oleh:
Jaya
NIM 165030001
oleh
Jaya
NIM 165030001
Diketahui,
KATA PENGANTAR
i
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah Swt. yang telah menolong penulis dapat
menyelesaikan proposal skripsi ini yang berjudul “Pembelajaran Menganalisis
Unsur Pembangun Puisi Berorientasi Hakikat Puisi dengan Menggunakan Metode
Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) pada Peserta Didik Kelas
X SMK Yadika Soreang Tahun Pelajaran 2019/2020”. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik. Selawat dan
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi
Muhammad Saw.
Penulis sangat berharap proposal skripsi ini dapat berguna dalam menambah
wawasan, pengetahuan dan menemukan jawaban dari permasalahan yang ada.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik dan saran demi
perbaikan proposal skripsi yang telah dibuat untuk di masa yang akan datang,
karena tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa kritik dan saran yang membangun.
Semoga proposal skripsi ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan pada proposal skripsi ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
1. Teknik Pengumpulan Data......................................................................27
2. Instrumen Penelitian................................................................................30
M. Teknik Analisis Data..................................................................................31
N. Prosedur Penelitian.....................................................................................32
O. Jadwal Penelitian........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................36
iv
v
PEMBELAJARAN MENGANALISIS UNSUR PEMBANGUN PUISI
BERORIENTASI PADA HAKIKAT PUISI DENGAN MENGGUNAKAN
METODE CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING
(CORE) PADA PESERTA DIDIK KELAS X SMK YADIKA SOREANG
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
1
1
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran. Hal ini
dilakukan untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik.
Dalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk mengetahui kemampuan
peserta didik dalam menganalisis hakikat dalam teks puisi menggunakan metode
Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE). Metode Connecting,
Organizing, Reflecting, Extending (CORE) ada empat tahapan untuk mencapai
proses pembelajaran menggunakan metode ini, yakni Connecting
(mengoneksikan), Organizing (mengorganisasikan ide), Reflecting (memikirkan
kembali) dan Extending (mengembangkan). Dengan adanya metode ini
diharapkan peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan dan berpikir yang
lebih baik sehingga mampu untuk memotivasi peserta didik dalam
mengoptimalkan pembelajaran menganalisis hakikat yang terdapat dalam teks
puisi.
Sebelum penelitian yang hendak dilakukan ini, pasti ada tahun sebelumnya
yang terlebih dahulu melakukan penelitian tentang menganalisis teks puisi. Dari
salah satu penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh seorang peneliti benama
Nadia Ulfa Nasution, penulis menemukan persamaan dan perbedaan. Persamaan
itu terdapat pada materinya, yaitu sama-sama melakukan penelitian tentang
pembelajaran menganalisis unsur pembangun puisi, sementara perbedaannya
terdapat pada berfokus materinya, metode pembelajaran, subjek penelitian dan
teknik yang digunakan. Penelitian terdahulu berfokus pada gaya bahasa,
menggunakan metode Inkuiri, dan mengambil subjek di SMA Pasundan 3
Bandung. Sedangkan untuk penelitian kali ini, penulis berfokus pada hakikat
puisi, menggunakan metode Connecting, Organizing, Reflecting, Extending
(CORE), dan mengambil subjek penelitian di SMK Yadika Soreang.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik mengadakan penelitian untuk
menyelesaikan permasalahan peserta didik dalam KD 3.17 menganalisis unsur
pembangun puisi dengan dibantu oleh metode pembelajaran yang sesuai dengan
pembelajaran yaitu metode Connecting, Organizing, Reflecting, Extending
(CORE). Oleh karena itu, penulis mengangkat permasalahan tersebut dengan
judul “Pembelajaran Menganalisis Unsur Pembangun Puisi Berorientasi Hakikat
Puisi dengan Menggunakan Metode Connecting, Organizing, Reflecting,
6
Extending (CORE) pada Peserta Didik Kelas X SMK Yadika Soreang Tahun
Pelajaran 2019/2020”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dapat memperlihatkan masalah-masalah yang ditemukan
dalam penelitian, sebab identifikasi merupakan pembahasan yang lebih jelas
mengenai permasalahan yang diangkat dalam latar belakang masalah. Masalah
tersebut mencakup aspek-aspek yang berhubungan dengan kegiatan penelitian
yang akan dilakukan. Penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang berkaitan
dengan penelitian sebagai berikut:
1. Penggunaan metode pembelajaran yang masih menggunakan metode
tradisional sehingga pembelajaran kurang optimal..
2. Sulitnya pemahaman peserta didik dalam pembelajaran keterampilan
membaca pemahaman.
3. Sulitnya peserta didik dalam menganalisis dan memahami teks puisi.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakakan sesuatu yang digunakan untuk mencari
jawaban terhadap masalah dalam penelitian melalui pengumpulan data. Pada
umumnya, penulis hanya melakukan identifikasi terhadap topik atau variabel
yang menjadi fokus utama penelitian. Berdasarkan hal tersebut, penulis
merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan keterampilan memahami unsur pembangun puisi
(hakikat puisi) pada peserta didik kelas X SMK Yadika Soreang setelah
dilaksanakan pembelajaran memahami puisi dengan metode Connecting,
Organizing, Reflecting, Extending (CORE)?
2. Bagaimanakah perubahan perilaku peserta didik kelas X SMK Yadika
Soreang setelah dilaksanakan pembelajaran memahami unsur pembangun
puisi (hakikat puisi) dengan menggunakan metode Connecting, Organizing,
Reflecting, Extending (CORE)?
7
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memperlihatkan hasil yang hendak dicapai oleh penulis
dengan acuan rumusan masalah. Berdasarkan hal tersebut, penulis memiliki tujuan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi peningkatan keterampilan membaca pemhaman peserta
didik kelas X SMK Yadika Soreang terhadap pembelajaran menganalisis
unsur pembangun puisi setelah dilaksanakan pembelajaran memahami puisi
dengan menggunakan metode Connecting, Organizing, Reflecting, Extending
(CORE).
2. Mengidentifikasi perubahan perilaku peserta didik kelas X SMK Yadika
Soreang setelah dilaksanakan pembelajaran memahami puisi dengan
menggunakan metode Connecting, Organizing, Reflecting, Extending
(CORE).
3. Mengidentifikasi keefektifan metode Connecting, Organizing, Reflecting,
Extending (CORE) digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman
untuk menganalisis unsur pembangun puisi pada peserta didik kelas X SMK
Yadika Soreang.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan kegunaan penelitian yang dapat diraih bagi
penulis, pendidik, peserta didik, lembaga, serta berguna bagi peneliti lanjutan.
Penulis berharap penelitian ini bisa menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya
serta berguna untuk melakukan penelitian selanjutnya yang lebih baik. Manfaat
yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas manfaat teoretis dan manfaat
praktis.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan berupa
pengembangan ilmu bahasa dan sastra yang berkaitan dengan aspek
8
F. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menyampaikan persepsi terhadap
istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian yang berjudul “Pembelajaran
Menganalisis Unsur Pembangun Puisi Berorientasi Hakikat Puisi dengan
Menggunakan Metode Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE)
pada Peserta Didik Kelas X SMK Yadika Soreang Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Penulis menggunakan istilah-istilah yang berhubungan dengan judul penelitian
sebagai berikut.
1. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa
yang saling bertukar informasi.
9
G. Kajian Teori
1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan kepada
peserta didik, sementara mengajar secara instruksional dilakukan oleh guru,
hal itu disebut pembelajaran yang kaitan antara belajar dan mengajar dalam
suatu aktivitas belajar. Triwiyanto (2015, hlm. 33) menjelaskan
“Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa
agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Pembelajaran
biasanya menjadi perhatian psikologi pendidikan”. Pembelajaran yang
optimal dapat memberikan nuansa yang baik bagi program belajar yang akan
dilaksanakan pada peserta didik dalam proses pembelajaran.
Sedangkan Gintings (2014, hlm. 5) menyatakan “Pembelajaran adalah
memotivasi dan memberikan fasilitas kepada peserta didik agar mampu
belajar sendiri. Pembelajaran harus didukung dengan baik oleh semua unsur
dalam pembelajaran yang meliputi pendidik, peserta didik, dan lingkungan
belajar”. Peserta didik dan pendidik merupakan unsur utama yang menunjang
10
b. Ciri Pembelajaran
Menurut Widaningsih (2019, hlm. 143), Ciri pembelajaran
mencerminkan kepada empat hal, yaitu:
1) Kemampuan berpikir kritis (Critical thinking skill). Kegiatan
pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui
penerapan pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah,
penyelesaian masalah, dan pembelajaran berbasis projek.
2) Kreativitas (Creativity). Kembangkan budaya apresiasi terhadap
peserta didik sekecil apapun peran atau prestasi peserta didik. Hal ini
bertujuan untuk memotivasi peserta didik untuk terus meningkatkan
prestasinya.
3) Komunikasi (Communication). Komunikasi tidak lepas dari adanya
interaksi antara dua pihak. Komunikasi dapat menjadi sarana untuk
semakin merekatkan hubungan antar insan manusia, tetapi sebaliknya
dapat menjadi sumber masalah ketika terjadi miskomunikasi atau
komunikasi kurang berjalan dengan baik. Penguasaan bahsa menjadi
sangat penting dalam berkomunikasi. Kegiatan pembelajaran
merupakan sarana yang sangat strategis untuk melatih dan
meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik, baik komunikasi
antar peserta didik dengan guru, maupun komunikasi antarpeserta
didik.
4) Kolaborasi (Collaboration). Pembelajaran secara berkelompok,
kooperatif melatih peserta didik untuk berkolaboorasi dan bekerja
sama. Hal ini juga untuk menanamkan kemampuan bersosialisasi dan
mengendalikan ego serta emosi melalui kolaborasi akan tercipta
kebersamaan rasa memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian
antaranggota”.
11
b. Pengertian Puisi
Perkembangan zaman pada dewasa ini banyak yang mengartikan
beberapa pendapat mengenai puisi, salah satunya Gasong (2019, hlm. 24)
menjelaskan “Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh diksi,
rima, ritma, serta penyusunan bait dan larik. Puisi sebagai bentuk karya sastra
memiliki aspek-aspek yang membangun puisi tersebut”.
Senada dengan pernyataan Gasong, dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Kelima (2016) mengartikan puisi adalah ragam sastra yang
bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
Hal ini menyatakan puisi sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan
kata-kata, rima, dan irama sebagai media penyampaian untuk membuatkan
ekspresi dan imajinasi.
12
Menurut Pradopo (2012, hlm. 7), puisi adalah karya sastra yang
mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang
merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Artinya,
melalui karya sastra puisi seseorang dapat mengungkapkan suatu perasaan
dengan bahasa di dalamnya yang terikat dengan diksi, rima, ritme, serta larik
dan bait untuk memunculkan imajinasi yang berirama.
Pradopo (2012, hlm. 3) menyatakan puisi sebagai salah satu karya sastra
dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya. Puisi dapat dikaji struktur dan
unsur-unsurnya, mengingat bahwa puisi itu adalah struktur yang tersusun dari
bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Orang tidak akan
dapat memahami puisi secara sepenuhnya tanpa mengetahui dan menyadari
bahwa puisi itu karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti, bukan
hanya sesuatu yang kosong tanpa makna.
Dapat disimpulkan bahwa puisi adalah suatu karya sastra yang dapat
membangun imajinasi dan ekspresi dengan memainkan diksi, rima, dan ritme
dalam larik dan bait sehingga memunculkan makna yang estetis.
1) Unsur fisik
a) Diksi adalah pemilihan kata dengan mempertimbangkan berbagai aspek
estetis. Kata-kata dalam puisi juga bersifat konotatif.
b) Pengimajian. Pengimajian dapat didefinisikan sebagai kata atau susunan
kata yang dapat mengungkapkan pengalaman imajinasi dengan adanya
imajinasi yang dicipta sesuatu yang dapat dilihat,didengar, ataupun
dirasakan pembacanya.
c) Kata konkret untuk membangkitkan imaji pembaca,kata-kata harus
diperkonkret. Jika penyair mahir memperkonkret kata-kata, pembaca
seolah-olah dapat melihat, mendengar, atau merasakan apa yang
dilukiskan oleh penyair.dengan kata yang diperkonkret, pembaca dapat
membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh
penyair.
d) Majas (figurative language) adalah bahasa yang digunakan penyair untuk
mengatakan sesuatu dengan cara pengiasaan, yaitu secara tidak langsung
mengungkapkan makna.
e) Rima/ritma. Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. rima
barerfungsi untuk membentuk musikalitas atau orkestrasi. dengan adanya
rima itulah, efek bunyi makna yang dikehendaki penyair semakin indah
dan makna yang ditimbulkannya pun lebih kuat. sebagai pengulangan
kata, frase atau kalimat dalam bait-bait puisi.
f) Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa
dan drama.
Dari uraian tersebut, unsur fisik pada puisi adalah unsur pembangun puisi
yang bersifat fisik atau nampak diluar dalam bentuk susunan kata-katanya.
Unsur fisik dapat kita lihat sebagaimana dalam pemihihan kata-kata kiasan
atau makna, mendengar, melihat serta merasakan.
2) Unsur batin/Hakikat Puisi
a) Tema (sense) Tema adalah pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh
penyair. Persoalan persoalan yang diungkapkannya merupakan
penggambaran suasana batin. tema tersebut dapat pula berupa response
penyair terhadap kenyataan sosial nudaya sekitarnya.
b) Perasaan (feeling) Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili
ekspresi perasaan penyair. bentuk ekspresi itu dapat berupa kerinduan,
kegelisahan, atau pengagungan kepada sang khalik, kekasih, atau kepada
alam. Oleh karena itu bahasa dalam puisi akan terasa sangat ekspresif
dan lebih padat.
c) Nada dan suasana (tone) Nada merupakan sikap penyair terhadap
pembaca,sedangkan suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah
membaca puisi atau akibat psikologis yang ditimbulkannya puisi
terhadap pembaca. nada dan suasana puisi saling berhubungan karena
nada puisi menimbulkan suasana terhadap pembacanya.
d) Amanat (intention) Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh
penyair untuk pembaca.
14
H. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah suatu skema yang menjelaskan alur berjalannya
sebuah penulisan. Uma Sekaran dalam Sugiyono (2018, hlm. 91), mengatakan
kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka pemikiran tersebut berfungsi sebagai tolok ukur dan garis
pembatas bagi penulis untuk melaksanakan penelitian supaya tidak keluar dari hal
yang sudah direncanakan. Kerangka yang telah penulis rencanakan memiliki
fungsi yang sangat penting dalam penelitian yang akan dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut, penulis akan menggunakan metode kerangka
pemikiran pada saat melakukan penelitian dalam kegiatan pembelajaran
menganalisis unsur pembangun puisi pada peserta didik kelas X SMK Yadika
Soreang. Metode tersebut mengarahkan untuk peserta didik lebih termotivasi
dalam kegiatan menganalisis dan dapat meningkatkan kemampuan dalam
18
Tabel 1.1
Kerangka Pemikiran
2. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah dalam
penelitian. Hipotesis juga berhubungan erat dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian. Selain itu, hipotesis didasarkan pada teori-teori yang relevan dengan
judul penelitian. Penulis merumuskan beberapa hipotesis dalam penelitian ini,
yaitu sebagai berikut.
a. Hipotesis Ha (Hipotesis Alternatif)
1) Peserta didik kelas X SMK Yadika Soreang mampu meningkatkan
keterampilannya dalam pembelajaran menganalisis unsur pembangun puisi
berorientasi pada hakikat puisi menggunakan metode Connecting,
Organizing, Reflecting, Extending (CORE);
2) Peserta didik kelas X SMK Yadika Soreang mampu menganalisis unsur
pembangun puisi berorientasi pada hakikat puisi dengan menggunakan
metode Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE);
3) Metode Connecting, Organizing, Reflecting, Extending (CORE) efektif
diterapkan dalam pembelajaran menganalisis unsur pembangun puisi
berorientasi pada hakikat puisi di kelas X SMK Yadika Soreang.
b. H0 (Hipotesis Nol)
1) Peserta didik kelas X SMK Yadika Soreang tidak mampu meningkatkan
keterampilannya dalam pembelajaran menganalisis unsur pembangun puisi
berorientasi pada hakikat puisi menggunakan metode Connecting,
Organizing, Reflecting, Extending (CORE);
2) Peserta didik kelas X SMK Yadika Soreang tidak mampu menganalisis
unsur pembangun puisi berorientasi pada hakikat puisi dengan
menggunakan metode Connecting, Organizing, Reflecting, Extending
(CORE);
22
2. Desain Penelitian
Desain penelitian sebagai suatu gambaran pelaksanaan penelitian yang telah
dirancang sedemikian rupa oleh penulis untuk memudahkan proses pelaksanaan
penelitian. Dalam penelitian penulis telah menentukan desain penelitian yang
dapat memudahkan penulis dalam memecahkan berbagai permasalahan. Hal
24
tersebut untuk merencanakan penelitian yang telah ditetapkan dengan tujuan yang
baik dalam menguji permasalahan.
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu metode penelitian
eksperimen, maka selanjutnya penulis menentukan desain penelitian yang sesuai.
Sugiyono (2018, hlm. 108) mengemukakan bahwa desain penelitian eksperimen
terbagi menjadi empat bentuk, yaitu Pre-Experimental Design, True
Eksperimental Design, Factorial Design, dan Quasi Experimental Design.
Penelitian yang dilakukan penulis yaitu menggunakan Quasi Eksperimental
Design. Hal ini berarti penulis menggunakan dua kelas yaitu kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
kuasi eksperimen bentuk Nonequivalent Control Group Design. Desain ini tidak
memilih secara random kelas eskperimen maupun kelas kontrol.
Hal tersebut senada dengan Sugiyono (2018, hlm. 116) menyatakan, desain
Nonequivalent Control Group Design hampir sama dengan Pretest-Posttest
Control Group Design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Desain ini memberikan efek dari
suatu perlakuan terhadap variabel terikat akan diuji dengan cara membandingkan
keadaan variabel terikat pada kelompok eksperimen, setelah mendapatkan
perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memberikan tes awal (pretest) pada
peserta didik untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki peserta
didik mengenai pembelajaran menganalisis unsur pembangun puisi yang berfokus
pada hakikat puisi. Setelah diberikan tes awal, penulis melakukan eksperimen
dengan memberikan perlakuan berupa pembelajaran menganalisis unsur
pembangun puisi yang berfokus pada hakikat puisi menggunakan metode
Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending (CORE). Kemudian, penulis
melakukan tindak lanjut berupa pemberian tes akhir (posttest) kepada peserta
didik dengan tujuan mendapatkan perbandingan kemampuan peserta didik dalam
pembelajaran menganalisis unsur pembangun puisi yang berfokus pada hakikat
puisi setalah diberikan dari tes awal dan akhir. Desain dapat digambarkan sebagai
berikut.
25
A O1 X O2
B O3 O4
Keterangan:
A : kelas eksperimen
B : kelas kontrol
01 : pretes kelas eksperimen
02 : postes kelas eksperimen
03 : pretes kelas kontrol
04 : postes kelas kontrol
X : perlakuan metode Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending
(CORE) pada kelas eksperimen
Desain penelitian tersebut menunjukkan adanya perlakuan yang berbeda pada
kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perlakuan tersebut berupa penerapan
metode dalam pembelajaran menganalisis unsur pembangun puisi yang berfokus
pada hakikat puisi. Penulis menerapkan metode Connecting, Organizing,
Reflecting, dan Extending (CORE) pada kelas eksperimen. Sedangkan untuk kelas
kontrol tidak mendapatkan perlakuan metode Connecting, Organizing, Reflecting,
dan Extending (CORE). Desain penelitian yang telah dirancang oleh penulis
diharapkan akan memudahkan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian ini
didasarkan pada teori-teori yang relevan dengan metode penelitian yang
digunakan, sehingga desain ini dirasa sudah sesuai dengan penelitian yang akan
dilaksanakan.
wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya.
Oleh karena dari itu, populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik
SMK Yadika Soreang, kelas X sebanyak 2 kelas, yaitu kelas X AP 1 dan X
AP 2 . Pada masing-masing kelas tersebut memiliki jumlah peserta didik yang
sama, yaitu sebanyak 36 orang. Maka total keseluruhan populasi peserta didik
yang menjadi data penelitian berjumlah 72 orang.
Populasi dalam penelitian merupakan sumber data bagi penelitian.
Artinya, sumber data tersebut mencakup karakteristik dari sekelompok
subjek, objek, atau gejala. Berikut adalah populasi dari penelitian ini.
1) Kemampuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia;
2) Kemampuan peserta didik kelas X SMK Yadika Soreang dalam
menganalisis unsur pembangun puisi berorientasi pada hakikat puisi,
dan
3) Keefektifan metode Connecting, Organizing, Reflecting, Extending
(CORE) yang digunakan dalam pembelajaran menganalisis unsur
pembangun puisi berorientasi pada hakikat puisi pada siswa kelas X
SMK Yadika Soreang.
Subjek tersebut menjadi dasar dari penelitian yang akan dilakukan. Hal
tersebut mencakup peneliti dan peserta didik. Sebab, penelitian akan berjalan
dengan baik apabila subjek penelitiannya sudah ditetapkan.
b. Sampel
Selain populasi, terdapat juga sampel penelitian yang digunakan untuk
mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pengertian sampel
juga dikemukakan Sugiyono (2018, hlm. 118), yang menjelaskan bahwa
sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel mewakili populasi yang diteliti, dengan tujuan
untuk menentukan data penelitian yang sesuai dengan tujuan. Berdasarkan
penjelasan tersebut, sampel dalam penelitian ini adalah.
27
2. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan sumber data dan informasi, baik bersifat keadaan
dari suatu benda ataupun orang yang diteliti. Obejek penelitian juga menjadi pusat
perhatian dan sasaran penelitian. Objek penelitian yang digunakan penulis adalah
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yadika Soreang, terletak di jalan Bojong
Koneng No. 48, Kp. Karang Anyar RT/RW 04/05, Cingcin, Kecamatan Soreang,
Bandung, Jawa Barat. Selain itu, penulis juga sudah menetapkan objek lainnya
yang akan diteliti, yaitu peserta didik kelas X SMK Yadika Soreang.
a. Studi Pustaka
Teknik pengumpulan data dengan studi pustaka ini sangat dibutuhkan
penulis untuk menemukan referensi dan digunakan sebagai pedoman untuk
penelitian yang dilakukan peneliti. Teknik ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan data-data berupa materi atau teori-teori yang relevan dan
berkaitan dengan judul penelitian yaitu, menganalisis unsur pembangun puisi
yang berfokus pada hakikat puisi dengan menggunakan metode Connecting,
Organizing, Reflecting, dan Extending (CORE).
Adapun buku-buku yang penulis telaah untuk penelitian ini adalah buku
tentang membaca, buku tentang puisi, buku tentang metode pembelajaran,
buku tentang penilaian, dan buku tentang metode penelitian. Melalui studi
pustaka ini, penulis dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-
pemikiran yang relevan dengan penelitian.
b. Observasi
Teknik observasi digunakan penulis dengan melakukan penyelidikan atau
peninjauan terhadap peserta didik dalam pembelajaran menganalisis unsur
pembangun puisi yang berfokus pada unsur batin pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Menurut Sugiyono (2018, hlm. 203) menyatakan observasi
sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner.
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2018, hlm. 203) menjelaskan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Hal tersebut penulis
menggunakan teknik observasi untuk memperoleh hasil yang akurat dan
digunakan untuk menganalisis proses kegiatan pembelajaran menganalisis
unsur pembangun puisi yang berfokus pada hakikat puisi kelas eksperimen
dan kelas kontrol pada siswa kelas X SMK Yadika Soreang.
29
c. Uji Coba
Uji coba merupakan pelaksanaan pengukuran dengan menggunakan
instrumen yang sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan. Hal yang akan
diuji cobakan adalah perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan peneliti. Perencanaan pembelajaran meliputi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), sedangkan pelaksanaan pembelajaran berupa kegiatan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di kelas.
Penulis dalam penelitian ini melakukan uji coba untuk menguji
rancangan pembelajaran menganalisis unsur pembangun puisi yang berfokus
pada hakikat puisi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan tersebut
adalah untuk mengetahui kemampuan peserta didik pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Kemampuan penulis dalam perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran juga dinilai oleh penguji atau guru bahasa Indonesia kelas X
SMK Yadika Soreang sebagai acuan dalam keberhasilan pembelajaran.
d. Tes
Tes digunakan penulis untuk mengukur pemahaman dan keterampilan
peserta didik dalam pembelajaran menganalisis unsur pembangun puisi yang
berfokus pada hakikat puisi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes
yang diberikan kepada peserta didik berbentuk tes tulis. Bentuk tes yang
digunakan oleh penulis dalam penelitian ini meliputi pretes dan postes. Pretes
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik,
sedangkan postes dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan yang
dicapai oleh peserta didik setelah diberikan perlakuan berupa metode
pembelajaran.
Hal tersebut guna untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol terutama pada pembelajaran menganalisis
unsur pembangun puisi yang berfokus pada hakikat puisi dengan
menggunakan metode Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending
(CORE). Adapun bentuk tes yang digunakan peneliti adalah tes tertulis.
30
e. Analisis
Teknik analisis ini digunakan penulis untuk membandingkan hasil
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga penulis mengetahui
hasil secara signifikan mengenai kedua kelompok tersebut.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh penulis untuk
mengumpulkan data. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan
intrumen untuk mengumpulkan data. Sugiyono (2018, hlm. 148) menjelaskan
bahwa instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini
disebut variabel penelitian. Instrumen juga dapat digunakan sebagai alat untuk
mengukur prestasi peserta didik, dan kemampuan setiap individu. Selain itu,
instrumen penilaian juga bisa digunakan untuk mengamati pengembangan
perilaku peserta didik secara individual. Berikut instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini:
a. Lembar Observasi
Tabel 2.1
Nama Religius Teliti Disiplin Tanggung
No
Peserta Jawab
.
didik 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan Skor:
2 = Cukup 1 = Kurang
31
b. Instrumen Penilaian
Lembar tes soal berisi soal yang mengacu pada indikator pembelajaran
yang diuji cobakan kepada peserta didik yang bertujuan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan menganalisis teks puisi yang berfokus pada hakikat
puisi setelah diterapkan dengan menggunakan metode Connecting,
Organizing, Reflecting, dan Extending (CORE).
c. Memberikan simpulan.
2. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians merupakan pengujian varians kelas eksperimen dan
kelas kontrol memiliki populasi yang sama. Uji homogenitas dilakukan
apabila data tidak berdisribusi normal, sehingga dilakukannya pengujian
kesamaan kemampuan awal peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan pengujian Levene Statistic.
3. Uji Wilcoxon
Uji Wilcoxon pengolahan data ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
peningkatan atau tidak terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada
peserta didik.
4. Uji Mann Whitney
Uji Mann Whitney digunakan untuk mengetahui keefektifan suatu metode
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran yang dilakukan.
N. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan gambaran berupa tahap-tahap yang harus
dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan penelitian. Prosedur penelitian
dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah yang bertujuan untuk
memudahkan penulis dalam melakukan penelitian. Prosedur penelitian
menjelaskan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil penelitian
yang akan dilakukan dalam penelitian.
1. Tahap Perencanaan
a. Studi pustaka.
b. Membuat proposal penelitian.
c. Melaksanakan seminar proposal penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menentukan kelas yang dijadikan sebagai sampel penelitian.
b. Memberikan tes awal (Pretes) sebelum diberikan perlakuan untuk
mengukur kemampuan peserta didik.
33
O. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian merupakan rincian waktu yang akan digunakan oleh penulis
dalam melaksanakan penelitian. Jadwal penelitian mencakup kegiatan-kegiatan
yang telah ditetapkan dalam prosedur penelitian.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
Kegiatan/ Januari Februari Maret April Mei Juni
Mingguan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Revisi
Proposal
Pembuatan
Surat
Penelitian
Uji coba
instrumen
34
Pelaksanaa
n penelitian
Pengolahan
data
Penyusunan
laporan
skripsi
DAFTAR PUSTAKA
1
Shoimin, A. (2014). 68 Model pembelajaran inovatif. Yogyakarta : Ar-Ruzz
Media.
2
1