Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625

Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

ANALISIS PROBLEMATIKA PENDIDIKAN KARAKTER


DI SEKOLAH DASAR

Hermanto, Zulela M.S


Program Studi Doktor Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta
mantopb92@gmail.com
zulela.ms@unj.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan untuk 1) mendeskripsikan kegiatan guru


dalam merencanakan pendidikan karakter di sekolah, 2) mendeskripsikan
kegiatan guru dalam melaksanakan pendidikan karakter di sekolah, 3)
mendeskripsikan kegiatan guru dalam mengevaluasi pendidikan karakter di
sekolah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode
kualitatif deskriptif dengan sumber data diperoleh dari kepala sekolah, guru
dan peserta didik. Analisis data menggunakan model interaktif meliputi
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, hingga penarikan
kesimpulan. Selanjutnya data dari hasil observasi, wawancara dan
dokumentasi dilakukan triangulasi. Hasil dari penelitian ini adalah perncanaan
pendidikan karakter di sekolah meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan silabus. Pada pelaksanaan pendidikan Karakter dilakukan dengan
menekankan pada penanaman nilai-nilai karakter melalui kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler dan pembiasaan. Dalam
mengevaluasi pendidikan karakter dilakukan dengan ulangan harian, Ujian
Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester serta penilaian langsung perilaku
siswa dilapangan dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci: pendidikan karakter, problematika, sekolah dasar

435 Analisis Problematika Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar


Hermanto, Zulela M.S
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

PENDAHULUAN Dalam proses pembelajaran di


Penguatan pendidikan karakter sekolah dan di kelas yang tidak
menjadi salah satu program prioritas menyenangkan dan membosankan serta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan tidak bemakna, terjadi karena proses
Wakil Presiden Jusuf Kalla yang akan pembelajaran yang berlangsung guru
memperkuat mutu pendidikan lebih benyak mengajar (Teaching)
Indonesia. Hal ini terdapat dalam agenda ketimbang membelajarkan siswa atau
Nawacita No. 8 yaitu penguatan revolusi siswa belajar (Learning). Karena itu,
karakter bangsa melalui budi pekerti dan melalui pembelajaran yang
pembangunan karakter peserta didik membelajarkan siswa, proses belajar
sebagai bagian dari revolusi mental, yang mengajar akan berjalan sesuai harapan
menempatkan secara proporsional aspek dan tujuan tersebut, dengan melalui
pendidikan, seperti pengajaran sejarah teknik pendekatan aktif, kreatif, efektif,
pembentukan bangsa, nilai-nilai dan menyenangkan, guru mampu
patriotisme dan cinta tanah air, semangat mengkondisikan siswa dalam proses
bela negara dan budi pekerti di dalam transformasi pengetahuan dan siswa
Kurikulum pendidikan Indonesia. Hal ini mampu mengkonstruksikan hasil
diperkuat oleh konsep Trisakti yang salah pemikirannya sendiri lewat materi pokok
satunya adalah mewujudkan generasi yang di ajarkan di kelas tersebut.
yang berkepribadian dalam Kebudayaan, Berdasarkan hasil wawancara melalui
kemudian selanjutnya dijelaskan dalam media Whatsaap dengan kepala sekolah,
Rencana Pembangunan Jangka wali kelas dan guru kelas IV SDN
Menengah (RPJMN) 2015-2019 yaitu Sangiang Pulau, di peroleh data sebagai
penguatan pendidikan karakter pada berikut: dalam hal penguatan pendidikan
anak-anak usia sekolah pada semua karakter, kepala sekolah, wali kelas dan
jenjang pendidikan untuk memperkuat guru kelas berpendapat bahwa hal yang
nilai-nilai moral, akhlak, dan kepribadian menjadi problem dasar Pendidikan
peserta didik dengan memperkuat Karakter siswa yaitu kurangnya
pendidikan karakter yang terintegrasi ke kesadaran terhadap peserta didik
dalam mata pelajaran berkaitan dengan budaya sopan santun,
(cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id). peserta didik kadang sering terlambat
Thomas Lickona (2013: 4) Pendidikan masuk dalam kelas, dan kadang sebagian
karakter, tentu saja, bukan hanya peserta didik yang lewat di depan guru
merupakan tanggung jawab sekolah. tidak menunjukan keramahan dan
Pendidikan karakter merupakan senyuman serta salam dan langsung jalan
tanggung jawab bersama dari mereka begitu saja serta peserta didik lebih
semua yang menyentuh nilai dan menyukai budaya luar dari budaya
kehidupan para anak muda, berawal sendiri di lihat dari perilaku dan pakaian.
dengan keluarga dan meluas hingga Sementara dalam pembelajaran di kelas
komunitas iman, organisasi pemuda, kurang berani dan tidak aktifnya peserta
bisnis, pemerintahan dan bahkan media. didik dalam diskusi kelas, kadang guru
Harapan akan masa depan adalah bahwa masih melakukan pembelajaran yang
kita dapat berkumpul bersama dengan berpusat pada guru, masih ada peserta
penyebab yang sama mengangkat didik yang mencerimkan perilaku tidak
pendidikan karakter anak-anak kita, menghargai perbedaan suku atau agama
karakter kita sendiri sebagai orang dengan teman sesama.
dewasa dan pada akhirnya karakter Melihat masalah yang ditemukan
kebudayaan kita. dilapangan tersebut di atas, untuk itu

436 Analisis Problematika Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar


Hermanto, Zulela M.S
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

maka peneliti tertarik meniliti tentang dikatakan orang berkarakter jelek.


analsisi pendidikan karakter di SD Negeri Sebaliknya, orang yang perilakunya
Sangiang Pulau. Dengan fokus penelitian sesuai dengan kaidah moral disebut
sebagai berikut : 1). Kegiatan guru dengan berkarakter mulia. (Tim
merencanakan pendidikan karakter di Pendidikan Karakter Kemendiknas, 2010:
Sekolah, 2). Kegiatan guru melaksanakan 13).
pendidikan Karakter di sekolah . 3). Sementara dalam definisi pendidikan
Kegiatan guru mengevaluasi pendidikan dari para pakar. Di antaranya John
karakter di sekolah. Dewey yang menyebutkan pendidikan
adalah proses pembentukan kecakapan-
KAJIAN LITERATUR kecakapan fundamental secara
Menurut Thomas Lickona intelektual dan emosional ke arah alam
(Zulnuraini, 2012) Pendidikan Karakter dan sesama manusia. Driyarkara,
adalah pendidikan budi pekerti yang menyebutkan pendidikan pemanusiaan
melibatkan aspek pengetahuan manusia muda atau pengangkatan
(cognitive), perasaan (feeling), dan manusia muda ke taraf insani. Ki Hajar
tindakan (action). Jadi pendidikan Dewantara, menyebutkan pendidikan
karakter merupakan salah satu upaya yaitu tuntunan di dalam hidup
yang harus dilaksanakan sekolah untuk tumbuhnya anak-anak, maksudnya
membina karakter serta moral yang pendidikan menuntun segala kekuatan
sesuai dengan norma dan nilai-nilai dari kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar
Tuhan Yang Maha Esa (Hermanto, at al., mereka sebagai manusia dan sebagai
2019). Pendidikan karakter dilaksanakan anggota masyarakat dapat mencapai
sebagai bentuk penempaan terhadap keselamatan dan kebahagiaan yang
sikap peserta didik sebagai anak bangsa setinggi- tingginya. Tilaar, menyebutkan
sehingga dengan adanya pembinaan bahwa pendidikan adalah usaha untuk
karakter bagi peserta didik akan mampu memberdayakan manusia. Yakni
membentuk bangsa yang tangguh serta manusia yang dapat berpikir kreatif, yang
mampu berkompetisi sehat di era mandiri, dan yang dapat membangun
globalisasi. dirinya dan masyarakatnya (Kaimuddin,
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014:50).
karakter adalah bawaan, hati, jiwa, Menurut para developmental
kepribadian, budi pekerti, perilaku, psychologist, setiap manusia memiliki
personalitas, sifat, tabiat, temperamen, potensi bawaan yang akan termanifestasi
watak. Adapun berkarakter adalah setelah dia dilahirkan, termasuk potensi
berkepribadian, berperilaku, bersifat, yang terkait dengan karakter atau nilai-
bertabiat, dan berwatak. Menurut nilai kebajikan. Dalam hal ini, Comfusius
Musfiroh (Triatmanto, 2010), karakter yang merupakan seorang filosof Cina,
mengacu kepada serangkaian sikap menyatakan bahwa manusia pada
(attitudes), perilaku (behaviors), motivasi dasarnya memiliki potensi mencintai
(motivations), dan keterampilan (skills). kebajikan, namun bila potensi ini tidak
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang diikuti dengan pendidikan dan sosialisasi
berarti to mark atau menandai dan setelah manusia dilahirkan, maka
memfokuskan bagaimana manusia dapat berubah menjadi
mengaplikasikan nilai kebaikan dalam binatang, bahkan lebih buruk lagi (Eliasa,
bentuk tindakan atau tingkah laku, 2011).
sehingga orang yang tidak jujur kejam, Memahami uraian arti pendidikan
rakus dan perilaku jelek lainnya dan karakter tersebut, maka pendidikan

437 Analisis Problematika Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar


Hermanto, Zulela M.S
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

karakter merupakan usaha sadar yang fakta, data, dan objek penelitian secara
terencana dan terarah melalui lingkungan sistematis dan sesuai dengan situasi
pembelajaran untuk tumbuh alamiah. Terkait hal yang diteliti, hasil
kembangnya seluruh potensi manusia penelitian lebih menekankan pada makna
yang memiliki watak berkepribadian dari pada hasil, dan hasil penelitian tidak
baik, bermoral-berakhlak, dan berefek mengikat serta dapat berubah sesuai
positif konstruktif pada alam dan dengan kondisi yang dihadapi di
masyarakat. Ide pendidikan karakter lapangan penelitian dan
tersebut, dapat diimplementasikan pada diinterpretasikan dan dituliskan dalam
semua lingkungan pendidikan, baik bentuk kata-kata atau deskriptif
pendidikan formal, non formal, dan berdasarkan fakta di lapangan (Anggito
informal. Artinya, pengembangan & Setiawan, 2018).
pendidikan karakter menjadi tanggung Penelitian ini dilaksanakan di SD
jawab semua pihak. Implementasi Negeri Pulau Sangiang, Kecamatan Wera,
pendidikan karakter di lingkungan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat
pendidikan formal- sekolah, merupakan dengan sumber data penelitian yaitu
pemeran utama, karena di lembaga informan (Kepala Sekolah, Guru, dan
pendidikan formal pembelajarannya Siswa). Peneliti berperan sebagai key
lebih terorganisir, dibelajarkan beragam instrument (instrument kunci dalam
mata pelajaran, serta guru yang memiliki penelitian tersebut). Pengambilan sampel
ragam pengalaman dan pemahaman dan sumber data dilakukan secara
akademik. purposive sampling (pengambilan sampel
Senada dengan itu, Ahmad Husen, berdasarkan atas sebuah pertimbangan
dkk (2010:8), menyebutkan bahwa, yang berfokus pada tujuan tertentu dan
sekolah atau perguruan tinggi harus peneliti sudah menentukan sebuah
meyikapi pendidikan karakter seserius kriteria pada pengambilan sampelnya),
sekolah menghadapi pendidikan pengambilan sampel berdasarkan
akademik, karena sekolah yang hanya kebutuhan dan sesuai dengan topik
mendidik pemikiran tanpa mendidik penelitian. Teknik pengumpulan data
moral adalah sekolah yang sedang menggunakan wawancara, observasi,
mempersiapkan masyarakat yang dan dokumentasi (Moleong, 2017).
berbahaya. Analisis data bersifat kualitatif, dengan
Berdasarkan pengertian karakter di menggunakan model Milles & Huberman
atas dapat dikatakan bahwa membangun yaitu Reduksi data, Penyajian data dan
karakter (character building) adalah proses kesimpulan atau Verifikasi (Miles &
mengukir atau memahat jiwa sedemikian Huberman, 2013). Adapun teknik
rupa, sehingga berbentuk unik, menarik, pemeriksaan keabsahan data yang
dan berbeda atau dapat dibedakan digunakan adalah: triangulasi data,
dengan orang lain (Agwan dan Singh, meningkatkan ketekunan, dan
2000). Pada penelitian ini digali menggunakan bahan referensi (Sugiyono,
bagaimana problematika pendidikan 2018).
karakter yang dihadapi di sekolah dasar.
METODE PENELITIAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan Dari hasil penelitian yang
pendekatan kualitatif dengan metode didapatkan dalam penelitian ini, maka
deskriptif. Penelitian kualitatif dengan ada tiga aspek yang perlu peneliti
metode deskriptif adalah metode yang jelaskan dalam temuan penelitian ini di
menjelaskan atau mendeskripsikan suatu tinjau dari fokus penelitian yaitu: aspek

438 Analisis Problematika Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar


Hermanto, Zulela M.S
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

perencanaan pembelajaran di sekolah, karakter yang di bahas, supaya anak-anak


aspek pelaksanaan dan aspek evaluasi. memahami apa yang menjadi inti dari
Adapun pembahasan tentang temuan pembelajaran tersebut saya kira guru harus
dalam penelitian sebagai berikut: merencanakan dengan matang segala
Kegiatan Guru Merencanakan persoalan yang berkaitan dengan karakter
Pendidikan Karakter di Sekolah. yang akan di terapkan pada pembelajaran
Berdasarkan temuan dalam IPS” (W.G.15/10/2019).
penelitian ini dapat di jelaskan bahwa, Lanjut oleh informan wali kelas
guru telah merencanakan pelaksanaan yang menyatakan bahwa:
pendidikan karakter dalam pembelajaran “Kalau saya melihat pendidikan karakter itu,
di sekolah dalam bentuk rencana bisa berjalan dengan baik ketika kami (guru)
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan merencanakan dengan baik sebelum masuk di
Silabus dengan mengintegrasikan nilai- kelas, artinya sebagai guru kami harus
nilai karakter pada setiap langkah- membuat RPP terlebih dahulu sebagai acuan
langkah pembelajaran dan disiapkanya untuk turun di kelas, dengan hal tersebut
catatan-catatan kecil yang menjadi kami tidak merasa kesulitan dalam
pegangan guru yang di sampaikan ke melaksanakan pembelajaran IPS tersebut,
tuturnya” (W.WK.16/10/2020)
peserta didik, catatan-catatan kecil ini
Berdasarkan hasil observasi
dimaksudkan agar guru merefleksi
peneliti pada 17 oktober 2020 data
kembali pengetahuan peserta didik pada
lapangan SDN Jati 07 Pagi kelas IV pada
pembelajaran sebelumnya, sebelum guru
perencanaan pembelajaran terlihat bahwa
masuk kedalam pembelajaran inti di
guru telah melakukan langkah-langkah
kelas.
sebelum pembalajaran dilaksanakan di
Seperti yang disampaikan oleh
kelas dengan menyiapkan catatan-catatan
guru terkait dengan perencanaan
hasil analisis nilai-nilai karakter yang
pembelajaran di sekolah adalah sebgai
akan di sampaikan kepada peserta didik
berikut:
“Dalam bentuk fisik saya mengajarkan siswa baik di kelas maupun di sekolah, di kelas
melalui RPP harian, silabus dan penataan misalnya guru menyiapkan rencana
ruang kelas terus saya sering menyiapkan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
catatan-catatan kecil berisikan nilai-nilai silabus yang berisi nilai-nilai karakter
karakter yang saya harus sampaikan ke anak- sementara di sekolah atau di luar kelas
anak tentang pentingnya memahami guru menekankan siswa pada kegiatan
keberagaman budaya, ekonomi, dan agama yang menumbuhkan karakter misalnya,
serta terkait nilai karakter yang di ukur tidak kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler
semuanya tertulis khusus karakter apa yang yang berisi nilai karakter religiusitas,
ingin di ukur namun nilai-nilai karakter nasionalisme, kemandirian, gotong
tersebut banyak yang tersirat dalam langkah- royong dan integritas. Tujuannya agar
langkah dan proses pembelajaran yang peserta didik berperilaku baik, berakhlak
berlangsung” (W.G.15/10/2020). mulia dan bertangung jawab dalam hal
Kemudian selanjutnya peneliti apa saja yang dihadapinya.
menanyakan kembali pada informan Kegiatan guru Kegiatan Guru
guru, beliau menyatakan sebagai berikut: Melaksanakan Pendidikan Karakter di
“Cara mengimplementasi pendidikan karakter Sekolah.
tidak di lakukan begitu saja, harus melalui Dalam kegiatan guru
perencanaan yang matang apalagi dalam di melaksanakan Pendidikan Karakter di
sekolah yang memang beda ketika penanaman sekolah, ada tiga aspek yang digunakan
di sekolah dan di dalam kelas. Misalnya pada kepala sekolah dan guru, dalam hal
pembelajaran yang memang agak luas melakukan penguatan karakter kepada
439 Analisis Problematika Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Hermanto, Zulela M.S
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

siswa di sekolah sehingga tercipta siswa Silabur yang di dalamnya guru lebih
yang aktif, inovatif dan kreatif yaitu banyak menekankan kepada pengenalan
penguatan penguatan pendidikan budaya bangsa dan sikap saling
karakter (PPK), literasi dan keterampilan menghargai di setiap perbedaan yang
abad 21 atau yang sering disebut juga ada. Hal ini terdapat pada materi tentang
dengan 4C (Creative, Critical thinking, “Keberagaman Budaya Bangsaku” ini
communicative dan Collaborative). juga dimuat dalam Rencana
Hal ini di sesuai dengan Pelakasanaan Pembelajaran (RPP).
pernyataan dari informan kepala sekolah Kedua adalah literasi, pada
yang menyatakan bahwa: kegiatan pembelajaran di sekolah guru,
“Cara kami/guru membelajarkan peserta didik setiap kali pertemuan peserta didik
di sekolah dan kelas dilakukan dengan tiga diarahkan untuk membaca, mendengar,
aspek antara lain: penguatan pendidikan memahami dan bercerita yang berkaitan
karakter (PPK), literasi dan keterampilan 4C dengan materi pembelajaran. Hal ini di
pak Her, tuturnya” (W.KS.17/10/2020). jelaskan juga dalam rencana pelaksanaan
Pertama, penguatan pendidikan pembelajaran (RPP) melalui Kompetensi
karakter (PPK) pada kegiatan belajar Dasar yang salah satu indikatornya
seperti yang terjadi secara langsung adalah mengidentifikasi keragaman
dalam diskusi di kelas, jadi peserta didik budaya, etnis, dan agama dari teman-
disuruh maju kedepan membacakan hasil teman di kelas sebagai identitas bangsa
diskusi dan menjawab pertanyaan dari Indonesia (Dok.RPP).
guru dan peserta didik lainnya, hal ini Hal ini berdasarkan wawancara
dilakukan agar peserta didik memiliki dengan informan guru menyatakan
karakter percaya diri, aktif dan tanggung bahwa:
jawab. “Kegiatan literasi sangat penting dilakukan
Dengan demikian informan guru menyambut era pendidikan abad 21 ini,
menyatakan bahwa: karena kami guru mencoba untuk melakukan
“Penguatan karakter pada pembelajaran di pembiasaan terhadap kegiatan yang ilmiah
sekolah perlu dilakukan sejak dini, dengan seperti ini, entahkah literasi baca, tulis
melihat banyaknya isu-isu intoleransi, isu maupun media agar peserta didik memiliki
agama dan suku yang di mainkan oleh orang- ilmu pengetahuan dan mereka mampu untuk
orang yang tidak bertanggung jawab, maka mengkonstruksikan pemikiran mereka,
kami guru sangat mewanti-wanti penanaman tutupnya” (W.G.19/10/2020).
Karakter mencintai keberagaman kaitannya Selanjutnya ketiga yaitu:
dengan belajar toleransi, hormat keterampilan abad 21 atau yang disebut
menghormati antara sesama, sehingga dalam dengan 4C (Creative, Critical thinking,
pandangan saya penanaman karakter dasar communicative dan Collaborative) yaitu
sejak dini seperti ini sudah sangat penting di kreatif, berpikir kritis, komunikasi dan
lakukan agar membentuk karakter anak-anak, kolaboratif, pada aspek ini guru
seperti misalnya karakter toleransi, cinta mengajak peserta didiknya untuk lebih
tanah air, solidaritas dan serta karakter lain aktif dalam diskusi di kelas dan di luar
yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial, kelas agar peserta didik tidak bosan
tuturnya” (W.G.18/10/2020). dengan pembelajaran yang berlangsung,
Berdasarkan hasil wawancara selain dari itu, membiasakan peserta
tersebut, hal ini sejalan dengan hasil didik untuk komunikatif, kolaboratif dan
observasi peneliti dengan guru melalui berpikir kritis dengan mengarahkan
diperlihatkan beberapa dokumen peserta didik mengkonstruksikan
mendukung tentang pendidikan karakter pengetahuan pada materi yang
tersebut, diantara lain adalah RPP dan
440 Analisis Problematika Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Hermanto, Zulela M.S
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

dibelajarkan supaya tujuan pembelajaran materi sesuai dengan tema, kemudian


tercapai. begitupun juga dengan tema selanjutnya
Berkaitan dengan kegiatan guru dilakukan ulangan harian sampai pada
melaksanakan Pendidikan Karakter di berakhirnya materi yang di ajarkan.
sekolah yait; guru sebelum masuk Hal ini sejalan dengan pernyataan
sekolah dan pembelajaran di mulai informan guru, beliau menyatakan
menganjurkan kepada peserta didik melalui via telepon yang kurang lebih
untuk berdo’a terlebih dahulu, setelah itu berdurasi 5 menit yaitu:
guru memberikan arahan kepada peserta “Dalam tahap awal, kami selaku guru
didik terhadap materi yang pernah di melakukan ulangan harian setalah satu bulan
sampaikan pada pertemuan sebelumnya dilakukan pertemuan dengan tema,
dan selanjutnya guru masuk pada selanjutnya kami melakukan ulangan harian
pembelajaran. Sebelum masuk kelas pun lagi setelah anak-anak menerima materi yang
guru mengarahkan siswa untuk sesuai dengan tema, kemudian begitu juga
membersihkan sampah yang ada dengan tema selanjutnya, selain itu juga kami
sebelum masuk ke ruangan kelas dan melakukan pengamatan langsung terhadap
menganjurkan siswa untuk berjabat perubahan perilaku siswa terutama pada nilai
tangan pada guru-guru dan temannya. Karakter yang di ajarkan, ada yang siswa
pada saat guru melaksanakan yang dimenjalankan da nada juga siswa yang
pembelajaran terlihat peserta didik aktif, belum maksimal memahami di dalam
kreatif dan berani menjawab pertanyaan kehidupan sehari-hari di sekolah pak Her,
tutupnya” (W.G.20/10/2020).
dari guru, karena model yang digunakan
Hal ini sesuai dengan hasil
oleh guru dalam pembelajaran tersebut
wawancara dengan wali kelas yang
adalah model konstruktivisme dengan
menyatakan bahwa:
metode diskusi dan belajar aktif.
“Dalam mengevaluasi dan penilaian
Sebagaimana yang di jelaskan oleh
pembelajaran di sekolah, semester ini kami
Schuman (dalam Smith 2010) bahwa
melakukan ulangan harian setelah satu bulan
konstruktivisme berdasarkan pada
peserta didik belajar atau menerima materi,
premis bahwa kita semua
itu untuk setiap tema, setiap tema ada
mengkonstruksi perspektif kita sendiri ulangan, tema ulangan dan sampai berakhir
terhadap dunia, melalui pengalaman materi yang di ajarkan, nah pas hari ini atau
individu dan skema, konstruktivisme minggu ini ada PTS (Penilaian Tengah
memfokuskan pada persiapan Semester) atau awal oktober dan kira-kira
pembelajar untuk mengatasi masalah untuk UTS nya 2 bulan setelah PTS, tutup
pada situasi tertentu. ibu guru wali” (W.WK.20/10/2020).
Kegiatan Guru mengevaluasi Kegiatan evaluasi pendidikan
Pendidikan Karakter di Sekolah karakter di sekolah tidak hanya
Berdasarkan hasil observasi, dilakukan penilaian secara tertulis tetapi
wawancara dan dokumentasi yang juga ada penilaian khusus dari guru
didapatkan dalam penelitian ini bahwa dalam melihat keaktifan dan prilaku
proses evaluasi pendidikan karakter yang peserta didik dalam kegiatan belajar
dilakukan oleh kepala sekolah dan guru mengajar di sekolah, hal ini dilakukan
yaitu: dalam tahap awal guru melakukan agar peserta didik bisa di ukur capaian
ulangan harian setelah satu bulan peserta belajarnya serta guru terus melakukan
didik menerima materi dari guru sesuai pembenahan dalam proses belajar
dengan tema yang di ajarkan kemudian mengajar, karena salah satu tujuan utama
pada tema selanjutnya guru melakukan mengenai evaluasi pembelajaran di kelas
ulangan harian lagi setelah menerima adalah mendeskripsikan kecakapan
441 Analisis Problematika Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Hermanto, Zulela M.S
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

belajar para peserta didik sehingga guru fasilitator yang mengatur jalannya proses
dapat mengetahui kelebihan dan pembelajaran.
kekurangannya dalam pembelajaran di Ketiga dalam kegiatan guru
sekolah. mengevaluasi pendidikan karakter di
sekolah, ada beberapa hal yang perlu
SIMPULAN diketahui oleh kepala sekolah dan guru
Analisis problematikan pendidikan dalam melakukan evaluasi pembelajaran
Karakter di sekolah dasar dapat di kelas yaitu: penilaian hasil belajar oleh
dilakukan dengan tiga aspek, antara lain guru dilakukan secara
sebagai berikut: berkesinambungan untuk memantau
Pertama kegiatan guru merencanakan proses kemajuan dan perbaikan hasil
pendidikan karakter di sekolah telah belajar dalam bentuk ulangan harian,
merencanakan pendidikan karakter ulangan tengah semester, ulangan akhir
melalui rencana pelaksanaan semester, dan ulangan kenaikan kelas,
pembelajaran (RPP) dan Silabus dengan penilaian ini digunakan untuk melihat: 1).
mengintegrasikan nilai-nilai karakter Melihat pencapaian kompetensi peserta
pada setiap mata pelajaran. Adapun nilai- didik 2). Bahan penyusunan laporan
nilai karakter yang terkandung dalam kemajuan hasil belajar 3). Memperbaiki
RPP dan Silabus tersebut, ada yang proses pembelajaran.
tersurat (tertulis secara langsung nilai
karakter yang akan diterapkan) dan ada DAFTAR PUSTAKA
yang dilakukan tersirat nilai-nilai Ahmad Husen, dkk., (2010). Model
karakter tersebut tersirat kedalam Pendidikan Karakter Bangsa,
langkah-langkah pembelajaran dan Jakarta: UNY
kemudian disiapkanya catatan-catatan Anggito, A., & Setiawan, J. (2018).
kecil yang menjadi pegangan guru yang Metodologi penelitian kualitatif.
akan di sampaikan ke peserta didik Sukabumi: CV Jejak (Jejak
sebelum kegiatan pembelajaran Publisher).
berlangsung, catatan-catatan kecil ini Hermanto, M. Japar., & Erry, U. (2019).
dimaksudkan agar guru mengingatkan Implementasi Pembelajaran Ilmu
kembali pengetahuan peserta didik pada Pengetahuan Sosial (IPS) dalam
pembelajaran sebelumnya, sebelum guru Membentuk Karakter Siswa.
masuk kedalam pembelajaran inti di AULADUNA: Jurnal Pendidikan
kelas. Dasar Islam, Vol 6 No. 1, Juni 2019,
Kedua dalam kegiatan guru pp.1-6. p-ISSN: 2407-2451, e-
melaksanakan pendidikan karakter di ISSN:2621-0282.
sekolah pada peserta didik, guru DOI:https://doi.org/10.24252/a
merancang, melaksanakan dan uladuna.v6i1a1.2019
mengelolah pembelajaran yang https://www.kompasiana.com/ivansies
berlangsung dengan baik dengan suasana wanto/550dfce8813311c62cbc608
belajar kelompok, diskusi, belajar aktif 4/kini-guru-membelajarkan-
dan menyenangkan. Hal ini terlihat siswa-bukan-mengajar-siswa (di
ketika guru melaksanakan pembelajaran akses pada hari 17 Oktober 2020)
di sekolah tersebut. Dalam pembelajaran John W. Craswell. (2014) Educational
ini peserta didik lebih aktif Research: Planning, Conducting, and
mengkonstruksikan pengetahuannya Evaluating Quantitative and
sendiri sedangkan guru hanya menjadi Qualitative Research 4th Edition.
London: Pearson.

442 Analisis Problematika Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar


Hermanto, Zulela M.S
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

Kaimuddin. (2014). Implementasi Sugiyono. (2018). Metode Penelitian :


Pendidikan Karakter Dalam Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Kurikulum 2013. Bandung: Alfabeta. Dipetik
SOSIOHUMANIORA: Jurnal Oktiber 17, 2020.
Ilmiah Ilmu Sosial Dan Humaniora, Thomas Lickona. 2013 Mendidik Untuk
14(1), 47–64. Membentuk Karakter, terjemahan
https://doi.org/10.30738/sosio.v J.A. Wamaungo Jakarta: Bumi
4i2.2982 Aksara
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Lickona, Thomas. (2015) Character
RI Tahun 2013 Panduan Matters; Persoalan Karakter,
Implementasi Kurikulum 2013. Bagaimana Membantu Anak
Jakarta: kementrian Pendidikan Mengembangkan Penilaian Yang
dan Kebudayaan RI Baik, Integritas dan Kebajikan
Lexy J. Moleong. (2014). Metodologi Penting Lainnya, Jakarta: PT Bumi
Penelitian Kualitatif (Bandung: Aksara.
Remaja Rosdakarya, Triatmanto. (2010). Tantangan
Megawangi dalam Eliasa, “Pentingnya implementasi pendidikan
Kelekatan Orang Tua dalam karakter di sekolah. Cakrawala
InternalWorking Model untuk Pendidikan, XXIX(2), 187–203.
Pembentukan Karakter Anak” Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003
(Yogyakarta: Inti Media kerjasama tentang Sistem Pendidikan
dengan Pusat Studi Pendidikan Nasional
Anak Usia Dini Lembaga Zulnuraini. (2012). Pendidikan Karakter:
Penelitian UNY, 2011), h. 8. Konsep, Implementasi dan
http:// Pengembangannya di Sekolah
staff.uny.ac.id/sites/default/files Dasar di Kota Palu. Jurnal
/132318571/ Pentingnya DIKDAS, 1(1), 1–11.
Kelekatan Orang Tua dalam
Internal Working Model untuk
Pembentukan Karakter Anak.
Html
Milles, & Huberman. (2013). Qualitative
Data Analysis: A Methods
Sourcebook. Los Angeles: SAGE
Publications.
Moleong, L. (2017). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Dipetik September
27, 2020.
Peraturan Presiden. No. 20 Tahun 2017
Tentang Penguatan Pendidikan
Karakter.
Smith, R. Dkk. 2010.The Effectiveness of
Student Wellbeing Programs and
Services.Februari 2010. Victorian
Auditor General’s Office (VAGO);
Victorian General Report.

443 Analisis Problematika Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar


Hermanto, Zulela M.S

Anda mungkin juga menyukai