Anda di halaman 1dari 142

PENANAMAN SIKAP SOSIAL SISWA MELALUI MATA

PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


KELAS IV SD NEGERI SENDANG
GUNUNGKIDUL

SKRIPSI

ISTANTRI SISKA PRATIWI


2017015037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2022

i
PENANAMAN SIKAP SOSIAL SISWA MELALUI MATA
PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KELAS IV SD NEGERI SENDANG
GUNUNGKIDUL

SKRIPSI

ISTANTRI SISKA PRATIWI


2017015037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2022

ii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Istantri Siska Pratiwi
NIM : 2017015037
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Penanaman Sikap Sosial Siswa melalui Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV SD Negeri Sendang
Gunungkidul
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Semua temuan dan bahan
rujukan yang digunakan dalam skripsi ini telah dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata dikemudian hari skripsi ini merupakan hasil karya orang lain
atau plagiat, maka saya bersedia untuk mempertanggungjawabkannya dan
bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan dan tata tertib akademik UST.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.

Yogyakarta, 07 Mei 2022


Peneliti

Istantri Siska Pratiwi


2017 015 037

iii
HALAMAN PENGAJUAN

SKRIPSI

PENANAMAN SIKAP SOSIAL SISWA MELALUI MATA


PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KELAS IV SD NEGERI SENDANG
GUNUNGKIDUL

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta untuk
Memenuhi sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

ISTANTRI SISKA PRATIWI


2017015037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2022
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI

PENANAMAN SIKAP SOSIAL SISWA MELALUI MATA


PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KELAS IV SD NEGERI SENDANG
GUNUNGKIDUL

Telah Disetujui untuk Dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Pada tanggal 28 Bulan 06 Tahun 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Heri Maria Zulfiati, S.Pd., M.Pd. Dwi Wijayanti, S.Pd., M.Pd.
NIY/NIDN. 7212346/0518077203 NIY/NIDN. 8914395/0511068901

v
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI

PENANAMAN SIKAP SOSIAL SISWA MELALUI MATA


PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KELAS IV SD NEGERI SENDANG
GUNUNGKIDUL

Telah Dipertahankan di depan Tim Penguji dan diterima


untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Hari : Selasa
Tanggal : 28 Juni 2022

Susunan Tim Penguji

Ketua : Kisti Wardani, M.Pd (……………………….)

Sekertaris : Endah Marwanti, M.Pd (……………………….)

Penguji I : Dr. Heri Maria Zulfiati, M.Pd (……………………….)

Penguji II : Dwi Wijayanti, M.Pd (……………………….)

Mengesahkan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Dekan,

Dr. Siti Mariah, M.Pd


NIDN. 0005126508

vi
HALAMAN MOTTO

“Ilmu adalah yang memberikan manfaat, bukan yang hanya sekedar dihafal”
(Imam Syafi’i)

“Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah”


(Ki Hadjar Dewantara)

“Setiap orang mempunyai proses dan hasilnya masing-masing, maka nikmatilah


prosesmu, teruslah berusaha maka kelak kamu akan menuai hasilnya”
(Penulis)

vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada


Allah SWT, skripsi ini saya
persembahkan kepada:

1. Orangtua saya, Bapak Slamet


dan Ibu Sri Purwanti yang
selalu memberikan semangat,
memberikan doa dan kasih
sayang kepada saya, sehingga
saya dapat menyelesaikan
tugas pendidikan saya di
perguruan tinggi.
2. Almamater tercinta
Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta
Terimakasih atas Ilmu yang
bermanfaat.

viii
ABSTRAK

Istantri Siska Pratiwi, 2017015037. Penanaman Sikap Sosial Siswa Melalui


Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV SD Negeri Sendang
Gunungkidul. Skripsi Jurusan/Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Yogyakarta 2022.
Penelitian ini secara deskriptif bertujuan 1) untuk mengetahui pemahaman
dan proses penanaman sikap sosial siswa melalui mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial, 2) sikap sosial siswa melalui pembelajaran IPS, 3) hal apa
yang dilakukan oleh guru ketika ada siswa yang bertentangan dengan sikap sosial
dalam pembelajaran IPS, 4) faktor pendukung dan penghambat guru dalam
menanamkan sikap sosial dalam pembelajaran IPS, 5) upaya untuk mengatasi
hambatan penanaman sikap sosial dalam pembelajaran IPS. Teknik keabsahan
data yang digunakan yaitu meningkatkan ketekunan, triangulasi sumber,
triangulasi teknik, triangulasi waktu.
Metode penelitian ini yaitu kualitatif, sumber data dalam penelitian ini
yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Lokasi penelitian di SD
Negeri Sendang Gunungkidul, pada bulan September 2021 sampai Desember
2021. Subyek penelitian ini adalah kepala sekolah, guru kelas IV , dan siswa kelas
IV. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu data collection, data
reduction, data display, conclusion drawing/verification.
1) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penanaman sikap sosial melalui
pembelajaran IPS kelas IV di SD Negeri Sendang Gunungkidul sudah diterapkan
dengan cukup baik, guru menjelaskan materi kepada siswa dengan jelas dan
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. 2) Sikap siswa dalam
pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul sudah cukup baik,
siswa dapat mengikuti pelajaran dengan metode yang digunakan oleh guru seperti
belajar berkelompok, berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sebaya
dengan menggunakan bahasa yang jelas dan sopan. 3) yang dilakukan guru ketika
ada siswa yang bertentangan dengan sikap sosial dalam pembelajaran IPS, dalam
hal ini yang dilakukan guru sudah cukup baik. Dengan menegur langsung tetapi
tetap menggunakan bahasa yang baik dan sopan agar siswa tidak merasa
tersinggung serta memberi nasehat kepada siswa agar tidak mengulangi
kesalahannya lagi. 4) Faktor pendukung yaitu faktor lingkungan keluarga karena
lingkungan keluarga merupakan dimana sikap sosial anak terbentuk, lingkungan
sekolah dimana anak dapat mengembangkan sikap sosial yang sudah ada dalam
diri siswa. Faktor penghambat, orang tua yang tidak memperhatikan sikap sosial
ketida anak berada di rumah, faktor guru yang bersikap acuh siswa, dan tidak
maksimal dalam menanamkan sikap sosial kepada siswa, faktor teman sebaya,
yang membawa pengaruh kurang baik kepada siswa yang lainnya. 5) upaya yang
dilakukan guru untuk mengatasi hambatan penanaman sikap sosial dengan
membiasakan siswa dalam menerapkan 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan
santun) serta membiasakan siswa menaati peraturan sekolah sehingga siswa
menjadi terbiasa.

ix
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas
rahmad dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Penanaman Sikap Sosial Siswa Melalui Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
bidang studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Banyak pihak yang sudah membantu penulis dalam penyusunan skripsi
ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih
kepada:
1. Prof. Drs. H. Pardimin, M.Pd., Ph.D., Rektor Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk
menempuh pendidikan di Universitas Sarjanawiyata tamansiswa Yogyakarta.
2. Dr. Siti Mariah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta yang telah memberikan
izin penelitian.
3. Drs. C. Indah Nartani, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta yang telah memberikan pelayanan dan motivasi
yang baik dan bermanfaat.
4. Dr. Heri Maria Zulfiati, M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, arahan, dan motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi.
5. Dwi Wijayanti, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi.
6. Kristi Wardani, M.Pd selaku ketua dalam sidang skripsi.
7. Endah Marwanti, M.Pd, selaku sekertaris dalam sidang skripsi.

x
8. Dr. Biya Ebi Praheto, M.Pd., Dosen wali kelas A angkatan 2017, yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang bermanfaat untuk peneliti.
9. Bapak/Ibu Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan
bimbingan selama peneliti menempuh pendidikan di Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.
10. Seluruh Staf TU PGSD yang telah memberikan pelayanan dan fasilitas untuk
kepentingan mahasiswa/mahasiswi.
11. Kartiko S.Pd, M.Pd Kepala Sekolah SD Negeri Sendang Gunungkidul yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah
tersebut.
12. Guru siswa dan karyawan SD Negeri Sendang yang telah membantu dalam
proses penelitian.
13. Bapak Slamet dan Ibu Sri Purwanti kedua orang tua yang selalu mendoakan
memberikan dorongan serta kasih sayang yang tiada henti untuk
menyelesaikan penyusunan sekripsi.
14. Eko Nurcahyo, Rusita Dwi Saputri, Febriana Ratna Dewi, Didik Setiawan,
kakakku yang telah memberikan dukungan.
15. Nenekku Rusiyem serta keluarga besarku yang selalu memberikan semangat
dan memberikan doa kepada saya.
16. Wahyu Dian Pramana Putra yang telah memberikan semangat, motifasi, serta
doa untuk menyelesaikan skripsi.
17. Teman-temn PGSD UST 2017 Kelas A yang saling memberi dorongan untuk
menyelesaikan pendidikan.
18. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
berkontribusi dalam penelitian dan penyelesaian skripsi semoga segala
bantuan yang telah diberikan kepada peneliti menjadi amal kebaikan yang
akan mendapat balasan dari Allah SWT.

Yogyakarta, 07 Mei 2022

Peneliti
xi
xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................i


HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................iii
HALAMAN PENGAJUAN............................................................................iv
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................v
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................viii
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................xi
KATA PENGANTAR ...................................................................................x
DAFTAR ISI ..................................................................................................xii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1
B. Identifikasi Masalah .........................................................................3
C. Fokus Masalah ..................................................................................4
D. Rumusan Masalah ............................................................................4
E. Tujuan Masalah ................................................................................4
F. Manfaat Penelitian............................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI DAN PERTANYAAN PENELITIAN


A. Landasan Teori ..................................................................................6
1. Pengertian Sikap Sosial ...................................................................6
2. Penanaman Sikap dalam Pembelajaran IPS.....................................6
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Sosial ............................7
4. Indikator-indikator Sikap Sosial .....................................................8
5. Pembelajaran IPS ............................................................................10
B. Kajian Penelitian Yang Relevan .......................................................16
C. Kerangka Pikir ...................................................................................17
D. Pertanyaan Penelitian .......................................................................18

xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................................19
B. Setting Penelitian ...............................................................................19
C. Variabel Penelitian ............................................................................20
D. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................21
E. Data dan Sumber Data ......................................................................23
F. Instrumen Penelitian .........................................................................23
G. Keabsahan Data .................................................................................27
H. Teknik Analisis Data .........................................................................29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ..................................................................................31
B. Pembahasan ........................................................................................75

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN........................................82


A. Simpulan .............................................................................................82
B. Implikasi .............................................................................................84
C. Saran ...................................................................................................85

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian .............................................................................20


Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Observasi ...........................................................24
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ..............................25
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru Kelas IV ...............................26
Tabel 3.5 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa Kelas IV ..............................26
Tabel 4.1 Meningkatkan Ketekunan ................................................................46
Tabel 4.2 Narasumber ......................................................................................47
Tabel 4.3 Triangulasi Sumber ..........................................................................48
Tabel 4.4 Triangulasi Teknik ...........................................................................54
Tabel 4.5 Triangulasi Waktu ...........................................................................61
Tabel 4.6 Data Reduction ................................................................................69

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir ..................................................................18


Gambar 3.1 Triangulasi Sumber ......................................................................27
Gambar 3.2 Triangulasi Teknik .......................................................................28
Gambar 3.3 Komponen Analisis Data .............................................................29

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Observasi .....................................................................89


Lampiran 2. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ........................................90
Lampiran 3. Pedoman Wawancara Guru Kelas IV .........................................90
Lampiran 4. Pedoman Wawancara Siswa Kelas IV.........................................91
Lampiran 5. Catatan Hasil Observasi ..............................................................91
Lampiran 6. Transkip Wawancara ...................................................................94
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................102
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian ..............................................................105
Lampiran 9. Surat-surat ...................................................................................108

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk masa


depan siswa, karena pendidikan merupakan upaya yang nantinya dapat
bermanfaat dalam kehidupan bangsa dan negara. Pada masa awal
masuk sekolah, siswa di SD Negeri Sendang harus dapat menyesuaikan
diri dengan situasi dan kondisi serta berbagai aturan yang berlaku di
sekolah. Siswa harus mampu menyesuaikan diri dengan teman-teman
baru maupun guru-guru baru yang belum mereka kenal. Perkembangan
siswa pada masa sekolah dasar sangat dipengaruhi oleh lingkungan
dimana siswa tersebut tinggal. Seperti dalam sistem pendidikan
tamansiswa yang disebut dengan Tri Pusat Pendidikan yaitu,
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat
(Tim Dosen Ketamansiswaan, 2014:28). Terutama didalam keluarga,
orang tua harus mendidik anak dan mengawasi anaknya dalam
pergaulannya di lingkungan rumah. Karena orang tua adalah figur
penting dalam perkembangan karakter anak sebelum anak memasuki
dunia sekolah.

Banyak faktor yang membentuk perkembangan siswa menjadi


siswa yang memiliki kepribadian yang baik dalam pergaulan serta
dalam pembelajaran, hal ini tidak dapat dilepaskan dari peranan
kualitas sikap sosial siswa. Sikap sosial, dalam hal ini yang muncul
pada siswa sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Lingkungan
tersebut berupa lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam
kondisi ini sering kali ditemukan berbagai masalah, contohnya seperti
bagaimana siswa beradaptasi dengan lingkungan barunya dan
bagaimana mereka melakukan sikap sosialnya disekolah.

1
2

Hal ini bisa menyebaabkan siswa kesulitan untuk membentuk


sikap sosialnya dikarenakan latar belakang sosial yang berbeda-beda.
Dari cara mereka bekerjasama, komunikasi, sopan santun dan
sebagainya. Pada observasi yang dilakukan pada bulan Oktober
2020, ditemukan berbagai masalah, ada siswa yang melontarkan
kata-kata tidak sopan dalam berbicara dengan guru, rasa
tanggungjawab dan kedisiplinan sebagai seorang siswa di sekolah
masih kurang. Hal ini menunjukkan bahwa sikap sosial yang siswa
miliki masih kurang baik. Pemberian teguran yang dilakukan oleh
guru bertujuan agar siswa dapat memperbaiki sikapnya tersebut dan
tidak mengulanginya lagi. Guru harus mampu memberikan
pengarahan bagi siswa dengan berbagai teknik.Teknik yang akan
digunakan guru harus tergantung pada kemampuan guru mencari
akal agar proses belajar mengajar yang dilakukan dikelas dapat
berjalan dengan lancar dan mendapatkan hasil yang baik.
Seperti yang dijelaskan oleh Lickona (dalam Surahman &
Mukminan, 2017:7) bahwa dalam mengajarkan pendidikan karakter
guru sebagai pendidik harus menggabungkan antara contoh yang baik
dengan pengajaran langsung. Sehingga siswa mampu memahami dan
meniru sikap social untuk diterapkan dalam dirinya. Agar guru mampu
menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya guru harus memahami
dengan benar keadaan atau kondisi anak secara individu maupun secara
kelompok untuk pembentukkan sikap dan mental maupun
kepribadiannya dalam penanaman sikap sosial. Pada observasi bulan
oktober 2020 berdasarkan pengamatan peneliti di SD Negeri Sendang
masih ada beberapa siswa yang solidaritas masih kurang baik, ada
siswa yang masih memilih-milih teman, kurangnya kerjasamadalam
bekerja kelompok, dan sering berkelahi. Dengan begitu sebagai guru
harus memberikan pengarahan kepada siswa untuk memperhatikan
ketika guru sedang menjelaskan materi atau saat kegiatan belajar
mengajar sedang berlangsung. Karena peran guru dalam proses belajar
3

mengajar sangat besar karena guru tidak hanya sebagai pengajar lagi
tetapi guru juga sebagai pembimbing, pelatih, dan pemberi motivasi
yang berguna untuk masa depan siswa. Dengan menggunakan metode
yang tepat dapat mempermudah siswa untuk memahami materi yang
dijelaskan oleh guru khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS).
Karena materi IPS yang luas dan memerlukan hafalan agar
siswa dapat menguasai materinya Materi dan pokok bahasan pada
pengajaran IPS menggunakan berbagai metode, untuk membina
penghayatan, kesadaran dan pemilikan nilai- nilai yang baik pada diri
siswa. Di SD Negeri Sendang perlu adanya pembelajaran yang aktif
dan kreatif dalam menanamkan sikap sosial, melalui mata pelajaran
IPS, siswa harus mengimplementasikannya. Untuk mengetahui
permasalahan tetang sikap sosial dan hambatan apa saja yang dialami
oleh guru kelas IV SD Negeri Sendang maka perlu diadakannya
penelitian lebih lanjut. Maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Penanaman Sikap Sosial Siswa melalui Mata
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV SD Negeri Sendang
Gunungkidul.

B. Identifikasi Masalah
1. Siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung dikelas.
2. Siswa kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.
3. Siswa kurang menghargai saat temannya sedang menyampaikan
pendapat didepan kelas.
4. Cara siswa dalam bertutur kata terhadap guru kurang sopan.
5. Penanaman sikap sosial perlu ditingkatkan oleh siswa di sekolah.
6. Cara guru dalam menyampaikan sikap sosial melalui pembelajaran
IPS.
4

C. Fokus Masalah
1. Penanaman sikap sosial siswa melalui mata pelajaran IPS.
2. Cara guru dalam penanaman sikap sosial kepada siswa.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penanaman sikap sosial siswa melalui mata pelajaran


ilmu pengetahuan sosial kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul?

2. Apa saja faktor pendorong dan penghambat dalam penanaman sikap


sosial siswa kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul?

3. Bagaimana cara menangani faktor penghambat dalam penanaman


sikap sosial siswa kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul?

E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penanaman sikap sosial siswa melalui mata pelajaran
IPS.
2. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat dalam penanaman
sikap sosial siswa melalui mata pelajaran IPS.
3. Untuk mengetahui cara menangani faktor penghambat dalam
penanaman sikap sosial siswa melalui mata pelajaran IPS.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan


menjadi tambahan wawasan tentang pentingnya penanaman sikap
sosial siswa di sekolah dasar, untuk penanaman sikap sosial siswa
dapat melalui pelajaran IPS.
5

2. Manfaat Praktis
a) Bagi Guru
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh guru
dalam menyampaikan ilmu pengetahuan, agar guru lebih
memperhatikan dan memberikan kesempatan bagi siswa
untuk menyampaikan pendapatnya disaat proses kegiatan
belajar mengajar dikelas sedang berlangsung.
b) Bagi Siswa
Untuk melatih siswa belajar lebih aktif, kreatif, mandiri dan
percaya diri, meningkatkan sikap yang baik untuk berfikir
kritis dalam pembelajaran dan melatih siswa untuk berani
memberikan pendapat, serta menerima perbedaan pendapat
antara satu teman dengan teman yang lainnya.
c) Bagi Sekolah
Sekolah dapat mempersiapkan fasilitas yang mendukung
kegiatan belajar mengajar terutama dalam bidang IPS dan
memberikan contoh yang baik kepada siswa agar menjadi
siswa yang lebih baik dan berkarakter dalam pembentukan
sikap sosialnya, disekolah maupun diluar sekolah.
d) Bagi Peneliti
Penelitian ini akan bermanfaat bagi penulis, karena penulis
dapat mengetahui tentang apakah penanaman sikap sosial
siswa melalui mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas
IV SD Negeri Sendang Gunungkidul.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PERTANYAAN PENELITIAN

A. Landasan Teori

1. Pengertian Sikap Sosial

Kurniawati (dalam Ratnasari, 2016:1) bahwa “sikap sosial


adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata, yang
berulang-ulang terhadap objek sosial”. Menurut Permendikbud No.
21 tahun tentang Standar Isi mendefinisikan sikap sosial sebagai
suatu sikap yang menunjukkan perilaku jujur, disiplin, santun,
percaya diri, peduli dan tanggungjawab dalam berinteraksi dengan
keluarga, teman, guru, tetangga, dan negara. Sementara itu Chaplin
(dalam Utami dkk, 2019:42), mendefinisikan social attitude (sikap
sosial) adalah 1) satu pedisposisi atau kecenderungan untuk
bertingkah laku dengan satu cara tertentu terhadap orang lain, 2) satu
pendapat umum, dan 3) tingkah laku yang ada dibawah kontrol
masyarakat. Kedua definisi tersebut mengandung arti bahwa sikap
sosial merupakan tingkah laku seseorang yang menunjukkan sikap
tertentu terhadap orang lain yang dilakukan dengan cara tertentu.

2. Penanaman sikap dalam pembelajaran IPS

Utami dkk (2019:42) mengatakan pembelajaran IPS memliki


peran penting dalam pembentukan sikap sosial siswa. Peran tersebut
dapat terwujud melalui peran seorang guru. Pembelajaran IPS pada
dasarnya merupakan pembelajaran yang tidak hanya mendasarkan
pada teori, namun berdasarkan pada fakta. IPS memiliki dimensi
integritas yakni mengukuhkan moral intelektual siswa atas dasar nilai-
nilai kebaikan.

6
7

Sedangkan menurut Fadillah (dalam Syabatini & Proyogi 2014:46)


pada hakikatnya sikap sosial sangat berkaitan dengan mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai ilmu pengantar yang menjadi
pusat pembelajaran segala bentuk tindakan sosial.

Sedangkan Sapriya (dalam Fadillah dalam Syabatini & Proyogi,


2014:46) mengatakan bahwa pembelajaran IPS merupakan satuan
pembelajaran khusus untuk Pendidikan sekolah dasar dan sekolah
menengah pertama yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah
berbentuk padagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Penanaman
sikap dengan melalui pembelajaran IPS, yaitu dengan mengajarkan
kepada siswa tentang nilai-nilai atau norma yang berlaku
dimasyarakat. Strategi pengajaran nilai -nilai dan norma yang
digunakan guru dalam pembelajaran IPS bertujuan untuk
mengembangkan sikap dan mental kepada siswa untuk menjadi pribadi
yang lebih baik. Sikap dibentuk melalui kegiatan proses belajar sosial,
dengan proses seseorang mendapatkan informasi, tingkah laku dan
sikap baru dari orang lain.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Sosial


Menurut Ahmadi (dalam Arma Rohmawan 2021:8) terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi penanaman sikap sosial, yaitu:
a. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia.
Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk menerima dan
mengolah pengaruh yang datang dari luar. Pilihan terhadap
pengaruh dari luar itu biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap
di dalam diri manusia.
b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia.
Faktor berupa interaksi sosial diluar elompok. Misalnya: interaksi
antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia yang
8

sampai padanya melalui alat-alat komunikasi seperti, surat kabar,


radio, televisi, majalah dan lain sebagainya.
4. Indikator-indikator Sikap Sosial Siswa
Indikator-indikator masing-masing pada aspek sikap santun dan
percaya diri pada kurikulum 2013 menurut Dewi, dkk (2021:143)
sikap santun adalah :
a. Menghormati orang lain serta menghormati lawan bicara yang
tepat
b. Menghormati guru, pegawai sekolah, dan orang yang lebih tua
c. Berbicara atau bertutur kata halus tidak kasar
d. Berpakaian rapi dan pantas
e. Dapat mengendalikan emosi dalam menangani masalah, tidak
dengan marah-marah
f. Mengucapkan salam jika bertemu dengan guru, teman, dan orang-
orang yang ada di sekolah
g. Menunjukkan wajah ramah, bersahabat, dan tidak cemberut, dan
h. Mengucapkan terima kasih jika menerima bantuan baik dalam
bentuk jasa atau barang dari orang lain.
Adapun untuk sikap percaya diri siswa, indikatornya adalah:
a. Berani tampil di depan kelas
b. Berani mengemukakan pendapat
c. Berani mencoba hal baru
d. Mengemukakan pendapat terhadap suatu topik atau masalah
e. Berani mngajukan diri menjadi ketua kelas dan pengurus kelas
lainnya
f. Mengajukan diri untuk mengerjakan tugas dan soal di papan tulis
g. Mencoba hal-hal baru yang bermanfaat
h. Mengungkapkan kritikan membangun terhadap karya orang lain,
dan Memberikan argument yang kuat untuk mempertahankan
pendapat.
9

Kemendiknas (2010: 14-18) mengemukakan bahwa


indikator nilai-nilai sosial ditingkat satuan Pendidikan dilakukan
berdasarkan grand design (strategi pelaksanaan) yang tercantum
didalam panduan pelaksanaan Pendidikan karakter di sekolah.
Adapun strategi pelaksanaan implementasi nilai-nilai sosial
antara lain dengan Program pengembangan diri. Program
pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan sikap sosial
dilakukan dengan pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-hari
disekolah. Dilakukan dengan berbagai cara yaitu seperti, kegiatan
rutin, kegiatan spontan, keteladanan, berdasarkan Pedoman
Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Kemendiknas (2011:14):
a. Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik
secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya
kegiatan upacara hari senin, upacara besar kenegaraan,
pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas, shalat berjamaah,
berbaris ketika masuk kelas. Berdo’a sebelum pelajaran
dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila
bertemu guru, tenaga pendidik, dan teman.
b. Kegiatan Spontan
Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada
saat itu juga, misalnya mengumpulkan sumbangan ketika ada
teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk
masyarakat ketika terjadi bencana.
c. Keteladanan
Merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan
dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui
tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi
panutan bagi peserta didik lain. Misalnya, nilai disiplin,
kebersihan dan kerapihan, kasih saying, kesopanan, perhatian,
jujur, dan kerjakeras.
10

d. Pengkondisian
Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung
keterlaksanaan Pendidikan karakter, misalnya kondisi toilet
yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan
pepohonan, poster kata-kata bijak yang dipajang di Lorong
sekolah dan di dalam kelas.

5. Pembelajaran IPS

a. Pengertian Pembelajaran IPS


Pembelajaran merupakan suatu kegiatan terencana untuk
mengkondisikan seseorang atau sekelompok orang agar bisa
belajar dengan baik. Oleh sebab itu, pembelajaran pada
hakikatnya merupakan proses komunikasi yang bersifat timbal
balik, baik antara guru dan siswa, atau siswa dengan guru,
maupun siswa dengan siswa, untuk mencapai hasil
pembelajaran yang telah ditentukan (Parni, 2020:98)
Sedangkan IPS menurut Ayu, RK (2017:70)
menyimpulkan bahwa IPS merupakan suatu program
Pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri. IPS
memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabang- cabang ilmu
social dan ilmu lainnya kemudian diolah berdasarkan prinsip
Pendidikan dan dijadikan program pengajaran pada tingkat
sekolah. Pemantaban pembelajaran IPS dengan pelajar yang
dilakukan oleh guru sangat diperlukan untuk dapat membentuk
sikap social siswa.
11

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai salah


satu bidang studi yang mengarahkan siswa pada upaya
mempelajari kehidupan sosial yang bertujuan agar siswa
mampu mengembangan pengetahuan dan ketrampilan dasar
yang berguna bagi dirinya dalam menghadapi permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari, dimana pendidikan IPS ini
membekali siswa untuk dapat mengembangkan penalarannya
disamping aspek nilai dan moral.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Pada dasarnya tujuan dari Pendidikan IPS secara umum


adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar
kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat,
minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal
bagi siswa untuk melanjutkan Pendidikan ke jenjang lebih
tinggi. Nursid dalam Gunawan (dalam Surahman & Mukminan,
2017:5) menyatakan bahwa “ Tujuan pendidikan IPS adalah
membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang
memiliki pengetahuan, dan kepedulian sosial”.
Secara rinci Hamalik Gunawan (dalam Surahman &
Mukminan, 2017:5) merumuskan “tujuan Pendidikan IPS adalah
berorientasi pada tingkah laku siswa, yaitu 1) pengetahuan dan
pemahaman, 2) sikap hidup belajar, 3) nilai-nilai sosial dan
sikap, 4) keterampilan”. Membelajarkan peserta didik dengan
pendidikan IPS atau pembelajaran IPS di sekolah diharapkan
kepekaan sosial dan partisipasi sosialnya mampu berkembang.
Sehingga dengan begitu peserta didik mampu menjadi warga
negara yang baik (Hilmi, 2017:167).
12

c. Penanaman Sikap Melalui Mata Pelajaran IPS


Penanaman sikap sosial dapat dibentuk salah satunya di
Sekolah Dasar melalui pembelajaran yang ada di sekolah, salah
satunya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu pengetahuan yang
mengkaji berbagai disiplin Ilmu sosial dan humaniora serta
kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam
rangka memberi pengetahuan dan pemahaman yang baik
kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah
(Syaputra & Dewi dalam Dewi dkk, 2021:142)
1) Peran Guru
Darmadi (dalam Surahman & Mukminan, 2017:4)
mengungkapkan fungsi dan peran guru sebagai pendidik
dan pengajar sebagaiberikut :

Bahwa setiap guru harus memiliki kestabilan emosi, ingin


memajukan peserta didik, bersikap realitas, dan terbuka,
serta peka terhadap pengembangan, terutama inovasi
Pendidikan.untuk mencapai semua itu, guru harus
memiliki pengetahuan yang luas, menguasai berbagai
jenis bahan pembelajaran, menguasai teori dan praktik
Pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi
pembelajaran.
Guru sebagai pendidik yaitu dimana guru
menjadi tokoh panutan dan identifikasi bagi peserta
didik dan lingkungannya (Mulyasa dalam Surahman &
Mukminan, 2017:4). Peran guru sebagai pendidik
mengharuskan seorang guru untuk menjaga
kewibawaannya, dengan bertanggung jawab, disiplin,
mandiri, dan berkepribadian baik agar bisa menjadi
contoh bagi siswanya.
13

Guru sebagai pengajar yaitu guru menjalankan tugasnya


dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di
sekolah. Selain mengajar, guru juga harus berusaha agar
terjadi perubahan sikap, keterampilan, kebiasaan,
hubungan sosial, apresiasi, dan sebagainya melalui
pembelajaran yang di sampaikan (Hamalik dalam
Surahman & Mukminan, 2017:4).
Menurut Zuriah (dalam Surahman & Mukminan,
2017:7) bahwa keselarasan antara kata kata dan
Tindakan dari guru akan sangat berarti dalam
pembentukan karakter siswa. Jika guru mengajarkan
pada siswanya untuk disiplin di kelas, akan tetapi guru
tersebut sering terlambat masuk kelas, tentunya akan
memberikan efek yang kurang baik terhadap
penanamam sikap sosial pada diri siswa. Oleh karena
itu, guru yang ingin mengajarkan kedisiplinan pada
siswa juga harus bersikap disiplin terlebih dahulu.
Selain itu, sikap sosial siswa dapat terbentuk apabila
guru sebagai pendidik memberikan contoh yang
Tindakan sikap sosial, tidak hanya memberikan teori
saja (Surahman & Mukminan, 2017:7).
2) Penanaman Pendidikan Karakter
Menurut Kesuma, dkk (dalam Harahap, 2019:2)
menjelaskan bahwa Pendidikan karakter merupakan
pengembangan kemampuan yang akan menjadikan
manusia sebagai makhluk yang berketuhanan, dan
mengemban Amanah sebagai pemimpin di dunia.
Sedangkan Aushop (dalam Harahap, 2019:2)
menjelaskan hakikat pendidikan karakter adalah proses
14

bimbingan peserta didik agar terjadi perubahan perilaku,


perubahan sikap dan perubahan budaya yang pada
kahirnya kelak mewujudkan komunitas yang beradab.
Zubaedi (dalam Ramdhani, 2014:31) menyatakan bahwa
prinsip yang digunakan dalam pengembangan
Pendidikan karakter adalah :
a) Berkelanjutan, mengandung mengandung makna
bahwa proses pengembangan nilai nilai karakter
merupakan proses yang tiada henti, dimulai dari
awal peserta didik sampai selesai dari suatu
satuan Pendidikan, bahkan sampai terjun ke
masyarakat
b) Melalui semua mata pelajaran, pengembangan
diri dan budaya sekolah, serta muatan lokal
c) Nilai tidak sekedar diajarkan, tetapi
dikembangkan dan dilaksanakan. Aktivitas
belajar dilakukan untuk mengembangkan seluruh
kemampuan ranah kognitif, afektif, dan
psikomotrik, dan
d) Proses Pendidikan dilakukan peserta didik secara
aktif dan menyenangkan.
Dalam ruang lingkup Lembaga Pendidikan
(sekolah/madrasah) Mulyasa (dalam Ramdhani, 2014:
32) menyatakan bahwa kunci sukses Pendidikan
karakter di sekolah adalah :
a) Pahami hakekat Pendidikan karakter
b) Sosialisasi dengan tepat
c) Ciptakan lingkungan yang kondusif
d) Dukung dengan fasilitas dan sumber belajar yang
memadai
e) Tumbuhkan disiplin peserta didik
15

f) Pilih pimpinan yang Amanah


g) Wujudkan guru yang dapat digugu dan ditiru; dan
h) Libatkan seluruh warga sekolah.

Fungsi pendidikan karakter menurut Kemendiknas


(Melani 2017:2-3) menyebutkan bahwa pendidikan
karakter mempunyai fungsi :
a) Pembentukan dan pengembangan potensi manusia
atau warga negara indonesia agar berpikir baik,
berhati baik dan berperilaku sesuai dengan falsafah
hidup Pancasila.
b) Perbaikan dan penguatan berfungsi untuk
memperbaiki karakter manusia dan warga negara
indonesia yang bersifat negatif dan membentuk
peran keluarga, satuan pendidikan masyarakat dan
pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan
bertanggungjawab dalam pengembangan potensi
manusia atau warga negara menuju bangsa yang
berkarakter, maju, mandiri dan sejahtera.
c) Penyaringan berfungsi memilah nilai-nilai budaya
bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain
yang positif untuk menjadi karakter manusia dan
warga negara indonesia agar lebih bermanfaat.
16

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

1) Penelitian M. Agus Santoso (2019) melakukan penelitian dengan


judul “ Studi Tentang Penanaman Sikap Sosial Melalui
Pembelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar (Penelitian pada Siswa
Kelas V SD Negeri Jambewangi Kecamatan Secang Kabupaten
Magelang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan
pendidikan dalam menanamkan sikap sosial siswa, penanaman
sikap toleransi, kerjasama dan tanggung jawab peserta didik dalam
pembelajaran IPS dan kendala yang ditemukan dalam penanaman
sikap sosial siswa. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan
peneliti yaitu menggunakan variabel penanaman sikap sosial
melalui pembelajaran IPS dan menggunakan obyek Sekolah Dasar.
Perbedaannya dengan penelitian ini yaitu penelitian M Agus
Santoso menggunakan metode pengumpulan data angket atau
kuesioner yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan data
tentang respon siswa terhadap pembelajaran IPS, sedangkan dalam
penelitian ini peneliti tidak menggunakan metode pengumpulan
data berupa angket.

2) Ahmad Sholleh (2019) dengan judul “Penanaman Sikap Sosial


Melalui Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V di
SD Negeri Asemlulang Gunungkidul Tahun Pelajaran
2018/2019” Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sikap
sosial siswa dan cara guru untuk menanamkan sikap sosial yang
baik kepada siswa. Langkah-langkah apa saja yang guru lakukan
dalam penanaman sikap sosial siswa. Persamaan penelitian yang
dilakukan oleh saudara Ahmad Sholleh dengan penelitian yang
17

saya lakukan yaitu penanaman sikap sosial melalui mata pelajaran


IPS.

Sedangkan perbedaan penelitian Ahmad Sholleh dengan


penelitian saya yaitu dalam teknik analisis data Ahmad Sholleh
tidak menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi
data/kesimpulan sedangkan penelitian yang saya lakukan
menggunakan reduksi data, penyajian data, dan verifikasi
data/kesimpulan.

C. Kerangka Berpikir
Pendidikan IPS mulai diajarkan disekolah sejak anak mulai
memasuki jenjang sekolah dasar. Pendidikan IPS diartikan sebagai
mata pelajaran yang mengkaji tentang fakta dan isu-isu sosial yang
berhubungan dengan gejala- gejala kehidupan masyarakat yang ada
dilingkungan sekitar. Seperti dilingkungan keluarga, masyarakat,
ataupun dilingkungan sekolah. Penanaman sikap sosial siswa melalui
mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas IV SD Negeri Sendang
Gunungkidul.
Penanaman sikap sosial di sekolah dapat dibentuk dengan cara
pembiasaan disekolah melalui kegiatan-kegiatan rutin, terprogram, dan
insidental. Pembiasaan- pembiasaan tersebut diharapkan dapat
membentuk sikap siswa agar lebih baik, dan menumbuhkan nilai-nilai
pada diri siswa. Penanaman sikap sosial bisa melalui pengintregasian
mata pelajaran dengan menghubungkan dan mengembangkan
pembelajaran IPS tentang nilai-nilai sosial. Berdasarkan uraian tersebut
maka penanaman sikap sosial siswa melalui mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul dapat
18

meningkatkan sikap sosial siswa agar lebih baik dalam bertutur kata
maupun berperilaku.
19

Guru
Pembelajaran IPS

Kegiatan yang dilakukan:


Penanaman sikap sosial siswa kelas IV
SDN Sendang Gunungkidul
1. kegiatan rutin
2. kegiatan spontan
3. keteladanan
4. pengkondisian

Sikap Sosial Siswa

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana penanaman sikap sosial siswa melalui mata pelajaran ilmu


pengetahuan sosial kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul?

2. Apa saja faktor pendorong dan penghambat dalam penanaman sikap


sosial siswa kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul?

3. Bagaimana cara menangani faktor penghambat dalam penanaman


sikap sosial siswa kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul?
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (dalam Hariandi & Irawan, 2016:178)


“Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting)”. Masih Sugiyono (dalam Ayu, 2017:70) berpendapat
bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat post Positiveme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, Teknik
pengumpulan data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menenkankan makna dari pada generalisasi.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sendang Gunungkidul, yang
bertempat di Sawahan, Ponjong, Gunungkidul. Atas perijinan dari
pihak kepala sekolah, guru kelas IV SD Negeri Sendang
Gunungkidul.

20
21

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan September-Februari

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan

Sep Okt Nov Des Jan Feb

Observasi

Penyusunan
proposal
Penelitian

penyusunan
laporan

C. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:38) variabel adalah segala sesuatu
yang berrbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Oleh karena itu, variabel dalam penelitian ini adalah
penanaman sikap sosial siswa melalui mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul.
22

D. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2013:137) pengumpulan data dapat
dilakukan dalam berbagai setting, dan berbagai cara. Bila dilihat dari
setting- nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural
setting ), pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah
dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan
yang lain-lain. Bila di lihat dari sumber datanya, maka pengumpulan
data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder.
Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data,
maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi
(pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan gabungan
ketiganya (Sugiyono, 2013:137).
1. Observasi (Pengamatan)
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai
ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,
yaitu wawancara dan kuestioner. Kalau waawancara dan
kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi
tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang
lain (Sugiyono, 2013:145). Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono,
2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu
proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikhologis.
Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan. Dalam penelitian ini, observasi
dilakukan di SD Negeri Sendang Gunungkidul, untuk
mendapatkan data yang akan digunakan penelitian. Observasi
dilakukan saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung dan
proses penanaman sikap sosial siswa di kelas IV di SD Negeri
Sendang.
23

2. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai Teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peniliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit / kecil ( Sugiyono,
2013:137).
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai Teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data
telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh (Sugiyono, 2013:138).
b. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang
bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis
besar permasalahan yang akan ditanyakan (Sugiyono,
2013:140). Wawancara ini dibuat berdasarkan pedoman
wawancara yang ditujukan untuk salah satu guru atau
wali kelas IV di SD Negeri Sendang Gunungkidul.
Wawancara ini terkait dengan apa yang akan diteliti
oleh peneliti, yaitu tentang pembelajaran IPS di kelas
IV, pemahaman siswa tentang sikap sosial, strategi guru
dalam penanaman sikap sosial kepada siswa dan apakah
kendala yang dialami guru saat menanamkan sikap
sosial kepada siswa.
24

3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa
dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang
dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain ( Sugiyono, 2013:240).

E. Data dan Sumber Data Penelitian


1. Data Primer
Menurut Sugiyono (2013:225) sumber primer adalah sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
2. Data Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat
orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono 2013:225).
F. Instrumen Penelitian
Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan
pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Jadi instumen
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam
maupun social yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
disebut dengan variable peneltian (Sugiyono, 2013:102). Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan instrument pedoman wawancara
kepada guru yang berisi pertanyaan- pertanyaan yang berkaitan dengan
penanaman sikap sosial kepada siswa kelas IV. Peneliti juga
menggunakan pedoman observasi digunakan untuk mencatat kejadian
atau pembelajaran secara langsung. Dan untuk pedoman documenter
peneliti menggunakan kamera handphone.
25

1. Pedoman Observasi
Peneliti melakukan observasi dilapangan dengan mencatat hal-
hal yang berkaitan dengan penanaman sikap sosial siswa
melalui mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas IV SD
Negeri Sendang Gunungkidul. Berikut kisi-kisi observasi yang
dibuat peneliti:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Observasi

No Sumber Aspek

1. Guru kelas 1. Kegiatan pembelajaran didalam kelas IV

2. Penanaman sikap sosial siswa


melalui mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial kelas IV
3. Langkah-langkah yang dilakukan
untuk menanamkan sikap sosial kepada
siswa
4. Evaluasi pembelajaran kelas IV
2. Siswa kelas 1. Kegiatan belajar mengajar siswa
IV kelas IV di kelas

2. Sikap sosial siswa yang terlihat


dalam kegiatan belajar
mengajar
3. Keaktifan siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar dikelas
3. Ruang kelas 1. Suasana dan kondisi didalam
kelas saat kegiatan pembelajaran
2. Sarana dan prasarana yang ada didalam
kelas mendukung dalam kegiatan
belajar mengajar
26

2. Pedoman Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data tentang penanaman sikap sosial siswa melalui
mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas IV SD Negeri
Sendang Gunungkidul melalui tanya jawab. Pedoman
wawancara digunakan oleh peneliti sebagai acuan untuk
melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru kelas dan
siswa kelas IV SD Negeri Sendang. Berikut adalah kisi-kisi
wawancara yang telah dilakukan peneliti:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah


No Indikator

1. Penerapan sikap sosial disekolah

2. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menanamkan


sikap sosial kepada siswa

3. Faktor yang mendukung untuk penerapan sikap sosial siswa

4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-


hambatan yang di alami disekolah dalam penerapan sikap
sosial
27

Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara


Guru Kelas IV
No Indikator

1. Penerapan sikap sosial siswa


disekolah
2. Langkah-langkah guru menanamkan sikap sosial siswa
dalam kegiatan pembelajaran IPS

3. Sikap sosial siswa dalam pembelajaran IPS

4. Hal apa yang dilakukan oleh guru ketika ada siswa yang
bertentangan dengan sikap sosial dalam pembelajaran IPS

5. Faktor yang mendukung dan menghambat guru dalam


menanamkan sikap sosial siswa dalam pembelajaran IPS

6. Upaya guru untuk mengatasi hambatan penanaman sikap


sosial dalam pembelajaran IPS

Tabel 3.5 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Siswa Kelas IV

No Indikator

1. Pengertian sikap sosial

2. Sikap sosial yang sudah diterapkan di sekolah

3. Sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dikelas

4. Faktor penghambat ketika menerapkan sikap sosial


pada pembelajaran IPS

5. Faktor pendukung ketika menerapkan sikap sosial


pada pembelajaran IPS
28

G. Keabsahan Data
Dalam Teknik pengumpulan data “triangulasi diartikan sebagai
pengecekan dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
waktu” (Sugiyono 2013:273). Triangulasi menggunakan tiga macam
dalam pengecekan data, yaitu sumber, teknik, dan waktu.
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan Teknik yang sama
(Sugiyono, 2013:241). Triangulasi sumber untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang
telah diperoleh melalui berbagai sumber (Sugiyono, 2013:274 ).

B
Wawancara mendalam

C
Gambar 3.1 Triangulasi Sumber
29

2. Triangulasi Teknik
Triangulasi Teknik, berarti peneliti menggunakan Teknik
pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data
dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi
partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber
data yang sama secara serempak (Sugiyono, 2013:241).
Triangulasi Teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
Teknik yang berbeda.
Misalnya data diperoleh dengan wawancara, kemudian
dicek dengan observasi atau dokumentasi, atau kuesioner. Bila
dengan tiga Teknik pengujian kredibilitas data tersebut,
menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan
diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau
yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar.
Atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya
berbeda-beda (Sugiyono, 2013:274).

Observasi
Partisipatif

Wawancar Sumber
a Data Sama
mendalam

Dokumentasi

Gambar 3.2 Triangulasi Teknik


30

3. Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data
(Sugiyono, 2013:274), triangulasi waktu menguji kredibilitas
dengan cara melakukan pengecekan dengan observasi,
wawancara, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang
berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka
dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai menemukan
kepastian data.

H. Teknik Analisis Data


Miles dan Huberman (Sugiyono 2019:130) analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit
unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Aktivitas dalam
analisis data yaitu, data collection, data reduction, data display, dan
data conclusion drawing/verification. Adapun langkah-langkah untuk
menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Data
colection
Data
display

Data
reduction
Conclusion:
drawing/verification

Gambar 3.3 Komponen Analisis Data


31

1. Data Colection
Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan berbagai
mecam teknik yaitu, observasi, wawancara, dokumentasi atau
gabungan ketiganya (triangulasi) yang dilakukan berulang-ulang
sehingga datanya jenuh.
2. Data Reduction
Data reduksi adalah proses berfikir sensitive yang memerlukan
kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawancara yang tinggi.
Mereduksi dalam arti merangkum, memilih, menggolongkan,
mengarahkan dan mereduksi data yang dianggap tidak perlu.
Maka data yang direduksi adalah hasil dari wawancara kepala
sekolah, guru kelas dan siswa.
3. Data Display
Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Menurut Miles dan Huberman (Sugiyon 2019:137) “yang sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif”. Sehungga dengan
mendisplaykan data akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi.
4. Conclusion Drawing
Setelah terkumpulnya data, maka peneliti melakukan kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya, akan tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat
penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Profil Sekolah
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sendang Kecamatan Ponjong
Gunungkidul
a. SD Negeri Sendang Gunungkidul
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sendang. Status
kepemilikan SD Negeri Sendang adalah Negeri yang didirikan
pada tanggal 1 juli 1945. SD Negeri Sendang merupakan unit
sekolah dasar dibawah Dinas Pendidikan Kabupaten
Gunungkidul yang berlokasi di Kecamatan Ponjong. Terletak di
Desa Sawahan Gombang dan memiliki tiga gedung bangunan
utama dua gedung sebelah barat dan timur bagian barat adalah
ruang kelas I-III dan sebelah timur adalah ruang kelas IV-VI
sebelah ruang kelas VI adalah kantor guru dan satu gedung
berada di utara kelas III yang digunakan sebagai Perpustakaan.
Visi Organisasi
Visi SD Negeri Sendang adalah berprestasi, berbudaya, iman dan
taqwa. Indikator :
1) Berpretasi di bidang akademik
2) Berprestasi di bidang non akademik
3) Berbudaya bangsa
4) Berimandanbertaqwa

32
33

Misi Organisasi
Adapun Misi dari SD Negeri Sendang adalah :
1) Menyelenggarakan bimbingan dan pembelajaran dengan
pendekatan PAIKEM.
2) Melaksanakan pembelajaran tambahan diluar jam belajar
(Les).
3) Membiasakan dan melestarikan budaya bangsa.
4) Menumbuh kembangkan sikap berbahas sopan, baik
bahasa Indonesia maupun bahasa Jawa, berpakaian rapi,
sopan.
5) Membiasakan dan melaksanakan ajaran agama sesuai
dengan agama yang dianut.

Tujuan Organisasi
Sesuai dengan Visi dan Misi SD Negeri Sendang juga
mempunyai tujuan sebagai berikut:

1) Tercapainya prestasi sekolah dalam berbagai bidang


akademik.

2) Tercapainya prestasi sekolah dalam berbagai bidang


lomba non akademik.

3) Tercapainya budaya sekolah yang mengarah pada


peningkatan kreatifitas dan disiplin warga sekolah.

4) Terwujudnya lingkungan sekolah yang rapi, ramah,


indah, aman dan menyenangkan.

5) Terwujudnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai


agama dan akqlak mulia, peningkatan mutu akademik
dengan KKM yang ditetapkan.
34

Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara


dan dokumentasi untuk memperoleh data tentang pemahaman
kepala sekolah, guru dan siswa tentang penanaman sikap sosial
siswa melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV
SD Negeri Sendang Gunungkidul. Bahwa tujuan pendidikan IPS
adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik,
yang memiliki pengetahuan, dan kepedulian sosial. Selain itu
pembelajaraan IPS diharapkan mampu menjembatani berbagai
perbedaan yang ada pada diri siswa sehingga siswa dapat
beradaptasi dengan teman sebaya ataupun lingkungan sekitarnya.
Berikut hasil wawancara dengan narasumber berinisial HL selaku
guru kelas IV, bapak K selaku Kepala Sekolah dan LV, AN, AL
selaku siswa kelas IV.
b. Pemahaman dan proses penanaman sikap sosial siswa
melalui mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas IV SD
Negeri Sendang Gunungkidul
Hasil wawancara dengan K selaku kepala sekolah SD N
Sendang Gunungkidul, yang mengatakan bahwa:
“Membantu siswa agar mengerti perilaku sosial dengan
baik di lingkungan sekolah dan mendampingi siswa agar
siswa memahami sikap-sikap yang harus dilakukan ketika
berada di lingkungan sekolah. Penanaman sikap sosial di
sekolah ini dilakukan melalui kegiatan, contohnya,
melakukan piket sesuai dengan jadwal, itu merupakan
salah satu tanggungjawab yang harus dilakukan oleh siswa.
Karena dengan lingkungan sekolah dan ruang kelas yang
bersih kegiatan dalam pembelajaran akan lebih nyaman,
mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan guru,
kedisiplinan dalam berseragam dan datang ke sekolah tepat
waktu, bapak ibu guru juga selalu mengajak siswa
melakukan sholat berjama’ah disekolah itu merupakan
salah satu cara bapak ibu guru untuk membantu siswa
menanamkan sikap sosialnya”. (wawancara 16 Desember
2021).
35

Hasil wawancara dengan HL guru kelas IV SD Negeri


Sendang Gunungkidul sebagai bentuk pemahaman dan proses
penanaman sikap sosial siswa melalui mata pelajaran IPS, yang
mengatakan bahwa
“Menanamkan sikap sosial kepada siswa dapat dilakukan
dengan menerapkan 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan
santun) setiap hari baik itu kepada guru ataupun teman
sebaya dan dengan mengikuti semua peraturan sekolah,
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas cara yang saya
lakukan untuk menanamkan sikap sosial kepada siswa
yaitu dengan, saya tanamkan kepada siswa sikap melalui
kerjasamanya dalam bekerja kelompok dikelas, siswa
harus mau berdiskusi dengan temannya yang lain, apabila
ada tugas harus dikerjakan itu merupakan tanggungjawab
yang harus siswa kerjakan, saling membantu apabila ada
siswa yang mengalami kesulitan”. “ (Wawancara tanggal
16 Desember 2021)

Sedangkan wawancara dengan narasumber LV sebagai


siswa kelas IV mengatakan bahwa :
“Menurut saya sikap sosial itu sikap peduli terhadap
orang lain di sekolah dan di lingkungan masyarakat “
(wawancara tanggal 17 Desember 2021).

Pendapat lain yang disampaikan oleh AN selaku siswa


lain dari kelas IV, mengatakan bahwa :
“Sikap sosial itu sikap bersosialisasi dimasyarakat,
disekolah, dengan orang lain harus sopan, dan saling
menghargai mbak “ (wawancara tanggal 17 Desember
2021)

Pendapat lain yang disampaikan oleh AL selaku siswa


lain dari kelas IV, mengatakan bahwa :
“Sikap sosial, sikap saling menghormati kepada teman,
guru, orang tua, saling membantu sesama teman“
(wawancara tanggal 17 Desember 2021)
36

Dari hasil wawancara dan hasil observasi yang peneliti


lakukan dapat disimpulkan bahwa guru kelas IV SD Negeri
Sendang Gunungkidul, terlihat professional selama sesi
pembelajaran berlangsung. Guru terlihat tenang dalam
menyampaikan materi. Tidak hanya itu, guru dapat memberikan
contoh, menjelaskan materi dengan bahasa yang baik dan sopan
dan santun selama pembelajaran serta mengajarkan pada siswa
agar menghormati orang yang lebih tua sehingga siswa masih
tahu batasan dalam berinteraksi dengan guru, dan selama proses
belajar mengajar guru juga mengamati bagaimana siswa
berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Guru dalam proses pembelajaran, terutama jika siswa
melaksanakan proses belajar berkelompok, guru mengajak semua
siswa agar lebih aktif dan berpartisipasi dalam kelompoknya.
Agar interaksi yang terjadi dalam kelompok belajar menjadi lebih
hidup dan aktif. Selain itu guru juga membimbing setiap
kelompok untuk saling berinteraksi dengan setiap anggota
kelompoknya, berkerjasama satu sama lain untuk mencari
jawaban. Sedangkan untuk pemahaman tentang pengertian sikap
sosial, dari ketiga siswa kelas IV yang telah di wawancara oleh
peneliti mereka sudah cukup memahami apa yang di maksud
dengan sikap sosial dengan pendapat mereka masing-masing.
37

c. Penerapan sikap sosial siswa kelas IV SD Negeri Sendang


Gunungkidul
Menurut Bapak K selaku kepala sekolah SD Negeri
Sendang Gunungkidul mengatakan bahwa:
“Penerapan sikap sosial siswa di sekolah ini dengan
melakukan berbagai kegiatan yang mendukung dalam
penanaman sikap sosial. Contohnya bisa dengan
melakukan kerjabakti membersihkan lingkungan sekolah
dengan begitu kan nanti siswa satu dengan siswa yang
lainnya bisa saling membantu, saling bekerjasama, kami
juga menerapkan kegiatan sholat berjamaah di sekolah,
dan masih banyak lagi mbak”. (wawancara tanggal 16
Desember 2021)

Seperti yang dijelaskan oleh ibu HL selaku guru kelas IV


SD Negeri Sendang Gunungkidul mengatakan bahwa:

“Penerapan sikap sosial disekolah, kami bapak ibu guru


sudah menerapkan berbagai kegiatan yang bisa
menumbuhkan sikap sosial siswa, contohnya ya dengan
kegiatan belajar mengajar dikelas kami bentuk kelompok
belajar agar siswa mau bekerjasama, dan
bertanggungjawab dalam kelompoknya. Untuk kegiatan
rutin setiap hari itu sudah disepakati oleh siswa jadwal
piket, jadi siswa harus tertib dalam melaksanakan piket,
itu bentuk tanggungjawab yang harus dilaksanakan oleh
siswa. (wawancara tanggal 16 Desember 2021).

Pendapat lain diungkapkan oleh LV selaku siswa kelas IV


SD Negeri Sendang Gunungkidul yang mengatakan bahwa :

“Sikap sosial yang sudah diterapkan di sekolah, tidak


boleh datang terlambat ke sekolah, harus mengerjakan PR
di rumah, harus bertanggungjawab. Sikap saya harus
mendengarkan yang sedang di sampaikan oleh bapak ibu
guru”.(wawancara tanggal 17 Desember 2021).
38

Pendapat lain diungkapkan oleh AN selaku siswa kelas IV


SD Negeri Sendang Gunungkidul yang mengatakan :
“Tidak boleh berkelahi dengan teman, harus saling
menyayangi, dan kalau ada teman yang kesusahan harus
dibantu. Kalau sedang dijelaskan sama bapak ibu guru
kadang masih ada yang berisik tidak memperhatikan. “
Wawancara tanggal 17 Desember 2021).

Pendapat lain diungkapkan oleh AL selaku siswa kelas IV


SD Negeri Sendang Gunungkidul yang mengatakan :
“Sikap sosial yang sudah diterapkan di sekolah, sopan
santun saat berbicara dengan bapak ibu guru, harus
melakukan piket, tidak boleh telat datang ke sekolah.
Harus mendengarkan kalau bu guru sedang berbicara, tapi
masih ada yang ngobrol sendiri jadinya berisik. “
(wawancara tanggal 17 Desember 2021 ).

Dari hasil wawancara dan hasil observasi yang peneliti


lakukan dapat di simpulkan bahwa sikap sosial siswa merupakan
sikap yang tumbuh dalam lingkungan keluarga dan di terapkan di
lingkungan sekolah sehingga siswa dapat dengan cepat
beradaptasi dengan guru ataupun siswa lainnya selain itu juga
sebagai bekal siswa dalam lingkungan sekolah untuk berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya, dan sebagai pondasi siswa dalam
pembelajaran IPS. Di sini peranan guru sangatlah besar dalam
membimbing dan mengarahkan siswanya dengan modal sikap
sosial yang sudah ada dalam diri siswa tersebut. Selain sebagai
seorang pendidik peran seorang guru bisa juga diartikan sebagai
pengganti orang tua di lingkungan sekolah. Dan dalam
pembelajaran IPS guru dapat melakukan berbagai cara
pembelajaran agar memudahkan guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran IPS untuk menanamkan sikap sosial siswa.
39

Seperti hasil observasi yang peneliti dapatkan saat


pengajaran di dalam kelas, peneliti melihat guru mengusahakan
selama dalam pembelajaran terus berinteraksi dengan siswa baik
dengan cara tanya jawab ataupun mengadakan pembelajaran
dengan cara berkelompok. Dalam pengajaran terlihat beberapa
siswa yang memperhatikan saat guru sedang menjelaskan
materi didepan kelas, siswa terlihat begitu aktif mengikuti
pembelajaran dengan sesekali bertanya jika memang mereka
tidak mengerti tentang materi pembelajaran yang sedang
dijelaskan. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara, observasi
dan dokumentasi sikap sosial siswa melalui pembelajaran IPS
kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul sudah cukup baik,
walau beberapa siswa masih kurang dalam sikap sosial dalam
pembelajaran seperti contoh tampak beberapa siswa asyik
mengobrol sendiri tidak mendengarkan penjelasan guru
40

d. Hal apa yang dilakukan oleh guru ketika ada siswa yang
bertentangan dengan sikap sosial.
Berikut hasil wawancara dengan bapak K selaku kepala
sekolah SD N Sendang Gunungkidul, beliau berpendapat bahwa
“Dalam menanamkan sikap sosial kepada siswa, guru
bisa memberikan teguran kepada siswa yang melanggar
aturan yang berlaku disekolah ini mbak. Misalnya ada
anak yang berkata kurang sopan terhadap guru, guru lalu
memberikan teguran kepada siswa tersebut, kita tanamkan
sikap sopan santunnya ketika berbicara kepada orang
yang lebih tua. Untuk kedisiplinan siswa dalam
berseragam harus sesuai dengan aturan yang berlaku
disekolah, datang tepat waktu. Selain itu juga, menjaga
komunikasi dengan orang tua murid sehingga orang tua
murid juga mengetahui tentang perkembangan anak
mereka ketika berada disekolah.” (wawancara 16
Desember 2021)”.

Sejalan dengan bapak K, peneliti juga menanyakan hal


yang sama pada ibu HL selaku guru kelas IV Sekolah SD Negeri
Sendang Gunungkidul dan beliau berpendapat bahwa

“Karena setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-


beda satu dengan yang lainnya terkadang guru mengalami
kesulitan untuk mengarahkan siswa. Namun apabila
terdapat siswa yang melakukan hal yang bertentangan
dengan sikap sosial, maka guru akan memberikan teguran
kepada siswa tersebut”. (wawancara 16 Desember 2021).

Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa


pendidik memang perlu memberikan teguran kepada siswa yang
melakukan kesalahan tetapi tetap dengan menggunakan bahasa
sopan dan santun agar siswa tahu dimana letak kesalahannya dan
pendidik perlu memberikan contoh yang baik dan benar kepada
siswa. Serta berkomunikasi dengan orang tua murid, sehingga
orang tua murid mengetahui tentang perkembangan anak mereka
dan dapat membantu guru dalam memberikan nasehat agar siswa
41

tidak melakukan hal yang bertentangan dengan sikap sosial. Dan


dari hasil observasi yang peneliti lakukan, terlihat guru langsung
memberikan teguran serta menasehati ketika ada siswa dalam
kelasnya melakukan hal yang bertentangan dengan sikap sosial
dalam pembelajaran IPS tetapi tetap dengan menggunakan bahasa
yang baik. Seperti ketika guru sedang menjelaskan dan ada siswa
yang gaduh, dengan cepat guru menegur agar suasana kelas
kembali tenang dan nyaman selama proses belajar mengajar.
Atau pada saat tanya jawab, ada siswa yang menjawab dengan
bahasa yang kurang sopan maka guru langsung memberi teguran
dan memberikan contoh bahasa yang benar ketika sedang
berbicara dengan orang yang lebih tua.
e. Faktor pendukung dan penghambat guru dalam
menanamkan sikap sosial siswa dalam pembelajaran IPS.
Bapak K selaku kepala sekolah SD Negeri Sendang
Gunungkidul menjelaskan faktor pendukung dan penghambat
dalam menanamkan sikap sosial siswa, dan beliau berpendapat
bahwa:
”Untuk faktor pendukungnya, sekolah sudah menyiapkan
sarana prasarana seperti perpustakaan agar siswa bisa
memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku-buku
yang tersedia disana, sarana bermain, dan perlengkapan
pembelajaran ada LCD proyektor untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar dikelas. “ (wawancara, 16
Desember 2021)”

“Faktor penghambat dalam menanamkan sikap sosial


kepada siswa, masih ada beberapa siswa yang tidak
memperhatikan aturan yang ada disekolah, misalnya
siswa yang tidak disiplin datang kesekolah tidak tepat
waktu, menggunakan seragam tidak rapi dan kami sebagai
pendidik disekolah ini juga sudah memberikan teguran
kepada siswa yang melakukan kesalahan tersebut agar
untuk kedepnnya tidak diulangi lagi dengan alasan-alasan
lain. (wawancara, 16 Desember 2021)”
42

Sedangkan ibu HL selaku guru kelas IV menjelaskan


faktor pendukung dan penghambat yang beliau alami selama
melakukan proses pembelajaran sebagai berikut :
“Untuk faktor pendukungnya, kami selaku guru bisa juga
memanfaatkan semua yang tersedia di lingkungan
sekolah, fasilitas yang ada disekolah untuk mendukung
kegiatan belajar, lingkungan sekitar yang mendukung bisa
guru jadikan contoh kepada siswa untuk berperilaku yang
baik. (wawancara, 16 Desember 2021)”

”Faktor penghambatnya itu, kurangnya tanggung jawab


dari siswa ketika diberikan tugas untuk dikerjakan
dirumah, terkadang masih ada beberapa siswa yang tidak
mengerjakan. Ada pula yang menjadi penghambat lain itu,
dengan usia mereka yang masih anak-anak, mudah sekali
bagi mereka untuk mengikuti apa yang temannya lakukan,
seperti mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, ketika ada
teman yang mengobrol ikut mengobrol, datang ke kelas
terlambat, pakaian tidak rapi seperti itu mbak.
(wawancara, 16 Desember 2021)”

Selain dengan guru dan kepala sekolah, peneliti juga


menanyakan kepada LV sebagai siswa kelas IV SD Negeri
Sendang Gunungkidul, yang mengatakan bahwa:
“Saya tidak bertanggung jawab waktu saya diberikan PR
oleh bu guru saya tidak mengerjakannya dirumah.
(wawancara, 17 Desember 2021)

Senada dengan LV, AN sebagai siswa kelas IV


juga mengatakan bahwa:
“Hambatanya itu saya tidak disiplin, soalnya pernah
terlambat masuk kelas karena kesiangan berangkatnya“
(wawancara, 17 Desember 2021)

Begitu juga dengan AL yang mengatakan bahwa:

“Tidak bertanggung jawab, karena saya pernah tidak


43

melaksanakan piket, pernah tidak mengerjakan tugas. “


(wawancara, 17 Desember 2021).

Dari hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan


dapat disimpulkan bahwa seorang siswa akan mampu
menjalankan sikap sosial dengan baik jika sikap sosial tersebut
dapat dijalankan tidak hanya di dalam kelas melainkan juga di
luar kelas selain itu juga lingkungan keluarga sangat diperlukan
demi menunjang pembelajaran sikap sosial seorang siswa. Semua
akan sejalan jika bisa dijalankan dengan sejalan beriringan,
karena selain sosok guru sosok keluarga juga menjadi faktor yang
sangat penting dalam penanaman sikap sosial seorang siswa.
Keluarga sangat berpengaruh dalam pembentukan dan
penanaman sikap sosial siswa karena dari keluargalah sikap
sosial seorang siswa terbentuk pertama kali, seperti kejujuran,
kedisiplinan, sopan santun, toleransi, ataupun menghormati orang
yang lebih tua. Tetapi lingkungan keluarga juga bisa menjadi
faktor penghambat jika orang tua acuh tidak peduli dengan anak
mereka seperti jika ada tugas dari sekolah atau kurang peduli
tentang karakter sosial dari anak mereka.
Semua faktor pendukung yang ibu HL jelaskan diatas
dapat disimpulkan, melalui contoh yang diberikan baik oleh guru,
kepala sekolah ataupun pegawai sekolah akan menjadi sebuah
kebiasaan selain menaati perarturan sekolah tetapi mereka akan
menjadi terbiasa melakukan hal tersebut setiap harinya yang
dapat membentuk karakter dan sikap sosial mereka dengan baik
dan tentu semua harus tetap ditunjang oleh faktor lingkungan
keluarga yang sangat berperan penting dalam pembentukan
karakter seorang anak, karena sejatinya keluarga adalah ruang
belajar pertama untuk siswa.
44

f. Upaya untuk mengatasi hambatan penanaman sikap sosial


dalam pembelajaran IPS
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan
bapak K selaku kepala sekolah, dengan hasil wawancara sebagai
berikut :
“Untuk mengatasi hambatan penanaman sikap sosial kita
bisa melakukan beberapa hal, seperti melakukan
komunikasi secara rutin kepada siswa atau orang tua atau
wali dari siswa, dan memanfaatkan prasarana yang ada di
lingkungan sekolah baik di dalam ataupun di luar kelas
atau khususnya sekarang ini jika mengumpulkan tugas
dikarenakan sekolah masih dengan system online bisa
memberikan batas waktu dengan memperhitungkan
kendala jaringan internet karena tidak semua mempunyai
sinyal yang bagus (wawancara, 16 Desember 2021)”.

Selain dengan bapak K selaku kepala sekolah, peneliti


juga melakukan wawancara dengan ibu HL guru kelas IV yang
menjelaskan bagaimana upaya sekolah dalam mengatasi
hambatan penanaman sikap sosial:
“Penanaman sikap sosial siswa disekolah ini dengan
melakukan berbagai kegiatan, kegiatan tersebut
contohnya seperti kedisiplinan ketika siswa berada di
dalam kelas siswa harus memperhatikan ketika guru
sedang menjelaskan materi, tanggungjawab dalam
mengerjakan tugas dan dalam hal ini diupayakan
lingkungan keluarga bisa memberikan perhatian kepada
siswa sehingga mereka bisa mengerjakan
tugas tepat pada waktu yang telah disepakati. Di luar
kelas, dengan mengikuti peraturan sekolah, memakai
seragam sesuai peraturan dan dengan rapi” (wawancara,
16 Desember 2021).

Dari hasil kedua wawancara di atas dan hasil obesrvasi


yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa komunikasi
45

antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa lainnya dan
guru dengan orang tua siswa dapat membantu sebagai upaya
dalam mengatasi berbagai hambatan yang bisa terjadi dalam
penanaman sikap sosial dalam pembelajaran sikap sosial.
Pentingnya peran guru dan orang tua kembali menjadi faktor
penting dalam mengatasi hambatan.
Upaya utama yang dapat dilakukan oleh seorang guru
selalu berinteraksi dengan siswa, menanyakan apa yang menjadi
kesulitan mereka di dalam kelas selama proses pembelajaran,
memberikan penjelasan yang lebih mudah untuk di mengerti oleh
siswa atau bahkan jika diperlukan mengganti metode
pembelajaran jika memang dirasa terlalu sulit untuk siswa
mengikuti proses pembelajaran yang sudah ada, begitu juga
dengan interkasi sesama teman karena interaksi mereka tidak
hanya terjalin di dalam kelas saja melainkan juga di luar kelas
atau bahkan terbawa sampai keluar lingkungan sekolah.
Di lingkungan keluarga, orang tua mendapat peran
sebagai sosok teladan bagi siswa dalam memberikan contoh yang
baik. Orang tua juga diharapkan mampu memberikan perhatian
lebih kepada anaknya termasuk dalam hal Pendidikan. Membantu
atau memonitor anak mereka ataupun menegur jika anak mereka
memang melakukan Tindakan yang bertentangan dengan sikap
sosial, dengan contoh dalam hal pengerjaan tugas yang memang
menjadi faktor penghambat dalam penanaman sikap sosial.

2. Uji Keabsahan Data


Dalam menguji tingkat kepercayaan dan kebenaran data
yang diperoleh merupakan data yang benar dan sesuai kenyataan
dilapangan, maka data sejenis yang diperoleh diuji dengan
berbagai sumber dan dalam penelitian ini menggunakan uji
46

keabsahan data dengan cara sebagai berikut :


a. Meningkatkan Ketekunan
Dalam hal ini peneliti meningkatkan ketekunan dalam
penelitian untuk melakukan pengamatan secara langsung
dan penelitian secara cermat terhadap aktivitas siswa
kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul.
Tabel 4.1 Meningkatkan Ketekunan

Teknik Sumber Waktu Tempat


Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
Observasi Guru 14 Desember Ruang Kelas
2021
Siswa 14 Desember Ruang Kelas
2021
Wawancara dan Kepala Sekolah 16 Desember Ruang Kepala
dokumentasi 2021 Sekolah
Guru Kelas IV 16 Desember Ruang Kelas
2021
Siswa kelas IV 17 Desember Ruang Kelas
2021
47

b. Triangulasi
Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan
terhadap informasi yang didapat peneliti dari obyek
penelitian. Peneliti menggunakan triangulasi untuk
menguji keabsahan data yang dibagi menjadi tiga dengan
uraian sebagai berikut:
1) Triangulasi Sumber
Seperti yang telah di jelaskan pada bab III,
triangulasi sumber digunakan untuk menguji
kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data
yang diperoleh dari beberapa sumber yang berbeda
yang sudah diteliti. Penelitian ini dilakukan di SD
Negeri Sendang Gunungkidul.
Tabel 4.2 Narasumber

No Nama Jabatan
1. K Kepala Sekolah

2. HL Guru Kelas IV

3. LV Siswa Kelas IV

4. AN Siswa Kelas IV

5. AL Siswa Kelas IV

Peneliti melakukan wawancara dan observasi kepada lima


narasumber untuk mengetahui bagaimana penanaman
sikap sosial melalui pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri
Sendang Gunungkidul.
Tabel 4.3 Triangulasi Sumber
48

No Aspek Narasumber Temuan


1 Pemahaman K Membantu dan mendampingi
dan siswa untuk memahami sikap
penanaman sosial yang harus dilakukan
sikap sosial di dalam lingkungan sekolah.
Siswa dalam Dan dapat dilakukan melalui
kegiatan kegiatan dan mengikuti
pembelajaran peraturan sekolah.
IPS
HL Kegiatan pembelajaran di
kelas untuk menanamankan
sikap sosial kepada siswa
dengan menanamkan sikap
Kerjasama, melakukan
tanggung jawab dalam
mengerjakan tugas dan
saling membantu siswa.
Serta selalu menerapkan 5S
(senyum, salam, sapa, sopan
dan santun).
LV Sikap sosial adalah sikap
peduli terhadap orang lain di
sekolah dan di masyarakat.

Sikap sosial adalah sikap


bersosialisasi dimasyarakat,
sekolah dengan orang lain,
harus sopan dan saling
menghargai.

AL Sikap sosial, sikap saling


menghormati kepada teman,
guru, orang tua, saling
membantu sesama teman.

2 Penerapan K Penerapan sikap sosial


sikap sosial siswa di sekolah dengan
siswa di SD melakukan berbagai
Negeri kegiatan yang mendukung
Sendang dalam penanaman sikap
Gunungkidul sosial. Contohnya bisa
dengan melakukan
49

kerjabakti membersihkan
lingkungan sekolah, saling
bekerjasama, menerapkan
kegiatan sholat berjamaah di
sekolah

HL Penerapan sikap sosial


disekolah, menerapkan
berbagai kegiatan yang bisa
menumbuhkan sikap sosial
siswa, dengan kegiatan
belajar mengajar dikelas
membentuk kelompok
belajar agar siswa mau
bekerjasama, dan
bertanggungjawab dalam
kelompoknya. Melakukan
kegiatan rutin, harus tertib
dalam melaksanakan piket

LV Sikap sosial yang sudah


diterapkan di sekolah, tidak
boleh datang terlambat ke
sekolah, harus mengerjakan
PR dirumah, mendengarkan
guru jika sedang berbicara,
tidak boleh ramai sendiri.

Tidak boleh berkelahi


dengan teman, harus saling
menyayangi, dan jika ada
teman yang kesusahan harus
di bantu, memperhatikan
guru jika sedang
menjelaskan tidak boleh
berisik sendiri.

AL Sikap sosial yang sudah


diterapkan di sekolah, sopan
santun saat berbicara
dengan guru, harus
melakukan piket, tidak
boleh terlambat, harus
50

mendengarkan guru.
3 Hal apa yang K Guru bisa memberikan
dilakukan teguran kepada siswa yang
ketika ada melanggar aturan yang
siswa yang berlaku disekolah,
bertentangan melakukan komunikasi
dengan sikap kepada orang tua siswa.
Sosial dalam HL Karena siswa memiliki
pembelajaran karakter yang berbeda-
IPS beda terkadang guru
mengalami kesulitan
dalam mengarahkan siswa
tetapi jika ada siswa yang
melakukan hal yang
bertentangan dengan sikap
sosial, guru harus
memberikan teguran dan
menasehati siswa.

4 Faktor K Faktor penghambat,


pendukung dan kurangnya prasarana
penghambat sekolah sehingga
dalam menghambat pertumbuhan
penanaman sikap sosial siswa.
sikap sosial Faktor pendukung,
melalui menyiapkan sarana siswa
pembelajaran seperti perpustakan,
IPS kelas IV memberikan sarana bermain
SD Negeri kepada para siswa,
Sendang menyiapkan perlengkapan
Gunungkidul pembelajaran LCD
proyektor.
51

HL Faktor penghambat
kurangnya tanggung jawab
siswa dalam mengerjakan
tugas, lingkungan keluarga
yang diharapkan dapat
membantu dalam
menanamkan sikap sosial.
Usia siswa yang masih
muda sehingga mudah
mengikuti apa yang
temannya lakukan. Faktor
pendukung, fasilitas sekolah
yang bisa
dimanfaatkan dalam
kegiatan belajar dan
lingkungan sekolah yang
mendukung.

LV Tidak bertanggung jawab,


tidak melaksanakan piket
AN Tidak disiplin, terlambat
masuk kelas
AL Tidak bertanggungjawab,
tidak melaksanakan piket,
tidak mengerjakan tugas.
52

5 Upaya untuk K Melakukan komunikasi


mengatasi rutin kepada siswa atau
hambatan orang tua siswa. Dan
penanaman memanfaatkan seluruh
sikap sosial prasarana di dalam
dalam lingkungan sekolah.
pembelajaran
IPS
HL Dengan melakukan
berbagai kegiatan yang
dapat membantu siswa
agar lebih disiplin dan
bertanggung jawab, serta
mengikuti semua peraturan
sekolah. Lingkungan
keluarga harus
memberikan perhatian
yang lebih kepada siswa
jika berada di luar
lingkungan
sekolah.

2) Triangulasi Teknik
Seperti yang sudah di jelaskan pada bab III,
triangulasi Teknik digunakan untuk menguji kredibilitas
data dilakukan dengan cara mengecek data kepada
sumber yang sama dengan Teknik yang berbeda. Dalam
hal ini peneliti menggunakan tiga Teknik pengumpulan
data, yaitu wawancara, observasi dan dokumnetasi. Dari
ketiga Teknik tersebut di peroleh data tentang
penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS kelas
IV SD Negeri Sendang Gunungkidul, sebagai berikut
53

Tabel 4.4 Triangulasi Teknik

No Aspek Teknik Hasil

1 Pemahaman dan Wawancara Berdasarkan


Penanaman
Sikap sosial wawancara dengan
siswa dalam Kepala sekolah, guru
kegiatan dan tiga siswa kelas
pembelajaran
IPS IV SD Negeri
Sendang
Gunungkidul bahwa
mereka telah
memahami dan bisa
menjelaskan tentang
sikap sosial.
Sedangkan untuk
penanaman sikap
sosial siswa dalam
Kegiatan
pembelajaran IPS,
sudah cukup baik
dengan menanamkan
Kerjasama,
Melaksanakan
tanggung jawab,
mengikuti peraturan
sekolah. Dan selalu
menerapkan 5S
(senyum,
salam ,sapa, sopan,
santun ).
54

Observasi Dari hasil observasi


penelitisaat pembelajaran
sedang berlangsung
sudah cukup baik, dalam
pembelajaran guru
menjelaskan secara
jelas, jika di rasa
kelas terlalu ramai maka
guru akan segera
mengkondisikan keadaan
agar lebih tenang
Kembali, jika ada siswa
yang menggunakan
bahasa yang kurang baik
dan sopan, guru segera
menegur dan
memberikan contoh
yang baik dan sopan
kepada siswa. Selama
pembelajaran
berlangsung, guru
tetap mencoba
menanamkan sikap sosial
dalam kelasnya.

Dokumentasi Dokumentasi berupa


foto wawancara
dengan narasumber.

2 Sikap sosial Wawancara Berdasarkan hasil


melalui wawancara yang di
pembelajaran IPS lakukan oleh peneliti
kelas IV SD dengan Kepala sekolah,
Negeri Sendang guru kelas IV dan tiga
Gunungkidul siswa kelas IV bahwa
sikap sosial siswa sudah
baik walau masih ada
beberapa siswa yang
masih kurang dalam
sikap sosial, ramai ketika
guru sedang menjelaskan
materi.

Observasi Berdasarkan hasil


observasi yang
55

dilakukan oleh
peneliti saat pembelajaran
IPS, terlihat sudah cukup
baik. Siswa terlihat cukup
tertib dalam kegiatan
berdiskusi dengan guru
ataupun dengan teman saat
belajar berkelompok,
siswa terlihat juga
begitu aktif dalam
kegiatan pembelajaran

Dokumentasi Dokumentasi berupa foto


wawancara dengan
narasumber.

3 Hal apa yang Wawancara Berdasarkan hasil


dilakukan ketika
wawancara yang peneliti
ada siswa
lakukan dengan kepala
sekolah dan guru kelas
yang
IV bahwa guru dapat
bertentangan
melakukan teguran secara
dengan sikap
langsung kepada siswa
sosial dalam
dengan bahasa yang baik
pembelajaran IPS
dan sopan serta memberi
nasehat kepada siswa
agar tidak mengulangi
hal yang sama.

Observasi Berdasarkan hasil


observasi yang peneliti
lakukan saat
pembelajaran IPS,
terlihat jika ada siswa
yang melakukan hal
yang bertentangan
dengan sikap sosial, guru
langsung memberikan
teguran kepada siswa
dengan menggunakan
bahasa yang baik dan
sopan dengan
memberikan nasehat
kepada siswa tersebut.
56

Dokumentasi Dokumentasi berupa


foto wawancara
dengan narasumber.

4 Faktor pendukung Wawancara Berdasarkan hasil


dan penghambat
wawancara yang peneliti
dalam penanaman
lakukan
sikap sosial
dengan kepala
melalui
sekolah, guru dan tiga
pembelajaran IPS
siswa kelas I, faktor
kelas IV SD
pendukung dan faktor
Negeri Sendang
penghambat dalam
Gunungkidul
penanaman sikap sosial
yaitu, faktor lingkungan
keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan
teman.

Observasi Berdasarkan hasil


observasi yang
peneliti lakukan
faktor pendukung dalam
pembelajaran IPS, guru
mendampingi siswa agar
lebih aktif selama
pembelajaran, sedangkan
untuk faktor penghambat,
siswa yang masih mudah
terpengaruh dengan teman
sebayanya yang
mengobrol sendiri selama
pembelajaran.

Dokumentasi Dokumentasi berupa


foto wawancara
dengan narasumber.

5 Upaya untuk Wawancara Upaya dalam


mengatasi mengatasi hambatan
hambatan dalam penanaman sikap
penanaman sikap sosial dalam
Sosial dalam pembelajaran IPS,
pembelajaran IPS berdasarkan hasil
57

wawancara dengan
kepala sekolah dan
guru kelas IV adalah
dengan memberikan
perhatian lebih kepada
siswa dari lingkungan
keluarga sedangkan dari
lingkungan sekolah selalu
menanamkan sikap sosial
melalui memberi contoh
sikap yang baik, serta
komunikasi yang baik
antara keluarga dengan
sekolah.

Observasi Berdasarkan hasil


observasi yang peneliti
lakukan terlihat
dalam mengatasi hambatan
dalam penanaman sikap
sosial dengan cara
menegur siswa secara
langsung, memberi contoh
yang baik, bertutur dengan
bahasa yang baik dan
sopan, masuk kelas tepat
waktu, mengikuti
semua
peraturan yang
berlaku di sekolah. Di
setiap akhir tahun
pembelajaran guru
memberikan evaluasi
belajar.

Dokumentasi Dokumentasi berupa


foto wawancara
dengan narasumber.

3) Triangulasi Waktu
58

Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya pada


bab III, triangulasi waktu digunakan untuk mengecek data
dalam waktu atau situasi yang berbeda.

Tabel 4.5 Triangulasi


Waktu

No Aspek Sumber Waktu Temuan

1 Pemahaman dan HL 16Des 2021 Dalam kegiatan


penanaman Pembelajaran
sikap
sosial melalui Untuk
pembelajaran Menanamkan
IPS
kelas IV SD sikap sosial
Negeri Sendang kepada siswa
Gunungkidul Dengan menerapkan
5S
( senyum, salam,
sapa, sopan dan
santun) dan
mengikuti peraturan
sekolah.

16 Des 2021 Dalam kegiatan


Pembelajaran
untuk menanamkan
sikap sosial kepada
siswa dengan cara
menanamkan sikap
melalui Kerjasama,
tanggungjawab.
59

K 16 Des 2021 Membantu siswa


agar mengerti
perilaku sosial
dengan baik,
perilaku sosial di
tanamkan melalui
kegiatan, disiplin
dalam menjalankan
seluruh peraturan
sekolah.
LV 17 Des 2021 Sikap sosial itu
sikap peduli
terhadap orang lain
di sekolah dan
dimasyarakat

AN 17 Des Sikap sosial itu


2021 sikap bersosialisasi
dengan orang lain,
harus sopan, dan
saling menghargai

AL 17 Des Sikap sosial sikap


2021 saling menghormati
kepada orang lain,
saling membantu
sesama teman

2. Sikap sosial HL 16 Des 2021 Sikap sosial yaitu


melalui kebersamaan,int
pembelajaran eraksi siswa
IPS kelas IV dengan siswa
SD Negeri lainnya, saling
Sendang menghargai,
Gunungkidul berbuat sopan
santun.
60

K 16 Des 2021 Sikap sosial adalah


sikap yang tumbuh
di lingkungan
keluarga dan
diterapkan dan
dikembangkan di
sekolah.

LV 17 Des 2021 Sikap sosial yang


sudah diterapkan
disekolah, tidak
boleh terlambat
datang kesekolah,
harus mengerjakan
PR dirumah
17 Des 2021 Sikap saya harus
mendengarkan
yang sedang di
sampaikan oleh
bapak ibu guru,
tidak boleh ramai
sendiri
AN 17 Des 2021 Tidak boleh
berkelahi dengan
teman, harus saling
menyayangi, kalau
ada teman yang
kesusahan harus
dibantu
Kalau sedang
dijelaskan sama
bapak ibu guru
kadang masih ada
yang berisik tidak
Memperhatikan

AL 17 Des 2021 Sikap sosial yang


sudah diterapkan
di sekolah, sopan
santun saat
berbicara dengan
bapak ibu guru,
Harus
61

Melaksanakan
piket, tidak boleh
telat datang ke
sekolah mbak

17 Des 2021 Harus


Mendengarkan
kalau bu guru
sedang berbicara,
tapi masih ada
yang ngobrol
sendiri jadinya
Berisik

3 Hal apa yang HL 16 Des 2021 Karakter siswa


dilakukan yang berbeda-beda
ketika
ada siswa yang terkadang
bertentangan membuat guru
dengan sikap sulit untuk
sosial dalam Mengarahkan
pembelajaran siswa. Guru
IPS
menegur dan
menasehati siswa
jika ada yang
Bertentangan
dengan sikap
sosial. Melakukan
komunikasi
dengan orang tua
murid tentang
Perkembangan
siswa.

K 16 Des 2021 Guru bisa


memberikan
teguran dengan
bahasa yang baik
dan sopan dan
memberikan
62

contoh yang baik.

4 Faktor HL 16 Des 2021 Faktor pendukung,


pendukung dan faktor lingkungan
faktor keluarga, faktor
penghambat lingkungan sekolah,
dalam dan lingkungan
penanaman sikap teman, fasilitas yang
sosial melalui ada disekolah yang
pembelajaran bisa dimanfaatkan
IPS kelas IV SD untuk mendukung
Negeri Sendang kegiatan belajar
Gunungkidul mengajar.
Faktor
penghambatnya,
kurangnya
tanggungjawab dari
siswa ketika
diberikan tugas, dan
tidak mentaati
peraturan yang ada
di sekolah.
K 16 Des 2021 Faktor pendukung,
menyiapkan sarana
dan prasarana di
lingkungan sekolah.
Faktor penghambat,
masih ada beberapa
siswa yang tidak
mentaati peraturan
yang ada di sekolah.

LV 17 Des 2021 Hambatannya itu


tidak
bertanggungjawab,
pernah tidak
melaksanakan piket
63

AN 17 Des 2021 Hambatannya itu


tidak disiplin, pernah
terlambat masuk
sekolah karena
kesiangan
berangkatnya

AL 17 Des 2021 Tidak


bertanggungjawab
tidak melaksanakan
piket, pernah tidak
mengerjakan PR

5 Upaya untuk HL 16 Des 2021 Upaya yang dapat


mengatasi dilakukan yaitu
dengan
hambatan melakukan
penanaman berbagai kegiatan,
sikap
sosial dalam memastikan faktor
pembelajaran keluarga
IPS
membantu
memberikan
perhatian kepada
siswa serta
menaati semua
peraturan sekolah.
K 16 Des 2021 Melakukan
komunikasi dengan
siswa, guru, dan
orang tua siswa
64

3. Analisis Data Penelitian

Setelah data penelitian dikumpulkan, selanjutnya dianalisis dengan


menggunakan empat tahap analisis yaitu data collection, data
reduction, data display dan verification.
a. Data collection
Peneliti mengumpulkan data dengan tiga cara yaitu
melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk data
dengan teknik wawancara peneliti sebelumnya sudah menyusun
pedoman wawancara. Dan untuk data observasi, peneliti
mencatat hasil observasi dalam bentuk catatan tentang
penanaman sikap sosial melalui pembelajaran IPS kelas IV SD
Negeri Sendang Gunungkidul, peneliti berhasil mengumpulkan
foto dan data saat melakukan observasi dalam kelas.
b. Data reduction
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, membuang hal-hal yang tidak diperlukan, agar
data yang telah di rangkum dapat menggambarkan lebih jelas
tentang penanaman sikap sosial dalam pembelajaran IPS kelas
IV SD Negeri Sendang Gunungkidul. Dalam hal ini peneliti
merangkum hasil dari observasi dan wawancara baik dari
siswa, guru IPS dan juga kepala sekolah.
65

Tabel 4.6 Data Reduction

No Aspek Temuan Reduksi Data

1 Pemahaman Di sekolah mempunyai Peraturan sekolah


dan aturan untuk siswa dan dibuat agar siswa
penanaman seluruh warga sekolah dapat berperilaku
sikap sosial sebagai acuan dalam yang baik
siswa dalam berperilaku yang baik selama mengembangkan
kegiatan di dalam lingkungan sekolah sikap sosial
pembelajaran dan harus di patuhi bersama. mereka seperti
IPS yang diharapkan.

Guru sebagai sosok teladan Guru menjadi


bagi siswa agar memberikan teladan dan
contoh
contoh sikap yang baik dan untuk siswa
sopan kepada siswa. Penerapan sikap
Menerapkan 5S ( senyum, sosial dengan
salam, sapa, sopan, santun) menggunakan
5S setiap
harinya
Kepala sekolah, guru kelas Telah
IV dan siswa kelas IV telah memahami sikap
memahami dan mampu sosial.
menjelaskan tentang sikap
sosial dengan pendapat
mereka

2 Sikap sosial Komunikasi dan berinteraksi Berkomunikasi


melalui sudah cukup baik siswa dan berinteraksi
pembelajaran harus sopan ketika berbicara sudah cukup
IPS kelas antara siswa dan guru baik.
IV SD Negeri ataupun siswa dengan siswa
Sendang lainnya
Gunungkidul

Siswa memperhatikan dan Sikap sosial


mendengarkan ketika siswa
pembelajaran IPS sudah cukup
berlangsung, siswa baik.
berperilaku baik selama
proses pembelajaran
66

Harus bertanggung jawab di


Tanggung jawab
saat mengerjakan tugas sudah cukup
yang diberikan oleh guru baik walau
IPS terkadang masih
ada hambatan
dalam proses
tanggung jawab
Saling menghargai dan Sikap sosial
saling menolong jika ada siswa sudah
teman yang membutuhkan cukup baik
bantuan.

3 Hal apa yang Guru dapat memberikan Guru sudah baik


dilakukan contoh tentang sikap sosial dalam
ketika ada seperti menghargai dan juga memberikan
Siswa yang bertutur kata dengan baik contoh
bertentangan dan sopan baik kepada
dengan sikap siswa yang lain ataupun
Sosial dalam kepada guru
pembelajaran
IPS

Guru menegur, Guru sudah


mengingatkan dan cukup aktif
menasehati siswa jika ada
yang berperilkau tidak baik
atau jika terjadi ke gaduhan
didalam kelas.

4 Faktor Faktor pendukung dalam Faktor


pendukung,
pendukung menanamkan sikap sosial lingkungan
dan keluarga,
penghambat yaitu lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah,
dalam orang tua yang cukup aktif sikap guru
dan
penanaman Memperhatikan tumbuh Teman
Sikap sosial Kembang anak.
melalui Memberikan contoh yang
pembelajaran baik dalam lingkungan
67

IPS kelas IV keluarga, memberikan


SD Negeri perhatian kepada anak baik
Sendang dalam Pendidikan atau
Gunungkidul kegiatan anak sehari-hari,
Sehingga dapat membentuk

perilaku dasar anak yang


baik.
Lingkungan sekolah,
membiasakan siswa agar
selalu mengikuti peraturan
yang ada dalam lingkungan
sekolah sehingga dapat
membentuk sikap sosial
yang baik.
Sikap guru yang menjadi
sosok teladan siswa, sebagai
sosok pengganti orang tua
jika berada dalam
lingkungan sekolah dapat
memberikan contoh yang
baik bagi siswanya
68

Faktor penghambat dalam Faktor


menanamkan sikap sosial. penghambat
Lingkungan keluarga yang dalam
acuh kurang memperhatikan menanamkan
anak bisa menjadi sikap
penghambat penanaman
sikap sosial dan dapat sosial,
mempengaruhi lingkungan
pembentukan karakter dari keluarga,
siswa. Lingkungan sekolah, lingkungan
guru ataupun staff pegawai sekolah, guru
sekolah tidak bisa dan teman
memberikan contoh yang sebaya.
baik dan tidak konsisten
dapat mempengaruhi sikap
sosial siswa. Teman sebaya
yang bisa mempengaruhi
dengan hal yang kurang
baik.

5 Upaya untuk Komunikasi antara siswa Komunikasi


mengatasi dengan guru, siswa dengan yang baik antara
hambatan siswa dan guru dengan guru, siswa dan
penanaman orang tua siswa. orang tua
sikap sosial
dalam
69

pembelajaran Membiasakan siswa untuk Pembiasaan


IPS selalu menerapkan sikap siswa dalam
sosial baik dalam menerapkan
lingkungan sekolah ataupun sikap sosial.
lingkungan keluarga

Guru selalu menegur dan Guru menegur


mengingatkan jika ada dan memberi
siswa yang berperilaku tidak contoh
baik dan kurang sopan, serta
memberikan contoh.

Guru melakukan evaluasi di Guru melakukan


setiap akhir tahun evaluasi di
Pembelajaran untuk setiap akhir
mengetahui kekurangan tahun
agar dapat di tingkatkan pembelajaran
untuk tahun ajaran
berikutnya.
70

c. Data display
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. Seperti dalam penjelasan sebelumnya,
penyajian data adalah sekumpulan informasi yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
Tindakan. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penyajian
data dalam bentuk uraian singkat untuk menggambarkan data
yang telah diperoleh oleh peneliti selama melakukan penelitian.
Peneliti memperoleh data melalui Teknik wawancara dan
observasi.
d. Conclusion Drawing / Verification
Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan atas
data-data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi
dan juga dokumentasi setelah merangkum dan menyajikan data
yang diperoleh sudah terbukti keabsahan datanya sehingga
peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan.

B. Pembahasan

1. Pembahasan tentang Pemahaman dan proses penanaman


sikap sosial siswa melalui mata pelajaran ilmu pengetahuan
sosial kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul.
Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara, observasi
serta dokumentasi dengan narasumber berinisial HL selaku guru
kelas IV, K selaku Kepala sekolah, LV, AN dan AL selaku siswa
kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul sudah dapat memahami
dan dapat menjelaskan dengan baik tentang pengertian sikap sosial
dengan pendapat mereka masing-masing sesuai dengan hasil
wawancara yang telah dilakukan.
71

Sehingga dari sini peneliti dapat menarik sebuah


kesimpulan bahwa sikap sosial adalah sikap perilaku seseorang
terhadap lingkungan sekitarnya baik dalam lingkungan keluarga,
sekolah, teman ataupun dengan masyarakat sekitarnya. Sedangkan
dalam penanaman sikap sosial siswa melalui mata pelajaran IPS
kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul sudah di lakukan
dengan cukup baik dengan cara guru yang memberi contoh,
membiasakan diri dengan menerapkan 5S (senyum, salam, sapa,
sopan dan santun) dan juga mengikuti peraturan yang sudah di
tetapkan baik di luar kelas ataupun di dalam kelas, dengan
membiasakan diri secara rutin setiap harinya dapat membantu
siswa dalam membentuk sikap sosialnya. Guru menjadi sosok
teladan bagi siswa, memberi contoh dengan selalu menggunakan
bahasa yang baik dan sopan dalam berkomunikasi dan berinteraksi
dengan siswa.
Semua poin di atas sudah sesuai berdasarkan Pedoman
Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Kemendiknas (2011:14),
diantaranya kegiatan rutin yang membiasakan diri menerapkan 5S
secara konsisten, keteladanan guru sebagai sosok yang bisa
memberikan contoh yang baik kepada para siswa.
2. Pembahasan tentang Sikap sosial siswa melalui pembelajaran
IPS kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi dengan narasumber HL
selaku guru kelas IV, K selaku kepala sekolah, LV, AN dan AL
selaku siswa kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul mengenai
sikap sosial siswa melalui pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri
Sendang Gunungkidul maka dapat disimpulkan sudah cukup baik.
Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan metode yang
digunakan oleh guru seperti belajar berkelompok, berkomunikasi
dan berinteraksi dengan teman sebaya dengan menggunakan
72

bahasa yang baik dan sopan. Mendengarkan jika guru sedang


menjelaskan materi pembelajaran, dengan tidak ramai atau
mengobrol sendiri. Saling menghargai dan saling membantu jika
ada siswa lain yang mengalami kesulitan. Dan bertanggung jawab
dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
(Syaputra & Dewi dkk, 2021 : 142) Sikap sosial dapat
dibentuk salah satunya di sekolah dasar melalui pembelajaran yang
ada disekolah, salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu
pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan
humanoira serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
ilmiah dalam rangka memberi pengetahuan dan pemahaman yang
baik kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan
menengah.
3. Pembahasan tentang Hal apa yang dilakukan oleh guru ketika
ada siswa yang bertentangan dengan sikap sosial dalam
pembelajaran IPS.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi dengan narasumber HL
selaku guru kelas IV, K selaku kepala sekolah SD Negeri Sendang
Gunungkidul mengenai hal yang akan dilakukan oleh guru ketika
ada siswa yang bertentangan dengan sikap sosial dalam
pembelajaran IPS maka dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini
apa yang dilakukan guru terbilang sudah cukup baik. Dengan
menegur langsung tetapi tetap menggunakan bahasa yang baik dan
sopan agar siswa tidak merasa tersinggung serta memberi nasehat
kepada siswa agar tidak mengulangi lagi kedepannya. Dan juga
melakukan komunikasi dengan orang tua murid tentang
perkembangan siswa sehingga keluarga siswa tahu tentang
perkembangan Pendidikan siswa dan tidak acuh.
73

Guru memberi teguran serta menjelaskan, dan memberi nasehat


dengan bahasa yang baik dan jelas, agar siswa mengerti dan dapat
memahami bahwa apa yang sudah dilakukannya tersebut
bertentangan dengan sikap sosial dan guru juga memberikan
contoh kepada para siswa bagaimana sikap sosial yang baik dalam
lingkungan sekolah.
Orang tua memberikan perhatian dan serta memberi
pengertian kepada siswa bahwa hal tersebut bertentangan dengan
sikap sosial dan juga dengan memberi contoh yang baik di dalam
lingkungan keluarga. Membantu siswa dalam menjalankan
tanggung jawabnya sebagai seorang siswa. (Hamarlik dalam
Suharman & Mukminan, 2017 : 4) Peran guru sebagai pendidik
mengharuskan seorang guru menjaga kewibawaannya, dengan
bertanggungjawab, disiplin, mandiri, dan berkepribadian baik agar
bisa menjadi contoh bagi siswanya. Guru sebagai pengajar yaitu
guru menjalankan tugasnya dalam merencanakan pembelajaran di
sekolah. Selain mengajar, guru juga harus berusaha agar terjadi
perubahan sikap, ketrampilan kebiasaan, hubungan sosial,
apresiasi, dan sebagainya melalui pembelajaran yang di
sampaikan.
4. Pembahasan tentang Faktor pendukung dan penghambat guru
dalam menanamkan sikap sosial siswa dalam pembelajaran
IPS.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi dengan narasumber HL
selaku guru kelas IV, K selaku kepala sekolah, LV, AN dan AL
selaku siswa kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul mengenai
faktor pendukung dan penghambat dalam menanamkan sikap sosial
dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Sendang
74

Gunungkidul. Maka dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung


yaitu faktor lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan teman sebaya.
Faktor yang paling penting disini adalah faktor keluarga
dikarenkan lingkungan keluarga merupakan tempat awal dimana
sikap sosial siswa terbentuk, bagaimana siswa menghormati orang
yang lebih tua, sopan santun dalam bertutur kata, dan berperilaku
dengan baik dan sopan. Lingkungan sekolah menjadi faktor
pendukung dimana siswa dapat mengembangkan sikap sosial yang
sudah ada dalam diri mereka. Guru memberikan contoh dan juga
sebagai orang tua pengganti selama berada di lingkungan sekolah.
Teman sebaya yang dapat memberi pengaruh baik, siswa dalam
pergaulan baik di dalam lingkungan sekolah ataupun di luar
lingkungan sekolah. Faktor penghambat yaitu faktor lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan teman sebaya.
Lingkungan keluarga, orang tua yang masih acuh tidak
memberikan perhatian kepada anaknya sehingga berpengaruh
terhadap pembentukan sikap sosial siswa, tanpa pengawasan dari
orang tua yang tidak peduli dengan lingkungan pergaulan siswa
atau dalam Pendidikan, orang tua tidak peduli dengan nilai
akademik atau tanpa adanya pengawasan dari keluarga, tugas yang
harus dikerjakan oleh siswa sehingga siswa menjadi abai akan
tugas sekolahnya.
Faktor sekolah, guru kurang bisa memberi contoh yang baik
kepada siswa, teman sebaya juga sangat mempengaruhi hambatan
siswa dalam menanamkan sikap sosial karena kadang mereka
membawa pengaruh yang kurang baik. Ahmadi (dalam Arma
Rohmawan 2021 : 8) terdapat faktor yang dapat mempengaruhi
sikap sosial yaitu, faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam
pribadi manusia. Faktor ini berupa daya pilih seseorang untuk
75

menerima dan mengolah pengaruh yang datang dari luar. Dan


faktor ekstern, yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia.
Faktor berupa interaksi sosial di luar kelompok. Misalnya, interksi
antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia.

5. Pembahasan tentang Upaya untuk mengatasi hambatan


penanaman sikap sosial dalam pembelajaran IPS.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi dengan narasumber HL
selaku guru kelas IV, K selaku kepala sekolah SD Negeri Sendang
Gunungkidul mengenai upaya yang telah dilakukan dalam
mengatasi hambatan dalam penanaman sikap sosial dalam
pembelajaran IPS, yaitu dengan cara komunikasi antara guru atau
sekolah, siswa dan orang tua. Solusi yang dapat bapak/ibu guru
lakukan untuk mengatasi hambatan dalam menanamkan karakter
kepada siswa yaitu dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Selaras dengan penelitian yang dilakukan Ratnasari Diah
Utami (2015) yang berjudul “ Upaya Mengatasi Hambatan Dalam
Penanaman Nilai Karakter Pada Siswa Pendidikan Dasar
Muhammadiyah” yaitu dengan memberikan aturan yang tegas
untuk siswa dalam rangka menanamkan karakter tanggungjawab
dan disiplin, merancang strategi pembelajaran yang memiliki
program penanaman karakter secara rutin dengan cara yang lebih
bervariasi dan kreatif, rutin dalam menanamkan sikap yang baik
secara terus menerus agar menjadi kebiasaan yang positif,
pengembangan proses pembelajarannya, mengadakan jalinan
silaturahmi dengan wali murid melalui pengajian setiap bulan serta
selalu berkoordinasi dan menginformasikan perkembangan putra
putrinya, menjalin kerjasama antara skolah dan pemerintah desa
melalui komite sekolah, membuat pendekatan terhadap masing-
masing siswa secara intens sehingga terbangun hubungan personal
76

yang baik antara guru dan siswa, selalu menegur apabila ada siswa
yang berbuat salah dan kalau perlu dikasih sanksi, selalu menjadi
guru yang dapat menjadi contoh yang baik bagi para siswa.

Guru juga selalu membiasakan siswa untuk menerapkan 5S


(senyum, salam, sapa, sopan dan santun) serta membiasakan siswa
menaati peraturan sekolah, guru menegur secara langsung dan
mengingatkan siswa jika ada yang bertentangan dengan sikap
sosial, guru melakukan evaluasi belajar setiap akhir tahun
pembelajaran agar mengetahui jika ada yang kurang dalam
pembelajarannya sehingga dapat diperbaiki dan lebih di tingkatkan
lagi untuk pembelajaran tahun berikutnya. Dengan melakukan
evaluasi belajar diharapkan untuk kedepannya sikap sosial yang
akan di tanamkan melalui pembelajaran IPS akan lebih baik lagi.
Dengan menerapkan metode pembelajaran yang berbeda yang
lebih baik diharapkan juga akan mendapatkan hasil yang jauh lebih
baik lagi. Dengan memaksimalkan semua sarana dan prasarana
yang telah tersedia di lingkungan sekolah di harapakan juga
memberi dampak yang lebih baik lagi kepada siswa.
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan yang mengarah pada tujuan
penelitian di SD Negeri Sendang Gunungkidul dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kepala sekolah, guru dan siswa SD Negeri Sendang Gunungkidul telah
memahami dan dapat menjelaskan dengan baik tentang pengertian
sikap sosial dengan pendapat mereka masing-masing. Penanaman
sikap sosial siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS juga sudah
diterapkan dengan cukup baik, guru menjelaskan materi kepada siswa
dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa.
Saat pembelajaran guru dapat memberikan contoh yang baik kepada
siswa, selalu menerapkan 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
saat pembelajaran di dalam kelas ataupun saat siswa berada di luar
kelas.
2. Sikap sosial melalui pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri Sendang
Gunungkidul sudah cukup baik. Siswa dapat mengikuti pembelajaran
dengan metode yang digunakan oleh guru IPS seperti belajar
berkelompok, berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sebaya
dengan menggunakan bahasa yang jelas dan sopan. Mendengarkan jika
guru sedang menjelaskan materi pembelajaran, tidak ramai atau
mengobrol sendiri. Saling menghargai dan saling membantu jika ada
siswa lain yang mengalami kesulitan. Dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.

77
78

3. Hal yang dapat dilakukan ketika ada siswa yang bertentangan dengan
sikap sosial dalam pembelajaran IPS, dalam hal ini apa yang dilakukan
guru terbilang sudah cukup baik. Dengan menegur langsung tetapi
tetap menggunakan bahasa yang baik dan sopan agar siswa tidak
merasa tersinggung serta memberi nasehat kepada siswa agar tidak
mengulangi lagi kedepannya. Dengan berkomunikasi dengan orang tua
murid tentang perkembangan siswa.
4. Faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman sikap sosial
melalui pembelajaran IPS kelas IV SD Negeri Sendang Gunungkidul.
Faktor pendukung dalam penanaman sikap sosial siswa, berasal dari
orang tua, guru dan teman sebaya. Yang paling utama adalah dari
lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan tempat awal sikap
sosial anak terbentuk, orang tua harus memperhatikan pergaulan anak
ketika berada di lingkungan rumah. Lingkungan sekolah, guru adalah
sebagai orang tua pengganti ketika anak berada di sekolah, maka guru
juga harus mengawasi dan memperhatikan sikap sosial siswa ketika
berada di sekolah. Kemudian memanfaatkan sarana prasarana yang ada
di sekolah yang bisa mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas.
Faktor penghambat, bisa berasal dari diri sendiri, anak yang
bersoialisasi kurang baik, pemalas, tidak bertanggungjawab dan tidak
disiplin terhadap peraturan. Orang tua yang kurang memberikan
perhatian kepada anaknya, itu berpengaruh dalam pembentukan sikap
sosial anak. Lingkungan sekolah, guru yang kurang memperhatikan
sikap sosial siswa ketika berada di sekolah, dan kurang maksimal
dalam menanamkan sikap sosial kepada siswa ketika pembelajaran
sedang berlangsung. Teman sebaya juga terkadang membawa
pengaruh kurang baik.
79
80

5. Upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi hambatan dalam


penanaman sikap sosial dalam pembelajaran IPS, dengan cara
komunikasi antara guru atau sekolah, siswa dan orang tua. Guru selalu
membiasakan siswa dalam menerapkan 5S (senyum, salam, sapa,
sopan dan santun) serta membiasakan siswa menaati peraturan sekolah
sehingga siswa menjadi terbiasa dalam melakukan hal tersebut yang
berubah menjadi sebuah kebiasaan, guru menegur secara langsung dan
mengingatkan siswa jika ada yang bertentangan dengan sikap sosial,
guru melakukan evaluasi belajar setiap akhir tahun pembelajaran agar
mengetahui jika ada yang kurang dalam pembelajarannya sehingga
dapat diperbaiki dan lebih di tingkatkan lagi untuk pembelajaran tahun
berikutnya.

B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian implikasi teoritis
mengenai penanaman sikap sosial siswa melalui mata pelajaran
ilmu pengetahuan sosial kelas IV SD Negeri Sendang
Gunungkidul, bahwa penanaman sikap sosial sudah ditanamkan di
sekolah. Penanaman sikap sosial tersebut di terapkan oleh guru
kepada siswa dengan memberikan contoh sikap yang baik melalui
pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan dalam pembelajaran IPS.
2. Implikasi Praktis
a. Penelitian ini menjelaskan tentang pemahaman kepala
sekolah, guru dan siswa mengenai penanaman sikap sosial
siswa melalui mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas
IV SD Negeri Sendang Gunungkidul.
b. Mendeskripsikan sikap sosial siswa melalui mata pelajaran
ilmu pengetahuan sosial kelas IV SD Negeri Sendang
Gunungkidul.
81

c. Menjelaskan tentang interaksi siswa yang terjadi ketika


penanaman sikap sosial dalam pembelajaran IPS
d. Penelitian ini mendeskripsikan adanya faktor pendukung
dan penghambat dalam penanaman sikap sosial siswa
melalui mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas IV
SD Negeri Sendang Gunungkidul.
e. Penelitian ini mendeskripsikan mengenai langkah-langkah
yang dilakukan oleh guru dalam penanaman sikap sosial
kepada siswa melalui pembelajaran IPS.

C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti dapat
memberikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi sikap sosial
mereka, baik di dalam kelas ataupun di luar kelas, baik terhadap
guru ataupun pegawai sekolah atau teman sebaya. Lebih
bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan serta
juga melaksanakan tugas piket sesuai dengan jadwal. Bertutur kata
dengan baik dan sopan baik dengan orang yang lebih tua ataupun
teman sebaya. Tertib atau mengikuti semua aturan yang berlaku di
sekolah ataupun di dalam kelas dengan tidak membuat gaduh
kelas. Mendengarkan guru jika sedang menjelaskan, sikap saling
tolong menolong dan toleransi.

2. Bagi Guru kelas IV


Bagi guru kelas IV diharapkan dapat selalu memberikan contoh
yang baik kepada siswa, memberi motivasi kepada siswa, selalu
menjadi teladan bagi siswa agar tercapainya penanaman sikap
sosila yang baik kepada seluruh siswa.
82

3. Bagi Sekolah
Selalu memberikan perhatian, mengawasi seluruh kegiatan siswa
dan lebih meningkatkan lagi baik sarana dan prasarana yang dapat
menunjang terciptanya penanaman sikap sosial yang baik.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini bisa menjadi
bahan pertimbangan selanjutnya bagi peneliti yang akan
melakukan penelitian di SD Negeri Sendang Gunungkidul.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad sholleh. (2019). Penanaman Sikap Sosial Melalui Pembelajaran Ilmu


Pengetahuan Sosial Kelas V SD Negeri Asemlulang Gunungkidul
Tahun Ajaran 2018/2019. Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa
Anggraini, Melani S.A. Zulfianti Heri M. 2017. Implementasi Pendidikan
Karakter Melalui Budaya Sekolah Di SD N Kotagede Tahun Ajaran
2017/2017. Trihayu Jurnal Pendidikan ke-SD-an vol.3 no 3 hal.2
Ayu.R Dika.(2017). Penanaman Sikap Sosial Pada pembelajaran Ilmu
pengetahuan Sosial (IPS) Pada SDN 1 Pulerejo Tahun Pelajaran
2016/2017. Jurnal Inspirasi Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial (Vol. 14
Nomor 2). Hlm. 69-76
Dewi, S. Widiawati, U. Anitra, R.& Mertika.(2021). Analisis Sikap Sosial
Siswa Pada Pembelajaran IPS:Studi kasusDi SD Negeri 38
Sengawang Hilir Kelas 4. Indonesian Journal of Social Science
Education (IJSSE),3(2),141-150.
Harahap, A C P.(2019).Character Building Pendidikan Karakter. Al-
Irsyad:Jurnal Pendidikan Dan Konseling,9(1),Edisi Januari-Juni
2019.

Hariandi, A.& Irawan, Y.(2016).Peran Guru Dalam Penanaman Nilai


Karakter Religius Di Lingkungan Sekolah Pada Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar,1(1),Juni 2016,176-189.

Hilmi, MZ. (2017). Implementasi Pendidikan IPS Dalam Pembelajaran IPS


Di Sekolah. JIME,3(2),Oktober 2017.

Kemendiknas.(2011).Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter


[Berdasarkan Pengalaman Di Satuan Pendidikan
rintisan].Jakarta

81
82

Ketamansiswaan, Tim Dosen. (2014). Materi Kuliah Ketamansiswaan.


Yogyakarta:UST

M. Agus Santoso. (2019). Studi Tentang Penanaman Sikap Sosial Melalui


Pembelajaran IPS Pada Siswa Sekolah Dasar (Penelitian pada siswa
Kelas V SD Negeri Jambewangi Kecamatan Secang Kabupatn
Magelang). Skripsi. Universitas Muhammadiyah Magelang
Parni.(2020). Pembelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Cross-Border:Jurnal
Kajian Perbatasan Antarnegara, Diplomasi Dan Hubungan
Internasional,3(2),Februari 2020,96- 105

Ratnasari Dika Ayu.2016. Penanaman Sikap Sosial Pada Pembelajaran


Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pada SDN Pulerejo Tahun
Pelajaran 2016/2017. Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan:Tulungagung

Surahman, E.& Mukminan.(2017). Peran Guru IPS Sebagai Pendidik


Dan Pengajar Dalam meningkatkan Sikap Sosial Dan Tanggung
Jawab Sosial Siswa SMP. Harmoni Sosial:Jurnal Pendidikan
IPS,4(1).

Sugiyono.(2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan


R&D. Bandung:Alfabeta.Tersedia dalam scribd.

_______(2019). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.


Bandung:Alfabeta.

Syabatini, F.& Prayogi R.(2020). Penanaman Sikap Sosial Siswa Melalui


Pembelajaran IPS Pada Kelas VIII SMPN 2 ROKAN IV Koto.
Bakoba:Jurnal Pendidikan IPS,1(1),Februati 2020.

Ramdhani, M A.(2014). Lingkungan Pendidikan Dalam Implementasi


Pendidikan Karakter. Jurnal Pendidikan Universitas
82

Garut,8(1),28-3
83

Utami, Y. Purnomo, A.& Salam, R.(2019). Penanaman Sikap Sosial Melalui


Pembelajaran IPS Pada Siswa SMP Islam Sudirman Ambarawa
Kabupaten Semarang. Sosiolium,1(1).
84

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Observasi

Pedoman Observasi
Nama Guru : HL
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat : SD Negeri Sendang

No Sumber Aspek
1. Guru kelas 1. Kegiatan pembelajaran didalam kekas IV
2. Penanaman sikap sosial siswa melalui
mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial
kelas IV
3. Langkah-langkah yang dilakukan untuk
menanamkan sikap sosial kepada siswa
4. Evaluasi pembelajaran kelas IV
2. Siswa kelas IV 1. Kegiatan belajar mengajar siswa kelas IV
di kelas
2. Sikap sosial siswa yang terlihat dalam
kegiatan belajar mengajar
3. Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar dikelas
3. Ruang kelas 1. Suasana dan kondisi didalam kelas saat
kegiatan pembelajaran
2. Sarana dan prasarana yang ada didalam
kelas mendukung dalam kegiatan belajar
mengajar

87
88

Lampiran 2. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah


Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
No Indikator
1. Penerapan sikap sosial siswa disekolah
2. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menanamkan sikap sosial
kepada siswa
3. Faktor yang mendukung dan penghambat untuk penerapan sikap sosial
siswa
4. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang di
alami disekolah dalam penerapan sikap sosial

Lampiran 3. Pedoman Wawancara Guru


Pedoman Wawancara Guru
No Indikator
1. Langkah-langkah guru menanamkan sikap sosial siswa dalam kegiatan
pembelajaran IPS
2. Penerapan sikap sosial siswa
3. Hal apa yang dilakukan oleh guru ketika ada siswa yang bertentangan
dengan sikap sosial dalam pembelajaran IPS
4. Faktor yang mendukung dan menghambat guru dalam menanamkan
sikap sosial siswa dalam pembelajaran IPS
5. Upaya guru untuk mengatasi hambatan penanaman sikap sosial dalam
pembelajaran IPS
89

Lampiran 4. Pedoman Wawancara Siswa Kelas IV


Pedoman Wawancara Siswa Kelas IV
No Indikator

1. Pengertian sikap sosial

2. Sikap sosial yang sudah diterapkan di sekolah

3. Sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS dikelas

4. Faktor penghambat ketika menerapkan sikap sosial pada pembelajaran


IPS
5. Faktor pendukung ketika menerapkan sikap sosial pada pembelajaran
IPS

Lampiran 5. Catatan Hasil Observasi


Hasil Observasi
Nama Guru : HL
Hari/Tanggal : kamis, 14 Desember 2021
Waktu : 08.35

No Sumber Aspek Keterangan


1 Guru Kegiatan Guru datang ke kelas dengan
Pembelajaran Di tepat waktu setelah bel tanda
Kelas masuk kelas berbunyi. Guru
memberi salam kepada para
siswa dan bertanya sampai
dimana terakhir mereka
melakukan pembelajaran
sebelumnya. Guru
memberikan penjelasan
materi pembelajaran dengan
90

sangat jelas dan dengan suara


yang lantang. Diakhir sesi
pembelajaran, guru
memberikan tanya jawab
sesuai dengan materi yang
telah di berikan pada hari itu
sebelum mengakhiri
pembelajaran.
Penanaman Sikap Guru dalam menanamkan
Sosial melalui sikap sosial di dalam
pembelajaran pembelajaran lebih
menggunakan cara belajar
secara berkelompok,
menciptakan interaksi antara
siswa dengan siswa yang lain
dan juga interaksi antara
siswa dengan guru. Saling
menghargai antara teman
sebaya dan juga kepada guru.
Membiasakan diri
berkomunikasi dengan bahasa
yang baik dan sopan.
Langkah-langkah Langkah-langkah yang di
yang dilakukan untuk lakukan oleh guru dalam
menerapkan sikap menerapkan sikap sosial di
sosial di kelas dalam kelas dengan selalu
membiasakan siswa dengan
selalu menerapkan 5S
( senyum, salam, sapa, sopan
dan santun ).
2 Siswa Kelas Kegiatan Belajar Siswa mengikuti kegiatan
91

IV Siswa di kelas belajar dengan tertib dan


mendengarkan apa yang di
intruksikan oleh guru
sebelum dan selama proses
pembelajaran berlangsung.
Sikap sosial siswa saat Sikap sosial siswa yang
pembelajaran muncul saat pembelajaran di
kelas yaitu komunikasi yang
terjalin antara siswa dengan
teman sebayanya dan juga
antara siswa dengan guru.
Saat berkomunikasi
menggunakan bahasa yang
baik dan sopan. Siswa cukup
tertib dalam mengikuti proses
belajar mengajar. Siswa
bertanggung jawab dengan
tugas yang diberikan oleh
guru.
Keaktifan siswa dalam Siswa cukup aktif dalam
pembelajaran pembelajaran, terlihat saat
guru memberikan pertanyaan,
siswa mengangkat tangan
sebelum menjawab
pertanyaan. Aktif bertanya
jika dirasa mereka blum
memahami materi yang
diberikan oleh guru. Dalam
belajar kelompok siswa
cukup aktif berdiskusi dengan
92

teman kelompoknya.
3 Ruang Kelas Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana yang
di dalam kelas mendukung yaitu ruang kelas
yang cukup luas, adanya alat
peraga dan LCD Proyektor
untuk membantu guru dalam
proses pembelajaran.
Suasana dan Kondisi Suasana dan kondisi ruang
di dalam kelas saat kelas cukup bersih dan rapi
pembelajaran sehingga terasa nyaman saat
proses pembelajaran
berlangsung. Suasana ruang
kelas cukup tenang selama
pembelajaran.

Lampiran 6. Transkip Hasil Wawancara


93

Transkip Hasil Wawancara


Waktu : 10.25
Tempat : Ruang kepala sekolah
Narasumber : HL

Peneliti :Langkah-langkah guru menanamkan sikap sosial siswa dalam


kegiatan pembelajaran IPS?
HL :Menanamkan sikap sosial kepada siswa dapat dilakukan dengan
menerapkan 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) setiap hari
baik itu kepada guru ataupun teman sebaya dan dengan mengikuti
semua peraturan sekolah, Dalam kegiatan pembelajaran di kelas
cara yang saya lakukan untuk menanamkan sikap sosial kepada
siswa yaitu dengan, saya tanamkan kepada siswa sikap melalui
kerjasamanya dalam bekerja kelompok dikelas, siswa harus mau
berdiskusi dengan temannya yang lain, apabila ada tugas harus
dikerjakan itu merupakan tanggungjawab yang harus siswa
kerjakan, saling membantu apabila ada siswa yang mengalami
kesulitan.
Peneliti : Penerapan sikap sosial siswa disekolah?
HL : Penerapan sikap sosial disekolah, kami bapak ibu guru sudah
menerapkan berbagai kegiatan yang bisa menumbuhkan sikap
sosial siswa, contohnya ya dengan kegiatan belajar mengajar
dikelas kami bentuk kelompok belajar agar siswa mau
bekerjasama, dan bertanggungjawab dalam kelompoknya. Untuk
kegiatan rutin setiap hari itu sudah disepakati oleh siswa jadwal
piket, jadi siswa harus tertib dalam melaksanakan piket, itu bentuk
tanggungjawab yang harus dilaksanakan oleh siswa
94

Peneliti :Hal apa yang dilakukan oleh guru ketika ada siswa yang
bertentangan dengan sikap sosial dalam pembelajaran IPS?
HL :Karena setiap siswa memiliki karakter yang berbeda-beda satu
dengan yang lainnya terkadang guru mengalami kesulitan untuk
mengarahkan siswa. Namun apabila terdapat siswa yang
melakukan hal yang bertentangan dengan sikap sosial, maka guru
akan memberikan teguran kepada siswa tersebut
Peneliti :Faktor yang mendukung dan menghambat guru dalam
menanamkan sikap sosial siswa dalam pembelajaran IPS?
HL :Faktor penghambatnya itu, kurangnya tanggung jawab dari siswa
ketika diberikan tugas untuk dikerjakan dirumah, terkadang masih
ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan. Ada pula yang
menjadi penghambat lain itu, dengan usia mereka yang masih
anak-anak, mudah sekali bagi mereka untuk mengikuti apa yang
temannya lakukan, seperti mengumpulkan tugas tidak tepat
waktu, ketika ada teman yang mengobrol ikut mengobrol, datang
ke kelas terlambat, pakaian tidak rapi seperti itu mbak.

Sedangkan untuk faktor pendukungnya, kami selaku guru bisa juga


memanfaatkan semua yang tersedia di lingkungan sekolah, fasilitas
yang ada disekolah untuk mendukung kegiatan belajar, lingkungan
sekitar yang mendukung bisa guru jadikan contoh kepada siswa
untuk berperilaku yang baik.
Penliti :Upaya guru untuk mengatasi hambatan penanaman sikap sosial
dalam pembelajaran IPS?
95

HL :Penanaman sikap sosial siswa disekolah ini dengan melakukan


berbagai kegiatan, kegiatan tersebut contohnya seperti kedisiplinan
ketika siswa berada di dalam kelas siswa harus memperhatikan
ketika guru sedang menjelaskan materi, tanggungjawab dalam
mengerjakan tugas dan dalam hal ini diupayakan lingkungan
keluarga bisa memberikan perhatian kepada siswa sehingga mereka
bisa mengerjakan tugas tepat pada waktu yang telah disepakati. Di
luar kelas, dengan mengikuti peraturan sekolah, memakai seragam
sesuai peraturan dan dengan rapi

Transkip Hasil Wawancara


Hari/tanggal : Kamis, 16 Desember 2021
Waktu : 09.45
Tempat : Ruang Kepala Sekolah
Narasumber :K

Peneliti : Langkah-langkah yang dilakukan untuk menanamkan sikap sosial


kepada siswa?
K : Membantu siswa agar mengerti perilaku sosial dengan baik di
lingkungan sekolah dan mendampingi siswa agar siswa memahami
sikap-sikap yang harus dilakukan ketika berada di lingkungan
sekolah. Penanaman sikap sosial di sekolah ini dilakukan melalui
kegiatan, contohnya, melakukan piket sesuai dengan jadwal, itu
merupakan salah satu tanggungjawab yang harus dilakukan oleh
siswa. Karena dengan lingkungan sekolah dan ruang kelas yang
bersih kegiatan dalam pembelajaran akan lebih nyaman,
mengucapkan salam dan berjabat tangan dengan guru, kedisiplinan
dalam berseragam dan datang ke sekolah tepat waktu, bapak ibu
guru juga selalu mengajak siswa melakukan sholat berjama’ah
disekolah itu merupakan salah satu cara bapak ibu guru untuk
96

membantu siswa menanamkan sikap sosialnya


Peneliti : Penerapan sikap sosial disekolah?
K : Penerapan sikap sosial siswa di sekolah ini dengan melakukan
berbagai kegiatan yang mendukung dalam penanaman sikap sosial.
Contohnya bisa dengan melakukan kerjabakti membersihkan
lingkungan sekolah dengan begitu kan nanti siswa satu dengan
siswa yang lainnya bisa saling membantu, saling bekerjasama,
kami juga menerapkan kegiatan sholat berjamaah di sekolah, dan
masih banyak lagi mbak
Peneliti :Hal apa yang dilakukan oleh guru ketika ada siswa yang
bertentangan dengan sikap sosial?
K :Dalam menanamkan sikap sosial kepada siswa, guru bisa
memberikan teguran kepada siswa yang melanggar aturan yang
berlaku disekolah ini mbak. Misalnya ada anak yang berkata
kurang sopan terhadap guru, guru lalu memberikan teguran kepada
siswa tersebut, kita tanamkan sikap sopan santunnya ketika
berbicara kepada orang yang lebih tua. Untuk kedisiplinan siswa
dalam berseragam harus sesuai dengan aturan yang berlaku
disekolah, datang tepat waktu. Selain itu juga, menjaga komunikasi
dengan orang tua murid sehingga orang tua murid juga mengetahui
tentang perkembangan anak mereka ketika berada disekolah.
Peneliti :Faktor yang mendukung dan penghambat untuk penerapan sikap
sosial siswa?
K :Kalau untuk faktor pendukungnya, sekolah sudah menyiapkan
sarana prasarana seperti perpustakaan agar siswa bisa
memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku-buku yang
tersedia disana, sarana bermain ada LCD proyektor untuk
mendukung kegiatan belajar mengajar dikelas.
97

Faktor penghambat dalam menanamkan sikap sosial kepada


siswa, masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan
aturan yang ada disekolah, misalnya siswa yang tidak disiplin
datang kesekolah tidak tepat waktu, menggunakan seragam tidak
rapi dan kami sebagai pendidik disekolah ini juga sudah
memberikan teguran kepada siswa yang melakukan kesalahan
tersebut agar untuk kedepnnya tidak diulangi lagi dengan alasan-
alasan lain.
Penliti : Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang
di alami disekolah dalam penerapan sikap sosial?
K : Untuk mengatasi hambatan penanaman sikap sosial kita bisa
melakukan beberapa hal, seperti melakukan komunikasi secara
rutin kepada siswa atau orang tua atau wali dari siswa, dan
memanfaatkan prasarana yang ada di lingkungan sekolah baik di
dalam ataupun di luar kelas atau khususnya sekarang ini jika
mengumpulkan tugas dikarenakan sekolah masih dengan system
online bisa memberikan batas waktu dengan memperhitungkan
kendala jaringan internet karena tidak semua mempunyai sinyal
yang bagus
98

Transkip Hasil Wawancara


Waktu : 08.15
Tempat : Ruang Kelas IV
Narasumber : LV

Peneliti : Apakah Pengertian sikap sosial ?


LV : Sikap sosial itu sikap peduli terhadap orang lain di sekolah dan
dimasyarakat
Peneliti : Sikap sosial apa yang sudah kamu terapkan disekolah ?
LV : Sikap sosial yang sudah diterapkan disekolah, tidak boleh
terlambat datang kesekolah, harus mengerjakan PR dirumah
Peneliti : Sikap siswa harus bagaimana dalam mengikuti pembelajaran ips ?
LV : Sikap saya harus mendengarkan yang sedang di sampaikan oleh
bapak ibu guru, tidak boleh ramai sendiri
Peneliti : Hambatan apa yang sering dialami pada saat menerapkan sikap
sosial disekolah ?
LV : Hambatannya itu tidak bertanggungjawab mbak, soalnya saya
pernah tidak melaksanakan piket
Penliti : Harapan ketika mendapatkan pembelajaran ips ?
LV : Harapannya ketika mendapatkan pembelajaran ips bisa
memahami tentang sikap sosial yang harus diterapkan disekolah
dan dirumah
99

Transkip Hasil Wawancara


Waktu : 08.40
Tempat : Ruang Kelas IV
Narasumber : AN

Peneliti : Apakah Pengertian sikap sosial ?


AN : Sikap sosial itu sikap bersosialisasi dengan orang lain, harus
sopan, dan saling menghargai mbak
Peneliti : Sikap sosial apa yang sudah kamu terapkan disekolah ?
AN : Tidak boleh berkelahi dengan teman, harus saling menyayangi,
kalau ada teman yang kesusahan harus dibantu
Peneliti : Sikap siswa harus bagaimana dalam mengikuti pembelajaran ips ?
AN : Kalau sedang dijelaskan sama bapak ibu guru kadang masih ada
yang berisik tidak memperhatikan mbak
Peneliti : Hambatan apa yang sering dialami pada saat menerapkan sikap
sosial disekolah ?
AN : Hambatannya itu tidak disiplin mbak, soalnya pernah terlambat
masuk sekolah karena kesiangan berangkatnya
Penliti : Harapan ketika mendapatkan pembelajaran ips ?
AN : Harapan saya bisa menerapkan sikap sosial dengan baik disekolah
dan dirumah
100

Transkip Hasil Wawancara


Waktu : 09.10
Tempat : Ruang Kelas IV
Narasumber : AL

Peneliti : Apakah Pengertian sikap sosial ?


AL : Sikap sosial sikap saling menghormati kepada orang lain, saling
membantu sesama teman
Peneliti : Sikap sosial apa yang sudah kamu terapkan disekolah ?
AL : Sikap sosial yang sudah diterapkan di sekolah, sopan santun saat
berbicara dengan bapak ibu guru, harus melaksanakan piket, tidak
boleh telat datang ke sekolah mbak
Peneliti : Sikap siswa harus bagaimana dalam mengikuti pembelajaran ips ?
AL : Harus mendengarkan kalau bu guru sedang berbicara, tapi masih
ada yang ngobrol sendiri jadinya berisik mbak
Peneliti : Hambatan apa yang sering dialami pada saat menerapkan sikap
sosial disekolah ?
AL : Tidak bertanggungjawab soalnya tidak melaksanakan piket mbak,
pernah tidak mengerjakan PR
Penliti : Harapan ketika mendapatkan pembelajaran ips ?
AL : Harapan saya ketika mendapatkan pembelajaran ips bisa
mempelajari cara bersosialisasi dengan teman teman
101

Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SD N SENDANG PONJONG


Kelas / Semester : 4 / 1 (satu)
Tema/Sub tema/PB : 2 (Selalu Berhemat Energi) / 1( Sumber Energi) / 1
Muatan terpadu : BI, IPA, IPS
Alokasi waktu : 5 x 35 menit

A. Tujuan
1. Dengan membaca teks visual, siswa mampu mengidentifikasi gambar-
gambar dari teks visual yang diamati dengan terperinci
2. Setelah membaca teks visual, siswa mampu menuliskan gagasan pokok
dari teks visual yang diamati dengan terperinci.
3. Dengan percobaan, siswa mampu menjelaskan manfaat energi matahari
dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat
4. Dengan percobaan, siswa mampu menyajikan laporan hasil pengamatan
tentang perubahan bentuk energi matahari dalam kehidupan dengan
sistematis
5. Dengan diskusi dan pemecahan masalah, siswa mampu mengidentifikasi
sumber daya alam dan pemanfaatannya dengan tepat.
6. Dengan diskusi dan pemecahan masalah, siswa mampu menyajikan hasil
identifikasi sumber daya dan pemanfaatannya dalam bentuk tulisan
dengan sistematis.

B. Kegiatan Pembelajaran

Pendahuluan : Model/metode :
1. Guru memberikan salam dan mengajak semua
siswa berdoa menurut agama dan keyakinan 1. Model
pembelajaran :
masing-masing yang dipimpin oleh ketua
coopertiv
kelas.
learning
2. Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi
lembar kehadiran dengan memeriksa kerapian 2. Metode : diskusi,
pakaian,posisi,dan tempat duduk disesuaikan Tanya jawab,
102

dengan kegiatan pembelajaran tugas


3. Guru melakukan apersepsi dengan mengajak
siswa menyanyikan lagu ”Dari Sabang 3. Pendekatan :
scientific
Sampai Merauke”
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau
langkah pembelajaran
5. Guru menanyakan kembali pengetahuan siswa
tentang materi yang dipelajari pada hari
sebelumnya.
6. menyampaikan cakupan materi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus
Kegiatan inti Media/alat/sumber:
1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai tanaman jagung,
dengan tujuan pembelajaran kertas, tissue, kain.
2. Guru menempelkan gambar di papan atau Buku siswa tematik
ditayangkan melalui LCD terpadu kurikulum
3. Guru memberi petunjuk dan memberi 2013. Jakarta:
kesempatan pada peserta didik untuk kementrian
memperhatikan/menganalisis gambar pendidikan dan
4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta kebudayaan. (hal.1-
didik, hasil diskusi dari analisis gambar 9)
tersebut dicatat pada kertas
5. Tiap kelompok diberi kesempatan
membacakan hasil diskusinya
6. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta
didik, guru mulai menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai
7. Kesimpulan

Kegiatan penutup
1. Guru mengulas kembali kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan.
2. Siswa bersama guru melakukan refleksi
3. Guru memberikan tugas secara berkelompok
membuat kliping manfaat matahari
4. Menginformasikan rencana kegiatan
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
5. Ketua kelas memimpin berdoa untuk
mengakhiri pelajaran.

C. Penilaian:

Penilaian Sikap: Observasi selama kegiatan berlangsung


Penilaian Pengetahuan: tes tertulis
103

Penilaian Keterampilan: tes perbuatan, unjuk kerja

Mengetahui …………., …………


Kepala Sekolah Guru Kelas

_______________ __________________
NIP NIP

Lampiran tes
1. Sebutkan gagasan pokok dan gagasan pendukung pada bacaan yang sudah
dibaca!
2. Jelaskan keragaman budaya yang ada di Indonesia!
3. Tuliskanlah gagasan pokok dan gagasan pendukung dari gambar yang
telah diamati!
4. Presentasikanlah hasil diskusi keberagaman suku,bangsa dan budaya di
Indonesia!
5. Buatlah kliping keberagaman budaya Indonesia secara berkelompok!
104

Lampiran 8. Dokumentasi penelitian


105
106
107

Lampiran 9 Surat-Surat
108
109
110
111

Surahman, E.& Mukminan.(2017).Peran Guru IPS Sebagai Pendidik Dan Pengajar


Dalam meningkatkan Sikap Sosial Dan Tanggung Jawab Sosial Siswa SMP. Harmoni
Sosial:Jurnal Pendidikan IPS,4(1).

Utami, Y. Purnomo, A.& Salam, R.(2019).Penanaman Sikap Sosial Melalui


Pembelajaran IPS Pada Siswa SMP Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang.
Sosiolium,1(1).
112

Kemendiknas.(2011).Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter [Berdasarkan


Pengalaman Di Satuan Pendidikan rintisan].Jakarta

Dewi, S. Widiawati, U. Anitra, R.& Mertika.(2021). Analisis Sikap Sosial Siswa Pada
Pembelajaran IPS:Studi kasusDi SD Negeri 38 Sengawang Hilir Kelas 4.Indonesian
Journal of Social Science Education (IJSSE),3(2),141-150.
113

Ramdhani, M A.(2014).Lingkungan Pendidikan Dalam Implementasi Pendidikan


Karakter.Jurnal Pendidikan Universitas Garut,8(1),28-37.

A C P.(2019).Character Building Pendidikan Karakter.Al-Irsyad:Jurnal Pendidikan


Dan Konseling,9(1),Edisi Januari-Juni 2019,

Ramdhani, M A.(2014).Lingkungan Pendidikan Dalam Implementasi Pendidikan


Karakter.Jurnal Pendidikan Universitas Garut,8(1),28-37
114

Harahap, A C P.(2019).Character Building Pendidikan Karakter.Al-Irsyad:Jurnal


Pendidikan Dan Konseling,9(1),Edisi Januari-Juni 2019

Syabatini, F.& Prayogi R.(2020).Penanaman Sikap Sosial Siswa Melalui


Pembelajaran IPS Pada Kelas VIII SMPN 2 ROKAN IV Koto.Bakoba:Jurnal Pendidikan
IPS,1(1),Februati 2020.

Hariandi, A.& Irawan, Y.(2016).Peran Guru Dalam Penanaman Nilai Karakter Religius
Di Lingkungan Sekolah Pada Siswa Sekolah Dasar.Jurnal Gentala Pendidikan
Dasar,1(1),Juni 2016,176-189
115

Hariandi, A.& Irawan, Y.(2016).Peran Guru Dalam Penanaman Nilai Karakter Religius
Di Lingkungan Sekolah Pada Siswa Sekolah Dasar.Jurnal Gentala Pendidikan
Dasar,1(1),Juni 2016,176-189

Hariandi, A.& Irawan, Y.(2016).Peran Guru Dalam Penanaman Nilai Karakter Religius
Di Lingkungan Sekolah Pada Siswa Sekolah Dasar.Jurnal Gentala Pendidikan
Dasar,1(1),Juni 2016,176-189
116

Ayu.R Dika.(2017). Penanaman Sikap Sosial Pada pembelajaran Ilmu pengetahuan


Sosial (IPS) Pada SDN 1 Pulerejo Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Inspirasi Jurnal
Ilmu-Ilmu Sosial (Vol. 14 Nomor 2). Hlm. 69-76
117

Dewi, S. Widiawati, U. Anitra, R.& Mertika.(2021). Analisis Sikap Sosial Siswa Pada
Pembelajaran IPS:Studi kasusDi SD Negeri 38 Sengawang Hilir Kelas 4.Indonesian
Journal of Social Science Education (IJSSE),3(2),141-150
118

Ketamansiswaan, Tim Dosen. (2014). Materi Kuliah Ketamansiswaan.


Yogyakarta:UST
119
120

Sugiyono.(2013).Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan


R&D.Bandung:Alfabeta.Tersedia dalam scribd
121
122
123
124

Sugiyono (2019). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.


Bandung:Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai