Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Misi dunia pendidikan adalah melahirkan generasi-generasi penerus yang memiliki

intelektuallitas tinggi dan menciptakan peradaban yang berkarakter kuat. Hal ini sangat

kontradiksi dengan realitas sosial yang ada di masyarakat dimana terdapat kasus yang

menunjukan degradasi moral yang justru terjadi pada generasi-generasi mudah bangsa

Indonesia.

Perilaku siswa yang bermoral di pastikan lahir dari budaya sekolah yang bermoral dan

budaya. Sekolah yang bermoral tumbuh dari pribadi-pribadi guru yang bermoral. Dalam hal

ini budaya sekolah sangat berpengaruh terhadap karakter siswanya. Sekolah yang merupakan

salah satu tempat pembentukan karakter yang paling tepat setelah di rumah, sekolah

diamanahi para orang tua untuk mencerdaskan anak-anaknya, sekolah juga diharapkan untuk

mendidik dan membina perilku mereka dengan karakter baik dan mulia.

Penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah dimaksudkan untuk menghasilkan

lulusan yang memiliki karakter, kecakapan, ketrampilan, dan pengetahuan yang memadai

untuk pengembangan potensi diri secara optimal, sehingga lulusan memiliki ketahanan dan

menghasilkan dalam pendidikan lanjutnya, Serta kehidupan yang selalu berubah sesuai denga

perkembangan zaman. Sehingga pendidikan salah dalam penanganannya maka

output(keluar) yang di hasilkan tidak sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Penelitian

(Naim,2018), menunjukan bahwa manusia yang berkarakter adalah manusia yang perilaku

dan egala hal yang berkaitan dengan aktifitas hidupnya selalu dengan nilai-nilai kebaikan.

Sebagai aspek kepribadian, Karakter merupakan cermin dari kepribadian secara utuh dari
seseorang mentalitas, sikap, dan perilaku pendidikankarakter semacam ini lebih tepat sebagai

pendidikan budi pekerti. Pembelajaran tentang tata krama, sopan santun, dan adat-istiadat,

menjadi pendidikan karakter semacam ini lebih cepat menekankan kepada perilaku-perilaku

aktual tentang bagaimana seorang dapat di sebut kepribadian baik atau tidak baik

berdasarkan norma yang bersifat intelektuan dan kultural.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini difokuskan pada

implementasi pendidikan karakter religius dalam pembelajaran sosiologi di SMA Negeri

Io Kufeu Kabupaten Malaka.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas

penulis ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi pendidikan karakter religius dalam pembelajaran

sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu Kabupaten Malaka ?

2. Apa hambatan-hambatan implementasi pendidikan karakter religius dalam

pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu Kabupaten Malaka ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter religius dalam pembelajaran

sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu Kabupaten Malaka.

b. Untuk mengetahui hambatan-hambatan implementasi pendidikan karakter religius

dalam pembelajaran sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu Kabupaten Malaka.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pentingnya Pendidikan Karakter

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam

Kemendiknas (Gunawan, 2018) Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional

tahn 2005-2025 (UU No. 17 Tahun 207) antaralain adalah dalam mewujudkan

masyarakat yang berakhak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab

berdasarkan falsafah Pancasila, Salah satu upaya untuk merealisasikanya adalah dengan

cara memperkuat jati diri dengan karakter bangsa melalui pendidikan.

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Landasan pelaksanaan pendidikan karakter sangat jelas. Kemendiknas (Gunawan,

2018). Hal ini nampak dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20

tahun 2003 pasal 3 dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah

mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung

jawab.(Kemendiknas, 2020).

3. Fungsi Pendidikan Karakter

Menurut (Sanjaya,2019), mengungkapkan bahwa fungsi utama pendidikan

karaktersesuai dengan kebijakakn Nasional karakter bangsa, yaitu;

1. Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi


2. Fungsi Perbaikan dan penguatan

3. Fungsi Penyaring

4. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Pendidikankarakter memuat nilai-nilai yang perlu ditanamkan, ditumbuhkan dan

dikembangkan kepada peserta didik.(Gunawan, 2018). Nilai adalah rujukan untuk bertindak,

Nilai merupakan standar untuk mempertimbangkan dan meraih perilakutentang baik atau

tidak baik di lakukan.

Selanjutnya Pristine, (Gunawan, 2018) menyebutkan bahwa nilai yang benar dan universl

adalah nilai yang mengahsilkan suatu perilaku dan perilaku itu berdampak positif, baik bagi

yang menjalankan maupun bagi orang lain. Nilai –nilai yang dikembangkan tersebut tidak

lepas dari budaya bangsa. Budaya bangsa merupakan sistem nilai yang di hayati, diartikan

sebagai keseluruhan sistem berpikir tentang tata nilai, moral, dan kenyakinan manusia yang

dihasilkan masyrakat.

Dalam publikasi pusat Kurikulum badan penelitian dan pengembangan kementrian

pendidikan Nasional berjudul pedoman pelaksanaan Pendidikan Karakter ( 2019) telah

mengidentifikasi 18 Nilai Pembentuk Karakter diantaranya:

1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,

Toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup Rukun dengan pemeluk

agama lain. Jujur Perilaku yang di dasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

seorang yang selalu dapat di percaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

2. Jujur 3. Toleransi 4. Disiplin 5. Kerja keras 6. Kreatif 7. Mandiri 8. Demokrasi 9.

Rasa ingin tahu 10. Semangat kebangsaan 11. Cinta tanah air 12. Mengharagai
presentasi 13. Bersahabat atau berkomunikatif 14. Cinta damai 15. Gemar membaca

16. Peduli lingkungan 17. Peduli sosial 18. Tanggung jawab

5. Penerapan Pendidikan Karakter Di Sekolah

Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang penguatan pendidikan karakter pada

lembaga pendidikan formal. Pelaksanaan penguatan pendidikan karakter (PPK) di lembaga

pendidikan formal dilakukan mulai taman kanak, SD, SMP, SMA dan sederajat. Pada

jenjang taman kanak kanak penguatan pendidikan karakter (PPK) diselenggarakan mulai

kegiatan intrakurikuler. Sedangkan pada jenjang SD, SMP, SMA dan SMK, PPK

diselenggarakan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan Ekstrakurikuler.

6. Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Karakter

Menurut (Mulyasa, 2019) mengungkapkan bahwa ada 8 jurus yang perlu diperhatikan dalam

menyukseskan pedidikan karakter disekolah, yaitu: Memahami hakikat pendidikan karakter hal

ini sangat penting karena pendidikan karakter bergerak dari kesadaran (awarenes), pemahaman

(understanding) kepedulian(concern), dan komitmen (commitmen), menuju tindakan (doing atau

acting).

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Menurut Meleong, data kualitatif merupakan sumber dari deskriptif yang luas dan

berdasarkan kukuh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang yang terjadi dalam
lingkup setempat. Dengan data kulitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa

secara kronologis,menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat dan

memperoleh penjelasan yang banyakdan bermanfaat. Dan lagi data, kualitatif lebih cendong

dapat membimbing kita untuk memperoleh penemuan yang tidak diduga sebelumnya dan

untuk membentuk kerangka teoritis baru.

Peneliti kualitatif dipilih oleh peneliti karenauntuk mnegetahui Implemntasi Pendidikan

Karakter dalam Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu Kabupaten Malaka.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini akan dilaksanakan Di SMA Negeri Io Kufeu Kabupaten

Malaka.Waktu Penelitian Dilakukan Selama Enam Bulan.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian merupakan individu-individu yang di jadikan sumber penggalian

utama data penelitian. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, guru

mata pelajaran sosiologi dan siswa kelas X IPS, Penulis memilih subyek penelitian dengan

mempertimbangkan, antara lain:

1. Dapat memberikan informasi pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran

sosiologi di dalam kelas

2. Siswa yang di pilih dapat mewakili seluruh siswa Di SMA NegeriI Io Kufeu

3. Pemahaman mendalam mengenai pendidikan karakter melalui pembelajaran sosiologi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang di gunakan peneliti dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Observasi
Observasi merupakan aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan data yang

berkaitan dengan masalah penelitan melalui proses pengamatan langsung di lapangan.

Peneliti berada di tempat itu untuk mendapatkan bukti-bukti yang valid dalam laporan

yang akan di ajukan. Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti

mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan.(Gulo,2016)

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu di lakukan

oleh dua pihak, yaitu wawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan da

terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Meleong,2019),

ciri utama wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari

informasi dan sumber informasi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu peneliti menggunakan referensi lainnya seperti buku, jurnal,

skripsi, blog, dan lain-lainyang telah meneliti mengenai implementasi pendidikan

karakter religius dalam pembelajaran sosiologi yang nantinya sebagai referensi tambahan

dari peneliti. Penggunaan dokumen sudah lama di gunakan dalam penelitan sebagai

sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data di manfaatkan untuk

menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan (Meleong, 2019)

E. Keabsahan Data

Pengabsahan data yang ingin dicapai dalam penelitian ini dengan menggunakan

traingulasi data sebagai teknik pemeriksaan data. ( Meleong 2019) bahwa “Triangulasi

adalah proses untuk mendapatkan data valid melalui penggunaan variansi instrument”.

Penelitian menggunakan Triangulasi sebagai teknik untuk mengecek data yang


memanfaatkan sesuatu yang lain dari pada yang lain dalam membandingkan hasil wawancara

terhadap penelitian. Traingulasi meliputi empat hal yaitu : Triangulasi metode, triangulasi

sumber, triangulasi teori, dan pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi teknik

atau metode. Dalam( Sugiyono 2018 ) triangulasi teknik atau metode merupakan bentuk

triangulasi dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda. Pada penelitian ini untuk menguji keabsahan data menggunakan teknik atau metode,

yaitu dengan menggunakan wawancara mendalam.

F. Teknik Analisis Data

Penulis Memperoleh data di lapangan tentang Implementasi Pendidikan Karakter Religius

dalam pembelajaran sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu yang kemudian di olah sehinga di

peroleh keterangan yang bermakna, selanjutnya di analisis, Tahap analisis model Miles dan

Huberman meliputi

1. Pengumpulan Data

Penulis mencatat semua data secara objektif dan apa adanya sesuai dengan hasil

observasi dan wawancara, pengumpulan data di peroleh melalui observasi dan

wawancara berkaitan denga Implementasi pendidikan karakter religius dalam

pembelajaran sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu Kabupaten Malaka.

2. Reduksi Data

Tahap reduksi meliputi kegiatan memilah, mengategorikan, mengorganisasikan, dan

menyaring data sesuai dengan fokus penelitian, yaitu Implementasi pendidikan karakter

religius dalam pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri Io Kufeu. Data-data yang tidak

sesuai dengan fokus penelitian tidak di cantumkan dengan tujuan mempertajam proses
analisis data dan di simpan agar mempermudah peneliti jika sewaktu-waktu mencari

kembali.

3. Penyajian Data

Penyajian data ini dilaksanakan setelah reduksi penulis lakukan hasil reduksi data yang

sebelumnya telah di kelompokan ke dalam dua kategori atau poin, kemudian disajikan

dan diolah serta dianalisis dengan teori. Data yang memperoleh terkait dengan materi

sosiologi yang telah dianalis nilai karakternya, perangkat pembelajaran yang disusun,

metode yang digunakan, serta media dan evaluasi yang di laksanakan oleh guru di sajikan

dengan analisis terlebih dahulu dengan teori yang ada. Begitu juga dengan data yang

diperoleh dari peserta didik dan guru mata pelajaran sosiologi

4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah suatu kegiatan yang berupa pengambilan

intisari dan penyajian data yang telah dianalisis.Penulis menarik kesimpulan dari

penyajian data yang kemudian dianalisis dengan menggunakan konsep sehingga

simpulan yang di hasilkan benar-benar valid dan sesuai dengan fokus penelitian.

Anda mungkin juga menyukai