Anda di halaman 1dari 26

DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah:
Penelitian Tindakan Kelas

Dosen Pengampu:
USMAN ROIN, M. Pd.

Disusun Oleh:

1. DINTA RIZKA SHOIFIYA (20014992)


2. AFATANASYA (20014989)
3. ROBIATUL WAKHIDAM S. M. (20015026)
4. RAHMA ESTININGTYAS YAFI’ (20015037)
5. ERSALIA VIFIYANTI (20015135)
6. IMA MATUS SHOLEKAH (20015231)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI

2023
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami haturkan kepada Allah SWT, karena berkat karunianya kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Makalah ini
kami beri judul “DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS.”
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian
Tindakan Kelas dari dosen pengampu mata kuliah. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi
para pembaca. Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada
bapak Usman Roin, M. Pd. selaku dosen mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas dan
tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung penulisan makalah ini kami juga
mengucapkan terima kasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan
kami, agar kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami khususnya sebagai penulis.

Bojonegoro, 10 Februari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Model-model Penelitian Tindakan Kelas

B. Alur setiap model

C. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

D. Format Proposal Penelitian Tindakan Kelas

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Guru sekolah luar biasa memikul tangung jawab sangat besar berkaitan dengan
keberhasilan dan kemajuan belajar anak-anak didiknya di sekolah, khususnya dalam
proses pembelajaran di kelas. Guru SLB seyogyanya memiliki jiwa kearifan,
profesional dalam bidang pendidikan luar biasa, mampu mendidik dan mengajar atau
membelajarkan anak didiknya sesuai dengan latar belakang sosial budaya bangsa
Indonesia. Hal tersebut di atas, pada dasarnya merupakan manifestasi dari tugas,
fungsi, dan peran guru, yakni kecuali sebagai pendidik dan pengajar, fasilitator,
administrator, evaluator, guru juga sebagai peneliti.
Kemampuan guru pendidikan luar biasa dalam melaksanakan penelitian bukan
saja kemampuan penelitian dalam rangka menunjang sifat keilmuan bidang karya
dan praksis yang menjadi tanggung jawabnya, tetapi juga bahkan mungkin yang
paling penting adalah kemampuan guru melaksanakan penelitian dalam rangka untuk
selalu memperbaiki dan mengmebangkan kemampuannya sebagai guru yang efektif
dan efisien.
Seorang guru ketika mengajar hendaknya senantiasa berintrosepksi atau
bertanya pada diri sendiri: apakah saya mengajar sesuai dengan kemampuan siswa
untuk memahami bahan ajar yang disampaikan?, apakah siswa belajar dengan
benar?, dan apakah hasil belajar tersebut sesuai dengan yang diharapkan baik oleh
guru maupun siswa itu sendiri?. Dengan kata lain, apakah guru dalam melaksanakan
tugasnya efektif dan efisien?. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut, dan
senantiasa berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitasnya, maka ia
menjadi seorang guru yang reflektif (reflective teacher), senantiasa menggunakan
kelasnya termasuk dirinya sebagai sarana penelitian, selalu merasa tidak puas dengan
hasil kerja yang telah diperolehnya serta selalu ingin meningkat dan berkembang.
Baginya, teaching is research.
Guru yang baik senantiasa menginginkan siswanya mengalami kemajuan atau
berhasil dalam belajarnya, senantiasa introspeksi dan sekligus menjadi peneliti bagi

1
dirinya sendiri dalam konteks pembelajaran di kelasnya. Kemampuan guru
melakukan penelitian tidak cukup hanya dengan memahami dan menguasa andasan:
prinsip-prinsip, konsep-konsep, metodologi, dan prosedur penelitian tersebut.
Kemampuan untuk meneliti dirinya pada saat melaksanakan tugas memerlukan
kemampuan khusus. Kemampuan penelitian khusus ini biasa disebut practical
inquiry; yang biasanya dilakukan oleh praktisi dalam berbagai profesi, bahkan
terkadang bekerjasama dengan peneliti, dalam rangka memecahkan masalah yang
dihadapinya atau memperbaikinya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja model-model penilaian tindakan kelas?
2. Bagaimana alur setiap penelitian tindakan kelas?
3. Bagaimana Langkah-langkah penilaian tindakan kelas?
4. Bagaimana format proposal penilaian tindakan kelas?

C. TUJUAN
1. Mengetahui model-model penilaian Tindakan kelas
2. Memahami alur setiap Tindakan kelas
3. Mengetahui Langkah-langkah penilaian Tindakan kelas
4. Mengetahui format proposal penilaian Tindakan kelas

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. MODEL-MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Ada beberapa model PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam dunia
pendidikan, antara lain sebagai berikut.
1. Model Kurt Lewin
PTK Model Kurt Lewin menggambarkan penelitian tindakan sebagai suatu
proses spiral yang meliputi perencanaa, pelaksanaan, pengamatan danrefleksi.
Penelitian tindakan kelas dalam satu siklus terdiri dari empat Langkah sebagai
berikut.
a. Perencanaan (planning).
b. Aksi atau Tindakan (acting).
c. Observasi (observing).
d. Refleksi (reflecting).
Langkah di atas dilakukan secara berurutan seperti spiral dan dilakukan
dalam siklus. Sementara itu, empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan
oleh Kurt Lewin tersebut oleh Ernest T. Stringer (1996) dielaborasi lagi menjadi
Perencanaan (planning), Pelaksanaan (implementing), dan Penilaian (evaluating).
2. Model Kemmis dan Mc Taggart
Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Taggart tampak
masih begitu dekat dengan model Lewin. Karena didalam satu siklus atau putaran
terdiri dari empat komponen seperti yang hanya dilaksanakan oleh Lewin yaitu
meliputi perencanaan, tindakan, observasi, refleksi.
Namun setelah suatu siklus selesai dilaksanakan, khususnya sesudah refleksi
kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap
implementasi siklus sebelumnya. Berdasarkan perencanaan ulang tersebut
dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian seterusnya sehingga PTK
bisa dilakukan dengan beberapa kali siklus.
Model Kemmis dan Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep
dasar yang diperkenalkan olej Kurt Lewin, hanya perbedaanya pada tahap acting

3
(tindakan) dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Hal
ini karena kedua tahap tersebut oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi
acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak bisa dipisahkan PTK
model Kemmis dan Mc Taggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau
untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahap merupakan satu kesatuan
dalam siklus.
3. Model John Elliot
Model John Elliot bila dibandingkan dengan dua model yang sudah
diutarakan di atas, yaitu Model Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model
John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh karena di
dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi
(tindakan). Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah,
yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya
secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang
lebih tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-
mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau
tindakan sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri
dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan
praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan
dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa rupa itulah yang
menyebabkan John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis
dengan kedua model sebelumnya.
4. Model Dave Ebbutt
Menurut Dave model-model PTK yang ada seperti yang diperkenalkan oleh
Elliot, Kemmis dan Taggart dipandang sudah cukup bagus. Akan tetapi didalam
model-model tersebut masih ada beberapa hal atau bagian yang belum tepat dan
perlu adanya pembenahan. Pada dasarnya Ebbutt setuju dengan gagasan-gagasan
yang diutarakan Kemmis dan Elliot tetapi tidak sependapat mengenai beberapa
interpretasi Elliot mengenai karya Kemmis. Ebbutt mengatakan bahwa bentuk
spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc Taggart bukan merupakan cara yang
terbaik untuk menggambarkan proses refleksi-aksi (action-reflection).

4
Berdasarkan beberapa model PTK di atas yang paling sering dipakai dalam dunia
pendidikan adalah model PTK yang dikemukakan oleh John Elliot. PTK model
Elliot lebih mudah dipahami dalam pelaksanaanya dengan menekankan pada
model spiral yang diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi. Tahapan yang dilakukan oleh PTK adalah terdiri dari empat tahap yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Keempat tahapan merupakan
bagian yang tidak bisa dihilangkan dalam PTK.
5. Debora South
Menyebutkan langkah-langkah penelitiannya sebagai penelitian tindakan
dialektik (dialetic action research) yang terdiri dari empat langkah yaitu
identifikasi suatu daerah fokus masalah, pengumpulan data, analisis dan
interpretasi data, perencanaan tindakan. dalam penelitian tindakan Debora
menekankan pada identifikasi masalah sebelum melakukan perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.1

B. ALUR SETIAP MODEL PTK


Ada beberapa tahapan yang diperkenalkan dalam pelaksanaan penelitian
tindakan, berikut ini disajikan perbedaan antara model yang diperkenalkan oleh
Richard Sagor, Kemmis dan Mc Taggart serta Emily Calhoun. Berikut ini tabel
Tahapan PTK menurut Beberapa Ahli.

KEMMIS & MC
TAHAPAN SAGOR CALHOUN
TAGGART

Langkah 1 Perencanaan Perumusan Memilih focus


masalah permasalahan
Langkah 2 Tindakan Pengumpulan data Mengumpulkan data
Langkah 3 Observasi Analisis data Mengorganisasidata
Langkah 4 Refleksi Melaporkan hasil Analisis dan
analisis interprestasi data
Langah 5 Revisi perencanaan Perencanaan Melakukan Tindakan

1
Mu’alimin, Penilitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik, Ganding Pustaka, Yogyakarta, 2014,
hal 16-19.

5
Tindakan
Semua ahli berpendapat bahwa langkah pertama yang harus dilakukan adalah
melakukan analisis permasalahan sebelum melakukan tindakan. Tahapan yang
diperkenalkan oleh Kemmis dan McTaggart lebih dapat diterima karena mencankup
kegiatan refleksi.
Langkah rinci yang umumnya dilakukan oleh guru mulai dari membuat
perencanaan, melakukan tindakan, observasi dan refleksi adalah sebagai berikut.

1. Memantapkan tujuan dan memilih topik

2. Identifikasi permasalahan kelas dan mengumpulkan data awal

3. Menganalisis faktor penyebab permasalahan

4. Mempelajari teori pendukung dan/atau penelitian yang relevan

5. Merumuskan permasalahan penelitian

6. Menetapkan hipotesis tindakan,yakni hal yang di harapkan terjadi jika suatu


tindakan di lakukan

7. Mengembangkan rencana tindakan penelitian

8. Melaksanakan tindakan perbaikan

9. Mengumpulkan dan menganalisis data

10. Melakukan refleksi

11. Membuat revisi perencanaan berdasarkan refleksi

12. Melakasanakan tindakan berdasarkan rencana yang telah di revisi.

Tahapan PTK yang di gunakan dalam bahasan buku ini menggunakan model-
model sebagai berikut.
a. Model Penelitian Tindakan Kelas Model kemmis dan Mc Taggart
Yang di adopsi dari model Kurt Lewin yang memperkenalkan empat tahap
dalam pelaksanaan metode penelitaian tindakan, yaitu: perencanaan (planning),
Tindakan (action), pengamatan (observation), dan Refleksi (reflection).
Tabel Empat tahapan dalam PTK

6
Rencana Merupakan rancangan tindakan yang akan di lakukan
untuk memperbaiki,meningkatkan atau merubah perilaku
dan sikap sebagai usulan solusi permasalahan.rencana di
buat setelah melakukan analisis permasalahan dan
menemukan penyebab atau akar masalah.

Tindakan Merupakan apa yang di lakukan oleh guru sebagai upaya


perbaikan,peningkatan atau perubahan yang diinginkan.
Tindakan yang di lakukan merupakan implementasi dari
rencana yang telah disusun.

Observasi Merupakan kegiatan pengamatan atas tindakan yang di


laksanakan atau di kenalkan terhadap siswa.pada
umumnya observasi di lakukan ketika kegitan belajar
mengajar sedang berlangsung.

Refleksi Merupakan kegiatan mengkaji, melihat dan


mempertimbangkan proses yang dilakuka dalam kaitanya
dengan hasil atau dampak dari tindakan.berdasarkan hasil
refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap
rencana awal.

Terkait dengan empat tahapan tersebut, Kemmis dan Mc Tagarrt (1998)


memperkenalkan alur penelitian tindakan sebagai berikut.

7
b. Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin Model
Ini menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian
tindakan yang lain, khusunya PTK. Dikatakan demikian karena dialah yang
pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan. Konsep
pokok penelitian tindakan ini terdiri dari empat komponen, yaitu (a) Perencanaan
(planning), (b) Tindakan (acting), (c) Pengamatan (observing), dan (d) refleksi
(reflecting). Hubungan keempat komponen ini dapat digambarkan sebagai
berikut.

c. Model John Elliot

8
Meskipun Model Lewin’s adalah dasar yang sangat baik untuk mulai
memikirkan apa yang melibatkan penelitian tindakan, ini memungkinkan orang-
orang yang menggunakannya untuk menganggap bahwa 'gagasan umum' dapat
diperbaiki sebelumnya, Reconnaissance itu hanyalah penemuan fakta dan fakta
'Imlementasi adalah proses yang cukup mudah. Tapi akan membantah itu.
1. Ide umum harus diijinkan untuk bergeser
2. 'Reconnaissance' harus melibatkan analisis dan juga penemuan fakta, dan
harus terus berulang dalam spiral aktivitas, dan bukan hanya terjadi pada
awalnya.
3. Pelaksanaan langkah tindakan tidak selalu mudah dilakukan, dan sebaiknya
tidak melanjutkan untuk mengevaluasi dampak suatu tindakan sampai
seseorang memantau sejauh mana pelaksanaannya telah dilaksanakan.

d. Model Dave Ebbut


Bentuk spiral yang merupakan karya Kemmis dan MCTaggart bukan
merupakan cara yang terbaik untuk menggambarkan proses refleksi-aksi, terdapat
juga model Dave Ebbut sebagai pengembangan model sebelumnya.

9
e. Model Mc Kernan’s
Model ini hanya menggabungkan model PTK juga berdasarkan model-
model yang sebelumnya yang sudah ada. Model Mc Kernan’s jika digambarkan
adalah

Tabel. Siklus PTK Model Mc Kernan’s

C. LANGKAH LANGKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Ketika melaksanakan PTK, guru harus mengikuti tahapan mulai dari membuat
perencanaan,melaksanakan tidakan dan observasi, serta melakukan evaluasi dan
refleksi,perencanaan PTK,harus di deskripsikan secara rinci dalam proposal PTK.

10
Berikut ini di jelasakan mengenai langkah-langkah pelaksanaan PTK secara rinci,
mulai dari pemilihan topik sampai kegiatan refleksi.
1. Pemilihan Topik dan Identifkasi Permasalahan Penelitian
Perumusan permasalahan penelitian merupakan titik tolak dari kegiatan
penelitian.Kegiatan penelitian dilaksanakan karena ada masalah yang harus
dipecahkan.tindakan dalam PTK dirancang untuk mengatasi masalah yang di
hadapi dalam proses belajar mengajar (PMB). Jika dirasakan ada hal-hal yang
perlu diperbaiki dapat diajukan pertanyaan seperti di bawah ini.
a. Apakah kompetensi awal siswa yang mengikuti pelajaran cukup memadai?
b. Apakah proses pembelajaran yang dilakukan cukup efektif?
c. Apakah sarana pembelajaran cukup memadai?
d. Apakah hasil pembelajaran cukup berkualitas?
e. Bagaimana melaksanakan pembelajaran dengan strategi inovatif tertentu?2
Identifikasi masalah mrupakan bagian yang amat penting dalam membuat
perencanaan PTK, sebab kejelasan permasalahan penelitian yang akan dipecahkan
sangat bergantung pada hasil identifikasi masalah tersebut. Jika identifikasi
masalah dapat di lakukan dengan baik dan teliti, maka pembatasan dan ruusan
masalah penelitian akan dapat di buat lebih operasional.
2. Analisis dan Perumusan Masalah PTK
Setelah dilakukan identifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis dan pemilihan masalah. Hasil identifikasi masalah hanya
memberikan gambaran tentang bermacam-macam masalah dalam suatu kerangka
system tertentu. Mungkkin masalah yang di hadapi guru/peneliti cukup banyak,
sehingga peneliti harus memilih dan menentukan prioritas dari sekian masalah
yang di hadapi. Peneliti dituntut utuk menganalisis dan memilih serta menentukan
masalah peneliti berdasarkan kriteria tertentu. Masalah penelitian yang di pilih
hendaknya benar-benar merupakan kebutuhan nyata yang mendesak untuk di
selesaikan.
3. Mengkaji Teori dan Menetapkan Hipotesis Tindakan
Mengkaji teori sangat bermanfaat dalam menentukan solusi dan kebutuhan
perumusan hipotesis tindakan. Sebagai contoh, dalam permasalahan belajar
2
Salim dkk., Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Aplikasi Bagi Mahasiswa Guru Mata
Pelajaran Umum dan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Medan : Perdana Publishing, 2015), 38.

11
bahasa ingggris diketahui bahwa dari peneliti ada beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa, meliputi Pengetahuan tentang tata
bahasa 25%, Penguasaan kosakata 15%, Motivasi belajar 25%, Kemampuan
mengolah kata 15%, Pengaruh kritik orang lain 15%, Variasi intonasi suara guru
5%.
Berdasarkan kajian tersebut, peneliti dapat lebih fokus terhadap upaya
meningkatkan motivasi siswa dan kompetensi dalam menguasai tata
bahasa.namun jika permsalahan di kelas ternyata penguasaan kosakata yang
menjadi masalah utama, maka guru sebaiknya juga berupaya meningkatkan
penguasaan kosakata siswa.
4. Pembuatan Rencana Tindakan Perbaikan
Rencana tindakan dibuat secara rinci setelah peneliti mengkaji teori dan
menetapkan landasan berfikit serta hipotesis tindakan (bersifat optional).
Perencanaan PTK merupakan suatu scenario atau program kerja yang akan
dilakukan pada saat pelaksanaan PTK. Perencanaan tindakan meliputi semua
langkah tindakan secara rinci, segala keperluan pelaksanaan PTK (materi atau
bahan ajar, metode mengajar, serta teknik dan instrument observasi), dan
perkiraan kendala yang mungkin timbul pada pelaksanaan. Perencanaan yang
harus dipersiapakan oleh guru sebagai peneliti berkaitan dengan persiapan:
rencana tindakan yang di susun sebagai rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Indikator keberhasilan, instrumen penelitian rencana diagnosis atau analisis data,
dan hal-hal lain yang diperlukan pada saat penelitian.
5. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan di lakukan sesuai dengan rencana tindakan (RPP)
yang telah dipersiapkan. Penelitian dapat melakukan modifikasi untuk menjamin
tercapainya tujuan. Modifikasi tersebut pada umumnya dilakukan dengan adanya
dinamika proses belajar mengajar dan respon siswa yang di harapkan guru. Guru
sebagai peneliti harus melakukan pengolahan dan pengendalian agar tidak terjadi
penyimpangan prosedur skenario belajar yang mungkin menghambat pelaksanaan
tindakan perbaikan. 3

3
Ibid. Hal. 38

12
6. Observasi
Observasi dilakukan ketika peneliti melaksanakan proses belajar mengajar
yang merupakan tindakan perbaikan. Observasi dilakukan sebagai upaya untuk
merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan itu
berlangsung, namun tidak boleh mengganggu kegiatan belajar mengajar. Guru
dapat melaksanakan observasi dalam PTK secara mandiri tanpa dibantu teman
sejawat, namun kemungkinan ada hal-hal yang luput dari perhatian yang di
butuhkan dalam melakasanakan refleksi. Sebaiknya guru meminta teman sejawat
dalam satu bidang ilmu untuk memantau atau melakukan observasi ketika peneliti
mengajar. Keterlibatan pihak lain dalam melakukan observasi juga akan
menambah validitas penelitian yang dilakukan, yakni dengan memperoleh data
dari sudut pandang yang berbeda.
7. Evaluasi dan Refleksi
Kegaiatan refleksi dilakukan dengan mengacu kepada data PTK berkaitan
dengan tindakan yang dilakukan guru (peneliti) melalui kegiatan pembelajaran
dikelas, aktifitas siswa dalam pembelajaran, suasana kelas, dan berbagai aktifitas
yang terjadi selama berlangsungnya pembelajaran di kelas selama kegiatan PTK,
jadi refleksi harus dimulai dengan melakukan evaluasi proses pembelajaran
dengan menganalisis data proses belajar mengajar dan kemugkinan dampaknya
terhadap hasil belajar, pada umumnya data proses belajar mengajar adalah data
kualitatif yang diperoleh berdasarkan observasi, sedangkan data hasil belajar
adalah data kuantitatif yang diperoleh berdasarkan hasil tes atau teknik penilaian
lain (portofolio, penilaian kinerja dan sebagainya).
Selanjutnya, hasil refleksi tersebut digunakan untuk menetapkan langkah-
langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Kegiatan refleksi
dimaksudkan untuk menemukan apa yang terjadi, refleksi kekuatan dan
kelemahan tindakan yang dilakukan, mengidentifikasi rintangan yang dihadapi,
meramalkan pengaruh yang mungkin terjadi. Jadi, refleksi merupakan pengkajian
terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara, dan
untuk menemukan tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir.4
Langkah-langkah pelaksanaan refleksi adalah sebagai berikut.

4
Husna Farhana, dkk., Penelitian Tindakan kelas, (Jakarta : Harapan Cerdas, 2019). 37

13
a. Melakukan analisis data hasil observasi
b. Menjelaskan tindakan dan dampaknya
c. Membuat usulan perbaikan untuk pelaksanaan pada siklus selanjutnya5

D. FORMAT PROPOSAL PTK


Proposal penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis. Sugiyono
menyebutkan bahwa proposal penelitian minimal mengandung empat komponen
utama, yaitu Permasalahan, Landasan Teori dan pengajuan hipotesis, metode
penelitian, organisasi dan jadwal penelitian. Untuk organisai dan jadwal penelitian
sesuai kebutuhan, jika diperlukan dapat ditambahkan.
Sistematika inti proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut.
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
1. Dasar Teori
2. Kerangka Berpikir
3. Hipotesis Tindakan
BAB III. METODE PENELITIAN
1. Setting Penelitian
2. Prosedur Peelitian
3. Instrumen Penelitian
4. Teknik Pengumpulan Data
5. Teknik Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN6

5
Ibid. Hal. 37
6
Atik Kurniawati, “Teknik Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)”, diakses 9 Maret
2023,http://staffnew.uny.ac.id/upload/198810112014042002/pengabdian/2016%20Teknik%20Penyusunan
%20Proposal%20PTK.pdf.

14
Penjelasan dari komponen proposal PTK adalah sebagai berikut:
a. Judul Penelitian
Judul penelitian dinyatakan secara singkat dan spesifik tetapi cukup jelas
menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengatasi masalah
serta nilai manfaatnya. Formulasi judul dibuat agar menampilkan wujud PTK
bukan penelitian pada umumnya. Umumnya di bawah judul utama dituliskan pula
sub judul. Sub judul ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang
subyek, tempat, dan waktu penelitian. Berikut contoh judul PTK dalam
pendidikan dasar.
1. Meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pembelajanan berbasis proyek
pada matapelajaran IPA di SD Negeri 1 Sedayu.
2. Penerapan pembelajaran model Problem Based Learning untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah pada mata pelajaran IPA Kelas VII di SMP
Negeri 9.
3. Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri pada Mata Pelajaran Biologi untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses Sains.

b. Latar Belakang Masalah


Bagian ini dimulai dengan mendikripsikan masalah penelitian secara jelas
dengan dukungan data faktual yang menunjukkan adanya masaah pada setting
tertentu, pentingnya masalah untuk dipecahkan. Uraikan bahwa masalah yang
diteliti benar-benar nyata, berada dalam kewenangan guru dan akibat yang
ditimbulkan kalau masalah tidak dipecahkan. Tujuan utama PTK adalah untuk
memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk itu, dalam uraian latar belakang
masalah yang harus dipaparkan hal-hal berikut.
1. Masalah yang diteliti adalah benar-benar masalah pembelajaran yang terjadi di
sekolah. Umumnya didapat dari pengamatan dan diagnosis yang dilakukan
guru atau tenaga kependidikan lain di sekolah. Perlu dijelaskan pula proses
atau kondisi yang terjadi.
2. Masalah yang akan diteliti merupakan suatu masalah penting dan mendesak
untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan

15
waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian
tersebut.
3. Identifikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar
penyebab dari Masa!ah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan
(argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.7

c. Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah


Masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, sehingga akan terjawab
setelah tindakan selesai dilakukan. Diupayakan rumusan masalah ini dapat dirinci
dalam proses, situasi, hasil yang diperoleh.
Pada bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang rumusan masalah, cara
Pemecahan masalah, tujuan serta manfaat atau kontribusi hasil penelitian.
1. Perumusan Masalah, berisi rumusan masalah penelitian. Dalam perumusan
masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan
PTK. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan
mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan dan hasil positif yang
diantisipasi dengan cara mengajukan indicator, keberhasilan tindakan, cara
pengukuran serta cara mengevaluasinya.
2. Pemecahan Masalah, merupakan uraian altematif tindakan yang akan
dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang
digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti disesuaikan dengan kaidah
PTK. Cara pemecahan masalah ditentukan atas dasar akar penyebab
permasalahan dalam bentuk tindakan yang jelas dan terarah. Alternatif
Pemecahan hendaknya mempunyai landasan konseptual yang mantap yang
bertolak dari hasil analisis masalah. Di samping itu, harus terbayangkan
manfaat hasil pemecahan masalah dalam pembenahan dan atau peningkatan
implementasi program pembelajaran. Juga dicermati artikulasi kemanfaatan
PTK berbeda dari kemanfaatan penelitian formal.
d. Tujuan Penelitian
Tujuan PTK dirumuskan secara jelas, dipaparkan sasaran antara dan sasaran
akhir tindakan perbaikan. Perumusan tujuan harus konsisten dengan hakikat

7
Atik Kurniawati, “Teknik Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK).”

16
permasalahan yang dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya. Sebagai
contoh dapat dikemukakan PTK di bidang IPA yang bertujuan meningkatkan
prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran
yang dianggap sesuai, pemanfaatan lingkungan sebagai Sumber belajar mengajar
dan lain sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi pembelajaran
bukan merupakan rumusan tujuan PTK. Ketercapaian tujuan hendaknya dapat
diverfikasi secara obyektif.
e. Manfaat Penelitian
Di samping tujuan PTK di atas, juga perlu diuraikan kemungkinan
kemanfaatan penelitian. Dalam hubungan ini, perlu dipaparkan secara spesifik
keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh, khususnya bagi siswa, di samping
bagi guru pelaksana PTK, bagi rekan-rekan guru lainnya serta bagi dosen LPTK
sebagai pendidik guru. Pengembangan ilmu, bukanlah prioritas dalam menetapkan
tujuan PTK.
f. Kerangka Teoretik dan Hipotesis Tindakan
Pada bagian ini diuraikan landasan konseptual dalam arti teoritik yang
digunakan peneliti dalam menentukan alternatif pemecahan masalah. Untuk
keperluan itu, dalam bagian ini diuraikan kajian baik pengalaman peneliti PTK
sendiri nyang relevan maupun pelakupelaku PTK lain di samping terhadap teori-
teori yang lazim hasil kajian kepustakaan. Pada bagian ini diuraikan kajian teori
dan pustaka yang menumbuhkan gagasan mendasar usulan rancangan penelitian
tindakan. Kemukakan juga teori, temuan dan bahan penelitian lain yang
mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut.
Uraian ini digunakan untuk menyusun kerangka berpikir atau konsep yang akan
digunakan dalam penelitian. Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis
tindakan yang menggambarkanindikator keberhasilan tindakan yang diharapkan/
diantisipasi. Sebagai contoh, akan dilakukan PTK yang menerapkan model
pembelajaran kontekstual sebagai jenis tindakannya. Pada kajian pustaka harus
jelas dapat dikemukakan:
1. Bagaimana teori pembelajaran kontekstual, siapa saja tokoh-tokoh
dibelakangnya, bagaimana sejarahnya, apa yang spesifik dari teori tersebut,
persyaratannya, dll.

17
2. Bagaimana bentuk tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebut
pada pembelajaran, strategi pembelajarannya, scenario pelaksanaannya, dll.
3. Bagaimana keterkaitan atau pengaruh penerapan model tersebut dengan
perubahan yang diharapkan, atau terhadap masalah yang akan dipecahkan, hal
ini hendaknya dapat dijabarkan dari berbagai hasil penelitian yang sesuai.
4. Bagaimana perkiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya
penerapan model di atas pada pembelajaran terhadap hal yang akan
dipecahkan.8
g. Prosedur Penelitian. Pada bagian ini diuraikan secara jelas prosedur penelitian
yang akan dilakukan. Kemukakan obyek, waktu dan lamanya tindakan, serta
lokasi penelitian secara jelas. Prosedur Hendaknya dirinci dan perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi-refleksi, yang Bersifat daur ulang atau
siklus. Sistematika dalam ini meliputi:
a. Setting penelitian dan karakteristik subjek penelitian. Pada bagian ini
disebutkan di mana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan
bagaimana karakteristik dari kelas tersebut. Seperti komposisi siswa pria dan
wanita. Latar belakang sosial ekonomi yang mungkin relevan dengan
permasalahan, tingkat kemampuan dan lain sebagainya.
b. Variabel yang diselidiki. Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian
yang dijadikan fokus utama untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.
Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa,
guru, bahan pelajaran, sumber belajar, Prosedur evaluasi, lingkungan belajar,
dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi
belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya mengajar guru, Cara
belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan
sebagainya, dan Variable output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan
siswa mengaplikasikan Pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap
terhadap pengalaman belajar yang Telah digelar melalui tindakan perbaikan
dan sebagainya.
c. Rencana Tindakan. Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk
meningkatkan Pembelajaran, seperti.

8
Atik Kurniawati, “Teknik Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK).”

18
1. Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang
diprakarsai Seperti penetapan tindakan, pelaksanaan tes diagnostik untuk
menspesifikasi masalah, Pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-
alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain yang terkait dengan
pelaksanaan tindakan perbaikan yang ditetapkan. Disamping itu juga
diuraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka
perbaikan masalah
2. Implementasi Tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan.
Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan
diterapkan.
3. Observasi dan Interpretasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan
penafsiran data Mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan
perbaikan yang dirancang.
4. Analisis dan Refleksi, yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil
pemantauan dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan
perbaikan yang akan digelar, Personel yang akan dilibatkan serta kriteria
dan rencana bagi tindakan berikutnya.
5. Data dan cara pengumpulannya. Pada bagian ini ditunjukan dengan jelas
jenis data yang akan dikumpulkan yang berkenaan dengan baik proses
maupun dampak tindakan perbaikan yang di gelar, yang akan digunakan
sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangberhasilan tindakan
perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat
kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya.
6. Indikator kinerja, pada bagian ini tolak ukur keberhasilan tindakan
perbaikan ditetapkan Secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya
untuk tindakan perbaikan melalui PTK yang bertujuan mengurangi
kesalahan konsep siswa misalnya perlu ditetapkan kriteria keberhasilan
yang diduga sebagai dampak dari implementasi tindakan perbaikan yang
dimaksud.
h. Bagian Penunjang
Daftar Pustaka

19
Memuat semua sumber pustaka yang dirujuk dalam kajian teori yang digunakan
dalam semua bagian laporan, dengan sistem penulisan yang konsisten menurut
ketentuan yang berlaku.
Lampiran-Lampiran
Berisi lampiran berupa instrumen yang digunakan dalam penelitian, lembar
jawaban dari siswa, izin penelitian dan bukti lain yang dipandang penting.9

BAB III

9
Atik Kurniawati, “Teknik Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK).”

20
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ada beberapa model PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam dunia
pendidikan. Langkah rinci yang umumnya dilakukan oleh guru mulai dari membuat
perencanaan, melakukan tindakan, observasi dan refleksi adalah sebagai berikut.
1. Memantapkan tujuan dan memilih topik
2. Identifikasi permasalahan kelas dan mengumpulkan data awal
3. Menganalisis faktor penyebab permasalahan
4. Mempelajari teori pendukung dan/atau penelitian yang relevan
5. Merumuskan permasalahan penelitian
6. Menetapkan hipotesis tindakan,yakni hal yang di harapkan terjadi jika suatu
tindakan di lakukan
7. Mengembangkan rencana tindakan penelitian
8. Melaksanakan tindakan perbaikan
9. Mengumpulkan dan menganalisis data
10. Melakukan refleksi
11. Membuat revisi perencanaan berdasarkan refleksi
12. Melakasanakan tindakan berdasarkan rencana yang telah di revisi.
Sistematika inti proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai berikut.
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Identifikasi dan Pembatasan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


Dasar Teori
Kerangka Berpikir
Hipotesis Tindakan
BAB III. METODE PENELITIAN
Setting Penelitian

21
Prosedur Peelitian
Instrumen Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

22
Farhana, Husna dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Harapan Cerdas, 2019.

Kurniawati, Atik. “Teknik Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK).”


Diakses 9 Maret 2023.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/198810112014042002/pengabdian/2016%20Te
knik%20Penyusunan%20Proposal%20PTK.pdf.

Mahmud., & Priatna, Tedi. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Bandung:
Tsabita (Kelompok Sahifa), 2008.

Mu’alimin, Penilitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik, Ganding Pustaka,


Yogyakarta, 2014.

Salim, dkk. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Aplikasi Bagi Mahasiswa Guru Mata
Pelajaran Umum dan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Medan: Perdana
Publishing, 2015.

23

Anda mungkin juga menyukai