PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
intelektuallitas tinggi dan menciptakan peradaban yang berkarakter kuat. Hal ini sangat
kontradiksi dengan realitas sosial yang ada di masyarakat dimana terdapat kasus yang
menunjukan degradasi moral yang justru terjadi pada generasi-generasi mudah bangsa
Indonesia.
Perilaku siswa yang bermoral di pastikan lahir dari budaya sekolah yang bermoral dan
budaya. Sekolah yang bermoral tumbuh dari pribadi-pribadi guru yang bermoral. Dalam hal
ini budaya sekolah sangat berpengaruh terhadap karakter siswanya. Sekolah yang merupakan
salah satu tempat pembentukan karakter yang paling tepat setelah di rumah, sekolah
diamanahi para orang tua untuk mencerdaskan anak-anaknya, sekolah juga diharapkan untuk
mendidik dan membina perilku mereka dengan karakter baik dan mulia.
lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, ketrampilan, dan pengetahuan yang memadai
untuk pengembangan potensi diri secara optimal, sehingga lulusan memiliki ketahanan dan
menghasilkan dalam pendidikan lanjutnya, Serta kehidupan yang selalu berubah sesuai denga
output(keluar) yang di hasilkan tidak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Penelitian
(Naim,2018), menunjukan bahwa manusia yang berkarakter adalah manusia yang perilaku
dan egala hal yang berkaitan dengan aktifitas hidupnya selalu dengan nilai-nilai kebaikan.
Sebagai aspek kepribadian, Karakter merupakan cermin dari kepribadian secara utuh dari
seseorang mentalitas, sikap, dan perilaku pendidikankarakter semacam ini lebih tepat sebagai
pendidikan budi pekerti. Pembelajaran tentang tata krama, sopan santun, dan adat-istiadat,
menjadi pendidikan karakter semacam ini lebih cepat menekankan kepada perilaku-perilaku
aktual tentang bagaimana seorang dapat di sebut kepribadian baik atau tidak baik
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas
D. Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
tahn 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 207) antaralain adalah dalam mewujudkan
berdasarkan falsafah Pancasila, Salah satu upaya untuk merealisasikanya adalah dengan
2018). Hal ini nampak dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung
jawab.(Kemendiknas, 2020).
3. Fungsi Penyaring
dikembangkan kepada peserta didik.(Gunawan, 2018). Nilai adalah rujukan untuk bertindak,
Nilai merupakan standar untuk mempertimbangkan dan meraih perilakutentang baik atau
Selanjutnya Pristine, (Gunawan, 2018) menyebutkan bahwa nilai yang benar dan universl
adalah nilai yang mengahsilkan suatu perilaku dan perilaku itu berdampak positif, baik bagi
yang menjalankan maupun bagi orang lain. Nilai –nilai yang dikembangkan tersebut tidak
lepas dari budaya bangsa. Budaya bangsa merupakan sistem nilai yang di hayati, diartikan
sebagai keseluruhan sistem berpikir tentang tata nilai, moral, dan kenyakinan manusia yang
dihasilkan masyrakat.
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
Toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup Rukun dengan pemeluk
agama lain. Jujur Perilaku yang di dasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
seorang yang selalu dapat di percaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.
Rasa ingin tahu 10. Semangat kebangsaan 11. Cinta tanah air 12. Mengharagai
presentasi 13. Bersahabat atau berkomunikatif 14. Cinta damai 15. Gemar membaca
pendidikan formal dilakukan mulai taman kanak, SD, SMP, SMA dan sederajat. Pada
jenjang taman kanak kanak penguatan pendidikan karakter (PPK) diselenggarakan mulai
kegiatan intrakurikuler. Sedangkan pada jenjang SD, SMP, SMA dan SMK, PPK
Menurut (Mulyasa, 2019) mengungkapkan bahwa ada 8 jurus yang perlu diperhatikan dalam
menyukseskan pedidikan karakter disekolah, yaitu: Memahami hakikat pendidikan karakter hal
ini sangat penting karena pendidikan karakter bergerak dari kesadaran (awarenes), pemahaman
acting).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Meleong, data kualitatif merupakan sumber dari deskriptif yang luas dan
berdasarkan kukuh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang yang terjadi dalam
lingkup setempat. Dengan data kulitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa
secara kronologis,menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat dan
memperoleh penjelasan yang banyakdan bermanfaat. Dan lagi data, kualitatif lebih cendong
dapat membimbing kita untuk memperoleh penemuan yang tidak diduga sebelumnya dan
C. Subyek Penelitian
utama data penelitian. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru
mata pelajaran sosiologi dan siswa kelas X IPS, Penulis memilih subyek penelitian dengan
2. Siswa yang di pilih dapat mewakili seluruh siswa Di SMA NegeriI Io Kufeu
Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan peneliti dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan data yang
Peneliti berada di tempat itu untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid dalam laporan
yang akan di ajukan. Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti
2. Wawancara
ciri utama wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari
3. Dokumentasi
karakter religius dalam pembelajaran sosiologi yang nantinya sebagai referensi tambahan
dari peneliti. Penggunaan dokumen sudah lama di gunakan dalam penelitan sebagai
sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data di manfaatkan untuk
E. Keabsahan Data
Pengabsahan data yang ingin dicapai dalam penelitian ini dengan menggunakan
traingulasi data sebagai teknik pemeriksaan data. ( Meleong 2019) bahwa “Triangulasi
adalah proses untuk mendapatkan data valid melalui penggunaan variansi instrument”.
terhadap penelitian. Traingulasi meliputi empat hal yaitu : Triangulasi metode, triangulasi
sumber, triangulasi teori, dan pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi teknik
atau metode. Dalam( Sugiyono 2018 ) triangulasi teknik atau metode merupakan bentuk
triangulasi dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Pada penelitian ini untuk menguji keabsahan data menggunakan teknik atau metode,
dalam pembelajaran sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu yang kemudian di olah sehinga di
peroleh keterangan yang bermakna, selanjutnya di analisis, Tahap analisis model Miles dan
Huberman meliputi
1. Pengumpulan Data
Penulis mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil
2. Reduksi Data
menyaring data sesuai dengan fokus penelitian, yaitu Implementasi pendidikan karakter
religius dalam pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu. Data-data yang tidak
sesuai dengan fokus penelitian tidak di cantumkan dengan tujuan mempertajam proses
analisis data dan di simpan agar mempermudah peneliti jika sewaktu-waktu mencari
kembali.
3. Penyajian Data
Penyajian data ini dilaksanakan setelah reduksi penulis lakukan hasil reduksi data yang
sebelumnya telah di kelompokan ke dalam dua kategori atau poin, kemudian disajikan
dan diolah serta dianalisis dengan teori. Data yang memperoleh terkait dengan materi
sosiologi yang telah dianalis nilai karakternya, perangkat pembelajaran yang disusun,
metode yang digunakan, serta media dan evaluasi yang di laksanakan oleh guru di sajikan
dengan analisis terlebih dahulu dengan teori yang ada. Begitu juga dengan data yang
Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah suatu kegiatan yang berupa pengambilan
intisari dan penyajian data yang telah dianalisis.Penulis menarik kesimpulan dari
simpulan yang di hasilkan benar-benar valid dan sesuai dengan fokus penelitian.