Anda di halaman 1dari 99

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIMPUNAN KELAS

VII SMP ISLAM NURUL MUSTHOFA DITINJAU DARI KEMAMPUAN


MATEMATIKA

SKRIPSI

OLEH
FAHIMATUL AZMAH
NPM 18184202020

UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA (UNIWARA) PASURUAN


FAKULTAS PEDAGOGI PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2022
ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIMPUNAN KELAS
VII SMP ISLAM NURUL MUSTHOFA DITINJAU DARI KEMAMPUAN
MATEMATIKA

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas PGRI Wiranegara (Uniwara) Pasuruan

untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program Sarjana

OLEH

FAHIMATUL AZMAH

NIM 18184202020

UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA (UNIWARA) PASURUAN


FAKULTAS PEDAGOGI DAN PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi oleh Fahimatul Azmah ini telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal 28 November 2022

Ketua Anggota

Dr. Andika Setyo Budi , M.Pd Drs. Supriyo, M.Pd

NIDN.0727028603 NIDN. 0012036601

Utama

Ani Afifah, S.Si., M.Pd

NIDN. 0723119001

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pedagogi dan Psikologi Ka. Prodi Pendidikan Matematika

Dr. Yudi Hari Rayanto, M.Pd Maya Rayungsari, S.Si., M.Si

NIDN. 0708127501 NIDN 0712108901

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Fahimatul Azmah

NIM : 18184202020

Fakultas : Pedagogi dan Psikologi

Program Studi : Pendidikan Matematika

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian maupun seluruhnya.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasuruan, 30 Juli 2022

Fahimatul Azmah

iv
MOTTO

“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah


Tuhan semesta alam.”

v
ABSTRAK

Azmah, A. 2022. Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Himpunan Kelas VII
Smp Islam Nurul Musthofa Ditinjau Dari Kemampuan Matematika.
Skripsi tidak dipublikasikan, Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Pedagogi dan Psikologi Universitas PGRI Wiranegara
(UNIWARA) Pasuruan. Pembimbing: (I) Dr. Andika Setyo Budi L. M.Pd.
(II) Drs. Supriyo, M.Pd.

Kata Kunci: Miskonsepsi, Himpunan

Miskonsepsi adalah ketidaksesuaian konsep yang dimiliki siswa dengan konsep-konsep


para ahli. Berdasarkan hasil observasi siswa kelas VII SMP Islam Nurul Musthofa
diketahui bahwa pemahamn konsep kurang berkembang dengan baik. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi
yang dialami siswa pada pokok bahasan himpunan, mendeskripsikan penyebab
miskonsepsi yang dialami siswa pada pokok bahasan himpunan. Instrumen yang digunakan
adalah tes tertulis dan wawancara. Data yang diperoleh tes kemudian dianalisis. Subjek
penelitian ini adalah 3 siswa dengan kategori siswa yang berkemampuan tinggi, sedang,
dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek S1 mengalami 1 indikator
miskonsepsi yaitu miskonsepsi sistematik. Subjek S2 mengalami 4 indikator miskonsepsi
yaitu miskonsepsi terjemah, miskonsepsi tanda, miskonsepsi sistematik dan miskonsepsi
konsep. Subjek S2 mengalami 2 indikator miskonsepsi yaitu miskonsepsi konsep dan
miskonsepsi tanda. Adapun faktor penyebab miskonsepsi yaitu kurangnya pemahaman,
kurangnya latihan dalam mengerjakan soal, metode mengajar, kurangnya minat
benar.

vi
ABSTRACT

Azmah, A. 2022. Analysis of Students' Misconceptions on Class Set Material VII


Smp Islam Nurul Musthofa Judging From Mathematical Ability. Skripsi
tidak dipublikasikan, Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas
Pedagogi dan Psikologi Universitas PGRI Wiranegara (UNIWARA)
Pasuruan. Pembimbing: (I) Dr. Andika Setyo Budi L. M.Pd. (II) Drs.
Supriyo, M.Pd.

Kata Kunci: Misconceptions, Set

Misconception is a mismatch between students' concepts and experts' concepts. Based on


the results of observations of class VII students of SMP Islam Nurul Musthofa, it is known
that conceptual understanding is not well developed. The type of research used is
qualitative research, which aims to describe the misconceptions experienced by students
on the subject of sets, to describe the causes of misconceptions experienced by students on
the subject of sets. The instruments used were written tests and interviews. The data
obtained by the test is then analyzed. The subjects of this study were 3 students with high,
medium and low ability categories. The results showed that S1 subjects experienced 1
indicator of misconception, namely systematic misconception. S2 subjects experienced 4
indicators of misconceptions, namely translation misconceptions, sign misconceptions,
systematic misconceptions and conceptual misconceptions. S2 subjects experienced 2
indicators of misconceptions, namely conceptual misconceptions and sign misconceptions.
The factors that cause misconceptions are lack of understanding, lack of practice in working
on questions, teaching methods, lack of interest in learning.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul
“ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HIMPUNAN KELAS VII
SMP ISLAM NURUL MUSTHOFA DITINJAU DARI KEMAMPUAN
MATEMATIKA” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Skripsi ini dapat terselesaikan dengan bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu peneliti menyampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr Daryono, M.Pd selaku Rektor Universitas PGRI Wiranegara


(UNIWARA) Pasuruan
2. Bapak Dr Yudi Hari Rayanto, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Pedagogi dan
Psikologi Universitas PGRI Wiranegara (UNIWARA) Pasuruan.
3. Ibu Maya Rayungsari, S.Si, M.Si. selaku ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
4. Ibu Dr. Andika Setyo Budi Lestari, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang
selalu memberikan bimbingan serta masukan kepada penulis.
5. Bapak Drs. Supriyo, M.Pd selaku dosen pembimbing II
6. Bapak Miftahul Khoiri, M.Pd selaku validator.
7. Bapak Sya’roni, S.Kom selaku kepala sekolah SMP Islam Nurul Musthofa
8. Ibu Lailatul Hidayah S.Pd selaku guru matematika SMP Islam Nurul
Musthofa

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih banyak
kekurangan, namun penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak pihak yang terkait.

Pasuruan, 30 Juli 2022

Penulis

viii
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji syukur tercurah kepada Allah


Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat dan karunia sehingga tugas
akhir ini selesai disusun. Skripsi ini saya persembahkan :

1. Suami tercinta Abdul Wadud, terimakasih telah menjadi inspirasi dalam


hidupku, terimakasih telah mendukung setiap langkahku.

2. Abi dan Ibu tercinta abi Ghonim dan ibu Inayah, terimakasih atas doa yang
senantiasa engkau panjatkan serta motivasi dan dukungan yang selalu engkau
berikan untuk anakmu.

3. Keluarga besar yang selalu memberi dukungan dan doa.

4. Sahabat-sahabat tercinta Dita Febrin C, Risqi Amalia, Syafa’ah tempat


berbagi senang dan sedih yang selal umemberikan semangat dalam
penyusunan tugas akhir ini.

5. Keluarga besar SMP Islam Nurul Musthofa, terimakasih atas semua bantuan
yang telah diberikan selama penelitian.

6. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Matematika 2018 yang selalu


kompak dan seru serta selalu memberikan semangat.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................. v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 4

1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ....................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

1.6 Definisi Operasional ................................................................................. 7

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 8


2.1 Kemampuan Matematis ............................................................................ 8

2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis.......................................... 10

2.3 Miskonsepsi ........................................................................................... 13

2.4 Definisi Himpunan dan Operasi Himpunan............................................. 19

x
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 23
3.1 Diagram Alir .......................................................................................... 23

3.2 Desain Penelitian .................................................................................... 24

3.3 Subjek Penelitian .................................................................................... 24

3.4 Tempat Penelitian ................................................................................... 27

3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................... 27

3.6 Data dan Sumber Data ............................................................................ 28

3.7 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 29

3.8 Analisis Data .......................................................................................... 30

3.9 Tahap-tahap Penelitian ........................................................................... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 35


4.1 Hasil ....................................................................................................... 35

4.2 Miskonsepsi Siswa ................................................................................. 36

4.3 Deskripsi Hasil Tes Tertulis Dan Wawancara ......................................... 37

4.4 Pembahasan ............................................................................................ 53

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 57


5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 57

5.1 Saran ...................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 60


LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 62
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 84

xi
DAFTAR TABEL

Tabel
Tabel 2. 1 Indikator Miskonsepsi Menurut Ojose (2015) .................................... 14
Tabel 2. 2 Indikator Miskonsespsi Menurut Setiawan (2015) ............................. 16
Tabel 2. 3 Indikator Miskonsepsi terhadap penelitian ......................................... 17
Tabel 2. 4 Faktor-faktor Penyebab Miskonsepsi ................................................. 18
Tabel 3. 1 Format data siswa yang mengalami miskonsepsi ............................... 31
Tabel 4. 1 Jenis-jenis Miskonsepsi ..................................................................... 36

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar
Gambar 3. 1 Diagram Alir.................................................................................. 23
Gambar 3. 2 Pemilihan Subjek Penelitian........................................................... 26
Gambar 4. 1 Hasil Pekerjaan S1 pada soal nomor 2............................................ 37
Gambar 4. 2 Hasil Pekerjaan S1 pada soal nomor 3............................................ 39
Gambar 4. 3 Hasil Pekerjaan S1 pada soal nomor 4............................................ 40
Gambar 4. 4 Hasil Pekerjaan S2 pada soal nomor 1............................................ 42
Gambar 4. 5 Hasil Pekerjaan S2 pada soal nomor 2............................................ 43
Gambar 4. 6 Hasil Pekerjaan S2 pada soal nomor 3............................................ 44
Gambar 4. 7 Hasil Pekerjaan S2 pada soal nomor 4............................................ 46
Gambar 4. 8 Hasil Pekerjaan S3 pada soal nomor 1............................................ 48
Gambar 4. 9 Hasil Pekerjaan S3 pada soal nomor 2............................................ 49
Gambar 4. 10 Hasil Pekerjaan S3 pada soal nomor 3 .......................................... 51
Gambar 4. 11 Hasil Pekerjaan S3 pada soal nomor 4 .......................................... 52

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

lampiran 1 Hasil Nilai Ulangan Harian Pokok Bahasan Himpunan ..................... 62


Lampiran 2 Format Lembaran Pemilihan Subjek Penelitian ............................... 63
Lampiran 3 Format Lembaran Pemilihan Subjek Penelitian ............................... 64
Lampiran 4 Kisi-Kisi Soal Tes Uraian................................................................ 65
Lampiran 5 Soal Tes Uraian............................................................................... 66
Lampiran 6 Pedoman Penskoran ........................................................................ 68
Lampiran 7 Pedoman Wawancara ...................................................................... 70
Lampiran 8 Tabel Data Hasil Penelitian ............................................................. 72
Lampiran 9 Hasil Tes Subjek 1 .......................................................................... 73
Lampiran 10 Hasil Tes Subjek 2 ........................................................................ 75
Lampiran 11 Hasil Tes Subjek 3 ........................................................................ 76
Lampiran 12 Lembar Validasi Pedoman Wawancara ......................................... 77
Lampiran 13 Lembar Validasi Intrumen Tes Uraian ........................................... 79
Lampiran 14 Surat Izin Penelitian ...................................................................... 81
Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .............................. 82
Lampiran 16 Dokumentasi ................................................................................. 83

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan salah satu permasalahan dalam pembelajaran matematika

banyak siswa yang enggan untuk belajar matematika. Sebagian orang beranggapan

bahwa belajar matematika merupakan pelajaran yang sulit dalam memahami

konsep. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan matematika dianggap sulit,

faktor pertama buku, faktor kedua guru, faktor ketiga siswa itu sendiri Widodo

(2016). Menurut Dahar (2011) banyak siswa yang belum mengetahui cara belajar

yang efisien dan efektif, sehingga hasil belajar dianggap masih kurang baik dan

banyak siswa tidak memahami konsep barisan dengan benar, kebanyakan hanya

mencoba menghafal pelajaran dan memasukkan ilmu tanpa ada penyaringan

terlebih dahulu. Matematika bukanlah mata pelajaran yang hanya dihafalkan,

namun membutuhkan lebih banyak penalaran dan pemahaman. Akibatnya siswa

akan kesulitan dalam memecahkan masalah ketika diberikan tes atau evaluasi,

walaupun bentuk soal hampir sama dengan soal yang telah dipelajarinya. Penyebab

dalam pembelajaran matematika adalah siswa tidak memahami konsep matematika

atau salah dalam matematika (miskonsepsi) (Karimah, 2012). Dalam pembelajaran

matematika, ada berbagai karakteristik yang dimiliki oleh siswa dalam memahami

konsep suatu materi pokok.

1
2

Menurut Jihad dan Haris (2010) pemahaman konsep merupakan kemampuan

siswa untuk melakukan strategi dengan cekatan, efisien, dan tepat. Pemahaman

konsep matematika diartikan sebagai proses berpikir siswa untuk mengolah bahan

ajar yang diterima sehingga siswa dapat lebih memahami konsep tersebut.

Pemahaman konsep sangat mempengaruhi siswa dalam pembelajaran khususnya

pada pembelajaran matematika.

Pemahaman konsep bagi siswa erat kaitannya dengan miskonsepsi, karena

pemahaman konsep siswa yang baik akan berdampak sedikit terhadap miskonsepsi

yang terjadi. Menurut Gradini (2016) miskonsepsi adalah kesalahpahaman konsep,

atau kegagalan dalam memahami konsep yang tidak sesuai dengan para ahlinya.

Sedangkan Menurut Utami (2017) miskonsepsi merupakan interprestasi suatu

konsep yang tidak dapat diterima dalam sebuah pernyataan. Menurut Ziadatul dan

Mohammad (2018), analisis miskonsepsi merupakan upaya untuk memahami dan

menjelaskan kesalahpahaman dengan memilah dan menjelaskan dalam bentuk

penjelasan untuk mempelajari kebenaran tentang kesalahpahaman yang terjadi.

Dari beberapa pendapat peneliti tersebut bahwa miskonsepsi merupakan struktur

konsep yang belum tepat namun siswa menganggap benar, akibatnya terjadi

kesalahan yang berulang kali atau terus menerus.

Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 3 siswa yang diambil dari nilai

ulangan harian dan rekomendasi guru mata pelajaran matematika dengan

pertimbangan siswa telah mempelajari pokok bahasan himpunan. Peneliti

mengajukan soal tes kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui miskonsepsi

yang dialami. Hasil tes menunjukkan soal bahwa miskonsepsi di kerjakan siswa

saat mengerjakan soal pada pokok bahasan himpunan di kelas VII.


3

Menurut Hidayat (2019) Materi pembelajaran adalah untuk mempelajari

konsep, rumus dalam materi ini tidak banyak dan berbagai simbol, notasi dan

diagram digunakan dalam materi ini. Materi himpunan memerlukan pemahaman

konsep yang baik, berdasarkan materi himpunan pemecahan masalah, termasuk

soal cerita yang memerlukan pemahaman konseptual sehingga masalah terkait

himpunan dapat diidentifikasi dan dipecahkan. Menurut (Astuti & Wijaya, 2021)

Himpunan adalah objek atau kumpulan objek yang terdefinisi dengan baik. Objek

dalam himpunan disebut anggota himpunan (elemen). Huruf kapital (A, B, …)

dalam materi himpunan dinamakan notasi himpunan. Objek yang terdapat dalam

suatu himpunan ditulis di antara kurung kurawal { }. Anggota himpunan

dilambangkan dengan dan bukan anggota dilambangkan dengan ∈, sedangkan yang

bukan anggota dinotasikan dengan ∉.

Menurut Ziadatul dan Mohammad (2018) Kemampuan belajar matematika

berbeda-beda pada setiap orang. Sebagian orang yang mampu belajar lebih cepat

dibangkan dengan yang lain. Kemampuan matematika memiliki dampak besar pada

pemahaman dan pemecahan masalah matematika. Kemampuan matematika dalam

penelitian ini yaitu kemampuan intelektual siswa yang ditentukan dari hasil tes

kemampuan matematika. Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan dan

menganalisis miskonsepsi tentang kemampuan matematika siswa menggunakan 3

kategori berdasarkan kemampuan matematika yaitu kemampuan tinggi,

kemampuan sedang, dan kemampuan rendah.

Berdasarkan uraian diatas, miskonsepsi ini menarik untuk dijadikan sebuah

penelitian yang berjudul “Analisis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Himpunan

Kelas VII SMP Islam Nurul Musthofa Ditinjau Dari Kemampuan Matematika”.
4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini ialah :

1) Apa saja yang dialami siswa pada pokok bahasan himpunan kelas VII SMP

Islam Nurul Musthofa?

2) Apa faktor penyebab miskonsepsi siswa pada pokok bahasan himpunan kelas

VII SMP Islam Nurul Musthofa ditinjau dari kemampuan matematika ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang sudah dijelaskan diatas, maka tujuan penelitian

ini ialah :

1) Untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa kelas VII SMP Islam

Nurul Musthofa pada pokok bahasan himpunan ditinjau dari kemampuan

matematika.

2) Untuk mendeskripsikan penyebab miskonsepsi siswa kelas VII SMP Islam

Nurul Muthofa pada pokok bahasan himpunan ditinjau dari kemampuan

matematika.

1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka peneliti mengidetifikasi ruang

lingkup permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini sebagai berikut :

1) Masih banyak siswa yang mengalami miskonsepsi khususnya pada pokok

bahasan himpunan.

2) Adanya perbedaan miskonsepsi yang dialami siswa.


5

Pembatasan masalah dalam penelitian ini bertujuan agar mempertegas ruang

lingkup yang diteliti, sehingga permasalahan lebih jelas dan mendalam.

Berdasarkan ruang lingkup yang telah diuraikan diatas, penelitian ini memiliki

batasan masalah antara lain :

1) Subjek pada penelitian ini adalah 3 siswa yang dipilih berdasarkan

kemampuan matematika siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan

rendah pada kelas VII SMP Islam Nurul Musthofa dan rekomendasi dari guru

mata pelajaran matematika.

2) Pokok bahasan dalam penelitian ini ialah materi himpunan semester ganjil

tahun pelajaran 2021/2022. Materi ini dipilih berdasarkan studi pendahuluan

pada latar belakang.

3) Indikator miskonsepsi penelitian ini adalah 1) miskonsepsi tejemahan,

kesalahpahaman mengubah informasi matematika dimana siswa mengalami

kesalahan kata-kata pada soal. 2) miskonsepsi konsep, kesalahpahaman siswa

dalam memahami gagasan atau ide abstrak. 3) miskonsepsi strategi,

kesalahpahaman yang terjadi apabila siswa memilih jalan hitung yang kurang

tepat. 4) miskonsepsi sistematik, kesalahpahaman siswa yang berkenaan

dengan urutan pengerjaan. 5) miskonsepsi tanda, kesalahpahaman dalam

memberikan atau menulis tanda, operasi ataupun notasi matematika. 6)

miskonsepsi berhitung, kesalahpahaman dalam menghitung.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1) Manfaat Teoritis
6

Secara teoritis memberikan manfaat untuk mengatasi miskonsepsi siswa

dalam memecahakan permasalahan matematika khususnya pada pokok

bahasan himpunan yang ditinjau dari kemampuan matematika.

2) Manfaat Praktis

(1) Bagi siswa

Dapat membantu siswa agar memiliki pemahaman konsep yang benar dan

dapat memecahkan permasalahan pada pokok bahasan himpunan maupun masalah

lain yang melibatkan himpunan pada kehidupan sehari-hari.

(2) Bagi guru

Dapat memberikan informasi kepada guru terhadap miskonsepsi yang dialami

siswannya pada pokok bahasan himpunan, sehingga guru dapat meminimalisirkan

dan mencegah terjadinya miskonsepsi pada materi-materi dan pembelajaran yang

akan datang.

(3) Bagi Sekolah

Diharapkan dapat menambah masukan bagi sekolah untuk dapat

meminimalisir terjadinya miskonsepsi siswa yaitu miskonsepsi yang ditinjau

kemampuan matematika.

(4) Bagi peneliti

Menambah pengalaman dan wawasan baru mengenai miskonsepsi dan

penyebabnya pada pokok bahasan himpunan siswa SMP kelas VII yang

dilaksanakan di SMP Islam Nurul Musthofa, serta menambah bekal untuk menjadi

calon guru nantinya supaya tidak terjadi miskonsepsi pada siswanya.


7

1.6 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman pada penelitian ini, maka peneliti

menjabarkan beberapa hal sebagai berikut :

1) Konsep adalah suatu ide atau uraian singkat yang dapat digunakan untuk

mengklarifikasi atau menggolongkan suatu rangkaian.

2) Miskonsepsi adalah kesalahpahaman siswa terhadap sesuatu konsep satu

dengan konsep yang lain, antara konsep yang sudah ada dengan konsep baru

pada pemikiran siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan,

sehingga mengarah pada pembentukan konsep yang salah.

3) Indikator miskonsepsi siswa.

4) Kemampuan matematika yang diuraikan dalam penelitian ini adalah tinggi,

sedang, dan rendahnya kemampuan sebagai subjek penelitian.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kemampuan Matematis

Bidang kajian penelitian pendidikan matematika terkait dengan proses

pembelajaran, kurikulum, media pembelajaran, sistem evaluasi, profesionalisme

guru dan lain-lain yang diarahkan untuk pencapaian aspek kognitif, seperti

kemampuan matematis tertentu. Aspek kognitif pembelajaran matematika lebih

menekankan pada aspek intelektual seperti kemampuan matematika. Belajar

matematika bukan hanya tentang meningkatkan keterampilan aritmatika. Karena

hal tersebut belum cukup untuk menghadapi masalah kehidupan sehari-hari yang

semakin kompleks. Kemampuan berhitung hanyalah bagian kecil dari matematika.

Tuntutan hidup menuntut agar setiap orang memiliki keterampilan matematika.

Kompetensi matematika adalah pengetahuan dan keterampilan dasar yang

diperlukan untuk melakukan operasi matematika dan keterampilan penalaran

matematis. Oleh karena itu, pembelajaran matematika kini ditujukan untuk

meningkatkan keterampilan matematika. Dalam hal ini, konsep matematika

digunakan sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan matematika tersebut.

Menurut Dewan Nasional Guru Matematika (NCTM) tahun 2000 (Alfi: 2019)

mengidentifikasi lima keterampilan matematika dalam pembelajaran matematika.

Kelima keterampilan tersebut harus dikuasai siswa setelah mempelajari

8
9

matematika, kelima keterampilan tersebut meliputi penalaran matematis,

representasi matematis, hubungan matematis, komunikasi matematis, dan

pemecahan masalah matematis (Abidin dkk, 2018:99).

Dalam penelitian ini menggunakan salah satu keterampilan matematika yaitu

kemampuan memahami matematika (pemahaman). Menurut Lestari dan

Muhammad (2017:80) bahwasannya aspek kognitif lebih menekankan pada aspek

intelektual seperti kompetensi matematika, pengetahuan dasar dan keterampilan

yang diperlukan untuk pengoperasian dan berpikir matematis. Keterampilan

matematika ini meliputi:

1. Kemampuan Pengetahuan Matematika (Knowledge)

2. Kemampuan memahami matematika (pemahaman)

3. Penalaran matematis (reasoning)

4. Koneksi matematis (koneksi)

5. Keterampilan Komunikasi Matematika (Komunikasi)

6. Ekspresivitas Matematika (Representasi)

7. Kemampuan memecahkan masalah (problem solving)

8. Imajinasi Spasial Matematika

9. Keterampilan Observasi Matematika (Observasi)

10. Keterampilan investigasi matematika (penelitian)

11. Keterampilan Eksplorasi Matematika (Explore)

12. Kemampuan elaborasi matematis (elaboration)

13. Kemampuan penelitian matematika (inkuiri)

14. Kemampuan membuat tebakan matematis (guess)

15. Kemampuan hipotesis matematika (hipotesis)


10

16. Kemampuan analisis matematis

17. Kemampuan Sintesis Matematika

18. Kemampuan penilaian matematis

19. Kemampuan matematis

20. Keterampilan analogi matematika

21. Kemampuan generalisasi matematika

22. Keterampilan Berpikir Kreatif Matematis

23. Keterampilan Berpikir Kritis Matematis

24. Kemampuan berpikir logis

25. Refleksi Matematika

26. Keterampilan berpikir figurative

27. Kefasihan Matematika Prosedural

28. Kemampuan Strategis Matematika (Strategic Ability)

29. Berpikir adaptif matematis (adaptive thinking)

2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

Keterampilan yang paling utama dan harus dikuasai oleh setiap siswa pada

pembelajaran matematika adalah kemampuan dalam memecahkan masalah.

Beberapa ahli menggambarkan istilah pemecahan masalah dengan cara yang

berbeda, tetapi artinya sama. Pemecahan masalah dari sudut pandang Polya adalah

usaha untuk menemukan solusi dari tujuan yang tidak dapat dicapai (Hendriana,

dkk. 2018:44). Krulik dan Rudnik juga berpendapat bahwa pemecahan masalah

adalah proses menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang

diperoleh individu untuk memecahkan masalah dalam situasi yang tidak dikenal.

(Hendriana dkk. 2018:44). Pemahaman serupa yang dikemukakan oleh Fudoyo


11

adalah bahwa masalah matematika bukanlah masalah sehari-hari dan tidak ada

aturan atau hukum khusus yang dapat dengan mudah digunakan untuk menemukan

solusi atau penyelesaiannya. Istilah pemecahan masalah berarti menemukan cara,

metode atau pendekatan untuk suatu solusi melalui beberapa kegiatan termasuk:

Amati, pahami, coba, tebak, temukan, konfirmasi. (Hendriana dkk. 2018:44). Untuk

tujuan istilah ini adalah masalah matematika.

Polya (Hendriana, dkk. 2018: 44) mengklasifikasikan masalah matematis

menjadi dua jenis, antara lain:

1. Menemukan masalah teoretis atau praktis, abstrak atau konkret, termasuk teka-

teki. Sebagian masalahnya adalah apa yang harus dicari, dari mana

mendapatkan datanya, dan bagaimana syaratnya. Tiga bagian utama tersebut

adalah dasar untuk memecahkan masalah semacam ini.

2. Masalah pembuktian bahwa suatu pernyataan benar, salah, atau tidak

keduanya. Bagian utama dari masalah adalah hipotesis dan kesimpulan dari

teorema yang perlu dibuktikan kebenarannya. Kedua bagian utama ini adalah

landasan utama untuk memecahkan masalah semacam ini.

Pemecahan masalah memiliki peranan yang penting dalam proses

pembelajaran matematika. Keterampilan pemecahan masalah matematika

diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, karena keterampilan pemecahan masalah

telah menjadi kebutuhan dalam setiap profesi.

Adapun Indeks kemampuan pemecahan masalah matematis (Hendriana, dkk.

2017: 85), yaitu:

1. Identifikasi item yang diketahui dan dibutuhkan, dan kesesuaian item yang

dibutuhkan
12

2. Merumuskan masalah matematika atau mengembangkan model matematika

3. Jalankan strategi pemecahan masalah

4. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil pemecahan masalah.

Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pemecahan masalah matematika

dalam penelitian ini adalah strategi yang digunakan untuk memahami, memilih, dan

memecahkan masalah dalam model tertentu. Pemecahan masalah juga harus

dipraktikkan agar siswa dapat mengembangkan keterampilan ini. Pemecahan

masalah merupakan hal penting yang perlu dimiliki siswa karena dapat digunakan

dalam kehidupan sehari-hari tidak hanya dalam matematika saja. Indikator

kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Identifikasi masalah.

2. Merencanakan atau memecahkan masalah.

3. Pada penelitian ini, ada tiga keterampilan matematika yang harus dikuasai

siswa setelah mempelajari matematika: penalaran matematis, ekspresi

matematis, dan keterampilan pemecahan masalah matematis.

Penguasaan keterampilan di atas ini sangat dibutuhkan untuk dapat

menyelesaikan permasalahan yang dialami. Sehingga sangat penting dan

diharuskan untuk menguasai keterampilan tersebut. Dari tiga keterampilan

matematika juga dapat digunakan untuk mengembangkan potensi diri dalam

kehidupan global. Kegiatan manusia tidak luput dari matematika. sehingga

matematika selalu menempel pada diri kita. Ditambah dengan kini yang mengalami

perkembangan baik di ilmu pengetahuan dan teknologi pasti tidak lepas dari peran

matematika.
13

2.3 Miskonsepsi

2.3.1 Pengertian Miskonsepsi

Menurut Suparno (2013) mendefinisikan miskonsepsi, yaitu miskonsepsi

sebagai kesalahpahaman suatu konsep, pemanfaatan konsep yang kurang tepat,

kesalahan dalam contoh klasifikasi, kebingungan dalam berbagai hubungan konsep

yang berbeda dan konsep yang tidak akurat.

Menurut Ojose (2015) “Miscopception are misunderstandings and

misinterpretations based on incorrect meanings”. Yang artinya miskonsepsi

merupakan kesalahpahaman dan salah tafsir berdasarkan arti yang salah. Kesalahan

ini didapat dari kurang pahamnya siswa terhadap konsep sehingga mempengaruhi

pemaknaan terhadap konsep itu sendiri. Menurut Ojose (2015), miskonsepsi bisa

terjadi karena siswa umumnya membuat dua jenis kesalahan yaitu : kesalahan

konseptual dan kesalahan eksekusi. Menurut (Gradini, 2016) miskonsepsi adalah

kesalahpahaman suatu konsep, atau pemahaman suatu konsep yang berbeda dengan

para ahli bidang tersebut. Menurut Utami (2017) miskonsepsi merupakan

penjelasan sesuatu konsep terhadap pernyataan yang tidak dapat diterima. Menurut

Cahyani (2018) berpendapat miskonsepsi adalah salah pemahaman terhadap

konsep tertentu yang tidak sesuai dengan konsep ilmiah.

Beberapa penjelasan miskonsepsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

miskonsepsi pada penelitian ini ialah kesalahpahaman siswa dalam memahami

konsep, menggunakan konsep yang bertentangan dengan konsep yang telah

disetujui oleh para ahli dalam bidang tersebut, ketidakmampuan dalam mengaitkan

konsep yang pertama dengan konsep berikutnya dengan tepat.


14

2.3.2 Jenis-Jenis Miskonsepsi

Menurut Ojose (2015) mendeskripsikan beberapa jenis miskonsepsi siswa,

yaitu :

a) Miskonsepsi konseptual

Miskonsepsi konseptual adalah miskonsepsi yang disebabkan karena

kurangnya pemahaman siswa.

b) Miskonsepsi eksekusi

Miskonsepsi eksekusi adalah miskonsepsi yang disebabkan karena gagal

dalam memanipulasi prosedur yang seharusnya.

Berdasarkan penjelasan jenis miskonsepsi diatas, berikut indikator

miskonsepsi :

Tabel 2. 1 Indikator Miskonsepsi Menurut Ojose (2015)

Jenis Miskonsepsi Indikator Miskonsepsi


Miskonsepsi Klasifikasional • Ketidaksesuaian konsepsi siswa
Konseptual ketika mengelompokkan konsep yang
disepakati para ahli
Korelasional • Ketidaksesuaian konsepsi siswa
ketika menghubungkan konsep yang
disepakati para ahli
Teoritikal • Ketidaksesuaian antara konsepsi
siswa mengenai definisi dan bentuk
umum
Miskonsepsi Klasifikasional • Ketidaksesuaian siswa
Eksekusi mendistribusikan yang diketahui
dalam soal ke rumus yang digunakan
Korelasional • Ketidaksesuaian siswa dalam
mengeksekusi soal kedalam lembar
jawaban
Teoritikal • Ketidaksesuaian rumus yang
digunakan ketika menyelesaikan soal
15

Menurut Setiawan (2015), miskonsepsi yang dialami siswa dalam

memecahakan masalah matematika ialah :

a) Miskonsepsi terjemahan

Miskonsepsi terjemahan ialah kesalahpahaman mengganti informasi

matematika.

b) Miskonsepsi konsep

Miskonsepsi konsep ialah kesalahpahaman menafsirkan gagasan atau ide

abstrak.

c) Miskonsepsi strategi

Miskonsepsi strategi ialah kesalahpahaman akan terjadi apabila siswa salah

memilih metode berhitung.

d) Miskonsepsi sistematik

Miskonsepsi sistematik ialah kesalahpahaman yang berkaitan terhadap

penentuan yang salah atas teknik ekstrapolasi

e) Miskonsepsi tanda

Miskonsepsi tanda ialah kesalahpahaman saat menulis tanda atau notasi

matematika.

f) Miskonsepsi hitung

Miskonsepsi hitung ialah kesalahpahaman dalam menghitung.


16

Tabel 2. 2 Indikator Miskonsespsi Menurut Setiawan (2015)

Jenis Miskonsepsi Indikator Jenis Sub Indikator


Miskonsepsi
Miskonsepsi konsep Kesalahpahaman Siswa mengalami
memahami gagasan abstrak kesalahpahaman mengenai
unsur-unsur.
Miskonsepsi tanda Kesalahpahaman dalam Siswa mengalami
memberikan atau menulis kesalahpahaman terhadap
tanda, operasi atau notasi tanda, operasi atau notasi
matematika matematika.

Miskonsepsi terjemah Kesalahpahaman mengubah Siswa mengalami


informasi matematika kesalahpahaman kata-kata
pada soal.
Miskonsepsi sistematik Kesalahpahaman yang Siswa mengalami
berkenan dengan urutan kesalahpahaman dalam
pengerjaan menuliskan langkah-
langkah yang kurang tepat
untuk mengerjakan soal-
soal.
Miskonsepsi Strategi Kesalahpahaman terjadi jika Siswa mengalami
siswa memilih jalan kesalahpahaman dalam
hitungan yang kurang tepat memilih jalan hitung Ketika
mengerjakan soal-soal.
Miskonsepsi hitung Kesalahpahaman dalam Saat menyelesaikan soal
menghitung siswa mengalami
kesalahpahaman dalam
berhitung.
17

Berdasarkan pendapat indikator di atas, maka indikator yang dimanfaatkan

dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan dan menganalisis jenis-jenis

miskonsepsi dalam penyelesaian soal pada pokok bahasan bentuk aljabar pada tabel

2.3 berikut ini :

Tabel 2. 3 Indikator Miskonsepsi terhadap penelitian ini

Jenis Miskonsepsi Indikator Jenis Sub Indikator


Miskonsepsi
Miskonsepsi terjemah Kesalahpahaman Siswa mengalami
mengubah informasi kesalahpahaman kata-
matematika kata pada soal
himpunan.
Miskonsepsi tanda Kesalahpahaman dalam Siswa mendapati
memberikan atau kesalahpahaman
menulis tanda, operasi terhadap tanda, operasi
atau notasi matematika atau notasimatematika
pada pokok bahasan
himpunan.
Miskonsepsi konsep Kesalahpahaman Siswa mendapati
memahami gagasan kesalahpahaman
abstrak mengenai unsur-unsur
pada pokok bahasan
himpunan.
Miskonsepsi sistematik Kesalahpahaman yang Siswa mendapati
berkenan dengan urutan kesalahpahaman dalam
pengerjaan menuliskan langkah-
langkah yang kurang
tepat untuk penyelesaian
soal himpunan.
Miskonsepsi strategi Kesalahpahaman terjadi Siswa mengalami
jika siswa memilih jalan kesalahpahaman dalam
hitungan yang kurang memilih jalan hitung
tepat Ketika menyelesaikan
soal himpunan.
Miskonsepsi Hitung Kesalahpahaman dalam Saat menyelesaiakan
menghitung soal himpunan, siswa
mengalami
kesalahpahaman dalam
berhitung.
18

2.3.3 Penyebab Miskonsepsi


Penyebab miskonsepsi menurut Suparno (2013) dapat diringkas menjadi
lima kelompok, sebagai berikut :
Tabel 2. 4 Faktor-faktor Penyebab Miskonsepsi

Sebab Umum Sebab Khusus


Siswa • Prakonsepsi atau konsep awal
• Pemikiran asosiatif, kemanusiaan
• Langkah perkembangan kognitif siswa
• Kompetensi dan keinginan belajar
Guru • Kurang Menguasai bahan materi
• Kurang memahami konsep matematika
Buku Teks • Bahasa yang digunakan terlalu sulit
dipahami
• Penjelasan yang salah dan salah tulis
terutama dalam penuliasanrumus
Konteks • Pengalaman siswa
• Bahasa dalam sehari-hari
• Teman diskusi yang salah
• Keyakinan dan ajaran agama
Metode Pembelajaran • Ceramah dan mencatat
• Langsung dalam bentuk model
matematika
• Model diskusi, demonstrasi yang
sempit dan analogi

Sedangkan menurut Dahar (2011) penyebab miskonsepsi adalah :

a. Penyebab miskonsepsi terbentuk karena siswa lebih berpikir pada hal-hal

yang tampak sebagai situasi yang bermasalah.

b. Siswa hanya fokus pada aspek tertentu dari situasi tertentu.

c. Siswa lebih fokus pada perubahan dari pada situasi yang diam.

d. Ketika siswa menjelaskan perubahan, perspektif mereka lebih mengikuti

urutan sebab dan akibat.

e. Ide siswa memiliki berbagai implikasi, ide siswa lebih lengkap dan mendunia.

f. Siswa secara teratur menggunakan berbagai ide yang berbeda untuk


19

menggambarkan keadaan, tetapi para ahli melakukan hal yang sama.

2.4 Definisi Himpunan dan Operasi Himpunan

Himpunan merupakan materi yang paling dasar dalam matematika. Dalam

mempelajari himpunan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan logika dan

dapat memacu berpikir secara logis

2.4.1 Definisi Himpunan

a. Definisi Himpunan

Dalam kehidupan sehari-hari, kata himpunan sering dipasangkan dengan

kelompok, grup, atau gerombolan. Kumpulan makanan lezat, sekelompok petani,

sekelompok pecinta alam, segerombolan banteng. Istilah kumpulan, kelompok,

kelompok atau kelompok dalam matematika disebut himpunan. Namun, tidak

semua objek atau kumpulan objek adalah himpunan.

b. Penyajian Himpunan

Suatu himpunan biasanya diberi nama atau huruf besar, seperti A, B, C, ..., Z.

Objek yang berada di dalam suatu koleksi biasanya diapit oleh sepasang tanda

kurung kurawal {…}.

• Enumerasi/metode tabulasi/roster (dinyatakan dengan menyebutkan

anggotanya)

Suatu himpunan dapat dideklarasikan dengan mengapit semua anggota dalam

kurung kurawal dan memisahkan setiap anggota dengan koma. Jika memiliki

jumlah anggota yang sangat besar, dapat mengubah metode pendaftaran. Ditandai

dengan tiga titik (...) yang artinya "mengikuti pola".

• Metode deskripsi (dinyatakan dengan karakteristik anggota)

Himpunan dapat dideskripsikan menggunakan properti anggota.


20

• Metode rule (dinyatakan dalam notasi himpunan)

Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan menuliskan syarat-syarat

keanggotaan himpunan tersebut.

c. Himpunan Kosong dan Himpunan Semesta

Himpunan yang tidak memiliki anggota dinamakan himpunan kosong.

Himpunan kosong disimbolkan dengan { } atau ∅.

d. Jenis-jenis Himpunan Bilangan

• Himpunan bilangan asli

Himpunan bilangan asli dilambangkan dengan huruf “A”

A = himpunan bilangan asli = {1, 2, 3, 4, 5, …,}

• Himpunan bilangan cacah

Himpunan bilangan cacah dilambangkan dengan huruf “C”

C = himpunan bilangan cacah = {0, 1, 2, 3, 4, …,}

• Himpunan bilangan prima

Himpunan bilangan prima dilambangkan dengan huruf “P”

P = himpunan bilangan prima = {2, 3, 5, 7, 11, …,}

• Himpunan bilangan genap

Himpunan bilangan genap dilambangkan dengan huruf “G”

G = himpunan bilangan genap = {2, 4, 6, 8, …,}

2.4.2 Operasi Himpunan

a. Irisan (intersection)

Irisan dari dua himpunan yang berisi anggota suatu himpunan yang juga

menjadi anggota himpunan lain. Secara matematika, irisan himpunan A dan

himpunan B ditulis sebagai:


21

𝐴 ∩ 𝐵 = (𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∈ 𝐵)

Misalkan A dan B adalah dua himpunan, berlaku hubungan yang berkaitan dengan

irisan kedua himpuanan sebagai berikut.

1) Jika A = B, maka 𝐴 ∩ 𝐵 = 𝐴 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐴 ∩ 𝐵 = 𝐵.

2) Jika A ⊂ B, maka 𝐴 ∩ 𝐵 = 𝐴.

b. Gabungan

Gabungan merupakan operasi yang menggabungkan dua himpunan untuk

membuat himpunan baru yang berisi semua anggota dari dua himpuna awal. Secara

matematis, gabungan himpunan A dan himpunan B ditulis sebagai:

𝐴 ∪ 𝐵 = (𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∈ 𝐵)

Misalkan A dan B adalah dua himpuanan, berlaku hubungan yang berkaitan dengan

gabungan kedua himpunan sebagai berikut.

1) Jika A = B, maka 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐴 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐵.

2) Jika A ⊂ B, maka 𝐴 ∪ 𝐵 = 𝐵.

Banyaknya anggota gabungan himpunan A dan Himpunan B dirumuskan sebagai

berikut.

𝑛 (𝐴 ∪ 𝐵 ) = 𝑛(𝐴 ) + 𝑛 (𝐵 ) − 𝑛 (𝑎 ∩ 𝐵 )

c. Selisih

Selisih himpunan A dan himpunan B, yang ditulis dengan lambang “A-B” adalah

himpunan semua anggota yang terdapat di A dan tidak terdapat di B. Secara

matematis, perbedaan antara himpunan A dan himpunan B digambarkan sebagai

berikut:

𝐴 − 𝐵 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∉ 𝐵}
22

d. Komplemen suatu himpunan

Komplemen suatu himpunan adalah himpunan yang anggotanya merupakan

anggota S tetapi bukan anggota A, dan komplemen A dilambangkan dengan Ac atau

A'. Secara matematis, komplemen dari himpunan A dapat ditulis sebagai:

𝐴𝑐 = {𝑥|𝑥 ∈ 𝑆𝑑𝑎𝑛 𝑥 ∉ 𝐴}
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alir

Latar Belakang
1. Miskonsepsi yang dialami siswa perlu di analisis dengan melakukan kajian
analisis miskonsepsi
2. Untuk mengetahui penyebab miskonsepsi siswa mengerjakan soal matematika
pada pokok bahasan himpunan ditinjau dari kemampuan matematika perlu
dilakukan analisis miskonsepsi.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana miskonsepsi yang dialami siswa kelas VII SMP pada pokok bahasan
himpunan ditinjau dari kemampuan matematika ?
2. Apa saja penyebab miskonsepsi siswa pada pokok bahasan himpunan ditinjau
dari kemampuan matematika ?

Pengumpulan Data
Data Primer :
Tes tertulis secara offline soal himpunan dan wawancara secara offline.

Analisis Data

Penyajian Data

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3. 1 Diagram Alir

23
24

3.2 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini fokus untuk mendeskripsikan

jenis miskonsepsi yang dialami siswa SMP Islam Nurul Musthofa Kabupaten

Pasuruan pada pokok bahasan bentuk himpunan. Penelitian kualitatif digunakan

untuk menganalisis objek alam, peneliti sebagai instrumen kunci, teknik

pengumpulan data dengan trianggulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil

menekankan makna lebih dari generalisasi. Hal tersebut diungkapkan oleh

Sugiyono (2016:1). Tujuan menggunakan penelitian kualitatif untuk memahami

obyek yang diteliti secara mendalam dan untuk mengembangkan konsep

sensitivitas pada masalah yang dihadapi. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis

hasil tes siswa untuk memperoleh pemahaman tentang miskonsepsi yang terjadi

dalam penyelesaian soal matematika, khususnya materi bentuk hiumpunan. Selain

menganalisis, peneliti juga mencari informasi mengenai faktor penyebab

miskonsepsi siswa berdasarkan kemampuan matematika, kemudian memaparkan

hasilnya kedalam bentuk kata-kata bukan berupa angka.

3.3 Subjek Penelitian

3 siswa dari 20 siswa yang ada di kelas VII SMP Islam Nurul Musthofa

semester ganjil tahun ajaran 2021/2022 menjadi subjek penelitian penulis. Subjek

yang terpilih ialah siswa yang mengalami miskonsepsi dan dilihat dari nilai ulangan

harian pokok bahasan himpunan semester ganjil beserta rekomendasi dari guru

mata pelajaran matematika. Kemudian peneliti berdiskusi dengan guru pengajar

mengenai siswa yang telah terpilih untuk memastikan siswa tersebut tepat dijadikan
25

subjek penelitian dalam penelitian ini. 3subjek penelitian dengan kategori siswa

yang nilainya tinggi, sedang, dan rendah. Untuk menentukan kelompok tertinggi,

sedang, dan rendah peneliti melihat kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang harus

dicapai siswa. Apabila ada 2 siswa atau lebih yang nilainya sama, maka di adakan

pre test terlebih dahulu untuk menentukan subjek penelitian. 3 siswa yang sudah

terpilih, diberikan soal tes dan akan di analisis hasil tesnya. Kemudian dilakukan

wawancara secara offline untuk mengetahui tentang faktor penyebab miskonsepsi.

Adapun alur pemilihan subjek penelitian dapat digambarkan diagram alur

sebagai berikut :
26

Mulai

Nilai ulangan Harian Bentuk Himpunan

Pemilihan
calon subjek
penelitian

Penelitian Siswa dengan


Kemampuan Matematika Tingkat
Tinggi, Sedang, dan Rendah

Ya Tidak
Dipilih 3 siswa

Ya Tidak

Kesediaan

Diperoleh subjek penelitian

Tes kemampuan menyelesaikan soal Himpunan

Wawancara

Analisis

Selesai
ai
Gambar 3. 2 Pemilihan Subjek Penelitian
27

Keterangan :

: Terminator, yaitu awal dan akhir

: Garis alir (flow line), yaitu alur kegiatan

: Input atau output data, yaitu proses input atau output data, tolak
ukur, informasi

: Decision, yaitu perbedaan pertanyaan data yang memberikan


pilihan untuk kegiatan selanjutnya

: Proses, yaitu perhitungan atau proses pengolahan data

3.4 Tempat Penelitian

Tempat dalam penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Nurul Musthofa

Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif instrumen utamnya ialah peneliti sendiri, namun

selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka akan dikembangkan

instrumen penelitian sederhana. Untuk instrumen pendukung pada penelitian yang

digunakan untuk penganalisisan data antara lain :

3.5.1 Tes

Menurut Bukhori (Arikunto , 2015:46) tes merupakan percobaan yang

dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes tersebut dimaksudkan untuk

memperoleh informasi miskonsepsi siswa pada materi bentuk himpunan. Tes

berupa soal uraian yang berjumlah 4 soal.


28

3.5.2 Wawancara

Penelitian ini perlu menggunakan wawancara sebagai acuan dalam proses

wawancara untuk memperoleh informasi mengenai penyebab terjadinya

miskonsepsi pada bentuk himpunan.

3.6 Data dan Sumber Data

3.6.1 Data

Dalam penelitian ini terdapat beberapa data yang digunakan, yaitu :

1) Hasil tes soal himpunan, yaitu berupa jawaban penyelesaian siswa. Soal yang

diberikan peneliti kepada siswa.

2) Hasil wawancara, yaitu data yang digunakan untuk menggambarkan proses

siswa dalam menyelesaika soal yang sudah diberikan oleh peneliti.

3.6.2 Sumber Data

Sumber data merupakan sesuatu yang bisa memberikan informasi tentang

data tersebut. Berdasarkan sumbernya, data dibagi dua, yaitu data primer dan data

sekunder (Sugiyono, 2016).

1) Sumber Data Primer

Data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan

permasalahan yang sedang ditanganinya data tersebut berupa hasil tes, hasil

wawancara untuk mendeskripsikan miskonsepsi siswa, dan foto kegiatan siswa

kelas VII SMP Islam berdasarkan kemampuan matematika.

2) Sumber Data Sekunder

Data yang dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang

sedang dihadapinya, Data ini berupa hasil nilai ulangan harian siswa pada pokok

bahasan bentuk himpunan.


29

3.7 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini prosedur pengumpulan data menggunakan data primer.

Data primer pada penelitian ini ialah :

3.7.1 Metode Tes

Pada metode tes ini, peneliti masuk kelas untuk memberikan tes secara

langsung, Langkah-langkah tes meliputi :

a. Sebelum tes berlangsung peneliti memberikan pengarahan mengenai aturan

pengerjaan soal tes, waktu pengerjaan soal tes.

b. Peneliti membagikan soal tes kepada seluruh siswa yang hadir.

c. Seluruh siswa mengerjakan soal tes yang diberikan peneliti sesuai waktu yang

telah ditentukan.

d. Siswa mengumpulkan Kembali soal dan jawaban kepada peneliti.

e. Hasil tes ini digunakan peneliti untuk mendiaknoksis miskonsepsi yang

dialami siswa

3.7.2 Wawancara

Arikunto (2010) wawancara ialah sesuatu percakapan yang telah

dilaksanakan oleh pewawancara dengan tujuan agar mendapatkan informasi

penyebab terjadinya miskonsepsi siswa dari subjek penelitian. Dalam

melaksanaannya Arikunto (2010) membedakan wawancara menjadi tiga yaitu :

1) Wawancara bebas, yaitu dimana penanya bebas bertanya apapun itu, Namun

juga mengingatkan data apa saja yang akan dibutuhkan.

2) Wawancara terpimpin, yaitu percakapan tanya jawab yang dilaksanakan

dengan mengajukan serangkaian pertanyaan yang menyeluruh dan rinci

sebagaimana yang dimaksud pada wawancara terstruktur.


30

3) Wawancara bebas terpimpin, yaitu perpaduan antara wawancara bebas

dengan wawancara terpimpin. Saat melakukan tanya jawab, penanya

membawa pedoman yang merupakan gambaran sesuatu perihal yang akan

dipertanyakan.

Penelitian ini menggunakan jenis wawancara bebas terpimpin, yaitu

menyiapkan pertanyaan guna mengetahui faktor penyebab miskonsepsi yang siswa

lakukan pada penyelesaian soal tes, namun apabila ada masalah baru diluar

pertanyaan yang telah disiapkan oleh pewawancara.

3.7.3 Metode Dokumentasi

Penelitian ini mengenakan metode dokumentasi sebagai pelengkap dalam

metode tes dan wawancara. (Sugiyono, 2012:326-327) berpendapat bahwa

dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Hasil penelitian juga

lebih kredibel bila didukung oleh foto-foto dan dokumentasi ilmiah atau artistik

yang ada.

3.8 Analisis Data

Pada penelitian ini setelah mengumpulkan data kemudian diproses dan di

analisis. Adapun analisis data yang dilakukan antara lain :

3.8.1 Analisis Miskonsepsi

Dalam reduksi data, menentukan kelompok kemampuan tingkat tinggi,

sedang, dan rendah berdasarkan informasi yang diperoleh dari nilai ulangan harian

pada pokok bahasan himpunan dan rekomendasi guru mata pelajaran matematika,

sehingga terpilih 3 siswa yang akan menjadi subjek penelitian ini. Kemudian

memfokuskan hasil jawaban tes tertulis untuk dianalisis jenis miskonsepsi yang

dialami siswa. Langkah-langkah analisis dan tes meliputi :


31

1) Peneliti mengoreksi seluruh lembar jawaban siswa

2) Mengidentifikasi jenis miskonsepsi yang dialami siswa. Berikut format data

siswa yang mengalami miskonsepsi dan dilengkapi dengan jenisnya :

Tabel 3. 1 Format data siswa yang mengalami miskonsepsi

Subjek Jenis Miskonsepsi


No
Terjemah Konsep Strategi Sistematik Tanda Hitung

1.

2.

3.8.2 Analisis Penyebab Miskonsepsi

Peneliti mentranskip hasil wawancara siswa yang di diagnosa mengalami

miskonsepsi pada soal tes tertulis. Langkah-langkah analisis data wawancara

meliputi :

1) Subjek penelitian di wawancara satu persatu oleh peneliti

2) Peneliti merekap informasi yang diperoleh dari wawancara

3) Peneliti membandingkan antara hasil tes dengan wawancara untuk memastikan

jenis miskonsepsi yang dialami siswa dan penyebab miskonsepsi tersebut.

3.8.3 Penyajian Data

Setelah direduksi data, kemudian dilanjutkan dengan penyajian data. Menurut

Sugiyono (2018), mengungkapkan bahwa dalam penelitian kualitatif, teks

berbentuk naratif seringkali digunakan untuk menyajikan data. Data penelitian yang

diperoleh berupa hasil tes tertulis dan hasil trankip wawancara yang akan digunakan

peneliti untuk kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi.


32

3.8.4 Teknik Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang dipergunakan oleh peneliti ialah dengan cara

triangulasi. Menurut Sugiyono (2017) triangulasi berarti metode dalam

mendapatkan data dari sumber yang sama, maka peneliti mengenakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda. Triangulasi juga diartikan sebagai bentuk

pemeriksaan data yang menggunakan sesuatu selain data untuk membandingkan

data itu sendiri. Selain itu, peneliti dapat menggunakan triangulasi untuk

mengumpulkan data dan juga menguji keabsahan (Kredibilitas) data secara

bersamaan.

3.9 Tahap-tahap Penelitian

Langkah-langkah yang harus dipenuhi terhadap suatu penelitian agar

diperoleh data data yang akurat sehingga tercapailah tujuan dari penelitian tersebut.

Tahap-tahap dalam prosedur penelitian ini adalah :

1) Kegiatan pendahuluan Peneliti

Menyusun proposal penelitian dengan arahan dosen pembimbing, melakukan

observasi ke lokasi penelitian, pembuatan surat ijin penelitian, dan berkoordinasi

bersama guru matematika di tempat penelitian untuk menetapkan agenda

penelitian.

2) Menyusun soal tes dan pedoman wawancara

Tahap selanjutnya yaitu peneliti menyusun soal tes berupa soal uraian materi

Himpunan beserta pedoman wawancara. Pedoman wawancara tersebut berguna

untuk menuliskan pertanyaan yang akan disajikan oleh peneliti kepada subjek

penelitian mengenai faktor penyebab miskonsepsi siswa pada materi himpunan.

3) Memvalidasi soal tes dan pedoman wawancara


33

Untuk memvalidasi soal tes dan pedoman wawancara yang dikenakan pada

penelitian ini yaitu peneliti mengajukan lembar validasi terhadap dua dosen Prodi

Pendidikan Matematika (Lembar validasi terlampir).

4) Mengumpulkan data

Pengumpulan data dilaksanakan dengan memberikan tes terhadap 3 siswa

kelas VII SMP Islam Nurul Musthofa untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi

pada siswa, selanjutnya dilakukan wawancara terhadap siswa untuk mengetahui

faktor penyebab miskonsepsi yang dialami siswa pada materi himpunan.

5) Analisis data

Menganalisis hasil jawaban siswa dari tes tertulis dan wawancara yang sudah

dilaksanakan. Adapun proses analisis terhadap lembar jawaban siswa yaitu

membedakan hasil jawaban siswa, selanjutnya menganalisis data yang sudah

dikelompokkan berdasarkan kemampuan matematika. Analisis bertujuan untuk

mendeskripsikan jenis miskonsepsi siswa yang terjadi pada pokok bahasan

himpunan.

6) Kesimpulan

Pada langkah ini yaitu menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data

yang sudah dilaksanakan pada langkah sebelumnya. Kemudian peneliti meminta

surat bukti kepada SMP Islam Nurul Musthofsa bahwa telah melakukan penelitian

di sekolah tersebut.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 November 2022 dengan subjek 3

siswa dari 20 siswa dengan memberikan instrumen berupa soal tertulis, untuk

mengetahui bentuk lengkap lembar instrumen tes tertulis. Terdapat 1 siswa yang

memiliki kemampuan tinggi sebagai subjek 1 (S1) yang dipilih nilai paling

tinggi, terdapat 1 siswa yang memiliki kemampuan sedang sebagai subjek 2 (S2) yang

dipilih nilai paling atas dikategorikan sedang, terdapat 1 siswa yang memiliki

kemampuan rendah sebagai subjek 3 (S3) yang dipilih nilai paling rendah. Setelah

dilakukan testerhadap 3 siswa kemudian di analisis hasil tes nya dan akan dilakukan

wawancara.

Wawancara dilakukan setelah tes tertulis diberikan. Dengan melakukan

wawancara untuk mengetahui secara detail alasan siswa serta faktor penyebab

miskonsepsi siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika pada pokok

bahasan bentuk himpunan berdasarkan indikator miskonsepsi yang meliputi

miskonsepsi terjemahan, miskonsepsi konsep, miskonsepsi strategi, miskonsepsi

sistematik, miskonsepsi tanda, dan miskonsepsi hitung.

35
36

4.2 Miskonsepsi Siswa

Hasil tes yang dikerjakan oleh 3 siswa tersebut, kemudian di analisis

jawabannya menurut indikator miskonsepsi dari Setiawan (2015).

Tabel 4. 1 Jenis-jenis Miskonsepsi

Jenis Miskonsepsi Indikator Jenis Ket


Miskonsepsi
Miskonsepsi konsep Kesalahpahaman Mk
memahami gagasan
abstrak
Miskonsepsi tanda Kesalahpahaman dalam Mt
memberikan atau
menulis tanda, operasi
atau notasi matematika
Miskonsepsi terjemah Kesalahpahaman Mtj
mengubah informasi
matematika
Miskonsepsi Kesalahpahaman yang Mst
sistematik berkenan dengan urutan
pengerjaan
Miskonsepsi Strategi Kesalahpahaman terjadi Ms
jika siswa memilih jalan
hitungan yang kurang
tepat
Miskonsepsi hitung Kesalahpahaman dalam Mh
menghitung
37

4.3 Deskripsi Hasil Tes Tertulis Dan Wawancara

4.3.1 Deskripsi Hasil Tes Tertulis Dan Wawancara Subjek 1 ( S1)

Dari 4 soal yang dikerjakan, ditemukan beberapa miskonsepsi yang telah

dilakukanoleh (S1) dalam menyelesaikan soal matematika yang diberikan peneliti

seperti pada uraian berikut :

Hasil Pekerjaan (S1)

1) Hasil pekerjaan (S1) pada soal nomor 2

Hasil penyelesaian S1 pada lembar jawaban sebagai berikut :

Gambar 4. 1 Hasil Pekerjaan S1 pada soal nomor 2

Penjelasan hasil tes S1


Mst : Kesalahpahaman yang berkenaan dengan langkah-langkah pengerjaan.

Berdasarkan gambar 4.1 dapat diperoleh hasil tes tertulis S1 menunjukkan

mengalami kesalahpahaman yang berkenaan dengan langkah-langkah pengerjaan.

Subjek S1 menjawab Pada soal nomor 2c subjek S1 menjawab 𝐴𝑐 ∩ 𝐵𝑐 =

{1, 3, 5, 7, 9, 11} dan 𝐴𝑐 ∪ 𝐵𝑐 = {1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11} , dimana subjek S1

mengalami miskonsepsi sistematik. Subjek S1 menjawab dengan tepat tetapi tidak

menjelaskan langkah-langkah hasil jawaban tersebut.


38

Untuk mengetahui faktor penyebabnya, berikut adalah uraian wawancara

dengan S1. Berikut adalah hasil wawancara dengan subjek S1 :

P : “Dari soal nomor 2c, Apakah anda paham dalam menuliskan langkah-

langkah soal tersebut?”

S1 : “iya bu, saya paham bu “

P : “Mengapa anda tidak menuliskan langkah-langkah soal tersebut?”

S1 : “karena saya langsung melihat dari soal 2b bu, jadi untuk irisannya bu,

saya langsung melihat angota himpunan 𝐴𝑐 yang juga menjadi anggota

himpunan 𝐵𝑐 bu, dan untuk gabungan saya melihat bilangan yang ada di

𝐴𝑐 dan 𝐵𝑐 tapi tidak saya doublekan bu”

P : “Baiklah kalau begitu, terima kasih”

Dari hasil cuplikan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa S1 tersebut

mengalami kesalahpahaman yang berkenaan dengan langkah-langkah pengerjaan.

Subjek S1 sudah menjawab soal dengan benar, tetapi siswa tidak menyelesaikan

soal dengan langkah-langkah cara penyelesaiannya tersebut. Dari cuplikan

wawancara tersebut subjek S1 mengalami miskonsepsi sistematik dikarenakan

subjek S1 hanya melihat anggota 𝐴𝑐 dan 𝐵𝑐 .

2) Hasil pekerjaan (S1) pada soal nomor 3

Hasil penyelesaian S1 pada lembar jawaban sebagai berikut :


39

Gambar 4. 2 Hasil Pekerjaan S1 pada soal nomor 3

Penjelasan hasil tes S1

Mst : Kesalahpahaman yang berkenaan dengan langkah-langkah pengerjaan.

Berdasarkan gambar 4.2 dapat diperoleh hasil tes tertulis S1 menunjukkan

mengalami kesalahpahaman yang berkenaan dengan langkah-langkah pengerjaan.

Pada soal nomor 3b dan 3c subjek S1 menjawab sama dengan soal nomor 2c, yaitu

S1 menjawab soal dengan benar namun S1 tidak menjelaskan langkah-langkah cara

penyelesaiannya.

Untuk mengetahui faktor penyebabnya, berikut adalah uraian wawancara

dengan S1. Berikut adalah hasil wawancara dengan subjek S1 :

P : “Dari soal nomor 3b dan 3c Apakah anda paham dalam menuliskan

langkah-langkah pada soal tersebut?”

S1 : “Iya bu”

P : “Mengapa anda tidak menuliskan langkah-langkah soal tersebut?”

S1 : “Karena saya mengerjakan sama dengan nomor dua bu,, saya cuma

melihat anggota himpunan yang ada di A, B, dan C”

P1 : “Baiklah kalua begitu”


40

Dari hasil cuplikan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa S1 tersebut

mengalami kesalahpahaman yang berkenaan dengan langkah-langkah pengerjaan.

Subjek S1 sudah menjawab soal dengan benar, tetapi siswa tidak menyelesaikan soal

dengan langkah-langkah cara penyelesaiannya tersebut. Dari cuplikan wawancara

tersebut subjek S1 mengalami miskonsepsi sistematik dikarenakan subjek S1 hanya

melihat anggota himpunan yang ada di anggota himpunan A, anggota himpunan B

dan anggota himpunan C.

3) Hasil pekerjaan (S1) pada soal nomor 4

Hasil penyelesaian S1 pada lembar jawaban sebagai berikut :

Gambar 4. 3 Hasil Pekerjaan S1 pada soal nomor 4

Penjelasan hasil tes S1

Mst : Kesalahpahaman yang berkenaan dengan langkah-langkah pengerjaan.

Berdasarkan gambar 4.3 dapat diperoleh hasil tes tertulis S1 menunjukkan

mengalami kesalahpahaman yang berkenaan dengan langkah-langkah pengerjaan.

Subjek S1 mendapati kesalahpahaman dalam menuliskan langkah-langkah yang


41

kurang tepat untuk menyelesaikan soal pada nomor 4. Subjek S1 menjawab dengan

benar tetapi kurang lengkap dalam menjawab soal tersebut.

Untuk mengetahui faktor penyebabnya, berikut adalah uraian wawancara

dengan S1. Berikut adalah hasil wawancara dengan subjek S1 :

P : “Dari soal nomor 4 Apakah anda paham dalam menuliskan langkah-

langkah pada soal tersebut?”

S1 : “Iya bu paham”

P : “Mengapa anda tidak menuliskan langkah-langkah soal tersebut?”

S1 : “Karena saya langsung melihat soalnya bu dan langsung menghitungnya

bu”

P1 : “Baiklah kalua begitu”

Dari hasil cuplikan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa S1 tersebut

mengalami kesalahpahaman yang berkenaan dengan langkah-langkah pengerjaan.

Subjek S1 hanya menentukan jumlah siswa yang tidak menyukai sepak bola

maupun voly namun dalam lembar jawaban S1 tidak menuliskan atau tidak

menjelaskan mana yang hanya menyukai sepak bola dan mana yang hanya

menyukai voly.

4.3.2 Deskripsi Hasil Tes Tertulis Dan Wawancara Subjek 2 (S2 )

Dari 4 soal yang dikerjakan, ditemukan beberapa miskonsepsi yang dilakukan

oleh (S2) dalam menyelesaikan soal matematika yang diberikan peneliti seperti pada

uraian berikut :

Hasil Pekerjaan (S2)

1) Hasil pekerjaan (S2) pada soal nomor 1

Hasil penyelesaian S2 pada lembar jawaban sebagai berikut :


42

Gambar 4. 4 Hasil Pekerjaan S2 pada soal nomor 1

Penjelasan hasil tes S2

Mtj : kesalahpahaman mengubah informasi matematika.

Berdasarkan gambar 4.4 dapat diperoleh hasil tes tertulis S2 menunjukkan

mengalami kesalahpahaman kata-kata pada soal himpunan. Pada nomor 1b subjek

S2 mejawab {rabu, kamis, jumat, sabtu, minggu} sehingga jawaban subjek S2

salah.

Untuk mengetahui faktor penyebabnya, berikut adalah uraian wawancara

dengan S2. Berikut adalah hasil wawancara dengan subjek S2 :

P : “Dari soal tersebut, apa saja yang anda ketahui dan pahami?”

S1 : “Saya sedikit paham bu” (sedikit bingung)

P : “Apakah anda merasa kesulitan dalam mengerjakan soal tersebut?”

S1 : “Iya bu, saya sedikit bingung buat ngerjain soal itu bu”

P1 : “Mengapa anda merasa kesulitan dalam mengerjakan soal tersebut”

S1 : “Iya bu, saya bingung saya mengira yang ditanya yang depannya

huruf S saja bu”

P1 : “Baiklah kalua begitu, terimakasih”

Dari hasil cuplikan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa S3 tersebut

mengalami miskonsepsi terjemah yaitu kesalahpahaman kata-kata pada soal


43

himpunan. Subjek S2 menjawab masih kebingungan sehingga S2 kurang teliti

dalam mengerjakan soal. Pada soal nomor 1 subjek S2 salah menentukan pada

anggota himpunan A, subjek S2 salah menangkap informasi yang di tanyakan pada

soal. Berdasarkan hasil wawancara S2 berfikir bahwa yang ditanyakan pada soal

adalah nama hariyang berawalan huruf “S”.

2) Hasil pekerjaan (S2) pada soal nomor 2

Hasil penyelesaian S2 pada lembar jawaban sebagai berikut :

Gambar 4. 5 Hasil Pekerjaan S2 pada soal nomor 2

Penjelasan hasil tes S2

Mt : Kesalahpahaman dalam memberikan atau menulis tanda, operasi atau notasi

matematika.

Berdasarkan gambar 4.5 dapat diperoleh hasil tes tertulis S2 menunjukkan

mengalami kesalahpahaman dalam memberikan atau menulis tanda, operasi atau

notasi matematika. Subjek S2 menjawab soal dengan tepat tetapi S2 salah dalam

menuliskan tanda pada soal himpunan tersebut. Pada soal nomor 2a dan 2c subjek

S2 mengalami miskonsepsi tanda kurung kurawal {}.

Untuk mengetahui faktor penyebabnya, berikut adalah uraian wawancara


44

dengan S2. Berikut adalah hasil wawancara dengan subjek S2 :

P : “Dari soal tersebut, apakah anda paham dengan tanda operasi yang ada
pada materi himpunan?”
S1 : “Iya bu, paham”
P : “Mengapa anda tidak menuliskan kurung kurawal pada jawban soal
tersebut?”
S1 : “Saya lupa bu dan kurang teliti bu”
P1 : “Baiklah kalua begitu, terimakasih”
Dari hasil cuplikan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa S2 tersebut

mengalami miskonsepsi konsep tanda yaitu kesalahpahaman dalam memberikan

atau menulis tanda, operasi atau notasi matematika. Subjek S2 kurang teliti dalam

menuliskan atau memberikan tanda. Subjek S2 juga menjawab lupa dalam

memberikan tanda kurung kurawal {} dalam soal nomor 2a dan 2c. Dari cuplikan

wawancara tersebut subjek S3 mengalami miskonsepsi tanda dikarenakan subjek S3

kurang teliti dalam menuliskan atau memberikan tanda dalam mengerjakan soal

tersebut.

3) Hasil pekerjaan (S2) pada soal nomor 3

Hasil penyelesaian S2 pada lembar jawaban sebagai berikut :

Gambar 4. 6 Hasil Pekerjaan S2 pada soal nomor 3


45

Penjelasan hasil tes S2

Mtj : Kesalahpahaman mengubah informasi matematika.

Mst : Kesalahpahaman yang berkenaan dengan langkah-langkah pengerjaan.

Berdasarkan gambar 4.6 dapat diperoleh hasil tes tertulis S2 menunjukkan

mengalami kesalahpahaman kata-kata pada soal himpunan dan kesalahpahaman

dalam menuliskan langkah-langkah yang kurang tepat untuk menyelesaikan soal

himpunan.

Subjek S2 pada soal nomor 3a S2 menjawab kurang lengkap sehingga pada soal

tersebut mengalami miskonsepi terjemah. Pada soal nomor 3b dan 3c subjek S3

menjawab dengan tepat tetapi subjek S2 tidak menuliskan langkah-langkah

pengerjaannya sehingga pada soal tersebut S2 mengalami miskonsepsi sistematik.

Untuk mengetahui faktor penyebabnya, berikut adalah uraian wawancara

dengan S2. Berikut adalah hasil wawancara dengan subjek S2 :

P : “Dari soal nomor 3a, apa saja yang anda ketahui dan pahami?”

S1 : “Iya bu, sedikit paham”

P : “Apakah anda merasa kesulitan dalam mengerjakan soal tersebut ?”

S1 : “Sedikit sulit bu”

P : “Mengapa anda merasa kesulitan pada soal tersebut?”

S1 : “Saya kira huruf yang sama hanya ditulis satu kali bu”

P : “Dari soal nomor 3b dan 3c Apakah anda paham dalam menuliskan

langkah-langkah pada soal tersebut?”

S1 : “Iya bu”

P : “Mengapa anda tidak menuliskan langkah-langkah soal tersebut?”

S1 : “saya lihat di 3a bu jadi langsung saya tulis jawabnnya bu takut waktunya


46

sudah habis bu”

P : “Baiklah kalua begitu, terimakasih”

Dari hasil cuplikan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa S2 tersebut

mengalami kesalahpahaman dalam mengubah informasi matematika dan

kesalahpahaman yang berkenaan dengan langkah-langkah pengerjaan. Dari hasil

wawancara subjek S2 pada soal nomor 3a terlihat bahwa S2 berfikir jika terdapat

huruf yang sama maka yang ditulis hanya satu kali. Pada soal nomor 3b dan 3c

subjek S2 hanya melihat di anggota himpuan A, B dan C subjek S2 tidak

menuliskan langkah-langkah pengerjaannya.

4) Hasil pekerjaan (S2) pada soal nomor 4

Hasil penyelesaian S2 pada lembar jawaban sebagai berikut :

Gambar 4. 7 Hasil Pekerjaan S2 pada soal nomor 4

Penjelasan hasil tes S2

Mk : kesalahpahaman memahami gagasan abstrak.

Mtj : Kesalahpahaman yang berkenaan dengan langkah-langkah pengerjaan.

Berdasarkan gambar 4.7 dapat diperoleh hasil tes tertulis S2 menunjukkan

mengalami kesalahpahaman mengenai unsur-unsur pada himpunan dan

kesalahpahaman kata-kata pada soal himpunan. Pada soal nomor 4 subjek S2

menjawab dengan selah.

Untuk mengetahui faktor penyebabnya, berikut adalah uraian wawancara


47

dengan S2. Berikut adalah hasil wawancara dengan subjek S2 :

P : “Dari soal nomor 4, apa saja yang anda ketahui dan pahami?”

S1 : “Saya kurang paham bu, yang jelas di soal menanyakan siswa yang

tidak menyukai sepak bola maupun voly”

P : ““Apakah anda mengalami kesulitan dalam menuliskan langkah-

langkah soal tersebut?”

S1 : “Iya bu, saya kurang paham soal cerita bu”

P : “Mengapa anda merasa kesulitan pada soal tersebut?”

S1 : “Karna saya jarang buka buku bu, saya kurang faham sama soal cerita

juga bu”

P : “Baiklah kalua begitu, terimakasih”

Dari hasil cuplikan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa S2 tersebut

mengalami miskonsepsi konsep yaitu kesalahpahaman mengenai unsur-unsur pada

pokok bahasan himpunan dan juga mengalami miskonsepsi terjemah yaitu

kesalahahaman kata-kata pada soal himpunan. Pada jawaban nomor 4 Subjek S2

menjawab dengan salah, karena tidak tahu konsep sehingga tidak dapat

mengilustrasikan diagram venn yang di tanyakan dalam soal cerita tersebut. Subjek

S2 belum memahami konsep dalam soal cerita tersebut dikarenakan S2 jarang

mempelajari buku pelajran dan juga tidak memahami soal cerita.

4.3.3 Deskripsi Hasil Tes Tertulis Dan Wawancara Subjek 3 (S3)

Dari 4 soal yang dikerjakan, ditemukan beberapa miskonsepsi yang dilakukan

oleh (S3) dalam menyelesaikan soal matematika yang diberikan peneliti seperti pada

uraian berikut

Hasil Pekerjaan (S3)


48

1) Hasil pekerjaan (S3) pada soal nomor 1

Hasil penyelesaian S3 pada lembar jawaban sebagai berikut :

Gambar 4. 8 Hasil Pekerjaan S3 pada soal nomor 1

Penjelasan hasil tes S3

Mk : kesalahpahaman memahami gagasan abstrak.

Berdasarkan gambar 4.8 dapat diperoleh hasil tes tertulis S3 menunjukkan

mengalami kesalahpahaman mengenai unsur-unsur pada himpunan. Pada soal

nomor 1 subjek S3 menjawab yang ada pada anggota himpunan A yaitu {senin,

selasa, rabu, kamis}, sehingga pada soal 1b subjek S3 salah dalam menjawab soal

tersebut.

Untuk mengetahui faktor penyebabnya, berikut adalah uraian wawancara

dengan S3. Berikut adalah hasil wawancara dengan subjek S3 :

P : “Apakah anda memahami mengenai definisi unsur-unsur himpunan

pada soal nomor 1?”

S1 : “Sedikit paham saya bu”

P : “Apakah anda memahami dengan baik materi himpunan yang

disampaikan oleh bapak/ibu guru?”

S1 : “sedikit paham bu”


49

P : “Baiklah kalua begitu, terimakasih”

Dari hasil cuplikan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa S2 tersebut

mengalami miskonsepsi konsep yaitu kesalahpahaman mengenai unsur-unsur pada

pokok bahasan himpunan. Subjek S3 belum penuh memahami mengenai materi

himpunan, karena subjek S3 salah memahami konsep yang ditanya pada soal.

Terlihat pada lembar jawaban yang mencantumkan hari rabu yang tidak terdapat

hurus “S”. Pada jawaban 1b terjadi miskonsepsi konsep terlihat bahwa subjek S3

tidak memahami definisi dari komplemen sehingga tertulis {rabu, kamis} yang ada

pada himpuanan A dan tidak terdapat jawaban nama hari sabtu.

2) Hasil pekerjaan (S3) pada soal nomor 2

Hasil penyelesaian S3 pada lembar jawaban sebagai berikut :

Gambar 4. 9 Hasil Pekerjaan S3 pada soal nomor 2

Penjelasan hasil tes S3

Mk : Kesalahpahaman memahami gagasan abstrak.

Mt : Kesalahpahaman dalam memberikan atau menulis tanda, operasi atau notasi

matematika.

Berdasarkan gambar 4.9 dapat diperoleh hasil tes tertulis S3 menunjukkan


50

mengalami kesalahpahaman mengenai unsur-unsur pada himpunan dan mengalami

kesalahpahaman terhadap tanda, operasi atau notasi matematika pada pokok

bahasan himpunan. Pada soal nomor 2c subjek S3 menjawab dengan kurang tepat

sehingga mengalami miskonsepsi konsep dan miskonsepsi tanda.

Untuk mengetahui faktor penyebabnya, berikut adalah uraian wawancara

dengan S3. Berikut adalah hasil wawancara dengan subjek S3 :

P : “Apakah anda memahami mengenai definisi unsur-unsur himpunan pada

soal-soal nomor 2?”

S1 : “Kurang paham bu”

P : “Apakah anda memahami dengan baik materi himpunan yang

disampaikan oleh bapak/ibu guru?”

S1 : “sedikit paham bu”

P : “Apakah anda merasa kesulitan dalam mengerjakan soal tersebut ?”

S1 : “Sedikit sulit bu”

P : “Mengapa anda merasa kesulitan pada soal tersebut?”

S1 : “Karna saya kira 𝐴𝑐 ∩ 𝐵𝑐 itu jawabannya adalah 𝐴𝑐 yang 𝐴𝑐 ∪ 𝐵𝑐 itu

jawabannya adalah 𝐵𝑐 ”

P : “Dari soal tersebut, apakah anda paham dengan tanda operasi yang ada

pada materi himpunan??”

S1 : “Iya saya paham bu”

P : “Baiklah kalua begitu, terimakasih”

Dari hasil cuplikan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa S3 tersebut

mengalami miskonsepsi konsep yaitu kesalahpahaman mengenai unsur-unsur pada

pokok bahasan himpunan dan miskonsepsi tanda yaitu kesalahpahaman terhadap


51

tanda, operasi atau notasi matematika pada pokok bahasan himpunan. Pada soal

nomor 2c subjek S3 tidak bisa memahami definisi dari operasi gabungan dan

operasi irisan materi himpunan dan subjek S3 tidak memberikan tanda kurung

kurawal {}pada operasi himpunan dalam jawaban tersebut.

3) Hasil pekerjaan (S3) pada soal nomor 3

Hasil penyelesaian S3 pada lembar jawaban sebagai berikut :

Gambar 4. 10 Hasil Pekerjaan S3 pada soal nomor 3

Penjelasan hasil tes S3

Mk : kesalahpahaman memahami gagasan abstrak.

Berdasarkan gambar 4.10 dapat diperoleh hasil tes tertulis S3 menunjukkan

mengalami kesalahpahaman mengenai unsur-unsur pada himpunan. Pada soal

nomor 3b tidak dapat mengidentifikasikan miskonsepsi karena subjek mengaku

mendapatkan jawaban dari teman. Pada soal nomor 3c subjek S3 tidak menjawab

soal dikarenakan subjek S3 kurang memahami soal atau materi himpuanan operasi

irisan dan operasi gabungan.

Untuk mengetahui faktor penyebabnya, berikut adalah uraian wawancara

dengan S3. Berikut adalah hasil wawancara dengan subjek S3 :

P : “Dari soal nomor 3, apa saja yang anda ketahui dan pahami?”
52

S1 : “Saya tidak paham bu”

P : “Bagaimana cara mengerjakan nomor 3b?”

S1 : “Saya nyonto bu sama teman”

P : “Apakah anda mengalami kesulitan dalam menuliskan langkah-langkah

soal tersebut?”

S1 : “Iya bu”

P : “Mengapa anda merasa kesulitan pada soal tersebut?”

S1 : “Karena saya bingung dan tidak paham bu, dan saya juga jarang

belajar”

P : “Baiklah kalua begitu, terimakasih”

Dari hasil cuplikan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa S3

tersebut mengalami miskonsepsi konsep yaitu kesalahpahaman mengenai unsur-

unsur pada pokok bahasan himpunan. Subjek S3 tidak dapat memahami soal tersebut

dan juga kebingungan dikarenakan subjek S3 jarang mempelajari buku pelajaran

yang diperoleh.

4) Hasil pekerjaan (S3) pada soal nomor 4


Hasil penyelesaian S3 pada lembar jawaban sebagai berikut :

Gambar 4. 11 Hasil Pekerjaan S3 pada soal nomor 4

Penjelasan hasil tes S3

Mk : kesalahpahaman memahami gagasan abstrak.

Berdasarkan gambar 4.11 dapat diperoleh hasil tes tertulis S3 menunjukkan

mengalami kesalahpahaman mengenai unsur-unsur pada himpunan. Pada soal


53

nomor 4 subjek S3 menjawab sulit dikarenakan tidak paham dan menganggap sulit

soal cerita tersebut.

Untuk mengetahui faktor penyebabnya, berikut adalah uraian wawancara

dengan S3. Berikut adalah hasil wawancara dengan subjek S3 :

P : “Dari soal nomor tersebut, apa saja yang anda ketahui dan pahami?”

S1 : “Saya tidak paham bu”

P : ““Apakah anda mengalami kesulitan dalam menuliskan langkah-langkah

soal tersebut?”

S1 : “Iya bu sulit”

P : “Mengapa anda merasa kesulitan pada soal tersebut?”

S1 : “Karena saya tidak bisa bu apalagi soal cerita bu saya bingung bu, dan

saya juga jarang belajar dirumah bu”

P : “Baiklah kalua begitu, terimakasih”

Dari hasil cuplikan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa S3 tersebut

mengalami miskonsepsi konsep yaitu kesalahpahaman mengenai unsur-unsur pada

himpunan. Subjek S3 belum memahami konsep dalam soal cerita tersebut

dikarenakan S3 kurangnya belajar dirumah dan juga menganggap bahwa soal cerita

itu sulit.

4.4 Pembahasan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ada siswa yang mengalami

miskonsepsi dalam menyelesaikan soal himpunan. Ada beberapa jenis miskonsepsi

yang dilakukan oleh siswa dalam penelitian ini, meliputi miskonsepsi terjemahan

yang dilakukan siswa S2 yakni siswa kurang memahami kata-kata pada soal

himpunan tersebut. Berdasarkan wawancara, penyebab miskonsepsi ini karena


54

siswa tidak memahami bahasa soal dan kurang teliti, akibatnya jawaban yang

diberikan oleh siswa menjadi kurang tepat dan salah. Miskonsepsi konsep yang

dilakukan siswa S2, dan S3 yakni siswa mengalami kesalahpahaman mengenai

unsur-unsur pada pokok bahasan himpunan. Penyebab miskonsepsi konsep tersebut

menyebabkan siswa mengalami kurangnya belajar, kurangnya berlatih mengerjakan

soal-soal, dan tidak mendengarkan guru saat menjelaskan. Miskonsepsi tanda yang

dilakukan S2 dan S3 yakni siswa mengalami kesalahpahaman terhadap tanda,

operasi atau notasi matematika. Penyebab miskonsepsi tanda dikarenakan siswa

kurang teliti sehingga siswa tersebut lupa memberikan tanda operasi pada jawaban

tersebut dan tergesa-gesa dalam mengerjakan soal tersebut. Miskonsepsi sistematik

yang dilakukan S1 dan S2 siswa mengalami kesalahpahaman yang berkenaan

dengan langkah-langkah urutan pengerjaan, akibatnya siswa mengalami

kesalahpahaman dalam menuliskan langkah-langkah yang kurang tepat dalam

mengerjakan soal tersebut. Penyebab miskonsepsi sistematik ini siswa

menggunakan cara penyelesaiannya sendiri yang tidak sesuai dengan para ahli.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 indikator jenis miskonsepsi,

diantaranya yaitu, indikator miskonsepsi terjemahan yaitu kesalahpahaman

mengubah informasi matematika dimana siswa mengalami kesalahan kata-kata pada

soal himpunan, miskonsepsi konsep yaitu kesalahpahaman memahami gagasan

abstrak dimana siswa mengalami kesalahpahaman mengenai unsur-unsur pada

pokok bahasan himpunan, miskonsepsi strategi yaitu kesalahpahaman terjadi jika

siswa memilih jalan hitungan yang kurang tepat dimana siswa mengalami

kesalahpahaman dalam memilih jalan hitung ketika menyelesaikan soal-soal

himpunan, miskonsepsi sistematika yaitu kesalahpahaman yang berkenaan dengan


55

urutan pengerjaan dimana siswa mengalami kesalahpahaman dalam menuliskan

langkah-langkah yang kurang tepat untuk mengerjakan soal-soal pada himpunan,

miskonsepsi tanda yaitu kesalahpahaman dalam memberikan atau menulis tanda,

operasi atau notasi matematika dimana siswa mengalami kesalahpahaman terhadap

tanda, operasi atau notasi matematika pada soalhimpunan, miskonsepsi hitung yaitu

kesalahpahaman dalam menghitung dimana siswa mengalami kesalahpahaman

dalam berhitung saat menyelesaikan soal himpunan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Isyam dkk (2019 dalam penelitian

Isyam dkk yang sejalan dengan penelitian ini terdapat indikator miskonsepsi yaitu

miskonsepsi terjemahan, miskonsepsi hitung, miskonsepsi tanda, miskonsepsi

konsep, miskonsepsi strategi, dan miskonsepsi sistematik. Hasil tes siswa dianalisis

menggunakan tes diagnostik 4 tingkat untuk menentukan siswa memahami konsep,

tidak memahami konsep, dan kesalahpahaman.

Dalam penelitian Ramadhan (2017) sejalan dengan penelitian ini

menggunakan 5 indikator miskonsepsi dari 6 indikator miskonsepsi yaitu

miskonsepsi terjemahan, miskonsepsi strategi, miskonsepsi hitung, miskonsepsi

sistematik, dan miskonsepsi konsep. Hasil dari penelitian Ramadhan menunjukkan

bahwa terjadi miskonsepsi dengan indikator miskonsepsi terjemahan, miskonsepsi,

strategi, miskonsepsi sistematik, dan miskonsepsi hitung. Ditunjukkan dalam

menyelesaikan soal matematika berstandar PISA yaitu miskonsepsi terjemahan

yang ditunjuukkan dengan siswa kurang menuliskan hal yang diketahui dan

kesulitan memodelkan permasalahan menjadi ke bentuk matematika. Miskonsepsi

konsep yang berbentuk kesalahan menerapkan rumus pada materi konsep yang

berbeda. Miskonsepsi strategi yang berbentuk kesalahan menggunakan alternatif


56

pengerjaan yang benar. Miskonsepsi sistematis yang berbentuk keslahan dalam

langkah-langkah penyelesaian, dan miskonsepsi berhitung yang berbentuk

kesalahan mengubah hasil akhir bilangan menjadi bentuk perkalian dan pangkat.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah peneliti uraikan pada

bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil yaitu :

1) Miskonsepsi yang dialami subjek S1 satu indikator miskonsepsi yaitu

miskonsepsi sistematik, miskonsepsi sistematik adalah Kesalahpahaman

yang berkenan dengan urutan pengerjaan, dimana langkah-langkah

penyelesaian soal dengan kurang tepat dan menggunakan jalan hitungan yang

kurang tepat pada soal tersebut.Miskonsepsi yang dialami subjek S2 ialah 4

indikator miskonsepsi yaitu miskonsepsi terjemah, miskonsepsi tanda,

miskonsepsi sistematik dan miskonsepsi konsep. Miskinseosi terjemahan

yaitu kesalahpahaman mengubah informasi matematika, dimana siswa

mengalami kesalahan kata-kata pada soal himpunan,Miskonsepsi tanda yaitu

Kesalahpahaman dalam memberikan atau menulis tanda, operasi atau notasi

matematika, dimana siswa mengalami kesalahan terhadap tanda, operasi atau

notasi matematika pada himpunan, miskonsepsi sistematik yaitu

kesalahpahaman yang berkenan dengan urutan pengerjaan, dimana siswa

mengerjakan langkah-langkah penyelesaian soal dengan kurang tepat dan

menggunakan jalan hitungan yang kurang tepat pada soal tersebut,

57
58

miskonsepsi konsep yaitu Kesalahpahaman memahami gagasan abstrak,

dimana siswa kurang memahami unsur-unsur pada pokok bahasan himpunan.

Miskonsepsi yang dialami subjek S3 ialah 2 indikator yaitu miskonsepsi

konsep dan miskonsepsi tanda. Miskonsepsi konsep yaitu Kesalahpahaman

memahami gagasan abstrak, dimana siswa kurang memahami definisi unsur-

unsur himpunan, miskonsepsi tanda yaitu kesalahpahaman dalam

memberikan atau menulis tanda, operasi atau notasi matematika, dimana

siswa mengalami kesalahan terhadap menulistanda, operasi atau

notasimatematika pada pokok bahasan himpunan.

2) Dari hasil wawancara didapatkan bahwa faktor yang menyebabkan siswa

mengalami miskonsepsi berdasarkan letak miskonsepsinya ialah kurangnya

pemahaman pada siswa. Faktor penyebab miskonsepsi sistematik yaitu

kurangnya memahami dalam menuliskan langkah-langkah dalam

penyelesaian pada soal tersebut. Faktor penyebab miskonsepsi terjemah yaitu

karena siswa kurang memahami kata-kata terhadap soal, siswa kurang teliti

dalam mengerjakan soal. Faktor penyebab miskonsepsi tanda yaitu karena

siswa kurang teliti dan tergesa-gesa dalam mengerjakan soal. Faktor

penyebab miskonsepsi konsep yaitu karena siswa kurang memahami

mengenai unsur-unsur terhadap materi himpunan. Berdasrkan uraian yang di

jelaskan di atas, faktor penyebab miskonsepsi yang di alami siswa pada

himpunan yaitu pemahaman konsep yang kurang baik, kurangnya latihan

dalam mengerjakan soal, buku pelajaran yang tidak dijelaskan secara runtut

dan bahasa buku yang kurang di pahami oleh siswa, kurangnya minat belar.
59

5.1 Saran

Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian ini, maka saran yang dapat di

berikan peneliti adalah sebagai berikut :

1) Indikator yang digunakan hanya dapat mengidentifikasi 4 indikator

miskonsepsi. Bagi peneliti selanjutnya disarankan menggunakan indikator

yang dapat mengidentifikasi semua jenis miskonsepsi.

2) Untuk mengatasi indikator miskonsepsi tersebut, disarankan guru memakai

bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, menyampaikan semua materi

dengan baik, menjelaskan materi tersebut secara jelas dan rinci, dan

hendaknya guru memberikan soal sesuai dengan kemampuan siswa, serta

menemukan metode pembelajaran yang tepat.


60

DAFTAR PUSTAKA

As’ari, A. R., Tohir, M., Valentino, E., Imron, Z., & Taufiq, I. (2017). Buku guru
matematika SMP. In MTs kelas VIII.
Abidin, Yunus dkk. 2018. Pembelajaran Literasi: Strategi Meningkatkan
Kemampuan Literasi Matematika, Sains, Membaca, dan Menulis. Jakarta:
Bumi Aksara
Astuti, W., & Wijaya, A. (2021). Learning trajectory berbasis proyek pada materi
definisi himpunan. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 7(2), 254–266.
https://doi.org/10.21831/jrpm.v7i2.16483
Dahar, R. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.
Gradini, E. (2016). Miskonsepsi Dalam Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
Di Dataran Tinggi Gayo. Journal of Chemical Information and Modeling,
3(2), 52–60.
Haris, A., & Jihad, A. (2013). Evaluasi pembelajaran: Yogyakarta: Multi Pressindo.
Achmad Rifa’I dan Chatarina Tri Anni. 2009, Psikologi.
Hendriana, Heris dkk. 2017. Hard Skills Dan Soft Skills Matematik Siswa.
Bandung: Refika Aditama.
Hidayat, D. W., & Pujiastuti, H. (2019). Analisis kesalahan siswa dalam
menyelesaikan masalah matematis pada materi himpunan. Jurnal Analisa,
5(1), 59–67. https://doi.org/10.15575/ja.v5i1.4120
Isyam, Y. A. N. 2019. Identifikasi Miskonsepsi Siswa dalam Menyelesaikan Soal
TIMSS Konten Aljabar Ditinjau dari Tingkah Kecemasan Matematika.
Kadikma. 10(1):74-84.
Malikha, Z., & Amir, M. F. (2018). Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas V-B Min
Buduran Sidoarjo Pada Materi Pecahan Ditinjau Dari Kemampuan
Matematika. Pi: Mathematics Education Journal, 1(2), 75–81.
https://doi.org/10.21067/pmej.v1i2.2329
Ramadhan, M., Sunardi, & Kurniati, D. (2017). Analisis Miskonsepsi Siswa
dalam Menyelesaikan Soal Matematika Berstandar PISA dengan
Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI). Kadikma, 8(1), 145–153.
Setiawan, M.I. (2015). Analisis Miskonsepsi Siswa dan Faktor Penyebab pada
Pokok Bahasan Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) di sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Sidoarjo. Skripsi (Online)
Suparno, P. 2013. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta:
Grasindo.
Ojose, B. 2015. Common Misconceptions in Mathematics: Strategi to Correct
Them. New York: University Press of America.
61

Widodo, S. A. (2016). Kesalahan Dalam Pemecahan Masalah Divergensi Pada


Mahasiswa Matematika. AdMathEdu : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika, Ilmu Matematika Dan Matematika Terapan, 4(1).
https://doi.org/10.12928/admathedu.v4i1.4810
62

Lampiran 1

Hasil Nilai Ulangan Harian Pokok Bahasan Himpunan

Mapel : Matematika
Kelas : VII
KKM : 70
NO NAMA NILAI
1 AM 60
2 AZS 60
3 AY 80
4 ALF 70
5 AR 80
6 HF 80
7 IH 50
8 ISA 70
9 HLD 60
10 LH 60
11 MAQ 90
12 MIA 40
13 MSA 30
14 MW 30
15 MJF 50
16 MKA 30
17 NDR 80
18 NAP 50
19 USM 20
20 ZM 90
63

Lampiran 2
Format Lembaran Pemilihan Subjek Penelitian

Kategori kemampuan tinggi : > 70


Kategori kemampuan sedang : 70
Kategori kemampuan remdah : < 70
No. Nama Subjek Nilai
1.
2.
3.
64

Lampiran 3

Format Lembaran Pemilihan Subjek Penelitian

Kategori kemampuan tinggi : > 70


Kategori kemampuan sedang : 70
Kategori kemampuan remdah : < 70

No. Nama Subjek Nilai


1. Subjek S1 85
2. Subjek S2 70
3. Subjek S3 45
65

Lampiran 4

KISI-KISI SOAL TES URAIAN

Mata Pelajaran : Matematika


Materi Pokok : Himpunan
Status Pendidikan : SMP
Alokasi Waktu : 60 menit
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Kompetensi Dasar Ranah Indikator Soal Bentuk No. Soal
Berfikir Soal
Kognitif

4.3 Melakukan C2 dan C3 4.3.1 Menjelaskan Uraian 1, 2 dan 3


operasi irisan, dan
gabungan, kurang menentukan
(selisih) dan komplemen
komplemen pada suatu
himpunan himpunan
4.3.2 Menentuakan
gabungan dua
himpunan
4.3.3 Menentuakan
irisan dua
himpunan
C5 4.3.4 Menyelesaikan 4
masalah
konstektual
yang berkaitan
dengan
diagram Venn
66

Lampiran 5

SOAL TES URAIAN


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII
Materi Pokok : Himpunan
Status Pendidikan : SMP
Alokasi Waktu : 60 menit
Petunjuk
1. Kerjakan soal dibawah ini dengan benar.
2. Siswa dilarang menggunakan kalkulator pada saat mengerjkan soal.
3. Siswa dilarang bekerjasama dalam mengerjakan soal.
4. Waktu pengerjaan soal 60 menit.
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan jawaban yang benar
!
1. Diketahui S = {nama hari dalam 1 minggu}
A = {nama hari yang terdapat huruf S}
Mendaftarkan anggota himpunan
S =….?
A =….?
a. Adakah anggota himpunan S tetapi bukan anggota himpunan A?
b. Tuliskan himpunan baru yang anggotanya merupakan anggota himpunan
S tetapi bukan anggota himpunan A?
NB : komplemen himpuanan A dinotasikan Ac
2. Diberikan himpunan semesta 𝑆 = {𝑥 ∣ 𝑥 < 13, 𝑥 ∈ bilangan asli} dan
𝐴 = {𝑥 ∣ 𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝, 𝑥 ∈ 𝑆}
𝐵 = { 𝑥 ∣ 𝑥 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 4, 𝑥 ∈ 𝑆 }
𝑎. 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎 ℎ𝑖𝑚𝑝𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑆, 𝐴 𝑑𝑎𝑛 𝐵 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎
𝑏. 𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑐 dan 𝐵𝑐
𝑐. 𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑐 ∩ 𝐵𝑐 dan 𝐴𝑐 ∪ 𝐵𝑐 !
3. Diketahui:
A = {pembentuk kata “ KARINA”}
B = {pembentuk kata “QIFTIYA”}
67

C = {pembentuk kata “DEWI”}


Ditanya:
a. sebutkan anggota himpunan A,B dan C dengan mendaftarnya
b. tentukanlah A ∪ 𝐵 dan B ∪ C !
c. tentukanlah (A ∪ 𝐵) ∩ 𝐶 𝑑𝑎𝑛 𝐴 ∩ (𝐵 ∪ 𝐶) !
4. Pada kelas VII A terdiri dari 35 siswa, dimana 15 siswa yang menyukai
sepak bola, 8 siswa yang menyukai voli, dan 7 siswa yang menyukai
keduanya, berapa siswa yang tidak meyukai sepak bola maupun voli ?
68

Lampiran 6

PEDOMAN PENSKORAN
No. Kunci Jawaban Skor
1. Diketahui S = {nama hari dalam satu minggu} 1
A = {nama hari yang terdapat huruf S}
Mendaftarkan anggota himpunan :
S = {senin, selasa, rabu, kamis, jumat, sabtu, minggu} 2
A = {senin, selasa, kamis, sabtu} 2

a. Ada
b. Ac = {rabu, jumat, minggu}
Menarik kesimpulan : 2
Komplemen himpunan A adalah himpunan baru yang anggotanya
merupakan semua anggota himpunan S tetapi bukan anggota
himpunan A
2. a. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12} 1
A = {2, 4, 6, 8, 10, 12} 1
B = {4, 8, 12} 1
b. Ac = {1, 3, 5, 7, 9, 11} 2
Bc ={1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11} 2
c. Ac ∩ Bc = {1, 3, 5, 7, 9, 11} ∩ {1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11} 1
= {1, 3, 5, 7, 9, 11} 2
Ac ∪ Bc = {1, 3, 5, 7, 9, 11} ∪ {1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11} 1
={1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11} 2
Jadi, Ac ∩ Bc = {1, 3, 5, 7, 9, 11} dan Ac ∪ Bc ={1, 2, 3, 5, 6, 7,
9, 10, 11}
3. a) A = {K, A, R, I, N, A} 1
B = {Q, I, F, T, Y,A} 1
C = {D, E, W, I} 1
b) A∪B = {K, A, R, I, N, A} ∪ {Q, I, F, T, Y, A} 1
= {K, A, R, I, N, Q, F, T, Y} 2
B∪C = {Q, I, F, T, Y, A} ∪{D, E, W, I} 1
= {Q, I, F, T, Y, A, D, E ,W} 2
Jadi, A∪B = {K, A, R, I, N, Q, F, T, Y} 1
B∪C = {Q, I, F, T, Y, A, D, E ,W} 1
c) (A∪B ) ∩C = {K, A, R, I, N, Q, F, T, Y} ∩ {D, E, W, I} 1
= {I} 2
A∩ (B∪C) = {K, A, R, I, N, Ab} ∩ {Q, I, F, T, Y, A, D, E 1
,W} 2
= {A, I}
69

4. Andaikan :
X = banyaknya siswa yang tidak menyukai keduanya 1
Maka :
a) Banyak siswa yang hanya menyukai sepak bola adalah 15 − 2
7 = 8 siswa
b) Banyak siswa yang hanya menyukai voli adalah 8 − 7 = 1 2
siswa
Himpunan tersebut digambarkan sebagai berikut
35 S V
3
3
3
8 7 1
y
t
g X
t
g
c) Banyak siswa yang tidak mempunyai keduanya adalah
35 = 8+ 7 + 1 + x 1
35 3= 16 + x 1
x =535 – 16 1
x =3 19 2
jadi,
5 yang tidak menyukai keduanya adalah 19 siswa
5

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟


𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 = × 100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
70

Lampiran 7

PEDOMAN WAWANCARA

Nama Siswa :…………………………………………………………..


Pewawancara :…………………………………………………………..
No. Indikator Jenis Sub Indikator Pertanyaan
Miskonsepsi
1. kesalahpahaman Siswa mengalami 1. Dari soal tersebut, apa
mengubah informasi kesalahpahaman saja yang anda ketahui
matematika atau kata-kata pada soal pada dan pahami ?
kesalahpahaman dalam materi himpunan. 2. Apakah anda
memberi makna suatu mengalami kesulitan
ungkapan matematika. pada soal himpunan
tersebut?
2. Kesalahpahaman Siswa mengalami 1. Apakah anda
memahami gagasan kesalahpahaman memahami mengenai
abstrak. mengenai unsur- unsur definisi unsur-unsur
himpunan. himpunan pada soal
tersebut?
2. Apakah anda
memahami dengan
baik materi
himpunan yang
disampaikan oleh
bapak/ibu guru ?
3. Kesalahpahaman dalam Siswa mengalami 1. Dari soal tersebut,
memberikan atau Kesalahpahaman apakah anda paham
menulis tanda, operasi terhadap tanda, operasi dengan tanda operasi
atau notasi matematika. atau notasi matematika yang ada pada materi
pada materi himpunan. himpunan?
4. Kesalahpahaman yang Siswa mengalami 1. Apakah anda paham
berkenaan dengan kesalahpahaman dalam dalam menuliskan
urutan pengerjaan. menuliskan langkah- langkah-langkah pada
langkah yang kurang soal tersebut?
tepat untuk 2. Mengapa anda tidak
mengerjakan soal-soal menuliskan langkah-
himpunan. langkah soal tersebut?
5. Kesalahpahaman terjadi Siswa mengalami 1. Mengapa anda
jika siswa memilih jalan kesalahpahaman dalam menuliskan jalan
hitungan yang kurang memilih jalan hitung hitungan yang kurang
tepat. ketika mengerjakan tepat ?
soal- soal himpunan. 2. Apakah buku yang
anda pegang terdapat
materi dan cara-cara
71

menyelesaikan soal-
soal himpunan ?
6. Kesalahpahaman dalam Pada langkah 1. Dari soal nomor 3 dan
menghitung. menyelesaikan soal nomor 4, mengapa
selalu terdapat operasi anda mengalami
matematika untuk kesalahpahaman saat
menyelesaikan soal-soal menghitung ?
tersebut dan siswa
mengalami
kesalahpahaman dalam
berhitung.
72

Lampiran 8

Tabel Data Hasil Penelitian

Subjek Jenis Miskonsepsi


Soal
Penelitian
Mtj Mk Ms Mst Mt Mh
1 - - -  - -
S1
2 - - -  - -
3 - - -  - -
4 - - -  - -
1  - - - - -
S2 2 - - - -  -
3  - -  - -
4   - - - -
1  - - - - -
S3
2  - - -  -
3  - - - - -
4  - - - - -
73

Lampiran 9

Hasil Tes Subjek 1


74
75

Lampiran 10

Hasil Tes Subjek 2


76

Lampiran 11

Hasil Tes Subjek 3


77

Lampiran 12

LEMBAR VALIDASI
PEDOMAN WAWANCARA
78
79

Lampiran 13

LEMBAR VALIDASI
INTRUMEN TES URAIAN
80
81

Lampiran 14

Surat Izin Penelitian


82

Lampiran 15

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


83

Lampiran 16

DOKUMENTASI
84

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Fahimatul Azmah, dilahirkan di

Pasuruan pada tanggal 06 maret 1999. Anak pertama dari empat

besaudara dari pasangan Moch Ghonim dan Nur Inayah.

Bertempat tinggal di Pengaletan Rt/Rw 004/006 Desa Jatirejo

Lekok Kabupaten Pasuruan.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Muahammadiyah 1 Lekok pada

tahun 2012. Pendidikan Menengah Pertama di SMP Sabiluth Toyyib pada tahun

2015. Pendidikan Menengah Atas di SMA Sabiluth Toyyib pada tahun 2018.

Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Universitas PGRI Wiranegara

(UNIWARA) Pasuruan.

Anda mungkin juga menyukai