2
Sebagai pendidikan formal, madrasah sejak semula memiliki kurikulum
yang dipergunakan dalam aktivitas pembelajarannya. Kurikulum itu bukan saja
muncul pasca kemerdekaan dan dinegerikan oleh pemerintah, tetapi jauh sebelum
Indonesia merdeka. Tahun 1931, muncul kurikulum Madrasah Tsanawiyah dan
Sekolah Normal Islam (sekolah Guru) (Hasbullah, 1999: 173) yang dalam struktur
kurikulumnya tercantum sejumlah mata pelajaran yang akan dipelajari oleh
peserta didik. Salah satu mata pelajaran dimaksud adalah Sejarah kebudayaan
Islam. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu mata pelajaran yang
diajarkan ditingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan
Madrasah Aliyah (MA). Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) merupakan catatan
perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam
beribadah, bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan system
kehidupan atau menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi akidah. Secara
konsepnya Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) mengulas kisah nyata perilaku dan
kejadian penting orang-orang muslim dahulu sehingga muslim pada masa
sekarang dapat meneladani segala macam yang baik-baik dalam berperilaku dan
menegakkan syarat Islam.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah menekankan
pada kemampuan mengambil ibrah/hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam,
meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena social,
budaya, politik, ekonomi, iptek, seni, dan lain-lain, untuk mengembangkan
kebudayaan dan peradaban Islam pada masa kini dan masa yang akan datang.
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di Madrasah Aliyah merupakan salah satu
mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan
kebudayaan/ peradaban Islam di masa lampau, mulai dari dakwah Nabi
Muhammad pada periode Makkah dan periode Madinah, kepemimpinan ummat
setelah Rasulullah SAW wafat, sampai perkembangan Islam periode klasik (zaman
keemasan) pada tahun 650 M-1250 M, abad pertengahan/ zaman kemunduran
(1250 M-1800 M), dan masa modern/zaman kebangkitan (1800-sekarang), serta
perkembangan Islam di Indonesia dan di Dunia.
B. Mata Pelajaran SKI dalam Kurikulum Madrasah dari 1973 dan 1976
Proses penyeragaman kurikulum Madrasah baru dilakukan sejak
ditetapkannya hasil musyawarah Kurikulum di Cibogo, Bogor pada tanggal 10
sampai dengan 20 Agustus 1970 dengan Surat Keputusan Menteri Agama Nomer
52 tahun 1971. Kurikulum ini kemudian dikembangkan menjadi kurikulum 1973
dengan Struktur Kurikulum sebagai berikut. (Abdurrahman Shaleh: 1982)
3
No. Mata Pelajaran Kelas
I II III
I. AGAMA 14 16 16
1. Al Qur’an/Tafsir 5 5 5
2. Hadits/Musthalah 2 3 3
3. Fiqhi/Ushulfiqhi 3 4 4
4. Tauhid 2 2 2
5. Tarikh Islam 2 2 2
II. BAHASA ARAB 10 10 10
6. Muthalaah/Muhadatsah 2 2 2
7. Nahwu/Sorf 4 4 4
8. Insya’ / Tarjamah 2 2 2
9. Mahfudzat 1 1 1
10. Imla’ / Chot 1 1 1
III. UMUM 20 20 22
11. Bahasa Indonesia 3 3 3
12. Bahasa Inggris 3 3 3
13. Ilmu Bumi 2 2 2
14. Sejarah 1 1 1
4
dijelaskan pada Bab III Keputusan Menteri Agama Nomer 74 Tahun 1976 meliputi
Program Umum,, Program Akademis, dan Program Ketrampilan.
Berdasar ketentuan Bab III tersebut, muncullah struktur kurikulum
Madrasah Tsanawiyah Tahun 1976 sebagai berikut. (Abdurrahman Shaleh)
Program No. Bidang Studi Kelas I Kelas II Kelas III
1 2 1 2 1 2 Jumlah
Umum 1 Aqidah Akhlaq 2 2 2 2 2 2 12
2 AlQur’an Hadits 3 3 2 2 2 2 14
3 Syari’ah 2 2 3 3 3 3 16
4. Pendidikan 2 2 2 2 2 2 12
Moral Pancasila
5 Pendidikan 2 2 2 2 2 2 12
Olahraga-
Kesehatan
6 Pendidikan 2 2 2 2 2 2 12
Kesenian
Akademis 7 Sejarah Islam 2 2 2 2 2 2 12
8 Bahasa Arab 4 4 4 4 4 4 24
9 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4 24
10 Bahasa Daerah (2) (2) (2) (2) -- -- 8
11 Bahasa Inggris 4 4 4 4 4 4 24
12 Ilmu 4 4 4 4 4 4 24
Pengetahuan
Sosial
13 Matematika 5 5 5 5 5 5 30
14 Ilmu 4 4 4 4 4 4 24
Pengetahuan
Alam
Ketrampilan 15 Pilihan Terikat 3 - 3 -- 3 - 9
16 Pilihan Bebas -- 3 -- 3 - 3 9
43 43 43 43 43 43 258
4
45 43 45 45 266
6
16. Pendidikan Seni 2 2 -- -- -- -- 4
7
a. Qur’an Hadits 1 1 1
b. Akidah Akhlaq 2 2 2
c. Fiqh 2 2 2
d. SKI 1 1 1
e. Bahasa Arab 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 6
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 6 6 6
7. Kerajinan Tangan dan Kesenian 2 2 2
8. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 2 2 2
9. Bahasa Inggris 4 4 4
10. Muatan Lokal 2 2 2
Jumlah 45 45 45
8
Pada Kurikulum 2004, Struktur Kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah
sebagai berikut:
Alokasi Waktu
9. Kesenian 2 2 2
10. Ketrampilan / Teknologi Informasi 2 2 2
11. Pembiasaan 2 2 2
Jumlah 36 36 36
9
Walaupun kurikulum nasional ini lebih global dibanding kurikulum 1994,
model ini diharapkan lebih membantu guru, karena dilengkapi dengan
pencapaian target yang jelas, materi standar, standar hasil belajar peserta didik,
dan prosedur pelaksanaan pembelajaran. Meskipun demikian, keadaan sumber
daya pendidikan di Indonesia sangat memungkinkan munculnya keragaman
pemahaman terhadap standar nasional, yang dampaknya akan mempengaruhi
pencapaian standar nasional kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Untuk itu
perlu adanya penjabaran tentang kurikulum melakui kurikulum yana berbasis
pada kompetensi dasar yang diharapkan dapat menjamin tercapainya kompetensi
dasar nasional mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Madrasah
Tsanawiyah (MTs).
Oleh sebab itu, muncullah argument tentang urgensi Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam pada Kurikulum 2004 bahwa Kehidupan dan peradaban
manusia di awal melinium ketiga ini mengalami banyak perubahan. Dalam
merespon fenomena itu, manusia berpacu mengembangkan, pendidikan baik di
bidang ilmu-ilmu sosial, ilmu alam, ilmu pasti maupun ilmu-ilmu terapan. Namun
bersamaan dengan itu muncul sejumlah krisis dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, misalnya krisis politik, ekonomi, sosial, hukum, etnis, agama, golongan
dan ras. Akibatnya, peranan serta efektivitas pembelajaran di Madrasah sebagai
pemberi nilai spiritual terhadap kehidupan keberagamaan masyarakat
dipertanyakan Tidak terkecuali pembelajaran SKI.
Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan SKI menghadapi beberapa
kendala, antara lain; waktu yang disediakan terbatas sedang materi begitu padat
dan memang penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk
watak dan keperibadian yang berbeda jauh dengan tuntutan terhadap mata
pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi SKI, lebih terfokus pada pengayaan
pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Dalam
implementasinya juga lebih didominasi pencapaian kemampuan kognitif; kurang
mengakomodasikan kebutuhan afektif. Kendala lain adalah kurangnya
keikutsertaan guru mata pelajaran
lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan
nilai-nilai SKI dalam kehidupan sehari-hari. Lalu lemahnya sumber daya guru
dalam pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya
berbagai sarana pelatihan dan pengembangan, serta rendahnya peran serta orang
tua peserta didik.
Memang tidak adil menimpakan tanggung jawab atas munculnya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan itu kepada SKI di Madrasah, sebab SKI
di Madrasah bukanlah satu- satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan
watak dan kepribadian peserta didik.
10
Dengan pertimbangan ini, maka disusun kurikulum nasional SKI Madrasah
Tsanawiyah yang berbasis pada kompetensi dasar (competency). Standar ini
diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan
kurikulum SKI Madrasah Tsanawiyah sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
11
pembelajaran di Madrasah sebagai pemberi nilai spiritual terhadap kehidupan
keberagamaan masyarakat dipertanyakan Tidak terkecuali pembelajaran SKI.
Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan SKI menghadapi beberapa
kendala, antara lain; waktu yang disediakan terbatas sedang materi begitu padat
dan memang penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk
watak dan keperibadian yang berbeda jauh dengan tuntutan terhadap mata
pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi SKI, lebih terfokus pada pengayaan
pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Datam
implementasinya juga lebih didominasi pencapaian kemampuan kognitif; kurang
mengakomodasikan kebutuhan afektif. Kendala lain adalah kurangnya
keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta
didik untuk mempraktekkan nilai-nilai
SKI dalam kehidupan sehari-hari. Lalu lemahnya sumber daya guru dalam
pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya berbagai
sarana pelatihan dan pengembangan, serta rendahnya peran serta orang tua
peserta didik.
Memang tidak adil menimpakan tanggung jawab atas munculnya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan itu kepada SKI di Madrasah, sebab SKI
di Madrasah bukanlah satu- satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan
watak dan kepribadian peserta didik.
Dengan pertimbangan ini, maka disusun kurikulum nasional SKI Madrasah
Tsanawiyah yang diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan datam
mengembangkan kurikulum SKI Madrasah Tsanawiyah sesuai dengan kebutuhan
masyarakat.
Ada satu kemnadirain dari Kementerian agama, yaitu bahwa setelah
kemunculan Kurikulum 2006 secara khusus Menteri Agama mengeluarkan
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesianomor 2 Tahun 2008 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan
Bahasa Arab Di Madrasah. Dalam peraturan inilah mata pelajaran agama di
Madrasah termasuk di dalamnya Sejarah Kebudayaan Islam diatur Standar Isinya.
Dan dari Peraturan tersebut terlihat Struktur Kurikulum madrasah sebagai berikut:
12
Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen IV, V,
I II III
dan VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur'an-Hadis 2
b. Akidah-Akhlak 2
c. Fikih 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 5
4. Bahasa Arab 2
5. Matematika 5
6. Ilmu Pengetahuan Alam 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 3
8. Seni Budaya dan Keterampilan 4
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
4
dan Kesehatan
B. Muatan Lokal *) 2
C. Pengembangan Diri **) 2
Jumlah 31 31 33 39
13
7. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
9. Seni Budaya 2 2 2
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga,
2 2 2
dan Kesehatan
11. Keterampilan/TIK 2 2 2
B. Muatan Lokal *) 2 2 2
C. Pengembangan Diri **) 2 2 2
Jumlah 42 42 42
14
16. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2
17. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2
B. Muatan Lokal *) 2 2
C. Pengembangan Diri **) 2 2
Jumlah 46 46
3. Program IPA
Alokasi Waktu
Komponen Kelas XI Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur'an-Hadis 2 2 2 2
b. Akidah-Akhlak 2 2 - -
c. Fikih 2 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam - - 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4
4. Bahasa Arab 2 2 2 2
5. Bahasa Inggris 4 4 4 4
6. Matematika 4 4 4 4
7. Fisika 4 4 4 4
8. Kimia 4 4 4 4
9. Biologi 4 4 4 4
10. Sejarah 1 1 1 1
11. Seni Budaya 2 2 2 2
12. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 2 2 2 2
Kesehatan
13. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2
14. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 2
B. Muatan Lokal *) 2 2 2 2
C. Pengembangan Diri **) 2 2 2 2
Jumlah 45 45 45 45
15
G. Mata Pelajaran SKI dalam Kurikulum 2013 (K-13)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional sejak tahun pelajaran
2013-2014 telah memberlakukan Kurikulum 2013 di beberapa Sekolah Umum
Negeri mulai tingkat SD, SMP dan SMA di seluruh penjuru Nusantara. Sementara
di Madrasah yang berada dalam naungan Kementerian Agama Republik Indonesia
belum melaksanakan kurikulum 2013 ini dan baru akan menerapkan kurikulum
2013 secara serentak di seluruh Indonesia di awal tahun pelajaran 2014-2015.
Terkait dengan Kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud) No 67 tahun 2013 tentang Kerangka dasar dan
Struktur Kurikulum Sekolah dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Permendikbud No 68
tahun 2013 tentang Kerangka dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah, Permendikbud No 69 tahun 2013 tentang
Kerangka dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah serta Permendikbud No 70 tahun 2013 tentang Kerangka dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan /Madrasah Aliyah Kejuruan. .
Sedangkan Kemeterian Agama Republik Indonesia menindaklanjuti
penerapan Kurikulum 2013 ini dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Agama
Republik Indonesia No. 912 Tahun 2013 ( Permenag No. 912 Tahun 2013) Tentang
Kurikulum Madarasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa
Arab. Permenag No 912 ditandatangani Oleh Menteri Agama Republik Indonesia
Suryadarma Ali pada tanggal 9 Desember 2013 di Jakarta. Kurikulum ini
mencakup Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, Standar Isi, Standar Proses,
dan Standar Penilaian Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab. Kementerian
Agama Republik Indonesia mengeluarkan keputusan Menteri Agama Nomor 114
tahun 2014 sebagai tindak lanjut dari permenag no. 912 tahun 2013 tentang
pedoman kurikulum Madrasah 2013 mata pelajaran PAI dan bahasa arab pada
Madrasah. Struktur kurikulum Madrasah 2013 terdiri dari Kompetensi Inti (KI)
dan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Inti (KI) kurikulum adalah pengikat
berbagai kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan mempelajari tiap mata
pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horisontal antar mata pelajaran.
Selanjutnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah dirumuskan
untuk jenjang satuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah
Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Kejuruan
(MAK) dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi
Dasar adalah kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan
dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar merupakan konten atau kompetensi yang
terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber pada
16
kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan
awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran, mengingat standar kompetensi lulusan
harus dicapai pada akhir jenjang. Sebagai usaha untuk memudahkan operasional
perumusan kompetensi dasar, diperlukan tujuan antara yang menyatakan capaian
kompetensi pada tiap akhir jenjang kelas pada setiap jenjang Madrasah Ibtidaiyah
(MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK).
Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dalam kurikulum Mdrasah
2013 diartikan sebagai mata pelajaran yang memuat catatan perkembangan
perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam beribadah,
bermuamalah dan berakhlak serta dalam mengembangkan system kehidupan atau
menyebarkan ajaran Islam yang dilandasi oleh akidah. Karakteristik Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) menekankan pada kemampuan mengambil
ibrah/hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi,
dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan
seni, dan lain-lain, untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam pada
masa kini dan masa yang akan datang. Pada tahun 2019, Kementerian Agama RI
kembali mengeluarkan Keputusan Menteri Agama nomor 183 tahun 2019 sebagai
respon adanya revisi kurikulum 2013 melalui peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan nomor 20-24 tahun 2016. Terkait dengan KI dan KD pada mata
pelajaran SKI dapat dilihat secara lengkap pada dokumen Keputusan Menteri
Agama nomor 183 tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada
Madrasah.
17
H. Mata Pelajaran SKI dalam Kurikulum 2022 (Kurikulum Merdeka)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikburistek) telah mengeluarkan sebuah kebijakan dalam rangka
pengembangan Kurikulum Merdeka yang diperuntukan untuk satuan pendidikan
sebagai pilihan tambahan dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran
selama 2022-2024. Kebijakan Kemendikburistek terkait kurikulum nasional akan
dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan
pembelajaran. Menindaklanjuti keputusan dari Kemdikbudritek tersebut,
Kementrian Agama RI mengeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan
Islam Nomor 347 Tahun 2022 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka
pada Madrasah kemudian dikeluarkan lagi KMA nomor 3211 tahun 2022 tentang
Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Kurikulum
Merdeka pada Madrasah.
Ruang lingkup pedoman implementasi kurikulum merdeka pada madrasah
meliputi: standar kelulusan, standar isi, struktur kurikulum, Implementasi
Kurikulum di Madrasah, pembelajaran dan asesmen, penguatan profil pelajar
pancasila, kurikulum operasional Madrasah, monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kurikulum merdeka pada madrasah, sosialisasi dan pendampingan implementasi
kurikulum merdeka di Madrasah, serta yang terakhir terkait capaian
pembelajaran.
Berdasarkan kurikulum Merdeka pada madrasah, mata pelajaran Sejarah
dan kebudayaan Islam (SKI) diartikan bahwa SKI merupakan catatan
perkembangan perjalanan hidup manusia dalam membangun peradaban dari
masa ke masa. Pembelajaran SKI menekankan pada kemampuan mengambil
ibrah/hikmah dari sejarah masa lalu untuk menyikapi dan menghadapi
permasalahan masa sekarang dan yang akan datang. Keteladanan yang baik masa
lalu menjadi inspirasi generasi penerus bangsa untuk menyikapi dan
menyelesaikan fenomena social, budaya, politik, ekonomi, iptek, seni dan lain-lain
dalam rangka membangun peradaban di zamannya.
Belajar sejarah kebudayaan Islam tidak hanya mempelajari pengetahuan,
fakta, dan kronologi, tetapi juga mencakup aspek akidah, akhlaq, etika, politik, dan
sosial-keagamaan. Dari aspek akidah atau spiritual, SKI berperan dalam menjaga
dan menguatkan keimanan peserta didik, yang berimplikasi bertambahnya
keimanan mereka kepada Allah dan Rasulnya serta meyakini keagungan Islam.
Pembelajaran SKI membutuhkan sosok guru yang mampu mendesain
proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Salah satunya adalah dengan
merespon tantangan era digital, yaitu berperan mengembangkan talenta digital
peserta didik melalui pembelajaran SKI yang lebih menarik, menyenangkan, dan
penuh tantangan untuk
18
mendorong prestasi akademik yang gemilang. Guru juga harus
menerapkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam pembelajaran untuk
mewujudkan perdamaian dan kedamaian umat manusia. Selain itu, guru harus
mampu mengembangkan capaian pembelajaran yang akomodatif bagi peserta
didik berdasarkan hasil asesmen kebutuhan
peserta didik. Pelaksanaan akomodasi kurikulum, pembelajaran, dan
penilaian bagi peserta didik berkebutuhan khusus dalam memenuhi capaian
pembelajaran menjadi kewenangan guru dan satuan pendidikan.
Elemen sejarah kebudayaan Islam terdiri dari lima elemen kunci beserta
cakupan/subtansinya, sebagai berikut:
Elemen Diskripsi
Periode Rasulullah SAW Menguraikan sejarah masa kenabian Rasulullah SAW. Serta
perjuangan dakwah di Mekah dan di Madinah. Pembelajaran
periode Rasulullah SAW diharapkan dapat menekankan
pada kemampuan mengambil hikmah dari sejarah kenabian
Rasulullah SAW. Kemudian menganalisis berbagai
peseristiwa dan menyerap berbagai kebijaksanaan yang telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW serta mampu
meneladaninya dalam kehidupan sehari0hari terkait
fenomena social budaya, politik, ekonomi, iptek, seni dalam
rangka membangun peradaban di zamannya.
Periode khulafaurasyidin Menguraikan sejarah Islam dalam proses pemilihan para
khulafaurrasyidin setelah wafatnya Rasulullah saw. Yang
pada periode ini disebut sebagai masa kepemimpinan terbaik
yang demokratis setelah kepemimpinan Rasulullah saw.
Selain itu juga menguraikan catatan sejarah Islam tentang
strategi dakwah para khulafaurrasyidin yakni Abu Bakar Ash
syiddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi
Thalib dalam meneruskan kepemimpinan Rasulullah Saw
yang kesemuanya memiliki strategi berbeda sesuai dengan
perkembangan kondisi social masyarakat waktu itu
diharapkan peserta didik dapat mengambil ibrah dari
pembelajaran masa kepemimpinan khulafaurrasyidin ini,
sehingga mampu untuk menjadi calon pemimpin yang
handal pada zamannya.
Periode klasik/zaman Menguraikan sejarah Islam setelah masa khulafaurrasyidin,
keemasan (pada tahun yakni masa lahirnya Daulah Umayyah di Damaskus dan
650 M) Andalusia serta perkembangan peradaban dan ilmu
pengetahuan pada masa Daulah Umayyah di Damaskus dan
Andalusia, lahirnya Daulah Abbasiyah, perkembangan
19
peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Daulah.
Abbasiyah diharapkan peserta didik dapat mengambil ibrah
dari perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada
masa periode klasik/zaman keemasan, sehingga mampu
meneladani semangat tokoh ilmuan muslim dalam
membangun peradaban Islam pada zamannya.
Periode Menguraikan sejarah Islam setelah periode klasik yakni
pertengahan/zaman mengevaluasi proses lahirnya Daulah Ayyubiyah, Usmani,
kemunduran (1250 M- Mughal dan Syafawi, serta mengevaluasi perkembangan
1800 M) peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Daulah
Ayyubiyah, Usmani, Mughal dan Syafawi. Diharapkan
peserta didik dapat mengambil ibrah dari lahirnya Daulah
Usmani, Mughal dan syafawi serta perkembangan ilmu
pengetahuan pada periode pertengahan tersebut. Aspek ini
akan menjadi keteladanan (ibrah) dan inspirasi generasi
penerus bangsa dalam menciptakan kehidupan yang
harmonis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Periode modern/zaman Menguraikan sejarah Islam pada periode modern
kebangkitan (1800 M- diantaranya menganalisis peran umat Islam pada masa
sekarang) penjajahan,kemerdekaan dan pasca kemerdekaan.
Diharapkan peserta didik dapat mengambil ibrah menjadi
muslim yang berwawasan global dan adaptif terhadap
perkembangan zaman.
Periode Islam di Menguraikan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di
Nusantara nusantara, peran Walisanga dan pesantren dalam dakwah
islam, kerajaan-kerajaan Islam, nilai-nilai kearifan local, serta
tokoh penyebar Islam di berbagai wilayah dan pendiri
organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia. Diharapkan
peserta didik dapat mengambil ibrah menjadi muslim
moderat.
20
Integrasi kurikulum SKI dengan moderasi beragama merupakan hal yang
sangat penting dalam pendidikan di Madrasah. Moderasi beragama mengacu pada
sikap dan perilaku yang menghargai keragaman agama dan kepercayaan serta
menjunjung tinggi prinsip-prinsip kedamaian, dan kerukunan antar umat
beragama.
SKI dapat berperan sebagai media untuk mengajarkan nilai-nilai moderasi
beragama kepada siswa. Materi pembelajaran SKI dapat mengintegrasikan
konsep-konsep moderasi beragama seperti toleransi, menghargai perbedaan,
kerukunan antar umat beragama, dan persatuan dalam keberagaman.
Dengan mengintegrasikan moderasi beragama dalam kurikulum SKI, siswa
dapat memahami bahwa Islam tidak hanya berbicara tentang agama tetapi juga
menekankan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Selain itu, siswa juga
dapat memahami bahwa Islam menghargai perbedaan dan mendorong dialog
antaragama yang mengarah pada perdamaian dan persatuan.
Dengan demikian, integrasi kurikulum SKI dengan moderasi beragama
dapat membantu siswa Madrasah untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang Islam dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat yang lebih luas.
J. Latihan
1. Buatlah peta konsep perkembangan kurikulum Ski mulai tahun 1973-2022 !
2. Refleksikan arah pengembangan kurikulum SKI dari periode pertama hingga
sekarang !
3. Diskusikanlah dengan kelompok Saudara, berkaitan dengan posisi mata pelajaran
SKI pada kurikulum Merdeka Belajar!
K. Referensi Tambahan
1. KMA nomor 347 tahun 2022 tentang pedoman implementasi kurikulum merdeka
pada madrasah
2. Keputusan Direktur Jenderal pendidikan Islam pada nomor 3211 tahun 202
21