OLEH
ALFAUZI RAJID ARIFUDIN AMKAS
NIM. 1613071037
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Pendidikan Ganesha
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan IPA
Oleh
Alfauzi Rajid Arifudin Amkas
NIM 1613071037
Menyetujui
Dr. Ni Made Pujani, M.Si Ni Luh Pande Latria Devi S.Pd., M.Pd.
NIP. 196311041988032001 NIP. 198601102015042002
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI
Skripsi oleh Alfauzi Rajid Arifudin Amkas dengan judul “PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP MOTIVASI
DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI SISTEM
EKSKRESI MANUSIA” ini telah dipertahankan di depan dewan penguji,
pada tanggal
Dewan Penguji,
Diterima oleh Panitia Ujian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai
gelar sarjana pendidikan
Pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Mengesahkan
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar
Siswa SMP Pada Materi Sistem Ekskresi Manusia” beserta seluruh isinya adalah
benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan dan mengutip
dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran atas
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap keaslian karya saya
ini.
Singaraja,
Yang membuat pernyataan,
i
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tersaji dalam skripsi ini
masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan yang peneliti miliki.
Untuk itu demi kesempurnaan skripsi ini, penulis mengharapkan segala kritik
maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua khususnya bagi
pengembangan dunia pendidikan.
Singaraja, 2020
Penulis
ii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE JIGSAW TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI
BELAJAR SISWA SMP
Oleh
Alfauzi Rajid Arifudin Amkas, NIM 16113071037
Jurusan Fisika dan Pengajaran Sains
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan motivasi belajar dan prestasi
belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
langsung. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan rancangan Pretest-
Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitan ini yaitu seluruh siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan dengan jumlah siswa yaitu 334 yang tersebar
kedalam sebelas kelas. Sampel diambil dengan teknik Simple Random Sampling
dengan cara undian berkelompok. Data dalam penelitian ini berbentuk kuantitatif
yang terdiri dari data motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Data motivasi
belajar siswa diambil menggunakan metode angket dengan instrumen kuesioner
berjumlah 40 butir pernyataan dengan Reliabilitas kategori sedang. Pengumpulan
data prestasi belajar IPA menggunakan metode tes dengan instrumen tes pilihan
ganda berjumlah 20 butir soal dengan Reliabilttas kategori sedang. Analisis data
penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial.
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan Uji MANOVA dengan
melaksanakan uji prasyarat terlebih dahulu. Pengambilan putusan uji hipotesis
dengan taraf signifikansi 5% (0,05). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat
disimpulkan bahwa, 1) Ada perbedaan motivasi siswa dan prestasi belajar IPA
secara bersama-sama antara siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw dan siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Langsung, 2) Ada perbedaan motivasi belajar antara siswa yang dibelajarkan
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan siswa yang dibelajarkan
dengan Model Pembelajaran Langsung, 3) Ada perbedaan prestasi belajar IPA
siswa antara siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw dan siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Langsung.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
PRAKATA ................................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 7
1.3 Pembatasan Masalah ........................................................................ 8
1.4 Perumusan Masalah .......................................................................... 8
1.5 Tujuan Penelitian.............................................................................. 9
1.6 Manfaat Penelitian............................................................................ 9
iv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif................................................ 75
4.2 Hasil Analisis Statistik Inferensial .............................................. 79
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 86
4.4 Implikasi Penelitian .................................................................... 96
BAB V PENUTUP
5.1 Rangkuman .................................................................................. 100
5.2 Simpulan ...................................................................................... 103
5.3 Saran ............................................................................................ 103
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 01. Surat Penelitian ................................................................... 110
Lampiran 02. RPP Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ............... 111
Lampiran 03. RPP Model Pembelajaran Langsung .................................... 147
Lampiran 04. Kisi-kisi Instrumen Sebelum Uji Coba ................................ 165
Lampiran 05. Instrumen Pengumpulan Data Sebelum Uji Coba ................ 177
Lampiran 06. Hasil Uji Coba Instrumen .................................................... 190
Lampiran 07. Instrumen Pengumpulan Data Setelah Uji Coba................... 200
Lampiran 08. Hasil Penelitian ................................................................... 211
Lampiran 09. Hasil Pengujian Asumsi ...................................................... 213
Lampiran 10. Hasil Pengujian Hipotesis .................................................... 215
Lampiran 11. Dokumentasi ....................................................................... 216
Lampiran 12. Riwayat Hidup .................................................................... 218
viii
BAB I
PENDAHULUAN
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Depdiknas,
2003). Artinya bahwa harapan pemerintah untuk membentuk manusia yang tidak
hanya akan cerdas di bidang ilmu atau sains tetapi memiliki karakter/watak yang
1
2
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari
berkomunikasi yang dimana hal ini sudah sesuai dengan isi dari kurikulum 2013
prestasi akademik siswa Indonesia yang ditunjukan dari hasil tes dan survey
berpartisipasi (Iswandi, 2016). Hal serupa juga terlihat dari hasil Trend in
berada pada ranking 36 dari 49 negara yang berpartisipasi (Sarnapi, 2016). Hal ini
3
pengetahuan dapat dipindah secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siwa. Model
guru cenderung membuat siswa menjadi pasif dan kegiatan belajar mengajar tidak
lulus dengan nilai tinggi dan memuaskan, tetapi tidak memperdulikan siswanya
dilihat dari sudut pandang semangat siswa belajar dikelas sangat kurang, karakter
siswa yang baru beranjak dari masa SD ke jenjang SMP menjadi salah satu faktor
masalah yang membuat pola pikir dan tingkah laku kekanak-kanakannya masih
melekat pada dirinya, siswa tidak diberikan motivasi belajar secara khusus saat
terus menerus selama proses pembelajaran membuat siswa merasa bosan dengan
4
belajar, suatu daya penggerak di dalam diri siswa yang memberi semangat belajar,
arah dan kegigihan perilaku untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai
dalam hal ini prestasi belajar siswa dikelas. Pentingnya motivasi belajar bagi
siswa yaitu untuk menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil
dapat mempengaruhi motivasi belajar pada siswa yaitu cita-cita, aspirasi siswa,
masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin,
diyakini.
karena rendahnya prestasi belajar siswa terhadap konten yang dipelajari. Menurut
Djamarah (1994) prestasi belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah
belajar, sikap, minat belajar, kebiasaan belajar dan konsep diri. Selain dari diri
individu siswa itu sendiri, peran guru, sekolah dan lingkungan masyarakat
5
mempengaruhi akan hasil akhir dari proses pembelajaran itu sendiri. Cara guru
terhadap konten yang diajarkan sehingga nantinya hasil dari proses tersebut dapat
adalah pendekatan Scientific. Model yang digunakan juga diharapkan model yang
inovatif dan kreatif. Tetapi kenyataan dilapangan berbeda dengan apa yang
materi dianggap gagal menghasilkan peserta didik yang aktif, kreatif, dan inovatif.
Peserta didik berhasil mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali
peserta didik memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Para ahli
keberhasilan satu atau dua orang saja melainkan keberhasilan bersama anggota
suatu strategi pembelajaran yang sinergis sebagai solusi yang akurat dan
interaksi dan kerjasama dalam suatu tim, serta pengetahuan awal siswa. Siswa
untuk mempelajari bagian materi tertentu yang diberikan guru (Sadia, 2014).
Huda (2011) menyatakan bahwa pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
siswa dibagi menjadi kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal adalah
kelompok awal siswa yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar
belakang siswa. Kelompok ahli adalah kelompok siswa yang terdiri dari anggota
kelompok asal yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu yang kemudia
Jigsaw memberikan dampak positif terhadap motivasi dan prestasi belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan Mari dan Gumel (2015) menyatakan bahwa model
model kooperatif tipe jigsaw berpengaruh terhadap motivasi dan prestasi belajar
1. Motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran cenderung rendah. Hal ini
terlihat dari banyaknya siswa yang berbicara dengan teman yang lain dan
2. Prestasi belajar siswa yang sudah mencapai KKM tetapi tidak memahami
merasa cepat bosan dan hilang konsentrasi pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
4. Interaksi didalam kelas antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran
pembelajaran langsung yang masih berpusat pada guru, karena mudah diterapkan
dan sudah menjadi kebiasaan guru dalam mengajar di kelas. Selain itu penelitian
ini memiliki keterbatasan terkait tempat penelitian dengan materi pelajaran IPA
3. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar dan prestasi belajar IPA secara
Pembelajaran Langsung?
9
Pembelajaran Langsung
dalam mata pelajaran IPA, khususnya tentang kurangnya motivasi belajar dan
10
rendahnya prestasi belajar IPA yang dimiliki siswa, serta dapat menjadi masukan
jigsaw.
langsung sebagai calon guru IPA dalam mempraktekkan teori-teori yang telah
Pembelajaran Langsung, 12) Motivasi Belajar, dan 13) Prestasi Belajar IPA.
secara aktif yang akhirnya akan terbentuk kreativitas dan kesadaran untuk
membentuk sikap ilmiah yang pada gilirannya akan aktif untuk menjaga
kestabilan alam ini secara baik dan lestari. Merujuk pada pengertian IPA itu, maka
11
12
yang dimaksud hakikat IPA meliputi empat unsur utama yaitu 1) sikap rasa ingin
tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat
yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang
teori, dan hukum; 4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam
proses, produk, dan sikap ilmiah karena dimensi tersebut secara sistematis saling
fenomena alam dan masalahnya yang kemudian memotivasi peserta didik untuk
secara langsung dialami sendiri oleh peserta didik, melalui proses ilmiah di
Produknya adalah berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hakikat IPA sebagai produk, proses dan sikap menjadi dasar
dimensi yaitu sains sebagai produk dan sains sebagai proses. Sains merupakan
dan teori-teori yang disebut produk sains, dan sains sebagai keterampilan dan
pengetahuan yang disebut proses sains. Sains sebagai produk dan sains sebagai
proses merupakan dua dimensi yang terpisah, namun merupakan dua dimensi
yang terjalin erat sebagai satu kesatuan. Proses sains akan menghasilkan
pengetahuan (produk sains) yang baru dan pengetahuan sebagai produk sains akan
Banyak cara yang telah dilakukan untuk mencapai aspek yang terkandung di
dalam hakikat sains, namun belum juga menunjukkan hasil yang memuaskan.
Disamping itu juga guru belum memahami konsep hakikat sains. Dalam
rasa ingin tahu, jujur, bekerja keras, pantang menyerah, dan terbuka.
model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
siswa dalam kelompok dan kerja sama antar anggota kelompok dianggap penting,
dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir (Sanjaya, 2010). Hal ini akan
akademik, siswa juga akan terbiasa untuk bertoleransi dan menerima perbedaan
karena anggota dalam kelompoknya terdiri atas latar belakang, kemampuan, dan
milik mereka sendiri. Setiap anggota kelompok harus bertanggung jawab pada
tugas yang dibebankan oleh kelompok. Kondisi ini sangat penting dalam
3. Semua siswa dalam kelompok harus merasa bahwa meraka memiliki tujuan
yang sama. Artinya, tujuan kelompok adalah merupakan tujuan setiap individu
sama.
4. Siswa dalam tiap-tiap kelompok berbagi tugas dan tanggung jawab yang sama.
Dalam setiap kelompok harus terjadi pembagian tugas dan tanggung jawab
5. Tiap-tiap siswa dalam suatu kelompok akan dikenakan evaluasi atau diberi
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Hal ini akan mendorong setiap
adalah suatu pendekatan di mana siswa harus secara individual menemukan dan
aturan yang ada dan merevisi nya bila perlu. (Rusman, 2014:201). Pembelajaran
16
itu, banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam kooperatif
itu sendiri”. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih
luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa,
siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic comunicattion).
bersama dalam kelompok kecil yang umumnya terdiri dari 4-5 orang. belajar
adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok. Ada
dasar dari pembelajaran kooperatif ini tidak berubah. Jigsaw merupakan salah satu
17
tipe dari kooperatif learning yang dikembangkan oleh Arenson et al (. Arti jigsaw
dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan
kooperatif model jigsaw ini mengambil pola cara kerja sebuah gergaji (zigzag),
yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan
kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara
siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang
secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan
satu variasi model Collaborative Learning yaitu proses belajar kelompok dimana
strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat
dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan
penyampaian. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik
Ide utama dari belajar kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar
sosial.
kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang
berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini
mana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang
saling bergantung sama lain dan di mana masyarakat secara budaya semakin
beragam.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan
pada proses kerja sama dalam kelompok. Model pembelajaran kooperatif jigsaw
19
ini adalah sebuah model pembelajaran kooperatif yang menitik beratkan pada
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu
membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu dalam
ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa adanya kerja sama yang baik,
didorong untuk mau dan ssanggup untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan
anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena setiap kelompok dihadapkan
kelompok sama, setiap utusan dalam kelompok yang berbeda membahas materi
yang sama, kita sebut sebagai tim ahli yang bertugas membahas permasalaahan
yang dihadapi, selanjutnya hasil pembahasan itu dibawa ke kelompok asal dan
h. Siswa aktif
lebih aktif di dalam kelas, komunikasi antar sesama siswa maupun siswa dengan
guru akan berlangsung secara baik. Kelompok yang dibentuk secara heterogen
setiap siswa memiliki tugas yang berbeda dengan anggota kelompok lain.
21
Bekerja dalam sebuah kelompok yang terdiri dari tiga atau lebih anggota
pada hakikatnya akan memberikan manfaat tersendiri. Salah satu asumsi yang
muncul melalui kerja sama akan meningkatkan motivasi yang jauh lebih besar
Tabel 2.1
Sintak Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
sebelumnya.
melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok. Tes
seperti dijelaskan Rusman (2014: 213). “Hasil akhir setiap siswa adalah
nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah
nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerja sama setiap
anggota kelompoknya”.
23
4. Pengakuan tim, adalah peetapan tim yang dianggap paling menonjol atau
hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim untuk berprestasi lebih baik
lagi.
Berikut ini beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dan guru
permasalahan tersebut.
2. Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapat topic permasalahan yang
sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli
tadi.
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang
subbab mereka.
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang
9. Penutup.
Gambar 2.1
yang ditentukan.
25
pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus
dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota
c. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu
tinggi, sedang dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik
diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling
mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan
bantuan.
berikut:
4. Siswa lebih banyak belajar dari teman mereka dalam belajar kooperatif dari
pada guru.
Selain manfaat positif di atas berikut beberapa kelebihan dari model jigsaw
3. Siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa diberikan
kelompok.
4. Siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih dalam
adalah:
3. Menimbulkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang belum
terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang juga dapat
menimbulkan gaduh.
28
dapat dijabarkan dengan cara bertahap langkah demi langkah (Arends, 2013).
dipindah secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siwa. Model pembelajaran
latiha, memantau kinerja, dan memberikan umpan balik (Arends, 2013). Tujuan
Secara umum kegiatan dalam model pembelajaran langsung terdiri dari lima
Tabel 2.2
Langkah-langkah Model Pembelajaran Langsung
Langkah-langkah
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
Fase 1: 1. Guru menjelaskan 1. Siswa mencermati
Menyampaikan tujuan pembelajaran, informasi yang
Tujuan dan informasi latar diberikan oleh guru.
Kompetensi belakang
pembelajaran,
pentingnya
pengajaran, dan
mempersiapkan siswa
untuk belajar
Fase 2: 2. Guru 2. Siswa
Mendemonstrasikan mendemonstrasikan mendengarkan dan
Pengetahuan atau pengetahuan/keteramp mengamati
Keterampilan ilan yang benar atau demonstrasi yang
29
Langkah-langkah
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pembelajaran
menyajikan informasi dilakukan oleh guru
tahap demi tahap serta mencatat hal
yang penting
Fase 3: 3. Guru merencanakan 3. Siwa mengikuti
Membimbing dan memberikan pelatihan yang
Pelatihan bimbingan pelatihan diberikan oleh guru
awal
yang telah menjadi aktif” (Sardiman,2001: 71). Pendapat lain juga mengatakan
bahwa motivasi adalah “keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
dari dalam diri dan juga dari luar” (Dalyono, 2005:55). Dalam bukunya Ngalim
khusus.
Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang
memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari
tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya
perubahan sementara oleh suatu hal (Nasution, dkk: 1992: 3). Belajar adalah suatu
proses yamg ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan
dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya
dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
”merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
2003 : 2). Belajar merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendapat
dari bahan yang dipelajari dan adanya perubahan dalam diri seseorang baik itu
merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana
Berbicara tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang. Sardiman mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu:
c) Motif-motif objektif
tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah
Pendapat lain mengemukakan bahwa dua jenis motivasi yaitu sebagai berikut:
dasar.
1999:88).
motif-motif yang ada pada setiap individu. Adapun motivasi yang berkaitan
dengan mata pelajaran bahasa arab adalah motivasi ekstrinsik, dimana motivasi ini
membutuhkan ransangan atau dorongan dari luar misalnya, media, baik media
visual, audio, maupun audio visual serta buku-buku yang dapat menimbulkan dan
mengetahui hasil, dan hukuman. (Djmarah dan zain, 2002 : 168). Dari kutipan di
a. Memberi angka
Memberikan angka (nilai) artinya adalah sebagai satu simbol dari hasil
aktifitas anak didik. Dalam memberi angka (nilai) ini, semua anak didik
b. Hadiah
didik yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan
33
c. Pujian
Memberikan pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah sesuatu yang
diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian berarti adanya suatu perhatian
yang diberikan kepada siswa, sehingga semangat bersaing siswa untuk belajar
akan tinggi.
d. Gerakan tubuh
Gerakan tubuh artinya mimik, parah, wajah, gerakan tangan, gerakan kepala,
guru. Gerakan tubuh saat memberikan suatu respon dari siswa artinya siswa
e. Memberi tugas
motivasi kepada anak didik untuk memperhatikan segala isi pelajaran yang
disampaikan.
f. Memberikan ulangan
Ulangan adalah strategi yang paling penting untuk menguji hasil pengajaran
g. Mengetahui hasil
Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu sifat
yang ada pada setiap manusia. Dalam hal ini siswa berhak mengetahui hasil
h. Hukuman
melakukan kesalahan adalah hal yang harus dilakukan untuk menarik dan
atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada
2. Faktor sosial, seperti; keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara
102)
Dalam pendapat lain, faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar yakni:
a. Faktor-faktor intern
b. Faktor ekstern
1. Faktor keluarga meliputi: Cara orang tua mendidik, Relasi antara anggota
2. Faktor sekolah meliputi: Metode mengajar dan kurikulum, Relasi guru dan
gedung dan metode belajar, Standar pelajaran di atas ukuran dan tugas
rumah.
:71)
dapat memahami bahwa adanya faktor tersebut dapat memberikan suatu kejelasan
tentang proses belajar yang dipahami oleh siswa. Dengan demikian seorang guru
Terkait dengan hal yang tersebut di atas, maka Dimyanti dan Mudjiono
lain:
2. Kemampuan siswa
100)
1. Cita-cita / aspirasi
Cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-
menimbulkan motivasi yang besar untuk meraih cita-cita atau kegiatan yang
diinginkan.
2. Kemampuan siswa
memahami sehingga dorongan yang ada pada diri individu akan makin
tinggi.
Kondisis siwa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil dan
sehat maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat.
pengalaman.
Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yangt mempunyai
Dalam suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan tidak terlepas adanya
fungsi dan kegunaan. Motivasi dalam belajar yang merupakan suatu dorongan
dicapai
2002 : 70).
Disamping itu ada juga fungsi lain dari motivasi yaitu “motivasi adalah
bahwa fungsi motivasi itu memberikan suatu nilai atau itensitas tersendiri dari
belajar yang berasal dari informasi yang telah diperoleh pada tahap proses belajar
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang
belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
kesehatan badan dan panca indra) dan faktor psikologis (intelegensi, sikap, dan
motivasi). Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar yang dapat
untuk mengukur prestasi belajar, yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi proses
metakognitif.
a) Pengetahuan Faktual
masalah dalam disiplin ilmu tersebut. Terdapat dua jenis pengetahuan faktual,
b) Pengetahuan Konseptual
c) Pengetahuan Prosedural
d) Pengetahuan Metakognitif
umum, kesadaran, dan pengetahuan tentang kondisi diri sendiri. Terdapat tiga
1) Mengingat
2) Memahami
dua objek, dan g) menjelaskan adalah membuat model sebab akibat dalam
sebuah sistem.
3) Mengaplikasikan
mengeksekusi adalah menerapkan suatu prosedur pada tugas yang familiar dan
tidak familiar.
4) Menganalisis
dari yang tidak relevan, bagian yang penting dari yang tidak penting, b)
5) Mengevaluasi
6) Menciptakan
baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang original atau asli.
42
Proses ini ini menyangkut tiga kategori, yaitu a) merumuskan adalah membuat
belajar IPA siswa sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Untuk dapat
kelas, diri siswa itu sendiri dan lingkungan sekitar siswa juga akan mempengaruhi
tingkat prestasi belajar IPA siswa. Diri siswa dan lingkungan sekitar siswa yang
tidak mendukung, maka akan menyebabkan rendahnya prestasi belajar IPA siswa.
Untuk mengukur prestasi belajar IPA dalam penelitian ini dibatasi pada
menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan membuat (C6). Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan jenjang kemampuan kognitif dari C2 sampai C6. Hal ini
Penelitian ini bertitik tolak pada beberapa penelitian yang relevan dan
hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajarkan dengan pendekatan
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pelajaran Fisika dengan nilai t hitung>
t table yaitu 4,8 > 2,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tipe Jigsaw
merupakan tipe yang paling baik digunakan pada materi Tata Surya.
bahwa penguasaan materi pokok Sistem Pencernaan Pada Manusia oleh siswa
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw (N-gain = 65,60) lebih tinggi
hasil belajar IPA siswa yang belajar dengan model kooperatif tipe Jigsaw lebih
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X BKJ 2 SMK Negeri 5 Jember. Hal ini
terlihat dari peningkatan nilai rata-rata sebesar 1,03 dan peningkatan persentase
dari jumlah siswa yang telah mencapai nilai >75 sebesar 9,38%.
44
kompetensi pengetahuan IPA yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
belajar dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini terjadi karena model
nantinya akan berdampak pada prestasi belajar IPA. Hal ini mengartikan bahwa
of research that has been implemented and described in the previous chapter,
Cooperative learning of jigsaw type affects the learning result. The result is
evidenced using statistical analysis using independent sample t-test that is 0.00 is
smaller than 0.05. (2) Jigsaw type cooperative learning outcomes can improve
than the control class, i.e. the average in the experimental class is 73.94 and in
Penelitian yang dilakukan oleh Meri dan Gumel tahun 2015 tentang
Jigsaw bisa dijadikan model alternative untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
kooperatif tipe jigsaw yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar dan
prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan tahun ajaran 2019/2020.
Kerangka berfikir ini didasarkan pada kajian teori dan hasil peneletian yang
relevan.
Motivasi belajar adalah suatu daya penggerak di dalam diri siswa yang
memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku untuk mencapai suatu
tujuan yang hendak dicapai. Proses pembelajaran siswa di kelas VIII SMP Negeri
2 Sawan masih kurang menggambarkan adanya motivasi belajar yang tinggi. Hal
tersebut dilihat dari banyaknya siswa yang merasa bosan dengan pelajaran yang
disampaikan oleh guru, terlihat beberapa siswa berbicara dengan teman yang lain
dan tidak memperhatikan ketika guru mengajar. Siswa memiliki motivasi yang
tinggi dapat dilihat dar indikator motivasi belajar yaitu apabila siswa tekun
menghadapi tugas yang diberikan guru, ulet dalam menghadapi setiap kesulitan,
46
bekerja secara mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat
senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal yang diberikan oleh guru
pada saat pembelajaran. Motivasi belajar siswa yang rendah dapat membuat
pencapaian tujuan dan prestasi belajar siswa yang diharapakan kurang optimal.
Prestasi belajar yang diraih siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan juga
belum maksimal. Hal tersebu dilihat dari nilai rata-rata kelas yang sebagian besar
pembelajaran yang digunakan oleh guru belum sepenuhnya berpusat pada siswa.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya kegiatan siswa di luar kegiatan pembelajaran,
seperti berbicara di luar topik materi pembelajaran dengan teman sebangku dan
tidur-tiduran, agar kegiatan belajar dapat terfokus pada tujuan pembelajaran dan
yang tepat, sehingga akan membantu siswa dalam permasalahan materi yang
diajarkan.
kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari
empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ini siswa dibagi menjadi kelompok asal dan
kelompok ahli. Tiap anggota dalam kelompok asal mendapatkan sub materi
47
pelajaran yang berbeda-beda. Siswa yang mendapat sub materi sama berkumpul
dalam kelompok ahli dan berdiskusi tentang materi tersebut secara bersama-sama.
kelompok asal dan bergantian mengajar kan teman satu kelompok mereka tentang
keberhasilan secara kelompok. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur
tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya
saling membantu. Misalnya, yang pintar perlu membantu yang kurang pintar.
dalam proses pembelajaran hanya sebagai pengarah kegiatan belajar dan juga
sebagai fasilitator yang selalu siap membantu ketika siswa mendapat kesulitan
tentang materi pelajaran. Model pembelajaran ini membuat siswa dapat saling
berinteraksi antar teman, karena sering ditemukan kasus siswa merasa kesulitan
jigsaw ini, motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa dapat meningkat,
karena dalam pembelajaran ini siswa dapat belajar secara berkelompok yang
1. Dapat menunjukkan,
1. Tekun membandingkan,
Menghadapi Fase 1. Menyampaikan
dan
tugas tujuan dan motivasi
menguhubungkan
siswa
pengamatan
2. Ulet 2.4
menghadapi Fase 2. Menyajikan
kesulitan Informasi
2. Dapat menyebutkan
dan menunjukkan
Fase 3.
3. Menunjukkan kembali Ingatan
2.5 Mengorganisaskan
minat terhadap siswa ke dalam
berbagai kelompok kooperatif
masalah 3. Dapat Menjelaskan
dan mendefinisikan
dengan lisan sendiri
2.6 Fase 4. Memberikan
4. Dapat instruksi bagaimana
mempertahankan diskusi kelompok
pendapatnya berjalan 4. Dapat menguraikan,
mengklasifikasikan,
dan menghubungkan
5. Senang2.7
mencari materi menjadi
Fase 5. Membimbing kesatuan yang baru
dan
kelompok bekerja dan
memecahkan
belajar
masalah
2.4 Hipotesis
pembelajaran langsung.
3. Terdapat perbedaan motivasi belajar dan prestasi belajar IPA secara bersama-
METODE PENELITIAN
dilaksanakan pada tanggal 15 April s/d 31 Mei 2020, semester genap tahun ajaran
2019/2020.
mengontrol semua variabel dan kondisi eksperimen secara ketat. Penelitian ini
Sawan. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Model
prestasi belajar IPA siswa SMP kelas VIII. Rancangan penelitian yang digunakan
50
51
O1 X1 O2
------------------------------------
O3 X2 O4
Gambar 3.1
Design. (Sugiyono,2015)
Keterangan :
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi kelas VIII SMP
Negeri 2 Sawan tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 8 kelas. Pembagian ini
Sampel pada penelitian ini adalah kelas VIII E dan kelas VIII G. Berikut
Tabel 3.1
Sebaran Populasi Per Kelas
Untuk keperluan ini, dari populasi tersebut diambil dua kelas sebagai sampel
Sampel ini diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam
populasi, tiap elemen populasi memiliki peluang sama dan diketahui untuk dipilih
sebagai subjek. Dalam teknik ini semua individu dalam populasi baik secara
menjadi anggota sampel. Adapun cara yang digunakan dalam Simple Random
Data dalam penelitian ini berbentuk kuantitatif yang terdiri dari data
motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Data motivasi belajar diperoleh dengan
metode angket dan prestasi belajar siswa diperoleh dengan metode tes. Kuesioner
belajar berupa pernyataan positif dan negatif. Jumlah tes pilihan ganda untuk
prestasi belajar IPA berjumlah 20 butir soal yang sudah melalui uji coba dan 40
butir pernyataan pada kuesioner motivasi belajar yang sudah melalui uji coba.
Angket motivasi belajar yang digunakan berupa kuesioner dan tes prestasi belajar
IPA yang digunakan berupa soal pilihan ganda. Tes prestasi belajar IPA disusun
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas, variabel
terikat. Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran. Pada
langsung pada kelompok kontrol. Variabel terikat pada penelitian ini adalah
Motivasi Belajar adalah suatu daya penggerak di dalam diri siswa yang
memberi semangat belajar, arah dan kegigihan perilaku untuk mencapai suatu
tujuan yang hendak dicapai dalam hal ini Kompetensi Dasar Persediaan. Motivasi
Indikator yang digunakan dalam angket meliputi tekun menghadapi tugas, ulet
lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, dapat
senang mencari dan memecahkan masalah. Jumlah skor yang diperoleh masing-
oleh siswa setelah melakukan proses belajar selama jangka waktu tertentu yang
dijadikan tolok ukur untuk mengukur seberapa besar kemampuan siswa pada
dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan ranah kognitif yang diambil dari
pembelajaran kooperatif, dengan siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri
dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang
positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus
dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Di dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ini siswa dibagi menjadi
kelompok asal dan kelompok ahli. Tiap anggota dalam kelompok asal
materi sama berkumpul dalam kelompok ahli dan berdiskusi tentang materi
kemudian siswa kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu
kelompok mereka tentang sub materi yang mereka bahas di dalam kelompok ahli.
Motivasi
Langsung Belajar Siswa
Gambar 3.2
kooperatif tipe jigsaw dan kelas yang dibelajarkan model pembelajaran langsung
terhadap motivasi belajar siswa dengan kemampuan prestasi belajar siswa. Dalam
perhitungan uji ancova terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi dan
belajar siswa yang diperoleh, kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw lebih tinggi nilainya dibandingkan kelas yang dibelajarkan
Pada penelitian ini, adapun data motivasi belajar yang digunakan adalah
soal pilihan ganda. Pembuatan kuesioner motivasi belajar dan soal pilihan ganda
belajar dan soal pilihan ganda. Kisi-kisi instrumen untuk pembuatan soal pilihan
ganda berisikan materi yang akan diajarkan dalam penelitian ini, yaitu “Sistem
belajar siswa menggunakan beberapa aspek motivasi belajar dan indikator yang
tentang kisi-kisi instrumen soal pilihan ganda dan kuesioner motivasi belajar
yang diuji coba dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Tabel 3.3.
56
Tabel 3.2
5. Mengidentifikasi 1
kelainan dan penyakit 13
yang terjadi pada
sistem ekskresi
6. Menjelaskan
hubungan struktur dan 1
14
fungsi pada organ
kulit
7. Menjelaskan
hubungan struktur dan 15 16 17 3
fungsi pada organ hati
8. Menjelaskan
hubungan struktur dan 1
18
fungsi pada organ
paru-paru
9. Menyebutkan
berbagai pola hidup 1
untuk menjaga
kesehatan sistem 19
ekskresi
57
Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar yang di Uji Coba
Jumlah
Nomor Soal
Soal
No Variabel Indikator
Pernyataan Pernyataan
(+) (-)
1 Motivasi Tekun dalam
1,2,4 3,5 5
Belajar menghadapi tugas
Ulet dalam menghadapi
6,8,10 7,9 5
kesulitan
Menunjukkan minat 11,13,15 12,14 5
Senang bekerja mandiri 16,17,18,19 20 5
Cepat bosan pada
21,23,24 22,25 5
tugas-tugas rutin
58
Jumlah
Nomor Soal
Soal
No Variabel Indikator
Pernyataan Pernyataan
(+) (-)
Dapat mempertahankan
26,27,29 28,30 5
pendapatnya
Tidak mudah melepas
hal yang diyakini 31,34,35 32,33 5
tersebut
Senang mencari dan
memecahkan masalah 36,37,38 40 5
soal-soal
Jumlah 40
1) Validitas Isi
instrumen dan materi pelajaran yang diajarkan. Pengujian validitas isi dilakukan
dengan menggunakan pendapat dari ahli. Para ahli yang dimaksud adalah dua
dosen pembimbing.
Instrumen dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar yang berupa soal
Untuk pengujian internal butir tes pada instrumen ini menggunakan rumus
M p Mt p
pbi
St q
(Candiasa, 2010).
Keterangan:
γpbi = koefisien korelasi point biserial
Mp = rerata skor total dari objek yang menjawab benar
59
(γpbi) dari semua butir dibandingkan dengan harga r tabel untuk mengetahui validitas
masing-masing butir. Jika γpbi > rtabel maka butir bersangkutan valid. Begitu juga
jika γpbi ≤ rtabel maka butir bersangkutan dinyatakan tidak valid (Candiasa, 2010).
Untuk pengujian indeks daya beda dapat dihitung menggunakan formula berikut,
D= = = PA – PB
(Candiasa, 2010).
Keterangan:
D : daya beda tes
JA : banyaknya peserta kelompok atas
JB : banyaknya peserta kelompok bawah
BA : banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
BB : banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
PA : proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria yang dapat dijadikan acuan daya beda tes disajikan pada Tabel
3.4. Daya beda test diterima jika indeks daya beda lebih dari atau sama dengan
Tabel 3.4
Kriteria Indeks Daya Beda
B
P
JS
(Candiasa, 2010).
Keterangan:
P = indeks kesukaran butir soal
B = banyak siswa yang menjawab benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.
Kriteria indeks kesukaran butir instrumen ini dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Kesukaran butir instrument diterima jika kurang dari atau sama dengan 0,60
(Candiasa, 2010).
Tabel 3.5
Kriteria Indeks Kesukaran Butir
n S t pq
2
r11
n 1
2
St
(Candiasa, 2010).
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
n = jumlah butir tes
St = standar deviasi skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar untuk tiap-tiap butir
q = Proporsi siswa yang menjawab salah untuk tiap-tiap butir
61
reliabilitas tes disajikan pada Tabel 3.6. Derajat reliabilitas tes minimal 0,60 untuk
bisa diterima.
Tabel 3.6
Kriteria Reliabilitas Tes
1) Uji Validitas
N XY X Y
rXY
N X 2
X N Y 2 Y
2 2
(Candiasa, 2010).
Keterangan:
rXY = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = jumlah responden
X = jumlah skor butir soal
Y = jumlah skor total soal
X2 = jumlah skor kuadrat butir soal
Y2 = jumlah skor total kuadrat butir soal
Buitir soal dinyatakan valid jika rhitung lebih besar dari rtabel dengan taraf
signifikansi 5%.
62
2) Uji Reliabilitas
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
r11=[ ] [1 - ]
(Candiasa, 2010).
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan
∑ab2 : jumlah varians butir
2
t : varians total
Untuk menginterpretasikan keterandalan instrumen, digunakan pedoman
Tabel 3.7
Interpretasi Nilai r
Hasil validasi perangkat pembelajaran (RPP dan LKPD) dan instrumen tes
prestasi belajar IPA dan motivasi belajar dilakukan melalui bimbingan dengan dua
kedalaman isi, sistematika penulisan, dan tata bahasa selanjutnya direvisi dan
prestasi belajar IPA dan motivasi belajar sudah valid secara isi.
63
Instrumen tes prestasi belajar IPA yang diujicobakan terdiri dari 25 butir
soal dalam bentuk pilihan ganda dan 40 butir pernyataan dalam bentuk kuesioner.
Print out kisi-kisi instrumen tes prestasi belajar IPA dan kuesioner motivasi
belajar yang diujicobakan tersaji pada Lampiran 4. Print out tes prestasi belajar
IPA serta kunci jawabannya dan kuesioner motivasi belajar yang diujicobakan
tersaji pada Lampiran 5. Uji coba instrumen tes prestasi belajar IPA dan motivasi
belajar dilaksanakan di SMP Negeri 2 Sawan pada kelas VIII A dan VIII B. Uji
responden. Hasil uji coba instrumen penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 6.
Analisis konsistensi internal butir, IKB, IDB dan reliabilitas tes prestasi belajar
IPA serta Validitas butir dan reliabilitas kuesioner motivasi belajar dilakukan
dengan bantuan Microsoft office Excel 2010 for Windows. Print out analisis
konsistensi internal butir, analisis indeks kesukaran butir (IKB), analisis daya
beda (IDB), dan reliabilitas tes prestasi belajar IPA, serta analisis validitas butir
Lampiran 6. Analisis rangkuman hasil uji coba instrumen tes prestasi belajar IPA
dan motivasi belajar disajikan pada Tabel 3.8 dan Tabel 3.11.
Tabel 3.8
Rekapitulasi Hasil Analisis Instrumen Tes Prestasi Belajar IPA yang di
Ujicobakan
Berdasarkan hasil uji coba instrumen tes prestasi belajar IPA, dari 25 butir
soal yang di ujicobakan, 18 butir soal diterima, 7 butir soal direvisi, dan 0 butir
soal ditolak. Hasil uji reliabilitas juga menunjukan bahwa tes prestasi belajar IPA
yang diujikan memiliki tingkat reliabilitas yang Sedang, yaitu 0,40 (tes sudah
waktu yang digunakan, yaitu 2 jam pelajaran (2 x 40 menit), maka dipilih 20 butir
soal yang digunakan sebagai instrumen tes prestasi belajar IPA. Berkurangnya
instrumen tes prestasi belajar IPA. Penjabaran kisi-kisi instrumen tes prestasi
Tabel 3.9
Kisi-kisi Instrumen Tes Prestasi Belajar IPA Pasca Uji Coba
Tabel 3.10
Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Motivasi Siswa
28 0,36 Valid
29 0,64 Valid
30 0,75 Valid
31 0,71 Valid
32 0,72 Valid
33 0,46 Valid
34 0,69 Valid
35 0,66 Valid
36 0,70 Valid
37 0,40 Valid
38 0,60 Valid
39 0,53 Valid
40 0,48 Valid
butir pernyataan yang valid dan 0 butir pernyataan invalid. Untuk hasil uji
jumlah butir pernyataan yang digunakan untuk penelitian adalah butir yang valid,
Tabel 3.11
Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar Uji Coba
Jumlah
Nomor Soal
Soal
No Variabel Indikator
Pernyataan Pernyataan
(+) (-)
1 Motivasi Tekun dalam menghadapi
1,2,4 3,5 5
Belajar tugas
Ulet dalam menghadapi
6,8,10 7,9 5
kesulitan
Menunjukkan minat 11,13,15 12,14 5
Senang bekerja mandiri 16,17,18,19 20 5
Cepat bosan pada tugas- 21,23,24 22,25 5
68
Jumlah
Nomor Soal
Soal
No Variabel Indikator
Pernyataan Pernyataan
(+) (-)
tugas rutin
Dapat mempertahankan
26,27,29 28,30 5
pendapatnya
Tidak mudah melepas hal
31,34,35 32,33 5
yang diyakini tersebut
Senang mencari dan
memecahkan masalah 36,37,38 40 5
soal-soal
Jumlah 40
Penelitian ini menggunakan dua metode analisis data yaitu analisis data
dengan statistik deskriptif dan analisis data dengan statistik inferensial. Analisis
menggunakan uji MANOVA untuk menganalis prestasi belajar IPA dan motivasi
belajar siswa.
dari prestasi belajar IPA dan motivasi belajar dalam bentuk distribusi frekuensi,
Tes prestasi belajar IPA tipe pilihan ganda menggunakan rubrik penskoran
masing-masing butir tes adalah nol untuk yang menjawab salah dan satu untuk
69
yang menjawab benar. Nilai maksimal yang dapat diperoleh siswa dari 20 butir tes
prestasi belajar IPA adalah 100 dan skor minimumnya 0. Deskripsi hasil tes
prestasi belajar IPA mengacu penilaian acuan patokan (PAP) seperti pada Tabel
3.12.
Tabel 3.12
Klasifikasi PAP untuk Prestasi Belajar IPA
kuesioner dalam skala Likert. Nilai maksimal yang dapat diperoleh siswa dari 40
butir pernyataan baik itu positif dan negatif adalah 175 dan skor minimumnya 40.
Skor yang diperoleh terus dikonversikan ke sekala 100. Pemberian skor skala
Tabel 3.13
Pemberian Skor Skala Likert Angket Motivasi Belajar
denagn kualifikasi pedoman konversi nilai absolut skala lima seperti pada Tabel
3.14.
Tabel 3.14
Kualifikasi Pedoman Konversi Nilai Absolut Skala Lima Motivasi Belajar
Keterangan:
Mi (rata-rata ideal) = ½ (skor maksimal ideal+ skor minimum ideal)
SDi (simpangan baku ideal) = 1/6 (skor maksimal ideal - skor minimum ideal)
maksimum ideal setelah dikonversi adalah 100 dan skor minimum idealnya adalah
20.
MI
1
100 20 60
2
SDi 100 20 13
1
6
Sehingga kriteria penggolongan skor motivasi belajar siswa pada Tabel
3.15.
Tabel 3.15
Kriteria Penggolongan Skor Motivasi Belajar
dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 22.0 for Windows dengan
taraf 5%. Terlebih dahulu semua data yang didapat dari hasil penelitian akan di uji
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data hasil belajar IPA kelompok kontrol dan kelompok
populasi yang berdistribusi normal sehingga uji hipotesis dapat dilakukan. Teknik
yang digunakan yaitu teknik Shapiro Wilks Test dengan bantuan SPSS 22.0 for
Windows dengan taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujian dengan uji Shapiro
Wilks yaitu nilai probilitas (p) lebih besar dari 0,05 supaya data dapat dikatakan
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varian antar kelompok untuk melihat ada atau tidaknya
varian nilai yang berbeda di setiap kelompok. Uji ini dibantu dengan SPSS 22.0
matriks kovarian dibantu dengan SPSS 22.0 for Windows dengan kriteria nilai
terdapat hubungan yang cukup tinggi atau tidak antar variabel prestasi belajar dan
motivasi belajar IPA. Jika tidak terdapat hubungan, berarti tidak ada aspek yang
sama diukur pada variabel tersebut, dengan demikian analisis dapat dilanjutkan.
Pengujian ini dibantu dengan SPSS 22.0 for Windows dengan menggunkan uji
(varians inflation factor) dan TOL (tolerance value). Tidak adanya korelasi jika
TOL lebih besar dari 0,10 dan VIF lebih kecil dari 10.
5. Uji Hipotesis
wilks Lambda, Hotelling’s Trace, Roy’s Largest Root, sedangkan hipotesis 2 dan
a) Hipotesis 1
H0 : μ1 = μ2 : Tidak ada perbedaan prestasi belajar dan motivasi belajar IPA secara
Kooperatif Tipe Jigsaw dan siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Langsung.
Kooperatif Tipe Jigsaw dan siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran
Langsung.
Kriteria keputusan untuk menolak H0 adalah dengan melihat harga Pillai’s Trace,
wilks Lambda, Hotelling’s Trace, Roy’s Largest Root kurang dari 0,05.
b) Hipotesis 2
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan siswa yang dibelajarkan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan siswa yang dibelajarkan dengan
Kriteria keputusan untuk menolak H0 adalah dengan melihat pada tabel Tests of
Between-Subjects Effects. H0 ditolak jika angka signifikansi lebih kecil dari 0,05.
c) Hipotesis 3
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan siswa yang dibelajarkan
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan siswa yang dibelajarkan
Kriteria keputusan untuk menolak H0 adalah dengan melihat pada tabel Tests of
Between-Subjects Effects. H0 ditolak jika angka signifikansi lebih kecil dari 0,05
6. Uji LSD (Least Significance Different)
BNt ( Beda Nyata Terkecil) atau yang lebih dikenal sebagai uji LSD
Ronald Fisher. Metode ini menjadikan nilai BNt atau LSD sebagai acuan
74
75
BAB IV
deviasi (SD), nilai minimum, dan maksimum dari data prestasi belajar IPA dan
motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel
4.1
Tabel 4.1
Deskripsi Umum Nilai Prestasi Belajar IPA dan Motivasi Belajar Siswa
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa prestasi belajar IPA siswa kelas
eksperimen mempunyai skor rata-rata sebesar 76,71 dalam kategori sedang, dan
untuk kelas kontrol memiliki skor rata-rata sebesar 61,93 dalam kategori rendah.
kelas kontrol. Dilihat dari standar deviasi, kelas eksperimen memiliki standar
deviasi lebih kecil dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukan bahwa
76
adanya perbedaan daya serap materi. Semakin kecil standar deviasi, semakin
mempunyai skor rata-rata sebesar 74,06 dengan kategori tinggi dan untuk kelas
kontrol memiliki skor rata-rata sebesar 70,83 dengan kategori tinggi. Berdasarkan
hal tersebut, motivasi belajar siswa di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan
dengan kelas kontrol. Secara grafik perbandingan nilai rata-rara prestasi belajar
IPA dan motivasi belajar pada masing-masing kelas peneletian dapat dilihat pada
Gambar 4.1.
90
80
70
60
50
Prestasi
40 Motivasi Belajar
30
20
10
0
Eksperimen Kontrol
Gambar 4.1
Grafik Nilai Rata-rata Prestasi Belajar IPA dan Motivasi Belajar Siswa
4.1.1 Deskripsi Nilai Prestasi Belajar IPA dan Motivasi Belajar Berdasarkan
Indikator/Aspek
bloom revisi dari ranah C1 sampai C6. Motivasi Belajar siswa diukur dengan
77
Berikut dapat dilihat nilai rata-rata per indikator/aspek pada Tabel 4.2 dan 4.3.
Tabel 4.2
Nilai Rata-rata Prestasi Belajar IPA per-Indikator
Tabel 4.3
Nilai Rata-rata Motivasi Belajar per-Aspek
Motivasi Belajar
Kelas
Aspek
Eksperimen Kualifikasi Kontrol Kualifikasi
Tekun dalam
menghadapi 80,5 Sangat Baik 68,5 Baik
tugas
Ulet dalam
meghadapi 79,6 Sangat Baik 70,6 Baik
kesulitan
Menunjukkan
81,1 Sangat Baik 72,5 Baik
minat
Senang bekerja
80,5 Sangat Baik 72,3 Baik
mandiri
Cepat bosan pada
80,0 Sangat Baik 70,3 Baik
tugas-tugas rutin
Dapat
mempertahankan 78,4 Sangat Baik 69,7 Baik
pendapatnya
Tidak mudah
melepas hal yang 80,7 Sangat Baik 70,9 Baik
diyakini itu
Senang mencari
dan memecahkan 78,3 Sangat Baik 72,6 Baik
masalah soal-soal
78
Berdasarkan Tabel 4.3, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata per indikator
untuk prestasi belajar IPA kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas
kontrol. Hal sama juga ditunjukan pada nilai rata-rata motivasi belajar siswa.
kategori PAP, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
Sebaran data skor motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol dapat
Tabel 4.4
Distribusi Nilai Prestasi Belajar IPA
Data nilai prestasi belajar IPA kelas eksperimen pada Tabel 4.4
kategori konversi nilai absolut skala lima, yaitu sangat rendah, rendah, cukup,
tinggi, dan sangat tinggi. Sebaran data skor motivasi belajar siswa kelas
Tabel 4.5
Distribusi Nilai Motivasi Belajar
Eksperimen Kontrol
Rentangan Nilai Kategori
N % N %
79,5 ≤ X 4 20 2 10 Sangat Tinggi
66,5 ≤ X < 79,5 12 60 14 70 Tinggi
53,5 ≤ X < 66,5 4 20 4 20 Cukup
40,5 ≤ X < 53,5 0 0 0 0 Rendah
X < 40,5 0 0 0 0 Sangat Rendah
Jumlah 20 100 20 100
Data nilai motivasi belajar kelas eksperimen pada Tabel 4.5 menunjukkan
bahawa, sebagian besar siswa mendapatkan skor dalam kategori tinggi. Adapun
data nilai motivasi belajar pada kelas kontrol menunjukan bahwa, sebagain besar
siswa mendapat sekor dengan tinggi. Dapat disimpulkan bahwa, motivasi belajar
yang digunakan dalam mengambil keputusan adalah uji analisis multivariate yaitu
MANOVA. Pengujian prasyarat dalam penelitian ini ada empat, yaitu uji
1. Uji Normalitas
dengan bantuan SPSS 22.0 for Windows. Hasil uji normalitas data penelitian ini
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Shapiro Wilks Test dengan SPSS
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
KELAS
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
EKSPERIMEN 0,197 32 0,003 0,942 32 0,086
PRESTASI
KONTROL 0,142 32 0,101 0,945 32 0,105
MOTIVASI EKSPERIMEN 0,151 20 0,200 0,922 20 0,108
BELAJAR KONTROL 0,152 20 0,200 0,906 20 0,052
Data hasil uji Shapiro Wilks di atas menunjukkan bahwa harga signifikansi
nilai prestasi belaja IPA dan motivasi belajar pada kelas eksperimen dan kontrol
lebih besar dari 0,05. Berarti dapat diputuskan bahwa data prestasi belajar IPA
dan motivasi belajar pada kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal.
Uji Homogenitas dilakukan pada skor tes prestasi belajar IPA dan skor
motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. Uji homogenitas
yang sama jika angka signifikansi yang dihasilkan lebih besar dari 0,05.
Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Hasil Uji Homogenitas Varians dengan SPSS
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, nilai Levene Statistic prestasi belajar IPA
dan motivasi belajar siswa memiliki angka signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal
belajar IPA dan skor motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol.
homogenitas matriks covarians dari prestasi belajar IPA dan motivasi belajar
dapat dikatakan homogen, jika hasil uji Box’s M nilai signifikansinya lebih beasar
dari 0,05. Ringkasan hasil uji Box’s M dengan bantuan SPSS disajikan pada Tabel
4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Box’s M dengan SPSS
Box's M 3,713
F 1,194
df1 3
df2 693137,195
Sig. 0,310
dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa matriks covarian prestasi belajar IPA dan
4. Uji Multikolinieritas
Pengujian korelasi antar variabel terikat ini dibantu dengan SPSS 22.0 for
dilihat dari nilai VIF (varians inflation factor) dan TOL (tolerance value). Tidak
82
adanya korelasi jika TOL lebih besar dari 0,10 dan VIF lebih kecil dari 10.
Kriteria pngambilan keputusan juga dapat dilihat dari nila signifikansinya, tidak
adanya korelasi jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05. Berikut ini hasil uji
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinieritas dengan SPSS
MOTIVASI
-0,006 0,003 -0,261 -2,008 0,052 0,876 1,142
BELAJAR
nilai TOL lebih besar dari 0,10 yaitu 0,876 dan nilai VIF kurang dari 10 yaitu
1,142 serta nilai signifikansinya kurang dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa tidak
adanya hubungan atau korelasi antara prestasi belajar IPA dengan Motivasi
1. Uji Hipotesis 1
SPSS 22.0 for Windows. Pengambilan keputusan melihat nilai signifikansi dari
83
nilai Pillai’s Trace, wilks Lambda, Hotelling’s Trace, Roy’s Largest Root.
Ringkasan hasil uji MANOVA untuk hipotesis 1 disajikan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10
Hasil Uji MANOVA untuk Hipotesis 1
Hypothesis Error
Effect Value F Sig.
df df
Pillai's Trace 0,992 3529,331b 2,000 60,000 0.000
Wilks' Lambda 0,008 3529,331b 2,000 60,000 0,000
Intercept
Hotelling's Trace 117,644 3529,331b 2,000 60,000 0,000
Roy's Largest Root 117,644 3529,331b 2,000 60,000 0,000
Pillai's Trace 0,525 33,114b 2,000 60,000 0,000
Wilks' Lambda 0,475 33,114b 2,000 60,000 0,000
KELAS
Hotelling's Trace 1,104 33,114b 2,000 60,000 0,000
Roy's Largest Root 1,104 33,114b 2,000 60,000 0,000
Berdasarkan Tabel 4.10, dapat dilihat pada kolom kelas, nilai signifikansi
dari Pillai’s Trace, wilks Lambda, Hotelling’s Trace, Roy’s Largest Root kurang
dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yaitu Ada
perbedaan prestasi belajar IPA dan motivasi belajar secara bersama-sama antara
2. Uji Hipotesis 2
SPSS 22.0 for Windows. Pengambilan keputusan melihat nilai signifikansi dari
Tabel 4.11
Hasil Uji Manova untuk Hipotesis 2
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat pada kolom kelas dengan nilai
signifikansi dari prestasi belajar IPA yaitu 0,000 sehingga dapat dinyatakan bahwa
nilai signifikansi prestasi belajar IPA kurang dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa
belajar IPA antara siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
3. Uji Hipotesis 3
SPSS 22.0 for Windows. Pengambilan keputusan melihat nilai signifikansi dari
Tabel 4.12
Hasil Uji Manova untuk Hipotesis 3
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat pada kolom kelas dengan nilai
signifikansi dari motivasi belajar yaitu 0,000 sehingga dapat dinyatakan bahwa
nilai signifikansi motivasi belajar kurang dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa
hipotesis 3 H0-ny ditolak dan H1 diterima, yaitu ada perbedaan motivasi belajar
antara siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan
Analisis Post Hock dengan uji LSD (Least Significance Different). Pengujian
Tabel 4.13
Hasil Uji LSD (Least Significance Different)
Multiple Comparisons
LSD
Depen 95% Confidence Interval
dent Mean
Variabl (I) (J) Difference Std. Lower Upper
e HasilNilai HasilNilai (I-J) Error Sig. Bound Bound
*
Konven Pretes Posttest -12.54032 3.01191 .000 -18.5159 -6.5648
sional *
Angket -14.86532 2.85987 .000 -20.5392 -9.1914
*
Posttest Pretes 12.54032 3.01191 .000 6.5648 18.5159
Angket -2.32500 2.83458 .414 -7.9487 3.2987
*
Angket Pretes 14.86532 2.85987 .000 9.1914 20.5392
Posttest 2.32500 2.83458 .414 -3.2987 7.9487
*
Jigsaw Pretes Posttest -14.78327 2.90214 .000 -20.5410 -9.0255
*
Angket 5.83548 2.75564 .037 .3684 11.3026
*
Posttest Pretes 14.78327 2.90214 .000 9.0255 20.5410
*
Angket 20.61875 2.73127 .000 15.2000 26.0375
*
Angket Pretes -5.83548 2.75564 .037 -11.3026 -.3684
*
Posttest -20.61875 2.73127 .000 -26.0375 -15.2000
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
86
pada kelas eksperimen dan kontrol, siswa diberikan kuesioner untuk mengetahui
motivasi belajar siswa dan tes pilihan ganda untuk mengetahui prestasi belajar
IPA bahwa adanya perbedaan hasil pada kelas eksperimen dan kontrol.
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, motivasi belajar dan prestasi belajar
IPA siswa di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol.
belajar dan prestasi belajar IPA antara siswa yang belajar dengan model
motivasi belajar dan prestasi belajar IPA siswa terletak pada proses pembelajaran.
pengetahuan baru dan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (Sadia, 2014).
kooperatif tipe Jigsaw didasarkan pada pengembangan interaksi siswa dalam dua
kelompok, yaitu kelompok asal dan kelompok ahli sehingga mampu memfasilitasi
87
jawab individu pada suatu topik di kelompok ahli agar nantinya dapat mentransfer
pada tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang bersifat
heterogen (kelompok asal). Setiap kelompok terdiri dari lima siswa. Selanjutnya
guru membagikan LKPD, yaitu LKPD untuk “Diskusi kelompok ahli”. LKPD 1
berisikan pembagian sub materi yang akan digunakan sebagai bahan diskusi di
setiap kelompok ahli. Siswa akan didampingi oleh guru dalam membagi sub
materi yang terdapat pada LKPD 1. 2) Diskusi kelompok ahli, pada tahap ini
siswa yang mendapatkan pembagian sub materi yang sama akan membentuk
kelompok ahli memberikan kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dan saling
membantu dalam memahami sub materi tersebut. Belajar dengan teman sebaya
memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran. Tahap ini membuat siswa
terbiasa untuk menafsirkan sub materi yang menjadi tanggung jawab mereka,
Tahap selanjutnya yaitu, 3) Diskusi kelompok asal, pada tahap ini siswa
kembali ke kelompok asal untuk secara bergilir menjelaskan sub materi yang
siswa akan menjelaskan secara bergilir sub materi yang menjadi tanggung
baik, minimal memahami sub materi yang mereka diskusikan pada kelompok ahli,
siswa pada kelompok asal membuat laporan hasil diskusi pada LKPD 1 untuk
evaluasi, pada tahap ini guru dan siswa membahas hasil diskusi LKPD 1. Hal ini
mengajarkan siswa secara ilmiah untuk memiliki rasa tanggung jawab yang
yang bermakna. Hal ini sesuai dengan pendapat Trisianawati et al. (2016) yang
ahli. Dalam tahapan ini membantu siswa dalam memahami materi pelajaran
ahli. Hal ini sejalan dengan hasil penilaian motivasi belajar dan prestasi belajar
IPA yang dilakukan pada kelas eksperimen menunjukan hasil baik. Ketercapaian
setiap indikator/aspek motivasi belajar dan prestasi belajar IPA juga dalam
pelajaran karena pengetahuan berasal dari hasil konstruksi pemikiran siswa sendiri
(Setyowati et al., 2015). Hal ini sejalan dengan hasil penilaian prestasi belajar IPA
siswa pada kelas eksperimen nilai rata-rata sebesar 76,71 dengan katogori sedang
Jigsaw. Ketercapaian setiap indikator prestasi belajar IPA juga dalam kategori
sangat baik.
pasif dalam pembelajaran yang memerlukan motivasi luar dan dipengaruhi oleh
keterampilan dan pengetahuan dasar yang dapat dijabarkan dengan cara bertahap
centered karena guru lebih senang memberikan ilmu dan biasanya mengharapkan
90
siswa untuk meniru dengan benar ilmu yang diberikan tersebut. Pembelajaran
secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Model pembelajaran langsung
sehingga tidak terjadi proses pembelajaran yang aktif dan bermakna. Kardi dan
pelatihan, pada tahap ini guru memberikan latihan soal terkait dengan materi yang
umpan balik, pada tahap ini guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
yang bersifat heterogen. Satu kelompok terdiri dari empat hingga lima siswa.
LKPD. Guru mengklarifikasi jawaban LKPD siswa dan memberikan umpan balik
pada tahap ini guru menyimpulkan hasil kegaitan pembelajaran. Selanjutnya guru
ditransfer dari guru ke siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Trisianawati et.al
semua siswa terlibat aktif karena pembelajaran hanya berupa interaksi melalui
penuturan lisan dari guru kepada siswa. Akibatnya, siswa menjadi terbiasa
menerima apa yang diberikan oleh guru tanpa mau berusaha dan mengembakan
potensi yang dimiliki. Kondisi ini berdampak pada kurangnya motivasi dan minat
siswa terhadap materi pelajaran yang bermuara pada rendahnya prestasi belajar
IPA dan motivasi belajar siswa. Hal ini sejalan dengan hasil penilaian prestasi
belajar IPA dan motivasi belajar siswa pada kelas kontrol memiliki nilai rata-rata
lebih kecil disbanding kelas eksperimen. Data hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung memiliki nilai
rata-rata lebih rendah pada setiap indikator/aspek prestasi belajar IPA dan
prestasi belajar IPA yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran
secara aktif bekerjasama dengan sesama siswa dalam setiap kelompok. Suasana
92
IPA. Hal ini yang menjadikan indikasi bahwa secara empiris dan teoritis siswa
motivasi belajar dan prestasi belajar IPA yang lebih baik dibandingkan dengan
relevan. Hasil penelitian Dwipayana et al. (2017) menunjukkan bahwa siswa yang
kompetensi pengetahuan IPA yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
oleh Dat (2016) yang menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa serta dapat
Penelitian yang dilakukan oleh Azmin tahun 2016 menunjukan bahwa model
mereka sendiri dengan cara diskusi dan tutor teman sebaya. Sehingga dengan
aspek motivasi belajar siswa yaitu senang mencari dan memecahkan masalah
pencapaian motivasi belajar dan prestasi belajar IPA yang dibelajar dengan model
setiap tahapan pembelajaran dikelas dengan optimal. Siswa masih terbiasa dengan
model pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru di sekolah yang
cenderung bersifat teacher centered. Awalnya siswa masih sulit untuk diajak
belajar secara mandiri dan masih cenderung menunggu penjelasan dari guru
dan motivasi pada siswa dalam diskusi kelompok ahli dan kelompok asal sehingga
dalam LKPD cenderung diam, karena siswa tersebut terbiasa diberikan informasi
oleh guru tanpa berusaha mencari sendiri dan pusat perhatian dalam belajar secara
kelompok ahli memerlukan waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan di RPP,
Kendala ini dapat diatasi dengan membimbing siswa agar terbiasa belajar secara
dan memperbaikinya pada pertemuan berikutnya. Hal ini dapat membantu siswa
Ketiga, bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini dianggap sulit oleh
siswa. Hal ini karena siswa mengerjakan dirumah masing-masing yang tidak ada
menggunakan tes pilihan ganda yang indikatornya hanya pada ranah C1 sampai
C3. Kendala ini dapat diatas dengan menyampaikan kepada bentuk kisi-kisi tes
mengerjakan tes tersebut. Guru juga terus menyampaikan kepada siswa agar
mengubah cara belajar dari belajar menghafal menjadi belajar memahami konsep.
95
Jika siswa sudah terbiasa dalam memahami konsep suatu materi, maka siswa tidak
akan kesulitan dalam mengerjakan tes pilihan ganda dengan ranah yang cukup
sulit.
dilakukan guru membuat diskusi kelompok pada kelas eksperimen dan kontrol
cenderung kurang aktif karena diskusi dilakukan secara online. Hal tersebut
dibandingkan dengan aspek yang lain. Kendala tersebut dapat diatasi dengan
setiap orang, harus menghargai dan menerima setiap pendapat orang lain. Selain
kontrol masih kurang untuk mengukur semua indikator prestasi belajar IPA
terutama indikator yang ranahnya tinggi yaitu C5 dan C6. Mengatasi masalah
disekolah dengan adanya kendala siswa yang diliburkan dalam jangka waktu
hampir 3 bulan oleh pihak sekolah dikarenakan adanya wabah penyakit menular
media daring. Mengatasi masalah tersebut, peneliti menindak lanjuti dengan cara
96
4.4 Implikasi
belajar IPA dan motivasi belajar siswa, hal ini didasarkan pada temuan dalam
penelitian ini yang telah ditunjukan dengan hasil analisis deskriptif dan uji
MANOVA.
Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar IPA. Hal
mencapai hasil belajar yang baik. Lingkungan belajar yang demikian dapat
97
belajar siswa.
terbiasa diberikan informasi oleh guru tanpa berusaha mencari sendiri dan
pada kelompok ahli memerlukan waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan
membimbing siswa agar terbiasa belajar secara mandiri dan terbiasa berusaha
4. Implikasi terkait bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini dianggap
sulit oleh siswa. Guru pada umumnya menggunakan tes pilihan ganda yang
indikatornya hanya pada rabah C1 sampai C3. Hal ini dapat diatasi dengan
98
dan kontrol cenderung kurang aktif dan pembagian kelompok melalui sarana
tatap muka online cenderung susah dilakukan. Kendala tersebut dapat diatasi
orang lain. Selain itu, siswa dituntut harus mengenal lebih dekat teman di
kelasnya.
prestasi belajar IPA terutama indikator yang ranahnya tinggi yaitu C5 dan C6.
latihan mandiri tambahan dengan soal yang mengarah pada ranah C5 sampai
C6.
baik, masih ada kendala dari siswa mengenai koneksi internet yang kurang
stabil serta kondisi belajar siswa yang kurang fokus belajar dari rumah
baju sekolah dan mencacat kembali semua materi yang dibelajarkan secara
online tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Rangkuman
belajar dan prestasi belajar IPA , 2) Harapan untuk meningkatkan motivasi belajar
permasalahan yang relatif komplek tersebut perlu untuk mencari suatu strategi
memecahkan masalah terutama pada pembelajaran IPA. Salah satu yang diduga
pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa dan prstasi belajar IPA. Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan siswa yang dibelajarkan dengan Model
100
101
siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan
perbedaan motivasi belajar dan prestasi belajar IPA secara bersama-sama antara
siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan
tipe Jigsaw dalam upaya memecahkan permasalahan dalam mata pelajaran IPA,
khususnya tentang rendahnya motivasi belajar serta prestasi belajar IPA yang
dimiliki siswa. Serta dapat menjadi masukan tentang cara belajar dengan
anak yang positif terhadap sekolah, 7) Meningkatkan sikap positif terhadap guru,
dasar yang dapat dijabarkan dengan cara bertahap langkah demi langkah .
penambahan pengetahuan.
Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang berasal dari informasi yang
telah diperoleh pada tahap proses belajar sebelumnya. Hasil belajar ini merupakan
ini menggunakan tes pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar IPA dan
kuesioner untuk mengukur motivasi belajar siswa. Sebelum digunakan, tes dan
kuesioner harus di uji coba terlebih dahulu. Pengujian hipotesis menggunakan uji
MANOVA dengan taraf signifikansi kurang dari 0,05. Sebelum dilakukan uji
hipotesis, dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yaitu uji normalitas, uji
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan siswa yang dibelajarkan dengan Model
dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan siswa yang
motivasi belajar dan prestasi belajar secara bersama-sama antara siswa yang
dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan siswa yang
5.2 Simpulan
3. Terdapat perbedaan motivasi belajar dan prestasi belajar IPA secara bersama-
Langsung.
5.3 Saran
kooperatif tipe Jigsaw agar memfasilitasi siswa pada saat diskusi kelompok
ahli.
jalannya diskusi.
DAFTAR RUJUKAN
Andreina, L.W., Suarjana, M., & Suwatra, I.W. 2014. Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas VI SD Negeri 6 Dauhwaru Negara Kabupaten Jembrana. e-jurnal
PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, 2(1).
Arends. R.I. 2013. Belajar untuk Mengajar. Terjemahan Learning to Teach. Edisi
9. Jakarta: Salemba Humanika.
Arini, S.A.K.D., Putra Semara, D.B.K., Suniasih, N.W. 2016. Penerapan Model
Problem Based Learning Dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Dan Kompetensi Pengetahuan Ipa. e-Journal PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha.1(4).Tersedia Pada https://ejournal.undiksha.ac.id/
index.php/JJPGSD/article/view/7080.
Iswadi. H. Sekelumit dari Hasil PISA 2015 yang baru dirilis. Artuikel. 7
Desember 2016. Tersedia pada: http://www.ubaya .ac.id / 2014 / content /
articles_detail / 230 / Sekelumit- dari- Hasil- PISA- 2015- yang - Baru-
Dirilis.html.
Mari, J. S & Gumel, S.A. 2015. Effects of Jigsaw Model of Cooperative Learning
on Self-Efficacy and Achievement in Chemistry among Concrete and
Formal Reasoners in Colleges of Education in Nigeria. International
Journal of Information and Education Technology, 5(3), 196-199.
Martin, M. O., Ina V.S. Mullis., Pierre Foy., & Gabriella M. Stanco. 2011. TIMSS
2011 International Results in Science. Tersedia pada http:// www. bc. edu/
content /dam/ files/ research_ sites/ timssandpirls/
timss2011/downloads/T11_IR_Science_FullBook.pdf.
Martin, M. O., Ina V.S. Mullis., Pierre Foy., & Martin Hooper. 2015. TIMSS
2015 International Results in Science. Tersedia pada http:// timss 2015.
org/wp-content/ uploads/ filebase/ full%20 pdfs/ T15- International-
Results- in- Science- Grade-4.pdf.
OECD. 2016. PISA 2015 Result: What Studnets Know and Can Do-Student
Performance in Mathematics, Reading and Science. Tersedia pada:
http://www. oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2015-results.html. Diakses
pada tanggal 14 maret 2020.
Pujianasari, R. 2016. Keefektifan model jigsaw terhadap hasil belajar ipa siswa
kelas IV Pada SD Negeri Gugus Dewi Sartika Pati. Department of Primary
School Teacher Education Faculty of Education, Semarang State University
Gedung A4, Ngaliyan, Semarang, Indonesia 50186
Septiana, A. 2016. Hubungan gaya belajar dan persepsi siswa tentang metode
mengajara guru terhadap prestasi belajar matematika pada siswa-siswi
kelas XI SMA Negeri 1 Sanggata Utara Kutai Timur. E-Journal
Psikologi. 4(2): 165-176. Tersedia pada: http://ejournal.psikologi.fisip-
unmul.ac.id/site/?p=899.
2. 4.10 Membuat karya 4.10.1. Menyusun rencana pola hidup yang harus
tentang sistem kita lakukan untuk menjaga sistem
ekskresi pada ekskresi.
112
manusia dan
penerapannya
dalam menjaga
kesehatan diri
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pertemuan Pertama :
1. Melalui tanya jawab, siswa dapat menjelaskan pengertian ekskresi dengan
benar
2. Melalui pengamatan model/gambar,siswa dapat organ-organ penyusun
sistem ekskresi pada manusia dengan benar
3. Melalui kajian teori siswa dapat mendeskripsikan fungsi sistem ekskresi
dengan benar
4. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan hubungan struktur dan fungsi
pada organ ginjal dengan benar
5. Melalui demonstrasi dan pengamatan video, siswa dapat menjelaskan
proses terbentuknya urin oleh organ ginjal dengan benar
Pertemuan Kedua :
6. Melalui diskusi, siswa dapat menganalisis hubungan struktur dan fungsi
pada organ kulit dengan benar
7. Melalui diskusi, siswa dapat menganalisis hubungan struktur dan fungsi
pada organ hati dengan benar
Pertemuan Ketiga :
8. Melalui diskusi, siswa dapat menganalisis hubungan struktur dan fungsi
pada organ paru-paru dengan benar
Pertemuan Keempat :
9. Melalui diskusi, siswa dapat mengidentifikasi kelainan dan penyakit yang
terjadi pada sistem ekskresi dengan benar
10. Melalui mengkaji berbagai media informasi, siswa dapat menyusun
rencana pola hidup yang harus kita lakukan untuk menjaga sistem
ekskresi dengan tepat.
113
D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Fakta :
urin, keringat, empedu, karbon dioksida (CO2) dan uap air adalah zat sisa
dari sistem ekskresi.
2. Konsep :
Proses sistem eksresi
3. Prinsip :
Cara menjaga kesehatan tubuh terutama organ pada sistem ekskresi
4. Prosedur :
Proses keluarnya zat sisa pada masing-masing organ dalam sistem eksresi
E. PENDEKATAN/MODEL/METODE PEMBELAJARAN
1. Model Pembelajaran : kooperatif tipe jigsaw
2. Metode : diskusi
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1 (3JP)
Kegiatan Langkah- Deskripsi Kegiatan Alokasi
langkah waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
114
LKPD 1
Fase 2: 3. Guru meminta siswa 3. Siswa
Diskusi membentuk kelompok membentuk
kelompok ahli kelompok ahli
ahli 4. Guru melakukan sesuai dengan
bimbingan ketika sub indikator
kelompok sedang diskusi yang sama
4. Siswa
melakukan
diskusi untuk
membangun
pemahaman dan
menyelesaikan
tugas yang
diberikan
Fase 3: 5. Guru meminta siswa 5. Siswa kembali
Diskusi kembali ke kelompok ke kelompok
kelompok asal asal untuk
ahli 6. Guru membimbing menjelaskan
diskusi kelopok materi yang
sudah
didiskusikan di
kelompok ahli
6. Siswa
berdiskusi dan
menyusun
ulang
pemahaman
materi secara
keseluruhan
Fase 4: 7. Guru menunjuk 7. Setiap
Integrasi perwakilan setiap kelompok yang
dan kelompok untuk diwakilkan oleh
evaluasi mempresentasikan hasil salah satu
diskusi yang telah anggota
dilaksanakan melaksanakan
8. Guru memberikan review presentasi hasil
terkait materi yang telah diskusi yang
didiskusikan telah
9. Guru memberikan tes dilaksanakan
menguji kembali 8. Siswa
pemahaman siswa mendengarkan
dan menyusun
ulang
pemahaman
materi
keseluruhan
116
9. Siswa
mengukuti tes
yang sudah
disediakan guru
Penutup Refleksi 10. Guru mereview kegiatan 10. Siswa
dan pembelajaran hari ini dibimbing guru
Evaluasi 11. Guru memberikan tugas untuk mereview
untuk belajar tentang kegiatan
“proses pembentukan pembelajaran
urin pada ginjal” kepada hari ini
siswa 11. siswa
12. Guru menutup memberikan
pembelajaran dengan tanggapan
berdoa dan salam 12. Siswa menutup
pembelajaran
dengan berdoa
dan menjawab
salam dari guru
Pertemuan Kedua :
Kegiatan Langkah- Deskripsi Kegiatan Alokasi
langkah waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahul Pembuka 1. Guru memberi salam 1. Siswa 15
uan 2. Guru memimpin berdoa menjawab Menit
3. Mengabsen kehadiran salam dari guru
siswa 2. Siswa berdoa
4. Guru menjelaskan tujuan sebelu memulai
pembelajaran “Anak- pembelajaran
anak hari ini kita akan 3. Siswa
belajar struktur serta menajawab
fungsi kulit dan hati” presensi siswa
4. Siswa
memperhatikan
penjelasan guru
117
Pertemuan Ketiga :
Kegiatan Langkah- Deskripsi Kegiatan Alokasi
langkah waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Pendahul Pembuka 1. Guru memberi salam 1. Siswa menjawab 15
uan 2. Guru memimpin berdoa salam dari guru Menit
3. Mengabsen kehadiran 2. Siswa berdoa
siswa sebelu memulai
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
pembelajaran “Anak- 3.Siswa menajawab
anak hari ini kita akan presensi siswa
belajar mengenai struktur 4. Siswa
serta fungsi paru-paru” memperhatikan
penjelasan guru
13. Siswa
berdiskusi dan
menyusun
121
ulang
pemahaman
materi secara
keseluruhan
Fase 4: 14. Guru menunjuk 15. Setiap
Integrasi perwakilan setiap kelompok yang
dan kelompok untuk diwakilkan oleh
evaluasi mempresentasikan hasil salah satu
diskusi yang telah anggota
dilaksanakan melaksanakan
15. Guru memberikan review presentasi hasil
terkait materi yang telah diskusi yang
didiskusikan telah
16. Guru memberikan tes dilaksanakan
menguji kembali 16. Siswa
pemahaman siswa mendengarkan
dan menyusun
ulang
pemahaman
materi
keseluruhan
17. Siswa
mengukuti tes
yang sudah
disediakan guru
Penutup Refleksi 18. Guru mereview kegiatan 17. Siswa
dan pembelajaran hari ini dibimbing guru
Evaluasi 19. Guru memberikan tugas untuk mereview
untuk belajar tentang kegiatan
“proses pembentukan pembelajaran
urin pada ginjal” kepada hari ini
siswa 18. siswa
20. Guru menutup memberikan
pembelajaran dengan tanggapan
berdoa dan salam 19. Siswa menutup
pembelajaran
dengan berdoa
dan menjawab
salam dari guru
Pertemuan Keempat :
Kegiatan Langkah- Deskripsi Kegiatan Alokasi
langkah waktu
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
122
yang sudah
disediakan guru
H. PENILAIAN
1. Tes Tertulis(TERLAMPIR)
2. Lembar Observasi guru/Lembar pengamatan sikap(TERLAMPIR)
125
LKPD 1
ORGAN-ORGAN EKSKRESI
A. PENGANTAR
Coba bayangkan ketika kamu melihat ibumu memasak, ketika
kamu mencuci baju,mandi atau memakan makanan dalam kemasan,
pasti dari kegiatan tersebut dihasilkan zat sisa atau yang kita kenal
dengan sampah,misalnya sampah sisa sayuran, air limbah,sisa mencuci
atau mandi,sisa makanan dan sampah plastik bekas pembungkus
makanan. Kalau dihitung pasti banyak sekali sampah yang menumpuk
di dalam rumah jika tidak secara teratur dibuang,sampah yang
menumpuk tentu akan menjadi tempat berkembang berbagai penyakit.
Selanjutnya, bagaimana di dalam tubuh kita? Apakah tubuh kita juga
mengeluarkan zat sisa? Apa saja organ yang berfungi untuk
mengeluarkan zat sisa yang ada di dalam tubuh kita? Dan apa saja
jenis zat sisa yang dihasilkan oleh organ-organ tersebut? Nah,untuk
bisa menjawabnya, coba diskusikan beberapa pertanyaan berikut ini!
B. TUJUAN
1. Melalui pengamatan model,siswa dapat organ-organ penyusun sistem
ekskresi pada manusia dengan benar
2. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan hubungan struktur dan
fungsi pada organ ginjal dengan benar
3. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan hubungan struktur dan
fungsi pada organ paru-paru dengan benar
4. Melalui diskusi,siswa dapat menjelaskan hubungan struktur dan fungsi
pada organ hati dengan benar
5. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan hubungan struktur dan
fungsi pada organ kulit dengan benar
126
1. Gambar/model
Ginjal,
Hati,
Kulit
dan Paru-paru
2. Alat tulis
D. LANGKAH KERJA
E. BAHAN DISKUSI
a. Ginjal
2
3
I
127
II
III
I 1.
2.
3.
4.
II 1.
2.
3.
4.
III 1.
2.
128
3.
4.
Pertanyaan:
b. Hati
129
No Nama Bagian
Pertanyaan:
c. Kulit
130
No Nama Bagian
Pertanyaan:
d. Paru-paru
1
2
No Nama Bagian
Pertanyaan:
F. SIMPULAN
1. Apa saja organ ekskresi pada manusia? Apa saja zat sisa yang dikeluarkan
organ tersebut?
2. Bagian mana saja pada setiap organ ekskresi yang berperan mengolah zat sisa?
-SELAMAT MENGERJAKAN-
133
LKPD 2
A. PENGANTAR
B. TUJUAN
Melalui demonstrasi dan pengamatan video, siswa dapat menjelaskan proses
terbentuknya urin oleh organ ginjal dengan benar
C. ALAT DAN BAHAN
a. Dua buah gelas air mineral bekas
b. Satu buah saringan
c. Kain kasa (perban) yang tidak tembus butiran beras
d. Satu buah wadah (satu gelas plastik air mineral)
e. Satu genggam beras
f. Video pembentukan urin
g. Alat tulis
h. Buku siswa kelas VIII Semester 2
134
D. LANGKAH KERJA
a. Kegiatan 1
1. Perhatikan demonstrasi yang akan dilakukan !
2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
3. Susunlah alat dan bahan seperti model yang menunjukkan mekanisme
kerja ginjal sebagaimana ditunjukkan gambar di bawah ini.
Kertas kasa
Penyaring/corong
Pertanyaan:
1. Berdasarkan dari pengamatan demonstrasi permodelan tersebut,jika dalam
proses pembentukan urin pada manusia
Beras dan air cuciannya mewakilik sebagai apa?
Corong dan kain kasa mewakili sebagai apa?
Air dalam cucian beras dalam gelas kimia yang telah disaring mewakili
sebagai apa?
b. Kegiatan 2
3. Jelaskan tahapan kedua pada proses pembentukan urin! Dimana tempat tahapan
kedua terjadi? Dan berupa apa zat yang dihasilkan?
4. Jelaskan tahapan ketiga pada proses pembentukan urin! Dimana tempat tahapan
ketiga terjadi? Dan berupa apa zat yang dihasilkan?
137
F. SIMPULAN
Siswa dapat menyimpulkan dari kegiatan 1 dan kegiatan 2 yang telah dilakukan
sebagai berikut:
138
LKPD 3
A. PENGANTAR
Pernahkah, kulit kalian timbul bintik-bintik merah dan terasa panas? Kalian pasti
akan sering menggaruknya,karena terasa gatal. Apakah kalian pernah berpikir
mengapa bintik-bintik merah itu muncul? Apakah penyebabnya? . Hal tersebut
termasuk ke dalam gangguan pada organ ekskresi yaitu kulit. Mari kita belajar
bersama untuk mengetahui apa saja kelainan/penyakit yang terjadi pada organ
ekskresi dan upaya mengatasinya dan pencegahannya..
B. TUJUAN
1. Melalui diskusi, siswa dapat mengidentifikasi kelainan dan penyakit
yang terjadi pada sistem ekskresi dengan benar
2. Melalui mengkaji berbagai media informasi, siswa dapat menyusun
rencana pola hidup yang harus kita lakukan untuk menjaga sistem
ekskresi dengan tepat.
D. LANGKAH KERJA
1. Bacalah informasi yang dikutip dari internet dibawah ini!
2. Diskusikan dengan kelompokmu, tentang informasi yang didapatkan
dari kutipan berita tersebut!
139
E. BAHAN DISKUSI
1.
Menurut dr. Irsyal Rusad, Sp.PD, bila ginjal yang sudah mengalami kerusakan
tidak digantikan fungsinya, maka sisa-sisa sampah proses metabolisme tubuh,
toksin seperti urea, kreatinin, kelebihan cairan, dan sebagainya akan menumpuk
dalam tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan bermacam keluhan, seperti sesak
nafas, mual, muntah, tubuh bengkak, hipertensi dan bahkan kematian mendadak
140
. "Jadi, kalau memang sudah mengalami gagal ginjal yang harus menjalani cuci
darah, sesuai dengan rekomendasi dokter yang merawat, keluhan itu akan
dialaminya," katanya kepada Kompas.com, 20 April 2014. Pilihan terapi
pengobatan lainnya adalah cangkok ginjal. Prosedur ini sudah mengalami
banyak kemajuan dan aman. Dokter-dokter di Indonesia juga sudah banyak
melakukannya. Persoalannya adalah mencari donor yang memiliki kesesuaian
antara jaringan donor dan penerima.
2.
Sirosis hati terjadi karena gangguan fungsi organ hati yang disebabkan
rusaknya struktur jaringan hati. Pada umumnya, penanganan sirosis hati
melalui makanan, obat, atau transplantasi organ hati. Transplantasi hati baik
dilakukan apabila pengobatan melalui obat-obatan dan bedah umum sudah
tidak efektif lagi. Transplantasi organ hati dapat meningkatkan fungsi hati
dalam waktu singkat, memperpanjang usia penderita dan dapat mengobati
sirosis hati. Berdasarkan kasusnya, sirosis terjadi karena adanya penggantian
jaringan normal dengan jaringan fibrous sehingga sel-sel hati akan kehilangan
fungsinya. Namun ternyata, jaringan sel-sel organ hati yang rusak dapat
diperbaharui melalui intervensi arteri, yakni transplantasi sel induk. Sel induk
dapat memainkan perannya untuk memperbaiki dan meregenerasi sel-sel organ
hati. Proses pengobatan ini membutuhkan waktu tiga bulan. Namun, proses
tersebut terbilang singkat jika dibandingkan sistem pengobatan umumnya.
Pasalnya, pengobatan mencakup tiga kali operasi tranplantasi sel induk yang
membutuhkan selang waktu 8 sampai 25 hari. Sebagai hasil dari
perkembangan bioteknologi, Guangzhou Meyo Stem Cells Hospital,
Tiongkok, telah melakukan pengamatan kepada 400 kasus penderita sirosis
hati pada fase dekompensasi dan mencatat data yang relevan. Setelah
transplantasi suspension sel induk ke dalam organ hati melalui arteri organ
hati, minggu ke-4 setelah proses transplantasi kadar plasma albumin
meningkat drastis. Tak hanya itu. ALT dan AST mengalami penurunan.
Sebanyak 370 kasus mengalami kondisi fisik dan selera makan yang berangsur
membaik. Rasa kembung berkurang dialami sebanyak 330 kasus (82.5%),
cairan pada rongga perut berkurang dan edema pada kedua kaki berkurang
sebanyak 350 kasus (87.5%). Pasien transplantasi sel induk tidak perlu
khawatir akan efek samping beracun. Pasalnya, sel induk memiliki sistem
imun yang rendah sehingga sangat jarang terjadi rejeksi. Oleh karena itu,
setelah menjalani operasi, penderita tidak perlu mengonsumsi banyak obat-
obatan untuk melawan rejeksi. Fakta itu seolah membuktikan bahwa fungsi sel
induk yang berkembang menjadi sel baru dapat memperbaiki kerusakan pada
organ hati, memulihkan fungsi hati dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
Fungsinya efektif dan didukung dengan teknik induksi laboratorium yang
matang dapat membuat sel induk berkembang menjadi sel jaringan organ
paling kita butuhkan.
Sumber: Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenali dan
Waspadai Sirosis
Hati!", https://lifestyle.kompas.com/read/2015/07/04/040700723/Kenali.dan.W
aspadai.Sirosis.Hati..
143
F. SIMPULAN
a. Ginjal
b. Hati
c. Kulit
d. Paru-paru
Kelompok :
Skor
Keterampilan
Jumlah Skor
Komunikasi
Kerja Sama
Rasa Ingin
Ketelitian
No Nama Siswa
Tahu
Nilai
1
2
3
4
5
I. Standar kompetensi
1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
II. Kompetensi Dasar
1.1 Mendeskripsikan sistem ekskresi pada manusia dan hubungannya dengan
kesehatan.
III. Indikator
1. Menjelaskan proses pengeluaran zat sisa pada manusia.
2. .Menyebutkan 4 alat ekskresi pada mansia.
3. Menjelaskan fungsi sistem ekskresi pada manusia.
4. Mengidentifikasi kelainan dan penyakit pada sistem ekskresi yang biasa
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya.
IV. Tujuan Pembelajaran
Setelah pelajaran berakhir, peserta didik diharapkan dapat:
V. Materi Pembelajaran
. Sistem Ekskresi merupakan sistem dalam tubuh yang mampu
mengeluarkan zat-zat sisa tersebut. Jadi Sistem Ekskresi sistem pengeluaran zat-
zat sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti:
GINJAL
glomerulus
Pembuluh kapiler
korteks
Arteri ginjal
Medula/
Vena ginjal
Sumsum ginjal ureter
Saluran pembawa
Hasil penyaringan
149
PARU-PARU
KULIT
Kulit merupakan
organ terluas pada
tubuh. Luas permukaan
kulit orang dewasa
dapat mencapai 2 m2.
Sepanjang hidup
manusia sel kulit mati
yang terlepas dapat mencapai 18 kg. Dilihat dari strukturnya, kulit terdiri dari tiga
bagian, yaitu epidermis, dermis, dan jaringan bawah kulit.
Lapisan tanduk, terdapat pada bagian luar yang terdiri dari sel mati
yang dapat mengelupas. Lapisan ini tidak mengandung pembuluh
darah
Lapisan Malpighi, Lapisan ini merupakan lapisan dengan sel
hidup, sel-sel penyusunnya senantiasa membelah. Lapisa
mengandung pigmen yang memberi warna pada kulit, Kulit ari
selalu diperbaharui setiap 28 hari sekali.
151
Fungsi Kulit:
Selain sebagai alat ekskresi kulit juga memiliki fungsi sebagai berikut:
Pelindung
Peraba
Tempat menyimpan kelebihan lemak
Tempat perombakan provitamin D menjadi Vitamin D
Pengatur suhu tubuh
152
HATI
Hati terletak di dalam rongga perut sebelah kanan di bawah sekat rongga
dada atau diafragma. Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang
berwarna merah tua. Pada orang dewasa beratnya kira-kira 2 kg. Hati disebut alat
ekskresi karena hati mengeluarkan
empedu.
Alat hemodialisis
12. Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Penyebab penyakit hepatitis
yang utama adalah virus. Virus hepatitis yang sudah ditemukan sudah cukup
banyak dan digolongkan menjadi virus hepatitis A, B, C, D, E, G, dan TT.
Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah: Hepatitis A
yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA), Hepatitis B yang
disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB), Hepatitis C yang disebabkan oleh
Virus Hepatitis C (VHC)
4. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Alokasi
Tahapan Kegiatan Guru
Waktu
Pertemuan ke-2
Alokasi
Tahapan Kegiatan Guru
Waktu
5. Sumber Belajar
1. Istamar Syamsuri, dkk. 2007.Ipa Biologi untuk SMP Kelas IX.
Jakarta: Erlangga
2. Sumarwan, Sumartini, Kusmayadi, Sri Sulatri, Bambang,
Priambodo. 2007. IPA SMP untuk Kelas IX. Jakarta: Erlangga.
3. Bambang K, Kartono, Rusdi, M.Biomed. 2008. Seribu Pena
Biologi untuk SMP Kelas IX. Jakarta: Erlangga.
4. Elok Sudibyo, Wahono Widodo, Wasis, Dwi Suhartanti. 2008.
Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP Kelas IX. 2008. Jakarta:
Cempaka Putih.
5. Agus Tri Sabdono, dkk. 2011. IPA TERPADU Kelas IX. Jakarta:
Graha Pustaka.
6. Media atau gambar sistem ekskresi
7. LKS mengenai sistem ekskresi
Kunci Jawaban
1. Sistem Ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak
berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti:
Menghembuskan gas CO2 ketika kita bernafas
Berkeringat
Buang air kecil (urine)
2. Alat –alat ekresi pada manusia : ginjal, hati, kulit dan paru-paru.
3. Fungsi kulit yang lainnya selain sebagai alat ekskresi adalah:
Pelindung
Peraba
Tempat menyimpan kelebihan lemak
Tempat perombakan provitamin D menjadi Vitamin D
Pengatur suhu tubuh
4. Alveolus berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida,
karbondioksida inilah yang akan dikeluarkan dari tubuh sebagai hasil ekskresi.
5. Fungsi dari hati selain fungsinya sebagai alat ekskresi adalah :
Menyimpan kelebihan gula dalam bentuk glikogen
Menetralkan racun yag masuk ke dalam tubuh
Tempat pembuatan protrombin dan fibrinogen.
6. Kelainan yang terjadi pada sistem ekskresi
Kanker Paru-paru yaitu gangguan paru-paru yang disebabkan oleh
kebiasaan merokok. Penyebab lain adalah terlalu banyak
menghirup debu asbes, kromium, produk petroleum dan radiasi
ionisasi. Kelainan ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru.
TBC merupakan gangguan pada paru-paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberclosis yang masuk melalui saluran
pernapasan.
2. Teknik Penilaian Afektif :
Bentuk Instrumen : rubrik penilaian (Terlampir)
160
(Sistem Ekskresi 1)
Nama Kelompok
1. ………………………………..
2. ………………………………..
3…………………………………
4…………………………………
Nama Kelompok
1. ………………………………..
2. ………………………………..
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan singkat dan jelas!
Jawaban LKPD 1 :
c.Augmentasi adalah proses pengeluaran zat yang berlebih yang sudah tidak
berguna lagi dalam tubuh. Terjadi di Tubulus Kontortus Distal dan terbentuk urine
sesungguhnya.
Pelindung
Peraba
Tempat menyimpan kelebihan lemak
Tempat perombakan provitamin D menjadi Vitamin D
Pengatur suhu tubuh
163
Jawaban LKPD 2:
1.Zat yang dikeluarkan oleh paru-paru adalah Karbondioksida (CO2) dan uap
air(H2O) dan bagian yang berperan adalah Alveolus.
B. Memproduksi Vitamin D
C. Memecah lemak jenuh dan
menghasilkan kolesterol
D. Mengatur keseimbangan
asam basa tubuh untuk
mencegah kelainan darah
ginjal
D. 4
C.glomerulus
D. lengkung henle
C. filtrasi,reabsorbsi,augmentasi
D. filtrasi,reabsor,augmentasi
A. urine primer
B. urine sekunder
C. darah bersih
D. urine produktif
3.10.8 Menjelaskan B C5
hubungan struktur dan (memprediksi)
fungsi pada organ kulit
A. CO2
B. garam
C. urine
D. uap air
A. kulit
B. saluran pencernaan makanan
C.ginjal
D.paru-paru
C. difusi
D. osmoregulasi
3.10.8 Menjelaskan B C2
hubungan struktur dan (pemahaman)
fungsi pada organ kulit
a. Kelenjar Minyak
b. Otot
c. Akar Rambut
d. Kelenjar Keringat
3.10.9 25. Apa perbedaan dari diabetes C C5
Mengidentifikasi melitus dengan diabetes insipidus? (membandingk
kelainan dan penyakit a. Diabetes melitus kelebihan an)
yang terjadi pada insulin, diabetes insipidus
sistem ekskresi. kekurangan insulin
b. Diabetes melitus kekurangan
hormone ADH, Diabetes insipidus
kelebihan hormon ADH
c. Diabetes mellitus menyebabkan
urine mengandung glukosa,
diabetes insipidus menyebabkan
urine terlalu banyak dan encer
d. Diabetes mellitus menyebabkan
urine terlalu banyak dan encer,
diabetes insipidus menyebabkan
urine mengandung glukosa.
173
Pernyataan Jumlah
No Variabel Indikator
Positif Negatif Soal
Ulet dalam
menghadapi 6,8,10 7,9 5
kesulitan
Senang bekerja
16,17,18,19 20 5
mandiri
Dapat
mempertahankan 26,27,29 28,30 5
pendapatnya
Tidak mudah
melepas hal yang 31,34,35 32,33 5
diyakini itu
Jumlah 40
1. Pada angket ini terdapat 40 butir pertanyaan. Berilah jawaban yang benar-
benar cocok dengan pilihanmu.
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
Sumber : https://eprints.uny.ac.id/
177
Jawablah pertanyaan berikut ini pada lembar jawaban! Pilihlah jawaban yang
paling tepat antara A, B, C, danD.
1. Pengeluaran zat sisa metabolism yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh
Disebut….
A. Defekasi
B. Sekresi
C. Ekskresi
D. Gultasi
2. Berikut merupakan organ ekskresi pada manusia, kecuali....
A. ginjal dan liver
B. hati dan kulit
C. paru-paru
D. paru-paru dan jantung
3. Hati merupakan salah satu alat ekskresi yang menghasilkan zat sisa berupa
A. Karbondioksida
B. Asam urat
C. Kolesterol
D. Bilirubin
4. Fungsi sistem ekskresi pada manusia adalah ….
A. mengeluarkan zat sisa metabolisme yang masih dapat digunakan tubuh
B. mengeluarkan zat sisa metabolisme yang sudah tidak dapat digunakan
tubuh
C. mengeluarkan sisa pencernaan protein
D. mengeluarkan zat sisa yang masih dapat digunakan
178
Nefron (alat penyaring darah) terdapat pada bagian yang diberi nomor…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
8. Saluran ginjal yang melengkung pada daerah medula dan berhubungan dengan
tubulus proksimal di daerah korteks adalah....
A. tubulus kontortus proksimal
B. tubulus pengumpul’
C.glomerulus
D. lengkung henle
179
A. urine primer
B. urine sekunder
C. darah bersih
D. urine produktif
13. Penyakit ginjal yang ditandai adanya protein dalam urine adalah….
A. Albuminaria
B. Uremia
C. Diabetes mellitus
D. Glukosuria
180
14. Hasil metabolisme yang dikeluarkan oleh alat ekskresi pada gambar tersebut
adalah
A. CO2
B. Garam
C. Urine
D. Uap air
15. Hati merupakan salah satu alat ekskresi yang menghasilkan zat sisa ….
A. Gas CO2
B. Amoniak
C. Kolesterol
D. Bilirubin
16. Empedu adalah zat sisa berbentuk cairan yang bersumber dari ...
A. Perombakan sel darah merah
B. Sisa pencernaan protein
C. Penyaringan darah dalam ginjal
D. Sari protein yang tidak terserap
17. Urea yang dibentuk dalam hati dari sisa pencernaan protein dikeluarkan
oleh...
A. Kulit
B. Saluran Pencernaan makanan
C. Ginjal
D. Paru-paru
18. Fungsi paru-paru antara lain adalah untuk…..
A. Mengeluarkan CO2 dan O2
B. Mengedarkan darah
C. Menyaring darah
D. Mengeluarkan CO2 dan H2O
181
19. Berikut ini upaya menjaga kesehatan paru-paru yang tepat adalah...
A. istirahat yang cukup
B. menghindari alkohol dan rokok
C.makan tepat waktu
D.minum air putih yang banyak
20. Sebuah proses atau fungsi yang berkaitan erat dengan sistem ekskresi
khususnya dengan jumlah air yang dibuang melalui keringat dan urin
adalah...
A. respirasi
B. sekresi
C. difusi
D. osmoregulasi
Kunci Jawaban
1. C 11. C 21. B
2. D 12. A 22. D
3. D 13. A 23. A
4. B 14. B 24. B
5, D 15. D 25. C
6. A 16. A
7. A 17. C
8. D 18. D
9. B 19. B
10. D 20. D
184
Nama :
No. Absen :
Kelas/Semester :
Hari/Tanggal :
Jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda centang (√) pada
kolom jawaban yang terdapat Empat pilihan jawaban dengan keterangan sebagai
berikut :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
lagi.
Sumber : https://eprints.uny.ac.id/
188
No Nama
1 I Gede Budi Utama
2 I Gusti Ayu Ade Agung Santi Devi Ratna Sari
3 Kadek Ayu Winati
4 Kadek Endrawan
5 Kadek Puspita Dewi
6 Kadek Valentino Sudiawan
7 Kd Raditya Ganda Putra
8 Ketut Agustina
9 Ketut Pilih
10 Komang Asti Susanti
11 Komang Berlinda Aulia Jayadipa
12 Komang Rani Marsini
13 Komang Risna Dewi
14 L Diah Rasmini
15 Luh Sri Darma Yani
16 Luh Dewi Ayuningsih
17 Made Indrawan
18 Ni Ketut Dita Risma Saputri
19 Ni Md Trisna Mahardiasih
20 Ni Nyoman Sukreniasih
21 Ni Putu Ditya Yunda Marta
22 Ni Putu Irvayani
23 Putu Eka Suryani
24 Putu Wahyu Galung
25 Wayan Pande Agus Siwijaya
26 Gede Nanda Kurniawan
27 Gede Restika
Kelas VIII B
No Nama
1 Gede Restika
2 I Gede Adam Prisal Wibawa
3 I Gusti Ayu Andini Putri Wirata
4 I Ketut Arya Edi Wiguna
5 I Putu Ngurah Yudhi Pratama
6 Ida Ayu Komang Ningrat Ninu Sari
7 Ida Ayu Rada Pitaloka
8 Kadek Anik Sugiari
189
Butir Soal
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0
2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
3 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
5 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
7 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
8 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0
9 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0
10 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1
11 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0
12 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
13 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1
14 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1
15 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
16 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
17 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
18 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0
19 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
21 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
22 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1
192
24 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0
25 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
26 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0
27 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
29 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0
30 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0
31 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
32 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0
33 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0
34 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0
35 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
36 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0
37 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1
38 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0
39 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
40 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
41 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
42 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
43 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
44 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
45 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
46 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
47 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0
48 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1
49 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
50 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0
193
51 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
52 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0
53 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1
NP 36 42 33 37 28 37 44 41 29 42 41 41 33 40 22
UJI KONSISTENSI INTERNAL
R1 18.69 18.00 18.48 18.08 18.17 17.97 18.04 17.41 18.24 17.90 18.22 17.90 18.39 17.87 18.81
R0 9.412 8.455 8.600 8.188 7.840 7.938 9.000 6.333 7.958 8.091 9.083 8.000 8.450 7.846 8.097
P 0.621 0.724 0.569 0.638 0.483 0.638 0.759 0.707 0.500 0.724 0.707 0.707 0.569 0.690 0.379
q 0.379 0.276 0.431 0.362 0.517 0.362 0.241 0.293 0.500 0.276 0.293 0.293 0.431 0.310 0.621
BUTIR
s 2.997
rpbis 0.254 0.241 0.277 0.269 0.292 0.273 0.219 0.285 0.291 0.248 0.235 0.255 0.278 0.262 0.294
r tabel 0.218
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
Kriteri
a
pq 0.235 0.200 0.245 0.231 0.250 0.231 0.183 0.207 0.250 0.200 0.207 0.207 0.245 0.214 0.235
RELIABILITAS
∑pq 5.517
Reliabilitas 0.402
Kriteria
SEDANG
Hasil Uji
RELIABEL
Reliabilitas
194
Np 36 42 33 37 28 37 44 41 29 42 41 41 33 40 22
BA 22 22 20 21 16 20 23 18 14 21 20 20 17 18 14
JA 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
BB 14 20 13 16 12 17 21 23 15 21 21 21 16 22 8
UJI IDB
JB 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
IDB 33% 11% 29% 22% 17% 14% 11% -16% -2% 3% -1% -1% 6% -12% 24%
KRITERIA
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SANGAT
SANGAT
SANGAT
SANGAT
SANGAT
BURUK
BURUK
BURUK
BURUK
BURUK
BURUK
BURUK
BURUK
BURUK
BURUK
BURUK
B 36 42 33 37 28 37 44 41 29 42 41 41 33 40 22
JS 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
P 0.679 0.792 0.623 0.698 0.528 0.698 0.830 0.774 0.547 0.792 0.774 0.774 0.623 0.755 0.415
UJI IKB
KRITERIA
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
SEDANG
MUDAH
MUDAH
MUDAH
MUDAH
MUDAH
MUDAH
MUDAH
195
No 1 2 4 6 8 10 11 13 15 16 17 18 19 21 23
1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3
3 1 3 4 3 3 4 4 2 2 4 2 3 2 4 3
4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2
5 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3 4
6 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2
7 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3
8 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 3
9 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 1 4 3 3 4
10 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2
11 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2
12 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4
13 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4
15 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
16 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4
17 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4
18 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2
19 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3
20 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3
Rxy 0.419 0.6 0.467 0.55 0.65 0.61 0.41 0.49 0.61 0.73 0.34 0.88 0.05 0.39 0.74
t hitung 1.957 3.18 2.239 2.8 3.58 3.28 1.91 2.37 3.25 4.52 1.52 8.04 0.21 1.78 4.7
t table 1.734
VALI VALI VALI VALI VAL VALI VALI VALI VALI VALI VALI VALI VALI VALI VAL
keterangan
D D D D ID D D D D D D D D D ID
196
No 3 5 7 9 12 14 20 22 25 28 30 32 33 40
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 4 3 3
3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 1 4 3 2
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
5 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 2 4 3 1
6 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
7 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3
8 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 2
9 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
12 3 4 3 3 3 3 2 2 1 3 2 3 3 2
13 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 3 2 3
14 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2
15 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 2
16 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 4 3 2
17 3 4 3 3 3 3 3 2 1 3 2 4 3 2
18 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 2
19 3 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 1
20 3 4 3 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 2
Rxy 0.56 0.36 0.64 0.756 0.718 0.722 0.463 0.698 0.666 0.707 0.527 0.407 0.602 0.0699
t hitung 2.9 1.66 3.49 4.906 4.382 4.433 2.217 4.137 3.784 4.244 2.631 1.891 3.201 0.2972
t table 1.73
keterangan
valid valid valid valid valid valid valid valid Valid valid valid valid valid valid
197
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Uji pertama positif 75.0000 8.71176 20
Uji Kedua Positif 75.1500 7.91584 20
Correlations
Uji Kedua
Uji pertama positif Positif
Uji pertama positif Pearson Correlation 1 ,890**
Sig. (2-tailed) 0.000
Sum of Squares and 1442.000 1166.000
Cross-products
Covariance 75.895 61.368
N 20 20
Uji Kedua Positif Pearson Correlation ,890** 1
Sig. (2-tailed) 0.000
Sum of Squares and 1166.000 1190.550
198
Cross-products
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Uji Pertama negatif 41.5000 3.50188 20
Uji Kedua Negatif 40.8500 2.58080 20
Correlations
Uji Kedua
Uji Pertama negatif Negatif
Uji Pertama negatif Pearson Correlation 1 ,510*
Sig. (2-tailed) 0.022
Sum of Squares and 233.000 87.500
Cross-products
Covariance 12.263 4.605
199
N 20 20
Uji Kedua Negatif Pearson Correlation ,510* 1
Sig. (2-tailed) 0.022
Sum of Squares and 87.500 126.550
Cross-products
Covariance 4.605 6.661
N 20 20
200
Jawablah pertanyaan berikut ini pada lembar jawaban! Pilihlah jawaban yang
paling tepat antara A, B, C, danD.
Nefron (alat penyaring darah) terdapat pada bagian yang diberi nomor…
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
4. Saluran ginjal yang melengkung pada daerah medula dan berhubungan dengan
tubulus proksimal di daerah korteks adalah....
A. tubulus kontortus proksimal
B. tubulus pengumpul’
201
C.glomerulus
D. lengkung henle
5. Urin adalah zat sisa berbentuk cairan yang berasal dari ...
A. sisa pencernaan protein
B. perombakan sel darah merah
C.sari makanan yang tidak dapat diserap oleh usus halus
D.penyaringan darah dalam ginjal
6. Berikut adalah urutuan proses pembentukan urin yang benar adalah....
A. augmentasi,filtrasi,reabsorbsi
B.reabsorbsi,augmentasi,filtrasi
C. filtrasi,reabsorbsi,augmentasi
D. filtrasi,reabsor,augmentasi
A. urine primer
B. urine sekunder
C. darah bersih
D. urine produktif
8. Penyakit ginjal yang ditandai adanya protein dalam urine adalah…
A. Albuminaria
B. Uremia
C. Diabetes mellitus
D. Glukosuria
202
9.
12. Urea yang dibentuk dalam hati dari sisa pencernaan protein dikeluarkan
oleh...
A. kulit
C.ginjal
D.paru-paru
203
B. mengedarkan darah
C.menyaring darah
14. Berikut ini upaya menjaga kesehatan paru-paru yang tepat adalah...
15. Sebuah proses atau fungsi yang berkaitan erat dengan sistem ekskresi
khususnya dengan jumlah air yang dibuang melalui keringat dan urin adalah...
A. respirasi
B. sekresi
C. difusi
D. osmoregulasi
D. Semua Benar
17. Dibawah ini termasuk zat-zat yang terkandung dalam urin yang normal
kecuali,
A. Air
B. Urea
C. Asam Amonia
D. Karbon Dioksida
A. Hemoglobin di hati
B. Hemoglobin di ginjal
C. Hemoglobin di paru-paru
D. Hemoglobin di kulit
19.
1.D 11.A
2. B 12. C
3. A 13. D
4. D 14. B
5. D 15. D
6. C 16. B
7. A 17. D
8. A 18. B
9. B 19. A
10. D 20. C
207
Nama :
No. Absen :
Kelas/Semester :
Hari/Tanggal :
Jawablah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda centang (√) pada
kolom jawaban yang terdapat Empat pilihan jawaban dengan keterangan sebagai
berikut :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS S TS STS
lagi.
Sumber : https://eprints.uny.ac.id/
211
Nama
No
Eksperimen Kontrol
1 Desak Nyoman Mila Yanthi Gede Suwidiana
2 Dewa Ayu Made Aprilia Dwiyani Gede Widiastawa
3 Dewa Kadek Agus Darmawan Gusti Ayu Putu Sri Nasih
4 Gede Gesa Adi Pratama I Dewa Putu Sidhi Wedangga
5 Gede Primayadnya I Gusti Ayu Mira Ambarini
6 Gusti Ayu Anix Priyantini Panji I Komang Adi Merta Diharja
7 Gusti Ayu Ketut Tri Sintia Utari I Luh Mira Pratiwi
8 I Komang Bondhi Valentino I Putu Eka Wahyudi
9 Kadek Adi Sutiawan Kadek Andre Anugrah Wijaya
10 Kadek Ari Anggardani Kadek Arsana
11 Kadek Guliantini Kadek Budi Dharmawan
12 Kadek Novi Juliandewi Kadek Feby Budiantini
13 Kadek Putri Rsiani Kadek Juni Arta
14 Kadek Robi Dwipayasa Kadek Lisa Marliani
15 Ketut Dharma Santika Kadek Raju Satia Budi
16 Komang Ari Wibawa Kadek Rediasa
17 Komang Bayu Darma Putra Kadek Rosa Dewi
18 Komang Cantika Dewi Januartini Kadek Rudiawan
19 Komang Gede Ardika Kadek Sastra Utama
20 Komang Rediasa Kadek Surya
21 Komang Rossi Adi Utama Ketut Purnamayasa
22 Luh Angrini Ketut Sudiawan
23 Luh Ayu Murti Sari Komang Lia Pawitri
24 Luh Supeni Komang Riski Adi
25 Made Okta Listriani Devi Komang Tri Widiarsa
26 Maulia Karista Dewi Luh Ayu Widiastuti
27 Ni Kadek Dhyana Larassati Luh Rika Budiartini
28 Pande Ketut Bayu Putu Resti Anggelina
29 Putu Alit Mudiarsana Putu Reza Juliartawan
30 Putu Ani Peratiwi Putu Widiarta
31 Putu Budiartama Gede Yoga Adi Pratama
32 Putu Ega Juniarta
212
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Prestasi JIGSAW
.197 32 .003 .942 32 .086
Belajar
KONVEN .142 32 .101 .945 32 .105
a. Lilliefors Significance Correction
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Motivasi Jigsaw *
.151 20 .200 .922 20 .108
belajar
Konvensional .152 20 .200* .906 20 .052
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Multikolinieritasan
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1(Constant) 3.387 .419 8.091 .000
a
Multivariate Tests
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
b
Intercept Pillai's Trace .992 3529.331 2.000 60.000 .000
b
Wilks' Lambda .008 3529.331 2.000 60.000 .000
b
Hotelling's Trace 117.644 3529.331 2.000 60.000 .000
b
Roy's Largest Root 117.644 3529.331 2.000 60.000 .000
b
Jenis Pillai's Trace .525 33.114 2.000 60.000 .000
b
Wilks' Lambda .475 33.114 2.000 60.000 .000
b
Hotelling's Trace 1.104 33.114 2.000 60.000 .000
b
Roy's Largest Root 1.104 33.114 2.000 60.000 .000
a. Design: Intercept + Jenis
b. Exact statistic
Hipotesis 2 dan 3
Angket 255727.000 63
Angket 15905.270 62
Eksperimen Kontrol
218