SKRIPSI
Oleh:
LUSIA FOUK
NIM. 1622511075
i
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
TIM PEMBIMBNG
Kupang,.........................2020
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi oleh Lusia Fouk telah dipertahankan di depan dewan penguji skripsi
program studi pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Kupang.
Dewan Penguji :
Ketua : Arifin, S.Pd.,M,Pd ( )
Mengetahui, Mengetahui,
Dekan FKIP, Ketua Program Studi
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Yangmembuat pernyataan
Meterai
LUSIA FOUK
NIM. 1622511075
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Penerapan Strategi active learning tipe index card match untuk meningkatkan
hasil belajar sosiologi pada siswa kelas XI IPS SMA Kupang Kupang. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan program Strata-1 di program
studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dalam peny
penulis baik berupa pikiran maupun materi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis dengan ketulusan hati menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Gabriel Asa dan mama tercinta Yasinta Moy (Almarhuma), selaku
bapak ibu kandung penulis, atas segala cinta, ketulusan dan doa kasih sayang
yang telah diberikan, dan kakak sulung Maria Beatris dan suami (Melkianus
maupun pikiran dan dukungan doa yang tulus, dan Adik Maksi, Jefri, lini dan
adik Enjel, yang telah membantu dan mendukung penulis dalam doa sehingga
Muhammadiyah Kupang.
vii
untuk memberikan arahan serta motivasi bagi penulis sehingga skripsi ini dapat
Universitas Muhammadiyah Kupang, yang selama ini berjerih paya dan dengan
skripsi ini.
diberikan hanya doa yang dapat penulis panjatkan, semoga Tuhan memberkati
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan karena keterbatasan pengetah
Kupang, ....................
Penulis
Lusia Fouk
viii
MOTTO
“Jika dalam poses perjalanan ada batu sanjungan atau kegagalan, maka
“perjuangkanlah”
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
ABSTRAK........................................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN.......................................................................... v
KATA PENGANTAR...................................................................................... vi
MOTTO............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah........................................................................... 4
C. Rumusan Masalah............................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian................................................................................ 4
E. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori........................................................................................ 6
1. Active Learning.............................................................................. 6
2. Hasil Belajar Sisiwa....................................................................... 17
3. Hubungan Strategi Active Learning dengan Masyarakat
Multikultural................................................................................ 22
B. Penelitian yang Relevan..................................................................... 23
C. Kerangka Berpikir.............................................................................. 27
D. Hipotesis Penelitian............................................................................ 28
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................................... 30
B. Waktu Penelitian................................................................................. 30
C. Deskripsi Tempat Penelitian............................................................... 30
D. Subyek Penelitian............................................................................... 31
E. Skenario Tindakan.............................................................................. 31
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.......................................... 35
G. Kriterian Keberhasilan Tindakan....................................................... 36
H. Teknik Analisis Data.......................................................................... 37
BAB IV. HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian................................................................................... 40
a. Siklus I........................................................................................... 41
b. Siklus II.......................................................................................... 51
B. Pembahasan........................................................................................ 60
1. Penerapan Strategi Active Learning tipe Index Card Match
x
dalam Pembelajaran Masyarakat Multikultural.......................... 60
2. Strategi tipe Index Card Match dapat meningkatkan Hasil
Belajar Sosiologi........................................................................... 63
C. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 67
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan............................................................................................. 68
B. Saran................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 73
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memperoleh informasi yang akurat untuk perbaikan kualitas pendidikan. Namun hal
ini belum banyak dilakukan, sehingga tiap sekolah tidak menerima informasi tentang
dari tahun ke tahun tidak banyak mengalami perubahan. Evaluasi pendidikan yang
bersifat nasional yang diselenggarakan setiap tahun seperti program rutin saja,
karena terdapat berbagai masalah yang terjadi saat proses pembelajaran. Masalah-
masalah yang ada berkaiatan dengan keaktifan belajar siswa. Adapun masalah-
masalah tersebut anatara lain; (1) Ada siswa yang keluar masuk kelas pada saat
proses pembelajaran berlangsung, (2) Ada siswa yang tidur di dalam kelas, (3) Ada
siswa yang ngobrol dengan teman sebangku pada saat poses pembelajaran
berlangsung dan lain sebagainya. Intinya masalah yang ada di SMA Muhammadiyah
Kupang siswa tidak ikut partisipasi atau tidak ikut aktif dalam proses pembelajaran.
siswa menurun. Oleh karena itu, dalam suatu proses pembelajaran siswa di
1
diharuskan untuk ikut aktif atau berpartisipasi selama proses pembelajaran
interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa atau dengan siswa itu sendiri. Hal ini
akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif dimana masing-
karena itu, keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi
pembelajaran untuk meningkatkan hasil yang lebih baik. Jika pembelajaran di tahun
belajar yang lebih baik atau lebih dimengerti siswa untuk aktif dalam belajar. Atau
pendidik harus mererapkan strategi baru jika siswa tidak senang dalam kelas saat
proses pembelajaran.
menerapkan suatu strategi baru yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yakni
strategi active learning tipe index card match. Dengan strategi ini, segala bentuk
pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antara siswa maupun dengan
guru dalam proses pembelajaran tersebut sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
pembelajaran active learning tipe index card match terhadap ketuntasan hasil belajar
2
dribble sepak bola (studi pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Balongpaggang)
card mard dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Afriansyah, 2017). Selain itu,
index card mard untuk meningkatkan hasil belajar siswa di madrasah menyimpulkan
penerapan model pembelajaran Active learning Tipe Giving Question And Getting
Answer terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X1 IPA SMA Negeri 1
Masalah Matematis, pada penelitian ini terdapat pengaruh pada kemampuan siswa
Selain itu, pada penelitian Yulia Anggraini, dkk tentang Pengaruh Penerapan
Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Firing Line Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar
Matematika Siswa SMP Kelas VIII, terdapat pengaruh motivasi dan hasil belajar
siswa (Anggraini et al., 2019). Pada penelitian Mercury Nirwana tentang Penerapan
et al 2019).
3
Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa rata-rata semua penelitian yang
relevan dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa maka peneliti menggunakan
strategi active learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan judul
penelitiannya “Penerapan Strategi Active Learning Tipe index card match untuk
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan strategi active learning tipe index card match dalam
2. Apakah penerapan strategi active learning tipe index card match dapat
D. Tujuan Penelitian
multikultural perlu diterapkannya metode active learning tipe index card match di
2. Untuk mengetahui apakah setelah menerapkan strategi active learning tipe index
Kupang?
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolahdan
Peneliti yaitu:
4
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. ActiveLearning
a. Pengertian Active Learning
Istilah active learning tipe index card match mempunyai konotasi
constructivism yaitu belajar secara actif dan dikostruksi dalam kontekssional. Ide
Strategi pembelajaran active learning tipe index card match adalah salah suatu
strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar
Active learning tipe index card match merupakan strategi pembelajaran yang
lebih banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses berbangi informasi dan
pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga
analisis dan sintesis serta mampu merumuskan nilai-nilai baru yang diambil dari
6
hasil analisis mereka sendiri (Baharun, 2015). Secara harafia active learning tipe
index card match maknanya adalah belajar aktif. Kebanyakan praktisi dan pengamat
pendekatan ini, persepsi pengetahuan dan perasaan peserta didik yang unik ikut
strategi secara aktif. Oleh pesrta didik dengan menggunakan otak untuk menemukan
konsep dan memecahkan masalah yang sedang dipelajari, di samping itu juga untuk
bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran baik dalam bentuk interaksi antara siswa maupun guru dalam proses
pembelajaran berlangsung.
Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari subjek belajar dalam
dengan hakikat belajar. Peran aktif peserta didik sangat penting dalam rangka
pembentukan generasi yang kreatif menghasilkan sesuatu untuk dirinya dan orang
7
lain. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi tingkat kemampuan peserta didik (Riswani and Widayati, 2012).
Strategi active learning tipe index card match merupakan istilah dalamdunia
meningkatkan mutu pendidikan. Dan untuk mencapai keterlibatan siswa agar efektif
dan efesien dalam belajar membutuhkan berbagai pendukung dalam proses belajar
dan dari sarana belajar. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa strategi active
learning tipe index card match menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan
belajar mengajar.Siswa dipandang sebagai objek dan sebagai subjek. Active learning
tipe index card match merupakan suatu proses belajar mengajar yang aktif dan
Active Learning tipe index card match adalah suatu pembelajaran yang
mengajak siswa untuk belajar aktif dan mereka secara aktif menggunakan otak
mereka baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran kedalam suatu
persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Hal inilah yang membuat siswa di kelas
Menurut Sukandi dalam Baharun (2015) active learning adalah cara pandang
terhadap pengalaman dan informasi yang dilakukan oleh si pembelajar, bukan oleh si
8
pengajar, serta menganggap mengajar sebagai kegiatan menciptakan suatu yang
berkeinginan terus untuk belajar selama hidupnya, dan tidak tergantung kepada guru
atau orang lain bila mereka mempelajari hal-hal yang baru. Active learning tipe
index card match adalah proses belajar dimana siswa mendapat kesempatan untuk
Sedangkan Silberman dalam baharun Strategi active learning tipe index card
yang komprehensif yang meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik
menjadi aktif. Memang pedekatan active learning tipe index card match merupakan
konsep yang sukar keaktifan dari peserta didik, meskipun kadar keaktifannya itu
bahwa strategi active learning tipe index card match adalah suatu proses
pembelajaran untuk memberdayakan peserta didik agar peserta didik belajar secara
Agar proses pembelajaran active learning tipe index card mard bisa berjalan
dengan baik, maka pendidik sebagai penggerak belajar peserta didik dituntut untuk
9
model pembelajaran aktif dari mulai yang sederhana sampai dengan yang rumit.
Beberapa jenis strategi pembelajaran tersebut antara lain adalah (Effendi, 2016).
pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk memunculkan ide apa
yang terkandung dalam suatu gambar. Gambar tersebut tentu saja berkaitan
macam pendapat dari peserta didik tersebut akan dapat ditarik benang merahnya
2. Tipe Index Card Match (mencari pasangan jawaban) yaitu suatu strategi
untuk menemukan jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang sudah disiapkan
(Effendi, 2016).
dengan keyakinan mereka sendiri. Strategi dapat diterapkan kalau guru hendak
10
antara lain kemampuan berkomunikasi dan mengomunikasikan gagasannya
4. Everyone Is Teacher Here (semua adalah pendidik) yaitu strategi yang digunakan
oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk semuanya berperan
bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta didik
untuk berperan sebagai guru bagi kawannya. Dengan ini diharapkan agar
pesertadidik yang pasif dapat ikut terlibat dalam pembelajaran aktif (Effendi,
2016).
5. Team Quiz, model ini mendorong siswa untuk aktif dalamkelompok untuk
(Effendi, 2016).
masa mendatang. Topik yang dapat diangkatuntuk role play misalnya memainkan
pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa lainnya dan salah satu
11
8. Student-led Review Session. Strategiini digunakan untuk memberikan peran
kepada mahasiswa sebagai pengajar. Dosen hanya bertindak sebagai nara sumber
dan fasilitator. Strategi ini dapat digunakan pada sesi review terhadap materi
diminta untuk mendiskusikan hal-hal yang dianggap belum dipahami dari materi
menjawabnya. Kegiatan kelompok dapat juga dilakukan dalam bentuk salah satu
dilakukan untuk seluruh kelas. Prosesini dipimpin oleh mahasiswa dan dosen
lebih berperan untuk mengklarifikasi hal-hal yang menjadi bahasan dalam proses
9. Jigsaw, yaitu model kerja kelompok yang terstruktur didasarkan pada kerjasama
dan tanggung jawab. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh
siswa dansetiap peserta didik memikul suatu tanggung jawab yang signifikan
10. Reading Guide (penuntun bacaan). Strategi ini digunakan pendidik dengan
maksud mengajak peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan cara membaca
suatu teksbacaan (buku, majalah, koran dan lain-lain) sesuai dengan materi
12
11. Card Sort (menyortir kartu). Yaitu strategi yang digunakanoleh pendidik dengan
maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui
12. Concept Mapping (peta konsep). Suatu cara yang digunakan oleh pendidik
kunci darisuatu pokok persoalan sebagai rumusan inti pelajaran (Effendi, 2016).
13. Information Search (mencari informasi) yaitu suatu carayang digunakan oleh
pertanyaan yang diajukan baik oleh pendidik maupun peserta didik sendiri,
prosedur atau alat. Presentasi dilengkapi dengan penjelasan lisan dan alat visual,
15. Think-Pair-Share, dengan cara ini mahasiswa diberi pertanyaan atau soal untuk
dipikirkan sendiri kurang lebih 2-5 menit (think), kemudian mahasiswa diminta
sebelahnya (pair). Setelah itu, pengajardapat menunjuk satu atau lebih mahasiswa
untuk menyampaikan pendapatnya atas pertanyaan atau soal itu bagi seluruh kelas
13
Mengingat banyaknya jenis strategi active learning maka pada penelitian ini
peneliti menggunakan strategi active learning tipe index card Match (Mencari
pasangan jawaban).
kuliah.
melakukan evaluasi.
5) Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
1) Situasi kelas menantang peserta didik melakukan kegiatan belajar secara bebas
tapi terkendali.
14
2) Pendidik tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak memberikan
3) Pendidik menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi peserta didik, bisa
sumber tertulis, sumber manusia, misalnya peserta didik itu sendiri menjelaskan
permasalahan kepada peserta didik lainnya, berbagai media yang diperlukan, alat
sama dilakukan oleh semua peserta didik, ada kegiatan belajar yang dilakukan
secara kelompok dalam bentuk diskusi dan ada pula kegiatan belajar yang harus
6) Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dengan susunan yang mati, tapi
7) Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari segi hasil yang dicapai peserta didik
tapi juga dilihat dan diukur dari segi proses belajar yang dilakukan siswa.
atau pernyataan gagasannya, baik yang diajukan kepada pendidik maupun kepada
15
9) Pendidikan senantiasa menghargai pendapat pesertadidik terlepasa dari benar atau
salah. Bahkan pendidik harus mendorong peserta didik agar selalu mengajukan
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik
dapat mencapai hasi belajar yang memuaskan dengan karakteristik pribadi yang
mereka miliki. Disamping itu, pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga
perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran (Sukron, 2010).
1. Buatlah potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas dan
3. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat
4. Setiap siswa diberi satu kertas, jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang
mendapatkan jawaban
5. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika yang sudah
16
berdekatan.Jelaskan juga agar mereka tidak memberi tahu materi yang mereka
yang diperoleh dengan kertas kepada teman yang lain. Selanjutnya soal-soal
Dalam hal ini guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang terbaik sesuai
Untuk menentukan berhasil atau gagalnya siswa menempuh pendidikan dalam
suatu lembaga, secara umum digunakan tolak ukur hasil belajar untuk mengetahui
pengalaman belajar. Hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan
perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.
Sehubungan dengan pendapat itu, seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam
tindakan belajar mengajar, dimana tindakan mengajar dari guru diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian
17
yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai indikator dan
melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun
dan membina kegiatan-kegiatan lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah peserta
Hasil belajarterwujud dalam perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu dan
dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri peserta didik, yang dapat diamati dan diukur dalam
Hasil belajar pada kurikulum 2013 ada empat aspek yang dinilai, yaitu
18
dengan tes tertulis, tes lisan dan penugasan. penilaian kompetensi keterampilan
dilakukan tes praktik, projek dan portofolio. Semua penilaian dilaksanakan dengan
mengacu pada kompetensi dasar (KD) dari setiap kompetensi inti dalam standar isi
yang hasilnya harus diolah dan dilaporkan dalam laporan hasil pendidikan
mengevaluasi hasil belajar seorang guru dapat menggunakan dua macam tes yaitu :
2. Tes bantuan guru sendiri (teacher made test) yang meliputi tes lisan atau tes
tertulis.
Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik
1) Perubahan terjadi secara sadar, berarti bahwa seseorang yang belajar akan
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, berarti satu perubahan
19
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, berarti perubahan tertuju untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dan perubahan itu tidak terjadi dengan
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, namun bersifat tetap dan
permanen.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah, berarti perubahan terjadi karena
keterampilan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, dan faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor eksternal dan internal. Menurut Slameto
a. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu, faktor internal terdiri
b. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasala dari luar individu, faktor eksternal
terdiri dari, faktor keluarga, faktor sekolah, masyarakat, teman bergaul dan bentuk-
1. Faktor lingkungan
20
2. Faktor instrumental
Faktor instrumental terdiri dari kurikulum, program, sarana fasilitas dan guru
3. Kondisi fisiologis
Orang yang dalam keadaan segar dalam jasmaninya akan berlainan belajarnya dari
orang yang dalam keadaan lemah. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata
Multikultural
berbagai cara secara aktif. Dalam hal ini proses aktivitas pembelajaran didominasi
oleh peserta didik dengan menggunakan otak untuk menemukan konsep dan
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, di samping itu juga untuk menyiapkan
yangsama antara satu dengan lainnya. Tiap-tiap wilayah memiliki adat, suku, bahasa,
(Muthmainnah, 2008).
21
Secara garis besar masyarakat multikultural didefinisikan sebagai istilah dari
keanekaragaman yang kompleks antara suatu penduduk yang hidup menjadi satu
wilayah dan dapat menerima perbedaan antara satu dengan lainnya. Dalam
masyarakat multikultural sikap toleransi dan dapat menerima keragaman adalah hal
yang paling dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu masyarakat
penilaian terhadap budaya yang dimiliki oleh orang lain. Pada dasarnya masyarakat
multikultural sendiri adalah pandangan terhadap dunia yang memiliki beragam jenis
kebijakan budaya, agama, ras, ataupun suku yang dianggap sebagai salah satu
secara aktif menuju kesamaan struktur dalam organisasi dan lembaga sekolah.
budaya agama, ras, ataupun suku. Maksudnya bahwa selain belajar mengetahui
tentang materi-materi siswa juga dapat belajar nilai dan norma atau saling
22
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut, yakni
pertamadisusun oleh Eko Fani Afriansyah pada tahun 2017 tentang Penerapan
Ketuntasan Hasil Belajar Dribble Sepak bola (Studi Pada Siswa Kelas X SMA
terdapat peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa. Kedua penelitian Hasan Baharun
Hasil Belajar Siswa Di Madrasah oleh (Baharun, 2015), pada penelitian ini terdapat
model pembelajaran Active learning Tipe Giving Question And Getting Answer
terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X1 IPA SMA Negeri 1 Sendana, pada
penelitian ini terdapat pengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa (Rismawati and
Masalah Matematis, pada penelitian ini terdapat pengaruh pada kemampuan siswa
Pembelajaran Aktif Tipe Firing Line Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar
Matematika Siswa SMP Kelas VIII, terdapat pengaruh motivasi dan hasil belajar
siswa (Anggraini et al., 2019). Keenam penelitian Mercury Nirwana tahun 2019
23
tentang Penerapan Strategi Firing Line Berbasis Active Learning Untuk
Ketujuh penelitian ini disusun oleh Sukron Muhammad Toha tahun 2018
tentang pelaksanaan metode Active Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa
penelitian Kadariah tahun 2018 tentang penerapan strategi pembelajaran Active Tipe
Everyone Is ATeacher Here (ETH) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V
Martiningsih tahun 2016 Peranan Strategi Active Learning Terhadap Hasil Belajar
Kesepuluh penelitian Ida Martini tahun 2014 Penerapan Active Learning Untuk
Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Apresiasi Musik Nusantara Pada Siswa
Aktif Tipe Everyone Is A Teacher Here (ETH) Untuk Meningkatkan Hasil belajar
Fisika Peserta Didik Kelas X SMA Al Bayan Makassar (Said et al., 2015). Kedua
belas penelitan Dodik Kariadi dan Wasis Suprapto Strategi Pembelajaran Active
24
Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar. Hasil penelitian ini meneunjukkan bahwa
kemandirian siswa,inovasi dan kreatifitas guru dalam variasi pembelajaran masa kini
Keguruan IAIN Raden Intan Lampung. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung kurang
maksimal (kurang baik). Hal ini dapat ditunjukkan dengan data observasi dan
wawancara. Adapun kuesioner dipakai untuk menggali data minat dan motivasi
menggunakan strategi pembelajaran avtive learning tipe modelling the way dan
fokus penelitiannya pada ketuntasan hasil belajar siswa. Kedua, pada penelitian
25
pembelajaran aktif. Ketiga, pada penelitian Rismawati dan Nurmiati, (2019),
(2019), menggunakan jenis pemebelajaran aktif tipe Firing Line, penelitian ini
mengarah pada motivasi dan hasil belajar matematika siswa. Keenam, penelitian
Nirwana, (2019) menggunakan pembelajaran aktif tipe Firing Line dan mengarah
Dan Hasil Belajar Apresiasi Musik Nusantara. Kesebelas Penelitian said, (2015)
Meningkatkan Hasil belajar Fisika Peserta Didik. Kedua belas penelitan Kariadi dan
26
Strategi Pembelajaran Aktif sedangkan pada penelitian ini mengarah pada hasil
belajar sosiologi.
C. Kerangka Berpikir
pendidikan. Untuk mencapai keterlibatan siswa agar efektif dan efisien dalam
belajar, dibutuhkan berbagai pendukung dalam proses belajar mengajar, yaitu dari
sudut siswa, guru, situasi belajar, program belajar, dan dari suasana belajar.
merupakan suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara
aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka mendominasi aktivitas
pembelajaran, sehingga dengan kegiatan ini siswa secara aktif menggunakan otak,
apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan
nyata. Melalui strategi active learning ini pula, peserta didik di SMA
Muhammadiyah Kupang diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran,
tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya
peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil
27
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Siklus I
Kondisi menggunakan Hasil Belajar
Awal strategi active Mulai Meningkat
learning
Siklus I
Tindakan Hasil Belajar sosiologi
menggunakan
meningkat
strategi active
D. Hipotesis Penelitian
menguji kebenaran suatu hipotesis diperlukan suatu informasi yang digunakan untuk
mengambil sutau kesimpulan (Fuadah, 2019). Berdasarkan latar belakang dan hasil-
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebua kelas
B. Waktu Penelitian
2019/2020 pada bulan Maret-April 2020. Penelitian dilakukan selama dua kali siklus
dengan tiga kali pertemuan pada setiap siklus. Peneliti akan melakukan evaluasi pada
K. H. Ahmad Dahlan, Kayu Putih, Kec. Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara
Timur.
29
D. Subyek Penelitian
Kupang. Penentuan subyek penelitian ini disesuaikan dengan judul dan materi pokok
kelas XI IPS. Alasan lain peneliti memilih subyek penelitian ini untuk mengetahui
kelebihan dan kelemahan penerapan tipe index card match dalam upaya
peningnkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Subyek yang dipilih terdiri dari 35
siswa dengan jumlah siswa laki-laki 23 siswa dan perempuan berjumlah 12 siswa
E. Skenario Tindakan
tindakan dari salah satu jenis pembelajaran tersebut antara lain, yakni Index Cart
Match (mencari pasangan jawaban). Strategi ini adalah salah satu cara yang dapat
kesempatan pada peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada
kawan sekelas.
pembelajaran sehingga aktivitas siswa meningkat. Strategi ini dapat melatih pola
pikir siswa karena dengan straategi ini siswa di latih kecepatan berpikirnya
dalammempelajari suatu konsep atau topik melalui pencarian kartu jawaban atau
Rancangan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus dan 1 siklus
30
Gambar 2. Siklus model Kemmis dan Taggrad
Pelaksanaann
Perencanaan Observasi
Siklus I
Refleksi
Pelaksanaann
Perencanaan Observasi
Siklus II
Refleksi
a. Siklus I
1. Perencanaan
multikultural.
2. Pelaksanaan tindakan
31
Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu melaksanakan proses
dalam kelas.
b) Guru membagi potongan kartu-kartu tersebut menjadi dua bagian yang sama.
materi yang akan dipelajari. Setiap kartu berisi satu pertanyaan. Pada separuh
kartu yang lain, guru menuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah
dibuat.
c) Guru mengocok semua kartu sehingga akan tercampur antara pertanyaan dan
jawaban.
d) Guru membagikan satu kartu kepada setiap siswa. Guru selanjutnya menjelaskan
bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan bserpasangan. Separuh dari jumlah
siswa akan mendapatkan pertanyaan dan separuh yang lain akan mendapatkan
jawaban.
e) Guru meminta kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang
berdekatan. Guru juga menjelaskan agar mereka tidak memberitahu materi yang
f) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, guru meminta
32
diperoleh kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya pertanyaan tersebut
3. Observasi
4. Refleksi
b. Siklus II
1. Perencanaan
b) Membuat RPP.
d) Menysusn kuis
e) Menyusun kelompok.
33
2. Pelaksanaan tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah proses penerapan strategi
pada siklus I masih terdapat kendala dimana siswa masih sangat terpaku pada
pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu. Sehingga peneliti melakukan
perbaikan pada penelitian siklus ke-II dengan mengubah cara bermain tipe index
card match.
3. Obsevasi
MuhammadiyahKupang.
4. Refleksi
penelitian.
a. Observasi
34
alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkahlaku individu atau proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati (Nurrohmatin, 2010). Observasi ini
b. Tes
mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,dengan cara dan aturan yang
sudah ditentukan (Laila, 2010). Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa.Tes, diberikan pada akhir pembelajaran setiap siklus untuk mengukur hasil
belajar kognitif siswa. Lembar tes 10 soal pilihan ganda untuk siklus pertama dan
siklus kedua.
2. Lembar Tes
Lembar Tes adalah suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan
35
apabila keaktifan siswa pada pelajaran sosiologi mencapai 75%. Sedangkan hasil
belajar siswa dinyatakan tuntas jika 75% dari seluruh siswa mencapai kriteria
1. Analisis Kuantitatif
statistik. Fokus metode kuantitatif adalah mengumpulkan data set dan melakukan
generalisasi untuk menjelaskan fenomena khusus yang dialami oleh populasi (Sidiq,
2017). Instrumen hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
(Islami, 2015).
∑x
X=
n
Keterangan:
X = Rerata Nilai
36
f
P= × 100 %
n
Keterangan:
P = Angka presentase
2. Analisis Kualitatif
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
1. Pengumpulan data
37
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pengolahan informasi atau data yang diperoleh
peneliti. Pada tahap ini peneliti memiliki tugas untuk memilih dan memilah data
3. Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan penelitian dimana pada tahap
ini peneliti menyederhanakan hasil penelitiannya agar mudah dipahami maksud dan
4. Kesimpulan/ verifikasi
Kesimpulan merupakan hasil akhir dari suatu proses penelitian. Pada tahap ini
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI IPS SMA Muhamamdiyah
strategi active learning tipe index card match. Pembelajaran strategi active learning
ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa, pembelajaran ini didesain untuk
menjadikan solusi untuk peningkatan hasil belajar siswa karena pembelajaran active
learning merupakan strategi yang tepat untuk dilakukan pada materi pokok
Muhammadiyah Kupang.
Dalam bab ini akan disajikan data-data hasil penelitian terhadap peningkatan
hasil belajar siswa tentang materi pokok masyarakat multikultural melalui Strategi
active learning tipe index card match pada siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah
Kupang. Hasil penelitian ini diuraikan dalam bentuk tahapan yang terdiri dari siklus-
siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas dengan
data yang diperoleh antara lain tentang data tes hasil belajar siswa setiap siklusnya
39
dan hasil observasi aktifitas siswa. Berikut ini data-data yang diperoleh dari hasil
a. Siklus I
1. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
mengikuti kurikulum yang digunakan sekolah yakni K13, dan menetapkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran sosiologi kelas XI IPS SMA
dilakukan pada siklus 1 yaitu dengan menggunakan strategi active learning tipe
digunakan dalam menerapkan strategi active learning tipe index card match dan
menyusun soal sebagai penilaian dari hasil belajar siswa. Soal yang diberikan berupa
soal pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda yang harus dijawab oleh
observasi siswa. Tahap terakhir dalam perencanaan ini yaitu menetapkan kriteria
40
2. Pelaksanaan Tindakan
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Februari 2020
oleh peneliti dalam kegiatan awal pada proses pembelajaran yaitu guru memasuki
kelas dengan membawa bahan ajar RPP dan lembar observasi serta potongan kartu
yang telah ditulis dengan pertanyaan dan jawaban sejumlah banyaknya siswa yang
telah dipersiapkan sebelumnya. Pada seluruh potongan kartu tersebut sebagian ditulis
guru mengucapkan salam pembuka dan mengajak semua siswa untuk berdoa serta
materi adalah guru bertanya kepada siswa apa yang dimaksud dengan pengertian
pertanyaan dan ada pula siswa yang diam saja. Setelah itu diberi kesempatan kepada
41
siswa untuk membaca materi tentang pengertian dan karakteristik masyarakat
dan karakteristik masyarakat multikultural secara singkat. Pada saat menjelaskan ada
16 siswa dari 32 siswa yang mendengar penjelasan materi. Sedangkan sisa siswa
yang lainnya yakni sejumlah 16 siswa tidak aktif mendengar materi dari guru hal ini
Langkah selanjutnya guru mulai menerapkan strategi active learning tipe index
yakni pertanyaan dengan jawaban sejumlah banyaknya siswa yang hadir, kemudian
potongan kartu tersebut dikocok sehingga tercampur antara pertanyaan dan jawaban.
Kemudian dibagikan kepada siswa yang hadir. Setelah itu, guru menjelaskan bahwa
kartu tersebut berisi pertanyaan dan juga jawabannya. Selanjutnya guru meminta
siswa untuk menemukan jawabannya dari pertanyaan yang ada dengan cara masing-
masing siswa mencari pasangan jawabannya. Pada kegiatan ini ada 8 siswa yang
duduk berdekatan dengan pasangannya. Guru juga meminta kepada setiap pasangan
agar tidak memberitahukkan materi yang mereka dapat kepada pasangan lain.
Setelah itu, guru meminta pada setiap pasangan secara bergantian untuk
42
membacakan pertanyaan dan jawabannya setiap pasangan. Kegiatan membaca dan
telah di pelajari. Pada bagian ini siswa yang mampu membuat kesimpulan adalah
sebanyak 14 siswa sedangkan siswa yang lainnya tidak mampu membuat kesimpulan
karena tidak menguasai materi seluruhnya. Setelah itu guru juga menyimpulkan
meminta salah satu siswa untuk memimpin doa penutup dan selanjutnya dilanjutkan
b) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua ini dilakukan pada hari Senin, 10 februari 2020 ini
Pelaksanaan tindakannya pada pertemuan ini dilaksanakan sesuai RPP yang telah di
siapkan dengan menerapkan strategi active learning tipe index carth match. Untuk
Pada Proses penerapan strategi ini adalah guru memasuki kelas dengan
membawa bahan ajar, RPP, lembar observasi dan juga kartu pasangan yang telah di
43
meminta kepada siswa untuk mempin doa sebelum jam pelajaran dimulai, dan
mengecek kehadiran siswa pada pertemuan kedua ini 30 siswa yang hadir.
Langkah selanjutnya pada pertemuan kedua ini, sebelum guru mulai dengan
pelajaran sekarang, guru meminta kepada siswa untuk mengingat kembali materi
yang telah di pelajarinya masih ada siswa yang bingung materi pada pertemuan
pembelajaran dengan menggunakan tipe index card match dengan membagi siswa
sub-sub pokok bahasan materi, tiap kelompok diminta untuk mendiskusikan kembali
dengan materi yang sudah dijelaskan oleh guru. Guru memberikan kesempatan
kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya. Tipe pembelajaran ini dilakukan
Pada pertemuan kedua ini guru menemukan 23 siswa yang mampu menjawab
44
kembali pertanyaan guru terhadap materi pada pertemuan kedua, sedangkan 7 orang
c. Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 februari 2020 pada siklus
card martch namun untuk meningkatkan keaktifan siswa, peneliti mengubah cara
bermain tipe index card martch. Cara bermainnya adalah guru akan
Setelah itu langkah selanjutnya adalah guru akan membagikan kartu ke setiap siswa.
Setiap potongan kartu akan dituliskan tema pembelajaran pada pertemuan saat itu.
sendiri.
Pembelajaran akan diawali dengan Doa oleh salah satu siswa, guru
menanyakan kembali materi yang sudah dibahas, lalu menginformasikan materi yang
akan dibahas, mendemonstrasikan cara belajar dengan menggunakan tipe index card
martch. Setelah itu siswa akan diberikan potongan-potongan kartu dan diberikan
kartu yang dibagikan. Setelah itu siswa akan diminta untuk dapat mengemukakan ide
atau buah pikir yang telah dikembangkannya. Setelah itu guru akan menjelaskan
kembali dari hasil pemikiran siswa, dan mengembangkan materi untuk membantu
45
siswa lebih memahami isi materi. Pada kesempatan terakhir guru akan meminta
siswa untuk menyimpulkan isi materi terkait masalah yang timbul akibat
pada siklus-I peneliti melakukan kuis singkat dengan memberikan 10 butir soal
pilihan ganda untuk mnegetahui pemahaman siswa dari awal pertemuan sampai
akhir pertemuan.
dengan bertanya jawab kembali isi materi, pesan-pesan moral dan Doa. Pada
hasil pemikirannya dari potongan kartu yang dibagikan. Selain itu terdapat 5 orang
siswa berpendapat tidak sesuai dengan materi terkait dan 5 orang lainnya belum
a. Hasil evaluasi
Hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I Dikelas dapat
46
Berdasarkan table diatas, diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas sebanyak
15 siswa dengan hasil presentase 42,85% sedangkan siswa yang tidak tuntas 20
siswa dengan presentase 57,14% sedangkan jumlahnya siswa yang pendapatkan nilai
tertinggi yakni 2 siswa dengan nilai yang diperoleh 85 dan siswa yang mendapatkan
nilai terendah yakni 2 orang dengan nilai 40, dan nilai yang sering muncul yakni 60.
Adapun nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 66 maka dari table diatas masih
banyak siswa yang belum memahami materi kareana hal ini disebabkan kurangnya
b. Hasil Observasi
keaktifan siswa peneliti menggunakan pembelajaran tipe index card match. Tipe
pembelajaran ini merangsang siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Cara
bermain tipe pembelajaran ini adalah peneliti menyiapkan potongan kartu yang berisi
pertanyaan, jawaban atau juga tema umum dengan observasi tujuan siswa dapat
siswa dan menaggapi sesama temannya atau juga guru. Selain untuk mengetahui
prenstase pemahaman dan keaktifan siswa, peneliti juga ingin mengetahui kelebihan
dan kekurangan dari tipe pembelajaran index card match, apakah tipe pembelajaran
ini dapat membangkitkan keaktivan siswa dalam proses pembelajaran. Berikut ini
Kupang.
47
Tabel 2. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I
jumlah siswa 23 dan pertemuan ketiga jumlah siswa 25 Sehingga jumlah rata-rata
aspek pertama pada pertemua pertama, kedua dan ketiga sebanyak 21,33 dan pada
aspek kedua di pertemuan pertama jumlah siswa yang aktif bertanya pada pertemuan
I sebanyak 16 orang siswa, pada pertemuan ke-II terdapat 20 orang siswa dan
sebesar 19,66. Pada aspek ketiga yaitu siswa yang menanggapi guru dan sesama
teman pada pertemuan-I sebanyak 16siswa, pertemuan ke-II terdapat 20 orang siswa
dan pada pertemuan ketiga terdapat 26 orang siswa, shingga pada pertemuan ini akan
48
diperoleh nilai rata-rata sebesar 20,66. Pada aspek ke empat yaitu siswa mampu
pada pertemuan ke-II terdapat 23 orang siswa dan pada pertemuan ke-III terdapat 15
orang siswa, sehingga akan diperoleh nilai rata-rata sebesar 18 Dan pada pertemuan
terakhir dengan aspek siswa mampu menyimpulkan materi, pada pertemua-I terdapat
14 orang siswa, pertemuan ke-II terdapat 15, dan pada pertemuan ketiga terdapat 25
4. Refleksi
Pada pertemuan pertama peneliti menggunakan tipe index card match, yang
keaktifan siswa cara bermain card match tipe pada pertemuan pertama adalah guru
membagikan potongan kartu yang berisi pertanyaan juga beberapa potongan kartu
siswa, lalu siswa diminta untuk membaca pertanyaan dan ketepatan siswa lain dalam
masih kurang tepat karena belum dapat membangkitkan keaktivan siswa karena
siswa terpaku pada pertanyaan dan jawaban pada potongan kartu. Pada pertemuan
cara bermainnya yaitu peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok besar sesuai
dengan pokok bahasan. Lalu tiap kelompok akan diberikan potongan kartu berisi 1
sub tema untuk siswa diskusikan setelah itu siswa diminta untuk membacakan
49
Cara bermain ini juga masih kurang tepat karena siswa lain hanya mendengar
kawan yang lain atau tidak ikut berpartisipasi aktif dalam kelompok. Lalu pada
pertemuan ketiga peneliti tetap menggunakan tipe index card match, namun peneliti
mengubah cara bermain dari tipe pembelajaran ini. Peneliti membagikan potongan
kartu yang berisi tema umum yang akan dibahas, dan meminta siswa untuk dapat
masing. Pada penelitian silkus pertama masih terdapat siswa yang tidak
berpartisipasi aktif dalam kelas sehingga penelitian akan dilanjutkan pada siklus
kedua.
b. Siklus II
1. perencanaan
Setelah melakukan refleksi pada siklus I dan hasil analisis yang telah dilakukan
pada siklus I, maka peneliti perlu menyusun perencanaan pada siklus II, untuk
pembelajaran pada siklus ke-II sama dengan proses pembelajaran pada siklus I,
namun peneliti mencoba mengubah cara bermain card match agar siswa lebih aktif
dan mendorong keberanian siswa dalam kelas. Cara bermain card match pada siklus
ke-II peneliti terlebih dahulu akan membagikan kartu kosong kepada siswa, lalu
peneliti akan menjelaskan materi pada pertemuan saat itu secara umum. Setelah itu
siswa diminta untuk mengembangkan materi yang sudah dijelaskan secara lebih rinci
menurut pemahaman siswa dalam kartu yang sudah dibagikan, setelah itu setiap
50
siswa diminta untuk membacakan kembali isi kartu yang dituliskannya. Pada tahap
ini peneliti akan melihat perkembangan dari setiap siswa dalam mengemukakan
Proses pembelajaran pada siklus ke-II akan dilaksanakan sesuai RPP yang
sudah disiapkan oleh peneliti dengan sub pokok bahasan pada pertemuan pertama
multikultural dan pertemuan ketiga membahas tentang Sikap empati dan toleransi
index card match, apakah tIpe pembelajaran ini dapat mewujudkan stategi
2. Pelaksanaan tindakan
hari Sabtu 22 Februari 2020. Setiap petemuan dilakukan selama 2x45 menit.
pelaksanaan pada siklus II berbeda dengan pelaksanaan siklus I yakni pada pada
siklus pertama pertemuan I siswa sangat tergantung pada isi potongan setiap kartu,
sementara pada pertemuan ke-II siklus-I sebagian siswa bergantung pada teman
kelompoknya dan tidak berpartisipasi aktif, dan pada pertemuan ke-III siklus-I
51
pelaksanaan siklus II ini peneliti akan melihat beberapa kekurangan tersebut diatas
yang ada pada siklus I kemudian peneliti akan memperbaikinya di siklus II.
a) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Senin, 17 Februari 2020
penerapanstrategi active learning tipe index card match. Proses pelaksanaannya guru
disiapkan berupa lembar observasi dan dengan potongan kartu. Siswa yang hadir
pada pertemuan ini 34 siswa dari 35 siswa sedangkan satu siswanya tidak pernah
I siklus II.
Pada kegiatan siklus II ini guru akan memperbaiki kekurangan pada siklus I
dapat menghidupkan suasana belajar siswa agar tidak merasa bosan atau jenuh,
permainan yang dilakukan berhasil membangun semangat siswa untuk lebih aktif
Siklus II pusat perhatian siswa dalam proses pembelajaran berlangsung siswa betul-
betul fokus dan memahami dengan materi yang sudah dipelajari. Setelah itu guru
menerapakan starategi active learning tipe index card match ini, awalnya guru akan
menjelaskan terlebih dahulu materi pada pertemuan saat itu secara umum. Setelah itu
guru mendemonstrasikan cara bermain tipe indexcard macth, lalu siswa akan
52
dibagikan potongan kartu kosong, setiap siswa akan mendapatkan satu kartu, setelah
itu siswa diminta untuk megembangkan tema umum yang sudah dijelaskan terlebih
dahulu menurut pendapat mereka sendiri setelah itu siswa akan membacakan hasil
pemikiran tiap-tiap siswa. Setelah itu sebelum guru menyimpulkan isi materi pada
pertemuan saat itu terlebih dahulu guru akan meminta siswa untuk menarik
lainnya yang mampu memberi kesimpulan dari sisi materi dan sedangkan 3 orang
b) Pertemuan Kedua
pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Februari 2020 deng
pada pertemuan ini dilaksanankan sesuai RPP yang telah di siapkan dengan
lalu pembelajaran akan diawali dengan Doa, absen dan kegiatan diawal pelajaran
untuk membangkitkan suasana kelas. Setelah itu guru menjelaskan materi secara
umum dan siswa dibagikan kartu kosong. Cara bermain ini dilakukan sama dengan
53
cara bermain pada pertemuan pertama karena sebagian besar siswa sudah belajar
meminta salah satu siswa untuk memimpin doa penutup dan selanjutnya dilanjutkan
c) Pertemuan ketiga
Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Senin, 24 februari 2020
Pembelajaran akan diawali dengan Doa dan aktivitas diawal pembelajaran untuk
membangkitkan suasana kelas. Selanjutnya guru akan membagi siswa dalam empat
kelompok besar lalu guru akan membagikan setiap siswa 1 potongan kartu kosong
dan meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan materi pada pertemuan saat itu
lalu siswa diminta untuk menuliskan hasil diskusi dan mengembangkannya menurut
ditukarkan dengan anggota kelompok lain, setelah itu masing-masing siswa akan
membacakan hasil kerja kelompok lain, dan kelompok yang mengerjakan hasil
diskusi akan bertanggung jawab untuk memberi kesimpulan dari hasil kerja mereka
54
Peneliti memberikan 10 nomor soal pilihan ganda. Pembelajaran akan diakhiri
dengan pesan-pesan moral, informasi kegiatan besok, Doa dan salam penutup.
Pada pertemuan ini keaktifan siswa dapat meningkat dimana hampir sebagian
yang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif sedangkan dua orang siswa
penelitian siklus ke-II peneliti menyimpulkan bahwa tipe pembelajaran index card
match adalah salah satu tipe pembelajaran yang cocok diterapkan untuk
a) Hasil evaluasi
diajarkan, setelah itu siswa diberikan tes hasil belajar pada siklus pertama sejauh
mana perkembangan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa setelah diberikan
tindakan pada siklus II Dikelas dapat dilihat pada table di bawah ini
55
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas sebanyak
27 siswa dengan hasil presentasi 77,15% sedangkan siswa yang tidak tuntas 8 siswa
tertinggiyakni 1 orang dengan nilai 90 dan siswa yang mendapatkan nilai yang
paling terendah 3 siswa dengan nilai 50, dan nilai yangsering muncul yakni 75.
Adapun nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 73,5 maka dari table diatas
banyaknnya siswa yang sudah memahami materi sehingga nilai yang diperoleh siswa
b) Hasil observasi
proses pembelajaran berlangsung peneliti mengamati siswa mana yang aktif dan
mana yang tidak aktif. Sesuai tahap persiapan peneliti menyiapkan lembar potongan
kartu kosong, lalu pada kegiatan inti kartu dibagikan pada setiap siswa, pada
mengembangkan hasil pemikiran mereka dan terdapat 4 orang lainnya yang mampu
memberi kesimpulan dari isi materi dan sedangkan 3 orang belum dapat
berpartisipasi aktif pada pertemuan ini. Pada pertemuan ke-II siklus ke-II peneliti
tetap menggunakan cara bermain tipe index card match sama dengan pertemuan-I,
karena peneliti mengetahui ada peningkatan keaktifan siswa pada pertemuan-I siklus
ke-II. Dan untuk mendorong beberapa orang siswa lainnya yang belum aktif dalam
kelas peneliti mencoba mengubah cara bermain pada pertemuan ke-III dengan tetap
menggunakan tipe index card match. cara bermain pada pembelajaran terakhir
56
adalah siswa dibagi dalam dua kelompok besar lalu setiap kelompok diberi satu topik
potongan kartu kosong dan menuliskan hasil diskusi didalamnya. Setelah itu siswa
diminta untuk menukarkan hasil kerjanya dengan anggota kelompok lain. Anggota
kelompok lain akan membacakan hasil kerja kelompok lain dan kelompok yang
pertemuan ini keaktifan siswa dapat meningkat dimana hampir sebagian besar siswa
Berikut ini merupakan data observasi keaktifan siswa kelas XI IPS SMA
Muhammadiyah Kupang.
57
Sesuai tabel diatas aspek pertama di pertemuan 1 jumlah siswa yang aktif
jumlah siswa 28 dan pertemuan ketiga jumlah siswa 33 Sehingga jumlah rata-rata
aspek pertama pada pertemua pertama, kedua dan ketiga sebanyak 29,66 dan pada
aspek kedua di pertemuan pertama jumlah siswa yang aktif bertanya pada pertemuan
I sebanyak 28 orang siswa, pada pertemuan ke-II terdapat 28 orang siswa dan
pertemuan ke-III sebanyak 33 orang siswa, sehingga akan diperoleh nilai rata-
ratanya sebesar 29,66. Pada aspek ketiga yaitu siswa yang menanggapi guru dan
orang siswa dan pada pertemuan ketiga terdapat 33 orang siswa, shingga pada
pertemuan ini akan diperoleh nilai rata-rata sebesar 32,33. Pada aspek ke empat yaitu
orang siswa, pada pertemuan ke-II terdapat 32 orang siswa dan pada pertemuan ke-
III terdapat 32 orang siswa, sehingga akan diperoleh nilai rata-rata sebesar 32. Dan
pada pertemuan terakhir dengan aspek siswa mampu menyimpulkan materi, pada
pertemua-I terdapat 4 orang siswa, pertemuan ke-II terdapat 8, dan pada pertemuan
ketiga terdapat 34 orang siswa, sehingga akan diperoleh nilai rata-ratasebesar 11,33.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes pada siklus I dan siklus II, proes
pembelajaran dan hasil belajar siswa sudah ada meningkat pada siklus II . Adapun
hasil refleksi yang dijadikan perbaikan untuk proses pembelajaran selanjutnya adalah
sebagai berikut:
58
1. Peneliti sudah dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran Sosiologi
dengan menggunakan penerapan strategi active learning tipe index card match serta
peneliti sudah bisa menggunakan waktu pembelajaran secara efektif dan efesien. Hal
peningkatan.
2. Hasil belajar Sosiologi sudah mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari adanya
peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai kriteria ketuntasan minimal. Pada
hasil belajar siklus I jumlah siswa yang mengalami ketuntasan dalam belajar yakni
15 orang dari 35 siswa, sedangkan jumlah siswa yang mengalamai peningkatan pada
siklus II yakni 27 siswa dari 35 siswa. Jadi disini peneliti dapat menyimpulkan
bahwa presentase ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan hal ini
siklus II. Dari hasil refleksi diatas maka peneliti melakukan wawancara terbuka
B. Pembahasan
1. Penerapan strategi active learning tipe index card match dalam pembelajaran
masyarakat multikultural
Kupang diketahui bahwa dengan penerapan strategi Active Learning Tipe Index Card
pertanyaan dan jawaban atau juga tema umum pokok bahasan pada setiap pertemuan
59
sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang aktif. Hal tersebut senada dengan
pendapat (Maisaroh 2010) yang memaparkan bahwa Index Card Match atau
pencocokan kartu index adalah cara yang menyenangkan lagi aktif untuk meninjau
indexdalam penelitian ini memodifikasi langkah langkah yang ditulis oleh (Maisaroh
langkah-langkah pada siklus II. Pada siklus I, hanya siswa yang dapat kartu
pertanyaan yang diminta berkeliling mencari kartu jawaban, dan pada pertemuan ke-
II siswa berdiskusi kelompok dan menuliskan hasil diskusinya pada potongan kartu ,
dan setelah itu siswa diminta untuk membacakannya kembali dan pada pertemuan
ke-III siklus I siswa diminta untuk dapat mengembangkan sub pokok bahasan
cara bermain card match yang berbeda peneliti dapat melihat secara langsung
sedangkan pada penelitian siklu ke-II peneliti mencoba mengubah cara bermain card
match untuk menarik perhatian anak yang belum aktif untuk lebih berpartisipasi aktif
Cara bermain card match pada pertemuan I siklus ke-II adalah siswa
dibagikan kartu kosong dan diminta untuk dapat mengembangkan tema berdasarkan
pemahamannya sendiri. Pada pertemuan ke-II siklus ke-II cara bermain card match
60
masih sama dengan pertemuan ke-II siklus ke-II karena ada peningkatan keaktifan
siswa pada pertemuan pertama siklus ke-II. Hal ini dapat dilihat pada perbandingan
hasil belajar siswa pad siklus pertama dan siklus ke-II. Pada pertemuan siklus
pertama hanya terdapat 18 orang siswa yang dapat berpartisipasi aktif dalam
dengan menggunakan berbagai cara/ strategi secara aktif. Oleh peserta didik dengan
sedang dipelajari, di samping itu juga untuk menyiapkan mental dan melatih
memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran baik dalam
bentuk interaksi antara siswa maupun guru dalam proses pembelajaran berlangsung.
Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari subjek belajar dalam
dengan hakikat belajar. Peran aktif peserta didik sangat penting dalam rangka
pembentukan generasi yang kreatif menghasilkan sesuatu untuk dirinya dan orang
61
lain. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
2. Strategi Tipe Index Card Match Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi
Pada penerapan starategi active learning tipe index card match, guru dapat
perkembangan siswa kelas XI IPS, pada tahap index card match ini untuk
melibatkan siswa dalam melakukan permainan kartu index yaitu pemberian kartu
Guru mengungkapkan bahwa siswa tidak lagi merasa sulit untuk belajar
Sosiologi karena siswa secara bersama-sama telah melakukan tahapan index card
match dengan baik sehingga ketika proses pembelajaran berlangsung tidak ada siswa
yang bertanya. Siswa juga sudah paham dengan materi yang sudah diberikan oleh
guru, Dibuktikan bahwa ketika guru memberikan pertanyaan untuk siswa dan
menunjuk siswa, Siswa bisa menjawab pertanyaan dengan tepat. Berdasarkan hasil
match telah diterapkan dengan baik dalam penelitian ini sehingga motivasi belajar
siswa meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat (Baharun 2015) Juga menjelaskan
62
bahwa tipe index card match adalah salah satu strategi untuk memecahkan masalah
meningkatkan mutu pendidikan. Dan untuk mencapai keterlibatan siswa agar efektif
dan efesien dalam belajar membutuhkan berbagai pendukung dalam proses belajar
learning tipe index card matchmenempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan
belajar mengajar.Siswa dipandang sebagai objek dan sebagai subjek. Active learning
tipe index card match merupakan suatu proses belajar mengajar yang aktif dan
dapat dikatakan bahwa penerapan strategi Active Learning Tipe Index Card Matchini
masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data berikut ini.
63
Presentase ketuntasan 42,85% 77,14%
Presentase tidak tuntas 57,14% 22,855
Berdasarkan data diatas maka peneliti dapat mengetahui hasil belajar siswa
kelas . Ketercapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kreativtas guru dalam
yaitu tipe index card match untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasi belajar
siswa juga dapat meningkat sebagaimana yang telah dijelaskan dengan total nilai
peserta didik pada penelitian siklus pertama 2310 dan penelitian siklus ke dua nilai
total peserta didik sebesar 2520, nialai rata-rata pada siklus pertama sebesar 66, dan
mengalagalami peningkatan pada siklus II sebesar 73,5. Nilai yang sering muncul
(modus) pada siklus I 60 dan meningkat pada siklus II sebesar 75 dan siswa
memperoleh nilai tertinggi pada penelitian siklus I sebesar 85 dan nilai siswa
presentase ketuntasan pada siklus I sebesar 42,85% dan meningkat pada siklus II
sebesar 57,14% dan mengalami penurunan setelah pembelajaran tipe index card
penurunan dengan nilai 22,85. Sehingga dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajara
tipe index card match dapat meninkatkan keaktifan siswa dalam di dalam kelas dan
hasil belajar siswapun mengalami peningkatan, maka data ini menunjukkan bahwa
pembelajaran tipe index card match adalah salah satu tipe pembelajaran yangefektif
64
dan berhasil diterapkan oleh peneliti srta dapat digunakan oleh guru untuk dapat
100
90
90
80 85
73,
70 66 5sss
60
50
50
40
40
30
20
10
0
Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Siklus I Siklus II
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 15 siswa dengan hasil presentase 42,85% sedangkan siswa yang tidak
mendapatkan nilai tertinggi yakni 2 orang siswa dengan nilai yang diperoleh 85 dan
siswa yang mendapatkan nilai rendah 2 orang yakni 40 dan nilai rata-rata yang
diperoleh siswa pada siklus I yatu 66 maka dari siklus I ini masih banyak siswa yang
65
belum memahami materi karena hal ini disebabkan kurangnya konsentarasi siswa
dalam proses pembelajaran. Sedangkan disiklus II ini jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 27 siswa dengan hasil presentase 77,14% sedangkan siswa yang tidak
tuntas 8 siswa dengan 22,85, sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan nilai
tertinggi 1 orang dengan nilai 90 dan siswa yang mendapatkan nilai terendah 3 orang
siswa dengan nilai 50 sedangkan nilai rata-rata yang dipeoleh siswa 73,5 maka dari
siklus II ini susdah banyak siswa yang sudah memahami materi sehingga nilai yang
C. keterbatasan Penelitian
menerapkan pembelajaran strategi active learning tipe index card macth sebagai
berikut:
1. Peneliti tidak dapat memaksa siswa yang tidak mampu membuat pertanyaan
2. Pada pembelajaran strategi active learning tipe index card match ini, peneliti
pembelajaran dimulai guru perlu memberikan motivasi atau penguatan kepada siswa
66
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penenlitian yang dilakukan, makadapatdisimpulkansebagaib
erikut:
1. Pembelajaran tipe index card match adalah salah satu tipe pembelajaran yang
dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Tipe pembelajaran ini
dapat dilakukan oleh guru dengan cara yang sangat mudah. Cara tipe
juga bertanya jika materi masih membingungkan siswa. Cara bermain tipe
pembelajaran index card match juga dapat dilakukan dengan cara yang
siswa dalam kelas dan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
dapat diketahui dari hasil tes yang dilakukan pada siklus-I dengan presentase
ketuntasan sebesar 42,85%, dan meningkat pada hasil tes siklus ke-II dengan
B. Saran
67
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, peneliti memberikan beberap
strategi active learning tipe index card match agar dapat memberikan variasai
baru dalam proses pembelajaran dan dapat mengaktifkan kembali siswa yang
diharapkan.
pembelajaran strategi active learning tipe index card match dalam proses
pembelajaran.
3. Disarankan bagi peneliti lain agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
penelitian ini, diharapkan bagi peneliti lain kekurangan ini nantinya dapat
68
DAFTAR PUSTAKA
69
Jurnal Pendidikan Matematika 3, 362–370.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v3i2.119
Islami, S., 2015. Penerapan Model Pembelajaran Aktif Type Everyone Is a Teacher
Here Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Sebagai Upaya Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas X Smk N Surabaya. Jurnal
Kajian Pendidikan Teknik Bangunan 3.
Kadariah, K., 2018. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A
Teacher Here (ETH) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD
Inpres BTN Pemda Kota Makassar. JEKPEND: Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan 1, 15–22.
Kariadi, D., Suprapto, W., 2018. Model Pembelajaran Active Learning Dengan
Strategi Pengajuan Pertanyaan untuk Meningkatkan Kualitas Proses
Pembelajaran PKn. Educatio 13, 11–21.
Kumara, A., 2004. Model pembelajaran “Active Learning” mata pelajaran sains
tingkat SD Kota Yogyakarta sebagai upaya peningkatan “Life Skills.” Jurnal
psikologi 31, 63–91.
Laila, N., 2010. Penerapan model pembelajaran cooperatif learning tipe everyone is
a teacher here pada pembelajaran PAI materi pokok binatang halal dan haram
sebagai upaya meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik di kelas
VIII A SMP Negeri 2 Godong Grobogan.
Luviyandari, A., 2014. Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan
Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kelas X-A Madrasah
Aliyah Unggulan Bandung Tulungagung [WWW Document]. URL
http://repo.iain-tulungagung.ac.id (accessed 1.30.20).
Maisaroh, M., Rostrieningsih, R., 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team pada
Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor.
JEP 7, 17197.
Martini, I., 2014. Penerapan Active Learning Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil
Belajar Apresiasi Musik Nusantara Pada Siswa Kelas Viii a Smp Negeri 7
Pemalang. Jurnal Penelitian Pendidikan 31.
https://doi.org/10.15294/jpp.v31i2.5695
Martiningsih, M., 2016. Peranan Strategi Active Learning Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Makassar. Jurnal Pendidikan Fisika 4,
357–364. https://doi.org/10.26618/jpf.v4i3.334
Nirwana, M., Hidayati, Y., Wulandari, A.Y.R., Ahied, M., 2019. Penerapan Strategi
Firing Line Berbasis Active Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan
Komunikasi Siswa. Natural Science Education Research 1, 91–98.
Nurrohmatin, S., 2010. Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is a Teacher Here
dengan menggunakan LKS Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil belajar
pada Materi Pokok Himpunan.
Rismawati, R., Nurmiati, N., 2019. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Active
Learning Tipe Giving Question and Getting Answer terhadap Hasil Belajar
70
Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sendana. PROSIDING Seminar
Nasional FKIP Universitas Muslim Maros 1, 102–109.
Riswani, E.F., Widayati, A., 2012. Model Active Learning Dengan Teknik Learning
Starts With A Question Dalam Peningkatan Keaktifan Peserta Didik Pada
Pembelajaran Akuntansi Kelas Xi Ilmu Sosial 1 Sma Negeri 7 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 10.
https://doi.org/10.21831/jpai.v10i2.910
Sabrun, S., 2017. Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is a Teacher
Here Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Smp
Negeri 1 Sakra Barat Tahun Pelajaran 2016/2017. Media Pendidikan
Matematika 5, 165–173.
Said, M.A., Nirmayanti, N., Nurlina, S.S., 2015. Penerapan Pembelajaran Aktif Tipe
Everyone Is A Teacher Here (ETH) Untuk Meningkatkan Hasil belajar Fisika
Peserta Didik Kelas XA SMA Al Bayan Makassar. PROSIDING SEMINAR
NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) 4, SNF2015-I-43–46.
Septiana, U., 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Every One Is a Teacher Here
(ETH) dengan Media Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Biologi Siswa
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia Kelas VIII MTsN 7 Tulungagung
Tahun Ajaran 2018/2019 [WWW Document]. http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/11453/10/DAFTAR%20RUJUKAN.pdf
Sidiq, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif. sosiologis.com. URL
http://sosiologis.com/metode-penelitian-kuantitatif (accessed 1.30.20).
Sukron, A., 2010. Implementasi Model Pembelajara Active Learning.
Susilana, R., Riyana, C., 2007. Media Pembelajaran. CV Wacana Prima, Bandung.
Toha, S.M., 2018. Pelaksanaan Metode Active Learning dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Ta’dibuna:
Jurnal Pendidikan Islam 7, 79–93.
Wiliawanto, W., Bernard, M., Akbar, P., Sugandi, A.I., 2019. Penerapan Strategi
Pembelajaran Aktif Question Student Have Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa SMK. Jurnal Cendekia : Jurnal
Pendidikan Matematika 3, 139–148.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v3i1.86
71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
72
Lampiran 1.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Pertemuan I
Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 kali pertemuan)
Materi Pokok : Masyarakat Multikultural
A. Kompetensi Inti
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
1. Pengertian dan karakteristik 1. Pengertian masyarakat Multikultural
Masyarakat Multikultural 2. Karakteristik Masyarakat Multikultural
C.Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menjelaskan
pengertian tentang masyarakat multikultural
Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat meceritakan
Karakteristik Masyarakat Multikultural
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Karakteristik Masyarakat Multikultural
Pengertian Masyaraka Multikultural
Karakteristik Masyarakat Multikultural
73
E. Metode Pembelajaran
1. Strategi : Pembelajaran aktif Tipe Index card match
2. Strategi : Ceramah, tanya jawab, permainan kartu index
F. Media Pembelajaran
1. Media/ alat: Buku, potongan kartu,,spidol, papan tulis, penghapus
G. Sumber Belajar
1. Buku sosiologi SMA/MA Kelas XI IIS Penerbit Wida Widianti.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
74
menit, sedangkan siswa yang
mendapatkan kartu jawaban tetap duduk
dibangkunya.
Setelah semua pasangan duduk
berdekatan, siswa diminta untuk maju
kedepan untuk membacakan kartu
pertanyaan.
Kelompok yang lain akan menjawab
pertanyaan dengan tepat sampai selesai
Kegiatan Penutup Siswa menyimpulkan materi 10menit
pembelajaran
Guru melakukan penguatan dan
memberikan
informasi untuk kegiatan pembelajaran
selanjutnya mengenai Faktor-faktor
penyebab timbulnya masyarakat
multikultural.
Guru menutup kegiatan pembelajaran di
kelas dengan berdoa dan memberi salam
perpisahan untuk pertemuan berikutnya.
I. Teknik Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Teknik Penilaian: Observasi
b. Bentuk Instrumen : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian terlampir
2. Penilaian pengetahuan:
a. Jenis /teknik penilaian : tes/evalusi
b. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda
c. Instrumen terlampir
3. Penilaian keterampilan
a. Jenis/teknik Penilaian : Unjuk kerja
b. Instrumen terlampir
75
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Pertemuan II
Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2x 45 menit (1 kali pertemuan)
Materi Pokok : Masyarakat Multikultural
A. Kompetensi Inti
KI 1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dankeberada-
annya.
KI 3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
C.Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menjelaskan tentang
faktor-faktor peneyebab timbulnya masyarakat
C. Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat meceritakan faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat multikultul
D. Materi Pembelajaran
1. Keadaan geografis
2. Pengaruh kebudayaan asing
76
3. Kondisi iklim yang berbeda
E. Metode Pembelajaran
1. Strategi : Pembelajaran aktif Tipe Index card match
2. Strategi : Ceramah, tanya jawab, permainan kartu index
F. Media Pembelajaran
1. Media/ alat: Buku, potongan kartu,,spidol, papan tulis, penghapus
G. Sumber Belajar
1. Buku sosiologi SMA/MA Kelas XI IPS Penerbit Wida Widianti
H. Langkah-langkah Pembelajaran
77
pertanyaan diminta untuk berkeliling
mencari pasaangannya dalam waktu 5
menit, sedangkan siswa yang
mendapatkan kartu jawaban tetap duduk
dibangkunya.
Setelah semua pasangan duduk
berdekatan, siswa diminta untuk maju
kedepan untuk membacakan kartu
pertanyaan.
Kelompok yang lain akan menjawab
pertanyaan dengan tepat sampai selesai
Kegiatan Penutup Siswa menyimpulkan materi 10 menit
pembelajaran
Guru melakukan penguatan dan
memberikan
informasi untuk kegiatan pembelajaran
selanjutnya mengenai keanekaragaman
kelompok social dalam masyarakat
multikultural di indonesia
Guru menutup kegiatan pembelajaran di
kelas dengan berdoa dan memberi salam
perpisahan untuk pertemuan berikutnya.
I. Teknik Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Teknik Penilaian: Observasi
b. Bentuk Instrumen : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian terlampir
2. Penilaian pengetahuan:
a. Jenis /teknik penilaian : tes/evalusi
b. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda
c. Instrumen terlampir
3. Penilaian keterampilan
a. Jenis/teknik Penilaian : Unjuk kerja
b. Instrumen terlampir
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Pertemuan III
Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2x 45 menit (1 kali pertemuan)
Materi Pokok : Masyarakat Multikultural
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 :Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
C.Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menjelaskan tentang
Tipe masyarakat indonesia berdasarkan kehidupan sosial budaya
79
Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menceritakan tentang
kelompok masyarakat indonesia berdasarkan etnis, agama, dan stratifikasi soal.
D. Materi Pembelajaran
1. Keanekaragaman kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural di
indonesia
Tipe Masyarakat indonesia berdasarkan kehidupan sosial budayanya
Kelompok masyarakat indonesia berdasarkan etnis, agama, dan stratifikasi soal
E. Metode Pembelajaran
1.Strategi : Pembelajaran aktif Tipe Index card match
F. Media Pembelajaran
1. Media/ alat: Buku, potongan kartu,,spidol, papan tulis, penghapus.
G. Sumber Belajar
1. Buku sosiologi SMA/MA Kelas XI IPS Penerbit Wida Widianti
H. Langkah-langkah Pembelajaran
80
Kegiatan Inti Siswa mendengarkan penjelasan guru 70menit
mengenai materi pelajari tentang faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat
Sebelum memulai permainan, siswa
diminta untuk maju menerima kartu soal
yang dibagikan olseh guru yang beri
pertanyaan dan jawaban
Masing- masing siswa mendapatkan satu
kartu sosl yang berisi pertanyaan dan
jawaban setelah dikocokan oleh guru.
Siswa yang mendapatkan kartu
pertanyaan diminta untuk berkeliling
mencari pasaangannya dalam waktu 5
menit, sedangkan siswa yang
mendapatkan kartu jawaban tetap duduk
dibangkunya.
Setelah semua pasangan duduk
berdekatan, siswa diminta untuk maju
kedepan untuk membacakan kartu
pertanyaan.
Kelompok yang lain akan menjawab
pertanyaan dengan tepat sampai selesai
Kegiatan Penutup Siswa menyimpulkan materi 70 menit
pembelajaran
Guru melakukan penguatan dan
memberikan
informasi untuk kegiatan pembelajaran
selanjutnya mengenai masalah yang
timbul akibat keanekaragaman
masyarakat multikultural
Guru menutup kegiatan pembelajaran di
kelas dengan berdoa dan memberi salam
perpisahan untuk pertemuan berikutnya.
I. Teknik Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Teknik Penilaian: Observasi
b. Bentuk Instrumen : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian terlampir
2. Penilaian pengetahuan:
a. Jenis /teknik penilaian : tes/evalusi
81
b. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda
c. Instrumen terlampir
3. Penilaian keterampilan
a. Jenis/teknik Penilaian : Unjuk kerja
b. Instrumen terlampir
Lampiran 2:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Pertemuan I
Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 kali pertemuan)
Materi Pokok : Masyarakat Multikultural
A..Kompetensi Inti
KI I : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), satun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dana lam dan dalam jamgkauan pergaulan
dan keberadaanya.
KI 3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
82
C.Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menjelaskan tentang
Alternatif pemecahana masalah akibatkeanekaragaman masyarakat multikultural
Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menceritakan tentang
Alternatif pemecahan masalah akibat keanekaragaman masyarakat multikultural
D. Materi Pembelajaran
1. Alternatif pemecahan masalah akibat keaneragaman masyarakat masyarakat
multikultur
Alternatif pemecahan masalah konflik
Konflik antaretnis dan antarpemeluk agama yang berbeda
E. Metode Pembelajaran
1. Strategi : Pembelajaran aktif Tipe Index card match
2. Strategi : Ceramah, tanya jawab, permainan kartu index
F. Media Pembelajaran
1. Media/ alat: Buku, potongan kartu,,spidol, papan tulis, penghapus.
G. Sumber Belajar
1. Buku sosiologi SMA/MA Kelas XI IPS Penerbit Wida Widianti
H. Langkah-langkah Pembelajaran
83
Inti mengenai materi pelajari tentang
alternatif pemecahan masalah akibat
keanekaragamanmasyarakat
multikultural
Sebelum memulai permainan, siswa
diminta untuk maju menerima kartu soal
yang dibagikan olseh guru yang beri
pertanyaan dan jawaban
Masing- masing siswa mendapatkan satu
kartu sosl yang berisi pertanyaan dan
jawaban setelah dikocokan oleh guru.
Siswa yang mendapatkan kartu
pertanyaan diminta untuk berkeliling
mencari pasaangannya dalam waktu 5
menit, sedangkan siswa yang
mendapatkan kartu jawaban tetap duduk
dibangkunya.
Setelah semua pasangan duduk
berdekatan, siswa diminta untuk maju
kedepan untuk membacakan kartu
pertanyaan.
Kelompok yang lain akan menjawab
pertanyaan dengan tepat sampai selesai
Kegiatan Penutup Siswa menyimpulkan materi pembelajaran 10 menit
Guru melakukan penguatan dan
memberikan
informasi untuk kegiatan pembelajaran
selanjutnya mengenai pentingnya
pendidkan multikultura
Guru menutup kegiatan pembelajaran di
kelas dengan berdoa dan memberi salam
perpisahan untuk pertemuan berikutnya.
I. Teknik Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Teknik Penilaian: Observasi
b. Bentuk Instrumen : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian terlampir
2. Penilaian pengetahuan:
a. Jenis /teknik penilaian : tes/evalusi
b. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda
c. Instrumen terlampir
84
3. Penilaian keterampilan
a. Jenis/teknik Penilaian : Unjuk kerja
b. Instrumen terlampir
C.Tujuan Pembelajaran
85
Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menjelaskan tentang
pentingnya pendidikan multikultural
Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menceritakan tentang
pentingnya pendidikan multikultural
D. Materi Pembelajaran
1. pentingnya pendidikan multikultural
Kepercayaan dan toleransi
Pengembangan sikap
E. Metode Pembelajaran
1. Strategi : Pembelajaran aktif Tipe Index card match
2. Strategi : Ceramah, tanya jawab, permainan kartu index
F. Media Pembelajaran
1. Media/ alat: Buku, potongan kartu,,spidol, papan tulis, penghapus.
G. Sumber Belajar
1. Buku sosiologi SMA/MA Kelas XI IPS Penerbit Wida Widianti
H. Langkah-langkah Pembelajaran
86
Sebelum memulai permainan, siswa
diminta untuk maju menerima kartu soal
yang dibagikan olseh guru yang beri
pertanyaan dan jawaban
Masing- masing siswa mendapatkan satu
kartu sosl yang berisi pertanyaan dan
jawaban setelah dikocokan oleh guru.
Siswa yang mendapatkan kartu
pertanyaan diminta untuk berkeliling
mencari pasaangannya dalam waktu 5
menit, sedangkan siswa yang
mendapatkan kartu jawaban tetap duduk
dibangkunya.
Setelah semua pasangan duduk
berdekatan, siswa diminta untuk maju
kedepan untuk membacakan kartu
pertanyaan.
Kelompok yang lain akan menjawab
pertanyaan dengan tepat sampai selesai
Kegiatan Penutup Siswa menyimpulkan materi 10 menit
pembelajaran
Guru melakukan penguatan dan
memberikan
informasi untuk kegiatan pembelajaran
selanjutnya mengenai Sikap, empati, dan
Toleransi Keanekaragaman kelompok
social dan dalam masyarakat
multikulturals
Guru menutup kegiatan pembelajaran di
kelas dengan berdoa dan memberi salam
perpisahan untuk pertemuan berikutnya.
I. Teknik Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Teknik Penilaian: Observasi
b. Bentuk Instrumen : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian terlampir
2. Penilaian pengetahuan:
a. Jenis /teknik penilaian : tes/evalusi
b. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda
c. Instrumen terlampir
3. Penilaian keterampilan
87
a. Jenis/teknik Penilaian : Unjuk kerja
b. Instrumen terlampir
88
1. Sikap empati dan Toleransi 1. Pengertian sikap empati dan
menghadap keanekaraagaman kelompok toleransi menghadap keanekaraga
soaial dalam msyarakat multikultural man
C.Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menjelaskan tentang
Sikap empati dan toleransi menghadap keanekaragaman kelompok sosial.
Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menceritakan tentang
Sikap empati dan toleransi menghadap keanekaragaman dalam kelompok sosial
D.Materi Pembelajaran
1. pengertian sikap empati dan toleransi
Sikap empati dan toleransi menghadapi keaneragaman kelompok sosial
E. Metode Pembelajaran
1. Strategi : Pembelajaran aktif Tipe Index card match
2. Strategi : Ceramah, tanya jawab, permainan kartu index
F. Media Pembelajaran
1.Media/ alat: Buku, potongan kartu,,spidol, papan tulis, penghapus.
G. Sumber Belajar
1. Buku sosiologi SMA/MA Kelas XI IPS Penerbit Wida Widianti
H. Langkah-langkah Pembelajaran
89
dengan menggunakan strategi
pembelajaran aktif tipe index card
match.
Kegiatan Inti Siswa mendengarkan penjelasan guru 70 menit
mengenai materi pelajari tentang Sikap
empati dan toleransi menghadap
keanekaragam ke dalam kelompok
Sebelum memulai permainan, siswa
diminta untuk maju menerima kartu
soal yang dibagikan olseh guru yang
beri pertanyaan dan jawaban
Masing- masing siswa mendapatkan
satu kartu sosl yang berisi pertanyaan
dan jawaban setelah dikocokan oleh
guru.
Siswa yang mendapatkan kartu
pertanyaan diminta untuk berkeliling
mencari pasaangannya dalam waktu 5
menit, sedangkan siswa yang
mendapatkan kartu jawaban tetap
duduk dibangkunya.
Setelah semua pasangan duduk
berdekatan, siswa diminta untuk maju
kedepan untuk membacakan kartu
pertanyaan.
Kelompok yang lain akan menjawab
pertanyaan dengan tepat sampai selesai
Kegiatan Siswa menyimpulkan materi 10 menit
Penutup pembelajaran
Guru melakukan penguatan dan
memberikan
informasi untuk siswa,agar siswa
belajar lebih giat
Guru menutup kegiatan pembelajaran
di kelas dengan berdoa dan memberi
salam perpisahan untuk pertemuan
berikutnya.
I. Teknik Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Teknik Penilaian: Observasi
b. Bentuk Instrumen : lembar pengamatan
90
c. Instrumen penilaian terlampir
2. Penilaian pengetahuan:
a. Jenis /teknik penilaian : tes/evalusi
b. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda
c. Instrumen terlampir
3. Penilaian keterampilan
a. Jenis/teknik Penilaian : Unjuk kerja
b. Instrumen terlampir
Lampiran 3:
BAHAN AJAR
91
kelompok atau suku-suku bangsa yang berbeda kebudayaan, tetapi terikat oleh
suatu kepentingan bersama yang bersifat formal dalam bentuk sebuah negara.
2. Karakteristik Masyarakat Multikultural
Masyarakat multikultural memiliki karakteristik dasar sebagaimana yang
dikemukakan oleh Van Den Berghe berikut ini.
a. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang sering
kali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu sama yang lain.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang
bersifat nonkomplementer.
c. Kurang mengembangkan consensus diantara para anggota masyarakat tentang
nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
d. Relatif seringterjadi konflik diantara kelompok yang ada.
B. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Masyarakat Multikultural
Masyarakat indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yang
multikultural, wajah aslikemajemukan masyarakat indonesia adalah keanekaragaman
kelompok-kelompok sosial atau suku-suku bangsa beserta kebudayaannya. Keadaan
yang sifatnya alamiah itu kemudianberlanjut kesifat multikultural lainya, seperti
stratifikasi, kelas sosial,struktur sosial, sistem mempertahankan hidup dan
kehidupan, orientasi nilai sosial budaya, cara penegakan hukum, dan kecenderungan
partisispasi di bidang politik.
1. Keadaan geografi
Keadaan geografis wilayah indonesia yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau
tersebar disuatu daerah equator sepanjang kurang lebih 3000 mil dari timur ke barat,
dan lebih dari 1000 mil dari utara ke selatan, merupakan faktor yang sangat besar
pengaruhnya terhadap terciptanya multikultural suku bangsa di indonesia.
Padangan pertama di kepulauan indonesia adalah ras australoid yang
menyebar di kepulauan indonesia sekitar 20.000 tahunyang lalu. Menyusul
kemudian ras Melanesian Negroid pada sekitar 10.000 tahun yang lalu. Kehadiran
ras-ras itu terjadi pada zaman Messolithicum. Terakhir datang melayan Mongoloid
melalui dua periode, Zaman Neolithicum dan zaman logam, sekitar 2500 tahun
sebelum masehi.
Kondisi geografis yang telah mengisolir penduduk yang menempati pulau
dan daerah menumbuhkan kesatuan suku bangsa yang berbeda-beda. Setiap
kesatuan suku bangsa terdiri dari sejumlah orang yang dipersatukan oleh ikatan-
ikatan emosional, serta memandang diri mereka masing-masing sebagai jenis atau
identitas sendiri. Mereka juga mengembangkan Bahasa, budaya, dan kepercayaan
92
yang berbeda-beda. Mereka mengembangkan mitos-mitos tentang asal-usul
keturunan dan nenek moyang.
2. Pengaruh Kebudayaan Asing
Letak Indonesia yang strategis antara Samudera Hindia dan Pasifik sangat
memengaruhi proses multikultural, seperti unsur kebudayaan dan agama.
Kepulauanindonesia merupakan jalur lalu lintas perdangangan antara India, Cina,
dan Wilayah Asia Tenggara. Melalui para pedangang asing pengaruh kebudayaan
dan agama masuk ke wilayah indonesia. Daerah penyebaran kebudayaan dan agama
yang tidak merata menyebabkan terjadinya proses multikultural unsur kebudayaan
dan agama.
3. Kondisi Iklim yang berbeda
Wilayah lingkungan hidup suku-suku bangasa juga memperlihatkan variasi
yang berbeda-beda. Ada komonitas yang mengandalkan pada laut sebagai sumber
kehidupannya. Seperti orang laut di kepulauan riau dan orang bajo di Sulawesi
Selatan. Orang-orang Buton-Bugis-Makasar, Bawean, dan Melayu dikenal sebagai
masyarakat pesisir. Terdapat juga komonita-komonitas pedalaman, antara lain orang
Gayo Alas di Aceh, Dayak di Kalimantan, Tengger di jawa Timur, Toraja di
Sulawesi Selatan, Dani serta Asmat di Irian Jaya, dan lain sebagainya.
C. Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural di
Indonesia
Dalam masyarakat multikultural, keanekaragaman suku bangasa, agama, serta
stratifikasi sosial telah menumbuhkan kelompok-kelompok sosial ataupun lembaga-
lembaga sosial yang berjalan sendiri-sendiri. Kehidupan sosial masyarakat Indonesia
sebenarnya merupakan wujud dari kegiatan-kegiatan kehidupan para warga suku
bangsa yang dilaksanakan pada norma-norma sosial yang bersumber dari
kebudayaan suku bangsa tersebut.
93
masyarakat kota memiliki kebudayaan yang lebih tinggi sehingga masyarakat kota
menjadi arah orientasinya.
c. Tipe masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di
sawah dengan padi sebagai tanaman pokoknya. Sistem dasar kemasyarakatan berupa
komonitas dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial. Masyarakat kota yang menjadi
arah orientasinya mewujudkan suatu peradaban bekas kerajaan berdagang dengan
pengaruh kuat dari agama islam. Barcampur dengan suatu peradaban kepegawaian
yang dibawah oleh sistem pemerintahan colonial.
d. Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di sawah dengan padi
sebagai tanaman pokoknya, sistem dasar kemasyarakatan berupa komonitas dengan
diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks.
2. Kelompok Masyarakat Indonesia Berdasarkan etnis, Agama, dan
Stratifikasi Sosial
Selain Tipe-tipe masyarakat seperti tersebut di atas dalam masyarakat
multikultural Indonesia terdapatkelompok-kelompok sosial berdasarkan etnis,
agama, ataupun stratifikasi sosial, sperti berikut ini.
a. Kelompok etnis
Kelompok etnis merupakan bentuk kelompok yang menampilkan persamaan
Bahasa, adat kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap, dan sistem politik, serta telah
mengembangkan sub kulturnya sendiri. Kelompok etnis tersebut tersebar di seluruh
kepulauan Nuasantara. Secara garis besar, kelompok etnis atau suku bangsa yang
ada di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Pulau Sumatra didiami beberapa suku bangsa sepertisuku Aceh,
Minangkabau, Melayu, Bengkulu, Batak, Mentawi, Nias, Palembang dan Lampung.
2. Pulau Kalimntan didiami oleh suku Dayak, Banjar, Melayu, dan sebagainya.
3. Pulau Jawa didiami suku Jawa, Sunda, Badui, Tengger dan Betawi.
4. Pulau Sulawesi didiami suku Minahasa, Sangir, Bolang, Mangondo,
Gorontalo, Toraja, Buton, Bugis, Makkasar dan Mandar.
b. Kelompok sosial keagamaan.
Dalam masyarakat Indonesia yang multikultural, perbedaan agama
merupakan salah satu kekayaan bangsa. Agam-agama yang dianut bangsa Indonesia
adalah agama Hindu, budha, Islam, Katoli, Protestan, Konghucu serta berbagai
aliran kepercayaan.
D. Masalah Yang Timbul Akibat Keanekaragaman Masyarakat Multikultural
Masyarakat Indonesia dan kompleks kebudayaannya masing-masing adalah
plural atau jamak sekaligus juga heterogen atau aneka ragam, artinya dalam
masyarakat Indonesia dapat dijumpai berbagai sub kelompok masyarakat yang tidak
94
dapat dikelompokkan antarasatu dengan yang lain. Demikianpula dengan
kebudayaan mereka, sementara heterogenitias mengidikasikan suatu kulaitas dari
keadaan yang menyimpang ketidaksamaan dalam unsur-unsurnya. Artinya, masing-
masing sub kelompok masyarakatitu beserta kebudayaannya dapat sungguh-sungguh
berbeda satu sam lainnya.
1. Kesenjangan Multidimensional
Berikut ini adalah beberapa kesenjagan multidimensional yang terjadi dalam
masyarakat multikultural Indonesia
a. Kesenjangan aspek kemasyarakatan. Kesenjangan ini mencakup
penyelenggaraan organisasi sosial, sistem politik, dan sistem hukum. Suatu
masyarakat modern ciri utama adalah terlibatnya partisipasi rakyat dalam proses
pembuatan keputusan politik.
b. Kesenjangan sosiogeografis antara pulau jawa dan pulau-pulau indonesia lainnya
kecuali bali. Kesenjangan sosiogeografis antara pulau jawa dan pulau-pulau
indonesia lainya pada umumnya diakui sebagai kesenjangan dalam hal kepadatan
penduduk, kemajuan pendidikan dan tingkat kemakmuran, serta keterlibatan dalam
komonikasi serta telekomonikasi nasional maupun internasional.
2. Konflik Antar etnis dan antar pemeluk agama yang berbeda.
Konflik antar suku bangsa adalah konflik antara kelompok suku bangsa yang
tergolong pribumi dengan kelompok suku bangsa yang tergolong pendatang, yang
diakibatkan oleh adanya perbuatan jumlah warga pendatang atau pknum yang
bertindak sebagai preman dan criminal, yang telah mendominasi hampir
keseluruhanbidang kehidupan dengan cara-cara kekerasan dan terror.
Konflik antara suku bangsa di Sambas, Kamlimantan Tengah, dan Ambon
bermula dari pedominasian tempat-tempat umum dan kehidupan komuniti warga
setempat oleh para preman dan criminal. Pendominasian dilakukan dengan berbagai
cara, seperti pemalakan, tuntutan uang keamanan, penipuan, perampasan, pencurian,
dan perampokkan . dengan kata lain, pendominasian dilakukan dengan cara
kekerasan dan ancaman atau teror.
E. Alternatif Pemecahan Masalah Akibat Keanekaragaman Masyarakat
Multikultural
Menghadapi keanekaragaman budaya, dengan berbagai masalah yang timbul
memerlukan alternative pemecahan. Berikut ini alternative dari beberapa masalah
yang timbul antara lain.
1. Alternatif pemecahan masalah antara etnis.
Masalah anatar etnis sangat diperlukan penanganan individual dengan cepat,
tepat dan tegas supaya konflik individual tidak merambat menjadi konflik sosial.
95
Diperlakukan sikap dasar untuk memahami dan mendalami budaya etnis lain.
Ketertutupan dalam budaya sendiri hanya akan memperkuat dinding pemisah antar
golongan. Sudah saatnya setiap warga masyarakat bersifat terbuka dan mau
menerima kebudayaan orang lain.
2. Alternate pemecahan masalah antar penganut agama yang berbeda.
Clifford Geertz berteori bahwa agama adalah unsur perekat yang menimbulkan
harmoni sekaligus unsur pembelah yang menimbulkan disintergrasi. Pandangan teori
fungsional yang telah menjadi klasik seperti itu didasarkan atas pertanyaan
mendasar, apa sesungguhnya sumbangan fungsional agama terhadap sistem sosial.
Dalam pandangan fungsional, agama adalah susuatu yang mempersatukan aspirasi
yang paling luhur, memberikan pedoman moral, memberikan ketenangan individu
dan kedamaian masyarakat, menjadi sumber tatanan masyarakat, dan membuat
manusia menjadi beradab. Akan tetapi, pada saat yang sama, agam juga dituduh
sebagai biang keladi peperangan.
96
G. Sikap Empati dan Toleransi Menghadapi Keanekaragaman Kelompok
Sosial dalam Masyarakat Multikultural.
Sikap empati dan toleransi dalam kaitannya dengan keanekaragaman
masyarakat multikultural dapat dikembangkan melalui bidang pendidikan.
Pendidikan yang menekankan pluralitas dan multikulturalitas merupakan modal
sosial budaya kita yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Dengan pendidikan
semacam itu, pada akhirnya diharapkan masyarakat mampu menghargai perbedaan
secara tulus, komunikatif, terbuka, dan tidak saling curiga. Jika tidak ada
keterbukaan, apapun yang berbeda akan selalu dicurigai dan dianggap musuh.
Focus utama pendidikan multikultural terletak pada pemahaman dan upaya
untuk hidup dalam konteks perbedaan, baik secara perorangan maupun kelompok
tanpa harus terterangkap oleh nilai primodialis budaya yang sempit. Dengan
demikian, diperlukan pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai bersama
untuk mengatasi persoalan. Hala lain yang patut menjadi perhatian adalah bagaimana
kebudayaan dari bangsa ini dapat menjadi referensi kebudayaan dunia sehingga
kapitalisme yang menjadi orientasi kebudayaan sejagat dapat dicairkan dan
berkembang secara lebih adil berkat referensi budaya dari bangsa Indonesia. Hal itu
haya mungkin apabila kita sendiri mampu menemukan kembali nilai-nilai lokal
lewat suatu pendidikan dengan menggunakan teknologi yang tak kalah menari dari
yang dipergunakan dibidang hiburan.
97
Lampiran 4:
SOAL EVALUASI SIKLUS I
98
A. Jepang D. Aerika Serikat
B. Malaysia E. Filipina
C. Indonesia
5. Letak geografis Indonesia yang berbeda diantara duabenuadan dua samudera,
antara lain menyebabkan kemajemukan dalam hal…
A. Agama D. Golongan Sosial
B. Suku bangsa E. Kelompok etnik
C. Ras
6. Salah satu ciri masyarakat majemuk menurut Van Den Berghe adalah……..
A. Tersegmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang berkebudayaan
sama
B. Struktur Sosial terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang komplementer
C. Mampu mengembangkan consensus tentang nilai dasar
D. Relatif sering terjadi konflik diantara kelompok-kelompok
E. Integrasi sosial terjadi melalui konsensus dan dominasi ekonomi
7. Ungkapan di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung menunjukkan adanya
dominasi dan pengakuan atas keunggulan kebudayaan………
A. Masyarakat Pendatang D. Asing
B. Kebudayaan nasional E. Masyarakat setempat
C. Indonesia baru
8. Konflik antarindividu dalam beberapa kasus dapat meluas menjadi antar kategori
sosial, misalnya antaretnis atau antaragama. Hal ini disebabkan, antara lain oleh
faktor…….
A. Primodialisme D. Kesenjangan Sosial
B. Streotip dan prasangka E. Kesenjangan Sosiokultural
C. Kesenjangan ekonomi
9. Ancaman terhadap kelestarian budaya lokal oleh budaya global akan semakin
nyata dengan semakin majunya teknologi dibidanng……
A. Industri dan trasportasi D. Sosial dan industri
B. Transportasi dan pariwisata E. Informasi dan
pariwisata
C. Komonikasi dan informasi
10. Permasalahan hubungan di antara berbagai elemen masyarakat majemuk akan
selesai apabiala diantara elemen-elemen tersebut berkembang hala-hal berikut,
kecuali…..
A. Empati D. Prasangka
B. Simpati E. Toleransi
C. Saling menghargai
99
JAWABAN SIKLUS I
1. C 6. B
2. A 7. A
3. E 8. B
4. A 9. C
5. C 10. D
100
Lampiran 5:
SOAL EVALUASI SIKLUS II
1. Salah satu ciri yang melekat pada elemen-elemen masyarakat majemuk adalah
primodialisme, yang dimaksud adalah…….
A. Ikatan lahir dan batin di antara anggota-anggota kelompok
B. Loyalitas atau sintemen terhadap hal-hal yang dibawa sejak lahir
C. Pandangan yang didasarkan pada prasangka atau steneotype
D. Penilaian kepada suatu hal yang didasarkan pada anggapan umum
E. Bagian-bagian dari tradisi yang diterima keberadaanya
2. Secara horizontal, kemajemukan masyarakat indonesia ditandai oleh adanya
perbedaan-perbedaan diantara warga masyarakat dalam hal……
A. Suku bangsa, agama, ras dan antargolongan
B. Golongan dan kelas-kelas sosial
C. Kesukubangsaan dan kebudayaan
D. Ideologo dan aliran politik
E. Aliran politik dan kelas-kelas sosial
3. Ciri yang cukup mencolok dalam kemajemukan masyarakat Indonesia yang
merupakan salah satu sumber permasalahan kehidupan dalam masyarakat majemuk
adalah dominasi dan penekanan pentingnya kesukubangsaan yang terwujud dalam
satuan-satuan sosial yang berupa…………..
A. Golongan sosial D. Negara
B. Kelompok sosial E. Kelas Sosia
C. Komunitas
101
4. Bentuk geografik Wilayah Indonesia yang berupa kepulauan dengan kurang lebih
17 ribu pulau yang terbesar disepanjang 300 mil di equator utamantya
menyebabkan kemajemukan dalam hal………………
A. Agama D. Kelas sosial
B. Suku bangsa Golongan Sosials
C. Ras
5. Perbedaan kebudayaan anatara kelompok-kelompo manusia yang
mengakibat lebih beraneragamannya pluralasi masyarakat Indonesia anatara lain
disebabkan oleh faktor alam berupa…….
A. Lokal yang terisolasi satu dari lain nya
B. Perbedaan agama dan keyakinan
C. Jenis, kesuburan tanah dan iklim yang berbeda
D. Letak wilayah Indonesia diposisi silang
E. Bentuk geografik wilayah indonesi
6. Diantara sekian ras yang ada di Indonesia, yang pertama kali datang pada
sekitar20.000 tahun yang lalu adalah…….
A. Melanesian D. Austroloid
B. Mongoloid Melayu E. Negroid
C. Monggoloid Asias
7. Melemahnya integrase sosial masyarakat yang mulai terasa sejak paruh waktu
1990-an antara lain bersumber pada kesenjangan sosiogeografik, antara lain…….
A. Kebijakan pembangunan yang terlalu sentralistis
B. Industrialisasi yang terkonsentrasi di pulaujawa
C. Perbedaan perkembangan pendidikan antara jawa dengan luar jawa
D. Kesenjangan antara pusat dengan daerah
E. Arus urbanisasi yang meningkat
8. Struktur sosial masyarakat mejemuk yang menyebabkan meluasnya konflik dari
individual
Menjadi antara kategori sosial, misalnya etnis atau agama, adalah yang
mengalami…….
A. Interseksi
B. Silang menyilang keanggotaan
C. Cross-cutting affiliation
D. Cross-cutting loyalites
E. Konsolidasi keanggotaan
9. Apabila dua kelompok dengan kebudayan yang saling berbeda saling
berhubungan dan saling unsur kebudayaan, yang terjadi adalah……
A. Algamasi D. Difusi
B. Asimilasi E. Akomodasi
C. Akulturasi
10. Dalam menggambarkan kuat pengaruh komonikasi sehingga mengaburkan batas-
batas antaradaerah, atau bahkan antarnegara manusia luhan memperkenalkan
istilah……
102
A. Global Vilage D. Civil Society
B. Urban Society E. Regional Community
C. Rural society
Lampiran 6:
JAWAB SIKLUS II
1. E 6. D
2. A 7. B
3. B 8. A
4. B 9. C
5. E 10. A
103
Lampiran 7:
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I
(Pertemuan 1)
104
14 Muhamad Alif L - - - - -
15 Muhammad Daeng L - - √ √ -
16 Maria Ngo P - √ √ - -
17 Muhammad Iqbal P √ √ - - -
18 Maria D. Janggu P - - √ - -
19 Nurina Maboi P - √ - - √
20 Nur Affa P √ - √ - √
21 Regina Manup P - √ √ - -
22 Risna Asul P √ √ - - -
23 Riski Alqadafi L √ - √ - √
24 Robertus Talan L - √ - √ -
25 Risaldi Djami L - - √ - -
26 Samuel Bengu L √ √ - - √
27 Simon Soleam L - √ - - √
28 Sarul Syafarudin L √ √ √ - √
29 Sih Fahiran L √ - √ - -
30 Serli Benuk P √ √ - - √
31 Sulaeman Abduh L - - - - -
32 Venty Banamtuan P √ √ √ - -
33 Wilson Tasik L - √ - - -
34 Yulius Tefa L √ √ - √ √
35 Yonesius Pula L √ - √ - -
Jumlah siswa yang aktif 18 18 19 8 14
Keterangan:
Aspek 1 : Siswa mendengar penjelasan materi dari guru
Aspek 2 : Siswa bertanya
Aspek 3 : Siswa menaggapi guru dan sesama teman
Aspek 4 : Siswa yang mampu mengembangkan pemahamannya
Aspek 5 : Siswa memberikankesimpulan mengenai materi yang sudah ada dalam
Skartu soal.
105
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I
(Pertemuan 2)
106
13 Liliosa Seliman P - - - - -
14 Muhamad Alif L √ - - - √
15 Muhammad Daeng L √ √ √ √ -
16 Maria Ngo P √ - √ √ √
17 Muhammad Iqbal P - √ - √ -
18 Maria D. Janggu P √ - √ √ -
19 Nurina Maboi P - - - - -
20 Nur Affa P √ - - √ √
21 Regina Manup P √ √ √ √ -
22 Risna Asul P - - - - -
23 Riski Alqadafi L √ - √ √ √
24 Robertus Talan L - √ - √ -
25 Risaldi Djami L √ - √ √ -
26 Samuel Bengu L √ √ - - √
27 Simon Soleam L - √ √ √ -
28 Sarul Syafarudin L √ √ √ √ √
29 Sih Fahiran L √ - √ - √
30 Serli Benuk P - - - - -
31 Sulaeman Abduh L - √ - √ -
32 Venty Banamtuan P √ √ √ - -
33 Wilson Tasik L - √ √ √ -
34 Yulius Tefa L √ √ - - √
35 Yonesius Pula L - - - - -
Jumlah siswa yang aktif 23 20 20 23 15
Keterangan:
Aspek 1 : Siswa mendengar penjelasan materi dari guru
Aspek 2 : Siswa bertanya
Aspek 3 : Siswa menaggapi guru dan sesama teman
Aspek 4 : Siswa yang mampu mengembangkan pemahamannya
Aspek 5 : Siswa memberikankesimpulan mengenai materi yang sudah ada dalam
kartu soal.
107
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I
(Pertemuan 3)
108
13 Liliosa Seliman P - √ - - -
14 Muhamad Alif L √ - √ - √
15 Muhammad Daeng L √ √ √ √ √
16 Maria Ngo P √ - √ - √
17 Muhammad Iqbal P √ √ - - -
18 Maria D. Janggu P √ - √ - √
19 Nurina Maboi P - √ √ - √
20 Nur Affa P √ - - √ √
21 Regina Manup P √ √ √ - √
22 Risna Asul P √ - √ - -
23 Riski Alqadafi L - √ √ √ √
24 Robertus Talan L √ √ - - √
25 Risaldi Djami L √ - √ √ -
26 Samuel Bengu L √ √ √ - √
27 Simon Soleam L - √ √ √ -
28 Sarul Syafarudin L √ √ √ - √
29 Sih Fahiran L √ - √ √ √
30 Serli Benuk P √ √ - √ √
31 Sulaeman Abduh L - √ - √ √
32 Venty Banamtuan P √ √ √ - -
33 Wilson Tasik L - √ √ √ -
34 Yulius Tefa L - - - - -
35 Yonesius Pula L √ √ √ √ -
Jumlah siswa yang aktif 25 23 26 15 25
Keterangan:
Aspek 1 : Siswa mendengar penjelasan materi dari guru
Aspek 2 : Siswa bertanya
Aspek 3 : Siswa menaggapi guru dan sesama teman
Aspek 4 : Siswa yang mampu mengembangkan pemahamannya
Aspek 5 : Siswa memberikankesimpulan mengenai materi yang sudah ada dalam
kartu soal.
109
Lampiran 8:
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II
(Pertemuan 1)
110
14 Muhamad Alif L √ √ √ √ -
15 Muhammad Daeng L √ √ √ √ -
16 Maria Ngo P √ - √ √ -
17 Muhammad Iqbal P √ √ √ √ -
18 Maria D. Janggu P √ √ √ √ -
19 Nurina Maboi P - √ √ √ -
20 Nur Affa P √ - - √ -
21 Regina Manup P √ √ √ √ -
22 Risna Asul P √ √ √ √ -
23 Riski Alqadafi L - √ √ √ √
24 Robertus Talan L √ √ √ √ -
25 Risaldi Djami L √ - √ √ -
26 Samuel Bengu L √ √ √ √ -
27 Simon Soleam L - √ √ √ -
28 Sarul Syafarudin L √ √ √ √ -
29 Sih Fahiran L - - √ - -
30 Serli Benuk P √ √ √ √ -
31 Sulaeman Abduh L √ √ - √ -
32 Venty Banamtuan P √ √ √ √ -
33 Wilson Tasik L √ √ √ √ -
34 Yulius Tefa L √ - √ √ √
35 Yonesius Pula L - √ √ √ -
Jumlah siswa yang aktif 28 28 32 32 4
Keterangan:
Aspek 1 : Siswa mendengar penjelasan materi dari guru
Aspek 2 : Siswa bertanya
Aspek 3 : Siswa menaggapi guru dan sesama teman
Aspek 4 : Siswa yang mampu mengembangkan pemahamannya
Aspek 5: Siswa memberikankesimpulan mengenai materi yang sudah ada dalam
kartu soal.
111
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II
(Pertemuan 2)
112
16 Maria Ngo P √ - √ √ -
17 Muhammad Iqbal P √ √ √ √ -
18 Maria D. Janggu P √ √ √ √ -
19 Nurina Maboi P √ √ √ √ √
20 Nur Affa P - - - √ -
21 Regina Manup P √ √ √ √ -
22 Risna Asul P √ √ √ √ -
23 Riski Alqadafi L - √ √ √ √
24 Robertus Talan L √ √ √ √ -
25 Risaldi Djami L √ - √ √ √
26 Samuel Bengu L √ √ √ √ √
27 Simon Soleam L √ √ √ √ -
28 Sarul Syafarudin L √ √ √ √ -
29 Sih Fahiran L - - √ - -
30 Serli Benuk P √ √ √ √ √
31 Sulaeman Abduh L √ √ - √ -
32 Venty Banamtuan P √ √ √ √ -
33 Wilson Tasik L √ √ √ √ -
34 Yulius Tefa L √ - √ √ √
35 Yonesius Pula L √ √ √ √ -
Jumlah siswa yang aktif 28 28 32 32 8
Keterangan:
Aspek 1 : Siswa mendengar penjelasan materi dari guru
Aspek 2 : Siswa bertanya
Aspek 3 : Siswa menaggapi guru dan sesama teman
Aspek 4 : Siswa yang mampu mengembangkan pemahamannya
Aspek 5 : Siswa memberikankesimpulan mengenai materi yang sudah ada dalam
kartu soal.
113
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II
(Pertemuan 3)
114
16 Maria Ngo P √ √ √ √ -
17 Muhammad Iqbal P √ √ √ √ √
18 Maria D. Janggu P √ √ √ √ -
19 Nurina Maboi P √ √ √ √ -
20 Nur Affa P √ √ - √ -
21 Regina Manup P √ √ √ - √
22 Risna Asul P √ √ √ √ √
23 Riski Alqadafi L - √ √ √ √
24 Robertus Talan L √ √ √ √ √
25 Risaldi Djami L √ - √ √ √
s26 Samuel Bengu L √ √ √ √ √
27 Simon Soleam L √ √ √ √ -
28 Sarul Syafarudin L √ √ √ √ √
S29 Sih Fahiran L √ √ √ √ √
30 Serli Benuk P √ √ √ √ √
31 Sulaeman Abduh L √ √ - √ √
32 Venty Banamtuan P √ √ √ √ -
33 Wilson Tasik L √ √ √ √
34 Yulius Tefa L √ √ √ √ √
35 Yonesius Pula L √ √ √ √ -
Jumlah siswa yang aktif 33 33 33 32 22
Keterangan:
Aspek 1 : Siswa mendengar penjelasan materi dari guru
Aspek 2 : Siswa bertanya
Aspek 3 : Siswa menaggapi guru dan sesama teman
Aspek 4 : Siswa yang mampu mengembangkan pemahamannya
Aspek 5 : Siswa memberikankesimpulan mengenai materi yang sudah ada dalam
kartu soal.
115
Daftar Nilai Hasil Belajar Evaluasi Siklus I
NO. Nama Siswa L/P KKM Nilai Ket
Abse T TT
n
1. Alfonsius Kosat L 75 80 √
2. Aidil Fitra P 75 75 √
3. Ade Saputra L 75 50 √
4. Anur Hayati P 75 75 √
5. Alberto Defretes L 75 85 √
6. Elfin Palulang P 75 60 √
7. Gervasius Ronal L 75 60 √
8. Hutri Samani L 75 50 √
9. Isran Tau L 75 85 √ √
10. Idris Iju L 75 65 √
11. Indrawati Tneo P 75 60 √
12. Irwan Nobisa L 75 60 √
13. Liliosa Seliman P 75 60 √
14. Muhammad Alif L 75 70 √
15. Muhammad Daeng L 75 80 √
16. Maria Ngo P 75 40 √
17. Muhammad Iqbal L 75 65 √
18. Maria D. Janggu P 75 70 √
19. Nurina Maboi P 75 75 √
20. Nur Affifa P 75 80 √
21. Regina Manup P 75 60 √
116
22. Risna Asul P 75 65 √
23. Riski Alqadafi L 75 80 √
24. Robertus Talan L 75 70 √
25. Risaldi Djami L 75 70 √
26. Samuel Bengu L 75 60 √
27. Simon Soleam L 75 65 √
28. Sarul Syafarudin L 75 75 √
29. Sih Fahiran L 75 60 √
30. Serli Henuk P 75 40 √
31. Sulaeman Abduh P 75 60 √
32. Venty Banamtuan P 75 65 √
33. Wilson Tasik L 75 65 √
34. Yulius Tefa L 75 60 √
35. Yonesius Pula L 75 70 √
Jumlah 2310
Nilai Rata-rata 66
Modus 60
Nilai tertinggi 85
Nilai terendah 40
Presentase ketuntasan 42,85% 57,14%
117
Daftar Nilai Hasil Belajar Evaluasi Siklus II
NO. Nama Siswa L/P KKM Nilai Ket
Abse T TT
n
1. Alfonsius Kosat L 75 90 √
2. Aidil Fitra P 75 80 √
3. Ade Saputra L 75 60 √
4. Anur Hayati P 75 65 √
5. Alberto Defretes L 75 75 √
6. Elfin Palulang P 75 80 √
7. Gervasius Ronal L 75 85 √
8. Hutri Samani L 75 70 √
9. Isran Tau L 75 80 √
10. Idris Iju L 75 80 √
11. Indrawati Tneo P 75 85 √
12. Irwan Nobisa L 75 50 √
13. Liliosa Seliman P 75 85 √
14. Muhammad Alif L 75 80 √
15. Muhammad Daeng L 75 75 √
16. Maria Ngo P 75 75 √
17. Muhammad Iqbal L 75 50 √
18. Maria D. Janggu P 75 80 √
19. Nurina Maboi P 75 75 √
20. Nur Affifa P 75 60 √
118
21. Regina Manup P 75 75 √
22. Risna Asul P 75 75 √
23. Riski Alqadafi L 75 80 √
24. Robertus Talan L 75 65 √
25. Risaldi Djami L 75 75 √
26. Samuel Bengu L 75 80 √
27. Simon Soleam L 75 65 √
28. Sarul Syafarudin L 75 50 √
29. Sih Fahiran L 75 70 √
30. Serli Henuk P 75 85 √
31. Sulaeman Abduh P 75 75 √
32. Venty Banamtuan P 75 75 √
33. Wilson Tasik L 75 80 √
34. Yulius Tefa L 75 70 √
35. Yonesius Pula L 75 75 √
Jumlah 2520
Nilai Rata-rata 73,5
Modus 75
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 50
Presentase ketuntasan 77,14% 22,85%
119
Dokumentasi
120
121