Anda di halaman 1dari 133

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD

MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI


KELAS XI IPS PADA POKOK BAHASAN MASYARAKAT
MULTIKULTURAL DI SMA MUHAMMADIYAH KUPANG

SKRIPSI

Oleh:
LUSIA FOUK
NIM. 1622511075

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar


Sarjana Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHMMADIYAH KUPANG
2020

i
ABSTRAK

Lusia fouk (2020). Skripsi.Penerapan strategi active learning tipe index


card match untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi pada siswa kelas XI IPS
SMA Muhammadiyah Kupang. Pembimbing I Arifin, S.Pd., M.Pd., dan
pembimbing II Syahrul, S.Pd., M.Pd. Program studi Pendidikan Sosiologi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Kupang.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan yang ada di kelas, dengan cara
menerapkan starategi pembelajaran active learning tipe index card match. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan startegi pembelajaran active
learning tipe index card match dan apakah starategi pembelajaran active learning
tipe index card match dapat meningkatkan hasil belajar sosiologi pada siswa kelas
XI IPS SMA Muhammadiyah Kupang. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas
XI IPS SMA Muhammadiyah Kupang semester genap tahun ajaran 2019/2020
yang berjumlah 35siswa. Penelitian dilakukan dalam dua siklus dan pada setiap
akhir siklus dilakukan refleksi terhadap tindakan yang diberikan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian menggunakan lembar observasi, tes hasil
belajar, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran active
learning tipe index card match pada siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah
Kupang pada mata pelajaran sosiologi dapat meningkatkan hasil belajar sosiologi
siswa. Hal ini, diketahui dari hasil evaluasi siklus I dengan nilai rata-rata 66 dan
presentase ketuntasannya sebesar 42,85%. Kemudian pada siklus II terdapat
peningkatan nilai rata-rata menjadi 73,5 dan presentase ketuntasan sebesar
77,14%. Hasil ini telah mencapai kriteria keberhasilan tindakan secara klasikal
yang ditetapkan yaitu ≥ 75%.

Kata Kunci :Active Learning, Pembelajaran Sosiologi

ii
ABSTRACT

Lusia Fouk (2020).essay. The implementation of the active learning


starategy of index card macth type is to improve sociology learning outcomes in
second Grade students of social program of Muhammadiyah Kupang High Scool.
First supervisor is Arifin, S.Pd, M.Pd and Second supervisor is Syahrul, S.Pd,
M.Pd. Sociology Study Program, Faculty of Teacher Training and Education,
University of Muhammadiyah Kupang.
This research is a classroom action research (CAR) that is intended to
overcome problems in the classroom, by implementing an active learning strategy
of index card match type. The purpose of this research is to obtain information
about the implementation of active learning strategy of index card match type and
fond out wther the active learning strategy of index card match type can improve
sociology learning outcomes in second Grade students of social Program of
Muhammadiyah Kupang High school or not. The subjects of this research were
second Grade students of social Programme of Muhammadiyah Kupang High
School, in the even smester of the 2019/2020 school year, totaling 35 students.
The research was conducted into two cycles and a reflection will be carried out at
the end of each cycle. Data collection techniques in this research using
observation sheets, learning outcomes tests and documentation.
The results showed that the implementation of active learning strategy of
index card match type in second Grade students of social Proram of
Muhammadiyah Kupang High Scool in sociology subjects could improve student
sociology learning outcomes. This is known from the results of the first cycle with
an average value of 66 and the percentage of completaness by 42,85%. Then in
the second cycle there was an increase in the average value 73,5 and the
percentage of complesteness by 77,14%. This result has reached the established
criteria for the success of the action namely more than 75%

Key word: Active Learning, Sociology Learning.

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPEINDEX CARD


MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI
KELAS XI IPS PADA POKOK BAHASAN MASYARAKAT
MULTIKULTURAL DI SMA MUHAMMADIYAH KUPANG
LUSIA FOUK
NIM. 1622511075
Skripsi ini telah memenuhi syarat
untuk diajukan kepada Dewan Penguji Skripsi

Menyetujui untuk diajukan pada ujian Skripsi

TIM PEMBIMBNG

NAMA Tanggal Tanda Tangan

I. Arifin, S.Pd., M. Pd ........................................

II. Syahrul, S.Pd., M.Pd ........................................

Kupang,.........................2020
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi

Arifin, S.Pd., M.Pd.


NIDN. 082601870

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Lusia Fouk telah dipertahankan di depan dewan penguji skripsi
program studi pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Kupang.

Hari / tanggal : Senin, 03 Agustus 2020


Tempat : Ruang Ujian Program Studi Pendidikan Sosiologi
Dinyatakan : Lulus

Dewan Penguji :
Ketua : Arifin, S.Pd.,M,Pd ( )

Sekretaris : Syahrul, S,Pd.,M.Pd ( )

Penguji Utama : Dra. Siti Ramlah, M.Pd ( )

Penguji : 1. Amirulah Datuk, S.Pd., M.Pd ( )

  2. Marten Tabun, S.Sos.,M.Pd ( )

Mengetahui, Mengetahui,
Dekan FKIP, Ketua Program Studi

Nurdiyah Lestari, S.Pd., M.Pd Arifin, S.Pd., M.Pd


NIDN. 0822097201 NIDN. 0826018701

v
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


NAMA : LUSIA FOUK
NIM : 1622511075
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN SOSIOLOGI
JURUSAN : PENDIDIK SOSIOLOGI
FAKULTAS : KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Dengan ini saya penyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri, bukan plagiat dari karya
orang lain atau dibuatkan oleh orang lain;
2. Adapun bagaian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari
karya orang lain, telah saya sebutkan sumbernya secara jelas dan sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah;
3. Jika pernyataan saya ternyata tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang
berlaku di Universitas Muhammadiyah Kupang.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk
diketahui oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

Kupang, 3Juli 2020

Yangmembuat pernyataan
Meterai

LUSIA FOUK
NIM. 1622511075

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat

Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Penerapan Strategi active learning tipe index card match untuk meningkatkan

hasil belajar sosiologi pada siswa kelas XI IPS SMA Kupang Kupang. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan program Strata-1 di program

studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dalam peny

elesaian skripsiini, tentunya ada pihak lain yang turut membantu dan mendukung

penulis baik berupa pikiran maupun materi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini 

penulis dengan ketulusan hati menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Gabriel Asa dan mama tercinta Yasinta Moy (Almarhuma), selaku

bapak ibu kandung penulis, atas segala cinta, ketulusan dan doa kasih sayang

yang telah diberikan, dan kakak sulung Maria Beatris dan suami (Melkianus

nahak bersama anak-anaknya, yang membantu penulis baik berupa materi

maupun pikiran dan dukungan doa yang tulus, dan Adik Maksi, Jefri, lini dan

adik Enjel, yang telah membantu dan mendukung penulis dalam doa sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Dr.ZainurWula, M.Si., Rektor Universitas Muhammadiyah Kupang  yang

sudah menerima saya sebagai salah satu mahasiswa di Universitas

Muhammadiyah Kupang.

3. Arifin, S.Pd, M.Pd, Selaku pembimbing 1 dan Syahrul, S.Pd, Selaku

pembimbindg 11 yang selalu melungkan waktu ditengah- tengah kesibukan dan

vii
untuk memberikan arahan serta motivasi bagi penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baiak.

4. Arifin, S.Pd. M.Pd, Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

Universitas Muhammadiyah Kupang, yang selama ini berjerih paya dan dengan

tidak henti-hentinya membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan

tugas akhir ini dengan baik.

5. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi yang telah membekali

penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.

6. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan

skripsi ini.

7. Almamater tercinta Universitas Muhammadiyah Kupang. Atas bantuan yang

diberikan hanya doa yang dapat penulis panjatkan, semoga Tuhan memberkati

kita semua dalam segala hal.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan karena keterbatasan pengetah

uan dan tentu hasilnya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala

saran dan kritik yang membangun  sangat diharapkan penulis dari berbagai

pihak demi penyempurnaan skripsi ini.

Kupang, ....................

Penulis

Lusia Fouk

viii
MOTTO

“Jika dalam poses perjalanan ada batu sanjungan atau kegagalan, maka
“perjuangkanlah”

Karena itu merupakan mutiara kesuksesan yang menanti diujung jalan”

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
ABSTRAK........................................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN.......................................................................... v
KATA PENGANTAR...................................................................................... vi
MOTTO............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah........................................................................... 4
C. Rumusan Masalah............................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian................................................................................ 4
E. Manfaat Penelitian.............................................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori........................................................................................ 6
1. Active Learning.............................................................................. 6
2. Hasil Belajar Sisiwa....................................................................... 17
3. Hubungan Strategi Active Learning dengan Masyarakat
Multikultural................................................................................ 22
B. Penelitian yang Relevan..................................................................... 23
C. Kerangka Berpikir.............................................................................. 27
D. Hipotesis Penelitian............................................................................ 28
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian................................................................................... 30
B. Waktu Penelitian................................................................................. 30
C. Deskripsi Tempat Penelitian............................................................... 30
D. Subyek Penelitian............................................................................... 31
E. Skenario Tindakan.............................................................................. 31
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.......................................... 35
G. Kriterian Keberhasilan Tindakan....................................................... 36
H. Teknik Analisis Data.......................................................................... 37
BAB IV. HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian................................................................................... 40
a. Siklus I........................................................................................... 41
b. Siklus II.......................................................................................... 51
B. Pembahasan........................................................................................ 60
1. Penerapan Strategi Active Learning tipe Index Card Match

x
dalam Pembelajaran Masyarakat Multikultural.......................... 60
2. Strategi tipe Index Card Match dapat meningkatkan Hasil
Belajar Sosiologi........................................................................... 63
C. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 67
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan............................................................................................. 68
B. Saran................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... 73

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I............................... 74


Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.............................. 83
Lampiran 3. Bahan Ajar................................................................................... 92
Lampiran 4. Soal Evaluasi Siklus I................................................................... 98
Lampiran 5. Kunci Jawaban Siklus I................................................................ 100
Lampiran 6. Soal Evaluasi Siklus II................................................................. 101
Lampiran 7. Kunci Jawaban Siklus II............................................................... 103
Lampiran 8. Lembar Observasi Siklus I........................................................... 104
Lampiran 9. Lembar Observasi Siklus II.......................................................... 110

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hasil evaluasi pendidikan yang bersifat nasional dan dianalisis untuk

memperoleh informasi yang akurat untuk perbaikan kualitas pendidikan. Namun hal

ini belum banyak dilakukan, sehingga tiap sekolah tidak menerima informasi tentang

kekurangannya secara rinci. Akibatnya proses pembelajaran yang dilakukan di kelas

dari tahun ke tahun tidak banyak mengalami perubahan. Evaluasi pendidikan yang

bersifat nasional yang diselenggarakan setiap tahun seperti program rutin saja,

karena hasilnya belum memberi kontribusi yang berarti terhadap peningkatan

kualitas pendidikan di SMA Muhammadiyah Kupang. Hal ini berkaitan dengan

masalah-masalah yang ada di sekolah tersebut.

Proses pembelajaran yang ada di SMA Muhammadiyah Kupang perlu dibenahi

karena terdapat berbagai masalah yang terjadi saat proses pembelajaran. Masalah-

masalah yang ada berkaiatan dengan keaktifan belajar siswa. Adapun masalah-

masalah tersebut anatara lain; (1) Ada siswa yang keluar masuk kelas pada saat

proses pembelajaran berlangsung, (2) Ada siswa yang tidur di dalam kelas, (3) Ada

siswa yang ngobrol dengan teman sebangku pada saat poses pembelajaran

berlangsung dan lain sebagainya. Intinya masalah yang ada di SMA Muhammadiyah

Kupang siswa tidak ikut partisipasi atau tidak ikut aktif dalam proses pembelajaran.

Ketidakaktifan siswa dalam proses pembelajaran menyebabkan hasil belajar

siswa menurun. Oleh karena itu, dalam suatu proses pembelajaran siswa di

1
diharuskan untuk ikut aktif atau berpartisipasi selama proses pembelajaran

berlangsung. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan

interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa atau dengan siswa itu sendiri. Hal ini

akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif dimana masing-

masing peserta didik dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Oleh

karena itu, keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang penting bagi

keberhasilan proses pembelajaran (Susilana dan Riyana, 2007).

Dalam suatu pembelajaran guru membutuhkan strategi belajar dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan hasil yang lebih baik. Jika pembelajaran di tahun

sebelumnya hasilnya tidak memuaskan maka pendidik harus menerapkan strategi

belajar yang lebih baik atau lebih dimengerti siswa untuk aktif dalam belajar. Atau

pendidik harus mererapkan strategi baru jika siswa tidak senang dalam kelas saat

proses pembelajaran.

Berdasarkan masalah-masalah tersebut diatas, maka peneliti bermaksud

menerapkan suatu strategi baru yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yakni

strategi active learning tipe index card match. Dengan strategi ini, segala bentuk

pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara actif dalam proses

pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antara siswa maupun dengan

guru dalam proses pembelajaran tersebut sehingga dapat meningkatkan hasil belajar

yang baik pada siswa SMA Muhammadiyah Kupang.

Hasil penelitian sebelumnya oleh Afriansyahtentang penerapan strategi

pembelajaran active learning tipe index card match terhadap ketuntasan hasil belajar

2
dribble sepak bola (studi pada siswa Kelas X SMA Negeri 1 Balongpaggang)

menyimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran active learning Tipe index

card mard dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Afriansyah, 2017). Selain itu,

penelitian Hasan Baharun tentang penerapan pembelajaran active learning Tipe

index card mard untuk meningkatkan hasil belajar siswa di madrasah menyimpulkan

bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran

active learning (Baharun, 2015).

Kemudian pada penelitian Rismawati dan Nurmiati tentang pengaruh

penerapan model pembelajaran Active learning Tipe Giving Question And Getting

Answer terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X1 IPA SMA Negeri 1

Sendana,pada penelitian ini terdapatpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa

(Rismawati and Nurmiati, 2019). Pada penelitian Windi Wiliawanto tentang

Pengaruh Strategi Belajar Aktif Sortir Kartu Terhadap Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis, pada penelitian ini terdapat pengaruh pada kemampuan siswa

dalam memecahkan masalah (Wiliawanto et al., 2019).

Selain itu, pada penelitian Yulia Anggraini, dkk tentang Pengaruh Penerapan

Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Firing Line Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar

Matematika Siswa SMP Kelas VIII, terdapat pengaruh motivasi dan hasil belajar

siswa (Anggraini et al., 2019). Pada penelitian Mercury Nirwana tentang Penerapan

Strategi Firing Line Berbasis Active Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan

Komunikasi Siswa, terdapat peningkatan keterampilan komunikasi siswa (Nirwana

et al 2019).

3
Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa rata-rata semua penelitian yang

relevan dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa maka peneliti menggunakan

strategi active learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan judul

penelitiannya “Penerapan Strategi Active Learning Tipe index card match untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi pada Pokok Bahasan Masyarakat

Multikultural di SMA Muhammadiyah Kupang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan strategi active learning tipe index card match dalam

pembelajaran materi masyarakat multikultural di SMA Muhammadiyah Kupang?

2. Apakah penerapan strategi active learning tipe index card match dapat

meningkatkan hasil belajar sosiologi di Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah

Kupang pada materi masyarakat multikultural

D. Tujuan Penelitian

1. Adapun untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Sosiologi materi masyarakat

multikultural perlu diterapkannya metode active learning tipe index card match di

kelas XI IPS SMA Muhammadiyah Kupang.

2. Untuk mengetahui apakah setelah menerapkan strategi active learning tipe index

card match dapat meningkatkan hasil belajar sosiologi di SMA Muhammadiyah

Kupang?

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolahdan

Peneliti yaitu:

4
1. Manfaat Praktis

a) Sebagai bahan pengembangan teori pembelajaran dalam meningkatkan hasil

belajar sosiologi siswa.

b) Bagi Sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program

pembelajaran serta menentukan model dan media pembelajaran yang dapat

mengembangkan kemampuan belajar siswa.

c) Bagi peserta didik sebagai obyek penelitian, diharapkan dapat memperoleh

pengalaman langsung mengenai pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan

melalui Penerapan strategi Active Learning tipe index card match.

2. Manfaat Teoritis

a) Sebagai referensibagi peneliti selanjutnya dalam mengkaji secara lebih rinci

tentang Penerapan strategi Active Learning tipe index card match.

b) Salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar keserjanaan pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. ActiveLearning
a. Pengertian Active Learning
Istilah active learning tipe index card match mempunyai konotasi

constructivism yaitu belajar secara actif dan dikostruksi dalam kontekssional. Ide

dasarnya adalah bahwa siswa mendapatkan pengertian dalam belajar melalui

interaksi dengan lingkungannya, dan bahwa siswa dilibatkan dalam mengkontruksi

pengetahuan mereka. Kelompok konstruktivis menekankan belajar berorientasi pada

pemecahan masalah karena dengan demikian siswa aktif melakukan sesuatu

sehingga dapat menstransformasi menjadi pengetahuan ( Kumara,2004).

Strategi pembelajaran active learning tipe index card match adalah salah suatu

strategi pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar aktif dan bertujuan agar

siswa mempunyai jiwa kemandirian dalam belajar serta menumbuhkan daya

kreatifitas sehingga mampu membuat inovasi-inovasi (Gunawan dan Putra, 2019).

Active learning tipe index card match merupakan strategi pembelajaran yang

lebih banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses berbangi informasi dan

pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga

mereka mendapat Pengalaman yang dapat meningkatkan kompetensinya. Selain itu,

belajar aktif juga memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

analisis dan sintesis serta mampu merumuskan nilai-nilai baru yang diambil dari

6
hasil analisis mereka sendiri (Baharun, 2015). Secara harafia active learning tipe

index card match maknanya adalah belajar aktif. Kebanyakan praktisi dan pengamat

menyebutnya sebagai strategi learning by doing, pendekatannya memandang belajar

sebagai proses membangun pemahaman lewat pengalaman dan informasi. Dengan

pendekatan ini, persepsi pengetahuan dan perasaan peserta didik yang unik ikut

mempelajari proses pembelajaran (Baharun, 2015).

Pembelajaran active learningtipe index card match adalah suatu proses

memperdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan berbagai cara/

strategi secara aktif. Oleh pesrta didik dengan menggunakan otak untuk menemukan

konsep dan memecahkan masalah yang sedang dipelajari, di samping itu juga untuk

menyiapkan mental dan melatih keterampilan fisiknya (Effendi, 2016). Berdasarkan

penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah segala

bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses

pembelajaran baik dalam bentuk interaksi antara siswa maupun guru dalam proses

pembelajaran berlangsung.

Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari subjek belajar dalam

membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima ceramah

tentang pengetahuan. Pembelajaran yang tidak memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk berperan aktif merupakan pembelajaran yang bertentangan

dengan hakikat belajar. Peran aktif peserta didik sangat penting dalam rangka

pembentukan generasi yang kreatif menghasilkan sesuatu untuk dirinya dan orang

7
lain. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam

sehingga memenuhi tingkat kemampuan peserta didik (Riswani and Widayati, 2012).

Strategi active learning tipe index card match merupakan istilah dalamdunia

pendidikan yaitu sebagai strategi belajar mengajar yang bertujuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Dan untuk mencapai keterlibatan siswa agar efektif

dan efesien dalam belajar membutuhkan berbagai pendukung dalam proses belajar

dan dari sarana belajar. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa strategi active

learning tipe index card match menempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan

belajar mengajar.Siswa dipandang sebagai objek dan sebagai subjek. Active learning

tipe index card match merupakan suatu proses belajar mengajar yang aktif dan

dinamis. Dalam proses ini siswa mengalami keterlibatan intelektual-emosional

disamping keterlibatan fisiknya (Baharun, 2015).

Active Learning tipe index card match adalah suatu pembelajaran yang

mengajak siswa untuk belajar aktif dan mereka secara aktif menggunakan otak

mereka baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran kedalam suatu

persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Hal inilah yang membuat siswa di kelas

semakin bersemangat ketika mendapatkan pengajaran di kelas karena mereka dapat

menghubungkan secara langsung materi pelajaran dengan permasalahan yang terjadi

dalam kehidupan nyata (Maisaroh dan Rostrieningsih, 2010).

Menurut Sukandi dalam Baharun (2015) active learning adalah cara pandang

yang menganggap belajar sebagai kegiatan membangun makna atau pengertian

terhadap pengalaman dan informasi yang dilakukan oleh si pembelajar, bukan oleh si

8
pengajar, serta menganggap mengajar sebagai kegiatan menciptakan suatu yang

mengembangkan inisistif dan tanggung jawab belajar si pembelajar sehingga

berkeinginan terus untuk belajar selama hidupnya, dan tidak tergantung kepada guru

atau orang lain bila mereka mempelajari hal-hal yang baru. Active learning tipe

index card match adalah proses belajar dimana siswa mendapat kesempatan untuk

lebih banyak melakukan aktivitas belajar, hubungan interaktif dengan materi

pelajaran maupun pengoptimalan potensi yang dimiliki, sehingga siswa memperoleh

hasil belajar yang lebih baik (Baharun, 2015).

Sedangkan Silberman dalam baharun Strategi active learning tipe index card

match merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran

yang komprehensif yang meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik

menjadi aktif. Memang pedekatan active learning tipe index card match merupakan

konsep yang sukar keaktifan dari peserta didik, meskipun kadar keaktifannya itu

berbeda (Baharun, 2015).

Berdasarkan pendapat ahli tersebut diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan

bahwa strategi active learning tipe index card match adalah suatu proses

pembelajaran untuk memberdayakan peserta didik agar peserta didik belajar secara

aktif dengan menggunakan berbagai cara/ strategi aktif.

b. Jenis StrategiActive Learning

Agar proses pembelajaran active learning tipe index card mard bisa berjalan

dengan baik, maka pendidik sebagai penggerak belajar peserta didik dituntut untuk

menggunakan dan menguasai strategipembelajaran active learning. Ada banyak

9
model pembelajaran aktif dari mulai yang sederhana sampai dengan yang rumit.

Beberapa jenis strategi pembelajaran tersebut antara lain adalah (Effendi, 2016).

1. Poster comment (mengomentari gambar) yaitu suatu strategi yang digunakan

pendidik dengan maksud mengajak peserta didik untuk memunculkan ide apa

yang terkandung dalam suatu gambar. Gambar tersebut tentu saja berkaitan

dengan pencapaian suatu kompetensi dalam pembelajaran. Dengan strategi ini

peserta didik diharapkan dapat memberi masukan berupa pendapat/ide yang

bervariasi karena setiap pikiran manusia itu berbeda-beda, dengan berbagai

macam pendapat dari peserta didik tersebut akan dapat ditarik benang merahnya

tentang inti pokok dari materi yang diajarkan (Effendi, 2016).

2. Tipe Index Card Match (mencari pasangan jawaban) yaitu suatu strategi

pembelajaran yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta didik

untuk menemukan jawaban yang cocok dengan pertanyaan yang sudah disiapkan

(Effendi, 2016).

3. Active Debate (debat aktif),strategi ini mendorong pemikiran dan perenungan

terutama kalau peserta didik diharapkan memertahankan pendapat yang

bertentangan dengan keyakinannya sendiri. Debat bisa menjadi satu strategi

berharga yang dapat mendorong pemikiran dan perenungan, terutama kalau

peserta didik diharapkan dapat mempertahankan pendapat yang bertentangan

dengan keyakinan mereka sendiri. Strategi dapat diterapkan kalau guru hendak

menyajikan topik yang menimbulkan prokontra dalam mengungkapkan

argumentasinya. Banyak kecakapan hidup yang dapat dilatih dengan strategiini

10
antara lain kemampuan berkomunikasi dan mengomunikasikan gagasannya

kepada orang lain (Effendi, 2016).

4. Everyone Is Teacher Here (semua adalah pendidik) yaitu strategi yang digunakan

oleh pendidik dengan maksud meminta peserta didik untuk semuanya berperan

menjadi narasumber terhadap sesama temannya di kelas belajar. Strategi ini

bertujuan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta didik

untuk berperan sebagai guru bagi kawannya. Dengan ini diharapkan agar

pesertadidik yang pasif dapat ikut terlibat dalam pembelajaran aktif (Effendi,

2016).

5. Team Quiz, model ini mendorong siswa untuk aktif dalamkelompok untuk

membuat pertanyaan serta jawaban sesuaidengan kompetensi yang diharapkan

(Effendi, 2016).

6. Role Playatau bermain peran adalah model pembelajaransebagai bagian dari

simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi

peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada

masa mendatang. Topik yang dapat diangkatuntuk role play misalnya memainkan

peran sebagai jurukampanye suatu partai atau gambaran keadaan yangmungkin

muncul di masyarakat (Effendi, 2016).

7. Peer Teaching ,merupakan latihan mengajar yang dilakukan oleh mahasiswa

kepada teman-teman calonguru. Selain itu peerteaching merupakan kegiatan

pembelajaran yang dilakukan seorang siswa kepada siswa lainnya dan salah satu

siswa itu lebih memahami materi pembelajaran (Effendi, 2016).

11
8. Student-led Review Session. Strategiini digunakan untuk memberikan peran

kepada mahasiswa sebagai pengajar. Dosen hanya bertindak sebagai nara sumber

dan fasilitator. Strategi ini dapat digunakan pada sesi review terhadap materi

kuliah. Pada bagian pertama dari kuliah kelompok-kelompok kecil mahasiswa

diminta untuk mendiskusikan hal-hal yang dianggap belum dipahami dari materi

tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mahasiswa yang lain

menjawabnya. Kegiatan kelompok dapat juga dilakukan dalam bentuk salah satu

mahasiswa dalamkelompok tersebut memberikan ilustrasi bagaimana suatu

rumusan atau Strategi digunakan. Kemudian pada bagiankedua kegiatan ini

dilakukan untuk seluruh kelas. Prosesini dipimpin oleh mahasiswa dan dosen

lebih berperan untuk mengklarifikasi hal-hal yang menjadi bahasan dalam proses

pembelajaran tersebut (Effendi, 2016).

9. Jigsaw, yaitu model kerja kelompok yang terstruktur didasarkan pada kerjasama

dan tanggung jawab. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh

siswa dansetiap peserta didik memikul suatu tanggung jawab yang signifikan

dalam kelompok (Effendi, 2016).

10. Reading Guide (penuntun bacaan). Strategi ini digunakan pendidik dengan

maksud mengajak peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan cara membaca

suatu teksbacaan (buku, majalah, koran dan lain-lain) sesuai dengan materi

bahasan (Effendi, 2016).

12
11. Card Sort (menyortir kartu). Yaitu strategi yang digunakanoleh pendidik dengan

maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui

klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran (Effendi, 2016).

12. Concept Mapping (peta konsep). Suatu cara yang digunakan oleh pendidik

dengan maksud meminta pesertadidik untuk membuat konsep atau kata-kata

kunci darisuatu pokok persoalan sebagai rumusan inti pelajaran (Effendi, 2016).

13. Information Search (mencari informasi) yaitu suatu carayang digunakan oleh

guru dengan maksud meminta pesertadidik untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan baik oleh pendidik maupun peserta didik sendiri,

kemudian mencari informasi jawabannya lewat membaca untuk menemukan

informasi yang akurat (Effendi, 2016).

14. Demonstration (Demonstrasi). Suatu presentasi yang dipersiapkan dengan hati-

hati untuk memperlihatkan bagaimana berprilaku atau menggunakan suatu

prosedur atau alat. Presentasi dilengkapi dengan penjelasan lisan dan alat visual,

ilustrasi dan pertanyaan (Effendi, 2016).

15. Think-Pair-Share, dengan cara ini mahasiswa diberi pertanyaan atau soal untuk

dipikirkan sendiri kurang lebih 2-5 menit (think), kemudian mahasiswa diminta

untuk mendiskusikan jawaban atau pendapatnya dengan temanyang duduk di

sebelahnya (pair). Setelah itu, pengajardapat menunjuk satu atau lebih mahasiswa

untuk menyampaikan pendapatnya atas pertanyaan atau soal itu bagi seluruh kelas

(share) (Effendi, 2016).

13
Mengingat banyaknya jenis strategi active learning maka pada penelitian ini

peneliti menggunakan strategi active learning tipe index card Match (Mencari

pasangan jawaban).

c. Karakteristik Active Learning

MenurutBonwell (dalam Effendi, 2016), pembelajaran aktif memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar

melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis

terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.

2) Mahasiswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan

sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah.

3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi

kuliah.

4) Mahasiswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan

melakukan evaluasi.

5) Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.

d. Ciri-Ciri Active Learning

Di samping Karakteristik tersebut di atas, secara umum suatu proses

pembelajaran aktif mempunyai ciri-ciri sebagaiberikut:

1) Situasi kelas menantang peserta didik melakukan kegiatan belajar secara bebas

tapi terkendali.

14
2) Pendidik tidak mendominasi pembicaraan tetapi lebih banyak memberikan

rangsangan berpikir kepada peserta didik untuk memecahkan masalah.

3) Pendidik menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi peserta didik, bisa

sumber tertulis, sumber manusia, misalnya peserta didik itu sendiri menjelaskan

permasalahan kepada peserta didik lainnya, berbagai media yang diperlukan, alat

bantu pengajaran, termasuk pendidik sendiri sebagai sumber belajar.

4) Kegiatan belajar peserta didik bervariasi, ada kegiatanyang sifatnya bersama-

sama dilakukan oleh semua peserta didik, ada kegiatan belajar yang dilakukan

secara kelompok dalam bentuk diskusi dan ada pula kegiatan belajar yang harus

dilakukan oleh masing-masing pesertadidik secara mandiri. Penetapan kegiatan

belajar tersebut diatur oleh guru secara sistematik dan terencana.

5) Pendidik menempatkan diri sebagai pembimbing semuapeserta didik yang

memerlukan bantuan manakala mereka menghadapi persoalan belajar.

6) Situasi dan kondisi kelas tidak kaku terikat dengan susunan yang mati, tapi

sewaktu-waktu diubah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

7) Belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari segi hasil yang dicapai peserta didik

tapi juga dilihat dan diukur dari segi proses belajar yang dilakukan siswa.

8) Adanya keberanian peserta didik mengajukan pendapat nya melalui pertanyaan

atau pernyataan gagasannya, baik yang diajukan kepada pendidik maupun kepada

peserta didik lainnya dalam pemecahan masalah belajar.

15
9) Pendidikan senantiasa menghargai pendapat pesertadidik terlepasa dari benar atau

salah. Bahkan pendidik harus mendorong peserta didik agar selalu mengajukan

pendapatnya secara bebas (Effendi,2016)

e. Langkah-Langkah Active Learning tipe index card match

Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan

penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik

dapat mencapai hasi belajar yang memuaskan dengan karakteristik pribadi yang

mereka miliki. Disamping itu, pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga

perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran (Sukron, 2010).

Menurut (Machmudah dalam Melody, 2013), berikut adalah sintak langkah-

langkah  starategi (Active Learning Tipe Index Card Match) :

1. Buatlah potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas dan

bagilah kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama

2. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan

dibelajarkan,  setiap kertas berisi 1 pertanyaan

3. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat

4. Setiap siswa diberi satu kertas, jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang

dilakukan berpasangan. Separuh siswa mendapatkan soal dan separuh yang lain

mendapatkan jawaban

5. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika yang sudah

menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk

16
berdekatan.Jelaskan juga agar mereka tidak memberi tahu materi yang mereka

dapatkan kepada teman yang lain.

6. Mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan sosal

yang diperoleh dengan kertas kepada teman yang lain. Selanjutnya soal-soal

tersebut dijawab oleh pasangannya.

7. Akhir proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan

Dalam hal ini guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang terbaik sesuai

dengan kriteria guru (Melody, 2013).

2.Hasil Belajar Siswa

a. Pengertian Hasil Belajar

Untuk menentukan berhasil atau gagalnya siswa menempuh pendidikan dalam

suatu lembaga, secara umum digunakan tolak ukur hasil belajar untuk mengetahui

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman

belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajar. Hasil dari kegiatan belajar ditandai dengan adanya perubahan

perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.

Sehubungan dengan pendapat itu, seseorang dapat dikatakan telah berhasil dalam

belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan dalam dirinya (Septiana,

2019).Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa dari hasil

tindakan belajar mengajar, dimana tindakan mengajar dari guru diakhiri dengan

proses evaluasi hasil belajar yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian

17
yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai indikator dan

tujuan pembelajaran (Sabrun, 2017).

Hasil belajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses

pembelajaran. Proses penilaian hasil belajar dapat memberikan informasi kepada

guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya

melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun

dan membina kegiatan-kegiatan lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun

individu (Baharun, 2015). Untuk mengetahui keberhasilan belajar yang telah

ditetapkan proses pembelajaran memerlukan penilaian atau evaluasi. Dengan kata

lainpenilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses belajar

mengajar dan hasil belajar siswa.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah peserta

didik tersebut menerima pengalaman belajarnya atau mengikuti proses pembelajaran.

Hasil belajarterwujud dalam perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu dan

dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri peserta didik, yang dapat diamati dan diukur dalam

bentuk perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan (Anita, 2019).

Hasil belajar pada kurikulum 2013 ada empat aspek yang dinilai, yaitu

kompetensi sikap spiritual, sikap social, pengetahuan dan keterampilan. Masing-

masing kompetensi menggunakan teknik penilaian yang berbeda. Kompetensi sikap

(spiritual dan sosial) menggunakan pengamatan, penilaian antar peserta didik,

penilaian peserta didik dan jurnal. penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan

18
dengan tes tertulis, tes lisan dan penugasan. penilaian kompetensi keterampilan

dilakukan tes praktik, projek dan portofolio. Semua penilaian dilaksanakan dengan

mengacu pada kompetensi dasar (KD) dari setiap kompetensi inti dalam standar isi

yang hasilnya harus diolah dan dilaporkan dalam laporan hasil pendidikan

(Septiana, 2019).Menurut Ngalim Purwanto dalam (Baharun, 2015), untuk

mengevaluasi hasil belajar seorang guru dapat menggunakan dua macam tes yaitu :

1. Tes yang telah distandarkan (standardizet test).

2. Tes bantuan guru sendiri (teacher made test) yang meliputi tes lisan atau tes

tertulis.

Berdasarkan pendapat ahli tersebut diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik

agarpeserta didik setelah menerima pembelajaran dari guru.

b. Ciri-Ciri Hasil Belajar

Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik

seperti yang dikemukakan seperti berikut:

1) Perubahan terjadi secara sadar, berarti bahwa seseorang yang belajar akan

menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah

terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, berarti satu perubahan

yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya.

19
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, berarti perubahan tertuju untuk

memperoleh sesuatu yang lebih baik dan perubahan itu tidak terjadi dengan

sendirinya namun karena usaha yang bersangkutan.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, namun bersifat tetap dan

permanen.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan dan berarah, berarti perubahan terjadi karena

tujuan yang akan dicapai.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Baharun, 2015).

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Kemampuan seseorang dalam meguasai sebuah ilmu pengetahuan dan

keterampilan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, dan faktor yang dapat

mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor eksternal dan internal. Menurut Slameto

dalam Lestari (2015) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

a. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu, faktor internal terdiri

dari, faktor jasmaniah dan faktor psikologis.

b. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasala dari luar individu, faktor eksternal

terdiri dari, faktor keluarga, faktor sekolah, masyarakat, teman bergaul dan bentuk-

bentuk kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut Sutomo (2017) faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain: faktor lingkungan, faktor

instrumental, kondisi fisiologis dan kondisi psikologis.

1. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan terdiri dari alam dan lingkungan sosial budaya.

20
2. Faktor instrumental

Faktor instrumental terdiri dari kurikulum, program, sarana fasilitas dan guru

3. Kondisi fisiologis

Kondisi fisiologis sangat terpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

Orang yang dalam keadaan segar dalam jasmaninya akan berlainan belajarnya dari

orang yang dalam keadaan lemah. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata

kemmapuan belajarnya dibawahnya anak-anak yang kekurangan gizi, mereka lekas

lelah, mudah mengantuk dansukar menerima pelajaran.

3. Hubungan Strategi Active Learning dengan Pokok Bahasan Masyarakat

Multikultural

Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu proses pembelajaran dengan

maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan menggunakan

berbagai cara secara aktif. Dalam hal ini proses aktivitas pembelajaran didominasi

oleh peserta didik dengan menggunakan otak untuk menemukan konsep dan

memecahkan masalah yang sedang dipelajari, di samping itu juga untuk menyiapkan

mental dan melatih keterampilan fisiknya (Effendi, 2016). Masyarakat multikultural

merupakan masyarakat yang menganut paham multikulturalisme, di mana paham ini

mengatakan bahwa keanekaragaman adalah sesuatu yang memiliki kedudukan

yangsama antara satu dengan lainnya. Tiap-tiap wilayah memiliki adat, suku, bahasa,

ataupun agama yang masing-masing memiliki keunikannya tersendiri

(Muthmainnah, 2008).

21
Secara garis besar masyarakat multikultural didefinisikan sebagai istilah dari

keanekaragaman yang kompleks antara suatu penduduk yang hidup menjadi satu

wilayah dan dapat menerima perbedaan antara satu dengan lainnya. Dalam

masyarakat multikultural sikap toleransi dan dapat menerima keragaman adalah hal

yang paling dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Selain itu masyarakat

multikultural juga dapat diartikan sebagai pemahaman, penghormatan, ataupun

penilaian terhadap budaya yang dimiliki oleh orang lain. Pada dasarnya masyarakat

multikultural sendiri adalah pandangan terhadap dunia yang memiliki beragam jenis

kebijakan budaya, agama, ras, ataupun suku yang dianggap sebagai salah satu

komponen dalam kehidupan yang ada di dunia (Muthmainnah, 2008).

Pembelajaran berbasis multikultural didasarkan pada gagasan filosofis tentang

kebebasan, keadilan, kesederajatan dan perlindungan terhadap hak-hak manusia.

Hakekat pendidikan multikultural mempersiapkan seluruh siswa untuk bekerja

secara aktif menuju kesamaan struktur dalam organisasi dan lembaga sekolah.

Pendidikan multikultural bukanlah kebijakan yang mengarah pada pelembagaan

pendidikan dan pengajaran inklusif dan penganjaran oleh propaganda pluralisme

lewat kurikulum yang berperan bagi kompetisi budaya individual (Safnowandi,

2012). Pembelajaran aktif memiliki hubungan dengan materi pokok masyarakat

multikultural yakni membimbing atau mengajarkan siswa untuk menghormati nilai

budaya agama, ras, ataupun suku. Maksudnya bahwa selain belajar mengetahui

tentang materi-materi siswa juga dapat belajar nilai dan norma atau saling

menghargai satu sama lain.

22
B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut, yakni

pertamadisusun oleh Eko Fani Afriansyah pada tahun 2017 tentang Penerapan

Strategi Pembelajaran Active Learning Tipe Modeling The Way Terhadap

Ketuntasan Hasil Belajar Dribble Sepak bola (Studi Pada Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Balongpaggang) (Afriansyah, 2017), disimpulkan bahwa pada penelitian ini

terdapat peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa. Kedua penelitian Hasan Baharun

tahun 2015 Tentang Penerapan Pembelajaran Active Learning Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Di Madrasah oleh (Baharun, 2015), pada penelitian ini terdapat

peningkatan pada hasil belajar siswa.

Ketiga Rismawati dan Nurmiati tahun 2019 tentang pengaruh penerapan

model pembelajaran Active learning Tipe Giving Question And Getting Answer

terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X1 IPA SMA Negeri 1 Sendana, pada

penelitian ini terdapat pengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa (Rismawati and

Nurmiati, 2019). Keempat penelitian Windi Wiliawanto tahun 2019 tentang

Pengaruh Strategi Belajar Aktif Sortir Kartu Terhadap Kemampuan Pemecahan

Masalah Matematis, pada penelitian ini terdapat pengaruh pada kemampuan siswa

dalam memecahkan masalah (Wiliawanto et al., 2019).

Kelima penelitian Yulia Anggraini, dkk tentang Pengaruh Penerapan Strategi

Pembelajaran Aktif Tipe Firing Line Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar

Matematika Siswa SMP Kelas VIII, terdapat pengaruh motivasi dan hasil belajar

siswa (Anggraini et al., 2019). Keenam penelitian Mercury Nirwana tahun 2019

23
tentang Penerapan Strategi Firing Line Berbasis Active Learning Untuk

Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa, terdapat peningkatan keterampilan

komunikasi siswa (Nirwana et al., 2019).

Ketujuh penelitian ini disusun oleh Sukron Muhammad Toha tahun 2018

tentang pelaksanaan metode Active Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa

pada pembelajaran pendidikan Agama Islam Islam(Toha, 2018).Kedelapan

penelitian Kadariah tahun 2018 tentang penerapan strategi pembelajaran Active Tipe

Everyone Is ATeacher Here (ETH) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V

SD inpres BTN pemda kota Makasar (Kadariah, 2018).Kesembilan penelitian

Martiningsih tahun 2016 Peranan Strategi Active Learning Terhadap Hasil Belajar

Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Makassar (Martiningsih, 2016).

Kesepuluh penelitian Ida Martini tahun 2014 Penerapan Active Learning Untuk

Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Apresiasi Musik Nusantara Pada Siswa

Kelas VIIIA Smp Negeri 7 Pemalang (Martini, 2014). Kesebelas Penelitian

Muhammad Amin said,Nirmayanti dan Nurlina tentang Penerapan Pembelajaran

Aktif Tipe Everyone Is A Teacher Here (ETH) Untuk Meningkatkan Hasil belajar

Fisika Peserta Didik Kelas X SMA Al Bayan Makassar (Said et al., 2015). Kedua

belas penelitan Dodik Kariadi dan Wasis Suprapto Strategi Pembelajaran Active

Learning Dengan Strategi Pengajuan Pertanyaan Untuk Meningkatkan Kualitas

Proses Pembelajaran Pkn(Kariadi dan Suprapto, 2018).

Ketiga belas penelitan CarolinaPenerapan Strategi Active Learning Berbasis

Web (Blended Learning) Dalam Upaya Menciptakan Pembelajaran Aktif Dan

24
Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar. Hasil penelitian ini meneunjukkan bahwa

strategi active learning berbasis web (Blended Learning) terbukti mampu

menciptakan pembelajaran aktif yang berkualitas dan berpengaruh terhadap

peningkatan hasil belajar. Saran yang diberikan adalah untuk meningkatkan

kemandirian siswa,inovasi dan kreatifitas guru dalam variasi pembelajaran masa kini

serta dukungan sekolah untuk fasilitas yang menunjang (Carolina, 2012).

Keempat belaspenelitian Asiah Analisis Kemampuan Praktik Strategi

Pembelajaran Aktif (Active Learning) Mahasiswa PGMI Fakultas Tarbiyah Dan

Keguruan IAIN Raden Intan Lampung. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa kemampuan praktik strategi pembelajaran aktif mahasiswa

PGMI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung kurang

maksimal (kurang baik). Hal ini dapat ditunjukkan dengan data observasi dan

wawancara. Adapun kuesioner dipakai untuk menggali data minat dan motivasi

yang menyatakan bahwa mahasiswa sangat berminat terhadap praktik strategi

pembelajaran aktif(Asiah, 2017).

Adapun perbedaan dan persamaan pada penelitan ini dengan penelitian

sebelumnya. Persamaannya adalah bahwa pada penelitian ini dan penelitian

sebelumnya sama-sama menggunakan strategi active learning

Sedangkan perbedaaanya adalah pertama pada penelitian Afriansyah, (2017)

menggunakan strategi pembelajaran avtive learning tipe modelling the way dan

fokus penelitiannya pada ketuntasan hasil belajar siswa. Kedua, pada penelitian

Baharun, (2015), menggarah pada peningakatan hasil belajar dengan menerapkan

25
pembelajaran aktif. Ketiga, pada penelitian Rismawati dan Nurmiati, (2019),

menggunakan pembelajaran active learning tipe giving question and getting

answerdan penelitiannya mengarah pada hasil belajar biologi siswa.

Keempat, pada penelitian Wiliawanto, (2019), penelitiannya mengarah pada

kemampuan pemecahan masalah matematis. Kelima, pada penelitian Anggraini,

(2019), menggunakan jenis pemebelajaran aktif tipe Firing Line, penelitian ini

mengarah pada motivasi dan hasil belajar matematika siswa. Keenam, penelitian

Nirwana, (2019) menggunakan pembelajaran aktif tipe Firing Line dan mengarah

pada peningakatan ketermpilan komunikasi siswa. Ketujuh, pada penelitian Toha,

(2018) pembahasaannya mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa. Kedelapan,

penelitian Kadariah, (2018), menggunakan jenis pembelajaran aktif everyone is a

teacher here dalam peningkatan hasil belajar.

Kesembilan penelitian Martiningsih, (2016) mengarah pada hasil belajar

siswa. Kesepuluh penelitian Martini, (2014) mengarah pada peningkatkan Minat

Dan Hasil Belajar Apresiasi Musik Nusantara. Kesebelas Penelitian said, (2015)

menggunakan Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A Teacher Here dalam

Meningkatkan Hasil belajar Fisika Peserta Didik. Kedua belas penelitan Kariadi dan

Suprapto, (2018) mengarah padaStrategi Pengajuan Pertanyaan Untuk Meningkatkan

Kualitas Proses Pembelajaran. Ketiga belas penelitan Carolina, (2012) menggunakan

Strategi Active Learning Berbasis Web (Blended Learning) Dalam Upaya

Menciptakan Pembelajaran Aktif Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar.

Keempat belas penelitian Asiah, (2017) mengarah padaAnalisis Kemampuan Praktik

26
Strategi Pembelajaran Aktif sedangkan pada penelitian ini mengarah pada hasil

belajar sosiologi.

C. Kerangka Berpikir

Menurut Hamdani dalam (Afriansyah, 2017), strategi pembelajaran active

learning adalah strategi belajar megajar yang bertujuan meningkatkan mutu

pendidikan. Untuk mencapai keterlibatan siswa agar efektif dan efisien dalam

belajar, dibutuhkan berbagai pendukung dalam proses belajar mengajar, yaitu dari

sudut siswa, guru, situasi belajar, program belajar, dan dari suasana belajar.

Strategi active learning yang dilaksanakan pada pembelajaran sosiologi

merupakan suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara

aktif. Ketika peserta didik belajar dengan aktif, berarti mereka mendominasi aktivitas

pembelajaran, sehingga dengan kegiatan ini siswa secara aktif menggunakan otak,

baik untuk menemukan ide pokok, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan

apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan

nyata. Melalui strategi active learning ini pula, peserta didik di SMA

Muhammadiyah Kupang diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran,

tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya

peserta didik akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil

belajar dapat dimaksimalkan.

27
Gambar 1. Kerangka Berpikir

Siklus I
Kondisi menggunakan Hasil Belajar
Awal strategi active Mulai Meningkat
learning

Siklus I
Tindakan Hasil Belajar sosiologi
menggunakan
meningkat
strategi active

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan penelitian. Untuk

menguji kebenaran suatu hipotesis diperlukan suatu informasi yang digunakan untuk

mengambil sutau kesimpulan (Fuadah, 2019). Berdasarkan latar belakang dan hasil-

hasil penelitian maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut:

Ha. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan diterapkannya strategi

pembelajaran Active Learning pada matapelajaran sosiologi pada pokok

bahasan masyarakat multikultural di SMA Muhammadiyah Kupang.

28
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di

kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab

menggambarkanbagaimana strategi active learning diterapkan dan bagaimana hasil

daripenerapan strategi active learning tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti

berperan sebagai perencanan, pelaksana, observerdan refleksi dalam kegiatan

pembelajaran Sosiologi dengan strategi active learning.

Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebua kelas

secara bersama(Asrori, 2008).

B. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Kupang tahun ajaran

2019/2020 pada bulan Maret-April 2020. Penelitian dilakukan selama dua kali siklus

dengan tiga kali pertemuan pada setiap siklus. Peneliti akan melakukan evaluasi pada

setelah pertemuan ketiga pada setiap siklus.

C. Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Kupang yang berada di Jl.

K. H. Ahmad Dahlan, Kayu Putih, Kec. Oebobo, Kota Kupang, Nusa Tenggara

Timur.

29
D. Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah

Kupang. Penentuan subyek penelitian ini disesuaikan dengan judul dan materi pokok

kelas XI IPS. Alasan lain peneliti memilih subyek penelitian ini untuk mengetahui

kelebihan dan kelemahan penerapan tipe index card match dalam upaya

peningnkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Subyek yang dipilih terdiri dari 35

siswa dengan jumlah siswa laki-laki 23 siswa dan perempuan berjumlah 12 siswa

tahun ajaran 2019/2020.

E. Skenario Tindakan

Di lihat dari jenis pembelajaranaktif di atas maka peneliti mengambil skenario

tindakan dari salah satu jenis pembelajaran tersebut antara lain, yakni Index Cart

Match (mencari pasangan jawaban). Strategi ini adalah salah satu cara yang dapat

membangkitkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, memberi

kesempatan pada peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada

kawan sekelas.

Strategi pembelajaran Index cartmatch membuat siswa terbiasa aktif mengikuti

pembelajaran sehingga aktivitas siswa meningkat. Strategi ini dapat melatih pola

pikir siswa karena dengan straategi ini siswa di latih kecepatan berpikirnya

dalammempelajari suatu konsep atau topik melalui pencarian kartu jawaban atau

kartu soal (Admin, 2013).

Rancangan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus dan 1 siklus

terdapat 4 tahap. Secara rinciprosedur penelitian tindakan ini sebagai berukut:

30
Gambar 2. Siklus model Kemmis dan Taggrad

Pelaksanaann

Perencanaan Observasi
Siklus I

Refleksi

Pelaksanaann

Perencanaan Observasi
Siklus II

Refleksi

a. Siklus I

1. Perencanaan

a) Merencanakan proses pelaksanaan penerapan starategi active learningtipe index

card match pada mata pelajaran sosiologidengan materi pokok masyarakat

multikultural.

b) Mengembangkan skenario model pembelajaran dengan membuat RPP.

c) Menyusun lembar observasi siswa.

d) Menyusun kuis (tes).

2. Pelaksanaan tindakan

31
Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu melaksanakan proses

pembelajaran yang telah direncanakan, diantaranya:

a) Guru membuat potongan-potongan kartu sebanyak jumlah siswa yang ada di

dalam kelas.

b) Guru membagi potongan kartu-kartu tersebut menjadi dua bagian yang sama.

Pada separuh bagian potongan kartu-kartu, guru menuliskan pertanyaan tentang

materi yang akan dipelajari. Setiap kartu berisi satu pertanyaan. Pada separuh

kartu yang lain, guru menuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah

dibuat.

c) Guru mengocok semua kartu sehingga akan tercampur antara pertanyaan dan

jawaban.

d) Guru membagikan satu kartu kepada setiap siswa. Guru selanjutnya menjelaskan

bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan bserpasangan. Separuh dari jumlah

siswa akan mendapatkan pertanyaan dan separuh yang lain akan mendapatkan

jawaban.

e) Guru meminta kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang

sudah menemukan pasangan, guru meminta kepada mereka untuk duduk

berdekatan. Guru juga menjelaskan agar mereka tidak memberitahu materi yang

mereka dapatkan kepada teman yang lain.

f) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, guru meminta

kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan pertanyaan yang

32
diperoleh kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya pertanyaan tersebut

dijawab oleh pasangannya.

g) Guru mengakhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan

3. Observasi

Observer mengamati keaktifan siswa pada saat pelaksanaan penerapan strstegi

active learning pada mata pelajaran sosiologi di SMA Muhammadiyah Kupang.

4. Refleksi

a) Meneliti hasil kerja siswa.

b) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara terhadap

pelaksanaan pengajaran pada siklus I.

c) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelakssanaan

kegiatan penelitian dalam siklus II.

b. Siklus II

Setelah melakukan evaluasi tindakan I, maka dilakukan tindakan selanjutnya.

Langkah-langkah siklus II adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

a) Mengidentifikasi masalah-masalah khusus yang dialami pada siklus sebelumnya.

b) Membuat RPP.

c) Menyusun lembar observasi siswa.

d) Menysusn kuis

e) Menyusun kelompok.

33
2. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah proses penerapan strategi

active learning pada mata pelajaran sosiologidengan materi pokok masyarakat

multikultural di SMA Muhammadiyah Kupang. Penerapan tipe index card match

pada siklus I masih terdapat kendala dimana siswa masih sangat terpaku pada

pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu. Sehingga peneliti melakukan

perbaikan pada penelitian siklus ke-II dengan mengubah cara bermain tipe index

card match.

3. Obsevasi

Kolaborator mengamati aktifitas siswa pada saat proses pelaksanaan penerapan

strategi active learning pada mata pelajaran sosiologi di SMA

MuhammadiyahKupang.

4. Refleksi

a) Meneliti hasil kerja siswa terhadap kuis yang diberikan.

b) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan sementara terhadaap

pelaksanaan pengajaran pada siklus II.

c) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan

penelitian.

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan

pengamatan secara langsung menggunakan lembar pengamatan.Observasi sebagai

34
alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkahlaku individu atau proses

terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati (Nurrohmatin, 2010). Observasi ini

dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung.Oleh sebab itu yang diobservasikan yaitu Peserta didik SMA

Muhammadiyah Kupang kelas XI IPS.

b. Tes

Tes merupakan seperangkat alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,dengan cara dan aturan yang

sudah ditentukan (Laila, 2010). Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar

siswa.Tes, diberikan pada akhir pembelajaran setiap siklus untuk mengukur hasil

belajar kognitif siswa. Lembar tes 10 soal pilihan ganda untuk siklus pertama dan

siklus kedua.

1. Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk mengobservasi

dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran pada

kegiatan belajar mengajar dikelas.

2. Lembar  Tes

Lembar Tes adalah suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan

yang menggunakan soal-soal atau pertanyaan dan tugas.

G. Kriterian Keberhasilan Tindakan

Keberhasilan ditandai dengan adanya perubahan kearah kebaikann, yaitu adanya

peningkatan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran. Siklus ini dihentikan

35
apabila keaktifan siswa pada pelajaran sosiologi mencapai 75%. Sedangkan hasil

belajar siswa dinyatakan tuntas jika 75% dari seluruh siswa mencapai kriteria

ketuntasan minimal 75.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif menggunakan data angka dan menekankan

proses penelitian pada pengukuran hasil yang objektif menggunakan analisis

statistik. Fokus metode kuantitatif adalah mengumpulkan data set dan melakukan

generalisasi untuk menjelaskan fenomena khusus yang dialami oleh populasi (Sidiq,

2017). Instrumen hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

Analisis terhadap hasil belajar siswa

Arikunto mengemukakan bahwa seorang siswa dikatakan telah tuntas jika

dinyatakan mencapai ketuntasan hasil belajar 75 dengan perhitungan sebagai berikut:

(Islami, 2015).

∑x
X=
n

Keterangan:

X = Rerata Nilai

∑X = Jumlah nilai mentah yang dimiliki subjek

N = Banyaknya subjek yang dimiliki nilai

Menurut Sudijono ketuntasan belajar klasikal sebagai berikut: (Islami, 2015)

36
f
P= × 100 %
n

Keterangan:

P = Angka presentase

F = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya

N = Jumlah frekuensi/banyaknya individu

2. Analisis Kualitatif

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi

dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Luviyandari, 2014). Pada analisis

kualitatif ini, peneliti menggunankan wawancara, observasi, dan data lainnya

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Kesimpulan

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan proses perolehan informasi dalam suatu

penelitiandengan menggunakan teknik-teknik dan metode ilmiah agar peneliti dapat

memperoleh informasi berdasarkan fakta sehingga dapat di pertanggung jawabkan.

37
2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pengolahan informasi atau data yang diperoleh

peneliti. Pada tahap ini peneliti memiliki tugas untuk memilih dan memilah data

atau informasi yang diperlukan dan yang tidak diperlukan.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan penelitian dimana pada tahap

ini peneliti menyederhanakan hasil penelitiannya agar mudah dipahami maksud dan

tujuan dari penelitiannya.

4. Kesimpulan/ verifikasi

Kesimpulan merupakan hasil akhir dari suatu proses penelitian. Pada tahap ini

peneliti dapat mempertanggung jawabkan keseluruhan hasil penelitiannya secara sah

dan dapat dikatakan valid.

38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

     Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI IPS SMA Muhamamdiyah

Kupang pada mata pelajaran sosiologi dengan materi pokok masyarakat

multikultural semester genap tahun pelajaran 2019/2020 melalui pembelajaran

strategi active learning tipe index card match. Pembelajaran strategi active learning

ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa, pembelajaran ini didesain untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran berlangsung,

pemanfaatan pembelajaran strategi active learning tipe index card match

menjadikan solusi untuk peningkatan hasil belajar siswa karena pembelajaran active

learning merupakan strategi yang tepat untuk dilakukan pada materi pokok

masyarakat multikultural yang pertama kali dilakukan di kelas XI IPS SMA

Muhammadiyah Kupang.

Dalam bab ini akan disajikan data-data hasil penelitian terhadap peningkatan

hasil belajar siswa tentang materi pokok masyarakat multikultural melalui Strategi

active learning tipe index card match pada siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah

Kupang. Hasil penelitian ini diuraikan dalam bentuk tahapan yang terdiri dari siklus-

siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas dengan

data yang diperoleh antara lain tentang data tes hasil belajar siswa setiap siklusnya

39
dan hasil observasi aktifitas siswa. Berikut ini data-data yang diperoleh dari hasil

penelitian yang dilakukan yaitu:

a. Siklus I

1. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan

mengikuti kurikulum yang digunakan sekolah yakni K13, dan menetapkan standar

kompetensi dan kompetensi dasar pada mata pelajaran sosiologi kelas XI IPS SMA

Muhammadiyah Kupang dengan materi yang digunakan yaitu masyarakat

multilkultural, kemudian menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan

dilakukan pada siklus 1 yaitu dengan menggunakan strategi active learning tipe

index card match.

Rencana pelaksanaan pembelajaran juga dilengkapi dengan kinerja yang

digunakan dalam menerapkan strategi active learning tipe index card match dan

menyusun soal sebagai penilaian dari hasil belajar siswa. Soal yang diberikan berupa

soal pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda yang harus dijawab oleh

siswa.Penyusunan instrumen observasi juga dibuat untuk mengetahui keaktifan

pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan starategi active learning tipe index

card match. Penyusunan instrumen yang digunakan yaitu lembar instrumen

observasi siswa. Tahap terakhir dalam perencanaan ini yaitu menetapkan kriteria

keberhasilan pembelajaran. Dalam penelitian ini, siswa dikatakan berhasil apabila

nilai siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan nilai 75.

40
2. Pelaksanaan Tindakan

Setelah mengembangkan perencanaan maka peneliti siap melaksanakan

penelitian dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Berikut

adalah pelaksanaan tindakan setiap pertemuan pada siklus I

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 8 Februari 2020

di kelas XI IPS SMA Muhammadiyah Kupang pada jam pertama pembelajaran

pada pukul 08.00-10.15. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh peneliti dalam kegiatan awal pada proses pembelajaran yaitu guru memasuki

kelas dengan membawa bahan ajar RPP dan lembar observasi serta potongan kartu

yang telah ditulis dengan pertanyaan dan jawaban sejumlah banyaknya siswa yang

telah dipersiapkan sebelumnya. Pada seluruh potongan kartu tersebut sebagian ditulis

pertanyaan dan sebagiannya di tulis jawaban dari pertanyaan tersebut. Kemudian

guru mengucapkan salam pembuka dan mengajak semua siswa untuk berdoa serta

melakukan komonikasi tentang kehadiran siswa,Pada pertemuan pertama ini terdapat

32 orang siswa yang hadir.

Pada kegiatan inti, langkah pembelajaran yang dilakukan sebelum membuka

materi adalah guru bertanya kepada siswa apa yang dimaksud dengan pengertian

karakteristik masyarakat multikultural ada beberapa siswa yang menjawab

pertanyaan dan ada pula siswa yang diam saja. Setelah itu diberi kesempatan kepada

41
siswa untuk membaca materi tentang pengertian dan karakteristik masyarakat

multikultural. Selanjutnya,guru menjelaskan lebih lanjut mengenai materi pengertian

dan karakteristik masyarakat multikultural secara singkat. Pada saat menjelaskan ada

16 siswa dari 32 siswa yang mendengar penjelasan materi. Sedangkan sisa siswa

yang lainnya yakni sejumlah 16 siswa tidak aktif mendengar materi dari guru hal ini

dikarenakan penyampaian materi yang membosankan.

Langkah selanjutnya guru mulai menerapkan strategi active learning tipe index

card martch yakni guru menyiapkan potongan-ptongan kartu yang berpasangan

yakni pertanyaan dengan jawaban sejumlah banyaknya siswa yang hadir, kemudian

potongan kartu tersebut dikocok sehingga tercampur antara pertanyaan dan jawaban.

Kemudian dibagikan kepada siswa yang hadir. Setelah itu, guru menjelaskan bahwa

kartu tersebut berisi pertanyaan dan juga jawabannya. Selanjutnya guru meminta

siswa untuk menemukan jawabannya dari pertanyaan yang ada dengan cara masing-

masing siswa mencari pasangan jawabannya. Pada kegiatan ini ada 8 siswa yang

berhasil mendapat pasangan jawabannya sedangkan sisa pasangan yang lainnya

yakni sejumlahn 10 tidak menemukan pasangannya dikarenakan pertanyaan dan

jawaban yang membingungkan.

Setelah siswa mendapat pasangannya masing-masing, siswa diminta untuk

duduk berdekatan dengan pasangannya. Guru juga meminta kepada setiap pasangan

agar tidak memberitahukkan materi yang mereka dapat kepada pasangan lain.

Setelah itu, guru meminta pada setiap pasangan secara bergantian untuk

42
membacakan pertanyaan dan jawabannya setiap pasangan. Kegiatan membaca dan

menjawab pertanyaan dilaksanakan secara bergantian sampai selesai.

Selanjutnya, siswa diminta untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang

telah di pelajari. Pada bagian ini siswa yang mampu membuat kesimpulan adalah

sebanyak 14 siswa sedangkan siswa yang lainnya tidak mampu membuat kesimpulan

karena tidak menguasai materi seluruhnya. Setelah itu guru juga menyimpulkan

materi yang telah dipelajari secara keseluruhan.

Langkah terakhir adalah menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya

tentang faktor-faktor penyebab timbulnya masyarakat multikultural. Kemudian guru

meminta salah satu siswa untuk memimpin doa penutup dan selanjutnya dilanjutkan

dengan salam penutup.

b) Pertemuan Kedua

Pada pertemuan kedua ini dilakukan pada hari Senin, 10 februari 2020 ini

membahas tentang faktor-faktor penyebab timbulnya masyarakat multikultural.

Pelaksanaan tindakannya pada pertemuan ini dilaksanakan sesuai RPP yang telah di

siapkan dengan menerapkan strategi active learning tipe index carth match. Untuk

meningkatkan strategi pembelajaran active learning guru tetap menggunakan tipe

index card match dan mengubah cara penerapannya.

Pada Proses penerapan strategi ini adalah guru memasuki kelas dengan

membawa bahan ajar, RPP, lembar observasi dan juga kartu pasangan yang telah di

persiapkan sebelumnya. Setelah itu guru mengucapkan salam pembuka dan

43
meminta kepada siswa untuk mempin doa sebelum jam pelajaran dimulai, dan

mengecek kehadiran siswa pada pertemuan kedua ini 30 siswa yang hadir.

Langkah selanjutnya pada pertemuan kedua ini, sebelum guru mulai dengan

pelajaran sekarang, guru meminta kepada siswa untuk mengingat kembali materi

yang telah di pelajarinya masih ada siswa yang bingung materi pada pertemuan

pertama yakni 10 siswa sedangkan 20 siswa sudah memahami dengan materi

sebelumnya. Kemudian terlebih dahulu guru menjelaskan materi mengenai faktor-

faktor timbulnya masyarakat multikultural. Setelah itu guru mengaktifkan

pembelajaran dengan menggunakan tipe index card match dengan membagi siswa

menjadi 4 kelompok besar sesuai pokok bahasan faktor penyebab timbulnya

masyarakat multikultural. Masing-masing kelompok diberi kartu index yang berisi

sub-sub pokok bahasan materi, tiap kelompok diminta untuk mendiskusikan kembali

dengan materi yang sudah dijelaskan oleh guru. Guru memberikan kesempatan

berdiskusi selama 15 menit untuk mempresentasekan hasil diskusi dari masing-

masing kelompok, setelah melakukan presentase, kelompok memberikan

kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya. Tipe pembelajaran ini dilakukan

secara bergantian dengan kelompok lain untuk memprensentasekan hasil diskusinya.

Pada kegiatan ini guru mengakhiri pembelajaran dengan doa.

Langkah terakhir adalah guru menanyakan kembali isi materi untuk

memperkuat pemahaman siswa, dan menginformasikan kegiatan pembelajaran

selanjutnya yakni keanekaragaman kelompok sosial dalam msayarakat multikultural.

Pada pertemuan kedua ini guru menemukan 23 siswa yang mampu menjawab

44
kembali pertanyaan guru terhadap materi pada pertemuan kedua, sedangkan 7 orang

siswa lainnya belum memahami materi pada pertemuan ini.

c. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 februari 2020 pada siklus

pertama dengan pokok bahasan masalah yang timbul akibat keanekaragaman

masyarakat multikultural, pada pertemuan ini peneliti tetap menggunakan tipeindex

card martch namun untuk meningkatkan keaktifan siswa, peneliti mengubah cara

bermain tipe index card martch. Cara bermainnya adalah guru akan

mendemonstrasikan dahulu cara bermain dengan menggunakan potongan kartu.

Setelah itu langkah selanjutnya adalah guru akan membagikan kartu ke setiap siswa.

Setiap potongan kartu akan dituliskan tema pembelajaran pada pertemuan saat itu.

Lalu siswa diminta untuk mampu mengembangkan tema berdasarkan pemahaman

siswa sendiri. Selanjutnya siswa diminta untuk membacakan hasil pemikirannya

sendiri.

Pembelajaran akan diawali dengan Doa oleh salah satu siswa, guru

menanyakan kembali materi yang sudah dibahas, lalu menginformasikan materi yang

akan dibahas, mendemonstrasikan cara belajar dengan menggunakan tipe index card

martch. Setelah itu siswa akan diberikan potongan-potongan kartu dan diberikan

kesempatan 15 menit, untuk mampu mengembangkan tema umum pada potongan

kartu yang dibagikan. Setelah itu siswa akan diminta untuk dapat mengemukakan ide

atau buah pikir yang telah dikembangkannya. Setelah itu guru akan menjelaskan

kembali dari hasil pemikiran siswa, dan mengembangkan materi untuk membantu

45
siswa lebih memahami isi materi. Pada kesempatan terakhir guru akan meminta

siswa untuk menyimpulkan isi materi terkait masalah yang timbul akibat

keanekaragaman, masyarakat multikultural. Sebelum peneliti mengakhiri pertemuan

pada siklus-I peneliti melakukan kuis singkat dengan memberikan 10 butir soal

pilihan ganda untuk mnegetahui pemahaman siswa dari awal pertemuan sampai

akhir pertemuan.

Pembelajaran akan diakhiri dengan penguatan materi selama hari pertama

dengan bertanya jawab kembali isi materi, pesan-pesan moral dan Doa. Pada

pertemuan ketiga peneliti menemukan 25 orang siswa yang mampu mengembangkan

hasil pemikirannya dari potongan kartu yang dibagikan. Selain itu terdapat 5 orang

siswa berpendapat tidak sesuai dengan materi terkait dan 5 orang lainnya belum

dapat mengemukakan hasil pemikirannya.

3. Hasil evaluasi dan observasi

a. Hasil evaluasi

Hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan pada siklus I Dikelas dapat

dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 1. Hasil evaluasi belajar siswa siklus I

Nilai total peserta didik 2310


Nilai rata-rata 66
Modus 60
Nilai tertinggi 85
Nilai terendah 40
Presentase ketuntasan 42,85%
Presentase tidak tuntas 57,14%

46
Berdasarkan table diatas, diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas sebanyak

15 siswa dengan hasil presentase 42,85% sedangkan siswa yang tidak tuntas 20

siswa dengan presentase 57,14% sedangkan jumlahnya siswa yang pendapatkan nilai

tertinggi yakni 2 siswa dengan nilai yang diperoleh 85 dan siswa yang mendapatkan

nilai terendah yakni 2 orang dengan nilai 40, dan nilai yang sering muncul yakni 60.

Adapun nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 66 maka dari table diatas masih

banyak siswa yang belum memahami materi kareana hal ini disebabkan kurangnya

kosentrasi siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.

b. Hasil Observasi

dilakukan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Untuk mengetahui

keaktifan siswa peneliti menggunakan pembelajaran tipe index card match. Tipe

pembelajaran ini merangsang siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Cara

bermain tipe pembelajaran ini adalah peneliti menyiapkan potongan kartu yang berisi

pertanyaan, jawaban atau juga tema umum dengan observasi tujuan siswa dapat

memiliki keberanian mengungkapkan, bertanya, mengembangkan sesuai pehaman

siswa dan menaggapi sesama temannya atau juga guru. Selain untuk mengetahui

prenstase pemahaman dan keaktifan siswa, peneliti juga ingin mengetahui kelebihan

dan kekurangan dari tipe pembelajaran index card match, apakah tipe pembelajaran

ini dapat membangkitkan keaktivan siswa dalam proses pembelajaran. Berikut ini

merupakan data observasi keaktifan siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah

Kupang.

47
Tabel 2. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I

No Aspek yang Diamati Siklus I Total Rata-


Pertm Pertm Pertm rata
1 2 3

1 Siswa mendengar penjelasan dari 16 23 25 64 21,33


guru
2 Siswa bertanya 16 20 23 59 19,66
3 Siswa yang menanggapi guru dan 16 20 26 62 20,66
sesama teman
4 Siswa yang mampu 16 23 15 54 18
mengembangkan pemahamannya
5 Siswa memberikan kesimpulan 14 15 25 54 18
mengenai materi yang sudah ada
dalam kartu soal
Jumlah 293 97.65
Sesuai tabel diatas aspek pertama di pertemuan 1 jumlah siswa yang aktif

mendengarkan penjelasan materi dari guru sejumlah 16 siswa, di pertemuan kedua

jumlah siswa 23 dan pertemuan ketiga jumlah siswa 25 Sehingga jumlah rata-rata

aspek pertama pada pertemua pertama, kedua dan ketiga sebanyak 21,33 dan pada

aspek kedua di pertemuan pertama jumlah siswa yang aktif bertanya pada pertemuan

I sebanyak 16 orang siswa, pada pertemuan ke-II terdapat 20 orang siswa dan

pertemuan ke-III sebanyak 23 orang siswa,sehingga akan diperoleh nilai rata-ratanya

sebesar 19,66. Pada aspek ketiga yaitu siswa yang menanggapi guru dan sesama

teman pada pertemuan-I sebanyak 16siswa, pertemuan ke-II terdapat 20 orang siswa

dan pada pertemuan ketiga terdapat 26 orang siswa, shingga pada pertemuan ini akan

48
diperoleh nilai rata-rata sebesar 20,66. Pada aspek ke empat yaitu siswa mampu

mengembangkan pemahamannya pada pertemuan pertama terdapat 16 orang siswa,

pada pertemuan ke-II terdapat 23 orang siswa dan pada pertemuan ke-III terdapat 15

orang siswa, sehingga akan diperoleh nilai rata-rata sebesar 18 Dan pada pertemuan

terakhir dengan aspek siswa mampu menyimpulkan materi, pada pertemua-I terdapat

14 orang siswa, pertemuan ke-II terdapat 15, dan pada pertemuan ketiga terdapat 25

orang siswa, sehingga akan diperoleh nilai rata-ratasebesar 18.

4. Refleksi

Pada pertemuan pertama peneliti menggunakan tipe index card match, yang

merupakan salah satu strategi pembelajaran active learning untuk meningkatkan

keaktifan siswa cara bermain card match tipe pada pertemuan pertama adalah guru

membagikan potongan kartu yang berisi pertanyaan juga beberapa potongan kartu

lainnya berisi jawaban. Potongan-potongan kartu akan dibagikan kepada tiap-tiap

siswa, lalu siswa diminta untuk membaca pertanyaan dan ketepatan siswa lain dalam

menanggapi atau merespon pertanyaan dengan menjawabnya. Cara bermain ini

masih kurang tepat karena belum dapat membangkitkan keaktivan siswa karena

siswa terpaku pada pertanyaan dan jawaban pada potongan kartu. Pada pertemuan

ke-II peneliti tetap menggunakan tipeindexcard match. Namun peneliti mengubah

cara bermainnya yaitu peneliti membagi siswa menjadi 6 kelompok besar sesuai

dengan pokok bahasan. Lalu tiap kelompok akan diberikan potongan kartu berisi 1

sub tema untuk siswa diskusikan setelah itu siswa diminta untuk membacakan

kembali hasil diskusi kepada teman-teman kelompok lain.

49
Cara bermain ini juga masih kurang tepat karena siswa lain hanya mendengar

kawan yang lain atau tidak ikut berpartisipasi aktif dalam kelompok. Lalu pada

pertemuan ketiga peneliti tetap menggunakan tipe index card match, namun peneliti

mengubah cara bermain dari tipe pembelajaran ini. Peneliti membagikan potongan

kartu yang berisi tema umum yang akan dibahas, dan meminta siswa untuk dapat

mengembangkan tema tersebut berdasarkan pemahamannya sendiri. Lalu siswa akan

diminta untuk membacakan hasil pemikirannya atau pendapat mereka masing-

masing. Pada penelitian silkus pertama masih terdapat siswa yang tidak

berpartisipasi aktif dalam kelas sehingga penelitian akan dilanjutkan pada siklus

kedua.

b. Siklus II

1. perencanaan

Setelah melakukan refleksi pada siklus I dan hasil analisis yang telah dilakukan

pada siklus I, maka peneliti perlu menyusun perencanaan pada siklus II, untuk

meningkatkan pembelajaran tipe index card match. Tahapan pelaksanaan

pembelajaran pada siklus ke-II sama dengan proses pembelajaran pada siklus I,

namun peneliti mencoba mengubah cara bermain card match agar siswa lebih aktif

dan mendorong keberanian siswa dalam kelas. Cara bermain card match pada siklus

ke-II peneliti terlebih dahulu akan membagikan kartu kosong kepada siswa, lalu

peneliti akan menjelaskan materi pada pertemuan saat itu secara umum. Setelah itu

siswa diminta untuk mengembangkan materi yang sudah dijelaskan secara lebih rinci

menurut pemahaman siswa dalam kartu yang sudah dibagikan, setelah itu setiap

50
siswa diminta untuk membacakan kembali isi kartu yang dituliskannya. Pada tahap

ini peneliti akan melihat perkembangan dari setiap siswa dalam mengemukakan

pendapat mereka masing-masing.

Proses pembelajaran pada siklus ke-II akan dilaksanakan sesuai RPP yang

sudah disiapkan oleh peneliti dengan sub pokok bahasan pada pertemuan pertama

membahas tentang pemecahan masalah akibat Keanekaragaman masyarakat

multikultural, pertemuan kedua membahas tentang pentingnya pendidikan

multikultural dan pertemuan ketiga membahas tentang Sikap empati dan toleransi

Menghadap kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural. Dengan alokasi

waktu masing-masing 2 x 45 menit. Selanjutnya permainan akan dilaksanakan sesuai

dengan rencana untuk megetahui tingkat keberhasilan penerapan pembelajaran tipe

index card match, apakah tIpe pembelajaran ini dapat mewujudkan stategi

pembelajaran active learning dan layak digunakan dalam pembelajaran.

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan pembelajaran siklus II diadakan selama 3 kali pertemuan yaitu pada

hari Sabtu 22 Februari 2020. Setiap petemuan dilakukan selama 2x45 menit.

pelaksanaan pada siklus II berbeda dengan pelaksanaan siklus I yakni pada pada

siklus pertama pertemuan I siswa sangat tergantung pada isi potongan setiap kartu,

sementara pada pertemuan ke-II siklus-I sebagian siswa bergantung pada teman

kelompoknya dan tidak berpartisipasi aktif, dan pada pertemuan ke-III siklus-I

sebagian siswa tidak dapat mengembangkan hasil pemikirannya. Sehingga

51
pelaksanaan siklus II ini peneliti akan melihat beberapa kekurangan tersebut diatas

yang ada pada siklus I kemudian peneliti akan memperbaikinya di siklus II.

a) Pertemuan Pertama

Pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Senin, 17 Februari 2020

dengan materi pokok pemecahan masalah akibat Keanekaragaman masyarakat

multikultural sesuai dengan RPP yang telah disiapkan dengan menggunakan

penerapanstrategi active learning tipe index card match. Proses pelaksanaannya guru

memasuki ruang kelas dengan membawa perangkat pembelajaran yang telah

disiapkan berupa lembar observasi dan dengan potongan kartu. Siswa yang hadir

pada pertemuan ini 34 siswa dari 35 siswa sedangkan satu siswanya tidak pernah

mengikuti pembelajaran dari pertemuan pertama siklus I Sampai sekarang pertemuan

I siklus II.

Pada kegiatan siklus II ini guru akan memperbaiki kekurangan pada siklus I

yakni guru menyampaikan materi selalu diseimbangi dengan permainan sehingga

dapat menghidupkan suasana belajar siswa agar tidak merasa bosan atau jenuh,

permainan yang dilakukan berhasil membangun semangat siswa untuk lebih aktif

dalam proses pembelajaran berlangsung, Sehingga pada pertemuan pertama pada

Siklus II pusat perhatian siswa dalam proses pembelajaran berlangsung siswa betul-

betul fokus dan memahami dengan materi yang sudah dipelajari. Setelah itu guru

menerapakan starategi active learning tipe index card match ini, awalnya guru akan

menjelaskan terlebih dahulu materi pada pertemuan saat itu secara umum. Setelah itu

guru mendemonstrasikan cara bermain tipe indexcard macth, lalu siswa akan

52
dibagikan potongan kartu kosong, setiap siswa akan mendapatkan satu kartu, setelah

itu siswa diminta untuk megembangkan tema umum yang sudah dijelaskan terlebih

dahulu menurut pendapat mereka sendiri setelah itu siswa akan membacakan hasil

pengembangannya dan guru akan meanambahkan isi atau mengembangkan hasil

pemikiran tiap-tiap siswa. Setelah itu sebelum guru menyimpulkan isi materi pada

pertemuan saat itu terlebih dahulu guru akan meminta siswa untuk menarik

kesimpulan materi pada pertemuan pertama. Pembelajaran akan diakhiri dengan

informasi pada pertemuan selanjutnya, dan Doa.

Pada siklus ke-II pertemuan pertama, peneliti menemukan 28 orang siswa

sudah mampu mengembangkan hasil pemikiran mereka dan teradapat 4 orang

lainnya yang mampu memberi kesimpulan dari sisi materi dan sedangkan 3 orang

belum dapat berpartisipasi aktif pada pertemuan ini.

b) Pertemuan Kedua

pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 22 Februari 2020 deng

materi pokok bahasan pentingnya pendidikan multikultur. Pelaksanaan tindakannya

pada pertemuan ini dilaksanankan sesuai RPP yang telah di siapkan dengan

menerapkanstrategi active learning tipe index carth match.

Proses pembelajaran dilakukan bedasarkan RRP. Guru memasuki ruang kelas

lalu pembelajaran akan diawali dengan Doa, absen dan kegiatan diawal pelajaran

untuk membangkitkan suasana kelas. Setelah itu guru menjelaskan materi secara

umum dan siswa dibagikan kartu kosong. Cara bermain ini dilakukan sama dengan

53
cara bermain pada pertemuan pertama karena sebagian besar siswa sudah belajar

aktif dalam kelas.

Langkah terakhir adalah menyampaikan materi untuk pertemuan terakhir

tentang membahas tentang Sikap Empati dan Toleransi Menghadap Keaneka

ragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat multikultural. Kemudian guru

meminta salah satu siswa untuk memimpin doa penutup dan selanjutnya dilanjutkan

dengan salam penutup.

c) Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari Senin, 24 februari 2020

peneliti membahas tentang Sikap Empati dan Toleransi Menghadapi

Keanekaragaman Kelompok sosial dalam Masyarakat Multikultural. Pada

Pelaksanaan tindakannya. Pembelajaran akan dilaksanakan sesuai dengan RPP.

Pembelajaran akan diawali dengan Doa dan aktivitas diawal pembelajaran untuk

membangkitkan suasana kelas. Selanjutnya guru akan membagi siswa dalam empat

kelompok besar lalu guru akan membagikan setiap siswa 1 potongan kartu kosong

dan meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan materi pada pertemuan saat itu

lalu siswa diminta untuk menuliskan hasil diskusi dan mengembangkannya menurut

pemahamannya lalu hasil rangkuman masing-masing siswa dalam kelompok akan

ditukarkan dengan anggota kelompok lain, setelah itu masing-masing siswa akan

membacakan hasil kerja kelompok lain, dan kelompok yang mengerjakan hasil

diskusi akan bertanggung jawab untuk memberi kesimpulan dari hasil kerja mereka

sendiri. Sebelum pembelajaran diakhiri siswa diminta melakukan kuis singkat.

54
Peneliti memberikan 10 nomor soal pilihan ganda. Pembelajaran akan diakhiri

dengan pesan-pesan moral, informasi kegiatan besok, Doa dan salam penutup.

Pada pertemuan ini keaktifan siswa dapat meningkat dimana hampir sebagian

besar siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat 33 siswa

yang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif sedangkan dua orang siswa

lainnya belum dikatakan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga pada

penelitian siklus ke-II peneliti menyimpulkan bahwa tipe pembelajaran index card

match adalah salah satu tipe pembelajaran yang cocok diterapkan untuk

meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

3. Hasil evaluasi dan observasi

a) Hasil evaluasi

Evaluasi dilakukan pada akhir pertemuan siklus 1I setelah semua materi

diajarkan, setelah itu siswa diberikan tes hasil belajar pada siklus pertama sejauh

mana perkembangan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa setelah diberikan

tindakan pada siklus II Dikelas dapat dilihat pada table di bawah ini

Tabel 3. Hasil evaluasi belajar siswa siklus II

Nilai total peserta didik 2520


Nilai rata-rata 73,5
Modus 75
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 50
Presentase ketuntasan 77,14%
Presentase tidak tuntas 22,85%

55
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas sebanyak

27 siswa dengan hasil presentasi 77,15% sedangkan siswa yang tidak tuntas 8 siswa

dengan presentase 22,85 sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan nilai

tertinggiyakni 1 orang dengan nilai 90 dan siswa yang mendapatkan nilai yang

paling terendah 3 siswa dengan nilai 50, dan nilai yangsering muncul yakni 75.

Adapun nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu 73,5 maka dari table diatas

banyaknnya siswa yang sudah memahami materi sehingga nilai yang diperoleh siswa

sudah mencapai kriteria.

b) Hasil observasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung, jadi saat

proses pembelajaran berlangsung peneliti mengamati siswa mana yang aktif dan

mana yang tidak aktif. Sesuai tahap persiapan peneliti menyiapkan lembar potongan

kartu kosong, lalu pada kegiatan inti kartu dibagikan pada setiap siswa, pada

pertemuan-I siklus ke-II peneliti menemukan 28 orang siswa sudah mampu

mengembangkan hasil pemikiran mereka dan terdapat 4 orang lainnya yang mampu

memberi kesimpulan dari isi materi dan sedangkan 3 orang belum dapat

berpartisipasi aktif pada pertemuan ini. Pada pertemuan ke-II siklus ke-II peneliti

tetap menggunakan cara bermain tipe index card match sama dengan pertemuan-I,

karena peneliti mengetahui ada peningkatan keaktifan siswa pada pertemuan-I siklus

ke-II. Dan untuk mendorong beberapa orang siswa lainnya yang belum aktif dalam

kelas peneliti mencoba mengubah cara bermain pada pertemuan ke-III dengan tetap

menggunakan tipe index card match. cara bermain pada pembelajaran terakhir

56
adalah siswa dibagi dalam dua kelompok besar lalu setiap kelompok diberi satu topik

bahasan untuk didiskusikan bersama lalu masing-masing siswa akan menerima

potongan kartu kosong dan menuliskan hasil diskusi didalamnya. Setelah itu siswa

diminta untuk menukarkan hasil kerjanya dengan anggota kelompok lain. Anggota

kelompok lain akan membacakan hasil kerja kelompok lain dan kelompok yang

mengerjakannya akan bertanggung jawab untuk memberikan kesimpulan. Pada

pertemuan ini keaktifan siswa dapat meningkat dimana hampir sebagian besar siswa

berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat 33 siswa yang dapat

mengikuti kegiatan pembelajaran secara aktif sedangkan 2 orang siswa lainnya

belum dikatakan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Berikut ini merupakan data observasi keaktifan siswa kelas XI IPS SMA

Muhammadiyah Kupang.

Tabel 4. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II

N Aspek yang Diamati Siklus I Total Rata-


o Pert Pert Pert rata
1 2 3
1 Siswa mendengar penjelasan materi dari 28 28 33 89 29,66
guru
2 Siswa yang bertanya 28 28 33 89 29,66
3 Siswa yang menanggapi siswa dan 32 32 33 97 32,33
sesama teman
4 Siswa yang mampu mengembangkan 32 32 32 96 32
pemahamannya
5 Siswa memberikan kesimpulan 4 8 22 34 11,33
mengenai materi yang sudah dalam
kartu
Jumlah 405 134,9

57
Sesuai tabel diatas aspek pertama di pertemuan 1 jumlah siswa yang aktif

mendengarkan penjelasan materi dari guru sejumlah 28 siswa, di pertemuan kedua

jumlah siswa 28 dan pertemuan ketiga jumlah siswa 33 Sehingga jumlah rata-rata

aspek pertama pada pertemua pertama, kedua dan ketiga sebanyak 29,66 dan pada

aspek kedua di pertemuan pertama jumlah siswa yang aktif bertanya pada pertemuan

I sebanyak 28 orang siswa, pada pertemuan ke-II terdapat 28 orang siswa dan

pertemuan ke-III sebanyak 33 orang siswa, sehingga akan diperoleh nilai rata-

ratanya sebesar 29,66. Pada aspek ketiga yaitu siswa yang menanggapi guru dan

sesama teman pada pertemuan-I sebanyak 32 siswa, pertemuan ke-II terdapat 32

orang siswa dan pada pertemuan ketiga terdapat 33 orang siswa, shingga pada

pertemuan ini akan diperoleh nilai rata-rata sebesar 32,33. Pada aspek ke empat yaitu

siswa mampu mengembangkan pemahamannya pada pertemuan pertama terdapat 32

orang siswa, pada pertemuan ke-II terdapat 32 orang siswa dan pada pertemuan ke-

III terdapat 32 orang siswa, sehingga akan diperoleh nilai rata-rata sebesar 32. Dan

pada pertemuan terakhir dengan aspek siswa mampu menyimpulkan materi, pada

pertemua-I terdapat 4 orang siswa, pertemuan ke-II terdapat 8, dan pada pertemuan

ketiga terdapat 34 orang siswa, sehingga akan diperoleh nilai rata-ratasebesar 11,33.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes pada siklus I dan siklus II, proes

pembelajaran dan hasil belajar siswa sudah ada meningkat pada siklus II . Adapun

hasil refleksi yang dijadikan perbaikan untuk proses pembelajaran selanjutnya adalah

sebagai berikut:

58
1. Peneliti sudah dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran Sosiologi

dengan menggunakan penerapan strategi active learning tipe index card match serta

peneliti sudah bisa menggunakan waktu pembelajaran secara efektif dan efesien. Hal

ini didasarkan pada hasil observasi proses pembelajaran yang menunjukan

peningkatan.

2. Hasil belajar Sosiologi sudah mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari adanya

peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai kriteria ketuntasan minimal. Pada

hasil belajar siklus I jumlah siswa yang mengalami ketuntasan dalam belajar yakni

15 orang dari 35 siswa, sedangkan jumlah siswa yang mengalamai peningkatan pada

siklus II yakni 27 siswa dari 35 siswa. Jadi disini peneliti dapat menyimpulkan

bahwa presentase ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan hal ini

disebabkan karena adanya perbaikan proses pembelajaran yang dilaksanakan pada

siklus II. Dari hasil refleksi diatas maka peneliti melakukan wawancara terbuka

kepada guru sosiologi kelas XI IPS SMA Muhammadiyah Kupang.

B. Pembahasan

1. Penerapan strategi active learning tipe index card match dalam pembelajaran

masyarakat multikultural

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Muhammadiyah

Kupang diketahui bahwa dengan penerapan strategi Active Learning Tipe Index Card

Match dalam pembelajaran sosiologi dengan pokok Bahasan masyarakat

multikultural yang dilaksankan dengan menggunakan potongan kartu berisi

pertanyaan dan jawaban atau juga tema umum pokok bahasan pada setiap pertemuan

59
sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang aktif. Hal tersebut senada dengan

pendapat (Maisaroh 2010) yang memaparkan bahwa Index Card Match atau

pencocokan kartu index adalah cara yang menyenangkan lagi aktif untuk meninjau

ulang materi pembelajaran.

Permainan pencocokan kartu index mempunyai cara bermain yang dapat

dimengerti dan dipahami siswa. Langkah-langkah permainan pencocokan kartu

indexdalam penelitian ini memodifikasi langkah langkah yang ditulis oleh (Maisaroh 

2010). Dalam pelaksanaannya, langkah-langkah pada siklus I sedikit berbeda dengan

langkah-langkah pada siklus II. Pada siklus I, hanya siswa yang dapat kartu

pertanyaan yang diminta berkeliling mencari kartu jawaban, dan pada pertemuan ke-

II siswa berdiskusi kelompok dan menuliskan hasil diskusinya pada potongan kartu ,

dan setelah itu siswa diminta untuk membacakannya kembali dan pada pertemuan

ke-III siklus I siswa diminta untuk dapat mengembangkan sub pokok bahasan

menurut pemahamannya sendiri. Sehingga pada penelitian siklus pertama dengan

cara bermain card match yang berbeda peneliti dapat melihat secara langsung

perkembangan keaktifan siswa pada pertemuan I sampai pada pertemuan ketiga.

sedangkan pada penelitian siklu ke-II peneliti mencoba mengubah cara bermain card

match untuk menarik perhatian anak yang belum aktif untuk lebih berpartisipasi aktif

dalam kegiatan pembelajaran.

Cara bermain card match pada pertemuan I siklus ke-II adalah siswa

dibagikan kartu kosong dan diminta untuk dapat mengembangkan tema berdasarkan

pemahamannya sendiri. Pada pertemuan ke-II siklus ke-II cara bermain card match

60
masih sama dengan pertemuan ke-II siklus ke-II karena ada peningkatan keaktifan

siswa pada pertemuan pertama siklus ke-II. Hal ini dapat dilihat pada perbandingan

hasil belajar siswa pad siklus pertama dan siklus ke-II. Pada pertemuan siklus

pertama hanya terdapat 18 orang siswa yang dapat berpartisipasi aktif dalam

kegiatan pembelajaran sosiologi dengan pokok bahasan masyarakat

multikultural.sedangkan pada pertemuan siklus ke-II peneliti menemukan 32 orang

siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran active learning index card matcha dalah suatu proses

pembelajaran dengan maksud untuk memperdayakan peserta didik agar belajar

dengan menggunakan berbagai cara/ strategi secara aktif. Oleh peserta didik dengan

menggunakan otak untuk menemukan konsep dan memecahkan masalah yang

sedang dipelajari, di samping itu juga untuk menyiapkan mental dan melatih

keterampilan fisiknya (Effendi, 2016). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran yang

memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran baik dalam

bentuk interaksi antara siswa maupun guru dalam proses pembelajaran berlangsung.

Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari subjek belajar dalam

membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima ceramah

tentang pengetahuan. Pembelajaran yang tidak memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk berperan aktif merupakan pembelajaran yang bertentangan

dengan hakikat belajar. Peran aktif peserta didik sangat penting dalam rangka

pembentukan generasi yang kreatif menghasilkan sesuatu untuk dirinya dan orang

61
lain. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam

sehingga memenuhi tingkat kemampuan peserta didik (Baharun,2015).

2.  Strategi Tipe Index Card Match Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi

Pada penerapan starategi active learning tipe index card match, guru dapat

menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan dan sesuai dengan

perkembangan siswa kelas XI IPS, pada tahap index card match ini untuk

melibatkan siswa dalam melakukan permainan kartu index yaitu pemberian kartu

index, mencari dan menemukannya. Seperti yang dijelaskan oleh (Baharun 2015)

menyatakan bahwa ada beberapa cara yangdapat dilakukanoleh guru untuk

membangkitkan motivasi belajar siswa kelas XI IPS. Salah satunya dengan

menciptakan suasana belajar siswa yang menyanangkan dan sesuai dengan

kebutuhan siswa untuk menghidari siswa dari kegagalan.

Guru mengungkapkan bahwa siswa tidak lagi merasa sulit untuk belajar

Sosiologi karena siswa secara bersama-sama telah melakukan tahapan index card

match dengan baik sehingga ketika proses pembelajaran berlangsung tidak ada siswa

yang bertanya. Siswa juga sudah paham dengan materi yang sudah diberikan oleh

guru, Dibuktikan bahwa ketika guru memberikan pertanyaan untuk siswa dan

menunjuk siswa, Siswa bisa menjawab pertanyaan dengan tepat. Berdasarkan hasil

tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategiactive learningtipe index card

match telah diterapkan dengan baik dalam penelitian ini sehingga motivasi belajar

siswa meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat (Baharun 2015) Juga menjelaskan

62
bahwa tipe index card match adalah salah satu strategi untuk memecahkan masalah

yangdigunakan dalam meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar.

Strategiactive learning tipe index card matchmerupakan istilah dalam dunia

pendidikan yaitu sebagai strategi belajar mengajar yang bertujuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan. Dan untuk mencapai keterlibatan siswa agar efektif

dan efesien dalam belajar membutuhkan berbagai pendukung dalam proses belajar

dan dari sarana belajar. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa strategiactive

learning tipe index card matchmenempatkan siswa sebagai inti dalam kegiatan

belajar mengajar.Siswa dipandang sebagai objek dan sebagai subjek. Active learning

tipe index card match merupakan suatu proses belajar mengajar yang aktif dan

dinamis. Dalam proses ini siswa mengalami keterlibatan intelektual-emosional

disamping keterlibatan fisiknya (Baharun, 2015)

Berdasarkan analisis hasil belajar siswa selama penelitian secara keseluruhan

dapat dikatakan bahwa penerapan strategi Active Learning Tipe Index Card Matchini

sudah berjalan sesuai dengan perencanaan pembelajaran. Hasil belajar siswa

Sosiologi kelas XI IPS SMA Muhammadiyah Kupang sebelum diadakan peneliti

masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data berikut ini.

Tabel 5. Hasil evaluasi siklus I dan siklus II

Hasil Evaluasi SIKLUS I SIKLUS II


Nilai total peserta didik 2310 2520
Nilai rata-rata 66 73,5
Modus 60        75
Nilai tertinggi 85        90
Nilai terendah 40 50

63
Presentase ketuntasan 42,85% 77,14%
Presentase tidak tuntas 57,14% 22,855

Berdasarkan data diatas maka peneliti dapat mengetahui hasil belajar siswa

kelas . Ketercapaian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kreativtas guru dalam

melakukan kegiatan pembelajaran. Peneliti menggunakan salah satu tipe pemelajaran

yaitu tipe index card match untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasi belajar

siswa juga dapat meningkat sebagaimana yang telah dijelaskan dengan total nilai

peserta didik pada penelitian siklus pertama 2310 dan penelitian siklus ke dua nilai

total peserta didik sebesar 2520, nialai rata-rata pada siklus pertama sebesar 66, dan

mengalagalami peningkatan pada siklus II sebesar 73,5. Nilai yang sering muncul

(modus) pada siklus I 60 dan meningkat pada siklus II sebesar 75 dan siswa

memperoleh nilai tertinggi pada penelitian siklus I sebesar 85 dan nilai siswa

meningkat pada siklus II sebesar 90 sementara kriteria ketuntasan minimal 75,

presentase ketuntasan pada siklus I sebesar 42,85% dan meningkat pada siklus II

sebesar 77, 14%, Sedangkan presentase ketidaktuntasan pada penelitian siklus I

sebesar 57,14% dan mengalami penurunan setelah pembelajaran tipe index card

match di terapkan maka presentase ktidaktuntasan pada siklus II mengalami

penurunan dengan nilai 22,85. Sehingga dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajara

tipe index card match dapat meninkatkan keaktifan siswa dalam di dalam kelas dan

hasil belajar siswapun mengalami peningkatan, maka data ini menunjukkan bahwa

pembelajaran tipe index card match adalah salah satu tipe pembelajaran yangefektif

64
dan berhasil diterapkan oleh peneliti srta dapat digunakan oleh guru untuk dapat

meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa.

Rekaputasi Nilai Rata-rata, nilai tertinggi dan terendah

100

90
90
80 85
73,
70 66 5sss
60
50
50
40
40

30

20

10

0
Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah

Siklus I Siklus II
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 15 siswa dengan hasil presentase 42,85% sedangkan siswa yang tidak

tuntas 20 siswa dengan presentase 57,14% sedangkan jumlah siswa yang

mendapatkan nilai tertinggi yakni 2 orang siswa dengan nilai yang diperoleh 85 dan

siswa yang mendapatkan nilai rendah 2 orang yakni 40 dan nilai rata-rata yang

diperoleh siswa pada siklus I yatu 66 maka dari siklus I ini masih banyak siswa yang

65
belum memahami materi karena hal ini disebabkan kurangnya konsentarasi siswa

dalam proses pembelajaran. Sedangkan disiklus II ini jumlah siswa yang tuntas

sebanyak 27 siswa dengan hasil presentase 77,14% sedangkan siswa yang tidak

tuntas 8 siswa dengan 22,85, sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan nilai

tertinggi 1 orang dengan nilai 90 dan siswa yang mendapatkan nilai terendah 3 orang

siswa dengan nilai 50 sedangkan nilai rata-rata yang dipeoleh siswa 73,5 maka dari

siklus II ini susdah banyak siswa yang sudah memahami materi sehingga nilai yang

diperoleh siswa sudah mencapai kriteria

C. keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menemukan beberapa keterbatasan selama

menerapkan pembelajaran strategi active learning tipe index card macth sebagai

berikut:

1. Peneliti tidak dapat memaksa siswa yang tidak mampu membuat pertanyaan

2. Pada pembelajaran strategi active learning tipe index card match ini, peneliti

yang lebih banyak aktif selama pembelajaran berlangsung namun sebelum

pembelajaran dimulai guru perlu memberikan motivasi atau penguatan kepada siswa

terlebih dahulu agar siswa dapat menguasai materi dengan baik.

66
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penenlitian yang dilakukan, makadapatdisimpulkansebagaib

erikut:

1. Pembelajaran tipe index card match adalah salah satu tipe pembelajaran yang

dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Tipe pembelajaran ini

dapat dilakukan oleh guru dengan cara yang sangat mudah. Cara tipe

pembelajaran ini adalah guru cukup menyiapkan potongan kartu untuk

memotivasi siswa bertanya, menanggapi dan mejawab setiap pertanyaan atau

juga bertanya jika materi masih membingungkan siswa. Cara bermain tipe

pembelajaran index card match juga dapat dilakukan dengan cara yang

bervariasi, tergantung kreativitas mengajar guru.

2. Penerapan pembelajaran tipe index card match berhasil meningkatkan keaktivan

siswa dalam kelas dan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

dapat diketahui dari hasil tes yang dilakukan pada siklus-I dengan presentase

ketuntasan sebesar 42,85%, dan meningkat pada hasil tes siklus ke-II dengan

presentase ketuntasan sebesar 77,14%.

B. Saran

67
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, peneliti memberikan beberap

saran sebagai berikut:

1. Disarankan kepada guru terutama guru sosiologi untuk mencoba menerapkan

strategi active learning tipe index card match agar dapat memberikan variasai

baru dalam proses pembelajaran dan dapat mengaktifkan kembali siswa yang

tidak aktif dalam pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan.

2. Disarankan kepada kepala sekolah untuk mendorong guru-guru agar menerapkan

pembelajaran strategi active learning tipe index card match dalam proses

pembelajaran.

3. Disarankan bagi peneliti lain agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran strategi active learning tipe

index card match. peneliti menemukan masih terdapat kekurangan dalam

penelitian ini, diharapkan bagi peneliti lain kekurangan ini nantinya dapat

dijadikan bahan rujukan unuk melakukan penelitian selanjutan.

68
DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah, F., 2017. Penerapan Strategi Pembelajaran Active Learning Tipe


Modeling the Way Terhadap Ketuntasan Hasil Belajar Dribble Sepakbola
(studi Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Balongpaggang). Jurnal Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan 5.
Anggraini, Y., Suryani, M., Hamdunah, H., 2019. Pengaruh Penerapan Strategi
Pembelajaran Aktif Tipe Firing Line Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar
Matematika Siswa Smp Kelas Viii. Jurnal Pelangi 10.
https://doi.org/10.22202/jp.2017.v10i1.2253
Anita, R., 2019. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa
Melalui Model Pembelajaran Everyone Is Teacher Here Pada Siswa Kelas Iii
Sdn 25 Carocok Anau. Jurnal Manajemen Pendidikan 3, 557–566.
Asiah, N., 2017. Analisis Kemampuan Praktik Strategi Pembelajaran Aktif (Active
Learning) Mahasiswa Pgmi Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Iain Raden
Intan Lampung. Terampil: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar 4, 20–
33. https://doi.org/10.24042/terampil.v4i1.1803
Asrori, M., 2008. Penelitian Tindakan Kelas. CV Wacana Prima, Bandung.
Baharun, H., 2015. Penerapan Pembelajaran Active Learning untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa di Madrasah. Pedagogik: Jurnal Pendidikan 1.
Carolina, D., 2012. Penerapan Strategi Active Learning Berbasis Web (Blended
Learning) Dalam Upaya Menciptakan Pembelajaran Aktif Dan Pengaruhnya
Terhadap Hasil Belajar. Economic Education Analysis Journal 1.
Dewi, M.C.K., Sudiana, N., Artawan, G., 2014. Penerapan Model Pembelajaran
Melalui Pengalaman Berbantuan Media Grafis Untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas Viii.a Smp Dharma Wiweka
Denpasar. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha 2.
https://doi.org/10.23887/jjpbs.v2i1.3345
Effendi, M., 2016. Integrasi Pembelajaran Active Learning dan Internet-Based
Learning dalam Meningkatkan Keaktifan dan Kreativitas Belajar. Nadwa 7,
283–309. https://doi.org/10.21580/nw.2013.7.2.563
Fuadah, E., 2019. Pengaruh Model Pembelajaraan Everyone Isa Teacher Here (eth)
Terhadap Kreativitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (pkn) Di Mi Roudlotul Ulum Jabalsari [WWW
Document]. http://repo.iain-tulungagung.ac.id/12374/10/DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf
Gunawan, R.G., Putra, A., 2019. Pengaruh Strategi Belajar Aktif Sortir Kartu
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. Jurnal Cendekia :

69
Jurnal Pendidikan Matematika 3, 362–370.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v3i2.119
Islami, S., 2015. Penerapan Model Pembelajaran Aktif Type Everyone Is a Teacher
Here Pada Mata Pelajaran Gambar Teknik Sebagai Upaya Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas X Smk N Surabaya. Jurnal
Kajian Pendidikan Teknik Bangunan 3.
Kadariah, K., 2018. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A
Teacher Here (ETH) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD
Inpres BTN Pemda Kota Makassar. JEKPEND: Jurnal Ekonomi dan
Pendidikan 1, 15–22.
Kariadi, D., Suprapto, W., 2018. Model Pembelajaran Active Learning Dengan
Strategi Pengajuan Pertanyaan untuk Meningkatkan Kualitas Proses
Pembelajaran PKn. Educatio 13, 11–21.
Kumara, A., 2004. Model pembelajaran “Active Learning” mata pelajaran sains
tingkat SD Kota Yogyakarta sebagai upaya peningkatan “Life Skills.” Jurnal
psikologi 31, 63–91.
Laila, N., 2010. Penerapan model pembelajaran cooperatif learning tipe everyone is
a teacher here pada pembelajaran PAI materi pokok binatang halal dan haram
sebagai upaya meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta didik di kelas
VIII A SMP Negeri 2 Godong Grobogan.
Luviyandari, A., 2014. Analisis Proses Berpikir Kreatif Siswa Dalam Menyelesaikan
Masalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Di Kelas X-A Madrasah
Aliyah Unggulan Bandung Tulungagung [WWW Document]. URL
http://repo.iain-tulungagung.ac.id (accessed 1.30.20).
Maisaroh, M., Rostrieningsih, R., 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team pada
Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK Negeri 1 Bogor.
JEP 7, 17197.
Martini, I., 2014. Penerapan Active Learning Untuk Meningkatkan Minat Dan Hasil
Belajar Apresiasi Musik Nusantara Pada Siswa Kelas Viii a Smp Negeri 7
Pemalang. Jurnal Penelitian Pendidikan 31.
https://doi.org/10.15294/jpp.v31i2.5695
Martiningsih, M., 2016. Peranan Strategi Active Learning Terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Makassar. Jurnal Pendidikan Fisika 4,
357–364. https://doi.org/10.26618/jpf.v4i3.334
Nirwana, M., Hidayati, Y., Wulandari, A.Y.R., Ahied, M., 2019. Penerapan Strategi
Firing Line Berbasis Active Learning Untuk Meningkatkan Keterampilan
Komunikasi Siswa. Natural Science Education Research 1, 91–98.
Nurrohmatin, S., 2010. Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is a Teacher Here
dengan menggunakan LKS Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil belajar
pada Materi Pokok Himpunan.
Rismawati, R., Nurmiati, N., 2019. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Active
Learning Tipe Giving Question and Getting Answer terhadap Hasil Belajar

70
Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sendana. PROSIDING Seminar
Nasional FKIP Universitas Muslim Maros 1, 102–109.
Riswani, E.F., Widayati, A., 2012. Model Active Learning Dengan Teknik Learning
Starts With A Question Dalam Peningkatan Keaktifan Peserta Didik Pada
Pembelajaran Akuntansi Kelas Xi Ilmu Sosial 1 Sma Negeri 7 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 10.
https://doi.org/10.21831/jpai.v10i2.910
Sabrun, S., 2017. Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is a Teacher
Here Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Viii Smp
Negeri 1 Sakra Barat Tahun Pelajaran 2016/2017. Media Pendidikan
Matematika 5, 165–173.
Said, M.A., Nirmayanti, N., Nurlina, S.S., 2015. Penerapan Pembelajaran Aktif Tipe
Everyone Is A Teacher Here (ETH) Untuk Meningkatkan Hasil belajar Fisika
Peserta Didik Kelas XA SMA Al Bayan Makassar. PROSIDING SEMINAR
NASIONAL FISIKA (E-JOURNAL) 4, SNF2015-I-43–46.
Septiana, U., 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Every One Is a Teacher Here
(ETH) dengan Media Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Biologi Siswa
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia Kelas VIII MTsN 7 Tulungagung
Tahun Ajaran 2018/2019 [WWW Document]. http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/11453/10/DAFTAR%20RUJUKAN.pdf
Sidiq, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif. sosiologis.com. URL
http://sosiologis.com/metode-penelitian-kuantitatif (accessed 1.30.20).
Sukron, A., 2010. Implementasi Model Pembelajara Active Learning.
Susilana, R., Riyana, C., 2007. Media Pembelajaran. CV Wacana Prima, Bandung.
Toha, S.M., 2018. Pelaksanaan Metode Active Learning dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Ta’dibuna:
Jurnal Pendidikan Islam 7, 79–93.
Wiliawanto, W., Bernard, M., Akbar, P., Sugandi, A.I., 2019. Penerapan Strategi
Pembelajaran Aktif Question Student Have Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa SMK. Jurnal Cendekia : Jurnal
Pendidikan Matematika 3, 139–148.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v3i1.86

71
LAMPIRAN-LAMPIRAN

72
Lampiran 1.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Pertemuan I
Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 kali pertemuan)
Materi Pokok : Masyarakat Multikultural
A. Kompetensi Inti
KI 1 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B.  Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
1. Pengertian dan karakteristik 1. Pengertian masyarakat Multikultural
Masyarakat Multikultural 2. Karakteristik Masyarakat Multikultural

C.Tujuan Pembelajaran
 Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menjelaskan
pengertian tentang masyarakat multikultural
 Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat meceritakan
Karakteristik      Masyarakat Multikultural
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Karakteristik Masyarakat Multikultural
 Pengertian Masyaraka Multikultural
 Karakteristik Masyarakat Multikultural

73
E. Metode Pembelajaran
1. Strategi : Pembelajaran aktif Tipe Index card match
2. Strategi  : Ceramah, tanya jawab, permainan kartu index
F. Media Pembelajaran
1. Media/ alat: Buku, potongan kartu,,spidol, papan tulis, penghapus
G. Sumber Belajar
1. Buku sosiologi SMA/MA Kelas XI IIS Penerbit Wida Widianti.
H. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi


Pembelajaran Waktu

Kegiatan  Memberi salam 10 menit


Pendahuluan  Menanyakan kepada siswa kesiapan dan
kenyamanan belajar
 Menyanyakan kehadiran siswa
 Mempesilahkan berdoa bersama dan
seorang siswa memimpin doa.
 Guru memberi motivasi, dengan
mengajukan pertanyaan yang berhubungan
dengan materi akan dibahas’’ apa yang
mereka ketahui tentang pengertian
masyarakat multikultural.
 Siswa mendengar guru dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif
tipe index card match.
Kegiatan Inti  Siswa mendengarkan penjelasan guru 70 menit
mengenai materi pelajari tentang
pengertian masyarakat multikultural.
 Sebelum memulai permainan, siswa
diminta untuk maju menerima kartu soal
yang dibagikan oleh guru yang beri
pertanyaan dan jawaban
 Masing- masing siswa mendapatkan satu
kartu sosl yang berisi pertanyaan dan
jawaban setelah dikocokan oleh guru.
 Siswa yang mendapatkan kartu
pertanyaan diminta untuk berkeliling
mencari pasaangannya dalam waktu 5

74
menit, sedangkan siswa yang
mendapatkan kartu jawaban tetap duduk
dibangkunya.
 Setelah semua pasangan duduk
berdekatan, siswa diminta untuk maju
kedepan untuk membacakan kartu
pertanyaan.
 Kelompok yang lain akan menjawab
pertanyaan dengan tepat sampai selesai
Kegiatan Penutup  Siswa menyimpulkan materi 10menit
pembelajaran
 Guru melakukan penguatan dan
memberikan
informasi untuk kegiatan pembelajaran 
selanjutnya mengenai Faktor-faktor
penyebab timbulnya masyarakat
multikultural.
 Guru menutup kegiatan pembelajaran di
kelas dengan berdoa dan memberi salam
perpisahan untuk pertemuan berikutnya.

I. Teknik Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Teknik Penilaian: Observasi
b. Bentuk Instrumen : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian terlampir
2. Penilaian pengetahuan:
a. Jenis /teknik penilaian : tes/evalusi
b. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda
c. Instrumen terlampir
3. Penilaian keterampilan
a. Jenis/teknik Penilaian : Unjuk kerja
b. Instrumen terlampir

75
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Pertemuan II
Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2x 45 menit (1 kali pertemuan)
Materi Pokok : Masyarakat Multikultural
A. Kompetensi Inti
KI 1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :  Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,        
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam secara  efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dankeberada-
annya.
KI 3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


1. Faktor-faktor penyebab timbulnya 1. Keadaan geografis
masyarakat multikultura 2. Pengaruh kebudayaan asing
3. Kondisi iklim yang berbeda

C.Tujuan Pembelajaran
 Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menjelaskan tentang
faktor-faktor peneyebab timbulnya masyarakat
C. Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat meceritakan faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat multikultul
D. Materi Pembelajaran
1. Keadaan geografis
2. Pengaruh kebudayaan asing

76
3. Kondisi iklim yang berbeda
E. Metode Pembelajaran
1. Strategi : Pembelajaran aktif Tipe Index card match
2. Strategi : Ceramah, tanya jawab, permainan kartu index
F. Media Pembelajaran
1. Media/ alat: Buku, potongan kartu,,spidol, papan tulis, penghapus
G. Sumber Belajar
1. Buku sosiologi SMA/MA Kelas XI IPS Penerbit Wida Widianti
H. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi


Pembelajaran Waktu

Kegiatan Awal  Memberi salam 10menit


 Menanyakan kepada siswa kesiapan dan
kenyamanan belajar
 Menyanyakan kembali kehadiran siswa
 Mempersilahkan berdoa bersama dan
seorang siswa memimpin doa.
 Guru memberi motivasi, dengan
mengajukan pertanyaan yang berhubungan
dengan materi akan dibahas’’ apa yang
mereka ketahui tentang faktor-faktor
penyebab timbulnya masyarakat
multikultural.
 Siswa mendengar guru dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif
tipe index card match.
Kegiatan Inti  Siswa mendengarkan penjelasan guru 70 menit
mengenai materi pelajari tentang faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat
 Sebelum memulai permainan, siswa
diminta untuk maju menerima kartu soal
yang dibagikan oleh guru yang beri
pertanyaan dan jawaban
 Masing- masing siswa mendapatkan satu
kartu sosl yang berisi pertanyaan dan
jawaban setelah dikocokan oleh guru.
 Siswa yang mendapatkan kartu

77
pertanyaan diminta untuk berkeliling
mencari pasaangannya dalam waktu 5
menit, sedangkan siswa yang
mendapatkan kartu jawaban tetap duduk
dibangkunya.
 Setelah semua pasangan duduk
berdekatan, siswa diminta untuk maju
kedepan untuk membacakan kartu
pertanyaan.
 Kelompok yang lain akan menjawab
pertanyaan dengan tepat sampai selesai
Kegiatan Penutup  Siswa menyimpulkan materi 10 menit
pembelajaran
 Guru melakukan penguatan dan
memberikan
informasi untuk kegiatan pembelajaran 
selanjutnya mengenai keanekaragaman
kelompok social dalam masyarakat
multikultural di indonesia
 Guru menutup kegiatan pembelajaran di
kelas dengan berdoa dan memberi salam
perpisahan untuk pertemuan berikutnya.

I. Teknik Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Teknik Penilaian: Observasi
b. Bentuk Instrumen : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian terlampir
2. Penilaian pengetahuan:
a. Jenis /teknik penilaian : tes/evalusi
b. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda
c. Instrumen terlampir
3. Penilaian keterampilan
a. Jenis/teknik Penilaian : Unjuk kerja
b. Instrumen terlampir

78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Pertemuan III
Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2x 45 menit (1 kali pertemuan)
Materi Pokok : Masyarakat Multikultural
A. Kompetensi Inti
KI 1  : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2    :Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3    :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 :Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


1. Keanekaragaman 1. Tipe Masyarakat indonesia berdasarkan kehidupan
Kelompok Sosial dalam sosial budayanya
Masyarakat multikultural di 2. Kelompok masyarakat indonesia berdasarkan etnis,
indonesia agama, dan stratifikasi soal.

C.Tujuan Pembelajaran
 Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menjelaskan tentang
Tipe masyarakat indonesia berdasarkan kehidupan sosial budaya

79
 Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menceritakan tentang
kelompok masyarakat indonesia berdasarkan etnis, agama, dan stratifikasi soal.
D. Materi Pembelajaran
1. Keanekaragaman kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural di
indonesia
 Tipe Masyarakat indonesia berdasarkan kehidupan sosial budayanya
 Kelompok masyarakat indonesia berdasarkan etnis, agama, dan stratifikasi soal

E. Metode Pembelajaran
1.Strategi : Pembelajaran aktif Tipe Index card match

2.Strategi : Ceramah, tanya jawab, permainan kartu index

F. Media Pembelajaran
1. Media/ alat: Buku, potongan kartu,,spidol, papan tulis, penghapus.
G. Sumber Belajar
1. Buku sosiologi SMA/MA Kelas XI IPS Penerbit Wida Widianti
H. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi


Pembelajaran Waktu

Kegiatan Awal  Memberi salam 10 menit


 Menanyakan kepada siswa kesiapan dan
kenyamanan belajar
 Menyanyakan kehadiran siswa
 Mempesilahkan berdoa bersama dan
seorang siswa memimpin doa.
 Guru memberi motivasi, dengan
mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi akan
dibahas’’ apa yang mereka ketahui tentang
pengertian Keanekaragaman Kelompok
Sosial dalam Masyarakat Multikultural.
 Siswa mendengar guru dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif
tipe index card match.

80
Kegiatan Inti  Siswa mendengarkan penjelasan guru 70menit
mengenai materi pelajari tentang faktor-
faktor penyebab timbulnya masyarakat
 Sebelum memulai permainan, siswa
diminta untuk maju menerima kartu soal
yang dibagikan olseh guru yang beri
pertanyaan dan jawaban
 Masing- masing siswa mendapatkan satu
kartu sosl yang berisi pertanyaan dan
jawaban setelah dikocokan oleh guru.
 Siswa yang mendapatkan kartu
pertanyaan diminta untuk berkeliling
mencari pasaangannya dalam waktu 5
menit, sedangkan siswa yang
mendapatkan kartu jawaban tetap duduk
dibangkunya.
 Setelah semua pasangan duduk
berdekatan, siswa diminta untuk maju
kedepan untuk membacakan kartu
pertanyaan.
 Kelompok yang lain akan menjawab
pertanyaan dengan tepat sampai selesai
Kegiatan Penutup  Siswa menyimpulkan materi 70 menit
pembelajaran
 Guru melakukan penguatan dan
memberikan
informasi untuk kegiatan pembelajaran 
selanjutnya mengenai masalah yang
timbul akibat keanekaragaman
masyarakat multikultural
 Guru menutup kegiatan pembelajaran di
kelas dengan berdoa dan memberi salam
perpisahan untuk pertemuan berikutnya.

I. Teknik Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Teknik Penilaian: Observasi
b. Bentuk Instrumen : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian terlampir
2. Penilaian pengetahuan:
a. Jenis /teknik penilaian : tes/evalusi

81
b. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda
c. Instrumen terlampir
3. Penilaian keterampilan
a. Jenis/teknik Penilaian : Unjuk kerja
b. Instrumen terlampir

Lampiran 2:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Pertemuan I
Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 kali pertemuan)
Materi Pokok : Masyarakat Multikultural
A..Kompetensi Inti
KI I : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), satun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dana lam dan dalam jamgkauan pergaulan
dan keberadaanya.
KI 3 :Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


1. Alternatif pemecahan masalah akibat 1. Alternatif pemecahan masalah konflik
keanekaragan masyarakat multikulturam Antaretnis
2. Aternatif pemecahan masalah konflik
antarpenganut Agamayang berbeda.

82
C.Tujuan Pembelajaran
 Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menjelaskan tentang
Alternatif pemecahana masalah akibatkeanekaragaman masyarakat multikultural
 Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menceritakan tentang
Alternatif pemecahan masalah akibat keanekaragaman masyarakat multikultural
D. Materi Pembelajaran
1. Alternatif pemecahan masalah akibat keaneragaman masyarakat masyarakat
multikultur
 Alternatif pemecahan masalah konflik
 Konflik antaretnis dan antarpemeluk agama yang berbeda

E. Metode Pembelajaran
1. Strategi : Pembelajaran aktif Tipe Index card match
2. Strategi : Ceramah, tanya jawab, permainan kartu index
F. Media Pembelajaran
1. Media/ alat: Buku, potongan kartu,,spidol, papan tulis, penghapus.
G. Sumber Belajar
1. Buku sosiologi SMA/MA Kelas XI IPS Penerbit Wida Widianti
H. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi


Pembelajaran Waktu

Kegiatan Awal  Memberi salam 10 menit


 Menanyakan kepada siswa kesiapan dan
kenyamanan belajar
 Menanyakan kehadiran siswa
 Mempersilahkan berdoa dan diminta salah
satu siswa memimpin doa.
 Guru memberi motivasi, dengan
mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi akan
dibahas’’ apa yang mereka ketahui tantang
Alternatif pemecahan masalah akibat
keanekaragamanmasyarakat multikultural.
 Siswa mendengar guru dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif
tipe index card match.
Kegiatan  Siswa mendengarkan penjelasan guru 70 menit

83
Inti mengenai materi pelajari tentang
alternatif pemecahan masalah akibat
keanekaragamanmasyarakat
multikultural
 Sebelum memulai permainan, siswa
diminta untuk maju menerima kartu soal
yang dibagikan olseh guru yang beri
pertanyaan dan jawaban
 Masing- masing siswa mendapatkan satu
kartu sosl yang berisi pertanyaan dan
jawaban setelah dikocokan oleh guru.
 Siswa yang mendapatkan kartu
pertanyaan diminta untuk berkeliling
mencari pasaangannya dalam waktu 5
menit, sedangkan siswa yang
mendapatkan kartu jawaban tetap duduk
dibangkunya.
 Setelah semua pasangan duduk
berdekatan, siswa diminta untuk maju
kedepan untuk membacakan kartu
pertanyaan.
 Kelompok yang lain akan menjawab
pertanyaan dengan tepat sampai selesai
Kegiatan Penutup  Siswa menyimpulkan materi pembelajaran 10 menit
 Guru melakukan penguatan dan
memberikan
informasi untuk kegiatan pembelajaran 
selanjutnya mengenai pentingnya
pendidkan multikultura
 Guru menutup kegiatan pembelajaran di
kelas dengan berdoa dan memberi salam
perpisahan untuk pertemuan berikutnya.

I. Teknik Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Teknik Penilaian: Observasi
b. Bentuk Instrumen : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian terlampir
2. Penilaian pengetahuan:
a. Jenis /teknik penilaian : tes/evalusi
b. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda
c. Instrumen terlampir

84
3. Penilaian keterampilan
a. Jenis/teknik Penilaian : Unjuk kerja
b. Instrumen terlampir

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II


Pertemuan II
Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang
Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2x 45 menit (1 kali pertemuan)
Materi Pokok    : Masyarakat Multikultural
A..Kompetensi Inti
KI 1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli  (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara   efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan
dan    keberadaannya.
KI 3    : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4      : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


1. Pentingnya pendidkan multikultural 1.Kepercayaan dan toleransi
2. Pengembanagan sikap

C.Tujuan Pembelajaran

85
 Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menjelaskan tentang
pentingnya pendidikan multikultural
 Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menceritakan tentang
pentingnya pendidikan multikultural
D. Materi Pembelajaran
1. pentingnya pendidikan multikultural
 Kepercayaan dan toleransi
 Pengembangan sikap
E. Metode Pembelajaran
1. Strategi : Pembelajaran aktif Tipe Index card match
2. Strategi : Ceramah, tanya jawab, permainan kartu index
F. Media Pembelajaran
1. Media/ alat: Buku, potongan kartu,,spidol, papan tulis, penghapus.
G. Sumber Belajar
1. Buku sosiologi SMA/MA Kelas XI IPS Penerbit Wida Widianti
H. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi


Pembelajaran Waktu

Kegiatan Awal  Memberi salam 10menit


 Menanyakan kepada siswa kesiapan dan
kenyamanan belajar
 Menyanyakan kehadiran siswa
 Mempesilahkan berdoa bersama dan
seorang siswa memimpin doa.
 Guru memberi motivasi, dengan
mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi akan
dibahas’’ apa yang mereka ketahui tantang
Pentingnya pendidikan multikultural
 Siswa mendengar guru dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif
tipe index card match.
Kegiatan Inti  Siswa mendengarkan penjelasan guru 70 menit
mengenai materi pelajari tentang
Masalah yang timbul akibat
keanekaragaman masyaralkat.

86
 Sebelum memulai permainan, siswa
diminta untuk maju menerima kartu soal
yang dibagikan olseh guru yang beri
pertanyaan dan jawaban
 Masing- masing siswa mendapatkan satu
kartu sosl yang berisi pertanyaan dan
jawaban setelah dikocokan oleh guru.
 Siswa yang mendapatkan kartu
pertanyaan diminta untuk berkeliling
mencari pasaangannya dalam waktu 5
menit, sedangkan siswa yang
mendapatkan kartu jawaban tetap duduk
dibangkunya.
 Setelah semua pasangan duduk
berdekatan, siswa diminta untuk maju
kedepan untuk membacakan kartu
pertanyaan.
 Kelompok yang lain akan menjawab
pertanyaan dengan tepat sampai selesai
Kegiatan Penutup  Siswa menyimpulkan materi 10 menit
pembelajaran
 Guru melakukan penguatan dan
memberikan
informasi untuk kegiatan pembelajaran 
selanjutnya mengenai Sikap, empati, dan
Toleransi Keanekaragaman kelompok
social dan dalam masyarakat
multikulturals
 Guru menutup kegiatan pembelajaran di
kelas dengan berdoa dan memberi salam
perpisahan untuk pertemuan berikutnya.

I. Teknik Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Teknik Penilaian: Observasi
b. Bentuk Instrumen : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian terlampir
2. Penilaian pengetahuan:
a. Jenis /teknik penilaian : tes/evalusi
b. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda
c. Instrumen terlampir
3. Penilaian keterampilan

87
a. Jenis/teknik Penilaian : Unjuk kerja
b. Instrumen terlampir

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II


Pertemuan III

Nama Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang


Mata Pelajaran : Sosiologi
Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Alokasi Waktu : 2x 45 menit (1 kali pertemuan)
Materi Pokok     : Masyarakat Multikultural
A..Kompetensi Inti
KI 1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2  : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3  : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4   :  Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

88
1. Sikap empati dan Toleransi 1. Pengertian sikap empati dan
menghadap keanekaraagaman kelompok toleransi menghadap keanekaraga
soaial dalam msyarakat multikultural man

C.Tujuan Pembelajaran
 Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menjelaskan tentang
Sikap empati dan toleransi menghadap keanekaragaman kelompok sosial.
 Melalui penjelasan guru permainan kartu index, siswa dapat menceritakan tentang
Sikap empati dan toleransi menghadap keanekaragaman dalam kelompok sosial
D.Materi Pembelajaran
1. pengertian sikap empati dan toleransi
 Sikap empati dan toleransi menghadapi keaneragaman kelompok sosial
E. Metode Pembelajaran
1. Strategi : Pembelajaran aktif Tipe Index card match
2. Strategi : Ceramah, tanya jawab, permainan kartu index
F. Media Pembelajaran
1.Media/ alat: Buku, potongan kartu,,spidol, papan tulis, penghapus.
G. Sumber Belajar
1. Buku sosiologi SMA/MA Kelas XI IPS Penerbit Wida Widianti
H. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah Deskripsi Kegiatan Alokasi


Pembelajaran Waktu

Kegiatan Awal  Memberi salam 10 menit


 Menanyakan kepada siswa kesiapan dan
kenyamanan belajar
 Menyanyakan kehadiran siswa
 Mempesilahkan berdoa bersama dan
seorang siswa memimpin doa.
 Guru memberi motivasi, dengan
mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan materi akan
dibahas’’ apa yang mereka ketahui
tantang Sikap empat dan toleransi
menghadap keanekaragaman kelompok
sosial.
 Siswa mendengar guru dalam
menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dan langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilakukan

89
dengan menggunakan strategi
pembelajaran aktif tipe index card
match.
Kegiatan Inti  Siswa mendengarkan penjelasan guru 70 menit
mengenai materi pelajari tentang Sikap
empati dan toleransi menghadap
keanekaragam ke dalam kelompok
 Sebelum memulai permainan, siswa
diminta untuk maju menerima kartu
soal yang dibagikan olseh guru yang
beri pertanyaan dan jawaban
 Masing- masing siswa mendapatkan
satu kartu sosl yang berisi pertanyaan
dan jawaban setelah dikocokan oleh
guru.
 Siswa yang mendapatkan kartu
pertanyaan diminta untuk berkeliling
mencari pasaangannya dalam waktu 5
menit, sedangkan siswa yang
mendapatkan kartu jawaban tetap
duduk dibangkunya.
 Setelah semua pasangan duduk
berdekatan, siswa diminta untuk maju
kedepan untuk membacakan kartu
pertanyaan.
 Kelompok yang lain akan menjawab
pertanyaan dengan tepat sampai selesai
Kegiatan  Siswa menyimpulkan materi 10 menit
Penutup pembelajaran
 Guru melakukan penguatan dan
memberikan
informasi untuk siswa,agar siswa
belajar lebih giat
 Guru menutup kegiatan pembelajaran
di kelas dengan berdoa dan memberi
salam perpisahan untuk pertemuan
berikutnya.

I. Teknik Penilaian
1. Penilaian sikap
a. Teknik Penilaian: Observasi
b. Bentuk Instrumen : lembar pengamatan

90
c. Instrumen penilaian terlampir
2. Penilaian pengetahuan:
a. Jenis /teknik penilaian : tes/evalusi
b. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda
c. Instrumen terlampir
3. Penilaian keterampilan
a. Jenis/teknik Penilaian : Unjuk kerja
b. Instrumen terlampir

Lampiran 3:

BAHAN AJAR

A. Pengertian dan Karakteristik Masyarakat Multikultural


1. Pengertian masyarakat multikultural
Masyarakat multikultural adalah perbedaan- perbedaan suku bangsa, Bahasa,
agama dan adat istiadat sering kalidisebut sebagai ciri masyarakat yang
multikultural. Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian
masyarakat multikultural atau masyarakat majemuk.
a. J.S Furnivall (1967) Pendapat bahwa masyarakat majemuk adalah suatu
masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri
tampa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan politik.
b. J. Nasikun menyatakan suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh masyarakat
tersebut. Secara struktur memiliki sub-subkebudayaan yang bersifat deverense
yang ditandai oleh kurang berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh
seluruh anggota masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan-kesatuan sosial,
serta sering munculnya konflik-konflik sosial.
c. Clifford Geertz berpendapat bahwa masyarakat majemuk merupakan
masyarakat yang terbagi ke dalam sub-subsistem yang kutrang lebih berdiri
sendiri dan masing-masing subsistem terikat oleh ikatan-ikatan primodial.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut diatas, istilah multikultural
menunjuk pada keadaan sebuah masyarakat yang terdiri dari kelompok-

91
kelompok atau suku-suku bangsa yang berbeda kebudayaan, tetapi terikat oleh
suatu kepentingan bersama yang bersifat formal dalam bentuk sebuah negara.
2. Karakteristik Masyarakat Multikultural
Masyarakat multikultural memiliki karakteristik dasar sebagaimana yang
dikemukakan oleh Van Den Berghe berikut ini.
a. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang sering
kali memiliki subkebudayaan yang berbeda satu sama yang lain.
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang
bersifat nonkomplementer.
c. Kurang mengembangkan consensus diantara para anggota masyarakat tentang
nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
d. Relatif seringterjadi konflik diantara kelompok yang ada.
B. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Masyarakat Multikultural
Masyarakat indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yang
multikultural, wajah aslikemajemukan masyarakat indonesia adalah keanekaragaman
kelompok-kelompok sosial atau suku-suku bangsa beserta kebudayaannya. Keadaan
yang sifatnya alamiah itu kemudianberlanjut kesifat multikultural lainya, seperti
stratifikasi, kelas sosial,struktur sosial, sistem mempertahankan hidup dan
kehidupan, orientasi nilai sosial budaya, cara penegakan hukum, dan kecenderungan
partisispasi di bidang politik.
1. Keadaan geografi
Keadaan geografis wilayah indonesia yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau
tersebar disuatu daerah equator sepanjang kurang lebih 3000 mil dari timur ke barat,
dan lebih dari 1000 mil dari utara ke selatan, merupakan faktor yang sangat besar
pengaruhnya terhadap terciptanya multikultural suku bangsa di indonesia.
Padangan pertama di kepulauan indonesia adalah ras australoid yang
menyebar di kepulauan indonesia sekitar 20.000 tahunyang lalu. Menyusul
kemudian ras Melanesian Negroid pada sekitar 10.000 tahun yang lalu. Kehadiran
ras-ras itu terjadi pada zaman Messolithicum. Terakhir datang melayan Mongoloid
melalui dua periode, Zaman Neolithicum dan zaman logam, sekitar 2500 tahun
sebelum masehi.
Kondisi geografis yang telah mengisolir penduduk yang menempati pulau
dan daerah menumbuhkan kesatuan suku bangsa yang berbeda-beda. Setiap
kesatuan suku bangsa terdiri dari sejumlah orang yang dipersatukan oleh ikatan-
ikatan emosional, serta memandang diri mereka masing-masing sebagai jenis atau
identitas sendiri. Mereka juga mengembangkan Bahasa, budaya, dan kepercayaan

92
yang berbeda-beda. Mereka mengembangkan mitos-mitos tentang asal-usul
keturunan dan nenek moyang.
2. Pengaruh Kebudayaan Asing
Letak Indonesia yang strategis antara Samudera Hindia dan Pasifik sangat
memengaruhi proses multikultural, seperti unsur kebudayaan dan agama.
Kepulauanindonesia merupakan jalur lalu lintas perdangangan antara India, Cina,
dan Wilayah Asia Tenggara. Melalui para pedangang asing pengaruh kebudayaan
dan agama masuk ke wilayah indonesia. Daerah penyebaran kebudayaan dan agama
yang tidak merata menyebabkan terjadinya proses multikultural unsur kebudayaan
dan agama.
3. Kondisi Iklim yang berbeda
Wilayah lingkungan hidup suku-suku bangasa juga memperlihatkan variasi
yang berbeda-beda. Ada komonitas yang mengandalkan pada laut sebagai sumber
kehidupannya. Seperti orang laut di kepulauan riau dan orang bajo di Sulawesi
Selatan. Orang-orang Buton-Bugis-Makasar, Bawean, dan Melayu dikenal sebagai
masyarakat pesisir. Terdapat juga komonita-komonitas pedalaman, antara lain orang
Gayo Alas di Aceh, Dayak di Kalimantan, Tengger di jawa Timur, Toraja di
Sulawesi Selatan, Dani serta Asmat di Irian Jaya, dan lain sebagainya.
C. Keanekaragaman Kelompok Sosial dalam Masyarakat Multikultural di
Indonesia
Dalam masyarakat multikultural, keanekaragaman suku bangasa, agama, serta
stratifikasi sosial telah menumbuhkan kelompok-kelompok sosial ataupun lembaga-
lembaga sosial yang berjalan sendiri-sendiri. Kehidupan sosial masyarakat Indonesia
sebenarnya merupakan wujud dari kegiatan-kegiatan kehidupan para warga suku
bangsa yang dilaksanakan pada norma-norma sosial yang bersumber dari
kebudayaan suku bangsa tersebut.

1. Tipe masyarakat Indonesia Berdasarkan Kehidupan Sosial Budayanya


Menurut Koentjaraningrat untuk mengklarifikaikan keanekaragaman warna
masyarakat dan kebudayaan di Indonesia, sedikitnya dikelompokkan ke dalam 4
tipe-tipe sosial buday berikut ini.
a. Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang sangat sederhana dengan
keladi dan ubi jalar sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatan berupa
desa terpencil tanpa diferensiasi dan stratifikasi yang berarti.
b. Tipe masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di
sawah dan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatan berupa
komonitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi yang sedang dan menganggap

93
masyarakat kota memiliki kebudayaan yang lebih tinggi sehingga masyarakat kota
menjadi arah orientasinya.
c. Tipe masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di
sawah dengan padi sebagai tanaman pokoknya. Sistem dasar kemasyarakatan berupa
komonitas dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial. Masyarakat kota yang menjadi
arah orientasinya mewujudkan suatu peradaban bekas kerajaan berdagang dengan
pengaruh kuat dari agama islam. Barcampur dengan suatu peradaban kepegawaian
yang dibawah oleh sistem pemerintahan colonial.
d. Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di sawah dengan padi
sebagai tanaman pokoknya, sistem dasar kemasyarakatan berupa komonitas dengan
diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks.
2. Kelompok Masyarakat Indonesia Berdasarkan etnis, Agama, dan
Stratifikasi Sosial
Selain Tipe-tipe masyarakat seperti tersebut di atas dalam masyarakat
multikultural Indonesia terdapatkelompok-kelompok sosial berdasarkan etnis,
agama, ataupun stratifikasi sosial, sperti berikut ini.
a. Kelompok etnis
Kelompok etnis merupakan bentuk kelompok yang menampilkan persamaan
Bahasa, adat kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap, dan sistem politik, serta telah
mengembangkan sub kulturnya sendiri. Kelompok etnis tersebut tersebar di seluruh
kepulauan Nuasantara. Secara garis besar, kelompok etnis atau suku bangsa yang
ada di Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Pulau Sumatra didiami beberapa suku bangsa sepertisuku Aceh,
Minangkabau, Melayu, Bengkulu, Batak, Mentawi, Nias, Palembang dan Lampung.
2. Pulau Kalimntan didiami oleh suku Dayak, Banjar, Melayu, dan sebagainya.
3. Pulau Jawa didiami suku Jawa, Sunda, Badui, Tengger dan Betawi.
4. Pulau Sulawesi didiami suku Minahasa, Sangir, Bolang, Mangondo,
Gorontalo, Toraja, Buton, Bugis, Makkasar dan Mandar.
b. Kelompok sosial keagamaan.
Dalam masyarakat Indonesia yang multikultural, perbedaan agama
merupakan salah satu kekayaan bangsa. Agam-agama yang dianut bangsa Indonesia
adalah agama Hindu, budha, Islam, Katoli, Protestan, Konghucu serta berbagai
aliran kepercayaan.
D. Masalah Yang Timbul Akibat Keanekaragaman Masyarakat Multikultural
Masyarakat Indonesia dan kompleks kebudayaannya masing-masing adalah
plural atau jamak sekaligus juga heterogen atau aneka ragam, artinya dalam
masyarakat Indonesia dapat dijumpai berbagai sub kelompok masyarakat yang tidak

94
dapat dikelompokkan antarasatu dengan yang lain. Demikianpula dengan
kebudayaan mereka, sementara heterogenitias mengidikasikan suatu kulaitas dari
keadaan yang menyimpang ketidaksamaan dalam unsur-unsurnya. Artinya, masing-
masing sub kelompok masyarakatitu beserta kebudayaannya dapat sungguh-sungguh
berbeda satu sam lainnya.
1. Kesenjangan Multidimensional
Berikut ini adalah beberapa kesenjagan multidimensional yang terjadi dalam
masyarakat multikultural Indonesia
a. Kesenjangan aspek kemasyarakatan. Kesenjangan ini mencakup
penyelenggaraan organisasi sosial, sistem politik, dan sistem hukum. Suatu
masyarakat modern ciri utama adalah terlibatnya partisipasi rakyat dalam proses
pembuatan keputusan politik.
b. Kesenjangan sosiogeografis antara pulau jawa dan pulau-pulau indonesia lainnya
kecuali bali. Kesenjangan sosiogeografis antara pulau jawa dan pulau-pulau
indonesia lainya pada umumnya diakui sebagai kesenjangan dalam hal kepadatan
penduduk, kemajuan pendidikan dan tingkat kemakmuran, serta keterlibatan dalam
komonikasi serta telekomonikasi nasional maupun internasional.
2. Konflik Antar etnis dan antar pemeluk agama yang berbeda.
Konflik antar suku bangsa adalah konflik antara kelompok suku bangsa yang
tergolong pribumi dengan kelompok suku bangsa yang tergolong pendatang, yang
diakibatkan oleh adanya perbuatan jumlah warga pendatang atau pknum yang
bertindak sebagai preman dan criminal, yang telah mendominasi hampir
keseluruhanbidang kehidupan dengan cara-cara kekerasan dan terror.
Konflik antara suku bangsa di Sambas, Kamlimantan Tengah, dan Ambon
bermula dari pedominasian tempat-tempat umum dan kehidupan komuniti warga
setempat oleh para preman dan criminal. Pendominasian dilakukan dengan berbagai
cara, seperti pemalakan, tuntutan uang keamanan, penipuan, perampasan, pencurian,
dan perampokkan . dengan kata lain, pendominasian dilakukan dengan cara
kekerasan dan ancaman atau teror.
E. Alternatif Pemecahan Masalah Akibat Keanekaragaman Masyarakat
Multikultural
Menghadapi keanekaragaman budaya, dengan berbagai masalah yang timbul
memerlukan alternative pemecahan. Berikut ini alternative dari beberapa masalah
yang timbul antara lain.
1. Alternatif pemecahan masalah antara etnis.
Masalah anatar etnis sangat diperlukan penanganan individual dengan cepat,
tepat dan tegas supaya konflik individual tidak merambat menjadi konflik sosial.

95
Diperlakukan sikap dasar untuk memahami dan mendalami budaya etnis lain.
Ketertutupan dalam budaya sendiri hanya akan memperkuat dinding pemisah antar
golongan. Sudah saatnya setiap warga masyarakat bersifat terbuka dan mau
menerima kebudayaan orang lain.
2. Alternate pemecahan masalah antar penganut agama yang berbeda.
Clifford Geertz berteori bahwa agama adalah unsur perekat yang menimbulkan
harmoni sekaligus unsur pembelah yang menimbulkan disintergrasi. Pandangan teori
fungsional yang telah menjadi klasik seperti itu didasarkan atas pertanyaan
mendasar, apa sesungguhnya sumbangan fungsional agama terhadap sistem sosial.
Dalam pandangan fungsional, agama adalah susuatu yang mempersatukan aspirasi
yang paling luhur, memberikan pedoman moral, memberikan ketenangan individu
dan kedamaian masyarakat, menjadi sumber tatanan masyarakat, dan membuat
manusia menjadi beradab. Akan tetapi, pada saat yang sama, agam juga dituduh
sebagai biang keladi peperangan.

F. Pentingnya Pendidkan Multikultural


1. Kepercayaan dan toleransi.
Kepercayaan berarti pengakuan terhadap pihak lain atau the other tidak akan
membahayakan eksistensinya. Tanpa kepercayaan atau trusth tidak mungkin
dibangun suatu kehidupan bersama yang bebas dari ketakutan dan ancaman.
Seseorang yang mempunyai kepercayaan terhadap pihak lain berarti dia mempunyai
sikap yang penuh toleransi terhadap kesamaan dan perbedaan dengan yang lainnya.
2. Pengembangan sikap mindfulness
Sikap tidak peduli terhadap sesama merupakan sikap negative yang dapat memicu
gesekan-gesekan dalam masyarakat. Apa yang terjadi di Belanda maupun di Perancis
dewasa ini merupakan sikap tidak acuh dari kelompok mayoritas terhadap minoritas.
Sikap tidak acuh tersebut dapat juga disebabkan karena sikap kelompok mayoritas
yang tidak mersa terganggu atas keberadaan kelompok minoritas. Tidak jarang sikap
curiga dari kelompok yang satu terhadap kelompok yang lain menggunakan agama
sebagai tunggangnya.
3. Fundamentalisme dan keterbukaan
Fundamentalisme pada dasarnya adalah memutlakkan pendapat seseorang
mengenai kebenaran, ideology, atau agama yang dianut. Fundamentalisme yang
snegative sangat rentan terhadap pergeseran sosial dalam masyarakat.
Fundamentalisme hanya mengakui suatu kebenaran, yaitu kebenaran yang dimiliki
sendiri. Fundamentalisme menutup diri bagi dialog atau keterbukaan.

96
G. Sikap Empati dan Toleransi Menghadapi Keanekaragaman Kelompok
Sosial dalam Masyarakat Multikultural.
Sikap empati dan toleransi dalam kaitannya dengan keanekaragaman
masyarakat multikultural dapat dikembangkan melalui bidang pendidikan.
Pendidikan yang menekankan pluralitas dan multikulturalitas merupakan modal
sosial budaya kita yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Dengan pendidikan
semacam itu, pada akhirnya diharapkan masyarakat mampu menghargai perbedaan
secara tulus, komunikatif, terbuka, dan tidak saling curiga. Jika tidak ada
keterbukaan, apapun yang berbeda akan selalu dicurigai dan dianggap musuh.
Focus utama pendidikan multikultural terletak pada pemahaman dan upaya
untuk hidup dalam konteks perbedaan, baik secara perorangan maupun kelompok
tanpa harus terterangkap oleh nilai primodialis budaya yang sempit. Dengan
demikian, diperlukan pemahaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai bersama
untuk mengatasi persoalan. Hala lain yang patut menjadi perhatian adalah bagaimana
kebudayaan dari bangsa ini dapat menjadi referensi kebudayaan dunia sehingga
kapitalisme yang menjadi orientasi kebudayaan sejagat dapat dicairkan dan
berkembang secara lebih adil berkat referensi budaya dari bangsa Indonesia. Hal itu
haya mungkin apabila kita sendiri mampu menemukan kembali nilai-nilai lokal
lewat suatu pendidikan dengan menggunakan teknologi yang tak kalah menari dari
yang dipergunakan dibidang hiburan.

97
Lampiran 4:
SOAL EVALUASI SIKLUS I

1. Arti masyarakat multikultural atau masyarakat majemuk adalah masyarakat


yang……..
A. Tinggi menetap pada daerah-daerah terpisah atau dari lainya
B. Terdiri atas penduduk dalam jumlah besar dan padat
C. Memilik keunikan ciri, baik sosial maupun kultural
D. Terdiri atas dua atau lebih kelompok atau golongan yang hidup
sendiri-sendiri
E. Ditandai oleh adanyaperbedaan diantara lapisan-lapisan sosial yang
tajam
2. Istilah masyarakat multikultural pertama kali diperkenalkan oleh………
A. J.S Furnivall D. Ernest Renan
B. J. Nasikun E. Peter M. Blau
C. Clifford Geertz
3. Anggapan para ahli politik adalah bahwa persoalan primodialisme dan
kesukubangsaan akan berakhir seiring dengan…………
A. Kehidupan masyarakat yang demokratis
B. Kemajuan yang dicapai di bidang ekonomi
C. Berkembangnya sifat praktis dan prakmatis
D. Terjadinya amalgamasi
E. Peleburan kebudayaan suku bangsa menjadi kebudayaan nasional
4. Dibawah ini negara yang masyarakatnya relative homogeny adalah…..

98
A. Jepang D. Aerika Serikat
B. Malaysia E. Filipina
C. Indonesia
5. Letak geografis Indonesia yang berbeda diantara duabenuadan dua samudera,
antara lain menyebabkan kemajemukan dalam hal…
A. Agama D. Golongan Sosial
B. Suku bangsa E. Kelompok etnik
C. Ras
6. Salah satu ciri masyarakat majemuk menurut Van Den Berghe adalah……..
A. Tersegmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang berkebudayaan
sama
B. Struktur Sosial terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang komplementer
C. Mampu mengembangkan consensus tentang nilai dasar
D. Relatif sering terjadi konflik diantara kelompok-kelompok
E. Integrasi sosial terjadi melalui konsensus dan dominasi ekonomi
7. Ungkapan di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung menunjukkan adanya
dominasi dan pengakuan atas keunggulan kebudayaan………
A. Masyarakat Pendatang D. Asing
B. Kebudayaan nasional E. Masyarakat setempat
C. Indonesia baru
8. Konflik antarindividu dalam beberapa kasus dapat meluas menjadi antar kategori
sosial, misalnya antaretnis atau antaragama. Hal ini disebabkan, antara lain oleh
faktor…….
A. Primodialisme D. Kesenjangan Sosial
B. Streotip dan prasangka E. Kesenjangan Sosiokultural
C. Kesenjangan ekonomi
9. Ancaman terhadap kelestarian budaya lokal oleh budaya global akan semakin
nyata dengan semakin majunya teknologi dibidanng……
A. Industri dan trasportasi D. Sosial dan industri
B. Transportasi dan pariwisata E. Informasi dan
pariwisata
C. Komonikasi dan informasi
10. Permasalahan hubungan di antara berbagai elemen masyarakat majemuk akan
selesai apabiala diantara elemen-elemen tersebut berkembang hala-hal berikut,
kecuali…..
A. Empati D. Prasangka
B. Simpati E. Toleransi
C. Saling menghargai

99
JAWABAN SIKLUS I

1. C 6. B
2. A 7. A
3. E 8. B
4. A 9. C
5. C 10. D

100
Lampiran 5:
SOAL EVALUASI SIKLUS II

1. Salah satu ciri yang melekat pada elemen-elemen masyarakat majemuk adalah
primodialisme, yang dimaksud adalah…….
A. Ikatan lahir dan batin di antara anggota-anggota kelompok
B. Loyalitas atau sintemen terhadap hal-hal yang dibawa sejak lahir
C. Pandangan yang didasarkan pada prasangka atau steneotype
D. Penilaian kepada suatu hal yang didasarkan pada anggapan umum
E. Bagian-bagian dari tradisi yang diterima keberadaanya
2. Secara horizontal, kemajemukan masyarakat indonesia ditandai oleh adanya
perbedaan-perbedaan diantara warga masyarakat dalam hal……
A. Suku bangsa, agama, ras dan antargolongan
B. Golongan dan kelas-kelas sosial
C. Kesukubangsaan dan kebudayaan
D. Ideologo dan aliran politik
E. Aliran politik dan kelas-kelas sosial
3. Ciri yang cukup mencolok dalam kemajemukan masyarakat Indonesia yang
merupakan salah satu sumber permasalahan kehidupan dalam masyarakat majemuk
adalah dominasi dan penekanan pentingnya kesukubangsaan yang terwujud dalam
satuan-satuan sosial yang berupa…………..
A. Golongan sosial D. Negara
B. Kelompok sosial E. Kelas Sosia
C. Komunitas

101
4. Bentuk geografik Wilayah Indonesia yang berupa kepulauan dengan kurang lebih
17 ribu pulau yang terbesar disepanjang 300 mil di equator utamantya
menyebabkan kemajemukan dalam hal………………
A. Agama D. Kelas sosial
B. Suku bangsa Golongan Sosials
C. Ras
5. Perbedaan kebudayaan anatara kelompok-kelompo manusia yang
mengakibat lebih beraneragamannya pluralasi masyarakat Indonesia anatara lain
disebabkan oleh faktor alam berupa…….
A. Lokal yang terisolasi satu dari lain nya
B. Perbedaan agama dan keyakinan
C. Jenis, kesuburan tanah dan iklim yang berbeda
D. Letak wilayah Indonesia diposisi silang
E. Bentuk geografik wilayah indonesi
6. Diantara sekian ras yang ada di Indonesia, yang pertama kali datang pada
sekitar20.000 tahun yang lalu adalah…….
A. Melanesian D. Austroloid
B. Mongoloid Melayu E. Negroid
C. Monggoloid Asias
7. Melemahnya integrase sosial masyarakat yang mulai terasa sejak paruh waktu
1990-an antara lain bersumber pada kesenjangan sosiogeografik, antara lain…….
A. Kebijakan pembangunan yang terlalu sentralistis
B. Industrialisasi yang terkonsentrasi di pulaujawa
C. Perbedaan perkembangan pendidikan antara jawa dengan luar jawa
D. Kesenjangan antara pusat dengan daerah
E. Arus urbanisasi yang meningkat
8. Struktur sosial masyarakat mejemuk yang menyebabkan meluasnya konflik dari
individual
Menjadi antara kategori sosial, misalnya etnis atau agama, adalah yang
mengalami…….
A. Interseksi
B. Silang menyilang keanggotaan
C. Cross-cutting affiliation
D. Cross-cutting loyalites
E. Konsolidasi keanggotaan
9. Apabila dua kelompok dengan kebudayan yang saling berbeda saling
berhubungan dan saling unsur kebudayaan, yang terjadi adalah……
A. Algamasi D. Difusi
B. Asimilasi E. Akomodasi
C. Akulturasi
10. Dalam menggambarkan kuat pengaruh komonikasi sehingga mengaburkan batas-
batas antaradaerah, atau bahkan antarnegara manusia luhan memperkenalkan
istilah……

102
A. Global Vilage D. Civil Society
B. Urban Society E. Regional Community
C. Rural society

Lampiran 6:
JAWAB SIKLUS II

1. E 6. D
2. A 7. B
3. B 8. A
4. B 9. C
5. E 10. A

103
Lampiran 7:
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I
(Pertemuan 1)

Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang


Kelas : XI IPS
Semester : II/Genap
L/P Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek
No Nama Siswa
1 2 3 4 5
1 Alfonsius Kosat L - √ √ √ √
2 Aidil Fitra P √ - - - -
3 Ade Saputra L - √ √ √ √
4 Anur Hayati P √ - √ - √
5 Alberto Defretes L √ - - - -
6 Eflin Palulanga P - - √ √ -
7 Gervasius Ronal L - √ √ - -
8 Hutri Samani L - √ - - -
9 Isran Tau L √ - √ √ -
10 Idris Iju L - - - - -
11 Idrawati Taneo P √ - √ √ √
12 Irwan Nobisa L - √ √ - √
13 Liliosa Seliman P - - - - -

104
14 Muhamad Alif L - - - - -
15 Muhammad Daeng L - - √ √ -
16 Maria Ngo P - √ √ - -
17 Muhammad Iqbal P √ √ - - -
18 Maria D. Janggu P - - √ - -
19 Nurina Maboi P - √ - - √
20 Nur Affa P √ - √ - √
21 Regina Manup P - √ √ - -
22 Risna Asul P √ √ - - -
23 Riski Alqadafi L √ - √ - √
24 Robertus Talan L - √ - √ -
25 Risaldi Djami L - - √ - -
26 Samuel Bengu L √ √ - - √
27 Simon Soleam L - √ - - √
28 Sarul Syafarudin L √ √ √ - √
29 Sih Fahiran L √ - √ - -
30 Serli Benuk P √ √ - - √
31 Sulaeman Abduh L - - - - -
32 Venty Banamtuan P √ √ √ - -
33 Wilson Tasik L - √ - - -
34 Yulius Tefa L √ √ - √ √
35 Yonesius Pula L √ - √ - -
Jumlah siswa yang aktif 18 18 19 8 14
Keterangan:
Aspek 1 : Siswa mendengar penjelasan materi dari guru
Aspek 2 : Siswa bertanya
Aspek 3 : Siswa menaggapi guru dan sesama teman
Aspek 4 : Siswa yang mampu mengembangkan pemahamannya
Aspek 5 : Siswa memberikankesimpulan mengenai materi yang sudah ada dalam
Skartu soal.

105
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I
(Pertemuan 2)

Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang


Kelas : XI IPS
Semester : II/Genap
L/P Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek
No Nama Siswa
1 2 3 4 5
1 Alfonsius Kosat L √ - - √ √
2 Aidil Fitra P - √ √ √ -
3 Ade Saputra L - - √ √ -
4 Anur Hayati P √ - √ - -
5 Alberto Defretes L √ √ - √ √
6 Eflin Palulanga P - - √ √ -
7 Gervasius Ronal L √ √ - √ √
8 Hutri Samani L √ - - √ √
9 Isran Tau L √ √ √ - -
10 Idris Iju L - √ - - -
11 Idrawati Taneo P √ - √ √ -
12 Irwan Nobisa L √ √ √ √ √

106
13 Liliosa Seliman P - - - - -
14 Muhamad Alif L √ - - - √
15 Muhammad Daeng L √ √ √ √ -
16 Maria Ngo P √ - √ √ √
17 Muhammad Iqbal P - √ - √ -
18 Maria D. Janggu P √ - √ √ -
19 Nurina Maboi P - - - - -
20 Nur Affa P √ - - √ √
21 Regina Manup P √ √ √ √ -
22 Risna Asul P - - - - -
23 Riski Alqadafi L √ - √ √ √
24 Robertus Talan L - √ - √ -
25 Risaldi Djami L √ - √ √ -
26 Samuel Bengu L √ √ - - √
27 Simon Soleam L - √ √ √ -
28 Sarul Syafarudin L √ √ √ √ √
29 Sih Fahiran L √ - √ - √
30 Serli Benuk P - - - - -
31 Sulaeman Abduh L - √ - √ -
32 Venty Banamtuan P √ √ √ - -
33 Wilson Tasik L - √ √ √ -
34 Yulius Tefa L √ √ - - √
35 Yonesius Pula L - - - - -
Jumlah siswa yang aktif 23 20 20 23 15
Keterangan:
Aspek 1 : Siswa mendengar penjelasan materi dari guru
Aspek 2 : Siswa bertanya
Aspek 3 : Siswa menaggapi guru dan sesama teman
Aspek 4 : Siswa yang mampu mengembangkan pemahamannya
Aspek 5 : Siswa memberikankesimpulan mengenai materi yang sudah ada dalam
kartu soal.

107
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I
(Pertemuan 3)

Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang


Kelas : XI IPS
Semester : II/Genap
L/P Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek
No Nama Siswa
1 2 3 4 5
1 Alfonsius Kosat L - √ - √ √
2 Aidil Fitra P √ √ √ - √
3 Ade Saputra L - - - √ -
4 Anur Hayati P √ √ √ - √
5 Alberto Defretes L - - √ - √
6 Eflin Palulanga P √ √ √ - √
7 Gervasius Ronal L √ √ √ - √
8 Hutri Samani L √ - √ √ √
9 Isran Tau L - √ √ - -
10 Idris Iju L √ √ - - √
11 Idrawati Taneo P √ √ √ √ √
12 Irwan Nobisa L √ - √ √ √

108
13 Liliosa Seliman P - √ - - -
14 Muhamad Alif L √ - √ - √
15 Muhammad Daeng L √ √ √ √ √
16 Maria Ngo P √ - √ - √
17 Muhammad Iqbal P √ √ - - -
18 Maria D. Janggu P √ - √ - √
19 Nurina Maboi P - √ √ - √
20 Nur Affa P √ - - √ √
21 Regina Manup P √ √ √ - √
22 Risna Asul P √ - √ - -
23 Riski Alqadafi L - √ √ √ √
24 Robertus Talan L √ √ - - √
25 Risaldi Djami L √ - √ √ -
26 Samuel Bengu L √ √ √ - √
27 Simon Soleam L - √ √ √ -
28 Sarul Syafarudin L √ √ √ - √
29 Sih Fahiran L √ - √ √ √
30 Serli Benuk P √ √ - √ √
31 Sulaeman Abduh L - √ - √ √
32 Venty Banamtuan P √ √ √ - -
33 Wilson Tasik L - √ √ √ -
34 Yulius Tefa L - - - - -
35 Yonesius Pula L √ √ √ √ -
Jumlah siswa yang aktif 25 23 26 15 25
Keterangan:
Aspek 1 : Siswa mendengar penjelasan materi dari guru
Aspek 2 : Siswa bertanya
Aspek 3 : Siswa menaggapi guru dan sesama teman
Aspek 4 : Siswa yang mampu mengembangkan pemahamannya
Aspek 5 : Siswa memberikankesimpulan mengenai materi yang sudah ada dalam
kartu soal.

109
Lampiran 8:
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II
(Pertemuan 1)

Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang


Kelas : XI IPS
Semester : II/Genap
L/P Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek
No Nama Siswa
1 2 3 4 5
1 Alfonsius Kosat L √ √ √ √ -
2 Aidil Fitra P √ - √ √ -
3 Ade Saputra L √ √ √ √ -
4 Anur Hayati P √ √ √ - -
5 Alberto Defretes L - - √ √ √
6 Eflin Palulanga P √ √ √ √ -
7 Gervasius Ronal L √ √ √ √ √
8 Hutri Samani L √ - √ √ -
9 Isran Tau L - √ √ √ -
10 Idris Iju L √ √ √ √ -
11 Idrawati Taneo P √ √ √ √ -
12 Irwan Nobisa L √ √ √ √ -
13 Liliosa Seliman P - √ - - -

110
14 Muhamad Alif L √ √ √ √ -
15 Muhammad Daeng L √ √ √ √ -
16 Maria Ngo P √ - √ √ -
17 Muhammad Iqbal P √ √ √ √ -
18 Maria D. Janggu P √ √ √ √ -
19 Nurina Maboi P - √ √ √ -
20 Nur Affa P √ - - √ -
21 Regina Manup P √ √ √ √ -
22 Risna Asul P √ √ √ √ -
23 Riski Alqadafi L - √ √ √ √
24 Robertus Talan L √ √ √ √ -
25 Risaldi Djami L √ - √ √ -
26 Samuel Bengu L √ √ √ √ -
27 Simon Soleam L - √ √ √ -
28 Sarul Syafarudin L √ √ √ √ -
29 Sih Fahiran L - - √ - -
30 Serli Benuk P √ √ √ √ -
31 Sulaeman Abduh L √ √ - √ -
32 Venty Banamtuan P √ √ √ √ -
33 Wilson Tasik L √ √ √ √ -
34 Yulius Tefa L √ - √ √ √
35 Yonesius Pula L - √ √ √ -
Jumlah siswa yang aktif 28 28 32 32 4
Keterangan:
Aspek 1 : Siswa mendengar penjelasan materi dari guru
Aspek 2 : Siswa bertanya
Aspek 3 : Siswa menaggapi guru dan sesama teman
Aspek 4 : Siswa yang mampu mengembangkan pemahamannya
Aspek 5: Siswa memberikankesimpulan mengenai materi yang sudah ada dalam
kartu soal.

111
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II
(Pertemuan 2)

Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang


Kelas : XI IPS
Semester : II/Genap
L/P Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek
No Nama Siswa
1 2 3 4 5
1 Alfonsius Kosat L √ √ √ √ -
2 Aidil Fitra P - - √ √ -
3 Ade Saputra L √ √ √ √ -
4 Anur Hayati P √ √ √ - -
5 Alberto Defretes L - - √ √ √
6 Eflin Palulanga P √ √ √ √ -
7 Gervasius Ronal L √ √ √ √ √
8 Hutri Samani L √ - √ √ -
9 Isran Tau L - √ √ √ -
10 Idris Iju L √ √ √ √ -
11 Idrawati Taneo P √ √ √ √ -
12 Irwan Nobisa L √ √ √ √ -
13 Liliosa Seliman P - √ - - -
14 Muhamad Alif L √ √ √ √ -
15 Muhammad Daeng L √ √ √ √ -

112
16 Maria Ngo P √ - √ √ -
17 Muhammad Iqbal P √ √ √ √ -
18 Maria D. Janggu P √ √ √ √ -
19 Nurina Maboi P √ √ √ √ √
20 Nur Affa P - - - √ -
21 Regina Manup P √ √ √ √ -
22 Risna Asul P √ √ √ √ -
23 Riski Alqadafi L - √ √ √ √
24 Robertus Talan L √ √ √ √ -
25 Risaldi Djami L √ - √ √ √
26 Samuel Bengu L √ √ √ √ √
27 Simon Soleam L √ √ √ √ -
28 Sarul Syafarudin L √ √ √ √ -
29 Sih Fahiran L - - √ - -
30 Serli Benuk P √ √ √ √ √
31 Sulaeman Abduh L √ √ - √ -
32 Venty Banamtuan P √ √ √ √ -
33 Wilson Tasik L √ √ √ √ -
34 Yulius Tefa L √ - √ √ √
35 Yonesius Pula L √ √ √ √ -
Jumlah siswa yang aktif 28 28 32 32 8
Keterangan:
Aspek 1 : Siswa mendengar penjelasan materi dari guru
Aspek 2 : Siswa bertanya
Aspek 3 : Siswa menaggapi guru dan sesama teman
Aspek 4 : Siswa yang mampu mengembangkan pemahamannya
Aspek 5 : Siswa memberikankesimpulan mengenai materi yang sudah ada dalam
kartu soal.

113
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS II
(Pertemuan 3)

Sekolah : SMA Muhammadiyah Kupang


Kelas : XI IPS
Semester : II/Genap
L/P Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek
No Nama Siswa
1 2 3 4 5
1 Alfonsius Kosat L √ √ √ √ √
2 Aidil Fitra P √ - √ √ √
3 Ade Saputra L √ √ √ √ √
4 Anur Hayati P √ √ √ - -
5 Alberto Defretes L √ - √ √ √
6 Eflin Palulanga P √ √ √ √ √
7 Gervasius Ronal L √ √ √ √ √
8 Hutri Samani L √ √ √ √ -
9 Isran Tau L - √ √ √ √
10 Idris Iju L √ √ √ √ √
11 Idrawati Taneo P √ √ √ √ -
12 Irwan Nobisa L √ √ √ √ -
13 Liliosa Seliman P √ √ √ - √
14 Muhamad Alif L √ √ √ √ √
15 Muhammad Daeng L √ √ √ √ √

114
16 Maria Ngo P √ √ √ √ -
17 Muhammad Iqbal P √ √ √ √ √
18 Maria D. Janggu P √ √ √ √ -
19 Nurina Maboi P √ √ √ √ -
20 Nur Affa P √ √ - √ -
21 Regina Manup P √ √ √ - √
22 Risna Asul P √ √ √ √ √
23 Riski Alqadafi L - √ √ √ √
24 Robertus Talan L √ √ √ √ √
25 Risaldi Djami L √ - √ √ √
s26 Samuel Bengu L √ √ √ √ √
27 Simon Soleam L √ √ √ √ -
28 Sarul Syafarudin L √ √ √ √ √
S29 Sih Fahiran L √ √ √ √ √
30 Serli Benuk P √ √ √ √ √
31 Sulaeman Abduh L √ √ - √ √
32 Venty Banamtuan P √ √ √ √ -
33 Wilson Tasik L √ √ √ √
34 Yulius Tefa L √ √ √ √ √
35 Yonesius Pula L √ √ √ √ -
Jumlah siswa yang aktif 33 33 33 32 22
Keterangan:
Aspek 1 : Siswa mendengar penjelasan materi dari guru
Aspek 2 : Siswa bertanya
Aspek 3 : Siswa menaggapi guru dan sesama teman
Aspek 4 : Siswa yang mampu mengembangkan pemahamannya
Aspek 5 : Siswa memberikankesimpulan mengenai materi yang sudah ada dalam
kartu soal.

115
Daftar Nilai Hasil Belajar Evaluasi Siklus I
NO. Nama Siswa L/P KKM Nilai Ket
Abse T TT
n
1. Alfonsius Kosat L 75 80 √
2. Aidil Fitra P 75 75 √
3. Ade Saputra L 75 50 √
4. Anur Hayati P 75 75 √
5. Alberto Defretes L 75 85 √
6. Elfin Palulang P 75 60 √
7. Gervasius Ronal L 75 60 √
8. Hutri Samani L 75 50 √
9. Isran Tau L 75 85 √ √
10. Idris Iju L 75 65 √
11. Indrawati Tneo P 75 60 √
12. Irwan Nobisa L 75 60 √
13. Liliosa Seliman P 75 60 √
14. Muhammad Alif L 75 70 √
15. Muhammad Daeng L 75 80 √
16. Maria Ngo P 75 40 √
17. Muhammad Iqbal L 75 65 √
18. Maria D. Janggu P 75 70 √
19. Nurina Maboi P 75 75 √
20. Nur Affifa P 75 80 √
21. Regina Manup P 75 60 √

116
22. Risna Asul P 75 65 √
23. Riski Alqadafi L 75 80 √
24. Robertus Talan L 75 70 √
25. Risaldi Djami L 75 70 √
26. Samuel Bengu L 75 60 √
27. Simon Soleam L 75 65 √
28. Sarul Syafarudin L 75 75 √
29. Sih Fahiran L 75 60 √
30. Serli Henuk P 75 40 √
31. Sulaeman Abduh P 75 60 √
32. Venty Banamtuan P 75 65 √
33. Wilson Tasik L 75 65 √
34. Yulius Tefa L 75 60 √
35. Yonesius Pula L 75 70 √
Jumlah 2310
Nilai Rata-rata 66
Modus 60
Nilai tertinggi 85
Nilai terendah 40
Presentase ketuntasan 42,85% 57,14%

117
Daftar Nilai Hasil Belajar Evaluasi Siklus II
NO. Nama Siswa L/P KKM Nilai Ket
Abse T TT
n
1. Alfonsius Kosat L 75 90 √
2. Aidil Fitra P 75 80 √
3. Ade Saputra L 75 60 √
4. Anur Hayati P 75 65 √
5. Alberto Defretes L 75 75 √
6. Elfin Palulang P 75 80 √
7. Gervasius Ronal L 75 85 √
8. Hutri Samani L 75 70 √
9. Isran Tau L 75 80 √
10. Idris Iju L 75 80 √
11. Indrawati Tneo P 75 85 √
12. Irwan Nobisa L 75 50 √
13. Liliosa Seliman P 75 85 √
14. Muhammad Alif L 75 80 √
15. Muhammad Daeng L 75 75 √
16. Maria Ngo P 75 75 √
17. Muhammad Iqbal L 75 50 √
18. Maria D. Janggu P 75 80 √
19. Nurina Maboi P 75 75 √
20. Nur Affifa P 75 60 √

118
21. Regina Manup P 75 75 √
22. Risna Asul P 75 75 √
23. Riski Alqadafi L 75 80 √
24. Robertus Talan L 75 65 √
25. Risaldi Djami L 75 75 √
26. Samuel Bengu L 75 80 √
27. Simon Soleam L 75 65 √
28. Sarul Syafarudin L 75 50 √
29. Sih Fahiran L 75 70 √
30. Serli Henuk P 75 85 √
31. Sulaeman Abduh P 75 75 √
32. Venty Banamtuan P 75 75 √
33. Wilson Tasik L 75 80 √
34. Yulius Tefa L 75 70 √
35. Yonesius Pula L 75 75 √
Jumlah 2520
Nilai Rata-rata 73,5
Modus 75
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 50
Presentase ketuntasan 77,14% 22,85%

119
Dokumentasi

120
121

Anda mungkin juga menyukai