Anda di halaman 1dari 37

PENGEMBANGAN PANDUAN PRAKTIKUM IPA BERBASIS

STEM PADA MATERI LISTRIK STATIS

Proposal Penelitian

YOLLA NOVITA
NIM. 16231082

PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah...........................................................................6

C. Batasan Masalah................................................................................ 6

D. Rumusan Masalah..............................................................................6

E. Tujuan Masalah..................................................................................6

F. Manfaat Penelitian............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 8

A. Kajian Teori....................................................................................... 8

1. Belajar dan Pembelajaran............................................................ 8

2. Media Pembelajaran.................................................................... 10

3. Science, Technology, Engineering, and Mathematics

(STEM)....................................................................................... 11

4. Panduan Praktikum dalam Pembelajaran IPA............................. 13

5. Materi Listrik Statis..................................................................... 15

6. Pengembangan Media Pembelajaran Four-D Models................. 16

7. Validitas Media Pembelajaran..................................................... 17

B. Penelitian Relevan............................................................................ 19

C. Kerangka Konseptual....................................................................... 20

i
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 21

A. Jenis Penelitian.................................................................................. 21

B. Waktu dan Tempat Penelitian........................................................... 21

C. Data Penelitian................................................................................... 21

D. Prosedur Penelitian............................................................................ 22

1. Tahap Pendefinisian (define)...................................................... 22

2. Tahap Perancangan (design)........................................................ 23

3. Tahap Pengembangan (develop)..................................................24

E. Instrumen Penelitian.......................................................................... 27

F. Teknik Analisis Data......................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 31

ii
iii
1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembelajaran berupa

pengetahuan dan keterampilan yang dilaksanakan oleh seorang pendidik

kepada sekelompok orang melalui pengajaran atau pelatihan guna

menciptakan sumber daya yang berkualitas. Pendidikan memberikan

kemungkinan pada peserta didik untuk memperoleh kesempatan, harapan,

dan pengetahuan agar dapat hidup secara lebih baik. Besarnya kesempatan

dan harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh.

Pendidikan yang baik merupakan salah satu sarana untuk mencetak

sumber daya manusia yang berkualitas.

Pendidikan Indonesia saat ini telah banyak mengalami perubahan,

perubahan tersebut terjadi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

pendidikan kemudian perubahan dilakukan untuk pembaharuan demi

mencapai target dan tujuan pendidikan Indonesia. Perubahan dan

pembaharuan tersebut membawa pendidikan Indonesia kearah yang

modern. Berhubungan dengan hal tersebut sekolah-sekolah yang ada di

Indonesia berupaya untuk meningkatkan kualitasnya masing-masing

sesuai kebutuhan dan kapasitas dari sekolah itu sendiri. Termasuk pada

tingkat Sekolah Menengah Pertama.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendidikan

dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar.


Salah satu mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik di SMP

yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) menyatakan tujuan pembelajaran IPA SMP diantaranya

mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,

konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari serta mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif,

dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi

antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi

juga merupakan suatu penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat

menjadi wadah bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam

sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di

dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran IPA ini dijadikan sebagai wadah bagi peserta didik

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar melalui kegiatan

praktikum. Kegiatan ini dapat menarik minat dan motivasi belajar peserta

didik serta dapat membantu meningkatkan pemahaman pada materi yang

dipelajari. Pada pembelajaran IPA di tingkat SMP terdapat beberapa

materi yang mengharuskan adanya kegiatan praktikum dalam proses

pembelajaran. Hal ini menuntut guru IPA untuk mampu membimbing dan

merencanakan kegiatan praktikum yang akan dilakukan, agar kegiatan

tersebut dapat berjalan dengan lancar.

2
Trisnawati (2011) mengemukakan agar kegiatan praktikum berjalan

sesuai dengan tujuan yang diinginkan, membutuhkan sarana laboratorium

yang memadai dan sebuah bahan ajar yang relevan, antar lain dalam

bentuk penuntun praktikum. Penuntun praktikum diperlukan agar kegiatan

praktikum dapat berjalan lancar, tujuan praktikum tercapai, dan harus

berisi keselamatan kerja untuk mengurangi risiko kecelakaan yang

mungkin terjadi selama proses kegiatan praktikum berlangsung.

Pembelajaran Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan ilmiah

(scientific approach) pada semua mata pelajaran termasuk IPA.

Kementrian Pendidikan Kebudayaan (Kemendikbud) menegaskan bahwa

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mendorong peserta didik agar memiliki

kemampuan yang lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,

menalar, dan mengkomunikasikan segala sesuatu yang mereka ketahui

setelah menerima materi pembelajaran (Kemendikbud, 2013). Peserta

didik harus mampu membangun pengetahuannya untuk menemukan

konsep dan terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Hal ini sejalan

dengan tujuan kurikulum 2013 yang telah diberlakukan sekarang ini. Salah

satu tujuan pelaksanaan kurikulum 2013 adalah mewujudkan

pembelajaran abad 21 yaitu menciptakan peserta didik yang mempunyai

keterampilan 4C yaitu critical thinking, creativity, collaboration, and

communication.

Abad 21 merupakan abad yang menjadi landasan utaman berbagai

aspek kehidupan manusia modern. Perkembangan abad 21 ditandai dengan

dimanfaatkannya teknologi, komunikasi, dan informasi yang diaplikasikan

3
ke dalam kehidupan sehari-hari. Bergantungnya segala aspek kehidupan

terhadap ternologi masa kini menyebabkan adanya perubahan kualifikasi

serta kompetensi tenaga kerja yang semakin kompetitif (Daryanto &

Karim, 2017). Untuk memenuhi standar pendidikan abad 21 dan persiapan

dunia kerja global dapat dilakukan inovasi dalam bidang pendidikan salah

satunya dengan pengintegrasian pendekatan STEM dalam pembelajaran.

STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic) adalah suatu

pendekatan dibentuk berdasarkan perpaduan beberapa disiplin ilmu yaitu

Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika. Kolaborasi dalam proses

pembelajaran, STEM akan membantu siswa untuk mengumpulkan dan

menganalisis serta memecahkan permasalahan yang terjadi sehingga

mampu untuk memahami hubungan antara suatu permasalahan dengan

masalah lainnya (Handayani, 2014).

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan saat proses Praktek

Lapangan Kependidikan di SMPN 14 Padang sudah menggunakan

kurikulum 2013 akan tetapi tidak sesuai dengan rancangan pelaksanaan

pembelajaran yang telah dirumuskan yaitu peserta didik berperan aktif

dalam membahas dan menyimpulkan materi pembelajaran.

Kecenderungan pembelajaran IPA saat ini adalah peserta didik hanya

mempelajari IPA dengan mengahafalkan konsep-konsep, teori, dan

hukum. Akibatnya IPA dalam proses, sikap, serta pengaplikasiannya tidak

sesuai dengan yang diharapkan.

4
Setelah analisis dilaksanakan, peneliti melakukan wawancara terhadap

guru IPA di SMPN 14 Padang. Berdasarkan wawancara dan analisis

tersebut diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan praktikum di sekolah tidak

berjalan dengan baik. Bahan ajar yang digunakan berupa buku teks dari

penerbit dan buku teks yang berasal dari MGMP IPA Kota Padang, tidak

adanya bahan ajar yang berupa buku panduan untuk melakukan kegiatan

praktikum. Tidak adanya panduan praktikum mengakibatkan tidak

berjalannya kegiatan praktikum yang terarah dan aman dikarenakan

panduan praktikum memiliki arahan dan pedoman dalam menjalankan

kegiatan praktikum. Kesulitan juga dihadapi peserta didik, karena peserta

didik tidak mengetahui kegiatan praktikum apa yang akan dilaksanakan

dan menyebabkan kurangnya persiapan peserta didik dalam melakukan

praktikum. Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu panduan praktikum

yang berisi materi IPA dan dapat meningkatkan aktivitas serta hasil belajar

peserta didik dalam kegiatan eksperimen.

Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian-penelitian

sebelumnya adalah panduan praktikum yang dihasilkan berbasis STEM.

Materi pada pembelajaran IPA, khususnya materi listrik statis. Satuan

pendidikannya untuk peserta didik SMP/MTs.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan maka penulis

tertarik melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Panduan

Praktikum IPA Berbasis STEM pada Materi Listrik Statis kelas IX

SMP/MTs”.

5
B. Identifikasi Masalah

1. Peserta didik kesulitan dalam memahami materi listrik statis.

2. Kurangnya motivasi peserta didik untuk mempelajari materi listrik

statis.

3. Belum tersedianya media pembelajaran berupa panduan praktikum

berbasis STEM pada materi listrik statis.

C. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini yaitu belum tersedianya media

pembelajaran berupa panduan praktikum berbasis STEM pada materi

Listrik Statis yang valid dan praktis. Pada KD. 3.4 Menjelaskan konsep

listrik statis dan gejalanya dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pada

sistem saraf dan hewan yang mengandung listrik. 4.4 Menyajikan hasil

pengamatan tentang gejala listrik statis dalam kehidupan sehari-hari. Batas

tahap penelitian ini hingga tahapan Develop (pengembangan) yaitu sampai

pengujian validitas dan praktikalitas.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah

penelitian ini adalah bagaimana menghasilkan panduan praktikum berbasis

STEM pada materi listrik statis yang valid dan praktis?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah menghasilkan bahan ajar berupa panduan praktikum berbasis

STEM pada materi listrik statis untuk peserta didik SMP/MTs Kelas IX

yang valid dan praktis.

6
F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari penelitian

ini sebagai berikut :

1. Peserta didik, sebagai penunjang kegiatan praktikum sehingga

mempermudah dalam memahami konsep ilmiah.

2. Guru, memberikan panduan praktikum yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Peneliti, dapat mengasah keterampilan dan menambah wawasan dalam

pembuatan panduan praktikum berbasis STEM yang diterapkan pada

peserta didik SMP/MTs

4. Peneliti lain, sebagai sumber informasi ilmiah yang memotivasi

timbulnya ide-ide baru dan rujukan untuk penelitian relevan lainnya.

7
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah suatu proses dan aktivitas yang selalu dilakukan

dan dialami manusia sejak manusia dalam kandungan sampai akhir

hayatnya. Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk

memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki

perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian (Hariyanto & Suyono,

2011).

Belajar juga disebut sebagai proses yang aktif dan proses

merealisasi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar

juga merupakan proses yang diarahkan pada tujuan, proses berbuat

melalui berbagai pengalaman sekaligus proses melihat, mengamati,

dan memahami sesuatu yang pada akhirnya dapat mengubah tingkah

laku seseorang (Faturrahman & Sulistyorini, 2018).

Ciri-ciri yang dimiliki oleh peserta didik yang melakukan

proses belajar adalah; 1) belajar ditandai dengan terjadinya perubahn

tingkah laku, 2) perubahan perilaku relatif permanen, 3) perubahan

perilaku tidak langsung dapat diamati karena bersifat potensial, 4)

perubahan perilaku merupakan hasil latihan atau pengalaman, dan 5)

pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan (Thobroni,

2016).
Pembelajaran adalah segala bentuk tindakan atau kegiatan yang

dilakukan untuk membuat individu belajar, atau segala bentuk upaya

yang dilakukan untuk menghasilkan terjadinya peristiwa belajar pada

individu tersebut (Lufri dkk., 2007). Pembelajaran juga merupakan

upaya sengaja dan berfokus pada kepentingan, karakteristik, dan

kondisi agar peserta didik atau pembelajaran (learner) dapat belajar

dengan efektif dan efisien (Thobroni, 2016).

Pembelajaran dapat diartikan juga sebagai usaha untuk

mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual peserta didik agar mau

belajar dengan kehendaknya sendiri. Melalui pembelajaran akan terjadi

proses pengembangan beberapa aspek, yaitu moral keagamaan,

aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan

pengalaman belajar (Faturrahman & Sulistyorini, 2018).

Penyelenggaraan pembelajaran adalah salah satu tugas utama

bagi guru dimana pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang

ditujukan untuk membelajarkan peserta didik (Dimyati & Mudjiono,

2006). Pembelajaran dimaksudkan agar dapat tercipta kondisi yang

memungkinkan terjadinya belajar pada diri peserta didik. Dalam suatu

kegiatan pembelajaran, terdapat dua aspek penting yaitu hasil belajar

berupa perubahan perilaku yang terjadi pada peserta didik dan proses

hasil belajar yang meliputi pengalaman intelektual, emosional, dan

fisik pada diri peserta didik (Faturrahman & Sulistyorini, 2018).

Belajar dan pembelajaran merupakan konsep yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Pembelajaran dapat terjadi jika terjadi

9
proses belajar pada diri peserta didik. Guru diharuskan untuk

menyusun program pembelajaran terlebih dahulu yang disesuaikan

dengan aspek-aspek yang terdapat pada peserta didik sebelum memulai

proses pembelajaran. Program pembelajaran ini dibutuhkan agar

proses belajar dan pembelajaran berlangsung dengan efektif dan

optimal (Aunurrahman, 2009).

Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses

belajar peserta didik. Dalam proses pembelajaran tersebut peserta didik

melakukan kegiatan belajar yang mampu mengadakan perubahan

tingkah laku sehingga tercipta perubahan yang lebih baik dari

sebelumnya.

2. Media Pembelajaran

Media pembelajaran didefinisikan sebagai alat bantu yang

digunakan untuk menyalurkan pesan dalam proses pembelajaran

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat

belajar peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai

(Naz, dkk., 2012).

Manfaat dari media pembelajaran antara lain: 1) memperjelas

penyajian pesan dan informasi sehingga dapat meningkatkan proses

dan hasil belajar, 2) meningkatkan perhatian peserta didik sehingga

dapat menimbulkan motivasi belajar, 3) mengatasi keterbatasan

indera, ruang, dan waktu, 4) memberikan kesamaan pengalaman

kepada peserta didik berkaitan dengan peristiwa yang ada di

lingkungan (Kustandi dan Sutjipto, 2011).

10
Sesuai dengan fungsinya penggunaan media pembelajaran

akan memudahkan peserta didik dalam mempelajari konsep dalam

materi pembelajaran dan dapat meningkatkan motivasi dan hasil

belajar peserta didik (Basri, 2013). Pembelajaran akan berhasil jika

disertai dengan media yang tepat. Pemakaian media yang tepat saat

PBM berperan menciptakan stimulasi untuk peserta didik dan

menjadikan media sebagai media belajar, selain membantu guru

menyampaikan permasalahan dalam kajian tertentu (Emda, 2011).

3. Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM)

Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM)

merupakan pendekatan baru dalam perkembangan dunia pendidikan

yang merupakan perpaduan dari empat disiplin ilmu yakni sains,

teknologi, teknik, dan matematika ke dalam suatu kurikulum secara

keseluruhan.

STEM Education adalah proses berpikir kritis dimana peserta

didik dapat mengintegrasi proses dan konsep dalam kehidupan sehari-

hari dari ilmu pengetahuan, teknologi, teknik, dan matematika untuk

menunjang sikap keterampilan. Selain itu, pendidikan STEM

didefinisikan sebagai pembelajaran antara dua atau lebih dalam

komponen STEM atau antara satu komponen STEM dengan disiplin

ilmu lain (Becker dan Park,2011). Pengintegrasian Pendidikan STEM

dalam pembelajaran dapat digunakan pada semua tingkatan

pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga universitas hal ini

dikarenakan aspek pelaksanaan STEM seperti kecerdasan, kreativitas,

11
dan kemampuan desain tidak bergantung pada usia (Sanders et al,

2011).

STEM sebagai pendekatan integrasi proses belajar mengajar

antara dua atau lebih bidang pelajaran. Pembelajaran secara terpadu

dapat meningkatkan sikap kritis, kreatif, dan inovatif peserta didik

sehingga dapat mengembangkan pola pikir, penalaran, serta

keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pendekatan STEM menawarkan

kepada peserta didik untuk memahami kehidupan secara terpadu dan

mempraktikkan konsep yang telah dipelajari. Sains sebagai ilmu yang

mempelajari alam dan fenomenanya seperti fisika, kimia, dan biologi.

Teknologi berkaitan dengan rancangan atau pengembangan dari

bahan-bahan alami atau buatan untuk menjadi suatu produk. Profesi

teknik bekerja dengan teknologi untuk mengembangkan dan

menanamkan konsep rekayasa dalam pendidikan untuk pemahaman

tentang teknik dan teknologi. Pengembangan teknologi seperti

komputer, merangsang perkembangan matematika untuk

meningkatkan inovasi dalam teknologi (Dugger dan Fellow, 2013).

Peserta didik yang belajar dengan pendekatan STEM

diharapkan :

(1) Mampu memcahkan masalah.

(2) Mampu melakukan investigasi terhadap suatu permasalahan.

(3) Mengenali penemuan dalam desain dan menerapkan solusinya.

(4) Mampu mengatur dan mengembangkan diri bekerja dalam jangka

waktu tertentu.

12
(5) Berpikir logis.

(6) Menguasai keterampilan dan menerapkannya dengan tepat

(Marrison, 2006).

Tujuan dari pendidikan STEM adalah untuk menghasilkan

peserta didik yang siap terjun dimasyarakat, mampu mengembangkan

kompetensi yang dimilikinya untuk diaplikasikan diberbagai situasi

dan permasalahan yang dihadapi di kehidupan sehari-hari (Mayasari

dkk, 2014).

4. Panduan Praktikum dalam Pembelajaran IPA

Salah satu fasilitas praktikum yang vital yaitu panduan

praktikum. Panduan praktikum untuk membantu dan memandu peserta

didik agar dapat bekerja secara kontinu dan terarah. Panduan

praktikum digunakan sebagai panduan tahapan-tahapan kerja

praktikum bagi peserta didik maupun bagi guru sendiri (Rahmi, 2014).

Menurut Salirawati dan Agung (2010) penggunaan panduan praktikum

dapat membimbing peserta didik dalam mempersiapkan dan

melaksanakan kegiatan praktikum yang mampu mengembangkan

kemampuan belajar ilmiah peserta didik.

Panduan praktikum disusun secara logis dan sistematis sehingga

lebih mudah untuk dipahami. Panduan praktikum mampu

meningkatkan keterampilan berpikir kreatif dan kinerja ilmiah peserta

didik (Ummah, 2014). Menurut Susantini (2012) panduan praktikum

mudah dilaksanakan dan dapat melatih kemampuan berpikir peserta

13
didik. Melalui panduan praktikum, peserta didik dapat mengeksplorasi

pemahaman yang telah diajarkan guru pada situasi-situasi baru.

Panduan praktikum digunakan untuk kegiatan pembelajaran

yang berperan secara maksimal dalam melatih peserta didik melakukan

penyelidikan. Menurut Sudarisman (2015) langkah-langkah yang

disajikan dalam panduan praktikum melatih peserta didik melakukan

proses ilmiah, menganalisis dan menemukan suatu konsep. Panduan

praktikum biasa digunakan untuk mencari atau menemukan suatu

konsep dan mengaplikasikan konsep yang sudah ada dalam kehidupan,

hal tersebut membuat peserta didik berkegiatan secara aktif dalam

proses pembelajaran.

Panduan praktikum memiliki bebrapa syarat tampilan, yaitu

terdiri dari identitas judul, nama penyusun, kelas, semester, tahun

terbit, ilustrasi yang dapat memberikan informasi secara tepat tentang

materi isi panduan praktikum. Selain itu penampilan fisik panduan

praktikum dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar.

Menurut Zulaiha dkk. (2014) panduan praktikum berisi judul

praktikum sehingga peserta didik mengetahui apa yang akan

dilakukan, penulisan standar kompetensi dasar dengan indikator untuk

pencapaian kompetensi, tujuan praktikum agar peserta didik

mengetahui tujuan dilakukannya praktikum, prosedur atau langkah-

langkah pelaksanaan praktikum, alat dan zat apa saja yang digunakan

dalam kegiatan praktikum, lembar observasi kegiatan praktikum.

Selain itu, panduan praktikum dilengkapi lembar kerja siswa hasil

14
pengamatan dari praktikum yang dilakukan sehingga dapat digunakan

peserta didik dalam menuliskan hasil pengamatan.

Kegiatan praktikum dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.

Kegiatan praktikum ditinjau dari metode penyelenggaraannya dapat

dikelompokkan menjadi dua. Jenis kegiatan praktikum itu adalah

sebagai berikut.

a) Demonstrasi adalah proses menunjukkan sesuatu baik berupa

proses maupun kegiatan kepada orang lain atau kelompok lain.

Pada metode demonstrasi, kegiatan praktikum dilakukan di depan

kelas oleh guru atau kelompok peserta didik. Peserta didik yang

lain hanya memperhatikan dan tidak terlibat langsung dengan

kegiatan tersebut.

b) Percobaan atau eksperimen adalah proses memecahkan masalah

melalui kegiatan manipulasi variable dan pengamatan atau

pengukuran. Pada percobaan proses kegiatan dilakukan oleh semua

peserta didik bergantung pada jenis percobaannya dan alat-alat

laboratorium yang tersedia di sekolah (Wiyanto, 2008).

5. Listrik Statis

Listrik Statis merupakan salah satu materi pokok yang harus

dikuasai oleh peserta didik kelas IX SMP/MTs. Berdasarkan

Kurikulum 2013 materi listrik statis masuk dalam kompetensi dasar

yaitu 3.4 Menjelaskan konsep listrik statis dan gejalanya dalam

kehidupan sehari-hari, termasuk pada sistem saraf dan hewan yang

15
mengandung listrik. 4.4 Menyajikan hasil pengamatan tentang gejala

listrik statis dalam kehidupan sehari-hari.

6. Pengembangan Media Pembelajaran Four-D Models

Pengalaman lapangan yang aktual dalam merancang,

mengembangkan, mengevaluasi, dan menyebarkan materi dalam

pendidikan memerlukan model pengembangan yang disebut Four-D

Models (Thiagarajan dkk., 1974). Model pengembangan ini memiliki

empat tahapan sebagai berikut.

a. Define (pendefinisian), bertujuan untuk menetapkan atau

mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan syarat pembelajaran yang

berisikan langkah-langkah analisis latar belakang dan identifikasi

masalah.

b. Design (perancangan), bertujuan merancang pembelajaran yang

diperoleh prototype awal.

c. Develop (pengembangan), bertujuan untuk menghasilkan produk

prototype akhir yang layak digunakan melalui uji validitas yang

diikuti dengan revisi dan tahap uji praktikalitas.

d. Desseminate (penyebaran), bertujuan untuk mempromosikan

produk pengembangan agar bisa diterima pengguna, baik individu,

suatu kelompok, atau sistem (Fransisca, 2017).

7. Validitas Media Pembelajaran

Penelitian pengembangan yang dilakukan memerlukan

penilaian untuk memperoleh hasil pengembangan atau produk yang

berkualitas. Terdapat tiga kriteria penilaian yang dapat menentukan

16
produk akhir tersebut berkualitas yaitu validitas, praktikalitas, dan

efektifitas (Rochmad, 2012). Penulis membatasi uji kualitas hasil

pengembangan sampai uji praktikalitas karena keterbatasan biaya dan

waktu penelitian.

Validitas merupakan syarat penting dalam suatu alat evaluasi.

Valid diartikan sebagai ketepatan interpretasi yang dihasilkan dari

produk yang dikembangkan. Sebuah produk dikatakan valid apabila

produk tersebut telah diukur menggunakan alat ukur. Alat ukur yang

dapat digunakan adalah angket validitas (Arikunto, 2009).

Ada dua jenis validitas yaitu validitas isi dan validitas konstruk.

Validitas isi berarti produk yang dikembangkan harus sesuai dengan

kurikulum dan landasan teori yang kuat. Sedangkan validasi konstruk

berarti adanya konsistensi antar komponen-komponen dalam produk

(Rochman, 2012).

Komponen validitas bahan ajar mencakup komponen

kelayakan isi, kebahasaan, penyajian dan kegrafikan sebagai berikut.

1) Komponen kelayakan isi

(a) Kesesuaian dengan SK, KD.

(b) Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik.

(c) Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar.

(d) Kebenaran substansi materi pembelajaran.

(e) Manfaat untuk penambahan wawasan.

(f) Kesesuaian dengan moral, dan nilai sosial.

17
2) Komponen kebahasaan

(a) Keterbacaan.

(b) Kejelasan informasi.

(c) Kesesuaian dengan kaidah Bahasan Indonesia yang baik dan

benar.

(d) Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan

singkat).

3) Komponen penyajian

(a) Urutan sajian.

(b) Pemberian motivasi kejelasan tujuan yang ingin dicapai.

(c) Daya tarik.

(d) Interaksi.

(e) Kelengkapan informasi.

4) Komponen kegrafikan

(a) Penggunaan font, jenis, dan ukuran.

(b) Lay out atau tata letak.

(c) Ilustrasi, gambar, dan foto.

(d) Desain tampil (Depdiknas, 2008).

B. Penelitian Relevan

Adapun penelitian yang relevan dari penelitian ini adalah penelitian

K. M. Indriyana dkk (2019), yang berjudul “Pengembangan Petunjuk

Praktikum IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing untuk Peserta Didik

SMP/MTs Kelas VIII pada Materi Tekanan Zat dan Penerapannya dalam

Kehidupan Sehari-hari”. Uji coba dilakukan kepada peserta didik kelas

18
VIII SMP. Hasil penelitian K. M. Indriyana dkk adalah setiap prosedur

dalam petunjuk praktikum IPA ini mengikuti prosedur dari model

pembelajaran inkuiri terbimbing.

Syamsu (2017), yang berjudul “ Pengembangan Penuntun Praktikum

IPA Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Peserta Didik SMP Kelas VII

Semester Genap”. Hasil penelitian pengembangan ini menunjukkan bahwa

penuntun praktikum IPA berbasis inkuiri terbimbing untuk peserta didik

kelas VII semester genap yang valid, praktis, dan efektif. Pada

penggunaan penuntun praktikum ini dapat membuat proses kegiatan

pembelajaran aktif dan dapat melatih kerja ilmiah peserta didik.

Putri (2019), yang berjudul “Pengembangan LKPD Berbasis

Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) pada Materi

Usaha dan Energi Di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta”. Penelitian ini

merupakan penelitian dan pengembangan dengan subjek peserta didik

kelas X MIPA 2 sebanyak 23 orang. Hasil dari penelitian ini yaitu sebuah

LKPD berbasis STEM pada materi usaha dan energi sangat layak

digunakan sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran.

19
C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual pada penelitian pengembangan panduan

praktikum berbasis STEM pada materi listrik statis digambarkan pada

diagram berikut.

Pembelajaran IPA

Bahan ajar yang digunakan oleh peserta didik saat ini masih berupa
buku teks (buku paket) dan belum tersedianya panduan praktikum
berbasis STEM pada materi listrik statis

Pengembangan panduan praktikum berbasis STEM dengan materi


listrik statis

Draf pengembangan panduan praktikum berbasis STEM materi


listrik statis menggunakan Four-D Models

Uji validitas

Revisi

Panduan praktikum berbasis STEM pada materi listrik statis


untuk peserta didik SMP yang valid

20
21

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

Development). Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa

Buku Panduan Praktikum IPA Berbasis Nilai-nilai STEM pada Materi

Listrik Statis Untuk Peserta Didik SMP/MTs Kelas IX yang valid dan

praktis. Menurut Sugiyono (2010) penelitian pengembangan atau research

and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk.

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

model 4-D (Four-D Models). Model 4-D memiliki empat tahap

pengembangan yakni (1) Pendefinisian (Define), (2) Perancangan

(Design), (3) Pengembangan (Develop), dan (4) Penyebaran

(Desseminate). Pada penelitian ini tahap desseminate tidak dilakukan,

karena keterbatasan waktu dan biaya.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan

Alam (FMIPA) Universitas Negeri Padang (UNP) dan SMPN 14 Padang.

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah selama Tahun Pelajaran

2019/2020.

C. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer,

yakni data validitas dan praktikalitas Panduan Praktikum Berbasis STEM


yang diperoleh secara langsung melalui pemberian angket validitas dan

praktikalitas.

D. Prosedur Penelitian

Model pengembangan yang digunakan adalah model 4-D yakni (1)

Pendefinisian (Define), (2) Perencanaan (Design), (3) Pengembangan

(Develop), dan Penyebaran (Desseminate), penulis hanya melakukan

sampai tahap ketiga yakni Pengembangan (Develop). Produk yang

dikembangkan dalam penelitian ini adalah Panduan Praktikum Berbasis

STEM.

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Pada tahap define dilakukan penetapan dan pendefinisian

syarat-syarat pembelajaran dengan menganalisis Kompetensi Inti (KI)

dan Kompetensi Dasar (KD) dan materi pelajaran berdasarkan standar

isi silabus kurikulum 2013. Terdapat lima langkah-langkah pada tahap

define sebagai berikut :

a. Analisis Awal Akhir

Analisis awal akhir bertujuan menetapkan masalah dasar

dalam pembelajaran IPA, berdasarkan hasil observasi

menggunakan angket.

b. Analisis Peserta Didik

Analisis peserta didik dilakukan untuk mengetahui

karakteristik peserta didik meliputi motivasi dalam belajar dan

tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Analisis ini dilakukan

melalui penyebaran angket pada peserta didik.

22
c. Analisis Tugas

Analisis tugas adalah kumpulan prosedural untuk

menentukan isi dalam satuan pembelajaran. Analisis tugas

dilakukan dengan cara menganalisis struktur isi berdasarkan

kurikulum 2013 yang meliputi analisis Kompetensi Inti (KI),

Kompetensi Dasar (KD), Materi Pokok, dan Indikator

Pembelajaran.

d. Analisis Konsep

Analisis konsep merupakan identifikasi konsep-konsep

utama pada materi Listrik Statis. Tujuan analisis konsep untuk

mempermudah peserta didik memahami materi.

e. Analisis Tujuan Pembelajaran

Perumusan tujuan pembelajaran dijadikan dasar dalam

merancang perencanaan Panduan Praktikum yang dikembangkan.

Acuan dari analisis tujuan pembelajaran ini adalah indikator

pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Tahun 2013.

2. Tahap Perancangan (design)

Pada tahan ini yang dilakukan adalah merancang kerangka

Panduan Praktikum Berbasis STEM pada materi Listrik Statis

berdasarkan analisis pada tahap pendefinisian (define). Ada tiga tahap

yaitu:

a. Pemilihan Media

Pemilihan media sesuai dengan analisis tugas, analisis

konsep, karakteristik peserta didik serta tujuan untuk

23
menyampaikan materi pembelajaran. Media yang digunakan adalah

Panduan Praktikum Berbasis STEM yang diharapkan mampu

meningkatkan kemampuan belajar dari segi keterampilan peserta

didik setelah peserta didik menggunakan Panduan Praktikum

tersebut.

b. Perancangan Awal

Perancangan awal dilakukan dengan tahap berikut ini:

Membuat kerangka Panduan Praktikum Berbasis STEM pada

materi listrik statis. Secara garis besar panduan praktikum terdiri

dari beberapa komponen, yaitu; a) Cover, b) Identitas Peserta

didik, c) Tata Tertib Praktikum untuk Praktikan, d) Pengenalan

Alat, e) Simbol Keselamatan, f) Daftar Isi, g) Kegiatan Praktikum.

3. Tahap Pengembangan (develop)

Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan Panduan Praktikum

Berbasis STEM pada materi listrik statis yang sudah direvisi dan

divalidasi berdasarkan masukan dari para ahli. Tahap pengembangan

meliputi uji validitas dan uji praktikalitas.

a. Validasi Panduan Praktikum

Sebelum Panduan Praktikum Berbasis STEM digunakan

oleh guru dan peserta didik, Panduan Praktikum yang

dikembangkan terlebih dahulu divalidasi oleh validator. Validasi

dilakukan untuk memeriksa kesesuaian dengan kurikulum yang

berlaku, kebenaran konsep-konsep, tata bahasa, bentuk, dan

tampilan Panduan Praktikum. Menurut Depdiknas (2008),

24
komponen evaluasi validitas bahan ajar mencakup kelayakan isi,

kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Berikut penjelasannya

masing-masing.

1) Komponen kelayakan isi

a) Kesesuaian dengan SK, KD.

b) Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar.

c) Kebenaran substansi materi pembelajaran.

d) Manfaat untuk penambahan wawasan.

e) Kesesuaian dengan nilai normal.

2) Komponen kebahasaan

a) Keterbacaan.

b) Keterjelasan informasi.

c) Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik

dan benar.

d) Pemanfaatan Bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan

singkat).

3) Komponen penyajian

a) Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai.

b) Urutan sajian.

c) Pemberian motivasi dan daya tarik.

d) Interaksi (pemberian stimulus dan respon).

e) Kelengkapan informasi.

4) Komponen kegrafikan

a) Penggunaan font, jenis, dan ukuran.

25
b) Lay out atau tata letak.

c) Ilustrasi, gambar, foto.

d) Desain tampilan.

b. Uji praktikalitas

Setelah divalidasi, Panduan Praktikum Berbasis STEM ini

direvisi oleh penulis, kemudian diujicobakan dalam proses

pembelajaran di sekolah. Uji praktikalitas bertujuan untuk

mengetahui tingkat kepraktisan produk penelitian yang digunakan

oleh guru dan peserta didik. Kegiatan ini dilakukan untuk

mengetahui manfaat, kemudahan penggunaan, dan efisiensi waktu

penggunaan Panduan Praktikum Berbasis STEM.

Uji praktikalitas dilakukan dengan memberikan angket uji

praktikalitas kepada 2 orang guru IPA dan 3 orang peserta didik

kelas IX SMPN 14 Padang.

Uji praktikalitas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Uji praktikalitas oleh guru

a) Peneliti memberi panduan praktikum berbasis STEM.

b) Peneliti memberi pengarahan cara mengisian angket

kepada guru.

c) Guru membaca panduan praktikum berbasis STEM.

d) Peneliti meminta guru mengisi angket praktikalitas.

2) Uji praktikalitas oleh peserta didik

26
a) Peneliti memberi panduan praktikum berbasis STEM

kepada masing-masing peserta didik.

b) Peneliti memberikan petunjuk singkat penggunaan

panduan praktikum berbasis STEM.

c) Peserta didik menggunakan panduan praktikum berbasis

STEM dalam pembelajaran.

d) Peserta didik diminta mengisi angket uji praktikalitas.

E. Instrumen Penelitian

Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data pada

penelitian ini adalah angket, yaitu angket wawancara, angket validitas dan

angket praktikalitas. Angket validitas dan praktikalitas tersusun

berdasarkan skala likert dengan alternatif jawaban. Jawaban diberi bobot

atau disamakan dengan angka kuantitatif berupa 4,3,2, dan 1 untuk empat

pilihan pernyataan positif. Menurut Sukardi (2012), skala likert memiliki 4

alternatif jawaban, sebagai berikut.

STS = Sangat tidak setuju, dengan bobot 1

TS = Tidak setuju, dengan bobot 2

S = Setuju, dengan bobot 3

SS = Sangat setuju, dengan bobot 4

Pemilihan 4 alternatif jawaban yang dimaksudkan untuk

menghindari terpilihnya jawaban kategori tengah (netral). Sukardi (2012),

mengemukakan bahwa jawaban angket yang didominasi kategori tengah

dapat menyebabkan ketidakpastian dan kesulitan dalam penarikan

kesimpulan.

27
1. Instrument Wawancara

Wawancara adalah proses untuk memperoleh keterangan

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

dengan responden atau orang yang akan diwawancarai dengan

pedoman wawancara. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan

data melalui studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang akan

diteliti. Peneliti melakukan wawancara terhadap guru IPA di SMP N

14 Padang yang dilakukan saat melakukan Praktek Lapangan

Pendidikan.

2. Instrument Validasi

Instrument validasi ini berguna untuk mengevaluasi Panduan

Praktikum Berbasis STEM yang telah dikembangkan. Angket dibuat

untuk direvisi oleh validator, yaitu dosen atau guru. Angket ini dibuat

berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh Depdiknas (2008), yang

mencakup kelayakan isi, komponen kebahasaan, komponen penyajian,

dan komponen kegrafikan.

3. Instrument Peaktikalitas

Instrument praktikalitas berisi pernyataan mengenai Panduan

Praktikum yang dikembangkan. Angket praktikalitas diisi oleh 30

orang peserta didik SMPN 14 Padang yang bertujuan untuk mendapat

tanggapan, saran, dan kritikan untuk perbaikan Panduan Praktikum,

sehingga Panduan Praktikum Berbasis STEM tentang materi Listrik

Statis yang dikembangkan benar-benar menjadi Panduan Praktikum

yang praktis digunakan dalam proses pembelajaran.

28
F. Teknik Analisis Data

Data penelitian yang dianalisis dengan analisis kualitatif dan

kuantitatif. Data untuk tahap pendefinisian dan perancangan dianalisi

secara kualitatif dan disajikan dalam bentuk deskriptif, sedangkan data

dari tahap pengembangan, yaitu validitas dan praktikalitas secara

kuantitatif.

1. Analisis Validitas Panduan Praktikum

Data validitas didapatkan dengan menganalisis angket validitas

yang telah diisi oleh validator. Analisis ini dilakukan dengan beberapa

tahapan berikut ini.

a. Memberikan skor jawaban dengan kriteria sebagai berikut :

SS = Sangat setuju dengan bobot 4

S = Setuju, dengan bobot 3

TS = Tidak setuju, dengan bobot 2

STS = Sangat tidak setuju, dengan bobot 1

b. Menentukan skor tertinggi dengan rumus :

Skor tertinggi = jumlah validator x jumlah indikator x skor

maksimum.

c. Menentukan jumlah skor dari masing-masing komponen evaluasi.

d. Menentukan jumlah skor yang diperoleh dengan menjumlahkan

skor dari semua komponen evaluasi.

e. Penentuan nilai validitas dengan rumus:

jumlah skor yang diperoleh


Nilai validitas = x 100 %
jumlah skor tertinggi

29
f. Memberikan penilaian validitas dengan kriteria yang dikemukakan

Purwanto (2009) sebagai berikut:

Tabel 1. Kategori validitas

No. Tingkat Pencapaian Persen (%) Kategori


1. 90% - 100% Sangat valid
2. 80% - 89% Valid
3. 65% - 79% Cukup valid
4. 55% - 64% Kurang valid
5. ≤54% Tidak dapat digunakan

2. Analisis Praktikalitas Panduan Praktikum

Data angket praktikalitas penggunaan Panduan Praktikum

Berbasis STEM dianalisis dengan persentase (%) menggunakan rumus

berikut ini.

jumlah skor yang diperoleh


Nilai praktikalitas = x 100 %
jumlah skor tertinggi

Setelah persentase diperoleh, dilakukan pengelompokan sesuai

kriteria dari Purwanto (2012) sebagai berikut.

Tabel 2. Kategori praktikalitas

No. Tingkat Pencapaian Persen (%) Kategori


1. 90% - 100% Sangat praktis
2. 80% - 89% Praktis
3. 65% - 79% Cukup praktis
4. 55% - 64% Kurang praktis
5. 0% - 54% Tidak praktis

30
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Basri, H., S.S. Waspodo. 2013. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis


Komputer pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Inovasi Pendidikan, 3(1), 33-44.

Becker, K., and Park, K. 2011. Effects of integrative approaches among science,
technology, engineering, and mathematics (STEM) subjects on students
learning: A preliminary meta-analysis. Journal of STEM Education:
Innovations and Research, 12(5/6). 23.

Daryanto & Karim. S. 2017. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.


Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Emda, A. 2011. Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Biologi di Sekolah.


Jurnal Ilmiah Didaktida: Media Ilmiah Pendidikan dan
Pengajaran,12(1), 149-162.

Faturrahman, M., dan Sulistyorini. 2018. Belajar dan Pembelajaran:


Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional.
Yogyakarta: Kalimedia.

Fransisca, M. 2017. Pengujian Validitas, Praktikalitas, dan Efektivitas Media E-


Learning di Sekolah Menengah Kejuruan, journal Ilmiah Pendidikan
Teknik Elektro., 2, 7-22.

Handayani, F. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Science,


Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) pada Materi
Hidrolisis Garam. Universitas Syiah Kuala.

Indriyana, K.M., Pujani, N.M., & Selamet, K. 2019. Pengembangan Petunjuk


Praktikum IPA Berbasis Model Inkuiri Terbimbing Untuk Siswa
SMP/MTs Kelas VIII. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains
Indonesia, 2(2): 116-126.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan Kurikulum


2013. Jakarta: Kemendikbud.

31
Kustadi, C., dan B. Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital.
Bogor: Ghalia Indonesia.

Lufri., Yunus, Y., dan Sudirman. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang:
UNP Press.

Marrison, J. S. 2006. Atribute of STEM Education. (online). Tersedia di


http://www.psea.org [diakses 28-09-2020].

Mayasari, T., Kadarohman, A., dan Rusdiana, D. 2014. Pengaruh Pembelajaran


Terintegrasi Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM)
pada Hasil Belajar Peserta Didik: Studi Meta Analisis. Prosiding Semnas
PensaVI “Peran Literasi Sains”. 371-377.

Putri, Vindy Anasetiya. 2019. Pengembangan LKPD Berbasis Science,


Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) pada Materi Usaha
dan Energi Di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Bachelor Thesis.
Universitas Ahmad Dahlan.

Purwanto, N. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto, N. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Rahmi, R. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inkuiri


Terbimbing dan Multimedia Pembelajaran IPA SMP. 2(2): 240-256.

Rochmad. 2012. Design Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran


Matematika. Journal Kreano., 3(1). 59-72.

Salirawati, D dan Agung, W. 2010. Pelatihan Pengembangan Praktikum IPA


Berbasis Lingkungan. Inotek, 15(1). 100-108.

Sanders, M., Hyuksoo. K., Kyungsuk, P. & Hyonghyong, L. 2011. Integrative


STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) Education:
Contemporary Trends and Issues. Secondary Education, 59, 729-762.

Sudarisman, S. 2015. Memahami Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran Biologi


dalam Upaya Menjawab Tantangan Abad 21 Serta Optimalisasi
Implementasi Kurikulum 2013. Journal Florea. 2(1), 29-35.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2012. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi


Aksara.

32
Susantini, E. 2012. Pengembangan Penuntun Praktikum Genetika untuk Melatih
Keterampilan Berpikir Kritis. JPII 1(2): 102-108.

Suyono and Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: PT Remaja


Rosdakarya.

Syamsu, Fetro Dola. 2017. Pengembangan Penuntun Praktikum IPA Berbasis


Inkuiri Terbimbing Untuk Siswa SMP Kelas VII Semester Genap. Journal
Bionatural, 4(2): 13-27.

Thiagarajan, S., Dorothy S. S., dan Melvyn I. S. 1974. Instructional Development


for Training Teachers of Exceptional Children. Washington: Indiana
Univ.

Thobroni, Muhammad. 2016. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik.


Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Trisnawati, Gina. 2011. Analisis Inkuiri terbimbing Siswa Melalui Praktikum


dengan Pendekatan Free Inquiry pada Subkonsep Pencemaran Air.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Ummah, S. K. 2014. Pengembangan Petunjuk Praktikum IPA Terpadu Berbasis


Inkuiri Terbimbing pada Tema Makanan dan Kesehatan. USEJ 3(2):
511-518.

Wiyanto. 2008. Menyiapkan Guru Sains Mengembangkan Kompetensi


Laboratorium. Semarang: Unes Press.

Zulaiha, Hartono, dan Ibrahim, R. 2014. Pengembangan Buku Panduan Praktikum


Kimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Proses Sains di SMA.
J.Pend.Kim. 1(1), 87-93.

33

Anda mungkin juga menyukai