PROPOSAL SKRIPSI
OLEH :
TRI WINDIANINGSIH
NIM A1C318010
UNIVERSITAS JAMBI
DESEMBER 2021
PENGARUH VARIABEL TPACK (TECHNOLOGICAL PEDAGOGICAL AND
CONTENT KNOWLEDGE) MELALUI SURVEI GURU DI SMP
SE-KECAMATAN PASAR JAMBI
Proposal Skripsi
OLEH :
TRI WINDIANINGSIH
A1C318010
UNIVERSITAS JAMBI
DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia yang telah diberikan, sehingga proposal yang berjudul “ Pengaruh
Survei Guru Di SMP Se-Kecamatan Pasar Jambi” ini bisa terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan diajukannya proposal ini adalah untuk memenuhi tugas
Proposal ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
2. Prof. Dr. M. Rusdi, S.Pd., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Pendidikan Fisika
5. Ibu nova Susanti S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi I yang
proposal ini.
i
6. Bapak Alrizal S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih jauh dari
sempurna baik metode maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
Penulis
Tri Windianingsih
Nim. A1C318010
ii
DAFTAR ISI
iii
3.8 Prosedur Penelitian ................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 63
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Guru yang profesional dituntut agar terus berkembang sesuai dengan zaman,
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan peserta didik (Syaidah et al., 2018).
Dalam memenuhi kebutuhan peserta didik guru harus memiliki standar sesuai
dengan standar kompetensi guru. Kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru
no.74 tahun 2008 tentang guru, kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah (a)
Guru abad 21 dituntut harus memiliki keterampilan baik hard skill maupun
soft skill yang dapat berkonstribusi dengan masyarakat didunia pendidikan (Sumar et
al.,
1
2
2020). guru perlu menguasai berbagai bidang, mahir dalam hal pedagogi termasuk
2019). Teknologi tidak hanya bermanfaat untuk berkomunikasi, tetapi teknologi dapat
berperan aktif dalam berbagai bidang salah satunya dalam bidang pendidikan. Dalam
bidang pendidikan teknologi digunakan sebagai media atau sumber untuk membantu
dalam pembelajaran.
Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan
sumber teknologi yang memadai. Teknologi pendidikan merupakan suatu proses yang
kompleks dan terpadu melibatkan orang, prosedur, peralatan, dan organisasi untuk
aspek belajar manusia (Hasibuan, 2016). Oleh karena itu, pengintegrasian teknologi
harus dikuasai oleh guru, yaitu pengetahuan teknologi, pedagogi, dan konten
(Suryawati et al., 2014). Menurt Bahri & Waremra (2018) TPACK terdiri dari enam
keunggulan yaitu : TPACK tidak hanya memahami teknologi, konten, dan pedagogi
secara terpisah, tetapi lebih sebagai bentuk yang muncul yang memahami bagaimana
teknik pedagogis yang menggunakan teknologi dengan cara yang konstruktif untuk
dipelajari dan bagaimana teknologi dapat membantu siswa belajar, dan pengetahuan
penelitian yang dilakukan oleh (mansur, Hamsi., Mastur., 2013) yang mengkaji
Pedagogical Content Knowledge memperoleh nilai indeks 41,7%. Dari hasil yang
paling rendah diantara komponen pedagogi, pengetahuan, konten, dan teknologi ialah
4
presentase yang paling rendah dibandingkan dengan kemampuan lainnya. Untuk itu,
Jambi, SMP Negeri 001 Jambi, dan SMP Negeri 002 Jambi ada tiga pokok
abad 21 pengetahuan dasar yang baik dari tiga pengetahuan dasar TPACK
awal di SMP Muhammadiyah 1 Jambi, SMP Negeri 001 Jambi, dan SMP Negeri 002
Jambi tidak semua guru memahami tentang tiga komponen dasar tersebut hal itu
dapat dilihat dari hasil wawancara beberapa guru, masih banyak guru yang belum
menggunakan metode lama dalam mengajar seperti metode ceramah yang membuat
siswa menjadi bosan dan mengantuk, faktor umur juga mempengaruhi seperti guru
yang umurnya sudah tua tidak mengerti cara menggunakan teknologi pembelajaran
And Content Knowledge) guru SMP Dengan judul penelitian “ Pengaruh Antar
Agar penelitian ini dapat terarah dan cocok terhadap tujuan yang diharapkan,
maka peneliti membatasi masalah untuk penelitian ini dimana batasan masalah
b. Survei ini hanya dilakukan pada guru SMP Se-Kecamatan Pasar Jambi
Jambi
pembelajaran.
mengajar.
KAJIAN TEORETIK
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam
keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat. Dalam praktik
sekali tujuan pendidikan yang diinginkan oleh pendidik agar dicapai oleh peserta
didiknya. Tujuan dari pendidikan haruslah dipahami terlebih dahulu oleh para
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah yang
pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau, di mushola, di rumah, dan lain
satu komponen pendidikan yang sangat berperan dalam usaha pembentukan sumber
daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu, guru
merupakan salah satu unsur kependidikan harus berperan serta secara aktif dalam
menempatkan
7
8
kedudukannya sebagai tenaga profesional. Pada diri guru terleta k tanggung jawab
peran yang paling pokok dalam proses belajar mengajar, yaitu: (1) guru sebagai
demonstrator, (2) guru sebagai pengelola kelas, (3) guru sebagai mediator dan
fasilitator, dan (4) guru sebagai evaluator. Keempat peran guru inilah yang harus
dijalankan secara maksimal dan konsisten agar tercapai tujuan pembelajaran secara
efektif dan berkualitas. Kajian yang dilakukan ini berkaitan dengan peran guru yang
1. Pendidik
orang dewasa. Melalui proses pembelajaran, segala sikap dan tingkah laku siswa
ditingkatkan menjadi lebih baik sehingga terbentuk sebuah karakter yang baik. Guru
adalah pendidik yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan
lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu,
2. Pengajar
dan kecerdasan siswa. Untuk mengajar diperlukan berbagai strategi dan metode
sehingga proses transfer ilmu pengetahuan kepada siswa menjadi lancar. Pengertian
‘mengajar’ yang sesungguhnya adalah menciptakan situasi dan kondisi supaya siswa
belajar. Guru dikatakan belum mengajar kalau siswa belum belajar. Jadi, orientasi
proses pembelajaran di ruang kelas berorientasi kepada proses belajar siswa terdapat
a. Membuat ilustrasi
b. Mendefinisikan
c. Menganalisis
d. Menyintesis
e. Bertanya
f. Merespons
g. Mendengarkan
h. Menciptakan kepercayaan
3. Pembimbing
tumbuh dan berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif. Berikut ini
beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi guru dalam mengoptimalkan perannya
sebagai pembimbing:
tentang potensi dan bakat yang dimiliki anak, dan latar belakang
yang dimilikinya.
kerahasiaan data siswa yang dibimbingnya, apabila data itu bersifat pribadi.
belajarnya.
4. Pelatih
Guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas untuk melatih peserta didik
materi standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik,
dan lingkungannya. Untuk itu guru harus banyak tahu, meskipun tidak mencakup
semua hal, dan tidak setiap hal secara sempurna, karena hal itu tidaklah mungkin.
5. Penasihat
Guru adalah seorang penasihat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua,
meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasihat dan dalam
beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasihati orang. seorang guru harus
bertindak sebagai konsultan yang siap memberikan nasihat kepada peserta didik.
Menjadi guru pada tingkat mana pun berarti menjadi penasihat dan menjadi orang
didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan, dan dalam
prosesnya akan lari kepada gurunya. Semakin guru itu kreatif, maka semakin efektif
pula guru menangani setiap permasalahan, makin banyak kemungkinan peserta didik
Sejak zaman dahulu sampai sekarang, guru masih dianggap sebagai pekerjaan
yang luhur, yang memiliki sifat dan karakter yang mulia yang dijadikan ‘model’ atau
‘teladan’ bagi masyarakat. Perhatian masyarakat terhadap guru begitu besar sehingga
setiap apa yang terjadi dengan guru langsung dikomentari oleh masyarakat. Perilaku
guru di sekolah selalu menjadi figur dan dijadikan dalil bagi para siswanya untuk
meniru perilaku tersebut. Hal ini wajar karena peserta didik dalam proses
merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang
menganggap dia Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan
menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Sehubungan itu, beberapa hal di bawah
ini perlu mendapat perhatian, dan bila perlu didiskusikan para guru:
a. Sikap dasar
c. Kebiasaan bekerja
e. Pakaian
f. Hubungan kemanusiaan
g. Proses berpikir
h. Selera
i.Keputusan
j.Kesehatan
10
7. Pribadi
Guru dituntut untuk memiliki kepribadian yang kukuh yang dapat dijadikan
panutan bagi masyarakat. Segala tindak tanduknya selalu mendapat respons dari
dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Guru sebagai pribadi harus memiliki
8. Peneliti
Manusia adalah makhluk yang unik, satu sama lain berbeda. Manusia yang satu
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Namun, mereka juga
memiliki kelemahan yang tidak dimiliki yang lainnya. Oleh karena itu, guru adalah
seorang pencari atau peneliti. Dia tidak tahu dan dia tahu bahwa dia tidak tahu, oleh
karena itu dia sendiri merupakan subjek pembelajaran. Dengan kesadaran bahwa ia
Usaha mencari sesuatu itu adalah mencari kebenaran, seperti seorang ahli filsafat
9. Motivator
a. Peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap
pekerjaannya.
Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik
memberikan motivasi pada anak didik untuk lebih bergairah dalam belajar.
yang universal dan oleh karenanya semua kegiatannya ditopang, dibimbing dan
dibangkitkan oleh kesadaran itu, ia sendiri adalah seorang kreator dan motivator,
yang berada di pusat proses pendidikan. Akibat Akibat dari fungsi ini, guru
senantiasa berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta
didik, sehingga peserta didik akan menilainya bahwa ia memang kreatif dan tidak
melakukan sesuatu secara rutin saja. Kreativitas menunjukkan bahwa apa yang akan
12
dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan
apa yang akan dikerjakan di masa mendatang lebih baik dari sekarang.
peserta didik di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang
dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini. Guru tahu bahwa ia tidak dapat
tidak memilikinya. Oleh karena itu, para guru perlu dibekali dengan ajaran tentang
hakikat manusia dan setelah mengenalnya akan mengenal pula kebesaran Allah yang
menciptakannya.
Guru bekerja dengan keterampilan, dan kebiasaan tertentu, serta kegiatan rutin
yang amat diperlukan dan seringkali memberatkan. Jika kegiatan tersebut tidak
dikerjakan dengan baik, maka bisa mengurangi atau merusak keefektifan guru pada
semua peranannya.
13. Aktor
Sebagai seorang aktor, guru harus melakukan apa yang ada dalam naskah
yang telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan kepada
penonton. Penampilan yang bagus dari seorang aktor akan mengakibatkan para
14. Evaluator
13
karena melibatkan banyak latar belakang banyak latar belakang dan hubungan, serta
variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir
tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian, karena penilaian
merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan
15. Pengawet
generasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang
melaksanakan tugasnya sebagai pengawet terhadap apa yang telah dicapai manusia
terdahulu, dikembangkan salah satu sarana pendidikan yang disebut kurikulum, yang
16. Fasilitator
menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan,
fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas belajar. Oleh
karena itu, menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas, sehingga akan
17. Supervisor
terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervisi harus guru kuasai dengan baik
14
agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik.
Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya karena pengalamannya,
disupervisinya
keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas
guru yang sebenarnya. Standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan
bagi seseorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pada pasal 10 ayat
profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi”. Bahwa guru yang profesional
itu memiliki empat kompetensi atau standar kemampuan yang meliputi kompetensi
sikap yang harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya
secara profesional. Kompetensi guru dapat dinilai sebagai tolak ukur dalam
15
penerimaan calon guru, juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka
adalah sejumlah kemampuan yang dimiliki oleh pendidik, yang terdiri atas
didik. Dalam pengertian yang lain, kompetensi pedagogik ialah kemampuan pendidik
dalam mengajar atau mendidik peserta didik. Dalam hal mendidik, pendidik tidak
hanya sekedar mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, akan tetapi
harus mampu memahami karakteristik dan kondisi yang dialami peserta didiknya.
bakat, potensi, kondisi psikologis, dan fisik, pola belajar dan lain sebagainya.
yang disesuaikan dengan kondisi dan karakter peserta didik sampai pada pelaksaan
melibatkan bebera unsur dalam pembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan dalam proses
yang dimilikinya. Proses pengembangan potensi ini melibatkan semua unsur dalam
arah bakat dan minat serta potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Dengan demikian,
pendidik dapat ikut andil dalam membantu peserta didik dalam mengembangkan
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,
karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial,
emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial budaya.Selain itu seorang
guru juga harus mampu mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata
pelajaran yang diampu, mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik dalam
Seorang guru harus mampu memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip
metode, dan teknik pembelajaran secara kreatif dalam mata pelajaran yang
diampu.
pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan
pembelajaran secara benar sesuai sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan
yang berkembang.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik Guru
dan santun, secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain. Selain itu, guru mampu
berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan
terbangun secara siklikal dari: (1) penyiapan kondisi psikologis peserta didik
untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, (2) ajakan
kepada peserta didik untuk ambil bagin, (3) respons peserta didik terhadap
ajakan guru, dan (4) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar Guru mampu
memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai
19
dnegan karakteristik mata pelajaran yang diampu. Juga seorang guru harus dapat
menentukan aspek- aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan
guru harus mampu menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil
hasil belajar, guru menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk
dalam mata pelajaran yang diampu. Guru juga dituntut untuk melakukan
20
Menurut (Ifrianti, 2018) Secara sederhana terdapat empat (4) komponen yang
teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Selain itu juga
tahunan, program semester, silabus, dan RPP. Guru yang profesional dapat dilihat
secara detil dan lengkap. Sehingga ketika memulai suatu proses pembelajaran,
guru sudah sepenuhnya siap sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya.
dengan istilah standar proses. Seorang guru disebut profesional jika ia dapat
4. Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu
hal-hal terkait seperti membuat kisi-kisi soal dan sistem penilaian. Yang tidak
Kompetensi pedagogik adalah sesuatu yang harus dimiliki oleh guru, karena
yang baik untuk peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan. Dimana
kompetensi pedagogik menuntut guru harus mampu menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip belajar, karena siswa memiliki karakter, sifat, dan kemampuan yang
berbeda-beda.
Berperan sebagai guru memerlukan kepribadian yang unik. Kepribadian guru ini
meliputi kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Seorang guru harus
mempunyai peran ganda. Peran tersebut diwujudkan sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi. Adakalanya guru harus berempati pada siswanya dan ada
kalanya guru harus bersikap kritis. Berempati maksudnya guru harus dengan sabar
menghadapi keinginan siswanya juga harus melindungi dan melayani siswanya tetapi
disisi lain guru juga harus bersikap tegas jika ada siswanya berbuat salah.
Kepribadian guru penting karena guru merupakan cerminan prilaku bagi para siswa-
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, berwibawa serta menjadi teladan
22
ajaran agama, misalnya jujur dalam perbuatan dan perkataan sehingga guru dapat
mengarahkan para peserta didiknya untuk berjiwa baik juga guru dianggap sebagai
meliputi: (1) Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan
norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
dengan norma; (2) Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru; (3) Kepribadian
yang arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemamfaatan peserta
didik, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
berpengaruh positif terhadappeserta didik dan memiliki perilaku yang disegani; (5)
Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputibertindak sesuai dengan norma
religius (imtak, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani
peserta didik. Menurut (Huda, 2018) Sub Kompetensi dalam kompetensi Kepribadian
:
adat-istiadat, daerah asal, dan gender, serta bersikap sesuai dengan norma
agama yang dianut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat Seorang guru harus berperilaku jujur,
akhlak mulia. Sehingga guru dapat berperilaku yang dapat diteladani oleh
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa Guru harus menampilkan sebagai pribadi yang mantap dan stabil,
d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri Ketika mengajar, guru harus menunjukkan etos
kerja dan tanggung jawab yang tinggi. Guru harus mempunyai rasa bangga
menjadi guru dan percaya pada diri sendiri serta bekerja mandiri secara
profesional.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru seorang guru harus memahami dan
menerapkan kode etik profesi guru, serta berperilaku sesuai dengan kode etik
guru.
Dapat disimpulkan bahwa guru akan menjadi contoh dan teladan, serta
membangkitkan motivasi belajar siswa. oleh karena itu, guru dituntut mempunyai
sikap dan perilaku yang menjadikan dirinya sebagai pendidik dan panutan . Dimana
setiap guru mrmpunyai pribadi masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka
24
miliki. Ciri-ciri inilah yang dapat membedakan seorang guru dengan guru lainnya.
Dengan kata lain, baik atau tidaknya citra seorang guru ditentukan oleh
pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan
peserta didiknya.
professional, tentunya akan mampu membawa peserta didik ke arah yang lebih maju
bahan ajar.
hasil peneiitian di bidang pendidikan, karya tulis berupa tinjauan ilmiah hasil
ilmiah, menulis tulisan Ilmiah popuierdi bidang pendidikan pada media massa serta
Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung
pelajaran yang dimampu; (2) Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar
konsep, dan pola pikir ilmu-ilmu yang relevan dengan pembelajaran mata
mata pelajaran yang diampu serta menunjukkan manfaat mata pelajaran yang
diampu.
pengembangan diri.
Dapat disimpulkan dari pengertian diatas, guru profesional adalah guru yang
melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru dengan kemampuan yang
secara santun dengan masyarakat sekitar (Arifai, 2018). Mengajar di depan kelas
27
undang Guru dan Dosen kompetensi sosial adalah “kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar” (Sudarlan &
Rifadin, 2016).
jenis kelamin, agama, raskondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
keluarga; (2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat; (3) Beradaptasi di tempat
budaya; (4) Mampu berkomunikasi lisan maupun tulisan. Sedangkan menurut Huda
keluarga, dan status sosial ekonomi. Guru hendaknya Bersikap inklusif dan
objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam
sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan
agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi.
lainnya secara santun, empatik dan efektif. Guru juga harus mampu
berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun,
didik.
bersangkutan.
e. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan
dan tulisan atau bentuk lain.Guru harus pandai berkomunikasi dengan teman
sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media
Maka dari penjelasan tersebut, jelas bahwa guru yang profesional hendaknya
orangtua, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Kompetensi sosial yang dimiliki
29
guru memiliki dua misi yaitu menyampaikan ilmu kepada peserta didik dan maupun
masyarakat sekitar, dan misi yang kedua yaitu menjadi teladan bagi peserta didik,
dalam upaya memfasilitasi belajar pada manusia. Jadi obyek formal teknologi
pendidikan mnurut pengertian ini adalah bagaimana memfasilitasi belajar dengan cara
pengelolaan, dan teknologi lain seperti yang diterapkan untuk keperluan pemecahan
praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat,
menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai (Hasibuan,
2016)
tiga yaitu:
proyektor, laboratorium, komputer (CD ROM, LCD, TV, Video dan alat elektronik
mereproduksi stimuli material yang menjangkau pendengar/ siswa dalam jumlah yang
utamanya yaitu ke arah pendekatan sistem, dan sebagai alat meningkatkan manfaat
dari apa yang ada di sekitar. Teknologi ini sebagai pendekatan pemecahan masalah,
rendah.
mereka ketahui
sistematis
banyak dan hal ini tergantung dari siapa yang memanfaatkannya. Berikut adalah
beberapa manfaat dari teknologi pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik:
1. Secara Fisik
prasarana, tetapi masih sangat minim baik dari segi jumlah maupun segi
2. Secara Non-fisik
33
ahli.
pengetahuan guru dan keyakinan tentang berbagai aspek seperti pedagogik, siswa,
pengetahuan yang dikembangkan oleh guru dari waktu ke waktu dan melalui
untuk meningkatkan pengalaman siswa PCK dari seorang guru bisa sama dengan
guru lain, tetapi juga bisa berbeda . Hal ini dipengaruhi oleh konteks pengajaran,
akan terangkum menjadi satu dalam PCK. Kemampuan PCK mengacu pada
diajarkan (teachability) dan mudah dipahami oleh peserta didik (accesable). Dengan
demikian setiap guru dapat mengembangkan PCK sendiri sesuai dengan pengalaman
mendesain model pembelajaran baru dengan menggabungkan tiga aspek utama yaitu
sebagai bahan ajar belajar, dalam framework TPACK, pedagogi adalah aspek penting
yang juga perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran. Pedagogi bukan saja
tiga pengetahuan yang harus dikuasai oleh guru, yaitu pengetahuan teknologi,
pedagogi, dan konten. TPACK ini perlu dikuasai oleh guru agar kegiatan
oleh Punya Mishra dan Matthew J Koehler berdasarkan kerangka konseptual dari Lee
(TPACK)
(Bahri, 2018) TPACK terdiri dari enam komponen pengetahuan yang membentuk
Knowledge (TCK) .
Tujuh konstruk dari kerangka TPACK dihasilkan dari hubungan sinergis antara
komponen yang saling beririsan dari Content (C) yaitu tentang materi pembelajaran
yang akan dipelajari, Pedagogic (P) yaitu teori belajar, prinsip-prinsip pembelajaran,
36
dan kurikulum pembelajaran, dan Technology (T) yaitu akses internet, perangkat
dan lain sebagainya dalam sebuah konteks pembelajaran dengan membentuk sebuah
tentang materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pengetahuan mengenai penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (3)
dengan mata pelajaran yang diampu, (5) Pengetahuan konten teknologi (Technology
dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri serta (7) Pengetahuan
tentang konten, pedagogi dan teknologi yang terintegrasi (Technology Pedagogy and
lebih aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan karena dukungan akses internet,
software, media pembelajaran dan sarana TIK lainnya. Terjadinya multi interaksi
dan teknologi dalam sebuah konten yang unik dan sinergis berbasis TIK. (Sd, 2021)
(TPACK)
teknologi adalah pengetahuan tentang berbagai perangkat teknologi baik yang analog
maupun digital, lunak maupun keras, dan terkait hal teknis. Teknologi analog atau
yang disebut juga dengan teknologi rendah meliputi buku, pensil, penggaris, papan
tulis, dan kapur. Sedangkan teknologi digital meliputi internet, digital video, papan
tulis interaktif, laptop, tablet, dan lainnya. Perangkat lunak komputer adalah seperti
program pengolahan kata, kolom dan gambar, program penyaji presentasi dan
printer, proyektor, scanner dan kamera digital. Hal teknis yang dimaksud meliputi
evaluasi proses dan hasil belajar (Rochaendi, 2021). Pedagogical knowledge atau
cara belajar dan melaksanakan pembelajaran di kelas. Pengetahuan ini meliputi segala
kemampuan untuk menguasai pemahaman tentang materi, struktur, konsep dan pola
pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu. Content knowledge
atau pengetahuan konten adalah pengetahuan tentang materi yang harus dipelajari dan
terhadap teori, konsep, fakta dan prosedur dalam bidang tertentu. Kemampuan untuk
menggunakan cara berpikir sesuai dengan disiplin ilmu materi tertentu juga
teknik/metode keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan dengan mata pelajaran
dengan konten yang spesifik. Pengetahuan ini merupakan perpaduan antara content
Shulman (1986)
bagaimana teknologi dan konten terkait secara timbal balik. Pengetahuan ini
baru pada konten yang spesifik. Termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengetahui
dan sarana TIK lainnya. Terjadinya multi interaksi antar komponen dapat dilakukan
konten yang unik dan sinergis berbasis TIK. Menurut Rahmadi (2019) Technological
metode pedagogik yang sesuai untuk mengajarkan suatu konten yang spesifik dengan
41
efektif. Pengetahuan ini merupakan perpaduan antara tiga pengetahuan dasar, yaitu
teknologi yang tepat pada strategi pembelajaran yang sesuai untuk mengajarkan
Menurut Koehler, Shin, & Mishra (dalam Rahmadi, 2019) Pengukuran TPACK
dapat dilakukan dengan berbagai cara baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pada
TPACK, yaitu:
1) Self report-measure merupakan metode yang meminta responden untuk memilih tingkat
kesesuaian suatu penyataan dengan kondisi nyata yang terjadi pada diri responden.
2) Open-ended questionnaire merupakan metode yang berisi pertanyaan terbuka ditujukan
kepada responden untuk dapat dijawab secara tertulis.
3) Performance assessment merupakan metode yang mengevaluasi tingkat penguasaan TPACK
berdasarkan penampilan langsung yang dilakukan oleh responden.
4) Interview merupakan metode yang berisi serangkaian pertanyaan yang ditujukan kepada
responden untuk dijawab secara lisan.
5) Observation merupakan metode yang mengamati perubahan nyata yang terjadi pada
responden melalui perekaman video atau catatan lapangan.
Pengukuran TPACK harus spesifik pada satu konten tertentu. Tingkat penguasaan
didapatkan.
Knowledge (TPACK) juga berfungsi sebagai sebuah teori dan konsep untuk peneliti
dan pendidik dalam mengukur kesiapan calon guru dan guru dalam mengajar secara
pedagogi, dan konten yang melekat. Oleh karena itu guru menghadapi tantangan
besar dalam pergeseran perubahan teknologi, pedagogi, materi pelajaran dan konteks
kelas saat ini. Sudah seharusnya guru menjadi lebih aktif menjadi desainer kurikulum.
Guru-guru mampu dan dapat menyusun RPP yang melibatkan TPACK didalamnya.
Pelatihan ini juga menambah wawasan peserta pelatihan mengenail tool yang
(TPACK)
TPACK yang masih lemah. Menurut (Mouza, 2016: 176) Berbagai cara dapat
dan
guru
Pengembangan TPACK juga harus dilakukan pada satu konten yang spesifik.
Menurut (Nofrion, 2012) Oleh sebab itu, pola pengembangan kompetensi guru
guru, maka diperlukan sebuah penelitian untuk mengetahui dan menganalisis kondisi
permasalahan utama adalah belum sepenuhnya kerangka TPACK dikuasai oleh para
guru serta masih diinterpretasikan secara beragam oleh para guru. Dalam hal ini,
dari tahun ke tahun. Dalam aspek pelaksanaan proses pembelajaran, sebagian besar
guru Sekolah Dasar kurang memiliki penguasaan teknologi, literasi informasi dan
tersebut di atas, interpretasi dan preferensi beragam para guru terhadap konsepsi
digunakan untuk kepentingan penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu serta kemampuan dalam
Telah ada penelitian yang relevan yang akan dilakukan oleh peneliti. Salah
satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ryan Dwi Kurniawan dan Nanik
guru. Dengan judul penelitian “Analisis Kompetensi Tpack Guru Pjok Smp Negeri
bahwa tingkat kompetensi TPACK guru PJOK SMP Negeri Se-Kabupaten Sidoarjo
dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis daring berada pada kategori “sedang” atau
Knowledge (PK) dengan persentase sebesar 66%. Pada tingkat kompetensi komponen
Content Knowledge (CK) dengan persentase sebesar 44%. Pada tingkat kompetensi
Content Knowledge (TCK) dengan persentase sebesar 41%. Pada tingkat kompetensi
persentase 73%.
Penelitian lain yang serupa juga telah dilakukan oleh joko suyamto,mohammad
masykuri dan sarwanto (2020) dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta dengan
memiliki kompetensi paling tinggi pada Content knowledge (CK) dan kompetensi
Penelitian lain yang serupa adalah penelitian yang dilakukan oleh Joni Ruta
TPACK”. Penelitian tersebut dapat disimpulkan kemampuan guru IPS SMA Kristen
Hal ini dapat dilihat dari hasil masing-masing ketujuh komponen variabel
Penelitian lain yang serupa adalah penelitian yang dilakukan oleh imam muslim,
I Komang Werdhiana, dan Amiruddin Kade (2020) dari program studi pendidikan
dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil masing-masing ketujuh komponen
47
baik.
Penelitian lain yang serupa adalah penelitian adalah penelitian yang dilakukan
oleh Ahmad Yani, Mamat Ruhiyat, dan Asep Mulyani (2019) dari Jurusan
Pembelajaran Dalam Memasuki Era industri 4.0 (Studi Pembelajaran Geografi pada
Provinsi Jawa Barat, Provinsi Bengkulu, dan provinsi lainnya telah mampu
menguasai TPACK dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil masing-masing
(TPACK) dalam kategori baik hanya saja ada kompetensi yang perlu ditingkatkan
Knowledge (TPK) .
Berdasarkan uraian penelitian yang telah dilakukan mengenai TPACK guru yang
akan diteliti oleh peneliti memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian
penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada ruang
48
lainnya terletak pada subjek. Ditinjau dari subjek penelitian ini yaitu guru sekolah
menengah atas sedangkan subjek yang akan diteliti adalah guru sekolah menengah
pertama.
Guru SMP
Studi Awal Sekecamatan TPACK
pasar jambi
49
TK CK PK PCK TPK
TCK
Kesimpulan
TPACK
v
CK TPK
PK PCK
TK TCK
50
Jambi
Jambi
Jambi
METODE PENELITIAN
Jambi. Waktu penelitian seperti yang dijabarkan dalam tabel dibawah ini.
1. Persiapan Penelitian
a. Mengurus Perizinan
b. Koordinasi Dengan
Kepala Sekolah Dan
Guru
c. Menyusun Angket
d. Merevisi Angket
e. Finalisasi Dan
Penggandaan Angket
2. Pelaksanaan
Penelitian
a. Membagikan Angket
Kesekolah
b. Analisis Data
52
53
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel TPACK
guru di SMP Se-Kecamatan Pasar Jambi sehingga desain yang digunakan adalah
desain penelitian survei. Penelitian survei itu sendiri merupakan penelitian yang
mengumpulkan informasi dari suatu sampel dengan menanyakan melalui angket atau
merupakan suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau
dikerjakan oleh siswa yang ingin diselidiki, juga disebut responden (Hatmoko, 2015).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Menurut
Siyoto & Sodik (2015), metode penelitian kuantitatif adalah metode tentang
penafsiran, penampilan, dan pengumpulan data yang banyak melibatkan angka, bisa
juga disertai tabel, grafik, gambar, atau yang lainya. Dalam penelitian berbasis
kuantitatif, instrumen yang digunakan umumnya berupa angket atau kuisioner, dalam
3.3.1 Populasi
pengamatan dan memiliki sifat-sifat yang sama. Dengan kata lain, populasi adalah
kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji. Jadi,
54
orang, namun mengacu pada seluruh ukuran, hitungan, atau kualitas yang menjadi
fokus perhatian suatu kajian. Populasi sering juga disebut universe atau sekelompok
individu atau objek yang memiliki karakteristik yang sama, misalnya status sosial
sama, atau obyek lain yang mempunyai karakteristik sama (Atika & Tarigan,
2014).Populasi dalam penelitian ini adalah Guru SMP Se Kecamatan Pasar Jambi,
Jambi.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk dijadikan objek
kata lain sampel adalah bagian yang di ambil dari populasi (Nuryadi, 2017) . Sampel
adalah sebagian, atau subset (himpunan bagian), dari suatu populasi. Jadi, sampel
merupakan bagian dari populasi, data yang diperoleh tidaklah lengkap. Namun jika
biasanya sangat mungkin diperoleh hasil- hasil dari sampel cukup akurat untuk
menggambarkan populasi yang diperlukan dalam kajian yang dilakukan (Atika &
Tarigan, 2014)
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yakni teknik sampling yaitu
sampel yang didasarkan pada area atau cluster (Prabowo, 2016). Teknik sampling
daerah (cluster sampling) digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk suatu negara, propinsi atau
55
kabupaten (Nuryadi, 2017). Sampel pada penelitian ini adalah guru SMP Se-
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh siswa yang ingin
(2009) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
Angket:
valid atau tidaknya item instrumen penelitian (Kusnadi, 2016). Validitas ialah
indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen betul-betul mengukur apa
yang perlu diukur (Anwar, 2009). Validasi pada penelitian ini adalah validasi isi.
Validasi isi suatu tes mempermasalahkan sejauh mana suatu tes mengukur tingkat
56
penguasaan terhadap isi atau konten atau materi tertentu yang seharusnya dikuasai
tugas atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan
dan proporsional Artinva tes itu valid apabila butir-butir tes itu mencerminkan
keseluruhan konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai secara
3.2 Tabel kisi kisi instrumen angket Technological Pedagogical And Content
Item
(TK) teknologi
Keterampilan menggunakan 4
teknologi
teknologi
materi
kurikulum
Proses pembelajaran 5
Metode pembelajaran 5
Model pembelajaran 5
pembelajaran
perkembangan pengetahuan
Data diperoleh dari lembar jawaban guru mengenai pengaruh variabel TPACK
guru SMP Se-Kecamatan Pasar Jambi. Data dari kuesioner/angket pada penelitian ini
mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan
dari hasilnya (Siyoto & Sodik, 2015). Dengan langkah-langkah menurut Purwanto
(2020) yaitu :
2. Jawaban yang diperoleh dari angket berupa pernyataan positif tertuang dalam
tabel 3.3
Pernyataan Positif
Kategori Skor
Setuju (S) 4
R
NP = x 100 %
SM
Keterangan :
NP = Nilai Persentase
Alat statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah smartPLS 3.0.
Analisis data dan pengujian hipotesis ini menggunakan metode Structural Equation
SEM adalah teknik analisis regresi korelasi, yang bertujuan untuk menguji hubungan-
hubungan antar variabel yang ada pada sebuah model, baik itu antar indikator dengan
konstruk ataupun hubungan antar konstruk. Beberapa istilah yang digunakan dalam
Kelebihan SMARTPLS
1. Smart PLS atau Smart Partial Least Square adalah software statistik yang
sama tujuannya dengan Lisrel dan AMOS yaitu untuk menguji hubungan
antara variabel.
berbagai asumsi
sampel sementara model yang dibangun kompleks. Hal ini tidak dapat
minimum sampel
skalanya (rasio kategori, Likert, dan lain-lain) dapat diuji dalam satu
model.
Kelemahan SMARTPLS
1. Klik “New Project” untuk memulai pengolahan data dengan Smart PLS.
2. Klik kanan pada double-click pada project explore dan pilih import data
3. Setelah Import data file CSV Klik Diskusi 1 untuk memunculkan bidang
gambar
4. Klik drag ke bidang gambar indikator per variabel Klik kanan di bulatan
run data
62
sebuah indikator bisa dihapus. Dikatakan valid jika nilai sig-nya > 0,5 dan
9. Muncul bidang set up, kemudian klik Start Calculation, maka hasil run
akan keluar
10. Perhatikan hasil uji pengaruh tidak langsung. Klik specific indirect effect
peneliti memperoleh hasil sesuai yang diinginkan. Tahapan tersebut antara lain . Alur
sekolah yang akan diteliti, selanjutnya setelah koordinasi dengan sekolah peneliti
63
angket, kemudian peneliti melakukan analisis hasil angket dengan memindahkan data
DAFTAR PUSTAKA
Atika, T. A., & Tarigan, U. (2014). Prosedur Penerbitan Surat Keputusan Pensiun
Pegawai Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian Daerah Deli Serdang.
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Sosial Politik UMA (Journal of
Governance and Political Social UMA), 2(1), 18–30.
http://www.ojs.uma.ac.id/index.php /jppuma/article/view/578/922
Hatmoko, J. . (2015). Survei Minat Dan Motivasi Siswa Putri Terhadap Mata
Pelajaran Penjasorkes Di Smk Se-Kota Salatiga Tahun 2013. E-Jurnal Physical
Education, Sport, Health and Recreation, 4(4), 1729–1736.
https://doi.org/10.15294 /active.v4i4.4855
Huda, M. N., & Dosen. (2018). Peran Kompetensi Sosial Guru dalam pendidikan.
Peran Kompetensi Sosial Guru Dalam Pendidikan, VI(2), 42–62.
Huliyah, M. (2016). Hakikat pendidikan anak usia dini jalur pendidikan informal.
Pendidikan Guru Raudlatul Athfal, 1(1), 61–71.
Idrus, M. (2005). Kompetensi Sosial Sebagai Modal Sosial Guru. El-Tarbawi, 13(8),
37–56.
Mulhayatiah, D., Ramdiani, N. A. E., Setya, W., Suhendi, H. Y., & Kuntadi, D.
(2018). PCK Model Shulman Berdasarkan Pengalaman Mengajar Guru Fisika.
Thabiea : Journal of Natural Science Teaching, 1(2), 84–90.
https://doi.org/10.21043/ thabiea.v1i2.4392
Nasar, A., & Daud, M. H. (2020). Analisis Kemampuan Guru Ipa Tentang
Technological Pedagogical Content Knowledge Pada Smp/Mts Di Kota Ende.
Optika: Jurnal Pendidikan Fisika, 4(1), 9–20. https://doi.org/10.37478
66
/optika .v4i1.413
Nofrion, Wijayanto, B., Wilis, R., & Novio, R. (2012). Analisis Technological
Pedagogical and Content. Jurnal Geografi, 10(2), 105–116.
Pahlevi, M. R., Ridwan, I., & Kamil, A. B. (2021). Pelatihan TPACK (Technological,
Pedagogical, Content Knowledge) Bagi Guru Bahasa Inggris di Kabupaten
Karawang Jawa Barat. Jurnal Pengabdi, 4(1), 34. https://doi.org/10.26418 /jplp2
km.v4i1.43631
Purnawati, W., Maison, M., & Haryanto, H. (2020). E-LKPD Berbasis Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK): Sebuah Pengembangan Sumber
Belajar Pembelajaran Fisika. Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan, 16(2), 126–133.
https://doi.org/10.32939/tarbawi.v16i2.665
Sudarlan, & Rifadin. (2016). Pengaruh kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian
terhadap kinerja dosen di jurusan akuntansi politeknik negeri samarinda. Jurnal
Eksis, 12(1), 3329–3338.
Sumar, W. T., Lamatenggo, N., & ... (2020). Strategi Guru dalam Implementasi
Pembelajaran Abad 21 Melalui Model Pembelajaran Daring untuk
Meningkatkan Kompetensi Guru. JAMBURA Elementary …, 1(1), 100–110.
https://ejournal-fip-ung.ac.id/ojs/index.php/jeej/article/view/143
Syaidah, U., Suyadi, B., & Ani, H. M. (2018). Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap
Hasil Belajar Ekonomi Di Sma Negeri Rambipuji Tahun Ajaran 2017/2018.
JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu
Ekonomi Dan Ilmu Sosial, 12(2), 185–191.
https://doi.org/10.19184/jpe.v12i2.8316
Syarifuddin. (2015). Guru Profesional: Dalam Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi). Al
68
Tarihoran, E. (2019). Guru dalam pengajaran abad 21. Jurnal Kateketik Dan
Pastoral, 4(1), 46–58. blob:http://e-journal.stp-ipi.ac.id/393f7271-9934-4891-
ab16 b6f5 cf42a9a7
Yuslam., Setiani, Riris.E., Sari, A. . (2017). Studi Tentang Kompetensi Guru PAUD
Berkualifikasi Akademik Sarjana PG- PAUD Dan NonPG-PAUD di PAUD
Istiqomah Sambas Purbalingga Yuslam Riris Eka Setiani Almi Kurnia Sari. Al-
Athfal: Jurnal Pendidikan Anak, 3(2), 151–168.