (Jejak
sebelum kegiatan pembelajaran Publisher).
berlangsung, catatan-catatan kecil ini Hermanto, M. Japar., & Erry, U. (2019).
dimaksudkan agar guru mengingatkan Implementasi Pembelajaran Ilmu
kembali pengetahuan peserta didik pada Pengetahuan Sosial (IPS) dalam
pembelajaran sebelumnya, sebelum guru Membentuk Karakter Siswa.
masuk kedalam pembelajaran inti di AULADUNA: Jurnal Pendidikan
kelas. Dasar Islam, Vol 6 No. 1, Juni 2019,
Kedua dalam kegiatan guru pp.1-6. p-ISSN: 2407-2451, e-
melaksanakan pendidikan karakter di ISSN:2621-0282.
sekolah pada peserta didik, guru DOI:https://doi.org/10.24252/a
merancang, melaksanakan dan uladuna.v6i1a1.2019
mengelolah pembelajaran yang https://www.kompasiana.com/ivansies
berlangsung dengan baik dengan suasana wanto/550dfce8813311c62cbc608
belajar kelompok, diskusi, belajar aktif 4/kini-guru-membelajarkan-
dan menyenangkan. Hal ini terlihat siswa-bukan-mengajar-siswa (di
ketika guru melaksanakan pembelajaran akses pada hari 17 Oktober 2020)
di sekolah tersebut. Dalam pembelajaran John W. Craswell. (2014) Educational
ini peserta didik lebih aktif Research: Planning, Conducting, and
mengkonstruksikan pengetahuannya Evaluating Quantitative and
sendiri sedangkan guru hanya menjadi Qualitative Research 4th Edition.
London: Pearson.