Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625

Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

PEMBINAAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN EKSTRAKULIKULER


BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

Yoyo Zakaria Ansori


Universitas Majalengka
al.anshory0928@unma.ac.id

ABSTRAK

Pembinaan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis
moral yang sedang melanda. Oleh karena tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan
dan menganalisis bahwa kegiatan ekstrakurikuler memiliki korelasi positif untuk
pembinaan karakter. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif sedangkan untuk
memfasilitasi perkembangan pemikiran para ahli dengan memakai metode deskriptif
dengan cara mendeskripsikan kajian dari beberapa ahli kemudian dianalisis. Adapun
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan studi pustaka
dimana peneliti mengumpulkan data dengan cara membaca, mempelajari, dan
menganalisis jurnal-jurnal nasional maupun internasional, buku, artikel dari peneliti
terdahulu yang ada hubungannya dengan obyek penelitian. Hasil penelitian ini sangat
bermanfaat untuk mencegah timbulnya problem-problem moral siswa di sekolah.

Kata kunci: ekstrakulikuler, pembinaan karakter, sekolah dasar

287 Pembinaan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Bagi Siswa Sekolah Dasar
Yoyo Zakaria Anzhori
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

PENDAHULUAN manusia yang sesungguhnya. Manusia


Penanaman nilai-nilai karakter yang ketika dilahirkan berujud manusia
dalam pendidikan harus dimulai sejak (yang tampaknya baik) bisa saja dalam
usia dini. Keberhasilan pendidikan proses perkembangannya menjadi
karakter pada masa SD akan menjadi manusia yang kurang manusiawi (sangat
pondasi untuk membangun kepribadian jahat). Senada dengan pendapat di atas
peserta didik pada jenjang pendidikan di menurut King Jr. (1992) yang mengatakan
atasnya dan juga pada kehidupan “We must remember that intelligence is not
bermasyarakat pada umumnya (Ansori, enough. Intelligence plus character that is the
2020). Untuk itu, peran Sekolah Dasar saat goal of true education”. Kalimat tersebut
ini menjadi penting dalam rangka dapat diartikan bahwa menjadi cerdas saja
keberhasilan pelaksanaan pendidikan tidak cukup, akan tetapi memiliki
karakter. Melalui pendidikan karakter kecerdasan yang diiringi dengan karakter
sejak dini diharapkan terlahir generasi merupakan tujuan akhir pendidikan yang
muda masa depan yang berilmu, sesungguhnya. Sementara menurut
berbudaya, dan beradab di tengah-tengah Berkowitz (2009) penerapan pendidikan
era globalisasi. Oleh karena itu menurut karakter di sekolah mampu meningkatkan
Hakam (2016) sekolah dasar memiliki prestasi akademik, berkurangnya siswa
peran penting dalam pembangunan putus sekolah, dan mampu menekan
fondasi karakter individu. Atas dasar itu, perilaku berisiko pada siswa. Lebih lanjut
maka seluruh aktivitas pendidikannya Febriyanto, dkk (2020) mengemukakan
harus mampu memfasilitasi penanaman pendidikan karakter merupakan
dan pengembangan nilai peserta didik pendidikan yang mendukung
agar berbudi pekerti yang luhur. Oleh perkembangan sosial, emosional dan etis
karena itu, kekeliruan dalam pendidikan peserta didik. Dengan demikian
nilai-moral di sekolah dasar akan pembinaan karakter merupakan suatu
berdampak panjang pada kehidupan keniscayaan untuk dilaksanakan pada
moral individu di masa depannya. satuan pendidikan. Hal itu selaras dengan
Pentingnya akan pendidikan Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017
karakter disampaikan beberapa pendapat tentang Penguatan Pendidikan Karakter
ahli. Menurut Nurihsan (2016) dewasa ini bahwa gerakan pendidikan karakter di
pendidikan yang berorientasi bawah tanggung jawab satuan pendidikan
pembangunan karakter sangat diperlukan sebagai garda terdepannya.
dalam rangka mengembangkan dan Hadirnya undang-undang
menguatkan sifat mulia kemanusiaan agar tersebut menjadikan pembinaan karakter
manusia sebagai makhluk tertinggi siswa menjadi suatu keharusan, apalagi
dimuka bumi ini tidak terpeleset jatuh dikaitkan dengan adanya beberapa
menjadi makhluk yang tidak manusiawi penyimpangan yang dilakukan siswa
Menurut Akbar (2011) pentingnya seperti menurunnya rasa tanggung jawab,
pendidikan karakter karena Tuhan kejujuran, dan berbahasa santun. Bahkan
menciptakan manusia dalam keadaan dalam kurun waktu 9 tahun, dari 2011
belum selesai (belum jadi), manusia sampai 2019, ada 37.381 pengaduan
merupakan ciptaan yang serba mungkin, adanya kekerasan terhadap anak semakin
dan belum terspesialisasi. Manusia, meningkat. Sementara untuk bullying
walaupun sering dinyatakan sebagai baik di pendidikan maupun sosial media,
ciptaan yang paling sempurna di antara angkanya mencapai 2.473 laporan dan
ciptaan yang lain, belum tentu dalam trennya terus meningkat (KPAI, 2020),
proses perkembangannya bisa menjadi terdapat pula laporan terdapat 7.400 anak

288 Pembinaan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Bagi Siswa Sekolah Dasar
Yoyo Zakaria Anzhori
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

usia SD terpapar narkoba (Direktorat nilai atau aturan-aturan agama serta


Narkoba Polri, 2020). Perilaku tidak norma-norma sosial baik lokal, nasional,
disiplin juga sering ditemui di lingkungan maupun global untuk membentuk insan
sekolah dasar. Sebagai contoh perilaku yang paripurna (Wiyani, 2013). Sementara
tidak disiplin tersebut antara lain datang menurut Anggraeni (2017)
ke sekolah tidak tepat waktu, tidak Ekstrakurikuler merupakan salah satu
memakai seragam, duduk atau berjalan wadah yang dibentuk oleh sekolah
dengan seenaknya menginjak tanaman dengan tujuan untuk memperdalam dan
yang jelas-jelas sudah dipasang tulisan memperluas pengetahuan siswa yang
“dilarang menginjak tanaman”, dilajukan di luar kegiatan rutin
membuang sampah sembarangan, pembelajaran ataupun di waktu
mencorat coret dinding sekolah, libur/luang. Sejalan dengan hal tersebut
membolos sekolah, mengumpulkan tugas menurut Umam (2008) menjelaskan
tidak tepat waktu, dan lain-lain kegiatan ektrakurikuler tidak hanya
(Wuryandani, 2014). bermanfaat bagi pelajar dalam mengisi
Melihat kondisi tersebut waktu luang tetapi juga ditujukan untuk
pembinaan karakter merupakan pada pembentukan prilaku sosial seperti
satuan pendidikan merupakan suatu kerjasama, kemurahan hati, persaingan,
keharusan untuk diterapkan. Pembinaan empati, sikap tidak mementingkan diri
karakter siswa di sekolah, tidak dapat sendiri, sikap ramah, memimpin dan
dilakukan dengan menggunakan strategi mempertahankan diri. Pembentukan
tunggal. Tapi memerlukan beberapa perilaku sosial terbentuk seirama dengan
pendekatan yang sering disebut dengan proses pertumbuhan dan
pendekatan komprehensif sebagaimana perkembangannya.
menurut Kirschenbaum, (2012 ) Character Dengan kata lain, ekstrakurikuler
education cannot take place by using singular merupakan kegiatan pendidikan di luar
strategy. But, it needs multiple approaches jam pelajaran yang ditujukan untuk
which often called as comprehensive membantu perkembangan peserta didik,
approaches. Pendapat tersebut memberikan sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
pesan bahwa pembinaan karakter, tidak dan minat mereka melalui kegiatan yang
cukup hanya kegiatan pembelajaran saja secara khusus diselenggarakan oleh
atau kegiatan intrakulikuler tetapi juga pendidik dan atau tenaga kependidikan
kegiatan lainnya yaitu ekstrakulikuler, yang berkemampuan dan
dimana dua kegiatan tersebut sangat berkewenangan. Dengan menerapkan
elementer. pendidikan karakter melalui kegiatan
Kegiatan intrakulikuler ekstrakurikuler diharapkan menjembatani
merupakan kegiatan pokok pendidikan kebutuhan perkembangan peserta didik
yang di dalamnya terjadi proses belajar yang berbeda seperti perbedaan nilai
mengajar antara peserta didik dengan moral dan sikap, kemampuan, dan
pendidik untuk terselenggaranya transfer kreativitas. Melalui partisipasinya dalam
ilmu pengetahuan. Sementara kegiatan kegiatan ekstrakurikuler peserta didik
ekstrakulikuler merupakan kegiatan dapat belajar dan memiliki karakter yang
pendidikan yang dilakukan di luar jam lebih baik.
pelajaran tatap muka. Kegiatan tersebut
dilaksanakan di dalam dan/atau di luar METODE PENELITIAN
lingkungan sekolah dalam rangka Pendekatan penelitian yang
memperluas pengetahuan, meningkatkan digunakan dalam penelitian ini adalah
keterampilan, dan menginternalisasi nilai- pendekatan kualitatif yaitu usaha peneliti

289 Pembinaan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Bagi Siswa Sekolah Dasar
Yoyo Zakaria Anzhori
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

untuk berupaya memahami makna dari memerlukan beberapa pendekatan yang


pendapat dari beberapa ahli pendidikan sering disebut dengan pendekatan
karakter atau teori terdahulu yang komprehensif. Character education cannot
memiliki irisan dengan tema yang take place by using singular strategy. But, it
diangkat. Menurut Bogdan dan Biklen needs multiple approaches which often called as
(1982) penelitian kualitatif berusaha comprehensive approaches (Kirschenbaum,
memahami dan menafsirkan makna dari 2012 ). Sejalan dengan pernyataan tersebut
pendapat dan perilaku yang ditampilkan menurut Judiani (2010) Implementasi
manusia dalam suatu situasi menurut pendidikan karakter tidak merupakan
perspektif peneliti sendiri. Sementara mata pelajaran tersendiri, tidak pula
untuk memfasilitasi perkembangan merupakan tambahan standar
pemikiran para ahli dengan menggunakan kommpetensi (SK) dan kompetensi dasar
metode deskriptif. (KD), tetapi diintegrasikan ke dalam mata
Metode penelitian deskriptif pelajaran yang sudah ada, pengembangan
menurut Kutha (2010) adalah analisis diri, dan budaya sekolah serta muatan
yang dilakukan dengan cara lokal
mendeskripsikan fakta-fakta yang Pendapat tersebut memberikan
kemudian disusul dengan analisis, tidak pesan bahwa pembinaan karakter, tidak
semata-mata menguraikan, melainkan cukup hanya kegiatan pembelajaran saja
juga memberikan pemahaman dan atau kegiatan intrakulikuler tetapi juga
penjelasan secukupnya. Adapun teknik kegiatan lainnya yaitu ekstrakulikuler,
pengumpulan data dalam penelitian ini dimana dua kegiatan tersebut sangat
dengan menggunakan studi pustaka elementer. Kegiatan intrakulikuler
(library research) dimana peneliti merupakan kegiatan pokok pendidikan
mengumpulkan data dengan cara yang di dalamnya terjadi proses belajar
membaca, mempelajari, dan menganalisis mengajar antara peserta didik dengan
jurnal-jurnal nasional maupun pendidik untuk terselenggaranya transfer
internasional, buku, artikel dari peneliti ilmu pengetahuan. Sementara kegiatan
terdahulu yang ada hubungannya dengan ekstrakulikuler merupakan kegiatan
obyek penelitian. kegiatan pendidikan yang dilakukan di
Studi Kepustakaan menurut luar jam pelajaran tatap muka.
Sugiyono (2016), berkaitan dengan kajian Pendidikan karakter dalam
teoritis dan referensi lain yang berkaitan lembaga pendidikan sebenarnya telah
dengan nilai, budaya dan norma yang dilaksanakan jauh sebelum
berkembang pada situasi sosial yang didengungkannya Program Pendidikan
diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat Budaya dan Karakter Bangsa, tentunya
penting dalam melakukan penelitian, hal dengan model yang dikembangkan
ini dikarenakan penelitian tidak akan sendiri oleh masing-masing lembaga
lepas dari literatur-literatur ilmiah. Data diantaranya adalah melalui kegitan
diperoleh dari data yang relevan terhadap ekstrakurikuler. Pelaksanaan Kebijakan
permasalahan yang akan diteliti dengan pemerintahan tersebut perlu dilihat secara
melakukan studi pustaka lainnya seperti langsung untuk mengetahui sejauh mana
buku, jurnal, artikel, peneliti terdahulu. lembaga pendidikan melaksanakan
implementasi pendidikan karakter
PEMBAHASAN tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri
Pembinaan karakter siswa di Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62
sekolah, tidak dapat dilakukan dengan tahun 2014 tentang kegiatan
menggunakan strategi tunggal. Tapi ekstrakurikuler yang menyatakan bahwa

290 Pembinaan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Bagi Siswa Sekolah Dasar
Yoyo Zakaria Anzhori
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan berprestasi dan sangat aktif di sekolahnya.


kurikuler yang dilakukan oleh peserta Siswa yang mengikuti kegiatan
didik di luar jam pelajaran, di bawah ekstrakurikuler juga lebih terampil dan
bimbingan dan pengawasan satuan lebih semangat dalam belajar.
pendidikan, bertujuan untuk Kegiatan ekstrakurikuler dapat
mengembangkan potensi, bakat, minat, membuat siswa merasa senang, dalam
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan perspektif kesehatan pada saat senang,
kemandirian peserta didik secara optimal hormon-hormon yang berkaitan dengan
untuk mendukung pencapain tujuan kekebalan tubuh akan meningkat, seperti
pendidikan (Peraturan Menteri serotonin, dopamin, oksitosin, dan
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 relaksin. Begitu juga sebaliknya, dalam
tahun 2014 tentang Kegiatan kondisi stres, hormon kortisol akan
Ekstrakurikuler 2014). meningkat. Hal ini dapat menurunkan
Pengembangan kegiatan kekebalan tubuh (Jawa Pos, 2020). Rasa
ekstrakulikuler merupakan bagian dari senang dalam pembelajaran (learning is
keseluruhan pengembangan institusi fun) memiliki dimensi positif karena akan
sekolah. Berbeda dari pengaturan tercipta suasana belajar yang
kegiatan intrakulikuler yang secara jelas memudahkan siswa menerima materi
disiapkan dengan perangkat kurikulum, pelajaran, suasana fleksibilitas dan tanpa
kegiatan ekstrakulikuler lebih tekanan akan hadir pada pelaksanaanya.
mengandalkan inisiatif sekolah. Hal ini sesuai dengan cara kerja otak
Kewenangan melaksanakan manusia ketika belajar berlangsung
ekstrakulikuler oleh sekolah diperkuat dengan mengasyikkan dan
dalam Keputusan Menteri Pendidikan menyenangkan maka pintu masuk
Nasional RI Nomor 125/U/2002 tentang informasi akan terbuka. Makin
Kalender Pendidikan dan Jam Belajar menyenangkan makin banyak informasi
Efektif di Sekolah, Bab V pasal 9 ayat 2, yang diperoleh oleh siswa.
dinyatakan bahwa: Pada tengah semester Kegiatan ekstrakurikuler juga
1 dan 2 sekolah melakukan kegiatan mampu meningkatkan kedisiplin siswa
olahraga dan seni (Porseni), karyawisata, yang pada saat ini kondisinya sedang
lomba kreativitas atau praktik mengalami penurunan. Munculnya
pembelajaran yang bertujuan untuk perilaku tidak disiplin menunjukkan
mengembangkan bakat, kepribadian, bahwa disiplin baru sebatas pengetahuan
prestasi dan kreativitas siswa dalam yang tidak membawa dampak positif
rangka mengembangkan pendidikan anak terhadap perubahan perilaku siswa
seutuhnya. sehari-hari (Komalasari, 2014). Seperti
Kegiatan ekstrakurikuler kegiatan ekstrakulikuler Pramuka
merupakan bagian yang tidak terpisahkan mengajarkan anak untuk dapat tepat
dari keseluruhan program pendidikan di waktu atau mengajarkan siswa untuk
sekolah dan sebagai realisasi dari berada di sekolah tepat waktu, tepat
perencanaan pendidikan yang tercantum waktu merupakan salah satu bentuk
dalam kalender sekolah. Penelitian yang contoh kedisiplinan secara sederhana
telah dilakukan Nugraha (2017) terdapat yang bisa di terapkan, jika anak sudah
perbedaan yang mencolok antara siswa terbiasa melalukan segala aktivitas
yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dengan tepat waktu, maka akan tumbuh
dan yang tidak mengikuti ekstrakurikuler. jiwa kesadaran tanpa di suruh untuk
Siswa yang mengikuti kegiatan melaksanakannya. Sekolah mestinya
ekstrakulikuler pada tataran kognisi lebih membantu siswa untuk mengenal,

291 Pembinaan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Bagi Siswa Sekolah Dasar
Yoyo Zakaria Anzhori
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

memahami, menginternalisasi, dan good). Aspek kecintaan inilah yang disebut


berusaha untuk menerapkan nilai-nilai Piaget sebagai sumber energi dari dapat
dalam kehidupan sehari-hari. (Revell & berfungsinya secara efektif pengetahuan
Arthur, 2012). tentang moral, sehingga bisa membuat
Hasil penelitian (Dahliyana, 2017) seseorang mempunyai karakter yang
menjelaskan bahwa kegiatan konsisten.
ekstrakurikuler seharusnya mengarah Sekolah sebagai salah satu
pada pendidikan karakter, contoh olah lembaga pendidikan memiliki
raga yaitu dapat mengembangkan sikap kesempatan besar untuk melakukan
sportivitas, kejujuran dll. Hal tersebut pembinaan karakter siswa melalui
senada dengan harapan yang berbagai kegiatan pendidikan tidak hanya
diungkapkan Direktorat Ketenagaan pendidikan akademik sebagai proses
Dirjen Dikti (2010) yang menjelaskan pembelajaran di kelas dan laboratorium
bahwa pelatihan (kegiatan tetapi juga dalam pendidikan non
ekstrakurikuler) seharusnya diarahkan akademik sebagai kegiatan
pada transformasi keyakinan, motivasi, ekstrakurikuler dan pengembangan
karakter, impian, sampai akhirnya dalam pribadi. Senada dengan pendapat tersebut
durasi tertentu terjadi transformasi diri menurut Pai (2014) School as one of the
berkarakter yang seutuhnya. Dipertegas educational institutions have a great
dengan pernyataan Karim (2013) yang opportunity to do a variety of educational
menjelaskan bahwa, melalui activities for students that are not only
ekstrakurikuler siswa diarahkan memiliki academic education as a learning process in the
karakter yang abadi dan universal seperti classroom and laboratory practice but also in
kejujuran, kedisiplinan, menghargai non academic education as extracurricular
pluralisme, mempunyai empati dan activities and personal development. Dengan
simpati. Semua aspek ini akan sangat demikian keterkaitan antara kegiatan
menunjang kesuksesan siswa kelak di ekstrakurikuler dengan pendidikan
masa mendatang. karakter bahwa kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler memiliki adalah sarana pemantapan kepribadian
korelasi dengan pembinaan karakter. peserta didik dari apa yang diperolehnya
Ekstrakurikuler mengajarkan kepada lewat pengetahuannya yang di pilih siswa
siswa tentang keseimbangan antara otak berdasarkan apa yang mereka inginkan
kiri dan otak kanan sehingga pada dan mereka anggap bahwa disanalah
akhirnya otak kanan yang lebih dominan tempat mereka dapat mngembangkan diri
terhadap perkembangan karakter dapat mereka. Sehingga kecintaan mereka
dibentuk dengan sempurna (Nugraha, terhadap kegiatan ekstrakurikuler dapat
2017). Oleh karena itu ekstrakurikuler mengantarkan mereka untuk berkarakter
yang benar yaitu kegiatan ekstrakurikuler baik.
yang dapat membentuk karakter.
Pendapat ini sejalan dengan pendapat KESIMPULAN
Budimansyah (2010) yang menyebutkan Kegiatan ekstrakurikuler memiliki
bahwa “…kegiatan ekstrakurikuler korelasi dengan pembinaan karakter.
dimaksudkan untuk lebih memantapkan Ekstrakurikuler mengajarkan kepada
pembentukan kepribadian peserta siswa tentang keseimbangan antara otak
didik…”. Sementara menurut Megawangi kiri dan otak kanan sehingga pada
(2004) menekankan bahwa keinginan akhirnya otak kanan yang lebih dominan
untuk berbuat baik adalah bersumber dari terhadap perkembangan karakter dapat
kecintaan untuk berbuat baik (loving the dibentuk dengan sempurna. Dengan
meletakkan kegiatan ektrakurikuler
292 Pembinaan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Bagi Siswa Sekolah Dasar
Yoyo Zakaria Anzhori
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

sebagai penguatan pendidikan karakter, Sekolah. Jurnal Elementaria


diharapkan masalah menurunnya moral Edukasia, 3(1), 85–91.
bangsa dapat diatasi. Oleh sebab Hakam, K.A .(2016). Pendekatan Pendidikan
penguatan pendidikan karakter dalam Karakter di Sekolah Dasar. UPI:
konteks sekarang sangat relevan untuk Bandung
mengatasi krisis moral yang sedang Judiani, Sri. (2010). Implementasi Pendidikan
melanda di negara Indonesia. Karakter Di Sekolah Dasar Melalui
Penguatan Pelaksanaan Kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan: Kemendikbud.
Akbar, Sa’dun (2011) Revitalisasi Karim. (2013). Pengaruh Keikutsertaan Siswa
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. dalam Bimbingan Belajar dan
Universitas Malang: Malang Ekstrakurikuler terhadap Prestasi
Althof W. and Berkowitz M.W .(2012). Belajar Metematika. Jurnal JMP
Moral Education And Character IAIN
Education: Their Relationship And Antasari. 1 (1), 1-8
Roles In Citizenship Education. King, Martin Luther Jr. (1992). The Papers
University of Missouri-St. Louis, Of Martin Luther King, JR. Volume I.
USA California: University of California
Ansori, Yoyo Zakaria (2020) Penguatan Press
Karakter Disiplin Siswa Melalui Kirschenbaum, H. (1995). 100 Ways To
Peranan Guru Di Sekolah Dasar Enhance Values And Morality In
Asfianti Anggraeni, F., Setyawati (2017) Schools And Youth Setting. London:
Pendidikan Karakter Melalui Allyn And Bacon.
Ekstrakurikuler Pencinta Alam Di Komalasari, Kokom .(2012). The Effect Of
SMK Negeri 1 Bawen Tahun 2016. Contextual Learning In Civic
Journal of Education On Students' Character
Physical Education, Sport, Health Development. Asia Pacific Journal of
and Recreation Journal of Physical Educators and Education, Vol. 27,
Education, 87–103, 2012
6(1). Kutha, Ratna Nyoman .(2010). Metodologi
Bodgan, Robert C & Sari Knopp, B. (1982). Penelitian: Kajian Budaya dan Ilmu
Qualitative Research for Education: Sosial Humaniora Pada Umumnya.
An Introduction to Theory and Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Methods, Boston: Allyn and Bacon, Lynn R and Arthur, J .(2012). Character
inc. education in schools and the education
Budimansyah, D (2010) Penguatan of teachers. Canterbury Christ
Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Church University, UK
membangun Karakter Bangsa. Megawangi, R. (2004). Pendidikan Karakter
Bandung: Widya Aksara Press (Solusi yang Tepat untuk
Dahliyana, Asep (2017) Penguatan Membangun Bangsa. Bandung
Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan (sponsor) BPMIGAS dan Energy
Ekstrakurikuler di Sekolah. Jurnal Mulyasa, E. (2012) Manajemen Pendidikan
Sosioreligi Volume 15 Nomor 1, Karakter. Rosdakarya: Bandung
Edisi Maret 2017 Mulyana. R. (2011) Mengartikulasikan
Febriyanto, B., Patimah, D. S., Rahayu, A. Pendidikan Nilai, Rosdakarya:
P., & Masitoh, E. I. (2020). Bandung
Pendidikan Karakter Dan Nilai Nugraha, Yogi (2017) Pembinaan Karakter
Kedisiplinan Peserta Didik Di Disiplin Peserta Didik melalui
293 Pembinaan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Bagi Siswa Sekolah Dasar
Yoyo Zakaria Anzhori
Jurnal Elementaria Edukasia p-ISSN 2615-4625
Volume 3 No 2 Tahun 2020 e-ISSN 2655-0857

Kegiatan Ekstrakurikuler di
Sekolah. Universitas Buana
Perjuangan Karawang
Nurihsan, A.J .(2016). Membangun
Peradaban Melalui Pendidikan dan
Bimbingan. Refika Aditama:
Bandung
Santosa, A.W. (2014). Implementasi
Pendidikan Krakter dalam
Membagun Kemandirian dan
Disiplin Siswa Di MTsN Kanigoro
Kras Kabupaten Kediri. Jurnal
Didaktika Religia, 2 (1). 21-38.
Sugiyono .(2014). Metode Penelitian
Kombinasi, Alfabeta: Bandung
Umam, K. (2008). Pengaruh Kegiatan
Ekstrakurikuler terhadap Prestasi
Sains dan
Perilaku Sosial Pelajar. Animal
Genetics, 39(5), 561–563
Wiyani, Novan Ardi .(2013) Membumikan
Pendidikan Karakter di SD. Ar-Ruzz
Media: Yogyakarta
Wuryandani, Wury . (2014). Pendidikan
Karakter Disiplin di Sekolah Dasar.
Jurnal Cakrawala Pendidikan No.
2
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017
https://www.jawapos.com/surabaya/07
/08/2020/seni-ciptakan-rasa-
senang-tingkatkan-imun-tubuh-
tangkal-covid-19/

294 Pembinaan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Bagi Siswa Sekolah Dasar
Yoyo Zakaria Anzhori

Anda mungkin juga menyukai