Anda di halaman 1dari 202

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH PADA MATERI


BUMBU DASAR DAN TURUNANNYA DI
SMKN 2 MOJOKERTO
SKRIPSI

OLEH:

DEWI NUR INAYAH

NIM : 19050394066

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA
2023

i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH PADA MATERI BUMBU DASAR DAN
TURUNANNYA DI SMKN 2 MOJOKERTO

SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya untuk memenuhi
persyaratan penyelesaian program sarjana pendidikan

Oleh
DEWI NUR INAYAH
NIM 19050394066

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA
2023

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi oleh : Dewi Nur Inayah


NIM : 19050394066
Judul : Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Pada Materi Bumbu Dasar dan Turunannya Di
SMKN 2 Mojokerto.
Ini telah dipertahankan di hadapan dewan penguji pada tanggal
30 Maret 2023 dan dinyatakan memenuhi syarat.

Dewan Penguji Tanda tangan Tanggal selesai


revisi
Penguji I
Ir.Asrul Bahar, M.Pd ............................ .........................
NIP. 196008071987011001

Penguji II
Ila Huda Puspita D, S.Pd.,
M.Par ............................. ..........................
NIP. 202103064

Penguji III (Pembimbing)


Dra. Lucia Tri Pangesthi,
M.Pd .............................. ..........................
NIP. 196709281993032002

iv
SURAT PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI

v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan bagi penulis untuk menyelesaikan penyususnan
skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Pada Materi Bumbu Dasar dan Turunannya Di SMKN 2
Mojokerto” ini dengan baik.
Penyusunan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa
bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Penulis
dengan segala ketulusan dan kerendahan hari mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Nurhasan, M.Kes., selaku Rektor Universitas


Negeri Surabaya.
2. Ibu Dr. Maspiyah, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Surabaya.
3. Ibu Dr. Sri Handajani S.Pd., M.Kes., selaku Kepala Jurusan
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan Kepala Program
Studi Pendidikan Tata Boga Universitas Negeri Surabaya.
4. Ibu Dra. Lucia Tri Pangesthi, M.Pd., selaku Dosen
Pembimbing yang telah sabar dan tetap semangat
membimbing saya sebagai anak bimbingnya.
5. Bapak Ir. Asrul Bahar, M.Pd., selaku dosen penguji 1
6. Ibu Ila Huda Puspita D, S.Pd., M.Par., selaku Dosen Penguji 2
7. Ibu Mauren Gita Miranti, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Wali
selama berkuliah di Universitas Negeri Surabaya.
8. Seluruh jajaran Dosen Pendidikan Tata Boga Universitas
Negeri Surabaya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
9. Ibu saya Chusnul Khotimah, Ibu saya tercinta, terkasih dan
tersayang yang terus menemani, mendukung dan
memberikan bantuan secara moril dan materil kepada saya
sehingga saya bisa menyelesaikan perkuliahan ini.
10. Bapak saya Muhammad Syaifullah, atas segala doa-doa yang
telah beliau panjatkan untuk saya serta yang telah
memberikan bantuan secara moril dan materil.

vi
11. Keluarga saya, yang telah memberikan segala dukungannya
kepada saya.
12. Ibu wantri, bude saya yang sudah menemani saya dalam
melakukan penelitian.
13. Esa,Vira, Jannah, Zalfa, sahabat-sahabatku yang telah
memberi semangat dalam menyusun skripsi.
14. Graciella Yolanda, S.Pd., yang telah bersedia mendukung dan
menemani saya dalam melakukan penelitian.
15. Defia Laili, teman curhat saya yang selalu memotivasi saya
dalam menyusun skripsi.
16. Teman-teman magang di Surabaya Suites Hotel, yang telah
menyemangati dan menemani saya dalam menyusun skripsi.
17. Teman-teman PLP di SMKN 2 Mojokerto, yang telah
memotivasi saya dalam menyusun skripsi.
18. Teman-teman seperjuangan S1 Pendidikan Tata Boga 2019
19. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini.
20. Terakhir, saya ingin berterimakasih kepada diri saya sendiri
yang telah optimis dalam menggapai mimpi-mimpi.

Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan, oleh


karena itu penulis harapkan saran dan kritik dari semua pihak
demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Surabaya, 18 Maret 2023

Penulis

vii
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
PADA MATERI BUMBU DASAR DAN TURUNANNYA DI
SMKN 2 MOJOKERTO

Nama : Dewi Nur Inayah


NIM : 19050394066
Program Studi : S-1 Pendidikan Tata Boga
Jurusan : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Fakultas : Teknik
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Dra. Lucia Tri Pangesthi, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh


penerapan model pembelajaran Berbasis Masalah dengan
variabel-variabel penelitian sebagai berikut : (1) aktivitas guru; (2)
aktivitas siswa; (3) hasil belajar kognitif siswa; dan (4) respon siswa
dengan diterapkan model pembelajaran Berbasis Masalah pada
materi Bumbu Dasar dan Turunannya. Penelitian ini dilakukan
pada kelas X Kuliner 3 SMKN 2 Mojokerto.
Jenis penelitian ini adalah quasi experimental atau
experimen semu. Penelitian ini diterapkan pada kelas X Kuliner 3
dengan jumlah siswa 33 orang. Data dalam penelitian diperoleh
dengan beberapa metode yaitu: observasi, tes tulis (pre-test, post-
test), dan angket. Teknik analisis data menggunakan Uji Paired
Sample T-Test.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) aktivitas guru
berkategori sangat baik; (2) aktivitas siswa berkategori sangat baik;
(3) Hasil pre-test dan post-test siswa dengan uji paired t test
menunjukkan nilai signifikan 0,001<0,005; (4) respon siswa
berkategori sangat baik.

Kata kunci: Model pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Masalah,


Hasil belajar

viii
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF PROBLEM-BASED LEARNING
MODELS ON BASIC SUBSTANCE MATERIALS AND THEIR
DERIVATIVES AT SMKN 2 MOJOKERTO

Name : Dewi Nur Inayah


NIM : 19050394066
Study program : S-1 (Bachelor of) Culinery Education
Major : Family Welfare Education
Faculty : Engineering
Institution Name : State University Of Surabaya
Advisor : Dr. Lucia Tri Pangesthi, M.Pd.

This study aims to determine the effect of applying the problem-based


learning model with the following research variables: (1) teacher activity;
(2) student activities; (3) students' cognitive learning outcomes; and (4)
students' responses by applying the Problem-Based learning model to the
Basic Spices material and their Derivatives. This research was conducted
in class X Culinary 3 SMKN 2 Mojokerto.
This type of research is quasi-experimental or quasi-
experimental. This research was applied to class X Culinary 3 with a total
of 33 students. The data in the study were obtained by several methods,
namely: observation, written test (pre-test, post-test), and questionnaires.
The data analysis technique used the Paired Sample T-Test.
The results of the study show: (1) the teacher's activities are in
the very good category; (2) student activity is in very good category; (3)
Resultspre-testand the student post-test with paired t test showed a
significant value of 0.001 <0.005; (4) student responses are in very good
category.

Keywords: Learning model, Problem Based Learning, Learning


Outcomes

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................... iii


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... iv
SURAT PERNYATAAN KEORISINILAN SKRIPSI ................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................ vi
ABSTRAK..........................................................................................viii
ABSTRACT ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xvii
BAB I ..................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
1. Bagi guru ............................................................................. 5
2. Bagi Peserta Didik ............................................................. 5
3. Bagi Sekolah ....................................................................... 6
4. Bagi Pembaca ...................................................................... 6
BAB II .................................................................................................... 7
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 7
A. Kajian Teori ............................................................................ 7

x
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning) .................................................................. 7
2. Hasil Belajar Kognitif ..................................................... 17
3. Aktifitas Belajar ............................................................... 19
4. Respon Siswa ................................................................... 26
5. Kompetensi Menganalisis Bumbu Dasar dan
Turunannya ...................................................................... 26
6. Materi Bumbu Dasar dan Turunannya Untuk
Masakan Indonesia ......................................................... 29
B. Penelitian yang Relevan ..................................................... 50
C. Kerangka Berfikir ................................................................ 54
METODE PENELITIAN .................................................................. 56
A. Jenis Penelitian ..................................................................... 56
B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................... 56
C. Subyek Penelitian ................................................................ 59
D. Desain Penelitian ................................................................. 59
E. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel .. 60
1. Variabel Penelitian .......................................................... 60
2. Definisi Operasional Variabel ...................................... 60
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ...................................... 63
G. Metode Pengumpulan Data ............................................... 65
H. Instrumen Penilaian ............................................................ 66
1. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ............................. 66
2. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ............................ 67
3. Tes ....................................................................................... 67
4. Angket Respon Siswa ....................................................... 68

xi
I. Uji Validitas Instrumen Penilaian .................................... 72
1. Uji validitas Instrumen Penelitian .............................. 72
J. Teknik Analisis Data .......................................................... 73
1. Analisis Aktivitas Guru dan Siswa .............................. 73
2. Analisis Hasil Kognitif Siswa ....................................... 73
3. Analisis Respon Siswa ................................................... 74
K. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran .......................... 75
BAB IV ................................................................................................ 82
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 82
A. Hasil penelitian .................................................................... 82
1. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru................................ 82
2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa .............................. 85
3. Hasil Belajar Kognitif Siswa ......................................... 86
4. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis
Masalah ...................................................................................... 89
B. Pembahasan .......................................................................... 90
1. Aktivitas Guru ................................................................. 90
2. Aktivitas Siswa ................................................................ 94
3. Hasil Belajar Kognitif ................................................... 100
4. Respon Siswa ................................................................. 100
BAB V ................................................................................................ 104
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 104
A. Kesimpulan ......................................................................... 104
B. Saran ..................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 106

xii
LAMPIRAN ...................................................................................... 112

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Capaian Pembelajaran Elemen Praktik Dasar Memasak


Secara Menyeluruh ............................................................................ 27
Tabel 2. 2 Indikator Pembelajaran pada Materi Bumbu Dasar dan
Turunannya ........................................................................................ 28
Tabel 2. 3 Turunan Bumbu Dasar Putih .......................................... 40
Tabel 2. 4 Turunan Bumbu Dasar Kuning ...................................... 42
Tabel 2. 5 Turunan Bumbu Dasar Merah ........................................ 43
Tabel 2. 6 Turunan Bumbu Dasar Oranye ...................................... 45
Tabel 2. 7 Turunan Bumbu Dasar Hitam ........................................ 45
Tabel 2. 8 Permasalahan Pada Pembuatan Bumbu Dasar ............ 48
Tabel 2. 9 Kegagalan dan Penanganan Pembuatan Bumbu Dasar
.............................................................................................................. 49
Tabel 2. 10 Permasalahan pada hidangan yang menggunakan
bumbu dasar ....................................................................................... 49
Tabel 2. 11 Penelitian yang Relevan ................................................ 50

Tabel 3. 1 Rencana Kegiatan Penelitian ........................................... 57


Tabel 3. 2 Kisi-kisi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru ............. 66
Tabel 3. 3 Kisi-kisi validasi Alur Tujuan Pembelajaran ................ 68
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Validasi Modul Ajar.......................................... 69
Tabel 3. 5 Kisi-kisi Lembar Validasi Handout................................ 70
Tabel 3. 6 Tabel kisi-kisi Lembar Validasi LKPD ........................... 71
Tabel 3. 7 Kisi-kisi Lembar Validasi Soal ........................................ 71
xiv
Tabel 3. 8 Hasil Validasi Alur Tujuan Pembelajaran ..................... 76
Tabel 3. 9 Hasil Validasi Modul Ajar ............................................... 77
Tabel 3. 10 Hasil Validasi LKPD ...................................................... 79
Tabel 3. 11 Hasil Validasi Hand Out ............................................... 80
Tabel 3. 12 Hasil Validasi Soal .......................................................... 81

Tabel 4. 1 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru ................................. 82


Tabel 4. 2 Hasil pengamatan Aktivitas Siswa ................................ 85
Tabel 4. 3 Data Hasil Nilai Kognitif Siswa ...................................... 86

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1Bumbu dan Rempah ..................................................... 30


Gambar 2. 2Bumbu Dasar Putih ...................................................... 33
Gambar 2. 3 Bumbu Dasar Kuning .................................................. 33
Gambar 2. 4 Bumbu Dasar Merah ................................................... 34
Gambar 2. 5Bumbu Dasar Oranye ................................................... 34
Gambar 2. 6 Bumbu Dasar Hitam .................................................... 35
Gambar 2. 7 Bumbu Dasar Dalam Toples Kaca ............................. 48
Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian...................................................... 63
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas Nilai Belajar Kognitif .............. 88
Gambar 4. 2 Paired Sample Test ...................................................... 88

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ................................................. 112


Lampiran 2. Surat Balasan dari SMKN 2 Mojokerto ................ 113
Lampiran 3. Lembar Konsultasi/ Bimbingan Pembimbing dan
Penguji .............................................................................................. 114
Lampiran 4. Lembar Validasi Instrumen Penelitian ................ 115
Lampiran 5. ATP dan Modul Ajar Kurikulum Merdeka ......... 117
Lampiran 6. LKPD ........................................................................ 139
Lampiran 7. Hand Out ................................................................... 144
Lampiran 8. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru .................... 159
Lampiran 9. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ................... 164
Lampiran 10. Pre-Test dan Post-Test ........................................... 171
Lampiran 11. Nilai Hasil Belajar Kognitif Kelas X Kuliner 3 . 178
Lampiran 12. Cara Mencari Tabel Frekuensi ............................. 180
Lampiran 13. Lembar Angket Model pembelajaran Berbasis
Masalah ............................................................................................. 181
Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian ........................................ 183

xvii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi salah satu faktor penting yang
berperan untuk mengembangkan bangsa. Besar atau tidaknya
suatu negara juga diukur melalui pendidikan. Pendidikan
dapat mengoptimalkan bakat dan kemampuan yang dimiliki
oleh manusia, selain itu pendidikan juga berperan dalam
meningkatkan perekonomian hingga menciptakan kesempatan
kerja yang lebih baik. Pada hakekatnya pendidikan merupakan
proses interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan
mengembangkan sumber daya manusia sebagaimana yang
tercantum dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang tujuan
pendidikan nasional yaitu pendidikan merupakan usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara (UU No.20 Tahun 2003.) Oleh karena itu sekolah
sebagai salah satu lembaga pendidikan diharapkan mampu
menerapkan strategi belajar yang baik bagi siswanya dalam
rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas
sesuai dengan UU No.20 tahun 2003 mengenai tujuan
pendidikan.

Dalam suatu lembaga pendidikan termasuk sekolah,


keberhasilan proses belajar-mengajar dapat dilihat dari hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didik. Hasil belajar tersebut
dapat diukur melalui nilai siswa setelah mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru pada saat evaluasi di akhir mata pelajaran.
1
2

Keberhasilan pembelajaran disekolah akan terwujud dari


keberhasilan belajar siswanya. Keberhasilan siswa dalam
belajar dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu
maupun dari luar individu seperti yang dijelaskan oleh
Nabillah (2020) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar, antara lain: a) Faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri siswa, seperti minat, bakat, kesehatan, kebiasaan
belajar, dan kemandirian. b) Faktor yang berasal dari luar diri
siswa, seperti lingkungan baik lingkungan dari keluarga
maupun masyarakat, dan faktor lain yaitu sekolah dan
peralatan sekolah. Faktor-faktor tersebut dapat memberikan
pengaruh yang positif dalam belajar, namun juga dapat
menghambat proses belajar.

Berdasarkan data nilai siswa di SMKN 2 Mojokerto


ditemukan masih banyak siswa yang tidak tuntas atau nilainya
dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah
ditentukan oleh satuan pendidikan yakni 70. Rata-rata nilai
ulangan harian hanya mencapai 66,2 pada materi bumbu dasar
dan turunannya.

Berdasarkan hasil obeservasi peneliti. Selama kegiatan


pembelajaran berlangsung terdapat banyak siswa yang
mengantuk, tidak fokus, berbicara dengan teman sebangku,
dan melakukan kegiatan lain seperti bermain gadget. Hal
tersebut terjadi salah satunya dikarenakan guru masih
menggunakan metode yang konvensional yaitu hanya
menggunakan metode ceramah, sehingga siswa terkadang
malas dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan faktor tersebut suasana pembelajaran di dalam
kelas menjadi pasif dan siswa kurang memperhatikan materi
yang diajarkan oleh guru. Hal tersebut berdampak pada siswa
3

yang selalu acuh terhadap penjelasan guru dan berakhir pada


hasil belajar yang rendah.

Berdasarkan permasalahan diatas dan menurut pendapat


Nabillah (2020) mengenai faktor yang dapat mempengaruhi
tinggi rendahnya hasil belajar siswa salah satunya adalah
disebabkan oleh penggunaan metode guru yang tidak menarik
bagi peserta didik. Pembelajaran yang sering terjadi di
Indonesia adalah dengan model yang monoton. Guru akan
memberikan materi di depan kelas dan siswa mendengarkan
serta mencatatnya. Akibatnya pembahaman yang didapat
siswa menjadi tidak utuh dan konsep yang dipelajari tidak
dipelajari secara baik dan menjadi mudah dilupa(Iskandar and
Leonard 2019). Sehingga kegiatan pembelajaran di kelas
menjadi pasif dan jarang terdapat murid yang bertanya
kemudian berakhir pada nilai belajar yang rendah. Maka dari
itu guru sebagai penanggung jawab atas berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar dituntut agar mampu menyelesaikan
permasalahan belajar yang sedang dialami oleh siswa. Menurut
Fibriyani (2016) learning becomes very effective if students build
their own knowledge. Hal ini selaras dengan pendapat Sinabariba
(2017) bahwa guru diharapkan memiliki motivasi dan
semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang
dijalaninya. Pendapat serupa disampaikan oleh Marsh (1996)
yang menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi
mengajar, memotivasi peserta didik, membuat model
instruksional, mengelola kelas, berkomunikasi, merencanakan
pembelajaran dan mengevaluasi. Maka dari itu guru harus
dapat menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan
melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

Mata Pelajaran Dasar-dasar Kuliner termasuk mata


pelajaran dasar yang harus dipahamkan pada siswa. Salah
4

satunya pada materi Bumbu Dasar dan Turunannya. Dimana


materi tersebut mengkaji mengenai macam-macam bumbu
dasar yang dalam pembuatannya sering dijumpai
permasalahan apabila siswa tidak memahami materi yang
diberikan guru pada awal pembelajaran. Selain itu secara
teknis, disesuaikan dengan jadwal pengambilan data.
Berdasarkan pemaparan di atas pembelajaran pada materi
bumbu dasar dan turunanannya memerlukan model
pembelajaran yang mengajak siswanya untuk berpikir kritis ,
berdiskusi dengan kelompok kecil, serta belajar secara mandiri.

Model pembelajaran berbasis masalah dirasa tepat untuk


diterapkan pada kelas X dengan karakteristik peserta didik
yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran di akhir jam
pelajaran sekolah .pembelajaran berbasis masalah mengajak
siswa lebih mandiri, mengajak berpikir kritis, dan aktif
melakukan diskusi maupun bertanya kepada guru dalam
pemecahan masalah sehingga mengaharuskan siswa berperan
aktif dalam pemecahan masalah yang ditugaskan pada meraka
(Nining dan Mistina 2018). Hal tersebut diharapkan akan
berdampak pada suasana pembelajaran yang aktif dan tidak
membosankan. Berdasarkan pada permasalahan diatas maka
dirumuskan judul penelitian sebagai berikut : “Penerapan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Materi Bumbu
Dasar dan Turunannya Di SMKN 2 Mojokerto”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana aktivitas guru pada penerapan model


pembelajaran berbasis masalah?
2. Bagaimana aktivitas siswa pada penerapan model
pembelajaran berbasis masalah ?
5

3. Bagaimana respon siswa pada penerapan model


pembelajaran berbasis masalah ?
4. Bagaimana hasil belajar kognitif siswa pada penerapan
model pembelajaran berbasis masalah?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru pada
penerapan model pembelajaran berbasi masalah
2. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa pada
penerapan model pembelajaran berbasis masalah
3. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa pada
penerapan model pembelajaran berbasis masalah
4. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar kognitif siswa
pada penerapan model pembelajaran berbasis masalah

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Bagi guru
a. Untuk memberikan masukan kepada guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran
Dasar-dasar Kuliner
b. Untuk meningkatkan wawasan guru terhadap model
pembelajaran berbasis masalah

2. Bagi Peserta Didik


a. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran Dasar-dasar Kuliner
b. Untuk memberikan proses pembelajaran yang
menyenangkan dan menarik pada mata pelajaran
Dasar-dasar Kuliner
6

3. Bagi Sekolah
a. Untuk meningkatkan kualitas sekolah terkait dalam
inovasi memberikan suatu model pembelajaran yang
akan diterapkan sebelum pembelajaran.
b. Dapat dijadikan bahan evaluasi terhadap kurikulum
yang diterapkan di sekolah

4. Bagi Pembaca
Sebagai referensi bagi pembaca sehingga dapat
bermanfaat.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based
Learning)
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning)

Model problem based learning juga biasa disebut


dengan model pembelajaran berbasis masalah.
Menurut Nining dan Mistina (2018) Pembelajaran
Berbasis Masalah merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan masalah yang dihadapi dalam
dunia nyata/kehidupan sehari-hari sebagai suatu
konteks bagi siswa sehingga merangsang untuk
berpikir kritis dan menggunakan keterampilan yang
dimiliki dalam memecahkan masalah sehingga siswa
akan memperoleh konsep serta pengetahuan yang
esensi dari materi yang dipelajarinya. Menurut
Darmadi (2017) Pembelajaran Berbasis Masalah
merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang
menyajikan masalah kontekstual sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar. Menurut
Amalia (2018) Model Pembelajaran Berbasis Masalah
merupakan model pembelajaran yang menggunakan
masalah dunia nyata. Masalah tersebut digunakan
sebagai suatu konteks bagi siswa untuk mempelajari
cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Sedangkan menurut Saputra (2020) Model
7
8

Pembelajaran Berbasis Masalah bercirikan


penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai
sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih
dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis dan
pemecahan masalah serta mendapatkan pengetahuan
konsep-konsep penting, di mana tugas guru harus
memfokuskan diri untuk membantu siswa mencapai
keterampilan mengarahkan diri.

Model ini memfasilitasi siswa untuk berperan


aktif di dalam kelas melalui suatu masalah yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari,
menemukan informasi yang dibutuhkan,
memikirkan situasi konstekstual, memecahkan
masalah, dan menyajikan solusi masalah tersebut.
PBM merupakan pembelajaran yang memastikan
beragam situasi permasalahan yang bermakna dan
autentik kepada peserta didik yang berguna sebagai
fundamen bagi penyelidikan dan investigasi peserta
didik Masril, (2020). Model pembelajaran problem
based learning menuntut peserta didik untuk aktif
melakukan penyelidikan dalam menyelesaikan suatu
masalah sehingga mampu meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan
kreatif.

Berdasarkan pengertian-pengertian menurut para


ahli di atas, Didalam kelas yang menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja
dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata.
Masalah yang diberikan pada peserta didik ini
digunakan untuk mengikat rasa ingin tahu pada
pembelajaran yang dipelajari. Pembelajaran problem
9

based learning didorong oleh tantangan, masalah


nyata, dan peserta didik bekerja dalam kelompok
kolaborasi kecil. Peserta didik didorong untuk
bertanggungjawab terhadap kelompoknya dan
mengorganisir proses pembelajaran dengan bantuan
instruktur atau guru.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis


Masalah (Problem Based Learning)

Setiap model pembelajaran mempunyai


karakteristik masing-masing, Karakteristik model
pembelajaran problem based learning menurut
Nining dan Mistina (2018) adalah sebagai berikut:

1) Belajar dimulai dari permasalahan yang


dihadapi siswa yang ada di dunia nyata dan
tidak terstruktur.
2) Permasalahan yang diberikan merupkan
permasalahan yang menantang pengetahuan
dan sikap yang dimiliki siswa sehingga memiliki
indetifikasi kebutuhan belajar atau bahkan
menuntut siswa untuk belajar dalam bidang
yang baru.
3) Siswa membutuhkan berbagai perspektif
(multiple perspective) dan berbagai kecerdasan
(multiple intelligent) untuk memecahkan
masalah.
4) Proses utama dari PBM adalah
dimanfaatkannya berbagai sumber
pengetahuan, proses penggunaan sampai tahap
evaluasi informasi.
10

Sedangkan karakteristik PBM menurut Masril


(2020) adalah sebagai berikut :
1) Peserta didik harus responsif terhadap situasi
belajarnya.
2) Simulasi problem yang dipergunakan
seharusnya berupa free for inquiry structured dan
ill-structured.
3) Pembelajaran terintegrasi didalam berbagai
subjek.
4) Pentingnya suatu kolaborasi.
5) Pembelajaran seharusnya mengembangkan
kemandirian bagi siswa didalam memecahkan
suatu masalah.
6) Kegiatan problem solving seharusnya
representatif pada keadaan yang konkret.
7) Asesmen seharusnya menyingkap
perkembangan peserta didik dalam achieving
goals didalam problem solving.

c. Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Masalah


(Problem Based Learning)
Menurut John Dewey (dalam buku Nining &
Mistina 2018: 23) mengemukakan bahwa sintaks
model pembelajaran tersebut terdapat beberapa fase
antara lain:
1) Merumuskan masalah
Permasalahan dalam PBM merupakan
starting point dalam belajar. Namun sebelum
memberikan permasalahan, guru perlu
menjelaskan tujuan pembelajaran, mengajukan
fenomena/demonstrasi/cerita untuk
memunculkan masalah serta memotivasi siswa
11

untuk terlibat dalam pemecahan masalah.


Berdasarkan fenomena yang disajikan, guru
memberikan permasalahan kepada siswa atau
masalah yang diangkat bisa berdasarkan
pengalaman siswa sendiri.
2) Menganalisis masalah
Siswa meninjau masalah secara kritis
dengan berbagai sudut pandang yang dimiliki
siswa. Analisis dapat dilakukan melalui diskusi
dalam kelompok kecil untuk membahas
klarifikasi permasalahan, definisi masalah, tukar
pikiran berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
anggota kelompok, menentukan hal-hal yang
diperlukan sebagai solusi permasalahan dan
menentukan hal-hal yang harus dilakukan.
3) Merumuskan hipotesis
Berdasarkan hasil kajian dalam
kelompok, siswa merumuskan berbagai
alternatif pemecahan masalah dan menajamkan
menjadi alternatif pilihan kelompok.
4) Mengumpulkan data
Siswa mencari informasi yang diperlukan
untuk memecahkan masalah dari berbagai
sumber. Pencarian sumber informasi dapat
dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok.
Informasi dapat dicari melalui berbagai sumber
baik melalui perpustakaan, internet, surat kabar
atau melakukan observasi maupun eksperimen.
5) Pengujian hipotesis
Berdasarkan hipotesis yang diajukan,
siswa dapat merumuskan atau mengambil
kesimpulan. Dalam hal ini siswa biasanya
12

diminta untuk menyajikan solusi masalah yang


ditemukan.
6) Merumuskan rekomendasi
Kegiatan rekomendasi menggambarkan
hal yang dapat dilakukan sesuai dengan hasil
yang diperoleh. Untuk menghasilkan suatu
rekomendasi, siswa melakukan evaluasi dengan
bantuan guru. Rekomendasi dapat mengukur
sejauh mana pengetahuan yang sudah diperoleh
siswa serta bagaimana peran masing-masing
siswa dalam kerja kelompoknya.

Oleh karena itu diharapkan peserta didik


memiliki motivasi lebih didalam belajar serta
memahami makna dari yang telah dipelajari.
Hasil belajar yang diperoleh tidak hanya
peningkatan keterampilan berpikir melainkan
juga peningkatan pengetahuannya. Berikut
adalah tahapan-tahapan PBM yang sudah
dikembangkan dari sintaks terdahulu. Tahapan-
tahapan atau sintaks embelajaran model PBL
menurut Zultifa (2020) dapat dilihat pada Tabel
1.2.

Tabel 1.2 Sintaks model PBL


Tahapan Kegiatan guru dan peserta
didik
Tahap 1 a. Guru menjelaskan tujuan dan materi
Orientasi pembelajaran dengan model problem
peserta didik based learning
pada masalah b. Guru menjelaskan tahapan dalam
problem based learning
c. Guru mendeskripsikan perangkat
yang dibutuhkan dalam problem
based learning
13

Tahapan Kegiatan guru dan peserta


didik
d. Guru memotivasi peserta didik agar
terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah.
Tahap 2 a. Guru membagi peserta didik menjadi
Mengorganisasi kelompok kecil untuk memecahkan
peserta didik masalah
untuk belajar b. Guru mendorong peserta didik untuk
mengidentifikasi tugas-tugas belajar
terkait permasalahan
Tahap 3 a. Guru mendorong peserta didik untuk
Membimbing mendapatkan informasi yang tepat
penyelidikan berkaitan dengan materi
individu pembelajaran
maupun b. Guru mendorong siswa
kelompok melaksanakan mencoba memecahkan
masalah
c. Guru mendorong peserta didik untuk
mencai penjelasan dan solusi dari
permasalahan yang dihadapi.
Tahap 4 a. Guru membantu peserta didik dalam
Mengembangka merencanakan dan menyiapkan
n dan laporan hasil pemecahan masalah
menyajikan b. Guru membantu peserta didik untuk
hasil karya membagi tugas dengan teman
kelompoknya terkait pelaksanaan
presentasi
Tahap 5 Guru membantu peserta didik untuk
Menganalisis melakukan refleksi atau evaluasi
dan terhadap hasil presentasi dan proses
mengevaluasi yang digunakan.
proses
pemecahan
masalah

Dalam model pembelajaran Berbasis


Masalah walaupun siswa dituntut lebih banyak
belajar sendiri, namun guru tetap memiliki peran
14

yang sangat penting. Guru dituntut menjadi


fasilitator sekaligus tutor sehingga mampu
mendesain model pembelajaran semenarik
mungkin. Selama pembelajaran berlangsung,
guru memantau aktivitas belajar siswa,
memfasilitasi proses belajar dan memberikan
stimulasi kepada siswa sehingga timbul
pertanyaan dalam diri siswa. Guru memantau
setiap tahapan kerja siswa baik berupa aktivitas
fisik maupun aktivitas berpikirnya.

Pada tahap orientasi masalah, guru dapat


mengajukan suatu fenomena sebagai pendukung
siswa dalam menemukan permasalahan.
Menurut Joh Dewhy dalam Nining & Mistina
(2018) pada tahapan orientasi masalah, sebelum
memberikan permasalahan guru perlu
menjelaskan tujuan pembelajaran, mengajukan
fenomena/demonstrasi/cerita untuk
memunculkan masalah serta memotivasi siswa
untuk terlibat dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan fenomena yang disajikan, guru
memberikan permasalahan kepada siswa atau
masalah yang diangkat bisa berdasarkan
pengalaman siswa sendiri. Berdasarkan pendapat
tersebut dalam tahap orientasi masalah, masalah
yang harus dipecahkan dapat diberikan oleh guru
maupun ditemukan oleh siswa sendiri.
15

d. Manfaat model pembelajaran berbasis masalah


(Problem Based Learning)

Model pembelajaran berbasis masalah juga


memiliki potensi manfaat. Berikut merupakan
manfaat PBL Cholilah (2020) :

1) Meningkatkan daya ingat dan meningkatkan


pemahaman atas materi yang diajarkan, dengan
konteks yang lebih dekat sekaligus melakukan
deep learning (karena siswa dapat mengajukan
pertanyaan) tidak hanya surface learning (yang
hanya sekedar menghafal saja), maka siswa
mampu memahami materi)
2) Meningkatkan fokus pada pengetahuan yang
relevan
3) Mendorong siswa untuk lebih berpikir kritis dan
reflektif
4) Memabangun kerjasam tim, kepemimpinan, dan
keterampilan sosial
5) Membangun kecakapan belajar
6) Memotivasi siswa bahwa model pembelajaran
problem based learning dapat meningkatkan
minat dari dalam diri siswa. Dengan menyajikan
masalah yang menantang dapat membuat siswa
untuk bergairah dalam menyelesaikan masalah
tersebut.
16

e. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran


berbasis masalah (Problem Based Learning)

Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan


dan kelemahan. Berikut kelebihan dan kelemahan
PBM (Nining & Mistina, 2018) :

1) Kelebihan PBM :
a) Siswa mampu membangun dan
menemukan pengetahuan baru.
b) Siswa memiliki kemampuan dalam
memecahkan masalah dalam situasi nyata.
c) Mengurangi beban siswa untuk menghafal
materi yang tidak perlu karena
pembelajaran berfokus pada masalah.
d) Siswa memiliki kemampuan dalam
menggunakan berbagai sumber
pengetahuan untuk belajar.
e) Meningkatkan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan siswa lain dalam
kegiatan kelompok.
f) Siswa memiliki kemampuan untuk
melakukan refleksi dan penilaian terhadap
kemajuan belajarnya.

2) Kelemahan PBM :
a) Jika minat dan kepercayaan diri siswa
dalam menyelesaikan masalah masih
rendah, model PBM sulit dilakukan.
b) PBM tidak dapat diterapkan untuk semua
materi pelajaran, apalagi jika siswa kurang
memahami mengapa pemecahan masalah
tersebut harus dilakukan siswa.
17

c) Dibutuhkan waktu yang banyak


dalamimplementasi KBM.
d) Dibutuhkan kemampuan guru untuk
memotivasi siswa dengan baik sehingga
dapat mendorong kerja siswa dalam
kelompok secara efektif.
e) Membutuhkan berbagai macam sumber
belajar yang kadang tidak tersedia di
sekolah dengan fasilitas minimalis.

2. Hasil Belajar Kognitif


Hasil belajar adalah suatu hal yang didapatkan
seseorang setelah melalui kegiatan pembelajaran pada
satu lingkungan tertentu. Sedangkan Ida (2017)
berpendapat bahwa hasil belajar sebagai proses
perubahan perilaku individu dengan lingkungannya.
Menurut Zultifa (2020) bahwa hasil belajar merupakan
kemampuan yang diperoleh individu setelah proses
belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan
tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan
keterampilan siswa sehingga menjadi lebih baik dari
sebelumnya.Hasil belajar kognitif yaitu kemampuan
siswa yang berkaitan dengan hasil belajar intelektual
setelah menerima suatu pembelajaran Bloom
(Mahananingtyas,2017). Ranah kognitif adalah ranah yang
berhubungan dengan pengetahuan, dan informasi serta
pengembangan keterampilan intelektual. Sehingga,
belajar adalah kondisi saat siswa mencapai tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan guru.

Hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif


memiliki peran penting dalam pembelajaran karena
dapat memberikan informasi tentang kemajuan siswa
18

dalam kegiatan belajar (Qorimah and Sutama 2022).


Menurut Pertiwi, dkk (2019) Hasil belajar kognitif
merupakan perilaku yang terjadi meliputi area kognisi.
Hasil belajar kognitif dapat diartikan sebagai
perubahan perilaku dalam lingkup kognisi yang
meliputi beberapa aspek kemampuan domain
kognitif, seperti C1 (mengingat), C2 (memahami),
C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), C5 (menilai), C4
(menganalisis), C5 (menilai). Hasil belajar kognitif diukur
bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat
tentang aspek-aspek kemampuan dalam domain kognitif
tersebut. Hal lain yang melatarbelakangi pentingnya
mengukur hasil belajar kognitif menurut Abduh (2021)
yaitu sebagai sarana perbaikan mutu atau prestasi
siswa.

Tingkatan penilaian dalam ranah kognitif berdasarkan


Krathwohl,dkk (1956) yaitu:

a. Mengingat
Proses mengingat materi yang telah dipelajari
sebelumnya, mengacu pada kemampuan mengenal
atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari
sederhana sampai sukar.
b. Memahami
Mengacu pada kemampuan memahami
pengetahuan dan merupakan tingkat berpikir yang
rendah.
c. Mengaplikasikan
Kemampuan menggunakan atau menerapkan
materi yang sudah dipelajari pada situasi baru yang
menyangkut penggunaan aturan, hukum,
metode,teori dan prinsip.
19

d. Menganalisis
Kemampuan berfikir yang lebih tinggi daripada
aspek pemahaman atau penerapan. Mengacu
penguraian dalam materi ke komponen atau faktor-
faktor penyebabnya.
e. Mengevaluasi
Kemampuan berfikir yang merupakan suatu
proses untuk memadukan bagian-bagian secara logis,
sehingga menjadikan suatu pola yang terstruktur.
f. Mencipta
Tingkat tertinggi dari lainnya. Siswa mampu
memadukan unsur-unsur menjadi suatu bentuk yang
utuh yang koheren atau membuat sesuatu.

3. Aktifitas Belajar
Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik
maupun mental. Aktivitas belajar mengasah seluruh
potensi individu sehingga akan terjadi perubahan
perilaku tertentu dalam pembelajaran. Aktivitas belajar
adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara
sadar yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan
perubahan dalam dirinya, berupa perubahan
pengetahuan atau kemahiran (Ariaten, dkk: 2019).
Memanfaatkan lingkungan sekitar dan mengajak anak-
anak mengamati lingkungan adalah meningkatkan
keseimbangan dalam kegiatan belajar, artinya belajar
tidak hanya terjadi di ruangan kelas (Efendi 2019). Takwil
(2020) menyatakan kegiatan belajar siswa, baik di dalam
kelas maupun di luar kelas pada prinsipnya merupakan
sarana pengembangan diri. Kegiatan belajar pada intinya
sangat membutuhkan dengan aktivitas, karena dengan
tidak adanya aktivitas kegiatan belajar tidak akan
20

berlangsung dengan baik. Pada proses aktivitas


pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek peserta
didik, baik jasmani maupun rohani sehingga perubahan
perilakunya dapat berubah dengan cepat, tepat, mudah
dan benar (Hasanah dkk, 2020).
a. Aktifitas Siswa
Menurut Zultifa (2020) Aktifitas siswa merupakan
segala sesuatu kegiatan atau perilaku yang dilakukan
pada proses pembelajaran. Aktivitas merupakan
prinsip yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Aktivitas harus dilakukan oleh siswa
sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar.
Menurut Slameto dalam Asmah (2022) bagi sebagian
orang aktivitas belajar sering dirasakan sebagai sesuatu
yang membosankan, tidak menarik, bahkan pada
beberapa siswa dinilai sebagai mencemaskan. Adanya
perasaan cemas, takut, dan khawatir akan
menghambat terjadinya proses berpikir dan daya ingat
yang baik. Beberapa ahli menemukan kecemasan yang
berlebihan dapat mengganggu bekerjanya
kemampuan mental yang disebut working memory,
sehingga informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan permasalahan tidak mampu
dikeluarkan dalam ingatan kita. Sehubungan dengan
hal tersebut, guru berperan dalam menciptakan
kondisi belajar yang kondusif sehingga siswa tidak
mengalami ketegangan dalam aktivitas belajar
sehingga terjalin suatu hubungan (kedekatan
emosional) selama terjadinya aktivitas belajar.

Dalam proses pembelajaran yang aktif selalu


berkaitan dengan aktivitas aktivitas yang dilakukan
21

peserta didik didalam kelas. Macam-macam aktivitas


peserta didik menurut Paul B. Diedrich (Dalam buku
Sardiman, 2010) adalah:
1) Visual activities, yang termasuk didalamnya
membaca, memperhatikan gambar demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain.
2) Oral activities, seperti menyatakan, merumusan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan
pendapat, mengadakan wawancara, diskusi.
3) Listening activities, sebagai contoh
mendengarkan percakapan, diskusi, musik,
pidato.
4) Writing activities, seperti menulis cerita,
karangan, laporan, angket, menyalin
5) Drawing activities, misalnya menggambar,
membuat grafik, peta, diagram
6) Motor activities, yang termasuk didalamnnya
antara lain melakukan percobaan, membuat
konstruksi, model mereparasi, bermain,
berkebun, berternak.
7) Mental activities, sebagai contoh menanggapi,
mengingat, memecahkan soal, menganalisis,
melihat hubungan, mengambil keputusan.
8) Emotional activities, misalnya menaruh minat,
merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah,
berani, tenang, gugup.
Ada empat strategi dalam upaya meningkatkan
keaktifan belajar dari peserta didik melalui
pengelolaan kegiatan pembelajaran dikelas menurut
Uzer Usman (Wibowo 2016), yaitu:
1) Penyediaan pertayaan yang mendorong berpikir
dan berproduksi. Penyediaan pertanyaan dapat
22

mengembangkan potensi peserta didik untuk


berpikir dengan menyampaikan jenis
pertanyaan produktif, terbuka dan imajinatif.
2) Penyediaan umpan balik yang bermakna.
Umpan balik yang bersifat tidak memvonis
dapat membuat peserta didik merasa dihargai,
dapat berpikir, dan bertanggung jawab untuk
menilai mutu gagasannya sendiri.
3) Belajar secara kelompok. Salah satu cara
mengaktifkan peserta didik adalah melalui
belajar secara kelompok. Karena belajar secara
kelompok menuntut peserta didik untuk
melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat
meningkatkan keterampilan bekerjasama
peserta didik.
4) Penyediaan penilaian yang memberi peluang
semua peserta didik mampu melakukan unjuk
perbuatan. Sehingga semua peserta didik
menjadi lebih terpacu untuk menunjukkan
kemampuannya agar dapat diberikan penilaian
oleh guru.
b. Aktivitas Guru
Berdasarkan Amri (2013), aktivitas guru
merupakan kegiatan yang dilakukan guru selama
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,
guru mempunyai tugas untuk memberikan
pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (afective) dan
keterampilan (psychomotor) kepada siswa. Guru
memiliki tanggung jawab untuk sesuatu yang terjadi
pada kelas dan untuk membantu siswa dalam proses
berkembang. Aktivitas guru dalam proses
pembelajaran berkaitan dengan keterampilan
23

mengajar seorang guru. Menurut Zultifa (2020)


Keterampilan mengajar sangat diperlukan guru
dalam proses pembelajaran, hal ini karena
keterampilan mengajar merupakan syarat yang harus
dimiliki seorang guru untuk mengelola proses
pembelajaran dengan baik. Suatu pembelajaran
merupakan proses kompleks, dimana proses tersebut
melibatkan aspek-aspek yang saling berkaitan. Oleh
sebab itu untuk membuat pembelajaran yang kreatif,
aktif, dan menarik diperlukan berbagai keterampilan
mengajar. Ada 9 (sembilan) keterampilan dasar
mengajar seperti yang dikemukakan oleh Rusliyani
(2017) meliputi:
1) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran
merupakan kegiatan guru dalam
mempersiapkan siswa untuk mengikuti
pembelajaran yang meliputi; kondisi
menciptakan suasana siap mental siswa,
menciptakan suasana komunikatif antara guru
dengan siswa, menimbulkan perhatian siswa,
dalam hal ini dapat diawali dari situasi
keseharian siswa sampai pada materi yang akan
dipelajari. Menutup pelajaran merupakan
kegiatan guru mengakhiri kegiatan inti
pembelajaran Dalam mengakiri pelajaran ini,
kegiatan yang dilakukan adalah memberikan
gambaran menyeluruh tentang semua materi
yang telah dipelajari, mengetahi tingkat
penyerapan siswa terhadap materi dan
mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam
proses pembelajaran.
24

2) Keterampilan menjelaskan
Keterampilan ini dimaknai sebagai
keterampilan guru/pendidikan informasi lisan
yang diorganisasikan secara sistematis dengan
tujuan dapat menunjukkan hubungan antara
materi yang telah dikumpulkan dan dikuassai
serta disiapkan untuk disajikan. Selain dari itu
penekanan memberikan penjelasan, merupakan
proses menumbuhkan penalaran siswa dan
bukan indoktrinasi.
3) Keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya adalah ucapan
guru secara verbal, meminta respon dari siswa.
Respon yang diberikan dapat berupa
pengetahuan sampai dengan hal-hal yang
merupakan hasil pertimbangan. Dengan
demikian keterampilan bertanya merupakan
stimulus efektif yang mendorong kemampuan
dasar berpikir siswa.
4) Keterampilan menggunakan variasi
Keterampilan menggunakan variasi
diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks
proses pembelajaran yang bertujuan mengatasi
kebosanan siswa sehingga dalam proses
pembelajaran, siswa senantiasa menunjukkan
antusisme dan ikut berperan secara aktif.
5) Keterampilan memberikan penguatan
Keterampilan memberi penguatan
merupakan tingkah laku guru dalam merespon
secara positif suatu tingkah laku guru dalam
merespon secara positif suatu tingkah laku siswa
25

yang memungkinkan tingkah laku tertentu


dapat terulang kembali.
6) Keterampilan mengajar
Keterampilan mengajar ini diartikan
sebagai tindakan guru dalam konteks proses
pembelajaran yang hanya melayani 8-12 orang
siswa.
7) Keterampilan mengelola kelas
Merupakan keterampilan guru
menciptakan dan memelihara kondisi belajar
yang optimal dna mengembalikannya ke kondisi
optimal jika terjadi yang dimungkinkan dapat
menganggu kegiatan, baik dengan cara
mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan
remedial.
8) Keterampilan membimbing diskusi kelompok
Keterampilan membimbing diskusi
kelompok adalah suatu proses yang teratur
dengan melibatkan sekelompok siswa dalam
interaksi tatap muka kooperatif yang optimal
dengan tujuan berbgai informasi atau
pengalaman mengambil keputusan atau
memecahkan suatu masalah.

Berdasarkan Amri (2013), aktivitas guru


merupakan kegiatan yang dilakukan guru selama
proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,
guru mempunyai tugas untuk memberikan
pengetahuan (cognitive), sikap dan nilai (afective) dan
keterampilan (psychomotor) kepada siswa. Guru
memiliki tanggung jawab untuk sesuatu yang terjadi
pada kelas dan untuk membantu siswa dalam proses
26

berkembang. Penyampaian materi pelajaran


hanyalah salah satu dari berbagai aktivitas guru
dalam proses pembelajaran.

4. Respon Siswa
Respon menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) memiliki pengertian tanggapan, reaksi dan
jawaban (Zultifa 2020).Dalam kamus psikologi respon
adalah proses yang muncul akibat rangsangan dalam
bentuk jawaban atau tingkah laku (Chaplin 2004).
Jawaban dapat muncul dari hasil tes atau kuisioner.
Tingkah laku dapat berupa suatu perubahan yang
terdapat pada individu baik yang terlihat atau
tersembunyi. Dengan demikian kegiatan belajar respon
antara guru dan siswa sangat dibutuhkan.
Respom siswa menurut paradigma definisi sosisal
Weber (dalam Zultifa, 2020)merupakan reaksi sosial yang
dilakukan siswa atau pelajar dalam menanggapi pengaruh
atau rangsangan dalam dirinya dari situasi pengulangan
yang dilakukan orang lain, seperti tindakan pengulangan
guru dalam proses pembelajaran atau dari fenomena
sosial disekitar sekolahnya. Dalam hal ini respon yang
dimaksud adalah reaksi dan tanggapan siswa terhadap
proses berjalannya pembelajaran.

5. Kompetensi Menganalisis Bumbu Dasar dan


Turunannya
Materi Bumbu Dasar dan Turunannya
merupakan salah satu tujuan pembelajaran pada mata
pelajaran Dasar-dasar Kuliner di kelas X. Mata pelajaran
Dasar-dasar kuliner merupakan mata pelajaran dalam
kurikulum merdeka yang memiliki elemen diantaranya
adalah:
27

a. Proses Bisinis Industri Kuliner


b. Perkembangan bidang kuliner secara global dan
perkembangan teknologi yang berkaitan dengan
bidang kuliner
c. Profesi dan kewirausahaan di bidang kuliner
(foodpreneurs dan job-profile)
d. Penerapan pelayanan prima (excellent service) pada
industri kuliner
e. Pelaksanaan Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan,
dan Kelestarian Lingkungan/Cleaniless Health
Safety Environmental Sustainability
f. Praktik Dasar Memasak Secara Menyeluruh
Kompetensi menganalisis Bumbu Dasar dan
Turunannya masuk kedalam elemen Praktik Dasar
Memasak Secara Menyeluruh. Berikut merupakan capaian
pembelajaran berdasarkan elemen menurut Kurikulum
Merdeka:

Tabel 2. 1 Capaian Pembelajaran Elemen Praktik Dasar Memasak Secara


Menyeluruh
Elemen Deskripsi Capaian Pembelajaran
Praktik Dasar Meliputi praktik dasar Pada akhir fase E, peserta
Memasak penyimpanan, dan didik mampu
Secara perawatan peralatan menejelaskan dengan
Menyeluruh dapur yang digunakan baik tentang peralatan
pada industri kuliner, dapur yang digunakan
pengetahuan tentang pada industri kuliner,
bahan makanan, bahan makanan, menu
pengetahuan menu dan dasar-dasar masakan
dasar-dasar masakan Indonesia,
Indonesia, Oriental, oriental,Kontinental dan
kontinental dan Pastry Pastry Bakery, serta
Bakery, metode dasar melaksanakan praktik
memasak, menyiapkan dasar memasak sebagai
dan menyimpan makanan dasar memodifikasi
secara aman dan higienis,
28

Elemen Deskripsi Capaian Pembelajaran


menerima dan berbagai masakan
menyimpan dengan aman dengan kreatif
barang yang masuk,
mengorganisir dan
menyiapkan makanan,
menggunakan metode
dasar memasak, serta
meningkatkan dan
memperbaharui
pengetahuan lokal

Materi Bumbu Dasar dan Turunannya masuk kedalam


Tujuan Pembelajaran Melaksanakan Praktik Dasar
Memasak Masakan Indonesia. Indikator materi Bumbu
Dasar dan Turunannya disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. 2 Indikator Pembelajaran pada Materi Bumbu Dasar dan


Turunannya

Materi Indikator
Bumbu Dasar dan 1. Pengertian Bumbu Dasar dan
Turunanya Untuk Turunannya
Masakan Indonesia 2. Fungsi Bumbu Dasar dan
Turunannya
3. Jenis Bumbu Dasar dan
Turunannya Untuk Maskan
Indonesia
4. Bahan Pembuatan Bumbu
Dasar dan Turunannya
5. Alat Pembuatan Bumbu Dasar
dan Turunannya
6. Prosedur Pembuatan Bumbu
Dasar dan Turunannya
7. Penyimpanan Bumbu Dasar
dan Turunannya
8. Masalah Pada Saat Pembuatan
Bumbu Dasar dan Turunannya
Untuk Masakan Indonesia
29

6. Materi Bumbu Dasar dan Turunannya Untuk Masakan


Indonesia
a. Pengertian Bumbu Dasar
Bumbu atau “Herb” adalah tanaman aromatik
yang ditambahkan pada makanan sebagai penyedap
dan pebangkit selera makan (Pramesthi dkk., 2020).
Macam-macam bumbu yang dapat digunakan dalam
pengelolaan masakan Indonesia yaitu bumbu segar,
bumbu kering,bumbu buatan, dan bumbu dasar.
Dalam bukunya, Annayanti Budiningsih (2022)
menjelaskan bahwa bumbu adalah bahan-bahan
sebagai penyedap makanan yang berfungsi untuk
membangkitkan selera makan, yang digunakan
dalam keadaan segar atau basah. Jenis-jenis bumbu
antara lain bumbu segar, bumbu kering, bumbu
kimiawi, bumbu buatan dan bumbu dasar.
Pengertian bumbu menurut Murdiati (2013) “bumbu
adalah bahan alami dan buatan yang dipakai untuk
menyedapkan dan membentuk kelezatan masakan
dengan cara menambahkannya dengan jumlah
tertentu pada saat proses pengolahan”. Berdasarkan
pendapat di atas, bumbu adalah bahan-bahan baik
alami maupun buatan yang ditambahkan dalam
makanan yang berfungsi untuk menyedapkan dan
membangkitkan selera. Macam-macam bumbu
diantaranya bumbu segar, bumbu kering, bumbu
30

buatan, dan bumbu dasar. Di bawah ini akan dibahas


mengenai bumbu dasar

Gambar 2. 1Bumbu dan Rempah


Sumber:http://bogascience.blogspot.com/2018/01/bumbu-dan-
rempah-herbs-and-spices.html.

Bumbu dasar terdiri dari bawang merah, bawang


putih, gula dan garam. Bumbu dasar dibagi menjadi
beberapa jenis dan setiap jenis bumbu dasar bisa
diaplikasikan pada sejumlah pilihan masakan
Dharmayanti (2013). Dalam bukunya, Annayanti
Budiningsih (2022) menjelaskan bahwa bumbu dasar
adalah campuran dari beberapa bumbu dan rempah
yang telah dihaluskan dan siap pakai. Dalam
bukunya, (Lestari 2016) menjelaskan bahwa bumbu
dasar adalah racikan atau gabungan aneka macam
macam bumbu dan rempah atau beberapa macam
bumbu yang sudah dihaluskan digunakan dalam
mengolah berbagai macam hidangan Indonesia.
Dalam bukunya, Lahmudin (2021) menjelaskan
bahwa bumbu dasar adalah bumbu inti yang bisa
digunakan untuk beberapa masakan dalam satu alur
cita rasa. Bumbu dasar dan turunannya menurut
Adhi (2021) adalah bumbu yang digunakan untuk
masakan Indonesia yang berkomposisi bawang
merah, bawang putih, garam sebagai dasarnya dan
ditambahkan dengan bahan lain sebagai pewarna.
Berdasarkan pendapat di atas, bumbu dasar
merupakan racikan atau gabungan beberapa macam
31

bumbu yang sudah dihaluskan terdiri dari bawang


merah,bawang putih, garam dan bahan tambahan
lainnya untuk memberi warna yang diinginkan
sesuai jenis bumbu dasar yang digunakan dalam
mengolah berbagai macam hidangan Indonesia.

b. Fungsi Bumbu Dasar


Fungsi bumbu dan rempah adalah memberi rasa
pada masakan, memberi warna pada masakan,
menambah nafsu makan, mengawetkan makanan
(Dharmayanti 2013). Dalam bukunya, Annayanti
Budiningsih (2022) menjelaskan bahwa fungsi bumbu
adalah memberi rasa dan aroma pada makanan,
meningkatkan rasa serta aroma makanan yang
sedang dimasak, membantu pencernaan makanan,
dan sebagai bahan pengawet. Bumbu berfungsi
dalam pengobatan , sebagai pemberi rasa dan aroma
pada masakan, atau sebagai pengawet dan pewarna
makanan (Lahmudin, 2021).
Menurut (Lestari 2016) fungsi bumbu dasar
diantaranya adalah sebagai bumbu dasar untuk
membuat masakan Indonesia, untuk mempermudah
menyiapkan bumbu pengolahan hidangan Indonesia,
dapat dikembangkan menjadi beragam, mudah
dalam pengecekan dan tinggal menambahkan
bumbu segar yang sesuai dengan resep jenis
masakan, untuk meningkatkan dan mendapatkan
warna, rasa pada masakan, menambah nafsu makan
dan selera makan. Dalam bukunya, Annayanti
Budiningsih (2022) menjelaskan tujuan utama
dibuatnya bumbu dasar adalah untuk membantu
memudahkan dalam pengolahan, karena umumnya
terlebih dahulu telah disiapkan bumbu setengah jadi.
32

Bumbu dasar setengah jadi ini akan membantu kita


mempercepat dan mempermudah proses memasak.
Bumbu dasar juga merupakan salah satu dari
golongan bumbu/ “Herb” , dan juga berdasarkan
pendapat diatas, fungsi dari bumbu dasar
diantaranya adalah:
1) Memeberi rasa pada masakan.
2) Memberi warna pada masakan.
3) Menambah nafsu makan.
4) Mengawetkan makanan.
5) Maroma pada makanan.
6) Meningkatkan rasa serta aroma ketika makanan
sedang dimasak.
7) Membantu pencernaan makanan dalam tubuh
manusia.
8) Mempermudah menyiapkan bumbu
pengolahan hidangan Indonesia .
9) Mempermudah dalam pengecekan dan tinggal
menambahkan bumbu yang sesuai dengan resep
jenis makanan.
10) Menambah nafsu makan.
11) Mempercepat dan mempermudah proses
memasak karena telah disiapkan bumbu
setengah jadi (bumbu dasar).

c. Jenis-Jenis Bumbu Dasar


Bumbu dasar digolongkan menjadi lima. Satu
jenis bumbu dasar bisa diaplikasikan pada sejumlah
pilihan masakan, diantaranya adalah :

1) Bumbu Dasar Putih


33

Bumbu dasar putih adalah bumbu dasar


masakan Indonesia yang berwarna putih dengan
bahan utama bawang merah, bawang putih dan
garam.

Gambar 2. 2Bumbu Dasar Putih


Sumber : https://intip.in/gr4X

Bumbu dasar putih dapat dipergunakan


untuk masakan Indonesia seperti opor,
besengek, sayur lodeh, semur, tumisan dan mi
goreng. Masakan yang dihasilkan mempunyai
rasa gurih , sedikir manis, tidak pedas, dan
berwarna putih.

2) Bumbu Dasar Kuning


Bumbu dasar kuning adalah bumbu dasar
masakan Indonesia yang berwarna kuning
dengan bahan utama bawang merah, bawang
putih, kunyit, dan garam.

Gambar 2. 3 Bumbu Dasar Kuning


Sumber : https://intip.in/o7dd

Bumbu dasar kuning dapat dipergunakan


untuk masakan Indonesia yang berwarna
kuning seperti macam-macam soto, pesmol,acar
dan bumbu ayam goreng. Masakan yang
34

dihasilkan mempunyai rasa gurih, agak pedas


dan berwarna kuning cerah.

3) Bumbu Dasar Merah


Bumbu dasar merah adalah bumbu dasar
masakan Indonesia yang berwarna merah
dengan bahan utama bawang putih, cabai
merah, dan garam.

Gambar 2. 4 Bumbu Dasar Merah


Sumber : https://intip.in/iDHn

Bumbu dasar merah dapat dipergunakan


untuk masakan Indonesia yang berwarna merah
seperti sambal goreng, balado, dan rica-rica.
Masakan yang dihasilkan mempunyai rasa
gurih, pedas dan berwarna merah.

4) Bumbu Dasar Oranye


Bumbu dasar oranye adalah bumbu dasar
masakan Indonesia yang berwarna oranye
dengan bahan utama bawang merah, bawang
putih, cabai merah, kunyit dan garam.

Gambar 2. 5Bumbu Dasar Oranye


Sumber : https://intip.in/K8cR
35

Bumbu dasar oranye dapat dipergunakan


untuk masakan Indonesia yang berwarna oranye
seperti kalio dan gulai. Masakan yang dihasilkan
mempunyai rasa gurih, pedas dan berwarna
oranye.

5) Bumbu Dasar Hitam


Bumbu dasar hitam adalah bumbu dasar
masakan Indonesia yang berwarna hitam
dengan bahan utama bawang merah, bawang
putih, keluwak dan garam.

Gambar 2. 6 Bumbu Dasar Hitam


Sumber : https://intip.in/cMBd

Bumbu dasar hitam dapat dipergunakan


untuk masakan Indonesia yang berwarna hitam
seperti rawon, pallu konro dan brongkos.
Terkadang pada pembuatan bumbu dasar hitam
juga menggunakan sedikit cabai merah dan
kunyit sehingga rasanya gurih dan sedikit
pedas. Hasil masakan yang dihasilkan memiliki
warna hitam.

d. Bahan, Alat serta Prosedur pembuatan pada Bumbu


Dasar dan Turunannya
1) Bumbu Dasar
a) Bumbu Dasar Putih menurut Annayanti
Budiningsih (2022) memiliki formula
sebagai berikut:
36

 Bahan dasar :
(1) Bawang merah 77 gram
(2) Bawang putih 42 gram
(3) Garam 4 gram
 Bahan tambahan :
(1) Kemiri 70 gram
(2) Lada butir 5 gram
(3) Ketumbar 3 gram
(4) Gula pasir 4 gram
(5) Minyak goreng 45 ml
 Alat memasak:
(1) Colander
(2) Blender/cobek dan ulekan
(3) Spatula
(4) Frying pan
(5) Frying spatula
(6) Kompor
 Cara membuat :
(1) Kupas dan cuci bawang putih ,
bawang merah.
(2) Haluskan semua bahan.
(3) Panaskan minyak dalam frying
pan.
(4) Tumis bahan yang sudah
dihaluskan hingga keluar aroma
harumnya.
(5) Bumbu siap digunakan.

b) Bumbu Dasar Merah menurut Annayanti


Budiningsih (2022) memiliki formula
sebagai berikut:
 Bahan dasar :
(1) Bawang merah 63 gram
(2) Bawang putih 35 gram
37

(3) Cabe merah 60 gram


(4) Garam 4 gram
 Bahan tambahan :
(1) Kemiri 50 gram
(2) Lada butir 5 gram
(3) Ketumbar 5 gram
(4) Gula pasir 4 gram
(5) Minyak goreng 60 ml
 Alat :
(1) Colander
(2) Blender/cobek dan ulekan
(3) Spatula
(4) Frying pan
(5) Frying spatula
(6) Kompor
 Cara Membuat :
(1) Kupas dan cuci bawang putih ,
bawang merah, dan cabe merah.
(2) Haluskan semua bahan.
(3) Panaskan minyak dalam frying
pan.
(4) Tumis bahan yang sudah
dihaluskan hingga keluar aroma
harumnya.
(5) Bumbu siap digunakan.

c) Bumbu Dasar Kuning menurut Budiningsih


& Syamsul (2020) memiliki formula sebagai
berikut:
 Bahan dasar :
(1) Bawang merah 70 gram
(2) Bawang putih 42 gram
(3) Kunyit 2 cm
(4) Garam 4 gram
38

 Bahan tambahan :
(1) Kemiri 70 gram
(2) Lada butir 4 gram
(3) Minyak goreng 45 ml
 Alat :
(1) Colander
(2) Blender/cobek dan ulekan
(3) Spatula
(4) Frying pan
(5) Frying spatula
(6) Kompor
(7) Cutting Board
(8) Pisau
 Cara membuat :
(1) Kupas dan cuci bawang putih ,
bawang merah, dan kunyit.
(2) Potong kecil kunyit.
(3) Haluskan semua bahan.
(4) Panaskan minyak dalam frying
pan.
(5) Tumis bahan yang sudah
dihaluskan hingga keluar aroma
harumnya.
(6) Bumbu siap digunakan.

d) Bumbu Dasar Hitam


 Bahan Dasar :
(1) Bawang Merah 42 gram
(2) Bawang putih 28 gram
(3) Keluwak 54 gram
(4) Garam 4 gram
39

 Bahan Tambahan
(1) Cabe merah 18 gram
(2) Kemiri 30 gram
(3) Minyak goreng 30 ml
 Alat:
(1) Colander
(2) Blender/cobek dan ulekan
(3) Spatula
(4) Frying pan
(5) Frying spatula
(6) Kompor
(7) Cutting Board
(8) Pisau
(9) Sendok
 Cara Membuat :
(1) Cuci semua bahan , keluarkan
keluwak dari kulitnya, bersihkan
dan buang biji cabe
(2) Sangrai kemiri
(3) Haluskan semua bahan hingga
lembut
(4) Panaskan minyak dalam wajan,
masukkan bumbu yang sudah
dihaluskan hingga matang dan
keluar aroma harumnya.
(5) Bumbu siap digunakan

e) Bumbu Dasar Oranye


 Bahan Dasar :
(1) Bawang merah 84 gram
(2) Bawang putih 28 gram
(3) Cabe merah 24 gram
(4) Kunyit 5 gr
(5) Garam 4 gram
40

 Bahan Tambahan :
(1) Kemiri 20 gram
(2) Lada bubuk 3 gram
(3) Minyak goreng 45 ml
 Alat :
(1) Colander
(2) Blender/cobek dan ulekan
(3) Spatula
(4) Frying pan
(5) Frying spatula
(6) Kompor
(7) Cutting Board
(8) Pisau
 Cara membuat :
(1) Kupas dan cuci bawang putih ,
bawang merah, dan kunyit.
(2) Potong kecil kunyit.
(3) Haluskan semua bahan.
(4) Panaskan minyak dalam frying
pan.
(5) Tumis bahan yang sudah
dihaluskan hingga keluar aroma
harumnya.
(6) Bumbu siap digunakan.

2) Turunan Bumbu Dasar


a) Turunan Bumbu Dasar Putih

Tabel 2. 3 Turunan Bumbu Dasar Putih


Nama Bahan
Bumbu Tehnik Hasil
Masakan Cair
SEMUR Bumbu 1. Bumbu putih Air Berkuah
dasar putih dihaluskan dan sedikit,
+ pala, ditumis warna
gula, 2. Pala diparut coklat ,rasa
41

Nama Bahan
Bumbu Tehnik Hasil
Masakan Cair
kecap, 3. Tomat dipotong gurih agak
tomat memanjang manis,
4. Kecap dituang
TERIK Bumbu 1. Bumbu dasar Santan Warna
dasar putih dihaluskan dan putih, rasa
+ ditumis gurih
ketumbar, 2. Ketumbar sedikit
gula, disangrai lalu manis,
lengkuas dihaluskan kental
3. Lengkuas dicuci
bersih dan
digeprek
BESENGE Bumbu 1. Bumbu dasar Santan Putih
K dasar putih dihaluskan dan cair dan kecoklatan
+ ditumis santan ,rasa gurih
ketumbar, 2. Ketumbar dan kental
gula, jinten disangrai
lengkuas, dan dihaluskan
terasi, 3. Lengkuas dan
salam, serai dicuci bersih
serai, jinten dan digeprak
4. Terasi ditumis/
disangrai /
dikukus /
dibakar dan
dihaluskan
LODEH Bumbu 1. Bumbu dasar Santan Berkuah,
dasar putih dihaluskan dan cair dan rasa gurih
+ cabai, ditumis santan agak pedas
gula, 2. Lengkuas dan kental
lengkuas, serai dicuci bersih
terasi, dan digeprak
daun salam 3. Terasi ditumis/
disangrai /
dikukus /
dibakar dan
dihaluskan
42

Nama Bahan
Bumbu Tehnik Hasil
Masakan Cair
4. Cabai dicuci
bersih dan tidak
dipotong

b) Turunan Bumbu Dasar Kuning

Tabel 2. 4 Turunan Bumbu Dasar Kuning


Bahan
Nama Bumbu Tehnik Hasil
Cair
Masakan
SOTO Bumbu 1. Bumbu dasar Kaldu Rasa gurih,
dasar dihaluskan dan /santan warna
kuning + ditumis kuning,
ketumbar, 2. Ketumbar dan berkuah
jahe, kemiri disangrai banyak
kemiri, dan dihaluskan
lengkuas, 3. Lengkuas,
sereh, jahe,dan serai
daun jeruk dicuci bersih
purut dan digeprak
4. Daun jeruk
dibuang
tulangnya
ACAR Bumbu 1. Bumbu dasar Air Rasa
KUNING dasar dihaluskan dan gurih,warna
kuning + ditumis kuning ,
lengkuas, 2. Lengkuas dan berkuah
serai, cabe serai dicuci sedikit
rawit bersih dan
merah, digeprak
cabe 3. Cabe keriting
keriting, dipotong slice
gula, cuka 4. Cabe rawit
dicuci dan tidak
dipotong
PESMOL Bumbu 1. Bumbu dasar Air Rasa
dasar dihaluskan dan gurih,warna
kuning + ditumis kuning ,
jahe, cabe berkuah
43

Bahan
Nama Bumbu Tehnik Hasil
Cair
Masakan
rawit 2. Jahe dan serai
merah, dicuci bersih
daun dan digeprak
salam, 3. Cabe dicuci
serai bersih dan tidak
dipotong

c) Bumbu Dasar Merah

Tabel 2. 5 Turunan Bumbu Dasar Merah


Nama
Bumbu Tehnik Bahan Cair Hasil
Masakan
SAMBAL Bumbu dasar 1. Bumbu dasar Air/santan Kering
GORENG merah dihaluskan basah
+salam, dan ditumis warna
lengkuas, 2. Lengkuas merah
terasi,garam, dicuci bersih
gula merah, lalu digeprak
daun jeruk 3. Terasi
ditumis/
disangrai /
dikukus /
dibakar dan
dihaluskan
4. Gula merah
disisir
5. Daun jeruk
dibuang
tulangnya
BUMBU Bumbu dasar 1. Bumbu dasar Santan Berkuah
RUJAK merah + dihaluskan kental
kunyit, dan ditumis warna
terasi, garam, 2. Lengkuas merah
gula merah, dicuci bersih kekuningan
lengkuas dan digeprak
3. Terasi
ditumis/
44

Nama
Bumbu Tehnik Bahan Cair Hasil
Masakan
disangrai /
dikukus /
dibakar dan
dihaluskan
4. Kunyit
dibakar
/disembam
dan
dihaluskan
BALADO Bumbu dasar 1. Bumbu dasar Air Warna
merah + dihaluskan merah, rasa
asam, gula dan ditumis pedas gurih
merah, 2. Gula merah sedikit
salam, serei disisir asam
3. Asam
dilarutkan
dengan air
4. Serai dicuci
dan digeprek
RICA- Bumbu dasar 1. Bumbu dasar Santan cair Merah
RICA merah + dihaluskan dan kental kecoklatan
jahe, daun dan ditumis dan sedikit
jeruk purut, 2. Lengkuas dan berminyak,
asam, gula, jahe dicuci rasa pedas
tomat, daun bersih dan dan gurih
kemangi digeprak
3. Kunyit
dibakar
/disembam
dan
dihaluskan
4. Tomat
dipotong
wedges
45

d) Turunan Bumbu Dasar Oranye

Tabel 2. 6 Turunan Bumbu Dasar Oranye


Nama Bahan
Bumbu Tehnik Hasil
Masakan Cair
GULAI Bumbu dasar 1. Bumbu Santan Kuning
oranye+ dasar cair kemerahan,
kemiri, jintan, dihaluskan dan gurih dan
ketumbar, dan kental agak pedas
cengkeh, ditumis
kapulaga,kayu 2. Jinten,
manis, gula, kemiri dan
lengkuas, ketumbar
daun salam disangrai
dan
dihaluskan
3. Lengkuas
dicuci
bersih dan
digeprak
KALIO Bumbu dasar 1. Bumbu Santan Kuning
oranye + jahe, dasar kental kecoklatan,
daun jeruk dihaluskan rasa gurih
purut lalu agak pedas
ditumis
2. Jahe
dibakar/
disembam
dan
digeprak
3. Daun jeruk
dibuang
tulangnya

e) Bumbu dasar Hitam

Tabel 2. 7 Turunan Bumbu Dasar Hitam


Nama
Bumbu Tehnik Bahan Cair Hasil
Masakan
RAWON Bumbu dasar 1. Bumbu Air Hita
hitam + cabe dasar m
46

Nama
Bumbu Tehnik Bahan Cair Hasil
Masakan
merah, serai, dihaluskan pekat
lengkuas, dan ditumis ,
ketumbar, 2. Cabe merah gurih
kunyit, daun dicuci dan
jeruk, daun bersih dan sediki
bawang, asam dihaluskan t
jawa, terasi, 3. Kunyit pedas
daun pre dibakar/
disembam
dan
dihaluskan
4. Serai dan
lengkuas
dicuci
bersih dan
digeprak
5. Ketumbar
disangrai
dan
dihaluskan
6. Daun jeruk
diambil
tulangnya
7. Terasi
dibakar/dik
ukus/
ditumis
8. Daun
bawang dan
daun pre
dipotong
slice
BRONGK Bumbu dasar 1. Bumbu Santan Hita
OS hitam + cabe dasar m ,
merah, cabe dihaluskan gurih
rawit, kencur, dan ditumis dan
jahe, kunyit, 2. Cabe merah sediki
lengkuas, besar dicuci t
daun jeruk, pedas
47

Nama
Bumbu Tehnik Bahan Cair Hasil
Masakan
ketumbar, dan
serai, gula dihaluskan
3. Kencur
dibakar dan
dihaluskan
4. Jahe dibakar
dan
dihaluskan
5. Kunyit
dibakar dan
dihaluskan
6. Lengkuas
dan serai
dicuci dan
digeprak
7. Ketumbar
disangrai
dan
dihaluskan
8. Cabe rawit
dicuci
9. Daun jeruk
dibuang
tulangnya

e. Penyimpanan Bumbu Dasar


Jika warna, rasa, serta aroma bumbu telah
berubah , atau bumbu terlihat sudah berjamur, maka
bumbu yang disimpan sudah tidak layak
dikonsumsi. Agar bumbu dasar tidak cepat rusak dan
bisa bertahan lama, hal-hal yang harus diperhatikan
dan dilakukan adalah:
1) Gunakalah bahan-bahan yang bersih dan segar.
Agar mikroba pembusuk tidak ada.
48

2) Bumbu harus benar-benar dalam keadaan


matang pada waktu membuat atau
menumisnya.
3) Dinginkan terlebih dahulu bumbu yang sudah
matang hingga uap panasnya menghilang.
4) Gunakan alat dan wadah penyimpanan yang
bersih dan kering.
5) Setelah dingin tutup rapat dan simpan dalam
lemari es agar mikroba tidak dapat berkembang
biak karena suhu lemari es tidak cocok bagi
hidup mikroba pembusuk.

Gambar 2. 7 Bumbu Dasar Dalam Toples Kaca


Sumber : https://intip.in/cGDH

f. Masalah Pada Pembuatan dan Penyimpanan Bumbu


Dasar

Tabel 2. 8 Permasalahan Pada Pembuatan Bumbu Dasar


No. Permasalahan Penyebab Kegagalan
1. Hasil masakan 1. Proses pemasakan terlalu cepat
berwarna kusam 2. Suhu yang digunakan terlalu
tinggi
3. Pengadukan kurang stabil
2. Hasil masakan 1. Kunyit terlalu banyak dan tidak
bumbu dasar kuning disembam/dibakar
rasa getir 2. Penumisan bumbu kurang
matang
3. Hasil masakan 1. Jumlah cabe merahnya kurang
bumbu dasar merah 2. Terlalu banyak cairan
warna kurang cerah
49

No. Permasalahan Penyebab Kegagalan


4. Hasil masakan 1. Kunyit tidak dibakar/disembam
bumbu oranye dahulu
warna pucat 2. Jumlah cabe merah tidak
seimbang
5. Hasil masakan 1. Kluwak yang digunakan masih
bumbu hitam yang muda
menggunakan
kluwak rasa getir
dan langu
(Lestari 2021)

Tabel 2. 9 Kegagalan dan Penanganan Pembuatan Bumbu Dasar


No. Kegagalan Penanganan
1. Hasil masakan Harus ditambah kemiri
bumbu dasar putih
kusam
2. Hasil masakan 1. Jumlah cabe dan cairan harus
bumbu dasar merah seimbang
warna kurang cerah 2. Cabe merah dapat diblanching
terlebih dahulu sebelum
digunakan
3. Hasil masakan 1. Perbandingan kunyit dan cabe
bumbu oranye warna merah harus seimbang, dan
pucat sebelum digunakan kunyit harus
disembam atau dibakar.
4. Hasil masakan 1. Kunyit sebelum digunakan
bumbu dasar kuning harus disembam/dibakar
rasa getir terlebih dahulu

5. Hasil masakan 1. Kluwak yang digunakan kurang


bumbu hitam warna tua atau menumisnya kurang
keabu-abuan matang

(Lestari 2021)

Tabel 2. 10 Permasalahan pada hidangan yang menggunakan


bumbu dasar
No. Permasalahan Penyebab
1. Bumbu masih 1. Minyak goreng belum panas
terasa/beraroma ketika menggoreng
50

No. Permasalahan Penyebab


mentah dan tidak 2. Kemiri/ kunyit yang digunakan
harum tidak disembam atau dibakar
terlebih dahulu
3. Penumisan bumbu kurang
matang
2. Ayam terasa amis 1. Penanganan ayam kurang
bersih, kurang tepat dan masih
terdapat lendir yang menempel
3. Santan pecah 1. Santan tidak dibagi dua (encer
dan kental)
2. Api terlalu besar dan masakan
tidak diaduk-aduk setelah
pemberian santan kental
4. Masakan berbumbu 1. Cobek luntur
dasar putih warnanya 2. Kelapa tidak dikupas
tidak putih, tetapi
keabu-abuan
(Lestari 2021)

B. Penelitian yang Relevan


Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan
penelitian ini adalah:

Tabel 2. 11 Penelitian yang Relevan

N Peneliti, Tahun Hasil


Persamaan Perbedaan
o dan Judul Penelitian
1. Nuraini dkk, Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
(2017)“Penggun menunjukkan penelitian penelitian
aan Model bahwa ini dengan ini dengan
Problem Based penerapan penelitian penelitian
Learning (PBL) model PBL terdahulu terdahulu
Untuk dapat sama-sama adalah ,
Meningkatkan meningkatkan mengguna penelitian
Hasil Belajar hasil belajar kan model ini tidak
IPA Siswa Kelas kognitif, afektif PBL dan mengukur
5 SD” dan psikomotor mengukur hasil
hasil belajar
belajar afektif dan
kognitif
51

N Peneliti, Tahun Hasil


Persamaan Perbedaan
o dan Judul Penelitian
siswa dan psikomotor
tidak siswa
mengguna
kan kelas
kontrol
2. Rahmadani & Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
Anugraheni menunjukkan penelitian penelitian
(2017) “ bahwa terdahulu terdahulu
Peningkatan peningkatan dengan dengan
Aktivitas Belajar aktivitass penelitian penelitian
Matematika belajar dapat ini adalah ini adalah
Melalui dilakukan sama-sama jenis
Pendekatan melalui mengguna penelitian
Problem Based pendekatan kan model terdahulu
Learning Bagi PBL siswa kelas pembelajar mengguna
Siswa Kelas 4 4 an PBL dan kan PTK
SD” mengukur atau
hasil penelitian
belajar tindakan
kelas,
sedangkan
penelitian
ini
mengguna
kan jenis
penelitian
quasi
eksperimen
3. Tanjung (2018) Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
"Perbedaan menunjukkan penelitian penelitian
Kemampuan kemampuan ini terdahulu
Berpikir Kreatif berpikir kritis terdahulu dengan
dan Pemecahan siswa dan dengan penelitian
Masalah pemecahan penelitian ini adalah,
Matematis Siswa masalah lebih ini terletak penelitian
Dalam baik dari pada pada model ini tidak
Penerapan kelas kontrol. pembelajar mengguna
Model an yang kan kelas
Pembelajaran diterapkan. kontrol,
52

N Peneliti, Tahun Hasil


Persamaan Perbedaan
o dan Judul Penelitian
Berbasis serta
Masalah". variabel
yang
diteliti
adalah
aktivitas
guru,
aktivitas
siswa, hasil
belajar
kognitif
siswa, dan
respon
siswa.
4. Zultifa, Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
(2020)"Pengaruh menunjukkan penelitian penelitian
Penerapan adanya terdahulu terdahulu
Model perbedaan hasil dengan dengan
Pembelajaran belajar kognitif penelitian penelitian
Problem Based siswa akibat ini terletak ini adalah,
Learning (PBL) model pada model variabel
Terhadap Hasil pembelajaran pembelajar yang
Belajar Siswa PBL, terbukti an yang diteliti
Pada Mata dari diterapkan hanya pada
Pelajaran nilaisignifikan serta subjek aspek
Pengetahuan 0,00<0,005 pada penelitian kognitif
Bahan Makan". hasil pre-test adalah saja.
dan post-test. siswa SMK
jurusan
Tata Boga
dan sama-
sama tidak
mengguna
kan kelas
kontrol.
5. Masril Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
(2020)"Impleme ini penelitian penelitian
ntasi menunjukkan terdahulu terdahulu
Pembelajaran bahwa model dengan dengan
53

N Peneliti, Tahun Hasil


Persamaan Perbedaan
o dan Judul Penelitian
Berbasis PBL layak penelitian penelitian
Masalah Pada diimplementasi ini terletak ini adalah, ,
Kurikulum 2013 kan pada pada model variabel
Di SMK Negeri 2 semua mata pembelajar penelitian
Padang" pelajaran di an yang terdahulu
dalam diterapkan meneliti
pelaksanaan dan apakah
kurikulum 2013 variabel PBL sesuai
dan PBM telah yang diterapkan
teruji dapat diteliti pada mata
menambah yaitu pada pelajaran
nilai aspek didalam
ketrampilan kognitif. kurikulum
peserta didik 2013 dan
didalam segi metode
kompetensi, yang
sikap dan digunakan
pengetahuan dalam
umum dan penelitian
khusus. terdahulu
adalah ex
post facto
dan data
dianalisis
secara
deskriptif.
6. Almas dan Lucia Hasil penelitian Persamaan Perbedaann
(2023)"Penerapa ini penelitian ya terletak
n Model menunjukkan terdahulu pada
Pembelajaran bahwa model dengan variabel
Problem Based PBL dapat penelitian yang
Learning Pada berpengaruh ini terletak diteliti,
Kompetensi positif pada pada model pada
Dasar Membuat kompetensi pembelajar penelitian
Danish dan membuat an yang terdahulu
Croissant Di danish dan diterapkan variabel
SMKN 1 croissant. serta subjek yang
Bojonegoro". penelitian diteliti
adalah adalah
54

N Peneliti, Tahun Hasil


Persamaan Perbedaan
o dan Judul Penelitian
siswa SMK psikomotor
jurusan sedangkan
Tata Boga pada
dan sama- penelitian
sama tidak ini variabel
mengguna yang
kan kelas diteliti
kontrol. adalah
aspek
kognitif
siswa.

C. Kerangka Berfikir
Pada proses pembelajaran mata pelajaran Dasar-
Dasar Kuliner masih menerapkan model pembelajaran
yang berpusat pada guru. Respon siswa terhadap proses
pembelajaran masih rendah, terbukti dari keluhan guru,
penyebabnya ialah dikarenakan proses pembelajaran
seperti guru hanya berceramah menjelaskan materi
pembelajaran dan juga terkadang hanya diberi materi dan
langsung memberi tugas. Siswa tidak dapat memahami
materi dengan maksimal, kurang interaksi antara guru
dan siswa, sehingga membuat proses penyampaian materi
dari guru ke murid tidak maksimal dan membuat
rendahnya hasil belajar.

Pada materi menganalisis Bumbu Dasar dan


Turunannya. Diperlukan alternatife pemilihan model
pembelajaran lain yang menarik minat siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. PBL mempunyai ciri
menerapkan pendekatan saintifik dan berpusat pada
siswa dalam proses pem-belajaran, sehingga siswa akan
ikut aktif dalam proses pembelajaran. Seperti dalam
55

kegiatan diskusi kelompok dan presentasi, hal tersebut


akan menarik minat siswa, karena siswa tidak akan
memiliki rasa jenuh saat mengikuti kegiatan
pembelajaran. Diskusi dan presentasi menuntut siswa
untuk aktif dan tanggap dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga siswa akan terbiasa dalam memecahkan masalah
menggunakan caranya sendiri.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Zultifa


(2019) dalam penelitiannya Penerapan Model Problem
Based Learning untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil
Belajar Siswa pada Pelajaran Pengetahuan Bahan Makan
di SMKN 3 Kediri, menyatakan bahwa penerapan PBL
mampu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa
pada pelajaran Pengetahuan Bahan Makan di SMKN 3
Kediri.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah jenis
penelitian quasi experimental atau eksperimen semu dengan
rancangan penelitian one shot case study. Salah satu bentuk pre-
experimental design adalah one shot case study, di mana dalam
desain penelitian ini terdapat suatu kelompok diberik
treatment (perlakuan) dan selanjutnya diamati hasilnya
(treatment adalah sebagai variabel independen dan hasil
adalah sebagai variabel dependen) Almas (2023). Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan
variabel-variabel penelitian berikut ini :
1) aktivitas guru ; 2) aktivitas siswa; 3) hasil belajar kognitif
siswa; 4) respon siswa, pada materi Bumbu Dasar dan
Turunannya Untuk Masakan Indonesia.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2023
pada semester genap di SMKN 2 Mojokerto sebagai
tempat pengambilan data, sedangkan Universitas Negeri
Surabaya sebagai tempat rancangan penelitian,
pengembangan instrumen, analisis data dan penyusunan
laporan penelitian. Di bawah ini adalah table pelaksanaan
penelitian :

56
Tabel 3. 1 Rencana Kegiatan Penelitian

Bulan dan Tahun


N
Kegiatan Mei-22 Jun-22 Okt-22 Nov-22 Des-22 Jan-23 Feb-23
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Perbaika
1. n
Proposal
Konsulta
si
2.
instrume
n
Seminar
3.
proposal
Revisi
4.
proposal
Validasi
5. Instrume
n
Perizina
6.
n

57
58

Bulan dan Tahun


N
Kegiatan Mei-22 Jun-22 Okt-22 Nov-22 Des-22 Jan-23 Feb-23
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Briefing
pada
guru
7.
mata
pelajara
n
Mengam
8.
bil Data
Pengola
9.
han Data
1 Sidang
0. Akhir

Keterangan :
Pelaksanaan jadwal akan diatur atau disesuaikan dengan pelaksanaan di lapangan.
Pelaskanaan di atas merupakan perencanaan yang belum terealisasi.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2023
bulan Januari semester genap di SMKN 2 Mojokerto.
C. Subyek Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas jasa
boga di SMKN 2 Mojokerto. Penelitian diterapkan pada siswa
kelas X Kuliner 3 dengan jumlah peserta didik 33 peserta
didik. Kelas X Kuliner 3 dipilih karena peneliti menemukan
permasalahan pada kelas ini. Guru masih membutuhkan
kerja keras untuk membangkitkan respon peserta didik untuk
aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran berbasis
masalah yang diisyaratkan pada kurikulum merdeka belum
diterapkan dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan
model pembelajaran berbasis masalah dapat memperbaiki
kekurangan nilai untuk mendukung pencapaian kompetensi.

D. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan one group pre-test dan
post-test group design. Menurut Kinasti (2018) rancangan jenis
ini hanya menggunakan satu kelompok subjek, pengukuran
dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Kegiatan
sebelum penelitian diasumsikan O1 sedangkan kegiatan
sesudah penelitian diasumsikan O2 . Desain penelitian one
group pre-test dan post test group design menurut Arikunto,
(2006) dapat digambarkan sebagai berikut :

Pola :
O1 x O2

Keterangan :

O1 = Objek sebelum diberikan perlakuan

O2 = Objek sesudah diberikan perlakuan


59
60

X = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel


Berdasarkan kajian pustaka dan perumusan hipotesis ,
maka variabel yang digunakan dalam penelitian adalah
sebagai berikut :

1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran berbasis masalah.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ini adalah
aktivitas guru, aktivitas siswa, hasil belajar kognitif
siswa, dan respon siswa.

2. Definisi Operasional Variabel


a. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning)
Model pembelajaran berbasis masalah adalah
model pembelajaran yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai konteks bagi peserta didik untuk
belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah (Nining dan Mistina, 2018). Tahapan model
pembelajaran berbasis masalah materi bumbu dasar
dan turunannya yakni sebagai berikut :
1) Orientasi Masalah
Guru memberikan kasus melalui 2 contoh
produk masakan Indonesia berasal dari bumbu
dasar. Siswa diharapkan dapat menuliskan
permasalahan dari hasil analisis terkait produk
masakan Indonesia, seperti karakteristik yang
baik, cara pengolahan bumbu dasar, kegagalan
dalam pembuatan bumbu dasar dan turunannya
61

serta hubungannya dengan hasil masakan


Indonesia.
2) Mengorganisasikan Siswa Untuk Meneliti
Guru membagi siswa menjadi kelompok
kecil. Siswa diharapkan mampu membagi tugas
antar anggota kelompoknya terkait penemuan
solusi untuk permasalahan yang telah
dituliskan.
3) Membimbing penyelidikan
Guru memonitor dan memastikan setiap
kelompok dapat menemukan solusi untuk
pemecahan masalah. Siswa diarahkan mencari
bahan bacaan atau referensi untuk menemukan
fakta-fakta dan materi untuk memecahkan
permasalahan dalam mempelajari bumbu dasar
dan turunannya dari internet, youtube, handout
dan sumber lainnya. Data yang dikumpulkan
terkait definisi, variasi, kriteria hasil jadi,
penyimpanan, penanganan dalam kegagalan
membuat bumbu dasar.
4) Menyajikan Hasil Karya
Guru memancing siswa agar timbul
adanya diskusi setelah mereka menemukan
fakta-fakta dari sumber informasi atau bahan
bacaan. Guru membimbing siswa agar berani
berpendapat dan menyampaikan gagasan dalam
kelompoknya. Siswa dibimbing guru dalam
membuat laporan yang akan dipresentasikan.
5) Menganalisis dan Mengevaluasi Pemecahan
Masalah
Siswa melakukan presentasi dan guru
mengizinkan kelompok lain untuk menanggapi
62

dan bertanya. Guru memberikan penguatan dan


klarifikasi atas setiap jawaban dan pendapat
siswa. Siswa bersama guru menyimpulkan
materi dan melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap kegiatan pembelajaran berbasis
masalah.

b. Hasil Belajar Kognitif


Hasil belajar kognitif diartikan sebagai
perubahan perilaku dalam lingkup kognisi yang
meliputi beberapa aspek kemampuan domain
kognitif, seperti C1 (mengingat), C2
(memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis),
C5 (menilai), C4 (menganalisis), C5 (menilai). Ranah
kognitif dinilai dengan teks tertulis yaitu pre-test dan
post test.

c. Aktivitas Guru
Aktivitas guru merupakan kegiatan yang
dilakukan guru selama proses pembelajaran (Amri
2013).Guru memiliki tanggung jawab untuk sesuatu
yang terjadi pada kelas dan untuk membantu siswa
dalam proses berkembang. Aktivitas guru yang
diamati adalah kegiatan pembuka, kegiatan inti yang
terdiri atas sintaks pembelajaran berbasis masalah,
dan kegiatan penutup.

d. Aktivitas siswa
Aktivitas siswa merupakan segala sesuatu
kegiatan atau perilaku yang dilakukan pada proses
pembelajaran Zultifa (2020). Aktivitas siswa yaitu
kegiatan siswa saat proses belajar mengajar
63

berlangsung. Aktivitas yang diamati mencakup 8


aspek pengamatan yang terdapat pada lembar
pengamatan aktivitas siswa.

e. Respon Siswa
Respom siswa merupakan reaksi sosial yang
dilakukan siswa atau pelajar dalam menanggapi
pengaruh atau rangsangan dalam dirinya dari situasi
pengulangan yang dilakukan orang lain, seperti
tindakan pengulangan guru dalam proses
pembelajaran atau dari fenomena sosial disekitar
sekolahnya (Zultifa 2020). Dalam penelitian ini
respon yang dimaksud adalah reaksi dan tanggapan
siswa terhadap model pembelajaran berbasis
masalah.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian


Penelitian yang dilakukan yaitu menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah pada materi bumbu dasar dan
turunannya. Penerapan model pembelajaran ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas guru, aktivitas peserta didik,
respon peserta didik, dan hasil belajar yang dapat meningkat
dari hasil pre-test dan post-test. Alur pelaksanaan penelitian
dapat dilihat pada Gambar 3.1

Persiapan Pelaksanaan Analisis Data

Pre-test Pelaksanaan
KBM

Kesimpulan Analisis Pos-test

Gambar 3. 1 Prosedur Penelitian


64

Secara rinci prosedur penelitian dapat dibagi menjadi 3


tahap, yaitu:

1. Tahap persiapan penelitian


a. Penulis membuat perangkat pembelajaran berupa alur
tujuan pembelajaran, Modul Ajar, hand out, dan LKPD.
Untuk instrument pada penelitian ini berupa lembar
pengamatan aktivitas guru dan siswa , lembar soal pre-
test dan post-test, dan angket respon siswa terhadap
model pembelajaran berbasis masalah.
b. Perangkat pembelajaran dan instrument penelitian
divalidasi oleh validator ahli, dimana validator ahli
merupakan dosen dan guru yang kompeten pada
pembuatan perangkat pembelajaran dan instrument
penelitian.
c. Koordinasi awal dengan pihak sekolah untuk
kesediaan tempat penelitian , sekaligus menentukan
mata pelajaran dan waktu penelitian .
d. Penulis membuat surat izin dari institusi kampus
untuk melakukan penelitian di SMKN 2 Mojokerto.
e. Briefing atau pengarahan dari penulis untuk guru mata
pelajaran Dasar-dasar Kuliner sebelum pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian


Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan
penelitian adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pre-test untuk mengetahui kemampuan
awal peserta didik sebelum diberi perlakuan
b. Melaksanakan proses belajar mengajar.
Penelitian dilakukan dengan alokasi waktu (6 x 45
Menit) selama satu kali pertemuan menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah. Perlakuan pertama,
dilakukan dengan memberikan pre-test, setelah itu
65

diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran


berbasis masalah pada materi tentang bumbu dasar
dan turunannya. Di akhir pertemuan , peserta didik
diberi post-test dan peserta didik mengisi lembar
angket respon siswa tentang model pembelajaran
berbasis masalah.
3. Tahap Analisis Data
Setelah dilaksanakan penelitian maka selanjutnya
adalah:
1. Mengumpulkan seluruh data kualitatif dan
kuantitatif
2. Mengolah data yang terkumpul dengan
menggunakan teknik analisis data
3. Melaporkan hasil penelitian.

G. Metode Pengumpulan Data


1. Observasi
Obervasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah participant observation yang mana peneliti terlibat
secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau
situasi yang diamati sebagai sumber data. Observasi
digunakan untuk mendapatkan data aktivitas guru dan
aktivitas peserta didik. Data aktivitas guru dan aktivitas
siswa dikumpulkan menggunakan lembar pengamatan
aktivitas guru dan siswa.
2. Tes
Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan
dengan memberikan tes tertulis bentuk objektif. Tes
tertulis diberikan dua kali yaitu pre-test dan post test.
Soal pre-test dan post-test terdiri dari 25 item soal.

3. Angket Tertutup
66

Angket yang digunakan dalam penelitian ini


adalah angket tertutup yang mana angket telah tersedia
jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian. Angket
digunakan untuk mengumpulkan data terkait respon
siswa

H. Instrumen Penilaian
Instrumen yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data adalah sebagai berikut:

1. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru


Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan
untuk memberi penilaian atas kegiatan guru dalam
melakukan pembelajaran di kelas dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah. Pengamat yang
akan melakukan pengamatan aktivitas guru adalah 2
orang guru Tata Boga SMKN 2 Mojokerto. Instrumen
yang digunakan berupa rating scale dengan skala nilai 1
sampai 4. Aspek yang diamati terdiri atas tahapan
pembelajaran yang dimulai dari pendahuluan, kegiatan
inti, hingga penutup. Berikut ini adalah kisi-kisi lembar
pengamatan aktivitas guru.

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

Jumlah
Tahap Pembelajaran
Kriteria
A. Pendahuluan 8 item
1. Mengorientasi peserta didik
4 item
terhadap masalah
B. 2. Mengorganisasikan peserta
Kegiatan didik untuk belajar 2 item
Inti
3. Membimbing penyelidikan
2 item
individual dan kelompok
67

Jumlah
Tahap Pembelajaran
Kriteria
4. Mengembangkan dan
1 item
menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah 4 item

C. Penutup 4 item

2. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa


Lembar pengamatan aktivitas siswa digunakan
untuk mengetahui bagaimana keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis masalah. Pengamat yang akan
melakukan pengamatan aktivitas siswa adalah dari guru
Tata Boga SMKN 2 Mojokerto yang terdiri dari 2 orang.
Instrumen yang digunakan berupa rating scale dengan
skala nilai 1 sampai 4. Aspek yang diamati terdiri atas 8
item untuk mengetahui apakah dalam kegiatan
pembelajaran berbasis masalah siswa memperhatikan
penjelasan guru, aktif berdiskusi dan berbagi tugas antar
anggota kelompok, aktif berdiskusi dalam memecahkan
masalah, mempresentasikan hasil diskusi, menanggapi
pertanyaan guru dan pendapat teman, berperilaku
sesuai dalam pembelajaran, tidak bergurau, tidak
berbicara sendiri dengan teman, dan tidak mengerjakan
sesuatu yang tidak sesuai.

3. Tes
Instrumen yang digunakan berupa tes dalam
bentuk multiple choice berisi mengenai 25 pertanyaan
tentang materi pelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan dalam modul ajar
pada materi bumbu dasar dan turunannya.
68

4. Angket Respon Siswa


Angket digunakan untuk mengetahui respon siswa
tentang pembelajaran berbasis masalah pada materi
bumbu dasar dan turunannya. Instrumen yang
digunakan berupa checklist dengan pilihan jawaban
“Ya” dan “Tidak”. Instrumen respon siswa terhadap
model pembelajaran berbasis masalah terdiri atas 10 item
untuk mengetahui apakah model pembelajaran berbasis
masalah merupakan model pembelajaran yang melatih
siswa menganalisis sebuah masalah, menjadikan siswa
lebih aktif dalam pembelajaran di kelas, membantu
siswa untuk berpikir kritis, membantu menemukan
konsep sendiri.

Untuk validasi dengan cara memberikan skor dengan


skala 1 sampai dengan 4.
a. Lembar validasi perangkat pembelajaran
(Alur Tujuan Pembelajaran,Modul Ajar, Hand Out,
LKPD, Soal)
Sebelum melakukan penelitian, perangkat
pembelajaran terlebih dahulu melakukan validasi.
Validasi instrument pembelajaran akan divalidasi
oleh beberapa validator ahli. Kisi-kisi lembar
validasi alur tujuan pembelajaran adalah sebagai
berikut :

Tabel 3. 3 Kisi-kisi validasi Alur Tujuan Pembelajaran


No Kriteria
1 Kelengkapan komponen alur tujuan pembelajaran
Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai dengan
2
materi menganalisis bumbu dasar dan turunannya
3 Alur tujuan pembelajaran memenuhi sistematika
69

No Kriteria
Alur tujuan pembelajaran disusun sesuai dengan bentuk yang
konsisten dengan kurikulum merdeka belajar (Fase, Elemen,
4
Capaian pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, Materi pokok,
Alokasi waktu)
Alur tujuan pembelajaran yang digunakan dapat menunjang
5
pencapaian tujuan pembelajaran
Pengembangan alur tujuan pembelajaran berprinsip pada
6
kurikulum merdeka belajar
7 Penggunaan bahasa yang baik dan benar

Alur tujuan pembelajaran yang dibuat


kemudian dikembangkan untuk menjadi acuan
membuat Modul Ajar. Kisi-kisi validasi Modul Ajar
adalah sebagai berikut :
Tabel 3. 4 Kisi-kisi Validasi Modul Ajar
No Indikator Aspek yang dinilai

Nama satuan pendidikan ditulis lengkap


dan jelas
Identitas mata pelajaran ditulis lengkap dan
Identitas
jelas sesuai dengan alur tujuan
1 Modul Ajar
pembelajaran
(RPP)
Kelas dan semester ditulis lengkap dan jelas
Alokasi waktu dalam satu JP adalah 45
menit
Tujuan pembelajaran dirumuskan
menggunakan kata kerja yang dapat
Tujuan
2 diamati
Pembelajaran
Kesesuaian dengan alur tujuan
pembelajaran
Materi Relevansi materi dengan tujuan
3
Pembelajaran pembelajaran
Menjadikan siswa aktif dan saling
Model berinteraksi sealama proses pembelajaran
4
pembelajaran Mengajarkan siswa untuk bekerjasama dan
tanggung jawab dalam kelompok
70

No Indikator Aspek yang dinilai

Melatih siswa berpikir kritis


Terdapat kegiatan pendahuluan, inti, dan
Kegiatan penutup
5
Pembelajaran Kesesuaian sintaks/langkah model
pembelajaran yang digunakan
Sumber Kesesuaian media dengan materi pokok
6
Belajar yang diajarkan
Kebenaran bahasa yang digunakan sesuai
7 Bahasa
dengan kaidah bahasa yang baku
8 Evaluasi Relevan dengan materi pokok
Modul Ajar yang telah disusun kemudian
dikembangkan menjadi acuan dalam pembuatan
sumber belajar handout dan LKPD. Kisi-kisi lembar
validasi handout dan LKPD adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 5 Kisi-kisi Lembar Validasi Handout

No Kriteria
1 Materi yang diajarkan sesuai tujuan pembelajaran
Materi yang diajarkan sesuai dengan kebenaran fakta,
2 konsep, prinsip, teori pada materi menganalisis bumbu
dasar dan turunannya
Materi disajikan secara komunikasi dan sesuai dengan
3
bahasa yang lazim digunakan oleh siswa
Teori dalam bahan ajar dapat mendukung peningkatan
4
hasil belajar siswa
Konsep yang disajikan runtut dan seimbang dari awal bab
5
hingga akhir bab
Tata letak teks, gambar, tabel dan grafik disajikan secara
6
serasi
Penyajian materi berpusat pada siswa yang memotivasi
7
siswa untuk belajar mandiri
8 Tata bahasa sesuai dengan EYD
Kalimat yang digunakan jelas dan tidak menimbulkan
9
makna ganda
10 Kebakuan penggunaan istilah dan simbol
71

Tabel 3. 6 Tabel kisi-kisi Lembar Validasi LKPD

No Kriteria

1 Kesesuaian tugas dan latihan yang mendukung konsep


Memuat ilustrasi yang dapat membantu siswa dalam
2
pemecahan masalah
3 Pertanyaan dalam LKPD dirumuskan secara jelas
Bahasa menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang benar
4
sesuai dengan EYD
5 LKPD menggunakan jenis dan huruf yang mudah dibaca
6 Tata letak tek, gambar, dan tabel disajikan secara serasi

b. Lembar Validasi Butir Soal


Lembar soal sebelum mengambil data terlebih
dahulu divalidasi. Validasi butir soal dilakukan
oleh validator ahli. Adapun kisi-kisi lembar validasi
soal adalah sebagai berikut

Tabel 3. 7 Kisi-kisi Lembar Validasi Soal


No Kriteria Aspek yang dinilai
Butir soal sesuai tujuan pembelajaran dan
materi
1 Materi Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat
Isi materi sesuai dengan tujuan pengukuran
jenjang/tingkat sekolah
Kelayakan Butir soal dan jawaban jelas
2
konstruksi Menghindari kata negatif
Kelayakan Kalimat soal menggunakan bahasa yang baik
3
bahasa dan benar sesuai EYD
72

I. Uji Validitas Instrumen Penilaian


1. Uji validitas Instrumen Penelitian
Apabila validitas instrument pembelajaran
berupa Alur Tujuan Pembelajaran, Modul Ajar, Hand
Out, LKPD dan Soal. Menurut Sugiyono (2017), Uji
validitas digunakan untuk mengukur kevalidan suatu
instrument. Setiap aspek akan diamati dengan
menggunakan skala sebagai berikut :

1 = kurang baik
2 = cukup baik
3 = baik
4 = sangat baik
Analisis terhadap tingkat kevalidan instrument
pembelajaran dapat dihitung dengan rumus :

Jumlah skor yang diperoleh


Tingkat Kevalidan = x
skor maksimal
100%

(Ridwan 2003)

Tabel 3.5 Kriteria tingkat kevalidan Instrumen

Skor Rata-rata Kriteria


0-20% Sangat Kurang
21%-40% Kurang
41%-60% Cukup
61%-80% Baik
81%-100% Sangat Baik
(Ridwan 2003)
73

J. Teknik Analisis Data


1. Analisis Aktivitas Guru dan Siswa
Teknik analisis data ini digunakan untuk
mengetahui sikap dan aktivitas peserta didik serta guru
saat kegiatan berlangsung yang dinilai oleh dua
observer. Analisis ini menggunakan rumus:

(Arikunto, 2006).

Σ𝐴
R= x 100%
Σ𝐵

Keterangan :

R = Rata-rata (%)
ƩA = Jumlah skor yang diperoleh
ƩB = Jumlah skor keseluruhan

Tabel 3.5 Kriteria Penilaian Aktivitas Guru dan


Siswa

Skor Rata-rata Kriteria


0-20% Sangat Kurang
21%-40% Kurang
41%-60% Cukup
61%-80% Baik
81%-100% Sangat Baik
(Ridwan 2003)

2. Analisis Hasil Kognitif Siswa


a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada pengolahan data penelitian
ini mengunakan uji person product moment. Dari
hasil uji ini akan diketahui data terdistribusi normal
atau tidak. Data yang terdistribusi normal akan
memiliki taraf signifikan yang besar dan nyata .
74

Dalam penelitian ini taraf nyata yang digunakan


adalah 0,05.

b. Uji t
Uji t sample berpasangan pada pengolahan data
penelitian ini digunakan untuk membandingkan
rata-rata dua variabel untuk satu grup sampel
tunggal. Analisis ini digunakan jika ingin
membandingkan mean dari dua kelompok.
Uji t berpasangan (paired t-test) biasanya
digunakan untuk menguji perbedaan anatara dua
pengamatan. Uji t berpasangan (paired t-test)
dilakukan pada subjek yang diuji untuk situasi
sebelum dan sesudah proses perlakuan, pada
subjek berpasangan atau sejenis.
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai t
pada uji t berpasangan adalah sebagai berikut :
Gambar 3.2 Rumus Uji t berpasangan

𝑥−𝜇0
t=
𝑠 / √𝑛

Keterangan :
t = t hitung
= rata-rata kelompok 1
μ0 = rata-rata kelompok 2
S = standart deviasi variabel
n = jumlah sampel

3. Analisis Respon Siswa


Data hasil respon siswa dianalisis menggunakan
skala guttman dengan jawaban “ya” dan “tidak” akan
mendapat skor 0 . Data tersebut kemudian dirubah
dalam bentuk prosentase menggunakan rumus berikut :
75

jumlah skor yang diperoleh


Persentase (%) = x
skor ideal
100%
Dari analisis angket respon siswa dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran sesuai untuk
diterapkan bila interpretasi skor respon siswa terhadap
model pembelajaran ≥ 61% (Ridwan 2003). Kriteria
interprestasi skor siswa dapat dilihat pada Tabel 3.7

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Angket Respon Siswa

Skor Rata-rata Kriteria


0-20% Sangat Kurang
21%-40% Kurang
41%-60% Cukup
61%-80% Baik
81%-100% Sangat Baik
(Ridwan 2003)

K. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran


Pelaksanaan penelitian ini menggunakan instrumen
pembelajaran yang telah divalidasi oleh validator. Saat validasi
instrumen masih terdapat beberapa instrumen yang
memerlukan perbaikan sehingga perlu dilakukan revisi
terhadap beberapa instrumen yang diperlukan untuk
pengambilan data. Berikut adalah hasil dari validasi instrumen
setelah melalui proses perbaikan:
1. Alur Tujuan Pembelajaran/ATP
Hasil validasi Alur Tujuan Pembelajaran yang
dilakukan oleh validator tersaji pada tabel 3.8.
76

Tabel 3. 8 Hasil Validasi Alur Tujuan Pembelajaran


Skala Jumlah
No Kriteria
V1 V2 Skor
Kelengkapan komponen alur tujuan
1 4 4 8
pembelajaran
Alur tujuan pembelajaran
dikembangkan sesuai dengan
2 4 4 8
materi menganalisis bumbu dasar
dan turunannya
Alur tujuan pembelajaran
3 3 4 7
memenuhi sistematika
Alur tujuan pembelajaran disusun
sesuai dengan bentuk yang
konsisten dengan kurikulum
4 merdeka belajar (Elemen, Capaian 3 3 6
pembelajaran, Tujuan
Pembelajaran, Materi okok, Alokasi
waktu
Silabus yang digunakan dapat
5 menunjang pencapaian tujuan 4 3 7
pembelajaran
Pengembangan alur tujuan
6 pembelajaran berprinsip pada 4 3 7
kurikulum merdeka belajar
Penggunaan bahasa yang baik dan
7 3 3 6
benar
Total Skor 49
Skor kriteria 56
Persentase 87,50%
Kriteria SB
Berdasarkan tabel 3.8 hasil validasi dari 7 item mencapai
87,50%, apabila dikonversikan dengan skala Ridwan (2003)
setara dengan sangat baik.
77

2. Modul Ajar / RPP


Hasil validasi Modul Ajar yang dilakukan oleh
validator tersaji pada tabel 3.9.

Tabel 3. 9 Hasil Validasi Modul Ajar


Skala Jumlah
No Indikator Aspek yang dinilai
V1 V2 Skor

Nama satuan
pendidikan ditulis 4 4 8
lengkap dan jelas
Identitas mata pelajaran
ditulis lengkap dan jelas
Identitas 4 4 8
sesuai dengan alur
1 Modul Ajar tujuan pembelajaran
(RPP)

Kelas dan semester 4 4 8


ditulis lengkap dan jelas
Alokasi waktu dalam 4 4 8
satu JP adalah 45 menit

Tujuan pembelajaran
dirumuskan 3 4 7
Tujuan menggunakan kata kerja
2
Pembelajaran yang dapat diamati

Kesesuaian dengan alur 3 4 7


tujuan pembelajaran

Materi
3 Relevansi materi dengan 3 3 6
Pembelajaran
tujuan pembelajaran
Menjadikan siswa aktif
dan saling berinteraksi
3 4 8
sealama proses
Model pembelajaran
4
pembelajaran
Mengajarkan siswa 4 4 8
untuk bekerjasama dan
78

Skala Jumlah
No Indikator Aspek yang dinilai
V1 V2 Skor
tanggung jawab dalam
kelompok

Melatih siswa berpikir 4 4 8


kritis
Terdapat kegiatan
pendahuluan, inti, dan 4 4 8
penutup
Kegiatan
5 Kesesuaian
Pembelajaran
sintaks/langkah model
4 4 8
pembelajaran yang
digunakan
Kesesuaian media
Sumber
6 dengan materi pokok 4 4 8
Belajar
yang diajarkan
Kebenaran bahasa yang
digunakan sesuai
7 Bahasa 3 4 8
dengan kaidah bahasa
yang baku

8 Evaluasi Relevan dengan materi 3 4 8


pokok
Total Skor 116
Skor Kriteria 120
Persentase 96,6 %
Kriteria SB
Berdasarkan tabel 3.9 hasil validasi dari 15 item
mencapai 96,6%, apabila dikonversikan dengan skala
Ridwan (2003) setara dengan sangat baik.
79

3. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)


Hasil validasi LKPD yang dilakukan oleh validator
tersaji pada tabel 3.10.
Tabel 3. 10 Hasil Validasi LKPD

Skala
No Kriteria Jumlah Skor
V1 V2
Kesesuaian tugas dan latihan
1 4 4 8
yang mendukung konsep
Memuat ilustrasi yang dapat
2 membantu siswa dalam 4 4 8
pemecahan masalah
Pertanyaan dalam LKPD
3 3 4 7
dirumuskan secara jelas
Bahasa menggunakan kaidah
4 Bahasa Indonesia yang benar 4 4 8
sesuai dengan EYD

5 LKPD menggunakan jenis dan 3 4 7


huruf yang mudah dibaca
Tata letak tek, gambar, dan tabel
6 4 4 8
disajikan secara serasi
Total Skor 46
Skor Kriteria 48
Persentase 95,8 %
Kriteria SB
Berdasarkan tabel 3.9 hasil validasi dari 6 item
mencapai 95,8%, apabila dikonversikan dengan skala
Ridwan (2003) setara dengan sangat baik.
80

4. Hand Out
Hasil validasi hand out yang dilakukan oleh validator
tersaji pada tabel 3.11.
Tabel 3. 11 Hasil Validasi Hand Out

Skala Jumlah
No Kriteria
V1 V2 Skor
Materi yang diajarkan sesuai tujuan
1 4 4 8
pembelajaran
Materi yang diajarkan sesuai dengan
kebenaran fakta, konsep, prinsip, teori
2 4 4 8
pada materi menganalisis bumbu dasar
dan turunannya
Materi disajikan secara komunikasi dan
3 sesuai dengan bahasa yang lazim 3 4 7
digunakan oleh siswa
Teori dalam bahan ajar dapat
4 mendukung peningkatan hasil belajar 4 4 8
siswa
Konsep yang disajikan runtut dan
5 4 4 8
seimbang dari awal bab hingga akhir bab
Tata letak teks, gambar, tabel dan grafik
6 4 3 7
disajikan secara serasi
Penyajian materi berpusat pada siswa
7 yang memotivasi siswa untuk belajar 3 3 6
mandiri
8 Tata bahasa sesuai dengan EYD 3 4 7
Kalimat yang digunakan jelas dan tidak
9 4 4 8
menimbulkan makna ganda
Kebakuan penggunaan istilah dan
10 3 4 7
simbol
Total Skor 74
Skor Kriteria 80
Persentase 92,5%
Kriteria SB
81

Berdasarkan tabel 3.11 hasil validasi dari 10 item


mencapai 92,5%, apabila dikonversikan dengan skala
Ridwan (2003) setara dengan sangat baik.

5. Soal Pre-test dan Post-test


Hasil validasi pre-test dan post-test yang dilakukan oleh
validator tersaji pada tabel 3.12.
Tabel 3. 12 Hasil Validasi Soal

Skala Jumlah
No Kriteria Aspek yang dinilai
V1 V2 Skor
Butir soal sesuai tujuan
4 3 7
pembelajaran dan materi
Hanya ada satu kunci
4 3 7
1 Materi jawaban yang tepat
Isi materi sesuai dengan
tujuan pengukuran 4 3 7
jenjang/tingkat sekolah
Butir soal dan jawaban
Kelayakan 3 3 6
2 jelas
konstruksi
Menghindari kata negatif 3 3 6
Kalimat soal
Kelayakan menggunakan bahasa
3 3 3 6
bahasa yang baik dan benar
sesuai EYD
Total Skor 39
Skor Kriteria 48
Persentase 81,2%
Kriteria SB
Berdasarkan tabel 3.12 hasil validasi dari 6 item
mencapai 81,2%, apabila dikonversikan dengan skala
Ridwan (2003) setara dengan sangat baik.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian
Hasil penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah Pada Materi Bumbu Dasar dan Turunannya Di
SMKN 2 Mojokerto”dijelaskan sebagai berikut :
1. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru
Pengamatan aktivitas guru dilakukan oleh dua orang
pengamat. Masing-masing pengamat mengamati tahapan
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yang terdiri
atas pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Hasil
pengamatan aktivitas guru berdasarkan instrumen yang
tersaji pada Lampiran 7, dijelaskan pada Tabel 4.1 .

Tabel 4. 1 Hasil Pengamatan Aktivitas Guru


Skor
Skor rata-
Tahap pembelajaran Kriteria
(%) rata
(%)
1. Mengucapkan salam
75
kepada peserta didik
2. Meminta salah satu
peserta didik untuk 75
memimpin doa
3.Mengabsen kehadiran Sangat
A.Pendahuluan 100 92,2
peserta didik Baik
4.Mengajukan
pertanyaan dan
mengaitkan dengan 87,5
materi yang akan
dipelajari

82
83

Skor
Skor rata-
Tahap pembelajaran Kriteria
(%) rata
(%)

5.Memberikan motivasi 100


kepada peserta didik
6.Menyampaikan tujuan
pembelajaran, cakupan
materi dan model 100
pembelajaran berbasis
masalah
7.Memberikan pre-test 100
8.Meminta peserta didik
mengumpulkan 100
jawaban pre-test
1. Mengorientasi peserta
100
didik terhadap masalah
2. Mengorganisasikan
peserta didik untuk 87,5
belajar
3. Membimbing
Sangat
B. Kegiatan Inti penyelidikan individual 100 91,84
Baik
dan kelompok
4. Mengembangkan dan
75
menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses 96,74
pemecahan masalah
1. Memberikan post-test 100
2. Meminta peserta
didik mengumpulkan 100
jawaban post-test
3. Memberikan Sangat
C. Penutup 100
informasi kepada Baik
peserta didik tentang 100
materi pada pertemuan
berikutnya
4. Mengucapkan salam 100
84

Skor
Skor rata-
Tahap pembelajaran Kriteria
(%) rata
(%)

Total skor perolehan 284

Sangat
Rata-rata persentase 94,68
Baik

Berdasarkan Tabel 4.1, menunjukkan hasil rata-


rata persentase aktivitas guru mencapai 94,68%, apabila
dikonversikan pada skala Ridwan (2003) setara dengan
sangat baik. Adapun aktivitas guru mencakup tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup. Untuk tahapan
pembelajaran pendahuluan yang terdiri dari guru
mengucapkan salam, meminta peserta didik untuk
memimpin doa, mengabsen kehadiran, mengajukan
pertanyaan dan mengaitkan dengan materi yang akan
dipelajari, memberikan motivasi, menyampaikan tujuan
pembelajaran, cakupan materi dan model pembelajaran
berbasis masalah, memberikan pre-test, dan meminta
peserta didik mengumpulkan jawaban pre-test mencapai
92,2%, apabila dikonversikan pada skala Ridwan (2003)
setara dengan sangat baik. Pada tahapan kegiatan inti
yang tersusun atas komponen sintaks pembelajaran
berbasis masalah yang terdiri dari 5 (lima) sintaks
mencapai 91,84%, apabila dikonversikan pada skala
Ridwan (2003) setara dengan sangat baik. Pada tahapan
penutup yang meliputi guru memberikan post-test,
meminta peserta didik mengumpulkan jawaban post-test,
memberikan informasi tentang materi pada pertemuan
berikutnya, dan mengucapkan salam mencapai 100%,
apabila dikonversikan pada skala Ridwan (2003) setara
dengan sangat baik.
85

Penerapan model pembelajaran berbasis masalah


pada tahapan kegiatan inti mendapatkan nilai persentase
terendah (75%) yaitu pada tahap mengembangkan dan
menyajikan hasil. Sedangkan yang mendapatkan nilai
persentase tertinggi adalah kegiatan penutup (100%).

2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa


Data hasil pengamatan aktivitas siswa diperoleh
dari dua orang pengamat. Masing-masing pengamat
mengamati aspek 1-8 yang dilakukan oleh siswa. Hasil
pengamatan aktivitas siswa berdasarkan instrumen yang
tersaji pada Lampiran 8, disajikan pada tabel 4.2

Tabel 4. 2 Hasil pengamatan Aktivitas Siswa

Jumlah
No Aspek yang diamati Kriteria
Skor (%)
Siswa memperhatikan
1 penjelasan guru 80 Sangat Baik

Siswa aktif berdiskusi dan


2 membagi tugas dengan 90 Sangat Baik
kelompoknya
Siswa mencari data atau
3 referensi untuk bahan 85 Sangat Baik
pemecahan masalah

4 Siswa aktif berdiskusi dalam 85 Sangat Baik


memecahkan masalah

5 Siswa mempresentasikan 85 Sangat Baik


hasil diskusi
Siswa menanggapi
6 pertanyaan guru dan 91 Sangat Baik
pendapat teman

7 Siswa aktif bertanya pada 91 Sangat Baik


guru saat pembelajaran
Berperilaku sesuai dalam
8 91 Sangat Baik
pembelajaran ,tidak bergurau,
86

Jumlah
No Aspek yang diamati Kriteria
Skor (%)
tidak berbicara sendiri
dengan teman, dan tidak
mengerjakan sesuatu yang
tidak sesuai
Total Skor Perolehan 698
Rata-rata 87,25 Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan hasil rata-rata


persentase aktivitas siswa mencapai 87,25%, apabila
dikonversikan pada skala Ridwan (2003) setara dengan
sangat baik. Semua aspek aktivitas siswa pada model
pembelajaran berbasis masalah berada pada kategori
sangat baik, namun untuk aspek siswa memperhatikan
penjelasan guru berada pada batasan nilai terendah dari
kategori sangat baik (80%). Sementara pada aspek siswa
menanggapi pertanyaan guru dan pendapat teman, siswa
aktif bertanya pada guru saat pembelajaran, dan
berperilaku sesuai dalam pembelajaran, tidak
bergurau,tidak berbicara sendiri dengan teman, dan tidak
mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai berada pada
kategori sangat baik (91%).

3. Hasil Belajar Kognitif Siswa


Data hasil belajar siswa tersaji pada Tabel 4.3.
Adapun hasil data diperoleh dengan langkah-langkah
seperti tersaji pada Lampiran 11.

Tabel 4. 3 Data Hasil Nilai Kognitif Siswa

Kelas Nilai Pre-Test % Post-test %


1 40-49 6 18,18% 0 0%
2 50-59 11 33,33% 0 0%
3 60-69 11 33,33% 1 0,30%
87

4 70-79 5 15,15% 6 18,18%


5 80-89 0 0% 20 60,60%
6 90-100 0 0% 6 18,18%
Jumlah 33 100% 33 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 nilai hasil kognitif siswa


setelah penerapan model pembelajaran berbasis masalah
menunjukkan perbedaan nilai rata-rata dari pre-test
sebesar 58,96 sedangkan nilai rata-rata hasil kognitif post-
test sebesar 83,51 (data di Lampiran 11).

Data pada tabel 4.3 selanjutnya dibuktikan dengan uji


statistik yaitu uji t berpasangan (t paired test), karena data
yang digunakan tidak bebas yang artinya pre-test dan
post-test saling berhubungan dan soal yang digunakan
adalah sama. Namun, untuk syarat uji t berpasangan
data terlebih dahulu melakukan uji statistic dengan uji
normalitas (one sample kolmogrov smirnov test). Uji
normalitas ini digunakan untuk melihat data
terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas
tersaji pada Gambar 4.1.
88

Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas Nilai Belajar Kognitif

Berdasarkan Gambar 4.1 hasil uji statistik


menggunakan SPSS dengan uji normalitas (one sample
Kolmogrov smirnov test) menunjukkan bahwa data
terdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dari nilai
Asymp.Sig (2-tailed) 0,200. Dengan berpedoman pada
dasar pengambilan keputusan hasil uji normalitas
Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi
normal. Setelah melakukan uji normalitas, selanjutnya
dibuktikan dengan uji t berpasangan (t paired test). Uji t
ini digunakan untuk melihat perbedaan antara pre-test
dan post-test. Hasil uji t berpasangan tersaji pada
Gambar 4.2.

Gambar 4. 2 Paired Sample Test


89

Berdasarkan hasil paired sample test nilai Sig. (2-


tailed) pada Paired sample test menunjukkan
0,001<0,005. Dengan berpedoman pada dasar
pengambilan keputusan hasil uji paired sample test
<0,005 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

4. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis


Masalah
Data hasil respon siswa terhadap model pembelajaran
berbasis masalah berdasarkan instrumen yang tersaji pada
Lampiran 10, disajikan pada Bagan 4.1.
Ya Tidak
100%

100%
97%
97%
94%

94%
91%

91%
88%
85%

15%
12%
9%

9%
6%

6%
3%

3%

0%
0%

Bagan 4. 1 Persentase respon siswa terhadap model


pembelajaran Berbasis Masalah

Berdasarkan Bagan 4.1 sebagian besar siswa


memberikan respon positif tentang pembelajaran dengan
model pembelajaran berbasis masalah yang telah
diikutinya. Nilai rata-rata respon positif siswa mencapai
93,7%, apabila dikonversikan pada skala Ridwan (2003)
setara dengan sangat baik. Respon siswa sebagian besar
90

berkategori sangat baik pada setiap butir item yang


diajukan. Terdapat satu butir item yang paling banyak
mendapat respon negatif (12%) yakni pada butir item
nomor 5 tentang ketertarikan siswa dengan model
pembelajaran yang diterapkan. Sementara pada butir item
6 dan 10 yaitu siswa bertanya pada guru terkait sesuatu
yang tidak dimengerti dan handout dapat membantu
siswa memahami materi berada pada kategori sangat baik
(100%).

B. Pembahasan
1. Aktivitas Guru
Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai
persentase rata-rata aktivitas guru pada pembelajaran
Bumbu Dasar dan Turunannya dengan model
pembelajaran Berbasis Masalah menunjukkan kategori
sangat baik (93%). Hal ini berarti guru sudah melakukan
pembelajaran sesuai dengan aktivitas atau sintaks yang
terdapat dalam model pembelajaran berbasis masalah
dengan sangat baik.
Tahap awal pembelajaran dengan model
pembelajaran Berbasis Masalah dilakukan pendahuluan.
Pada tahap ini, guru mendapat skor sata-rata 92,2% atau
berkategori sangat baik. Nilai ini sudah sesuai dengan
tahapan yang dilakukan guru pada kegiatan
pendahuluan yaitu guru mengucapkan salam, meminta
peserta didik untuk memimpin doa, mengabsen
kehadiran, mengajukan pertanyaan dan mengaitkan
dengan materi yang akan dipelajari, memberikan
motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan
materi dan model pembelajaran berbasis masalah,
memberikan pre-test, dan meminta peserta didik
mengumpulkan jawaban pre-test
91

Pada tahapan kegiatan inti guru mendapat skor


rata-rata 91,84 % atau berkategori sangat baik. Nilai ini
tercermin dari 5 (lima) tahapan atau sintaks pada
pembelajaran berbasis masalah yang sudah dilakukan
guru, 5 (lima) tahapan terdiri dari atas: a) Orientasi
masalah; b) Mengorganisasikan siswa; c)Membimbing
pembuktian kelompok; d) Menyajikan hasil karya dan e)
Evaluasi pemecahan masalah.
Pada orientasi masalah materi Bumbu Dasar dan
Turunannya, permasalahan yang dikembangkan guru
pada pembelajaran dilakukan dengan menyiapkan
kasus berupa contoh produk masakan dari macam-
macam bumbu dasar yang terdiri dari rawon, gulai, bali,
opor, dan rawon. Setiap contoh produk masakan terdiri
dari dua masakan dengan hasil yang baik dan gagal
ditinjau dari warna, tekstur, aroma dan rasa. Dari kasus
itu siswa dibimbing untuk menyelesaikan permasalahan
yang diberikan guru. Pada tahap ini, guru mampu
mengorientasi masalah dengan baik (87,5%). Selain itu
melalui kegiatan ini guru juga memberikan informasi
atau penjelasan yang berhubungan dengan lingkungan
(kontekstual) siswa. Proses orientasi masalah
berlangsung cukup memuaskan karena guru mampu
memberikan penjelasan detail mengenai masalah yang
harus dipecahkan oleh siswa dan didukung dengan
menyajikan contoh produk sebagai kasus. Kegiatan yang
dilakukan guru ini sesuai dengan pendapat John Dewhy
(Nining dan Mistina, 2018)bahwa sebelum memberikan
permasalahan guru perlu menjelaskan tujuan
pembelajaran, mengajukan
fenomena/demonstrasi/cerita untuk memunculkan
masalah serta memotivasi siswa untuk terlibat dalam
92

pemecahan masalah. Hal ini selaras dengan pendapat


Nining dan Mistina (2018) Peran para pendidik
didalam PBM ialah mengajukan pertanyaan,
menyajikan masalah, dan memberi layanan
penyelidikan serta dialog. Pada esensinya, peserta
didik diperhadapkan kondisi masalah yang faktual.
Setelah mengorientasi masalah, guru
mengarahkan siswa untuk berdiskusi dalam
kelompoknya, tahap ini merupakan tahap
mengorganisasikan siswa. Dalam pembelajaran PBL
guru membagi kelas kedalam kelompok-kelompok kecil,
di mana 1 kelompok terdiri dari 4-5 siwa. Berdasarkan
Zultifa (2020) salah satu kegiatan guru pada
pembelajaran PBL adalah membagi peserta didik
menjadi kelompok kecil untuk memecahkan masalah.
Pada tahap ini guru mampu mengorganisasikan siswa
dengan sangat baik (87,5%). Setiap kelompok diarahkan
supaya membagi tugas antar anggota kelompoknya
masing-masing dengan harapan masalah yang disajikan
dapat terselesaikan dengan efektif. Pada tahap ini guru
membantu siswa dalam pembagian kelompok dan
menjelaskan tugas masing-masing kelompok. Salah satu
tahapan dalam PBM adalah guru membantu siswa
mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah yang disajikan
(Nining dan Mistina, 2018).
Setelah tahap mengorganisasikan siswa, guru
guru membimbing penyelidikan. Pada tahap ini , guru
mampu membimbing penyelidikan kelompok dengan
sangat baik (100%). Guru memonitor dan memastikan
tiap kelompok dapat menemukan solusi untuk
pemecahan masalah. Setelah siswa menemukan
93

kelompoknya masing-masing dan membagi tugas, siswa


dipersilahkan mencari bahan bacaan atau referensi dari
berbagai sumber informasi mulai dari internet, youtube,
maupun handout yang telah disediakan oleh guru.
Selama tahap pemecahan masalah guru mengawasi
siswa dan menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
oleh siswa. Hal ini selaras dengan pendapat Lucas dalam
(Nining dan Mistina, 2018) bahwa guru memonitoring
aktivitas siswa selama penyelesaian proyek yaitu dengan
cara memfasilitasi siswa pada setiap proses
pembelajaran.
Setelah itu, tahap selanjutnya adalah penyajian
hasil karya. Pada tahap ini guru mampu membimbing
penyajian hasil karya dengan baik (75%). Pada tahap ini
guru memancing siswa agar terjadi adanya interaksi
dalam kelompok tersebut setelah kelompok menemukan
fakta-fakta dari sumber informasi atau bahan bacaan.
Guru membimbing siswa agar berani berpendapat dan
menyampaikan gagasan dalam kelompoknya. Proses
menyajikan hasi karya kurang memuaskan karena guru
kurang mengarahkan siswa dalam pembuatan laporan
yang akan dipresentasikan. Menurut Zultifa (2020) pada
tahap penyajian hasil, salah satu tingkah laku yang
seharusnya ada pada guru adalah membantu siswa
dalam menyajikan karya atau laporan.
Setelah itu, tahap selanjutnya merupakan tahap
guru menganalisis dan mengevaluasi. Pada tahap ini
guru mampu mengevaluasi pemecahan masalah dengan
sangat baik (96,74%). Setiap kelompok selesai
mempresentasikan laporannya, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan
menanggapi. Di akhir penyajian laporan setiap
94

kelompok guru selalu memberikan penguatan dan


klarifikasi atas setiap jawaban dan pendapat siswa. Hal
ini sependapat dengan Buck Institue for Education (1999)
(Masril 2020) bahwa karakteristik pbl salah satunya
adalah situasi pembelajaran yang sangat toleran
terhadap kesalahan dan perubahan. Pada tahap ini juga
guru merefleksikan seluruh aktivitas pembelajaran dan
menyimpulkan materi secara bersama-sama.
Setelah semua tahap terselesaikan, guru menutup
pembelajaran. Pada tahap ini guru mendapatkan skor
100% atau berkategori sangat baik. Pada tahap ini guru
memberikan informasi kepada siswa mengenai materi
pada pertemuan selanjutnya dan juga mengajak siswa
untuk berdoa serta menutup pelajaran dengan salam
sebagai bentuk sikap beriman kepada tuhan yang maha
esa. Hal ini selaras dengan pemerintah yang merancang
Kurikulum Merdeka Belajar sedemikian rupa untuk
meningkatkan sikap spiritual dan sosial siswa dalam
menghadapi lingkungan hidup yang ada di sekitarnya
(Wungo dkk, 2022)
2. Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil pengolahan data, nilai
persentase rata-rata aktivitas siswa pada pembelajaran
Bumbu Dasar dan Turunannya dengan model
pembelajaran Berbasis Masalah menunjukkan kategori
sangat baik (87,25%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
siswa mengikuti aktivitas pembelajaran dengan sangat
baik. Aktivitas siswa yang diamati dan dinilai oleh
observer terdiri atas 1) siswa memperhatikan penjelasan
guru; 2)siswa aktif berdiskusi dan membagi tugas antar
anggota kelompok; 3)Siswa aktif mencari data atau
referensi untuk bahan pemecahan masalah; 4)Siswa aktif
95

berdiskusi untuk memecahkan masalah; 5)Siswa aktif


bertanya pada guru saat pembelajaran; 6)Siswa
mempresentasikan hasil diskusi; 7)Siswa menanggapi
pertanyaan guru dan pendapat teman; 8)Siswa
berperilaku sesuai dalam pembelajaran, tidak bergurau,
tidak berbicara sendiri dengan teman, dan tidak
mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai.
Pada aspek 1 yaitu siswa memperhatikan
penjelasan guru, observer menilai siswa melaksanakan
aktivitas pembelajaran dengan sangat baik (80%). Siswa
mendengarkan penjelasan guru mulai dari bagaimana
pelaksanaan model pembelajaran Berbasis Masalah,
tujuan pembelajaran dan penjelasan mengenai masalah
yang harus mereka pecahkan. Pada aktivitas ini
merupakan aspek yang memiliki nilai terendah yang
diberikan oleh observer. Hal tersebut dapat terjadi
karena jam pembelajaran yang ditempatkan di akhir jam
pembelajaran sekolah, sehingga siswa terlihat lelah dan
tidak fokus di awal pembelajaran ketika guru
menjelaskan mengenai model pembelajaran yang akan
diterapkan. Namun ketika guru mulai memberikan
suatu permasalahan yang harus mereka pecahkan
dengan menyajikan contoh produk nyata yang dapat
mereka cicipi, mereka mulai tertarik dan antusias
mengikuti pembelajaran. Hal tersebut terbukti dari
suasana awal pembelajaran yang pasif seketika berubah
menjadi aktif. Siswa banyak melontarkan pertanyaan-
pertanyaan kepada guru terkait permasalahan yang
disajikan kepada mereka. Hal ini menunjukkan adanya
aktivitas yang positif dari siswa. Menurut Almas (2023)
aktivitas positif siswa dalam pembelajaran ditunjukkan
dari kolaborasi antara siswa, guru, sumber dan media
96

belajar. Menurut Paul B. Diedrich (Sardiman 2010)


bahwa dalam proses pembelajaran yang aktif selalu
berkaitan dengan aktivitas-aktvitas yang dilakukan
siswa, salah satu aktivitas tersebut adalah listening
activities, yang termasuk didalamnya siswa
mendengarkan percakapan maupun pidato, dan
emotional activities yang termasuk di dalamnya siswa
menaruh minat, bersemangat, dan bergairah.
Pada aspek 2 yaitu siswa aktif berdiskusi dan
membagi tugas dengan kelompoknya , observer menilai
bahwa siswa melaksanakan aktivitas tersebut dengan
sangat baik (90%). Hal ini berarti siswa aktif dalam
berdiskusi dan mampu berbagi tugas antar anggota
kelompoknya. Hal ini sejalan dengan penelitian Almas
(2023) bahwa PBL dapat meningkatkan aktivitas siswa
dalam pembelajaran. Dalam aspek ini observer juga
menilai bahwa siswa mampu melakukan diskusi dalam
kelompok untuk membahas klarifikasi permasalahan,
definisi masalah, tukar pikiran berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki anggota kelompok,
menentukan hal yang diperlukan sebagai solusi
permasalahan dan menentukan hal-hal yang harus
dilakukan. Menurut Paul B. Diedrich (Sardiman 2010)
bahwa dalam proses pembelajaran yang aktif selalu
berkaitan dengan aktivitas-aktvitas yang dilakukan
siswa, salah satu aktivitas tersebut adalah oral activities
yang termasuk didalamnya siswa melakukan diskusi.
Pada aspek 3 yaitu siswa mencari data atau
referensi untuk bahan pemecahan masalah. Observer
menilai bahwa siswa melaksanakan aktivitas tersebut
dengan sangat baik (85%). Hal ini berarti siswa mampu
melaksanakan aktivitas mencari data sebagai bahan atau
97

informasi untuk memecahkan masalah. Data-data yang


dikumpulkan siswa diperoleh dari berbagai sumber
seperti internet, youtube, buku, dan handout yang
disediakan oleh guru. Menurut Nining dan Mistina
(2018) mengumpulkan data sebagai mencari informasi
yang diperlukan untuk memecahkan masalah dari
berbagai sumber. Pencarian informasi dapat dilakukan
secara mandiri ataupun berkelompok. Informasi dapat
dicari melalui berbagai sumber baik melalui
perpustakaan, internet, maupun surat kabar.
Setelah data sudah dikumpulkan oleh siswa
selanjutnya siswa secara bersama-sama mengkaji dan
merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah.
Pada kegiatan ini, observer menilai siswa mampu
melakukan diskusi dengan anggota kelompoknya
dengan sangat baik. Hal ini terbukti pada aspek 4 yaitu
siswa aktif berdiskusi dalam memecahkan masalah,
observer memberikan nilai termasuk dalam kategori
sangat baik (85%). Hal ini selaras dengan yang
disampaikan Almas (2023)dalam kegiatan penyelidikan,
siswa didorong aktif dan mandiri dalam
mengembangkan kemampuan berpikir memecahkan
masalah melalui pencarian data sehingga diperoleh
solusi dengan rasional dan autentik. Menurut Paul B.
Diedrich (Sardiman 2010) bahwa dalam proses
pembelajaran yang aktif selalu berkaitan dengan
aktivitas-aktvitas yang dilakukan siswa, salah satu
aktivitas tersebut adalah mental activities yang termasuk
didalamnya siswa menganalisis dan melihat hubungan.

Setelah siswa mendiskusikan data-data yang


mereka temukan, selanjutnya siswa menyusun hasil
98

diskusi sebagai laporan kemudian mempresentasikan di


depan kelas. Pada kegiatan ini observer menilai kegiatan
menyajikan hasil yang dilakukan oleh siswa termasuk
dalam kategori sangat baik. Hal ini dapat dilihat pada
aspek 5 yaitu siswa mempresentasikan hasil diskusi,
observer memberikan nilai 85%. Pada aspek ini termasuk
aspek yang mendapatkan nilai rendah dibanding aspek
lainnya. Hal ini terjadi karena masih terdapat siswa yang
kurang percaya diri dalam menyampaikan hasil
laporannya. Pada kegiatan mempresentasikan hasil,
siswa kurang diberi arahan oleh guru sehingga dalam
menyajikan laporan di depan kelas masih membaca
LKPD yang berikan oleh guru sebagai bahan ajar untuk
mempermudah mereka dalam menganalisis masalah.
Hal tersebut berujung pada beberapa kelompok yang
kurang interaktif dalam menyampaikan laporannya.
Setelah kegiatan mempresentasikan hasil laporan
di depan kelas, siswa diberikan tanggapan oleh guru
untuk merangsang interaksi antar siswa. Dalam kegiatan
ini guru merangsang interaksi siswa dengan sangat baik.
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh guru. Obeserver memberikan nilai 91% pada aspek
6 yaitu siswa menanggapi pertanyaan guru dan
pendapat teman. Hal ini juga dibuktikan dari suasana
kelas yang aktif, siswa berani menanggapi dan memberi
pendapat atas hasil laporan kelompok lain. Hal ini
sependapat dengan Almas (2023) yang menyatakan
bahwa guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran agar
kelas menjadi aktif dengan cara merangsang interaksi
antar siswa melalui memberi tanggapan-tanggapan saat
kegiatan presentasi.
99

Setelah kegiatan presentasi semua kelompok


terlaksana dan guru memberikan penguatan dan
klarifikasi atas setiap jawaban dan pendapat siswa,
aktivitas siswa selanjutnya adalah mengevaluasi
bersama dengan guru. Pada kegiatan ini, siswa bersama
guru mengevaluasi seluruh aktivitas pembelajaran dan
menyimpulkan materi secara bersama-sama. Siswa
mengajukan pertanyaan atas apa yang belum mereka
pahami. Aktivitas siswa pada kegiatan ini dinilai sangat
baik oleh observer (91%). Hal ini berarti bahwa sebagian
besar siswa aktif menanyakan hal yang belum mereka
pahami. Hal ini selaras dengan pendapat Nining dan
Mistina (2018) bahwa dalam proses PBL, berbagai
sumber pengetahuan dimanfaatkan mulai dari proses
penggunaan sampai tahap evaluasi informasi. Bertanya
kepada guru merupakan salah satu bentuk aktivitas
siswa mengumpulkan informasi untuk memahami
materi.
Secara keseluruhan aktivitas siswa dalam
pembelajaran Berbasis Masalah pada materi Bumbu
Dasar dan Turunannya dapat dikatakan pada kategori
sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari persentase
aktivitas siswa yang kondusif saat mengikuti
pembelajaran (91%). Siswa berperilaku sesuai dalam
pembelajaran, tidak bergurau, tidak berbicara sendiri
dengan teman, dan tidak mengerjakan sesuatu yang
tidak sesuai. Hal ini sependapat dengan hasil penelitian
Zultifa (2020) adanya aktivitas positif selama siswa
diterapkan model pembelajaran PBL.
100

3. Hasil Belajar Kognitif


Berdasarkan hasil pengolahan data , rata-rata nilai
pre-test adalah 58,96 dan rata-rata nilai post-test adalah
83,51 (data di Lampiran 10). Hal ini berarti bahwa
adanya peningkatan nilai rata-rata hasil belajar kognitif
siswa sesudah penerapan model pembelajaran Berbasis
Masalah. Dari hasil uji Kolmogrov Smirnov, besarnya
Kolmogrov Smirnov adalah 0,200 lebih besar 0,05. Hasil
tersebut disimpulkan bahwa nilai seluruh variabel
dalam penelitian ini terdistribusi normal dan
berdasarkan hasil paired sample test nilai Sig. (2-tailed)
pada Paired sample test menunjukkan 0,001<0,005. Dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak. Artinya, nilai hasil
belajar kognitif sebelum dengan sesudah treatment
adalah signifikan. Dengan kata lain pemberian model
pembelajaran Berbasis Masalah berpengaruh terhadap
nilai hasil belajar kognitif siswa. Hal ini sesuai dengan
salah satu manfaat PBL yaitu meningkatkan daya ingat
dan meningkatkan pemahaman atas materi yang
diajarkan (Cholilah 2020) dan penelitian Masril (2020)
bahwa model pembelajaran berbasis masalah dapat
mengingkatkan pengetahuan umum dan pengetahuan
khusus. Pada hasil penelitian Nuraini dkk, (2017)
mengenai model pembelajarab PBL juga dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.

4. Respon Siswa
Berdasarkan hasil pengolahan data pada respon
siswa terhadap pembelajaran Berbasis Masalah yang
sudah diikutinya, skor respon siswa berada pada
kategori sangat baik (93,7%). Sebagian besar siswa setuju
bahwa model pembelajaran Berbasis Masalah melatih
101

mereka untuk menganalisis sebuah masalah. Mereka


juga setuju bahwa mereka lebih aktif apabila
pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Berbasis Masalah. Selain itu mereka juga merasa
berkontribusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan
permasalahan. Bagi sebagian besar siswa model
pembelajaran Berbasis Masalah melatih mereka untuk
berfikir kritis. Hal ini sesuai dengan tujuan PBL yang
dikemukakan oleh Nining dan Mistina (2018) yakni
diterapkannya PBL menjadikan siswa memiliki
pengalaman konkrit sehingga memiliki bekal untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
Pada pembelajaran berbasis masalah sebagian
besar siswa bertanya kepada guru jika ada sesuatu yang
tidak mereka ketahui dan sebagian besar siswa merasa
permasalahan yang disajikan oleh guru membantu
mereka dalam menemukan konsep sendiri. Menurut
Nining dan Mistina (2018)salah satu kelebihan PBM
adalah siswa mampu membangun dan menemukan
pengetahuan baru. Selain itu, mereka juga merasa
dengan diterapkannya model pembelajaran berbasis
masalah membuat siswa lebih mudah memahami materi
yang diajarkan oleh guru. Hal ini selaras dengan
penelitian Almas (2023) bahwasanya dengan
diterapkannya PBL, siswa merasa materi lebih mudah
dipahami. Handout yang diberikan guru pun juga
membantu sebagian besar siswa dalam memahami
materi bumbu dasar dan turunannya.
Terdapat satu butir item yang paling banyak
mendapat respon negatif (12%) yakni pada butir item
nomor 5 tentang ketertarikan siswa dengan model
pembelajaran yang diterapkan. Berdasarkan hasil
102

pengamatan observer, salah satu penyebabnya siswa


belum terbiasa dengan model pembelajaran berbasis
masalah, sehingga siswa yang semula hanya pasif
mendengarkan guru belum bisa menyesuaikan diri
dengan perubahan kondisi pembelajaran yang
dikehendaki pada model pembelajaran berbasis masalah
dimana menuntut siswa harus aktif. Menurut
Nurdyansyah (2018) model pembelajaran berbasis
masalah merupakan model pembelajaran yang
menuntut keaktifan dan daya nalar yang kritis terkait
apa yang disampaikan oleh guru. Salah satu ciri PBM
adalah peserta didik harus responsif terhadapat situasi
belajarnya (Masril 2020). Dengan demikian bagi sebagian
kecil siswa yang terbiasa dengan pembelajaran ceramah
merasa dipaksa aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Hal tersebut ditunjukkan dari sikap beberapa siswa
ketika mengikuti pembelajaran dimana mereka kesulitan
untuk aktif di dalam kelas seperti dalam hal
menyampaikan pendapat, bertanya dan kurang percaya
diri saat mempresentasikan hasil laporan mereka.
103

Halaman ini sengaja dikosongkan


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan model
pebelajaran Berbasis Masalah pada materi Bumbu Dasar
dan Turunannya yang telah dilakukan di SMKN 2
Mojokerto yang dapat disimpulkan sebagaimana
diuraikan berikut :
1. Aktivitas guru pada proses pembelajaran dengan
model pembelajaran Berbasis Masalah pada materi
Bumbu Dasar dan Turunannya berkategori sangat baik
(93%).
2. Aktivitas siswa pada proses pembelajaran dengan
model pembelajaran Berbasis Masalah pada materi
Bumbu Dasar dan Turunannya berkategori sangat baik
(87,25%).
3. Nilai rata-rata respon positif siswa secara keseluruhan
yakni 93,7% atau berada pada kategori sangat baik.
4. Hasil belajar kognitif siswa setelah penerapan model
pembelajaran Berbasis Masalah secara keseluruhan
hasil diketahui sebanyak 31 siswa dinyatakan tuntas
dengan skor > 75. Sedangkan 2 siswa dinyatakan tidak
tuntas dengan skor < 75. Berdasarkan hasil tersebut
kelas X Kuliner 3 dinyatakan tuntas dengan persentase
93,93% berdasarkan skor post-tes. Skor pre-test dan skor
post-test telah diuji signifikansinya dengan uji t
berpasangan (paired sample test). Berdasarkan hasil uji
statistic dimana skor pre-test dan post-test berbeda dan
mengalami peningkatan hasil belajar.

104
105

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka
penelitian mengajukan saran atau merekomendasikan
sebagai berikut :
1. Bagi guru, model pembelajaran Berbasis Masalah ini
bisa menjadi model pembelajaran pilihan yang dapat
diterapkan pada mata pelajaran yang menuntut
kemampuan kreativitas dan berpikir kritis siswa.Bagi
guru dalam menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah dapat menggunakan media yang beragam
sehingga siswa lebih memahami materi yang
disampaikan guru.
2. Bagi sekolah, model-model pembelajaran yang
membutuhkan fasilitas seperti pembelajaran
Berbasis Masalah hendaknya difasilitasi. Dengan
fasilitas atau dukungan dari sekolah dapat
memaksimalkan penerapan pembelajaran Berbasis
Masalah dalam pembelajaran. Model pembelajaran
yang dapat membuat siswa berpikir kritis, kreatif dan
aktif harus sering diterapkan. Salah satunya adalah
model pembelajaran Berbasis Masalah. Dengan proses
pembelajaran yang aktif dan kritis diharapkan melatih
siswa dalam penyelesaian masalah yang mana hal ini
akan berguna bagi kehidupan siswa nantinya dalam
menghadapi permasalahan-permasalahan.
3. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya guru mata
pelajaran dibriefing atau diberi pengarahan lebih dari
satu kali, tentang perangkat pembelajaran yang dibuat
oleh peneliti. Hal tersebut agar guru mata pelajaran
benar-benar paham akan sintaks dan waktu yang
digunakan peneliti lebih dipahami dan diperhatikan
oleh guru mata pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Abduh, Esti Nur Qorimah DAN Muhammad. 2021. “Komparasi


Penggunaan Media Pembelajaran Wayang Pahlawan Dan Cerita
Pahlawan Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Sekolah Dasar.”
Jurnal Basicedu 5(4):2062–68.

Adhi. 2021. “Membuat Bumbu Dasar Dan Turunannya Dan Pelengkap


Makanan.” Academia. Retrieved
(https://www.academia.edu/31550999/Membuat_Bumbu_dasar
_dan_turunannya_dan_Pelengkap_Makanan).

Amalia, Fitri. 2018. “MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA


PELAJARAN IPA MATERI KOMPONEN EKOSISTEM.” 1:1–8.

Amri, Loeloek Endah &. Sofan. 2013. No Paduan Memahami Kurikulum


2013. Jakarta: PT Prestasi Pustakrya.

Annayanti Budiningsih, Muhammad Syamsul W. A. 2022. Boga Dasar


SMK/MAK Kelas 10 Kurikulum 2013 Revisi. Pt Yudhistira Ghalia
Indonesia.

Ariaten, K. R., Feladi, V., Dedy, R., & Budiman, A. 2019. “Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Tik.” Jurnal Pendidikan Teknologi
Informasi Dan Pendidikan 1(1).

Asmah, St. 2022. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI


Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran PKn Kelas IX MTs Negeri Kota Kupang.” JURNAL JENDELA
PENDIDIKAN 2(3).

Bloom, B.S., Engelhart, M.D., Furst, E.J., Hill, W.H., dan Krathwohl, D. ..
1956. The Taxonomy of Educational Objectives The Classification
of Educational Goals. New York.

Chaplin. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. 9th ed. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
106
107

Cholilah, Nur. 2020. “Emampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Vii Pada Mata
Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Problem Based
Learning Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Malang.” UIN Malang.

Darmadi. 2017. Pengembangan Model Dan Metode Pembelajaran


Dalam Dinamika Belajar Siswa. Yogyakarta: Grup Penerbitan CV
Budi Utama.

Dharmayanti, Laksmi Miharti, Tantri. 2013. BOGA DASAR 2 (PERSIAPAN


DASAR MASAKAN INDONESIA). Direktorat Pembinaan SMK.

Efendi, Hermaliza dan John. 2019. “The Effect of Learning Model Project
Based Learning on The Activities and Study Results of IPA Graders
VI.” doi: http://dx.doi.org/10.2991/icoie-18.2019.27.

Fibriyani. 2016. “Implementation of Cooperative Learning Model of


Numbered Heads Together (Nht) Type on the Subject of Statistics
at Vocational High School.” Proceeding International Conference
On Islamic Education (ICIED) 4:1–15.

Hasanah, Aan, Ambar Sri Lestari, Alvin Yanuar Rahman, and Yudi Irfan
Daniel. 2020. “Analisis Aktivitas Belajar Daring Mahasiswa Pada
Pandemi Covid-19.”

IDA FITERIANI, BAHARUDIN BAHARUDIN. 2017. “ANALISIS PERBEDAAN


HASIL BELAJAR KOGNITIF MENGGUNAKAN METODE
PEMBELAJARAN KOOPERATIF YANG BERKOMBINASIPADA MATERI
IPA DI MIN BANDAR LAMPUNG.” Pendidikan Dan Pembelajaran
Dasar 4(2). doi: https://doi.org/10.24042/terampil.v4i2.2224.

Indonesia. 2003. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20


TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. Jakarta.

Iskandar, Ananda Putri, and Leonard Leonard. 2019. “Modifikasi Model


Pembelajaran Tipe Numbered Heads Together (NHT) Dengan
Strategi Pembelajaran Tugas Dan Paksa Terhadap Kemampuan
Penalaran Matematika Siswa.” Jurnal Mercumatika : Jurnal
Penelitian Matematika Dan Pendidikan Matematika 4(1):1–13.
108

doi: 10.26486/JM.V4I1.801.

Lahmudin, Sri Susanty , Lalu Yulendra, Ihyana Hulfa. 2021. “TEKNIK


PENGOLAHAN BUMBU DASAR MASAKAN INDONESIA DI STP
MATARAM.” 1(1):19–24.

Lestari. 2016. “Pengaruh Kualitas Bumbu Dasar Instan Dan Sambal Instan
Terhadap Kepuasan Konsumen Industri Jasa Boga Dan Rumah
Tangga Di Kota Bandung.” Jurnal Gastronomi Wisata 3:2.

Lestari, Hermin. 2021. “BUMBU DASAR DAN TURUNANNYA UNTUK


MASAKAN INDONESIA.” SCRIBD. Retrieved
(https://www.scribd.com/document/499166922/Materi-BUMBU-
DASAR-DAN-TURUNANNYA-UNTUK-MASAKAN-INDONESIA).

Lucia, Almas dan. 2023. “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM


BASED LEARNING PADA KOMPETENSI DASAR MEMBUAT DANISH
DAN CROISSANT DI SMKN 1 BOJONEGORO.” Universitas Negeri
Surabaya.

Mahananingtyas. 2017. “Hasil Belajar Kognitif, Afektif Dan Psikomotor


Melalui Penggunaan Jurnal Belajar Bagi Mahasiswa Pgsd.”
Prosiding Seminar Nasional Hdpgsdi Wilayah Iv 192–200.

Marsh, Colin. 1996. Handbook for Beginning Teachers. Sydney: Addison


Wesley Longman Australia Pry Limited.

Masril, Mardhiah. 2020. “View of IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN


BERBASIS MASALAH PADA KURIKULUM 2013 DI SMK NEGERI 2
PADANG.” Pendidikan Dan Pembelajaran 12(1). doi:
https://doi.org/10.35457/konstruk.v12i1.956.

Murdiati, Agnes dan Amaliah. 2013. Panduan Penyiapan Pangan Sehat


Untuk Semua. 2nd ed. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Nabillah, Tasya, and Agung Prasetyo Abadi. 2020. “FAKTOR PENYEBAB


RENDAHNYA HASIL BELAJAR SISWA.” Prosiding Sesiomadika
2(1c):659.
109

Nining Mariyaningsih dan Mistina Hidayati. 2018. Bukan Kelas Biasa:


Teori Dan Praktik Berbagai Model Dan Metode Pembelajaran
Menerapkan Inovasi Pembelajaran Di Kelas-Kelas Inspiratif.
Surakarta: CV KEKATA GROUP.

Nuraini, Oleh Fivi, Firosalia Kristin, Studi Program, Guru Pendidikan,


Dasar Sekolah, Kristen Satya Universitas, and Salatiga Wacana.
2017. “PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD.” E-
Jurnal Mitra Pendidikan 1(4):369–79.

Nurdyansyah. 2018. “Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada


Pelajaran IPA Materi Komponen Ekosistem.”

Pertiwi, D. E., Samsuri, T., & Muliadi, A. 2019. “Pertiwi, D. E., Samsuri, T.,
& Muliadi, A. (.” Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Ilmu Pendidikan
2:135–142.

Pramesthi, Dyah, Isyana Ardyati, Agus Slamet, Pendidikan Biologi,


Universitas Muhammadiyah Buton, and Sulawesi Tenggara. 2020.
“Potensi Tumbuhan Rempah Dan Bumbu Yang Digunakan Dalam
Masakan Lokal Buton Sebagai Sumber Belajar.” 6:225–32.

Qorimah, Esti Nur, and Sutama Sutama. 2022. “Studi Literatur: Media
Augmented Reality (AR) Terhadap Hasil Belajar Kognitif.” Jurnal
Basicedu 6(2):2055–60. doi: 10.31004/BASICEDU.V6I2.2348.

Rahmadani, Normala, and Indri Anugraheni. 2017. “Peningkatan


Aktivitas Belajar Matematika Melalui Pendekatan Problem Based
Learning Bagi Siswa Kelas 4 SD.” 7(3):241–50.

Ridwan, Akdon dan. 2003. Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika.
Bandung: Alfabeta.

Rusliyani, Yani Achdiani dan Dwi Ayu. 2017. “Pengetahuan Keterampilan


Dasar Mengajar Dalam Menyiapkan Guru Sekolah Menengah
Kejuruan.” TEKNOBUGA 5(2).
110

Saputra, Hardika. 2020. “‘ Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem


Based Learning ) .’” (April):1–9.

Sardiman. 2010. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.


Raja Grafindo Persada.

Sinabariba, Rencus B. 2017. “Peranan Guru Memilih Model-Model


Pembelajaran Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi.”
Jurnal.Unimed.Ac.Id.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. CV


Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto dan. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Takwil, Moh. 2020. “MODEL PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI DALAM


MENGEMBANGKAN POTENSI SISWA DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA NEGERI 3 PETERONGAN JOMBANG.” Jurnal Pemikiran
Dan Pendidikan Islam 10(2).

Tanjung, Henra Saputra. 2018. “PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR


KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.” Genta
Mulia 4(1):110–21.

Wibowo, Nugroho. 2016. “UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA


MELALUI PEMBELAJARAN BERDASARKAN GAYA BELAJAR DI SMK
NEGERI 1 SAPTOSARI.” 1(2). doi:
https://doi.org/10.21831/elinvo.v1i2.10621.

Wungo, Pelipus, Kaka Sekolah, Tinggi Keguruan, Ilmu Pendidikan, and


Citra Bakti. 2022. “INTEGRASI SIKAP SPIRITUAL DAN SIKAP SOSIAL
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS
KURIKULUM MERDEKA BELAJAR PADA SISWA.”
Ojs.Mahadewa.Ac.Id 11(1). doi: 10.5281/zenodo.7416924.
111

Zultifa, Ayu Asna. 2020. “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran


Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran Pengetahuan Bahan Makanan Di SMKN 3 Kediri.”
Universitas Negeri Surabaya.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

112
113

Lampiran 2. Surat Balasan dari SMKN 2 Mojokerto


114

Lampiran 3. Lembar Konsultasi/ Bimbingan Pembimbing


dan Penguji

No. Tanggal Bimbingan Bimbingan


1 2022-05-21 Pengajuan judul
2 2022-05-22 Pengajuan bab 1-3
3 2022-05-30 Revisi bab 1-3
4 2022-06-04 Revisi bab 1-3
5 2022-10-31 Pengajuan instrumen penelitian
6 2022-10-09 Revisi instrumen penelitian
7 2022-11-11 Revisi instrumen penelitian
8 2022-11-15 Revisi instrumen penelitian
9 2022-11-18 Revisi instrumen penelitian
10 2023-03-10 Pengajuan bab 4-5
11 2023-03-16 Revisi isi bab 4-5
12 2023-03-22 Revisi isi bab 4-5

Surabaya, 22 Maret 2023


Dosen Pembimbing

Dra.Lucia Tri Pangesthi,M.Pd.


NIP 196709281993032002
115

Lampiran 4. Lembar Validasi Instrumen Penelitian


116
117

Lampiran 5. ATP dan Modul Ajar Kurikulum Merdeka

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN DAN TUJUAN PEMBELAJARAN


MATA PELAJARAN DASAR DASAR KULINER FASE E KELAS X
SMK NEGERI 2 MOJOKERTO
A. IDENTITAS

Nama Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 MOJOKERTO


Bidang Keahlian : Pariwisata
Program Keahlian : Kuliner
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Kuliner
Kelas/Fase : X/E
Alokasi waktu : 432 JP
Tahun Pelajaran : 2022/2023

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN FASE E

Pada akhir fase E (kelas X SMK/MAK), peserta didik akan mendapatkan gambaran mengenai program
keahlian yang dipilihnya sehingga mampu menumbuhkan dorongan hati (passion) dan visi untuk
merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar.
118

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ELEMEN

Elemen Deskripsi Capaian Pembelajaran


Praktik dasar Meliputi praktik dasar penyimpanan, Pada akhir fase E, peserta didik mampu
memasak secara dan perawatan menjelaskan dengan baik tentang peralatan
menyeluruh peralatan dapur yang digunakan pada dapur yang digunakan pada industri kuliner,
industri kuliner, pengetahuan tentang bahan makanan, menu, dasar-dasar
bahan makanan, pengetahuan menu dan masakan Indonesia, Oriental, Kontinental
dasar-dasar masakan Indonesia, Oriental, dan Pastry Bakery, serta melaksanakan
Kontinental dan Pastry Bakery, metode praktik dasar memasak sebagai dasar
dasar memasak, menyiapkan dan memodifikasi berbagai
menyimpan makanan secara aman dan masakan dengan kreatif.
higienis, menerima dan menyimpan
dengan aman barang yang masuk,
mengorganisir dan menyiapkan
makanan, menggunakan metode dasar
memasak, serta
meningkatkan dan memperbaharui
pengetahuan lokal.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN TIAP ELEMEN

Domain/Elemen : Praktik dasar memasak secara menyeluruh

Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase E, peserta didik mampu menjelaskan dengan baik tentang peralatan
dapur yang digunakan pada industri
kuliner, bahan makanan, menu, dasar-dasar masakan Indonesia, Oriental,
Kontinental dan Pastry Bakery, serta melaksanakan praktik dasar memasak sebagai
dasar memodifikasi berbagai masakan dengan kreatif.

Kode Tujuan Materi JP P3 SMS


Pembelajaran
X.PDM. Melaksanakan 1. Menguraikan konsep dasar 42 1. Beriman, 2
1 praktik dasar masakan Indonesia bertakwa
memasak 2. Menggunakan teknik dasar kepada
memasak untuk mengolah Tuhan Yang
masakan
masakan sederhana Maha Esa,
Indonesia 3. Melakukan perawatan dan
peralatan dapur setelah Berakhlak
digunakan Mulia
Mengorganisir dan 2. Berkebinek
menyiapkan makanan aan global

119
120

Kode Tujuan Materi JP P3 SMS


Pembelajaran
3. Bergotong
Royong
4. Kreatif
5. Bernalar
Kritis
6. Mandiri

E. ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)

TUJUAN
SEMEST
KODE PEMBELAJARA MATERI JP P3
ER
N
2 X.PDM. 1. Menganalisis 1. Menjelaskan Pengertian Bumbu 6 1. Beriman, bertakwa
1 Bumbu Dasar dan Dasar dan Turunannya kepada Tuhan Yang
Turunannya 2. Menjelaskan Fungsi Bumbu Maha Esa, dan
Dasar dan Turunannya Berakhlak Mulia
3. Mengidentifikasi Jenis Bumbu 2. Berkebinekaan global
Dasar dan Turunannya Untuk 3. Bergotong Royong
Maskan Indonesia 4. Kreatif
4. Menentukan Bahan Pembuatan 5. Bernalar Kritis
Bumbu Dasar dan Turunannya 6. Mandiri
TUJUAN
SEMEST
KODE PEMBELAJARA MATERI JP P3
ER
N
5. Menentukan Alat Pembuatan
Bumbu Dasar dan Turunannya
6. Menentukan Prosedur
Pembuatan Bumbu Dasar dan
Turunannya
7. Menetukan Masalah Pada Saat
Pembuatan Bumbu Dasar dan
Turunannya

121
122

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KURIKULUM


MERDEKA

SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2022/2023

1. Informasi umum Perangkat

Nama Dewi Nur Jenjang/Kel SMK/


Penyusun Inayah as X

SMK N 2
Asal Dasar-Dasar
MOJOKERT Mapel
Sekolah Kuliner
O
1 x 5 JP (@45
Alokasi Jumlah
menit) = 225 33 Siswa
Waktu Siswa
menit
1. Bertak  Pembelajaran
wa berbasis
kepada masalah
Tuhan
YME
Profil dan
pelajar berakhl Model
Pancasila ak pembelajar
yang mulia an
berkaitaan 2. Bernala
r Kritis
3. Gotong
Royong
4. Mandir
i
Praktek dasar
Fase E Elemen memasak secara
menyeluruh
123

Pada akhir fase E, peserta didik mampu


menjelaskan dengan baik tentang peralatan
dapur yang digunakan pada industri kuliner,
Capaian
bahan makanan, menu, dasar-dasar masakan
Pembelajar
Indonesia, Kontinental dan Pastry Bakery, serta
an
melaksanakan praktik dasar memasak sebagai
dasar memodifikasi berbagai masakan dengan
kreatif.
Tujuan 1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian
Pembelajar bumbu dasar
an 2. Peserta didik dapat menjelaskan fungsi terkait
bumbu dasar yang digunakan pada industri
kuliner.
3. Peserta didik dapat mengidentifikasi jenis
bumbu dasar yang digunakan pada industri
kuliner.
4. Peserta didik dapat menentukan bahan
pembuatan bumbu dasar yang digunakan
pada industri kuliner.
5. Peserta didik dapat menentukan alat yang
digunakan untuk membuat bumbu dasar
yang digunakan pada industri kuliner.
6. Peserta didik dapat menentukan prosedur
pembuatan bumbu dasar yang digunakan
pada industri kuliner
7. Peserta didik dapat menentukan cara
penyimpanan bumbu dasar yang digunakan
pada industri kuliner.
8. Peserta didik dapat menganalisis masalah
pada pembuatan dan penyimpanan bumbu
dasar yang digunakan pada industri kuliner.

Materi 1. Pengertian Bumbu Dasar


Pembelajar 2. Fungsi Bumbu Dasar
an 3. Jenis Bumbu Dasar dan Turunannya Untuk
Masakan Indonesia
124

4. Bahan Bumbu Dasar dan Turunannya


5. Alat Pembuatan Bumbu Dasar
6. Prosedur Pembuatan Bumbu Dasar
7. Penyimpanan Bumbu Dasar
8. Masalah Pada Saat Pembuatan dan
Penyimpanan Bumbu Dasar

Alat dan Alat dan Bahan


bahan 1. Handout
2. Buku paket boga dasar kelas X
3. LKPD
4. Produk masakan berbumbu dasar putih,
merah, oranye dan hitam

Sarana 1. Handphone
Prasarana 2. Papan Tulis
3. Spidol atau Alat Tulis
4. Internet
5. Ruang Kelas

Target Peserta didik regular


Peserta
Didik
Kegiatan 1. Pengaturan Siswa : Berkelompok
Pembelajar 2. Metode : Diskusi, presentasi dan tanya jawab
an Utama
Asesmen Asesmen Kognitif
Persiapan 1. Guru menyiapkan perangkat ajar, materi,
Pembelajar LKPD, dan handout
an 2. Guru menyiapkan rubrik penilaian dan
lembar observasi
3. Guru menyiapkan alat dan bahan untuk
pembelajaran

2. Profil Pelajar Pancasila


125

Profil Pelajar
Kegiatan Praktik Inti
Pancasila
1. Bertakwa pada Tuhan Yang
Maha Esa
Bertakwa
2. Mengamalkan akidah-akidah
kepada Tuhan
agama dalam proses
Diskusi, YME dan
pembelajaran
praktik berakhlak
3. Bersikap jujur dalam
mulia
mengerjakan tugas dan
bertanggung jawab atas tugas
yang diperoleh.
1. Mencari informasi dari
berbagai sumber belajar
2. Dapat memilih referensi
informasi yang dapat
dipertanggungjawabkan dan
Diskusi,
Bernalar Kritis dari sumber-sumber informasi
praktik
yang terpercaya.
3. Dapat menganalisasi dan
mengambil keputusan baik
secara individu maupun
kelompok
Dapat bekerja sama dengan anggota
kelompok lain dalam
Diskusi,
Gotong Royong menyelesaikan tugas kelompok
praktik
dengan baik dan berani mengambil
bagian dari tugas kelompok.
Dapat mengemukakan pendapat
Diskusi, pada saat diskusi dengan kelompok
Mandiri
praktik dan bertanggung jawab atas tugas
selama proses pembelajaran.

3. Deskripsi Aktifitas
Meliputi pemahaman peserta didik terkait bumbu dasar
yang digunakan pada industri kuliner
A. Pemahaman Bermakna
1. Bahwa terdapat bumbu dasar yang digunakan pada
industri kuliner yang dapat ditemukan di area
dapur rumah sehari-hari.
126

2. Memasak membawa banyak manfaat yang bisa


dinikmati semua orang.
3. Dengan memasak, besar kemungkinan kita akan
lebih hemat.
B. Pertayaan Pemantik
1. Sebutkan makanan berbumbu yang pernah kamu
makan !
2. Apa saja bahan yang digunakan dalam pembuatan
bumbu yang digunakan untuk makanan yang kamu
nikmati?
C. Urutan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
1. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan
berdoa bersama peserta didik
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan
mengisi jurnal kelas
3. Guru menanyakan kepada peserta didik kesiapan
dan kenyamanan untuk belajar
4. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari
5. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
untuk semangat dan terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan
materi dan model pembelajaran berbasis masalah
7. Guru membagikan pre-test yang akan diisi oleh siswa
127

Kegiatan Inti
Pertemuan 1

1. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah


Sintaks Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Orientasi Masalah 1. Guru mengoordinir 1. Siswa
(Menyajikan masalah) siswa dalam berkumpul
pembuatan kelompok sesuai dengan
2. Guru memberikan kelompoknya
contoh produk 2. Siswa
masakan dari bumbu menerima
dasar: contoh produk
a. Kelompok 1 = 2 dari guru
produk gulai tahu 3. Siswa
b. Kelompok 2 = 2 menerima
produk gulai tahu LKPD dan
c. Kelompok 3 = 2 Handout
produk bali tahu 4. Siswa
d. Kelompok 4 = 2 mendapatkan
produk bali tahu masalah yang
e. Kelompok 5 = 2 harus
produk opor tahu dipecahkan
f. Kelompok 6 = 2
produk opor tahu
g. Kelompok 7 = 2
produk rawon
manisa
h. Kelompok 8 = 2
produk rawon
manisa
3. Guru memberikan
LKPD dan Handout
4. Guru menjelaskan
masalah pada LKPD
yang harus
dipecahkan
Mengorganisasikan 1. Guru meminta siswa 1. Siswa
kegiatan untuk berdiskusi berdiskusi dan
(Guru memberikan dalam memecahkan membagi
instruksi agar siswa masalah pada LKPD tugas untuk
128

Sintaks Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


secara kolaboratif agar 2. Guru memastikan memecahkan
berdiskusi untuk setiap kelompok masalah
menyusun strategi) memahami tugas
masing-masing.
Membimbing 1. Guru mengawasi 1. Siswa mulai
Penyelidikan jalannya proses berdiskusi
(Guru memonitor dan pembelajaran atau untuk
memastikan solusi diskusi menyelesaikan
tiap kelompok dapat 2. Guru masuk masalah yang
memecahkan kedalam setiap harus
masalah) kelompok untuk dipecahkan
memastikan setiap 2. Siswa
kelompok dapat bertanya pada
memecahkan guru apabila
masalah ada hal yang
tidak
dipahami
Menyajikan Hasil 1. Guru memantau 1. Siswa
(Kelompok diskusi dan membuat
mempresentasikan membimbing laporan hasil
gagasan penyelesaian pembuatan laporan diskusi yang
masalahnya) yang akan akan
dipresentasikan dipresentasika
n
Analisis dan evaluasi 1. Guru meminta 1. Siswa bersama
(kelompok, siswa lain kelompok untuk kelompoknya
dan guru maju mempresentasi
mengavaluasi mempresentasikan kan hasil
gagasannya) hasil diskusi diskusi di
2. Guru memberikan depan kelas
kesempatan pada 2. Siswa lain
siswa untuk menanggapi
bertanya dan hasil diskusi
menanggapi kelompok yang
3. Guru memberi presentasi
penguatan atas 3. Siswa
jawaban dari setiap mendapatkan
kelompok penguatan dari
guru
129

Sintaks Kegiatan Guru Kegiatan Siswa


4. Guru merefleksikan 4. Siswa bersama
seluruh aktivitas guru
pembelajaran dan menyimpulkan
menyimpulkan materi
materi

Kegiatan Penutup
1. Guru membagikan post-test yang akan diisi oleh
siswa
2. Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil
post-test
3. Guru memberikan informasi kepada siswa tentang
materi pada pertemuan berikutnya
4. Guru mengajak peserta didik berdo’a
5. Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucap
salam
D. Kata Kunci
Bumbu Dasar Merah, Bumbu Dasar Putih, Bumbu
Dasar Kuning, Bumbu Dasar Oranye, Bumbu Dasar
Hitam.
E. Lembar refleksi peserta didik
1. Apakah ada kendala pada kegiatan
pembelajaran?
2. Apakah semua siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat
diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran/
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan ketika
berkegiatan dapat teratasi dengan baik?
130

5. Apa level pencapaian rata-rata siswa dalam


kegiatan pembelajaran ini?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap tuntas
dalam pelaksanaan pembelajaran?
7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat
menuntaskan kompetensi?
F. Lembar kerja peserta didik
(Terlampir)
G. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian : Pengamatan dan Tes Tertulis

No Aspek yang dinilai Teknik Waktu


Penilaian Penilaian
1. Pengetahuan : Tes Pre-test
- Siswa mampu Tertulis dan Post-
menyelesaikan test
soal mengenai
materi bumbu
dasar dan
turunannya

2. Instrument
Penilaian :
a. Penilaian Pengetahuan
 Teknik Penilaian : TesTertulis
 Bentuk :Soal Pilihan Ganda
 Banyak Soal :25 Soal
 Skor tiap butir :1
131

 Skor Maksimal :25

Nilai = Skor yang diperoleh x 100

Skor maksimal

 Kisi-Kisi Soal

Butir Soal
Dimensi Jumlah
Indikator Nomor
Kognitif Soal Bentuk
Soal
Menjelaskan
1 Pilihan
pengertian bumbu C2 7
Ganda
dan bumbu dasar
Pilihan
6
Ganda
Pilihan
Menjelaskan fungsi 13
Ganda
bumbu dan bumbu C2 4
Pilihan
dasar 14
Ganda
Pilihan
19
Ganda
Pilihan
3
Ganda
Pilihan
Mengidentifikasi 11
Ganda
macam-macam
Pilihan
bumbu dasar dan C2 5 15
Ganda
turunannya untuk
Pilihan
masakan Indonesia 17
Ganda
Pilihan
20
Ganda
Pilihan
16
Ganda
Menghitung bahan
Pilihan
untuk membuat C3 4 4
Ganda
bumbu dasar
Pilihan
5
Ganda
132

Butir Soal
Dimensi Jumlah
Indikator Nomor
Kognitif Soal Bentuk
Soal
Pilihan
8
Ganda
Menentukan alat Pilihan
2
yang digunakan Ganda
C3 2
untuk membuat Pilihan
21
bumbu dasarz Ganda
Pilihan
9
Ganda
Menentukan Pilihan
10
prosedur pada Ganda
C3 4
pembuatan bumbu Pilihan
18
dasar Ganda
Pilihan
23
Ganda
Pilihan
Menentukan 25
Ganda
penyimpanan C3 2
Pilihan
bumbu dasar 12
Ganda
Pilihan
Menganalisis 1
Ganda
masalah pada
Pilihan
pembuatan dan C4 3 22
Ganda
penyimpanan
Pilihan
bumbu dasar 24
Ganda

b. Instrumen Soal
Kunci
No Soal Pilihan Ganda
Jawaban
1 Terdapat hasil sebuah masakan dari bumbu dasar
merah berwarna merah kurang cerah. Hal
tersebut terjadi karena...
a. penggunaan cabe merah yang sedikit dan A
cairan yang banyak
b. penggunaan bawang merah yang sedikit dan
cabe merah yang banyak
133

Kunci
No Soal Pilihan Ganda
Jawaban
c. penggunaan cabe merah yang banyak dan
cairan yang sedikit
d. penggunaan bawang putih yang sedikit dan
cabe merah yang banyak
2 Dalam proses pengolahan makanan tentunya kita
membutukan beberapa peralatan. Manakah
dibawah ini alat yang dibutuhkan untuk membuat
bumbu dasar.. B
a. frying pan, saringan dan spatula
b. blender, frying pan dan spatula
c. colander, peeler dan frying pan
d. frying pan , spatula dan grater
3 Bumbu dasar dibuat untuk memudahkan proses
pengolahan masakan Indonesia. Dibawah ini yang
merupakan macam-macam bumbu dasar adalah..
a. bumbu dasar coklat, bumbu dasar kuning
dan bumbu dasar merah
b. bumbu dasar merah, bumbu dasar kuning B
dan bumbu dasar putih
c. bumbu dasar hitam, bumbu dasar kuning
dan bumbu dasar hijau
d. bumbu dasar merah, bumbu dasar oranye
dan bumbu dasar coklat
4 Macam-macam bumbu dasar dibuat dari
komposisi bahan yang berbeda-beda. Bahan-
bahan yang digunakan untuk membuat bumbu
dasar merah adalah..
a. bawang merah, bawang putih, lada, pandan
D
b. bawang merah, bawang putih , garam, gula
dan cabai bawit
c. bawang merah, bawang putih dan lada
d. bawang merah, bawang putih, garam dan
cabe merah
5 Bawang merah, bawang putih dan garam
dihaluskan kemudian ditambahkan bahan lain
untuk membuat suatu masakan. Masakan yang
terbuat dari bumbu tersebut adalah... A
a. opor
b. gulai
134

Kunci
No Soal Pilihan Ganda
Jawaban
c. kalio
d. rica-rica
6. Rima akan membuat masakan untuk acara ulang
tahunnya minggu depan, hari ini Rima membuat
bumbu dasar. Hal tersebut berkaitan dengan
salah satu fungsi bumbu dasar, yaitu.. C
a. memberi nafsu makan
b. sebagai pengawet
c. mempercepat proses pengolahan makanan
d. memberi rasa dan aroma pada masakan
7 Dibawah ini merupakan pernyataan yang paling
tepat mengenai bumbu dasar adalah...
a. campuran beberapa bumbu/ rempah yang
dihaluskan dan tambahan bahan lain untuk
memberi warna
b. campuran bumbu/ rempah yang
dihaluskan beserta penyedap untuk
memberi rasa A
c. campuran bawang merah, bawang putih,
cabe merah dan kunyit yang dihaluskan
menjadi satu
d. campuran bawang merah, bawang putih,
dan kemiri yang dihaluskan
e. campuran bawang merah, bawang putih
dan kunyit yang dihaluskan
8 Sambal goreng yang dimasak oleh Rima tidak
berwarna merah. Hal tersebut terjadi disebakan
oleh..
a. perbandingan yang bawang merah lebih
banyak dan bawang putih lebih sedikit B
b. perbandingan yang salah antara cabe merah
dan bahan lainnya
c. saat menumis tidak diberi minyak
d. cabe merah terlalu banyak
9 Suatu masakan berbumbu berasa dan beraroma
mentah/langu dan mudah basi dapat disebabkan
oleh B
a. penyimpanan bumbu dasar yang kurang
tepat
135

Kunci
No Soal Pilihan Ganda
Jawaban
b. bumbu tidak dimasak hingga mengeluarkan
aroma yang harum
c. wadah yang digunakan untuk menyimpan
bumbu tidak ditutup rapat
d. bumbu mengalami overcook
10 Agar masakan yang dibuat dari bumbu dasar
kuning warnanya tidak pucat, langkah yang perlu
diambil dalam membuat bumbu dasar adalah..
a. kunyit jangan dibakar atau disembam
terlebih dahulu C
b. kunyit takarannya tidak boleh sedikit
c. kunyit dibakar/disembam terlebih dahulu
d. takaran antara bawang merah, bawang
putih dan kunyit harus seimbang
11 Bumbu dasar dapat menghasilkan bermacam-
macam masakan. Masakan yang dibuat berasal
dari bumbu dasar kuning yaitu..
a. opor, gulai, dan pesmol D
b. opor, balado, dan kalio
c. kalio, kare dan rica-rica
d. gulai, kalio dan pesmol
12 Pada saat pembuatan bumbu dasar, bumbu
dimasak hingga benar-benar matang. Hal
merupakan salah satu hal yang dilakukan ketika
akan menyimpan bumbu yang bertujuan untuk.. D
a. memusnahkan mikroba
b. mempertahankan warna
c. menghilangkan aroma mentah
d. mempertahnkan rasa
13 Masakan Indonesia memiliki kriteria masing-
masing sesuai dengan bumbu dasarnya. Kriteria
dari masakan yang berasal dari bumbu dasar
putih ialah..
a. mempunyai rasa pedas dan berwarna putih B
b. mempunyai warna putih dan rasa gurih
cenderung manis
c. mempunyai warna kuning dan rasa yang
gurih dan agak pedas
d. mempunyai warna putih dan rasa yang asin
136

Kunci
No Soal Pilihan Ganda
Jawaban
14 Salah satu fungsi bumbu adalah memberi warna
pada masakan. manakah bahan yang digunakan
untuk memberi warna pada pembuatan bumbu
dasar? C
a. pandan
b. cabai rawit
c. kunyit
d. ketumbar
15 Bawang merah, bawang putih , garam dan kunyit
yang dihaluskan dan ditambah bahan lain dapat
menghasilkan masakan..
a. Gulai A
b. Opor
c. Besengek
d. Balado
16 Dalam membuat bumbu dasar merah agar
menghasilkan warna yang merah dan cerah, ada
beberapa hal yang dilakukan diantaranya adalah..
a. takaran bahan harus tepat dan sesuai jumlah
makanan yang diolah A
b. hanya menggunakan cabe merah sedikit saja
c. hanya menggunakan bawang merah sedikit
saja dab bawang putih lebih banyak
d. cabe merah jangan ditumis
17 Manakah bahan yang dipilih dalam pembuatan
bumbu dasar untuk membuat masakan opor?
a. bawang putih, bawang merah, garam dan
kemiri
b. bawang merah, bawang putih, garam dan A
cabe merah
c. bawang merah, bawang putih, garam dan
kunyit
d. bawang merah, garam dan ketumbar
18 Bumbu dasar dapat mempercepat kita dalam
memasak berbagai masakan. Untuk mendukung
hal tersebut langkah yang perlu kita ambil B
adalah..
a. mencuci bahan bumbu dasar
b. membuat bumbu dasar setengah jadi
137

Kunci
No Soal Pilihan Ganda
Jawaban
c. mengecek bahan bumbu dasar
d. menyimpan bahan bumbu dasar dalam
refrigerator
19 Dibawah ini adalah beberapa fungsi bumbu dasar,
manakah fungsi bumbu dasar yang berkaitan
dengan kesehatan tubuh manusia?
a. bumbu memberi aroma yang
menenangkan B
b. bumbu membantu proses pencernaan
dalam tubuh manusia
c. bumbu membantu meningkatkan nafsu
makan
d. bumbu membuat makanan lebih awet
20 Berikut adalah makanan yang menggunakan
bumbu dasar merah adalah..
a. Rendang, balado, dan rawon C
b. Rawon, rendang dan sambal goreng
c. Rendang, bumbu rujak dan balado
d. Gulai, lodeh dan rica-rica
21 Dalam membuat bumbu dasar manakah alat yang
digunakan untuk proses pengadukan saat proses
memasak
a. Cobek D
b. Blender
c. Frying pan
d. Spatula
22 Ibu memasak opor dan hasil jadi masakannya
berwarna putih kusam. Manakah faktor yang
dapat menyebabkan terjadinya masalah diatas
a. Bumbu ditumis hingga matang
b. Menumis menggunakan api besar B
c. Pengadukan yang tidak stabil saat
membuat bumbu dasar
d. Bahan melalui tahap pencucian terlebih
dahulu
23 Bumbu dasar dapat dikembangkan menjadi A
beberapa masakan. Manakah masakan di bawah
138

Kunci
No Soal Pilihan Ganda
Jawaban
ini yang melalui proses dihaluskan, ditumis dan
direbus bersama santan ...
a. Gulai
b. Balado
c. Besengek
d. Semur
24 Ibu membuat bumbu dasar kuning dengan
menghaluskan semua bahan tanpa membakar
kunyit terlebih dahulu, kemungkinan manakah
yang akan terjadi pada hasil masakan ? C
a. masakan terasa hambar
b. masakan lebih beraroma
c. masakan terasa getir
d. masakan lebih berwarna
25 Banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menyimpan bumbu dasar agar tidak cepat basi.
Manakah di bawah ini yang merupakan usaha
untuk menyimpan bumbu dasar agar tidak cepat
basi adalah D
a. bumbu disimpan dalam suhu ruang
b. bumbu di masak tidak sampai matang
c. bumbu di masak dengan api besar
d. bumbu disimpan dalam wadah kering dan
tertutup rapat

Mengetahui: Mojokerto, 31 Oktober 2022

Kepala SMK Negeri 2 Guru Mata Pelajaran


Mojokerto

Drs. Akhmad Muklason, M.M.Pd Sri Andrijanti, S.Pd


NIP: 196912211995011001 NIP:197010232003122002
139

Lampiran 6. LKPD
140
141
142
143
144

Lampiran 7. Hand Out


145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159

Lampiran 8. Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

LEMBAR KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Kuliner

Tujuan Pembelajaran : Menganalisis Bumbu Dasar dan Turunannya

Petunjuk :

Berdasarkan pendapat Bapak/ibu berilah tanda () pada kolom yang tersedia, jika ada
masukan dan saran silahkkan tuliskan dikolom komentar atau saran.

Skala kerangka penilaian :

1 = Kurang Baik

2 = Cukup Baik

3 = Baik

4 = Sangat Baik
160

Keterlaksanaan
Kegiatan Pembelajaran Indikator
1 2 3 4
Guru mengucapkan salam kepada
Kegiatan Pendahuluan siswa
Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa
Guru mengabsen kehadiran siswa
Guru mengajukan pertanyaan dan
mengaitkan dengan materi yang akan
dipelajari
Guru memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk semangat dan
terlibat aktif dalam kegiatan
pembelajaran
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran, cakupan materi dan
model pembelajaran berbasis masalah
Guru memberikan pre-test
Guru meminta siswa mengumpulkan
jawaban pre-test
Kegiatan Inti Orientasi masalah Guru mengoordinir siswa dalam
pembuatan kelompok
Guru memberikan contoh produk
masakan dari bumbu dasar
Keterlaksanaan
Kegiatan Pembelajaran Indikator
1 2 3 4
Guru memberikan LKPD dan handout
Guru menjelaskan masalah pada LKPD
yang harus dipecahkan
Mengorganisasikan Guru meminta siswa untuk berdiskusi
peserta didik untuk dalam memecahkan masalah pada
belajar LKPD
Guru memastikan setiap kelompok
memahami tugas masing-masing
Membimbing Guru mengawasi jalannya proses
penyelidikan pembelajaran atau diskusi
kelompok Guru masuk kedalam setiap kelompok
untuk memastikan setiap kelompok
dapat memecahkan permasalahan
Menyajikan Hasil Guru memantau diskusi dan
membimbing pembuatan laporan yang
akan dipresentasikan
Menganalisis dan Guru meminta kelompok untuk maju
mengevaluasi proses mempresentasikan hasil diskusi
pemecahan masalah
Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk bertanya atau menanggapi

161
162

Keterlaksanaan
Kegiatan Pembelajaran Indikator
1 2 3 4
Guru memberi penguatan atas jawaban
dari setiap kelompok
Guru merefleksikan seluruh aktivitas
pembelajaran dan menyimpulkan
materi
Kegiatan Penutup Guru memberikan post-test kepada
siswa
Guru meminta siswa untuk
mengumpulkan jawaban post-test
Guru memberikan informasi kepada
siswa tentang materi pada pertemuan
berikutnya
Guru menutup pembelajaran dengan
mengucapkan salam
Kesimpulan dan Saran :

..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................................
Mengetahui
Surabaya,.......................

Observer

163
164

Lampiran 9. Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Kompetensi Menganalisis Bumbu


Dasar dan Turunannya Di SMKN 2 Mojokerto

Nama Observer :

Hari/Tanggal :

Petunjuk : Berdasarkan pendapat Bapak/ibu berilah tanda () pada kolom yang
tersedia, jika ada masukan dan saran silahkkan tuliskan dikolom komentar
atau saran.

Skala kerangka penilaian :

1 = Kurang Baik = Hanya 1 Siswa

2 = Cukup Baik = Hanya 2 siswa

3 = Baik = Hanya 3 Siswa

4 = Sangat Baik = Semua siswa


Aktivitas Kelompok 1

No Aspek Aktivitas yang diamati Penilaian


1 2 3 4
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru
2 Siswa aktif berdiskusi dan membagi tugas antar anggota kelompoknya
3 Siswa mencari data atau referensi untuk bahan pemecahan masalah
4 Siswa aktif berdiskusi dalam memecahkan masalah
5 Siswa mempresentasikan hasil diskusi
6 Siswa menanggapi pertanyaan guru dan pendapat teman
7 Siswa aktif bertanya pada guru saat pembelajaran
8 Berperilaku sesuai dalam pembelajaran, tidak bergurau, tidak berbicara
sendiri dengan teman, dan tidak mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai

Aktivitas Kelompok 2

No Aspek Aktivitas yang diamati Penilaian


1 2 3 4
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru
2 Siswa aktif berdiskusi dan membagi tugas antar anggota kelompoknya
3 Siswa mencari data atau referensi untuk bahan pemecahan masalah
4 Siswa aktif berdiskusi dalam memecahkan masalah
5 Siswa mempresentasikan hasil diskusi

165
166

6 Siswa menanggapi pertanyaan guru dan pendapat teman


7 Siswa aktif bertanya pada guru saat pembelajaran
8 Berperilaku sesuai dalam pembelajaran, tidak bergurau, tidak berbicara
sendiri dengan teman, dan tidak mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai

Aktivitas Kelompok 3

No Aspek Aktivitas yang diamati Penilaian


1 2 3 4
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru
2 Siswa aktif berdiskusi dan membagi tugas antar anggota kelompoknya
3 Siswa mencari data atau referensi untuk bahan pemecahan masalah
4 Siswa aktif berdiskusi dalam memecahkan masalah
5 Siswa mempresentasikan hasil diskusi
6 Siswa menanggapi pertanyaan guru dan pendapat teman
7 Siswa aktif bertanya pada guru saat pembelajaran
8 Berperilaku sesuai dalam pembelajaran, tidak bergurau, tidak berbicara
sendiri dengan teman, dan tidak mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai

Aktivitas Kelompok 4

No Aspek Aktivitas yang diamati Penilaian


1 2 3 4
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru
2 Siswa aktif berdiskusi dan membagi tugas antar anggota kelompoknya
3 Siswa mencari data atau referensi untuk bahan pemecahan masalah
4 Siswa aktif berdiskusi dalam memecahkan masalah
5 Siswa mempresentasikan hasil diskusi
6 Siswa menanggapi pertanyaan guru dan pendapat teman
7 Siswa aktif bertanya pada guru saat pembelajaran
8 Berperilaku sesuai dalam pembelajaran, tidak bergurau, tidak berbicara
sendiri dengan teman, dan tidak mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai

Aktivitas Kelompok 5

No Aspek Aktivitas yang diamati Penilaian


1 2 3 4
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru
2 Siswa aktif berdiskusi dan membagi tugas antar anggota kelompoknya
3 Siswa mencari data atau referensi untuk bahan pemecahan masalah
4 Siswa aktif berdiskusi dalam memecahkan masalah
5 Siswa mempresentasikan hasil diskusi
6 Siswa menanggapi pertanyaan guru dan pendapat teman
7 Siswa aktif bertanya pada guru saat pembelajaran

167
168

8 Berperilaku sesuai dalam pembelajaran, tidak bergurau, tidak berbicara


sendiri dengan teman, dan tidak mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai

Aktivitas Kelompok 6

No Aspek Aktivitas yang diamati Penilaian


1 2 3 4
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru
2 Siswa aktif berdiskusi dan membagi tugas antar anggota kelompoknya
3 Siswa mencari data atau referensi untuk bahan pemecahan masalah
4 Siswa aktif berdiskusi dalam memecahkan masalah
5 Siswa mempresentasikan hasil diskusi
6 Siswa menanggapi pertanyaan guru dan pendapat teman
7 Siswa aktif bertanya pada guru saat pembelajaran
8 Berperilaku sesuai dalam pembelajaran, tidak bergurau, tidak berbicara
sendiri dengan teman, dan tidak mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai

Aktivitas Kelompok 7

No Aspek Aktivitas yang diamati Penilaian


1 2 3 4
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru
2 Siswa aktif berdiskusi dan membagi tugas antar anggota kelompoknya
3 Siswa mencari data atau referensi untuk bahan pemecahan masalah
4 Siswa aktif berdiskusi dalam memecahkan masalah
5 Siswa mempresentasikan hasil diskusi
6 Siswa menanggapi pertanyaan guru dan pendapat teman
7 Siswa aktif bertanya pada guru saat pembelajaran
8 Berperilaku sesuai dalam pembelajaran, tidak bergurau, tidak berbicara
sendiri dengan teman, dan tidak mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai

Aktivitas Kelompok 8

No Aspek Aktivitas yang diamati Penilaian


1 2 3 4
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru
2 Siswa aktif berdiskusi dan membagi tugas antar anggota kelompoknya
3 Siswa mencari data atau referensi untuk bahan pemecahan masalah
4 Siswa aktif berdiskusi dalam memecahkan masalah
5 Siswa mempresentasikan hasil diskusi
6 Siswa menanggapi pertanyaan guru dan pendapat teman
7 Siswa aktif bertanya pada guru saat pembelajaran
8 Berperilaku sesuai dalam pembelajaran, tidak bergurau, tidak berbicara
sendiri dengan teman, dan tidak mengerjakan sesuatu yang tidak sesuai

169
170

Kesimpulan dan Saran :

..........................................................................................................................................................................
................................................................................................................................ ..........................................
..........................................................................................................................................................................
Mengetahui
Surabaya,..........................

Observer I
171

Lampiran 10. Pre-Test dan Post-Test

SOAL PRE TEST DAN POST TEST

Bacalah soal- soal di bawah ini dengan seksama dan


berilah tanda silang () pada jawaban yang tepat di lembar
jawaban yang telah disediakan.

1. Diketahui warna masakan dari bumbu dasar merah


berwarna kurang cerah. Hal tersebut terjadi karena...
a. penggunaan cabe merah yang sedikit dan cairan
yang banyak
b. penggunaan bawang merah yang sedikit dan
cabe merah yang banyak
c. penggunaan cabe merah yang banyak dan cairan
yang sedikit
d. penggunaan bawang putih yang sedikit dan
cabe merah yang banyak

2. Dalam proses pengolahan makanan membutuhkan


beberapa peralatan. Peralatan yang dibutuhkan
untuk membuat bumbu dasar yaitu..
a. frying pan, saringan dan spatula
b. blender, frying pan dan spatula
c. colander, peeler dan frying pan
d. frying pan , spatula dan grater

3. Bumbu dasar dibuat untuk memudahkan proses


pengolahan masakan Indonesia. Di bawah ini yang
merupakan macam-macam bumbu dasar adalah..
a. bumbu dasar coklat, bumbu dasar kuning dan
bumbu dasar merah
b. bumbu dasar merah, bumbu dasar kuning dan
bumbu dasar putih
c. bumbu dasar hitam, bumbu dasar kuning dan
bumbu dasar hijau
172

d. bumbu dasar merah, bumbu dasar oranye dan


bumbu dasar coklat

4. Bumbu dasar dibuat dari bahan yang berbeda.


Adapun bahan yang dibutuhkan untuk membuat
bumbu dasar merah adalah..
a. bawang merah, bawang putih, lada, pandan
b. bawang merah, bawang putih , garam, gula dan
cabai bawit
c. bawang merah, bawang putih dan lada
d. bawang merah, bawang putih, garam dan cabe
merah

5. Masakan yang dibuat dengan menggunakan bumbu


dasar putih adalah..
a. opor
b. gulai
c. kalio
d. rica-rica

6. Rima akan membuat masakan untuk acara ulang


tahunnya minggu depan. Hari ini Rima membuat
bumbu dasar. Hal tersebut berkaitan dengan salah
satu fungsi bumbu dasar, yaitu..
a. memberi nafsu makan
b. sebagai pengawet
c. mempercepat proses pengolahan makanan
d. memberi rasa dan aroma pada masakan

7. Di bawah ini merupakan pernyataan yang paling


tepat mengenai bumbu dasar adalah...
a. campuran beberapa bumbu/rempah yang
dihaluskan dan tambahan bahan lain untuk
memberi warna
173

b. campuran bumbu/rempah yang dihaluskan


beserta penyedap untuk memberi rasa
c. campuran bawang merah, bawang putih, cabe
merah dan kunyit yang dihaluskan menjadi satu
d. campuran bawang merah, bawang putih, dan
kemiri yang dihaluskan

8. Sambal goreng yang dimasak oleh Rima tidak


berwarna merah. Hal tersebut terjadi karena..
a. perbandingan bawang merah lebih banyak dan
bawang putih lebih sedikit
b. perbandingan yang salah antara cabe merah dan
bahan lainnya
c. saat menumis tidak diberi minyak
d. cabe merah terlalu banyak

9. Suatu masakan berbumbu berasa dan beraroma


mentah/langu dan mudah basi, Hal ini disebabkan
karena...
a. penyimpanan bumbu dasar yang kurang tepat
b. bumbu tidak dimasak hingga mengeluarkan
aroma yang harum
c. wadah yang digunakan untuk menyimpan
bumbu tidak ditutup rapat
d. bumbu mengalami overcook

10. Agar masakan yang dibuat dari bumbu dasar kuning


warnanya tidak pucat, langkah yang perlu diambil
dalam membuat bumbu dasar adalah..
a. kunyit jangan dibakar atau disembam terlebih
dahulu
b. kunyit takarannya tidak boleh sedikit
c. kunyit dibakar/disembam terlebih dahulu
d. takaran antara bawang merah, bawang putih
dan kunyit harus seimbang
174

11. Masakan yang bisa dibuat menggunakan bumbu


dasar kuning adalah..
a. opor, gulai, dan pesmol
b. opor, balado, dan kalio
c. kalio, kare dan rica-rica
d. soto, acar dan pesmol

12. Pada saat pembuatan bumbu dasar, bumbu dimasak


hingga benar-benar matang. Hal ini bertujuan untuk..
a. memusnahkan mikroba
b. mempertahankan warna
c. menghilangkan aroma mentah
d. mempertahankan rasa

13. Masakan Indonesia memiliki kriteria masing-masing


sesuai dengan bumbu dasarnya. Kriteria dari
masakan yang berasal dari bumbu dasar putih
adalah..
a. mempunyai rasa pedas dan berwarna putih
b. mempunyai warna putih dan rasa gurih
cenderung manis
c. mempunyai warna kuning dan rasa yang gurih
dan agak pedas
d. mempunyai warna putih dan rasa yang asin

14. Bahan yang berfungsi untuk memberikan warna


pada pembuatan bumbu dasar adalah...
a. pandan
b. cabai rawit
c. kunyit
d. ketumbar

15. Masakan yang bisa dibuat menggunakan bumbu


dasar hitam adalah..
a. Brongkos
b. Gulai
175

c. Besengek
d. Balado

16. Dalam membuat masakan berbumbu dasar merah


agar warna masakan merah dan cerah, ada beberapa
hal yang dilakukan diantaranya adalah..
a. Takaran bumbu yang digunakan harus sesuai
dengan jumlah makanan yang diolah
b. hanya menggunakan cabe merah sedikit saja
c. hanya menggunakan bawang merah sedikit saja
dan bawang putih lebih banyak
d. cabe merah jangan ditumis

17. Bahan yang digunakan untuk membuat bumbu dasar


masakan besengek adalah..
a. bawang putih, bawang merah, garam dan kemiri
b. bawang merah, bawang putih, garam dan cabe
merah
c. bawang merah, bawang putih, garam dan kunyit
d. bawang merah, garam dan ketumbar

18. Bumbu dasar dapat mempercepat kita dalam


memasak berbagai masakan. Untuk mendukung hal
tersebut langkah yang perlu kita ambil adalah..
a. mencuci bahan bumbu dasar
b. membuat bumbu dasar dan disimpan dalam
freezer
c. mengecek bahan bumbu dasar
d. menyimpan bahan bumbu dasar dalam
refrigerator

19. Fungsi bumbu dasar yang berkaitan dengan


kesehatan tubuh manusia yaitu..
a. bumbu memberi aroma yang menenangkan
b. bumbu membantu proses pencernaan dalam
tubuh manusia
176

c. bumbu membantu meningkatkan nafsu makan


d. bumbu membuat makanan lebih awet

20. Makanan yang menggunakan bumbu dasar merah


adalah
a. Rendang, balado, dan rawon
b. Rawon, rendang dan sambal goreng
c. Rendang, bumbu rujak dan balado
d. Gulai, lodeh dan rica-rica

21. Dalam membuat bumbu dasar manakah alat yang


digunakan untuk proses pengadukan saat proses
memasak
a. Cobek
b. Blender
c. Frying pan
d. Spatula

22. Ibu memasak opor dan hasil jadi masakannya


berwarna putih kusam. Manakah faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya masalah diatas?
a. Bumbu ditumis hingga matang
b. Menumis bumbu menggunakan api besar
c. Pengadukan yang tidak stabil saat membuat
bumbu dasar
d. Bahan melalui tahap pencucian terlebih dahulu

23. Bumbu dasar dicampur dengan santan sekaligus dari


awal adalah masakan...
a. Gulai
b. Balado
c. Besengek
d. Semur

24. Ibu membuat bumbu dasar kuning dengan


menghaluskan semua bahan tanpa membakar kunyit
177

terlebih dahulu, kemungkinan manakah yang akan


terjadi pada hasil masakan ?
a. masakan terasa hambar
b. masakan lebih beraroma
c. masakan terasa getir
d. masakan lebih berwarna

25. Banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam


menyimpan bumbu dasar agar tidak cepat basi.
Manakah di bawah ini yang merupakan usaha untuk
menyimpan bumbu dasar agar tidak cepat basi
adalah
a. disimpan dalam suhu ruang
b. di masak tidak sampai matang
c. di masak dengan api besar
d. disimpan dalam wadah kering dan tertutup
rapat pada suhu dingin
178

Lampiran 11. Nilai Hasil Belajar Kognitif Kelas X Kuliner 3

Nilai Nilai
No Nama Siswa Pre- Ket Post- Ket
test test
1 AHMED HUSEIN JALILI 58 TT 92 T
2 ANDINA WIDIA MARTA 52 TT 88 T
3 ANDRA HERMAWAN 72 TT 100 T
4 ANGGRAINI PUTRI DEVI 52 TT 88 T
5 ANINDYA RAMADHANI A 60 TT 80 T
6 ARDAN REASYAD 40 TT 76 T
7 ARTIKA DWI REGITA C 48 TT 80 T
8 AZZAHRA AGUSTIN 56 TT 92 T
9 DHABITA NOVIANGGI 60 TT 88 T
10 EKA YULIANA TALISTA 56 TT 80 T
11 ERI AYULI FAUZIYAH 48 TT 76 T
12 ERNI SUGIYANTI 68 TT 92 T
13 EZIKA ZALVA RAMANDITA 56 TT 84 T
14 FADHIA RIZQI SALSABILA 40 TT 76 T
15 FITRIA RAHMADINI 56 TT 84 T
16 GAYUH KRISVIA WAHYU U 72 TT 88 T
17 HAFIDA NIKMATUS S 68 TT 80 T
18 ILA NUR AFIFA 64 TT 80 T
19 INTAN RAGIL AMALIA 72 TT 96 T
20 KHARISMA NADYON S 68 TT 80 T
21 MIRSA PUTRA ARDANA 40 TT 76 T
22 MUHAMMAD RAVALENT S 72 TT 84 T
23 MUHAMMAD RENDY G 64 TT 80 T
24 NAYSILA AURRELIA VINKA 68 TT 96 T
25 NUR AZZAHRA ARIYANTI 56 TT 88 T
26 PUTRI DEWI ANGGREINI 48 TT 84 T
179

27 RATNA DWIASIH A 68 TT 80 T
28 SAFRIL SAHRIAL 76 TT 84 T
29 TANAYA EKA ARUM S 52 TT 72 TT
30 TATA AMELIA 64 TT 80 T
31 WIDADARI DIES AGITA 52 TT 68 TT
32 YULIA PRATIWI 56 TT 76 T
33 YULIATI SUKMA 64 TT 88 T
RATA-RATA NILAI 58,96 TT 83,51 T
180

Lampiran 12. Cara Mencari Tabel Frekuensi

Lampiran 11
Data hasil belajar siswa tersaji dengan membuat tabel
frekuensi dengan langkah sebagai berikut:
a. Mengurutkan data nilai hasil pre-test dan post-test dari
nilai yang terkecil ke nilai terbesar

b. Menentukan jangkauan (range)

Range= Nilai tertinggi post-test – Nilai terendah


pre-test

Range = 100 – 40
= 60
c. Menentukan banyak kelas

Banyak kelas = 1+3,3 log n


n = jumlah siswa

= 1 + 3,3 log 33
= 1+5,01
=6

d. Menentukan panjang kelas


Panjang Kelas =
=
= 10
181

Lampiran 13. Lembar Angket Model pembelajaran Berbasis


Masalah

LEMBAR ANGKET MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS


MASALAH

A. Petunjuk
1. Berilah tanggapanmu terhadap proses belajar mengajar
dasar-dasar kuliner dengan menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah pada materi
“Menganalisis Bumbu Dasar dan Turunannya” dengan
cara memberi tanda ceklis () pada kolom yang anda
anggap sesuai
2. Kriteria Tanggapan :
a. “Ya” : Bila pertanyaan sesuai dengan
pendapatmu
b. “Tidak” : Bila pertanyaan tidak sesuai dengan
pendapatmu

No Aspek yang ditanyakan Tanggapan


Ya Tidak
1. Apakah anda dilatih untuk menganalisis
sebuah masalah?
2. Apakah anda menjadi lebih aktif dalam
pembelajaran dikelas
3. Apakah anda berkontribusi dalam
kelompok untuk menyelesaikan diskusi
4. Apakah model pembelajaran berbasis
masalah membantu anda untuk berpikir
lebih kritis?
5. Apakah anda tertarik dengan model
pembelajaran berbasis masalah?
6. Apakah anda bertanya dengan guru jika
ada yang tidak mengerti?
7. Apakah pertanyaan/ permasalahan yang
diberikan membantu anda untuk
menemukan/menerapkan konsep sendiri?
182

8. Apakah dengan model pembelajaran


berbasis masalah membuat anda lebih
paham dengan materi yang diajarkan?
9. Apakah hand out dan LKPD mudah
dipahami?
10. Apakah Handout dapat membantu
pemahaman materi?
183

Lampiran 14. Dokumentasi Penelitian


184

Anda mungkin juga menyukai