Anda di halaman 1dari 134

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR IPA SISWA SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA NEGERI 2
TUNGKAL ULU

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:
DHEA WIDYA UTARI
NIM. 207172959

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2021
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR IPA SISWA SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA NEGERI 2
TUNGKAL ULU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

DISUSUN OLEH:
DHEA WIDYA UTARI
NIM. 207172959

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN
KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2021

i
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
iii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
iv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
v
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirrohim

Alhamdulillah kupanjatkan kepada Allah SWT atas nikmat dan karunia-


Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi tugas akhir ini dengan segala
kekuranganku dan tak lupa Shalawat dan serta salam senantiasa tercurah kepada
Rasulullah Muhammad SAW. Skripsi ini kupersembahkan kepada :

Kedua orang tuaku tercinta ayahanda Sri Widodo dan ibunda Kristina
Marti, S.Pd., yang selalu mendoakanku, yang banyak berjasa dan berkorban
dengan ketulusan hati dalam mendidik dan membimbing saya sehingga dapat
menempuh sekaligus menyelesaikan masa studi di Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Kepada adik-adik saya yang saya sayangi Donny Kartiko Rahman, Aisyah
Dyah Martiwi dan Khairunnisa Azizah yang selalu memberikan motivasi kepada
saya untuk selalu bersemangat meraih cita-cita. Semua keluarga besarku,
terimakasih atas doa dan dukungannya selama ini.

Terimakasih pula kepada seluruh guru-guru dan dosen-dosen terutama


dosen pembimbing saya yang membimbing skripsi saya dengan penuh keikhlasan.
Serta sahabatku Shely Rahayu Natasya Putri yang selalu berdoa, mengingatkan,
mendukung dan menyemangatiku dalam setiap proses pennyelesaian Skripsiku.
Serta sahabat-sahabatku Muninggar Eka Widiarsih, Rinola Annisa,
Miftahurramah, Sonya Asoka Wati dan Rezha Juniandra dan serta teman-teman
angkatan tahun 2017 seperjuangan di program studi Tadris Biologi yang telah
menjadi patner diskusi dalam penyusunan skripsi ini terutama biologi lokal C.
Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan berlipat ganda, Aamiin....

vi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
MOTO

Artinya :

“Bukankan kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)? Dan kami pun


telah menurunkan bebanmu darimu yang memberatkan punggungmu dan kami
tinggikan sebutan (nama) mu bagimu. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada
kemudahan sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila
engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan
yang lain) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”
(QS. Al-Insyirah [94] 1-8)

vii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’Alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.


Rabb yang maha pengasih dan maha penyayang, atas segala limpah rahmat dan
petunjukn-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, serta orang-orang
yang senantiasa ikhlas berjuang di jalan-Nya.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat


akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. penulis
mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya, karena berkat doa, dorongan,
dari semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
Semoga Allah SWT selalu merahmati kita semua dan menghimpun kita dalam
hidayah-Nya.

Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang


setinggi-tingginya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dan kekuatan dalam


penyusunan tugas akhir penulisan karya tulis ilmiah skripsi.
2. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D, selaku Rektorat Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
4. Ibu Reny Safita, M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris Biologi dan Ibu
Dwi Gusfarenie, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Tadris Biologi.
5. Ibu badariah, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Dr.
Darma Putra, M.P.Kim selaku Pembimbing II yang telah melungkan waktu
dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan Penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Ibu Nanda Gusriani, S.Pd., M.Pd dan Ibu Diandara Oryza. S.Pd.,M.Pd
selaku dosen validator instrumen penelitian.

viii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
7. Bapak Desrizal, S.Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Tungkal Ulu dan
Ibu Miranti Septiani, S.Pd selaku Guru mata pelajaran IPA yang telah
memberikan kemudahan kepada peneliti dalam memperoleh data di
lapangan.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat
bagi pengembangan ilmu.

Jambi Oktober 2021


Penulis,

Dhea Widya Utari


NIM. 207172959

ix
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRAK

Nama : Dhea Widya Utari


Program Studi : Tadris Biologi
Judul : Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Siswa Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Tungkal Ulu.

Penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based


Learning Untuk Meningkatkan Hasil Pembelajaran IPA Siswa Sekolah Menengah
Pertama Negeri 2 Tungkal Ulu” bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Hasil
Belajar IPA dikelas VIII A SMP Negeri 2 tungkal ulu Setelah Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning. Penelitian ini merupakan penelitian
tindakan kelas, subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN 2
Tungkal Ulu dengan jumlah 25 siswa dan 1 guru pengampu mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Hasil belajar siswa diukur menggunakan berbagai
instrumen. Penilaian pengetahuan siswa dilakukan menggunakan tes soal pilihan
ganda, selain itu peneliti juga melakukan observasi dan dokumentasi. Analisis data
dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik analisis data kualitatif dan
kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) sangat
membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dikarenakan siswa akan lebih
tertarik untuk belajar dan siswa akan menjadi lebih aktif. Model pembelajaran
problem based learning (PBL) sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar
siswa. Pembelajaran dengan model pembelajarn problem based learning, hal ini
dapat dilihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan dari siklus I dan siklus II
yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang didapat setiap siklusnya,
pada saat prasiklus atau sebelum dilakukannya tindakan nilai rata-rata siswa 52%
dengan banyak siswa yang tuntas 4 siswa (16%), dan setelah dilakukannya
tindakan siklus I nilai rata-rata siswa 69% dengan jumlah siswa yang berhasil 9
siswa (36%), dan selanjutnya mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus
II dengan rata-rata nilai 81% dengan jumlah siswa yang berhasil 21 siswa dari 25
siswa 84%. Hasil penelitian ini menyarankan agar guru menggunakan model
pembelajaran problem based learning dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam.

Kata Kunci: Model Pembelajaran PBL, Hasil Belajar.

x
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
ABSTRACT

Nama : Dhea Widya Utari


Program Studi : Tadris Biologi
Judul : Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Siswa Sekolah
Menengah Pertama Negeri 2 Tungkal Ulu.

The research entitled "Application of Problem Based Learning Model to


Improve Science Learning Outcomes of State Junior High School 2 Tungkal Ulu
Students" aims to find out how science learning outcomes in class VIII A of SMP
Negeri 2 Tungkal ulu are after the application of the problem based learning
model. This research is a classroom action research, the subjects in this study are
students of class VIII A SMPN 2 Tungkal Ulu with a total of 25 students and 1
teacher in charge of Natural Sciences (IPA). Student learning outcomes were
measured using various instruments. Students' knowledge was carried out using
multiple-choice tests, besides that the researchers also made observations and
documentation of the assessment. Data analysis in this study was carried out using
qualitative and quantitative data analysis techniques. The results showed that the
implementation of learning using the problem based learning (PBL) learning
model was very helpful in improving student learning outcomes. Because students
will be more interested in learning and students will be more active. Problem
based learning (PBL) learning model plays a very important role in improving
student learning outcomes. with the problem-based learning model, this can be
seen from the results of observations that the researchers conducted learning from
cycle I and cycle II which showed an increase in learning outcomes obtained each
cycle, during pre-cycle or before the action the average score of students was 52%
with many students 4 students (16%), and after the activity took place in the first
cycle the average value of the students was 69% with the number of students who
succeeded 9 students (36%), and then there was a significant increase in the
second cycle with an average score of 81% with the number of successful students
21 students from 25 students 84%. The results of this study suggest that teachers
use problem-based learning models in learning Natural Sciences.

Keywords: POE Learning Models, Ecosystems, Biology Concepts Mastery

xi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
NOTA DINAS.........................................................................................................ii
PERNYATAAN ORISINALITAS.......................................................................iv
PERSEMBAHAN..................................................................................................vi
MOTTO................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.........................................................................................viii
ABSTRAK...............................................................................................................x
ABSTRACT...........................................................................................................xi
DAFTAR ISI.........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................................5
C. Batasan masalah...........................................................................................6
D. Rumusan Masalah........................................................................................6
E. Tujuan Penelitian..........................................................................................6
F. Manfaat penelitian........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
A. Kajian Teori..................................................................................................8
1. Hasil Belajar............................................................................................8
2. Prblem Based Learning (PBL)..............................................................11
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)..............................................................16
B. Kerangka Berfikir.......................................................................................19
C. Studi Relevan.............................................................................................21
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................24
A. Setting dan Subjek Penelitian.....................................................................24
B. Rancangan Tindakan Penelitian.................................................................24
C. Desain dan Prosedur Tindakan...................................................................26
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan.................................................................29
E. Instrumen Pengumpulan Data....................................................................29
F. Validasi Instrumen.....................................................................................31
G. Teknik Analisis Data..................................................................................31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................33
A. Deskripsi Pelaksanaan................................................................................33
B. Pembahasan................................................................................................56
BAB V PENUTUP................................................................................................63
Kesimpulan.............................................................................................................63
Saran.......................................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................65
LAMPIRAN..........................................................................................................68
xii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekapitulasi Rerata Nilai Ujian Sekolah & Nilai Ujian Nasional SMP
Negeri 2 Tungkal Ulu..............................................................................2
Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning.........................13
Tabel 2.3 Studi Relevan.........................................................................................21
Table 3.4 Indikator Ketuntasan Hasil Belajar........................................................29
Table 3.5 Data Hasil Belajar Siswa (Prasiklus).....................................................34
Table 4.6 Aktivitas Siswa pertemuan 1 Siklus I....................................................38
Tabel 4.7 Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus II...................................................40
Tabel 4.8 Penilaian Pengetahuan Siswa Siklus I....................................................43
Tabel 4.9. Akitivitas Siswa Pertemua 1 Siklus II...................................................48
Tabel 4.10. Aktivitas Siswa Pertemuan 2 siklus II................................................50
Tabel 4.11. Penilaian Pengetahuan Siklus II..........................................................48

xiii
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir...............................................................................20


Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas model (Kemmis dan
Taggart)..................................................................................................................26
Gambar 4.3 Grafik Penilaian Pengetahuan Siswa Prasiklus..................................35
Gambar 4.4 Garafik Penilaian Pengetahuan Siklus I.............................................44
Gambar 4.5 Grafik Penilaian Pengetahuan Siklus II..............................................55
Gambar 4.6 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, Siklus Ii.........58
Gambar 4.7 Grafik Penilaian Aktivitas Siswa Siklus I Dan Siklus II....................61

xiv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kartu Konsultasi..............................................................................69


Lampiran 2 : Lembar Validasi RPP......................................................................71
Lampiran 3 : RPP..................................................................................................74
Lampiran 4 : Lembar Observasi Aktivitas Guru...................................................85
Lampiran 5 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa.................................................91
Lampiran 6 : Kisi-Kisi Soal Post Test................................................................101
Lampiran 7 : Surat Perintah Riset.......................................................................112
Lampiran 8 : Dokumentasi..................................................................................113
Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup....................................................................118

xv
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogie”, yang akar
katanya “pais” yang berarti anak dan “again” yang artinya membimbing.
Jadi, “paedagogie” berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.
(Zelhendri, Syarif, 2017,hlm.26). Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara. Dengan demikian jelaslah bahwa upaya pendidikan
dilaksanakan melalui jalur yang disebut satuan pendidikan sekolah dan di luar
sekolah. Upaya tersebut bermaksud menyiapkan peserta didik menjadi
manusia yang berkualitas untuk meningkatkan perannya bagi masa depan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan kegiatan pendidikan berupa
pemberian, bimbingan,pengajaran, dan latihan (Zelhendri, Syarif,
2017,hlm.32).
Pendidikan merupakan proses pengembangan kepribadian yang tidak
terlepas dari kegiatan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang
berkembang di sekolah terutama di kelas umumnya di tentukan oleh peran
guru dan siswa sebagai individu yang terlibat langsung di dalam proses
tersebut. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar
disekolah sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengajar dan
penggunaan metode mengajar.(Ahmadi,2007:56)
Berdasarkan dari hasil observasi awal pada tanggal 18 Juli 2020 pada
guru mata pelajaran IPA kelas VIII A di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
Tungkal Ulu. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti di
kelas VIII A SMPN 2 Tungkal Ulu, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa

1
2

permasalahan dalam pembelajaran di kelas tersebut, diantaranya guru hanya


melakukan metode ceramah dengan memanfaatkan buku LKS sepanjang
pembelajaran berlangsung, dan banyak siswa yang masih sulit memahami
materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu. Hal ini dapat terlihat saat
siswa diberikan pertanyaan oleh guru, hanya beberapa siswa saja yang
mampu menjawab pertanyaan, jawabannya pun masih terkesan seadanya
dengan membaca kembali tulisan atau penjelasan yang ada di buku LKS
tanpa menggunakan analisis ataupun pendapat pribadi. Adanya permasalahan
tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah.

Dapat dilihat berdasarkan hasil Ujian Sekolah (UAS) dan Ujian


Nasional (UN) untuk data pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa nilai mata
pelajaran IPA cukup rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
Tabel 1.1 Rekapitulasi Rerata Nilai Ujian Sekolah & Nilai Ujian Nasional
SMP Negeri 2 Tungkal Ulu
No. Tahun Mata pelajaran Jumlah Rata-
ajaran rata
IPA IPS PKN PAI
1. 2014/2015 5,32 7,61 7,63 7,75 28,31 7,08
2. 2015/2016 5,50 8,07 8,31 8,30 30,18 7,55
3. 2016/2017 4,45 8,08 8,35 8,20 29,08 7,27
Jumlah 15,27 23,76 24,29 24,25 87,57 21,89
Rata-rata 5,09 7,92 8,10 8,08 29,19 7,30

Rendahnya minat belajar pada siswa tersebut berdampak pada


rendahnya hasil belajar siswa, hal ini mengakibatkan pada tahun ajaran 2020
siswa harus mengikuti ujian remedial yang menunjukkan sebanyak 15 siswa
belum tuntas dan hanya 10 siswa yang tuntas, dengan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75. Sebagian besar dari siswa tidak
mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pengetahuan itu dapat mereka gunakan/manfaatkan dalam kehidupan sehari-
hari khususnya pada materi pembelajaran IPA Terpadu.
3

Adanya beberapa permasalahan yang terlihat di kelas VIII A SMPN 2


Tungkal Ulu tersebut memerlukan sebuah solusi yaitu dengan mengadakan
sebuah penelitian tindakan kelas yang diharapkan dapat mengatasi
permasalahan yang timbul. Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah
dilakukan, peneliti bersama guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Terpadu melakukan refleksi mengenai permasalahan yang dianggap paling
penting dan harus segera diatasi. Peneliti dan guru sepakat bahwa
permasalahan yang mendesak untuk segera diatasi yang terdapat dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu masih banyak siswa yang belum
memahami konsep atau materi IPA sehingga menyebabkan hasil belajar
siswa menjadi rendah, terbukti dengan banyaknya siswa yang mempunyai
nilai di bawah KKM 75. Oleh sebab itu, peneliti bersama guru sepakat untuk
memilih model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai pilihan
tindakan yang diharapkan mampu membantu siswa dalam memahami konsep
ataupun materi IPA yang diajarkan dan mampu meningkatkan hasil belajar
siswa. Pada model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), siswa akan
dibentuk dalam suatu kelompok-kelompok kecil dan siswa saling bekerja
sama untuk memecahkan suatu masalah yang telah disepakati oleh siswa dan
guru yang berkaitan dengan materi pelajaran. Penerapan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) membuat siswa aktif berdiskusi bersama
anggota kelompok untuk memecahkan permasalahan dan menemukan
konsepnya sendiri. Ketika guru sedang menerapkan model pembelajaran
tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-macam prosedur
pemecahan masalah. Oleh sebab itu, mau tidak mau siswa dituntut untuk aktif
membaca dan menjelaskan penjelasan materi dari guru. Selain itu, mereka
harus aktif mencari informasi tambahan dari berbagai sumber untuk
memecahkan masalah dalam soal diskusi.

Model Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis


masalah adalah salah satu metode mengajar dengan fokus pemecahan
masalah yang nyata proses dimana peserta didik melaksanakan kerja
4

kelompok, umpan balik, diskusi, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan
untuk investigasi penyelidikan dan lapooran akhir. Dengan demikian peserta
didik didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis (Arends,2008). Pembelajaran
berbasis masalah adalah sebuah instruksional (dan kurikuler) yang berpusat
pada peserta didik untuk melakukan penelitian, mengintegrasikan teori dan
berlatih, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk
mengembangkan solusi yang layak dari suatu masalah. Problem Based
Learning merupakan model pembelajaran dengan menghadapkan peserta
didik pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar
atau dengan kata lain peserta didik belajar melalui permasalahan-
permasalahan yang selanjutnya dicari solusi untuk menyelesaikannya.
Hasil belajar yang memerankan selaku objek penilaian di kelas berupa
keterampilan-keterampilan baru yang didapatkan siswa setelah menyertai
proses belajar mengajar tentang mata pelajaran tertentu (Supratiknya dalam
Widodo, 2012). Sistem pendidikan nasional merumuskan tujuan pendidikan
mengacu pada pengelompokan hasil belajar ( Yanti, Widya, 2020.hlm8).
Mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan saat ini perlu
dikembangkan berbagai model pembelajaran. Secara umum, model
pembelajaran adalah suatu acuan atau pedoman interaksi antara guru dan
siswa yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran dan memuat cara untuk menjadikan seseorang pelajar sehingga
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajaran
merupakan strategi yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar, sikap
belajar dikalangan siswa, maupun berpikir kritis, memiliki keterampilan
sosial dan mencapai hasil belajar yang optimal. Karena itulah model
pembelajaran dari waktu kewaktu mengalami perubahan.
Guru dapat menekankan suatu model pembelajaran yang lebih
memfokuskan pada keakifan siswa, sehingga dalam proses pembelajaran
siswa yang aktif bukan guru aktif dan siswa pasif. Dari sinilah dengan
digunakannya model pembelajaran Problem Based Learning, diharapkan
5

pembelajaran akan lebih bermakna dan lebih membuat siswa aktif mengikuti
pembelajaran didalam kelas, sebab seorang guru dalam mengajar seharusnya
hanya berperan sebagai fasilitator dan mediator, dengan di terapkannya model
ini diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk berpikir kritis serta dapat
memecahkan masalah dan secara aktif siswa dapat membangun
pengetahuannya sendiri sesuai dengan pengalaman masing-masing siswa.
Dalam proses pembelajaran siswa sangat diharapkan karena dengan
keberhasilan belajar siswa yang baik dapat membuat materi yang di pelajari
dapat dikuasai dengan baik dan lebih dapat diingat siswa dalam waktu yang
lama. Dari sinilah seorang guru harus dapat menggunakan model
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga pembelajaran
dapat berjalan dengan baik.
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tungkal Ulu apakah
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Peneliti memilih kelas VIII A
karena peneliti ingin mengetahui bagaimana cara mengoptimalkan
pembelajaran IPA melalui model pembelajaran Problem Based Learning di
Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tungkal Ulu dan bagaimana hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning, dengan demikian peneliti mengambil judul “Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil
Belajar IPA Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tungkal Ulu”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di identifikasi masalah
sebagai berikut :
1. Siswa kurang tertarik mengikuti proses belajar mengajar.
2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
3. Pembelajaran hanya didominasi oleh guru, tanpa melibatkan siswa.
4. Daya ingat siswa rendah dalam pembelajaran IPA.
6

5. Rendahnya hasil belajar siswa di tandai dengan banyaknya nilai siswa


yang masih di bawah KKM.

C. Batasan masalah
Mengingat luasnya masalah dan agar lebih terarahnya penelitian ini,
maka masalah dalam penelitian ini dibatasi tentang penggunaan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA Siswa Kelas VIII A Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Tungkal Ulu.

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana Hasil Belajar IPA
dikelas VIII A SMP Negeri 2 tungkal ulu Setelah Penerapan Model
Pembelajaran Problem Based Learning?

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yang ada
yaitu Untuk mengetahui Bagaimana Hasil Belajar IPA dikelas VIII A SMP
Negeri 2 tungkal ulu Setelah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning?

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Adapun pengalaman baru bagi siswa adalah siswa dapat
membangkitkan semangat kerja sama dan siswa dapat meningkatkan hasil
belajar, meningkatkan daya ingat pemahaman serta membuat siswa
berperan aktif di dalam kelas.
2. Bagi peneliti
Sebagai bekal pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti yang
nantinya bisa di terapkan dalam pembelajaran IPA.
7

3. Bagi guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau
masukan tentang pendekatan atau strategi pembelajaran IPA dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
sekolah untuk meningkatkan keaktivan belajar siswa di SMP Negeri 2
Tungkal Ulu dengan pembelajaran IPA menggunakan model
Pembelajaran Problem Based Learning.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah di ajarkan. Hasil
belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentukknya,
“hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil belajar menunjukkan pada suatu
perolehan akibat dilakukannya aktivitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input secara fungsional, sedangkan belajar dilakukannya untuk
mengusahakan adanya perubahan perilaku pada yang belajar (Anggraini.
2017.hlm4).
Hasil belajar siswa merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif,
dan psikomotorik (sudjana, 2009, hlm. 3). Bukti bahwa seseorang telah
belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya
dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti
(Hamalik, 2008.hlm30).
Hasil belajar yang memerankan selaku objek penilaian di kelas berupa
keterampilan-keterampilan baru yang didapatkan siswa setelah menyertai
proses belajar mengajar tentang mata pelajaran tertentu (Supratiknya dalam
Widodo, 2012). Sistem pendidikan nasional merumuskan tujuan pendidikan
mengacu pada pengelompokan hasil belajar ( Yanti, Widya, 2020.hlm8).
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999), hasil belajar merupakan hal
yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Sikap dan cita-cita. Pendapat
dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses

8
9

belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah
menjadi bagian dalam kehidupan siswa tersebut.
Priansa (2017.hlm82) berpendapat bahwa hasil belajar adalah sesuatu
yang dicapai atau diperoleh peserta didik berkat adanya usaha atau pikiran
yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak
perubahan tingkahlaku pada diri individu.
Selain itu menurut Christin (2016.hlm223) hasil belajar merupakan
perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pelajaran terjadi akibat
lingkungan belajar yang sengaja dibuat oleh guru melalui model
pembelajaran yang dipilih dan digunakan dalam suatu pembelajaran ( Arie
dkk. 2020.hlm12).
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah
dilakukan berulang-ulang. Serta akan tesimpan dalam jangka waktu lama atau
bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta
dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang
lebih baik lagi sehingga akan mengubah cara berpikir serta menghasilkan
perilaku kerja yang lebih baik.
a. Manfaat hasil belajar
Hasil belajar siswa, dapat diketahui pengetahuan dan kemampuan
perkembangan sekaligus tingkat keberhasilan pendidik di sekolah. Hasil
belajar harus menunjukkan perubahan keadaan menjadi lebih baik,
sehingga dapat bermanfaat untuk :
1) Menambah pengetahuan.
2) Memahami sesuatu yang belum dipahami sebelumnya.
3) Mengembangkan potensi yang dimiliki.
4) Memunculkan perspektif baru.
5) Menghargai segala sesuatu yang ada (Susanto dalam Yanti Widya,
2020.hlm10).
10

Berdasarkan beberapa poin di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat


dari hasil belajar yaitu terjadinya perubahan perilaku siswa dalam
berbagai aspek yaitu kognitif,afektif dan psikomotor.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi yang
ingin dijelaskan disini adalah faktor yang mempengaruhi belajar dari sisi
sekolah yang meliputi :
1) Metode mengajar.
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus
dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ign.S.Ulih
B.Karo adalah menyajikan bahan pelajaran kepada orang lain itu
diterima, dikuasai dan dikembangkan. Dari uraian diatas jelaslah
bahwa metode mengajar ini mempengaruhi belajar.
2) Kurikulum.
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan
kepada siswa. Kegiatan ini sebagian besar adalah menyajikan bahan
pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan
bahan pelajaran itu.
3) Relasi guru dengan siswa.
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa.
Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu
sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan
gurunya.
4) Relasi siswa dengan siswa.
Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang
kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau
sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari
kelompok. Akibatnya makin parah dan dapat mengganggu belajarnya.
5) Disiplin Sekolah.
Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan
siswa dalam sekolah juga dalam belajar. Hal ini mencakup segala
11

aspek baik kedisiplinan guru dalam mengajar karena kedisiplinan


pendidik juga dapat memberi contoh bagi siswa atau peserta didik
(Sulastri dkk. Vol.3 No.1)
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkankan bahwa
hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang
telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu
lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut
serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil
yang lebih baik lagi sehingga akan mengubah cara berpikir serta
menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik dan hasil belajar adalah
kemampuan yang di peroleh siswa setelah menerima pengalaman belajar pada
Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor.
2. Problem Based Learning (PBL)
a. Pengertian Problem Based Learning
Problem based learning (PBL) pertama kali dikembangkan
pertamakali oleh Prof. Howard Barrows sekitar tahun 1970-an dalam
pembelajaran ilmu medis di McMaster University Canada (dalam
Amir,2014,hlm.21). Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah yang
nyata bagi peserta didik sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan
melalui penyelidikan dan diterapkannya dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah.
Model Problem Based Learning didasarkan kepada psikologi kognitif
yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah suatu proses prubahan
tingkah laku karena adanya pengalaman belajar. Belajar bukan sekedar proses
menghafal akan tetapi suatu proses interaksi antara siswa dengan
lingkungannya sehingga perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek
kognitifnya, akan tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotor melalui
proses penghayatan terhadap masalah yang dihadapinya. Ward & Lee (2002)
menegaskan bahwa Problem Based Learning adalah suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah
melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari
12

pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus


memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Model Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis
masalah adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang
nyata proses dimana peserta didik melaksanakan kerja kelompok, umpan
balik, diskusi, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk invesrigasi
dan penyelidikan dan lapooran akhir. Dengan demikian peserta didik
didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis (Arends,2008). Pembelajaran
berbasis masalah adalah sebuah instruksional (dan kurikuler) yang berpusat
pada peserta didik untuk melakukan penelitian, mengintegrasikan teori dan
berlatih, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk
mengembangkan solusi yang layak dari suatu masalah. Problem Based
Learning merupakan model pembelajaran dengan menghadapkan peserta
didik pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar
atau dengan kata lain peserta didik belajar melalui permasalahan-
permasalahan yang selanjutnya dicari solusi untuk menyelesaikannya.
Pengertian Problem Based Learning lainnya adalah cara penyajian pelajaran
dengan memanfaatkan permasaahan yang ditemui anak yang digunakan
sebagai bahan pelajaran yang kemudian permasalahan tersebut dibahas atau
didiskusikan bersama untuk mendapatkan penyelesaiian atau jalan keluarnya.
(Roestiah 2001, hal 93).
Menurut Dutch (dalam Amir,2014,hlm.21) problem based learning
merupakan metode intruksional yang menantang peserta didik agar belajar
untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi
masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa ingin tahu
serta kemampuan analisis peserta didik untuk berpikir kritis dan untuk
mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai.
Sedangkan menurut Howard Barrorws dan kelson (dalam
Amir,2014,hlm.21) problem based learning adalah kurikulum dan proses
pembelajaran. Dalam kurikulumnya dirancang masalah-masalah yang
13

menuntut peserta didik mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat


mereka mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki strategi belajar
sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim ( Rasto, Rego.
2021:10).
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran problem based learning adalah model pembelajaran kelompok
yang berawal dari suatu masalah, sehingga peserta didik dapat memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
b. Tahapan Pembelajaran dengan PBL
Pembelajaran berdasarkan problem based learning terdiri dari 5 langkah
utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi
masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Kelima
langkah tersebut dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 2.2 Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning
Tahap Tingkah laku Guru
Tahap 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran,
Memberikan orientasi menjelaskan kebutuhan-kebutuhan yang
tentang permasalahan diperlukan, dan memotivasi peserta
pada peserta didik. didik agar terlibat pada kegiatan
pemecahan
masalah.
Tahap2. Mengorganisasi Membantu peserta didik menentukan dan
peserta didik untuk mengatur tugas belajar yang berkaitan
meneliti dengan masalah yang diangkat
Tahap3. Mendorong peserta didik untuk
Membimbing penyelidikan mengumpulkan informasi yang sesuai,
peserta didik secara melaksanakan eksperimen untuk
mandiri maupun mendapatkan penjelasan dan pemecahan
kelompok. masalah.
14

Tahap4.
Membantu peserta didik dalam
Mengembangkan dan
merencanakan dan menyiapkan karya
menyajikan hasil karya.
yang sesuai, seperti laporan, video,
model; dan membantu peserta didik
dalam berbagi tugas dengan temannya
untuk menyampaikan kepada orang lain.
Tahap 5. Membantu peserta didik melakukan
Menganalisis dan refleksi dan mengadakan evaluasi
mengevaluasi proses terhadap penyelidikan dan proses- proses
pemecahan masalah. belajar yang mereka lakukan.

Menurut Ibrahim (2000,hlm.15) didalam kelas pemecahan masalah


dalam problem based learning harus sesuai dengan langkah-langkah metode
ilmiah. Dengan demikian siswa belajar memecahkan masalah secara
sistematis dan terencana. Penggunaan problem based learning dapat
memberikan pengalaman belajar melakukan kerja ilmiah yang sangat baik
kepada siswa ( Rasto, Rego. 2021:16).
c. Kelebihan dan Kelemahan Problem Based Learning
Problem Based Learning dapat diterapkan dalam kurikulum dan
pembelajaran, mengingat pentingnya siswa memiliki pengalaman dan
kemampuan mengatasi masalah nyata dalam kehidupannya sehari-hari secara
mandiri. Adapun kelebihan dan kekurangan menggunakan Problem Based
Learning, antara lain :
a) Kelebihan Problem Based Learning
Kelebihan dari problem based learning menurut Sanjaya
(2007,hlm.218) sebagai suatu model pembelajaran problem based
learning memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
1) Pemecahan masalah Problem Based Learning merupakan teknik yang
cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
15

2) Pemecahan masalah problem based learning dapat menantang


kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
3) Pemecahan masalah Problem Based Learning dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran peserta didik.
4) Pemeahan masalah Problem Based Learning data membantu peserta
didik bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami
masalah dalam kehidupan nyata.
5) Pemecahan masalah Problem Based Learning dapat membantu peserta
didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung
jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu
pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan
evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
6) Pemecahan masalah Problem Based Learning bisa memperlihatkan
kepada peserta didik bahwa setiap mata pelajaran ( matematik, IPA,
sejarah dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir,
dan sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik, bukan hanya
sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
7) Pemecahan masalah Problem Based Learning dianggap lebih
menyenangkan dan disukai peserta didik.
8) Pemecahan masalah Problem Based Learning dapat mengembangkan
peserta didik untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
9) Pemecahan masalah Problem Based Learning dapat memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan
yang mereka miliki dalam dunia nyata.
10) Pemecahan masalah Problem Based Learning dapat mengembangkan
minat peserta didik untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar
pada pendidikan formal telah berakhir ( Rasto, Rego. 2021:19).
b) Kelemahan Problem Based Learning
Kelemahan problem based learning menurut sanjaya
(2007,hlm.219) diantaranya:
16

1) Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki


kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk
dipecahkan,maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2) Model pembelajaran problem based learning ( PBL) membutuhkan
waktu yang cukup untuk persiapan.
3) Pemahaman yang kurang mengapa masalah-masalah dipecahkan dapat
mengakibatkan siswa kurang termotivasi untuk belajar ( Rasto, Rego.
2021:21).
Dari pernyataan-pernyataan diatas kelebihan dari pembelajaran
problem based learning melatih siswa memiliki keterampilan sosial,
keterampilan sosial tersebut dapat diperoleh dari kegiatan diskusi
bersama kelompok. Model pembelajaran problem based learning dapat
melatih peserta didik untuk memecahkan suatu masalah yang diberikan
dan di dapat menganalisis permasalahan tersebut. Sehingga peserta
didik terlatih untuk memiliki keterampilan berpikir.
Model pembelajaran problem based learning memiliki kelamahan,
diantaranya membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan
persiapan. Pendidik harus terbiasa memberikan peserta didik suatu
masalah untuk dipecahkan suatu permasalahan.
3. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dikenal juga dengan istilah sains. Kata
sains berasal dari bahasa Latin yaitu scientia yang berarti ”saya tahu”.
Dalam bahasa Inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti
“pengetahuan”. Secara umum, science meliputi natural science yang
selanjutnya dikenal dengan IPA. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan cabang
ilmu pengetahuan yang berawal dari fenomena alam. IPA didefinisikan
dengan pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan
gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil
pengamatan. IPA juga didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang
objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan
17

penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen


dengan menggunakan metode ilmiah (Pudjiadi, 2005). Definisi tersebut
memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, serta disusun dan
diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan
aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam.
Ilmu Pengetahuan Alam dijelaskan sebagai kumpulan pengetahuan
dan cara-cara untuk mendapatkan dan menggunakan pengetahuan itu. IPA
merupakan kombinasi dua unsur utama, yaitu proses dan produk yang tidak
terpisahkan. IPA sebagai proses meliputi keterampilan proses dan sikap
ilmiah yang diperlukan untuk memperoleh dan mengembangkan
pengetahuan; sedangkan sains sebagai produk berupa kumpulan pengetahuan
yang meliputi fakta, konsep, generalisasi, prinsip, teori dan hukum.
Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang digunakan peserta
didik untuk menyelidiki dunia di sekitar mereka dan untuk membangun
konsep ilmu pengetahuan, sedangkan sikap ilmiah adalah bagaimana para
ilmuwan bersikap ketika melakukan proses dalam mendapatkan ilmu
pengetahuan tersebut. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA merupakan
ilmu pengetahuan tentang gejala alam berupa fakta, konsep, prinsip, dan
hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam
metode ilmiah(Buku Guru Kelas VIII SMP/MTs, 2017. Hlm 03).
b. Karakteristik IPA
Pembelajaran IPA memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang dapat
membedakan dengan matapelajaran lainnya. Pembelajaran IPA merupakan
pembelajaran yang mempunyai niali ilmiah, kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara sistematis, merupakan pengetahuan teoretis, konsep-konsep
yang saling berkaitan dan merupakan pembelajaran yang meliputi tiga unsur,
yaitu IPA sebagai produk, proses dan sikap.
1) Mempunyai nilai ilmiah, artinya bahwa kebeneran dalam IPA dapat
dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah
dan prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemuannya. Dalam
18

melakukan pembuktian atau penemuan kembali melalui serangkaian


metode ilmiah yang baik. Oleh sebab itu sikap ilmiah dalam
melaksanakan percobaan pada proses pembelajaran menjadi syarat
mutlak yang harus diketahui dan dimiliki oleh peserta didik
2) Merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan
dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
3) Merupakan pengetahuan teoretis. Teori IPA diperoleh atau disusun
dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi,
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,
observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara satu dengan
cara yang lain.
4) IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan
bagan-bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil
eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi dan
observasi lebih lanjut (Depdiknas, 2006).
5) IPA meliputi tiga unsur, yaitu produk, proses dan sikap (Hisbullah. 2018.
Hlm2).
c. kegunaan IPA
Peristiwa atau fenomena alam merupakan objek kajian yang dipelajari
dalam IPA. IPA memberikan sumbangsih terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan yang berguna bagi manusia terutama yang berhubungan
kegunaan IPA .
1) Menumbuhkan kebiasaan berpikir dan bertindak yang merefleksikan
penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap ilmiah.
2) Pendorong perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
telah mengubah kehidupan manusia secara fundamental.
3) Memberikan suntikan pengetahuan untuk menaklukkan ketidak seteraan
dan untuk mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.
4) Dengan mempelajari IPA, manusia mendapatkan wawasan dan informasi
berkaitan dengan benda hidup sampai benda tak hidup.
19

5) Mengetahui makhluk/zat/peristiwa yang berbahaya dan harus dihindari


manusia, serta dengan rekayasa sains memudahkan manusia dalam setiap
kegiatannya.
6) Memberikan konstribusi terhadap perkembangan ilmu medis dan
kesehatan umat manusai.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, dapat
disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan alam atau sains merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari alam semesta beserta isinya, serta peristiwa-
peristiwa yang terjadi didalamnya. Berdasarkan paparan tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPA memberikan kesempatan
kepada siswa mengembangkan keterampilan proses dan melatih siswa untuk
dapat berpikir serta bertindak secara rasional dan kritis terhadap persoalan
yang bersifat ilmiah yang ada di lingkungannya. Keterampilan-keterampilan
yang diberikan kepada siswa sebisa mungkin disesuaikan dengan tingkat
perkembangan usia dan karakteristik siswa, sehingga siswa dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Kerangka Berfikir
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kelas VIII A SMPN 2
Tungkal Ulu, pembelajaran IPA di kelas tersebut terasa monoton, serta
menggunakan model pembelajaran Laufdiktat (pembelajaran berupa dikte).
Hal tersebut membuat siswa merasa bosan dan sulit memahami materi
pelajaran sehingga membuat hasil belajar siswa rendah. Model pembelajaran
Problem Based Learning diharpkan menjadi solusi untuk memecahkan
masalah tersebut. Caranya yaitu dengan mengaplikasikan model
pembelajaran Problem Based Learning di kelas tersebut secara kolaboratif
antara guru dan peneliti. Hasilnya, diharapkan pembelajaran di kelas tersebut
tidak lagi monoton serta hasil belajar siswa meningkat.
20

Kondisi saat ini Tindakan Tujuan/hasil

pembelajaran monoton Guru mampu menerapkan model pembela


belum ditemukan model pembelajaran yang tepat Pembelajaran tidak lagi mnoton
menggunaka n model pembelajaran laufdiktat Kualitas KBM dan hasil belajar siswa me
hasil belajar siswa masih rendah
-Menerapka n model pembelajar an Problem Based Learning

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning


Diskusi pemecahan masalah

Evalusi awal Evalusi efek Evalusi akhir

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir


21

C. Studi Relevan

Penelitian eksperimen mengenai keefektifan model Problem Based


Learning ini, juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Ada beberapa penelitian terdahulu relevan dengan penelitian
eksperimen ini, yakni sebagai berikut :

Tabel 2.3 Studi Relevan

No. Nama dan Judul Hasil Penelitian


Tahun

1. Nuryayu Penerapan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-


(2017) Model rata hasil belajar biologi siswa kelas XB
Problem SMA Negeri 2 Bolo pada siklus I sebesar
Based 78,45 dengan standar deviasi 7,92 dan pada
Learning siklus II sebesar 80,5 dengan standar deviasi
(PBL) Untuk 6,65. Persentase ketuntasan belajar siswa
Meningkatkan pada siklus I sebesar75,0% siswa yang tuntas
Hasil Belajar dan pada siklus II sebesar 86,1% siswa yang
Biologi Siswa tuntas. Berdasarkan hasil penelitian ini
Kelas X/B disimpulkan bahwa dengan diterapkannya
SMA Negeri model pembelajaran Problem Based
2 Bolo Tahun Learning (PBL) dalam proses pembelajaran,
Ajaran maka ketuntasan belajar, kehadiran,
2016/2017 kesiapan, dan keaktifan siswa dapat
meningkat.

Persamaan Sama-sama menggunakan model Prblem Based Learning


sama-sama menggunakan metode penelitian tindakan kelas

Perbedaan Pada penelitian yang dilakukan oleh Nuryayu mengambil


tingkat SMA, sedangkan yang saya teliti tingkat SMP
22

2. Wulan Penerapan Hasil penelitian menunjukkan bahwa:


Fortuna Model
ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I
Wardani Problem
diketahui pada pretest sebesar 41,66% dan
(2018) Based
post test sebesar 66,6%, dan mengalami
Learning
kenaikan pada siklus II preetest sebesar
(Pbl) Untuk
81,6% dan post test sebesar 83,3%. Jadi
Meningkatkan
tingkat ketuntasan hasil belajar siswa dari
Hasil Belajar
siklus I dan siklus II terjadi peningkatan
Siswa Pada
16,7%, maka target yang diinginkan telah
Mata
tercapai untuk ketuntasan hasil belajar
Pelajaran Ips
siswa, karena pada akhir siklus telah
Kelas Iv Mi
mencapai sesuai target yang ditentukan yaitu
Islamiyah
75%.
Sumberrejo
Batanghari
Tahun
Pelajaran
2017/2018.

Persamaan Sama-sama menggunakan model Problem Based Learning


Sama-sama menggunakan metode Penelitian tindakan kelas
Variabel terikat yang diteliti sama-sama hasil belajar

Perbedaan Subjek dan tempat penelitian yang berbeda

3. Noor Izah Penerapan Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata


(2016) Model nilai karakter siswa termasuk dalam kategori
Pembelajaran sangat baik. Rerata nilai kemampuan
23

Problem memecahkan masalah siswa termasuk dalam


Based kategori baik. Data pendukung berupa hasil
Learning belajar menunjukkan hasil bahwa 92% siswa
Untuk termasuk dalam kategori gain sedang-tinggi,
Meningkatkan dan 81% siswa mampu mencapai KKM.
Karakter
Siswa Dan
Kemampuan
Memecahkan
Masalah Pada
Materi Sistem
Pencernaan

Persamaan Sama-sama menggunakan model pembelajaran Problem


Based Learning

Perbedaan Pada penelitian yang dilakukan oleh Noor Izah menggunakan


metode penelitian kuantitatif, sedangkan penelitian yang akan
dilakukan sekarang menggunakan metode penelitian tindakan
kelas (PTK). Dan variabel yang terikat yang diteliti adalah
Meningkatkan Karakter Siswa Dan Kemampuan
Memecahkan Masalah Pada Materi Sistem Pencernaan,
sedangkan yang akan saya lakukan variabel terikatnya yaitu
hasil belajar.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting dan Subjek Penelitian


a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dikelas VIII A SMPN 2 Tungkal Ulu dan
waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal pembelajaran IPA Terpadu
sehingga tidak mengganggu aktivitas belajar mengajar di SMPN 2 Tungkal
Ulu.
b. Subjek penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMPN
2 Tungkal Ulu dengan jumlah 25 siswa dan 1 guru pengampu mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
B. Rancangan Tindakan
Penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian tindakan kelas
(classroom action research). “Penelitian Tindakan Kelas yaitu penelitian
yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan
penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis
pembelajaran” (Arikunto,2014). “Penelitian Tindakan Kelas adalam suatu
kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang
diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas,
yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran
di kelas tersebut” (Paizaluddin & Ermalinda, 2014).
Desain atau model penelitian tindakan kelas yang akan digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Taggart . Model ini
didasarkan atas konsep bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat
komponen pokok yang juga menunjukkan langkah, yaitu:
1. Perencanaan atau Planning
2. Pelaksanaan atau Acting
3. Pengamatan atau Observing

24
25

4. Refleksi atau Reflecting


Menurut Arikunto (2014) secara garis besar penelitian tindakan kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR) pada umumnya memiliki
empat tahapan yang dilalui. Empat tahapan yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan
Penelitian menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh
siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan pada tahap pelaksanaan.
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan penerapan isi rancangan, yaitu
melakukan tindakan kelas.
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh pengamat/observasi.
d. Refleksi
Kegiatan refleksi bertujuan untuk melakukan evaluasi atas tindakan
yang dilakukan. Kegiatan ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan.
Siklus-siklus yang dilakukan dalam penelitian ini akan membentuk
langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini,
berakhirnya siklus ditandai dengan tercapainya target yang diharapkan.
Selama pelaksanaan, data akan diperoleh dari siswa kelas VIII A sebagai
jawaban atas permasalahan penelitian. Penelitian tindakan kelas ini
dirancang terdiri dari beberapa siklus. Permasalahan pembelajaran yang
diperoleh peneliti dari hasil wawancara atau observasi awal dibutuhkan
untuk menyesuaikan pelaksanaan siklus pertama sedangkan pelaksanaan
siklus kedua akan menyesuaikan dengan hasil pada siklus pertama dan
perubahan yang ingin dicapai oleh peneliti, begitu juga untuk siklus
selanjutnya. Pelaksanaan penelitian ini dapat digambarkan seperti pada
diagram alur sebagai berikut :
26

Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas model (Kemmis dan
Taggart)
C. Desain dan Prosedur Tindakan
Penyelenggaraan penelitian dimulai dengan siklus 1, jika hasil siklus 1
berhasil maka siklus II dilakukan sebagai pemantapan.
a. Pra Tindakan
a. Permohonan izin kepala sekolah untuk melakukan observasi.
b. Untuk mengetahui gambaran awal terkait situasi dan kondisi proses
pembelajaran maka dilakukan wawancara dengan salah satu guru
IPA.
c. Mengidentifikasi masalah dengan mengkaji hasil wawancara
terhadap pembelajaran IPA dikelas VIII.
d. Menentukan kelas dengan pertimbangan yang memiliki hasil belajar
masih rendah yaitu kelas VIII A SMPN 2 Tungkal Ulu.
e. Menganalisis studi pustaka sesuai dengan permasalahan dan judul
penelitian.
27

f. Menyusun proposal dan melakukan revisi bersama dengan dosen


pembimbing.
g. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
h. Menyusun soal Post Test sebagai bahan evaluasi yang digunakan
untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa.
i. Menyusun instrumen pengumpulan lainnya berupa lembar bservasi.
j. Menyelesaikan rancangan penelitian dengan bimbingan dosen
hingga memperoleh persetujuan untuk dilakukan penelitian.
b. Desain Penelitian Siklus I
Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan menyesuaikan
kebutuhan penelitian.
a) Perencanaan Tindakan (Planning)
Perencanaan tindakan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dilakukan persiapan dan penyusunan instrumen pembelajaran serta
instrument penelitian sebagai beritut:
1) Diskusi bersama guru untuk menyusun rencana RPP yang akan
digunakan.
2) Menyiapkan alat, bahan, sumber belajar yang diperlukan untuk
pembelajaran siklus I.
3) Membuat lembar observasi siswa dan post test pada siklus I
4) Menyusun lembar observasi terkait aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
b) Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada tahap ini guru kelas akan mengajar langsung selama proses
pembelajaran. Dalam tahap pelaksanaan tindakan kelas, guru beracuan dan
berpedoman pada rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
disusun sebelumnya. Model Pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran Peroblem Based Learning yang diharapkan dapat digunakan
sebagai upaya peningkatan hasil belajar dengan membangun suasana yang
kreatif, efektif, efesien, dan menyenangkan.
28

Pada tahap ini peneliti bersama guru menyiapkan terlebih dahulu


semua kebutuhan yang di perlukan dalam proses pembelajaran tatap muka.
Setelah itu sebelum memasuki materi guru memberikan apersepsi di awal,
menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Kemudian guru membagi siswa dalam bentuk kelompok. Lalu memberikan
sedikit pengantar materi dan setelah itu guru menyajikan sebuah masalah
yang berkaitan dengan materi kepada siswa. Siswa secara berkelompok
diminta untuk menyelesaikan masalah tersebut. Setelah selesai, guru
meminta perwakilan dari kelompok untuk menyajikan hasil dari
permasalahan tersebut. Setelah selesai, guru meminta agar setiap siswa
menanggapi hasil penyelesaian masalah yang disampaikan temannya. Guru
membantu memberikan penguatan serta diakhir pembelajaran siswa diminta
untuk memberikan kesimpulan yang telah dipelajari berkaitan dengan
materi. Setelah itu pada pertemuan selanjutnya guru menyiapkan beberapa
masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran, lalu peserta didik
diminta untuk mendiskusikan materi pembelajaran permasalahan tersebut
dan waktu pembelajaran disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Guru memberikan penguatan diakhir proses
pembelajaran.
c) Observasi (Observing)
Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan.
Observasi dilakukan oleh peneliti yang bertindak sebagai observer. Kegiatan
observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah mengamati proses mengajar
yang dilakukan oleh guru di kelas selama proses belajar mengajar. Kegiatan
yang dilakukan oleh dua observer adalah mengamati aktivitas siswa selama
proses pelaksanaan tindakan.
d) Refleksi
Pada kegiatan refleksi, data yang diperoleh dari hasil post test siswa
dan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer akan di analisis oleh
peneliti. Kegiatan refleksi ini dilakukan dengan mengadakan diskusi dan
analisis, terkait kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran
29

berlangsung yang di tujukan sebagai bahan pertimbangan serta


menjadikannya bahan untuk perbaikan pada pelaksanaan siklus II nanti agar
proses pembelajaran lebih baik.
c. Desain Penelitian Siklus II Dan Seterusnya
Kegiatan pembelajaran pada siklus II dan seterusnya dilaksanakan
menyesuaikan kebutuhan penelitian. Pelaksanaan tahapan siklus II sama
dengan siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Siklus II dilaksanakan untuk memperbaiki hasil belajar siswa yang
masih rendah dengan memperhatikan kendala-kendala yang pada tahap siklus
I, dengan tujuan hasil belajar pada siklus II sampai akhir siklus berikutnya
lebih baik siklus sebelumnya.
D. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Kriteria keberhasilan penelitian tindakan kelas yaitu terjadinya
peningkatan hasil belajar IPA dilihat dari segi keaktivan dalam mengikuti
pembelajaran maupun hasil post test setiap akhir siklus. Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) mata pelajaran IPA Terpadu SMPN 2 Tungkal Ulu adalah
75. Siswa dinyatakan tuntas apabila memperoleh nilai ≥ 75 sedangkan siswa
yang tidak tuntas memperoleh nilai < 75.
Tabel 3.4 Indikator Ketuntasan Hasil Belajar
Nilai Kategori
<75 Belum Tuntas
≥ 75 Tuntas

Sumber : Guru Pengampu Mata Pelajaran IPA terpadu SMPN2 Tungkal Ulu
E. Instrumen Pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa Test dan Non Test. Instrumen tes yang digunakan adalah kisi-kisi soal,
soal post test 1, dan soal Post Test II serta kunci jawaban Test dan panduan
penilaian Test. Sedangkan Non Test adalah berupa observasi siswa serta
panduan penilaiannya.
30

1. Test
Test adalah cara atau prosedur yang digunakan dalam rangka
pengukuran atau penilaian yang bergantung pada pembagian tugas berupa
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa mencakup pokok
bahasan yang diajarkan. Adapun jenis penyusunan Test untuk evaluasi belajar
dalam penelitian ini adalah test pilihan ganda tes pilihan ganda merupakan tes
objektif dimana masing-masing tes disediakan lebih dari kemungkinan
jawaban, dan hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang benar atau yang
paling benar (Drs. Asrul et al.,2015).
Test yang digunakan dalam penelitian ini yaitu test objektif diberikan
setiap akhir siklus berupa post test yang bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar siswa. Test yang digunakan dalam penelitian ini diberikan setiap akhir
siklus I, II dan akhir siklus III ini ada dua macam jenis soal pilihan ganda
sebanyak 15 butir.
2. Non Test
a. Pengamatan (Observation)
Pengamatan yang berlangsung untuk memperoleh hasil belajar,
dilakukan dengan memberikan lembar observasi. Selama proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung observer melakukan kegiatan observasi dengan
mengamati dan menilai apa yang terjadi selama proses kegiatan
pembelajaran.
Teknik pengamatan ini peneliti atau guru apabila ia bertindak sebagai
peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan
terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah
disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan scenario
tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil
belajar siswa (Suharsimmi Arikunto, dkk,2011:78).
b. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk memperoleh dokumen-dokumen yang
akan di gunakan sebagai pendukung data-data hasil penelitian seperti nama
31

siswa, jumlah siswa dan gambar berupa foto-foto kegiatan pembelajaran


dikelas yang diperlukan dalam penelitian.
Masijo (2009) mengatakan bahwa peninggalan tertulis, seperti arsip-
arsip dan termasuk juga buku-buku berupa sumber yang digunakan dalam
mengumpulkan data melalui teknik dokumentasi. Oleh karena itu
dokumentasi berupa foto saat penelitian juga dibutuhkan sebagai arsip dalam
pengumpulan data.
F. Validasi Instrumen
Validasi merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran test
sesuai dengan tujuan penggunaan test. Validasi juga merupakan fundamen
paling dasar dalam mengembangkan dan mengevaluasi suatu test
(Mardapi,2008).
Penyusunan kisi-kisi dan lembar instrumen dibuat untuk
mengumpulkan data selama proses pembelajaran yang digunakan untuk
mengetahui ketercapaian tujuan dalam penelitian, instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah instrumen test dan non test. Setelah kisi-kisi
instrumen dan lembar instrumen seperti soal dan kunci jawaban telah
tersusun. Dilanjutkan dengan validasi kepada pakar ahli yang dilibatkan
dalam validasi instrumen peneliti dosen validasi dan guru pembimbing mata
pelajaran IPA Terpadu disekolah yang di jadikan sebagai tempat penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan
ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan menurut
Suprayogo analisis data adalah rangkaian kegiatan penelaahan,
pengelompokan, sistematisasi, penafsiran dan verifikasi data agar sebuah
fenomena memiliki nilai sosial, akademis, dan ilmiah (Tanzeh, 2011,hlm.99).
Pada penelitian ini terdapat dua cara teknik analisis pengambilan data
yaitu :
1. Analisis data kualitatif yaitu tentang bagaimana aktivitas siswa dan guru
dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Bsed Learning untuk meningkatkan hasil belajar IPA.
32

2. Analisis data kuantitatif yaitu tentang hasil belajar yang dicapai siswa
setiap akhir siklus. Dalam analisis ini peneliti ingin mengetahui
peningkatan hasi belajar siswa melalui tes.
Menurut Trianto (2009) ketuntasan belajar tercapai jika 85% dari
seluruh peserta didik dalam kelas tersebut telah mencapai KKM. Dalam hal
ini KKM yang ditetapkan di sekolah adalah 75.
Untuk menghitung kriteria ketuntasan digunakan rumus berikut :
a) Menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual :
𝑆
𝑃= x 100%
𝑁

Keterangan :
P : Presentasi ketuntasan belajar
S : Jumlah siswa yang mencapai tuntas belajar
N : Jumlah total siswa (purwanto,2000:12)
b) Menghitung nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
∑Xi
𝑋=
∑N
Keterangan :
X : Nilai rata-rata siswa
Xi : Jumlah semua nilai yang diperoreh siswa
N : Jumlah siswa
c) Presentase ketuntasan klasikal
𝑅
𝑁𝑃 = 𝑥 100%
𝑆𝑀
Keterangan :
NP : Nilai persen yang dicari
R : Jumlah siswa yang tuntas
SM : Jumlah seluruh siswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dimana penelitian ini hanya mengamati guru yang sedang mengajar dan peneliti
sebagai observer. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA dikelas VIII SMPN 2 Tungkal Ulu. Pelaksanaan
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
Pembelajaran dilaksanakan dalam 2 siklus setiap siklus terdiri dari 2 kali
pertemuan. Data kegiatan pembelajaran ini untuk mengetahui hasil belajar siswa,
dalam proses pembelajaran yang di amati peningkatan pemahaman siswa diukur
melalui hasil test yang dilakukan pada siklus 1 dan siklus 2.
Pada penelitian ini pembelajaran dilakukan secara tatap muka dalam masa
pandemi. Namun seperti masa pandemi Virus-19 saat ini sekolah yang ada di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat saat ini tergolong zona hijau. Oleh sebab itu
melakukan pembelajaran offline diperbolehkan dari kelas VII sampai dengan
kelas IX, pada pembelajaran tatap muka siswa hanya belajar dari jam 07.30
sampai dengan 09.30, dan tetap melakukan protokol kesehatan sesuai dengan
standarisasi Covid-19. Didalam kelas posisi duduk siswa berjarak satu sama lain.
1. Tindakan Pra Siklus
Kegiatan ini merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti untuk
mengetahui permasalahan yang terdapat selama proses belajar mengajar di dalam
kelas. Dari wawancara yang dilakukan pada guru IPA di SMP Negeri 2 Tungkal
Ulu dikatakan waktu pembelajaran yang terbatas mengakibatkan proses
pembelajaran sehingga menjadi kurang efektif karena materi pada mata
pembelajaran IPA cukup banyak sehingga tidak semua materi pelajaran bisa
dijelaskan secara optimal. Berdasarkan data hasil belajar pada siswa

33
34

kelas VIII A terdapat 17 siswa yang tidak tuntas dari jumlah


keseluruhan 25 siswa dengan KKM 75. Dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siswa (Prasiklus)
No. Nama Siswa Nilai
1. Agni Lativani 50
2. Aldo Lumban Torus 60
3. Alya Calista 40
4. Ananda Prastio 75
5. Arhadian Galang 60
6. Artado Sijabat 30
7. Aufa Novalia 58
8. Bella Febriatama 80
9. Daniel Jakson Dolok 40
10. Evalya Rouli 50
11. Sindi Aulia 75
12. Vrida Wahyuarum 60
13. Ignatius Guido 50
14. Ikmatul Inayah 40
15. Irawan Saputra Siregar 35
16. Isna Rahma Wati 40
17. Jesika Novita 60
18. Juda Parningtoa 50
19. Muhammad Air F 45
20. Restu Reanza Putra 75
21. Reva Agustin 35
22. Revaldo Rassya 55
23. Risky Adila Putr 50
24. Ria Lestari 35
25. Tri Desila 50
Jumlah 1.298
Rata-rata 52
35

1) Nilai rata-rata
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
1.298
=
25
= 52%
2) Siswa yang tuntas KKM
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
4
= 𝑥 100%
25
= 16%
3) Siswa yang tidak tuntas KKM 75
21
= 𝑥 100%
25
= 84%
Berdasarkan hasil belajar siswa pada tabel diatas, peneliti juga
menyajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik Hasil Belajar ( Kognitif ) Siswa


Prasiklus
90
80
70
60
50
40
30 Grafik Hasil Belajar (
20 Kognitif ) Siswa Prasiklus
10
0

siswa yang tuntassiswa yang tidak tuntas

Gambar 4.3 Grafik Penilaian Pengetahuan Siswa Prasiklus


36

Dapat dilihat pada tabel dan grafik di atas. Berdasarkan pada tabel dan
grafik diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah karena siswa
yang tuntas belajar hanya terdapat 4 orang siswa atau hanya 16%, sedangkan
siswa yang tidak tuntas dalam belajar terdapat 21 siswa atau hanya 84 %,
dapat dilihat rata-rata siswa adalah 52%. Sedangkan KKM yang telah
ditentukan oleh guru yaitu 75, artinya tingkat ketuntasan dalam belajar siswa
masih rendah dari yang seharusnya yaitu 75. Rendahnya hasil belajar IPA
Terpadu siswa SMP Negeri 2 Tungkal Ulu perlu ditingkatkan dan untuk
menjawab tantangan pembelajaran di masa pandemi. Model pembelajaran
Problem Based Learning merupakan solusi yang bisa dilakukan guna
meningkatkan hasil belajar.

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti memohon izin kepada


kepala sekolah dan guru dibidang sudi IPA Terpadu untuk membantu dalam
menyelesaikan masalah tersebut, peneliti menggunakan penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan bantuan model pembelajaran problem based learning
pada proses belajar mengajar. Dengan menggunakan model tersebut peneliti
berharap dapat meningkatkan hasil belajar IPA Terpadu siswa sehigga hasil
belajar dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan.
1. Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilakukan 2x30 menit
pertemuan pertama dilaksanakan pada hari rabu tanggal 28 Juli 2021 dengam
pembahasan materi otot, fungsi otot dan tiga jenis jaringan otot dengan
menggunakan model pembelajaran problem based learning. Pada pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari rabu tanggal 04 Agustus 2021 dan membahas
materi tentang gangguan dan kelainan pada sistem gerak dan upaya mencegah
serta mengatasinya. Pada pertemuan kedua diakhir pembelajaran
dilaksanakan soal post test pada siklus I.
a. Perencanaan
Pada perencanaan pembelajaran dibuat agar proses pembelajaran
berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Perencanaan yang telah dibuat
37

peneliti dengan bantuan guru, yang mana peneliti bertindak sebagai observer
dan guru IPA melakukan pengajaran di ruang kelas. Adapun perencanaan dari
siklus I yaitu sebagai berikut :
1) Menentukan kelas yang akan dijadikan tempat penelitian adalah kelas
VIII A SMP Negeri 2 Tungkal Ulu.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
3) Menyusun tiap soal yang akan diperlukan post test pada akhir pertemuan
kedua.
4) Menyusun lembar observasi untuk dilihat suasana dalam belajar
mengajar dan tingkat keaktifan siswa kelas VIII A saat model
pembelajaran problem based learning dilaksanakan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tindakan awal saat dilakukan pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini dilakukan dengan melaksanakan siklus I. Pelaksanaan siklus I
tersusun 2 kali pertemuan. Pada pertemuan yang dimaksud ini tersusun dari 2
jam pelajaran satu pelajaran itu sendiri sama dengan 30 menit. RPP yang
disusun oleh peneliti dilakukan untuk menyamakan tiap materi saat
pertemuan. Materi pada saat pertemuan pertama membahas tentang materi
otot, fungsi otot dan tiga jenis jaringan otot dengan menerapkan model
problem based learning selanjutnya pertemuan kedua yaitu membahas materi
tentang gangguan dan kelainan pada sistem gerak dan upaya mencegah serta
mengatasinya. Pada siklus I ini penerapannya disamakan dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model problem based
learning. Setiap pembelajaran awal guru memberikan motivasi / apersepsi
siswa dengan bertanya sesuatu yang berkaitan dengan materi yang akan
diterangkan. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model problem
based learning ini pada awalnya guru menjelaskan materi pembelajaran dan
guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan memberikan bahan
untuk melakukan tugas diskusi. Tujuan dari adanya pelaksanaan ini agar
siswa yang berada di dalam kelas dapat berpartisipasi aktif selama proses
38

pembelajaran dan akan meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya


pertemuan terakhir untuk siklus I, siswa diberi tes untuk mengetahui sejauh
mana penguasa siswa terhadap materi pembelajaran yang telah diajarkan. Tes
yang diberikan kepada siswa pada siklus I berbentuk objektif (pilihan ganda)
yang berjumlah 15 soal. Butir soal sesuai dengan materi yang telah diajarkan.
Butir-butir soal digunakan pada tes ini sebelumnya telah melalui analisis uji
validasi.
c. Pengamatan/Observasi
Pada hasil observasi pada aktivitas siswa mendapatkan gambaran
perilaku siswa saat berlangsungnya proses pembelajaran yang sudah diamati
observer. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa yang didapat
dinyatakan bahwasannya aktivitas siswa pada siklus I belum sepenuhnya
optimal dan ada terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaannya.
Tabel 4.6 Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus I

NO. AKTIVITAS SISWA YANG DIAMATI JUMLAH %


SISWA
Kegiatan Pendahuluan
1. Siswa yang menanggapi salam dari guru 10 40%
2. Siswa yang berdoa bersama 9 36%
3. Siswa yang mengisi daftar hadir 25 100%
4. Siswa yang memperhatikan apa yang 10 40%
disampaikan oleh guru
5. Siswa yang mendengarkan cakupan materi 10 40%
dari guru
6. Siswa yang memperhatikan tujuan 11 44%
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
Kegiatan Inti
1. Siswa yang memperhatikan apersepsi yang 12 48%
disampaikan oleh guru
2. Siswa yang menjawab terkait masalah- 8 32%
masalah yang diberikan oleh guru
3. Siswa yang berkumpul secara kelompok 25 100%
sesuai pembagiannya
4. Siswa yang mengambil lembar diskusi 25 100%
5. Siswa yang memperhatikan terhadap 9 36%
39

tugas-tugas dan sumber belajar yang dapat


digunakan
6. Siswa yang melakukan kegiatan diskusi 9 36%
7. Siswa yang melakukan pengamatan 4 16%
terhadap kelompok lain
8. Siswa yang mengemukakan pendapat saat 4 16%
berdiskusi
9. Siswa yang menanggapi pendapat ketika 0 0%
berdiskusi
10. Siswa yang bertannya saat diskusi 1 4%
11. Siswa yang memperhatikan penjelasan 6 24%
guru
12. Siswa yang menyimpulkan pembelajaran 0 0%
13. Siswa yang memperhatikan kesimpulan 6 24%
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
Kegiatan Penutup
1. Siswa yang melakukan refleksi 0 0%
2. Siswa yang memperhatikan guru mengenai 8 32%
penguatan materi
3. Siswa yang memperhatikan penyampaian 10 40%
guru untuk pertemuan selanjutnya
4. Siswa yang berdoa bersama 10 40%
5. Siswa yang menjawab salam 10 40%

Berdasarkan tabel diatas terdapat banyak aktivitas siswa belum


dilaksanakan secara optimal. Yang mana standar pencapaian persentasi dari
25 siswa adalah 100%. Bawasannya aktivitas belajar siswa masih terbilang
rendah. Sedangkan dalam meningkatkan aktivitas siswa belum dilaksanakan
secara optimal dengan yang diharapkan. Pada pertemuan I dilihat beberapa
banyak aktivitas siswa yang tidak aktif ada 6 aktivitas yaitu siswa yang
melakukan pengamatan terhadap kelompok lain ada 4 siswa (16%), siswa
yang mengemukakan pendapat saat berdiskusi ada 4 siswa (16%), siswa yang
menanggapi pendapat ketika berdiskusi tidak ada (0%), siswa yang bertannya
saat diskusi ada 1 siswa (4%), siswa yang menyimpulkan pembelajaran tidak
ada (0%), siswa yang melakukan refleksi tidak ada (0%). Untuk kategori
siswa yang kurang aktif ada 13 aktifitas yaitu siswa menanggapi ada 10 siswa
40

(40%), siswa yang berdoa bersama ada 9 siswa (36%), siswa yang
memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru ada 10 siswa (40%), siswa
yang mendengarkan cakupan materi dari guru ada 10 siswa (40%), siswa
yang menjawab terkait masalah-masalah yang diberikan oleh guru ada 8
siswa (32%), siswa yang memperhatikan terhadap tugas-tugas dan sumber
belajar yang dapat digunakan ada 9 (36%), siswa yang melakukan kegiatan
diskusi ada 9 siswa (36%), siswa yang memperhatikan penjelasan guru ada 6
siswa (24%), siswa yang memperhatikan kesimpulan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru ada 6 siswa (24%), siswa yang memperhatikan guru
mengenai penguatan materi ada 8 siswa (32%), siswa yang memperhatikan
penyampaian guru untuk pertemuan berikutnya ada 10 siswa (40%), siswa
yang berdoa ada 10 siswa (40%), siswa yang menjawab salam ada 10 siswa
(40%). Untuk kategori siswa yang cukup aktif ada 2 aktivitas yaitu siswa
yang memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru ada 11
siswa (44%), siswa yang memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh
guru ada 12 siswa (48%). Untuk siswa yang aktif tidak ada aktivitas, dan
untuk kategori sangat aktif ada 3 aktivitas yaitu siswa yang mengisi daftar
hadir ada 25 siswa (100%), siswa yang berkumpul secara kelompok sesuai
pembagiannya ada 25 siswa (100%), dan siswa yang mengambil lembar
diskusi ada 25 siswa (100%). Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwasannya aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan I masih berada
dipresentase 37% sehingga kegiatan belajar harus diperbaiki dengan tingkatan
lebih baik lagi. Terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.7 Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus 1

NO. AKTIVITAS SISWA YANG DIAMATI JUMLAH %


SISWA
Kegiatan Pendahuluan
1. Siswa yang menanggapi salam dari guru 23 92%
2. Siswa yang berdoa bersama 8 32%
3. Siswa yang mengisi daftar hadir 25 100%
4. Siswa yang memperhatikan apa yang 11 44%
disampaikan oleh guru
41

5. Siswa yang mendengarkan cakupan materi 11 44%


dari guru
6. Siswa yang memperhatikan tujuan 10 40%
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
Kegiatan Inti
1. Siswa yang memperhatikan apersepsi 13 52%
yang disampaikan oleh guru
2. Siswa yang menjawab terkait 9 36%
masalah- masalah yang diberikan oleh
guru
3. Siswa yang berkumpul secara kelompok 25 100%
sesuai pembagiannya
4. Siswa yang mengambil lembar diskusi 25 100%
5. Siswa yang memperhatikan terhadap 8 32%
tugas-tugas dan sumber belajar yang
dapat digunakan
6. Siswa yang melakukan kegiatan diskusi 11 44%
7. Siswa yang melakukan pengamatan 6 24%
terhadap kelompok lain
8. Siswa yang mengemukakan pendapat saat 4 16%
berdiskusi
9. Siswa yang menanggapi pendapat ketika 1 4%
berdiskusi
10. Siswa yang bertannya saat diskusi 3 12%
11. Siswa yang memperhatikan penjelasan 7 28%
guru
12. Siswa yang menyimpulkan pembelajaran 1 4%
13. Siswa yang memperhatikan kesimpulan 8 32%
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
Kegiatan Penutup
1. Siswa yang melakukan refleksi 4 16%
2. Siswa yang memperhatikan guru 7 28%
mengenai penguatan materi
3. Siswa yang memperhatikan penyampaian 12 48%
guru untuk pertemuan selanjutnya
4. Siswa yang berdoa bersama 13 52%
5. Siswa yang menjawab salam 14 56%
42

Berdasarkan data diatas dapat dilihat jumlah aktivitas siswa yang


tidak aktif ada 5 siswa yang mengemukakan pendapat saat berdiskusi ada 4
siswa (16%), siswa yang menanggapi pendapat pendapat ketika berdiskusi
ada 1 siswa (4%), siswa yang bertanya saat diskusi ada 3 siswa (12%), siswa
yang menyimpulkan pembelajaran ada 1 siswa (4%), siswa yang melakukan
refleksi ada 4 siswa (16%). Untuk kategori siswa yang kurang aktif ada 8
siawa yang berdoa bersama ada 8 siswa (32%), siswa yang memperhatikan
tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru ada 10 siswa (44%), siswa
yang menjawab terkait masalah-masalah yang diberikan oleh guru ada 9
siswa (36%), siswa yang mengemukakan pendapat saat berdiskusi ada 8
siswa (32%), siswa yang memperhatikan penjelasan guru ada 7 siswa (28%),
siswa yang memperhatikan kesimpulan pembelajaran yang disampaikan oleh
guru ada 8 (32%), siswa yang memperhatikan guru mengenai penguatan
materi ada 7 siswa (28%), siswa yang melakukan pengamatan terhadap
kelompok lain ada 6 siswa (24%). Untuk kategori siswa yang cukup aktif ada
7, siswa yang memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru ada 11 siswa
(44%), siswa yang mendengarkan cakupan materi dari guru ada 11siswa
(44%), siswa yang memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru ada
13 siswa (52%), siswa yang melakukan kegiatan diskusi ada 11 siswa (11%),
siswa yang memperhatikan penyampaian guru untuk pertemuan selanjutnya
ada 12 siswa (48%), siswa yang berdoan bersama ada 13 siswa (52%), siswa
yang menjawab salam ada 14 siswa (56%). Untuk kategori siswa yang aktif
tidak ada aktivitas. Dan untuk kategori sangat aktif ada 4 aktivitas yaitu siswa
yang mengisi daftar hadir ada 25 siswa (100%), siswa yang berkumpul secara
kelompok sesuai pembagiannya ada 25 siswa (100%), dan siswa yang
mengambil lembar diskusi ada 25 siswa (100%). siswa yang menanggapi
salam dari guru ada 23 siswa (92%), Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan ke 2 masih berada
dipresentase 43% sehingga kegiatan belajar harus diperbaiki dengan tingkatan
lebih baik lagi.
43

d. Evaluasi Hasil Belajar Siklus 1


Adapun pengambilan hasil belajar siswa diambil dari siklus 1 setelah
berlangsungnya proses belajar menggunakan model problem based learning
berdasarkan evaluasi yang dilakukan saat pertemuan ke 2 diakhir
pembelajaran didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 4.8 Penilaian Pengetahuan Siswa Siklus 1
No. Nama Siswa Nilai
1. Agni Lativani 75
2. Aldo Lumban Torus 70
3. Alya Calista 80
4. Ananda Prastio 75
5. Arhadian Galang 78
6. Artado Sijabat 70
7. Aufa Novalia 60
8. Bella Febriatama 72
9. Daniel Jakson Dolok 63
10. Evalya Rouli 75
11. Sindi Aulia 84
12. Vrida Wahyuarum 61
13. Ignatius Guido 60
14. Ikmatul Inayah 70
15. Irawan Saputra Siregar 60
16. Isna Rahma Wati 70
17. Jesika Novita 80
18. Juda Parningtoa 55
19. Muhammad Air F 60
20. Restu Reanza Putra 75
21. Reva Agustin 60
22. Revaldo Rassya 70
23. Risky Adila Putr 80
24. Ria Lestari 59
25. Tri Desila 69
Jumlah 1.731
Rata-rata 69
44

Perhitungan presentase ketuntasan belajar siswa (kognitif) pada kelas VIII A.


1) Nilai rata-rata
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
1.731
=
25
= 69
2) Siswa yang tuntas KKM
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
9
= 𝑥 100%
25
= 36%
3) Siswa yang tidak tuntas KKM 75
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
16
= 𝑥 100%
25
= 64%
Berdasarkan hasil belajar siswa pada tabel diatas, peneliti juga
menyajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik Penilaian Pengetahuan Siklus


I
70
60
50
40
30
20 Grafik Penilaian
10 Pengetahuan Siklus I
0

siswa yang tuntassiswa yang tidak tuntas

Gambar 4.4 Grafik Penilaian Pengetahuan Siswa Siklus 1


45

Dari tabel dan gambar grafik di atas dapat di ketahui bahwa pada
pelaksanaan pembelajaran IPA Terpadu Siklus 1 masih terbilang sangat
rendah, yaitu belum memenuhi KKM ≥ 75. Dapat dilihat dari hasil siklus
1 yang diikuti 25 siswa. Nilai rata-rata yang didapatkan 69 dan siswa yang
mendapatkan nilai ≥ 75 hanya 9 siswa 36%, sedangkan siswa
mendapatkan nilai < 75 hanya 16 siswa atau 64% berdasarkan data yang
didapat bahwa masih rendahnya pengetahuan siswa bahwa pada proses
belajar siswa masih rendah dan belum mengalami peningkatan yang telah
ditetapkan. Dengan demikian peneliti memperbaiki kelemahan yang ada
pada siklus 1 dan akan mencari solusi agar proses pembelajaran sesuai
dengan harapan.
e. Refleksi Siklus I
Berdasarkan data hasil belajar siswa serta lembar observasi
aktivitas siswa, pada pelaksanaan siklus I dinyatakan belum berhasil dan
perlu dilakukan kembali peningkatan pada siklus II. Dapat dilihat dari
hasil belajar siswa yang rendah begitu dengan lembar observasi aktivitas
siswa masih terbilang banyak yang kurang dan cukup. Selain itu
ketuntasan klasikal siswa masih rendah. Hal ini disebabkan oleh kendala
pada proses belajar dan mengajar yang dihadapi oleh guru.
Kendala-kendala yang dihadapi pada pelaksanaan proses
pembelajaran siklus I antara lain :
1) Banyak siswa yang tidak aktif dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
2) Banyak siswa yang tidak berani dalam menyampaikan pendapat
dikarenakan kurang percaya diri.
3) Siswa kurang aktif dalam menyimpulkan materi pembelajaran dan
siswa masih banyak yang ragu dalam menyimpulkan pelajaran.
4) Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru ketika
menyampaikan materi pembelajaran.
5) Masih sedikit siswa yang aktif dalam berdiskusi.
6) Masih sedikit siswa yang bertanya saat diskusi.
46

Dalam upaya untuk memperbaiki atas kekurangan siklus I agar


hasil belajar siswa dapat meningkat maka perlu dilanjutkan ke siklus II
dengan melakukan perbaikan-perbaikan sebagai berikut :
1) Mempertahankan kegiatan tahapan yang baik dari siklus I.
2) Guru terlebih dahulu mengkondisikan siswa agar siswa siap untuk
memulai pembelajaran serta mendengarkan penjelasan dari guru.
3) Guru mesti menegur dan memberi peringatan pada siswa yang tidak
menyiapkan diri dalam memulai kegiatan belajar.
4) Guru memberi kesempatan kepada siswa dalam menjawab pertanyaan.
5) Guru diharapkan dapat memberi arahan dari materi pelajaran ke siswa
dengan tepat dan jelas, terinci sehingga siswa dapat menegakkan
pengetahuan sendiri arti dari pada konsep yang telah diajarkan.
6) Guru membimbing dan membantu siswa dalam menyimpulkan konsep
belajar.

2. Hasil Penelitian Siklus II


Pada pembelajaran siklus II dilakukan 2x30 menit. Pada pertemuan
pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus dengan pembahasan materi
Sistem Gerak pada Hewan dengan menggunakan model pembelajaran
problem based learning. Dan pada pertemuan ke dua 25 Agustus dengan
membahas materi tentang Sistem Gerak pada Tumbuhan. Selanjutnya
dipertemuan kedua pada akhir pembelajaran melaksanakan soal test disiklus
II.
a. Perencanaan Siklus II
Adapun perencanaan yang telah disiapkan dan dilakukan refleksi pada
siklus I dan akan diperbaiki pada siklus II sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siklus I dengan materi solusi
dari materi tersebut.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran problem based learning.
47

3) Membimbing siswa agar lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem based
learning.
4) Menyusun lembar observasi untuk melihat bagaimana keadaan belajar
mengajar dan tingkat keaktifan siswa dikelas VIII A ketika
berlangsungnya pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Siklus II merupakan tindak lanjut yang dilakukan pada penelitian
tindakan kelas. Pada pelaksanaan siklus II dilakukan 2 kali pertemuan. Setiap
pertemuan berlangsung dua jam dan satu jam pembelajaran itu sendiri 30
menit. Untuk materi setiap pertemuan disamakan berdasarkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti. Materi pada
pertemuan pertama menjelaskan tentang materi sistem gerak pada hewan dan
untuk materi pertemuan kedua membahas tentang sistem gerak pada
tumbuhan. Pada siklus II ini penerapannya disesuaikan dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajar dengan menggunakan model pembelajaran problem
based learning. Setiap pembelajaran awal guru memberikan motivasi /
apersepsi siswa dengan bertanya sesuatu yang berkaitan dengan materi yang
akan diterangkan. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
problem based learning ini pada awalnya guru menjelaskan materi
pembelajaran dan guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan
memberikan bahan untuk melakukan tugas diskusi. Tujuan dari adanya
pelaksanaan ini agar siswa yang berada di dalam kelas dapat berpartisipasi
aktif selama proses pembelajaran dan akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Selanjutnya pertemuan terakhir untuk siklus II, siswa diberi test untuk
mengetahui sejauh mana penguasa siswa terhadap materi pembelajaran yang
telah diajarkan. Test yang diberikan kepada siswa pada siklus II berbentuk
objektif (pilihan ganda) yang berjumlah 15 soal. Butir soal sesuai dengan
materi yang telah diajarkan. Butir-butir soal digunakan pada test ini
sebelumnya telah melalui analisis uji validasi.
48

c. Pengamatan/Observasi
Pada hasil observasi pada aktivitas siswa mendapatkan gambaran
perilaku siswa saat berlangsungnya proses pembelajaran yang sudah diamati
oleh observer. Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa yang
dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa selama siklus II mulai ada
peningkatan dan sudah optimal. Seperti terlihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.9 Aktivitas Siswa Pertemuan 1 siklus II

No. Aktivitas Siswa Yang Diamati Jumlah %


Siswa
Kegiatan Pendahuluan
1. Siswa yang menanggapi salam dari guru 21 84%
2. Siswa yang berdoa bersama 21 84%
3. Siswa yang mengisi daftar hadir 25 100%
4. Siswa yang memperhatikan apa yang 17 68%
disampaikan oleh guru
5. Siswa yang mendengarkan cakupan 18 72%
materi dari guru
6. Siswa yang memperhatikan tujuan 14 56%
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
Kegiatan Inti
1. Siswa yang memperhatikan apersepsi 18 72%
yang disampaikan oleh guru
2. Siswa yang menjawab terkait masalah- 11 44%
masalah yang diberikan oleh guru
3. Siswa yang berkumpul secara kelompok 25 100%
sesuai pembagiannya
4. Siswa yang mengambil lembar diskusi 25 100%
5. Siswa yang memperhatikan terhadap 19 76%
tugas-tugas dan sumber belajar yang
dapat digunakan
6. Siswa yang melakukan kegiatan diskusi 21 84%
7. Siswa yang melakukan pengamatan 11 44%
terhadap kelompok lain
8. Siswa yang mengemukakan pendapat saat 6 24%
berdiskusi
9. Siswa yang menanggapi pendapat ketika 5 20%
berdiskusi
49

10. Siswa yang bertannya saat diskusi 4 16%


11. Siswa yang memperhatikan penjelasan 9 36%
guru
12. Siswa yang menyimpulkan pembelajaran 4 16%
13. Siswa yang memperhatikan kesimpulan 13 52%
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
Kegiatan Penutup
1. Siswa yang melakukan refleksi 5 20%
2. Siswa yang memperhatikan guru 12 48%
mengenai penguatan materi
3. Siswa yang memperhatikan penyampaian 23 92%
guru untuk pertemuan selanjutnya
4. Siswa yang berdoa bersama 19 78%
5. Siswa yang menjawab salam 24 96%

Berdasarkan pada tabel diatas pada pertemuan I dapat dilihat banyak


aktivitas siswa dalam kategori tidak aktif ada 4 aktivitas, siswa yang
menanggapi pendapat ketika berdiskusi ada 5 siswa (20%), siswa yang
bertanya saat diskusi ada 4 siswa (16%), siswa yang menyimpulkan
pembelajaran ada 4 siswa (16%), siswa yang melakukan refleksi ada 5 (20%).
Untuk kategori yang kurang aktif ada 2 aktivitas, siswa yang mengemukakan
pendapat saat diskusi ada 6 siswa (24%), siswa yang memperhatikan
penjelasan guru ada 9 (36%). Untuk kategori cukup aktif ada 5 aktivitas,
siswa yang memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
ada 14 siswa (56%), siswa yang menjawab terkait masalah-masalah yang
diberikan oleh guru ada 11 siswa (44%), siswa yang melakukan pengamatan
terhadap kelompok lain ada 11 siswa (44%), siswa yang memperhatikan
kesimpulan pembelajaran yang disampaikan oleh guru ada 13 siswa (52%),
siswa yang memperhatikan guru mengenai penguatan materi ada 12 (48%).
Untuk kategori aktif ada 5 aktivitas, siswa yang memperhatikan apa yang
disampaikan oleh guru ada 17 siswa (68%), siswa yang mendengarkan
cakupan materi dari guru ada 18 siswa (72%), siswa yang memperhatikan
apersepsi ada yang disampaikan leh guru ada 18 (72%), siswa yang
memperhatikan terhadap tugas-tugas dan sumber belajar yang dapat
50

digunakan ada 19 siswa (76%), siswa yang berdoa bersama ada 19 siswa
(76%). Dan yang untuk kategori sangat aktif ada 8 aktivitas, siswa yang
menanggapi salam dari guru ada 21 (84%), siswa yang berdoa bersama ada
21 siswa (84%), siswa yang mengisi daftar hadir ada 25 siswa (100%), siswa
yang berkumpul secara kelompok sesuai pembagiannya ada 25 siswa (100%),
siswa yang mengambil lembar diskusi ada 25 siswa (100%), siswa yang
melakukan kegiatan diskusi ada 21 siswa (84%), siswa yang memperhatikan
penyampaian guru untuk pertemuan selanjutnya ada 23 siswa (92%), dan
siswa yang menjawab slam ada 24 siswa (96%). Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus II pertemuan ke 1
masih berada dipresentase 62% . Adapun aktivitas siswa pada pertemuan ke
II siklus II ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.10 Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus II

No. Aktivitas Siswa Yang Diamati Jumlah %


Siswa
Kegiatan Pendahuluan
1. Siswa yang menanggapi salam dari guru 25 100%
2. Siswa yang berdoa bersama 25 100%
3. Siswa yang mengisi daftar hadir 25 100%
4. Siswa yang memperhatikan apa yang 23 92%
disampaikan oleh guru
5. Siswa yang mendengarkan cakupan 24 96%
materi dari guru
6. Siswa yang memperhatikan tujuan 19 76%
pembelajaran yang disampaikan oleh
guru
Kegiatan Inti
1. Siswa yang memperhatikan apersepsi 24 96%
yang disampaikan oleh guru
2. Siswa yang menjawab terkait masalah- 11 44%
masalah yang diberikan oleh guru
3. Siswa yang berkumpul secara kelompok 25 100%
sesuai pembagiannya
51

4. Siswa yang mengambil lembar diskusi 25 100%


5. Siswa yang memperhatikan 23 92%
terhadap tugas-tugas dan sumber
belajar yang dapat digunakan

6. Siswa yang melakukan kegiatan diskusi 23 92%

7. Siswa yang melakukan pengamatan 18 72%


terhadap kelompok lain

8. Siswa yang mengemukakan pendapat 11 44%


saat berdiskusi

9. Siswa yang menanggapi pendapat ketika 12 48%


berdiskusi

10. Siswa yang bertannya saat diskusi 8 32%

11. Siswa yang memperhatikan penjelasan 23 92%


guru

12. Siswa yang menyimpulkan pembelajaran 8 32%

13. Siswa yang memperhatikan kesimpulan 23 92%


pembelajaran yang disampaikan oleh
guru
Kegiatan Penutup

1. Siswa yang melakukan refleksi 19 76%

2. Siswa yang memperhatikan guru 24 96%


mengenai penguatan materi

3. Siswa yang memperhatikan 25 100%


penyampaian guru untuk pertemuan
selanjutnya
4. Siswa yang berdoa bersama 25 100%

5. Siswa yang menjawab salam 25 100%


52

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat jumblah aktivitas siswa yang


untuk kategori siswa yang tidak aktif tidak ada aktivitas. Untuk kategori
siswa yang kurang aktif ada 2 aktivitas, siswa yang bertanya saat diskusi ada
8 siswa (32%), dan siswa yang menyimpulkan pembelajaran ada 8 siswa
(32%). Untuk kategori yang cukup aktif ada 3 aktivitas, siswa yang
menjawab terkait masalah-masalah yang diberikan oleh guru ada 11 siswa
(44%), siswa yang mengemukakan pendapat saat diskusi ada 11 siswa (44%),
dan siswa yang menanggapi pendapat ketika berdiskusi ada 12 siswa (48%).
Untuk kategori siswa yang aktif ada 3 aktivitas, siswa yang siswa yang
memperhatikan tujuan pembelajaran yang disampaikan leh guru ada 19 siswa
(76%), siswa yang melakukan pengamatan terhadap kelmpk lain ada 18 siswa
(72%), dan siswa yang melakukan refleksi ada 19 siswa (76%). Untuk
kategori siswa yang sangat aktif ada 16 aktivitas, siswa yang menanggapi
salam dari guru 25 siswa (100%) siswa yang berdoa bersama 25 siswa
(100%), siswa yang mengisi daftar hadir 25 siswa (100%), siswa yang
memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru 23 siswa (92%), siswa yang
mendengarkan cakupan materi dari guru 24 siswa (96%), siswa yang
memperhatikan apersepsi yang disampaikan oleh guru ada 24 siswa (96%),
Siswa yang berkumpul secara kelompok sesuai pembagiannya 25 siswa
(100%), siswa yang mengambil lembar diskusi 25 siswa (100%),siswa yang
memperhatikan terhadap tugas-tugas dan sumber belajar yang dapat
digunakan 23 siswa (92%), siswa yang melakukan kegiatan diskusi 23 siswa
(92%), siswa yang memperhatikan penjelasan guru ad 23 siswa (92%), siswa
yang memperhatikan kesimpulan pembelajaran yang disampaikan oleh guru
ada 23 siswa (92%), siswa yang memperhatikan guru mengenai penguatan
materi ada 19 siswa (76%), siswa yang memperhatikan penyampaian guru
untuk pertemuan selanjutnya ada 25 siswa (100%), siswa yang berdoa
bersama ada 25 siswa (100%), dan siswa yang menjawab salam ada 25 siswa
(100%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa
pada siklus II pertemuan ke II berada dipresentase 82% .
53

d. Evaluasi Hasil Belajar Siklus II


Upaya meningkatkan kualitas dari sistem penilaian berdampak pada
peningkatan kualitas pelajaran. Djemari Mardapi (2011) penilaian hasil akan
melihatkan kualitas hasil pembelajaran. Menentukan strategi mengajar yang
baik dari pendidik dapat mendrong sistem penilaian yang baik sehingga
strategi yang dipilih dapat memotivasi peserta didik untuk belajar lebih baik
lagi. Hasil belajar siklus II mengalami peningkatan yang hampir secara
menyeluruh mencapai KKM yang telah ditetapkan dari sekolah. Hasil belajar
siswa yang didapat dari test telah mengikuti pembelajaran dengan model
pembelajaran problem based learning pada siklus II dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :

Tabel 4.11 Penilaian Pengetahuan Siswa Siklus II


No. Nama Siswa Nilai
1. Agni Lativani 95
2. Aldo Lumban Torus 80
3. Alya Calista 85
4. Ananda Prastio 88
5. Arhadian Galang 96
6. Artado Sijabat 85
7. Aufa Novalia 73
8. Bella Febriatama 80
9. Daniel Jakson Dolok 83
10. Evalya Rouli 80
11. Sindi Aulia 90
12. Vrida Wahyuarum 85
13. Ignatius Guido 79
14. Ikmatul Inayah 80
15. Irawan Saputra Siregar 63
16. Isna Rahma Wati 90
17. Jesika Novita 87
18. Juda Parningtoa 56
19. Muhammad Air F 80
20. Restu Reanza Putra 86
21. Reva Agustin 60
54

22. Revaldo Rassya 80


23. Risky Adila Putr 92
24. Ria Lestari 75
25. Tri Desila 83
Jumlah 2.031
Rata-rata 81

Perhitungan presentase ketuntasan belajar siswa (kognitif) pada kelas VIII A.


1) Nilai rata-rata
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
2.031
=
25
= 81%
2) Siswa yang tuntas KKM
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
21
= 𝑥 100%
25
= 84%
3) Siswa yang tidak tuntas KKM 75
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
4
= 𝑥 100%
25
= 16%
55

Berdasarkan hasil belajar siswa pada tabel diatas, peneliti juga


menyajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :

Grafik Hasil Belajar (Kognitif) Siswa


Siklus II
90

80

70

60

50 Grafik Hasil Belajar


(Kgnitif) Siswa Siklus II
40
30

20

10

0 siswa yang tuntas siswa yang tidak tuntas

Gambar 4.5 Grafik Penilaian Pengetahuan Siklus II


Dari tabel dan gambar grafik di atas dapat di ketahui bahwa pada
pelaksanaan pembelajaran IPA Terpadu Siklus II mengalami peningkatan,
yaitu yang memenuhi KKM ≥ 75. Dapat dilihat dari hasil siklus II yang
diikuti 25 siswa. Nilai rata-rata yang didapatkan yaitu 81 dan siswa yang
mendapatkan nilai ≥ 75 hanya 21 siswa 84%, sedangkan siswa mendapatkan
nilai < 75 hanya 4 siswa atau 16%. Berdasarkan data yang didapat bahwa
nilai rata-rata yang diperoleh siswa meningkat pada siklus I 69 menjadi 81
pada siklus II. Angka ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa dikelas VIII
A pada pembelajaran IPA Terpadu di SMP Negeri 2 Tungkal Ulu telah
mencapai indikator kriteria ketuntasan siswa. Oleh karena itu peneliti tidak
perlu dilanjutkan kembali.
56

e. Refleksi Siklus II
Pada tahapan refleksi ini dilakukan setelah melewati tahapan
pelaksanaan tindakan dan tahap observasi. Kegiatan ini refleksi bermaksud
untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan disiklus ini telah
mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini akan terlihat dari keterampilan
kognitif siswa apakah sudah memenuhi indikator yang telah ditetapkan,
setelah itu peneliti berdiskusi menggunakan data-data yang sudah diperoleh
dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan observasi, maka hasil test belajar
siswa pada siklus II telah mencapai dalam kategori sangat tinggi yaitu 81
berdasarkan hasil test akhir siklus II. Maka tindakan pada penelitian diakhir
pada siklus II.
B. Pembahasan
Priansa (2017.hlm82) berpendapat bahwa hasil belajar adalah sesuatu
yang dicapai atau diperoleh peserta didik berkat adanya usaha atau pikiran
yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, dan kecakapan
dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak
perubahan tingkahlaku pada diri individu.
Selain itu menurut Christin (2016. Hlm 223) hasil belajar merupakan
perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pelajaran terjadi akibat
lingkungan belajar yang sengaja dibuat oleh guru melalui model
pembelajaran yang dipilih dan digunakan dalam suatu pembelajaran.
Hasil belajar yang merupakan bagian yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Moh. Zaiful
Rosyid,dkk (2019. Hlm11) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar dan mencapai tujuan pembelajaran.
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar dapat ditentukan apabila seseorang
tersebut mempunyai tujuan dalam proses pembelajaran. Proses tersebut
memiliki standar dalam mengukur perubahan atau perkembangan jiwa peserta
didik dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan belajar mengajar.
Berdasarkan hal ini hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang sudah
57

dilaksanakan, pembelajaran ini dengan menggunakan model pembelajaran


problem based learning dikelas VIII A SMP Negeri 2 Tungkal Ulu dapat
membuat hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari
hasil observasi dan test. Pada peningkatan hasil belajar dapat diketahui dari
hasil Post test setiap pertemuan pada akhir siklus, sedangkan pada
peningkatan aktifitas siswa bisa dilihat dari hasil lembar pengamatan atau
observasi. Berdasarkan hasil belajar kognitif, faktor pendukung dan kendala
dalam menggunakan model pembelajaran problem based learning ini adalah
sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa
Hasil belajar dapat diketahui dari hasil post test pada setiap akhir
siklus. Menurut Muhibbin Syah (2003. Hlm 68), belajara adalah tahapan
perubahan seluruh tingkahlaku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif
yang sering dilakukan dalam bentuk tes hasil belajar Sinar (2018. hlm21).
Menurut Suprijono (2012.hlm5), hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Selanjutnya Supratiknya (2012.hlm5) mengemukakan bahwa
hasi belajar yang menjadi objek penilaian kelas berupa kemampuan-
kemampuan baru yang di peroleh siswa setelah mereka mengikuti proses
belajar mengajar tentang mata pelajaran tertentu. Dalam pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan mengacu pada klarifikasi hasil belajar dari Bloom
yang secara garis besar yautu aspek kognitif, afektif dan psikomotor (
widodo. 2013.hlm34). Hasil belajar siswa dapat diketahui pada gambar grafik
dibawah ini :
58

Gambar 4.6 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Gerafik Peningkatan Hasil Belajar


Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
90

80

70

60
Gerafik Peningkatan Hasil
50 Belajar Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

40
30

20

10

0 Prasiklus Siklus I SiklusII

Pada gambar grafik diatas dapat dilihat adanya peningkatan hasil


belajar. Pada data grafik diatas dapat dilihat dari siswa yang tuntas, siswa
yang tidak tuntas, serta nilai rata-rata. Pada kegiatan awal atau prasiklus rata-
rata keberhasilan belajar yang diperoleh siswa VIII A dengan rata-rata 52 dan
presentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 36% maka hal ini
diterapkanlah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang tujuannya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa VIII A di SMP Negeri 2 Tungkal Ulu.
Diterapkan tindakan pertama pada siklus I, siswa yang tuntas sebanyak 9
siswa sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 16 siswa. Dilihat bahwa
ketuntasan klasikal belum tercapai. Jika dihitung secara keseluruhan siswa
VIII A memiliki nilai rata-rata 69 dan presentase ketuntasan klasikal pada
hasil belajar siswa sebesar 36%. Hal ini menunjukkan bahwa target
presentase KKM yang diharapkan belum tercapai. Adanya ditemukan pada
saat pengoreksian soal post test yang dilakukan siswa, peneliti melihat
umumnya pada ketelitian siswa dalam mengerjakan dan memahami soal post
59

test siswa masih kurang untuk memahami soal dan masih banyak siswa yang
ceroboh dalam mengerjakan soal post tes dan siswa kurang serius dalam
mengerjakan soal post test.

Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 21 siswa sedangkan siswa


yang tidak tuntas sebanyak 4 siswa dari total siswa 25 siswa. Dapat dilihat
jika dilakukan perhitungan rata-rata, maka nilai rata-rata dikelas VIII A
yang diperoleh pada soal post test siklus II sebanyak 81 sedangkan
presentase ketuntasan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus II
sebesar 84% . Sementara siswa yang tidak tuntas presentasenya 16%. Dari
data tersebut maka bisa disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mengalami
peningkatan. Dari selama pelaksanaan siklus II, hasil belajar siswa
menunjukkan peningkaran secara signifikan dan secara target telahmencapai
keberhasilan yaitu 81%.
2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Aktivitas belajar adalah suatu kegiatan individu yang dapat
membawa perubahan kearah yang lebih baik oada diri individu karena
adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan
lingkungan. Rousseau dalam sardiman (2007) memberikan penjelasan
bahwa dalam hal aktivitas belajar, segala pengetahuan harus di peroleh
dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri,
dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara
rohani maupun teknis. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar harus
aktif sendiri. Selama proses belajar siswa dituntut aktivitas siswa untuk
mendengarkan, memperhatikan dan mencerna pelajaran yang diberikan
guru, di samping itu sangat di mungkinkan para siswa memberikan balikan
berupa pertannyaan, gagasan pikiran,perasaan, dan ke inginannya. Suasana
belajar yang aman, nyaman, dan kondutif akan mendorong siswa untuk
belajar seoptimal mungkin (Rasman. 2015.hlm41).
Menurut Depdiknas (2007.hlm23) dinyatakan bahwa aktivitas berarti
kegiatan kerja yang dilaksanakan dalam tiap bagian di dalam perusahaan.
60

Menurut Mulyono (dalam Chaniago. 2010.hlm1) aktivitas artinya kegiatan


atau keaktivan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan
yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.
Sedangkan menurut Sryoni (dalam Chaniago.2010.hlm1) menyatakan
bahwa aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara
jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar
merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Aktivitas belajar merubah tingkah laku melalui perbuatan adalah prinsip
belajar. Ada atau tidaknya aktivitas. Tanpa ada aktivitas, belajar tidak
mungkin terjadi. Sehingga dalam interaksi belajar mengajar aktivitas
merupakan prinsip yang penting. Penggunaan pendekatan belajar dan
orientasi belajar menyebabkan aktivitas belajar setiap siswa berbeda-beda.
Ketidaksamaan aktivitas belajar siswa melahirkan kadar aktivitas belajar
yang bergerak dari aktivitas belajar yang rendah sampai yang tinggi (
Widodo. 2013.hlm34).
Adapun gambaran aktivitas siswa yang meningkat setelah diamati
dari siklus I sampai dengan siklus II yang diperoleh dari langkah model
problem based learning dapat dilihat pada lampiran (Terlampir). Demikian
ditarik dari kesimpulannya bahwasannya dengan menggunakan model
pembelajaran problem based learning pada aktivitas siswa mengalami
peningkatan. Sehingga dapat dikatakan penggunaan model pembelajaran
problem based learning yang digunakan peneliti berhasil meningkatkan
aktivitas siswa. Adapun rata-rata peningkatan aktivitas siswa dalam
pelaksanaan pembelajaran dua siklus dapat dilihat pada gambar gerafik
dibawah ini :
61

Aktivitas Siswa
90

80

70

60

50

40 Aktivitas Siswa

30

20

10

0
pertemuan I pertemuan II pertemuan I pertemuan II
siklus Isiklus Isiklus IIsiklus II

Gambar 4.7Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II

Dapat dilihat berdasarkan gambar grafik di atas dapat diketahui hasil


observasi aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II terjadinya peningkatan
pada setiap pertemuan persiklus yang mana dapat dilihat rata-rata pada siklus
I pertemuan 1 dan pertemuan 2 rata-rata aktivitas siswa 37% meningkat
menjadi 43%, sedangkan pada siklus II pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat
dilihat rata-rata aktivitas siswa meningkat secara signifikan yaitu 62%
menjadi 82%. Hal ini disebabkan siswa yang memiliki antusiasme tinggi
dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
problem based learning sehingga dalam proses pembelajaran tercipta suasana
yang menyenangkan.
62

3. Dampak Penerapan Model Problem Based Learning


Adapun dampak dari diterapkannya pembelajaran model problem
based learning adalah siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran dan malas
mengikuti proses pembelajaran kini sudah aktif saat pembelajar berlangsung,
adapun siswa yang jarang bertanya dan menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru kini sudah berani untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru
dan sudah berani untuk bertanya, siswa yang bermalas-malasan saat
melakukan pengamatan dan penyelidikan akan materi kini sudah mulai berani
dan terbiasa untuk melakukan pengamatan dan penyellidikan dengan baik.
Kini siswa mulai aktif dalam menyelesaikan soal dan terlibat langsung dalam
proses pembelajaran, dan untuk siswa yang takut bahkan malu saat disuruh
melakukan presentasi hasil diskusi kelompok kelompok ataupun individunya
kini sudah mulai percaya diri dan sudah mulai berani dalam menyelesaikan
masalah atau mempresenyasikan hasi diskusi maupu tugas individunya.
Penggunaan model pembelajaran problem based learning ini dapat
meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPA Terpadu di SMP Negeri 2
Tungkal Ulu .
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang telah
terlaksana, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) sangat
membantu dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Dikarenakan siswa akan
lebih tertarik untuk belajar dan siswa akan menjadi lebih aktif. Model
pembelajaran problem based learning (PBL) sangat berperan dalam
meningkatkan hasil belajar siswa. Karena dapat menimbulkan semangat
siswa dalam belajar yang mengalami peningkatan setiap pertemuan.
Pembelajaran dengan model pembelajarn problem based learning, hal ini
dapat dilihat dari hasil observasi yang peneliti lakukan dari siklus I dan siklus
II yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang didapat setiap
siklusnya, pada saat prasiklus atau sebelum dilakukannya tindakan nilai rata-
rata siswa 52% dengan banyak siswa yang tuntas 4 siswa (16%), dan setelah
dilakukannya tindakan siklus I nilai rata-rata siswa 69% dengan jumlah siswa
yang berhasil 9 siswa (36%), dan selanjutnya mengalami peningkatan yang
signifikan pada siklus II dengan rata-rata nilai 81% dengan jumlah siswa
yang berhasil 21 siswa dari 25 siswa 84%.

B. Saran
Berdasarkan hasil dari pembahasan dan kesimpulan yang dikemukakan
diatas, saran yang dapat ditemukan bagi pihak-pihak terkait yang antara lain :
1. Bagi sekolah : disarankan pada guru mata pelajaran IPA Terpadu di SMP
Negeri 2 Tungkal Ulu, pada umumnya untuk menerapkan model
pembelajaran problem based learning agar dapat meningkatkan keaktivan
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan juga untuk
meningkatkan hasil belajar.

63
2. Kepada guru : disarankan menggunakan model pembelajaran problem
based learning untuk senantiasa memperhatikan siswa pada kegiatan
pembelajaran yang berlangsung sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan dapat tercapai hasil maksimal.
3. Bagi peneliti yang lain diharapkan melakukan penelitian sejenis pada
mata pelajaran lainnya di sekolah.
4. Disarankan untuk seluruh siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Tungkal Ulu
untuk senantiasa mempersiapkan diri dengan baik dengan cara
mempelajari materi pembelajaran IPA Terpadu sebelum pembelajaran
dimulai. Hal ini bertujuan untuk memberikan hasil belajar yang baik
kepada siswa.
5. Disarankan kepada peneliti untuk melakukan penelitian yang sama pada
materi yang berbeda sebagai bahan perbandingan dengan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA

A.M. Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT


Rajagrafindo.
Ahmadi. 2007, Metode dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.
Akmar, S. N., Sew, Lee. Integrating Problem-Based Learning (PBL) in
Mathematics Method Course. Spring. Vol. 4, no. 2

Alimul Muniroh. 2015. Academic Engagement. Yogyakarta. PT.LkiS Printing


Cemerlang.
Anas Sudijono, Pengantas Statistik Pendidikan,( Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2004).
Anggraini Fitrianingtyas. Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model
Discovery Learning Siswa Kelas IV SDN Gedanganak 02.
Jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017.
Arie dkk. 2020. Model Pembelajaran Problem Based Learning Berbantuan
Software Geogebra Untuk Kemampuan Komunikasi Matematis dan Self
Confidence Siswa SMA. Makasar: Yayasan barcode.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara.
Aryanti. 2020. Inovasi Pembelajaran Matematika di SD. Yogyakarta. CV Budi
Utama.
Burg, Oudlaan. The Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning. Spring.
Vol. 4, no. 2. 2010.
Djmari Mardapi. Teknik penyusunan Instrumen Tes Dan Non Tes, Yokyakarta :
Mitra Cendikia Prss,2008
H. Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011).
Isrok’atun, dkk. 2020. Pembelajaran Matematika dan Sains Secara Integratif.
Sumedang. UPI Semudang Press.
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru (Jakarta Rjawali Pers, 2011).
Latifah Ulfa, Penerapan Model PBL Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
kelas V Pada Mata Pelajaran IPA di MI Muhammadiyah 6 Syuhada
Kalukung , Skripsi ( Makasar, 2011).
Muh. Khalifah Mustam, Dimensi-Dimensi Penelitian tindakan Kelas (Bandung:
Unuversity Perss, 2012).
Muhson, A. Peningkatan Minat Belajar dan Pemahaman Mahasiswa Melalui
Penerapan Problem-Based Learning. Jurnal Kependidikan. Vol. 39, No. 2.
2009.
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar ( Bandung: Sinar Baru
Algesindo,2004).
Nanda Rayani, Implementasi Pembelajaran Blended Learning Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa MAN 2 Kota Jambi di Era New
Normal Pandemi Covid-19. Skripsi (Jambi 2021).
Rasman.2015. Hubungan Kemandirian Dengan Aktivitas Belajar Siswa. Jurnal
Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol.1, No.3,ISSN 2442-
9775.
Resto, Rego. 2021. Problembased Learning VS Sains Teknologi Dalam
Meningkatkan Intelektual Siswa. Indramayu: Adap CV Adanu abimata.
Roestiah, Strategi Belajar Mengajar, 2001, Rineka Cipta. Jakarta.
Sinar. 2018. Metode Active Learning. Yogyakarta : Deepublish CV Budi Utama.
Sri Sulastri, Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Aplikasi (Yogyakarta , 2012).
Suci Susanti, Penerapan Model Pmblajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar siswa dan Keaktifan Siswa Kelas XI IPA
SMA Negeri 16 Makasar, Skripsi (Makasar, 2016).
Sudarman. Problem Based Learning: Suatu Model Pembelajaran Untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah.
Jurnal Pendidikan Inovatif. Vol. 2 no. 2. 2007.
Sulastri dkk. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran IPS Di Kelas V SDN 2 Limbo
Makmur Kecamatan Bumi Raya. Jurnal Kreatif Tadulako Online vol.3
no.1. issn 2354-614X.
Sutrisno Hadi, Metodelogi (Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah
Mada, 1984).
Syahputra E. SNOWBALL THROWING Tingkatan Minat dan Hasil Belajar.
Haura Publishing 2020.
Warsono Dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif: Teori Dan Asasmen,(Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2013).
Widodo.2013. Penerapan Aktivitas Belajar dan Hasil Belajar Siswa Dengan
Metode Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VIIA Mts Negeri
Dono Mulyo Kulon Probo Tahun Ajaran 2012/2013. Vol XVII, No49,
ISSN:1410-2994.
Yanti dan widya. 2020. Pengembangan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Berbasis Digital Untuk Meningkatkan Karakteristik Peduli
Lingkungan dan Literasi Sains. Yogyakarta:Deepublish CV Budi utama.
Zelhendri, Syafril.2017. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Depok: Kencana.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Gambar 1. Observasi Awal Dikelas


(Sumber Data Pribadi)

Gambar 2. Siswa Berdiskusi Kelompok


(Sumber Data Pribadi)
Gambar 3. Siswa Berdiskusi kelompok
(Sumber Data Pribadi)

Gambar 4. Siswa Mengemukakan Pendapat


(Sumber Data Pribadi)

Gambar 5. Siswa Saling Mengemukakan Pendapat


(Sumber Data Pribadi)
Gambar 6. Mengecek Jalannya Diskusi
(Sumber Data Pribadi)

Gambar 7. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi


(Sumber Data Pribadi)

Gambar 8. Foto Bersama Guru Mata Pelajaran


(Sumber Data Pribadi)
Gambar 9. Foto Bersama Kepala Sekolah
(Sumber Data Pribadi)

Gambar 10. Foto Bersama Kepala Sekolah


(Sumber Data Pribadi)
Gambar 11. Foto Wawancara Bersama Guru Mata Pelajaran IPA Terpadu
(Sumber Data Pribadi)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURICULUM VITAE)

Nama : Dhea Widya Utari


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Siulak Gedang, 24 Desember 1999
AlamatAsal : Jl. Jeruk, RT 12, Purwodadi, Kec.
Tebing
Tinggi, Kab. Tanjung Jabung Barat, Prov. Jambi
36551
Alamat Sekarang : Fanona Residence 1, RT 008, Mendalo Darat, Kec.
Jambi Luar Kota, kab. Muaro jambi, Prov. Jambi
36361
Gmail : dheawidyau24@gmail.com
Kontak : 0822-7829-6155

RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. SD/MI, Tahun Tamat : SDN 153 Purwodadi, 2011
2. SMP/MTs, Tahun Tamat : SMPN 2 Tungkal Ulu, 2014
3. SMA/MA, Tahun Tamat : SMAN 2Tungkal Ulu, 2017
MOTTO : “Hidup Lebih Bermakna Ketika Dapat Memberi Manfaat Bagi Orang
Lain”.

Anda mungkin juga menyukai