Anda di halaman 1dari 23

Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774

Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647


Page : 13-28

ANALISIS NILAI KARAKTER PADA KELAS V SD NEGERI PAYA PEUNAGA


MATA PELAJARAN PKn

Nurjannah, M.Pd 1
1
STKIP Bina Bangsa Meulaboh.JL Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong
Kec. Meureubo Kab Aceh Barat. E-mail : ibnunurjannah7@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai karakter pada mata pelajaran PKn di
kelas V SD Negeri Paya Peunaga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis
penelitian ini adalah kualitatif bersifat deskriptif (descriptive research). Subjek dalam
penelitian berjumlah sebanyak 21 orang yang terdiri dari 8 laki-laki dan 13 perempuan,
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Paya Peunaga Kecamatan
Meurebo Kabupaten Aceh Barat. Waktu penelitian pada bulan Agustus 2018. Teknik
pengumpulan datanya seperti: observasi dan wawancara. Instrumen seperti: lembar
observasi, dan lembar wawancara. Data penelitian yang akan dianalisis dalam penelitian ini
adalah deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis nilai karakter siswa
kelas V SD Negeri Paya Peunaga memiliki kriteria yang berbeda pada setiap nilai
karakternya. Mulai dari hasil observasi analisis pelaksanaan pembelajaran guru mendapatkan
kriteria “Sangat Baik”. Hasil pengamatan nilai karakter dalam proses pembelajaran PKn
untuk nilai karakter nilai karakter jujur dengan kriteria “Baik”, disiplin “Baik”, kreatif
“Baik”, kerja keras “Baik”, rasa ingin tahu “Baik”, dan gemar membaca dengan kriteria
“Sangat Baik”. Berbeda dengan hasil yang diperoleh dari hasil angket yang dikerjakan
peserta didik, penerapan nilai karakter jujur dengan kriteria “Baik”, disiplin “Baik”, kreatif
“Baik”, kerja keras “Sangat Baik”, rasa ingin tahu “Baik”, dan gemar membaca dengan
kriteria “Baik”. Jadi hasil pengamatan nilai karakter yang diperoleh menunjukkan bahwa
siswa dalam pembelajaran PKn mendapatkan kategori dalam kriteria “Baik”.

Kata kunci: Analisis, Nilai Karakter, Mata Pelajaran PKn

PENDAHULUAN
Pendidikan karakter saat ini nantinya akan membentuk kepribadian
merupakan topik yang marak atau karakter anak. Merebaknya sikap
diperbincangkan dalam dunia pendidikan. hidup yang buruk dan budaya kekerasan
Pendidikan merupakan salah satu proses atau merakyatnya bahasa ekonomi dan
yang di dalamnya terdapat suatu aturan politik, disadari atau tidak, telah ikut
dan prosedur yang harus dimiliki oleh melemahkan karakter anak-anak bangsa,
setiap peserta didik. Setipa peserta didik sehingga menjadikan nilai-nilai luhur dan
memiliki tanggungjawab yang sama kearifan sikap hidup mati suri. Anak-anak
dalam proses pembelajaran. Pendidikan sekarang gampang sekali melontarkan
menjadi pilar utama untuk memajukan bahasa oral dan bahasa tubuh yang
generasi penerus bangsa demi cenderung tereduksi oleh gaya ungkap
perkembangan intelektual anak. yang kasar dan vulgar. Nilai-nilai etika
Perkembangan intelektual tersebut dan
1
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

estetika telah terbonsai dan terkerdilkan yaitu kualitas kemanusiaan yang baik
oleh gaya hidup instan dan konstan secara objektif, bukan hanya untuk
(Purwanto, 2011: 2). individu perseorangan, tetapi juga baik
Menurut Suyanto (2010: 43) untuk masyarakat secara keseluruhan.
karakter merupakan cara berpikir dan Pendidikan karakter di pendidikan formal
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap dibagi menjadi tiga yaitu: (1) Pendidikan
individu untuk hidup dan bekerja sama, karakter secara terpadu melalui
baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, pembelajaran, (2) Pendidikan karakter
bangsa dan negara. Menurut Ki Hajar secara terpadu melalui manajemen
Dewantara (2011: 25) karakter itu sebagai sekolah, dan (3) Pendidikan karakter
watak atau budi pekerti. Guna mengatasi secara terpadu melalui ekstrakulikuler.
degradasi moral anak bangsa, saat ini Menurut Kemendiknas (2010: 94)
pemerintah dan rakyat Indonesia tengah nilai karakter berasal dari kajian nilai-nilai
gencar mengimplementasikan pendidikan agama, norma-norma sosial, peraturan
karakter di institusi pendidikan mulai dari atau hukum, etika akademik, dan prinsip-
tingkat dini (PAUD), sekolah dasar prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-
(SD/MI), sekolah menengah (SMA/MA), butir nilai yang dikelompokkan menjadi
hingga perguruan tinggi. lima nilai utama, yaitu nilai-nilai perilaku
Menurut Kemdiknas (2010: 15) manusia dalam hubungannya dengan
pendidikan karakter adalah pendidikan Tuhan Yang Maha Esa,dirisendiri, sesama
yang menanamkan dan mengembangkan manusia, dan lingkungan serta
karakter-karakter luhur kepada anak didik, kebangsaan.
sehingga mereka memiliki karakter luhur Nilai-nilai pendidikan karakter pada
itu, menerapkan dan mempraktikan dalam hakekatnya tidak hanya diberikan dalam
kehidupannya, entah dalam keluarga, mata pelajaran Pendidikan
sebagai anggota masyarakat dan warga Kewarganegaraan, namun secara tidak
negara. Sehingga jika proses penanaman langsung nilai-nilai pendidikan karakter
nilai-nilai moralitas secara sempurna, tersebut telah tersirat dalam setiap mata
maka akan menjadi pondasi dasar pelajaran dan setiap guru harus mampu
sekaligus menjadi warna kepribadian menyisipkan nilai-nilai pendidikan
peserta didik ketika dewasa. karakter dalam setiap Rencana Proses
Menurut Zubaedi (2011: 42) Pembelajaran dan mengimplementasikan
pendidikan karakter adalah usaha sengaja dalam setiap proses pembelajaran.
(sadar) untuk mewujudkan kebajikan,

2
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

Banyaknya tindakan amoral yang ditanamkan pada siswa sejak usia dini,
dilakukan peserta didik seperti karena jika siswa sudah memiliki nilai
mencontek, membolos dan tindakan moral yang baik, maka tujuan untuk
lainnya mengindikasikan bahwa membentuk warga negara yang baik akan
pendidikan formal gagal dalam mudah diwujudkan. Sebagaimana yang
membentuk karakter peserta didik. dikemukakan sebelumnya, dalam
Menurut Sjarkawi (2016: 45) menyatakan prakteknya PKn menghadapi kendala
bahwa perilaku dan tindakan amoral yang mengakibatkan jauhnya tujuan
disebabkan oleh moralitas yang rendah. pembelajaran. Pernyataan dari kelemahan
Moralitas yang rendah antara lain PKn diungkapkan oleh Udin (2013: 37)
disebabkan oleh pendidikan moral di yang menyatakan bahwa proses
sekolah yang kurang efektif. pembelajaran dan penilaian lebih
Pendidikan Kewarganegaraan menekankan pada dampak instruksional
merupakan salah satu konsep pendidikan yang terbatas pada penguasaan
yang berfungsi untuk membentuk siswa materi/pada dimensi kognitif. Dengan
sebagai warga negara yang mempunyai demikian apa yang diperoleh peserta didik
karakter. Pendidikan Kewarganegaraan bukan bersifat kognitif, afektif, dan
terhadap pengembangan karakter psikomotorik namun masih dalam lingkup
dikemukakan oleh Samsuri (2013: 20) kognitif.
yang menyatakan Pendidikan Pelaksanaan nilai karakter masih
Kewarganegaraan memiliki dimensi- banyak kendala yang dihadapi.
dimensi yang tidak bisa dilepaskan dari Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri
aspek pembentukan karakter dan moralitas Paya Peunaga pada dasarnya sudah
public warga negara. melaksananakan pendidikan karakter.
Tujuan Pendidikan Namun ada beberapa guru belum
Kewarganegaraan di sekolah dasar tidak mengetahui tentang pelaksanaan
hanya sekedar membekali siswa ke pendidikan karakter, selain itu ada
jenjang selanjutnya tetapi penanaman anggapan dari beberapa guru yang
moral yang diharapkan dapat membentuk menyatakan pendidikan karakter
warga negara yang baik. Menurut merupakan sebuah mata pelajaran yang
Rumiyati (2013: 1) menyatakan bahwa berdiri sendiri.
PKn sebagai pendidikan nilai, moral, dan
norma tetap METODE
Penelitian ini menggunakan memahami dan menafsirkan makna suatu
pendekatan kualitatif, yang berusaha
3
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28
peristiwa, interaksi dan tingkah-laku

4
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

manusia dalam situasi tertentu menurut 40% sampai 60% siswa aktif, skor 4
perspektif peneliti sendiri. (Husaini, 2010: bila 60% sampai 80% siswa aktif, skor
81) Pendekatan ini digunakan karena data 5 bila 80% sampai 100% siswa aktif.
yang diperoleh adalah data deskriptif yang Sedangkan untuk melihat “kualitas
berupa kata-kata tertulis dan lisan dari keaktifan” digunakan kualitas
orang-orang serta berupa dokumen atau keaktifan dengan skor : 1 = sangat
perilaku yang diamati. kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 =
Jenis Penelitian ini bersifat baik; 5 = baik sekali.
deskriptif (descriptive research) atau a) Lembar Wawancara
suatu penelitian yang ditujukan untuk Lembar Wawancara adalah suatu
menggambarkan fenomena-fenomena teknik yang digunakan untuk
yang ada yang berlangsung pada saat ini mengumpulkan data. wawancara
atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak adalah percakapan dua belah pihak
mengadakan manipulasi atau pengubahan dangan maksud tertentu.
pada variabel-variabel bebas tetapi 3.6. Teknik Analisis Data
mengambarkan kondisi apa adanya. Analisis data adalah proses mencari
Upaya tindakan untuk perbaikan dan menyusun secara sistematis data yang
dimaksudkan sebagai pencarian jawab diperoleh dari hasil wawancara, catatan
atas permasalah yang dialami oleh para lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
guru dalam melaksanakan tugasnya mengorganisasikan data ke dalam
sehari-hari. kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,
Lembar observasi ini berisi pedoman melakukan sintesa, menyusun ke dalam
dalam melaksanakan pengamatan pola, memilih mana yang penting, dan
terhadap aktivitas siswa selama yang akan dipelajari, dan membuat
pembelajaran, juga berisi tentang skor kesimpulan sehingga mudah di pahami
atau penilaian banyaknya siswa yang oleh diri sendiri maupun orang lain
aktif dalam kelas yang diteliti, serta (Sugiono, 2013: 244).
kualitas keaktifan siswa dalam proses Dalam menganalisa data, peneliti
belajar mengajar yang bertujuan untuk menggunakan metode deskriptif yaitu
mengamati analisis nilai karakter. metode yang metode penelitin yang
Pemberian skor terhadap “banyaknya berusaha menggambarkan dan
siswa yang aktif” yaitu dengan melihat menginterpretasi objek sesuai dengan apa
persentase keaktifan siswa . Skor 0 bila adanya. Dalam hal ini, peneliti mencoba
siswa aktif < 20% , skor 2 bila 20% untuk mendeskripsikan dan memaparkan
sampai 40% siswa aktif, skor 3 bila
5
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28
hasil dari observasi, wawancara
maupun

6
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

dokumentasi tentang analisis nilai berfikir induktif, yaitu cara peneliti


karakter pada mata pelajaran PKn di kelas berusaha mengumpulkan fakta dari
V SD Negeri Paya Peunaga fenomena atau peristiwa-peristiwa yang
Setelah dilakukan analisis deskriptif bersifat khusus, kemudian berdasarkan
mengenai subyek yang diteliti dan data fenomena atau peristiwa yang bersifat
yang dihasilkan adalah data kualitatif, khusus tadi, diambil kesimpulan yang
maka peneliti menggunakan metode bersifat umum (Andi, 2014: 46)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi yang Kebanyakan bahasa Aceh tetapi
dilakukan di SD Negeri Paya Peunaga, didalam sekolah tetap bahasa
antara lain: Indonesia
1. Mengamati lokasi dan keadaan di d. Keaktifan warga sekolah
sekitar sekolah Sangat aktif
a. Alamat atau lokasi sekolah serta 3. Mengamati kondisi fasilitas yang
lingkungan sekitar sekolah dimiliki sekolah
Jalan. Daun Dariah, Dususn. a. Sarana dan prasarana sekolah
Persiapan Peunaga Paya Layak untuk digunakan
b. Kemudahan akses transportasi b. Gedung sekolah
sekolah Layak digunakan tetapi perlu
Sangat mudah didapatkan, direnovasikan
contohnya: Becak. 4. Mengamati interaksi seluruh
2. Mengamati kegiatan pembelajaran warga sekolah
a. Persiapan yang dilakukan a. Interaksi kepala sekolah dengan
sebelum memulai kegiatan guru, karyawan, siswa, dan
pembelajaran orang tua siswa
Ada, seperti RPP Dalam proses belajar mengajar
b. Ketepatan waktu dalam memulai mencakup tentang hubungan
dan mengakhiri kegiatan silahturahmi, ada hubungan
pembelajaran saling menghargai jangan
Tepat waktu dalam memulai sampai kalian ini dengan teman
pelajaran dan mengakhiri sebangkuk tidak saling
pelajaran mengenal dan ibu harapkan
c. Bahasa yang digunakan oleh kepada kalian semua diantara
warga sekolah kalian jangan saling membenci

7
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28
antara laki-laki

8
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

dan perempuan dan jangan 2. Sansi disini bentuknya adalah sansi


akhlaknya ada perbedaan dan pembinaan bukan anak lebih pada
jangan sampai akrab perempuan penanaman nilai itu lebih sadar
dan laki-laki yang tidak senonoh untuk menanamkannya bukan
dengan agama yaitu agama istilahnya pemberian sansi berupa
Islam jangan sampai ada fisik yang menyakitkan anak tetapi
perbedaan. Kemudian rasa untuk menguatkan karakter dengan
kekeluargaan juga demikian itu sehingga prilaku yang
harus memiliki rasa menyimpang itu bisa terarah sesuai
kekeluargaan karena rasa harapan dan ketentuan dari nilai-
kekeluargaan kita menciptakan nilai karakter yang kita kembangan
rasa yang harmonis tanpa ada dan kita perdayakan disekolah ini,
suasana harmonis juga dalam jadi bagi anak yang mempunyai
pembelajaran tidak tercapai. kelebihan maupun prestasi kita
b. Interaksi guru dengan karyawan, berikan penguatan jadi jika anak
siswa, dan orang tua siswa yang melanggar aturan atau
Saling menghargai karakter yang kita sepakati ini kita
c. Interaksi karyawan dengan beri sansi yang berupa pembinaan.
siswa dan orang tua siswa 3. Beberapa cara bisa juga melalui
Saling menghargai dengan baik pengamatan dan bisa juga melalui
(hasil observasi tanggal 6 kegiatan-kegiatan secara tidak
Agustus 2018). langsung itu terlibat anak untuk
perbuat dan juga bisa melalui
4.1.1.1. Hasil Wawancara bentuk kuesioner ataupun bentuk-
Berdasarkan hasil penelitian bentuk asismen yang yang bisa
wawancara dengan kepala sekolah SD mendapatkan fakta yang kita
Negeri Paya Peunaga antara lain: harapkan dan karakter yang kita
1. Untuk saat ini kondisinya penuh kembangkan disekolah
sekali untuk peningkatan dan 4. Untuk memberikan ini perlu adanya
pembinaan terus secara pembiasaan-pembiasaan dari awal
berkesinambungan dari tahap mulai budaya bersih kemudian
pertama mulai dengan pendidikan adanya pemberian tugas yang
keluarga siswa dan juga penanaman diselesaikan dan tanggung
nilai-nilai yang terkait untuk jawabnya itu selesai atau tidak tepat
penguratan karakter tersebut.
9
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28
waktu

1
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

atau lebih cepat itu akan kita sikap disiplin dan juga prilaku yang
berikan rewed atau penghargaan, tidak disiplin itu apa akibatnya dan
jadi pembiasaan-pembiasaan juga contoh kejadian-kejadian yang
melihat anak untuk penyusunan dan terkait dengan pelanggaran karakter
juga membuat perencanaan itu contohnya kecelakaaan atau
terlibat anak sehingga merasakan sebagainya.
memiliki tanggung jawab. Berdasarkan hasil penelitian
5. Pembelajaran penilaian karakter wawancara dengan guru wali kelas V SD
dengan cara eklisif itu tidak terlalu Negeri Paya Peunaga antara lain:
nampak tetapi secara koperasif itu 1. Setiap hari para peserta didik
memasukan semua ranah yaitu akhlaknya bagus kemudian didalam
memasukan kedalam pembelajaran kelas anak kreatif, aktif dalam
tidak hanya diPKn saja sebenarnya pertanyaan ini dibidang pelajarn
karakter ini juga disemua mata PKn anak kelas V juga mempunyai
pelajaran karena nilai-nilai yang sopan santun.
dikembangkan dari pendidikan 2. Pendukung itu harus didukung oleh
kewargaannegaraan ini maka disitu kepala sekolah, guru, komite atau
lebih dikuatkan lagi. walid murid dengan demikian saya
6. Pasti, antara lain ada absensi dan merasa senang juga di SD Negeri
kehadiran siswa, keluar masuk Paya Peunaga bahwa kesemua
siswa juga kita bahas, tepat waktu stikholder itu berperan aktif jadi
atau tidak kedisiplinan merupakan dengan sendirinya dengan perannya
hal yang mendasar dan pondamen aktif kami semua peserta didik yang
bisa berhasil tidaknya penanaman kami bimbing mampu didalam
karakter pada anak-anak jadi kelas saat pembelajaran
memegang peranan sangat penting berlangsung.
bagi karakter itu. 3. Yang saya nilai sikap dan tingkah
7. Pertama guru bisa menjadikan lakunya dengan adanya sikap dan
teladan dan juga memberikan tingkah laku yang bagus dengan
keteladanan berbentuk instrument- sendirinya anak mempunyai
instrumen yang lain yang bisa karakter yang lebih bagus dan juga
menunjang pada materi yang tepat nilai yang bagus karena tanpa
pada karakter kedisiplinan bisa adanya kesopanan tindak lanjutnya
melaui cerita dan contoh diman dengan sendiri guru agak

1
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28
kepayahan tetapi kelas V ini
anak-anaknya

1
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

mudah diberi penilaian yang cukup 7. Iya, jelas sekali, karena pendidikan
baik. karakter anak-anak lebih
4. Menganalisis setiap bidang studi menjerumus kepada kedisiplinan,
kami menilai aktivitas dan jadi dengan kita menilai dengan
kedisiplinan anak, cara belajar karakter guru juga lebih mudah
aktifnya, kemudian didalam mengetahui bagaiman karakter
pelajaran siswa itu kreatif atau tidak anak-anak dalam kelas kemudian
kalau memang anak aktif dan karakter individu juga kita lebih
kreatif nilainya lebih bagus, kalau mengetahui secara jelas dan
anak pendiam kami memberikan odentik.
pengayaan, dimana anak belum Hasil Dokumentasi
ketahui tentang pelajaran atau pun Berdasrkan hasil dokumentasi
nilai harian semester semuanya lingkungan sekolah SD Negeri Paya
baik. Peunaga mulai dari halaman depan
5. Kalau penilaian karakter siswa sekolah dan taman-taman kecil di depan
pengaruhnya pada sikap anak dan kelas ditumbuhi dengan rumput hijau serta
karakternya untuk menujukan yang tanaman-tanaman hias. Tanaman hias juga
lebih baik seandainya anak tidak terdapat di ruang guru, ruang kepala
mempunyai sikap yang berkarakter sekolah, dan ruang-ruang kelas siswa.
berarti didalam pelajaran itu agak Tanaman hias di lingkungan SD Negeri
malas dan anak tidak mengetahui Paya Peunaga beragam jenisnya
sebanyak mungkin baik dibidang diantaranya yakni bunga mawar, bunga
PKn dan juga pelajaran lain anggrek, dan lain-lainnya.
terutama dibidang agama SD Negeri Paya Peunaga
akhlaknya. merupakan sekolah terlihat bersih, siswa
6. Iya, jelas sekali, kami sangat dapat berperan dalam menjaga kebersihan
bertanggung jawab tentang lingkungan sekolah dengan cara tidak
pelajaran PKn, karena pelajaran membuang sampah sembarangan, selain
PKn juga menanamkan moral itu siswa juga bisa memungut sampah
kepada anak-anak yang sangat baik, yang berserakan dan membuangnya pada
tanpa ada pelajaran PKn juga tempat sampah yang telah tersedia agar
semua pelajaran lain tidak tidak ada sampah yang berserakan di
mendukung dengan pelajaran PKn lingkungan sekolah. Serta, siswa
anak di didik dengan baik. diharapkan tidak mencorat-coret tembok

1
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28
dan bangku yang merupakan sarana
pembelajaran, dengan

1
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

begitu, bangku dan tembok akan tetap kegiatan eksplorasi, elaborasi, konfirmasi,
terlihat bersih tanpa adanya coretan- dan kegiatan penutup. Perbedaan
coretan yang dibuat oleh siswa dan siswi. penggunaan model pembelajaran ini
Selain membuang sampah pada memberikan pengaruh yang berbeda pula
tempatnya, menjaga kebersihan bangku pada pemahaman siswa terkait materi
dan tembok, siswa juga diwajibkan untuk yang dijelaskan oleh tiap-tiap guru.
melaksanakan piket kelas yang sudah Seperti halnya di SD Negeri Paya Peunaga
menjadi ketentuan, juga pihak sekolah pelaksanaan pembelajaran yang
membuat satu peraturan yang didalamnya berlangsung di kelas V menggunakan
berisi anjuran bagi siswa dan siswi untuk beragam model pembelajaran yang
menjaga kebersihan lingkungan sekolah. berbeda-beda antara guru PKn satu
Hal yang paling pokok untuk peran siswa dengan yang lainnya. Sejauh ini metode
dan siswi dalam menjaga kebersihan ini pembelajaran yang pernah dilakukan guru
adalah kesadaran diri masing-masing Pendidikan Kewarganegaraan SD Negeri
individu untuk menjaga kebersihan Paya Peunaga. Penggunaan metode
sekolahnya agar sekolah tetap dalam pembelajaran yang pernah dilakukan
keadaan bersih sehingga kegiatan belajar adalah ceramah, diskusi, tanya jawab, dan
mengajar menjadi nyaman. Terlihat di terkadang ada permainan. Lanjutnya,
lapangan bahwa kesadaran siswa untuk metode pembelajaran ceramah dan tanya
membuang sampah pada tempatnya, tidak jawab terkadang dirasa kurang menarik,
mencoret meja/kursi dan tembok dan apalagi ketika pelajaran tersebut berada di
menjalankan jadwal piket menyapu kelas jam terakhir. Namun ketika ceramah itu
sudah baik tapi keasadaran untuk saling diselingi dengan cerita-cerita menjadikan
mengingatkan menjaga kebersihan dan suasana kelas lebih menarik lagi.
mengambil sampah yang bukan dari Teknik Penilaian Hasil Pembelajaran
mereka sendiri masih kurang. Pendidikan Kewarganegaraan Dalam
Karakter.
Pelaksanaan Pembelajaran Penilaian Pendidikan
Pembentukan Karakter
Pada pelaksanaan pembelajaran Kewarganegaraan dalam karakter berbeda
yang berlangsung di kelas berbagai model dengan penilaian Pendidikan
pembelajaran yang dilakukan tiap-tiap Kewarganegaraan yang lain. Teknik
guru memiliki ciri khasnya masing- penilaian yang digunakan untuk hasil
masing. Hal ini terlihat dari mulai pembelajaranPendidikan
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti yang Kewarganegaraan dalam karakter masih
meliputi sederhana yaitu penilaian sikap dengan

1
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

menggunakan pengamatan/observasi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Selama tidak ada siswa yang terlalu Pendidikan Kewarganegaraan Dalam
Karakter
mencolok sikap negatifnya, tidak akan Proses pembelajaran Pendidikan
mendapat nilai yang jelek. Kemudian Kewarganegaraan dalam karakter
keaktifan di kelas, semangat pada waktu diperlukan penyusunan Rencana
pelajaran, respon mereka terhadap guru. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
Misalnya, ketika masuk kelas memberikan baik agar sesuai dengan materi dan tujuan
salam atau tidak. Selanjutnya terkait yang hendak dicapai. Pembelajaran
kelengkapan seragam misalnya sepatu Pendidikan Kewarganegaraan karakter
juga jadikan bagian dari penilaian. yang dimaksudkan untuk membentuk
Pembentukan sikap lebih yang siswa menjadi manusia yang memiliki
diutamakan, meskipun penilain kognitif rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
juga penting. Ketika nilai kognitif itu menunjukkan pentingnya siswa sebagai
standarnya sudah ada secara umum dapat generasi muda yang memiliki komitmen
disampaikan dan dapat diusahakan agar kuat terhadap NKRI. Hal ini sesuai dengan
siswa mencapai target nilai kognitif. pendapat Ibu M, bahwa karakter atau
Berbeda ketika dengan penilaian sikap, sikap merupakan hal yang utama. Karena
karena sikap ini adalah sesuatu yang menurut Ibu Mardhiah, S.Pd, untuk apa
sifatnya non-tes, jadi untuk tanggung cerdas di bidang Matematika, Fisika atau
jawab moralnya lebih kepada lain sebagainya ketika sikap kejujuran dan
pembentukan sikap. Hal tersebut juga disiplin tidak tertanam pada diri siswa,
diungkapkan oleh guru bahwa dalam bahkan ketika kebangaan terhadap negara
penilaian Pendidikan Kewarganegaraan sendiri tidak ada hal ini akan berdampak
dalam karakter terdapat teknik penilaian buruk bagi rasa nasionalisme mereka yang
yang berbeda dengan teknik penilaian nantinya akan menyebabkan berbagai
Pendidikan Kewarganegaraan pada materi konflik. Salah satu peran guru Pendidikan
yang bersifat kognitif. Penggunakaan Kewarganegaraan sebagai pengajar adalah
teknik penilaian hasil belajar yang membuat panduan dan arah acuan
dilakukan adalah melalui observasi atau mengajar berupa Rencana Pelaksanaan
pengamatan yang kemudian dapat Pembelajaran (RPP). Persiapan yang
dikomunikasikan dengan guru-guru atau paling utama dilakukan guru adalah
wali kelas terkait sikap ataupun perilaku dengan menyusun Rencana Pelaksanaan
para siswa. Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan
Pembahasan Hasil Penelitian selama satu tahun dalam proses

1
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

pembelajaran Pendidikan sikap siswa. Pada materi Pendidikan


Kewarganegaraan. Penyusunan Rencana Kewarganegaraan tingkat SD terkandung
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) inilah dalam Kompetensi Dasar sebagai berikut:
yang nantinya menjadi pedoman dalam Pada format penyusunan Rencana
pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Pelaksanaan Pembelajaran di atas dapat
Karena tidak hanya terkait materi yang diketahui bahwa karakter siswa yang
akan dibahas tetapi langkah-langkah diharapkan sudah mencakup nilai-nilai
dalam setiap kegiatan sudah terencana karakter dalam satuan pendidikan yang
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran bersumber dari agama, Pancasila, budaya,
(RPP) ini. dan tujuan pendidikan nasional yang
Pada prinsipnya dalam proses kesemua nilai tersebut menjadi nilai-nilai
belajar mengajar yang meliputi tahap nasional yang harus ditanamkan kepada
persiapan sampai dengan tahap evaluasi siswa.
dibutuhkan suatu pedoman dalam Dalam Penyusunan Rencana
pelaksanaannya. Proses penyusunan Pelaksanaan pembelajaran karakter, nilai-
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) nilai pembentukan karakter harus
pada pembelajaran Pendidikan berlandaskan Pancasila. Di mana dalam
Kewarganegaraan memiliki keunikan sila-sila Pancasila terkandung nilai-nilai
tersendiri. Keunikan-keunikan tersebut luhur yang menjadi pedoman bagi bangsa
bisa dilihat dari mulai penyusunan materi Indonesia dalam bersikap dan berperilaku
sampai dengan proses evaluasinya. Di di berbagai lingkungan sosial. Dalam
mana materi pembelajaran atau bahan ajar rangka lebih memperkuat pelaksanaan
(instructional materials) secara garis pendidikan karakter pada satuan
besar terdiri atas pengetahuan, sikap dan pendidikan telah teridentifikasi 18 nilai
keterampilan yang harus dipelajari siswa yang bersumber dari agama, Pancasila,
dalam rangka mencapai kompetensi yang budaya, dan tujuan pendidikan nasional.
telah ditentukan. Secara terperinci materi Karakter yang diharapkan terbentuk pada
pembelajaran yang bersifat pengetahuan diri siswa dalam format penyusunan RPP
(fakta, konsep, preposisi, prinsip, teori) di atas, guru Pendidikan Kewarganegaraan
materi bersifat keterampilan (tata cara, SD Negeri Paya Peunaga sudah
prosedur) dan materi bersifat nilai. mencantumkan karakter. Karakter yang
Penilaian karakter dalam dimaksud adalah karakter tanggung jawab
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan (responsibility), rasa hormat dan perhatian
tujuan untuk penanaman dan (respect), dapat dipercaya
pembentukan
1
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

(trustworthines), tekun (diligence), selalu sesuai dengan Rencana Pelaksanaan


kewarganegaraan (citizenship), berani Pembelajaran yang telah disusun. Hal
(courage), peduli (caring), dan jujur tersebut mengingat beberapa faktor, antara
(fairnes). lain mengenai karakter siswa yang
Pendidikan Kewarganegaraan beranekaragam, sehingga guru merasa
dalam pembentukan karakter di SD kesulitan untuk membuat Rencana
Negeri Paya Peunaga dalam penyusunan Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan kebutuhan siswa sekarang.
(RPP) diketahui bahwa pada dasarnya Kondisi atau keadaan siswa yang tidak
Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menentu membuat proses pembelajaran
tersebut sudah mengintegrasikan yang telah terencana keluar dari skema
pembentukan karakter kebangsaan di yang telah ditentukan. Banyaknya materi
dalam penyusunannya. Dengan yang harus disampaikan dan keterbatasan
menyertakan nilai tanggung jawab waktu Kewarganegaraan sesuai dengan
(responsibility), rasa hormat dan perhatian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
(respect), dapat dipercaya telah disusun.
(trustworthines), tekun (diligence), Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan
kewarganegaraan Kewarganegaraan Penilaian Karakter
Pelaksanaan pembelajaran yang
(citizenship), berani (courage), peduli
berlangsung di dalam kelas merupakan
(caring), dan jujur (fairnes) yang
proses belajar mengajar yang mencakup
diharapkan tercapai melalui masing-
baik indera pendengaran maupun indera
masing KD. Serta dari Rencana
penglihatan. Di mana dalam proses belajar
pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
mengajar selain menyampaikan materi
dimiliki guru, dapat diketahui bahwa
guru juga dituntut untuk
ketika mengajar guru sudah
mengintegarasikan nilai-nilai karakter
menyampaikan materi pembelajaran yang
pada setiap materi pembelajaran dan pada
sesuai dengan SK-KD yang juga sudah
setiap mata pelajaran. Oleh karena itu
sesuai dengan Rencana pelaksanaan
siswa diharapkan nantinya memiliki
Pembelajaran (RPP) yang disusun.
kemampuan tidak hanya pada aspek
Meskipun terkadang dalam pelaksanaan
kognitif semata, tetapi siswa juga
kegiatan inti masih tidak sesuai dengan
memiliki kemampuan dalam aspek
Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
psikomotorik dan aspek afektif.
yang dibuat oleh guru.
Pada pelaksanaan pembelajaran
Guru Pendidikan Kewarganegaraan tidak
1
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

Penanaman nilai-nilai karakter pada pertemuan pembelajaran selalu mencoba


proses belajar mengajar dari hasil untuk memberikan informasi terbaru
observasi menunjukkan bahwa nilai-nilai terkait persoalan apa yang sedang terjadi,
karakter lebih banyak disisipkan pada karena di SD Negeri Paya Peunaga ini
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti untuk akses informasi sangat terbatas
(elaborasi dan konfirmasi) dan kegiatan maka salah satu cara yang dilakukan oleh
penutup. Pada kegiatan pendahuluan guru Pendidikan Kewarganegaraan adalah
menunjukkan bahwa karakter yang dengan memberikan informasi terbaru
diharapkan tertanam pada diri siswa kepada siswa. Kemudian dari informasi
merupakan karakter kepedulian, cinta ini siswa dimintai pendapat mereka, baik
lingkungan, saling menghargai dan berupa tanggapan positif ataupun tidak
menghormati, religius, jujur, toleransi, siswa memberikan pandangan mereka
disiplin, serta rasa ingin tahu. Sedangkan tentang persoalan yang sedang terjadi.
untuk pembentukan karakter kebangsaan Pada kegiatan ini yang bisanya dilakukan
meskipun masih secara implisit sudah pada kegiatan pendahuluan setelah
mulai terlihat pada kegiatan inti presensi guru Pendididikan
(elaborasi, konfirmasi) dan kegiatan Kewarganegaraan mengaharapkan siswa
penutup. Hal ini terlihat pada kegiatan secara perlahan mulai peduli dengan
tanya jawab terkait tugas dan wewenang kejadian-kejadian yang sedang terjadi
lembaga tinggi negara, di samping karena kasus yang dihadirkan adalah
menjelaskan tugas dan wewenang dari kasus dari pengalaman-pengalaman nyata
masing-masing lembaga negara guru dan tidak dibuat-buat. Dengan demikian
Pendidikan Kewarganegaraan lama- kelamaan dapat membangkitkan
memberikan pemahaman bahwa sebagai kemampuan berpikir kritis karena
pejabat negara yang salah satu tujuannya berangkat dari kenyataan sosial yang pada
adalah mensejahterahkan rakyat menjadi gilirannya akan mampu memberi
tujuan utama, bukan sebaliknya kontribusi berharga bagi pemecahan
mensejahterahkan diri sendiri maupun masalah.
keluarga atau kelompoknya.
Tidak sampai di situ guru
Pendidikan Kewarganegaraan dalam karakter yaitu menggunakan teknik
setiap Berdasarkan hasil wawancara SD penilaian sikap. Penilaian sikap dilakukan
Negeri Paya Peunaga teknik untuk menilai sikap siswa dalam proses
evaluasi/penilaian hasil pembelajaran pembelajaran di dalam kelas dan di luar
Pendidikan Kewarganegaraan dalam
1
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

kelas dengan menggunakan teknik terhadap proses


observasi perilaku dan pertanyaan
langsung. Sedangkan untuk penilaian
karakter belum terlihat pada penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Penilaian sikap merupakan salah
satu penilaian yang diterapkan dalam
penilaian pendidikan karakter yaitu untuk
menilai sikap siswa.
Dalam penilaian sikap yang
menjadi objek penilaian dalam proses
pembelajaran adalah sikap siswa terhadap
materi pelajaran, sikap siswa terhadap
guru, sikap siswa terhadap proses
pembelajaran, dan sikap siswa berkaitan
dengan nilai atau norma yang
berhubungan dengan suatu materi
pelajaran (Winarno, 2013: 222).
Pertanyaan langsung dapat
diterapkan dengan cara tanya jawab atau
wawancara dengan siswa mengenai sikap
yang seharusnya terhadap sesuatu hal atau
masalah yang terjadi. Teknik evaluasi ini
dapat disimpulkan melalui reaksi atas
jawaban yang diberikan siswa. Pendidikan
Kewarganegaraan dalam karakter
merupakan ilmu yang bersifat aplikatif
dan secara langsung seharusnya dapat
menanamkan nilai-nilai karakter untuk
membentuk siswa yang berkarakter,
sehingga untuk mengukur hasil
pembelajaran dengan menggunakan
teknik observasi perilaku. Teknik ini
dilakukan untuk menilai sikap siswa
terhadap materi pembelajaran dan
2
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28
pembelajaran baik di dalam kelas dikomunikasikan bersama guru-guru atau
maupun di luar kelas. Seperti yang wali kelas yang
diungkapkan oleh Ibu M, S.Pd, penilaian
Pendidikan Kewarganegaraan dalam
karakter berbeda dengan penilaian
Pendidikan
Kewarganegaraan yanglain. Teknik
penilaian yang digunakan untuk hasil
pembelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan yang dalam karakter
masih sederhana yaitu dengan
menggunakan pengamatan/observasi.
Selama tidak ada siswayang terlalu
mencolok sikap negatifnya, tidak akan
mendapat nilai yang jelek, biasanya rata-
rata kelas menjadi tolah ukurnya, jika
memang baik maka nilai semuanya juga
baik.
Namun di samping menggunakan
pengamatan/observasi dalam penilaian
sikap tetap ditambahkan poin plus (+)
terkait keaktifan di kelas, semangat pada
waktu pelajaran, respon mereka terhadap
guru, kerapian serta sikap disiplin juga
menjadi pertimbangan dalam penilaian.
Hal tersebut juga diungkapkan oleh guru
bahwa dalam penilaian Pendidikan
Kewarganegaraan dalam karakter
terdapat teknik penilaian yang berbeda
dengan teknikpenilaian
Pendidikan
Kewarganegaraan pada materi yang
bersifat kognitif. Penilaian sikap yang
dilakukan adalah dengan pengamatan,
untuk penilaian biasanya

2
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

bersangkutan. Evaluasi hasil pembelajaran teknik observasi perilaku dan pertanyaan


di SD Negeri Paya Peunaga dalam data langsung. Teknik tersebut digabungkan
dokumentasi terlihat menggunakan teknik untuk memberikan penilaian sikap siswa.
non-tes yaitu penilaian sikap yang
meliputi DAFTAR PUSTAKA
Abdurahmat, 2012, Efektivitas Organisasi Kesume, 2012, Pendidikan Karakter
Edisi Pertama, Jakarta: Kajian Teori dan Praktik
Airlangga diSekolah, Bandung: Remaja
Rosdakarya
Agus, 2013, Pendidikan Karakter Berbasis
Nilai dan Etika diSekolah, Ki Hajar Dewantara, 2011, Karya Bagian
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media II Kebudayaan. Majelis
Luhur Persatuan Taman
Aunillah, 2011, Panduan Menerapkan Siswa, Yogyakarta
Pendidikan Karakter
diSekolah, Jakarta: Erlangga Prijodarminto, 2014, Disiplin Kiat Menuju
Sukses, Jakarta: Abadi
Aqib, 2011, Panduan dan Aplikasi
Pendidikan Karakter, Purwanto, 2011, Evaluasi Hasil Belajar,
Jakarta: Gaung Persada Press Surakarta: Pustaka Belajar

Daryanto, 2013, Standar Kompetensi dan , 2012, Evaluasi Hasil Belajar,


Penilaian Kinerja Guru Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Profesional, Yogyakarta:
Gava Media Rumiyati, 2013, Pengembangan
Pendidikan
Fadillah dan Lilif, 2013, Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah
Karakter Anak Usia Dini, Dasar, Jakarta: Depdiknas
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Udin, 2013, Materi dan dan Pembelajaran
Fathurrohman, 2013, Pengembangan PKn SD, Jakarta: Universitas
Pendidikan Karakter, Terbuka
Bandung: RefikaAditama
Samani, 2012, Pendidikan karakter,
Gunawan, 2012, Pendidikan Karakter, Bandung: Remaja
konsep dan implementasi, Rosdakarya
Bandung: Alfabeta
Samsuri, 2013, Pendidikan Karakter
Warga Negara, Yogyakarta:
Husaini, 2010, Manajemen. Teori, Praktik, Diandra Pustaka Indonesia
dan Riset Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara Solihatin, 2012, Strategi Pembelajaran
PPKN, Jakarta: Sinar Grafika
Kemdiknas, 2010, Pendidikan Karakter Offset
Terintegrasi dalam
Pembelajaran di. Sekolah Sudjana, 2011, Teknologi Pengajaran,
Menengah Pertama, Jakarta: Bandung: Sinar Baru
Direktorat PSMP Kemdiknas Algesindo

2
Bina Gogik, p-ISSN: 2355-3774
Volume 6 No. 2, September 2019 e-ISSN: 2579-4647
Page : 13-28

Sjarkawi, 2016, Pembentukan


Kepribadian Anak, Jakarta:
Bumi Aksara

Susanto, 2013, Teori Belajar Dan


Pembelajaran Di Sekolah
Dasar, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group

Suyanto, 2011, Metode Penelitian Sosial,


Jakarta: Prenada Media
Group

Zainal, 2011, Evaluasi Pembelajaran,


Bandung: Remaja
Rosdakarya

Wardati, 2011, Implementasi Bimbingan


dan. Konseling diSekolah,
Jakarta: Prestasi Pustaka
Wardoyo, 2013, Pembelajaran Berbasis
Riset, Jakarta: Rineka Cipta

Wellek dan Warren, 2013, Teori


Kesusastraan, Jakarta:
Gramedia

Winarno, 2013, Pembelajaran Pendidikan


Kewarganegaraan,
Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai