Anda di halaman 1dari 10

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH

DI KABUPATEN WAKATOBI

1Felta, 2Nursin, 3Darwis Buton, 4Joleha Nacikit, 5Eka Wati Belen, 6Noni Siompo
1Universitas Haluoleo
23456Universitas Iqra Buru

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi upaya penerapan pendidikan karakter di SDN 1 Ambeua Kabupaten
Wakatobi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh merupakan data primer
dan data sekunder. Metode dalam penelitian ini adalah metode observasi dengan teknik pengumpulan data yang
digunakan, yakni observasi non partisipatif, wawancara mendalam, studi dokumentasi, studi literatur. Teknik analisis
data yang digunakan, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa Ada lima upaya penerapan pendidikan karakter yang telah diterapkan oleh
pihak SD Negeri 1 Ambeua yang dapat dilihat secara materil dan non materil, yakni 1) penanaman karakter yang
religious, yakni sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain; 2) penumbuhan karakter nasionalis
seperti selalu mengikuti upacara bendera, menghafal butir-butir pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, taat
kepada peraturan sekolah, dan lain-lain; 3) penanaman karakter yang integritas, yakni Sikap yang teguh
mempertahankan prinsip, tidak mau korupsi, dan menjadi dasar yang melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai
moral; 4) penumbuhan karakter mandiri, yakni sikap seseorang yang tidak selalu bergantung pada orang lain, dan
selalu melakukan sesuatu secara sendiri tanpa arahan atau bergantungan dengan orang lain; 5) membiasakan hidup
bergotong royong seperti saling menolong jika ada teman yang mengalami kesusahan.

Kata kunci: penerapan, pendidikan, karakter, sekolah, wakatobi.

Abstract
The purpose of this study was to identify efforts to implement character education in SDN 1 Ambeua Wakatobi
Regency. This type of research is a qualitative descriptive study. The data obtained are primary data and secondary
data. The method in this research is an observation method with data collection techniques used, namely non-
participatory observation, in-depth interviews, documentation study, literature study. The data analysis techniques
used were data reduction, data presentation, and conclusion drawing.
The results of the research prove that there are five efforts to implement character education that have been
implemented by SD Negeri 1 Ambeua which can be seen materially and non-materially, namely 1) the inculcation of
religious character, namely obedient attitudes and behavior in implementing religious teachings. towards the
practice of worship of other religions, and living in harmony with adherents of other religions; 2) the development of
a nationalist character such as always following flag ceremonies, memorizing Pancasila points and the 1945
Constitution, obeying school regulations, and so on; 3) instilling a character of integrity, namely an attitude that is
firm in maintaining principles, does not want to be corrupt, and becomes a basis that sticks to oneself as moral values;
4) the development of independent character, namely the attitude of a person who is not always dependent on
others, and always does something independently without direction or depending on other people; 5) getting used
to living together like helping each other if a friend is experiencing difficulties.
Keyword: application, education, character, school, wakatobi
PENDAHULUAN selanjutnya. Pendidikan karakter adalah
Dalam dunia pendidikan karakter untuk membentuk penyempurnaan diri
sangat dibutuhkan peserta didik untuk individu secara terus menerus dan melatih
membentuk pribadi yang baik, bijaksana, kemampuan diri demi menuju kearah hidup
jujur, bertanggung jawab dan bisa yang lebih baik. Siapa yang harus melakukan
menghormati orang lain. Karakter adalah pendidikan karakter?
watak atau sifat, akhlak ataupun kepribadian Pemerintah telah menerbitkan Perpres
yang membedakan seorang individu dengan tentang Penguatan Pendidikan Karakter
individu lainnya. Karakter dapat dikatakan (PPK). PPK merupakan kebijakan pendidikan
sebagai keadaan sebenarnya dari dalam diri yang tujuan utamanya adalah untuk
seorang individu yang membedakan antara mengimplementasikan Nawacita Presiden
dirinya dengan individu lain. Menurut Joko Widodo–Jusuf Kalla dalam sistem
Krismanto dalam Taufik dan Susiati (2019) pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini
masyarakatakan cenderung lebih cepat terintegrasi dalam Gerakan Nasional
mengalami, mengantisipasi dan Revolusi Mental (GNRM), yaitu perubahan
menyesuaikan dengan berbagai perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak
dan kemajuan ketika individu-individu yang menjadi lebih baik (Susiati, 2020).
ada dalam masyarakat itu memiliki Nilai-nilai utama PPK adalah religius,
kemampuan dan budaya membacayang nasionalis, mandiri, gotong royong,
tinggi. integritas. Nilai-nilai ini ingin
Muslich dalam Susiati dan Taufik ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem
(2019) menyatakan bahwa karakter adalah pendidikan nasional agar diketahui,
cara berfikir dan berperilaku seseorang yang dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi
menjadi ciri khas dari tiap individu untuk kehidupan di sekolah dan masyarakat
hidup dan bekerja sama baik dalam (Susiati, 2020). PPK lahir karena kesadaran
keluarga, masyarakat, dan negara. Susiati, akan tantangan ke depan yang semakin
et.al (2019), improving the quality of kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus
education is one of the most important melihat ada banyak harapan bagi masa
elements in efforts to improve the quality of depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga
human resources, especially in the pendidikan untuk mempersiapkan peserta
effectiveness og the teaching and learning didik secara keilmuan dan kepribadian,
process. Bentuk kegiatan manusia yang berupa individu-individu yang kokoh dalam
didalamnya terdapat suatu tindakan yang nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan.
mendidik diperuntukkan bagi generasi
Pendidikan karakter adalah program segala ilmu yang diberikan ketika balita dan
pendidikan nasional di Indonesia terutama kasih sayang orang tua yang paling berperan
di Kabinet Pembangunan Indonesia Bersatu dalam menemukan karakter anak supaya
II. Pembentukan karakter peserta didik tidak terjerumus hal-hal yang negatif.
tergantung pada aspek penekanannya Kurniati et.al (2020) menyatakan
diantaranya yang umum dikenal adalah bahwa saat ini upaya pengembangan
pendidikan moral, pendidikan nilai, pembelajaran, tujuan pendidikan, dan
pendidikan relegius, pendidikan budi pekerti penilaian di Sekolah Dasar (SD) belum
dan pendidikan karakter. tercapai dengan maksimal. Hal ini terjadi
Disadari bahwa pendidikan karakter karena dalam proses kegiatan belajar
perlu mendapat perhatian dari semua pihak. mengajar masih ditemukan ketidaksesuaian
Di sekolah siswa perlu mendapatkan antara tujuan pendidikan yang mengacu
pembinaan karakter yang baik, orang tua pada character dan nation building. Untuk
dan orang dewasa perlu memberikan dapat mencapai pada pengembangan
keteladanan yang pantas ditiru oleh anak. character dan nation building semestinya
Pendidikan karakter sangat penting pembinaan dan penanama karakter harus
sekali. Pembentukan karakter akan dikembangkan dan dimasukkan dalam
menentukan bagaimana orang itu menjalani setiap materi pembelajaraan.
hidup. Karakter ada yang positif dan ada Pengupayaan pengembangan
yang negatif. Penanaman karakter positif pendidikan karakter yang selama ini sudah
sangat diperlukan. Mulai kecil anak harus dimasukkan dalam kurikulum tidak
dibimbing diajari untuk mempunyai karakter sepenuhnya terlaksana dengan baik dan
yang positif. Supaya menjadi modal anak itu tepat. Kondisi lingkungan, budaya, dan
untuk menjalani kehidupan di masa yang karakter masyarakat, dan karakter para
akan datang. Anak harus mempunyai siswa menjadikan pengembangan
karakter yang kuat, berani dan tidak mudah pendidikan karakter perlu diterapkan sesuai
menyerah. dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan
Karakter positif harus selalu diterapkan yang diinginkan oleh setiap anak. Segala
dimanapun kita berada. Sebab, manusia macam upaya telah dilakukan oleh pihak SD
yang tidak mempunyai karakter positif, akan Negeri 1 Ambeua, tetapi tidak sedikit upaya
menimbulkan masalah dan tidak bisa tersebut terhambat oleh ketidakcocokan
mendapatkan solusi dari sebuah masalah. media penghantar pendidikan karakter
Pendidikan karakter anak jadi kurang. dengan keinginan para siswa.
Namun dalam pembentukan karakter Adakalanya orang-orang di
pertama adalah orang tua. Pendidikan lingkungannya banyak yang berkarakter
karakter yang paling banyak pengaruhnya negatif, anak bisa terbawa lingkungan
adalah pengajaran dari orang tua. Anak tersebut. Oleh karena itu pendidikan
hanya menerima dan tidak bisa menolak
karakter tidak hanya diperlukan di sekolah tentang nilai-nilai kehidupan, contohnya
saja tetapi juga di lingkungan keluarga. kejujuran, kepedulian, tanggung jawab,
Berdasarkan latarbelakang di atas, hingga keimanan.
maka tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi penerapan pendidikan Fungsi Pendidikan Karakter
karakter di Sekolah Dasar Negeri 1 Ambeua. Fungsi pendidikan karakter, di
antaranya:
a. Mengembangkan potensi dasar manusia
agar menjadi individu yang berhati,
berpikiran, dan berperilaku baik.
LANDASAN TEORI b. Membangun dan memperkuat perilaku
Pendidikan Karakter masyarakat, dalam hal ini masyarakat
Pendidikan karakter merupakan Indonesia yang multikultural.
bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya c. Membangun dan meningkatkan
terdapat suatu tindakan yang mendidik peradaban bangsa.
diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. Dengan fungsi penting yang
Tujuan pendidikan karakter adalah untuk dimilikinya, Quipperian pasti setuju kalau
membentuk penyempurnaan diri individu pendidikan karakter ini harus dilakukan
secara terus-menerus dan melatih sedini mungkin. Di Indonesia sendiri, dalam
kemampuan diri demi menuju kearah hidup nawacita, disebutkan bahwa pemerintah
yang lebih baik. akan melakukan revolusi karakter bangsa.
Pendidikan karakter dapat dikatakan Karenanya, Kementrian Pendidikan dan
sebagai usaha manusia secara sadar dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggalakkan
terencana dalam hal mendidik sekaligus gerakan Penguatan Pendidikan Karakter
memberdayakan peserta didik dengan (PPK) sejak 2016 silam. Pendidikan karakter
tujuan membangun karakter pribadi peserta dalam jenjang pendidikan dasar lebih besar
didik. Tentu saja hal ini dilakukan agar porsinya dibandingkan jenjang pendidikan
nantinya peserta didik menjadi individu yang yang mengajarkan pengetahuan. Tepatnya,
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang 70% untuk sekolah dasar dan 60% untuk
banyak. Menurut John W. Santrock, sekolah menengah pertama.
pendidikan karakter merupakan pendidikan PPK sendiri tidak mengubah struktur
dengan pendekatan langsung pada peserta kurikulum di Indonesia. Dalam
didik dengan tujuan menanamkan nilai penerapannya, hanya dilakukan sedikit
moral sehingga dapat mencegah perilaku modifikasi intrakurikuler yang ditambahkan
yang dilarang. dengan kegiatan kokurikuler dan
Pendidikan karakter berhubungan erat esktrakurikuler. PPK diharapkan dapat
dengan psikis individu. Dengan pendidikan menumbuhkan budi pekerti dan
karakter, dapat diajarkan pandangan menguatkan karakter positif anak didik. PPK
mendorong adanya sinergi di antara tiga informan kunci ditriangulasi dengan data
pusat pendidikan, yaitu sekolah, keluarga, dari informan tambahan, yang berasal dari
dan komunitas. guru kelas I–VI, wali kelas, guru agama, guru
seni, guru penjaskes, dan siswa SD Negeri 1
METODE PENELITIAN Ambeua. Moleong (2007) menyatakan
Jenis Penelitian bahwa triangulasi digunakan sebagai teknik
Jenis penelitian yang digunakan dalam untuk mengecek keabsahan data (hal. 42).
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif (The
method used is descriptive qualitative) Metode dan Teknik Pengumpulan Data
(Nadir, et.al, 2019). Penelitian deskriptif Metode pengumpulan data yang
merupakan penelitian dengan digunakan dalam penelitian ini adalah
mengumpulkan data untuk mengetes observasi. Observasi digunakan untuk
pertanyaan penelitian atau hipotesis yang memperhatikan secara akurat suatu
berkaitan dengan keadaan dan kejadian kegiatan, memperhatikan relasi antara
sekarang, melaporkan keadaan objek atau aspek dalam situasi yang terjadi, mencatat
subjek yang diteliti sesuai apa adanya (Iye, fenomena yang muncul, dan mengamati
et.al, 2020). Penelitian ini mengkaji suatu objek kajian dalam konteks atau situasi.
upaya pelaksanaan dan pengembangan Penggunaan metode observasi
pendiddikan karakter di SD Negeri 1 dilakukan untuk mendapatkan data lisan dan
Ambeua, Kecamatan Kaledupa, Kabupaten tertulis berupa upaya pengembangan
Wakatobi. pendidikan karakter di SD Negeri 1 Ambeua.
Untuk menunjang penggunaan metode
Data dan Sumber Data observasi peneliti menggunakan teknik-
Data dalam penelitian ini diperoleh teknik pengumpulan data secara observasi
melalui data primer dan data sekunder. Data non partisipatif, wawancara mendalam,
primer berupa data yang diperoleh langsung studi dokumentasi, studi literatur.
dari sumber aslinya, yaitu dengan
menggunakan teknik observasi dan Penganalisisan Data
wawancara mendalam. Data sekunder ialah Untuk menganalisis data yang
data yang berasal dari dokumen di kantor. diperoleh, peneliti menggunakan langkah-
Sumber data penelitian ini diperoleh langkah penganalisisan data sebagai berikut.
dari beberapa informan dengan 1. Perediksian data (data reduction)
menerapkan criterion based selection, yakni Pereduksian data adalah proses
subjek bertindak sebagai aktor dalam tema pemusatan perhatian pada
penelitian. Penentuan informan penyederhanaan, pemilihan data,
menggunakan model snowball. Penelitian ini pengabstrakan, dan pentransformasian
mengambil informan kunci kepala. data “kasar” dari catatan di lapangan.
Selanjutnya, data yang diperoleh dari 2. Penyajian data (data display)
Penyajian data dilakukan dengan Bagaimana teori karakter religius
menyusun berbagai informasi yang diberikan di sekolah khususnya di SDN 1
berasal dari penarikan kesimpulan dan Ambeua? Yang utama adalah pada saat
pengambilan tindakan. kegiatan belajar mengajar mata pelajaran
3. Penarikan kesimpulan (data verification) Pendidikan Agama Islam (PAI). Bagaimana
Dari hasil penyajian data maka praktik karakter religius di sekolah, yaitu
akan dilakukan suatu penarikan dengan model pembiasaan, bisa harian atau
kesimpulan yang di dalamnya berupa mingguan. Contoh pembiasaan harian, yaitu
makna dari data yang dikumpulkan 3S (Senyum, Sapa, Salam), pembacaan doa
(Susiati, 2018). sebelum belajar dan sesudah belajar, serta
para siswa maju di depan kelas untuk
HASIL PENELITIAN membaca salah satu surah dalam Al-
Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar qur’qan. Sebagai pendukungnya adalah
Negeri 1 Ambeua kegiatan ekstrakurikuler yang berkarakter
Sesuai dengan dasar negara kita, religius seperti: Qiro’ah, Adzan, dan rebana.
Pancasila, ada lima karakter utama yang Sikap dan tindakan yang
merupakan fokus pengembangan yang mencerminkan karakter religius terhadap
dilaksanakan oleh para tenaga pendidik di siswa di SDN 1 Ambeua seperti berikut siswa
Sekolah Dasar Negeri 1 Ambeua, yaitu bersyukur terhadap hasil ulangannya,
1. Religius menjenguk temannya yang sakit, menolong
Karakter pertama yang berhubungan temannya yang kena musibah. Sehingga
dengan iman kepada Tuhan yang Maha Esa terlaksana seimbang antara religius ibadah
ini diwujudkan dalam pelaksanaan ajaran dengan religius sosial. Yang terpenting
agama dan kepercayaan yang dianut, adalah menjadikan karakter religius ini
menghargai perbedaan agama, menjunjung membudaya di kalangan siswa siswi baik di
tinggi toleransi terhadap pelaksanaan ajaran lingkungan sekolah maupun masyarakat.
agama dan kepercayaan yang berbeda, juga Kita sebagai pendidik sekaligus orang tua
hidup rukun dan damai dengan pemeluk harus selalu sabar dan semangat dalam
agama lain. menanamkan nilai karakter religius ini.
Jika kamu memiliki sikap anti Guru selalu mengingatkan para siswa
perundungan, mencintai kedamaian, tentang anjuran dan larangan, menceritakan
melindungi yang tersisih, menghargai kisah-kisah inspiratif dari tokoh agama dan
perbedaan agama dan kepercayaan, menciptkan suasana ibadah yang
membuka diri pada persahabatan, tidak menyenangkan di lingkungan sekolah. Jika
memaksakan kehendak, dan tentu saja, karakter religius ini sudah terbentuk dengan
toleransi, berarti karakter religius tertanam kuat maka penulis yakin bahwa nilai karakter
dengan baik dalam dirimu. yang lain pun akan mengikuti.
2. Nasionalis bangsa dan negara pada anak kita. Bentuk
Karakter kedua menggarisbawahi penanaman karakter nasionalis pada SDN 1
bahwa kepentingan bangsa dan negara Ambeua, yakni ketika anak mendapatkan
adalah di atas kepentingan diri dan pelajaran dari guru sekolah tentang mata
kelompok semata. Untuk memperoleh pelajaran tema 9 membahas “Kayanya
pemahaman tersebut, yang harus menjadi Negeriku” dengan subtema 1 membahas
perhatian adalah cara berpikir dan bersikap, “Kekayaan Sumber Energi di Indonesia,”
serta kepedulian. maka ini dapat dijadikan pintu masuk bagi
Seseorang dengan karakter nasionalis tenaga pendidik dan orangtua untuk
akan mengapresiasi kebudayaan bangsanya, menanamkan nilai karakter nasionalis dan
kemudian menjaga dan menghormati dikaitkan juga nilai karakter lainnya seperti
kekayaan budaya tersebut. Di Indonesia nilai karakter religius yang telah dibahas
yang beragam budaya, suku, dan agama, pada artikel kedua.
karakter ini begitu penting karena mampu Pelajaran subtema mengenal sumber-
menjadikanmu rela berkorban, disiplin, dan sumber energi menjadi pusat untuk
taat hukum. dikaitkan dengan muatan pada mata
Kemajuan teknologi informasi dan pelajaran lainnya seperti Bahasa Indonesia
komunikasi yang menjadi ciri dari era dan Pendidikan Pancasila dan
industri yang sudah generasi 4.0 atau Jepang Kewarganegaraan (PPKn). Tugas pelajaran
dengan visinya Society 5.0 turut Bahasa Indonesia yang diberikan guru
berkontribusi terhadap perubahan global ini. dengan membuat daftar pertanyaan dan
Tentunya, orangtua sebagai guru di jawaban menggunakan kata tanya apa,
rumah dalam menanam nilai karakter berapa, siapa, di mana, kapan, mengapa,
nasionalis perlu dikontekstualisasikan dan bagaimana terkait sumber energi.
dengan kondisi ini. Dalam buku Konsep dan Sedangkan dalam pelajaran PPKn, tugasnya
Pedoman PPK bagi anak sekolah tingkat adalah dengan mengidentifikasi manfaat
dasar, penanaman nilai karakter nasionalis dan kewajiban yang harus dilakukan
memiliki beberapa subnilainya yang begitu terhadap sumber energi yang sifatnya
luas untuk penerapannya, yaitu apresiasi terbatas yang dimiliki Indonesia.
budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan Orangtua dan guru sebagai fasilitator
budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan yang memandu anak untuk melakukan
berprestasi, cinta tanah air, menjaga penemuan (discovery) sendiri solusinya
lingkungan, taat hukum, disiplin, dengan menggunakan sumber berlajar yang
menghormati keragaman budaya, suku, dan ada di sekitar rumah. Jika anak sudah
agama. berhasil melakukan penemuan ide atau
Intinya, penanaman nilai karakter solusinya dan membangun kesimpulannya,
nasionalis harus mampu meningkatkan maka orangtua dapat memberikan
semangat kesetiaan dan cinta terhadap penguatan atas idenya dan tidak lupa
dengan penanaman nilai karakter nasionalis 4. Mandiri
dan karakter lainnya. Lebih baik lagi, untuk Karakter keempat menunjukkan sikap
pelajaran tema tersebut selalu dikaitkan juga tidak bergantung pada orang lain.
dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini, Ketidaktergantungan ini dimaksudkan dalam
dimana semua kegiatan banyak dilakukan di mengarahkan tenaga, pikiran, dan waktu
rumah dan berdampak pada meningkatnya sendiri demi mewujudkan cita-cita.
kebutuhan energi, maka menjadi semakin Jika kamu memiliki karakter mandiri,
relevan pembahasan pelajaran ini. berarti kamu memiliki etos kerja yang baik,
Dengan demikian, dari satu contoh ketangguhan, daya juang, profesionalitas,
pelajaran yang membahas tema “Kayanya kreativitas, dan keberanian. Wih!
Negeriku” dengan subtema “Kekayaan
Sumber Energi di Indonesia,” para guru dan 5. Gotong royong
orangtua di samping membimbing anak Karakter terakhir terlihat dari sikap
untuk meningkatkan aspek pemahaman dan menghargai semangat kerja sama dan bahu
tidak lupa juga memberikan penanaman membahu dalam menyelesaikan masalah
nilai karakter untuk membangun sikap dan bersama, menjalin komunikasi dan
perilaku anak dalam meningkatkan nilai persahabatan, serta memberi pertolongan
karakter nasionalis yang ada dalam dirinya. bagi orang yang membutuhkan.
Silakan orangtua mencoba pada tema dan
pelajaran lainnya. PENUTUP
Berdasarkan pembahasan sebelumnya
3. Integritas terkait penerapan pendidikan karakter pada
Karakter ketiga ini adalah nilai yang SDN 1 Ambeua, maka hasil penelitian
berdasar pada usaha seseorang membuktikan bahwa Ada lima upaya
memperbaiki dirinya agar dapat menjadi penerapan pendidikan karakter yang telah
orang yang dapat dipercaya dalam diterapkan oleh pihak SD Negeri 1 Ambeua
perkataan, tindakan, dan pekerjaannya. Di yang dapat dilihat secara materil dan non
samping itu, seseorang dengan karakter ini materil, yakni 1) penanaman karakter yang
juga memiliki komitmen serta kesetiaan religious, yakni sikap dan perilaku yang
terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan juga patuh dalam melaksanakan ajaran agama
moral. yang dianutnya, toleran terhadap
Kamu dapat menunjukkan karakter pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
integritas dalam dirimu dengan cara rukun dengan pemeluk agama lain; 2)
menunjukkan tanggung jawab sebagai penumbuhan karakter nasionalis seperti
warga negara, aktif terlibat kegiatan sosial, selalu mengikuti upacara bendera,
menghargai martabat orang lain, dan menghafal butir-butir pancasila dan Undang-
menunjukkan keteladanan. Undang Dasar 1945, taat kepada peraturan
sekolah, dan lain-lain; 3) penanaman
karakter yang integritas, yakni Sikap yang Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah
Buton, 6(1), 1-7.
teguh mempertahankan prinsip, tidak mau Susiati, S. (2020). Semantik: Teori Semantik, Relasi
korupsi, dan menjadi dasar yang melekat Makna, Marked, Dan Unmarked.
pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral; 4) Susiati, S. (2020). Bahan Ajar: Psikolinguistik.
Lafamane, F. (2020). Perkembangan Teori Sastra
penumbuhan karakter mandiri, yakni sikap (suatu Pengantar).
seseorang yang tidak selalu bergantung pada Nafinuddin, S. (2020). Analisis Kesalahan Berbahasa
Dalam Bahasa Indonesia.
orang lain, dan selalu melakukan sesuatu
Lafamane, F. (2020). Metode Pembelajaran
secara sendiri tanpa arahan atau (Pendapat Para Ahli).
bergantungan dengan orang lain; 5) Lafamane, F. (2020). Tata Bahasa Sistemik Fungsional
(Suatu Pandangan).
membiasakan hidup bergotong royong Susiati, S. (2020). Konsep Keterasingan Dalam Film"
seperti saling menolong jika ada teman yang Aisyah Biarkan Kami Bersaudara" Karya Herwin
mengalami kesusahan. Novianto.
Susiati, S. (2020). Concept Of Conflict In The Films
“AISYAH BIARKAN KAMI BERSAUDARA” By
DAFTAR PUSTAKA Herwin Novianto.
Amanto, B. S., Umanailo, M. C. B., Wulandari, R. S., Djamudi, N. L., Nurlaela, M., Nazar, A., Nuryadin, C.,
Musywirah, I., & Sari, H. (2019, October).
Taufik, T., & Susiati, S. (2019). Local Consumption
Alternative social environment policy through
Diversification. Int. J. Sci. Technol. Res, 8(8), educational values in Kafi’a’s customary
1865-1869. speech to the kaledupa community of
Iye, R., & Susiati, S. (2018). NILAI EDUKATIF DALAM Wakatobi Island, Indonesia. In IOP Conference
NOVEL SEBAIT CINTA DI BAWAH LANGIT KAIRO Series: Earth and Environmental Science (Vol.
KARYA MAHMUD JAUHARI ALI (Educative Values 343, No. 1, p. 012118). IOP Publishing.
in Sebait Cinta di Bawah Langit Kairo by Mahmud Iye, R., Tenriawali, A. Y., Susiati, A., & Buton, D.
(2020). Makna dan Fungsi Emosi Mahasiswa
Jauhari Ali). Sirok Bastra, 6(2), 185-191.
Kota Baubau dalam Ranah Demonstrasi: The
Susiati, S., & Iye, R. (2018). Kajian Geografi Bahasa dan Meaning And Emotional Function Of Students
Dialek di Sulawesi Tenggara: Analisis Of Baubau City In The Demonstration
Dialektometri. Gramatika: Jurnal Ilmiah Plan. Uniqbu Journal of Social Sciences, 1(1),
Kebahasaan dan Kesastraan, 6(2), 137-151. 25-37.
Tuasalamony, Kurniati; Hatuwe, Rahma Satya Masna; Susiati, S., & Iye, R. (2018). Kajian Geografi Bahasa dan
Susiati, Susiati; Masniati, Andi; Marasabessy, Dialek di Sulawesi Tenggara: Analisis
Roos Nilawati. (2020). PENGEMBANGAN Dialektometri. Gramatika: Jurnal Ilmiah
PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR Kebahasaan dan Kesastraan. 6 (2), 137-151.
NEGERI 5 NAMLEA. Pedagogy. 7(2), 81-91. Taufik, T. (2019). Strategi AMBT untuk Meningkatkan
Susiati, S., Iye, R., & Suherman, L. O. A. (2019). Hot Kemampuan Membaca Pemahaman
Potatoes Multimedia Applications in Interpretatif Siswa Kelas IV SD Negeri 3 Namlea
Evaluation of Indonesian Learning In SMP Kabupaten Buru. Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah
Students in Buru District. ELS Journal on Universitas Muhammadiyah Buton, 5(2), 53-
Interdisciplinary Studies in Humanities, 2(4), 62.
556-570. Susiati, Y. T. Risman Iye. A. Kesantunan Imperatif
Susiati, S. (2018). Homonim bahasa kepulauan tukang Bahasa Indonesia Suku Bajo Sampela: Balai
besi dialek kaledupa di kabupaten wakatobi Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2018.
[the homonymon of tukang besi island Kongres Bahasa Indonesia (No. 12, pp. 1-6).
languange in kaledupa dialect at wakatobi Report.
regency]. Totobuang, 6 (1), 109, 123. Susiati, S. (2020). Kaidah Fonologi Bahasa Indonesia.
Iye, R., Susiati, S., & Karim, K. (2020). Citra Perempuan Susiati, S. (2020). Pengaplikasian Multimedia Hot
dalam Iklan Sabun Shinzui. Sang Pencerah: Potatoes Dalam Evaluasi Pembelajaran Bahasa
Indonesia Pada Siswa SMP Negeri 9 Buru.
Susiati, S. (2020, June 27). Nilai Pembentuk Karakter
Masyarakat Wakatobi Melalui Kabhanti Wa
Leja. https://doi.org/10.26499/ttbng.v7i1.136
Musyawir, M., & Loilatu, S. H. . (2020). KEMAMPUAN
MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN
PENGALAMAN PRIBADI SISWA: (The Ability to
Write a Narrative Essay Based on Students’
Personal Experiences). Uniqbu Journal of Social
Sciences, 1(2), 1-12.
https://doi.org/10.47323/ujss.v1i2.20
farid, M. (2020). ‘DOKTER JAWA’ DI PENGASINGAN
BANDA: TELADAN NASIONALISME DAN
HUMANISME TJIPTO MANGUNKUSUMO DI
BANDA NAIRA: (‘Dokter Jawa’ in Exile of Banda:
The Model of Nationalism and Humanism
Tjipto Mangunkusumo in Banda Naira). Uniqbu
Journal of Social Sciences, 1(2), 13-21.
https://doi.org/10.47323/ujss.v1i2.29
Muhammad Yusnan, Kamasiah, Risman Iye, Karim,
Harziko, Riki Bugis. (2020). ALIH KODE DAN
CAMPUR KODE PADA NOVEL BADAI
MATAHARI ANDALUSIA KARYA HARY EL-
PARSIA: Transfer code and mix code in Novels
Badai Matahari Andalusia Karya Hary El-
Parsia. Uniqbu Journal of Social Sciences, 1(1),
1-12. https://doi.org/10.47323/ujss.v1i1.3
Nuril Mufidah & Intan Izha Rohima. (2020).
PENGAJARAN KOSA KATA UNTUK MAHASISWA
KELAS INTENSIF BAHASA ARAB: Vocabulary
Teaching For Arabic Intensive Class. Uniqbu
Journal of Social Sciences, 1(1), 13-24.
https://doi.org/10.47323/ujss.v1i1.7
Yulismayanti, Y., Harziko, H., & Irmawati, A. (2020).
KEMAMPUAN MENEMUKAN NILAI EDUKATIF
DALAM CERPEN JURU MASAK KARYA
DAMHURI MUHAMMAD SISWA KELAS X SMA
NEGERI 12 BURU: (The Avility to Find Educative
Values in Story of Master Teacher Work of
Damhuri Muhammad at SMP 12 Buru). Uniqbu
Journal of Social Sciences, 1(2), 35-48.
https://doi.org/10.47323/ujss.v1i2.23
Hajar, I., Ternate, K., Mukadar, S., AR, N., & Badu, T.
K. (2020). LEARNING STYLE OF AN
OUTSTANDING STUDENT IN ENGLISH
LEARNING AT SMA NEGERI 1 BURU : (Gaya
Belajar Bahasa Inggris Siswa Berprestasi di
SMA Negeri 1 Buru). Uniqbu Journal of Social
Sciences, 1(2), 78-85.
https://doi.org/10.47323/ujss.v1i2.42

Anda mungkin juga menyukai