Anda di halaman 1dari 80

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
MATEMATIKA KELAS III SDN MANGKURA 4
KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

OLEH

NURMALA
105401133418

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2021
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO”

“Selalu Ada Harapan Bagi Mereka yang Sering Berdoa.. Selalu Ada
Jalan Bagi Mereka yang Sering Berusaha…”

“PERSEMBAHAN”

“Kupersembahkan karya ini: Kepada ayahhanda dan


ibunda tercinta, yang pengorbanannya membuatku
teduh dalam menyusun skripsi ini. Dan saya
berterimah kasih kepada saudaraku, keluargaku, serta
sahabat-sahabatku yang senantiasa berdo’a
Memberikan dorongan dan motivasi”.

vii
i
ABSTRAK

Nurmala, 2020. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika kelas
III SDN Mangkura 4 Kota Makassar.Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Ernawati dan Pembimbing II Hamdana
Hadaming.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model


pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada pembelajaran Matematika di kelas III SDN Mangkura 4 Kota Makassar.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat
deskriptif. Pelaksanaan penelitian ini melalui proses pengkajian berdaur yang
terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Prosedur Penelitian ini dilaksanakan dalam dua (2) siklus yakni siklus pertama
dan siklus ke dua. Setiap siklus terdiri dari 4 kali pertemuan. Dalam penelitian
ini, yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III dengan
jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 16 siswa
perempuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tes,
dokumentasi dan pengamatan,. Analisis data dilakukan dengan cara
mengelompokan data siswa, menyajikan data, menafsirkan data, dan
menyimpulkan. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan untuk jawaban pertanyaan bahwa model pembelajaran PBL dapat
meningkatkan tes hasil belajar matematika siswa Kelas III SDN Mangkura 4 Kota
Makassar. Hal ini berdasarkan hasil tes tes hasil belajar matematika materi
mengurutkan bilangan 1000 sampai 10000 siswa pada siklus I yang mencapai
nilai diatas 69 dalam PBM hanya mencapai nilai 31,2%, hasil yang diperoleh dari
tes hasil belajar matematika siswa dalam PBM meningkat dari siklus pertama
dengan nilai di atas 69 mencapai 87,5%, Nilai rata-rata tes hasil belajar
matematika dari siklus I ke siklus II mengalami kemajuan sebesar 12,8 Demikian
juga dengan tingkat ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II mengalami
kenaikan sebesar 56,3 %.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Hasil


Belajar Matematika.

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil „alamin puji dan syukur ke hadirat Allah Swt atas

segala limpahan rahmat dan segala nikmat yang selalu tercurahkan kepada

penulis, salam dan salawat kepada junjungan Nabi Muhammmad saw, keluarga,

sahabat dan seluruh ummat muslim yang tetap istiqamah pada ajarannya. Pada

kesempatan ini penulis mendapat nikmat yang luar biasa karena dapat

menyelesaikan Skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit mengalami hambatan, akan

tetapi atas berkat pertolongan sang Khalik Allah Swt penulis dapat mengatasinya

dengan baik. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena

itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuannya baik berupa moril maupun materil dalam penyelesaian skripsi ini

mulai dari awal sampai selesai. Ucapan terima kasih yang tak terhingga dan

teristimewa untuk yang penulis cintai dan mencintai penulis dengan sepenuh hati

kepada kedua orang tua, Ayahanda H.A.Rahim dan Ibunda Hj. Ammase atas

pengorbanannya yang tak akan pernah bisa penulis balas walaupun sampai titik

peluh yang terakhir.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan

penghargaan terkhusus kepada Ernawati, S.Pd., M.Pd Pembimbing I dan

x
Hamdana Hadaming, S.Pd., M.Si Pembimbing II, yang ditengah kesibukannya

masih dapat meluangkan waktunya membantu dan membimbing penulis.

Demikian juga penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D, Dekan FKIP

Universitas Muhammadiyah Makassar. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. dan

Ernawati, S.Pd., M.Pd. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak dan Ibu Dosen

pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah

Makassar yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan selama mengikuti

pendidikan. Pihak-pihak lain yang telah banyak membantu penulis sehingga tugas

akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tiada imbalan yang dapat diberikan, hanya kepada Allah Swt penulis

menyerahkan segalanya dan semoga bantuan yang diberikan selama ini bernilai

ibadah di sisi-Nya Aamiin.

Makassar, Januari 2021


Penulis,

Nurmala

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL...............................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................iii

SURAT PERNYATAAN....................................................................................iv

SURAT PERJANJIAN........................................................................................v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.....................................................................vi

ABSTRAK..........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR......................................................................................viii

DAFTAR ISI........................................................................................................x

DAFTAR TABEL..............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................5

C. Tujuan Penelitian.............................................................................5

D. Mamfaat Penelitian..........................................................................6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka.................................................................................7

B. Kerangka Pikir..............................................................................20

C. Hipotesis tindakan.........................................................................22

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................23

B. Rancangan Penelitian...................................................................23

xii
C. Prosedur Penelitian.......................................................................23

D. Subjek Penelitian..........................................................................24

E. Teknik Pengumpulan Data...........................................................24

F. Instrumen Penelitian.....................................................................26

G. Teknik Analisis Data....................................................................26

H. Indikator Keberhasilan.................................................................27

BAB IV HASIL PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian..................................................................................28

B. Pembahasan........................................................................................33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan......................................................................................36

B. Saran.............................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................38

LAMPIRAN – LAMPIRAN

xii
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu proses yang bukan hanya memberi bekal

kemampuan intelektual dalam membaca, menulis, dan berhitung saja melainkan

juga sebagai proses mengembangkan kemampuan siswa secara optimal dalam

aspek intelektual, sosial, dan personal (Taufiq, 2014). Pendidikan adalah proses

meningkatkan kualitas manusia baik dari segi pengetahuan, sikap, dan

keterampilan dengan mengikuti prosedur tertentu agar dapat bermanfaat bagi

dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Jadi pendidikan tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual saja

namun juga bagaimana mengimplementasikannya dalam kehidupan

bermasyarakat dengan menanamkan nilai-nilai moral. Pendidikan merupakan

proses interaksi antara siswa dan tenaga pendidik dalam kegiatan pembelajaran.

Di antara beberapa mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, matematika

merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan

berpikir, berargumentasi, dan memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah

sehari-hari. Menurut Susanto (2016: 183) matematika merupakan salah satu

bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah

dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-

kanak secara informal. Salah satu komponen pendidikan dasar adalah bidang

pelajaran matematika.

Proses pembelajaran suatu mata pelajaran akan efektif bagi siswa jika guru

memiliki pengetahuan tentang objek yang akan diajarkannya supaya dalam

1
menyampaikan materi tersebut dengan dinamika dan inovatif. Demikian juga

dengan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, guru SD harus mengetahui

bagaimana karaktristik matematika. Para ahli sepakat bahwa sasaran dalam

pembelajaran matematika adalah abstrak (Suyadi, 2013: 29). Berdasarkan

pendapat diatas yang dimaksud abstrak diartikan sebagai sesuatu yang tak

berwujud atau hanya gambaran pikiran. Sesuatu yang abstrak, tidak berwujud

dalam bentuk konkret atau nyata, hanya dapat dibayangkan dalam pikiran saja.

Ciri khas matematika yang deduktif aksiomatis ini harus diketahui oleh guru

sehingga mereka dapat membelajarkan matematika dengan tepat mulai dari

konsep yang sederhana sampai yang kompleks.

Kunci dalam pembelajaran matematika adalah pemahaman konsep yang

baik (Fauzia, 2018). Untuk mendalami sebuah konsep baru, siswa terlebih dahulu

memahami konsep pada materi sebelumnya. Hal ini merupakan syarat bagi siswa

agar dapat menerima dan memahami konsep baru dengan mudah. Dengan

kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan meyebabkan

hasil belajar tidak maksimal dan tidak mencapai ketuntasan belajar (Kamarianto,

Noviana, Alpusari, 2018)

Selain keberhasilan proses belajar mengajar matematika di sekolah

dipengaruhi oleh berbagai faktor. Diantara faktor tersebut adalah guru dan siswa.

Guru sangat berperan dalam mengajarkan dan mendidik siswa, sedangkan siswa

merupakan sasaran pendidikan sekaligus sebagai salah satu barometer dalam

penentuan tingkat keberhasilan proses belajar mengajar.

Melihat permasalahan ini, perlu dilakukan perbaikan agar proses

pembelajaran menjadi lebih baik sehingga dapat meningkatkan kualitas

2
pembelajaran khususnya pelajaran matematika. Pembelajaran perlu dirancang dan

dilaksanakan sesuai dengan karakteristik siswa. Guru harus menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan minat siswa dalam

mengikuti pembelajaran.

Salah satu cara yang dapat membuat siswa aktif dalam proses

pembelajaran adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang bervariasi

(Riswati, Alpusari, Marhadi, 2018). Sebagai pendidik, guru perlu memilih model

yang tepat untuk menyampaikan sebuah konsep kepada anak didiknya.

Belajar matematika juga tidak dapat dilakukan hanya dengan mentransfer

materi sebanyak-banyaknya dan menghafal rumus-rumus tanpa adanya

pengalaman yang berkesan. Hal ini disebabkan karena matematika memiliki objek

kajian yang abstrak sehingga siswa cenderung malas mempelajari matematika.

Inilah yang menjadi penghambat dalam pembelajaran matematika di sekolah.

Matematika sebagai suatu pelajaran yang sukar dan kurang disukai siswa. Dan

salah satu pelajaran matematika yang sukar dan kurang disukai oleh siswa

diantaranya tentang pemecahan masalah matematika, sehingga menyebabkan

rendahnya kemampuan siswa terhadap pemecahan masalah matematika,

sedangkan pemecahan masalah pada matematika sangat penting dikuasai oleh

siswa karena banyak kaitannya dengan permasalahan dalam kehidupan sehari-

hari.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di kelas III SDN Mangkura

4 Kota Makassar, menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam

menyelesaikan masalah yang terkait soal-soal matematika. Masalah ini

3
diakibatkan karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang mengarahkan

siswa untuk memecahkan masalah ketika diberikan soal yang berbasis masalah.

Kurangnya kemampuan siswa terhadap memecahkan soal cerita

matematika, mengakibatkan kualitas pembelajaran matematika masih rendah

sampai saat ini. Salah satu materi yang menekankan penyelesaian masalah adalah

cara menyelesaikan soal cerita materi perbandingan.

Banyak faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada pemecahan

soal cerita. Salah satu faktor yaitu proses pembelajaran dikelas. Selama ini ada

kecenderungan bahwa guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran. Sehingga perlu menggunakan model pembelajaran agar hasil

belajar siswa menjadi optimal, dalam hal ini menggunakan model pembelajaran

Problem Based Learning.

Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan sebuah model

pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang siswa

untuk belajar. Pembelajaran Problem Based Learning mengharuskan siswa

bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata.

Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang diawali

dengan masalah untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru

(Fathurrohman, M, 2015). Dalam usaha memecahkan masalah tersebut siswa akan

mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan atas masalah

tersebut. Sehingga pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning

akan menghasilkan pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa.

Problem Based Learning membuat siswa belajar memecahkan suatu

masalah sehingga siswa akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau

4
berusaha mengetahui pengetahuan baru yang diperlukan untuk memecahkan

masalah tersebut. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika

siswa berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan. Problem Based

Learning dapat juga menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi

internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam

bekerja kelompok. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Yenni (2017),

bahwa melalui penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL)

dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa pada materi menyelesaikan

masalah.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis bermaksud

melakukan satu penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran Matematika kelas III SDN Mangkura 4 Kota

Makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagimanakah penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika

di kelas III SDN Mangkura 4 Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini

adalah Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Problem Based

Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika

di kelas III SDN Mangkura 4 Kota Makassar.

5
D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis maupun

secara praktis.

1. Manfaat Teorilis

Hasil penelitian ini diharapkan guru SD dan peneliti selanjutnya memiliki

refrensi yang dapat dijadikan acuan mengenai model pembelajaran PBL.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah

Memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam rangka perbaikan

pengajaran tingkat SD.

b. Bagi guru

Pelaksanaan penelitian ini untuk mempengaruhi dan menjadi acuan untuk

guru agar lebih kreatif dalam mengolah proses belajar Matematika khususnya

dalam pembelajaran yang berbasis masalah.

c. Bagi siswa

Mempengaruhi minat, perhatian, dan motivasi siswa dalam interaksi

proses belajar mengajar bahasa Indonesia serta dapat menjadikan siswa berpikir

mandiri dan kreatif.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian tindakan kelas dalam

penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan Hadist Awalia Fauzia (2018), Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Kristen Satya Wacana. Dari model problem based learning dipilih

10 hasil penelitian untuk dianalisis lebih lanjut dalam bentuk %. Berdasarkan

hasil analisis dari 10 hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

dengan model Problem based learning (PBL) dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa. Peningkatan hasil belajar dari yang terendah 5 %

sampai yang tertinggi 40%, dengan rata-rata 22,9 %.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Yenni Fitra Surya (2017), Universitas

Pahlawan Tuanku Tambusai dengan judul penerapan model pembelajaran

problem based learning untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa

kelas iv sdn 016 langgini kabupaten kampar. Berdasarkan hasil pembahasan

dan analisis disimpulkan melalui penerapan model pembelajaran problem

based learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa

pada materi menyelesaikan masalah yang melibatkan uang. Meningkatnya

aktivitas guru dalam proses pembelajaran disebabkan karena guru sudah

terbiasa menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL).

Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil

7
belajar siswa sebelum tindakan yang mencapai KKM hanya 13 siswa dengan

rata-rata klasikal sebesar 48%. Kemudian pada siklus I siswa yang mencapai

KKM hanya 19 siswa dengan rata-rata klasikal sebesar 70%. Siklus II siswa

yang mencapai KKM 25 siswa dengan rata-rata klasikal sebesar 92%

3. Penelitian yang dilakukan oleh Anastasia Nandhita Asriningtyas, Firosalia

Kristin, Indri Anugraheni (2018), PGSD FKIP Universitas Kristen Satya

Wacana dengan judul penerapan model pembelajaran problem based learning

untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar matematika

siswa kelas 4 SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran Problem based learning dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis dan hasil belajar dalam menyelesaikan soal cerita pada mata

pelajaran matematika di kelas 4 SD Negeri Suruh 01. Hal tersebut dapat

dibuktikan dari meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa dari kondisi

awal (pra siklus) yaitu 60,82 (tidak kritis) menjadi 74,21 (cukup kritis) pada

kondisi akhir siklus II. Peningkatan juga terjadi pada hasil belajar siswa dari

nilai rata-rata hasil belajar pada kondisi awal 61,85 meningkat pada siklus I

menjadi 69 dan pada siklus II menjadi 80. Persentase jumlah siswa yang

mencapai KKM meningkat dari kondisi awal 44,84%, meningkat menjadi

69,44% pada evaluasi siklus I dan menjadi 88,89% pada evaluasi siklus II.

Berdasarkan penelitian yang relevan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil

belajar matematika. Dalam penelitian relevan di atas, mempunyai persamaan

variabel dalam penelitian ini, yaitu membahas model pembelajaran problem based

learning dan hasil belajar siswa, walaupun pada penelitian relevan yang ketiga

8
membahas juga tentang berpikir kritis. Sedangkan perbedaan penelitian di atas

dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yaitu terletak pada tingkatan kelas

yang akan dilakukan penelitian. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian

yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu penelitian diatas dilakukan pada kelas

IV sedangkan dalam penelitian ini dilakukan pada kelas III.

2. Pembelajaran Matematika

a. Pengertian Matematika

Kata matematika berasal dari kata latin mathematika yang mulanya

diambil dari kata Yunani yaitu mathematike yang berarti mempelajari. kata itu

mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu

(knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lain yang

hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi

berdasarkan asal katanya maka kata matematika berarti Ilmu pengetahuan yang

didapat dengan berpikir bernalar (Suwangsih, 2006: 3). Menurut Putra dkk

(2012), Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki

kemampuan berpikir kreatif.

Hal itu sejalan dengan pendapat Karso dkk, (2009: 159) matematika

adalah ilmu deduktif, ilmu tentang pola keteraturan, seni, bahasa, ilmu tentang

struktur yang terorganisasi. Menurut Johnson dan Rising (dalam Suwangsih dkk,

2006: 4) matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat

dalam teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak

didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya.

Berdasarkan uraian pengertian matematika dari beberapa pendapat ahli di

atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran matematika adalah

9
pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori dibuat secara

deduktif berdasarkan kepada sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenaranya.

b. Pembelajaran Matematika di SD

Sebagai seorang guru SD perlu mengetahui karakteristik pembelajaran

matematika di sekolah dasar. Seperti yang telah di uraikan pengertian matematika

adalah ilmu yang abstrak dan deduktif, sedangkan yang kita ketahui, siswa SD

yang berada pada usia 7 hingga 12 tahun masih berada pada tahap oprasional

kongkrit yang belum dapat berfikir formal. Oleh karena itu pembelajaran

matematika di SD selalu tidak terlepas dari hakikat matematika dan hakikat siswa

di SD. (Suwangsih, 2006: 25)

Dalam teori pembelajaran matematika ditingkat SD yang diungkapkan

oleh Heruman (2008: 4 – 5) bahwa dalam proses pembelajaran diharapkan adanya

reinvention (penemuan kembali) secara informal dalam pembelajaran di kelas dan

harus menampakkan adanya keterkaitan antar konsep. Hal ini bertujuan untuk

memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Menurut Karso, dkk (2009: 1.4) mengemukakan bahwa pembelajaran

matematika di SD merupakan satu kajian yang selalu menarik untuk

dikemukakan. karena adanya perbedaan karakteristik khususnya antara hakikat

anak dan hakikat matematika yang disebabkan karena anak masih berada pada

tahapan (pra konkret). Konsep pembelajaran matematika di SD yang telah

dikemukakan di atas, sesuai dengan ciri-ciri pembelajaran matematika di SD

menurut Suwangsih (2006: 25 – 26) sebagai berikut.

1) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral. Metode spiral ini

melambangkan adanya keterkaitan antar materi satu dengan yang lainnya.

1
Topik sebelumnya dapat menjadi prasyarat untuk memahami topik

berikutnya atau sebaliknya.

2) Pembelajaran matematika diajarkan secara bertahap. Materi pembelajaran

matematika diajarkan secara bertahap yang dimulai dari konsep-konsep yang

sederhana, menuju konsep yang lebih kompleks.

3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif, sedangkan

matematika merupakan ilmu deduktif. Namun, karena sesuai tahap

perkembangan siswa maka pembelajaran matematika di SD digunakan

pendekatan induktif.

4) Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi.

5) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna. Konsep matematika tidak

diberikan dalam bentuk jadi, tetapi sebaliknya siswalah yang harus

mengonstruksi konsep tersebut.

Berdasarkan uraian pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa dalam

pembelajaran matematika di SD hendaknya merujuk pada pemberian

pembelajaran yang bermakna melalui konstruksi konsep- konsep yang saling

berkaitan hingga adanya reinvention (penemuan kembali). Meskipun penemuan

ini bukan hal baru bagi individu yang telah mengetahui sebelumnya, namun bagi

siswa penemuan tersebut merupakan sesuatu yang baru.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar sebagai proses manusiawi memiliki kedudukan dan peran penting

dalam kehidupan masyarakat, kerena dengan belajar seseorang akan menemukan

pengetahuan baru walaupun membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Belajar

1
merupakan proses perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

keterampilan, dan sikap seseorang yang dilakukan secara sadar dan bersifat

menetap. Sumantri (2015: 2) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan

perilaku yang relatif permanen dan dihasilkan dari pengalaman masa lampau

ataupun dari pembelajaran yang bertujuan atau dirancangkan. Menurut

Witherington (dalam Hanafiah dan Cucu, 2009: 7) belajar merupakan proses

perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon

baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.

Hilgard (dalam Anitah dkk, 2009: 2.4) yang mengungkapkan bahwa

belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan

dan perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif

yang menyebabkan terjadinya interaksi edukatif. Santrock dan Yusen (dalam

Taufiq dkk, 2012: 5.4) menegaskan definisi belajar ketika dia mengatakan: “

learning is defined as a relatively permanen change in behavior that accurs

through experience.” Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang

relatif permanen yang terjadi karena pengalaman.

Dari uraian beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan

perubahan itu disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang

menyebabkan terjadinya interaksi edukatif.

b. Pengertian Hasil Belajar

Suatu proses pembelajaran pasti akan diakhiri dengan hasil belajar. Hasil

belajar tidak akan pernah dihasilkan apabila seseorang tersebut tidak melakukan

1
sesuatu. Untuk itu, seseorang harus belajar dengan sungguh-sungguh agar

mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sudjana (2010: 22) hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah iya menerima

pengalaman belajarnya. Adapun Suprijono (dalam Sagala, 2013: 20),

memaparkan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,

pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Sejalan dengan pendapat di atas Sagala (2013: 22) menyatakan hasil

belajar merupakan perubahan prilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu

aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang

dikategorisasikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana disebutkan di atas

tidak terlihat secara fragmatis atau terpisah, tetapi secara komprehensif.

Dari beberapa pengertian tentang hasil belajar yang telah dikemukakan,

dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap seseorang setelah

mengikuti proses belajar, dengan indikator domain kognitif anatara lain:

pengetahuan, pemahaman, penerapan. Domain afektif yaitu jujur, tanggung

jawab, santun, dan peduli. Serta domain psikomotor yaitu menyampaikan ide atau

pendapat, melakukan komunikasi antar siswa dengan guru, mencari tahu dalam

menemukan jawaban atas soal yang diberikan, melakukan interaksi dengan teman

saat berdiskusi, bertanya pada guru.

4. Model Problem based learning (PBL)

a. Pengertian Model Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dalam implementasinya mengenal banyak istilah

yang menggambarkan cara mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Selain itu,

1
begitu banyak model pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran menjadi lebih baik. Menurut Yamin (2013: 17) model pembelajaran

adalah contoh yang dipergunakan para ahli dalam menyusun langkah-langkah

dalam melaksanakan pembelajaran.

Sumantri (2015: 37) model pembelajaran merupakan kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar. Lebih lanjut, menurut Joyce (dalam

Trianto, 2009: 22) model pembelajaran adalah suatu perancangan atau suatu pola

yang digunakan sebagai pedoman dalam merancang pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat termasuk

didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain lain.

Berdasarkan berberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

belajar.

b. Pengertian Model Problem based learning (PBL)

Model PBL dikembangkan berdasarkan konsep-konsep yang dicetuskan

oleh Jerome Bruner. Konsep tersebut adalah belajar penemuan atau discovery

learning. Konsep tersebut memberikan dukungan teoritis terhadap pengembangan

model PBL yang berorientasi pada kecakapan memproses informasi. Menurut

Kemendikbud (2014: 27) PBL merupakan suatu model pembelajaran yang

menantang siswa untuk “belajar bagaimana belajar” bekerja bersama kelompok

untuk mencari solusi dari permasalahan nyata siswa.

1
Pendapat di atas diperjelas oleh Jones dkk, (dalam Yamin, 2013: 62) PBL

adalah model pembelajaran yang lebih menekanan pada pemecahan masalah

secara autentik seperti masalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Menurut

Kurniasih (2014: 40) PBL merupakan sebuah model pembelajaran yang

menyajikan berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa

(bersifat kontekstual) sehingga merangsang siswa untuk belajar.

Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa PBL adalah

merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan berbagai permasalahan

nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa (bersifat kontekstual) sehingga

merangsang siswa untuk belajar.

c. Karakteristik Model Problem based learning (PBL)

Setiap model pembelajaran, memiliki karakteristik masing-masing untuk

membedakan model yang satu dengan model yang lain. PBL merupakan

penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan

konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi

segala sesuatu yang baru dan kompleks yang ada. Seperti yang diungkapkan

Gijbelc (dalam Yamin, 2013: 64) karakteristik model PBL yaitu:

1) Pembelajaran dimulai dengan mengangkat suatu permaslahan atau suatu

pertanyaan yang nantinya menjadi focal poin untuk keperluan usaha-usaha

investigasi siswa.

2) Siswa memiliki tanggung jawab utama dalam menyelidiki masalah-

masalah dan memburu pertanyaan-pertanyaan.

3) Guru dalam pembelajaran PBL berperan sebagai fasilitator.

1
Sedangkan karakteristik model PBL menurut Rusman (2014: 232) adalah

sebagai berikut.

1) Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.

2) Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata

yang tidak terstruktur.

3) Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective).

4) Permasalahan menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap,

dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan

belajar dan bidang baru dalam belajar.

5) Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama.

6) Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan

evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBL.

7) Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.

8) Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama

pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari

sebuah permasalahan.

9) Sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.

10) PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

d. Tujuan Model Problem based learning (PBL)

Proses pembelajaran di dalam kelas tentunya memiliki tujuan yang akan

dicapai sehingga dalam proses pembelajaran siswa memperoleh sesuatu dari apa

yang mereka pelajari. Yamin (2013: 63-64) menyatakan bahwa tujuan model PBL

adalah untuk membantu siswa mengembangkan pengetahuan fleksibel yang dapat

diterapkan dalam situasi yang berlawanan dengan inter knowledge.

1
Tujuan PBL adalah kemampuan untuk berpikir kritis, analitis, sistematis,

dan logis untuk menemukan alternative pemecahan masalah melalui eksplorasi

data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah (Sanjaya, 2013:

216). Sedangkan Ibrahim dan Nur (dalam Rusman, 2014: 242) mengemukakan

tujuan model PBL secara lebih rinci yaitu: (a) membantu siswa mengembangkan

kemampuan berpikir dan memecahkan masalah; (b) belajar berbagai peran orang

dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata, dan (c) menjadi

para siswa yang otonom atau mandiri.

Berdasarkan penjelasan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan

tujuan PBL adalah membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan

memecahkan masalah, belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan

mereka dalam pengalaman nyata, dan menjadi siswa yang otonom atau mandiri.

e. Kelebihan dan Kelemahan Model Problem based learning (PBL)

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan,

sebagaimana model PBL juga memiliki kelemahan dan kelebihan yang perlu

dicermati untuk keberhasilan penggunaannya. Menurut Susanto (2016: 88-89)

kelebihan PBL antara lain:

1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup baik untuk memahami isi

pembelajaran.

2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampun siswa serta memberikan

kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru.

3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.

4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer

pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

1
5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan

pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang

mereka lakukan.

6) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan diskusi siswa.

7) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir

kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan

pengetahuan baru.

8) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

Kelemahan dari penerapan model ini antara lain:

1) Bila siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa

masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa

enggan untuk mencoba.

2) Keberhasilan pendekatan pembelajaran melalui pemecahan masalah

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.

3) Tanpa pemahaman mereka untuk berusaha memecahkan masalah yang

sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar dari apa yang mereka

pelajari.

f. Peran Guru dalam Model Problem based learning (PBL)

Seorang guru dalam model PBL harus mengetahui apa peranannya,

mengingat model PBL menuntut siswa untuk mengevaluasi secara kritis dan

berpikir berdayaguna. Peran guru dalam model PBL berbeda dengan peran guru di

dalam kelas. Peran guru dalam model PBL menurut Rusman (2014: 234) antara

lain:

1
2) Menyiapkan perangkat berpikir siswa. Menyiapkan perangkat berpikir siswa

bertujuan agar siswa benar-benar siap untuk mengikuti pembelajaran dengan

model PBL. Seperti, membantu siswa mengubah cara berpikirnya,

menyiapkan siswa untuk pembaruan dan kesulitan yang akan menghadang,

membantu siswa merasa memiliki masalah, dan mengkomunikasikan tujuan,

hasil, dan harapan.

3) Menekankan belajar kooperatif. Dalam prosesnya, model PBL berbentuk

inquiry yang bersifat kolaboratif dan belajar. Seperti yang diungkapkan Bray,

dkk. (dalam Rusman, 2014: 235) inkuiri kolaboratif sebagai proses dimana

orang melakukan refleksi dan kegiatan secara berulang-ulang, mereka bekerja

dalam tim untuk menjawab pertanyaan penting. Sehingga siswa dapat

memahami bahwa bekerja dalam tim itu penting untuk mengembangkan

proses kognitif.

4) Memfasilitasi pembelajaran kelompok kecil dalam model PBL Belajar dalam

bentuk kelompok lebih mudah dilakukan, karena dengan jumlah anggota

kelompok yang sedikit akan lebih mudah mengontrolnya. Sehingga guru dapat

menggunakan berbagai teknik belajar kooperatif untuk menggabungkan

kelompok-kelompok tersebut untuk menyatukan ide.

5) Melaksanakan PBL. Dalam pelaksanaannya guru harus dapat mengatur

lingkungan belajar yang mendorong dan melibatkan siswa dalam masalah.

Selain itu, guru juga berperan sebagai fasilitator dalam proses inkuiri

kolaboratif dan belajar siswa.

g. Langkah-langkah Model Problem based learning (PBL)

1
Model PBL memiliki beberapa langkah pada implementasinya dalam

proses pembelajaran. Menurut Kemendikbud, (2014: 28) mengemukakan bahwa

langkah-langkah PBL adalah sebagai berikut.

1) Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang

diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat aktif dalam pemecahan masalah.

2) Mengorganisasi siswa untuk belajar.

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3) Membimbing pengalaman individual/kelompok.

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan

masalah.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang

sesuai seperti laporan, dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap

materi yang telah dipelajari, meminta kelompok presentasi hasil kerja.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran akan berhasil secara optimal apabila ada penguatan proses

pembelajaran yang bervariasi dan menyenangkan serta bermakna bagi siswa.

Melalui penerapan Model PBL untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka

siswa dapat melakukan proses pembelajaran dengan mengkaitkan masalah

2
kehidupan sehari-hari siswa dengan keadaan nyata siswa yang kontekstual

sehingga materi yang diberikan guru pada mata pelajaran Matematika mudah

diterima oleh siswa dan memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi

siswa. Kerangka pikir dapat dilihat berdasarkan gambar berikut.

Masalah

Rendahnya hasil belajar matematika siswa, khususnya pembelajran berbasis


Guru belum optimal dalam menerapkan variasi model pembelajaran.
Hasil Observasi Awal Pembelajaran Matematika
Guru belum menerapkan model PBL dalam pembelajaran matematika.
Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.

Solusi

Penerapan model PBL pada pembelajaran matematika


Proses

Ha

Siswa mampu mencapai nilai di atas 75 sekurang-kurangnya 80% dari sel


Peningkatan nilai rata-rata kelas setiap siklusnya.

Output

2
C. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas yaitu penerapan model pembelajaran Problem based learning

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika di kelas III

SDN Mangkura 4 Kota Makassar.

2
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN Mangkura

4 Kota Makassar. Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas III SDN Mangkura 4

Kota Makassar, tahun ajaran 2020-2021 pada semester ganjil.

B. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas yang bersifat deskriptif. Model PTK yang dipilih untuk

mengungkapkan hasil penelitian sesuai dengan data dan fakta yang diperoleh di

kelas adalah Model PTK yang dikembangkan oleh Kurt Lewin. Bentuk PTK yang

dipilih adalah bentuk kolaborasi antara guru dan peneliti. Pelaksanaan penelitian

ini melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap, yaitu

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

C. Prosedur Penelitian

Pendekatan ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas

(Action Researcah), yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus) hal ini

mengacu pada pendapat MC. Taggart dalam Wardhani (2012: 11) bahwa

penelitian tindakan kelas mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi tahapan tindakan digambarkan

dalam bagan berikut ini.

2
Pra Penelitian
Rencana I
Tindakan
SIKLUS I
Observasi
Refleksi I
Belum
Perencanaan II
Tindakan
SIKLUS II
Observasi
Refleksi II Berhasil
Belum Perencanaan III
Simpulan

Tindakan
SIKLUS III Observasi

Refleksi III Berhasil

Simpulan
D. Subjek penelitian

Untuk memperoleh data mengenai penerapan model Problem based

learning maka, penulis memilih subjek penelitian di SDN Mangkura 4 Kota

Makassar pada kelas III dengan jumlah siswa 32 orang yang terdiri dari 16 laki-

laki dan 16 perempuan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Lembar observasi

Lembar observasi adalah digunakan untuk memperoleh data tentang

aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung pada pelajaran

Matematika di kelas V. Lembaran ini berupa daftar ceklis yang terdiri dari

2
beberapa item yang menyangkut observasi aktivitas siswa dengan menerapkan

model pembelajaran Problem based learning.

2. Tes

Tes adalah pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

keterampilan pengetahuan,intelegensi,kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh

individu atau kelompok. Dalam penelitian ini digunakan dua tes yaitu:

a. Tes siklus I

Tes siklus I yaitu tes yang diberikan kepada siswa untuk mengevaluasi dan

melihat peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem based learning pada

siklus I. Adapun bentuk soal yang digunakan adalah essay dalam jumlah 5 soal.

b. Tes Siklus II

Tes siklus II yaitu tes yang diberikan kepada siswa untuk mengevaluasi

dan melihat peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah diterapkan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem based learning pada

siklus II apabila pada siklus I belum terlihat hasil belajar yang memuaskan yang

mencapai indikator keberhasilan. Adapun bentuk soal yang digunakan adalah

essay dalam jumlah 5 soal. Soal ini berbeda dengan soal pada siklus I tetapi

mempunyai indikator soal yang sama.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan atau transkip nilai.Untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar

siswa digunakan dokumentasi hasil/nilai ulangan siswa kelas IV.

2
F. Instrumen Penelitian

Adapun yang menjadi instrumen dalam pengumpulan data ini adalah

sebagai berikut:

1. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

Selama proses pembelajaran dengan model Problem based learning

dilakukan pengamatan tentang aktivitas siswa, pengamatan ini bertujuan untuk

melihat kreativitas siswa selama pembelajaran dengan model Problem based

learning. Peneliti nantinya akan memilih teman sesama guru sebagai pengamat,

karena ini diharapkan beliau bisa memahami model pembelajaran Problem based

learning untuk diterapkan kedepannya.

2. Soal Tes

Soal tes berfungsi sebagai alat untuk mengukur keberhasilan siswa

terhadap materi yang dipelajari. Tes yang digunakan berbentuk essay masing-

masing sebanyak 5 soal yang terdiri dari soal pre-tes dan post-tes serta quis yang

diberikan disetiap siklus sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan di RPP.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokan data siswa dengan

menyajikan data, menafsirkan data, dan menyimpulkan. Sedangkan data hasil

belajar matematika dianalisis berdasarkan mengerjakan tes yang diberikan dengan

mencari rata-rata. Sebelum mencari nilai rata-rata maka terlebih dahulu ditentukan

skor hasil tes setiap siswa dengan rumus:

Skor = Jumlah Skor Perolehan


Skor Maksimal 100

Dan kemudian dicari nilai rata-ratanya menggunakan rumus :

2
M=
 FX
N
Ket : M = Rata-rata
∑FX = Jumlah seluruh nilai
N = Jumlah siswa

Dari rata-rata skor tersebut dapat dilihat indikator keberhasilan dengan


berpatokan berdasarkan tehnik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh
Departemen pendidikan dan Kebudayaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Teknik kategorisasi standar berdasarkan ketetapan Departemen


Pendidikan Nasional
No Taraf Keberhasilan Kualifiasi
1. 85-100 Sangat Baik (SB)
2. 70-84 Baik (B)
3. 55-69 Cukup (C)
4. 35 – 54 Kurang (K)
5. 0 – 34 Sangat Kurang (SK)
Permendikbud, (2013)

H. Indikator Pencapaian

Efektifitas pembelajaran dapat di tentukan dengan menggunakan analisis

data hasil belajar siswa secara deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan

ketuntasan hasil belajar siswa. Data yang dianalisis untuk mendeskripsikan

ketuntasan hasil belajar siswa adalah data post-test. Berdasarkan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) di III SDN Mangkura 4 Kota Makassar, setiap siswa

dikatakan tuntas belajar (ketuntasan individu) jika siswa tersebut sudah mencapai

nilai KKM yaitu 70, sedangkan tuntas belajar secara klasikal, apabila dikelas

tersebut nilai siswa mencapai 80% siswa yang sudah tuntas belajar.

2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data hasil penelitian yang dikumpulkan adalah data yang berhubungan

langsung dengan masalah-masalah yang diteliti, dengan cara pengamatan

langsung terhadap objek penelitian yang meliputi hasil tes, baik pada siklus I,

maupun siklus II. Hasil penelitian yang berupa tes hasil belajar matematika.

Sistem penyajian data hasil tes hasil belajar matematika yang berupa angka ini

disajikan dalam bentuk table.

Hasil-hasil penelitian pada tiap siklus dapat diiterprestasikan sebagai

berikut.

1. Siklus I

Siklus pertama terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi serta replaning, seperti berikut ini :

a. Perencanaan ( Planning )

1) Membuat skenario pembelajaran dan menentukan materi.

2) Menyusun dan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) .

3) Menyiapkan pembelajaran untuk menerapkan model pembelajaran problem

based learning (PBL).

4) Membuat instrumen tes sebagai alat pengumpul data untuk mengetahui

peningkatan tes hasil belajar matematika pada siswa

b. Pelaksanaan ( Action )

Pada saat awal siklus pertama pelaksanaan belum sesuai dengan

perencanaan. Hal ini disebabkan :

2
1) Selama 4 kali pertemuan, sebagian siswa belum terbiasa belajar dengan

menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL). Untuk

mengatasi masalah diatas dilakukan upaya yaitu memberikan penjelasan

tentang penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) dan

menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran problem based learning

(PBL) sehingga terbiasa dengan model pembelajaran ini yang berbasis

masalah.

Pada akhir siklus pertama dengan 4 kali pertemuan, peneliti membuat

suatu kesimpulan dari hasil pengamatan dalam proses pembelajaran selama

penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) yaitu:

a) Selama proses pembelajaran, mulai dari pertemuan pertama sampai keempat,

sebagian siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran model pembelajaran

problem based learning (PBL) dalam materi mengurutkan bilangan 1000

sampai 10000 dan semangat dalam pembelajaran karena mendapatkan

pengalaman belajar yang baru.

b) Sebagian siswa mampu menyimpulkan bahwa pembelajaran model

pembelajaran problem based learning (PBL) ini dapat membuat mereka

semangat dalam pembelajaran sehingga menimbulkan minat dalam belajar

dan memudahkan siswa dalam memahami materi mengurutkan bilangan 1000

sampai 10000

c. Observasi dan Evaluasi ( Observastion and Evaluation )

Hasil tes pada siklus I merupakan data tes hasil belajar matematika

menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL). Secara umum

2
tes hasil belajar matematika pada siklus I yang dilakukan pada akhir siklus I yaitu

pertemuan 4 dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil tes hasil belajar matematika siklus I

Nilai Rata-rata 64,68

Nilai Maksimum 80

Nilai Minimum 50

Range 30

Jumlah 2070

Tabel 4.2 Hasil tes hasil belajar matematika

No. Rentang Kategori Frekuensi Persentase


Nilai
1 85-100 Sangat Baik 0 0%
2 70-84 Baik 10 31,2%
3 55-69 Cukup Baik 19 59,4%
4 35 – 54 Kurang 3 9,4%
5 0 – 34 Sangat Kurang 0 3,9 %
Jumlah 32 100 %

Data tabel 4.1 menunjukan bahwa belum ada siswa yang memperoleh nilai

dengan kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100 dicapai oleh 0 siswa atau

sebesar 0%. Kategori baik dengan rentang nilai 70-84 dicapai oleh 10 siswa atau

sebesar 31,2%. Kategori cukup baik dengan rentang nilai 55-69 dicapai oleh 19

siswa atau sebesar 59,4%. Kategori kurang dengan rentang nilai 35-54 dicapai

oleh 3 siswa atau sebesar 9,4 %. Kategori sangat kurang kompeten dengan rentang

nilai 0-34 dicapai oleh 0 siswa atau sebesar 0%.

3
d. Refleksi dan Perencanaan Ulang ( Reflecting and Replaning )

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus pertama

adalah sebagai berikut.

a. Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang mengarah

kepada model pembelajaran problem based learning (PBL). Hal ini diperoleh

dari tes hasil belajar matematika siswa dalam materi mengurutkan bilangan

1000 sampai 10000 yang mencapai nilai diatas 69 dalam PBM hanya

mencapai nilai 31,2%.

b. Masih ada siswa yang bermain pada saat guru menjelaskan sehingga hasil

belajar kurang maksimal.

Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang

telah di capai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat

dibuat perencanaan sebagai berikut

1. Memberikan lagi penjelasan terkait materi mengurutkan bilangan dari 100

hingga 10000 dan langkah-langkah dalam model pembelajaran problem based

learning (PBL)

2. Lebih intensif membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam

memahami pelajaran dan mengerjakan soal latihan yang diberikan.

2. Siklus II

Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanaan,

Pelaksanaan, observasi, dan refleksi serta relpaning

a. Perencanaan ( planning)

Planing pada siklus kedua berdasarkan replaning siklus pertama yaitu:

3
b. Pada siklus kedua, pertemuan pertama hingga pertemuan ke empat, siswa

diberikan lagi penjelasan terkait materi mengurutkan bilangan 1000 sampai

10000 dan langkah-langkah dalam model pembelajaran problem based

learning (PBL)

c. Lebih intensif membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam

memahami materi mengurutkan bilangan 1000 sampai 10000 dan

mengerjakan soal latihan yang diberikan.

d. Pelaksanaan ( Action )

Suasana pembelajaran sudah mengarah kepada pembelajaran model

pembelajaran problem based learning (PBL). Tugas yang diberikan guru mampu

dikerjakan dengan baik dengan materi mengurutkan bilangan 1000 sampai 10000.

Semua siswa menunjukkan adanya keaktifan dalam tanya jawab yang berlangsung

selama proses pembelajaran berlangsung. Suasana pembelajaran yang efektif dan

menyenangkan sudah mulai tercipta.

e. Observasi dan Evaluasi ( Observation and Evaluation )

Hasil tes pada siklus II merupakan data hasil tes hasil belajar matematika

menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dalam materi

mengurutkan bilangan 1000 sampai 10000. Secara umum tes hasil belajar

matematika pada di siklus II dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil tes hasil belajar matematika siklus II

Nilai Rata-rata 77,5

Nilai Maksimum 90

Nilai Minimum 65

Range 25

3
Jumlah 2480

Tabel 4.4 Hasil tes hasil belajar matematika

No. Rentang Kategori Frekuensi Persentase


Nilai
1 85-100 Sangat Baik 8 25%
2 70-84 Baik 20 62,5%
3 55-69 Cukup Baik 4 12,5%
4 35 – 54 Kurang 0 0%
5 0 – 34 Sangat Kurang 0 0%
Jumlah 32 100

Data tabel 4.2 menunjukan bahwa belum ada siswa yang memperoleh nilai

dengan kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100 dicapai oleh 8 siswa atau

sebesar 25%. Kategori baik dengan rentang nilai 70-84 dicapai oleh 20 siswa atau

sebesar 62,5%. Kategori cukup baik dengan rentang nilai 55-69 dicapai oleh 4

siswa atau sebesar 12,5%. Kategori kurang dengan rentang nilai 35-54 dicapai

oleh 0 siswa atau sebesar 0%. Kategori sangat kurang kompeten dengan rentang

nilai 0-34 dicapai oleh 0 siswa atau sebesar 0%.

Untuk

f. Refleksi dan Perencanaan Ulang ( Reflecting and replaning )

Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus kedua ini yaitu

Sebagian besar siswa dalam PBM sudah terbiasa dengan model pembelajaran

problem based learning (PBL) dan sudah terbiasa dalam materi mengurutkan

bilangan 1000 sampai 10000 sesuai pengalaman yang mereka dapat dalam proses

pembelajaran. Sehingga hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar matematika

3
siswa dalam PBM meningkat dari siklus pertama dengan nilai 70 atau lebih di atas

84% yaitu mencapai 87,5%.

3. Perkembangan Kemajuan Tes hasil belajar matematika Setiap Siklus

Setelah hasil dianalisis dan membandingkan hasil penelitian pada setiap

siklus, maka akan diketahui seberapa besar perkembangan kemajuan atau

peningkatan hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

problem based learning (PBL). Kemajuan yang akan dibahas adalah catatan

kemajuan dalam tes hasil belajar matematika materi mengurutkan bilangan 1000

sampai 10000. Kemajuan tes hasil belajar matematika. dapat ditunjukkan oleh

nilai rata-rata hasil tes tes hasil belajar matematika dan tingkat persentase

ketuntasan dari siklus I dan siklus II, seperti yang disajikan dalam tabel 4.3.

Tabel 4.5 Kemajuan Nilai Rata-rata Tes hasil belajar matematika

Aspek Siklus Kemajuan I ke II


I II S2-S1
Nilai Rata-rata 64,68 77,5 12,8
Persentasi Ketuntasan Siswa 31,2% 87,5% 56,3%

Berdasakan tabel 4.3 rekapitulasi hasil penelitian di atas, nilai rata-rata tes

hasil belajar matematika dari siklus I ke siklus II mengalami kemajuan sebesar

12,8 Demikian juga dengan tingkat ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus

II mengalami kenaikan sebesar 56,3%.

Demikian juga dari hasil wawancara diketahui bahwa pada siklus I dan II

sebagian besar siswa mengemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran

problem based learning (PBL) dapat membantu mereka dalam menyelesaikan

3
masalah yang terkait dengan matematika karena sesuai pengalaman secara

langsung dalam proses pembelajaran.

Pola pembelajaran pada siklus II juga merupakan pertimbangan pendapat

dari siswa yang tercantum pada hasil wawancara. Secara umum, siswa

menginginkan bentuk pembelajaran yang dapat menstimulus mereka untuk dapat

menyelesaikan tugas-tugas yang berbasis masalah. Penggunaan model

pembelajaran problem based learning (PBL) dalam membuat mereka merasa

senang dengan adanya kebebasan yang diberikan guru untuk berkreasi sendiri.

Dengan pola pembelajaran seperti ini diharapakan dapat meningkatkan daya

kretifitas siswa dan perkembangan kognitifnya, khususnya tes hasil belajar

matematika .

Hasil observasi dan wawancara di atas dapat memberi petunjuk bahwa

hasil belajar dalam pembelajaran menunjukkan adanya perkembangan dan

perubahan dari pra siklus ke siklus. Perkembangan dan perubahan ini mengarah

pada hasil belajar yang lebih baik, dimana siswa semakin giat dan sungguh-

sungguh dalam belajar tanpa terbebani dan tidak ada tekanan, dan suasana belajar

pun menjadi aktif dan lebih hidup. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

belajar membaca pemahaman dengan menggunakan model pembelajaran problem

based learning (PBL) sangat menarik, karena dapat membantu siswa untuk

berkreasi dan berekspresi dalam memahami bacaan. Siswa lebih termotivasi, aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam memahami bacaan.

Berkembangnya kemajuan tes hasil belajar matematika, ini menunjukkan

bahwa dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL)

3
layak digunakan, karena melalui pembelajaran tersebut siswa lebih semangat,

senang, dan bebas berekspresi serta berkreativitas dalam pembelajaran.

Berdasarkan deskripsi pada hasil pembahasan di atas maka dapat

dikatakan bahwa pembelajaran memahami bacaan berdasarkan gagasan pokok

dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning (PBL) dapat

meningkatkan tes hasil belajar matematika Kelas III SDN Mangkura 4 Kota

Makassar.

3
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan

untuk jawaban pertanyaan bahwa model pembelajaran PBL dapat meningkatkan

tes hasil belajar matematika siswa Kelas III SDN Mangkura 4 Kota Makassar. Hal

ini berdasarkan:

1. Hasil tes tes hasil belajar matematika materi mengurutkan bilangan 1000

sampai 10000 siswa pada siklus I yang mencapai nilai diatas 69 dalam PBM

hanya mencapai nilai 31,2%.

2. hasil yang diperoleh dari tes hasil belajar matematika siswa dalam PBM

meningkat dari siklus pertama dengan nilai di atas 69 mencapai 87,5%.

3. Nilai rata-rata tes hasil belajar matematika dari siklus I ke siklus II mengalami

kemajuan sebesar 12,8 Demikian juga dengan tingkat ketuntasan belajar siswa

dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan sebesar 56,3 %.

4. Demikian juga dari hasil wawancara diketahui bahwa pada siklus I dan II

sebagian besar siswa mengemukakan bahwa penggunaan model pembelajaran

problem based learning (PBL) dapat membantu dam melatih mereka dalam

menyelesaikan masalah terkait tugas-tugas yang berkaitan dengan masalah-

masalah keseharian siswa karena sesuai pengalaman secara langsung dalam

proses pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka peneliti

mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

3
1. Kepada pihak sekolah diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran

problem based learning (PBL) dalam proses pembelajaran khususnya untuk

mata pelajaran matematika sebagai salah satu upaya meningkatkan tes hasil

belajar matematika.

2. Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran akan pentingnya belajar,

menghargai ilmu pengetahuan, dan berperilaku yang baik dalam mengikuti

pembelajaran sehingga apa yang dicita-citakan akan tercapai sesuai dengan

harapan sekolah, orang tua, dan masyarakat. Dalam belajar tidak hanya

mengutamakan penguasaan teori tapi lebih pada penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

3
DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Universitas Terbuka: Jakarta.

Fathurrohman M, Sulistyorini. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT


Rinneka Cipta

Fauzia, Hadist Awalia. 2018. penerapan model pembelajaran problem based


learning untuk meningkatkan hasil belajar matematika sd. Jurnal Primary
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Riau, 7(1)

Hanafiah & Cucu S. 2009. Konsep Strategi Pengajaran. PT. Refika Adiatma:
Bandung.

Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Remaja


Rosdakarya: Bandung.

Kamarianto, K., Noviana, E., & Alpusari, M. 2018. Penerapan Model


Pembelajaran Problem based learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPS Siswa Kelas IV Sd Negri 001 Kecamatan Sinaboi. Jurnal Online
Mahasiswa (JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 5(1), 1-12.

Karso. dkk, 2009. Pendidikan Matematika 1. Universitas Terbuka: Jakarta.

Kemendikbud. 2014. Konsep Pendekatan Scientific. Kemendikbud. Jakarta.

Kurniasih, Imas & Berlin S. 2014. RPP. Kata Pena: Yogyakarta.

Putra, T.T., Irwan., Vionanda, D. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berpikir


Kreatif Siswa Dengan Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan
Matematika. Vol. 1, No.1.

Riswati, R., Alpusari, M., & Marhadi, H. 2018. Penerapan Model Pembelajaran
Problem based learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas V SD Negeri 019 Sekeladi Tanah Putih. Jurnal Online Mahasiswa
(JOM) Bidang Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 5(1), 1-12.

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sagala, S. 2013. Konsep dan makna pembelajaran. Alfabeta: Bandung.

Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Sandar Proses


Pendidikan. Kencana: Jakarta.

3
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja
Rosdakarya Offset: Bandung.

Sumantri, Muhamad Syarif. 2015. Strategi Pembelajaran. PT. Raja Grafindo


Persada: Jakarta.

Surya, Yenni Fitra. 2017. penerapan model pembelajaran problem based learning
untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas iv sdn 016
langgini kabupaten kampar. Journal Cendekia: Jurnal Pendidikan
Matematika, 1(1)

Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS. Prenadamedia Group:


Jakarta.

Susanto Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar.


Jakarta. Kencana

Suwangsih, Erna & Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI


PRESS: Bandung.

Suyadi. 2013. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta : DIVA Press.

Taufiq, Agus. dkk. 2012. Modul Pendidikan Anak di SD. Universitas Terbuka:
Tanggerang Selatan.

Taufiq, A. 2014. Pendidikan Anak di SD. (Doctoral dissertation, Universitas


Muhammadiyah Surakarta).

Tim Penyusun.UU No. 20 tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Rineka Cipta,
Jakarta.

Trianto. 2009. Mendisain Model-Model Pengajaran Inovatif-Progresif. Kencana


Prenada Group: Jakarta.

Wardhani, I.G.A.K dkk.. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka:


Tanggerang Selatan.

Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. GP Press
Group: Jakarta.

4
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
DARING

Satuan Pendidikan : SDN MANGKURA


4 Kelas / Semester : III (Tiga) / 1
Tema 1 : Pertumbuhan dan
Perkembangan Makhluk Hidup
Sub Tema 1 : Ciri-Ciri Makhluk Hidup
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR

(KD) Matematika
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR

1 3.1 Menjelaskan sifat-sifat operasi 3.1.1 Membilang secara urut


hitung pada bilangan cacah. bilangan 1.000 sampai dengan
10.000.
3.1.2 Membilang secara loncat
bilangan 1.000 sampai dengan
10.000.

2 4.1 Menyelesaikan masalah yang 4.1.1 Membilang dan menuliskan


melibatkan penggunaan sifat- bilangan 1.000 sampai 10.000
sifat operasi hitung pada secara panjang (sepuluh
bilangan cacah. ribuan, ribuan, ratusan,
puluhan, dan satuan).

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara urut bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
2. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara loncat bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
3. Setelah mengamati contoh, siswa dapat membilang dan menuliskan
bilangan 1.000 sampai 10.000 secara panjang (sepuluh ribuan, ribuan,
ratusan, puluhan, dan satuan) dengan benar.

 Karakter siswa yang diharapkan : Religius


Nasionalis
Mandiri
Gotong Royong
Integritas

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan ◾ Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan 10 menit
mengecek kehadiran siswa melalui Grup WA.
◾ Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan pada grup WA.
◾ Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
◾ Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak
hewan atau bercerita pengalaman pergi
ke kebun binatang untuk mengawali pembahasan
tentang ciriciri makhluk hidup.

Inti (WA  Siswa dikenalkan dengan nama dan lambang 150


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Grup) bilangan ribuan dengan video pembelajaran. menit
Communication
 Siswa berlatih mengurutkan bilangan dari uang
1.000 hingga uang 10.000 dengan bantuan orang tua.
Critical Thinking and Problem Solving
 Siswa berlatih menuliskan nama dan lambang
bilangan 1.000 sampai dengan 10.000 yang ada pada
buku.
 Guru memberikan tugas yang berkaitan dengan
keseharian siswa seperti menghitung uang jajan serta
menuliskan lambang bilangannya yang dikirim
melalui WA Grup.
 Siswa diberikan tugas yang berbasis masalah
keseharian siswa terkait materi menuliskan bilangan.
 Siswa menyimpulkan materi pembelajaran

Penutup ◾ Guru dan siswa melakukan refleksi mengenai 15 menit


kegiatan pembelajaran.
a. Apa saja yang sudah dipelajari pada hari ini?
b. Bagaimana perasaan setelah mencoba
membuat pola nyanyian menggunakan simbol
bunyi panjang dan bunyi pendek?
c. Apa kegiatan yang paling disukai?
d. Informasi apa yang ingin diketahui lebih
lanjut?
e. Bagaimana cara siswa mendapatkan informasi
tersebut?
◾ Pertanyaan yang diajukan guru dapat dijawab secara
lisan atau tulisan. Jika guru
menginginkan siswa menuliskan jawaban pertanyaan
refleksi, sebaiknya siswa memiliki buku tulis khusus
untuk refleksi.
◾ Menyanyikan lagu daerah “Sinanggar Tulo”
◾ Kegiatan kelas diakhiri dengan doa bersama sesuai
dengan agama dan kepercayaan
masing-masing oleh dipimpin oleh siswa yang
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
diberi tugas. Religius

E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


◾ Buku Pedoman Guru Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan
Makhluk Hidup Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
◾ Buku Siswa Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk
Hidup Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
◾ Buku teks siswa dan guru.

Mengetahui …………, ………….2020


Kepala Sekolah Guru Kelas III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
DARING

Satuan Pendidikan : SDN MANGKURA


4 Kelas / Semester : III (Tiga) / 1
Tema 1 : Pertumbuhan dan
Perkembangan Makhluk Hidup
Sub Tema 1 : Ciri-Ciri Makhluk Hidup
Pembelajaran : 2
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR

(KD) Matematika
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR

1 3.1 Menjelaskan sifat-sifat operasi 3.1.1 Membilang secara urut


hitung pada bilangan cacah. bilangan 1.000 sampai dengan
10.000.
3.1.2 Membilang secara loncat
bilangan 1.000 sampai dengan
10.000.

2 4.1 Menyelesaikan masalah yang 4.1.1 Membilang dan menuliskan


melibatkan penggunaan sifat- bilangan 1.000 sampai 10.000
sifat operasi hitung pada secara panjang (sepuluh
bilangan cacah. ribuan, ribuan, ratusan,
puluhan, dan satuan).

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara urut bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
2. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara loncat bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
3. Setelah mengamati contoh, siswa dapat membilang dan menuliskan
bilangan 1.000 sampai 10.000 secara panjang (sepuluh ribuan, ribuan,
ratusan, puluhan, dan satuan) dengan benar.

 Karakter siswa yang diharapkan : Religius


Nasionalis
Mandiri
Gotong Royong
Integritas

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan ◾ Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan 10 menit
mengecek kehadiran siswa melalui Grup WA.
◾ Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan pada grup WA.
◾ Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
◾ Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak
hewan atau bercerita pengalaman pergi
ke kebun binatang untuk mengawali pembahasan
tentang ciriciri makhluk hidup.

Inti (WA  Siswa dikenalkan dengan nama dan lambang 150


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Grup) bilangan ribuan dengan video pembelajaran. menit
Communication
 Siswa berlatih mengurutkan bilangan dari uang
1.000 hingga uang 10.000 dengan bantuan orang tua.
Critical Thinking and Problem Solving
 Siswa berlatih menuliskan nama dan lambang
bilangan 1.000 sampai dengan 10.000 yang ada pada
buku.
 Guru memberikan tugas yang berkaitan dengan
keseharian siswa seperti menghitung uang jajan serta
menuliskan lambang bilangannya yang dikirim
melalui WA Grup.
 Siswa diberikan tugas yang berbasis masalah
keseharian siswa terkait materi menuliskan bilangan.
 Siswa menyimpulkan materi pembelajaran

Penutup ◾ Guru dan siswa melakukan refleksi mengenai 15 menit


kegiatan pembelajaran.
f. Apa saja yang sudah dipelajari pada hari ini?
g. Bagaimana perasaan setelah mencoba
membuat pola nyanyian menggunakan simbol
bunyi panjang dan bunyi pendek?
h. Apa kegiatan yang paling disukai?
i. Informasi apa yang ingin diketahui lebih
lanjut?
j. Bagaimana cara siswa mendapatkan informasi
tersebut?
◾ Pertanyaan yang diajukan guru dapat dijawab secara
lisan atau tulisan. Jika guru
menginginkan siswa menuliskan jawaban pertanyaan
refleksi, sebaiknya siswa memiliki buku tulis khusus
untuk refleksi.
◾ Menyanyikan lagu daerah “Sinanggar Tulo”
◾ Kegiatan kelas diakhiri dengan doa bersama sesuai
dengan agama dan kepercayaan
masing-masing oleh dipimpin oleh siswa yang
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
diberi tugas. Religius

E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


◾ Buku Pedoman Guru Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan
Makhluk Hidup Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
◾ Buku Siswa Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk
Hidup Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
◾ Buku teks siswa dan guru.

Mengetahui …………, ………….2020


Kepala Sekolah Guru Kelas III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
DARING

Satuan Pendidikan : SDN MANGKURA


4 Kelas / Semester : III (Tiga) / 1
Tema 1 : Pertumbuhan dan
Perkembangan Makhluk Hidup
Sub Tema 1 : Ciri-Ciri Makhluk Hidup
Pembelajaran : 3
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR

(KD) Matematika
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR

1 3.1 Menjelaskan sifat-sifat operasi 3.1.1 Membilang secara urut


hitung pada bilangan cacah. bilangan 1.000 sampai dengan
10.000.
3.1.2 Membilang secara loncat
bilangan 1.000 sampai dengan
10.000.

2 4.1 Menyelesaikan masalah yang 4.1.1 Membilang dan menuliskan


melibatkan penggunaan sifat- bilangan 1.000 sampai 10.000
sifat operasi hitung pada secara panjang (sepuluh
bilangan cacah. ribuan, ribuan, ratusan,
puluhan, dan satuan).

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara urut bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
2. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara loncat bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
3. Setelah mengamati contoh, siswa dapat membilang dan menuliskan
bilangan 1.000 sampai 10.000 secara panjang (sepuluh ribuan, ribuan,
ratusan, puluhan, dan satuan) dengan benar.

 Karakter siswa yang diharapkan : Religius


Nasionalis
Mandiri
Gotong Royong
Integritas

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan ◾ Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan 10 menit
mengecek kehadiran siswa melalui Grup WA.
◾ Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan pada grup WA.
◾ Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
◾ Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak
hewan atau bercerita pengalaman pergi
ke kebun binatang untuk mengawali pembahasan
tentang ciriciri makhluk hidup.

Inti (WA  Siswa dikenalkan dengan nama dan lambang 150


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Grup) bilangan ribuan dengan video pembelajaran. menit
Communication
 Siswa berlatih mengurutkan bilangan dari uang
1.000 hingga uang 10.000 dengan bantuan orang tua.
Critical Thinking and Problem Solving
 Siswa berlatih menuliskan nama dan lambang
bilangan 1.000 sampai dengan 10.000 yang ada pada
buku.
 Guru memberikan tugas yang berkaitan dengan
keseharian siswa seperti menghitung uang jajan serta
menuliskan lambang bilangannya yang dikirim
melalui WA Grup.
 Siswa diberikan tugas yang berbasis masalah
keseharian siswa terkait materi menuliskan bilangan.
 Siswa menyimpulkan materi pembelajaran

Penutup ◾ Guru dan siswa melakukan refleksi mengenai 15 menit


kegiatan pembelajaran.
k. Apa saja yang sudah dipelajari pada hari ini?
l. Bagaimana perasaan setelah mencoba
membuat pola nyanyian menggunakan simbol
bunyi panjang dan bunyi pendek?
m. Apa kegiatan yang paling disukai?
n. Informasi apa yang ingin diketahui lebih
lanjut?
o. Bagaimana cara siswa mendapatkan informasi
tersebut?
◾ Pertanyaan yang diajukan guru dapat dijawab secara
lisan atau tulisan. Jika guru
menginginkan siswa menuliskan jawaban pertanyaan
refleksi, sebaiknya siswa memiliki buku tulis khusus
untuk refleksi.
◾ Menyanyikan lagu daerah “Sinanggar Tulo”
◾ Kegiatan kelas diakhiri dengan doa bersama sesuai
dengan agama dan kepercayaan
masing-masing oleh dipimpin oleh siswa yang
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
diberi tugas. Religius

E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


◾ Buku Pedoman Guru Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan
Makhluk Hidup Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
◾ Buku Siswa Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk
Hidup Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
◾ Buku teks siswa dan guru.

Mengetahui …………, ………….2020


Kepala Sekolah Guru Kelas III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
DARING

Satuan Pendidikan : SDN MANGKURA


4 Kelas / Semester : III (Tiga) / 1
Tema 1 : Pertumbuhan dan
Perkembangan Makhluk Hidup
Sub Tema 1 : Ciri-Ciri Makhluk Hidup
Pembelajaran : 4
Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,
dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca dan menanya) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat
bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR

(KD) Matematika
NO KOMPETENSI DASAR (KD) INDIKATOR

1 3.1 Menjelaskan sifat-sifat operasi 3.1.1 Membilang secara urut


hitung pada bilangan cacah. bilangan 1.000 sampai dengan
10.000.
3.1.2 Membilang secara loncat
bilangan 1.000 sampai dengan
10.000.

2 4.1 Menyelesaikan masalah yang 4.1.1 Membilang dan menuliskan


melibatkan penggunaan sifat- bilangan 1.000 sampai 10.000
sifat operasi hitung pada secara panjang (sepuluh
bilangan cacah. ribuan, ribuan, ratusan,
puluhan, dan satuan).

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara urut bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
2. Setelah bermain mencari pasangan nama dan lambang bilangan, siswa
dapat membilang secara loncat bilangan 1.000 sampai dengan 10.000
dengan benar.
3. Setelah mengamati contoh, siswa dapat membilang dan menuliskan
bilangan 1.000 sampai 10.000 secara panjang (sepuluh ribuan, ribuan,
ratusan, puluhan, dan satuan) dengan benar.

 Karakter siswa yang diharapkan : Religius


Nasionalis
Mandiri
Gotong Royong
Integritas

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan ◾ Guru menyapa siswa, menanyakan kabar, dan 10 menit
mengecek kehadiran siswa melalui Grup WA.
◾ Guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilaksanakan pada grup WA.
◾ Guru menginformasikan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
◾ Guru melakukan apersepsi dengan bermain tebak
hewan atau bercerita pengalaman pergi
ke kebun binatang untuk mengawali pembahasan
tentang ciriciri makhluk hidup.

Inti (WA  Siswa dikenalkan dengan nama dan lambang 150


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Grup) bilangan ribuan dengan video pembelajaran. menit
Communication
 Siswa berlatih mengurutkan bilangan dari uang
1.000 hingga uang 10.000 dengan bantuan orang tua.
Critical Thinking and Problem Solving
 Siswa berlatih menuliskan nama dan lambang
bilangan 1.000 sampai dengan 10.000 yang ada pada
buku.
 Guru memberikan tugas yang berkaitan dengan
keseharian siswa seperti menghitung uang jajan serta
menuliskan lambang bilangannya yang dikirim
melalui WA Grup.
 Siswa diberikan tugas yang berbasis masalah
keseharian siswa terkait materi menuliskan bilangan.
 Siswa menyimpulkan materi pembelajaran

Penutup ◾ Guru dan siswa melakukan refleksi mengenai 15 menit


kegiatan pembelajaran.
p. Apa saja yang sudah dipelajari pada hari ini?
q. Bagaimana perasaan setelah mencoba
membuat pola nyanyian menggunakan simbol
bunyi panjang dan bunyi pendek?
r. Apa kegiatan yang paling disukai?
s. Informasi apa yang ingin diketahui lebih
lanjut?
t. Bagaimana cara siswa mendapatkan informasi
tersebut?
◾ Pertanyaan yang diajukan guru dapat dijawab secara
lisan atau tulisan. Jika guru
menginginkan siswa menuliskan jawaban pertanyaan
refleksi, sebaiknya siswa memiliki buku tulis khusus
untuk refleksi.
◾ Menyanyikan lagu daerah “Sinanggar Tulo”
◾ Kegiatan kelas diakhiri dengan doa bersama sesuai
dengan agama dan kepercayaan
masing-masing oleh dipimpin oleh siswa yang
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
diberi tugas. Religius

E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


◾ Buku Pedoman Guru Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan
Makhluk Hidup Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
◾ Buku Siswa Tema : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk
Hidup Kelas III (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
◾ Buku teks siswa dan guru.

Mengetahui …………, ………….2020


Kepala Sekolah Guru Kelas III
MATERI PEMBELAJARAN

Lambang bilangan dan Nama bilangan 1000


Lambang bilangan adalah Suatu bilangan mewakili banyaknya benda. Lambang
dari suatu bilangan disebut angka.
Contoh satu diwakili oleh lambang 1 atau angka 1
Nama bilangan adalah sebutan untuk suatu
angka. Contoh Nama bilangan dari 7 adalah tujuh
Untuk membaca dan menulis lambang bilangan lebih dari 1 angka, maka perlu
diketahui nilai tempat bilangan.
 Setiap bilangan disusun dari beberapa angka. Setiap angka memiliki
nilai tempat masing - masing.
Nilai tempat bilangan adalah nilai suatu angka yang ditujukan pada suatu letak
tertentu. Cara membaca suatu tempat bilangan dimulai dari sebelah kanan.
Contoh :
tempat bilangan pada 1 angka : 6 maka nilai tempatnya adalah satuan
tempat bilangan pada 2 angka : 21 maka nilai tempatnya
angka 1 adalah satuan,
2 adalah puluhan
tempat bilangan pada 3 angka : 356 maka nilai tempatnya adalah
6 satuan,
5 puluhan,
3 ratusan
tempat bilangan pada 4 angka : 2351 maka nilai tempatnya adalah
1 satuan,
5 puluhan,
3 ratusan,
2 ribuan

Membaca dan menulis lambang bilangan 1000 sesuai tempat bilangannya.


Dengan cara sebagai berikut :
Contoh : 2567 dibaca dua ribu lima ratus enam puluh tujuh
EVALUASI SIKLUS I
1. Urutkanlah dari yang terbesar hingga yang terkecil!
5467, 7689. 7648, 3458, 1987
2. Lambang bilangan dari seribu dua ratus adalah ...
3. 5500 dibaca ...
4. 9750 dibaca ...
5. Pada Lambang bilangan 1357 angka 5 menempati tempat ...
EVALUASI SIKLUS I
1. Urutkanlah dari yang terkecil hingga yang terbesar!
7467, 8689. 5648, 6458, 6987
2. Lambang bilangan dari dua ribu empat ratus dua adalah ...
3. 5445 dibaca ...
4. 4300 dibaca ...
5. Pada Lambang bilangan 2537 angka 5 menempati tempat ...
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS III

Daya Intake KKM


Kompleksitas
Dukung Siswa /
Kompetensi Dasar
T S R T S R T S R KBM
1 2 3 3 2 1 3 2 1 KD
3.1 Menjelaskan sifat-sifat
operasi hitung pada
bilangan cacah 2 2 2 66,67
3.2 Menjelaskan bilangan
cacah dan pecahan
sederhana (seperti 1/2, 1/3
, dan 1/4) yang disajikan
pada garis bilangan 2 2 2 66,67
3.3 Menyatakan suatu
bilangan sebagai jumlah,
selisih, hasil kali, atau
hasil bagi dua bilangan
cacah 2 2 2 66,67
3.4 Menggeneralisasi ide
pecahan sebagai bagian
dari keseluruhan
menggunakan benda-
benda konkret 2 2 2 66,67
3.5 Menjelaskan dan
melakukan penjumlahan
dan pengurangan pecahan
berpenyebut sama 2 2 2 66,67
3.6 Menjelaskan dan
menentukan lama waktu
suatu kejadian
berlangsung 2 2 2 66,67
3.7 Mendeskripsikan dan
menentukan hubungan
antar satuan baku untuk
panjang, berat, dan waktu
yang umumnya digunakan
dalam kehidupan
sehari- hari 2 2 2 66,67
3.8 Menjelaskan dan
menentukan luas dan
volume dalam satuan
tidak baku dengan
menggunakan benda
konkret 2 2 2 66,67
3.9 Menjelaskan simetri
lipat dan simetri putar
pada bangun datar
menggunakan benda
konkret 2 2 2 66,67
3.10 Menjelaskan dan
menentukan keliling
bangun datar 3 2 2 77,78
3.11 Menjelaskan sudut,
jenis sudut (sudut siku-
siku, sudut lancip, dan
sudut tumpul), dan
satuan 3 2 2 77,78
pengukuran tidak baku
3.12 Menganalisis berbagai
bangun datar berdasarkan
sifat-sifat yang dimiliki 3 2 2 77,78
3.13 Menjelaskan data
berkaitan dengan diri
peserta didik yang
disajikan dalam diagram
gambar 3 2 2 77,78

KKM / KBM Mata Pelajaran 70


DAFTAR HADIR SISWA KELAS III
SDN MANGKURA 4
SIKLUS I SIKLUS II
NO NAMA SISWA I II III IV I II III IV
1 01 √ √ √ √ √ √ √ √
2 02 √ √ √ √ √ √ √ √
3 03 √ √ √ √ √ √ √ √
4 04 √ √ √ √ √ √ √ √
5 05 √ √ √ √ √ √ √ √
6 06 √ √ √ √ √ √ √ √
7 07 √ √ √ √ √ √ √ √
8 08 √ √ √ √ √ √ √ √
9 09 √ √ √ √ √ √ √ √
10 10 √ √ √ √ √ √ √ √
11 11 √ √ √ √ √ √ √ √
12 12 √ √ √ √ √ √ √ √
13 13 √ √ √ √ √ √ √ √
14 14 √ √ √ √ √ √ √ √
15 15 √ √ √ √ √ √ √ √
16 16 √ √ √ √ √ √ √ √
17 17 √ √ √ √ √ √ √ √
18 18 √ √ √ √ √ √ √ √
19 19 √ √ √ √ √ √ √ √
20 20 √ √ √ √ √ S √ √
21 21 √ √ √ √ √ √ √ √
22 22 √ √ √ √ √ √ √ √
23 23 √ √ √ √ √ √ √ √
24 24 √ √ √ √ √ √ √ √
25 25 √ √ √ √ √ √ √ √
26 26 √ √ √ √ √ √ √ √
27 27 √ √ √ √ √ √ √ √
28 28 √ √ √ √ √ √ √ √
29 29 √ √ √ √ √ √ √ √
30 30 √ √ √ √ √ √ √ √
31 31 √ √ √ √ √ √ √ √
32 32 √ √ √ √ √ √ √ √
DAFTAR NILAI SIKLUS I
NO NAMA NILAI
1 01 75
2 02 60
3 03 65
4 04 65
5 05 65
6 06 70
7 07 65
8 08 60
9 09 75
10 10 80
11 11 80
12 12 75
13 13 70
14 14 60
15 15 50
16 16 60
17 17 60
18 18 65
19 19 65
20 20 75
21 21 60
22 22 50
23 23 60
24 24 70
25 25 50
26 26 70
27 27 60
28 28 65
29 29 60
30 30 60
31 31 60
32 32 65
JUMLAH 2070
RATA-RATA 64,68
DAFTAR NILAI SIKLUS I
NO NAMA NILAI
1 01 85
2 02 70
3 03 75
4 04 75
5 05 80
6 06 85
7 07 75
8 08 80
9 09 90
10 10 90
11 11 90
12 12 85
13 13 85
14 14 80
15 15 75
16 16 65
17 17 80
18 18 75
19 19 70
20 20 90
21 21 80
22 22 65
23 23 80
24 24 80
25 25 65
26 26 80
27 27 75
28 28 75
29 29 70
30 30 70
31 31 65
32 32 75
JUMLAH 2480
RATA-RATA 77,5
DOKUMENTASI
RIWAYAT HIDUP

NURMALA. Lahir di Ujungpandang pada tanggal 28 Desember

1974, buah kasih dari pasangan Ayahanda H.A.Rahim dengan

Ibunda Hj. Ammase. Mulai mendapat pendidikan di SDN

Sudirman 2 Kota Makassar pada tahun 1981 dan tamat tahun 1987. Kemudian

masuk di SMPN 5 Makassar pada tahun 1987 dan tamat pada tahun 1990.

Kemudian melanjutkan pendidikan di SMAN 5 Makassar dan tamat pada tahun

1993. Melanjutkan di Universitas Muslim Indonesia dan tamat pada tahun 2000

dan mengambil Akta 4 di Universitas Negeri Makassar tahun 2002. Kemudian

melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan

mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar program Strata Satu (S1).

Berkat rahmat Ilahi Rabbi dan kerja keras serta doa yang tak terhingga,

penulis dapat menyelesaikan studi dengan karya ilmiah yang berjudul

“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas

III SDN Mangkura 4 Kota Makassar”

Anda mungkin juga menyukai