Anda di halaman 1dari 6

UTS KETAHANAN DAN KEDAULATAN PANGAN

Nama : Florensiana Oktaviana Rina

Nim :1904060246

Jurusan : Agroteknologi

Fakultas pertanian

Jurusan agroteknologi

Universitas Nusa Cendana

Kupang 2021

1) Jelaskan pola sosial budaya yang mempengaruhi penggunaan pangan


2) Jelaskan peranan pertanian dalam memperbaiki status gizi masyarakat
3) Mengapa diversifikasi pangan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
4) Jelaskan masalah-masalah utama yang berhubungan dengan kurang berhasilnya pencapaian
diversifikasi pangan di Indonesia.
5) Seorang anak laki-laki berumur 20 bulan dengan TB 80 cm dan BB 10 kg. Diket. median
11,3, -1SD = 10,1 dan +1SD 12,7 Ditanya.: Status gizi....?
6) Seorang anak perempuan berusia 12 tahun BB 42 kg dan TB 150 cm. Diket. Median 16,8, -
1SD = 15,5 dan +1SD = 18,2. Ditanya: Status gisi menurut indeks
antropometri IMT/U?

JAWABAN
1. Pola sosial budaya yang mempengaruhi penggunaan pangan:
2. peranan pertanian dalam memperbaiki status gizi masyarakat yaitu :
 menyediakan kebutuhan bahan pangan yang diperlukan masyarakat untuk menjamin
ketahanan pangan,
 menyediakan bahan baku bagi industri,
 sebagai pasar potensial bagi produk-produk yang dihasilkan oleh industry
 sumber tenaga kerja dan pembentukan modal yang diperlukan bagi pembangunan sektor
lain. Di samping itu, pertanian memiliki peranan penting untuk
 mengurangi kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan, serta
 menyumbang secara nyata bagi pembangunan pedesaan dan pelestarian lingkungan hidup.

3. Diversifikasi pangan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Karena


diversifikasi pertanian akan memberi banak manfaat pada petani, antara lain:
a) Menjaga kesuburan lahan
Tanaman tertentu membutuhkan zat hara khusus. Dengan melakukan diversifikasi dan
rotasi tanaman, lahan ditanami tanaman yang berbeda sehingga lahan diberi keempatan
untuk mengembalikan kesuburannya.
b) Meningkatkan penghasilan petani
Dengan diversifikasi tanaman, petani dapat menanam di lahan yang tidak dipakai untuk
tanaman utama. Misalnya menanam jagung di lahan yang terlalu tandus atau yang kering
pada musim kemarau, sehingga tidak bisa ditanami padi. Hal ini akan meningkatkan
kesejahteraan petani. Mengurangi risiko hama
Hama-hama biasanya menyerang tanaman tertentu. Dengan lahan yang ditanam beragam,
bila satu tanaman diserang hama, maka tanaman lainnya akan selamat dan masih dapat
dipanen.
c) Mengurangi ketergantungan akan satu tanaman
Dengan diversifikasi, petani bisa menghindari ketergantungan pada salah satu hasil
pertanian. Misalnya bila harga bawang jatuh, petani masih memiliki penghasilan dari
menjual cabai atau tanaman lain.
d. meningkatkan ketahan pangan
Dengan diversifikasi pertanian, produksi pangan menjadi meningkat, dan lebih tahan
terhadap faktor gangguan seperti cuaca dan hama. Dengan demikian, ketahanan pangan
dapat dijaga karena suplai bahan makan yang lebih banyak.

4. masalah-masalah utama yang berhubungan dengan kurang berhasilnya pencapaian


diversifikasi pangan di Indonesia yaitu:
 Beras Lebih Bergizi dan Mudah Diolah Secara intrisik,

beras memang mempunyai banyak kelebihan dibandingkan jagung dan ubikayu. Dalam
komposisi zat gizi, kandungan energi dan protein beras adalah sekitar 360 Kalori dan 7-9
gram per 100 gram bahan, lebih tinggi daripada jagung dan ubi kayu.

 Konsep Makan

Masih banyak ditemukan di masyarakat yang mempunyai konsep makan “merasa belum
makan kalau belum makan nasi, walaupun sudah mengkonsumsi macam-macam makanan
termasuk lontong, ketupat; sebaliknya dibilang sudah makan, walaupun hanya makan nasi
dan lauk pauk yang sederhana. Pola sosial-budaya di masyarakat seperti ini secara nyata
akan meningkatkan permintaan beras dan menghambat diversifikasi konsumsi pangan.

 Beras Sebagai Komoditas Pangan Superior Kesulitan menerapkan diversifikasi

konsumsi pangan disebabkan kuatnya paradigma masyarakat yang menganggap beras


sebagai komoditas yang superior atau prestisius, sehingga masyarakat menjadikan beras
sebagai pangan pokok yang memiliki status sosial lebih tinggi. Menurut Syamsoe’oed
Sadjad, memang nenek moyang kita menjadikan nasi beras yang dimakan sesuatu yang
elite, sehingga hanya layak dikonsumsi oleh kalangan atas (orang kaya).

 Ketersediaan Beras Melimpah dan Harga Beras Murah

Salah satu cara untuk mewujudkan stabilitas politik adalah dengan menyediakan pangan
yang stabil dengan harga yang terjangkau. Di Indonesia, beras telah dijadikan komoditas
politik dan strategis, sehingga kebijakan pangan bias pada beras. Pemerintah telah
menetapkan berbagai kebijakan yang berkaitan dengan perberasan mulai dari industri hulu
sampai industri hilir, sehingga pertumbuhan produksi beras terus meningkat dan beras
dapat dijumpai dimana-mana dengan mudah.

 Pendapatan Rumah Tangga Masih Rendah

Perubahan pola konsumsi akibat kenaikan pendapatan tidak hanya mengakibatkan tuntutan
akan kuantitas tetapi juga kualitas dan bahkan komoditas baru. Dengan pendapatan yang
cukup, keluarga akan dapat leluasa menentukan pilihan-pilihan pangan sesuai dengan
selera, sehingga berbagai motif dalam memilih pangan akan muncul, tergantung dari motif
mana yang akan menjadi unsur utama. Telah banyak kajian yang menunjukkan bahwa
pendapatan rumah tangga mempengaruhi diversifikasi konsumsi pangan.

5. Dik. Anak laki-laki umur = 20 bulan

Tb = 80 cm

Bb = 10 kg

Median = 16,8
1 SD = 15,5

1 SD = 18,2

Dit: status gizi =…….?


Jawaban

Umur Simpangan baku

Bulan

-3 Sd -2 Sd -1 Sd median +1 Sd +2 Sd + 3 Sd

20 8,1 9,1 10,1 16,8 12,7 14,2 15,9

Status Gizi = Nilai Individu Nilai Median

Nilai Simpang Rujukan

Untuk kasus Bayi 20 Bulan, berat badannya 10 Kg lebih kecil dari nilai median 16,8

maka dari itu nilai simpangan baku rujukannya adalah 16,8 – 10,1 = 1 sehingga
perhitungannya sebagi berikut:
10 – 16,8 = 6,8 = 1.0149

16,8 – 10,1 6,7


Karena nilai status gizinya = 1,0149 berarti status gizinya tergolong baik.

6. Dik. Anak perempuan


Usia = 12 tahun
Bb = 42 kg
Tb = 150 cm
Median =16,8
1 sd =15,5
1 sd= 18,2
Dit = status gizi menurut IMT ?
JAWABAN
IMT = 42 kg

Anda mungkin juga menyukai