Anda di halaman 1dari 57

KREATIFITAS GURU PAI DALAM PENGGUNAAN MEDIA

PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN


KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 PRINGGASELA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah


Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh :

YINDA WATI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR
TA. 2022/2023
KREATIFITAS GURU PAI DALAM PENGGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 PRINGGASELA
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :

YINDA WATI

NIM: 20192901014373

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NW LOMBOK TIMUR
TA 2022/2023
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal dengan judul “Kreatifitas Guru PAI Dalam Penggunaan

Media Pembelajaran Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan

Keaktifan Siswa Kelas VIII di SMPN 2 Pringgasela Tahun Pelajaran

2022/2023” telah mendapat persetujuan untuk diuji dalam seminar proposal skripsi.

Anjani, 17 Juni 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Komarudin, M.Pd. Nur Hamiyetun, M.Pd.


NIND. 2103088802 NIND. 2107059403

i
KATA PENGANTAR

‫ﺑﺴﻢ ﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮ ﺣﯿﻢ‬

‫اﻟﺴﻼم ﻋﻠﯿﻜﻢ ورﺣﻤﺔ ﷲ وﺑﺮ ﻛﺎ ﺗﮫ‬

‫اﻟﻠﮭﻢ اﺻﻠﺢ اﻣﺔ ﷴ‬,‫رب اﻟﻌﺎ ﻟﻤﯿﻦ واﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم ﻋﻠﻰ اﺷﺮف اﻻﻧﺒﯿﺎء واﻟﻤﺮﺳﻠﯿﻦ وﻋﻠﻰ اﻟﮫ وﺻﺤﺒﮫ اﺟﻤﯿﻦ‬ ‫اﻟﺤﻤﺪ‬

‫ اﻣﺎ ﺑﻌﺪ‬,‫ﷺ وﻓﺮج ﻋﻦ اﻣﺔ ﷴ ﷺ وارﺣﻢ اﻣﺔ ﷴ ﷺ واﻧﺸﺮ واﺣﻔﻆ واﯾﺪ ﻧﮭﻀﺔ اﻟﻮطﻦ ﻓﻰ اﻟﻌﺎ ﻟﻤﯿﻦ ﺑﺤﻖ ﷴ ﷺ‬

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata‘ala yang telah melimpahkan rahmat

dan pertolongan-Nya sehingga penulis mampu menyesaikan penyusunan proposal

skripsi ini yang berjudul “Kreatifitas guru PAI dalam penggunaan media

pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII di SMPN

2 Pringgasela tahun pelajaran 2022/2023”. Shalawat dan salam semoga tercurahkan

kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, yang

telah menuntun manusia menuju jalan yang terang benderang, dengan penuh cahaya

ilmu pengetahuan sehingga menjadi manusia yang berilmu dan beradap.

Dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini peneliti mengucapkan rasa

terima kasih kepada:

1. Maulana Syaikh TGKH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, Lc.,M.Pd.I.,

selaku Rektor Istitut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur.

2. Bapak Drs.H. Azharullail, M.Pd.I., selaku Pembantu Rektor I Institut Agama

Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur.

ii
3. Bapak Muzakkir Walad, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur.

4. Bapak Muh. Zulkifli, M.Pd.I., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama

Islam.

5. Bapak Komaruddin, M.Pd., dan Ibu Nur Hamiyetun, M.Pd., selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan koreksi sehingga penulisan

proposal skripsi ini bisa terselesaikan.

6. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat kami sebutkan satu-persatu.

Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima oleh Allah SWT

dan tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya karya ini penulis suguhkan kepada

segenap pembaca, dengan harapan adanya saran dan kritik yang bersifat kontruktif

demi perbaikan.Semoga karya ini bermanfaat dan mendapat ridho Allah SWT.

Pengadangan, 10 Juni 2022

Peneliti,

YINDA WATI
NIM: 20192901014373

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis............................................................................................. 8
2. Manfaat Praktis .............................................................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................... 10

A. Landasan Teori..................................................................................................... 10
B. Penelitian Relevan ............................................................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 35

A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................................. 35


B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 37
C. Subjek Penelitian ................................................................................................. 37
D. Sumber Data ......................................................................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 41
F. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 47

LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah

menumbuhkan kreativitas guru. Kreativitas guru dalam proses belajar

mengajar mempunyai peranan penting dalam memotivasi belajar siswanya.1

Peranan kreativitas guru tidak sekedar membantu proses pembelajaran satu

aspek dalam diri manusia saja, namun mencakup aspek lain yakni kognitif,

afektifdanpsikomotorik. Kreativitas guru sangat membantu menyelesaikan

pekerjaannya secara dengan efisien.2

Lembaga pendidikan merupakan tempat yang tepat dalam memelihara

bakat kreatif serta kemampuan peserta didik dalam berpikir secara kreatif.

Tantangan yang sebenarnya ada dalam lembaga pendidikan yang

berhubungan dengan kreativitas yaitu tingkat pengetahuan guru mengenai

cara membelajarkan yang kreatif, strategi pembelajaran yang dapat digunakan

untuk mengembangkan kreativitas peserta didik, serta konsep kreativitas itu

sendiri.3

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat berperan penting,

karena keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh guru.

Berkaitan dengan hal tersebut maka kompetensi keguruan menjadi sangat

1
Helda Jolanda Pentury, “PENGEMBANGAN KREATIVITAS GURU DALAM
PEMBELAJARAN KREATIF PELAJARAN BAHASA INGGRIS” 4, no. 3 (2017): 8.
2
A.M. Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, 125 (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2016).125.
3
Ika Lestari and Linda Zakiah, Kreativitas Dalam Konteks Pembelajaran, 2019.

1
penting dan harus dimiliki oleh seorang guru dalam menjalankan

tanggungjawabnya sebagai seorang pendidik. Guru yang merupakan jabatan

profesional yang terkait langsung di dalam dunia pendidikan dan berinteraksi

dengan siswa dalam kesehariannya harus memiliki kreatifitas yang tinggi.4

Sebagian besar guru hanya menggunakan metode mengajar yang

monoton yang menyebabkan siswa bosan, tidak menarik dan akhirnya

menyimpulkan bahwa pelajaran tersebut susah. Oleh karena itu, guru dituntut

aktif dan kreatif dalam memyampaikan pesan dan informasi

mengembangakan pengetahuan yang ada di kurikulum dengan sekreatif

mungkin agar siswa antusias menerima pesan tersebut. Untuk menciptakan

suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan guru dituntut

mengembangkan kreativitasnya.5

Sebagai guru harus memahami keadaan peserta didiknya, di sinilah

keprofesionalan guru dibuktikan dengan bagaimana guru berinteraksi dengan

peserta didik. Guru harus memahami bagaimana membangun kembali

motivasi dan menjaga serta meningkatkan motivasi belajar peserta didiknya.

Dalam pelaksanannya guru harus dapat mengelola kegiatan pembelajaran

dengan kreatif.6

4
Relisa SS, Yunita Murdiyaningrum, and Siska Lilmayanti, KREATIVITAS GURU DALAM
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 (Jakarta: Puslisjakbud, 2019).
5
Pentury, “PENGEMBANGAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN
KREATIF PELAJARAN BAHASA INGGRIS.”
6
Ifni Oktiani, “Kreativitas Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik,”
Jurnal Kependidikan 5, no. 2 (November 24, 2017): 216–32,
https://doi.org/10.24090/jk.v5i2.1939.

2
Kreativitas guru dalam pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi

penurunan konsentrasi pada siswa.7 Karena orang yang kreatif akan

menghasilkan produk yang kreatif. Kreativitas guru dapat dilihat pada proses

pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan, aktif, dan kreatif adalah

kewajiban dari setiap guru sebagai pendidik.8

Kreativitas dalam pembelajaran, juga merupakan hal yang sangat

penting dan untuk itu guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan

menunjukkan proses kreativitas tersebut. Salah satu alternatif yang bias

dilakukan sekolah adalah menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien

serta kreatif.9

Tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar tidak terbatas hanya

sebagai penyampai informasi kepada peserta didik. Guru harus memiliki

kemampuan untuk memahami peserta didik dengan berbagai perbedaannya

agar mampu membantu mereka dalam menghadapi kesulitan belajar.10

Namun, sampai saat ini guru belum melaksanakan tugasnya dengan baik

sesuai dengan harapan masyarakat karena berbagai factor penghambat yang

menghalanginya. Salah satu faktor penghambat tersebut adalah kemampuan

guru itu sendiri belum menunjang pelaksanaan tugasnya. Kemampuan guru

7
Efi Ika Febriandar, “PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM MENERAPKAN
ICE BREAKING DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
SEKOLAH DASAR,” Briliant: Jurnal Riset dan Konseptual 3, no. 4 (November 20, 2018): 498,
https://doi.org/10.28926/briliant.v3i4.253.
8
Humaidi Humaidi and Moh. Sain, “Pengembangan Kreativitas Guru dalam Proses
Pembelajaran,” Al-Liqo: Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 02 (December 28, 2020): 146–60,
https://doi.org/10.46963/alliqo.v5i02.238.
9
Pentury, “PENGEMBANGAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN
KREATIF PELAJARAN BAHASA INGGRIS.”
10
Ramli Abdullah, “PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF KREATIVITAS GURU
DALAM PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN,” Lantanida Journal 4, no. 1
(September 15, 2016): 35, https://doi.org/10.22373/lj.v4i1.1866.

3
yang dimaksudkan termasuk penggunaan serta penyediaan teknologi media

pembelajaran.11

Di samping itu, kedudukan guru dalam kegiatan pembelajaran juga

sangat strategis dan menentukan. Strategis karena guru yang akan

menentukan kedalaman dan keluasan materi pelajaran, sedangkan bersifat

menentukan karena guru yang memilah dan memilih bahan, metode, dan

media pembelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik.12

Media pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses

belajar mengajar serta alat bantu guru untuk menyampaikan materi ajar,

meningkatkan kreativitas dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

Dengan menggunakanmedia, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar,

imajinasi siswa terstimulasi, emosi tersentuh dan kesan yang mendalam

diperoleh peserta didik.13

Penelitian yang dilakukan oleh Fitranty, dkk menunjukkan bahwa

adanya sebuah pengaruh positif yang ditimbulkan dari kreativitas guru dalam

mengajar dengan hasil pembelajaran siswa di kelas.14 Kreativitas guru akan

11
Abdul Wahid, “PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
MENINGKATKANPRESTASI BELAJAR,” 2018, 11.
12
Wahid.
13
Noni Asriyana Telaumbanua, Delipiter Lase, and Amurisi Ndraha, “Kreativitas Guru
dalam Menggunakan Media Pembelajaran di SD Negeri 075082 Marafala,” HINENI: Jurnal
Ilmiah Mahasiswa 1, no. 1 (October 29, 2021): 10–28, https://doi.org/10.36588/hjim.v1i1.63.
14
Fitranty Adirestuty and Eri Wirandana, “PENGARUH SELF-EFFICACY GURU DAN
KREATIVITAS GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI” 3, no. 2 (2016):
8.

4
membantu dalam penyampaian materi pelajaran kepada siswa sehingga

mereka merasa tertantang, menarik dan tidak jenuh.15

Aktivitas pembelajaran di kelas, memiliki nilai yang tinggi bagi peserta

didik. Dengan berbagai komponen materi pelajaran yang bermacam- macam

tujuan dan fungsinya, maka perlu dibuat perencanaan pembelajaran dengan

matang agar proses pembelajaran berlangsung secara efektif, efisien, dan

menyenangkan. Namun dalam proses pembelajaran di kelas sering ditemui

sikap atau tingkah laku peserta didik yang dapat mengganggu selama

kegiatan pembelajaran berlangsung.16

Untuk mencegah timbulnya tingkah laku-tingkah laku peserta didik

yang mengganggu jalannya kegiatan belaja rmengajar, guru harus berusaha

mendayagunakan potensi kelas, memfokuskan perhatian kepada peserta didik,

memahami mereka secara individu dan memberi pelayanan-pelayanan

tertentu yang merupakan wujud dukungan dari warga sekolah. 17

Selain itu, dalam proses belajar mengajar kesempatan berbicara dan

mengemukakan pemikiran mereka merupakan pendorong bagi mereka untuk

lebih aktif. Keaktifan merupakan salah satu dari tiga prinsip pembelajaran

efektif bagi pendidikan, sebagaimana dinyatakan leh Megawangi, 18 bahwa

15
Fadli Rasam and Ani Interdiana Candra Sari, “PERAN KREATIVITAS GURU DALAM
PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK SMK DI JAKARTA SELATAN,” Research and
Development Journal of Education 5, no. 1 (December 31, 2018): 95,
https://doi.org/10.30998/rdje.v5i1.3391.
16
Wahid, “PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR.”
17
Wahid.
18
Maman Achdiyat and Kartika Dian Lestari, “Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari
Kepercayaan Diri dan Keaktifan Siswa di Kelas,” Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 6,
no. 1 (April 30, 2016), https://doi.org/10.30998/formatif.v6i1.752.

5
“Pembelajaran memerlukan partisipasi aktif siswa (belajar aktif)”.

Keterlibatan aktif anak dalam proses belajar mengajar adalah inti dari proses

belajar yang efektif.

Keaktifan siswa juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa atau

anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Menurut Hartono

dalam kutipan Putri Ayuningtyas, dkk, bahwa strategi belajar aktif dapat

membantu anak didik, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan

pembelajaran dengan sukses.19

Memahami uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kreativitas peserta

didik dalam proses pembelajaran sangat bergantung pada kreativitas guru

dalam mengembangkan materi standar, dan menciptakan lingkungan belajar

yang kondusif. Guru harus mampu menggunakan media pembelajaran yang

ada di sekolah, dan tidak menutup kemungkinan bahwa media yang ada di

sekolah sesuai dengan perkembangan dan tuntuntan zaman. Untuk itu

pengetahuan dan pemahaman tentang media pembelajaran harus dimiliki oleh

guru. Karena media merupakan alat komunikasi untuk mengaktifkan siswa

serta memudahkan guru dalam proses belajar mengajar.

Selain memudahkan guru dalam proses belajar mengajar media

pembelajaran juga dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan juga dapat

menjadi alat bantu yang digunakan oleh pendidik dalam proses belajar

19
Putry Ayuningtyas, “PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF LEARNING
START WITH A QUESTION (LSQ) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 10
PEKANBARU,” n.d., 8.

6
sehingga pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik serta

mendorong keaktifan siswa menjadi lebih maksimal.20

Dari permasalahan diatas, maka dalam laporan Proposal ini penulis

mengambil judul “Kreatifitas guru PAI dalam penggunaan media

pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII

di SMPN 2 Pringgasela tahun pelajaran 2022/2023”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berbeda dengan masalah, kalau masalah merupakan

kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan

masalah adalah suatu pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui

pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah

dengan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian dibuat

harus didasarkan pada masalah.21 Berdasarkan latar belakang masalah yang

telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi masalah pokok dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana kreatifitas guru PAI dalam penggunaan media pembelajaran

siswa kelas VIII di SMPN 2 Pringgasela tahun pelajaran 2022/2023 ?

2. Apa saja media pembelajaran yang digunakan guru PAI kelas VIII di

SMPN 2 Pringgasela tahun pelajaran 2022/2023 ?

20
Ayuningtyas.
21
Aprianus Umbu Zogara Zainul Arifin, Metodologi Penelitian Ilmiah (Jogjakarta: KBM
INDONESIA, 2021). hlm. 18.

7
C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan apa yang ingin dicapai peneliti dalam

melakukan penelitiannya.22 Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui kreatifitas guru PAI dalam penggunaan media

pembelajaran siswa kelas VIII di SMPN 2 Pringgasela tahun pejaran

2022/2023 !

2. Untuk mengetahui media pembelajaran yang digunakan guru PAI kelas

VIII di SMPN 2 Pringgasela tahun pelajaran 2022/2023 !

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah narasi yang menggambarkan hal-hal yang

diperoleh setelah tujuan penelitian. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

member manfaat baik secara teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan sebagai penambahan pemahaman

penelitian dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan agama

islam.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memantapkan pemahaman

tentang kreatifitas seorang guru dalam memanfaatkan media

pembelajaran.

22
Sukiati, Metodologi Penelitian: Sebuah Pengantar (Medan: CV. Manhaji, 2016). hlm.
11.

8
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana berpikir

dan dijadikan dasar bertindak bagi pendidik dan peserta didik dalam

penyelenggaraan pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan bagi guru dapat dijadikan sebagai bahan

perbandingan dan bahan masukan untuk mengembangkan media

pembelajaran.

b. Penelitian ini diharapkan bagi siswa akan termotivasi untuk lebih

aktif dalam proses pembelajaran.

c. Penelitian ini diharapkan bagi peneliti sendiri dapat digunakan

sebagai syarat untuk melengkapi/memenuhi tugas dalam

perkuliahan, yaitu penulisan karya tulis pada perkuliahan yang

dilaksanakan di Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok

Timur.

9
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Kreatifitas Guru

a. Pengertian Kreatifitas Guru

Kreativitas diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan

suatu produk baru, baik yang benar-benar baru sama sekali maupun

yang merupakan modifikasi atau perubahan dengan

mengembangkan hal-hal yang sudah ada. Bila hal ini dikaitkan

dengan kreativitas guru, guru yang bersangkutan mungkin

menciptakan suatu strategi mengajar yang benar-benar baru dan

orisinil (asli ciptaan sendiri), atau dapat saja merupakan modifikasi

dari berbagai strategi yang ada sehingga menghasilkan bentuk

baru.23

Dalam KBBI, kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta,

perihal berkreasi, dan kekreatifan.24 Dengan demikian, Kreativitas

adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan

sesuatu yang baru atau orisinal, yang sebelumnya tidak diketahui,

atau untuk memecahkan masalah baru yang dihadapi. Dalam kaitan

proses belajar-mengajar, guru yang kreatif adalah “seseorang yang

memilki kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru dalam

23
Pentury, “PENGEMBANGAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN
KREATIF PELAJARAN BAHASA INGGRIS.”
24
Telaumbanua, Lase, and Ndraha, “Kreativitas Guru dalam Menggunakan Media
Pembelajaran di SD Negeri 075082 Marafala.”

10
mengajar sehingga memiliki variasi di dalam mengajar yang akan

membuat anak didik aktif dan kreatif.”25

Menurut Black dalam kutipan Pentury bahwa, Kreativitas

dapat ditumbuhkan dengan menciptakan suasana kelas yang

memungkinkan siswa dan guru merasa bebas mengkaji dan

mengeksplorasi topik – topik penting kurikulum. Guru mengajukan

pertanyaan yang membuat siswa berpikir keras, kemudian mengejar

pendapat siswa tentang ide – ide besar dari berbagai persepektif.

Guru juga mendorong siswa untuk menunjukkan atau

mendemonstrasikan pemahamannya tentang topik– topik penting

dalam kurikulum menurut caranya sendiri. 26

Guru kreatif adalah seorang pengajar yang memiliki

kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru

dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai dan mengevaluasi peserta didik.27

Pembelajaran kreatif mengharuskan guru untuk mampu

merangsang peserta didik memunculkan kreatifitas, baik dalam

konteks kreatif berfikir maupun dalam konteks kreatif melakukan

sesuatu. Kreatif dalam berfikir merupakan kemampuan imajinatif

namun rasional. Berfikir kreatif selalu berawal dari berfikir kritis

yakni menemukan dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak

25
Yanti Oktavia, “USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH” 2 (2014): 8.
26
Pentury, “PENGEMBANGAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN
KREATIF PELAJARAN BAHASA INGGRIS.”
27
Oktiani, “Kreativitas Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik.”

11
ada atau memperbaiki sesuatu yang sebelumnya tidak baik.28

Dalam kegiatan belajar melibatkan beberapa komponen yaitu

peserta didik, guru, tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode

mengajar, media pembelajaran yang sesuai, dan evaluasi. Semua

komponen ini saling berinteraksi dalam kegiatan pembelajaran yang

berakhir pada tujuan pembelajaran.29

a) Dalam kegiatan pembelajaran, usahakan pembelajaran berpusat

pada siswa. Jadikan siswa sebagai peserta aktif bukan pasif.

Guru dapat menggunakan metode yang aktif dengan

memberikan tugas yang menantang kepada siswa sehingga

siswa termotivasi untuk menyelesaikan tantangan tersebut.

b) Guru dapat menggunakan media belajar yang tepat. Media

belajar yang menarik perhatian siswa akan membuat sisa

termotivasi untuk belajar. Tidak harus sulit dan mahal,

manfaatkan benda-benda atau hal apa saja yang ada di sekitar

kita.

c) Tunjukkan antusiasme sebagai guru dalam mengajar. Usahakan

guru tampil prima, bersemangat dan percaya diri. Gunakan

kemampuan sebagai penutur cerita yang baik, karena pada

dasarnya guru adalah seorang aktor.

d) Guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Siswa

hanya mungkin akan belajar baik jika suasana belajar


28
Pentury, “PENGEMBANGAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN
KREATIF PELAJARAN BAHASA INGGRIS.”
29
Oktiani, “Kreativitas Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik.”

12
menyenangkan. Hindari hal-hal yang menimbulkan ketegangan.

Guru juga bisa sesekali menciptakan kelucuan.

e) Berilah komentar yang positif terhadap hasil kerja siswa. Pada

dasarnya siswa butuh penghargaan, paling tidak mendapat

komentar positif dari guru misal kata-kata “bagus”, “teruskan

usahamu”, atau “kamu hebat”.

Kreativitas guru dapat diarahkan pada dua komponen, yaitu:

1) Kreativitas dalam manajemen kelas. Manajemen kelas adalah

aktivitas yang ada serta menyusun perencanaan aktivitas yang

dilakukan di kelas untuk diarahkan dalam proses pembelajaran

yang baik. Dalam hal manajemen kelas, kreativitas guru dalam

manajemen kelas diarahkan untuk membantu siswa di kelas

dapat belajar secara kolaboratif dan kooperatif dan menciptakan

lingkungan akademik yang kondusif dalam proses belajar.

2) Kreativitas guru dalam penggunaan media pembelajaran. Media

belajar adalah alat atu benda yang dapat mendukung proses

pembelajaran di kelas. Fungsi media belajar yaitu:

(a) Membantu siswa dalam memahami konsep abstrak yang

diajarkan

(b) Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar

(c) Mengurangi terjadinya mis understanding

13
(d) Memotivasi guru untuk mengembangkan pengetahuan30

Lubart menjelaskan kreativitas sebagai kemampuan seseorang

untuk menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan yang original,

memiliki kualitas yang tinggi dan tepat guna.Kreativitas ini dapat

berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya

bukan hanya perangkuman, mungkin mencakup pembentukan pola-

pola baru dan gabunganinformasi yang diperoleh dari pengalaman

sebelumnya serta pencangkokan hubungan lama ke situasi baru dan

mungkin mencakup pembentukan korelasi baru.

Jadi, menurut ahli ini, kreativitas merupakan aktivitas

imajinatif yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari

informasi yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya

menjadi hal yang baru, berarti dan bermanfaat. Sedangkan Munandar

seperti dikutip oleh yang dikutip oleh Lestari dan Zakiah

mengungkapkan mengungkapkan ciri-ciri afektif dari kreativitas

bahwa cadalah rasa ingin tahu, tertarik terhadap tugas-tugas yang

sulit, berani mengambil resiko, tidak mudah putus asa, menghargai

keindahan, mempunyai rasa humor, ingin mencari pengalaman-

pengalaman baru, dan dapat menghargai baik diri sendiri maupun

orang lain.31

Setiap orang memiliki kemampuan kreatif dengan tingkat yang

berbeda-beda. Tidak ada orang yang sama sekali tidak memiliki

30
Oktiani.
31
Lestari and Zakiah, Kreativitas Dalam Konteks Pembelajaran.

14
kreativitas, dan yang diperlukan sebenarnya adalah bagaimanakah

mengembangkan kreativitas tersebut.

Jadi, Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat kita

pahami bahwa kreativitas adalah kesanggupan seseorang untuk

melakukan suatu tindakan yang tidak hanya memiliki daya cipta

untuk membuat suatu kreasi baru, tetapi juga mampu memberikan

berbagai gagasan (ide pemecahan masalah) dalam menghadapi suatu

persoalan atau masalah.Kreativitas yang ada merupakan gabungan

dari kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan bersikap kreatif.32

b. Ciri-Ciri Kreativitas Guru

Guru yang hebat adalah mereka yang mau dan mampu berbuat

dengan penuh ide dan melahirkan inovasi dalam menyampaikan cara

belajar yang tersampaikan kepada anak murid.33

Implementasi dari kreativitas seseorangpun tidak sama,

bergantung pada sejauh mana orang tersebut, mau dan mampu

mewujudkan daya ciptanya menjadi sebuah kreasi ataupun karya.

Menurut Utami Munandar dalam kutipan Humaidi dan Sain,34

mengungkapkan cirri-ciri kreatifitas sebagai berikut:

a) Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam

b) Sering mengajukan pertanyaan yang baik

c) Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah

32
Lestari and Zakiah.
33
Afriliana Fahrina Karla Amelia and Cur Citra Zahara, MINDA GURU INDONESIA:
Pendemi Covid, Disrupsi Pendidikan Dan Kreativitas Guru (Aceh: Syiah Kuala Universt Press,
2020).
34
Humaidi and Sain, “Pengembangan Kreativitas Guru dalam Proses Pembelajaran.”

15
d) Bebas dalam menyatakan pendapat

e) Mempunyai rasa keindahan yang dalam

f) Menonjol dalam salah satu bidang seni

g) Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang

h) Mempunyai rasa humor yang luas

i) Mempunyai daya imajinasi

j) Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan

masalah

Pada rasa ingin tahu, individu kreatif akan selalu terdorong

untuk mengetahui lebih banyak pengetahuan; dan mendorong siswa

untuk mencoba sesuatu yang belum dikenal. Imajinatif dapat terlihat

dari membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi

dan membuat cerita tentang tempat; atau kejadian yang belum

pernah dikenal. Merasa tertantang oleh kemajemukan.

Pada ciri ini, individu kreatif harus merasa terdorong untuk

mengatasi masalah yang sulit, dan melibatkan diri dalam tugas yang

sulit. Sikap berani mengambil resiko.Pada ciri ini individu kreatif

harus berani mencoba hal-hal baru.Sifat menghargai. Pada sikap ini,

individu kreatif harus dapat menghargai orang lain serta menghargai

kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang.35

35
Lestari and Zakiah, Kreativitas Dalam Konteks Pembelajaran.

16
c. Faktor-Faktor dan fungsi Kreativitas Guru

Kreativitas siswa di sekolah sangat dipengaruhi oleh

lingkungan belajar yang diciptakan oleh guru di dalam kelas,

bagaimana guru bersikap dan berperilaku terhadap siswa akan

berpengaruh terhadap pengembangan kreativitas siswa.36

Menurut Uno dan Nurdin yang dikutip oleh Yeyen Febriani,

dkk, menyatakan bahwa faktor pendorong kreativitas yaitu:37

a) Kepekaan dalam melihat lingkungan: peserta didik sadar bahwa

berada di tempat yang nyata.

b) Kebebasan dalam melihat lingkungan: mampu melihat masalah

dari segala arah.

c) Komitmen kuat untuk maju dan berhasil: hasrat ingin tahu

besar.

d) Optimis dan berani mengambil risiko: suka tugas yang

menantang.

e) Ketekunan untuk berlatih: wawasan yang luas.

f) Lingkungan kondusif, tidak kaku, dan otoriter.

Selanjutnya menurut pendapat Semiawan dalam kutipan

Muhammad Lestari, dkk,38 mengungkapkan bahwa yang harus

dilakukan guru di dalam kelas agar kreativitas berkembang adalah

36
Lestari and Zakiah.
37
Yeyen Febrianti, Yulia Djahir, and Siti Fatimah, “ANALISIS KEMAMPUAN
BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DENGAN MEMANFAATKAN LINGKUNGAN
PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMA NEGERI 6 PALEMBANG,” n.d., 7.
38
Lestari and Zakiah, Kreativitas Dalam Konteks Pembelajaran.

17
bersikap terbuka terhadap minat dan gagasan siswa, memberikan

waktu kepada siswa untuk memikirkan dan mengembangkan ide

atau gagasan kreatif, menciptakan suasana yang hangat dan

mendukung, memberi keamanan untuk berpikir menyelidiki

(eksploratif, memberikan kesempatan kepada siswa mengambil

keputusan, untuk berperan serta dan mengusahakan semua anak

terlibat dalam pemecahan masalah dan memberikan dukungan pada

gagasan dan rencana pemecahan masalah oleh siswa.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk

jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti ‘tengah’,

‘perantara’, atau ‘pengantar’.39 Media adalah pengantar pesan dari

pengirim ke penerima pesan, dengan demikian media merupakan

wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.40

Media pembelajaran merupakan sebuah instrumen yang

berguna untuk mengirimkan pesan pembelajaran. Instrumen yang

baik akan menumbuhkan respons siswa ketika mengikuti proses

penerimaan ilmu sehingga siswa mampu menampung materi yang

diutarakan dengan baik dan mengembangkan efek yang baik pula

39
Mustofa Abi Hamid, Rahmi Ramadhani, Masrul Juliana, Meilani Safitri, Muhammad
Munsarif Jamaludin, Janner Simarmata, Media Pembelajaran, Cetakan 1 (Surakarta: Yayasan
Kita Menulis, 2020).
40
Talizaro Tafonao, “PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MAHASISWA,” Jurnal Komunikasi Pendidikan 2, no. 2
(August 2, 2018): 103, https://doi.org/10.32585/jkp.v2i2.113.

18
untuk mencapai arah pembelajaran khususnya untuk meningkatkan

hasil menuntut ilmu dari siswa itu sendiri.41

Selanjutnya Gerlach & Ely dalam kutipan Rizqi Ilyasa Aghni,

mengungkapkan bahwa media secara garis besar adalah manusia,

materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang dapat membuat

siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.42

Dalam kutipan Talizaro Tafonao, mengungkapkan bahwa

media pembelajaran adalah salah satu alat bantu mengajar bagi guru

untuk menyampaikan materi pengajaran, meningkatkan kreatifitas

siswa dan meningkatkan perhatian siswa dalam proses

pembelajaran.43

Dengan demikian, esensi media pembelajaran sesungguhnya

alat yang dapat mempertingggi daya serap dan retensi anak terhadap

materi pembelajaran, apa pun bentuknya.

Ringkasnya, dapat kita pahami bahwa media adalah sarana

untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.

Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang

bertujuan pembelajaran maka media itu disebut media pembelajaran.

Jadi media adalah perantara baik berupa manusia, materi atau

41
Achmad Suherman, “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO SCRIBE
PADA MATA PELAJARAN KOMUNIKASI BISNIS DENGAN MATERI POKOK ANALISIS
PRODUK DAN LAYANAN KELAS X SMK NEGERI 4 SURABAYA” 9, no. 1 (2021): 7.
42
Rizqi Ilyasa Aghni, “FUNGSI DAN JENIS MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
PEMBELAJARAN AKUNTANSI,” Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia 16, no. 1 (July 3,
2018), https://doi.org/10.21831/jpai.v16i1.20173.
43
Tafonao, “PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR MAHASISWA.”

19
kejadian yang membantu membangun kondisi yang dapat membantu

membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan,

keterampilan, atau sikap. Fungsi media pembelajaran secara garis

besar dapat disimpulkan sebagai perantara informasi, pencegah

terjadinya hambatan dalam proses pembelajaran.44

b. Ciri Media Pembelajaran

Berdasarkan uraian pengertian media diatas maka

dikemukakan beberapa ciri umum media pembelajaran menurut

Hamalik, sebagai berikut:45

a) Media pembelajaran identik dengan pengertian peragaan yang

berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang dapat diraba,

dilihat dan didengar dan yang dapat diamati melalui panca

indera.

b) Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang dapat

dilihat dan didengar.

c) Media pembelajaran digunakan dalam rangka hubungan

(komunikasi) dalam pengajaran antara guru dan siswa.

d) Media pembelajaran adalah semacam alat bantu belajar

mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas.

e) Media pembelajaran merupakan suatu “perantara” (medium,

media) dan digunakan dalam rangka belajar.

44
Aghni, “FUNGSI DAN JENIS MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
PEMBELAJARAN AKUNTANSI.”
45
Tafonao, “PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR MAHASISWA.”

20
f) Media pembelajaran mengandung aspek, sebagai alat dan sebagi

teknik yang erat pertaliannya dengan metode belajar. Ketujuh,

Karena itu, sebagai tindakan operasional, dalam buku ini

digunakan pengertian “media pembelajaran”.

Selanjutnya menurut Gerlach & Ely mengemukakan tiga ciri

media dalam kutipan,46 dkk., antara lain:

1) Ciri Fiksatif (Fixative Property).

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa

atau objek. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu

rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu

tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Contohnya

adalah peristiwa tsunami, gempa bumi, banjir, dan sebagainya

diabadikan dengan rekaman video. Ciri fiksatif ini amat penting

bagi guru karena kejadiankejadian atau objek yang telah

direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat

digunakan setiap saat.

2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan

karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang

memakan waktu berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan dapat

disajikan kepada peserta didik dalam waktu yang lebih singkat


46
Cecep Kustandi, M.Pd., Dr. Daddy Darmawan, M.Si., Pengembangan Media
Pembelajaran: Konsep & Aplikasi Pengembangan Media Pembelajaran Bagi Pendidik Di
Sekolah Dan Masyarakat (Jakarta: Prenada Media, 2020).hlm. 10-12.

21
lima sampai sepuluh menit. Misalnya, bagaimana proses

pelaksanaan ibadah haji dapat direkam dan diperpendek

prosesnya menjadi lima sampai sepuluh menit. Di samping

dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada

saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.

Misalnya, proses terjadinya gempa bumi yang hanya kurang

dari satu menit dapat diperlambat sehingga lebih mudah

dipahami oleh peserta didik bagaimana proses terjadinya gempa

tersebut.

3) Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau

kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan

kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik

dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai

kejadian itu. Contohnya, rekaman video, audio yang disebarkan

melalui flashdisk atau link yang bisa diakses menggunakan

internet. Sekali informasi direkam dalam format media apa saja,

ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan

secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara

berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang

telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan

aslinya.

22
c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran

Semakin berkembanganya ilmu pengetahuan tentu banyak

sekali jenis media pembelajaran yang sudah dikembangkan oleh

para praktisi pendidikan.jenis-jenis media berdasarkan tiga unsur

pokok, yaitu: suara, visual dan gerak. Berdasarkan tiga unsur

tersebut, Bretz mengklasifikasikan media ke dalam delapan

kelompok, yaitu:47

a) Media audio

b) Media cetak

c) Media visual diam

d) Media visual gerak

e) Media audio

f) Media cetak

Selanjutnya jenis-jenis Media Pembelajaran menurut Ellen

Rohani,48 adalah sebagai berikut:

1) Benda nyata

2) Bahan yang tidak diproyeksikan, seperti: bahan cetak, papan

tulis, bagan balik (flip chart), diagram, bagan, Grafik, foto,

3) Rekaman audio audio dalam kaset atau piringan

47
Eni Fariyatul Fahyuni and S Psi, “FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SIDOARJO TAHUN AJARAN 2017,” n.d., 17.
48
Andrew Fernando Pakpahan, Dewa Putu Yudhi Ardiana, Arin Tentrem Mawati, Elmor
Benedict Wagiu, Janner Simarmata, Muhamad Zulfikar Mansyur, La Ili, Bonaraja Purba, Dina
Chamidah, Fergie Joanda Kaunang, Jamaludin, Akbar Iskandar, Pengembangan Media
Pembelajaran (Malang: Yayasan Kita Menulis, 2020).hlm. 62-63.

23
4) Gambar diam yang diproyeksikan, seperti; Slide (film bingkai),

film rangkai, OHT (transparansi). Program Komputer

5) Gambar bergerak yang diproyeksikan, Contoh : film, rekaman

video

6) Gabungan media, seperti bahan dengan pita video, slide dengan

pita audio, film rangkai dengan pita audio, mikrofilm dengan

pita audio, komputer interaktif dengan pita audio atau piringan

video.

d. Fungsi Penggunaan Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran, dalam proses pembelajaran,

media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber

(guru) menuju penerima (siswa).49 Fungsi media dalam proses

pembelajaran ditunjukkan pada Gambar 1

Gambar 1: Fungsi Media dalam Proses Pembelajaran

49
Rasam and Sari, “PERAN KREATIVITAS GURU DALAM PENGGUNAAN MEDIA
BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK SMK DI JAKARTA SELATAN.”

24
Adapun fungsi media pembelajaran menurut Wina sanjaya,50

dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) Fungsi komunikatif

Media pembelajaran digunakan untuk memudahkan

komunikasi antara penyampai pesan dan penerima pesan.

b) Fungsi motivasi.

Dengan menggunakan media pembelajaran, diharapkan

siswa akan lebih termotivasi dalam belajar. Dengan demikian,

pengembangan media pembelajaran tidak hanya mengandung

unsur artistik saja akan tetapi juga memudahkan siswa

mempelajari materi pelajaran sehingga dapat meningkatkan

gairah belajar siswa.

c) Fungsi kebermaknaan.

Melalui penggunaan media, pembelajaran bukan hanya

dapat meningkatkan penambahan informasi berupa data dan

fakta sebagai pengembangan aspek kognitif tahap rendah, akan

tetapi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk

menganalisis dan menciptasebagai aspek kognitif tahap tinggi.

Bahkan lebih dari itu dapat meningkatkan aspek sikap dan

keterampilan.

d) Fungsi penyamaan persepsi.

Melalui pemanfaatan media pembelajaran, diharapkan

50
Aghni, “FUNGSI DAN JENIS MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
PEMBELAJARAN AKUNTANSI.”

25
dapat menyamakan persepsi setiap siswa, sehingga setiap siswa

memiliki pandangan yang sama terhadap informasi yang

disuguhkan.

e) Fungsi individualitas

Pemanfaatan media pembelajaran berfungsi untuk dapat

melayani kebutuhan setiap individu yang memiliki minat dan

gaya belajar yang berbeda

3. Keaktifan Siswa

Keaktifan yang dimaksud pada penelitian ini adalah keaktifan

belajar siswa. Belajar tidaklah cukup apabila hanya duduk dan

mendengarkan penjelasan guru saja. Belajar memerlukan keterlibatan

fikiran dan tindakan siswa itu sendiri.51

Kata keaktifan berasal dari kata ‘aktif’ yang mendapatkan kata

imbunan ke-an sehingga menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.52

aktif berarti giat (bekerja atau berusaha), sedangkan keaktifan diartikan

sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif.

Keaktifan belajar siswa merupakan suatu usaha yang di lakukan

siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar. Keaktifan dapat di tunjukkan

dengan keterlibatan siswa dalam mencari atau mendapatkan sebuah

informasi dari sumber seperti buku, guru dan teman lainnya sehingga

51
Karla Amelia and Cur Citra Zahara, MINDA GURU INDONESIA: Pendemi Covid,
Disrupsi Pendidikan Dan Kreativitas Guru.
52
Karla Amelia and Cur Citra Zahara.

26
siswa di harapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan

kapasitas belajar dan potensi yang di milikinya secara penuh.53

Keaktifan siswa belajar dibuktikan melalui kesediaan mereka

menyampaikan pendapat, atau kemampuan mengungkap kembali hal-hal

yang baru saja dipelajari. Apalagi aktifitas ini dibarengi dengan

keinginan siswa untuk berani mencoba mempraktekkan apa yang

dipelajari di depan kelas.54

Pembelajaran aktif adalah suatu proses pembelajaran dengan

maksud untuk memberdayakan peserta didik agar belajar dengan

menggunakan berbagai cara/strategi secara aktif. Dalam hal ni proses

aktivitas pembelajaran didominasi oleh peserta didik dengan

menggunakan otak untuk menemukan konsep dan memecahkan masalah

yang sedang dipelajari, di samping itu juga untuk menyiapkan mental

dan melatih keterampilan fisiknya.55

Proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses interaksi

antara guru dengan siswa yang didalamnya berisi aktivitas peserta didik

melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar yang dialami oleh

keduanya.56

53
Fathiya Eka Putri, Fitrah Amelia, and Yesi Gusmania, “Hubungan Antara Gaya Belajar
dan Keaktifan Belajar Matematika Terhadap Hasil Belajar Siswa,” Edumatika: Jurnal Riset
Pendidikan Matematika 2, no. 2 (August 31, 2019): 83, https://doi.org/10.32939/ejrpm.v2i2.406.
54
Sinar, Metode Active Learning (Yogyakarta: Deepublish, 2018).hlm. 5.
55
Mukhlison Effendi, “Integrasi Pembelajaran Active Learning dan Internet-Based
Learning dalam Meningkatkan Keaktifan dan Kreativitas Belajar,” Nadwa: Jurnal Pendidikan
Islam 7, no. 2 (March 22, 2016): 283–309, https://doi.org/10.21580/nw.2013.7.2.563.
56
Nugroho Wibowo, “UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI
PEMBELAJARAN BERDASARKAN GAYA BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SAPTOSARI,”
Elinvo (Electronics, Informatics, and Vocational Education) 1, no. 2 (May 15, 2016): 128–39,
https://doi.org/10.21831/elinvo.v1i2.10621.

27
Selanjutnya Nana sudjana, dalam kutipan Effendy, dkk57

menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat dari beberapa hal;(1)Turut serta

dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2) Terlibat dalam pemecahan

masalah; (3) Bertanya kepada siswa lain atau guru apabilka tidak

memahami persoalan yang dihadapinya; (4) Berusaha mencari berbagai

informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah; (5) Melaksanakan

diskusi kelompok sesuai dengan intruksi guru; (6) Menilai kemampuan

dirinya dan hasil-hasil yang diperolenya; (7) Melatih diri dalam

memecahkan soal atau masalah yang sejenis; (8) Kesempatan

menggunakan atau menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan

tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Moh User Usman dalam kutipan Fitria Khasanah,58 cara yang

dapat dilakukan guru untuk memperbaiki keterlibatan siswa antara lain

sebagai berikut:

1. Tingkatkan persepsi siswa secara aktif dalam kegiatan belajar

mengajar yang membuat respon yang aktif dari siswa.

2. Masa transisi antara kegiatan dalam mengajar hendaknya dilakukan

secara cepat dan luwes.

3. Berikan pengajaran yang jelas dan tepat sesuai dengan tujuan

mengajar yang akan dicapai

4. Usahakan agar pengajaran dapat lebih memacu minat siswa.

57
Effendi, “Integrasi Pembelajaran Active Learning dan Internet-Based Learning dalam
Meningkatkan Keaktifan dan Kreativitas Belajar.”
58
Fitria Khasanah, “MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION),” . . Volume. 18 (n.d.): 10.

28
Jadi melalui paparan di atas, dapat kita ketahui bahwasanya yang

dimaksud dengan keaktifan belajar siswa adalah suatu aktifitas siswa

dalam proses belajar mengajar yang melibatkan kemampuan emosional

dan lebih menekankan kepada kreatifitas siswa meningkatkan

kemampuan minimalnya, serta mencapai siswa yang kreatif serta mampu

menguasai konsep-konsep, mengembangkan diri mengembangkan

pemahaman dan berfikir kritisserta mampu mengembangkan interaksi

sosial siswa.59

Keaktifan siswa juga dapat dilihat dari berbagai hal seperti

memperhatikan, mendengarkan, berdiskusi, kesiapan siswa, bertanya,

keberanian siswa, mendengarkan, memecahkan soal dan

mempraktikkan.60

B. Penelitian Relevan

Dalam mendukung permasalahan terhadap bahasan, peneliti mengacu

kepada penelitian terdahulu yang relevan dengan rumusan masalah dalam

penelitian ini. Meskipun terdapat keterkaitan pokok pembahasan, penelitian

ini masih sangat berbeda dengan penelitian terdahulu. Berikut ini ada

beberapa penelitian yang akan peneliti jadikan acuan, yaitu:

59
Nanda Rizky Fitrian Kanza, Albertus Djoko Lesmono, and Heny Mulyo Widodo,
“ANALISIS KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED
LEARNING DENGAN PENDEKATAN STEM PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI
ELASTISITAS DI KELAS XI MIPA 5 SMA NEGERI 2 JEMBER,” JURNAL PEMBELAJARAN
FISIKA 9, no. 2 (June 30, 2020): 71, https://doi.org/10.19184/jpf.v9i1.17955.
60
Wibowo, “UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI
PEMBELAJARAN BERDASARKAN GAYA BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SAPTOSARI.”

29
Pertama, dilakukan oleh Dyah Nurwiyati,61 pada tahun 2014 dengan

mengambil judul “Peningkatan Keterampilan Dan Keaktifan Berbicara

Melalui Media Pembelajaran Kartu Kuartet Pada Mata Pelajaran

Bahasa Inggris Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Gebang Kabupaten Kendal

Tahun Ajaran 2013/2014”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini

adalah bagaimana mengetahui dan meningkatkan keterampilan serta keaktifan

berbicara melalui media pembelajaran kartu kuartet pada mata pelajaran

bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri 2 Gebang, Kendal. Subjek

penelitian yaitu guru mata pelajaran bahasa Inggris dan siswa kelas IV SD

Negeri 2 Gebang, Kendal yang berjumlah 24 siswa.Teknik analisis data

deskriptif kualitatif yang melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan

verifikasi data atau penarikan kesimpulan.

Kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Dyah Nurwiyati ini adalah

bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran kartu

kuartet dapat meningkatkan keterampilan dan keaktifan berbicara pada mata

pelajaran bahasa Inggris siswa kelas IV SD Negeri 2 Gebang tahun ajaran

2013/2014. Peningkatan keterampilan dan keaktifan berbicara terlihat dari

ketercapaiannya 83,3% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai diatas

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

61
Dyah Nurwiyati, “PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA 2014,” n.d., 16.

30
Kedua, dilakukan oleh Yusuf Solihun Anwar,62 dengan mengambil

judul “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar

Matematika Kelas IV di SDN Bangunjiwo Kasihan Bantul”. Dalam penelitian

ini mengkaji pengaruh antara penggunaan media pembelajaran terhadap

prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Matematika di kelas IV SD Negeri

Bangunjiwo Kasihan Bantul.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang

bersifat deskriptif, yakni dimana dalam penelitiannya peneliti terjun langsung

ke lapangan.Pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi

dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data kualitatif bersifat induktif

dengan pendekatan model analisis data Miles dan Hubermen, sedangkan uji

keabsahan data yang digunakan yaitu credibility(validitas interbal),

dependability (reabilitas), confirmabilty (obyektivitas). Penelitian ini

merupakan jenis penelitian eksperimen, dengan menggunakan pendekatan

penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek penelitian sebanyak 30 responden

yang diambil dari populasi sebanyak 66 siswa, menggunakan teknik random

sampling kelas penelitian. Pengumpulan data menggunakan instrumen angket

untuk memperoleh data variabel penggunaan media pembelajaran, dan

instrumen tes untuk memperoleh data variabel prestasi belajar Matematika

siswa kelas IV.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hasil dari pengujian dan

analisis hipotesis ini menunjukkan bahwa: “Terdapat pengaruh positif dan


62
Yusuf Solihun Anwar, “PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDA’IYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA,”
n.d., 24.

31
signifikan atas penggunaan media pembelajaran terhadap prestasi belajar

Matematika kelas IV di SD N Bangunjiwo Kasihan Bantul”.

Ketiga, dilakukan oleh Abdul Wahid,63dengan mengambil judul

“Pentingnya Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini berawal dari guru

yang belum melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan harapan

masyarakat karena berbagai faktor penghambat yang menghalanginya.Salah

satu faktor penghambat tersebut adalah kemampuan guru itu sendiri belum

menunjang pelaksanaan tugasnya serta penyediaan teknologi media

pembelajaran.

Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa, Media pendidikan penting

dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Media pendidikan dan

pembelajaran dapat bermanfaat sebagai alat penyampai materi pelajaran yang

dapat diseragamkan, proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik,

proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan

tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar peserta didik. Prosesbelajar

ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang

menyangkut segi kognitif, afektif maupun psikomotoris. Proses perubahan

dapat terjadi dari paling yang sederhana sampai yang paling kompleks, yang

bersifat pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam

proses serta hasil belajar.

63
Wahid, “PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
MENINGKATKANPRESTASI BELAJAR.”

32
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Fitria Khasanah,64 dengan

judul penelitian yaitu “Pengembangan Kreativitas Guru Sebagai Modal

Penerapan Kurikulum 2013’”.Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan

kelas.Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 5 Malang tahun pelajaran

2015/2016. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI MIA 3 dengan obyek

penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Tahapan dalam penelitian ini yaitu:Plan,Act, observe, reflect. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah Observasi,

Angket,Wawancara,Tes, Dokumentasi.Sedangkan Teknik analisis yang

digunakan adalah reduksi data yaitu kegiatan pemilihan data, penyederhanaan

data serta transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan. Tujuan dalam

penelitian ini untuk perbaikan proses pembelajaran pada siswa dengan tujuan

agar siswa dapat ikut berperan aktif.

Adapun hasil penelitian menunjukkan dalam pembelajaran, guru

dituntut untuk memiliki kreativitas tinggi agar menghasilkan lulusan yang

berkualitas, karena guru merupakan kunci utama keberhasilan proses

pembelajaran di sekolah.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Rusmaini Susanti,65 dengan

judul penelitian yaitu “Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada

Pembelajaran Online PAI Melalui Metode Tanya Jawab Pada Siswa

64
Khasanah, “MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT
DIVISION).”
65
Rusmaini Susanti, “UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA
PEMBELAJARAN ONLINE PAI MELALUI METODE TANYA JAWAB PADA SISWA
KELAS VIII3 DI SMP NEGERI I UJUNG PADANG TAHUN PELAJARAN 2020/202,” n.d., 8.

33
Kelas VIII 3 di SMP Negeri I Ujung Padang Tahun Pelajaran

2020/2021”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini bahwa pada

proses pembelajaran, komunikasi antara guru dan siswa sangat dibutuhkan

agar guru mampu memahami sejauh mana pengetahuan yang diterima oleh

siswa, bagaimana menjalin komunikasi antar siswa dan memberikan

kesempatan siswa untuk berpendapat.

Dari beberapa uraian penelitian yang sudah dibahas di atas dapat kita

ketahui relevansi kelima penelitian tersebut, yakni dalam penelitian tersebut

sama-sama membahas tentang bagaimana kreatifitas seorang guru dalam

mengembangkan penggunaan media pembelajaran, bagaimana pengaruh yang

ditimbulkan dari kreatifitas guru dalam penggunaan media pembelajaran serta

bagaimana mengelola kelas dengan baik dan bagaimana respon siswa

terhadap media tersebut.

Maka dari itu dalam penelitian ini peneliti ingin meneliti bagaimana

kreatifitas guru dalam memanfaatkan media pembelajaran yang ada di SMPN

2 Pringgasela dan bagaimana keaktifan siswa dengan adanya media

pembelajaran tersebut, Sedangkan perbedaan dalam penelitian yang

dilakukan ini yakni penelitian ini lebih menekankan kepada metode penelitian

data primer dan sekundernya.

34
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Disain Penelitian

Jenis penelitian yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif.66 Karena dalam

penelitian ini berkaitan dengan interaksi sosial yang komplek, hanya dapat

diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan

cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interak sisosial

tersebut.

Menurut Puch,67 sebagaimana dikutip dalam buku metodologi

penelitian ilmiah karangan Aprianus Umbu Zogara dan Zainul Arifin,

menyatakan bahwa: “Metode penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

dilakukan dengan mengutamakan pendeskripsian data menjadi informasi

dengan menggunakan narasi.Selain itu, penelitian kualitatif merupakan suatu

penelitian yang mendeskripkan suatu ucapan/kata-kata, maupun perilaku

yang terjadi di suatu masyarakat”.

Selanjutnya Nasution sebagaimana dikutip oleh Sugiyono,68

menyatakan bahwa: “Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain

daripada menjadikan manusia sebagai instrument penelitian utama.

Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang

66
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Jogjakarta: Alfabeta),
2020). 15.
67
Zainul Arifin, Metodologi Penelitian Ilmiah.hlm 5.
68
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. hlm. 294-295.

35
pasti. Masalah, pokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang

digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak bisa ditentukan

secara pasti dan jelas sebelumnnya.Segala sesuatu masih perlu dikembangkan

sepanjang penelitian itu. Dalam keadaaan yang serba tidak pasti dan jelas itu,

tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti yang itu sendiri sebagai alat satu-

satunya yang dapat mencapainya”.

Berdasarkan dua ungkapan di atas, maka dapat dipahami bahwa

penelitian kualitatif dilakukan secara natural atau alamiah, berawal dari

permasalahan yang belum pasti dan masih remang-remang, maka yang

menjadi instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri. Namun setelah pokus

peneltian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instumen

penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan

dibandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan

wawancara

Selanjutnya Sugiyono,69 menyatakan bahwa metode kualitatif

digunakan ketika:

1. Bila masalah peneliti belum jelas, masih remang-remang atau mungkin

malah masih gelap.

2. Untuk memahami makna di balik data yang tampak.

3. Untuk memahami interaksisosial.

4. Memahami perasaan orang.

5. Untuk mengembangkan teori.

69
Sugiyono.hlm. 35-37.

36
6. Untuk memastikan kebenaran data.

7. Meneliti sejarah perkembangan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini rencana peneliti akan melaksanakan penelitian

dengan cara magang di SMPN 2 Pringgasela pada mata pelajaran pendidikan

agama islam tahun ajaran 2022/2023 dalam jangka waktu tertentu dalam

melakukan pengamatan maupun terlibat langsung dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan media pembelajaran yang ada. Adapun penelitian yang

akan peneliti bahas yaitu mengenai kratifitas guru PAI dalam penggunaan

media pembelajaran untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas VIII SMPN 2

Pringgasela Tahun Pelajaran 2022/2023.

Hal tersebut menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian

karena SMPN 2 Pringgasela adalah sekolah yang berada dalam daerah

pedalaman dan masih belum banyak dalam media pembelajaranya, akan

tetapi tenaga pendidiknya memanfaatkan media yang tersedia dalam

menunjang pemahaman siswa serta menarik perhatian aktif siswanya.

C. Subjek Penelitian

Menurut Sugiyono,70 subjek penelitian adalah suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang diletakkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto,71 mendefinisikan

subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang yang menjadi tempat data
70
Sugiyono.hlm. 39.
71
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Ed. Rev. VI, Cet.
14 (Jakarta: PT: Rineka Cipta, 2016).hlm. 26.

37
dimana variable penelitian melekat dan dipermasalahkan.

Adapun menurut Moleong,72 subjek penelitian dalam penelitian

kualitatif disebut informan.Informan orang yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.Jadi,

seorang informan harus memiliki pemahaman tentang latar penelitian.

Dalam menentukan siapa yang akan dipilih menjadi subjek penelitian,

penelitian kualitatif menggunakan kriteria berikut: (1) mereka cukup lama

dan intensif menyatu dalam kegiatan atau bidang yang menjadi kajian

penelitian; (2) mereka terlibat penuh dalam bidang atau kegiatan tersebut; (3)

mereka memiliki waktu yang cukup untuk dimintai informasi. Dalam

penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik purposive sampling, dimana

teknik ini mencangkup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria

tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian.Adapun subjek

penelitian ini rencananya adalah:

1. Kepalasekolah SMPN 2 Pringgasela

2. Guru PAI kelas VIII SMPN 2 Pringgasela

3. Walikelas VIII SMPN 2 Pringgasela

4. Siswakelas VIII SMPN 2 Pringgasela

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subyek tempat data dapat

diperoleh atau diambil.Apabila peneliti menggunakan koesioner atau

wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data tersebut

72
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi revisi ; Cetakan ketiga puluh
delapan, Juli 2018 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018).hlm. 132.

38
responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan

peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti

menggunakan taknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda,

gerak atau proses sesuatu. Maka untuk melengkapi data tersebut diperlukan

sumber data-sumber data dimana diambil atau dari mana data diambil.73

Adapun dalam suatu penelitian, terdapat beberapa jenis data yang

sering digunakan yakni sebagai berikut.74

1. Berdasarkan Cara Memperolehnya

a. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui hasil

wawancara, observasi maupun tes dengan menggunakan pedoman

wawancara, lembar observasi maupun kuensioner yang diperoleh

dari responden penelitian maupun dari situasi penelitian. Data

primer harus melibatkan peneliti langsung teritama dalam penelitian

kualitatif karena menggunakan wawancara dan observasi baik

partisipan maupun non partisipan, karena data primer adalah data

yang harus didapatkan secara langsung oleh peneliti dari subjek atau

objek penelitian.75

b. Data Sekunder

Merupakan data yang di peroleh melalui data yang telah

dikumpulkan oleh pihak lain seperti hasil studi dekumen dan

73
Rifa’i Abubakar, PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN (Jogjakarta: SUKA-Press,
2021).hlm. 57.
74
Zainul Arifin, Metodologi Penelitian Ilmiah.hlm. 52-54.
75
Zainul Arifin.

39
dokumentasi. Data sekunder sebaiknya yang diambil adalah data

satu atau dua tahun terakhir sehingga dapat mendukung suatu

penelitian.

c. Data Tersier

Merupakan data yang diperoleh melalui pihak ketiga. Artinya

data diperoleh dari data yang sudah ditulis kembali oleh orang lain

yang mendapatkan data tersebut baik dari pihak pertama maupun

pihak kedua.

2. Berdasarkan Sumbernya

a. Data Internal

Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari suatu

lembaga atau organisasi yang berkaitan dengan sedang diteliti.

b. Data Eksternal

Merupakan data yang diperoleh dari luar lembaga atau

organisasi yang diteliti atau dari pihak kedua.

Supaya peneliti lebih mudah dalam memahami sumber data, maka

dapat mengingat dengan singkatan 3P, yaitu:

a) Person (sumber data berupa orang), yaitu sumber data yang biasa

memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau tertulis

melalui angket.

b) Place (sumber data berupa tempat atau wilayah), yaitu sumber data yang

menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak, misalnya:

40
ruangan, kelengkapan alat dan sebagainya.

c) Paper, Yaitu yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar,

atau symbol lainnya. Paper bukan saja berarti kertas (laporan dan buku),

tetapi dapat berupa batu, kayu tulang dan lain-lain.76

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara dalam

melakukan pengumpulan data pada suatu penelitian sehingga memudahkan

peneliti pada akhirnya dalam pengolahan data dan analisis data.77

Pengumpulan data merupakan proses mengidentifikasi dan mengoleksi

informasi yang dilakukan oleh peneliti, sesuai dengan tujuan penelitian.78

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan

data.79

Data penelitian adalah semua informasi yang diperlukan untuk

memecahkan masalah penelitian.Informasi tersebut maksudnya ialah bisa

berupa binatang, tanaman, manusia, peristiwa, peristiwa, fenomena atau

artibut benda lainnya. Karena dalam penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan sebuah data. Maka, penelitian yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi (pengamatan) merupakan suatu teknik atau prosedur

76
Rifa’i Abubakar, PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN.hlm. 57.
77
Zainul Arifin, Metodologi Penelitian Ilmiah.hlm. 83.
78
Winarno, M.E., Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani (Malang: UM Press,
2013).hlm. 143.
79
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.hlm. 296.

41
yang dibuat oleh peneliti dengan terencana baik dari susunan

pernyataanya sampai dengan pilihan jawabannya dalam proses

pengumpulan data dengan yang berkaitan dengan suatu masalah

penelitian yang sedang diteliti.80

Menurut Nasution dalam Sugiyono menyatakanbahwa “Observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan”.81 Para ilmuan hanya dapat

bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi.

Jadi dapat dipahami bahwa, teknik observasi adalah teknik

pengumpulan data dengan cara melihat langsung objek apa yang akan

diteliti, didasari dengan pengetahuan serta informasi lainnya yang terkait

dengan objek yang diamati.

Jenis-jenis observasi atau pengamatan terdiri dari :82

a. Observasi Partisipan

Merupakan observasi langsung melibatkan peneliti dalam

kelompok masyarakat atau populasi yang sedang diteliti dengan

sedang diteliti dengan mempelajari karakteristik, aktivitas populasi

penelitiannya.

Untuk mengamati kejadian yang komplek dan terjadi serentak,

pengamat diseyogyakan menggunakan alat bantu misalnya kamera,

video tape dan audio tape-recorder. Kejadian tersebut kemudian

80
Winarno, M.E., Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani.hlm. 85.
81
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.hlm. 297.
82
Zainul Arifin, Metodologi Penelitian Ilmiah.hlm. 85-89.

42
dapat diamati dan dianalisi ssetelah rekamannya diputarkembali.83

Jadi dapat dipahami bahwa observasi partisipan adalah penelitian

yang melibatkan pengamat langsung dan ikut berperan dalam

kegiatan yang diamati.

b. Observasi Non-Partisipan

Merupakan teknik observasi yang dilakukan oleh penelitian

melibatkan peneilti secara langsung kedalam kehidupan masyarakat,

tetapi peneliti hanya mengamati aktivitas atau kegiatan kelompok

populasi dengan menjauhkan diri dari populasi tersebut. Atau

dengan kata lain, secara diam-diam peneliti melakukan

pengumpulan data tanpa menunjukkan identitasnya. Kelemahan dari

metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang

mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa

mengetahui makna yang terkandung di dalam peristiwa yang sedang

diamati.84

2. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan, proses atau metode pengumpulan

data yang melibatkan pewawancara dengan informan, responden atau

narasumber secara langsung (face to face) dalam rangka mendapatkan

data yang akurat. Pedoman wawancara disusun berdasarkan masalah

yang akan dikaji dalam penelitian. Adapun macam-macam wawancara

83
Winarno, M.E., Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani.hlm. 152.
84
Winarno, M.E.

43
diantaranya:85

a. Wawancara Terstruktur

Merupakan wawancara yang dilakukan dengan adanya

persiapan pedoman wawancara yang telah disusun oleh peneliti

dalam mengumpulkan data. Tujuannya untuk membatasi ruang

lingkup masalah penelitian sehingga peneliti tidak mencari

informasi yang di luar dari ruang lingkup permasalahannya.

b. Wawancara Tidak Terstruktur

Merupakan kebalikan dari wawancara terstruktur. Merupakan

wawancara yang dilakukan tanpa mempersiapkan pedoman

wawancara yang disusun oleh peneliti. Namun peneliti harus

memiliki gambaran umum tentang apa yang akan diwawancarai

terhadap narasumber.

3. Dokumentasi

Merupakan kegiatan yang dilakukan berdasarkan hasil

pendokumentasian terhadap situasi saat proses penelitian dilakukan.

Atau dengan kata lain merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dekomen bias berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya menumental

dari seseorang.86

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian kualitatif bersifat induktif yakni

berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan di lapangan dan kemudian

85
Zainul Arifin, Metodologi Penelitian Ilmiah. hlm. 87-88.
86
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. hlm. 314.

44
dikonsruksikan menjadi hipotesis atau teori. Selanjutnya, adapun langkah

atau proses dalam menganalisis data dalam penelitian sebagai berikut: 87

1. Tahap orientasi atau deskripsi

Pada tahap ini, peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, di

dengar, dirasakan dan ditanyakan. Mereka baru mengenal serba sepintas

terhadap informasi yang diperolehnya.

2. Tahap reduksi atau pokus

Padatahapini, peneliti mereduksi segala informasi yang telah di

peroleh pada tahap pertama. Padatahap ini, peneliti mereduksi data yang

ditemukan pada tahap 1 untuk mempokuskan pada tahap tertentu.

3. Selection

Pada tahap ini, peneliti menguraikan pokus yang telah ditetapkan

menjadi lebih rinci. Setelah melakukan analisis data mendalam maka

peneliti dapat menemukan tema sesuai dengan masalah yang ditemukan.

4. Penarikan kesimpulan

Pada tahap ini, peneliti menghasilkan data atau informasi-

informasi tersebut menjadi lebih bermakna. Untuk memastikan

kesimpulan tersebut peneliti masuk lapangan lagi, mengulang pertanyaan

yang sama, mengulangi pertanyaan dengan cara atau sumber berbeda,

tetapi tujuan sama.88 Lengkapnya dalam skema dijelaskan sebagai

berikut:89

87
Sugiyono. hlm. 29-31.
88
Sugiyono. hlm. 32.
89
Zainul Arifin, Metodologi Penelitian Ilmiah. hlm. 33.

45
Gambar 3.1 Skema Penelitian Kualitatif

46
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ramli. “PEMBELAJARAN DALAM PERSPEKTIF KREATIVITAS


GURU DALAM PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN.”
Lantanida Journal 4, no. 1 (September 15, 2016): 35.
https://doi.org/10.22373/lj.v4i1.1866.

Achdiyat, Maman, and Kartika Dian Lestari. “Prestasi Belajar Matematika


Ditinjau dari Kepercayaan Diri dan Keaktifan Siswa di Kelas.”
Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 6, no. 1 (April 30, 2016).
https://doi.org/10.30998/formatif.v6i1.752.

Adirestuty, Fitranty, and Eri Wirandana. “PENGARUH SELF-EFFICACY


GURU DAN KREATIVITAS GURU TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PRESTASI
BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI” 3, no. 2 (2016):
8.

Aghni, Rizqi Ilyasa. “FUNGSI DAN JENIS MEDIA PEMBELAJARAN


DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI.” Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia 16, no. 1 (July 3, 2018).
https://doi.org/10.21831/jpai.v16i1.20173.

Andrew Fernando Pakpahan, Dewa Putu Yudhi Ardiana, Arin Tentrem Mawati,
Elmor Benedict Wagiu, Janner Simarmata, Muhamad Zulfikar
Mansyur, La Ili, Bonaraja Purba, Dina Chamidah, Fergie Joanda
Kaunang, Jamaludin, Akbar Iskandar. Pengembangan Media
Pembelajaran. Malang: Yayasan Kita Menulis, 2020.

Anwar, Yusuf Solihun. “PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU


MADRASAH IBTIDA’IYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ALMA ATA YOGYAKARTA,” n.d., 24.

Ayuningtyas, Putry. “PENERAPAN STRATEGI BELAJAR AKTIF


LEARNING START WITH A QUESTION (LSQ) UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK
BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 10
PEKANBARU,” n.d., 8.

Cecep Kustandi, M.Pd., Dr. Daddy Darmawan, M.Si. Pengembangan Media


Pembelajaran: Konsep & Aplikasi Pengembangan Media

47
Pembelajaran Bagi Pendidik Di Sekolah Dan Masyarakat. Jakarta:
Prenada Media, 2020.

Effendi, Mukhlison. “Integrasi Pembelajaran Active Learning dan Internet-


Based Learning dalam Meningkatkan Keaktifan dan Kreativitas
Belajar.” Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam 7, no. 2 (March 22, 2016):
283–309. https://doi.org/10.21580/nw.2013.7.2.563.

Fahyuni, Eni Fariyatul, and S Psi. “FAKULTAS AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO TAHUN AJARAN
2017,” n.d., 17.

Febriandar, Efi Ika. “PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM


MENERAPKAN ICE BREAKING DAN MOTIVASI BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR.”
Briliant: Jurnal Riset dan Konseptual 3, no. 4 (November 20, 2018):
498. https://doi.org/10.28926/briliant.v3i4.253.

Febrianti, Yeyen, Yulia Djahir, and Siti Fatimah. “ANALISIS KEMAMPUAN


BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK DENGAN
MEMANFAATKAN LINGKUNGAN PADA MATA PELAJARAN
EKONOMI DI SMA NEGERI 6 PALEMBANG,” n.d., 7.

Humaidi, Humaidi, and Moh. Sain. “Pengembangan Kreativitas Guru dalam


Proses Pembelajaran.” Al-Liqo: Jurnal Pendidikan Islam 5, no. 02
(December 28, 2020): 146–60.
https://doi.org/10.46963/alliqo.v5i02.238.

Kanza, Nanda Rizky Fitrian, Albertus Djoko Lesmono, and Heny Mulyo
Widodo. “ANALISIS KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING
DENGAN PENDEKATAN STEM PADA PEMBELAJARAN FISIKA
MATERI ELASTISITAS DI KELAS XI MIPA 5 SMA NEGERI 2
JEMBER.” JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA 9, no. 2 (June 30,
2020): 71. https://doi.org/10.19184/jpf.v9i1.17955.

Karla Amelia, Afriliana Fahrina, and Cur Citra Zahara. MINDA GURU
INDONESIA: Pendemi Covid, Disrupsi Pendidikan Dan Kreativitas
Guru. Aceh: Syiah Kuala Universt Press, 2020.

48
Khasanah, Fitria. “MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
(STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION).” . . Volume. 18
(n.d.): 10.

Lestari, Ika, and Linda Zakiah. Kreativitas Dalam Konteks Pembelajaran, 2019.
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi revisi ; Cetakan ketiga
puluh delapan, Juli 2018. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2018.

Mustofa Abi Hamid, Rahmi Ramadhani, Masrul Juliana, Meilani Safitri,


Muhammad Munsarif Jamaludin, Janner Simarmata. Media
Pembelajaran. Cetakan 1. Surakarta: Yayasan Kita Menulis, 2020.

Nurwiyati, Dyah. “PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014,” n.d., 16.

Oktavia, Yanti. “USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN


KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH”
2 (2014): 8.

Oktiani, Ifni. “Kreativitas Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta


Didik.” Jurnal Kependidikan 5, no. 2 (November 24, 2017): 216–32.
https://doi.org/10.24090/jk.v5i2.1939.

Pentury, Helda Jolanda. “PENGEMBANGAN KREATIVITAS GURU


DALAM PEMBELAJARAN KREATIF PELAJARAN BAHASA
INGGRIS” 4, no. 3 (2017): 8.

Putri, Fathiya Eka, Fitrah Amelia, and Yesi Gusmania. “Hubungan Antara Gaya
Belajar dan Keaktifan Belajar Matematika Terhadap Hasil Belajar
Siswa.” Edumatika: Jurnal Riset Pendidikan Matematika 2, no. 2
(August 31, 2019): 83. https://doi.org/10.32939/ejrpm.v2i2.406.

Rasam, Fadli, and Ani Interdiana Candra Sari. “PERAN KREATIVITAS


GURU DALAM PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR DAN MINAT
BELAJAR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
PESERTA DIDIK SMK DI JAKARTA SELATAN.” Research and
Development Journal of Education 5, no. 1 (December 31, 2018): 95.
https://doi.org/10.30998/rdje.v5i1.3391.

49
Rifa’i Abubakar. PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN. Jogjakarta:
SUKA-Press, 2021.

Sardiman, A.M. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. 125. Jakarta: PT


Raja Grafindo Persada, 2016.

Sinar. Metode Active Learning. Yogyakarta: Deepublish, 2018.


SS, Relisa, Yunita Murdiyaningrum, and Siska Lilmayanti. KREATIVITAS
GURU DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013. Jakarta:
Puslisjakbud, 2019.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Jogjakarta:


Alfabeta), 2020.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Ed. Rev.


VI, Cet. 14. Jakarta: PT: Rineka Cipta, 2016.

Suherman, Achmad. “PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO


SCRIBE PADA MATA PELAJARAN KOMUNIKASI BISNIS
DENGAN MATERI POKOK ANALISIS PRODUK DAN LAYANAN
KELAS X SMK NEGERI 4 SURABAYA” 9, no. 1 (2021): 7.

Sukiati. Metodologi Penelitian: Sebuah Pengantar. Medan: CV. Manhaji, 2016.

Susanti, Rusmaini. “UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA


PADA PEMBELAJARAN ONLINE PAI MELALUI METODE
TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS VIII3 DI SMP NEGERI I
UJUNG PADANG TAHUN PELAJARAN 2020/202,” n.d., 8.

Tafonao, Talizaro. “PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM


MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MAHASISWA.” Jurnal
Komunikasi Pendidikan 2, no. 2 (August 2, 2018): 103.
https://doi.org/10.32585/jkp.v2i2.113.

Telaumbanua, Noni Asriyana, Delipiter Lase, and Amurisi Ndraha. “Kreativitas


Guru dalam Menggunakan Media Pembelajaran di SD Negeri 075082
Marafala.” HINENI: Jurnal Ilmiah Mahasiswa 1, no. 1 (October 29,
2021): 10–28. https://doi.org/10.36588/hjim.v1i1.63.

50
Wahid, Abdul. “PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
MENINGKATKANPRESTASI BELAJAR,” 2018, 11.

Wahyuni, Akhtim. “PENGEMBANGAN KREATIVITAS GURU ‘SEBAGAI


MODAL PENERAPAN KURIKULUM 2013,’” n.d., 12.

Wibowo, Nugroho. “UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA


MELALUI PEMBELAJARAN BERDASARKAN GAYA BELAJAR
DI SMK NEGERI 1 SAPTOSARI.” Elinvo (Electronics, Informatics,
and Vocational Education) 1, no. 2 (May 15, 2016): 128–39.
https://doi.org/10.21831/elinvo.v1i2.10621.

Winarno, M.E. Metodologi Penelitian Dalam Pendidikan Jasmani. Malang: UM


Press, 2013.

Zainul Arifin, Aprianus Umbu Zogara. Metodologi Penelitian Ilmiah.


Jogjakarta: KBM INDONESIA, 2021.

51

Anda mungkin juga menyukai