RIFKA ALMUNAWARAH
1714042013
SAMPUL .........................................................................................................
2. Handout .......................................................................................... 15
4. Flipcreator ....................................................................................... 24
ii
D. Prosedur Penelitian .............................................................................. 31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar, manusia tidak mungkin dapat memenuhi
hanya didapat dengan belajar. Menurut (Muchlis, 2006) belajar adalah suatu
yang maksimal oleh peserta didik, baik itu hasil belajar dalam bentuk kognitif,
didik tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya. Ada sebagian peserta
didik yang mengalami masalah dalam belajar, akibatnya hasil belajar yang
dicapai kurang optimal. Cara yang digunakan untuk mengatasi hal tersebut
didik.
1
2
belajar yang bisa membangkitkan motivasi dan minat belajar peserta didik.
ruang kelas yang positif dan tujuan serta harapan yang jelas.
serta membawa pengaruh positif pada psikologis terhadap peserta didik. Oleh
melakukan proses wawancara secara tidak terstruktur pada guru mata pelajaran
digunakan oleh guru masih sebatas sumber belajar yang tidak bisa menarik minat
dan motivasi belajar peserta didik. Hal tersebut dipertegas dengan hasil observasi
yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung, guru masih
saja menggunakan sumber belajar yang sudah ketinggalan zaman dan guru selalu
Hasil observasi yang juga dilakukan terhadap peserta didik di kelas X MIPA,
media berupa LCD proyektor untuk menampilkan presentasi, serta bahan ajar
yang masih konvensional berupa buku paket dan Lembar Kerja Peserta Didik
3
(LKPD) yang kurang menarik minat dan motivasi belajar. Selain itu,
belajar yang dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang
disampaikan oleh guru. hal tersebut dapat menjadi tolok ukur perlunya sebuah
peserta didik, maka sumber belajar itu perlu dikembangkan dan dikelola secara
maupun kuantitasnya.
bantu yang dipergunakan oleh seorang guru untuk menerangkan pelajaran. Alat
bantu yang mula-mula digunakan adalah alat bantu visual, yaitu berupa sarana
yang dapat memberikan pengalaman visual kepada peserta didik, antara lain
abstrak, dan mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Kemudian dengan
dan hal ini menyebabkan pendidik mencari cara untuk membuat peserta didik
elektronik (Asiyani, 2019). Hal ini juga dijelaskan oleh (Warsita, 2008) bahwa
buku paket yang sebelumnya dibaca secara manual mulai meningkat ke buku
digital yang dikenal dengan buku elektronik. Salah satu contoh model buku
elektronik yang bisa mendukung dan membantu proses belajar adalah media
tampilan lebih menarik, nilai aktualisasi lebih lama, gambar lebih banyak,
membantu peserta didik memahami materi pembelajaran dan juga guru dapat
seperti gambar, video, dan audio. Peserta didik dapat melihat langsung video
flipcreator yaitu dapat dioperasikan secara offline dan online, dengan secara
google sehingga dapat digunakan pada handphone, laptop dan komputer, serta
isi, warna dan tampilan gambar yang menarik dapat memotivasi peserta didik
terarah dapat mengefektifkan waktu yang tersedia dan membantu peserta didik
agar tidak harus mencatat pelajaran yang dijelaskan guru. Selain itu penelitian
peserta didik.
Ditinjau dari kondisi dan potensi yang ada di sekolah, baik peserta didik
yang membutuhkan sumber belajar yang menarik dan juga guru yang masih
6
sumber belajar peserta didik kelas X serta disukai oleh berbagai pembaca
keanekaragaman hayati.
peserta didik masih sukar membedakan pokok materi antar keduanya dan juga
tersebut mencakup isi materi yang padat dan beberapa materi dianggap susah
dipahami oleh peserta didik. Oleh sebab itu, sumber belajar handout berbasis
relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, sumber belajar
berupa handout berbasis elektronik tidak hanya dapat digunakan dalam mata
memuat tampilan yang lebih menarik sehingga dapat menarik perhatian peserta
didik untuk belajar. Selain itu handout berbasis elektronik dapat membantu
konvensional.
B. Batasan Penelitian
maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih terarah dan
1. Subjek yang diteliti adalah peserta didik SMAN 22 Gowa pada kelas X
kelas X SMA.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
berikut.
E. Manfaat Penelitian
Hayati.
yang diharapkan.
9
2. Bagi Guru
3. Bagi Peneliti
berbasis elektronik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Pustaka
1. Sumber Belajar
Sumber belajar berasal dari dua kata yaitu sumber dan belajar. Sumber biasa
dikenal dengan istilah asal, awal mula, dan bahan sedangkan belajar merupakan
‘proses’ mencari pengalaman. Menurut Saleh, Nurhayati dan Oslan (2014) sumber
belajar adalah alat yang membantu dalam kegiatan belajar mengajar. Jadi sumber
belajar adalah semua bahan atau alat yang memfasilititasi proses seseorang
diselesaikan dengan metode ilmiah dan sikap ilmiah. Hasil yang didapatkan dari
sumber belajar yang seperti ini dikenal dengan jurnal atau hasil publikasi berupa
pengertian, baik yang sempit maupun yang luas. Tetapi apapun pengertian yang
diberikan, bahwa sumber belajar tidak lain adalah suatu daya yang dapat
diartikan secara sempit, seperti buku-buku atau bahan-bahan tertulis (cetak) lainnya
(printed materials). Pengertian sumber belajar masih lebih dari hanya seperangkat
10
11
mengandung pesan adalah suatu kenyataan, tetapi pembawa pesan tersebut tidak
Pengertian lain dari sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada disekitar
membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat
tidak hanya dari hasil belajar (output) namun juga dilihat dari proses berupa
interaksi peserta didik dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang
peserta didik untuk belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang
Sumber belajar adalah semua sumber (baik berupa data, orang atau benda)
yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas belajar bagi peserta didik. Sumber
belajar itu meliputi pesan, orang, bahan, peralatan, material alat, teknik dan
lingkungan (AECT, 1977). Ditinjau dari asal usulnya, sumber belajar dapat
dibedakan menjadi dua yaiu sumber belajar yang dirancang (Learning Resources
by design) yaitu sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan
pembelajaran. Contohnya adalah: buku pelajaran, modul, dan program audio. Jenis
sumber belajar yang kedua adalah sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal
tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film,
12
sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi dan masih banyak lagi (Jalimus dan
Ambiyar, 2016).
Klasifikasi sumber belajar menurut Abdullah (2012) yang harus dimiliki ialah
antara lain (1) pesan yang merupakan informasi yang disampaikan oleh komponen
yang lain, biasanya berupa ide, makna, dan fakta. (2) bahan yang merupakan
kelompok alat yang sering disebut dengan perangkat lunak. (3) alat yang
merupakan alat yang sering disebut perangkat keras. (4) teknik yang merupakan
prosedur baku atau pedoman Langkah -langkah dalam penyampaian pesan. (5) latar
yang berbasis manusia, sumber belajar berbasis cetakan, sumber belajar berbasis
visual, sumber belajar berbasis audio-visual, dan sumber belajar berbasis komputer.
Berhubungan dengan fungsi sumber belajar Morisson, Ross dan Kalman (2004)
menyatakan bahwa sumber belajar yang ada agar dapat difungsikan dan
menemukan bakat terpendam pada diri seseorang yang selama ini tidak tampak,
mudah diserap dan lebih siap diterapkan, dan seseorang dapat belajar sesuai dengan
yang didesain maupun yang dimanfaatkan pada umumnya belum digunakan secara
maksimal dan masih terbatas pada buku teks. Ternyata dari sekian banyak sumber
belajar yang ada, buku teks saja yang merupakan sumber belajar yang
dimanfaatkan.
sekitar sebagai sumber belajar, yaitu: (1) kemauan tenaga pengajar, (2) kemampuan
tenaga pengajar untuk dapat melihat alam sekitar yang dapat digunakan untuk
pengajaran, dan (3) kemampuan tenaga pengajar untuk dapat menggunakan sumber
harus sesuai dengan tujuan, kondisi, dan lingkungan belajar peserta didik
untuk belajar dan agar belajar menjadi lebih mudah, lebih menarik, lebih terarah,
penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku, (5) mencari sendiri bahan
pembelajaran yang sifatnya lebih individual, (3) memberikan dasar yang lebih
menembus batas geografis. Maka dengan demikian, peranan sumber belajar erat
pembelajaran individual, fokusnya adalah pada peserta didik, sedang bagi tenaga
pengajar memiliki peranan yang sama dengan sumber belajar lainnya. Sehingga
Dick & Carey (2005) mengemukakan bahwa untuk kriteria pemilihan sumber
belajar itu ialah antara lain (1) kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, (2)
ketersediaan sumber setempat, artinya bila sumber belajar yang bersangkutan tidak
terdapat pada sumber-sumber yang ada maka sebaiknya dibeli atau dirancang atau
dibuat sendiri, (3) apakah tersedia dana, tenaga, dan fasilitas yang cukup untuk
kepraktisan, dan ketahanan sumber belajar yang bersangkutan untuk jangka waktu
yang relatif lama, dan (5) efektifitas biaya dalam jangka waktu yang relatif lama.
15
seperti ditetapkan oleh (Rowiszowki, 1988) ialah antara lain (1) metode
pembelajaran yang digunakan, (2) tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (3)
karakteristik pelajar, (4) aspek kepraktisan dalam hal biaya dan waktu, dan (5)
pernyataan diantaranya ialah (1) bahwa sumber belajar yang dipilih sesuai 13
dengan tujuan pembelajaran, (2) sumber belajar apa yang tersedia secara fisik bagi
pebelajar, (3) sumber belajar yang paling aman digunakan oleh pelajar, (4) bahwa
sumber belajar yang dipilih dapat meningkatkan motivasi belajar, (5) bahwa
penggunaan sumber belajar tertentu karena mendapat tekanan atau paksaan dari
2. Handout
Handout adalah bahan cetak yang berbentuk catatan yang dibuat oleh guru
atau instruktur kemudian digandakan dan dibagikan di dalam kelas kepada peserta
didik. Catatan dalam handout mencakup pokok-pokok penting dari suatu subjek
atau pelajaran dan merupakan informasi tambahan bagi catatan peserta didik.
kegiatan, tujuan belajar, tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta didik
sebagai pekerjaan rumah, dan sumber-sumber serta buku bacaan yang dapat
digunakan sebagai bahan rujukan atau referensi. Handout biasanya diberikan oleh
seorang pengajar pada awal atau sebelum aktivitas belajar mengajar dimulai. Dalam
kepada peserta didik yang terkait dengan informasi dan pengetahuan yang
used to support teaching and learning which can free students from excessive
informasi yang tidak tersedia di tempat lain). Jadi, handout atau dalam bahasa
Indonesia disebut dengan selebaran, lembaran kertas, atau lembaran lepas adalah
bahan ajar cetak yang diberikan kepada peserta didik yang berisikan inti sari
pembahasan, pertanyaan dan masalah, dan/ atau tugas yang akan diselesaikan oleh
peserta didik.
ialah antara lain (1) bahan ajar berupa kertas lembaran-lembaran yang dapat
memberikan informasi pada peserta didik, (2) berisi materi yang diajarkan guru dan
(3) terdiri dari catatan (baik lengkap, maupun kerangka saja), tabel, diagram,
peta, materi- materi tambahan. Selain memiliki ciri-ciri handout juga memiliki
sifat-sifat antara lain sebagai berikut: (1) merupakan unit pelajaran terkecil dan
dan manfaat. Seperti yang disampaikan oleh Purwanto dan Aulia (2017), fungsi
mudah tercapai dan manfaatnya ialah dapat melengkapi kekurangan materi, baik
materi yang diberikan dalam buku teks maupun materi yang diberikan secara lisan.
Adapun tujuan pembuatan handout menurut Asiyani (2019) ialah dapat digunakan
sebagai (1) bahan rujukan, handout memuat materi yang terbaru sehingga dapat
membantu komunikasi antara peserta didik dan guru, (2) pemberi motivasi, guru
pengingat untuk mempelajari materi sesuai urutan yang dianjurkan, (4) dapat
memberi umpan balik untuk peserta didik, dan (5) dapat dijadikan alat untuk
menjadi tiga macam bentuk, yaitu antara lain (1) bentuk catatan, handout ini
akan dibahas, (2) bentuk diagram, handout ini berisi suatu bagan dan sketsa atau
gambar baik yang ditulis secara lengkap maupun tidak lengkap (3) bentuk
langkah kegiatan atau proses yang harus dilakukan oleh peserta didik dan
18
memiliki susunan sebagai satuan acara pembelajaran), format bebas (slide dan
transparasi), berbentuk kalimat tetapi singkat atau skema gambar, tidak perlu
header footer dan konten isi terdiri atas overview dan isi materi.
materi yang akan digunakan, (3) memutuskan cara penyajian apakah berbentuk
narasi, tabel, gambar, diagram atau kombinasi dari semua penyusunan. Adapun
Nugroho (2011) adalah sebagai berikut (1) menganalisis populasi peserta didik
menurut penguasaan bahasa, usia dan gaya atau kebiasaan membacanya, (2)
menyesuaikan gaya huruf yang digunakan, (3) mencoba konsep handout yang
telah dibuat kepada orang lain, (4) hindarkan pengunaan kata yang berlebihan,
istilah lokal, dan kalimat yang ruwet, (5) rencanakan jenis huruf dan penataan
halaman dan (6) jangan terlalu banyak menggunakan berbagai gaya huruf.
dicapai oleh peserta didik, dengan demikian proses pembuatan handout harus
kompetensi dasar dan materi pokok yang akan dipelajari, (3) mengumpulkan
berbagai sumber literatur sebagai referensi untuk bahan penulisan, (4) menulis
handout dengan kalimat yang singkat, padat, jelas, (5) mengevaluasi hasil
tulisan dengan cara membaca ulang untuk melihat jika terdapat kekurangan,
dan (6) menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi
konsistensi format tiap halaman dan konsistensi dalam jarak spasi, (2)
paragraf panjang dan wajah dua kolom jika paragraf tulisan pendek-pendek, isi
dan dapat menggunakan kotak-kotak untuk memisahkan bagian dari teks, (4)
memberikan daya tarik dengan memperkenalkan setiap bab dengan cara yang
berbeda dan memotivasi peserta didik (5) pemilihan ukuran huruf yang tepat
sesuai pesan dan lingkungannya dengan ukuran huruf teks adalah 12 dan juga
kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihan dari handout yang dipaparkan oleh
Arsyad (2000) ialah diantaranya (1) membantu peserta didik belajar sesuai
20
teks dan gambar dapat menambah daya tarik serta memperlancar pemahaman
informasi yang disampaikan, dan (4) lebih ekonomis. Seperti juga yang
diungkapkan oleh Asiyani (2019) bahwa kelebihan handout sebagai sumber belajar
untuk peserta didik yakni, (1) dapat merangsang rasa ingin tahu, (2) meningkatkan
handout, ialah sebagai berikut (1) sulit menampilkan gerak dan suara karena berupa
cetakan, (2) bagian-bagian pelajaran harus dirancang sedemikian rupa agar mampu
memahamkan peserta didik, (3) handout berupa cetakan dapat cepat rusak ataupun
hilang, (4) umumnya keberhasilan hanya ditingkat kognitif dari peserta didik, (5)
pemaparan materinya yang linear, dan (6) tidak mampu mempresentasikan kejadian
secara berurutan.
teks, gambar, dan animasi serta video, berfungsi sebagai sarana informasi dan
berbasis elektronik tidak lagi menggunakan bahan baku kertas untuk menuliskan
artikel seperti pada umumnya, melainkan dalam bentuk file digital yang dapat
21
diakses melalui media elektronik seperti handphonet dan komputer atau laptop.
sebagai alat untuk memahami materi dalam proses pembelajaran, sekaligus dapat
materi yang disampaikan oleh guru dan memberikan nuansa belajar yang menarik.
di dalam kelas. Dengan demikian, belajar akan menjadi lebih fleksibel dan tidak
terhadap kualitas belajar dari efektivitas kerja individu peserta didik. Hal ini
bagi peserta didik IT mendorong para guru untuk mengubah metode pengajaran
menggunakan metode dan sumber belajar yang lebih efektif. Salah satu bentuk
ini senada dengan pendapat Camelo dkk (2018), menyatakan bahwa perlu
dalam ruang kelas dengan cara yang lebih baik dan menarik bagi peserta didik.
22
elektronik agar dapat memberi respon atau umpan balik pada peserta didik serta
animasi, gambar, info unik serta kuis. Sumber belajar yang mampu
menggabungkan dua unsur atau lebih yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto,
Desain tampilan handout digital yang kini banyak diminati dan lebih
yang dikenal dengan flipbook, dimana sudah dapat membaca buku di layar
sumber belajar berbasis elektronik lainnya. Hasil ini bisa anda save dengan
c. Adobe Photoshop 2020 adalah perangkat lunak editor citra buatan adobe
menjadi lebih kreatif dan inovatif dengan tool effect yang ada didalamnya
yang dirancang untuk membuat video dengan sederhana dan mudah. yang bisa
4. Flipcreator
Flipcreator adalah salah satu jenis animasi klasik yang dibuat dari
proses tentang sesuatu yang nantinya proses tersebut terlihat bergerak atau
buku atau bahan ajar lainnya menjadi buku elektronik untuk peserta didik
(Sugianto, Abdullah, Elvyanti, & Muladi, 2017). Sejalan dengan hal tersebut,
sebuah buku. Software flipcreator dapat membuat dan mengubah file pdf,
image/photo menjadi sebuah buku atau album fisik ketika kita buka
perhalamannya. Hasil akhir dapat disimpan dalam format, swf, exe dan html.
(learning resources by design) dan telah diinstal program yang disiapkan untuk
dalam pembelajaran serta dapat merangsang lebih dari satu indera peserta didik
adalah flipcreator. Menurut Adika (2014), flipcreator adalah salah satu bentuk
dan suara sekaligus dalam satu tayangan tunggal. Jadi flipcreator merupakan
salah satu multimedia yang berisi teks/angka, gambar, suara, dikemas dan
gambar mati, tidak mampu menyajikan suara, dan mudah ketinggalan jaman.
menghasilkan jenis belajar yang interaktif antara guru dan peserta didik.
sebatas penjelasan oleh guru dengan menggunakan metode ceramah saja dan
sumber belajar yang lebih bervariasi untuk menunjang pembelajaran. Maka dari
pembelajaran secara ringkas dan praktis, dapat digunakan di dalam atau di luar
B. Kerangka Konseptual
Materi keanekaragaman hayati adalah salah satu materi yang terbilang sangat
luas cakupannya yang ada pada tingkat menegah atas (SMA), sehingga kebanyakan
peserta didik dalam mendapatkan hasil belajarnya tidak memuaskan alias rendah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut terjadi seperti isi pelajaran yang
sangat luas cakupannya, serta sumber belajar yang digunakan sudah modern namun
kurang efektif .
sekolah-sekolah sudah modern namun tidak terlalu efektif digunakan dalam proses
konvensional seperti media cetak berupa buku teks, modul dan LKS yang
memiliki daya tarik yang dapat mengubah semangat belajar peserta didik menjadi
meningkat.
demikian materi yang disajikan dapat dimengerti dan dipahami dengan baik.
Dengan pemahaman yang baik dalam proses pembelajaran tersebut maka tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai dapat tercapai dan prestasi peserta didik juga
akan meningkat.
Dunia yang semakin maju saat ini, tidak terlepas dengan majunya dunia
teknologi, hal ini mampu merasuki orang-orang didunia dengan cepatnya termasuk
peserta didik yang ada disekolah SMAN 22 Gowa. Hal ini berbanding lurus dengan
hasil observasi awal peneliti melihat rata-rata peserta didik sangat menggunakan
pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit untuk peserta didik,
mampu untuk menghindari miss konsep dalam menerima isi pelajaran oleh peserta
didik. Mampu memotivasi dan menumbuhkan perasaaan senang pada peserta didik
saat belajar. Karena sumber belajar yang digunakan sangat menyenangkan serta
hasil belajar peserta didik, memberikan nuansa baru dalam pembelajaran serta
memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, dengan sumber
pembelajaran secara mendiri, baik di sekolah, di rumah dan dimana saja dia berada
28
tanpa terikat dengan waktu. Adapun bagan kerangka pikir yang telah disusun oleh
Pengembangan
Handout Berbasis Elektronik
Hasil Harapan
C. Model Hipotetik
didik kelas X SMA/MA pada semester ganjil. Pada materi keanekaragaman hayati,
terdapat banyak materi yang memerlukan pemahaman konsep yang lebih oleh
membedakan pokok materi antar keduanya dan juga didalam materi tersebut
mencakup isi materi yang padat serta beberapa materi dianggap susah dipahami
29
oleh peserta didik sehingga perlu rangkuman pokok materi dan perlu
divisualisasikan agar peserta didik lebih mudah memahami materi tersebut. Oleh
sekolah-sekolah adalah sumber belajar berupa buku cetak, modul dan LKPD yang
berisi materi dan tulisan-tulisan dengan tampilan yang kurang menarik. Masih
peserta didik dalam pembelajaran, buku paket yang selama ini digunakan berupa
buku tebal dan juga memiliki bahasa yang terkadang sulit dipahami peserta didik
karena tanpa ada ilustrasi langsung berupa video atau semacamnya, serta kualitas
gambar yang disajikan kurang (hitam putih), sehingga merupakan salah satu pemicu
digunakan secara online dan offline. Sumber belajar yang dihasilkan diharapkan
biologi memuat bahasan tertentu yang mengacu pada standar isi untuk mata
30
pembelajaran biologi yang dihasilkan merupakan hasil telaah pustaka dari buku
universitas, buku ilmiah, buku biologi SMA/MA, hasil penelitian, internet serta
sumber belajar peserta didik dapat dijadikan pembelajaran secara mandiri, baik di
sekolah, di rumah, dan dimanapun berada tanpa terikat dengan waktu. Sebab
penggunaannya dapat secara online maupun offline, lebih menarik dan mudah
dipahami.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2021. Adapun hasil dari
materi keanekaragaman hayati ini akan diuji coba terbatas (skala kecil) di kelas X
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA yang terdiri dari 30
orang peserta didik dan 2 orang guru SMA bidang studi biologi.
D. Prosedur Penelitian
31
32
Model ADDIE dikembangkan oleh Dick and Carry pada tahun 1996 untuk
model pembelajaran yang bersifat umum dan sesuai digunakan dalam penelitian
berikut:
33
Strategi Instruksional
Tahap
Membuat Desain Instrumen Design
Implementasi
Tahap
Uji Kepraktisan Implementation
1. Analysis (Analisis)
dihadapi oleh guru dan peserta didik, berdasarkan observasi dan wawancara pra
sehingga perlu menganalisis berbagai komponen yang terdapat dalam proses belajar
karakteristik materi dan tujuan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan
Januari 2021 melalui wawancara lepas dengan peserta didik dan guru biologi
hayati peserta didik masih belum dapat mendapatkan hasil evaluasi yang
memuaskan dikarenakan cakupan materi yang padat serta beberapa materi dianggap
susah dipahami oleh peserta didik sehingga perlu rangkuman pokok materi dan
perlu divisualisasikan agar peserta didik lebih mudah memahami materi tersebut.
yang dihadapi peserta didik ataupun guru, (2) penyebab permasalahan yang terjadi
antara kondisi ideal dengan kenyataan yang terjadi di lapangan, dan (5) hasil belajar
peserta didik.
akan dikembangkan merupakan handout non praktik yang dimana bentuknya ialah
gabungan antara catatan dan diagram dengan isi menggambarkan pokok-pokok dari
materi atau berbentuk skema gambar yang menarik dan memudahkan peserta didik
dalam hal ini adalah pemahaman tentang pengunaan teknologi, jumlah keseluruhan
peserta didik dalam satu kelas, jenis kelamin, usia, fasilitas, aktivitas, masalah dan
kesulitan yang yang dialami dalam belajar. Analisis peserta didik dilakukan melalui
pemberian angket kebutuhan kepada peserta didik kelas X SMA. Angket kebutuhan
sumber belajar yang dihasilkan akan digunakan dengan fasilitas yang tersedia di
36
sekolah. Tersedianya komputer sekolah, LCD proyektor, speaker, fasilitas lain yang
mengetahui lebih dalam materi pelajaran, yaitu konsep yang akan dipelajari peserta
yang akan dikembangkan, hal ini dalam upaya penyampaian informasi dari materi
dikembangkan. Adapun analisis konten yang akan digunakan merujuk pada buku
kurikulum 2013. Analisis konten materi dilakukan dengan cara mengkaji bahan
yang telah ada sehingga dapat digunakan untuk mengembangkan produk yakni
dengan mengumpulkan beberapa buku paket biologi kurikulum 2013 yang sedang
e. Analisis tujuan
konsep materi yang akan dimuat dalam sumber belajar. Adapun analisis struktur
konsep materi yang akan disajikan yaitu materi kelas X pada materi
keanekaragaman hayati. Analisis ini merupakan tahap analisis yang terakhir dan
menjadi fokus utama untuk mencapai tujuan pengembangan. Dimana pada tahap
ini meliputi pengkajian kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator dan tujuan
pembelajaran.
37
2. Design (Desain)
dikembangkan. Pada tahap ini, ada dua yang perlu di desain yaitu produk berupa
penelitian.
desain.
1) Strategi instruksional
topik yang ingin peneliti berikan dalam produk yang dikembangkan melalui
beberapa tahapan, mulai dari informasi yang diketahui ke informasi yang belum
diketahui peserta didik, dan mulai dari informasi umum ke informasi khusus; dan
Dokumen desain perlu dibuat pada akhir tahapan desain. Dokumen ini akan
belajar handout berbasis elektronik. Desain ini digunakan untuk memenuhi dua
38
tujuan, yakni: 1) untuk melihat bahwa konsep desain yang padu dan lengkap, 2)
yang dibuat.
Secara garis besar, kerangka desain handout berbasis elektronik terdiri dari
sampul, kata sambutan, daftar isi, materi yang terbagi dari bab-bab berbeda dengan
permasalahan yang berbeda pula, kuis pembelajaran, dan daftar pustaka. Kerangka
Penyajian dari handout berbasis elektronik ini, dapat disajian secara offline
dan online. Dengan secara offline dapat dioperasikan menggunakan laptop tanpa
uji kevalidan adalah instrumen yang mengukur handout berbasis eletronik oleh ahli,
angket respon peserta didik dan guru terhadap penggunaan handout berbasis
Angket yang akan dibuat adalah a) angket uji validasi handout berbasis
eletronik, b) angket untuk uji kepraktisan yang terdiri dari angket respon peserta
39
didik dan guru. Desain angket untuk uji validasi dan kepraktisan dilakukan dengan
cara melihat contoh angket yang telah ada kemudian disesuaikan dengan
kebutuhan. Secara umum, komponen yang terdapat pada angket yaitu judul angket,
3. Development (Pengembangan)
dilakukan sebelumnya. Ada dua yang perlu dikembangkan pada tahap ini yaitu
flipcreator secara offline dan online dengan berdasarkan tahap analisis dan tahap
membagikan file tanpa perlu menginstal aplikasi flipcreator dan secara online
memungkinkan peserta didik untuk belajar secara mandiri dimana saja dia
berada tanpa terikat dengan waktu. Peneliti juga memiliki akses ke bahan yang
berbasis elektronik. Angket validasi sumber belajar terdiri atas 6 aspek penilaian
aspek menggunakan pilihan penilaian yakni skor 1 untuk penilaian sangat tidak
baik, skor 2 untuk penilaian tidak baik, skor 3 untuk penilaian cukup baik, skor 4
Angket yang kedua adalah angket yang digunakan untuk menguji kepraktisan
handout berbasis elektronik yakni angket respon peserta didik dan respon guru
guru dan peserta didik terdiri atas 6 aspek pernyataan positif dan negatif terkait
setuju (SS), setuju (S), ragu (R), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
instrumen yang telah dikembangkan. Uji kevalidan sumber belajar dilakukan untuk
sampai dihasilkan sumber belajar yaitu handout berbasis elektronik yang valid atau
4. Implementation (Implementasi)
Tahapan impelementasi ini merupakan tahapan uji coba, produk yang telah
elektronik kepada peserta didik dan guru. Pengenalan handout berbasis elektronik
diperlukan agar peserta didik dan guru dapat menggunakan handout berbasis
b) Implementasi
Tahapan ini produk handout berbasis elektronik yang telah dihasilkan dan
dinyatakan valid oleh validator ahli dan praktisi kemudian dilakukan uji coba
terbatas pada subjek penelitian. Hal yang perlu diperhatikan/dinilai dalam uji coba
dilihat berdasarkan respon peserta didik dan guru setelah menggunakan handout
berbasis elektronik. Uji coba pengujian kepraktisan dilakukan sebanyak sekali saja
yaitu uji coba pada kelompok kecil. Uji coba kelompok kecil, yakni sebanyak 30
orang pebelajar. Selain itu, penilaian handout berbasis elektronik yang telah
5. Evaluation (Evaluasi)
Tahap evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai
terhadap handout berbasis elektronik yang telah valid. Pada tahap ini dilakukan
penilaian terhadap handout berbasis elektronik setelah dilakukan uji coba, yaitu
pada uji kepraktiasan. Uji kepraktisan diterapkan dengan melakukan uji coba
Teknik pengumpulan data terbagi atas dua bagian yaitu sebagai berikut
(1) Pengumpulan data tentang kevalidan sumber belajar handout dan lembar
kepraktisan diukur dengan lembar validasi oleh ahli dalam bidang pendidikan
biologi dan (2) Pengumpulan data tentang kepraktisan sumber belajar handout
diukur dengan lembar angket terhadap guru dan peserta didik setelah menggunakan
sumber belajar.
kepraktisan.
b. Angket diberikan kepada guru dan peserta didik setelah melihat dan
flipcreator.
Analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dalam bentuk analisis
skor kriteria angket penelitian, yang menggunakan skala likert (1 sampai 5).
1. Analisis kevalidan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif, yakni dengan cara menghitung rata-rata skor dari setiap aspek penelitian
yang terdapat pada lembar validasi sumber belajar handout berbasis elektronik.
Penilaian sumber belajar handout berbasis elektronik dan instrumen penilaian ahli
Uji kevalidan suatu sumber belajar dan materi dilakukan oleh 2 validator ahli,
dengan mengacu pada kriteria tingkat kevalidan yakni, cukup valid, valid, dan
44
sangat valid, apabila suatu produk memenuhi kriteria tersebut maka dapat
dinyatakan produk baik, atau layak untuk digunakan dan diterapkan, dan apabila
suatu produk mencapai hasil analisis data berada pada rentang nilai kurang valid
dan tidak valid, maka semua produk yang dikembangkan harus diperbaiki kembali
Setelah proses penginputan data yang diperoleh dari ahli sumber belajar dan
∑ Skor Validator
SVA=
∑ item
Keterangan:
Keterangan :
Nilai Keterangan
4 ≤ Va ≤ 5 Valid
2. Analisis kepraktisan
dari guru mata pelajaran biologi serta respon peserta didik di SMAN 22 Gowa,
kemudian menghitung rata-rata skor respon guru dan respon peserta didik tiap
peserta didik positif atau tidak positif dengan cara mencocokkan hasil kriteria
Sangat Setuju 1 5
Setuju 2 4
Kurang Setuju 3 3
Tidak Setuju 4 3
rumus:
∑ Skor Responden
PPR= X 100%
∑ Responden x ∑ Item x Skala Tertinggi
Keterangan:
PPR : Persentase penilaian responden
Σ Skor Responden : Jumlah skor yang diberikan seluruh responden
Keterangan :
Nilai Keterangan
apabila hasil rata-rata respon guru dan peserta didik berada pada kategori positif
dan sangat positif. Penilaian dikatakan tidak praktis apabila analisis data penilaian
Caladine, & Richard. 2008. Enhancing E-Learning with Media-Rich Content and
Interactions. Hershey: Information Science Publishing.
Camelo, G. E. H., Torres, J. M. T., Reche, M. P. C., & Costa, R. S. 2018. Using and
integration of ict in a diverse educational context of Santander (Colombia).
Journal of Technology and Science Education, 8(4), 254–267.
https://doi.org/10.3926/jotse.314
Dick, W., & Carey, J. O. 2005. The Systematic Design of Instruction. Boston:
Longman.
Haling & Pattaufi. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar.
Hayati, S., Agus S.B., & Erfan, H. 2015. Pengembangan Media Pembelajaran
Flipbook Fisika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik. Jurnal
Pembelajaran Fisika. 4(2), 1-6.
48
49
Jalimus, N & Ambiyar. 2016. Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta : Penerbit
Kencana
Morrison, G. B., Ross, S. M., Morrison, J. M., & Kalman, H. K. 2004. Designing
Effective Instruction. New York: John Willey & Sons.
Muchlis. (2006). Hubungan Motivasi Belajar dan Persepsi Siswa kepada Guru
Matematika dengan Prestasi Belajar Matematika. [Skripsi].
Prastowo, A. 2018. Sumber Belajar dan Pusat Sumber Belajar. Depok: Penerbit
Prenadamedia Group.
Pribadi, B.A. 2017. Media dan Teknologi Dalam Pembelajaran. Jakarta : Penerbit
Kencana.
Purwanto, K & Aulia, R. 2017. Pengembangan Handout Untuk Peserta didik Kelas
V SDN 14 Koto Baru Pada Materi Bermain Drama. Jurnal Tarbiyah. 24(1),
135-150.
Saleh, H.I., Nurhayati, B & Oslan, J. 2014. Pengaruh Penggunaan Media Alat
Peraga Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Peredaran Darah
Kelas VIII SMP Negeri 2 Bulukumba. Jurnal Sainsmat. 4(1), 7-13.
Schramm. 1984. Media Besar Media Kecil Alat dan Teknologi untuk Pengajaran.
IKIP Semarang: Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No. 5.
Sugianto, D., Abdullah, A. G., Elvyanti, S., & Muladi, Y. (2017). Modul Virtual:
Multimedia Flipbook Dasar Teknik Digital. Innovation of Vocational
Technology Education, 9(2), 101–116.
https://doi.org/10.17509/invotec.v9i2.4860
Tegeh, I.M., & Kirna, I.M. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Metode Penelitian
Pendidikan dengan ADDIE Model. Jurnal Ika. 11(1), 12-26.
Teknoanimasi. 2010. Flip book dan Thaumatrope [Online]. Retrieved July 24,
2019, from http://teknoanimasi.blogspot.com/2010/06/flip-book-
danthaumatrope.html
Wahyuni, S., Sri, E., & Syafriandi. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Peserta didik Menggunakan Handout Matematika Berbasis Konstektual
Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal Pendidikan Matematika. 1(1),
84-88.
http://prosiding.upgris.ac.id/index.php/masif2014/masif2014/paper/viewFi
le /487/436.