Anda di halaman 1dari 39

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE


PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DI KELAS VII-C
MTsN 5 NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Penelitian Tindakan Kelas

Dosen Pengampu :

Dr. H. Muniron, M.Ag

Oleh :

Rahmat Ardy Hamzah

(932120319)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2023
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “UPAYA PENINGKATAN


HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS A
TEACHER HERE PADA MAPEL AL-QUR’AN HADITS DI KELAS
VII-C MTsN 5 NGANJUK TAHUN AJARAN 2022/2023” telah
disetujui oleh Kepala Sekolah dan Guru Pamong Magang, pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 16 Februari 2023

Mengetahui, Nganjuk, 16 Februari 2023


Kepala Sekolah MTsN 5 Nganjuk Guru Pamong Magang

Kasnan, S.Ag Erna Rohmawati, S.Ag


NIP. 197109072005011007 NIP.197504272007012027

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “UPAYA PENINGKATAN


HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS A
TEACHER HERE PADA MAPEL AL-QUR’AN HADITS DI KELAS
VII-C MTsN 5 NGANJUK TAHUN AJARAN 2022/2023” telah
disahkan oleh Dosen Pembimbing Magang, pada:

Hari : Kamis
Tanggal : 16 Februari 2023

Nganjuk, 16 Februari 2023


Dosen Pembimbing Magang

Dr. H. Muniron, M.Ag


NIP. 196611061994031007

iii
ABSTRAK

Metode pembelajaran Every One Is Teacher Here (semua orang adalah guru),
adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan
mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan
tuntutan kompetensi, untuk mengembangkan Interaksi pembelajaran siswa
dilakukan dengan siswa menulis pertanyaan di kartu index dan mempersiapkan
jawabannya dan berkomunikasi karena dengan berkomunikasi pembelajaran dititik
beratkan pada hubungan antar individu dan sumber belajar yang lain dan
berorientasi pada kemampuan individu untuk berhubungan dengan sumber belajar
tersebut. Tehnik pembelajaran ini memotivasi semua siswa untuk aktif dan
memberi kesempatan pada siswa untuk mengajar temannya dan mempelajari
sesuatu dengan baik pada waktu yang sama, serta dapat membuat pertanyaan dan
mengemukakan pendapat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui
bagaimanakah penerapan metode everyone is a teacher here kelas VII-C MTsN 5
Nganjuk, (2) Mengetahui seberapa besar peningkatan keaktifan belajar siswa
dengan penggunaan metode pembelajaran aktif everyone is a teacher here
kompetensi dasar sistem pengisian kelas VII-C MTsN 5 Nganjuk dan (3)
Mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran aktif everyone is a teacher
here dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sistem starter dan
pengisian kelas VII-C MTsN 5 Nganjuk. Subjek penelitian adalah siswa kelas
VII- C sebanyak 29 siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan
kelas, metode pembelajaran yang digunakan adalah dengan metode pembelajaran
Everyone is a Teacher Here. Penelitian dilakukan dengan 2 siklus. Langkah-
langkah penelitian ini dimulai dengan pemberian materi dengan metode ceramah,
selanjutnya metode everyone is a teacher here yaitu Membagikaan secarik kertas
kosong kepada seluruh peserta didik dan minta mereka menuliskan satu pertanyaan
tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari didalam kelas atau topik khusus
yang telah dibahas dan diskusikan, mengumpulkan kertas yang telah diisi
pertanyaan oleh siswa, kemudian mengacak kertas tesebut setelah itu dibagikan
kembali kepada peserta didik dan memastikan peserta didik tidak menerima kertas
pertanyaan yang telah ditulis sendiri. Meminta peserta didik membaca dalam hati
pertanyaan dalam ketas tersebut kemudian memikirkan jawabannya. meminta

iv
peserta didik secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan
menjawabnya. Setelah jawaban diberikan..Tahap selanjutnya adalah postest,
penelitian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada kompetensi dasar
sistem pengisian menggunakan penerapan metode everyone is a teacher here
menunjukkan peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Siklus I, sebelum
penerapan metode problem solving diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 59,13.
Siklus II, setelah penerapan metode problem solving diperoleh nilai rata-rata siswa
sebesar 81,44

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW dan keluarganya. Atas limpahan rahmat-Nya penulis
mampu menyelesaikan penyusunan Laporan Pelaksanaan Mengajar ini.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini, antara lain:
1. Bapak Dr. H. Muniron, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Magang.
2. Bapak Kasnan, S.Ag selaku Kepala Sekolah MTsN 5 Nganjuk.
3. Bapak Joko Wiyono selaku Koordinator Magang MTsN 5 Nganjuk.
4. Ibu Erna Rohmawati, S.Ag selaku Guru Pamong Mata Pelajaran Al-
Qur’an Hadist.
5. Seluruh dewan guru dan staf MTsN 5 Nganjuk.
6. Serta teman-teman kelompok Magang 3 IAIN Kediri.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna, dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
oleh penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya.

Nganjuk, 16 Februari 2023

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
ABSTRAK .............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................v
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................5
A. Kajian Tentang Hasil Belajar ........................................................................5
B. Kajian Tentang Strategi Everyone is a Teacher Here ..................................14
C. Hipotesis Tindakan.......................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................19
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................19
B. Subyek Penelitian .........................................................................................19
C. Prosedur/Rencana Penelitian........................................................................20
D. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................................22
E. Teknik Analisis Data ....................................................................................23
BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................24
BAB V PENUTUP ..................................................................................................29
A. Kesimpulan ..................................................................................................29
B. Saran .............................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................30
LAMPIRAN ............................................................................................................32

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak dasar yang diperoleh semua warga tak
peduli berapa pun usia mereka, negara berkewajiban memfasilitasi warganya
untuk mendapatkan Pendidikan. Pendidikan merupakan proses pembelajaran
yang diperoleh dari dalam kelas di dalam proses pembelajaran terjadi proses
pemindahan ilmu dari guru ke peserta didiknya.
Dalam UU SISDIKNAS menyebutkan bahwasanya pendidikan merupakan
usaha terencana dan sadar yang dilaksanakan untuk mewujudkan
pembelajaran supaya peserta didik dapat aktif mengembangkan bakat yang ada
padanya guna mempunyai kekuatan spiritual pengendalian diri kepribadian
sikap yang baik berupa kecerdasan dan keterampilan yang diharapkan
masyarakat peserta didik masyarakat bangsa dan negara. Pendidikan juga dapat
dimaknai sebagai pengalaman menuntut ilmu yang berlangsung di dalam semua
lingkungan dan sepanjang masa.
Didik hanung juga dapat berarti proses belajar yang berlangsung seumur
hidup tanpa memandang batas usia. Pendidikan tidak hanya mengembangkan
potensi manusia dari segi kognitif saja namun pendidikan juga bertujuan
untuk membangun dan mengembangkan sisi afektif dan sego motor sehingga
proses pembelajaran akan menghasilkan manusia yang tidak hanya pintar
namun juga menghasilkan manusia yang berbudi luhur, cerdas, beriman dan
berakhlak mulia.
Pendidikan juga menjadi salah satu indikator yang utama untuk mengukur
suatu kemajuan suatu negara. Suatu negara harus memiliki pendidikan yang
bagus agar menghasilkan output SDM yang baik dan berkualitas. Hal ini
bertujuan untuk mendorong sumber daya manusia indonesia supaya dapat
bersaing di ranah internasional. Didalam pendidikan terdapat proses belajar
mengajar atau transfer ilmu dari guru ke siswa. Cara didalam proses
pembelajaran guru dan siswa akan saling berinteraksi. Pada umumnya guru
akan menjelaskan materi dan peserta didik akan mendengarkan.
Pembelajaran seperti ini sering dikenal dengan istilah metode

1
pembelajaran dengan model ceramah. Namun pembelajaran seperti ini
dianggap sudah terlalu kuno dan sudah tidak cocok diterapkan di dalam
pembelajaran. Selain itu dengan pembelajaran model seperti ini akan membuat
peserta didik cenderung mudah bosan dan mengantuk. Dengan kondisi seperti
ini tujuan pembelajaran akan sulit dicapai. Padahal proses belajar mengajar
yang baik dan berhasil adalah pembelajaran yang di dalamnya terdapat banyak
agenda yang dikerjakan oleh siswa. Selain itu guru dianggap berhasil dalam
proses mengajar apabila ia dapat belajar dengan kreatif, penuh dengan inovasi,
dapat memunculkan motivasi dan minat pesertadidik, serta dapat membantu
pesertadidik dalam memahami dan memem mempraktekkan materi pelajaran
yang telah dikaji.
Kegiatan belajar juga dipengaruhi dengan metode pembelajaran yang
dipakai oleh pendidik. Dengan demikian guru semestinya cermat didalam
memilih modal pembelajaran yang tepat dengan karakter pesertadidik. Hal ini
tujuan untuk membuat pesertadidik menjadi aktif didalam semua proses
pembelajaran selain itu hal ini dapat memotivasi pesertadidik agar bisa
memperoleh hasil belajar yang bagus.
Al-Quran Hadis merupakan salah satu mapel pendidikan agama Islam
yang wajib ada pada satuan pendidikan dibawah naungan Kementerian Agama.
Al-Quran Hadis adalah mapel yang didalamnya terdapat pengenalan dan
pemahaman mengenai isi kandungan Al-Quran Hadis yang berhubungan
dengan kehidupan sehari hari dengan kata lain sebagai pedoman didalam
kehidupan didunia ini.
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Upaya Meningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode
Everyone is a Teacher Here Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits di
Kelas VII-C MTsN 5 Nganjuk”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah Apakah pemakaian metoda Everyone is A
Teacher Here bisa meningkatkan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Al-
Quran dan Hadits peserta didik kelas VII-C MTsN 5 Nganjuk Tahun

2
Pelajaran 2022/2023 tentang materi Hukum bacaan mad, Hukum bacaan mad
thabi’i, Hukum bacaan mad wajib muttasil, Hukum bacaan mad jaiz munfasil.
C. Tujuan Penelitian
Peneliti meneliti pada MTsN 5 nganjuk pada mapel Al-Quran dan Hadis,
untuk mengupayakan agar siswa di dalam kelas tidak ngantuk dan lebih
inovatif dalam pelajaran di MTsN 5 nganjuk. Untuk itu peneliti merasa harus
ada inovasi baru didalam proses pembelajaran Al-Quran Hadis di MTsN
tersebut. Agar siswa menyakini, memahami dan mengamalkan keilmuannya
tentang Al-Qur’an.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemanfaatan dan kontribusi,
baik itu manfaat dari sudut teoritis maupun manfaat dari sudut praktis.
1. Manfaat Teoritis
a. Manfaat dari segi Teoritis yang pertama adalah hasil penelitian
ini diharap bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam konteks
bidang pendidikan dan psikologi tentang sebab-sebab
yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian
yang serupa guna mengembangkan pendidikan yang terdapat di
Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Untuk membuat prestasi belajar peserta didik lebih meningkat
serta pemahaman pesertadidik tentang mapel Al-Quran dan
Hadits, khususnya tentang keilmuan Hukum bacaan mad, akan
menjadi lebih baik lagi.
2) Mampu dan berani bertanya dan menyampaikan pendapatnya di
kelas.
3) Dapat mengimplementasikan dan mengamalkan Hukum
bacaan mad, Hukum bacaan mad thabi’i, Hukum bacaan
mad wajib muttasil, Hukum bacaan mad jaiz munfasil di dalam
setiap membaca Al-Qur’an.

3
4) Dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran yang
dipakai ketika mengajar agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
5) Dapat menghidupkan suasana kelas.
6) Mendapatkan kepuasan tersendiri karena hasil belajar dari
peserta didiknya meningkat.
7) Mendapatkan pengalaman karena suasana kelas yang berbeda
dari sebelumnya.
8) Dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalitasnya
sebagai seorang pendidik.
9) Dapat inovasi cara mengajar yang baru.
b. Bagi Sekolah
1) Nilai keberhasilan belajar peserta didik dapat tercapai
dengan maksimal dan memuaskan.
2) Sebagai salah satu faktor yang dapat membuat sekolah
tersebut banyak diminati oleh peserta didik baru.
Sebagai salah satu teknik guna meningkatkan profesionalitas
pendidik dalam menjalankan tugas atau bisa dikatakan sebagai
masukan dari sekolah bagi seorang pendidik.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Tentang Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar diperoleh dari hasil dari perubahan individu. Hasil yang
didapat merupakan serangkaian proses perubahan tingkah laku sesuai
dengan kebutuhan hidupnya. Belajar adalah proses yang dilalui oleh
seorang guna perubahan pada dirinya yang biasanya tampak nyata pada
tingkah laku mereka.1
Belajar biasa disebut juga dengan proses perubahan dalam diri
individu, dari yang semula tidak bisa dan tidak tau apa-apa menjadi bisa
dan tau. Perubahan tersebut biasanya terjadi secara keseluruhan pada diri
seseorang yang perubahan itu hasil dari mereka berinteraksi dengan
lingkungannya. Psikis seseorang juga diuji dalam proses belajar yang jika
dirinya menerima keadaan sekitarnya dan senang hal tersebut maka
perubahan dalam diri seseorang pun akan terjadi.
Menurut pemikiraan Durton belajar merupakan perubahan yang ada
pada pribadi seseorang sebagai hasil dari pada interaksi terhadap
lingkunganya guna mmenuhi kebutuhan dirinya.2 Individu yang
melakukan interaksi dengan lingkungannya itu bisa disebut belajar. Meski
hanya sekedar melihat suatu kejadian ataupun benda disekitar.
Menurut pemikiran Hilgrad dan Bower, belajar adalah suatu proses
untuk mengingat berdasarkan pengalaman untuk dapat informasi atau
menemukan informasi tentang suatu pengetahuan. 3 Jadi belajar merupakan
cara individu untuk mendapatkan informasi dengan menguasai sesuatu
terlebih dahulu.
James O. Wittaker berpendapat belajar adalah proses dimana
seorang individu itu mengalami perubahan tingkah laku yang

1
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 2.
2
Mutadi, Pendekatan Efektif dalam Pembelajaran Matematika, (Semarang: Balai Diklat
Keagamaan Semarang, 2007), 12.
3
Thobroni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Arruz Media, 2010), 13.

5
berdasarkan pengalaman atau latihan.4 Perunahan-perubahan tidak akan
dicapai seorang individu apabila mereka tidak mau latihan atau tidak mau
mencoba hal baru untuk menemukan suatu pengalaman.
Kesimpulan pengertian belajar berdasarkan pendapat para pakar
adalah belajar adalah proses yang dialami individu atau seseorang atau
kelompok yang di dalam proses tersebut terjadi perubahan tingkah laku
disebabkan dari interaksi dengan sesama atau lingkungan sekitar atau
berdasarkan pengalaman yang mereka rasakan. Perubahan ini didapatkan
dari latihan-latihan tertentu atau dari percobaan yang menghasilkan suatu
pengalaman.
2. Tahapan Belajar
Ada 4 tahapan belajar :
a. Individu Tidak Sadar-Tidak Kompeten
Pada tahap ini, seorang individu tidak mengetahui atau tidak
bisa bagaimana caranya melakukan sesuatu, begitu pula ia tidak tahu
apa kekurangan dari sesuatu yang belum bisa mereka kerjakan.
Mereka tidak sadar akan ketidakmampuaanya mereka. Tahap ini juga
menentukan waktu, apakah mereka kuat atau tidak terhadap situasi
yang ada.
b. Individu Sadar Tidak Kompeten
Tahap ini berkaitan dengan tahap sebelumnya yang mereka
belum bisa atau belum mengetahui caranya melakukan tentang sesuatu
hal, tetapi pada tahap ini walaupun seorang individu belum bisa
melakukan sesuatu hal namun mereka tau apa kekurangan dari sesuatu
yang belum mereka mengerti. Mereka tau kekurangan begitu juga
dengan kelebihan atau manfaatnya. Kalau mereka sudah tau apa
kekurangan dari suatu hal tersebut, mereka juga tau bagaimana cara
mengatasinya walaupun solusinya tidak tepat atau terjadi kesalahan,
tapi kesalahan itu adalah hal yang tidak dapat dipisahkan.

4
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), 35.

6
c. Individu Mampu Sadar, Kompeten
Pada tahap ini, seorang individu sudah mengerti caranya
melakukan sesuatu atau sudah mengetahui tentang keterampilan baru
yang ada disekitar mereka. Meskipun demikian, pada saat
mereka ingin mempraktekkannya tetapi masih kesulitan.
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk dipraktekkan juga
membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Walaupun ada langkah-
langkah agar bisa menumbuhkan kesadaran diri atau konsentrasi
tinggi untuk bisa mempraktekkan keterampilan baru tersebut.
d. Individu Tidak Sadar Kompeten
Tahap ini, individu sudah bisa atau berhasil mempraktekkan
keterampilan baru tersebut yang nantinya menjadi kebiasaannya
mereka. Oleh karena itu, ketika mereka sudah bisa
mempraktekkannya, mereka juga bisa melakukan pengenalan
terhadap hal lain yang belum mereka ketahui untuk menambah
wawasan bagi dirinya. Selain itu, seorang individu juga bisa
mengajarkannya kepada oranglain berhubungan dengan hal-hal yang
sudah mereka ketahui dan sudah mereka praktekkan dalam
kehidupannya sehari-hari. Karena sangking mahirnya mereka mereka
tidak sadar akan kemahiranya tersebut.
3. Gaya-gaya Belajar
a. Visual
Gaya ini merupakan gaya belajar individu yang cenderung
suka mengggunakan visual atau mengandalkan indra penglihatan
seperti membaca, mengamati, dll. Tipe gaya belajar ini lebih suka
dengan keadaan yang sepi dan jauh dari keramaian ketika belajar.
Mereka cenderung sebagai pengamat di dalam kelas.
b. Auditori
Tipe gaya belajar ini mengandalkan indra pendengaran. Gaya
belajar tipe ini cenderung tidak suka membaca dan lebih suka belajar
dengan mendengarkan penjelasan dari orang lain. Individu dengan

7
gaya ini cenderung baik sebagai public figure dan mereka pandai
ngomong di depan publik.
c. Kinestetik
Gaya belajar yang cenderung suka memegang langsung obyek
pembelajaran. Mereka sangat cocok dengan metode pembelajaran
dengan cara simulasi atau eksperimen.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
a. Faktor Internal
Faktor Internal yaitu faktor yang terdapat pada seseorang itu
sendiri yang berkaitan dengan proses belajar mereka. Berikut
diantaranya:
1) Faktor Fisiologis, yaitu faktor yang berkaitan dengan keadaan
tubuh atau jasmani seseorang, atau juga bisa dikenal dengan faktor
hereditas atau bawaan lahir.5 Dalam hal ini seseorang tidak bisa
merubahnya karena hal ini merupakan pemberian dari Tuhan yang
Maha Kuasa yang mutlak dan tak dapat diubah.
2) Faktor Psikologis, yaitu berkaitan dengan psikis atau mental
seorang individu, berhasil tidaknya peserta didik dalam mengikuti
mata pelajaran atau ketika proses pembelajaran berlangsung. Kalau
mental seorang individu belum bisa menguasai atau menangkap
materi dari mapel tertentu, maka keberhasilan dalam pembelajaran
dapat tidak berhasil. Faktor psikologis ini meliputi beberapa aspek,
diantaranya:
a) Kecerdasan atau intelegensi
Kecerdasan yang tinggi akan lebih mudah berhasil daripada
keserdasan yang rendah.6 Kecerdasan tiap tiap individu pasti
berbeda-beda karena Tuhan menciptakan manusia dengan
penuh perbedaan.

5
Ahmad Syarifuddin, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Velajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya,” Jurnal Ta’dib, Vol. 16, No. 01 (2011): 127.
6
Paul Suparno, Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah : Cara Menerapkan Teori
Multiple Intelegences Howard Gardner (Yogyakarta: Kanisius, 2008), 6.

8
b) Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan dari pihak dalam ataupun
luar agar peserta didik mempunyai semangat belajar.7
Motivasi peserta didik bisa diperoleh dari mana saja
tergantung dirinya masing-masing. Orang tua dan lingkungan
sekitar hendaknya mampu menjadi motivasi peserta didik
untuk menjadi individu yang dapat berguna minimal untuk
lingkungan sekitarnya.
c) Minat
Minat adalah ketertarikan peserta didik dalam proses
belajar mengajar. Kalau peserta didik memiliki minat atau
ketertarikan atau suka dengan salah satu pelajaran tertentu,
maka mereka akan terus memperhatikan ketika guru
menyampaikandan menjelaskan materi. Hasil dari
belajarnya pun juga bisa tercapai secara optimal. Beda dengan
ketika peserta didik tidak tertarik atau tidak menyukai
pelajaran tertentu, maka mereka juga tidak punya semangat
dalam mengikuti pelajaran tersebut dan mereka ketika
gurunya menjelaskan mereka ingin cepat selesai mata
pelajaran itu.
d) Sikap
Sikap adalah suatu reaksi, respon yang dimiliki
pesertadidik di dalam menerima pelajaran yang
ditransferkan oleh guru. Sikap juga erat kaitannya dengan
minat. Jika respon peserta didik baik terhadap suatu pelajaran,
maka hasilnya juga akan baik. Hal ini berkaitan dengan suka
tidak sukanya mereka dengan pelajaran. Oleh karena itu,
sikap ini juga sangat penting ada dalam diri individu untuk
merespon saat pembelajaran berlangsung dikelas.

7
Samsuri, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 40.

9
e) Bakat
Bakat merupakan potensi ataupun kemampuan yang
dimiliki peserta didik dan perlu dilatih agar terwujud.8 Bakat
merupakan faktor hereditas yang setiap individu pasti
memiliki bakat yang berbeda-beda.
3) Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar adalah pemusatan atau pemfokusan pikiran
untuk bisa fokus dalam belajar.9 Konsentrasi tiap-tiap individu
berbeda-beda, maka guru harus bisa mensiasati hal ini dengan
berbagai trobosan yang dapat dilakukan.
4) Rasa percaya diri
Rasa percaya diri merupakn keyakinan yang dimiliki
seorang dalam mempercayai dirinya sendiri bahwasannya dia mampu
melakukan suatu hal dengan baik.10 Setiap orang tidak mesti percaya
dengan dirinya sendiri, kadang mereka terlalu menganggap dirinya
lemah dan tak berdaya sehingga mereka takut untuk melakukan suatu
hal yang baru.
5) Cita-cita peserta didik
Cita-cita adalah keinginan yang ingin dicapai atau diraih dalam
masa mendatang yang memberikan efek pada kehidupan seterusnya.
Cita-cita ini adalah semangat peserta didik agar mereka bisa
mengikuti pelajaran dengan baik dan selanjutnya mereka bisa
menggapai cita-citanya dengan mudah. Kalau cita- cita mereka bisa
tercapai, mereka pasti akan bangga dengan diri mereka sendiri dan
mereka juga akan bisa membanggakan kedua orang tua serta keluarga
besar mereka.

8
Sunardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), 17-20.
9
Ria Ria Aviana, dkk, “Pengaruh Tingkat Konsentrasi Belajar Peserta didik Terhadap Daya
Pemahaman Materi Pada Pembelajaran Kimia di SMA Negeri 2 Batang,” Jurnal Pendidikan
Sains Universitas Muhammadiyah Semarang, No 1, Vol. 03 (2015): 30.
10
Sri Marjanti, “Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Melalui Konseling Kelompok bagi
Peserta didik X IPS 6 SMA 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015,” Jurnal Konseling
Gusjigang, No. 1, Vol. 1 (2015

10
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari pihak luar
yang mempengaruhi proses belajar individu.
a. Lingkungan Sosial Sekolah
Faktor ini berasal dari lingkungan sekolah. Diantaranya
hubungan peserta didik dengan pesertadidik, peserta didik
dengan guru ataupun waktu dan pelajaran yang ada disekolah.11
Lingkungan sosial sekolah sangat mempengaruhi kenyamanan
peserta didik ketika belajar di sekolah. Sekolah harus memberikan
lingungan sosial yang baik agar siswa nyaman dan tidak
terpengaruh energi negatif.
b. Lingkungan Sosial Masyarakat
Faktor ini berhubungan langsung dengan masyarakat.
Bahkan kita tidak bisa lepas berkomunikasi dengan masyarakat
secara langsung. Baik itu tetangga, atau masyarakat secara luas.
Hal ini bisa mempengaruhi tumbuh kembangnya anak dan
terkadang sulit untuk dikendalikan. Jika masyarakatnya baik,
maka anak juga ikut baik karena apa yang dilihat anak itu bisa
menjadi hal yang nantinya akan mereka tirukan atau lakukan.
c. Lingkungan Sosial Keluarga
Keluarga atau orang tua adalah seseorang yang harusnya
mengerti betul tentang sikap atau perkembangan sang anak.
Karena mereka adalah seseorang yang paling dekat dengan anak.
Dalam hal mendidik, mereka juga harus memberikan pendidikan
yang benar kepada si anak agar mereka tidak mengalami
kekurangan kasih saying nantinya atau trauma akan suatu hal
yang pernah orang tua lakukan kepadanya.
Mendidik anak haruslah menggunakan cinta dan kasih
sayang. Karena anak belum bisa memahami bagaimana
posisinya menjadi orang tua. Sebagai orang tua, mereka juga

11
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), 126

11
harus bisa memberikan arahan kepada anak terkait sikap atau
perilaku nya, apakah perilaku ini baik atau buruk untuk mereka
lakukan.
Jika mereka melakukan suatu perbuatan yang tidak
diperbolehkan, maka orang tua boleh memberikan hukuman
yang mendidik kepada si anak, untuk memberikan efek jera
kepada mereka agar mereka tidakakan mengulangi perbuatan
buruknya lagi. Oleh karena itu, faktor ini merupakan faktor
terpenting dalam pertumbuhan anak, karena orang tua
merupakan pendidikan utama anak.
Orang tua tidak bisa lepas kendali dalam mendidik
ananknya, mesi merekan sudh menitipkan anaknya untuk
dididik di sekolah. Orang tua tetap harus memantau anaknya
karena waktu dirumah lebih banya daripada di sekolah.
5. Hasil Belajar
Menurut tokoh dalam bidang pendidikan yaitu Dimyati dan
Mudjiono, bahwasannya hasil dari belajar harus dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu dari sudut pandang guru dan dari sudut pandang peserta
didik. Jika dipandang atau dilihat dari sudut pandang pesertadidik atau
peserta didik, hasil belajar adalah perkembangan peserta didik dari yang
awalnya kurang bagus menjadi lebih bagus. Perkembangan tersebut bisa
dilihat dan diketahui dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang guru adalah keberhasilan guru
dalam melaksanakn proses pembelajaran di kelas dan dapat
merealisasikan bahan pembelajaran dengan baik.12
Dari pemaparan yang telah disampaikan diatas diketahui bahwa
hasil belajar harus meliputi tiga aspek, yaitu yang pertama aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (gerak). aspek
kognitif adalah salah satu aspek yang terpenting yang harus
diutamakan ketika proses belajar berlangsung, karena aspek kognitif

12
Basrudin dkk, “Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik
pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN Fatufia Kecamatan Bahodopi,”
Jurnal Kreatif Tadulako Online, No 1, Vol. 1 (2017).

12
merupakan aspek pengetahuan, dimana manjadikan peserta didik yang
sebelumnya belum tahu atau tidak tahu menjadi lebih tahu dan mengerti.
Ketika proses pembelajaran sedang terjadi, aspek inilah yang
paling banyak dan paling sering diberikan oleh guru. Sedangkan aspek
afektif, merupakan aspek tambahan dalam proses pembelajaran, aspek ini
merupakan aspek sikap yang harus diberikan dan ditanamkan oleh guru
ketika proses pembelajaran berlangsung, baik pembelajaran di dalam
kelas maupun ketika pembelajaran diluar kelas.
Aspek afektif atau sikap ini merupakan aspek tambahan yang
harus diberikan oleh guru ketika melakukan proses pembelajaran, karena
aspek kognitif atau pengetahuan saja dirasa masih kurang untuk
membekali peserta didik sebelum terjun langsung ke masyarakat. Selain
dilihat dari aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), hasil belajar
juga dilihat dari aspek psikomotorik dari peserta didik itu sendiri.
Aspek psikomotorik juga merupakan bagian aspek yang penting
yang wajib menjadi perhatian guru ketika melaksanakan proses
pembelajaran, aspek psikomotorik adalah aspek gerak, maksudnya adalah
ketika proses belajar mengajar, guru harus memperhatikan kondisi
pesertadidik agar tidak terkesan bosan ketika proses pembelajaran, baik
ketika proses belajar mengajar didalam kelas maupun diluar kelas. Dari
ketiga aspek tersebut jika dapat terpenuhi, maka hasil belajar tersebut
dapat dicapai sacara maksimal.
6. Faktor yang Berpengaruh pada Result Study (Hasil Belajar)
Berdasarkan pendapat salah satu tokoh, Ngalim Purwanto yang
mengaemukakan bahwasanya terdapat dua faktor yang memengaruhi hasil
belajar pesertadidik, dua hal tersebut yaitu :
a. Faktor Internal
Faktor yang bersumber dari dalam atau internal ini adalah faktor
yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri, contoh dari
faktor dari dalam (internal) yang dapat berpengaruh pada hasil belajar
pesertadidik adalah motivasi yang terdapat dalam diri dari peserta
didik itu. Jika semakin tinggi motivasi yang terdapat pada diri

13
pesertadidik itu besar atau tinggi, maka hasil belajar dan
prestasi belajar dari peserta didik ini akan semakin tinggi, begitu
pula sebaliknya.
b. Faktor Eksternal
Eksternal yang dimaksudkan merupakan faktor yang
memengaruhi hasil belajar peserta didik yang berasal dari luar diri
pesertadidik atau dari lingkungan sekitar peserta didik itu sendiri.
Contoh faktor luar (eksternal) ini faktor dari adalah orang tua,
guru dan cara mengajarnya ketika menyampaikan materi,
mpenggunaan media oleh guru saat pelajaran dan metode yang
dipakai pendidik ketika mengajar. Oleh karena itu faktor eksternal ini
juga lebih sering disebut faktor lingkungan dan sosial, karena faktor-
faktor yang ada pada pada faktor eksternal adalah faktor yang terdapat
disekitar pesertadidik itu sendiri. Yang paling sering disebut dalam
faktor eksternal adalah orang tua, karena orang tua merupakan pondasi
awal pendidikan dari peserta didik itu sendiri.13
B. Kajian tentang Strategi EveryOne is a Teacher Here
1. Pengertian Stretegi Pembelajaran Everyone is A Teacher Here
Proses belajar tidak hanya bersumber dari pendidik saja. Peserta didik
dapat saling mengajar dengan teman lainnya sehingga partisipasi kelas dan
tanggung jawab individu setiap siswa dapat diperoleh dalam pembelajaran
tersebut.14 Sesuai dengan pernyataan tersebut, metode yang cocok adalah
EveryOne is a Teacher Here, Zaini berpendapat bahwa strategi
pembelajaran everyone is a teacher here adalah penerapan dari strategi
pembelajaran kontrukstivistik yang menjadikan pesertadidik sebagai
pemeran utama didalam proses belajar mengajar. Maknanya, peserta

13
TH. Kunang Gayatri, “Laporan Penelitian Tindakan Kelas” Penggunaan Metode Diskusi Untik
Meningkatkan Hasil Belajar pada Peserta didik Kelas IV SDN Sambi 4 Tahun Pelajaran 2009/2010,”
surakarta : Program Sarjana Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, 2009“, (Surakarta: 2009), 7.
14
Irma Atikasari, Penerapan Metode Everyone Is a Teacher Here Dalam Pembelajaran IPS
Kelas IV Semester II Di MI Negeri Jambusari Cilacap, 2014.

14
didik mampu merekonstruksi pengetahuan dan pemahamannya sendiri
sedangkan pengajar hanya sebagai fasilitator.15
Strategi Everyone Is A Teacher Here ini merupakan sebuah strategi
pembelajaran aktif yang memberikan bantuan kepada siswa agar bisa
mendapatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap secra aktif selama
proses pembelajaran terjadi. Keaktifan siswa didalam proses belajar adalah
faktor yang memengaruhi keberhasilan didalam proses belajar mengajar.
Mel Silberman dan Hamruni dalam jurnal karya diah novitasari
mengatakan bahwasanya strategi Every one Is A Teacher Here adalah
strategi pembelajaran yang mudah digunakan untuk mendapatkan
partisipasi peserta didik didalam kelas yang besar dan tanggung jawab
peserta didik.16
Secara tidak langsung pesertadidik juga akan belajar mengerjakan dan
melaksanakan sesuatu (learning to do), misal menyusun ide, membuat
kesimpulan, menyelesaikan masalah, dan lainnya, hal ini dapat juga
membantu pesertadidik guna meningkatkan kemmpuan berpikirnya dan
menghasilkan hasil belajar yang baik.17 Rahman juga menjelaskan dalam
jurnal milih Tiara Fikriani bahwa every one is a teacher here merupakan
strategi pembelajaran yang memberi keleluasaan kepada pesertadidik guna
menjadi seorang guru di depan peserta didik lainnya.18
Kata Every one Is A Teacher Here ini berasal dari bahasa Inggris
yang artinya “setiap manusia merupakan pendidik”. Pada penggunaan
strategi ini pesertadidik diajak untuk berfikir dan menanggapi tema pokok
yang dipelajari. Didalam strategi ini siswa memiliki peran sebagai

15
Dewi kumala Sari and Leonard, “Implementasi Pembelajaran Every One Is a Teacher Here
Dengan Pendekatan Problem Posing Terhadap Hasil Belaj Matematika,” Prosiding Nasional
Pendidikan Matematika, 2015, 70–75
16
Diah Novita Ratnasari, Studi Komparasi Strategi Word Square Dengan Every One Is a Teacher
Here Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas III MIM Srebegan Tahun Pelaran 2015/2016, 2016.
17
Nurlaila Indah Lestasi, “Pengaruh Metode Every One Is Teacher Here Terhadap Aktivitas Dan
Hasil Belajar Geografi,” Jurnal Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan U, 2015, 1–10.
18
Tiara Fikriani, “Penerapan Metode Every One Is a Teache Here Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Banuhampu,” Jurnal Stkip Pessel 2, no. 2 (2017): 93–
100.

15
pendidik, hal ini dimaksudkan pesertadidik dituntut agar aktif di dalam
proses pembelajaran. 19
Strategi pembelajaran siswa aktif model Every one is a Teacher Here
merupakan bentuk pembelajaran yang dipusatkan pada siswa dengan
harapan bisa membantu siswa memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap secara aktif.
Strategi pemblajaran ini adalah proses belajar mengajar yang
mengedepankan pengajaran sesama peserta didik. Pengajaran sesama
peserta didik ini memberikan kesempatan pada peserta didik agar
mendalami sesuatu dengan bagus sekaligus berperan sebagai pendidik bagi
peserta didik lainnya. Dalam strategi pembelajaran ini, peserta didik tidak
dibagi menjadi beberapa kelompok tetapi mereka melakukan secara
sendiri. Para peserta didik bertanggung jawab didalam proses belajar
mengajar sejak awal pembelajaran karena mereka harus memahami materi
yang dipelajari.20
2. Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Every One is a Teacher
Here.
Berikut ini adalah langkah-langkah penerapan strategi Every one Is a
Teacher Here menurut Mel Silberman sebagaimana berikut ini:
a) Guru dan pesertadidik melakukakan tanya jawab terkait tema
yang akan didiskusikan. Tema materi disebutkan oleh guru.
b) Guru menjelaskan sedikit materi.
c) Guru membagikan kartu indeks pada setiap pesertadidik.
Mintakan pada pesertadidik untuk menulis pertanyaan yang
mereka fahami tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di
dalam kelas atau topik khusus yang akan mereka diskusikan di
kelas.

19
Ratnasari, Studi Komparasi Strategi Word Square Dengan Every One Is a Teacher Here
Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas III MIM Srebegan Tahun Pelaran 2015/2016.
Munawaroh Nur Khanifah, “Penerapan Model Pembelajaran Aktif Every One Is a Teacher Here
20

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sosiologi Di Kelas XI IPS 1 SMA
Negeri Pejagoan Tahun Pelajaran 2013/2014,” Jurnal Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
USM, 2014.

16
d) Guru meminta untuk mengumpulkan kartu, dikocok dan
kemudian dibagikan satu kepada setiap peserta didik. Mintalah
peserta didikuntuk membaca secara pelan-pelan pertanyaan atau
topic pada kartu dan pikirkan satu jawabannya.
e) Panggilah peserta didik yang bersedia yang akan membacakan
kertas kartu yang mereka dapat dan memberi respon.
f) Setelah diberikan respons, mintalah pada yang lainnya didalam
kelas untuk menambahkan apa yang telah disumbangkan peserta
didik tersebut.21
3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran EveryOne is a
Teacher Here
Kelebihan:
a) Pertanyaan bisa menarik dan memusatkan perhatian peserta didik,
meskipun saat itu peserta didik sedang ramai dan menghilangkan rasa
kantuk dari peserta didik.
b) Merangsang peserta didik guna mengembangkan dan melatih daya
pikir serta daya ingatan dari peserta didik.
c) Meningkatkan keberanian dn keterampilan peserta didik dalam
menjawab pertanyaan dan mengeluarkan pendapat.
d) Mendukung dan meningkatkan proses belajar mengajar.
e) Melatih peserta didik agar bertanggung jawab.
f) Strategi ini bisa di gunakan pada seluruh mata pelajaran.
g) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengeluarkan
pendapat, menganalisis permasalahan, dan keterampilan dalam
menyusun simpulan.22
Kekurangan:
a) Guru dapat mengetahui kemampuan peserta didik terhadap tema yang
disampaikan di dalam kelas.23

21
Raminah, Suhardi Marli, and Mastar Asran, “Pengaruh STrategi Every One Is a Teacher
Here Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas III SD,” Jurnal PGSD FKIP Untan, 2014, 1-12
22
Musaeni and Nasaruddin, “Pembelajaran Everyone Is Teacher Here Dan Pengaruhnya Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa,” Al-Khawarizmi; Jurnal Pendidikan Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam 4, no. 1 (2016): 15–28.

17
b) Memperlukan banyak waktu guna menyelesaikan pertanyaan-
pertanyaan di kelas yang memiliki jumlah speserta didik banyak.
c) Peserta didik merasakan takut mengemukakan pendapatnya
jika pendidik kurang bisa mendorong peserta didik menjadi berani,
dengan membuat suasana yang santai dan tidak tegang.
d) Sulit menyusun pertanyaan yang sesuai dengan cara berpikir dan
mudah dipahami peserta didik.
e) Memperlukan penjelasan materi diawal oleh pendidik guna
pertanyaan yang disusun peserta didik tidak menyimpang jauh dari
tujuan pembelajaran.
f) Melatih peserta didik agar bertanggungjawab.24
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode
Everyone Is a Teacher Here memiliki dampak yang signifikan baik terhadap
pemfokusan perhatian dan hasil belajar siswa kelas VII-C di MTsN 5
Nganjuk pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadist tahun pelajaran 2022/2023.

23
Kiki Aryaningrum, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Everyone Is a Teacher Here Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu (Geografi) Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Belitang
III Oku Timur,” Jurnal Ilmiah CIVIS V, no. 2 (2015): 798–807.
24
Raminah, Marli, and Asran, “Pengaruh Strategi Every One Is a Teacher Here Terhadap Hasil
Belajar IPS Kelas III SD.

18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada MTsN 5 Nganjuk yang terletak di Jl
Wolter Monginsidi No. 54, Payaman, Kec.Nganjuk, Kabupaten Nganjuk.
Kondisi sarana dan prasarana madrasah juga sudah memadai. Dapat dilihat
dari jumlah kelas yang banyak dan baik serta luas. Sampai saat ini
madrasah terus melakukan pembangunan lagi untuk memperbaiki seluruh
komponen-komponen agar lebih luas dan mendukung kenyamanan bagi
siswa dalam menjalani proses pembelajaran.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan untuk penelitian ini yaitu tanggal 2 Januari
2023 sampai 18 Februari 2023 pada semester genap tahun ajaran
2022/2023.
B. Subyek Penelitian
Subyek pada pnelitian ini adalah peserta didik kelas VII-C MTsN 5
Nganjuk, yang berjumlah 29 siswa. Mata pelajaran yang menjadi sasaran
penelitian ini adalah mata pelajaran Al-Qur’an dan Hadits kelas VII-C
khususnya pada materi “Hukum bacaan mad, Hukum bacaan mad thabi’i,
Hukum bacaan mad wajib muttasil, Hukum bacaan mad jaiz munfasil”.
Adapun data siswa kelas VII-C MTsN 5 Nganjuk adalah sebagai berikut :
Tabel 1
Daftar Nama Siswa Kelas VII-C

NO NAMA SISWA
1. ALFIAN RIZQY ARDIANSYAH
2. ALVIANO RESHA HERLAMBANG
3. AULIA ELVARETTA MAHARANI
4. BILVA MAZAYA SYAMELA
5. BINTI LAILATUL MAULIDIYAH
6. CALLISA YUANIK RAMADHINI
7. DANANG AULLIYA PRATAMA
8. DINDA WAHYU KANYA LATIFA
9. DZAKY RAFIF SETYAWAN
10. FARIDA MAULUDIA HIDAYAH

19
11. FERDINAND RAFIIF AYATURRAHMAN
12. GITA SABRNA AURELYA ARTANTI
13. HELMY ADILLA FIRMANSYAH
14. HERZI NAFIAH
15. HESTRI PATRA RIZKY AYU NINGTYAS
16. IMAM RIFAI
17. KHALISTA ALYA JANITRA RENGGANIS
18. MAURIN PUTRI WARDHANA
19. MOCHAMAD RIZQI MAULANA
20. MOUZA SYAH REZA
21. MUHAMMAD GURUH IZAM KARIM
22. MUHAMMAD RAIHAN RIZQULLAH
23. NABILA FAURANA
24. NAJWA FAUZIYAH HANANI
25. NURRITA ROHMAH
26. OCTAVIA DAFA’ FIRMANSYAH
27. SABILA TRI WAHYUNI
28. SELFIA NUR AZIZAH
29. YUSNIA KHAKIMATUL

Adapun obyek pada penelitian ini adalah metode everyone is a teacher


here yang bertujuan guna meningkattkan hasil belajar peserta didik
khususnya di mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.

C. Prosedur/Rencana Penelitian
Menurut Suharsimi, dkk prosedur penelitian tindakan kelas memiliki
empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.25
Dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak dua siklus, dimana
pada setiap siklus terdiri dari empat tahapan, sebagai berikut:
1. Penyusunan Rencana Tindakan
Pada tahapan ini peneliti menjabarkan tentang apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana proses tindakan tersebut
dilakukan. Tahap menyusun rencana tindakan ini peneliti menetapkan
fokus kejadian yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk dicermati,
kemudian menyusun instrumen pengamatan guna membantu peneliti
mendokumentasikan fakta yang berlangsung selama proses pembelajaran

25
Faradila dkk., “Keefektifan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan Think
Pairs Share (Tps) Terhadap Hasil Belajar Siswa,” Economic Education Analysis Journal, Vol.1,
No.1 (2012), 3.

20
berlangsung. Rencana kegiatan yang dilaksanakan pada tahapan ini yaitu
sebagai berikut:
a. Menyediakan materi dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b. Menyediakan media yang digunakan dalam proses pembelajaran.
c. Menyiapakan pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran.
d. Membuat dan menyiapkan soal sebagai instrument penilaian hasil
belajar guna pretest dan post test.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tahapan kedua dari penelitian tindakan ini yaitu pengimplementasi
atau penerapaan rancangan yang telah disusun sebelumnya, yaitu
melaksanakan tindakan kelas. Tahap yang berlangsung dikelas
merupakan realisasi dari apa yang telah di rencanakan, jadi apa
yang dilakukan dalam tindakan kelas harus sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang sudah di susun sebelumnnya dengan
memakai strategi Everyone is a Teacher Here. Pada tahap ini yang
dilakukan guru adalah:
a) Guru dan pesertadidik melakukakan tanya jawab terkait tema yang
akan didiskusikan, Tema materi disebutkan oleh guru.26
b) Guru menjelaskan sedikit materi.
c) Guru membagikan kartu indek pada para pesertadidik. Mintakan pada
pesertadidik agar menuliskan pertanyaan yang mereka tentang tema
pembelajaran yang sedang dipelajari didalam kelas ataupun topik
khusus yang akan peserta didik didiskusikan di dalam kelas.
d) Guru meminta untuk mengumpulkan kartu, dikocok dan membagikan
satu kartu kepada setiap peserta didik. Mintakan pada peserta didik
agar membaca secara pelan-pelan pertanyaan atau topic di kartu dan
pahami satu jawabannya.
e) Panggikan suka relawan yang bersedia membaca dengan kertas kartu
yang mereka bisa dan memberikan respon.

26
Firdaus “Application of Every one Is a Teacher Here Learning Model to Improve Self Confidenc
Students”

21
f) Setelah memberi respon, mintakan pada yang lainnya didalam kelas
guna menambah apa yang sudah disumbangkan suka relawan.
Lanjutkan jika masih terdapat sukarelawan.
3. Pengamatan
Tahapan ketiga adalah proses pengamatan yang dikerjakan oleh
pengamat (observer) baik pada aktifitas pembelajaran, yang dikerjakan
guru maupun peserta didik. Proses pengamatan berlangsung bersamaan
dengan proses pelaksanaan tindakan kelas. Selama proses pembelajaran,
sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, kolaborator akan
melaksanakan pengamatan dengan menggunakan pedoman observasi
pelaksanaan pembelajaran. Setelah proses pembelajaran berakhir, guru
dan kolaborator akan memberikan tes untuk mengukur prestasi siswa.
4. Refleksi
Tahapan reflekisi adalah proses untuk mengemukakan kembali apa
yang telah dikerjakan oleh peneliti dan kolaborator. Proses refleksi ini
dikerjakan ketika penelitii telah selesai melaksanakan tindakan kelas. Pada
tahapan ini akan dilaksanakan analisis data mengenai proses, hasil, dan
hambatan yang ditemui ketika proses pembelajarann, kemudian hal ini
akan direfleksi bersama sama dengan kolaborator khususnnya
berhubungan dengan pelaksanaan tindakan dalam proses belajar mengajar.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi merupakan cara pengumpulan data melalui cara
mengamati langsung terhadaap obyek yang dilakukan penelitian. Observasi
dilakukan secara langsung didalam kelas guna untuk mengamati aktivitas
pembelajaran siswa VII-C dengan menggunakan metode everyone is a
teacher here.
2. Tes
Tes digunakan untuk mengukur tingkatan pengetahuan,
keterampilan, kemampuan dan bakat siswa melalui sejumlah pertanyaan
ataupun latihan. Tes digunakan sebagai dasar penetapan skor angka yang
dilakukan pada tahap akhir pembelajaran (posttest). Tes ini digunakan

22
untuk mendapatkan data prestasi siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an dan
Hadits pada materi Hukum bacaan mad, Hukum bacaan mad thabi’i,
Hukum bacaan mad wajib muttasil, Hukum bacaan mad jaiz munfasil
dengan menggunakan metode everyone is a teacher here.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan proses pengumpulan informasi berupa
gambar, tulisan dan sebagainya. Dokumentasi digunakan untuk
mendapatkan data sekolah dan data peserta didik kelas VII-C MTsN 5
Nganjuk, serta foto proses tindakan penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka dilakukan teknik analisis data yaitu
memberikan penjabaran tentang hasil penelitian dan menganalisa data. Data
yang diperoleh berupa tingkat pemahaman siswa pada bidang kognitif, lembar
observasi pembelajaran peserta didik pada kegiatan pembelajaran.
Pada tahap analisis data tingkat pemahaman siswa pada aspek kognitif
atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif pada setiap siklus
dengan memakai nilai pretest dan post test dibandingkan pada nilai kriteria
minimum (KKM) dan selisihnya nilai pra siklus dan siklus pertama untuk
memantau perkembangan peningkatan pemahaman siswa yang
memperhitungkan ketercapaiannya.

23
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan Kelas yang menggunakan metode everyone is a teacher
here dengan subyek kelas VII-C MTsN 5 Nganjuk. Objeknya adalah mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits tentang Hukum Bacaan Mad. Waktu penelitian
dimulai tanggal 2 Januari – 18 Februari 2023 melakukan 2 siklus di MTsN 5
Nganjuk. Pada proses penelitian, peneliti berperan sebagai guru Al-Qur’an
Hadits dan melaksanakan metode everyone is a teacher here. Guru dalam
mata pelajaran ini sebagai pengamat untuk mengamati proses pembelajaran
agar nantinya peneliti dapat mengetahui secara langsung tentang keadaan
lapangan.
Penelitian tindakan kelas bertujuan sebagai peningkatan hasil belajar kelas
VII-C MTsN 5 Nganjuk, dengan ini dapat bermanfaat untuk tindakan kelas
lainnya sebagai contoh bagaimana merubah siswa yang kurang aktif menjadi
siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Berikut ini saya tampilhan hasil
pretest :
SIKLUS I (sebelum penerapan metode everyone is a teacher here)
Nilai hasil pretest dari siswa kelas VII-C MTsN 5 Nganjuk sebagai berikut:
Tabel 2
Daftar Nilai Hasil Pretest

No Nama Siswa Nilai Keterangan


1. Alfian Rizqy Ardiansyah 55 Tidak Tuntas
2. Alviano Resha Herlambang 30 Tidak Tuntas
3. Aulia Elvaretta Maharani 70 Tuntas
4. Bilva Mazaya Syamela 70 Tuntas
5. Binti Lailatul Maulidiyah 60 Tidak Tuntas
6. Callisa Yuanik Ramadhini 90 Tuntas
7. Danang Aulliya Pratama 70 Tuntas
8. Dinda Wahyu Kanya Latifa 50 Tidak Tuntas
9. Dzaky Rafif Setyawan 80 Tuntas
10. Farida Mauludia Hidayah 80 Tuntas
11. Ferdinand Rafiif Ayaturrahman 50 Tidak Tuntas
12. Gita Sabrna Aurelya Artanti 75 Tuntas
13. Helmy Adilla Firmansyah 50 Tidak Tuntas
14. Herzi Nafiah 80 Tuntas

24
15. Hestri Patra Rizky Ayu Ningtyas 50 Tidak Tuntas
16. Imam Rifai 20 Tidak Tuntas
17. Khalista Alya Janitra Rengganis 30 Tidak Tuntas
18. Maurin Putri Wardhana 40 Tuntas
19. Mochamad Rizqi Maulana 60 Tidak Tuntas
20. Mouza Syah Reza 55 Tidak Tuntas
21. Muhammad Guruh Izam Karim 80 Tuntas
22. Muhammad Raihan Rizqullah 70 Tuntas
23. Nabila Faurana 40 Tidak Tuntas
24. Najwa Fauziyah Hanani 65 Tidak Tuntas
25. Nurrita Rohmah 80 Tuntas
26. Octavia Dafa’ Firmansyah 40 Tidak Tuntas
27. Sabila Tri Wahyuni 40 Tidak Tuntas
28. Selfia Nur Azizah 80 Tuntas
29. Yusnia Khakimatul 55 Tidak Tuntas
Jumlah Nilai 1715
Nilai rata-rata 59,13
Jumlah Siswa Tuntas 13
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 16

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa hasil pretest yang dilakukan oleh
peneliti di kelas VII-C menunjukkan bahwa terdapat 16 siswa memiliki nilai
dibawah rata-rata.
SIKLUS II (sesudah penerapan Metode Everyone is a teacher Here)
1. Perencanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan mulai tanggal 4
Januari 2023 sampai 18 Februari 2023 mengikuti jadwal yang ditetapkan
oleh Madrasah. Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits dalam
seminggu durasi 40 menit sekali pertemuan.
Pada awal kegiatan pembelajaran guru mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits memberitahukan akan ada pergantian yang mengajar selama 6
minggu atau dalam pembahasan 2 bab dari kampus IAIN Kediri untuk
memenuhi tugas magang, maka guru menjelaskan alasan mengapa pada
minggu tersebut diajar oleh kakak dari IAIN Kediri.
Setelah itu peneliti memperkenalkan diri dengan tujuan agar siswa
paham siapa yang menggantikan bapak gurunya, dalam pelaksanaannya

25
siswa sangat antusias dalam mendengarkan tutur kata dari peneliti dan hal
tersebut membuat peneliti senang karena kelas terasa kondusif.
a. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan yang dilakukan pada tanggal 12 Januari 2023 di
MTsN 5 Nganjuk sesuai yang telah dirancang oleh peneliti sebelum terjun
ke kelas. Pada hal ini terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya
atau masalah yang dialami oleh peneliti sebagai berikut:
1) Ketika guru mengajar didepan kelas, ada beberapa siswa yang
kurang memperhatikan guru.
2) Anaknya yang hiper aktif membuat teman yang ingin serius
mendengarkan menjadi tergaggu.
3) Dan ketika berlangsung terdapat siswa yang malu-malu untuk
berargumen padahal dia paham tentang pertanyaan yang telah
dipaparkan, namun dalam hal ini dapat diselesaikan dengan cara
membandingkan dia dengan siswa lainnya yang antusias dalam
proses pembelajaran.
Ketika memang terdapat siswa yang berbicara dengan teman
sebangkunya, guru berusaha menegur siswa dengan mendatangi
bangkunya, tidak usah berkata-kata apapun siswa sudah paham bahwa
dia sudah salah. Kemudian guru mendatangi siswa yang melamun
dengan diajak bicara dan disuruh memperhatikan.
Setelah rangkaian strategi telah diberikan maka peneliti meberi
pengertian lagi untuk lebih mendalami materi dan tentu lebih
ditekankan lagi terhadap materi hukum bacaan mad.
Adapun hasil nilai Post Test siswa kelas VII-C , sebagai berikut:
Keterangan
No. Nama L/P KKM Nilai
T TT
1. Alfian Rizqy Ardiansyah L 75 66 ✓
2. Alviano Resha Herlambang L 75 74 ✓
3. Aulia Elvaretta Maharani P 75 95 ✓
4. Bilva Mazaya Syamela P 75 82 ✓
5. Binti Lailatul Maulidiyah P 75 83 ✓

26
6. Callisa Yuanik Ramadhini P 75 91 ✓
7. Danang Aulliya Pratama L 75 80 ✓
8. Dinda Wahyu Kanya Latifa P 75 91 ✓
9. Dzaky Rafif Setyawan L 75 71 ✓
10. Farida Mauludia Hidayah P 75 83 ✓
11. Ferdinand Rafiif Ayaturrahman L 75 75 ✓
12. Gita Sabrna Aurelya Artanti P 75 88 ✓
13. Helmy Adilla Firmansyah L 75 91 ✓
14. Herzi Nafiah P 75 80 ✓
15. Hestri Patra Rizky Ayu Ningtyas P 75 84 ✓
16. Imam Rifai L 75 77 ✓
17. Khalista Alya Janitra Rengganis P 75 88 ✓
18. Maurin Putri Wardhana P 75 78 ✓
19. Mochamad Rizqi Maulana L 75 71 ✓
20. Mouza Syah Reza L 75 76 ✓
21. Muhammad Guruh Izam Karim L 75 72 ✓
22. Muhammad Raihan Rizqullah L 75 88 ✓
23. Nabila Faurana P 75 85 ✓
24. Najwa Fauziyah Hanani P 75 88 ✓
25. Nurrita Rohmah P 75 82 ✓
26. Octavia Dafa’ Firmansyah P 75 72 ✓
27. Sabila Tri Wahyuni P 75 88 ✓
28. Selfia Nur Azizah P 75 78 ✓
29. Yusnia Khakimatul P 75 85 ✓
Jumlah Nilai 2362
Nilai rata-rata 81,44
Jumlah Siswa Tuntas 23
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 6

Berdasarkan nilai hasil post test diatas menunjukkan bahwa


terdapat peningkatan pembelajaran siswa kelas VII-C dengan adanya

27
metode baru yang diterapkan peneliti yaitu metode everyone is a teacher
here. Nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat.
b. Observasi
Observasi kegiatan melihat apa yang terjadi dilapangan tentang
masalah yang ada dengan menggunakan indra sebagai pengamat, observasi
sendiri berguna untuk mendapatkan data di MTsN 5 Nganjuk dalam materi
Hukum bacaan mad.
1. Refleksi
Setelah melakukan tahapan siklus II, terdapat peningkatan daripada
pada tahapan siklus I. Dimana pada tahapan siklus I siswa yang tuntas
berjumlah 13 orang, kemudian pada tahapan siklus II siswa yang tuntas
berjumlah 23 orang. Siswa kelas VII-C tergolong pasif ketika
pembelajaran, sehingga guru sulit mendapatkan feedback.
B. Pembahasan
Data yang diperoleh kemudian diolah dan disimpulkan untuk dilakukan
perbandingan antara hasil sebelumnya dan sesudah diterapkan metode
everyone is teacher here. Berikut ini merupakan tabel perbandingan data
tersebut,
Parameter Pretest Post Test
Jumlah Nilai 1715 2362
Nilai rata-rata 59,13 81,44
Jumlah Siswa Tuntas 13 23
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 16 6

28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK) dan pembahasan yang telah
dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode everyone is teacher
here dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Hukum bacaan mad,
Hukum bacaan mad thabi’i, Hukum bacaan mad wajib muttasil, Hukum
bacaan mad jaiz munfasil pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits kelas VII-C
di MTsN 5 Nganjuk tahun pelajaran 2022/2023. Hasil yang diperoleh sebagai
berikut:
1. Siklus I, sebelum penerapan metode problem solving diperoleh nilai rata-
rata siswa sebesar 59,13.
2. Siklus II, setelah penerapan metode problem solving diperoleh nilai rata-
rata siswa sebesar 81,44
B. Saran
1. Sebaiknya guru memberikan suasana kelas yang nyaman, agar siswa
kondusif ketika proses pembelajaran.
2. Guru memahami kebutuhan siswa, mulai dari penggunaan media
pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa guna untuk meningkatkan
minat belajar siswa, sehingga mampu dengan mudah memahami materi
yang disampaikan oleh guru.
3. Guru banyak memotivasi siswa untuk kelancaran kegiatan belajar
mengajar di kelas.

29
DAFTAR PUSTAKA

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta, 2010.
Mutadi. Pendekatan Efektif dalam Pembelajaran Matematika. Semarang:
Balai Diklat Keagamaan Semarang.
Thobroni. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Arruz Media, 2010.
Aunurrahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2009.
Syarifuddin, Ahmad. “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Velajar dan
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”. Jurnal Ta’dib, Vol. 16, No. 01
(2011), 127.
Suparno, Paul. Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah : Cara
Menerapkan Teori Multiple Intelegences Howard Gardner. Yogyakarta:
Kanisius, 2008.
Samsuri. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta, 1991.
Suryabrata, Sunardi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2002.
Aviana, Ria, dkk. “Pengaruh Tingkat Konsentrasi Belajar Peserta didik
Terhadap Daya Pemahaman Materi Pada Pembelajaran Kimia di SMA
Negeri 2 Batang”. Jurnal Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah
Semarang, No 1, Vol. 03 (2015), 30.
Marjanti, Sri. “Upaya Meningkatkan Rasa Percaya Diri Melalui Konseling
Kelompok bagi Peserta didik X IPS 6 SMA 2 Bae Kudus Tahun Pelajaran
2014/2015”. Jurnal Konseling Gusjigang, No. 1, Vol. 1 (2015)
Syah, Muhibin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2010.
Basrudin dkk. “Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta didik pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas
IV SDN Fatufia Kecamatan Bahodopi”. Jurnal Kreatif Tadulako Online,
No 1, Vol. 1, (2017).

30
Gayatri, TH. Kunang. “Penggunaan Metode Diskusi Untik Meningkatkan Hasil
Belajar pada Peserta didik Kelas IV SDN Sambi 4 Tahun Pelajaran
2009/2010”. SKRIPSI. Universitas Sebelas Maret. Surakarta: 2009.
Atikasari, Irma. Penerapan Metode Everyone Is a Teacher Here Dalam
Pembelajaran IPS Kelas IV Semester II Di MI Negeri Jambusari Cilacap,
2014.

31
LAMPIRAN

32

Anda mungkin juga menyukai