Anda di halaman 1dari 183

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

MENGGUNAKAN PENDEKATAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP


KEMAMPUAN LITERASI SAINS PADA MATERI GELOMBANG BUNYI

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan


untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
INDAH CAHYATI SIREGAR
190730058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2023
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

i
LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM STUDI

ii
LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS

iii
ABSTRAK

INDAH CAHYATI SIREGAR : Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri


Terbimbing Menggunakan Pendekatan Multirepresentasi Terhadap Kemampuan
Literasi Sains Pada Materi Gelombang Bunyi. Program Studi Pendidikan Fisika
FKIP Universitas Malikussaleh, 2023.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model


pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan pendekatan multirepresentasi
dibandingkan dengan model discovery learning terhadap kemampuan literasi
sains serta mengetahui peningkatan kemampuan literasi sains pada materi
gelombang bunyi di SMAN 1 Lhokseumawe.
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan
menggunakan nonequivalent Control Group Design. Teknik sampling yang
dipilih adalah purposive sampling berjumlah 64 siswa yaitu 32 siswa kelas XI –
IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan 32 siswa kelas XI – IPA 3 sebagai kelas
kontrol.
Hasil uji hipotesis yang diperoleh sebesar Sig. (2-tailed) 0,00 < signifikansi
0,05 maka Ha diterima. Hasil nilai rata - rata uji N – Gain Score kelas eksperimen
sebesar 0,67 termasuk dalam kategori sedang, sedangkan kelas kontrol sebesar
0,33 termasuk dalam kategori sedang mendekati rendah. Maka didapati bahwa
terdapat pengaruh dan peningkatan kemampuan literasi sains siswa pada kelas
eksperimen dengan model inkuiri terbimbing menggunakan pendekatan
multirepresentasi.

Kata Kunci : Model Inkuiri Terbimbing, Multirepresentasi, Kemampuan Literasi


Sains Siswa, Gelombang Bunyi

iv
ABSTRACT
INDAH CAHYATI SIREGAR: The Effect Of Guided Inquiry Learning Model
Using Multirepresentation Approach On Science Literacy Ability to sound wave
material . Malikussaleh University Physics Education Study Program, 2023.

The purpose of this study was to determine the effect of the guided inquiry
learning model using a multi-representational approach compared to the discovery
learning model on scientific literacy skills and to find out the increase in scientific
literacy skills in sound wave material at SMAN 1 Lhokseumawe.
The type of research used is a quasi-experimental using nonequivalent
control group design. The sampling technique chosen was purposive sampling
with a total of 64 students, namely 32 students in class XI – IPA 4 as the
experimental class and 32 students in class XI – IPA 3 as the control class.
The results of hypothesis testing obtained are Sig. (2-tailed) 0.00 <
significance 0.05 then Ha is accepted. The results of the average test value N -
Gain Score for the experimental class of 0.67 are included in the medium
category, while the control class is 0.33 included in the medium close to low
category. So it was found that there was an influence and an increase in students'
scientific literacy abilities in the experimental class with the guided inquiry model
using a multi-representational approach.

Keywords: Guided Inquiry Model, Multirepresentation, Students' Science Literacy


Ability, Sound Waves

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan

sehingga saya dapat menyelesaikan Proposal penelitian ini dengan tepat waktu.

Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan

Proposal penelitian ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah

curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita

nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehatNya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga saya mampu

untuk menyelesaikan pembuatan Proposal penelitian sebagai tugas dari mata

kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan dengan judul Pengaruh Model

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menggunakan Pendekatan

Multirepresentasi Terhadap Kemampuan Literasi Sains Pada Materi

Gelombang Bunyi Di SMAN 1 Lhokseumawe.

Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan

kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Herman Fithra, S.T., M.T., IPM., ASEAN. Eng. selaku

Rektor Universitas Malikussaleh

vi
2. Bapak Dr. Muhammad Yusuf, M.T selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan yang memberikan persetujuan pelaksanaan Tugas Akhir

Skripsi.

3. Bapak Fajrul Wahdi Ginting, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Fisika beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan

dan fasilitas selama proses penyusunan proposal sampai dengan selesainya

Tugas Akhir Skripsi ini.

4. Bapak Fajrul Wahdi Ginting, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan

Ibu Nanda Novita, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama

penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

5. Ibu Deassy Siska, S.Si., M.Sc. selaku Penguji I dan Ibu Muliani, S.Si.,

M.Si. selaku Penguji II yang sudah memberikan koreksi perbaikan secara

komprehensif terhadap Tugas Akhir Skripsi ini.

6. Bapak Drs. Saifuddin, MM. selaku Kepala Sekolah SMAN 1

Lhokseumawe yang telah memberi ijin dan bantuan dalam pelaksanaan

penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.

7. Bapak/Ibu para guru dan staf SMAN 1 Lhokseumawe yang telah

memberi bantuan memperlancar pengambilan data selama proses

penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.

8. Bapak Drs. Arpan Siregar dan Ibu Juliana Ritonga, S.Pd selaku orang tua

tercinta, yang selalu memberikan doa dan semua dukungan.

vii
9. Kakak Fadilah Sari Siregar, S.Tr Bns dan Adik Ahmad Dhani Siregar

selaku saudara kandung tersayang sebagai penyemangatku.

10. Teman-teman seperjuangan di kelas A1 dan A2 2019 Pendidikan F isika

yang selalu memberikan dukungan satu sama lain.

11. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat

disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan

Tugas Akhir Skripsi ini

viii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PROGRAM STUDI ................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN FAKULTAS ............................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

ABSTRACT .............................................................................................................v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................................4

1.3 Pembatasan Masalah .................................................................................5

1.4 Rumusan Masalah .....................................................................................5

1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................................6

1.6 Manfaat Penelitian .....................................................................................6

a. Manfaat Teoritis ........................................................................................6

b. Manfaat Praktis ......................................................................................6

1.7 Definisi Operasional ..................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................9

2.1 Kajian Teori ...............................................................................................9

ix
a. Model Pembelajaran .....................................................................................9

b. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .....................................................9

c. Model Pembelajaran Discovery Learning ..................................................11

d. Pendekatan Multirepresentasi ....................................................................13

e. Kemampuan Literasi Sains .........................................................................16

f. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing – Multirepresentasi dan


Kemampuan Literasi Sains ............................................................................17

g. Gelombang Bunyi ......................................................................................19

h. SMAN 1 Lhokseumawe .............................................................................32

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan ..............................................................34

2.3 Kerangka Pikir .........................................................................................36

2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................................38

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................39

3.1 Jenis dan Desain Penelitian .....................................................................39

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................40

a. Tempat Penelitian ...................................................................................40

b. Waktu Penelitian ..................................................................................40

3.3 Populasi dan Sampel ...............................................................................40

3.4 Variabel Penelitian ..................................................................................41

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..............................................41

3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen .......................................................43

a. Uji Validitas ............................................................................................43

b. Uji Realibilitas .....................................................................................44

c. Taraf Kesukaran Soal ............................................................................45

d. Daya Pembeda .....................................................................................45


x
3.7 Teknik Analisis Data ...............................................................................46

a. Uji Normalitas......................................................................................47

b. Uji Homogenitas ..................................................................................47

c. Uji Hipotesis ............................................................................................48

d. Peningkatan Kemampuan Literasi Sains .............................................48

3.8 Diagram Alir............................................................................................50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................51

4.1 Deskripsi Data ..............................................................................................51

a. Hasil Uji Instrumen ....................................................................................51

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis ....................................................................53

a. Uji Normalitas ...........................................................................................53

b. Uji Homogenitas ........................................................................................54

4.3 Pengujian Hipotesis ......................................................................................55

a. Uji Hipotesis ...............................................................................................55

b. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Antara Kelas


Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................................................................57

c. Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing


Menggunakan Pendekatan Multirepresentasi ................................................60

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................................61

BAB V PENUTUP .................................................................................................66

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................66

5.2 Saran .............................................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................68

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ............................................9

Tabel 2. 2 Kerangka Kerja PISA 2018...................................................................17

Tabel 2. 3 Kajian Relevan ......................................................................................34

Tabel 3. 1 Desain Penelitian...................................................................................39

Tabel 3. 2 Kriteria Validitas ...................................................................................43

Tabel 3. 3 Kriteria Realibilitas ...............................................................................44

Tabel 3. 4 Kriteria Taraf Kesukaran Soal .............................................................45

Tabel 3. 5 Kriteria Daya pembeda .........................................................................46

Tabel 3. 6 Kriteria Interpretasi N-gain ...................................................................49

Tabel 4. 1 Hasil uji Validitas Soal Tes Kemampuan Literasi Sains Siswa ............52

Tabel 4. 2 Hasil uji Reliabilitas ..............................................................................53


Tabel 4. 3 Hasil Uji Daya Pembeda .......................................................................53
Tabel 4. 4 Hasil Indeks Kesukaran ........................................................................53
Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas .............................................................................54
Tabel 4. 6 Hasil uji Homogenitas Pretest ..............................................................54
Tabel 4. 7 Hasil uji Independent sample t-test Nilai Pretest..................................56
Tabel 4. 8 Hasil uji Mann – Whitney Test Nilai Posttest .......................................57
Tabel 4. 9 Hasil Uji N-Gain ...................................................................................58
Tabel 4. 10 Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Menggunakan Pendekatan Multirepresentasi ........................................................60

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Hubungan antara inkuiri terbimbing pendekatan multirepresentasi


dan kemampuan literasi sains.................................................................................19
Gambar 2. 2 Nada dasar awal ................................................................................21
Gambar 2. 3 Nada atas ke-1 dawai.........................................................................22
Gambar 2. 4 Nada atas ke-2 dawai.........................................................................22
Gambar 2. 5 Nada dasar pipa organa terbuka ........................................................24
Gambar 2. 6 Nada atas ke – 1 pipa organa terbuka ................................................25
Gambar 2. 7 Nada atas ke – 2 pipa organa terbuka ................................................26
Gambar 2. 8 Nada dasar pipa organa tertutup ........................................................27
Gambar 2. 9 Nada atas ke – 1 pipa organa tertutup ...............................................27
Gambar 2. 10 Nada atas ke – 2 pipa organa tertutup .............................................28
Gambar 2. 11 ilustrasi efek Doppler ......................................................................31
Gambar 2. 12.SMAN 1 Lhokseumawe ..................................................................32
Gambar 2. 13 Kerangka Pikir.................................................................................37
Gambar 3. 1 Diagram Alir .....................................................................................50

Gambar 4. 1 Diagram Rata - rata Hasil Pretest dan Posttest…………………….59

Gambar 4. 2 Diagram Rata - rata Hasil Uji N-Gain ...............................................59

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pra-Penelitian...................................................................................72
a.Surat Izin Pelaksanaan Observasi Awal dari Universitas……………………...72
b. Hasil Wawancara dengan Guru Fisika……………………...………………....73
c. Lembar Kuesioner Tanggapan Siswa………………...………………...….......74
d. Surat Izin Telah Melaksanakan Observasi Awal…...………………...….........75
Lampiran 2. Perangkat Pembelajaran ...................................................................76
a. Silabus…...………………...….........…...………………...….........…...….......76
b. Rencana Perangkat Pembelajaran...…...………………...….........…...….........78
c. Lembar Kerja Siswa..…...………………...….........…...…...............................97
Lampiran 3. Instrumen Penelitian ......................................................................107
a. Kisi - Kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Literasi Sains………………..107
b. Soal Kemampuan Literasi Sains………………..……………………………127
c. Kuesioner Respon Siswa..…...………………...….........…...…......... .….......133
Lampiran 4. Hasil Uji Coba Instrumen ...............................................................135
a. Tabulasi Uji Coba Instrumen…………...….........…...…......... .….................135
b. Hasil Perhitungan Uji Validitas Soal…………...….........…...…......... .….....136
c. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Soal…………...….........…...…......... .…..138
d. Hasil Uji Coba Indeks Kesukaran…………...….........…...………….............138
e. Hasil Uji Coba Daya Pembeda…….…………...….........…...…......... .….....138
Lampiran 5. Surat Penelitian ...............................................................................140
a. Surat Izin Penelitian dari dari Universitas……...….........…...…......... .….....140
b. Surat Izin Telah Melaksanakan Penelitian…...….........…...…......... .…........141
Lampiran 6. Sampel Siswa..................................................................................142
a. Pretest Kelas Eksperimen…...….........…...…......... .…...................................142
b. Pretest Kelas Kontrol…...…...….........…...…......... .…..................................144
c. Posttest Kelas Eksperimen…...….........…...…......... .….................................146
d. Posttest Kelas Kontrol….…...….........…...…......... .…..................................148
c. Respon Siswa….…...……………........…...…......... .…..................................150
Lampiran 7. Data dan Hasil Analisis Penelitian .................................................151
xiv
a. Tabulasi Pretest Kelas Eksperimen……..…………………………….........151
b. Tabulasi Pretest Kelas Kontrol……………………………………….........152
c. Tabulasi Posttest Kelas Eksperimen……..…………………………….........153
d. Tabulasi Posttest Kelas Kontrol……………………………………….........154
e. Uji Normalitas Pretest…………......................................................................155
f. Uji Normalitas Posttest………….....................................................................155
g. Uji Homogenitas Pretest……........…...…......... .…........................................155
h. Uji Independent Sample t-test......…...…......... .…..........................................155
i. Uji Mann - Whitney t-test......…...…......... .…................................................156
j. Uji N-Gain Kelas Eksperimen ...…...…...........................................................156
k. Uji N-Gain Kelas Kontrol….. ...…...…...........................................................157
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian ..................................................................160

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini, manusia dituntut untuk mewujudkan kualitas yang unggul dalam

segala aspek kehidupan, termasuk didalamnya aspek pendidikan. Diharapkan

lembaga - lembaga profesional dapat mencetak siswa yang terampil dalam belajar,

menggunakan teknologi dan berinovasi, serta dapat bertahan dengan

menggunakan keterampilan yang dimiliki dikehidupan. Demikian pula menurut

(Sartika & Ahda, 2021) yang mengatakan keterampilan mampu menjadi bekal

siswa untuk dapat berhadapan dengan persaingan dan perkembangan global.

Di era ini, keterampilan siswa sangat diperlukan untuk mengatasi segala

rintangan yang semakin sulit melalui pendidikan. Keterampilan tersebut

diantaranya kemampuan berpikir kritis, dapat menghubungkan ilmu pengetahuan

dengan kehidupan sehari - hari, berkomunikasi dan berkolaborasi serta menguasai

teknologi informasi, (Sole & Anggraeni, 2018). Selain mengaplikasikan

keterampilan tersebut di dunia pendidikan, penting pula bagi guru memasukkan

keterampilan abad ini dalam pendidikan sains. (Turiman, Omar, Daud, & Osman,

2012) menyatakan bahwa masyarakat di abad ini butuh akan penerus bangsa yang

memiliki pengetahuan tentang persoalan sains dan teknologi yang ahli. Maka dari

itu, guru sangat diharapkan mampu berperan melatih keterampilan siswa

terkhusus pendidikan sains, dengan tujuan siswa dapat mengaplikasikan

pengetahuan yang ada di kehidupan sehari - hari.


Pendapat (Sartika & Ahda, 2021) mengatakan bahwa kemampuan literasi

sains yaitu mampu dalam mengorganisasikan informasi untuk memahami

masalah, mendapatkan informasi baru, menjelaskan peristiwa ilmiah, dan

penarikan kesimpulan secara objektif yang berhubungan dengan permasalahan

ilmiah. Literasi sains adalah satu diantara kemampuan yang diperlukan dalam

abad ini. Kemampuan literasi sains sangat dibutuhkan masyarakat, karena banyak

kasus yang berhubungan dengan sains dan teknologi saat ini.

Dari hasil studi PISA (Program for International Student Assessment)

kemampuan sains siswa Indonesia diperoleh dengan rata-rata sebesar 396

diperingkat 70 dengan 78 negara yang ikut serta pada Organization for Economic

Cooperation and Development (OECD, 2019). Berdasarkan hasil studi (Primastuti

& Atun, 2018) di salah satu SMA di Yogyakarta, menghasilkan nilai rata – rata

tes literasi sains siswa dengan kategori lemah yaitu sebesar 25,925%. Hal tersebut

mengartikan siswa di Indonesia rendah terhadap kemampuan berliterasi sains,

membuktikan siswa belum bisa menyelesaikan permasalahan sains di tingkat

lanjut.

Berdasarkan studi pendahuluan dengan melakukan wawancara pada salah

satu guru mata pelajaran fisika di SMAN 1 Lhokseumawe, diketahui guru masih

belum menggunakan soal – soal literasi sains sebagai indikator pencapaian siswa

karena kurangnya informasi mengenai literasi sains. Guru juga mengaku kurang

variasi dalam mencari model pembelajaran serta metode yang digunakan belum

memberi dampak terhadap kemampuan literasi sains karena masih fokus pada

pemahaman siswa akan pelajaran fisika itu sendiri. Model pembelajaran dikelas
adalah discovery learning dengan metode ceramah hanya saja model tersebut

masih belum diterapkan secara sempurna.

Sementara berdasarkan hasil angket yang diberikan untuk siswa kelas XI

IPA di SMAN 1 Lhokseumawe, sebanyak 87,1% siswa mengakui fisika adalah

pelajaran yang sulit disebabkan sebanyak 74,2% siswa mengatakan bahwa guru

masih menjadi pusat pembelajaran. Meskipun 90,2% siswa mengaku guru

memberikan soal dalam bentuk gambar, grafik, matematis dan verbal yang

menunjukkan bahwa guru sudah menggunakan pendekatan multirepresentasi

tetapi masih belum memberikan pengaruh kepada 45,2% siswa terhadap

kemampuan literasi sains karena 70,96% siswa menyatakan guru masih

menggunakan metode ceramah. Metode belajar yang berfokus kepada guru,

mengakibatkan 48,4% siswa kurang aktif mengikuti proses penentuan hipotesis

yang membutuhkan kemampuan literasi sains, mengakibatkan 70,96% siswa

mengaku sulit menyelesaikan soal literasi sains. Jika siswa hanya menerima

pemaparan materi oleh guru dengan tidak melatih kemampuan literasi sains,

dikhawatirkan siswa gagal bersaing di era ini.

Siswa dapat terlibat dalam proses sains jika diterapkan model inkuiri

terbimbing. Sejalan dengan pernyataan (Sevia Dewi Suryani, 2021) menerapkan

model inkuiri terbimbing, siswa dapat dilibatkan dalam proses sains oleh guru

untuk melatih kemampuan literasi sains siswa, diawali dengan penemuan

persoalan sampai pengambilan kesimpulan dari masalah yang ditemukan. Siswa

akan mendapatkan pengalaman dalam menyelesaikan persoalan, sehingga siswa

akan sadar tentang isu-isu lingkungan sekitar yang berhubungan dengan sains jika

3
terlibat langsung dalam proses sains. Pendapat (Kurniasih, 2020) yaitu model

inkuiri terbimbimbing menggunakan pendekatan multirepresentasi dapat

meningkatkan kemampuan penguasaan konsep serta berfikir sains yang akan

memengaruhi kemampuan literasi sains siswa. (Guzel & Adadan, 2013) juga

mengklaim jika siswa ingin memiliki kemampuan literasi sains maka diperlukan

pemahaman banyak representasi konsep sains, dapat mengartikan variasi

representasi yang berbeda, juga memiliki keterampilan dalam membuat banyak

representasi dalam apa saja dengan tujuan tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian beberapa temuan yang menunjukkan kaitan

antara multirepresentasi dengan inkuiri terbimbing, inkuiri terbimbing dan literasi

sains, multirepresentasi dan literasi sains tersebut dan hasil wawancara serta

kuesioner pada saat studi pendahuluan, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat

pengaruh signifikan pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan pendekatan

multirepresentasi dalam mengatasi permasalahan rendahnya kemampuan literasi

sains siswa di SMAN 1 Lhokseumawe. Sehingga, peneliti akan melakukan

penelitian berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Menggunakan Pendekatan Multirepresentasi Terhadap Kemampuan Literasi Sains

Pada Materi Gelombang Bunyi di SMAN 1 Lhokseumawe”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi masalah

sebagai berikut:

1. Pelajaran fisika masih dianggap sulit oleh siswa.

4
2. Guru menggunakan model pembelajaran yang kurang memadai bagi

terciptanya kemampuan literasi sains siswa meskipun sudah menggunakan

pendekatan multirepresentasi.

3. Siswa kurang aktif dalam berpartisipasi menentukan hipotesis yang

membutuhkan kemampuan literasi sains siswa.

4. Rendahnya kemampuan literasi sains siswa.

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan beberapa permasalahan yang teridentifikasi, maka batasan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini terbatas untuk melatih kemampuan literasi sains siswa.

2. Penelitian ini menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing

menggunakan pendekatan multirepresentasi.

3. Materi yang digunakan yaitu gelombang bunyi.

1.4 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan

pendekatan multirepresentasi terhadap kemampuan literasi sains siswa pada

materi gelombang bunyi di SMAN 1 Lhokseumawe?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan literasi sains siswa setelah diterapkan

model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pendekatan

multirepresentasi pada materi gelombang bunyi di SMAN 1 Lhokseumawe.

5
1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri

terbimbing dengan pendekatan multirepresentasi dibandingkan dengan

model discovery learning terhadap kemampuan literasi sains pada materi

gelombang bunyi di SMA Negeri 1 Lhokseumawe.

2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan literasi sains setelah

diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pendekatan

multirepresentasi pada materi gelombang bunyi di SMAN 1 Lhokseumawe.

1.6 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memiliki manfaat dalam memberikan data mengenai

kemampuan literasi sains dan pengaruh inkuiri terbimbing menggunakan

pendekatan multirepresentasi. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan bagi

penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan inkuiri terbimbing menggunakan

multirepresentasi dan kemampuan literasi sains siswa pada materi gelombang

bunyi.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa

a) Menyediakan pengalaman belajar yang mengesankan bagi siswa saat mereka

menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pendekatan

multirepresentasi.

6
b)Meningkatkan kemampuan literasi sains siswa, terutama dalam pembelajaran

fisika, khususnya pada materi gelombang bunyi.

2. Bagi Guru

Menghadirkan inovasi dalam proses pembelajaran bagi guru dengan

menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan pendekatan

multirepresentasi, yang bertujuan untuk melatih kemampuan literasi sains

siswa.

3. Bagi Peneliti

a) Memberikan tambahan pengetahuan dan pemahaman bagi peneliti di bidang

model pembelajaran, terutama model pembelajaran inkuiri terbimbing

dengan pendekatan multirepresentasi.

b) Menghasilkan pengalaman mengajar dan pengetahuan yang berharga yang

dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

4. Bagi Masyarakat Umum

Memberikan solusi dalam menghadapi tantangan rendahnya kemampuan

literasi sains di Indonesia, dengan menyediakan model pembelajaran yang

efektif dan inovatif.

1.7 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah pengukuran variabel dengan menentukan sifat

atau kontrak yang dimiliki. Definisi operasional penelitian ini sebagai berikut :

a. Pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan pendekatan multirepresentasi

adalah metode pembelajaran di mana siswa secara aktif terlibat dalam

mengeksplorasi dan memahami konsep melalui penyelidikan terbimbing.

Dalam metode ini, siswa diberi kesempatan untuk memperoleh pemahaman

7
konsep melalui pengamatan fenomena di sekitar mereka, dengan bimbingan

guru, menggunakan berbagai representasi yang berbeda untuk

menggambarkan konsep dan proses yang sama pada setiap tahap

pembelajaran.

b. Kemampuan literasi sains mengacu pada kemampuan seseorang dalam

mengatasi masalah menggunakan pengetahuan sains. Penelitian ini

mengukur tiga domain literasi sains, yaitu kompetensi sains, pengetahuan

sains, dan konteks sains.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

a. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah rangkaian konseptual yang memperlihatkan

prosedur sistematis dalam menyiapkan pembelajaran supaya tujuan pembelajaran

dapat dicapai serta digunakan dalam membuat kurikulum, rancangan materi ajar

dan menjadi pembimbing di kelas dan lain sebagainya (Joyce & Weil, 2003).

Model pembelajaran merupakan suatu pola - pola mengajar secara langsung

di kelas sekaligus penentuan rangkaian pembelajaran (Rusman, 2010). Sehingga

diambil kesimpulan, model pembelajaran adalah proses pembelajaran dikelas

supaya tercipta suasana yang membantu siswa dalam menerima dan memahami

pembelajaran, maka tujuan belajar dengan efektif dan efisien dapat dicapai.

b. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Inkuiri berarti meminta keterangan/penyelidikan, terjemahan lainnya yaitu

“diharapkan siswa dapat mencari dan menemukan sendiri”, dengan konteks

menggunakan inkuiri sebagai metode pembelajaran, siswa berperan menjadi

subjek pembelajaran, yang artinya siswa mempunyai peran besar memutuskan

model pembelajaran dan suasana kelas (Khairul, 2015). Inkuiri memiliki tujuan

secara umum yaitu agar dapat membantu siswa dalam mengeksplor intelektual

mandiri dan kemampuan dengan harapan mampu menyelesaikan permasalahan

karena keingintahuan siswa setelah diberikan permasalahan, pelatihan inkuiri


berawal dari siswa diberikan suatu keadaan seperti teka-teki. Hal tersebut

menjadi motivasi siswa dalam menyelesaikan permasalahan (Alma, 2009).

Keadaan umum syarat adanya aktivitas inkuiri bagi siswa

diantaranya :

1. Keadaan kelas dan suasana terbuka yang mampu mengajak siswa

berdikusi.

2. Fokus inkuiri adalah hipotesis dan menggunakan fakta sebagai evidensi

(informasi, fakta).

Menurut (Al-Tabany, 2014) agar tercipta kondisi seperti diatas, guru

berperan sebagai berikut :

1. Motivator, pemberian rangsangan kepada siswa agar aktif dan bergairah

berpikir.

2. Fasilitator, memberi jalan keluar ketika siswa kesulitan.

3. Penanya, siswa disadarkan atas kekeliruan yang siswa timbulkan.

4. Administrator, memiliki tanggung jawab penuh atas seluruh kegiatan

kelas.

5. Pengarah, memimpin aktivitas siswa agar tercapai tujuan yang diharapkan.

6. Manajer, sebagai pengelola sumber belajar, organisasi kelas, dan waktu.

7. Rewarder, memberikan penghargaan atas prestasi yang siswa capai.

Berikut langkah – langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing :

10
Tabel 2. 1 Tahapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Fase Perilaku Guru


1. Memberikan masalah atau Guru memberikan bimbingan kepada siswa untuk
pertanyaan mengidentifikasi pertanyaan.

2. Pembuatan hipotesis Guru memberi siswa kesempatan untuk bertukar


pendapat untuk membuat hipotesis.
Guru memberikan arahan kepada siswa dalam
merumuskan hipotesis yang relevan dengan
permasalahan yang ada, serta memilih hipotesis
mana yang akan diprioritaskan untuk dilakukan
penyelidikan lebih lanjut.

3. Merancang percobaan Guru memberikan siswa kesempatan dalam


menentukan prosedur yang relevan dengan
hipotesis yang akan diuji.
Guru memberikan panduan kepada siswa
menyusun urutan langkah - langkah percobaan.

4. Melakukan percobaan Guru memberikan panduan kepada siswa dalam


untuk memperoleh informasi memperoleh informasi dari percobaan

5. Mengumpulkan dan Guru memberikan tiap kelompok kesempatan


menganalisis data memaparkan hasil pengolahan data yang sudah
dikumpulkan.

6. Membuat kesimpulan Guru memberi bimbingan kepada siswa dalam


penarikan kesimpulan.

Sumber : (Joyce & Weil, 2003)

c. Model Pembelajaran Discovery Learning

Menurut (Brunner, 1996) model pembelajaran discovery learning adalah

pembelajaran yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan melalui metode

yang dapat melatih kemampuan intelektual siswa, serta merangsang rasa ingin

tahu dan motivasi siswa.

11
Pendapat lain mengenai discovery yaitu model pembelajaran yang

mengorganisasikan pengajaran sedemikian rupa sampai siswa mendapatkan

pengetahuan yang belum diketahui siswa melainkan melalui pemberitahuan

(Suherti, Rohimah, & Maryam, 2016). Pendapat (Saifuddin, 2014) Discovery

Learning merupakan “strategi pembelajaran yang menuntut siswa untuk

melaksanakan observasi, eksperimen atau tindakan ilmiah sehingga memperoleh

kesimpulan dari hasil kegiatan ilmiah tersebut”.

Maka dapat disimpulkan bahwa discovery learning adalah metode

pemahaman konsep, kaitan dan arti melalui proses intuitif hingga akhirnya sampai

kepada penarikan kesimpulan.

Langkah - langkah model Discovery Learning menurut (Joyce & Weil, 2003)

sebagai berikut:

1. Guru memberikan pertanyaan berupa persoalan atau meminta siswa

memperhatikan uraian yang berisi pemasalahan.

2. Siswa berkesempatan untuk mengidentifikasi segala permasalahan. Siswa juga

berkesempatan dalam mengidentifikasi masalah sesuai dengan pandangan siswa

yang menarik dan fleksibel untuk diselesaikan. Permasalahan yang dipilih siswa

akan dirumuskan dalam hipotesis, yaitu pernyataan sebagai jawaban sementara

dari pertanyaan.

3. Untuk mencari solusi dari petanyaan atau membuktikan kebenaran hipotesis,

siswa berkesempatan untuk mengumpulkan segala informasi yang sesuai,

membaca literatur, memperhatikan objek, wawancara dengan narasumber,

melakuan uji coba sendiri, dan lainnya.

12
4. Seluruh informasi akan dicak, diolah, dikelompokkan, ditabulasi bahkan

dihitung dengan menggunakan rumus dan diartikan dengan tingkat kepercayaan

tertentu.

5. Dari hasil sebelumnya, hipotesis atau pertanyaan yang sudah dirumuskan

diawal dicek, apakah terjawab dan terbukti atau tidak.

6. Tahap terakhir dari hasil verifikasi yaitu siswa dituntut dalam mengambil

kesimpulan atau generalisasi tertentu.

d. Pendekatan Multirepresentasi

Multirepresentasi adalah penggunaan dua atau lebih representasi untuk

memaparkan suatu keadaan atau proses nyata (Widianingtiyas, 2015).

Berdasarkan pendapat (Widianingtiyas, 2015) multirepresentasi mampu

menggambarkan aspek yang berbeda dari sesuatu. (Ainsworth, 2008) menyatakan

bahwa multirepresentasi dianggap sebagai bentuk dari berbagai persepsi dan/atau

berbagai bentuk – bentuk yang berbeda – beda dari representasi mental eksternal

dan internal secara konseptual yang berfungsi sebagai alat kognitif dan

mendukung pemahaman dan konsep – konsep abstrak.

Multirepresentasi terbagi menjadi multi representasi eksternal dan internal ,

dikutip dari (Kurniasih, 2020) bahwa multi representasi internal adalah makna

mental yang harus diambil dari memori atau bisa disebut sebagai representasi

yang ada dalam pemikiran manusia. Sedangkan multi representasi eksternal

adalah representasi yang dapat diperiksa secara persepsi dari lingkungan, seperti

hubungan special antara simbol. Maksudnya adalah bahwa representasi eksternal

adalah bentuk yang dapat diamati dari representasi pikiran manusia atau bentuk

13
yang bisa diamati dari representasi internal. Contoh representasi eksternal adalah

simbol, grafik, gambar, tabel, bagan, tulisan dll.

Representasi merupakan proses sebuah objek dirasakan oleh indera

manusia, kemudian dimasukkan ke akal agar diproses dengan hasil sebuah konsep

dengan bahasa yang akan diungkapkan/disampaikan kembali. Representasi dapat

disebut juga sebagai bentuk pemodelan atas suatu masalah atau sistuasi untuk

menyelesaikan masalah atau situasi tersebut

(Ainsworth, 2008) menyatakan bahwa multirepresentasi memiliki tiga

fungsi yaitu sebagai berikut :

1) Multirepresentasi mampu saling melengkapi dikarenakan dapat menampilkan

informasi yang bervariasi, dengan setiap representasi mampu memberikan

proses atau informasi. Misal kecepatan bisa ditulis dalam rumus (v = s/t) dan

dalam grafik s terhadap t, atau grafik v terhadap t.

2) Multirepresentasi mampu membantu siswa dalam memahami domain

dikarenakan satu representasi mampu membatasi interpretasi siswa terhadap

representasi yang lain. Misal ketika siswa membuat suatu kesalahan umum

dengan berfikir bahwa pada saat grafik v terhadap t adalah garis horizontal

berarti benda tersebut diam. Sehingga guru bisa menjelaskan dan

mengkontraskan dengan menampilkan representasi menggunakan grafik nyata

jika siswa kurang paham dengan grafik garis.

3) Multirepresentasi mampu membantu konstruksi pemahaman yang lebih

dalam, dengan artian multirepresentasi berfungsi membangun.

14
Dikutip dalam jurnalnya (Widianingtiyas, 2015) menyatakan bahwa

pendekatan multirepresentasi memberikan 5 manfaat, yaitu :

a. Menyediakan wadah bagi siswa atas kemampuan intelegensi yang

berbeda,

b. Penampakan yang terlihat oleh otak,

c. Berkontribusi dalam mengkonstruksi bentuk lain dari representasi,

d. Beberapa representasi berfungsi untuk penalaran kualitatif,

e. Representasi matematid yang abstrak dipakai untuk penalaran kuantitatif

(Kohl P dan Finkelstein N, 2017) menggunakan 4 format representasi dalam

penelitiannya seperti yang digunakan Ainsworth. Tipe atau bentuk tersebut antara

lain sebagai berikut :

a. Deskripsi verbal

Deskripsi verbal digunakan untuk memberi pengertian dari suatu ide atau

konsep.

b. Gambar/ diagram

Sesuatu akan menjadi lebihjika direpresentasikan dalam bentuk

gambar/diagram. Gambar mampu membantu memperlihatkan sesuatu yang

masih bersifat abstrak. Contoh gambar yang digunakan dalam fisika sendiri

adalah gambar model partikel gas ideal dalam tabung, gambar pola gelombang

pada dawai pipa dan pipa organa

c. Grafik

Konsep dengan penjelasan yang panjang dapat di representasikan dalam bentuk

grafik. Misal grafik dari hubungan antara kuantitas yang digunakan dalam

15
mendeskripsikan system fisika, yaitu pada materi hukum I Termodinamika

grafik hubungan antara suhu dan volume.

d. Persamaan matematis

Persoalan kuantitatif dapat diselesaikan dengan menggunakan persamaan

matematis melalui representasi matematis. Namun pemahaman siswa terhadap

suatu persoalan sangat memengaruhi keberhasilan representasi matematisnya

sehingga dibutuhkan representasi kualitatif seperti verbal dan lainnya. Agar

siswa tidak sekedar menghafal suatu representasi matematis yang ada

melainkan juga memahami nya dengan bantuan representasi verbal dan

representasi lainnya.

e. Kemampuan Literasi Sains

Literasi sains adalah wadah bagi seseorang dalam mengaplikasikan

pengetahuan sains, menjabarkan pertanyaan sampai penarikan kesimpulan dari

data serta fakta agar memahami dunia serta mencari jawaban atas apa yang terjadi

dikarenakan aktivitas makhluk hidup (OECD, 2019)

Menurut (Widianingtiyas, 2015), literasi sains adalah pemahaman dan ilmu

pengetahuan tentang proses sains dan konsep dengan memberi peluang kepada

manusia dalam mengambil keputusan atas pengetahuan yang dimiliki, juga ikut

serta pada hal budaya, kenegaraan dan perkembangan ekonomi, termasuk

keterampilan khusus manusia tersebut.

Berdasarkan kerangka PISA (Program for International Student

Assesment), literasi sains memiliki 4 aspek yang saling berhubungan yaitu context,

knowledge, competence, dan attitude (Amalia, 2022). Context dan penerapan

16
meliputi SDA (Sumber Daya Alam), kualitas lingungan, kesehatan dan penyakit,

dan dampak buruk IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Knowledge terdiri

atas pengetahuan konten dan prosedural. Competence terdiri dari ; memaparkan

fenomena ilmiah, mengevaluasi dan merancang ilmiah, menganalisis dan

menafsirkan data dan bukti ilmiah. Adapun Attitude yaitu meliputi pada

perkembangan pengetahuan, menerapkan konsep dan metode saintifik serta

mencapai karir dibidang sains (OECD, 2018).

Berikut penjelasan aspek literasi sains berdasarkan Penilaian dan Analisis

Kerangka Kerja PISA 2018 (OECD, 2018).

Tabel 2. 2 Kerangka Kerja PISA 2018

Aspek Literasi Sains Deskripsi


Context Kasus pribadi, regional maupun nasional atau
global pada masa lalu atau masa kini, yang
menuntut pemahaman teknologi dan ilmu
pengetahuan.
Knowledge Pengetahuan mengenai informasi pokok, konsep
dan penjelasan teori yang menjadi asas
pengetahuan ilmiah. Pengetahuan tersebut
meliputi yang dunia alami dan pengetahuan
konten, juga pengetahuan mengenai seperti apa
pemikiran yang diperoleh pengetahuan
prosedural dan pemahaman mengenai landasan
prosedur ini serta pengoperasian sebenarnya
(pengetahuan epistemik).
Competence Keterampilan agar dapat menjelaskan sesuai
proses sains, merancang serta mengevaluasi
penyelidikan ilmiah, juga menafsirkan data
berikut bukti secara ilmiah.
f. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing – Multirepresentasi dan

Kemampuan Literasi Sains

Terdapat hubungan antara variable - variabel dalam penelitian ini yaitu

model inkuiri terbimbing, pendekatan multirepresentasi dan kemampuan literasi

17
sains. Gabungan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan pendekatan

multirepresentasi adalah gabungan yang menguatkan menurut (Kurniasih, 2020).

Karena model inkuiri terbimbing melatih kemampuan multi representasi yang

dimiliki siswa dan pendekatan multirepresentasi akan menguatkan penjelasan

materi pada setiap tahap pembelajaran inkuiri terbimbing.

Model inkuiri terbimbing akan menguatkan partisipasi siswa dalam

melakukan setiap tahapan pembelajaran dengan baik tanpa ada tahapan yang

terlewat sehingga siswa memperoleh sendiri konsep yang dipelajari (Amalia,

2022) karena model ini mengaktivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

sehingga dapat memengaruhi kemampuan literasi sains siswa. Berdasarkan

pernyataan (Sevia Dewi Suryani, 2021) Pendekatan multirepresentasi memberikan

penguatan terhadap kemampuan siswa dalam menelaah persoalan sehingga

mampu meningkatkan literasi sains siswa karena adanya perbedaan pola pada

representasi materi.

Hubungan antara inkuiri terbimbing pendekatan multirepresentasi dan

kemampuan literasi sains siswa dapat terlihat pada gambar berbentuk skema

berikut ini.

18
Model Inkuiri
Terbimbing

Menguat menguatkan kemampuan Literasi Sains

kan dan melatihkan

Pendekatan
Multirepresentasi

Gambar 2. 1 Hubungan antara inkuiri terbimbing pendekatan multirepresentasi


dan kemampuan literasi sains

Sumber : (Kurniasih, 2020)

g. Gelombang Bunyi

Gelombang bunyi merupakan jenis gelombang mekanik yang bergerak

secara longitudinal. Gelombang bunyi dapat dihantarkan ke telinga manusia

melalui Gelombang bunyi. Bunyi/suara dapat terdengar karena adanya getaran

yang menjalar ke telinga pendengar.

1. Cepat Rambat Bunyi

Cepat perambatan bunyi dapat berbeda – beda tergantung pada jenis dan

sifat fisik dari medium atau zat yang dilewati oleh bunyi.

19
a) Cepat rambat bunyi di dalam zat cair :


2.1

Keterangan :

v = cepat rambat bunyi (m/s)

B = modulus Bulk (N/m2)

= massa jenis zat cair (kg/m3)

b) Cepat rambat bunyi di dalam medium zat gas :


2.2

Keterangan :

v = cepat rambat bunyi (m/s)

γ = tetapan Laplace

R = tetapan gas umum (J/mol K)

T = suhu mutlak (K)

Mr = massa molekul relatif (kg/mol)

c) Cepat rambat bunyi di dalam medium zat padat :


2.3

Keterangan :

v = cepat rambat bunyi (m/s)

20
E = modulus Young (N/m2)

= massa jenis zat padat (kg/m3)

2. Nada pada Dawai

Apabila senar ketika kedua ujungnya terikat dipetik, terbentuk gelombang

stasioner dengan beberapa keadaan resonansi seperti pada pola gelombang

berikut:

a) Nada dasar

Nada dasar terjadi ketika setengah gelombang terbentuk pada panjang dawai

seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

Gambar 2. 2 Nada dasar awal

Sumber : (Saripudin, Rustiawan, & Adit, 2009)

Frekuensi nada dasar ke-0 adalah :

2.4

Jika tali memiliki panjang L dan membentuk setengah panjang gelombang (½

λ), maka dapat dituliskan sebagai L = ½ λ. Selanjutnya, panjang gelombang (λ)

dapat dihitung sebagai 2L. .

b) Nada atas ke-1

Nada atas ke-1 muncul ketika satu gelombang terbentuk pada panjang dawai

tertentu. Jika panjang tali tersebut membentuk satu panjang gelombang (λ),

maka panjang tali (L) dapat diwakili sebagai λ = L.

21
Gambar 2. 3 Nada atas ke-1 dawai

Sumber : (Saripudin et al., 2009)

2.6

𝑙

Frekuensi nada atas ke-1 adalah :

2.5
𝑙

c) Nada atas ke-2

Nada atas ke-2 muncul ketika satu setengah gelombang terbentuk pada panjang

dawai tertentu. Jika panjang tali tersebut membentuk satu setengah panjang

gelombang (1 ½ λ atau 3/2 λ), maka dapat dinyatakan sebagai L = 3/2 λ. Oleh

karena itu, panjang gelombang (λ) dapat dihitung sebagai 2/3 dari L.

Gambar 2. 4 Nada atas ke-2 dawai

Sumber : (Saripudin et al., 2009)

Frekuensi nada atas ke-2 adalah :

Berdasarkan data diata,s dapat disimpulkan bahwa frekuensi nada atas ke-n:

𝑛 2.7
𝑙

n = 0,1,2,….

22
Keterangan :

fn = frekuensi nada ke – n (Hz)

v = cepat rambat gelombang dalam dawai

L = panjang dawai

n = 0 ; nada dasar

n = 1 ; nada atas ke – 1

n = 2 ; nada atas ke – 2

n ; tingkat nada ke – n

Persamaan yang menggambarkan kecepatan rambat gelombang pada tali

(dawai) adalah sebagai berikut:

2.8

Keterangan :

FT = gaya tegangan tali (N)

= massa jenis dawai (kg/m)

Jika persamaan 2.7 disubstitusikan ke persamaan 2.8 , maka :

𝑛 2.9

𝑙

Jika frekuensi setiap nada dibandingkan, maka :

f0 : f1 : f2 : … = 1 : 2 : 3 : ….

23
3. Nada pada Pipa Organa

Adapun sumber bunyi dengan kolom udara digunakan sebagai sumber getarnya

disebut dengan pipa organa. Pipa organa terdiri dari dua jenis yaitu pipa organa

terbuka dan tertutup.

a) Pipa Organa Terbuka

Bila pipa organa ditiup maka akan terbentuk gelombang stasioner

longitudinal dengan pola gelombang yang memiliki perut di kedua ujungnya

dengan beberapa keadaan resonansi seperti pada pola gelombang berikut:

1) Nada Dasar

Nada dasar muncul ketika setengah gelombang terbentuk pada panjang pipa

organa terbuka, sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.

Gambar 2. 5 Nada dasar pipa organa terbuka

Sumber : (Saripudin et al., 2009)

Jika tali dengan panjang L membentuk setengah panjang gelombang (½ λ) dan

dinyatakan sebagai L = ½ λ, maka panjang gelombang (λ) dapat dihitung sebagai

2 kali L, yaitu λ = 2L.

Frekuensi dari nada dasar ke-0 (nol) dapat dihitung sebagai kebalikan dari

panjang gelombang (λ) dengan rumus:

24
2.10

Namun, untuk menghitung frekuensi nada dasar ke-0, diperlukan nilai kecepatan

rambat gelombang pada media tersebut, yang tidak tersedia dalam informasi yang

diberikan. Jika kita memiliki nilai kecepatan rambat gelombang (v), maka

frekuensi nada dasar ke-0 dapat dihitung menggunakan rumus di atas.

2) Nada Atas ke – 1

Nada atas ke-1 muncul ketika satu gelombang terbentuk pada panjang pipa organa

terbuka. Jika panjang tali (L) membentuk satu panjang gelombang (λ), maka dapat

dinyatakan sebagai L = 1 λ, sehingga panjang gelombang (λ) sama dengan

panjang tali (L).

Gambar 2. 6 Nada atas ke – 1 pipa organa terbuka

Sumber : (Saripudin et al., 2009)

Frekuensi nada atas ke-1 adalah :

2.11
𝑙

3) Nada atas ke – 2

Nada atas ke-2 muncul ketika satu setengah gelombang terbentuk pada panjang

pipa organa terbuka. Jika panjang tali (L) membentuk satu setengah panjang

gelombang (1 ½ λ atau 3/2 λ), maka dapat dinyatakan sebagai L = 3/2 λ. Oleh

25
karena itu, panjang gelombang (λ) dapat dihitung sebagai dua per tiga dari L,

yaitu λ = 2/3 L.

Gambar 2. 7 Nada atas ke – 2 pipa organa terbuka

Sumber : (Saripudin et al., 2009)

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa frekuensi dari nada atas ke-n

adalah kebalikan dari panjang gelombang (λ) yang terbentuk pada pipa organa

terbuka. Jika panjang gelombang pada nada dasar (n=1) adalah λ, maka frekuensi

dari nada atas ke-n dapat dihitung dengan rumus:

𝑛 2.12
𝑙

Jika frekuensi setiap nada dibandingkan, maka :

f0 : f1 : f2 : … = 1 : 2 : 3 : ….

b) Pipa Organa Tertutup

Bila pipa organa ditiup maka akan terbentuk simpul dan pada ujung lainnya

yang terbuka terjadi perut dengan beberapa keadaan resonansi seperti pada

pola gelombang berikut:

1) Nada Dasar

Nada dasar terbentuk ketika pipa organa sepenuhnya tertutup dan membentuk

¼ gelombang seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Jika panjang tali adalah L

26
dan tali tersebut membentuk 1/4 λ maka dapat dikatakan bahwa L = 1/4 λ dan

sebagai akibatnya λ = 4 L

Gambar 2. 8 Nada dasar pipa organa tertutup

Sumber : (Saripudin et al., 2009)

2) Nada Atas ke – 1

Nada atas ke-1 muncul ketika tiga perempat gelombang terbentuk pada panjang

pipa organa tertutup. Jika panjang tali (L) membentuk tiga perempat panjang

gelombang (3/4 λ), maka dapat dinyatakan sebagai L = 3/4 λ. Oleh karena itu,

panjang gelombang (λ) dapat dihitung sebagai empat per tiga dari L, yaitu λ = 4/3

L.

Gambar 2. 9 Nada atas ke – 1 pipa organa tertutup

Sumber : (Saripudin et al., 2009)

Frekuensi nada atas ke-1 adalah :

2.11
𝑙

27
3) Nada atas ke – 2

Nada atas ke-2 muncul ketika lima perempat gelombang terbentuk pada panjang

pipa organa tertutup. Jika panjang tali (L) membentuk lima perempat panjang

gelombang (5/4 λ), maka dapat dinyatakan sebagai L = 5/4 λ. Oleh karena itu,

panjang gelombang (λ) dapat dihitung sebagai empat per lima dari L, yaitu λ = 4/5

L.

Gambar 2. 10 Nada atas ke – 2 pipa organa tertutup

Sumber : (Saripudin et al., 2009)

Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa frekuensi nada

atas ke-n:

𝑛 2.12
𝑙

Jika frekuensi setiap nada dibandingkan, maka :

f0 : f1 : f2 : … = 1 : 3 : 5 : ….

4. Resonansi Bunyi

Resonansi adalah saat ketika suatu objek bergetar karena adanya objek lain yang

bergetar. Resonansi terjadi jika f0 = fp yaitu pada objek yang bergetar sama dengan

frekuensi alamiah dari objek yang berdekatan.

Dapat dikatakan sebagai resonansi jika memenuhi persamaan sebagai berikut:

28
𝑛 2.13

Keterangan :

Ln= panjang kolom udara ke – n

n = 1,2,3,…,

Panjang gelombang pada peristiwa resonansi sebagai berikut:

L0 : L1 : L2 : … = 1 : 3 : 5 : ….

5. Intensitas Bunyi

Intensitas merupakan ukuran yang digunakan untuk menilai seberapa keras

suatu bunyi. Intensitas bunyi mengacu pada jumlah energi bunyi yang

dipindahkan setiap detik (daya bunyi) pada satuan luas permukaan yang tegak

lurus. Persamaan untuk menghitung intensitas bunyi di suatu titik yang

dipengaruhi oleh beberapa sumber bunyi dapat dinyatakan sebagai berikut:

2.14

Keterangan :

I = intensitas bunyi (W/m2)

P = daya sumber bunyi (W)

A = luas (m2)

R = jari – jari bola (m)

Ternyata kuat bunyi yang terdengar oleh telinga tidak berbanding lurus

dengan besarnya intensitas bunyi. Sebagai contoh, jika intensitas awal bunyi

10-5 Wm-2 dan dinaikkan menjadi 2 x 10 -5


Wm-2, telinga kita tidak akan

mendengar bunyi dua kali lebih keras. Bahkan terkadang telinga akan

29
merasakan bunyi yang hampir sama kuatnya. Oleh karena rentang intesitas

bunyi yang dapatdidengar oleh manusia sangat luas, diperlukan suatu ukuran

yang menggambarkan intensitas bunyi dalam bilangan yang lebih kecil.

Ukuran ini dikenal sebagai taraf intensitas bunyi (TI).

Taraf intensitas bunyi adalah sebuah logaritma yang menggambarkan

perbandingan antara intensitas bunyi dengan intensitas ambang pendengaran.

Memiliki persamaan sebagai berikut ::

𝑙𝑜 ( ) 2.15

Keterangan :

TI = taraf intensitas (dB)

I = intensitas bunyi (W/m2)

I0 = intensitas ambang 10-12/m2)

6. Efek Doppler

Efek Doppler adalah fenomena di mana frekuensi bunyi yang terdengar oleh

penerima bunyi naik atau turun akibat perubahan jarak. Ketika sumber suara

berada dalam keadaan diam, kedua penerima mendengar frekuensi yang sama.

Namun, ketika sumber suara bergerak, salah satu penerima akan mendengar

frekuensi yang lebih tinggi daripada sebelumnya, sementara penerima lainnya

akan mendengar frekuensi yang lebih rendah daripada sebelumnya.

30
Gambar 2. 11 ilustrasi efek Doppler

Sumber : (Saripudin et al., 2009)

Persamaan Efek Doppler adalah :

2.16

Keterangan :

fp = frekuensi bunyi yang diterima pendengar (Hz)

fs = frekuensi bunyi yang dipancarkan sumber (Hz)

vp = kecepatan pendengar (m/s)

vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)

v = cepat rambat udara (340 m/s)

Dalam rumus efek Doppler ada beberapa perjanjian tanda:

 vs bernilai positif (+) jika sumber bunyi menjauhi pendengar.

 vs bernilai negatif (-) jika sumber bunyi mendekati pendengar.

 vp bernilai positif (+) jika pendengar mendekati sumber bunyi.

 vp bernilai negatif (-) jika pendengar menjauhi sumber bunyi.

31
h. SMAN 1 Lhokseumawe

1. Profil Sekolah

Gambar 2. 12.SMAN 1 Lhokseumawe


Sumber : (sma1hokseumawe.sch.id, 2021)
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Lhokseumawe

NPSN : 10105619

Berdiri Tahun : 1957

Status : Negeri

Akreditasi :A

Kepala Sekolah : Drs. Saifuddin, M.M

Jalan : Jl. Darussalam

Desa/Kelurahan : Kampung Jawa

Kecamatan : Banda Sakti

Kota : Lhokseumawe

Provinsi : Aceh

Kode Pos : 24351

E-mail : sman1lsw@yahoo.co.id

Web-site : http://sma1lhokseumawe.sch.id/

32
2. Visi dan Misi

a) Visi : ”Terdepan dalam inovasi, layanan pendidikan berkualitas, dan bersinergi

untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila pada tahun 2026 ”

Dengan indikator visi sebagai berikut:

1) Terwujudnya kecakapan pengetahuan dan ketrampilan melalui

penyelenggaraan pembelajaran Sistem Kredit Semester (SKS) secara

efektif dan efisien

2) Terwujudnya pembelajaran berbasis IT dan berdifferensiasi

3) Munculnya semangat meraih prestasi secara berkelanjutan

4) Munculnya budaya literasi dan menghasilkan karya cipta yang kreatif

dan inofatif melalui pengembangan kegiatan ekstrakurikuler

5) Terjalin hubungan dengan lembaga-lembaga pendidikan baik lokal,

nasional maupun internasional

6) Terjalin hubungan baik dengan masyarakat dan berbagai lembaga

dalam peningkatan mutu sekolah.

b) Misi :

1) Menyelenggarakan penyelenggaraan pembelajaran Sistem Kredit

Semester (SKS) secara efektif dan efisien dengan kecakapan

pengetahuan dan keterampilan

2) Mengembangkan bidang IPTEK berdasarkan minat bakat dan potensi

peserta didik dan berdiferensiasi

33
3) Mengembangakan inovasi dalam layanan pendididikan dan

kependididikan sesuai karakteristik peserta didik dan profil pelajar

pancasila

4) Menumbuhkan budaya literasi dan menghasilkan karya cipta yang

kreatif dan inofatif melalui pengembangan kegiatan ekstrakurikuler

5) Melaksanakan Memoramdum of understanding (MOU) dengan

lembaga-lembaga pendidikan baik lokal, nasional maupun

internasional

6) Menjalin kerjasama dengan masyarakat, Perguruan Tinggi lokal,

nasional maupun internasional.

3. Kurikulum

Kurikulum merupakan sekumpulan rencana dan pengaturan yang

mencakup tujuan, materi dan metode pembelajaran yang menjadi panduan dalam

proses untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan. Di SMA Negeri 1

Lhokseumawe pada tahun ajaran 2022/2023, digunakan dua jenis kurikulum.

Kelas X menerapkan kurikulum merdeka sedangkan kelas XI dan XII

menggunakan kurikulum 2013.

2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Berikut pada tabel 2.3 beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti :

Tabel 2. 3 Kajian Relevan

NO. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil penelitian


1. (Kurniasih, Pengaruh Model Model pembelajaran inkuiri
2020) Pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan pendekatan

34
Jurnal Terbimbing Dengan multirepresentasi berpengaruh
Nasional Pendekatan terhadap peningkatan
Multirepresentasi penguasaan konsep fisika siswa
Terhadap SMA, dengan diperoleh thitung
Peningkatan 24,836 > ttabel 2,052 yang
Penguasaan Konsep memiliki batas kritis 0,05
Fisika Siswa SMA dengan derajat kebebasan 27.
2. (Erdani, Pengaruh Model Dalam penelitian ini, ditemukan
Hakim, & Pembelajaran Inkuiri bahwa nilai rata-rata pretest pada
Lia, 2020) Terbimbing Terhadap kelas eksperimen adalah 66,93
Jurnal Kemampuan Literasi dan pada kelas kontrol adalah
Nasional Sains Siswa di SMP 60,20. Setelah menerapkan
Negeri 35 pembelajaran inkuiri terbimbing,
Palembang terjadi perubahan pada posttest
siswa, yaitu nilai posttest pada
kelas eksperimen menjadi 83,
dan pada kelas kontrol menjadi
72,20.
3. (Amalia, Pengaruh Model Pada analisis data, disimpulkan
2022) Pembelajaran penerapan model pembelajaran
Skripsi Inquiry Dengan inquiry dengan pendekatan
Nasional Pendekatan STEM STEM memiliki dampak positif
Terhadap terhadap kemampuan literasi
Kemampuan Literasi sains siswa..
Sains Siswa
4. (Sevia Dwi Pengaruh Model 1.Penerapan model
Suryani, Multi Representasi pembelajaran multi representasi
2021) Terhadap Literasi memiliki pengaruh terhadap
Skripsi Sains dan Sikap kemampuan literasi sains peserta
Nasional Ilmiah Peserta Didik didik.
Kelas XI Pada Mata
Pelajaran Biologi 2.Penerapan model
pembelajaran multi representasi
juga berdampak pada sikap
ilmiah peserta didik.
5. (Pratama, Pembelajaran Inkuiri Perhitungan uji-t diperoleh t =
Suwatra, & Terbimbing 3,021 dan ttab = 1,67. Dapat
Wibawa, Berbantuan Dengan disimpulkan t > ttab. Hal ini
2020) Pemetaan Pikiran mengindikasikan penolakan H0
Jurnal Mempengaruhi dan penerimaan H1. Artinya,
Internasional Tentang terdapat perbedaan yang
Kemampuan signifikan dalam kemampuan
Berpikir Kreatif berpikir kreatif pada pelajaran
Sains Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
antara kelompok siswa satu
dengan kelompok siswa lainnya.

35
2.3 Kerangka Pikir

Pilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru memiliki peran

penting dalam menentukan keterampilan literasi sains siswa. Proses belajar yang

efektif untuk mencapai tujuan pendidikan membutuhkan keterampilan literasi

sains yang optimal. Siswa diharapkan mampu memahami informasi yang

disampaikan oleh guru, mengeksplorn fakta dan konsep yang mereka terima serta

mengaplikasikannya dalam meningkatkan kemampuan literasi sains. Maka dari

itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat mengembangkan potensi dan

keterampilan literasi sains siswa dengan maksimal mengikuti tingkat

perkembangan intelektual mereka.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing adalah satu diantara model

pembelajaran yang relevan dengan pendekatan multirepresentasi. Peneliti

memilih model ini karena mampu meningkatkan aktivitas siswa pada proses

pembelajaran, mendorong kolaborasi dengan teman sekelas, dan interaksi dengan

guru. Dengan demikian, siswa fokus saat belajar serta mampu mengetahui

interpretasi pada materi gelombang bunyi juga mempengaruhi kemampuan

berpikir sains mereka. Diharapkan bahwa hal ini akan mempengaruhi kemampuan

literasi sains siswa juga.

Berikut pada gambar 2.11 adalah alur kerangka pikir dari peneliti yang

menggambarkan bagan mengenai alur pikir dalam penelitian ini.

36
Pembelajaran Fisika di SMAN 1 Lhokseumawe

Permasalahan :
1. Model pembelajaran discovery learning dengan metode ceramah yang
digunakan oleh guru tidak memberi dampak terhadap kemampuan
literasi sains siswa.
2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga tidak terbentuk
kemampuan literasi sains siswa.
3. Rendahnya kemampuan literasi sains siswa pada mata pelajaran fisika.

Solusi :
1. Diperlukan model pembelajaran yang efektif untuk memberi dampak terhadap
kemampuan literasi kemampuan literasi sains dan siswa dapat lebih berperan
aktif dalam pembelajaran
2. Diperlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran
serta dapat membantu siswa dalam pengaruh terhadap kemampuan literasi sains

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menggunakan Pendekatan


Multirepresentasi Terhadap Kemampuan Literasi Sains Pada Materi Gelombang
Bunyi di SMAN 1 Lhokseumawe

Hasil :
1. Siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran
2. Adanya perubahan kemampuan literasi sains siswa

Gambar 2. 13 Kerangka Pikir

37
2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara pada rumusan masalah

penelitian atau jawaban teoritis pada masalah penelitian (Sugiyono, 2016).

Hipotesis yang akan diujikan dalam penelitian ini adalah:

a. Ha = terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

menggunakan pendekatan multirepresentasi terhadap kemampuan literasi

sains siswa pada materi gelombang bunyi

b. H0 = tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

menggunakan pendekatan multirepresentasi terhadap kemampuan literasi

sains siswa pada materi gelombang bunyi.

38
39
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif, menggunakan metode

eksperimen semu (quasi eksperiment). Menurut (Sugiyono, 2016) Metode

eksperimen semu adalah metode yang melibatkan kelompok kontrol, tetapi

kelompok kontrol ini tidak memiliki kendali penuh untuk mengatur variabel-

variabel luar yang mempengaruhi eksperimen.

Desain penelitian yaitu Nonequivalent Control Group Design. Dalam desain

ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol serta subjek tidak dilakukan secara acak. Pembelajaran diawali dengan

pemberian pretest pada kedua kelompok diberi terlebih dahulu. Kemudian, kelas

eksperimen menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan

pendekatan multirepresentasi, sementara kelas kontrol menggunakan model

discovery learning. Selanjutnya, kedua kelompok diberikan posttest agar terlihat

kemampuan literasi sains siswa setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda.

Desain penelitian terlihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3. 1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Post test


A Y1 XA Y2
B Y1 XB Y2
Sumber : (Sugiyono, 2016)

Keterangan :

A = Kelas Eksperimen

B = Kelas Eksperimen
XA = Perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen dengan menerapkan model

pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan pendekatan multirepresentasi

XB = Perlakuan diberikan kepada kelas kontrol dengan menerapkan model

pembelajaran discovery learning

Y1 = Tes awal (pretest) sebelum perlakuan

Y2 = Tes akhir (posttest) sebelum perlakuan

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Lhokseumawe Jl. Darussalam, Kp.

Jawa Lama, Kec. Banda Sakti, Kota Lhokseumawe.

b. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian dilaksanakan ini pada semester genap TA.

2022/2023.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah daerah umum yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki

kualitas dan karterikstik yang ditentukan peneliti agar dapat diketahui dan

kemudian sampai kepada tahap penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2016). Populasi

penelitian ini adalah siswa – siswi kelas XI IPA SMAN 1 Lhokseumawe secara

keseluruhan dengan total 9 kelas.

Sedangkan sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2016). Penelitian ini menentukan

sampel penelitian menggunakan teknik sampling berjenis purposive sampling,

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016).

40
Sampel penelitian dipilih berdasarkan kemampuan siswa. Terdapat 2 kelas yang

memiliki hasil belajar yang sama menunjukkan bahwa kelas tersebut homogen.

Kelas yang dimaksud adalah kelas XI IPA3 sebagai kelas kontrol dan kelas XI

IPA4, sebagai kelas eksperimen..

3.4 Variabel Penelitian

Variabel merupakan elemen penelitian yang juga disebut sebagai faktor

yang memainkan peran dalam kejadian atau fenomena yang akan diteliti..

Pengertian Variabel terikat menurut (Margono, 2010) adalah variabel yang

dijadikan sebagai objek utama dalam penelitian. Perubahan dalam variabel terikat

dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi pada variabel bebas. Secara sistematis

variabel bebas diberi simbol X dan variabel terikat diberi simbol Y

(Mulyatiningsih, 2015).

Pada penelitian ini, menggunakan dua variabel, yaitu sebagai berikut :

1) Variabel bebas (X) = Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

menggunakan pendekatan multirepresentasi

2) Variabel terikat (Y) = Kemampuan Literasi Sains

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik dan instrumen pengumpulan data pada penelitian ini antara lain, sebagai

berikut :

a. Wawancara

Lembar wawancara digunakan untuk mengumpulkan data pada saat pra-

penelitian. Lembar wawancara menurut (Sugiyono, 2016) digunakan ketika ingin

melakukan studi pendahuluan agar mengetahui masalah yang harus diteliti dan

41
agar jika peneliti ingin hal – hal dari responden lebih jauh dengan jumlah

respondennya sedikit. Jenis wawancara penelitian ini yaitu wawancara tidak

terstruktur yaitu wawancara yang bebas dengan tidak tersusun secara lengkap dan

sistematis dalam mengumpulkan data. Peneliti cukup menanyakan topik persoalan

yang akan diajukan sebagai pertanyaan (Sugiyono, 2016).

b. Kuesioner (Angket)

Kuesioner berfungsi dalam pengumpulan data pada saat sebelum dan

sesudah penelitian. Proses pengumpulan data kuesioner dengan memberi berbagai

pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono,

2016). Saat studi pendahuluan diberikan angket tentang pendapat siswa saat

proses pembelajaran yang mereka terima dengan guru selama ini. Sementara

kuesioner setelah penelitian berisi tentang pendapat mereka terhadap keterlaksaan

model serta pendekatan yang diterapkan oleh peneliti.

c. Tes

Tes menurut (Sudaryono, 2017) merupakan teknik mengumpulkan data

berdasarkan seperangkat latihan atau pertanyaan untuk mengetahui informasi,

kemampuan, pengetahuan, kapasitas yang ada. Tes ini terdiri dari Pretest,

sebelum pembelajaran dimulai dan Posttest, ketika selesai pembelajaran. Kedua

soal tes tersebut memiliki struktur yang sama, yaitu tes yang terdiri dari 10 soal

pada materi Gelombang Bunyi. Pertanyaan yang dibuat mengacu pada tanda-

tanda kemahiran logis, khususnya sistem PISA 2015 dan dalam bentuk

pendekatan multirepresentasi.

42
Pengumpulan data penelitian untuk diolah dan dianalisis dilakukan dengan

bantuan tes kemampuan literasi sains. Penanganan dan pengujian informasi

menggunakan autonomous example t-test untuk melihat dampak penerapan model

pembelajaran direct request memanfaatkan multi-portrayal dengan model

pembelajaran disclosure dan nilai N-gain untuk melihat perkembangan pendidikan

logika siswa setelah data tes terkumpul.

3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, perlu dilakukan uji

validitas dan reliabilitas sebagai syarat sebelum tes kemampuan literasi sains

diberikan kepada siswa.

Adapun analisis instrumen tersebut sebagai berikut :

a. Uji Validitas

1. Uji Validitas Isi

Pembuatan kisi-kisi instrumen tes dengan indikator sebagai tolok ukur,

variabel yang diteliti, dan pernyataan nomor item yang telah dijelaskan dalam

indikator juga dapat membantu dalam melakukan uji validitas isi. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara membandingkan isi instrumen tes dengan informasi yang

diajarkan. (Sugiyono, 2016) validitas isi pada penelitian ini diuji dengan

melakukan penelaahan kisi-kisi soal oleh validator yaitu dosen ahli.

2. Uji Validitas Empiris

Uji validitas empiris didapat melalui hasil analisis respon

dengan memberikan siswa sebagai responden dengan memberikan tes. Validitas

empiris menjabarkan hubungan antara kondisi dengan data sebenarnya. Instrumen

43
dapat mengukur sesuatu yang perlu diukur jika valid. (Sugiyono, 2016). Nilai

validitas empiris didapat menggunakan IBM SPSS Statistics 24.

Tabel 3. 2 Kriteria Validitas

Nilai Validitas Kriteria


0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah
0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
0,40 < rxy ≤ 0,60 Sedang
0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi
Sumber : (Arikunto, 2017)

b. Uji Realibilitas

Reliabilitas adalah instrumen yang dapat diandalkan. Jika suatu tes

memiliki hasil yang konsisten, maka memenuhi kriteria yang tinggi untuk tingkat

kepercayaannya.

Adapun reliabilitas tes dalam penelitian ini menggunakan rumus Hyot:

Vs 3.1
r11  1 
Vr

Keterangan:

r 11 : Realibilitas seluruh soal

Vr : Varians Responden

Vs : Varians Sisa

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 3 Kriteria Realibilitas

Nilai Validitas Kriteria


0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah
0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
0,40 < rxy ≤ 0,60 Sedang
0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi

44
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi
Sumber : (Arikunto, 2017)

Kriteria pengujian realibilitas tes ketika didapat r11 tersebut, harga r11

dibandingkan dengan harga r Product moment pada table, jika rtabel < rhitung

maka item yang diujikan reliable.

c. Taraf Kesukaran Soal

Soal dapat dikatakan baik jika soal yang tidak terlalu mudah atau tidak

terlalu sukar. Rumus yang digunakan

B 3.2
P
JS

Keterangan:

P = Tingkat kesukaran

B = Banyak peserta didik yang menjawab benar

JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes

Kriteria penghitungan indeks kesukaran soal sebagai berikut:

Tabel 3. 4 Kriteria Taraf Kesukaran Soal

Nilai Validitas Kriteria


0,00 < P ≤ 0,30 Sukar
0,30 < P ≤ 0,70 Sedang
0,70 < P ≤ 1,00 Mudah
Sumber : (Arikunto, 2017)

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal dalam

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang

berkemampuan rendah.

Rumus yang digunakan dalam mencari daya pembeda adalah:

45
BA  BA 3.3
P=  PA - PB
JB JB

Keterangan:

P = Tingkat kesukaran

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

Jb = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar

BA
PA =
J B = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB
PB =
J B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kriteria yang digunakan sebagai berikut:

Tabel 3. 5 Kriteria Daya pembeda

Nilai Validitas Kriteria


rxy ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < rxy ≤ 0,20 Jelek
0,20 < rxy ≤ 0,40 Cukup
0,40 < rxy ≤ 0,70 Baik
0,70 < rxy ≤ 1,00 Baik sekali
Sumber : (Arikunto, 2017)

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data pada Instrumen untuk mengetahui signifikasi uji hipotesis,

sebelum dilakukan uji hipotesis perlu dilakukan pengujian prasyarat analisis data.

Adapun teknik analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

46
a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dipakai terdistribusi

normal atau tidak. Uji yang digunakan pada penelitian ini yaitu normalitas

Kolmogorov-Smirnov. Dikarenakan sampel yang dipakai berjumlah lebih dari 50.

Menurut pendapat (Oktaviani, Mitha Arvira, 2014) menyatakan uji Kolmogorov-

Smirnov lebih sesuai jika dipakai pada sampel yang berjumlah lebih dari 50. Uji

normalitas ini menggunakan IBM SPSS Statistics 24. Dasar penarikan keputusan

pada uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut.

a) Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka data penelitian berdistribusi

normal.

b) Jika nilai signifikansi (Sig.) ≤ 0,05 maka data penelitian tidak berdistribusi

normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dipakai agar mengetahui tingkat kesamaan varians data

dari sebuah populasi. Penelitian ini memakai uji statistik Homogenity of varians

(Lavene Statistic) berfungsi untuk menguji homogenitas varians dari dua

kelompok data dengan menghitung perbandingan varians pada kelompok data 1

dengan varians pada kelompok data 2 melalui SPSS for Window versi 24. Dasar

pengambilan keputusan dari uji Lavene Statistic adalah sebagai berikut :

a) Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians dari

dua kelompok populasi adalah sama (homogen).

b) Jika nilai signifikansi (Sig.) ≤ 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians

dari dua kelompok populasi adalah tidak sama (tidak homogen).

47
c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan uji yang dilakukan setelah uji prasyarat. Uji ini

menggunakan uji parametrik dan non-parametrik disesuaikan dengan hasil data

yang dianalisis. Jika data terdistribusi normal dan homogen maka menggunakan

uji parametrik, sementara jika data tidak terdistribusi normal maka menggunakan

uji non-parametrik. Uji hipotesis menggunakan SPSS for Windows versi 22. Dasar

pengambilan keputusan dalam uji hipotesis adalah sebagai berikut :

a) Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka H0 diterima.

b) Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka H0 ditolak.

Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan

model representasi terhadap kemampuan literasi sains siswa pada materi

gelombang bunyi di SMAN 1 Lhokseumawe

H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing

menggunakan model representasi terhadap kemampuan literasi sains siswa

pada materi gelombang bunyi di SMAN 1 Lhokseumawe

d. Peningkatan Kemampuan Literasi Sains

N-gain score adalah data atau skor yang didapat dari hasil pretest dan

posttest. Skor N-gain dugunakan memperoleh kaitan nilai pretest dengan nilai

posttest (Hake, 1999).

𝑝𝑜 𝑝 3.4
𝑚 𝑚 𝑚 𝑝

Keterangan :

g = skor rata – rata gain yang ternormalisasi

Spostest = skor rata – rata tes akhir siswa

48
Spretest = skor rata – rata tes akhir siswa

Smaximum= skor maksimum ideal

Kriteria nilai N-gain disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3. 6 Kriteria Interpretasi N-gain

Nilai g Kriteria
g ≥ 0.7 Tinggi
0,3 ≤ g < 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
Sumber : (Hake,R,1999)

49
3.8 Diagram Alir

Mulai Wawancara Merumuskan Menentukan


dan Kuesioner Masalah Hipotesis

Kajian Pustaka

Menyiapkan Instrumen Penelitian

Soal

Uji
Validasi
Tidak
Ya
Pretest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Posttest

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pengolahan data

Analisis Data

Kesimpulan Selesai

Gambar 3. 1 Diagram Alir

50
51
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Negeri 1

Lhokseumawe, kelas XI semester genap TA. 2022/2023 dengan menggunakan

metode pengumpulan data yang telah ditentukan. Data yang terkumpul berupa tes

kemampuan kemampuan literasi sains siswa kelas XI – IPA 3 sebagai kelas

kontrol menggunakan model Discovery Learning dan XI - IPA 4 sebagai kelas

eksperimen dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan

pendekatan multirepresentasi. Data yang diperoleh dengan memberikan

instrument test kepada siswa berupa pretest dan posttest. Penelitian dilakukan

agar mengetahui penggunaan model inkuiri terbimbing menggunakan pendekatan

multirepresentasi terhadap kemampuan literasi sains siswa pada materi gelombang

bunyi. Pengolahan data yang digunakan peneliti adalah menggunakan software

IBM SPSS Statistics 24.

a. Hasil Uji Instrumen

1. Hasil Validitas

a) Uji Validasi Isi

Uji validasi isi dilakukan agar diketahui soal yang akan peneliti gunakan

layak atau kurang layak untuk diberikan kepada siswa pada saat penelitian.

Pertama soal divalidkan oleh ahli materi terlebih dahulu oleh Ibu Muliani,S.Pd.,

M.Si, sebagai ahli materi dari dosen Pendidikan Fisika Universitas Malikussaleh.
Hasil dari uji validasi soal tersebut menghasilkan soal layak diuji coba ke siswa

dengan syarat revisi sesuai saran yanng diberikan. Hal ini dapat dilihat dari hasil

validasi soal tes kemampuan literasi sains pada lampiran.

Kemudian, tes kemampuan literasi sains diuji kembali ke siswa untuk

melihat validitas item, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda soal.

Peneliti mengambil sampel dengan sekolah yang relevan yaitu SMA Negeri 1

Lhokseumawe. Sampel berjumlah 20 siswa yang berasal dari kelas XI - IPA 9.

Sebelumya sampel telah mempelajari materi gelombang bunyi. Soal yang telah

dijawab siswa kemudian diinterpretasikan ke dalam beberapa uji lainnya.

b) Uji Validasi Empiris

Berikut adalah rangkuman hasil validitas soal yang dapat dilihat pada

tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4. 1 Hasil uji Validitas Soal Tes Kemampuan Literasi Sains Siswa

Keterangan Nomor Butir Soal Jumlah


Valid 3, 4, 8, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18 11

Tidak Valid 1, 2, 5, 6, 7, 9, 12, 19, 20 9

Dari tabel 4.1 berdasarkan 40 soal yang sudah diuji thitung dengan nilai ttabel =

0,444 didapatkan 11 soal valid dan 9 soal tidak valid yang dapat dilihat pada

(Lampiran). Dan pada penelitian ini soal yang digunakan sebanyak 10 butir soal.

b. Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, tahap selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.

Adapun hasil uji reliabilitas tes soal adalah sebagai berikut :

52
Tabel 42 . Hasil uji Reliabilitas
Reliabilitas Kriteria
0,769 Tinggi
Berdasarkan tabel 4.2, hasil yang diperoleh pada uji reliabilitas sebesar 0,769

dengan kriteria tinggi. Maka soal yang digunakan terbukti reliabilitas.

c. Hasil Uji Daya Pembeda

Hasil hitung daya pembeda soal tes yang diperoleh pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4. 3 Hasil Uji Daya Pembeda


Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah
Sangat Jelek 2, 5, 6, 7, 19, 20 6
Jelek 1, 9 2
Cukup 11, 12, 15, 17 4
Baik 3, 4, 8, 10, 18 5
Sangat Baik 13, 14, 16 3

d. Hasil Taraf Kesukaran

Berdasarkan hasil hitung indeks kesukaran soal tes yang diperoleh menunjukkan

bahwa :

Tabel 4. 4 Hasil Indeks Kesukaran


Kriteria Nomor Butir Soal Jumlah
Sukar 15, 19,20 3
Sedang 1, 3, 4, 6, 7, 10, 13, 14, 16, 18 10
Mudah 2, 5, 8, 9, 11, 12, 17, 7
4.2 Pengujian Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan agar tahu bahwa sampel yang diuji berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Jenis uji normalitas yang dipakai

pada penelitian ini adalah Kalmogorov – Smirnov dengan menggunakan software

IBM SPSS Statistics 24, karena sampel yang digunakan berjumlah lebih dari 30.

Hasil uji normalitas terlihat pada tabel 4.5. berikut :

53
Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas

Uji Kalmogorov Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


– Smirnov
Pretest Posttest Pretest Posttest
Sig 0,20 0,034 0,20 0,00
α 0,05 0,05 0,05 0,05
Keputusan Data Data tidak Data Data tidak
terdistribusi terdistribusi terdistribusi terdistribusi
normal normal normal normal
Pada tabel 4.5 diketahui hasil uji normalitas menggunakan uji Kalmogorov

– Smirnov . taraf signifikansi yang digunakan pada uji normalitas ini adalah 0,05.

Data yang diuji dikatakan berdistribusi normal jika nilai sig. > 0,05 dan tidak

berdistribusi apabila nilai sig. < 0,05.

Pada data pretest kelas eksperimen menghasilkan nilai sig. 0,200, dan

kelas kontrol menghasilkan nilai sig. 0,200. Nilai ini mengartikan bahwa nilai sig.

pretest > dari 0,05, berarti data tersebut berdistribusi normal. Sementara pada

data posttest, kelas eksperimen menghasilkan nilai sig. 0,034, dan kelas kontrol

menghasilkan nilai sig. 0,00. Nilai ini mengartikan bahwa nilai sig. kelas posttest

< dari 0,05, berarti data tersebut tidak berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas agar mengetahui apakah kedua kelompok sampel

memiliki varian homogen atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan uji lavene

statistics. Hasil uji homogenitas terlihat pada tabel 4.6 berikut.

Tabel 4. 6 Hasil uji Homogenitas Pretest

Uji Lavene Statistics Pretest


Sig. 0,933
α 0,05
Keputusan Data homogen

54
Tabel 4.6 menunjukkan hasil uji homogenitas data pretest memiliki nilai

Sig. sebesar 0,933. Data dikatakan homogen jika Sig. > 0,05 dan sebaliknya jika

Sig. < 0,05 maka dapat dikatakan data tidak homogen.. Nilai ini mengartikan

bahwa nilai pretest Sig. > dari 0,05, berarti data tersebut adalah homogen.

4.3 Pengujian Hipotesis

a. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah langkah yang difungsikan untuk menguji suatu

pernyataan secara statistic dan berguna dalam penarikan kesimpulan pernyataan

diterima atau ditolak.

1. Uji hipotesis Independent Sample t-test

Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas pada pretest terdapat hasil data

pretest normal dan homogen. Maka data tersebut parametrik karena telah

memenuhi persyaratan, sehingga dapat menggunakan uji hipotesis Independent

Sample t-test.

Asas penarikan keputusan dalam uji, sebagai berikut :

a) Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka H0 diterima.

b) Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka H0 ditolak.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan literasi sains siswa

antara kelas kontrol dan eksperimen sebelum diterapkan model

pembelajaran

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan literasi sains

siswa antara kelas kontrol dan eksperimen sebelum diterapkan model

pembelajaran

55
Hasil uji terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4. 7 Hasil uji Independent sample t-test Nilai Pretest

Independent sample t-test Pretest


Sig. (2-tailed) 0,921
α 0,05
Keputusan H0 diterima
Tabel 4.7 menunjukkan hasil yang diperoleh nilai Sig. (2-tailed) yaitu

0,921 dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan asumsi pengambilan keputusan,

maka nilai Sig. (2-tailed) > 0,05. Sehingga disimpulkan, H0 diterima atau tidak

terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan literasi sains siswa antara

kelas kontrol dan eksperimen sebelum diterapkan model pembelajaran

2. Uji Hipotesis Mann – Whitney Test

Berdasarkan uji normalitas pada posttest terdapat hasil data posttest tidak

terdistribusi normal. Maka data tersebut non-parametrik karena tidak memenuhi

persyaratan, sehingga menggunakan uji hipotesis Mann – Whitney Test.

Asas penarikan keputusan dalam uji sebagai berikut :

a) Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka H0 diterima.

b) Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka H0 ditolak.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan literasi sains siswa

antara kelas kontrol dan eksperimen setelah diterapkan model pembelajaran

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan literasi sains

siswa antara kelas kontrol dan eksperimen setelah diterapkan model

pembelajaran.

56
Tabel 4. 8 Hasil uji Mann – Whitney Test Nilai Posttest

Mann – Whitney Test Posttest


Sig. (2-tailed) 0,00
α 0,05
Keputusan Ha diterima
Tabel 4.8 menunjukkan hasil yang diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar

0,00 dengan taraf signifikansi 0,05. Dari asumsi penarikan keputusan, maka nilai

Sig. (2-tailed) < 0,05, disimpulkan bahwa Ha diterima atau terdapat perbedaan

yang signifikan pada kemampuan literasi sains siswa antara kelas kontrol dan

eksperimen setelah diterapkan model pembelajaran.

b. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Antara Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol

Siswa mendapatkan hasil kemampuan literasi sains pada materi

gelombang bunyi berdasarkan hasil tes soal pada tiap - tiap kelas yaitu kelas XI-

IPA 3, kelas kontrol dan XI - IPA 4, kelas eksperimen. Sebelum memulai proses

belajar, terlebih dahulu memberikan pretest pada tiap kelasn yang ditujukan agar

diketahui bagaimana kemampuan awal literasi sains pada materi gelombang bunyi

sebelum pembelajaran dilanjutkan dengan diterapkan model inkuiri terbimbing

menggunakan pendekatan multirepresentasi. Setelah diberikan pretest selanjutnya

melaksanakan proses belajar pada tiap kelas, setelah itu dilanjutkan dengan

memberikan posttest pada siswa kelas eksperimen.

Hasil N-Gain score siswa pada kelas eksperimen secara keseluruhan

meningkat. Peningkatan tertinggi hasil N-Gain score sebesar 0,89, dengan nilai

pretest 21 dan posttest 91 dan terendah 0,13 dengan nilai pretest 40 dan posttest

48. Sementara hasil N-Gain score siswa pada kelas eksperimen tidak smeningkat

57
secara keseluruhan. Peningkatan tertinggi hasil N-Gain score 0,67, dengan nilai

pretest 31 dan posttest 77 dan terendah -0,01 dengan nilai pretest 20 dan posttest

19.

Peningkatan kemampuan literasi sains siswa dapat dilihat dari perolehan

nilai posttest yang cenderung mengalami peningkatan dibandingkan dengan

perolehan nilai pretest. Nilai tersebut dianalisis dengan melihat nilai N-Gain.

Hasil perolehan nilai pretest, posttest dan N-Gain dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. 9 Hasil Uji N-Gain


Nilai Rata – rata Kelas Nilai Rata – rata Kelas Kontrol
Eksperimen
Pretest Posttest N-gain Pretest Posttest N-gain
32 77,78 0,67 32,37 54,81 0,33
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai rata - rata pretest kelas

eksperimen yaitu 32 dan pada posttest yaitu 77,78. Sedangkan kelas kontrol nilai

rata - rata pretest yaitu 32,37 dan pada posttest yaitu 54,81. Sehingga diperoleh

nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran

inkuiri terbimbing menggunakan pendekatan multirepresentasi yaitu meningkat.

Hal tersebut juga terjadi pada kelas kontrol dengan model discovery learning.

Dapat dapat dilihat pada gambar diagram berikut.

58
Diagram Rata - rata Hasil Pretest dan Posttest
90
77.78
80
70
60 54.81
50
Kelas Eksperimen
40 32 32.37
30
Kelas Kontrol
20
10
0
Pretest Posttest

Gambar 4. 1 Diagram Rata - rata Hasil Pretest dan Posttest

Untuk hasil perhitungan uji N-Gain score tersebut, menunjukkan bahwa

nilai rata-rata N-Gain score kelas eksperimen (model pembelajaran inkuiri

terbimbing menggunakan pendekatan multirepresentasi) adalah sebesar 0,67

Sedangkan nilai rata-rata N- Gain score untuk kelas kontrol (discovery

learning) adalah sebesar 0,33. Dapat dilihat pula pada diagram batang berikut ini.

Diagram Rata - rata Hasil Uji N-Gain


0.8
0.67
0.7
0.6
0.5
0.4 0.33 Kelas Eksperimen
0.3 Kelas Kontrol
0.2
0.1
0
Uji N - Gain

Gambar 4. 2 Diagram Rata - rata Hasil Uji N-Gain

Maka diketahui bahwa terdapat peningkatan kemampuan literasi sains

siswa pada kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran inkuiri

59
terbimbing menggunakan pendekatan multirepresentasi dalam kategori sedang.

Sementara kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran discovery

learning peningkatan kemampuan literasi sains siswa dalam kategori sedang

mendekati rendah.

c. Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Menggunakan Pendekatan Multirepresentasi

Setelah siswa menyelesaikan proses pembelajaran dengan Model Inkuiri

Terbimbing Menggunakan Pendekatan Multirepresentasi, diberikan angket untuk

mengetahui bagaimana respon siswa atas model pembelajaran yang sudah

dilaksanakan. Hasil angket respon siswa pada tabel berikut ini.

Tabel 4. 10 Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Menggunakan Pendekatan Multirepresentasi

Persentase
No Pertanyaan
(%)
Apakah pembelajaran yang diterapkan membuat anda 96,87
1
memiliki keinginan kuat untuk menyimak pelajaran?
Sudahkah pembelajaran yang diterapkan memberi makna 96,87
2
dan membuat materi lebih mudah dipahami?
Apakah anda mengetahui apa itu model pembelajaran 50
3
inkuiri terbimbing dan pendekatan multirepresentasi?
4 Apakah anda mengetahui apa itu literasi sains? 78,12
Apakah pembelajaran yang diterapkan menarik, 96,87
5
menyenangkan dan tidak membosankan?
6 Apakah anda merasa lebih cepat dalam memahami 78,12
persoalan dalam bentuk literasi sains?
Apakah anda merasa lebih dihargai saat mengemukakan 90,62
7
pendapat dalam kegiatan pembelajaran?
Apakah anda merasa lebih berani untuk menyampaikan 71,87
8
pendapat dalam proses pembelajaran?
Apakah Anda mendapatkan persoalan berupa deskripsi 100
9
dalam bentuk gambar, grafik, verbal dan matematis?
Apakah pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan 96,87
10
kemampuan literasi sains anda?

60
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Lhokseumawe, kelas XI

semester genap Tahun Ajaran 2022/2023 dengan menggunakan 2 kelas, yaitu

siswa kelas XI – IPA 3 sebagai kelas kontrol dan XI - IPA 4 sebagai kelas

eksperimen. Adapun proses pembelajaran yang berlangsung di kelas eksperimen

adalah menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan

pendekatan multirepresentasi, sedangkan proses pembelajaran di kelas kontrol

menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui : 1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri

terbimbing dengan pendekatan multirepresentasi dibandingkan dengan model

pembelajaran konvensional terhadap kemampuan literasi sains pada materi

gelombang bunyi di SMA Negeri 1 Lhokseumawe. 2. Bagaimana peningkatan

kemampuan literasi sains setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri

terbimbing dengan pendekatan multirepresentasi pada materi gelombang bunyi di

SMAN 1 Lhokseumawe.

Berdasarkan uji prasyarat, kelas eksperimen dan kontrol data pretest bersifat

parametrik karena terdistribusi normal dan homogen. Hasil uji independent

sampel t – test diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,921 dengan taraf

signifikansi 0,05. Berdasarkan asumsi pengambilan keputusan, maka nilai Sig. (2-

tailed) > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima, yaitu tidak terdapat

perbedaan yang signifikan pada kemampuan literasi sains siswa antara kelas

kontrol dan eksperimen sebelum diterapkan model pembelajaran.

61
Sedangkan data posttest bersifat non-parametrik, sehingga menggunakan

uji Mann – Whitney Test dengan hasil yang diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar

0,00 dengan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan asumsi pengambilan keputusan,

maka nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima,

yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan literasi sains siswa

antara kelas kontrol dan eksperimen sebelum diterapkan model pembelajaran.

Maka penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan pendekatan

multirepresentasi memberikan pengaruh yang signifikan pada materi gelombang

bunyi di SMA Negeri 1 Lhokseumawe.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa terjadi peningkatan kemampuan

literasi sains siswa pada materi gelombang bunyi di SMA Negeri 1

Lhokseumawe. Hal ini berdasarkan hasil nilai rata-rata N-Gain score untuk kelas

eksperimen adalah sebesar 0,67 termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata

– rata hasil posttest sebesar 77,78, sedangkan nilai rata-rata N-Gain score untuk

kelas kontrol adalah sebesar 0,33 termasuk dalam kategori sedang dengan nilai

rata – rata hasil posttest sebesar 54,81.

Selama proses pembelajaran pada kelas eksperimen siswa dilibatkan

dalam proses sains. Hal ini ditunjukkan pada aktivitas siswa selama proses

pembelajaran. Siswa dilatih untuk merumuskan masalah yaitu dengan menyajikan

permasalahan kepada siswa dan meminta siswa menjabarkan apa – apa saja

permasalahan yang terjadi. Lalu merumuskan hipotesis, siswa diminta untuk

menentukan dugaan sementara atas permasalahan yang terjadi. Selanjutnya,

merancang percobaan secara mandiri yaitu dengan siswa dituntut untuk

62
melakukan percobaan agar dapat membuktikan kebenaran dari dugaan sementara

yang sudah ditentukan. Terakhir, mengemukakan hasil percobaan yaitu siswa

diminta memaparkan seluruh rangkaian pembelajaran serta membandingkan

rumusan hipotesis dengan hasil percobaan yang sudah dilakukan.

Siswa mengikuti arahan berdasarkan petunjuk yang disediakan di LKS

dengan menyesuaikan langkah pada model pembelajaran inkuiri terbimbing.

Model inkuiri terbimbing yang digunakan membuat siswa lebih fokus dan

mengikuti setiap kegiatan pembelajaran dengan baik, karena siswa dituntut aktif

dalam melakukan proses berpikir sains atau membuat siswa semakin baik dalam

menyimak proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan model pembelajaran inkuiri

terbimbing adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (Sund & Trowbridge,

1973).

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat peningkatan kemampuan literasi

sains setelah diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing karena

meningkatnya hasil rata – rata posttest siswa kelas eksperimen dan berdasarkan

nilai rata – rata N-Gain Score. Hal ini sejalan dengan pendapat (A’yuna, 2016)

bahwa dari nilai rata-rata ketercapaian indikator kemampuan literasi siswa yang

diperoleh, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri

terbimbing berpengaruh terhadap kemampuan literasi sains siswa.

Selain peran model pembelajaran inkuiri terbimbing, pendekatan

multirepresentasi juga membuat siswa semakin dekat dengan proses sains karena

siswa diminta untuk menginterpretasikan konsep yang dipelajari menggunakan

banyak format sehingga memengaruhi siswa pada proses sains. (Kurniasih, 2020)

63
juga membuktikan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan

pendekatan multirepresentasi adalah perpaduan yang kuat dalam meningkatkan

kemampuan berpikir sains siswa yang juga akan memengaruhi kemampuan

literasi sains siswa setelah mendapatkan peningkatan kemampuan berpikir sains.

Pada penelitian ini, pendekatan multirepresentasi digunakan pada saat siswa

mengemukakan hasil percobaan, yaitu dengan menginterpretasikan hasil

percobaan kedalam beberapa bentuk format seperti, deskripsi verbal,

gambar/diagram, grafik dan persamaan sistematis. Keefektifan penggunaan model

pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan pendekatan multirepresentasi

dapat dibuktikan dengan keberhasilan siswa dalam mengerjakan soal posttest

literasi sains yang didalam soal tersebut juga terdapat berbagai bentuk

representasi.

Berdasarkan hasil posttest siswa kelas eksperimen diketahui bahwa

sebagian besar siswa mampu menjawab soal nomor 1,3,7 dan 8 dengan benar.

Pada soal – soal tersebut terdapat representasi dalam format verbal dan grafik.

Menunjukkan siswa mampu menyelesaikan soal literasi sains dalam format verbal

dan grafik. Sementara siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal nomor 2

dan 10. Pada soal – soal tersebut terdapat representasi dalam format matematis,

menunjukkan siswa masih lemah dalam meyelesaikan soal literasi sains dalam

format matematis.

Sementara proses pembelajaran pada kelas kontrol dengan menggunakan

model pembelajaran discovery learning. Siswa diberikan stimulus terhadap suatu

persoalan dan menjawab seluruh petujuk yang tersedia sesuai dengan langkah

64
model pembelajaran discovery learning. Berdasarkan hasil penelitian, siswa

mengalami peningkatan kemampuan literasi sains pada kategori sedang tetapi

dengan indeks mendekati rendah dikarenakan model ini siswa tidak dilibatkan

dalam proses sains sehingga kemampuan literasi sains siswa tidak memberikan

peningkatan yang signifikan.

Pada penelitian ini terdapat beberapa hal yang menjadi kendala atau

hambatan yang berpotensi memengaruhi hasil penelitian, yaitu kurangnya

kedisiplinan siswa dalam mengikuti petunjuk yang ada pada LKS dan siswa

belum terbiasa dalam mengemukakan pendapat mereka. Hal tersebut

mengakibatkan pada saat penyampaian hasil percobaan siswa kesulitan dalam

mempersentasikan hasil yang mengakibatkan siswa kesulitan dalam menjawab

soal posttest sehingga memengaruhi hasil pada penelitian ini.

Hasil perhitungan angket yang diisi oleh siswa menyatakan pembelajaran

yang diterapkan membuat siswa memiliki keinginan kuat untuk menyimak

pelajaran adalah 96,87% sejalan dengan pendapat (Amalia, 2022) yang

menyatakan siswa memiliki antusias tinggi pada proses pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Hal tersebut juga

dikarenakan 96,87% siswa mengatakan pembelajaran yang diterapkan memberi

makna dan membuat materi lebih mudah dipahami. Sehingga 78,12% siswa

merasa lebih cepat dalam memahami persoalan dalam bentuk literasi sains dan

pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan kemampuan literasi sains

96,78% siswa .

65
66
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran inkuiri terbimbing

menggunakan pendekatan multirepresentasi terhadap kemampuan literasi sains

siswa, dengan perolehan Sig. (2-tailed) 0,00 dengan taraf signifikansi 0,05.

Berdasarkan asumsi pengambilan keputusan, maka nilai Sig. (2-tailed) < 0,05.

Berdasarkan data penelitian dan analisis peneliti maka diperoleh nilai rata-

rata pretest kelas eksperimen yakni kelas XI - IPA 4 sebesar 32 dengan nilai

posttest sebesar 77,78, sedangkan kelas kontrol yaitu kelas XI - IPA 3

memperoleh nilai pretest sebesar 32,37 dan nilai rata-rata posttest sebesar 54,81.

Dengan nilai N-Gain score untuk kelas eksperimen adalah sebesar 0,67 termasuk

dalam kategori sedang, sedangkan nilai rata-rata N-Gain score untuk kelas kontrol

adalah sebesar 0,33 termasuk kategori sedang. Maka terdapat peningkatan

kemampuan literasi sains siswa pada kelas eksperimen yang menerapkan model

pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan pendekatan multirepresentasi pada

materi gelombang bunyi di SMA Negeri 1 Lhokseumawe.

Respon siswa terhadap model pembelajaran inkuiri terbimbing

menggunakan pendekatan multirepresentasi sangat positif, dengan perolehan

persentase respon siswa sangat tinggi pada sebagian besar indikator.


5.2 Saran

Berikut ini adalah beberapa saran yang penulis berikan untuk peneliti selanjutnya:

1. Bagi guru kedepannya, dapat menggunakan model pembelajaran inkuiri

terbimbing menggunakan pendekatan multirepresentasi dalam proses

pembelajaran karena sudah terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan

literasi sains siswa.

2. Berdasarkan kendala yang dihadapi oleh peneliti, maka diharapkan peneliti

selanjutnya lebih memerhatikan kendala yang ada dengan menggunakan alternatif

lain agar siswa disiplin dan mampu mengemukakan hasil penelitian.

3. Bagi peneliti selanjutnya, model pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan

pendekatan multirepresentasi dapat dikembangkan lebih lanjut untuk konsep atau

materi pelajaran lain dan untuk jenjang pendidikan lain.

67
DAFTAR PUSTAKA

A’yuna, Q. (2016). Hubungan antara inkuiri terbimbing pendekatan

multirepresentasi dan kemampuan literasi sains. IAIN Raden Intan Lampung.

Ainsworth. (2008). The Educational Value of Multiple representation when

learning complex scientific concept. Visualisation: Theory and Practice in

Science Education.

Al-Tabany, T. I. B. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,. Progresif

dan Kontekstual. Jakata: Prenadamedia.

Alma, B. (2009). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.

Bandung: Alfabeta.

Amalia, R. A. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Dengan Pendekatan

Stem Terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa. Repositury UPI, 1–9.

Arikunto, S. (2017). Pengembangan Instrumen Penelitian dan Penilaian

Program. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Brunner, J. (1996). Toward a Theory of Instruction. New York: Norton.

Erdani, Y., Hakim, L., & Lia, L. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing Terhadap Kemampuan Literasi Sains Siswa di SMP Negeri 35

Palembang. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi, 6(1), 45–52.

Guzel, B. Y., & Adadan, E. (2013). Use of Multiple Representation in Developing

Preservice Chemistry Teacher, Understanding of The Sructure of Matter.

International Journal of Environmental & Science Education, 8(1), 109–130.

Hake, R, R. (1999). Analyzing Change/ Gain Scores. American Education

Research Association’s Devision.D, Measurement and Reasearch

68
Methodology., 1–4.

Joyce, B., & Weil, M. (2003). Models of Teaching. New delhi: Prentice Hall of

India.

Khairul, A. (2015). Pembelajaran Berbasis Inkuiri Metode dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Kohl P dan Finkelstein N. (2017). Understanding and Promoting Effective Use of

Representations in Physics Learning. Urnal. Springer International

Publishing AG.

Kurniasih, D. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan

Pendekatan Multirepresentasi Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep

Fisika Siswa SMA. Repository UPI, 1(2), 5–11.

Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan (p. 82). p. 82. Jakarta:

Rineka Cipta.

Mulyatiningsih, E. (2015). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan (p. 5).

p. 5. Bandung: Alfabeta.

OECD. (2018). PISA 2012 Results. Kanada: OECD.

OECD. (2019). PISA 2018 Assessment and Analytical Framework PISA. OECD

PUBLISHING.

Oktaviani, Mitha Arvira, dan H. B. N. (2014). Perbandingan Tingkat Konsistensi

Normalitas Distribusi Metode Kolmogorov-Smirnov,Liliefors, Shapiro-Wilk,

dan Skewness-Kurtosis. Biometrika Kependudukan.

Pratama, I. P. A., Suwatra, I. I. W., & Wibawa, I. M. C. (2020). Guided inquiry

learning assisted with mind Mapping affects on science’s creative thinking

69
ability. International Journal of Elementary Education, 4(4), 503–509.

Primastuti, M., & Atun, S. (2018). Science Technology and Society (STS)

Learning Approach: an Effort to Improve Students’ Learning Outcomes.

Jurnal of Physics, 1–7.

Putra, I. P. A. P. (2017). Pengaruh Model Discovery learning berbantuan daring

terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Fisika Kelas XI

MIPA di SMA Negeri 1 Tabanan. Universitas Pendidikan Ganesha, 15.

Rusman. (2010). Model - Model Pembelajaran. Bandung: Mulis Mandiri Pers.

Saifuddin. (2014). Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis. Yogyakarta:

Deepublish.

Sari, D. N. (2020). Upaya Meningkatkan Literasi Sains Siswa Melalui Model

Pembelajaran Group Investigation Berbantuan Peta Konsep Pada Mata

Pelajaran Fisika.

Saripudin, A., Rustiawan, D., & Adit, S. (2009). Praktis Belajar Fisika 3 : Untuk

Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu

Pengetahuan Alam. Jakarta: Visindo Media Persada.

Sartika, D. W., & Ahda, Y. (2021). An Analysis of Scientific Literacy of Students

of SMPN 4 Tanjung Pinang and of SMPN 6 Tanjung Pinang. International

Journal of Progressive Sciences and Technologies, 25(1).

sma1hokseumawe.sch.id. (2021). Profil SMAN 1Lhokseumawe.

Sole, F. B., & Anggraeni, D. M. (2018). Inovasi Pembelajaran Elektronik dan

Tantangan Guru Abad 21. E - Saintika, 2(1).

Sudaryono. (2017). Metodologi Penelitian. Jakarta: Katalog Dalam Terbitan

70
(KDT).

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suherti, E., Rohimah, & Maryam, S. (2016). Bahan Ajar Mata Kuliah

Pembelajaran Terpadu. Bandung: Universitas Pasundan.

Sunardi, P, P. R., & Darmawan, A. (2016). Fisika untuk Siswa SMA/MA Kelas XI.

Bandung: Yrama Widya.

Sund, R., & Trowbridge. (1973). Teaching Science by Inquiry in The Secondary

School. Ohio: Bell and Howell Company.

Suryani, Sevia Dewi. (2021). Pengaruh Model Multi Representasi Terhadap

Literasi Sains Dan Sikap Ilmiah Peserta Didik Kelas Xi Pada Mata

Pelajaran Biologi. Lampung: Raden Intan Lampung.

Suryani, Sevia Dwi. (2021). Pengaruh Model Multirepresentasi Terhadap

Literasi Sains dan Sikap Ilmiah Peserta Didik Kelas XI Pada Mata

Pelajaran Biologi. 9–25.

Turiman, P., Omar, J., Daud, A. M., & Osman, K. (2012). Fostering the 21st

Century Skills through Scientific Literacy and Science Process Skills.

Procedia - Social and Behavioral Sciences.

Widianingtiyas, L. dan S. dan F. B. (2015). Pengaruh Pendekatan Multi

Representasi dalam Pembelajaran Fisika terhadap Kemampuan Kognitif

Siswa SMA. Dalam Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan

Fisika.

71
LAMPIRAN

Lampiran 1. Pra-Penelitian

a. Surat Izin Pelaksanaan Observasi Awal dari Universitas

72
b. Hasil Wawancara dengan Guru Fisika

73
c. Lembar Kuesioner Tanggapan Siswa

74
d. Surat Izin Pernyataan Telah Melaksanakan Observasi Awal

75
Lampiran 2. Perangkat Pembelajaran

a. Silabus

SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA (PEMINATAN)


Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas : XI
Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

76
.
Kompetensi Kegiatan Sumber Alokasi
Materi Pokok IPK Penilaian
Dasar pembelajaran Belajar Waktu
3.8 Menerapkan Gelombang  Memahami konsep cepat  Mendiskusikan  Tes  Buku 14 JP
konsep dan Bunyi rambat bunyi pada berbagai tentang cepat tertulis Fisika
prinsip medium rambat bunyi pada  Unjuk Erlangga
 Karakteristik
gelombang
gelombang  Menjelaskan berbagai berbagai medium kerja Kelas
bunyi dalam
bunyi sumber bunyi  Menjelaskan  Observa XI,
teknologi
 Cepat rambat  Memahami konsep percobaan untuk si sikap Marten
4.8Melakukan resonansi antara dua menyelidiki Kangina
gelombang
percobaan sumber bunyi fenomena dawai n hal
bunyi
tentang
 Azas Doppler  Menganalisis peristiwa dan pipa organa, 424 s.d
gelombang efek Doppler menyelidiki pola 460
 Fenomena
bunyi presentasi  Memahami intensitas bunyi difraksi dan  Artikel
hasil percobaan dawai dan pipa
organa  Menganalisis taraf interferensi sumber
dan makna
 Intensitas dan intensitas bunyi dalam  Presentasi hasil belajar
fisisnya. permasalahan sehari - hari diskusi tentang lain yang
taraf intensitas relevan
 Penerapan  Mengamati foto/animasi cepat rambat
tentang pemeriksaan janin bunyi, dawai, pipa
bunyi dalam organa, difraksi
teknologi dengan USG, penggunaan
gelombang sonar di laut, kisi dan
bunyi dan permasalahannya interferensi

77
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
KELAS KONTROL

Sekolah : SMA Negeri 1 Lhokseumawe


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (7 Pertemuan)

A. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan
3.8 Menerapkan konsep dan prinsip 4.8 Melakukan percobaan tentang
gelombang bunyi dalam teknologi gelombang bunyi presentasi hasil
percobaan dan makna fisisnya
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui Melalui pendekatan pembelajaran Scientific, model pembelajaran
Discovery Learning diharapkan peserta didik mampu menerapkan konsep dan
prinsip gelombang bunyi dalam teknologi, serta mampu melakukan percobaan
yang menerapkan konsep bunyi, dengan terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran dan bertanggungjawab sesuai dengan sikap religiositas (beriman,
bertaqwa, peduli lingkungan), Mandiri (Percaya diri, disipilin, rasa ingin tahu,
tanggung jawab, berpikir kritis, dan kreatif), Gotong Royong (kerjasama,
toleransi), dan Integritas (konsisten, jujur).
C. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2×45 menit)
Kegiatan Pendahuluan
 Siswa memberi salam, berdoa ( PPK)
 Guru mengecek kehadiran siswa dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran0
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Kegiatan Literasi
(stimulasi/ Siswa diberi motivasi dan panduan untuk melihat,

78
pemberian mengamati, membaca dan menuliskannya kembali.
rangsangan ) Siswa diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi
cepat rambat bunyi pada beberapa medium
Problem statement Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(pertanyaan/ Guru memberikan kesempatan siswa untuk
identifikasi mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
masalah) dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus
tetap berkaitan dengan materi cepat rambat bunyi pada
beberapa medium
Data collection Collaboration (Kerja Sama)
(pengumpulan Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
data) mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai cepat rambat bunyi pada beberapa medium
Data processing Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(Pengolahan data) Siswa mengolah data/informasi dari kegiatan mengamati
dan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung
dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kerja.
Verification Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(Pembuktian) Siswa memverifikasi atau melakukan pemeriksaan untuk
membuktikan benar atau tidak hasil pengamatannya
dengan dengan hasil pengolahan data atau teori pada
buku sumber
Generazilation Communication (Berkomunikasi)
(Menarik Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok atau
kesimpulan) individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas
presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.
Creativity Kreativitas)
Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang hal-hal
yang telah dipelajari terkait cepat rambat bunyi pada
beberapa medium. Siswa kemudian diberi kesempatan
untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

Pertemuan Kedua (2 × 45 Menit)


Kegiatan Pendahuluan
 Siswa memberi salam, berdoa ( PPK)
 Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice

79
breaking)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Kegiatan Literasi
(stimulasi/ Siswa diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
pemberian mengamati, membaca dan menuliskannya kembali.
rangsangan ) Siswa diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi
sumber bunyi dawai/senar
Problem statement Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(pertanyaan/ Guru memberikan kesempatan siswa untuk
identifikasi mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
masalah) dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus
tetap berkaitan dengan materi sumber bunyi dawai/senar.
Data collection Collaboration (Kerja Sama)
(pengumpulan Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
data) mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai sumber bunyi dawai/senar.
Data processing Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(Pengolahan data) Siswa mengolah data/informasi dari kegiatan mengamati
dan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung
dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kerja.
Verification Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(Pembuktian) Siswa memverifikasi atau melakukan pemeriksaan untuk
membuktikan benar atau tidak hasil pengamatannya
dengan dengan hasil pengolahan data atau teori pada
buku sumber
Generazilation Communication (Berkomunikasi)
(Menarik Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok atau
kesimpulan) individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas
presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.
Creativity Kreativitas)
Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang hal-hal
yang telah dipelajari terkait sumber bunyi dawai/senar.
Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk
menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat

80
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

Pertemuan Ketiga (2 × 45 Menit)


Kegiatan Pendahuluan
 Siswa memberi salam, berdoa ( PPK)
 Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Kegiatan Literasi
(stimulasi/ Siswa diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
pemberian mengamati, membaca dan menuliskannya kembali.
rangsangan ) Siswa diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi
sumber bunyi pipa organa.
Problem statement Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(pertanyaan/ Guru memberikan kesempatan siswa untuk
identifikasi mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
masalah) dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus
tetap berkaitan dengan materi sumber bunyi pipa organa.
Data collection Collaboration (Kerja Sama)
(pengumpulan Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
data) mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai sumber bunyi pipa organa.
Data processing Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(Pengolahan data) Siswa mengolah data/informasi dari kegiatan mengamati
dan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung
dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kerja.
Verification Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(Pembuktian) Siswa memverifikasi atau melakukan pemeriksaan untuk
membuktikan benar atau tidak hasil pengamatannya
dengan dengan hasil pengolahan data atau teori pada
buku sumber
Generazilation Communication (Berkomunikasi)
(Menarik Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok atau
kesimpulan) individu secara klasikal, mengemukakan pendapat atas
presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali
oleh kelompok atau individu yang mempresentasikan.

81
Creativity Kreativitas)
Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang hal-hal
yang telah dipelajari terkait sumber bunyi pipa organa.
Peserta didik kemudian diberi kesempatan untuk
menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

Pertemuan Keempat (2 × 45 Menit)


Kegiatan Pendahuluan
 Peserta didik memberi salam, berdoa ( PPK)
 Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Kegiatan Literasi
(stimulasi/ Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
pemberian mengamati, membaca dan menuliskannya kembali.
rangsangan ) Peserta didik diberi tayangan dan bahan bacaan terkait
materi peristiwa resonansi antar sumber bunyi
Problem statement Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(pertanyaan/ Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
identifikasi mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
masalah) dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus
tetap berkaitan dengan materi peristiwa resonansi antar
sumber bunyi
Data collection Collaboration (Kerja Sama)
(pengumpulan Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
data) mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai peristiwa resonansi antar sumber bunyi
Data processing Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(Pengolahan data) Peserta didik mengolah data/informasi dari kegiatan
mengamati dan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada
lembar kerja.
Verification Critical Thinking (Berfikir Kritik)

82
(Pembuktian) Peserta didik memverifikasi atau melakukan pemeriksaan
untuk membuktikan benar atau tidak hasil
pengamatannya dengan dengan hasil pengolahan data
atau teori pada buku sumber
Generazilation Communication (Berkomunikasi)
(Menarik Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok
kesimpulan) atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat
atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi
kembali oleh kelompok atau individu yang
mempresentasikan.
Creativity Kreativitas)
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-
hal yang telah dipelajari terkait peristiwa resonansi antar
sumber bunyi. Peserta didik kemudian diberi kesempatan
untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

Pertemuan Kelima (2 × 45 Menit)


Kegiatan Pendahuluan
 Peserta didik memberi salam, berdoa ( PPK)
 Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Kegiatan Literasi
(stimulasi/ Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
pemberian mengamati, membaca dan menuliskannya kembali.
rangsangan ) Peserta didik diberi tayangan dan bahan bacaan terkait
materi efek Doppler
Problem statement Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(pertanyaan/ Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
identifikasi mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
masalah) dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus
tetap berkaitan dengan materi efek Doppler
Data collection Collaboration (Kerja Sama)
(pengumpulan Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk

83
data) mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai efek Doppler
Data processing Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(Pengolahan data) Peserta didik mengolah data/informasi dari kegiatan
mengamati dan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada
lembar kerja.
Verification Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(Pembuktian) Peserta didik memverifikasi atau melakukan pemeriksaan
untuk membuktikan benar atau tidak hasil
pengamatannya dengan dengan hasil pengolahan data
atau teori pada buku sumber
Generazilation Communication (Berkomunikasi)
(Menarik Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok
kesimpulan) atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat
atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi
kembali oleh kelompok atau individu yang
mempresentasikan.
Creativity Kreativitas)
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-
hal yang telah dipelajari terkait efek Doppler. Peserta
didik kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

Pertemuan Keenam (2 × 45 Menit)


Kegiatan Pendahuluan
 Peserta didik memberi salam, berdoa ( PPK)
 Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Kegiatan Literasi
(stimulasi/ Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
pemberian mengamati, membaca dan menuliskannya kembali.
rangsangan ) Peserta didik diberi tayangan dan bahan bacaan terkait

84
materi intensitas bunyi
Problem statement Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(pertanyaan/ Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
identifikasi mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
masalah) dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus
tetap berkaitan dengan materi intensitas dan taraf
intensitas bunyi.
Data collection Collaboration (Kerja Sama)
(pengumpulan Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
data) mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai intensitas dan taraf intensitas bunyi.
Data processing Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(Pengolahan data) Peserta didik mengolah data/informasi dari kegiatan
mengamati dan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada
lembar kerja.
Verification Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(Pembuktian) Peserta didik memverifikasi atau melakukan pemeriksaan
untuk membuktikan benar atau tidak hasil
pengamatannya dengan dengan hasil pengolahan data
atau teori pada buku sumber
Generazilation Communication (Berkomunikasi)
(Menarik Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok
kesimpulan) atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat
atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi
kembali oleh kelompok atau individu yang
mempresentasikan.
Creativity Kreativitas)
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-
hal yang telah dipelajari terkait intensitas dan taraf
intensitas bunyi. Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang
belum dipahami
Kegiatan Penutup
Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

Pertemuan Ketujuh (2 × 45 Menit)


Kegiatan Pendahuluan
 Peserta didik memberi salam, berdoa ( PPK)
 Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memberi motivasi (yel-yel/ice

85
breaking)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah pembelajaran
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Kegiatan Literasi
(stimulasi/ Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk melihat,
pemberian mengamati, membaca dan menuliskannya kembali.
rangsangan ) Peserta didik diberi tayangan dan bahan bacaan terkait
materi Penerapan bunyi dalam teknologi.
Problem statement Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(pertanyaan/ Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
identifikasi mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang belum
masalah) dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik. Pertanyaan ini harus
tetap berkaitan dengan materi Penerapan bunyi dalam
teknologi.
Data collection Collaboration (Kerja Sama)
(pengumpulan Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
data) mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai Penerapan bunyi dalam teknologi.
Data processing Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(Pengolahan data) Peserta didik mengolah data/informasi dari kegiatan
mengamati dan mengumpulkan informasi yang sedang
berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada
lembar kerja.
Verification Critical Thinking (Berfikir Kritik)
(Pembuktian) Peserta didik memverifikasi atau melakukan pemeriksaan
untuk membuktikan benar atau tidak hasil
pengamatannya dengan dengan hasil pengolahan data
atau teori pada buku sumber
Generazilation Communication (Berkomunikasi)
(Menarik Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok
kesimpulan) atau individu secara klasikal, mengemukakan pendapat
atas presentasi yang dilakukan kemudian ditanggapi
kembali oleh kelompok atau individu yang
mempresentasikan.
Creativity Kreativitas)
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-
hal yang telah dipelajari terkait Penerapan bunyi dalam
teknologi. Peserta didik kemudian diberi kesempatan
untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup

86
Guru bersama peserta didik merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

D. Metode : Diskusi kelompok terbimbing


E. Media : Tayangan video, gambar
F. Sumber : Buku Fisika Kelas XI Marthen K Erlangga, Kumpulan Bank Soal
Pribadi, dan Internet.
G. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan : Tes kemampuan literasi sains
2. Penilaian Sikap: Observasi sikap pada saat proses pembelajaran
3. Penilaian Keterampilan: Kinerja dan observasi diskusi

Mengetahui, Lhokseumawe, 2023


Kepala SMA Negeri 1 Lhokseumawe Guru Mata Pelajaran Fisika

Drs. Saifuddin, MM Dra. Lailan Hanum


NIP. 196412311993031071 NIP. 196605102000082001

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


KELAS EKSPERIMEN

Sekolah : SMA Negeri 1 Lhokseumawe


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI/2 (Genap)
Materi Pokok : Gelombang Bunyi
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (7 Pertemuan)
A. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan
3.8 Menerapkan konsep dan prinsip 4.8 Melakukan percobaan tentang
gelombang bunyi dalam teknologi gelombang bunyi presentasi hasil
percobaan dan makna fisisnya

87
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui pendekatan multirepresentasi, model pembelajaran inkuiri terbimbing
diharapkan peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip gelombang
bunyi dalam teknologi, serta mampu melakukan percobaan yang menerapkan
konsep bunyi serta dapat memberikan pengaruh terhadap kemampuan literasi
sains, dengan terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab
sesuai dengan sikap religiositas (beriman, bertaqwa, peduli lingkungan), Mandiri
(Percaya diri, disipilin, rasa ingin tahu, tanggung jawab, berpikir kritis, dan
kreatif), Gotong Royong (kerjasama, toleransi), dan Integritas (konsisten, jujur).
C. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2×45 menit)
Kegiatan Pendahuluan
 Siswa memberi salam, berdoa ( PPK)
 Guru mengecek kehadiran siswa dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran0
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi Siswa diperkenalkan dengan sebuah masalah yang
masalah diharapkan mampu siswa berikan solusinya.
Siswa diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi cepat
rambat bunyi pada beberapa medium
Merumuskan Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi
masalah sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, agar dijadikan
sebagai rumusan masalah. Pertanyaan ini harus tetap
berkaitan dengan materi cepat rambat bunyi pada beberapa
medium
Merumuskan Siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan hipotesis
hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Mengumpulkan Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
data mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai cepat rambat bunyi pada beberapa medium.
Pengumpulan data menggunakan tabel dan verbal beserta

88
mencari hubungan antara masalah dengan menggunakan
grafik.
Uji hipotesis Siswa melakukan uji hipotesis dari kegiatan mengamati dan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. Uji
hipotesis menggunakan gambar yang disediakan pada LKS
lalu direpresentasi dalam bentuk verbal.
Membuat Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu
kesimpulan secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok
atau individu yang mempresentasikan.
Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang hal-hal yang
telah dipelajari terkait cepat rambat bunyi pada beberapa
medium. Siswa kemudian diberi kesempatan untuk
menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

Pertemuan Kedua (2×45 menit)


Kegiatan Pendahuluan
 Siswa memberi salam, berdoa ( PPK)
 Guru mengecek kehadiran siswa dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran0
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi Siswa diperkenalkan dengan sebuah masalah yang
masalah diharapkan mampu siswa berikan solusinya.
Siswa diberi tayangan dan bahan bacaan terkait sumber
bunyi dawai atau senar
Merumuskan Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi
masalah sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, agar dijadikan
sebagai rumusan masalah. Pertanyaan ini harus tetap
berkaitan dengan materi sumber bunyi dawai atau senar
Merumuskan Siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan hipotesis
hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Mengumpulkan Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok untuk

89
data mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai sumber bunyi dawai atau senar . Pengumpulan
data menggunakan tabel dan verbal beserta mencari
hubungan antara masalah dengan menggunakan grafik.
Uji hipotesis Siswa melakukan uji hipotesis dari kegiatan mengamati dan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. Uji
hipotesis menggunakan gambar yang disediakan pada LKS
lalu direpresentasi dalam bentuk verbal.
Membuat Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu
kesimpulan secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok
atau individu yang mempresentasikan.
Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang hal-hal yang
telah dipelajari terkait sumber bunyi dawai atau senar.
Siswa kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

Pertemuan Ketiga (2×45 menit)


Kegiatan Pendahuluan
 Siswa memberi salam, berdoa ( PPK)
 Guru mengecek kehadiran siswa dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran0
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi Siswa diperkenalkan dengan sebuah masalah yang
masalah diharapkan mampu siswa berikan solusinya.
Siswa diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi
sumber bunyi pipa organa
Merumuskan Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi
masalah sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, agar dijadikan
sebagai rumusan masalah. Pertanyaan ini harus tetap
berkaitan dengan materi sumber bunyi pipa organa
Merumuskan Siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan hipotesis

90
hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Mengumpulkan Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
data mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai sumber bunyi pipa organa. Pengumpulan data
menggunakan tabel dan verbal beserta mencari hubungan
antara masalah dengan menggunakan grafik.
Uji hipotesis Siswa melakukan uji hipotesis dari kegiatan mengamati dan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. Uji
hipotesis menggunakan gambar yang disediakan pada LKS
lalu direpresentasi dalam bentuk verbal.
Membuat Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu
kesimpulan secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok
atau individu yang mempresentasikan.
Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang hal-hal yang
telah dipelajari sumber bunyi pipa organa. Siswa kemudian
diberi kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang
belum dipahami
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

Pertemuan Keempat (2×45 menit)


Kegiatan Pendahuluan
 Siswa memberi salam, berdoa ( PPK)
 Guru mengecek kehadiran siswa dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran0
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi Siswa diperkenalkan dengan sebuah masalah yang
masalah diharapkan mampu siswa berikan solusinya.
Siswa diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi
Peristiwa resonansi antar sumber bunyi.
Merumuskan Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi
masalah sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, agar dijadikan

91
sebagai rumusan masalah. Pertanyaan ini harus tetap
berkaitan dengan materi Peristiwa resonansi antar sumber
bunyi.
Merumuskan Siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan hipotesis
hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Mengumpulkan Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
data mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai Peristiwa resonansi antar sumber bunyi..
Pengumpulan data menggunakan tabel dan verbal beserta
mencari hubungan antara masalah dengan menggunakan
grafik.
Uji hipotesis Siswa melakukan uji hipotesis dari kegiatan mengamati dan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. Uji
hipotesis menggunakan gambar yang disediakan pada LKS
lalu direpresentasi dalam bentuk verbal.
Membuat Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu
kesimpulan secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok
atau individu yang mempresentasikan.
Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang hal-hal yang
telah dipelajari terkait Peristiwa resonansi antar sumber
bunyi.. Siswa kemudian diberi kesempatan untuk
menanyakan kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

Pertemuan Kelima (2×45 menit)


Kegiatan Pendahuluan
 Siswa memberi salam, berdoa ( PPK)
 Guru mengecek kehadiran siswa dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran0
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi Siswa diperkenalkan dengan sebuah masalah yang

92
masalah diharapkan mampu siswa berikan solusinya.
Siswa diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi efek
Doppler.
Merumuskan Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi
masalah sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, agar dijadikan
sebagai rumusan masalah. Pertanyaan ini harus tetap
berkaitan dengan materi efek Doppler.
Merumuskan Siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan hipotesis
hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Mengumpulkan Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
data mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai efek Doppler.. Pengumpulan data menggunakan
tabel dan verbal beserta mencari hubungan antara masalah
dengan menggunakan grafik.
Uji hipotesis Siswa melakukan uji hipotesis dari kegiatan mengamati dan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. Uji
hipotesis menggunakan gambar yang disediakan pada LKS
lalu direpresentasi dalam bentuk verbal.
Membuat Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu
kesimpulan secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok
atau individu yang mempresentasikan.
Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang hal-hal yang
telah dipelajari terkait efek Doppler. Siswa kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal yang belum
dipahami
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

Pertemuan Keenam (2×45 menit)


Kegiatan Pendahuluan
 Siswa memberi salam, berdoa ( PPK)
 Guru mengecek kehadiran siswa dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran0
Kegiatan Inti

93
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi Siswa diperkenalkan dengan sebuah masalah yang
masalah diharapkan mampu siswa berikan solusinya.
Siswa diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi
intensitas dan taraf intensitas bunyi.
Merumuskan Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi
masalah sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, agar dijadikan
sebagai rumusan masalah. Pertanyaan ini harus tetap
berkaitan dengan materi intensitas dan taraf intensitas bunyi
Merumuskan Siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan hipotesis
hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Mengumpulkan Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
data mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai intensitas dan taraf intensitas bunyi. Pengumpulan
data menggunakan tabel dan verbal beserta mencari
hubungan antara masalah dengan menggunakan grafik.
Uji hipotesis Siswa melakukan uji hipotesis dari kegiatan mengamati dan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. Uji
hipotesis menggunakan gambar yang disediakan pada LKS
lalu direpresentasi dalam bentuk verbal.
Membuat Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu
kesimpulan secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok
atau individu yang mempresentasikan.
Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang hal-hal yang
telah dipelajari terkait intensitas dan taraf intensitas bunyi.
Siswa kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

Pertemuan Ketujuh (2×45 menit)


Kegiatan Pendahuluan
 Siswa memberi salam, berdoa ( PPK)
 Guru mengecek kehadiran siswa dan memberi motivasi (yel-yel/ice
breaking)
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran tentang topik yang
akan diajarkan

94
 Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan langkah
pembelajaran0
Kegiatan Inti
Sintak Model Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Orientasi Siswa diperkenalkan dengan sebuah masalah yang
masalah diharapkan mampu siswa berikan solusinya.
Siswa diberi tayangan dan bahan bacaan terkait materi
penerapan bunyi dalam teknologi.
Merumuskan Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi
masalah sebanyak mungkin hal yang belum dipahami, agar dijadikan
sebagai rumusan masalah. Pertanyaan ini harus tetap
berkaitan dengan materi penerapan bunyi dalam teknologi.
Merumuskan Siswa diberikan kesempatan untuk merumuskan hipotesis
hipotesis berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Mengumpulkan Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok untuk
data mendiskusikan, mengumpulkan informasi,
mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi
mengenai penerapan bunyi dalam teknologi. Pengumpulan
data menggunakan tabel dan verbal beserta mencari
hubungan antara masalah dengan menggunakan grafik.
Uji hipotesis Siswa melakukan uji hipotesis dari kegiatan mengamati dan
mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja. Uji
hipotesis menggunakan gambar yang disediakan pada LKS
lalu direpresentasi dalam bentuk verbal.
Membuat Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok atau individu
kesimpulan secara klasikal, mengemukakan pendapat atas presentasi
yang dilakukan kemudian ditanggapi kembali oleh kelompok
atau individu yang mempresentasikan.
Guru dan siswa membuat kesimpulan tentang hal-hal yang
telah dipelajari terkait penerapan bunyi dalam teknologi.
Siswa kemudian diberi kesempatan untuk menanyakan
kembali hal-hal yang belum dipahami
Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa merefleksikan pengalaman belajar
Guru memberikan penilaian lisan secara acak dan singkat
Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya dan
berdoa

D. Metode : Diskusi kelompok terbimbing


E. Media : Tayangan video, gambar,PPT

95
F. Sumber : Buku Fisika Kelas XI Marthen K Erlangga, Kumpulan Bank Soal
Pribadi, dan Internet.
G. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan : Tes kemampuan literasi sains
2. Penilaian Sikap: Observasi sikap pada saat proses pembelajaran
3. Penilaian Keterampilan: Kinerja dan observasi diskusi

Mengetahui, Lhokseumawe, 2023


Kepala SMA Negeri 1 Lhokseumawe Guru Mata Pelajaran Fisika

Drs. Saifuddin, MM Indah Cahyati Siregar


NIP. 196412311993031071 NIM. 190730058

96
c. Lembar Kerja Siswa

A. LEMBAR KERJA SISWA (KELAS KONTROL)

LEMBAR KERJA SISWA


GELOMBANG BUNYI
Nama :1. .....................................
2. ......................................
3. ......................................
4. ......................................
5. ......................................
6. ......................................

Kelas : .............................
Kelompok : .............................

A. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan

3.8 Menerapkan konsep dan prinsip 4.8 Melakukan percobaan tentang

gelombang bunyi dalam teknologi gelombang bunyi presentasi hasil

percobaan dan makna fisisnya

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Memahami konsep cepat rambat bunyi pada berbagai medium

2. Menjelaskan berbagai sumber bunyi

3. Memahami konsep resonansi antara dua sumber bunyi

97
4. Menganalisis peristiwa efek Doppler

5. Memahami intensitas bunyi

6. Menganalisis taraf intensitas

C. Tujuan

Melalui diskusi peserta didik dapat memahami hubungan tegangan dan massa per

satuan panjang senar terhadap cepat rambat gelombang.

D. Petunjuk

1. Tuliskan nama kelompok pada kolom identitas di atas

2. Diskusikan dan kerjakan kegiatan berikut dengan teman dalam kelompokmu

3. Tanyakan kepada guru apabila terdapat perintah yang kurang jelas

E. Stimulus

Apa yang dapat kalian sampaikan dari gambar tersebut?

Apakah kebisingan dapat merusak telinga manusia?

Bagaimana cara mencegahnya? Besaran apakah yang

menunjukkan kekuatan dari kebisingan gelombnag bunyi?

Jelaskan! Bagaimana cara menentukan Intensitas bunyi dan

98
Taraf Intensitas bunyi?

Diskusikan bersama kelompok kalian dengan penuh tanggung jawab, rasa ngin

tahu, dan santun. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut bacalah materi

sumber bunyi dari buku teks pelajaran atau dari sumber lain seperti internet

dengan cermat dan penuh konsentrasi.

Sampaikan pendapat kelompok kalian dengan penuh percaya diri, santun, dan

bertanggung jawab dalam diskusi kelas.

F. Ayo Berlatih!

Soal No. 1

Sebuah pipa organa yang terbuka kedua ujungnya memiliki nada dasar dengan

frekuensi sebesar 300 Hz. Tentukan besar frekuensi dari :

a) Nada atas pertama

b) Nada atas kedua

c) Nada atas ketiga

Soal No. 2

Sebuah pipa organa yang tertutup salah satu ujungnya memiliki nada dasar dengan

frekuensi sebesar 300 Hz. Tentukan besar frekuensi dari :

a) Nada atas pertama

b) Nada atas kedua

c) Nada atas ketiga

Soal No. 3

Seutas dawai memiliki nada atas ketiga dengan frekuensi sebesar 600 Hz.

Tentukan :

99
a) frekuensi nada atas kedua dawai

b) frekuensi nada dasar dawai

Soal No. 4

Sebuah pipa organa tertutup memiliki panjang 50 cm. Jika cepat rambat bunyi di

udara adalah 340 m/s, tentukan frekuensi pipa organa saat:

a) terjadi nada dasar

b) terjadi nada atas kedua

Soal No. 5

Diberikan dua buah pipa organa yang pertama tertutup salah satu ujungnya, satu

lagi terbuka kedua ujung dengan panjang 30 cm. Jika nada atas kedua pipa organa

tertutup sama dengan nada atas ketiga pipa terbuka, tentukan panjang pipa organa

yang tertutup!

Soal No. 6

Pipa organa terbuka A dan pipa organa tertutup-sebelah B mempunyai panjang

yangsama. Tentukan perbandingan frekuensi nada atas pertama antara pipa organa

A danpipa organa B.

Soal No. 7

Dua gelombang bunyi mempunyai intensitas 1 x 10-5 W/m2 dan 1 x 10-4 W/m2.

HitungPerbedaan taraf intensitasnya dalam dB.

Soal No. 8

Seorang anak berada pada jarak 100 m dari sebuah sumber bunyi yang berdaya

12,56 watt. Tentukan besar taraf intensitas bunyi yang didengar anak tersebut jika
-12 2
Π adalah 3,14 dan intensitas ambang pendengaran I0 = 10 watt/m !

100
Soal No. 9

Sebuah bom molotov meletus pada jarak 20 meter dari seorang anak Jika anak

tersebut mendengar bunyi ledakan dengan taraf intensitas sebesar 120 dB,

tentukan besar taraf intensitas yang didengar seorang anak lain yang berada pada

jarak 180 mdari anak pertama!

Soal No. 10

Sebuah pabrik memiliki 100 mesin yang identik. Jika sebuah mesin memiliki taraf

intensitas bunyi sebesar 70 dB, tentukan nilai taraf intensitas bunyi yang terdengar

jikasemua mesin di pabrik tersebut dinyalakan bersamaan!

Setelah melakukan kegiatan mencari informasi, diskusi, tanya jawab, dan

presentasi lanjutkan kegiatan kalian dengan mempelajari contoh-contoh soal yang

ada pada bukuteks pelajaran atau dari sumber lainnya mengenai materi tersebut.

G. Penarikan Kesimpulan

Jawab :

101
B. LEMBAR KERJA SISWA (KELAS EKSPERIMEN)

LEMBAR KERJA SISWA


GELOMBANG BUNYI

Nama :1. .....................................


2. ......................................
3. ......................................
4. ......................................
5. ......................................
6. ......................................

Kelas : .............................
Kelompok : .............................

A. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan

3.8 Menerapkan konsep dan prinsip 4.8 Melakukan percobaan tentang

gelombang bunyi dalam teknologi gelombang bunyi presentasi hasil

percobaan dan makna fisisnya

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Memahami konsep cepat rambat bunyi pada berbagai medium

2. Menjelaskan berbagai sumber bunyi

3. Memahami konsep resonansi antara dua sumber bunyi

4. Menganalisis peristiwa efek Doppler

102
5. Memahami intensitas bunyi

6. Menganalisis taraf intensitas

E. Petunjuk

1. Tuliskan nama kelompok pada kolom identitas di atas

2. Diskusikan dan kerjakan kegiatan berikut dengan teman dalam kelompokmu

3. Tanyakan kepada guru apabila terdapat perintah yang kurang jelas

F. Orientasi

Fakta : “ pada alat music clarinet dan seruling kita dapat memperoleh

nada – nada yang berbeda seperti do, re, mi, fa, sol jika kita menutup

lubang pada seruling dan clarinet tersebut sehingga nada yang

dihasilkan bisa berubah – ubah, nada yang dihasilkan berbeda berarti

menandakan frekuensi yang dihasilkanberbeda pula. Sehingga terdapat

pengaruh antara frekuensi bunyi dan panjang kolom udara pada badan

seruling, panjang kolom udara berhubungan dengan besarnya panjang

gelombang yang dihasilkan, sehingga terdapat hubungan panjang

gelombang dan frekuensi bunyi yang dihasilkan’’.

G. Rumusan Maasalah

Berdasarkan fakta tersebut, coba rumuskanlah pertanyaan percobaan.

H. Prosedur Percobaan

103
Lakukanlah prosedur percobaan sebagai berikut dengan bimbingan dan

pengawasan dari guru!

1. Siapkan alat dan bahan percobaan, berupa :

a) 8 botol bekas dengan ukuran yang sama

b) Air

c) Penggaris

d) Sendok

e) Plastik

f) Karet

g) Gunting

2. Isi botol dengan air sebanyak :

a) 18 cm dari dasar botol untuk nada do (1)

b) 16 cm dari dasar botol untuk nada re (2)

c) 14 cm dari dasar botol untuk nada mi (3)

d) 12 cm dari dasar botol untuk nada fa (4)

e) 10 cm dari dasar botol untuk nada sol (5)

f) 8 cm dari dasar botol untuk nada la (6)

g) 6 cm dari dasar botol untuk nada si (7)

h) 4 cm dari dasar botol untuk nada do’ (8)

3. Setelah itu, tutup bagian atas botol dengan plastik lalu ikat dengan tali. Inilah

yang akan disebut sebuah organa tertutup.

4. Uji frekuensi setiap botol, apakah nada yang dihasilkan sudah sesuai atau

belum.

104
5. Mainkan lagu dengan botol – botol tersebut sebagai alat musiknya.

6. Tentukan frekuensi setiap nada yang dihasilkan dengan cepat rambat bunyi di

udara sebesar (340m/s)

I. Hasil percobaan

Isilah tabel hasil percobaan berikut!

Frekuensi (Hz) Cepat rambat bunyi Panjang isi botol (cm)

340m/s

340m/s

340m/s

340m/s

340m/s

340m/s

340m/s

340m/s

J. Pengolahan dan Analisis Data

 Buatlah grafik cepat rambat bunyi terhadap frekuensi!

 Apakah hipotesis Anda mengenai hubungan antara frekuensi dan panjang

gelombang diterima atau ditolak!

 Buatlah grafik panjang gelombang terhadap frekuensi!

 Buatlah grafik panjang gelombang terhadap Cepat rambat bunyi !

K. Penarikan Kesimpulan

105
 Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang Anda lakukan mengenai

hubungan antara panjang gelombang dan frekuensi dalam persamaan

matematis!

 Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang Anda lakukan mengenai

hubungan antara panjang gelombang dan frekuensi dalam bentuk verbal!

 Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang Anda lakukan mengenai

hubungan antara panjang gelombang dan cepat rambat bunyi dalam bentuk

grafik!

 Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan yang Anda lakukan mengenai

hubungan antara panjang gelombang dan cepat rambat bunyi dalam

persamaan matematis!

106
Lampiran 3. Instrumen Penelitian

a. Kisi – kisi Instrumen Penelitian

LEMBAR VALIDASI PRETEST DAN POSTTEST


Materi : Gelombang Bunyi
Sasaran Program : SMAN 1 Lhokseumawe
Judul Penelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Menggunakan Pendekatan Multirepresentasi
Terhadap Kemampuan Literasi Sains Pada Materi Gelombang Bunyi
Peneliti : Indah Cahyati Siregar
Validator : Muliani, S.Si., M.Pd.
Tanggal : 11 April 2022
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengetahui kevalidasi soal dalam pelaksanaan pembelajaran fisika pada
materi Gelombang dengan penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
B. Petunjuk
1. Lembar validasi di isi oleh validator.
2. Penilaian menggunakan skala penilaian pada kolom yang disediakan.
3. Diisi dengan tanda pada kolom yang tersedia berdasarkan aspek perspektif Bapak/Ibu.

107
4. Mohon untuk memberikan saran dan komentar perbaikan terhadap keseluruhan isi kolom yang disediakan.
Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar validasi saya ucapkan terima kasih.
C. Aspek
Indikator Literasi Indikator Valid Tidak
Soal Jawaban
Sains Soal Valid
Jenis Diberikan GAJAH DAN KELELAWAR Jawab : √
Pengetahuan : bacaan a. Infrasonik: frekuensi
konten berjudul getaran kurang dari 20 Hz,
Kompetensi : Gajah dan contoh hewan yang mampu
menjelaskan Kelelawar, mendengar bunyi ini adalah
fenomena secara peserta didik gajah dan anjing.
ilmiah dapat Gambar sekawanan gajah (kiri) dan kelelawar b. Audiosonik : frekuensi
Sub Kompetensi : menjelaskan mendeteksi pohon di depannya (kanan). getaran antara 20 Hz sampai
mengingat dan karakteristik Meskipun memiliki kebiasaan hidup berbeda, 20 KHz, bunyi yang dapat
menerapkan gelombang gajah dan kelelawar mempunyai kemiripan, terdengar oleh manusia
pengetahuan bunyi yang yaitu memiliki kemampuan mengeluarkan dan c. Ultrasonik : frekuensi
ilmiah yang sesuai dibedakan mendeteksi bunyi yang tidak dapat didengar getaran lebih dari 20 KHz,
Konteks : berdasarkan manusia. Gelombang bunyi yang bisa dideteksi yang mampu mendengar
lokal/nasional; frekuensi gajah antara 1 sampai 20 Hz dimana udara dan bunyi ini adalah kelelawar
aplikasi sains dan dengan tepat tanah menjadi medium. Gajah memang dan lumbalumba
teknologi mempunyai kemampuan pendengaran yang luar
Tingkat kognitif : biasa dan dapat mengeluarkan bunyi khusus
rendah (low) yakni infrasonik, yang dapat didengar gajah lain
dalam radius 10 km. Bunyi ini sebagai
pemberitahuan akan bahaya, salam, lokasi
makanan, kegembiraan, ketakutan dan lainnya.
108
Bunyi ini juga dapat membantu jantan
menemukan lokasi betina terutama pada musim
kawin. Berbeda dengan gajah, kelelawar
merupakan hewan yang bisa terbang dalam
kegelapan. Mereka tidak menggunakan mata
untuk melihat dalam gelap melainkan dengan
menggunakan ultrasonik yaitu bunyi dengan
frekuensi tinggi. Ketika terbang, kelelawar
memancarkan gelombang bunyi untuk
menentukan seberapa jauh jarak tubuhnya
dengan benda tersebut, itu sebabnya mereka
tidak akan menabrak dinding atau benda
dihadapan mereka walaupun dalam keadaan
gelap sekalipun. Cara kelelawar tersebut
diilustrasikan oleh gambar di atas. Batas
frekuensi yang bisa didengar oleh kelelawar
adalah 3.000 Hz s.d. 120.000 Hz, dimana
frekuensi ini jauh diatas frekuensi suara
audiosonik yang bisa didengar oleh manusia
yakni antara frekuensi 20 Hz s.d. 20.000 Hz.
Prinsip pengukuran jarak oleh kelelawar telah
dimanfaatkan dalam pengukuran kedalaman laut
menggunakan gelombang ultrasonik yang
dipancarkan oleh alat pemancar dan penerima
gelombang (Fathometer). Dengan mengetahui
cepat rambat bunyi dalam air laut, dan waktu
penerimaan gelombang oleh Fathometer, maka
109
kedalaman laut dapat dihitung.
1. Jelaskan karakteristik bunyi yang dibedakan
berdasarkan frekuensinya!
Sumber : (Sari, 2020)
Jenis Diberikan Prinsip pengukuran kedalaman laut dengan Prosedur : gelombang √
Pengetahuan: gambar Fathometer diilustrasikan sebagai berikut. ultrasonik dipancarkan oleh
prosedural Ilustrasi pemancar (Fathometer).
Kompetensi : pengukuran Disaat mengenai dasar laut,
menginterpretasi kedalaman gelombang ultrasonik akan
data dan bukti laut, peserta dipantulkan dan diterima
secara ilmiah didik dapat oleh Fathometer.
Sub Kompetensi : menjelaskan Kedalaman laut dihitung
mentransformasi prosedur menggunakan data selang
data dari satu pengukuran waktu antara gelombang
representasi ke tersebut 2. Bagaimana prosedur pengukuran kedalaman dikirim dan saat gelombang
representasi yang beserta laut tersebut berdasar gambar dan lengkapi pantul diterima, dan data
lain perhitungan dengan persamaan atau perhitungan yang kecepatan gelombang bunyi
Konteks : yang digunakan? Jelaskan! dalam air laut. Perhitungan
lokal/nasional; digunakan Sumber : (Sari, 2020) yang digunakan: =
aplikasi sains dan dengan Karena waktu yang dihitung
teknologi tepat. merupakan waktu dua kali
Tingkat kognitif : perjalanan, maka kedalaman
tinggi (high) =ℎ = =

Jenis Diberikan ULTRASONOGRAFI (USG) -Energi yang digunakan √


Pengetahuan : bacaan Perkembangan bayi) menggunakan pencitraan USG berasal dari
epistemik berjudul ultrasonik (ultrasound imaging) atau yang biasa gelombang bunyi ultrasonik
110
Kompetensi : Ultrasonogra disebut Ultrasonografi (USG). (20 kHz) tersebar ke seluruh
menginterpretasi fi dan permukaan dan hanya
data dan bukti argumentasi sedikit yang diserap tubuh
secara ilmiah terkait, -Pemakaian untuk
Sub Kompetensi peserta didik pemeriksaan kehamilan
: mengevaluasi dapat tidak terlalu sering (sekitar 3
argumen ilmiah mengevaluas kali selama masa
Pemeriksaan menggunakan USG berguna bagi
Konteks : global; i argumen kehamilan) sehingga tidak
kehamilan agar dapat segera diketahui jika
aplikasi sains dan yang berbahaya sebab menurut
terdapat kemungkinan kelainan pada janin. Oleh
teknologi, diberikan WHO, gelombang
karena itu, biasnya dokter menganjurkan
kesehatan dengan ultrasonik akan berbahaya
pemeriksaan USG setidaknya tiga kali selama
Tingkat kognitif : tepat. pada pemakaian sampai 400
kehamilan. USG bekerja dengan memakai
sedang kali.
energi mekanik yang berasal dari gelombang
bunyi ultrasonik (± 20kHz) yang akan menyebar
ke seluruh permukaan dan hanya sekitar 0-1%
yang diserap oleh tubuh. Menurut Badan
Kesehatan Dunia (WHO), gelombang ultrasonik
akan berakibat negatif ketika dipakai sampai
400 kali. Dokter memegang probe dan
menggerakkan pada perut ibu. Gelombang
ultrasonik ditransmisikan ke dalam perut. Di
dalam perut gelombang tersebut dipantulkan
dari permukaan janin. Pantulan gelombang
terdeteksi oleh probe dan diteruskan ke mesin
yang dapat menghasilkan gambar.
3. Penggunaan gelombang ultrasonik pada
kehamilan dianggap aman bagi ibu maupun
111
janin. Jelaskan alasan-alasan yang mendasari
anggapan tersebut!
Sumber : (Sari, 2020)
Jenis Diberikan Untuk menjawab soal No. 4-8! Ketika sumber bunyi √
Pengetahuan : bacaan SIRINE MOBIL POLISI menjauh setiap gelombang
konten berjudul Sebuah mobil polisi dengan sirine menyala secara berurutan akan
Kompetensi : Sirine Mobil bergerak mendekat, maka kita mendengar nada menempuh jarak yang lebih
menjelaskan Polisi, bunyi sirine tersebut semakin tinggi. jauh, selang waktu
fenomena secara peserta didik Selanjutnya, apabila mobil polisi bergerak kedatangan gelombang akan
ilmiah dapat menjauh, terdengar nada bunyi sirine yang semakin besar, panjang
Sub Kompetensi menjelaskan semakin rendah. Suara sirine tersebut memiliki gelombang semakin besar
: mengingat dan perubahan frekuensi dan kecepatan yang relatif terhadap (λ) sehingga frekuensi
menerapkan frekuensi gerak mobil maupun pengamat. Peristiwa ini menjadi lebih rendah.
pengetahuan yang terjadi dikenal sebagai Efek Doppler, yang
ilmiah yang sesuai dengan diilustrasikan oleh gambar di bawah ini.
Konteks : tepat.
lokal/nasional;
aplikasi sains dan
teknologi
Tingkat kognitif :
sedang

Gambar ilustrasi Efek Doppler


4. Setelah Anda membaca dan mengamati
ilustrasi di atas, jelaskan mengapa frekuensi
yang didengar lebih rendah saat mobil polisi
menjauh!
112
Sumber : (Sari, 2020)
Jenis Diberikan 5. Bagaimanakah percobaan sederhana efek Percobaan sederhana yang √
Pengetahuan : bacaan doppler yang dapat Anda lakukan sesuai dengan mungkin (dengan baterai)
prosedural (Pada soal kondisi dalam bacaan (Pada soal No. 4) jika yaitu dengan seseorang
Kompetensi : No. 4), hanya disediakan alat sirine (dengan baterai)? sebagai pengamat yang
mengevaluasi dan peserta didik Sumber : (Sari, 2020) diam, dan seseorang lainnya
mendesain dapat membawa sirine menyala
penemuan ilmiah mengusulka yang bergerak dari jauh
Sub Kompetensi n percobaan kemudian mendekati
: mengusulkan sederhana pengamat dan kembali
cara untuk sesuai menjauh dari pengamat.
mengeksplorasi dengan Pengamat bertugas
pertanyaan yang keadaan mendengarkan bagaimana
diberikan dalam perubahan keras lemahnya
Konteks : bacaan bunyi yang terjadi saat
lokal/nasional; dengan sumber mendekat atau
aplikasi sains dan tepat. menjauh
teknologi
Tingkat kognitif :
sedang
Jenis Diberikan 6. Pada gambar yang diberikan ( pada soal No. Saat mobil polisi bergerak, √
Pengetahuan : (pada soal 4) , frekuensi bunyi yang diterima oleh seolah-olah frekuensi sirine
epistemik No. 4) , pengamat wanita berbeda dengan frekuensi yang dipancarkan ke depan
Kompetensi : peserta didik bunyi yang diterima pengamat pria. Apakah berbeda dengan frekuensi
menjelaskan dapat frekuensi sirine yang dipancarkan ke depan dan yang dipancarkan ke
fenomena secara menjelaskan kebelakang oleh sirine mobil polisi berbeda? belakang. Hal ini tidak
ilmiah perubahan Jelaskan alasan Anda! benar. Yang berubah bukan
113
Sub Kompetensi frekuensi Sumber : (Sari, 2020) frekuensi sumber namun
: mengingat dan pada efek frekuensi yang didengar
menerapkan Doppler oleh pengamat akibat
pengetahuan dengan tepat pengaruh kecepatan sirine
ilmiah yang sesuai terhadap pengamat. Sirine >
Konteks : keras pada pengamat di
lokal/nasional; depan mobil polisi jika jarak
aplikasi sains dan mobil polisi < pengamat
teknologi tersebut sehingga
Tingkat kognitif : gelombang lebih rapat
tinggi (frekuensi yang diterima
pengamat di depan lebih
besar).
Jenis Diberikan 7. (Pada soal No.4) Gelombang bunyi bergerak Pernyataan yang benar √
Pengetahuan : bacaan dengan perantara udara. Saat sumber bunyi adalah pernyataan kedua.
Konten (pada soal maupun pendengar tidak bergerak (diam) Udara (angin) yang
Kompetensi : No. 4), sedangkan udara disekitar bergerak dengan berhembus ketika peristiwa
menginterpretasi peserta didik kecepatan v, maka manakah dari pernyataan efek Doppler berlangsung
data dan bukti dapat dibawah ini yang benar? Jelaskan alasan dari menyebabkan cepat rambat
secara ilmiah menjelaskan jawaban Anda! bunyi di udara berubah
Sub Kompetensi pernyataan 1. Frekuensi yang diterima pendengar sama karena pengaruh kecepatan
: mengevaluasi terkait seperti frekuensi sumber. udara tersebut. Kecepatan
argumen ilmiah kecepatan 2. Frekuensi yang diterima pendengar berubah sumber bunyi maupun
Konteks : gelombang akibat pengaruh kecepatan udara. kecepatan pendengar
lokal/nasional; bunyi pada Sumber : (Sari, 2020) merupakan resultan dari
aplikasi sains dan efek Doppler kecepatan udara dan
teknologi dengan kecepatan sumber atau
114
Tingkat kognitif : tepat. pendengar itu sendiri. Oleh
tinggi karena itu, frekuensi yang
diterima pendengar juga
berbeda dengan frekuensi
yang dipancarkan oleh
sumber.
Jenis Diberikan 8. Berdasarkan ilustrasi (pada soal No. 4), jika Diketahui : 𝒗 = 340𝑚 ⁄ ; √
Pengetahuan : ilustrasi mobil polisi bergerak dengan kecepatan 54 𝑘𝑚 vD = 5𝑚 ⁄ ;
konten (pada soal 𝑗 𝑚 ⁄ dan frekuensi dari sirine yang dinyalakan vS = 15𝑚 ⁄ ;
Kompetensi : No. 4), sebesar 800 Hz. Tentukan frekuensi yang = 800 Hz
menjelaskan peserta didik terdengar oleh pengamat pria yang sedang Ditanya: ′ = ⋯?
fenomena secara dapat berjalan dengan kecepatan 5 𝑚 ⁄ searah Jawab : Dalam hal ini, vD
ilmiah menerapkan dengan mobil polisi! (Cepat rambat gelombang bernilai negatif karena
Sub Kompetensi formulasi bunyi dalam udara = 340 𝑚/ ) bergerak menjauhi sumber
: mengingat dan efek Doppler Sumber : (Sari, 2020) bunyi, juga vS bernilai
menerapkan dengan negatif karena mendekati
pengetahuan tepat. pendengar.
ilmiah yang sesuai ′ = = 800 Hz
Konteks :
lokal/nasional; ⁄ =
aplikasi sains dan
teknologi
Tingkat kognitif : = 824,62 Hz
sedang Jadi frekuensi yang
didengar oleh pendengar
pria sebesar 824,62 Hz
Jenis Diberikan Untuk menjawab soal No. 9-12! Sumber Bunyi pada gitar √
115
Pengetahuan : bacaan BERMAIN GITAR adalah senar atau dawai dan
konten berjudul Gitar adalah sebuah alat musik yang digunakan rongga gitar. Hal ini
Kompetensi : Bermain dengan cara memetik dawai yang ujung- dikarenakan dawai atau
menjelaskan Gitar, ujungnya diikatkan pada pegangan dan pangkal senar bergetar saat dipetik,
fenomena secara peserta didik gitar. Cara menyetel gitar ini tanpa kita sadari getaran tersebut mengusik
ilmiah dapat menggunakan konsep Hukum Melde. Selain itu udara dalam rongga gitar
Sub Kompetensi menjelaskan frekuensi bunyi yang dihasilkan juga dapat sehingga menghasilkan
: mengingat dan bagian yang dipelajari dengan persamaan Marsenne. Variasi bunyi.
menerapkan merupakan frekuensi bunyi pada saat gitar dipetik dapat
pengetahuan sumber menghasilkan bunyi yang beragam. Saat
ilmiah yang sesuai bunyi pada memetik gitar, jari tangan tidak pernah diam
Konteks : alat musik untuk mendapatkan suatu nada yang
personal, aplikasi gitar dengan diharapkan. Setiap kunci nada memiliki
sains dan teknologi tepat. frekuensi yang berbeda-beda. Jadi, perpindahan
Tingkat kognitif : jari tangan adalah untuk mendapatkan frekuensi
sedang yang diharapkan. Misalnya, salah satu senar
dipetik tanpa ditekan mendapatkan nada A yang
berfrekuensi 440 Hz. Jika senar ditekan pada
jarak 8 cm dari ujung papan pegangan, berarti
sudah mengurangi panjang tali dan bagian
massa tali yang bergetar. Akibatnya, frekuensi
akan naik.
9. Salah satu syarat terjadinya bunyi adalah
adanya sumber bunyi. Jelaskan bagian manakah
dari gitar yang merupakan sumber bunyi dan
mengapa bagian tersebut dapat disebut sebagai
sumber bunyi!
116
Sumber : (Sari, 2020)
Jenis Diberikan 10. Jelaskan bagaimana terjadinya resonansi Senar pada gitar dapat √
Pengetahuan : bacaan antara senar dan kolom udara pada gitar dianalogikan dengan dawai
konten (Pada soal sehingga dapat dihasilkan bunyi yang beragam! yang kedua ujungnya
Kompetensi : No. 9), Sumber : (Sari, 2020) diikatkan pada batang. Saat
menjelaskan peserta didik dipetik, dawai bergetar dan
fenomena secara dapat menghasilkan frekuensi
ilmiah menjelaskan tertentu yang kemudian
Sub Kompetensi terjadinya menggetarkan udara dalam
: mengingat dan resonansi kolom resonansi gitar
menerapkan pada alat sehingga timbul bunyi.
pengetahuan musik gitar Variasi frekuensi yang
ilmiah yang sesuai dengan dihasilkan dengan
Konteks : tepat. mengubah-ubah tegangan
personal, aplikasi dawai, dapat menimbulkan
sains dan teknologi bunyi yang beragam.
Tingkat kognitif :
sedang
Jenis Diberikan 11. Sebutkan lima faktor yang mempengaruhi Panjang dawai yang juga √
Pengetahuan : bacaan perbedaan bunyi yang dihasilkan oleh gitar saat dipengaruhi letak jari tangan
konten (Pada soal dipetik atau dimainkan! pada pegangan gitar(fret) -
Kompetensi : No. 9), Sumber : (Sari, 2020) Luas penampang dawai
menginterpretasi peserta didik (jenis dawai yang
data dan bukti dapat digunakan) - Tegangan pada
secara ilmiah menjelaskan setelan gitar - Bahan senar
Sub Kompetensi : faktor-faktor (dawai) yang berbeda pada
mengidentifikasi yang gitar (massa jenis dan massa
117
asumsi, bukti dan menyebabka senar). - Kuat lemahnya
penalaran dalam n variasi petikan pada dawai
teks terkait sains bunyi dari
Konteks : gitar dengan
personal, aplikasi tepat
sains dan teknologi
Tingkat kognitif :
sedang
Jenis Diberikan 12. Berdasarkan keterangan pada paragraf ke Diketahui: = 440 𝐻𝑧, √
Pengetahuan : bacaan dua dalam bacaan di atas, tentukan frekuensi 𝑙′ = (𝑙 − 0,08)𝑚,
konten (Pada soal dawai setelah senar ditekan 8 cm dari ujung ; = = 340 𝑚/
Kompetensi : No. 9), papan pegangan tersebut, jika cepat rambat
menjelaskan peserta didik bunyi tetap! 𝑙 𝑚
fenomena secara dapat Sumber : (Sari, 2020) Ditanya : ′ = ⋯?
ilmiah menerapkan Jawab: n = 1 karena Nada A
Sub Kompetensi formulasi merupakan nada dasar
: mengingat dan hukum
menerapkan Mersenne 𝑙
pengetahuan pada dawai
ilmiah yang sesuai dengan 𝑙
Konteks : tepat.
personal; aplikasi
sains dan teknologi ( )𝑚
Tingkat kognitif : = 555,56 Hz
sedang
Jenis Disajikan Untuk menjawab soal No. 13-15! Resonansi terjadi saat udara √
Pengetahuan : bacaan SERULING BAMBU VERSUS yang ditiupkan dari lubang
118
konten berjudul KLARINET peniup seruling maupun
Kompetensi : Seruling vs Seruling bambu merupakan salah satu alat klarinet menggetarkan
menjelaskan Klarinet, musik tradisional. Seruling bambu umumnya kolom udara dalam pipa
fenomena secara peserta didik dibuat dari sebilah bambu dengan lubang nada sehingga dapat
ilmiah dapat yang sejajar dalam satu barisan. menghasilkan gelombang
Sub Kompetensi menjelaskan bunyi dengan frekuensi
: mengingat dan resonansi tertentu yang dapat diubah-
menerapkan yang terjadi ubah dengan menutup dan
pengetahuan pada alat membuka lubang-lubang di
ilmiah yang sesuai musik sepanjang badan seruling
Konteks : dengan atau klarinet.
personal, aplikasi tepat.
sains dan teknologi
Tingkat kognitif :
rendah

Badan suling memiliki enam lubang-jari


dengan jarak tertentu yang sudah diukur.
Seruling dimainkan dengan cara ditiup sambil
membuka dan menutup lubang pada badan
seruling secara teratur. Membuka dan menutup
lubang-lubang tersebut dengan jari akan
mengubah panjang efektif kolom udara
sehingga dapat memberikan bunyi yang
berbeda.
Klarinet merupakan alat musik tiup pula,
namun perbedaan dengan seruling adalah, salah
119
satu ujung klarinet tertutup, sedangkan kedua
ujung seruling terbuka. Cara memainkan
klarinet sama dengan memainkan seruling,
yakni dengan meniupkan udara melalui lubang
peniup dan membuka serta menutup lubang-
lubang kecil di sepanjang badan klarinet.
Seruling dan klarinet, keduanya merupakan
contoh dari pipa organa, seruling untuk pipa
organa terbuka, dan klarinet untuk pipa organa
tertutup.
13. Jelaskan terjadinya resonansi dalam pipa
organa pada seruling dan klarinet!
Sumber : (Sari, 2020)
Jenis Disajikan 14. (Pada soal No. 13), jika sebuah pipa organa Pipa organa dapat dikenali √
Pengetahuan : bacaan dapat menghasilkan frekuensi harmonik dengan perbandingan
konten (Pada soal berturut-turut 680 Hz dan 1360 Hz, apakah pipa frekuensinya. Perbandingan
Kompetensi : No. 13), organa tersebut merupakan bunyi dari seruling dari frekuensi yang
nenginterpretasi peserta didik atau klarinet? diketahui adalah 680 Hz ∶
data dan bukti dapat Sumber : (Sari, 2020) 1360 Hz = 1:2.
secara ilmiah menentukan Perbandingan dari frekuensi
Sub Kompetensi jenis pipa menunjukkan bahwa nada
: menganalisis dan organa tersebut berasal dari pipa
menafsirkan data dengan organa terbuka, dalam hal
serta menarik tepat. ini seruling.
kesimpulan yang
tepat
Konteks :
120
personal, aplikasi
sains dan teknologi
Tingkat kognitif :
sedang
Jenis Disajikan 15. Berdasarkan keterangan (Pada soal No. 13), Frekuensi nada dasar, dapat √
Pengetahuan : bacaan tentukan frekuensi nada dasar pipa organa diketahui dari FPB (Faktor
konten (Pada soal tersebut! Persekutuan terbesar) dari
Kompetensi : No. 13), Sumber : (Sari, 2020) ketiga frekuensi yang
nenginterpretasi peserta didik diketahui, yakni sebesar 680
data dan bukti dapat Hz ; atau dapat secara
secara ilmiah mengidentifi langsung pada frekuensi
Sub Kompetensi kasi nada yang diketahui di atas yang
: menganalisis dan dasar dari memiliki pembanding 1
menafsirkan data pipa organa yaitu frekuensi 680 Hz
serta menarik yang
kesimpulan yang diberikan
tepat dengan
Konteks : tepat.
personal, aplikasi
sains dan teknologi
Tingkat kognitif :
sedang
Jenis Disajikan 16. Suatu percobaan sederhana pipa organa Semakin besar panjang √
Pengetahuan : data hasil terbuka dilakukan untuk menguji hipotesis yang ruang pada gelas (semakin
prosedural pengamatan diperoleh berdasarkan fenomena bunyi yang kecil volume air di
Kompetensi : percobaan terdengar saat menggesek bibir gelas di atas. dalamnya), maka akan
menginterpretasi sederhana Berikut hasil pengamatan yang diperoleh dari semakin kecil frekuensi
121
data dan bukti pipa organa, percobaan tersebut. Tabel hasil pengamatan bunyi yang akan dihasilkan,
secara ilmiah peserta didik Volume air Bunyi yang begitu sebaliknya, semakin
Sub Kompetensi dapat dalam terdengar kecil panjang ruang pada
: menganalisis dan membuat gelas gelas (semakin besarnya
menafsirkan data kesimpulan 3/4 bagian Sangat nyaring. volume air di dalamnya),
serta menarik dalam Bunyinya menjadi sedikit maka frekuensi yang
kesimpulan yang percobaan 1/2 bagian dihasilkan akan semakin
lebih pelan
tepat pipa organa dan lebih berat. besar. Sehingga, panjang
Konteks : dengan Bunyinya menjadi semakin ruang (kolom udara)
personal, aplikasi tepat. 1/4 bagian berbanding terbalik dengan
berat dan
sains dan teknologi seperti bass. frekuensi bunyi yang
Tingkat kognitif : Buatlah kesimpulan berdasarkan data hasil dihasilnya.
tinggi pengamatan yang diperoleh dari percobaan pipa
organa di atas!
Sumber : (Sari, 2020)
Jenis Disajikan PERCOBAAN PIPA ORGANA Rumusan masalah : √
Pengetahuan : fenomena Seorang peserta didik melakukan pengamatan Bagaimanakah hubungan
prosedural terkait pipa dengan menggesek bibir gelas berisi air dengan antara panjang kolom udara
Kompetensi : organa, dua jari yang basah. Saat menggesek bibir gelas dalam pipa organa dengan
mengevaluasi dan peserta didik berisi air yang hampir penuh, terdengar bunyi frekuensi bunyi yang
mendesain dapat yang sangat nyaring. Kemudian air di dalam dihasilkan? Hipotesis :
penemuan ilmiah membuat gelas sedikit dikurangi dan saat bibir gelas Semakin kecil panjang
Sub Kompetensi rumusan tersebut digesek lagi, bunyi yang dihasilkan ruang pada gelas (semakin
: mengidentifikasi masalah menjadi sedikit lebih pelan dan tidak nyaring. besar volume air di
pertanyaan yang yang dapat 17. Berdasarkan fenomena di atas, buatlah dalamnya), maka akan
diselidiki dalam digunakan rumusan masalah yang digunakan dalam semakin nyaring bunyi yang
suatu penelitian dalam percobaan beserta hipotesis yang dapat akan dihasilkan, begitu
122
yang diberikan percobaan diajukan! sebaliknya, semakin besar
Konteks : pipa organa Sumber : (Sari, 2020) panjang ruang pada gelas
personal, aplikasi dengan (semakin kecil volume air di
sains dan teknologi tepat. dalamnya), maka bunyi
Tingkat kognitif : yang dihasilkan akan
tinggi (high) semakin berat (tidak
nyaring).
Jenis Disajikan 18. Perhatikan grafik berikut! Jawab : √
Pengetahuan : grafik, fb > lebih besar dari fa
prosedural peserta didik karena gelombang (b) lebih
Kompetensi : dapat rapat dari gelombang (a).
mengevaluasi dan mengidentifi AB > AA, karena simpangan
merancang kasi maksimum gelombang (b) >
penyelidikan karakteristik dari simpangan maksimum
ilmiah dari kedua gelombang (a)
Terdapat dua buah gelombang bunyi pada grafik
Sub Kompetensi gelombang Nada gelombang (b) lebih
(a) dan (b). Bagaimanakah frekuensi kedua
: mengusulkan bunyi tinggi dari nada gelombang
gelombang bunyi tersebut? Bagaimana pula
cara dengan (a).
dengan amplitudonya? Manakah gelombang
mengeksplorasi tepat. Nada gelombang (b) lebih
bunyi yang memiliki nada lebih tinggi, dan nada
pertanyaan secara kuat dari nada gelombang
lebih kuat? Berikan alasan Anda!
ilmiah Konteks : (a)
Sumber : (Sunardi, P, & Darmawan, 2016)
personal, aplikasi
sains dan teknologi
Tingkat kognitif :
tinggi
Jenis Disajikan 19. Perhatikan hasil percobaan cepat rambat Jawab : √
Pengetahuan : tabel hasil gelombang bunyi di udara pada bagian suhu Suhu medium, semakin
123
prosedural percobaan beikut! panas suhu medium yang
Kompetensi : hubungan Suhu Udara Lanju Bunyi dilalui maka semakin cepat
menginterpretasi antara suhu 331 m/s bunyi merambat. Hubungan
data dan bukti dan bunyi 330 m/s ini dapat dirumuskan
secara ilmiah untuk 343 m/s kedalam persamaan
Sub Kompetensi menganalisis 349 m/s matematis dimana
: menganalisis dan cepat rambat v  v  0,6t  v adalah
0 0

menafsirkan data gelombang Berdasarkan hasil observasi yang telah anda cepat rambat pada suhu nol
serta menarik lakukan, apakah tabel tersebut dapat digunakan derajat dan t adalah suhu
kesimpulan yang untuk menarik kesimpulan bahwa cepat medium.
tepat rambat gelombang bunyi akan meningkat Berdasarkan hasil
Konteks : pada suhu tinggi? Berikan kesimpulan sesuai observasi yang telah
personal, aplikasi hasil observasi anda! dilakukan, tabel dapat
sains dan teknologi Sumber : (Putra, 2017) digunakan untuk menarik
Tingkat kognitif : kesimpulan bahwa cepat
tinggi rambat gelombang bunyi di
udara akan semakin
mengingat pada suhu tinggi.
Hasil percobaan pada
tabel tersebut sudah sesuai
dengan konsep cepat rambat
gelombang bunyi.

124
Jenis Disajikan 20. Pehatikan Tabel dibawah ini! Jawab : √
Pengetahuan : tabel hasil Diketahui : Taraf intensitas
prosedural percobaan Suhu Udara Lanju Bunyi mesin Truk, TI1 = 30 dB
Kompetensi : hubungan Suara srigala 40 dB Taraf intensitas n mesin
nenginterpretasi antara suhu mengaung TI2 = 60 dB
data dan bukti dan lanju Suara sirine polisi 60 dB Ditanya : jumlah mesin
secara ilmiah bunyi untuk Suara petir 120 dB Truk yang diperlukan ?
Sub Kompetensi menganalisis Sebuah mesin truk menghasilkan taraf intensitas Penyelesaian : Jumlah
: menganalisis dan taraf bunyi sebesar TI = 20 dB ( I0 = 10-12 watt.m2). mesin mobil yang
menafsirkan data intensitas Agar menghasilkan taraf intensitas yang sama diperlukan :
serta menarik gelombang (setara) dengan suara sirine polisi maka jumlah TI2 = TI1 + 10 log n 60 dB
kesimpulan yang mesin truk diperlukan sebanyak ? = 20 dB + 10 log n 10 log n
tepat Sumber : (Putra, 2017) = 40 dB log n = 4 n = 104 =
Konteks : 10000
personal, aplikasi
sains dan teknologi
T K: tinggi
D. Saran
Instrument kemampuan literasi sains sudah dapat digunakan tetapi gambar perlu diperjelas.
E. Rekomendasi
Penilaian secara umum berilah tanda
Layak untuk dipakai tanpa revisi
Layak untuk dipakai dengan revisi sesuai saran
Tidak layak pakai

125
Aceh Utara, 11 April 2023
Validator

Muliani. S.Si.,M.Pd.
199104242019032013

126
b. Soal Kemampuan Literasi Sains Siswa

Nama Sekolah : Nama Siswa :


Materi : Kelas/Semester :
PETUNJUK:
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soal-soal yang diberikan.
2. Tulislah jawabanmu di lembar jawaban yang telah disediakan dan jangan lupa
menuliskan identitas pada kolom yang disediakan.
3. Bacalah dengan cermat perintah pengerjaan soal, bacaan atau tabel yang terdapat pada
soal.
4. Tidak diperkenankan berpindah-pindah tempat saat mengerjakan soal.
5. Tidak diperkenankan bekerja sama dengan teman dalam bentuk apapun selama
mengerjakan soal.
6. Acungkan tangan jika terdapat soal yang kurang jelas.

Untuk menjawab soal No. 1-2!


SIRINE MOBIL POLISI
Sebuah mobil polisi dengan sirine menyala bergerak mendekat, maka kita
mendengar nada bunyi sirine tersebut semakin tinggi. Selanjutnya, apabila mobil
polisi bergerak menjauh, terdengar nada bunyi sirine yang semakin rendah. Suara
sirine tersebut memiliki frekuensi dan kecepatan yang relatif terhadap gerak mobil
maupun pengamat. Peristiwa ini dikenal sebagai Efek Doppler, yang diilustrasikan
oleh gambar di bawah ini.

Gambar ilustrasi Efek Doppler


1. Setelah Anda membaca dan mengamati ilustrasi di atas, jelaskan mengapa
frekuensi yang didengar lebih rendah saat mobil polisi menjauh! Sumber : (Sari,
2020)

127
Jawab :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
2. Berdasarkan gambar ilustrasi efek Doppler, jika mobil polisi bergerak dengan
kecepatan 54 𝑘𝑚 𝑗 𝑚 ⁄ dan frekuensi dari sirine yang dinyalakan sebesar 800 Hz.
Tentukan frekuensi yang terdengar oleh pengamat pria yang sedang berjalan
dengan kecepatan 5 𝑚 ⁄ searah dengan mobil polisi! (Cepat rambat gelombang
bunyi dalam udara = 340 𝑚/ ) Sumber : (Sari, 2020)
Jawab :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
ULTRASONOGRAFI (USG)
Perkembangan bayi menggunakan pencitraan ultrasonik (ultrasound imaging)
atau yang biasa disebut Ultrasonografi (USG).

Pemeriksaan menggunakan USG berguna bagi kehamilan agar dapat segera


diketahui jika terdapat kemungkinan kelainan pada janin. Oleh karena itu, biasnya
dokter menganjurkan pemeriksaan USG setidaknya tiga kali selama kehamilan.
USG bekerja dengan memakai energi mekanik yang berasal dari gelombang bunyi
ultrasonik (± 20kHz) yang akan menyebar ke seluruh permukaan dan hanya
sekitar 0-1% yang diserap oleh tubuh. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO),
gelombang ultrasonik akan berakibat negatif ketika dipakai sampai 400 kali.

128
Dokter memegang probe dan menggerakkan pada perut ibu. Gelombang
ultrasonik ditransmisikan ke dalam perut. Di dalam perut gelombang tersebut
dipantulkan dari permukaan janin. Pantulan gelombang terdeteksi oleh probe dan
diteruskan ke mesin yang dapat menghasilkan gambar.
3. Penggunaan gelombang ultrasonik pada kehamilan dianggap aman bagi ibu
maupun janin. Jelaskan alasan-alasan yang mendasari anggapan tersebut! Sumber
: (Sari, 2020)
Jawab :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
Untuk menjawab soal No. 4-5!
BERMAIN GITAR
Gitar adalah sebuah alat musik yang digunakan dengan cara memetik dawai yang
ujung-ujungnya diikatkan pada pegangan dan pangkal gitar. Cara menyetel gitar
ini tanpa kita sadari menggunakan konsep Hukum Melde. Selain itu frekuensi
bunyi yang dihasilkan juga dapat dipelajari dengan persamaan Marsenne. Variasi
frekuensi bunyi pada saat gitar dipetik dapat menghasilkan bunyi yang beragam.
Saat memetik gitar, jari tangan tidak pernah diam untuk mendapatkan suatu nada
yang diharapkan. Setiap kunci nada memiliki frekuensi yang berbeda-beda. Jadi,
perpindahan jari tangan adalah untuk mendapatkan frekuensi yang diharapkan.
Misalnya, salah satu senar dipetik tanpa ditekan mendapatkan nada A yang
berfrekuensi 440 Hz. Jika senar ditekan pada jarak 8 cm dari ujung papan
pegangan, berarti sudah mengurangi panjang tali dan bagian massa tali yang
bergetar. Akibatnya, frekuensi akan naik.
4. Jelaskan bagaimana terjadinya resonansi antara senar dan kolom udara pada
gitar sehingga dapat dihasilkan bunyi yang beragam! Sumber : (Sari, 2020)
Jawab :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..

129
5. Sebutkan lima faktor yang mempengaruhi perbedaan bunyi yang dihasilkan
oleh gitar saat dipetik atau dimainkan! Sumber : (Sari, 2020)
Jawab :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
6. Suatu percobaan sederhana pipa organa terbuka dilakukan untuk menguji
hipotesis yang diperoleh berdasarkan fenomena bunyi yang terdengar saat
menggesek bibir gelas di atas. Berikut hasil pengamatan yang diperoleh dari
percobaan tersebut. Tabel hasil pengamatan
Volume air Bunyi yang
dalam terdengar
gelas
3/4 bagian Sangat nyaring.
Bunyinya menjadi sedikit
1/2 bagian
lebih pelan
dan lebih berat.
Bunyinya menjadi semakin
1/4 bagian
berat dan
seperti bass.
Buatlah kesimpulan berdasarkan data hasil pengamatan yang diperoleh dari
percobaan pipa organa di atas!
Sumber : (Sari, 2020)
Jawab :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
SERULING BAMBU VERSUS KLARINET
Seruling bambu merupakan salah satu alat musik tradisional. Seruling bambu
umumnya dibuat dari sebilah bambu dengan lubang nada yang sejajar dalam satu
barisan.

130
Badan suling memiliki enam lubang-jari dengan jarak tertentu yang sudah
diukur. Seruling dimainkan dengan cara ditiup sambil membuka dan menutup
lubang pada badan seruling secara teratur. Membuka dan menutup lubang-lubang
tersebut dengan jari akan mengubah panjang efektif kolom udara sehingga dapat
memberikan bunyi yang berbeda.
Klarinet merupakan alat musik tiup pula, namun perbedaan dengan seruling
adalah, salah satu ujung klarinet tertutup, sedangkan kedua ujung seruling
terbuka. Cara memainkan klarinet sama dengan memainkan seruling, yakni
dengan meniupkan udara melalui lubang peniup dan membuka serta menutup
lubang-lubang kecil di sepanjang badan klarinet. Seruling dan klarinet, keduanya
merupakan contoh dari pipa organa, seruling untuk pipa organa terbuka, dan
klarinet untuk pipa organa tertutup.
7. Jelaskan terjadinya resonansi dalam pipa organa pada seruling dan klarinet!
Sumber : (Sari, 2020)
Jawab
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
8. Perhatikan grafik berikut!

Terdapat dua buah gelombang bunyi pada grafik (a) dan (b). Bagaimanakah
frekuensi kedua gelombang bunyi tersebut? Bagaimana pula dengan
amplitudonya? Manakah gelombang bunyi yang memiliki nada lebih tinggi, dan
nada lebih kuat? Berikan alasan Anda! Sumber : (Sunardi et al., 2016)
Jawab :
…………………………………………………………………………………….

131
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………..
9. Perhatikan hasil percobaan cepat rambat gelombang bunyi di udara pada bagian
suhu beikut!
Suhu Udara Lanju Bunyi
331 m/s
330 m/s
343 m/s
349 m/s
Berdasarkan hasil observasi yang telah anda lakukan, apakah tabel tersebut
dapat digunakan untuk menarik kesimpulan bahwa cepat rambat gelombang
bunyi akan meningkat pada suhu tinggi? Berikan kesimpulan sesuai hasil
observasi anda! Sumber : (Putra, 2017)
Jawab :
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
10. Pehatikan Tabel dibawah ini!

Suhu Udara Lanju Bunyi


Suara srigala mengaung 40 dB
Suara sirine polisi 60 dB
Suara petir 120 dB

Sebuah mesin truk menghasilkan taraf intensitas bunyi sebesar TI = 20 dB ( I0 =


10-12 watt.m2). Agar menghasilkan taraf intensitas yang sama (setara) dengan
suara sirine polisi maka jumlah mesin truk diperlukan sebanyak ? Sumber : (Putra,
2017)
Jawab:………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

132
c. Kuesioner Respon Siswa

KUESIONER RESPON SISWA SISWA TERHADAP PELAKSANAAN

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN

PENDEKATAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP KEMAMPUAN

LITERASI SAINS DI SEKOLAH SMAN 1 LHOKSEUMAWE

Nama :
Kelas :
Hari/tanggal :

Petunjuk :
Bacalah pertanyaan berikut, kemudian berilah tanda centang (√) pada
kolom sesuai dengan pendapat anda!
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak
Apakah Guru memberikan informasi mengenai tujuan
1 pembelajaran gelombang bunyi dengan jelas pada
pertemuan sebelumnya.?
Apakah Pertanyaan/ tes awal mengenai materi
gelombang bunyi yang diberikan Guru sebelum
2 kegiatan pembelajaran berlangsung dapat
meningkatkan minat saya untuk mengikuti
pembelajaran?
Apakah Guru merencanakan permasalahan yang akan
3 diangkat pada kegiatan pembelajaran gelombang bunyi
dengan baik.?
Apakah Guru merencanakan peralatan percobaan yang
4
dibutuhkan untuk kegiatan pembelajaran dengan baik?
Apakah pembahasan mengenai gelombang bunyi yang
5 berhubungan dengan kehidupan sehari – hari
memudahkan saya untuk memahami materi
pembelajaran?
Apakah Pembelajaran gelombang bunyi dengan model
6 inkuiri terbimbing memengaruhi kemampuan literasi
sains Anda?
Apakah pembelajaran model inkuiri terbimbing
7 melatih Anda menjadi lebih aktif berpartisipasi dalam
kelas?
Apakah Pembelajaran model inkuiri melatih
8
kemampuanAnda dalam berkomunikasi?

133
Apakah anda termotivasi dalam mencari informasi dari
9 berbagai sumber (buku, internet, dan sebagainya) yang
diperlukan dalam pengumpulan dan pengolahan data?
Apakah Pembelajaran model inkuiri terbimbing
10 menggunakan pendekatan multirepresentasi
memudahkan Anda dalam merumuskan hipotesis?
Apakah model inkuiri terbimbing menggunakan
11 pendekatan multirepresentasi Anda dalam
menganalisis data.?
Apakah model inkuiri terbimbing menggunakan
12 pendekatan multirepresentasi Anda dalam
menganalisis data.?
Apakah Anda berpartisipasi secara aktif untuk
13
menyimpulkan hasil diskusi kelas.?
Apakah Penjelasan yang diberikan guru diakhir
14 pembelajaran membantu meyakinkan pemahaman
Anda tentang materi gelombang bunyi?
Apakah Penilaian yang dilakukan guru pada saat
15 proses pembelajaran memotivasi saya untuk lebih aktif
dalam mengikuti pembelajaran.?
Apakah soal berupa deskripsi dalam bentuk gambar
16
dapat memengaruhi kemampuan literasi sains Anda?
Apakah soal berupa deskripsi dalam bentuk grafik
17
dapat memengaruhi kemampuan literasi sains Anda?
Apakah soal berupa deskripsi dalam bentuk matematis
18
dapat memengaruhi kemampuan literasi sains Anda?
Apakah soal berupa deskripsi dalam bentuk verbal
19
dapat memengaruhi kemampuan literasi sains Anda?
Apakah penilaian yang diberikan guru pada kegiatan
presentasi membuat Anda lebih bertanggung jawab
20
dalam mempersiapkan hasil dari kesimpulan
presentasi?
Apakah Melalui kegiatan pembelajaran gelombang
bunyi, Anda dapat menjawab pertanyaan/ tes mengenai
21 gelombang bunyi yang diberikan guru di akhir
pembelajaran dalam bentuk literas sains dengan
mudah.?
Apakah guru pernah memberikan anda soal dalam
22
bentuk literasi sains?
Apakah dengan model pembelajaran inkuiri
23 terbimbing menggunakan pendekatan literasi sains
menjadikan pelajaran fisika tidak sulit lagi?
Apakah dengan model pembelajaran inkuiri
24 terbimbing menggunakan pendekatan literasi sains
dapat digunakan kembali untuk materi selanjutnya?

134
Lampiran 4. Hasil Uji Coba Instrumen
a. Tabulasi Uji Coba Instrumen
NO. NAMA S. 1 S.2 S.3 S.4 S.5 S.6 S.7 S.8 S.9 S.10 S.11 S.12 S.13 S.14 S.15 S.16 S.17 S.18 S.19 S.20 JUMLAH
1 Arkan Muyassir 3 3 3 5 5 5 1 5 5 1 5 0 5 0 0 0 0 5 0 0 48
2 Najatullah Siddiq 5 5 3 5 3 3 3 5 3 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33
3 Hiranyanargya 0 0 3 5 0 3 5 5 5 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 32
4 Thary Nabila 0 0 3 5 0 5 5 5 5 3 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 37
5 M Rafi Azhira 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 0 3 0 0 3 0 5 0 0 57
6 M Isyraqi Khairuza 3 0 3 5 5 5 3 5 5 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 41
7 Cut Mutia Fatima 0 0 3 3 0 3 5 5 5 5 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 35
8 Cut Miftahul Jannah 3 5 1 0 0 0 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 0 51
9 Athayya Zaskia 0 0 5 3 0 0 5 5 5 5 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 34
10 Nazila Marova Ismanda 3 3 3 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 0 0 71
11 Atika Zahra 3 5 3 3 5 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 0 0 69
12 Hayati Syuhada 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 3 0 0 78
13 Vania Suci R. 3 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 1 3 5 1 5 3 5 0 0 67
14 Difa Shakina A. 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 0 5 0 5 0 0 67
15 Arcelina Rezeki S. 5 5 5 5 5 1 1 5 5 5 3 5 5 5 0 0 0 5 0 0 60
16 Putri Najwa 3 5 1 3 5 3 5 5 3 0 0 5 0 0 0 0 0 5 0 0 40
17 Anggi Sya'ban Nabila 3 5 3 5 5 1 1 3 5 5 5 5 5 1 1 5 3 3 0 0 61
18 Fajar Siddiq 5 3 3 5 5 5 3 5 3 5 5 5 0 0 0 0 0 5 0 0 52
19 Aiyswana Maidia Putri 3 3 5 5 3 3 3 3 5 3 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 43
20 Teuku Kamal Fasya 5 5 5 5 5 5 5 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40
Jumlah 62 63 68 85 71 64 65 91 94 80 79 54 46 36 22 38 8 52 0 0

135
b. Hasil Perhitungan Uji Validitas Soal
Correlations
Soal17 Soal18 Soal19 Soal20 Skor_total
Soal1 Pearson -0.370 -0.243 .b b
. 0.093
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.108 0.302 . . 0.698
N 20 20 20 20 20
Soal2 Pearson 0.084 -0.137 .b .b 0.024
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.725 0.564 . . 0.919
N 20 20 20 20 20
*
Soal3 Pearson -0.024 0.509 .b .b 0.510*
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.919 0.022 . . 0.022
N 20 20 20 20 20
Soal4 Pearson 0.185 0.557* .b .b 0.542*
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.435 0.011 . . 0.014
N 20 20 20 20 20
Soal5 Pearson -0.109 -0.141 .b .b -0.017
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.648 0.554 . . 0.943
N 20 20 20 20 20
Soal6 Pearson -0.050 -0.069 .b .b 0.012
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.835 0.773 . . 0.961
N 20 20 20 20 20
*
Soal7 Pearson -0.061 -0.474 .b .b -0.294
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.798 0.035 . . 0.208
N 20 20 20 20 20
Soal8 Pearson 0.297 0.526* .b .b 0.622**
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.204 0.017 . . 0.003
N 20 20 20 20 20
Soal9 Pearson 0.183 -0.137 .b .b 0.271
Correlation
Sig. (2-tailed) 0.439 0.564 . . 0.249
N 20 20 20 20 20
*
Soal1 Pearson 0.150 0.475 .b .b 0.591**
0 Correlation
Sig. (2-tailed) 0.528 0.034 . . 0.006
N 20 20 20 20 20

136
Soal1 Pearson 0.240 0.229 .b .b 0.468*
1 Correlation
Sig. (2-tailed) 0.308 0.332 . . 0.037
N 20 20 20 20 20
Soal1 Pearson 0.256 0.092 .b .b 0.410
2 Correlation
Sig. (2-tailed) 0.275 0.701 . . 0.073
N 20 20 20 20 20
Soal1 Pearson 0.359 0.662** .b .b 0.834**
3 Correlation
Sig. (2-tailed) 0.120 0.001 . . 0.000
N 20 20 20 20 20
Soal1 Pearson 0.315 0.514* .b .b 0.818**
4 Correlation
Sig. (2-tailed) 0.177 0.020 . . 0.000
N 20 20 20 20 20
Soal1 Pearson 0.199 0.235 .b .b 0.635**
5 Correlation
Sig. (2-tailed) 0.400 0.319 . . 0.003
N 20 20 20 20 20
Soal1 Pearson 0.572** 0.482* .b .b 0.836**
6 Correlation
Sig. (2-tailed) 0.008 0.031 . . 0.000
N 20 20 20 20 20
Soal1 Pearson 1 0.224 .b .b 0.452*
7 Correlation
Sig. (2-tailed) 0.343 . . 0.045
N 20 20 20 20 20
Soal1 Pearson 0.224 1 .b .b 0.637**
8 Correlation
Sig. (2-tailed) 0.343 . . 0.003
N 20 20 20 20 20
Soal1 Pearson .b .b .b .b .b
9 Correlation
Sig. (2-tailed) . . . .
N 20 20 20 20 20
Soal2 Pearson .b .b .b .b .b
0 Correlation
Sig. (2-tailed) . . . .
N 20 20 20 20 20
Skor_ Pearson 0.452* 0.637** .b .b 1
total Correlation

137
c. Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
0.769 20
d. Hasil Uji Coba Indeks Kesukaran

Statistics
Soal1 Soal2 Soal3 Soal4 Soal5 Soal6 Soal7
N Valid 20 20 20 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.40 4.25 3.10 0.315 0.455 0.320 0.325
Maximum 5 5 5 5 5 5 5
Hasil 0,68 0,85 0.62 0,63 0,91 0,64 0,65

Statistics
Soal8 Soal9 Soal10 Soal11 Soal12 Soal13 Soal14
N Valid 20 20 20 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Mean 0.355 0.470 0.270 0.395 0.400 0.230 0.180
Maximum 5 5 5 5 5 5 5
Hasil 0.71 0.94 0.54 0.79 0.8 0.46 0.36

Statistics
Soal15 Soal16 Soal17 Soal18 Soal19 Soal20
N Valid 20 20 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 0.110 0.190 0.40 0.260 0.00 0.00
Maximum 5 5 5 5 5 5
Hasil 0.2 0.38 0.8 0.52 0 0

e. Hasil Uji Coba Daya Pembeda

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
Soal1 50.50 239.105 0.029 0.776
Soal2 49.65 241.713 -0.029 0.778
Soal3 50.80 211.747 0.510 0.747

138
Soal4 50.75 208.197 0.503 0.746
Soal5 49.35 244.345 -0.092 0.780
Soal6 50.70 243.800 -0.084 0.787
Soal7 50.65 263.924 -0.420 0.808
Soal8 50.35 201.292 0.584 0.739
Soal9 49.20 237.853 0.173 0.768
Soal10 51.20 204.274 0.474 0.748
Soal11 49.95 220.471 0.309 0.762
Soal12 49.90 225.147 0.269 0.764
Soal13 51.60 185.937 0.761 0.719
Soal14 52.10 187.779 0.734 0.722
Soal15 52.80 208.168 0.514 0.745
Soal16 52.00 186.842 0.748 0.720
Soal17 53.50 230.895 0.368 0.761
Soal18 51.30 200.642 0.557 0.740
Soal19 53.90 242.305 0.000 0.771
Soal20 53.90 242.305 0.000 0.771

139
Lampiran 5. Surat Penelitian
a. Surat Izin Penelitian dari Universitas

140
b. Surat Izin Pernyataan Telah Melaksanakan Penelitian

141
Lampiran 6. Sampel Siswa
a. Pretest Kelas Eksperimen

142
143
b. Pretest Kelas Kontrol

144
145
c. Posttest Kelas Eksperimen

146
147
d. Posttest Kelas Kontrol

148
149
c. Respon Siswa

150
Lampiran 7. Data dan Hasil Analisis Penelitian
a. Tabulasi Pretest Kelas Eksperimen

NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
1 HM 10 10 0 5 0 0 0 0 0 0 25
2 JF 0 8 10 8 5 0 5 5 0 0 41
3 LN 3 10 5 8 0 10 0 0 0 0 36
4 MDC 10 10 0 5 0 0 0 0 0 0 25
5 MF 5 5 0 8 0 0 0 10 8 0 36
6 MFR 7 8 0 8 0 0 0 0 0 0 23
7 MIAA 8 10 3 3 7 5 0 0 0 0 36
8 MK 8 8 8 0 0 0 0 0 0 0 24
9 MSA 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10
10 MH 3 3 8 8 0 10 5 0 0 0 37
11 NT 10 10 5 0 0 0 0 0 0 0 25
12 NU 10 3 8 8 0 10 5 10 5 0 59
13 N 3 10 5 3 0 10 0 0 0 0 31
14 NA 8 5 5 5 0 10 5 0 8 0 46
15 PL 10 10 8 8 0 10 0 0 0 0 46
16 RN 8 0 5 10 0 0 3 0 0 0 26
17 S 8 0 5 10 0 0 3 0 0 0 26
18 SRA 8 0 3 0 0 5 0 0 0 0 16
19 SDA 10 10 8 8 0 10 8 0 5 0 59
20 SDR 10 10 5 0 0 0 0 0 0 0 25
21 SS 10 10 10 8 0 5 8 5 7 0 63
22 S 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
23 SRZ 10 3 8 5 0 10 8 10 5 0 59
24 TAN 10 10 0 5 0 5 0 0 0 0 30
25 TA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 TRA 10 0 3 0 0 8 0 0 0 0 21
27 URD 10 10 5 0 0 0 0 0 0 0 25
28 VA 5 3 10 3 0 5 0 10 7 0 43
29 WH 10 3 0 0 8 0 0 0 0 21
30 YP 7 5 10 0 8 10 0 0 0 0 40
31 ZF 8 0 8 8 0 0 8 0 0 0 32
32 ZNH 8 0 10 5 7 0 0 7 0 0 37

151
b. Tabulasi Pretest Kelas Kontrol
NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah

1 AA 5 8 8 0 0 10 0 0 0 0 31
2 ART 5 8 8 0 0 10 0 0 0 0 31
3 CMI 5 0 5 0 0 0 0 10 0 0 20
4 CSFN 3 8 8 3 0 10 0 0 0 0 32
5 EZ 5 8 8 0 0 10 0 0 0 0 31
6 EN 7 8 5 0 0 0 7 5 0 0 32
7 FDSD 5 10 8 3 0 0 0 10 0 0 36
8 FRN 3 8 8 0 0 0 5 3 0 0 27
9 FZ 5 8 8 3 0 0 0 10 0 0 34
10 FA 5 8 8 0 0 0 0 0 0 0 21
11 FAR 7 8 5 0 5 0 0 0 0 0 25
12 FDA 3 8 8 0 0 10 0 10 5 0 44
13 IAI 5 10 8 3 0 0 0 10 0 0 36
14 Mad 5 8 8 0 10 0 10 5 0 0 46
15 Maz 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 MFM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 MH 3 8 8 0 0 10 0 5 5 0 39
18 MN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 MR 5 8 8 0 8 0 0 0 0 0 29
20 MRFE 5 10 3 0 0 3 0 10 0 0 31
21 N 5 8 5 5 5 10 7 0 5 0 50
22 NS 5 8 8 0 0 0 0 0 0 0 21
23 RD 5 7 5 3 7 10 0 10 0 0 47
24 SN 5 8 5 3 7 10 0 0 0 0 38
25 SAN 5 5 8 8 8 10 0 10 5 0 59
26 SSF 5 8 8 0 0 0 0 0 0 0 21
27 SR 5 0 5 0 0 0 0 10 0 0 20

152
28 S 5 8 8 10 0 0 0 0 0 0 31
29 THA 8 8 5 5 8 10 0 8 5 0 57
30 TFL 7 8 5 5 7 10 0 10 5 0 57
31 YA 5 8 8 0 0 10 0 10 0 0 41
32 ZZ 0 3 10 5 3 8 10 10 5 0 54

c. Tabulasi Posttest Kelas Eksperimen


NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
1 HM 5 3 3 3 10 10 10 10 5 59
2 JF 5 10 10 10 10 7 8 10 10 5 85
3 LN 10 8 3 10 10 10 10 5 8 5 79
4 MDC 10 10 10 10 10 10 8 10 10 5 93
5 MF 5 10 10 10 10 8 8 10 10 10 91
6 MFR 5 5 5 5 8 8 10 10 5 0 61
7 MIAA 5 10 10 10 10 10 8 10 10 5 88
8 MK 5 5 3 10 8 8 7 10 5 0 61
9 MSA 5 5 10 10 8 8 7 10 5 0 68
10 MH 10 10 5 10 10 8 8 10 10 5 86
11 NT 5 0 3 3 10 10 0 5 10 5 51
12 NU 8 10 10 10 10 8 8 10 5 5 84
13 N 5 10 3 10 10 10 8 10 10 5 81
14 NA 5 10 10 10 10 8 5 10 10 5 83
15 PL 10 10 10 10 10 10 8 10 10 5 93
16 RN 3 10 7 10 10 1 8 10 10 5 74
17 S 3 10 7 10 10 1 8 10 10 5 74
18 SRA 10 5 10 10 8 8 5 10 8 0 74
19 SDA 10 10 10 10 10 10 8 10 10 5 93
20 SDR 5 10 10 10 10 10 5 10 10 5 85
21 SS 7 10 10 10 10 10 3 10 10 5 85
22 S 5 10 10 10 10 8 8 10 10 5 86
23 SRZ 8 10 10 10 10 8 8 10 5 5 84
24 TAN 10 10 10 10 10 10 5 10 8 5 88
25 TA 5 10 5 10 10 8 5 10 10 5 78
26 TRA 5 5 5 10 8 8 5 10 8 0 64
27 URD 10 10 10 10 10 10 5 10 8 5 88

153
28 VA 5 10 10 10 5 8 3 10 10 5 76
29 WH 10 10 10 10 10 8 8 10 10 5 91
30 YP 5 5 5 5 8 8 7 5 0 0 48
31 ZF 5 3 5 10 10 8 8 5 10 5 69
32 ZNH 5 5 10 10 8 8 7 10 8 0 71

d. Tabulasi Posttest Kelas Kontrol


NO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
1 AA 5 8 3 10 8 5 10 10 8 10 77
2 ART 3 0 3 0 0 0 0 10 5 10 31
3 CMI 3 0 3 3 0 0 0 1 10 0 20
4 CSFN 3 7 5 8 10 10 0 10 0 0 53
5 EZ 3 7 3 5 8 10 5 10 5 5 61
6 EN 3 7 3 5 8 10 5 10 5 10 66
7 FDSD 10 0 3 5 8 10 5 8 10 10 69
8 FRN 3 8 5 5 8 5 5 10 8 8 65
9 FZ 3 8 5 5 8 10 5 10 5 10 69
10 FA 10 5 3 5 8 10 3 0 0 0 44
11 FAR 5 5 5 3 8 10 5 5 5 7 58
12 FDA 5 8 3 10 8 5 10 10 8 10 77
13 IAI 10 3 3 5 8 10 3 8 5 10 65
14 MA 3 10 5 5 8 10 5 10 5 5 66
15 MA 0 0 5 0 10 0 0 0 0 0 15
16 MFM 0 0 7 0 10 10 0 0 0 0 27
17 MH 3 5 5 3 8 10 5 5 5 7 56
18 MN 0 0 5 0 10 0 0 0 0 0 15
19 MR 3 7 3 7 8 10 5 10 5 10 68
20 MRFE 10 5 3 5 8 10 3 5 5 7 61
21 N 3 3 3 10 8 5 7 10 5 10 64
22 NS 10 0 3 8 8 0 10 0 0 10 49
23 RD 3 3 3 10 8 5 5 10 5 10 62
24 SN 3 10 3 3 8 7 3 10 5 10 62
25 SAN 3 5 8 8 8 10 8 8 5 7 70
26 SSF 10 5 3 5 8 0 10 0 0 0 41
27 SR 3 0 3 3 0 0 0 10 0 0 19
28 S 3 7 5 5 10 10 0 0 5 0 45
29 THA 3 7 5 5 8 10 5 5 3 7 58

154
30 TFL 5 3 3 5 8 10 5 10 5 10 64
31 YA 5 8 3 10 8 5 10 10 8 10 77
32 ZZ 3 7 3 5 8 10 8 10 5 10 69

e.Uji Normalitas Pretest


Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Kelas Statistic df Sig.
Posttest Kelas 0.120 32 0.200*
Eksperimen
Kelas 0.127 32 0.200*
Kontrol

f. Uji Normalitas Posttest


Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Kelas Statistic df Sig.
Posttest Kelas 0.161 32 0.034
Eksperimen
Kelas 0.244 32 0.000
Kontrol

g. Uji Homogenitas Pretest


Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
PRETEST Based on Mean 0.007 1 62 0.933
Based on Median 0.006 1 62 0.939
Based on Median and 0.006 1 61.388 0.939
with adjusted df
Based on trimmed mean 0.005 1 62 0.944

h. Uji Independent sample t test


Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of the
Sig. (2- Mean Std. Error Difference
tailed) Difference Difference Lower
Pretest Equal variances 0.921 -0.375 3.745 -7.861
assumed
Equal variances 0.921 -0.375 3.745 -7.862
not assumed

155
i. Uji Mann - Whitney Test
Test Statisticsa
Hasil
Mann-Whitney U 141.500
Wilcoxon W 669.500
Z -4.978
Asymp. Sig. (2- 0.000
tailed)

j. Uji N-Gain Siswa Kelas Eksperimen


No Nama Pretest Posttest Post-Pre 100-Pre N-Gain
1 HM 25 56 31 75 0.41333333
2 JF 41 85 44 59 0.74576271
3 LN 36 79 43 64 0.671875
4 MDC 25 93 68 75 0.90666667
5 MF 36 91 55 64 0.859375
6 MFR 23 61 38 77 0.49350649
7 MIAA 36 88 52 64 0.8125
8 MK 24 61 37 76 0.48684211
9 MSA 10 68 58 90 0.64444444
10 MH 37 86 49 63 0.77777778
11 NT 25 51 26 75 0.34666667
12 NU 59 84 25 41 0.6097561
13 N 31 81 50 69 0.72463768
14 NA 44 83 39 56 0.69642857
15 PL 46 93 47 54 0.87037037
16 RN 26 74 48 74 0.64864865
17 S 26 74 48 74 0.64864865
18 SRA 16 74 58 84 0.69047619
19 SDA 59 93 34 41 0.82926829
20 SDR 25 85 60 75 0.8
21 SS 60 85 25 40 0.625
22 S 8 86 78 92 0.84782609
23 SRZ 59 85 26 41 0.63414634
24 TAN 30 88 58 70 0.82857143
25 TA 0 78 78 100 0.78
26 TRA 21 64 43 79 0.5443038

156
27 URD 25 88 63 75 0.84
28 VA 43 76 33 57 0.57894737
29 WH 21 91 70 79 0.88607595
30 YP 40 48 8 60 0.13333333
31 ZF 32 69 37 68 0.54411765
32 ZFH 35 71 36 65 0.55384615

k. Uji N-Gain Siswa Kelas Kontrol


No Nama Pretest Posttest Post-Pre 100-Pre N-Gain
1 AA 31 77 46 69 0.666667
2 ART 31 31 0 69 0
3 CMI 20 20 0 80 0
4 CSFN 32 63 31 68 0.455882
5 EZ 31 58 27 69 0.391304
6 EN 32 66 34 68 0.5
7 FDSD 36 69 33 64 0.515625
8 FRN 27 65 38 73 0.520548
9 FZ 34 69 35 66 0.530303
10 FA 21 44 23 79 0.291139
11 FRR 25 58 33 75 0.44
12 FDA 44 77 33 56 0.589286
13 IAI 36 65 29 64 0.453125
14 MA 46 66 20 54 0.37037
15 MA 0 15 15 100 0.15
16 MFM 0 27 27 100 0.27
17 MH 39 56 17 61 0.278689
18 MN 0 15 15 100 0.15
19 MR 29 68 39 71 0.549296
20 MRFE 31 61 30 69 0.434783
21 N 45 64 19 55 0.345455
22 NS 21 56 35 79 0.443038
23 RD 47 62 15 53 0.283019
24 SN 38 62 24 62 0.387097
25 SAN 59 70 11 41 0.268293
26 SSF 21 41 20 79 0.253165
27 SR 20 19 -1 80 -0.0125
28 S 31 45 14 69 0.202899

157
29 THA 57 58 1 43 0.023256
30 TFL 57 64 7 43 0.162791
31 YA 41 74 33 59 0.559322
32 ZZ 54 69 15 46 0.326087

l. Rata – rata Uji N-Gain Siswa


Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
NGain eksperimen Mean 0.67 3.087
95% Confidence Lower Bound 60.81
Interval for Mean Upper Bound 73.40
5% Trimmed Mean 68.38
Median 68.12
Variance 305.014
Std. Deviation 17.465
Minimum 13
Maximum 91
Range 77
Interquartile Range 26
Skewness -1.043 .414
Kurtosis 1.488 .809
kontrol Mean 0.33 3.258
95% Confidence Lower Bound 27.10
Interval for Mean Upper Bound 40.39
5% Trimmed Mean 34.00
Median 35.79
Variance 339.611
Std. Deviation 18.429
Minimum -1
Maximum 67
Range 68
Interquartile Range 27
Skewness -.392 .414
Kurtosis -.609 .809

158
m. Respon Siswa
NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JLH IDEAL %
HM 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 10 90
JF 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 10 80
LN 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 10 80
MDC 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 8 10 80
MF 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 4 10 40
MFR 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90
MIAA 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 10 80
MK 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 10 90
MSA 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 10 90
MH 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 8 10 80
NT 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 10 90
NU 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 10 90
N 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 10 90
NA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 10 90
PL 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 10 80
RN 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 10 90
S 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 10 90
SRA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90
SDA 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8 10 80
SDR 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90
SS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100
S 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8 10 80
SRZ 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 10 90
TAN 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90
TA 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 6 10 60
TRA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90
URD 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90
VA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 10 90
WH 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 10 90
YP 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90
ZF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100
ZFH 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90
Jumlah 31 31 16 25 31 25 29 23 32 31 274 85.6
Ideal 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
% 96.875 96.9 50 78.13 96.88 78.1 91 71.9 100 96.88 856.25 85.625

159
Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian
a. Observasi Awal

b. Uji Validasi Soal Kemampuan Literasi Sains Siswa

c. Pembagian Pretest Kelas Eksperimen

160
d. Pembagian Pretest Kelas Kontrol

e. Proses Pembelajaran di Kelas Eksperimen

161
f. Proses Pembelajaran di Kelas Kontrol

162
g. Pembagian Posttest Kelas Eksperimen

h. Pembagian Posttest Kelas Kontrol

163
BIODATA

1 Nama Lengkap : Indah Cahyati Siregar


2 Tempat / Tanggal Lahir : P. Siantar/06 Agustus 2001
3 Jenis Kelamin : Perempuan
4 Agama : Islam
5 Kebangsaan : Indonesia
6 Status Pernikahan : Belum Menikah
7 Alamat : Jl. Kenanga Perumnas I Perdagangan I Kab.
Simalungun Prov. Sumatera Utara
8 Pekerjaan : Mahasiswi
9 Orang Tua
Alamat : Jl. Kenanga Perumnas I Perdagangan I Kab.
Simalungun Prov. Sumatera Utara
Nama Ayah : Arpan Siregar
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Nama Ibu : Juliana Ritonga
Pekerjaan Ibu : Guru
10 Riwayat Pendidikan
TK : TK. Aisyiyah Bustanul Athfal Perdagangan
SD : SDS Satrya Budi Perdagangan
SMP : MTsN 1 Simalungun
SMA : MAN Simalungun

164

Anda mungkin juga menyukai