Anda di halaman 1dari 40

PENGEMBANGAN LKPD BERBASIS ACTIVE LEARNING

TIPE TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR


EKONOMI PESERTA DIDIK PADA SISWA
KELAS XI IPS SMA NEGERI 6 BANDAR
LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2021/2022

Proposal Skripsi

Oleh:

Anisa Putri
18150009

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


(STKIP) PGRI BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini tanpa
suatu halangan apapun. Adapun maksud pembuatan proposal skripsi ini adalah
untuk memenuhi kurikulum S-I Program Studi Pendidikan Ekonomi di STKIP
PGRI Bandar Lampung.
Proposal skripsi ini dapat diselesaikan dengan target yang telah ditentukan
oleh penulis. Hal ini tak lepas dari bantuan segenap pihak yang telah membantu
hingga selesainya proposal skripsi ini. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis
menghanturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Wayan Satria Jaya, M.Si, selaku Kepala Yayasan STKIP PGRI Bandar
Lampung
2. Bapak Nurdin Hidayat, S.Pd., M.Pd, selaku Kaprodi Pendidikan Ekonomi
sekaligus Dosen Pembimbing.
3. Seluruh Dosen dan Staf STKIP PGRI Bandar Lampung.
Penulis berharap proposal skripsi ini dapat diterima oleh calon dosen
pembimbing. Saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan yang lebih
baik lagi.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................


KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................


A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
B. Identifikasi Masalah ..............................................................................
C. Pembatasan Masalah .............................................................................
D. Rumusan Masalah .................................................................................
E. Tujuan Pengembangan ..........................................................................
F. Manfaat Pengembangan ........................................................................
G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ..............................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................


A. Kajian Teori ..........................................................................................
B. Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................


A. Model Pengembangan ...........................................................................
B. Prosedur Pengembangan .......................................................................
C. Desain Produk yang Dikembangkan .....................................................
1. Desain Produk ..................................................................................
2. Subjek Uji Produk ............................................................................
3. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................
4. Instrumen Penelitian .........................................................................
5. Teknik Analisa Data .........................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ..........................


A. Hasil Pengembangan Produk Awal ......................................................

iii
B. Hasil Uji Coba Produk ..........................................................................
C. Revisi Produk ........................................................................................
D. Kajian Produk Akhir .............................................................................
E. Keterbatasan Penelitian .........................................................................

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................


A. Simpulan tentang Produk ......................................................................
B. Rekomendasi Pemanfaatan Produk.......................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah mata rantai utama dalam proses peningkatan
sumber daya manusia. Peran seorang guru dalam pendidikan sangat penting
untuk membentuk siswa yang dapat belajar dengan efektif. Selain itu
pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga akan sangat berpengaruh
terhadap proses belajar mengajar yang nantinya ditunjukkan dengan siswa
itu sendiri (Depdiknas : 2003).
Oleh karena itu, dengan adanya tujuan pendidikan nasional mampu
mengembangkan keterampilan dan membentuk watak serta peradaban yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan cara
menjadikan manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, dan mampu
memecahkan masalah serta mengaplikasikan ilmu pengetahuannya di dalam
kehidupan.
Pentingnya pemahaman konsep dalam proses belajar yakni dengan
siswa memahami konsep yang benar maka siswa dapat menyerap,
menguasai, dan menyimpan materi yang dipelajari dalam waktu yang lama.
Pemahaman konsep membuat siswa lebih mudah dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut dengan berbekal konsep yang sudah dipahaminya
(Nakhleh, 1992) dalam (Junarti, 2007:1).
Permasalahan yang terdapat dalam pendidikan salah satunya adalah
masih terbatasnya bahan ajar atau perangkat pembelajaran yang
memfasilitasi peserta didik dalam membangun pengetahuan dan keaktifan
peserta didik, serta menunjang kemampuan pemecahan masalah.
Keterbatasan perangkat pembelajaran tersebut akan mempengaruhi kualitas
pembelajaran.Sehingga di perlukan suatu pengembangan lembar kerja
peserta didik (LKPD). Lembar kerja peserta didik (LKPD) adalah lembaran-
lembaran berisi materi, ringkasan, dan tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik. LKPD juga merupakan sarana yang dapat mempermudah

1
2

terbentuknya interaksi antara guru dengan peserta didik. LKPD sangat


berpengaruh terhadap hasil pembelajaran. Pembelajaran dengan
menggunakan LKPD sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa,
pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta didik. Rata-rata nilai hasil
belajar peserta didik yang belajar dengan menggunakan LKPD lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata nilai hasil belajar peserta didik yang tidak
belajar menggunakan LKPD. Pembelajaran dengan LKPD memperoleh
respon yang baik dari peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di lapangan
diperoleh bahwa mata pelajaran ekonomi dianggap sulit dipelajari oleh
peserta didik. Selain itu, LKPD yang digunakan selama ini isinya masih
belum dirancang untuk peserta didik menemukan dan menerapkan idenya
sendiri. LKPD tersebut hanya berisi materi dan soal latihan secara umum
tanpa ada kegiatan yang dapat dilakukan peserta didik saat pembelajaran.
Sebagian LKPD yang digunakan juga hanya berisi ringkasan materi dan
kurang mengarahkan pada pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu
para peserta didik untuk menemukan sendiri konsep materi yang sedang
dipelajari, sehingga kurang mengajak peserta didik aktif dalam proses
pembelajaran. Ada beberapa LKPD yang telah dikembangkan dengan
menggunakan Model yang Lain Namun, LKPD berbasis Active learning
Tipe Team Quiz pada mata pelajaran ekonomi untuk SMA belum
dikembangkan, sehingga penulis berinisiatif untuk mengembangkan LKPD
berbasis Active learning Tipe Team Quiz Tersebut.
Pembelajaran aktif (active learning) adalah suatu pembelajaran yang
mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik
belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas
pembelajaran. Mereka secara aktif menggunakan otak mereka baik untuk
menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau
mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam suatu persoalan
yang ada dalam kehidupan nyata (Hisyam Zaini, 2008: xvi).
3

Belajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak
awal melakukan aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan
dalam waktu yang singkat membuat mereka berpikir tentang materi
pelajaran (Silberman,1996:6).
Pembelajaran aktif merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran baik
dalam bentuk interaksi sesama siswa maupun siswa dengan pengajar pada
proses pembelajaran aktif tersebut (Machmudah, 2008).
Jadi pembelajaran aktif adalah suatu model pembelajaran yang
membuat siswa menjadi aktif, siswa diajak menyelesaikan masalah dengan
menggunakan pengetahuan yang mereka miliki dan menerapkan apa yang
telah mereka pelajari.
Berdasarkan uraian di atas,maka peneliti tertarik untuk melakukan
suatu penelitian tentang "Pengembangan Lembar Peserta Didik (LKPD)
Berbasis Active learning Tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi Sma N 6 Bandar Lampung".

B. Identifikasi Masalah
Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasi
permasalahannya sebagai berikut:
1. Masih terbatasnya bahan ajar atau perangkat pembelajaran yang
memfasilitasi peserta didik.
2. Penggunaan LKPD yang kurang menarik perhatian siswa terhadap
pembelajaran ekonomi.

C. Pembatasan Masalah
Penulis membuat pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Pengembangan LKPD hanya dilakukan pada siswa kelas XI IPS.
2. Pengembangan LKPD hanya berfokus pada pelajaran Ekonomi.
4

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka
rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengembangan LKPD berbasis active learning tipe Team
Quiz terhadap hasil belajar ekonomi peserta didik pada siswa kelas XI
IPS di SMA Negeri 6 Bandar Lampung?
2. Bagaimana dampak setelah dilakukan pengembangan LKPD berbasis
active learning tipe Team Quiz terhadap hasil belajar ekonomi peserta
didik pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandar Lampung?

E. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka
peneliti menyimpulkan tujuan pengembangan ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengembangan LKPD berbasis active learning tipe
Team Quiz terhadap hasil belajar ekonomi peserta didik pada siswa
kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandar Lampung.
2. Untuk mengetahui dampak setelah dilakukan pengembangan LKPD
berbasis active learning tipe Team Quiz terhadap hasil belajar ekonomi
peserta didik pada siswa kelas XI IPS di SMA Negeri 6 Bandar
Lampung.

F. Manfaat Pengembangan
Manfaat pengembangan berdasarkan penelitian yang dilakukan,
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi
pembaca khususnya yang berkaitan dengan permasalahan dalam
penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
1) Mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang ada
pada pelajaran Ekonomi;
5

2) Meningkatkan antusias belajar peserta didik karena suasana belajar


yang menyenangkan;
3) Peserta didik dapat fokus belajar dan lebih kreatif karena memakai
lembar kerja yang menarik.
b. Bagi Guru
1) Membantu pendidik dalam menjelaskan materi pelajaran dan
menambah kreatifitas pendidik untuk dapat mencapai kompetensi
yang peserta didik inginkan;
2) Menambah wawasan pendidik tentang alternatif yang bermanfaat
dalam proses belajar mengajar.
3) Bagi Sekolah Meningkatkan mutu pendidikan dan memasukan
pihak sekolah bahwa dengan adanya pengembangan LKPD pada
mata pelajaran Ekonomi dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik.

G. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan


Spesifikasi produk dalam penelitian pengembangan ini adalah
sebagai berikut:
1. Produk yang dikembangkan berupa bahan ajar yaitu LKPD (Lembar
Kegiatan Peserta Didik), materi LKPD LKPD yang akan dikembangkan
berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik yang
disesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil
belajar.
2. Struktur LKPD yang dikembangkan akan mengikuti struktur K13 Yang
terdiri dari enam unsur utama yang meliputi: judul, petunjuk belajar,
kompetensi dasar atau materi pokok, tugas atau langkah kerja, dan
penilaian dari LKPD yang akan dikembangkan.
3. Kualitas LKPD yang akan dikembangkan memenuhi kriteria tertentu
yaitu kriteria valid, kriteria praktis dan kriteria efektif.
4. LKPD yang dikembangkan membahas mengenai materi Ekonomi yang
di ajarkan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Pengertian Pengembangan
Menurut Nadler (Hardjana,2011:11) Pengembangan adalah
kegiatan- kegiatan belajar yang diadakan dalam jangka waktu tertentu
guna memperbesar kemungkinan untuk meningkatkan kinerja.
Pengembangan lebih difokuskan untuk jangka panjang.
Menurut Hasibuan (2011:68) Pengembangan (Development)
adalah fungsi operasional kedua dari manajemen Personalia,
pengembangan pegawai perlu dilakukan secara terencana dan
berkesinambungan agar pengembangan dapat dilaksanakan dengan
baik,harus lebih dahulu ditetapkan suatu program pengembangan
pegawai.
Hasibuan (2011:69) Dalam bukunya Manajemen Sumber Daya
Manusia mengatakan bahwa Pengembangan adalah suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, Konseptual, dan Moral
karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan
dan latihan.
P. Siagiaan (2012:254), menyatakan pengembangan
(development) meliputi kesempatan belajar yang bertujuan untuk lebih
meningkatkan pengetahuan (knowledge) dan keahlian (skill) yang
diperlukan dalam pekerjaan yang sedang dijalani. Pengembangan lebih
difokuskan untuk jangka panjang. Selanjutnya digunakan untuk
mempersiapkan karyawan sesuai dengan pertumbuhan dan perubahan
organisasi.
Sikula (2011:70) dalam Hasibuan mengatakan bahwa
Pengembangan mengacu pada masalah staff dan personel adalah suatu
proses pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang
sistematis dan terorganisasi dengan manajer belajar

6
7

pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.

2. Lembar kerja peserta didik (LKPD)


a. Pengertian LKPD
LKPD didefinisikan sebagai suatu bahan ajar cetak berupa
lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-
petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh
peserta didik dengan mengacu Kompetensi Dasar (KD) yang harus
dicapai (Andi Prastowo, 2012: 204). Hal ini sesuai dengan definisi
LKPD menurut Trianto (2010: 111) Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) merupakan panduan peserta didik yang digunakan untuk
melakukan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk
pengembangan semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan
kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah sesuai indikator
pencapaian hasil belajar yang harus dicapai.
Menurut Depdiknas (2008: 13), LKPD (student worksheet)
adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas dengan mengacu Kompetensi Dasar (KD)
yang akan dicapainya.
Widjajanti (2008:1) mengatakan lembar kerja peserta didik
(LKPD) merupakan salah satu sumber belajar yang dapat
dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan
pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan
dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan
pembelajaran yang akan dihadapi.
Berdasarkan penjabaran LKPD di atas, dapat disimpulkan
bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran yang
berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam proses
pembelajaran, berisi petunjuk atau langkah-langkah dalam
8

menyelesaikan tugas sesuai dengan Kompetensi Dasar dan indikator


pencapaian hasil belajar yang harus dicapai.
b. Manfaat LKPD
Wulandari (2013: 8-9) menyatakan bahwa peran LKPD sangat
besar dalam proses pembelajaran karena dapat meningkatkan aktivitas
peserta didik dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran
dapat membantu guru untuk mengarahkan peserta didiknya
menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri. Disamping
itu LKPD juga dapat mengembangkan ketrampilan proses,
meningkatkan aktivitas peserta didik dan dapat mengoptimalkan hasil
belajar. Manfaat secara umum antara lain membantu guru dalam
menyusun rencana pembelajaran, mengaktifkan peserta didik dalam
proses belajar mengajar, membantu peserta didik memperoleh catatan
tentang materi yang akan dipelajari melalui kegiatan belajar mengajar,
membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep
yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis, melatih
peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan keterampilan
proses, mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep.
Berdasarkan penjabaran mengenai manfaat LKPD tersebut,
pada penelitian ini dijelaskan bahwa manfaat LKPD yang akan dibuat
dan dikembangkan yaitu mengaktifkan peserta didik dalam proses
belajar mengajar, membantu peserta didik untuk menambah informasi
tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara
sistematis, dan mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan
konsep.
c. Unsur
Yunitasari (2013: 10) mengemukakan bahwa, unsur yang ada
dalam LKPD meliputi (1) judul, (2) petunjuk belajar, (3) indikator
pembelajaran, (4) informasi pendukung, (5) langkah kerja, serta (6)
penilaian.
9

Sedangkan, menurut Widyantini (2013: 3), LKPD sebagai


bahan ajar memiliki unsur yang meliputi (1) judul, (2) mata pelajaran,
(3) semester, (4) tempat, (5) petunjuk belajar, (6) kompetensi yang
akan dicapai, (7) indikator yang akan dicapai oleh peserta didik, (8)
informasi pendukung, (9) alat dan bahan untuk menyelesaikan tugas,
(10) langkah kerja, serta (11) penilaian.
Berdasarkan uraian pandangan mengenai unsur dalam LKPD
tersebut, pada penelitian ini dijelaskan bahwa LKPD yang akan dibuat
dan dikembangkan memuat unsur judul, petunjuk belajar, kompetensi
dasar, indikator, peta konsep, alat dan bahan, langkah kerja dan tugas,
dan penilaian.
d. Bentuk LKPD
LKPD yang akan dikembangkan memiliki beberapa macam
bentuk yang dapat digunakan sebagai acuan sifat LKPD yang akan
dikembangkan.
Menurut Andi Prastowo (2012, 208-211) LKPD
dikelompokkan menjadi lima macam bentuk, yaitu (1) LKPD yang
membantu peserta didik menemukan suatu konsep, (2) LKPD yang
membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai
konsep yang telah ditemukan, (3) LKPD sebagai penuntun belajar, (4)
LKPD sebagai penguatan, dan (5) LKPD sebagai petunjuk praktikum.
LKPD yang dikembangkan peneliti merupakan perpaduan dari
LKPD sebagai petunjuk praktikum saat peserta didik melakukan
percobaan, LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu
konsep serta LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan
mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan.
e. Syarat LKPD
Keberadaan LKPD memberikan pengaruh yang cukup besar
dalam proses pembelajaran sehingga penyusunan LKPD harus
memenuhi berbagai persyaratan.
10

Das Salirawati (2004: 8-9) menyebutkan tiga syarat suatu


LKPD dikatakan layak, yaitu syarat didaktis, syarat konstruksi, dan
syarat teknis. Syarat didaktis berkaitan dengan terpenuhinya asas-asas
pembelajaran efektif dalam suatu LKPD. Syarat konstruksi berkaitan
dengan kebahasaan. Syarat teknis berkaitan dengan penulisan
berdasarkan kaidah yang telah ditetapkan.
Prosedur Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Darmodjo & Kaligis (1993: 41-46) dalam Indriyani (2013: 15-18)
menjelaskan bahwa dalam penyusunan LKPD harus memenuhi
berbagai persyaratan, yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi dan syarat
teknis.
1. Syarat Didaktik
Lembar kerja peserta didik (LKPD) sebagai salah satu bentuk sarana
berlangsungnya proses belajar mengajar haruslah memenuhi
persyaratan didaktik, artinya suatu LKPD harus mengikuti asas
belajar-mengajar yang efektif, yaitu: memperhatikan adanya
perbedaan individual, sehingga LKPD yang baik itu adalah yang dapat
digunakan baik oleh peserta didik yang lamban, yang sedang maupun
yang pandai, menekankan pada proses untuk menemukan konsep-
konsep sehingga LKPD dapat berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi
peserta didik untuk mencari tahu, memiliki variasi stimulus melalui
berbagai media dan kegiatan peserta didik, dapat mengembangkan
kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada
diri peserta didik, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan
pengembangan pribadi peserta didik (intelektual, emosional dan
sebagainya), bukan ditentukan oleh materi bahan pelajaran.
2. Syarat Konstruksi
Syarat konstruksi adalah syarat-syarat yang berkenaan dengan
penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran,
dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat guna dalam arti
dapat dimengerti oleh peserta didik. Menggunakan bahasa yang sesuai
11

dengan tingkat kedewasaan peserta didik, menggunakan struktur


kalimat yang jelas, memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan
tingkat kemampuan peserta didik, menghindari pertanyaan yang
terlalu terbuka, tidak mengacu pada buku sumber yang di luar
kemampuan keterbacaan peserta didik, menyediakan ruangan yang
cukup untuk memberi keleluasaan pada peserta didik untuk menulis
maupun menggambarkan pada LKPD, menggunakan kalimat yang
sederhana dan pendek, lebih banyak menggunakan ilustrasi daripada
kata-kata, sehingga akan mempermudah peserta didik dalam
menangkap apa yang diisyaratkan LKPD, memiliki tujuan belajar
yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi,
mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.
3. Syarat Teknis
Dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:
Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau
romawi, menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa
yang diberi garis bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam
satu baris, menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah
dengan jawaban peserta didik, mengusahakan agar perbandingan
besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi. Gambar yang baik
untuk LKPD adalah yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar
tersebut secara efektif kepada pengguna LKPD. Yang lebih penting
adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara
keseluruhan. Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam
sebuah LKPD. Apabila suatu LKPD ditampilkan dengan penuh kata-
kata, kemudian ada sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh
peserta didik, hal ini akan menimbulkan kesan jenuh sehingga
membosankan atau tidak menarik. Apabila ditampilkan dengan
gambarnya saja, itu tidak mungkin karena pesannya atau isinya tidak
akan sampai. Jadi yang baik adalah LKPD yang memiliki kombinasi
antara gambar dan tulisan.
12

Menurut Badan Standar Nasional (BSNP, 2012) terdapat


beberapa aspek yang harus ada dalam pengembangan LKPD yang
meliputi: aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian, dan
aspek kegrafisan. Indikator kelayakan pengembangan LKPD disajikan
dalam Tabel 1.
Tabel 1. Indikator Kelayakan LKPD
Aspek Indikator
Kelayakan isi Materi yang disajikan sudah sesuai dengan Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar
Setiap kegiatan yang disajikan mempunyai tujuan
pembelajaran yang jelas
Keakuratan fakta dalam penyajian materi
Kebenaran konsep dalam penyajian materi
Keakuratan teori dalam penyajian materi
Keberadaan usur yang mampu menanamkan nilai
Kebahasaan Keinteraktifan komunikasi
Ketepatan struktur kalimat
Keterbakuan istilah yang digunakan
Ketepatan tata bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia
Ketepatan ejaan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
Konsistensi penulisan nama ilmiah/asing
Penyajian Kesesuaian teknik penyajian materi dengan sintaks model
pembelajaran
Keruntutan konsep
Penyertaan rujukan/sumber acuan dalam penyajian teks,
tabel, gambar, dan lampiran
Kelengkapan identitas tabel, gambar, dan lampiran
Ketepatan penomoran dan penamaan tabel, gambar, dan
lampiran
Kegrafikan Tipografi huruf yang digunakan memudahkan pemahaman,
membaca, dan menarik
Desain penampilan, warna, pusat pandang, komposisi, dan
ukuran unsur tata letak harmonis dan memperjelas fungsi
Ilustrasi mampu memperjelas dan mempermudah
pemahaman

3. Active learning
Pembelajaran aktif atau active learning merupakan suatu aktivitas
pembelajaran yang menuntut keterlibatan mental dan fisik bagi setiap
pembelajar (Silberman 2010: 1). Pembelajaran aktif merupakan suatu
pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk dapat berperan aktif
13

selama proses pembelajaran dan memungkinkan siswa untuk melakukan


hal yang lebih banyak. Kegiatan belajar dalam strategi pembelajaran
aktif, diwujudkan dengan berbagai bentuk kegiatan seperti
mendengarkan, berdiskusi, menulis laporan, memecahkan masalah,
memberikan prakarsa/gagasan, menyusun rencana dan sebagainya. Untuk
dapat mempelajari sesuatu dengan baik,siswa perlu untuk mendengar,
melihat, mengajukan berbagai pertanyaan, membahas apa yang sedang
dipelajari dengan orang lain, serta yang paling penting ialah siswa harus
melakukan sebuah aktivitas. Jika dilihat dari segi guru, pembelajaran
aktif merupakan suatu proses pembelajaran di mana guru harus berupaya
untuk menciptakan suasana pembelajaran yang dinamis penuh aktivitas,
sehingga peserta didik aktif untuk bertanya, mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan (Syaiful Sagala, 2010: 59).
Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak
siswa untuk belajar secara aktif. Belajar aktif merupakan salah satu cara
untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam
otak. Ketika siswa belajar dengan aktif, maka siswa mendominasi
kegiatan pembelajaran (Zaini, 2008: xiv).
Melalui belajar aktif, siswa diajak untuk turut serta dalam semua
proses pembelajaran, tidak hanya secara mental saja akan tetapi juga
melibatkan fisik. Dengan cara tersebut, siswa akan merasakan suasana
yang menyenangkan sehingga hasil belajar pun dapat dimaksimalkan.
Apabila guru mampu menciptakan suasana belajar yang mampu
membuat siswa menjadi aktif maka seluruh kemampuan siswa dapat
dikembangkan dalam proses belajar. Proses belajar yang demikian dapat
diciptakan dengan cara menyajikan materi yang dapat merangsang siswa,
memperhatikan karakteristik siswa, guru berperan sebagai motivator,
organisator, dan pengarah, serta menggunakan media.
Warsono dan Hariyanto (2012 : 12) menjelaskan bahwa
pembelajaran aktif adalah metode pengajaran yang melibatkan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif
14

mengkondisikan agar siswa selalu melakukan pengalaman belajar yang


bermakna dan senantiasa berpikir tentang apa yang dapat dilakukannya
selama pembelajaran. Pembelajaran aktif melibatkan siswa melakukan
sesuatu dan berpikir tentang sesuatu yang sedang dilakukannya.
1. Pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran dimana siswa
mendapat kesempatan untuk melakukan aktivitas belajar, berupa
hubungan interaktif dengan materi pelajaran sehingga terdorong untuk
menyimpulkan pemahaman daripada sekedar menerima pelajaran
yang diberikan (Winarsih dan Nur, 2014: 70). Pembelajaran aktif akan
melibatkan siswa dalam berbagai aktivitas yaitu berbicara,
mendengar, menulis, membaca, dan refleksi, ide-ide dan berbagai hal
berkaitan dengan satu topik yang sedang dipelajari. Prinsip dari
pembelajaran aktif adalah siswa harus gesit, menyenangkan dan
bersemangat.
Berdasarkan beberapa uraian pendapat di atas dapat dijelaskan
bahwa pembelajaran aktif atau active learning adalah pembelajaran
yang membawa siswa untuk melakukan banyak hal dan terlibat aktif
untuk menjawab pertanyaan, menyelesaikan sebuah masalah, aktif di
dalam kegiatan individu maupun kelompok, dan mampu
mengutarakan pengetahuan yang dimilikinya pada situasi
pembelajaran. Melalui pembelajaran aktif siswa dapat melakukan
berbagai aktivitas dalam proses pembelajaran seperti melihat,
mendengar, bertanya, berdiskusi dengan teman, memberi contoh, dan
menerapkan hasil belajar. Selain itu, pembelajaran aktif merupakan
strategi yang dapat memperdalam pembelajaran dan memperkuat daya
ingatan siswa. Guru pun dituntut untuk selalu mendesain
pembelajaran dengan suasana yang dinamis, penuh aktivitas, dan
selalu memperhatikan.
2. Ciri-Ciri Pembelajaran Aktif Panduan pembelajaran model Active
learning in School (Hamzah dan Nurdin, 2012: 76) menyebutkan
beberapa ciri pembelajaran yang aktif adalah sebagai berikut:
15

a. Pembelajaran berpusat pada siswa.


b. Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata.
c. Pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi.
d. Pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda.
e. Pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multiarah.
f. Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber
belajar.
g. Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan
kegiatan belajar.
h. Guru memantau proses belajar siswa.
i. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini ciri-ciri
pembelajaran aktif yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Siswa aktif dalam
pembelajaran seperti siswa berpikir kritis untuk mencari dan
menemukan pengetahuan sendiri dengan saling bertanya,
bekerjasama, berdiskusi, berkompetisi dan berinteraksi multi arah
antar siswa maupun dengan guru.
3. Karakteristik Pembelajaran Aktif
Menurut Bonwell dan Eison (dalam Machmudah, 2008:64)
pembelajaran aktif memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian
informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan
keterampilan pemikiran analistis dan kritis terhadap topik atau
permasalahan yang dibahas.
b. Siswa tidak mendengarkan pelajaran secara pasif, tetapi
mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran.
c. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan
dengan materi pelajaran.
d. Siswa lebih banyak dituntut berpikir kritis menganalisa dan
melakukan evaluasi.
e. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses
pembelajaran.
16

4. Team Quiz
Menurut Mardiyanto (2014: 240), “Team Quiz merupakan salah
satu strategi pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Mel Siberman
dimana siswa dibagi ke dalam tiga tim”.
Menurut Siberman (Mardiyanto, 2014: 240) menyatakan: Setiap
siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban dan
tim yang lain menggunakan waktu untuk memeriksa catatannya. Dengan
menerapkan strategi Team Quiz maka guru dapat membantu siswa
menjadi lebih kreatif dalam mengajukan pertanyaan dan menyampaikan
gagasan sehingga hasil belajar siswa akan meningkat, serta dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab siswa atas apa yang mereka pelajari.
Menurut Sutardi (2013: 74), “dalam tipe Quiz Team ini, masing-
masing anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama atas
keberhasilan kelompoknya dalam memahami materi dan menjawab
soal”. Secara defenisi, metode s merupakan suatu metode dimana
masing-masing kelompok secara bergantian menjadi pemandu kuis
dengan menyiapkan soal kuis jawaban singkat, sementara itu maka
kelompok yang lain memeriksa catatan mereka.
Metode Team Quiz diawali dengan guru menerangkan materi
secara klasikal, lalu siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok besar.
Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut,
saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban
untuk memahami materi tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan
suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini
maka terciptalah kompetisi antara kelompok, para siswa akan senantiasa
berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh
nilai yang tinggi dalam pertandingan.

5. Hasil Belajar
Proses pembelajaran yang telah berlangsung pada akhirnya akan
memperoleh pencapaian, pencapaian tersebut berupa hasil belajar.
17

Keberhasilan pembelajaran dapat terlihat melalui hasil belajar yang


diperoleh siswa. Hasil belajar tersebut diperoleh dari pengetahuan dan
keterampilan siswa dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran
dikatakan berhasil apabila dapat mencapai tujuan dari pembelajaran,
yaitu meningkatkan hasil belajar siswa.
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam
pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar
siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga
menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Menurut Rusmono (2017) menyatakan bahwa Hasil belajar
adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif,
afektif, dan pisikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh
setelah siswa menyelesaikan program pembelajarannya melalui
interaksi dengan berbagai sumber belajar dan lingkungan belajar.
Menurut Benjamin S. Bloom “Dimyati Dan Mudjiono, 2006:
26-27” menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif sebagai
berikut:
1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tengtang hal yang
telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu
berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip
atau metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna
tentang hal yang dipelajari.
18

3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah


untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru misalnya
menggunakan prinsip.
4) Analisis mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami
dengan baik, misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang
telah kecil.
5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru,
misalnya kemampuan menyusun suatu program.
6) Evaluasi mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu, misalnya kemampuan
menilai hasil ulangan.
b. Tujuan Hasil Belajar
Menurut Sudjana “2005” mengutarakan tujuan penilaian hasil
belajar sebagai berikut:
1) Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau
meta pelajaran yang ditempuhnya. Dengan pendeskripsian
kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa
dibandingkan dengan siswa lainnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidkan dan pengajaran di
sekolah yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah
tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.
3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian yakni melakukan
perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan
pengajaran serta sistem pelaksanaannya.
4) Memberikan pertanggungjawaban “accountability” dari pihak
sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
5) Penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai
kegiatan belajar untuk program itu.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
19

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan


pembelajaran dikela tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Menurut Sugihartono dkk
“2007: 76-77”, menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar sebagai berikut:
1) Faktor Internal ialah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, faktor internal meliputi, faktor jasmaniah dan faktor
psikologis.
2) Faktor eksternal ialah faktor yang ada diluar individu, faktor
eksternal meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor
masyarakat.

B. Kajian Penelitian yang Relevan


Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian tentang pengembangan
LKPD IPS ini bukanlah yang pertama karena penelitian terdahulu dengan
pokok persoalan tersebut telah banyak dilakukan oleh para sarjana.
Berdasarkan penelusuran atas hasil-hasil penelitian terdahulu, posisi
penelitian ini boleh jadi bersifat meneruskan, menyempurnakan atau
membahass yang belum terbahas. Berikut beberapa hasil penelitian yang
berhubungan dengan pengembangan LKPD IPS antara lain :
1. Penelitan yang berjudul Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis
Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pada Materi Pokok Kegiatan Ekonomi Di Indonesia Siswa Kelas V SD.
Menyatakan bahwa LKS IPS yang dikembangkan layak dan efektif dapat
melatih keterampilan dan menambah pengetahuan peserta didik pada
jenis- jenis ekonomi di Indonesia. Pada pengembangan LKS ini juga
mendapat respon yang baik oleh pendidik dan peserta didik dengan
kemenarikan LKS yang telah dikembangkan.
2. Penelitian yang berjudul Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) Berorientasi Nilai Keislaman Pada Materi Pengangguran Kelas
XI, bahwa LKPD yang dikembangkan pada peserta didik secara
20

keseluruhan menunjukkan bahwa LKPD yang telah dikembangkan sudah


sangat baik digunakan dalam proses pembelajaran.
3. Rosa (2013) melakukan penelitian pengembangan tentang
pengembangan LKPD model Learning Cycle 7E untuk meningkatkan
hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis pada peserta didik. Hasil
peneltian menunjukkan:
a. Kualitas LKPD ditinjau dari aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan,
aspek penyajian dan aspek kegrafikan secara keseluruhan “baik” dan
layak digunakan dalam pembelajaran fisika.
b. Adanya peningkatan siginifikan hasil belajar pembelajaran yang
menggunakan pembelajaran LKPD berbasis Learning Cycle 7E dan
penerapan LKPD berbasis Learning Cycle 7E dapat mengembangkan
keterampilan berpikir kritis peserta didik dikategorikan baik dengan
frekuensi sebesar 80 % atau 24 peserta didik.
4. Qulud (2015) melalukan penelitian tentang model pembelajaran Learning
Cycle 7E untuk meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik
pada konsep sistem reproduksi. Hasil penelitian menunjukkan:
a. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan literasi sains yang
signifikan antara peserta didik yang menerapkan model Learning
Cycle 7E dan peserta didik yang tidak menerapkan model Learning
Cycle 7E.
b. Penggunaan model Learning Cycle 7E dalam pembelajaran biologi
mendapatkan respon yang baik oleh peserta didik.
5. Nurul hidayah, sri latifah, mayza putri adha 2017 dengan judul
“pengembangan Lembar kerja peserta didik matematika dengan
pendekatan saintifik kelas V madrasah ibtidaiyah negeri 4 bandar
lampung”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahan ajar yang
dihasilkan di kategorikan sangat layak, dan hasil coba produk
menunjukkan rata-rata akhir kemenarikan peserta didik merespon positif
produk LKPD pada kategori sangat layak sehingga LKPD yang
dikembangkan dapat di jadikan bahan ajar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Pengembangan
Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual
dalam upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya,
melalui penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat
meningkatkan kualitas pencapaian tujuan (Sugiarta, 2007:11).
Pengembangan model dapat diartikan sebagai upaya memperluas untuk
membawa suatu keadaan atau situasi secara berjenjang kepada situasi yang
lebih sempurna atau lebih lengkap maupun keadaan yang lebih baik.
Pengembangan disini artinya diarahkan pada suatu program yang
telah atau sedang dilaksanakan menjadi program yang lebih baik. Hal ini
seiring dengan pendapat yang dikemukakan oleh Adimiharja dan Hikmat,
2001:12 (dalam Sugiarta A.N, 2007:24) bahwa “pengembangan meliputi
kegiatan mengaktifkan sumber, memperluas kesempatan, mengakui
keberhasilan, dan mengintergrasikan kemajuan”.
Pengembangan model baru disusun berdasarkan pengalaman
pelaksanaan program yang baru dilaksanakan, kebutuhan individu atau
kelompok, dan disesuaiakan dengan perkembangan dan perubahan
lingkungan belajar.
Pengembangan bahan ajar LKPD ini menggunakan model
pengembangan yang diadaptasi dari model instruksional ADDIE Model
ADDIE merupakan salah satu model desain pembelajaran yang sistematik.
Model ADDIE merupakan salah satu model desain pembelajaran
yang deskriptif sistematik. Model ini merupakan salah satu model penelitan
pengembangan yang dapat digunakan dalam penelitian berfungsi untuk
membantu menghasilkan suatu produk dan untuk menguji keefektifan
sebuah produk pembelajaran (Wiyani, 2013).
Model ADDIE memiliki lima langkah atau tahapan yang mudah
dipahami dan diimplementasikan untuk mengembangkan produk seperti

21
22

buku ajar, modul pembelajaran, termasuk LKPD. Peneliti menggunakan


model ADDIE karena model ini disusun secara terprogram dengan urutan
yang sistematis, dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan
dengan sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik (Tegeh, Jampel, & Pudjawan, 2014).
Model ADDIE memiliki langkah-langkah praktis pada setiap
tahapan dan juga melakukan evaluasi pada setiap tahapnya. Model ADDIE
menghasilkan bahan ajar untuk pelatihan jangka pendek atau
berkesinambungan. Model penelitian dan pengembangan ADDIE lebih
lengkap dan lebih rasional (Hamdani, 2011).
Model ADDIE merupakan model untuk desain sistem pembelajaran
yang memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain yang sederhana dan
mudah dipelajari, adanya tahapan pengembangan produk setelah desain
awal. Tahapan pengembangan produknya telah mencakup kriteria dalam
pemecahan masalah belajar peserta didik. Hal inilah yang melatar belakangi
peneliti memilih model ADDIE. Model ADDIE ini memiliki lima tahapan
kegiatan, diantaranya yaitu analyze (analisis), design (perancangan),
development (pengembangan), implementation (implementasi), evaluation
(evaluasi). Kelima tahapan tersebut perlu dilakukan secara sistematik.

ADDIE

Analyze

Design Evaluation

Development Implementation
23

B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan ini secara tidak langsung akan memberi
petunjuk bagaimana langkah procedural yang dilalui mulai dari tahap awal
sampai produk yang sudah bisa digunakan.
1. Analisys (Tahap Analisis)
Sebelum melakukan pengembangan terhadap media pembelajaran atau
bahan ajar ini adalah dengan dilakukannya analisis kebutuhan guna
untuk melihat gambaran kondisi di lapangan yang berkaitan dengan
proses belajar mengajar ekonomi di SMA Negeri 6 Bandar Lampung,
menganalisis kebutuhan ini dapat dilakukan dengan pemberian angket
kepada peserta didik.
2. Design (Tahap Perancangan)
Tahap ini yang dilakukan adalah merancang produk awal yang akan
dikembangkan dari mulai menentukan desain Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) dan menentukan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
yang dapat digunakan setelah dikembangkan.
3. Development (Pengembangan Produk)
Tahap ini merupakan proses dimana segala sesuatu yang dibutuhkan atau
yang akan mendukung semua harus disiapkan.
4. Implementation (Tahap Penerapan)
Setelah LKPD dinyatakan valid, produk tersebut diujicobakan dalam
kegiatan pembelajaran. Uji coba ini dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi mengenai LKPD yang dikembangkan dan dilakukan untuk
mengetahui bahan ajar berupa LKPD ekonomi ini mernarik melalui
angket respon peserta didik.
5. Evaluation (Tahap Evaluasi)
Tahap akhir dalam penelitian pengembangan ini adalah mengevaluasi
terhadap lembar kerja peserta didik. Evaluasi merupakan proses untuk
melihat apakah produk yang dibuat dapat digunakan atau tidak. Evaluasi
sangat berperan penting untuk perbaikan produk Lembar Kerja Peserta
Didik yang dikembangkan
24

C. Desain Produk yang Dikembangkan


Setelah melakukan tahap analisis dari di temukannya masalah pada
tahap sebelumnya, maka kemudian peneliti melakukan pengkajian
materi dan pengkajian konten pada LKPD, lalu hasil dari analisis digunakan
sebagai acuan dalam pengembangan LKPD berbasis model active learning
tipe team quiz
a. Pengkajian Materi
Pada tahap ini ditentukan materi yang akan disampaikan pada peserta
didik. Materi yang pilih dalam penlitian ini adalah materi menganalisis
bentuk bentuk badan usaha, kemudian ditentukan indikator dari materi
yang pilih sebagai rambu-rambu dalam pembuatan LKPD yang
diinginkan.
b. Perancangan Produk
Setelah melakukan penetapan dan pemantapan materi, kemudian peneliti
melakukan perencanaan awal dalam pembuatan produk berupa Lembar
Kerja Peserta Didik. LKPD yang dirancang sesuai dengan kompetensi
dasar, silabus dan berbasis model active learning tipe team quiz pada
materi kelas XI SMA Negeri 6 Bandar Lampung.

1. Desain Produk
Berikut adalah sketsa susunan LKPD :
Visual Keterangan
1. Tampilan Cover depan Cover terdiri dari beberapa bagian:

1. LKPD (Lembar Kerja


Peserta Didik) berbasis
metode pembelajaran
kooperatif number head
together
2. Judul Materi
3. Gambar pokok
4. Kelas
5. Penulis
25

6. Jurusan
2. Kata Pemgamtar Halaman kata pengantar terdiri dari
beberapa bagian:

1. Judul “Kata Pengantar”


2. Isi
3. Keterangan tempat, bulan,
tahun, nama penulis, dan NPM
4. Halaman

3. Pendahuluan Halaman pendahuluan terdiri dari


beberapa bagian:

1. Judul “Pendahuluan”
2. Kompetensi Inti
3. Kompetensi dasar
4. Indikator
5. Halaman

4. Petunjuk penggunaan LKPD Halaman petunjuk penggunaan LKPD


terdiri dari beberapa bagian:

1. Judul
2. Isi
3. Gambar pendukung
4. Halaman
26

5. Daftar Isi Halaman daftar isi terdiri dari


beberapa bagian:

1. Judul
2. Isi
3. Halaman

6. Isi Materi Halaman Isi LKPD terdiri dari


beberapa bagian:

1. Judul Materi
2. Tujuan Pembelajaran
3. Number head together(nht)
4. Kolom identifikasi masalah
5. Kolom Hipotesis
6. Materi
7. Halaman

7. Isi Materi 2 Isi materi halaman kedua terdiri dari:

1. Kegiatan Praktikum
2. Petunjuk praktikum
3. Kolom analisis
4. Halaman
5. Tabel hasil percobaan
6. Kesimpilan
27

8. Kegiatan Akhir dan Evaluasi Halaman kegiatan terdiri dari


beberapa bagian:

1. Contoh soal
2. Langkah number heads together
(nht)
penyelesaian soal
3. Soal evaluasi
4. Butir soal dan ruang
menjawab
5. Halaman

2. Subjek Uji Produk


a. Tempat dan Waktu Penelitian
1) Tempat Penelitian
Tempat akan dilaksanakannya penelitian pengembangan ini yaitu
SMA Negeri 6 Bandar Lampung, sedangkan tahap uji coba produk
akan dilaksanakan pada peserta didik kelas XI.
2) Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan mulai dari tahap persiapan hingga
selesai, seperti pada matriks dibawah ini. Waktu akan
dilaksanakannya uji coba adalah satu kali pertemuan tiap sekolah.
Tabel 3.1. Waktu Penelitian
No. Minggu ke- Bulan Tahun Keterangan
1. Pemantapan
produk
2. Uji coba
produk

b. Karakteristik Sasaran Penelitian


Karakteristik sekolah yang akan dilaksanakan penelitian yakni 1
sekolah, Karakteristik sekolah selajutnya adalah sekolah yang
menggunakan media pembelajaran berupa LKPD, sekolah yang masih
28

menggunakan LKPD. Karateristik sekolah dengan distribusi kelas


sebagai berikut :
Tabel 3.2. Sasaran Penelitian

Jumlah Jumlah peserta


Sekolah Kelas
Kelas didik

SMA Negeri 6
XI 1 14
Bandar Lampung

3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah
mendapatkan data. Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara dan
lembar instrumen validasi yakni, validasi ahli materi, ahli media dan
lembar respon yaitu Guru Ekonomi Kelas XI SMA Negeri 6 Bandar
Lampung serta lembar angket respon guru dan peserta didik.
a. Wawancara
Wawancara atau kuisioner adalah sebuah dialog yang dilakukan
pewawancara (peneliti atau yang diberi tugas melakukan
pengumpulan data), dalam mengumpulkan data mengajukan suatu
pertanyaan kepada yang diwawancarai. Wawancara digunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari reponden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit.Wawancara yang
dilakukan untuk mengetahui data awal dalam penelitian dan informasi
yang diperoleh digunakan sebagai masukan untuk mengembangkan
LKPD pada tema kerukunan dalam bermasyarakat.
b. Observasi
Observasi atau yang disebut dengan pengamatan meliputi kegiatan
pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indra. Teknik pengumpulan data observasi digunakan
29

untuk mengumpulkan data awal ketika penelitian, analisis kebutuhan


serta mengamati pada saat proses pembelajaran dan bagaimana proses
ketika produk sebelum dan sesudah digunakan.
c. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Angket dapat berupa pertanyaan tertutup
ataupun terbuka.Angket digunakan pada saat evaluasi dan uji coba
LKPD. Evaluasi LKPD dilakukan oleh validator ahli media dan
materi.Sedangkan uji coba LKPD pada mata pelajaran IPS diberikan
kepada guru dan peserta didik pada saat uji coba skala kecil dan uji
coba skala lapangan.
d. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan mencari data mengenai variabel yang
berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda, gambar
dan sebagainya. Dokumentasi juga merupakan sejumlah fakta dan
data yang tersimpan. Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh
data yang tidak diperoleh pada teknik pengumpulan data sebelumnya.

4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
memperoleh atau mengumpulkan data dalam rangka memecahkan
masalah penelitian atau menggapai tujuan penelitian.Jenis instrumen
yang digunakan untuk mengukur kevalidan adalah lembar validasi
sedangkan jenis instrumen yang diperlukan untuk mengukur efektifitas
dan kepraktisan LKPD yang dikembangkan adalah angket dan tes hasil
belajar peserta didik yang dijabarkan sebagai berikut:
1. Lembar Validasi
Data uji kevalidan diperoleh dari lembar validasi. Lembar validasi
LKPD digunakan untuk memperoleh informasi tentang kualitas LKPD
berdasarkan penilain validator. Aspek yang dinilai dalam lembar
30

validasi ini adalah aspek format, bahasa, isi, waktu,


manfaat/kegunaan, dan komponen active learning. Informasi yang
diperoleh melalui lembar validasi digunakan dalam merevisi LKPD
yang telah dikembangkan sehingga menghasilkan produk akhir yang
valid. Selain lembar validasi terhadap LKPD juga terdapat lembar
validasi terhadap RPP, lembar validasi terhadap butir tes dan lembar
validasi terhadap angket.
2. Angket
Angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyajikan beberapa
pernyataan tertulis kepada responden untuk segera dijawab,
pernyataan yang disajikan harus jelas, singkat, dan tidak terlalu
banyak. Lembar angket dalam penelitian pengembangan ini digunakan
untuk memperoleh data dan menguji validitas kelayakan bahan ajar
yang dapat dilihat dari hasil validasi oleh ahli materi pembelajaran
tematik, ahli bahan ajar LKPD, dan respon pengguna yaitu guru dan
peserta didik kelas XI SMA N 6 Bandar Lampung Berikut ini
instrumen pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.3 Instrumen Angket Validasi Ahli Bahan Ajar LKPD
No Aspek Penilaian Butir Penilaian
1 Teknik Penyajian Konsistensi sistematika penyajian dalam
pembelajaran.
Keseimbangan antara gambar dan tulisan.
Membangkitkan motivasi belajar.
2 Penyajian Keterjalinan komunikatif interaktif
dengan peserta didik.
Pembelajaran
Ketersesuaian dengan karakteristik materi
pembelajaran.
3 Tata letak Kesesuaian ukuran kertas dengan isi
penyajian materi.
Penampilan ukuran tata letak pada
sampul depan dan sampul belakang yang
sesuai serta satu kesatuan.
Komposisi dan ukuran tata letak (judul,
pengarang, ilustrasi, logo, dan lainnya)
sesuai dengan tata letak isi (sesuai pola
LKPD).
31

Warna sebagai unsur tata letak yang


sesuai dan memperjelas fungsi.
Ukuran huruf judul LKPD lebih dominan
dibandingkan dengan nama pengarang.
Warna judul LKPD kontras dengan latar
belakang.
Terdapat materi pembelajaran, penilaian
(evaluasi), latihan soal (tugas), langkah
kegiatan pada setiap kgiatan peserta
didik.
4 Memfasilitasi Tugas dan latihan soal yang diberikan
kemampuan memberikan kesempatan kepada peserta
pemahaman didik untuk memahami konsep
konsep dan pembelajaran yang dipelajari.
pemecahan Soal-soal yang diberikan memungkinkan
masalah peserta didik untuk memahami masalah
dan memberikan kesempatan untuk
peserta didik dapat memberikan ide
penyelesaiannya.
5 Merangsang Menumbuhkan rasa ingin tahu.
keingintahuan Meningkatkan minat belajar peserta
didik.
(Sumber: Olahan Peneliti)

Tabel 3.4 Instrumen Angket Validasi Ahli Materi Pembelajaran


Ekonomi
No Aspek Penilaian Butir Penilaian
1 Cakupan Materi Penyajian materi sudah sesuai dengan
kompetensi dasar (KD).
Penyajian materi sudah sesuai dengan
indikator.
2 Akurasi Materi Kedalaman materi sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
Konsep yang disajikan tidak
menimbulkan banyak tafsiran.
Prosedur kegiatan (langkah kegiatan)
yang diberikan sudah runtut dan benar.
Teori yang diberikan sudah sesuai dengan
materi.
Penelitian istilah ditulis dengan
konsisten.
3 Penyajian Materi Masalah yang diberikan dapat
32

Pembelajaran mendorong siswa untuk membangun


pengetahuannya sendiri.
LKPD memuat kegiatan pengamatan
secara individu atau kelompok yang
bertujuan untuk menemukan suatu
konsep.
Memberikan kesempatan kepada peserta
didik agar dapat bekerjasama untuk
memecahkan permasalahan atau
menemukan suatu konsep.
Memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
Terdapat penilaian (evaluasi), latihan
soal, langkah kegiatan pada kegiatan
yang akan dilakukan peserta didik.
Tidak terlalu banyak menggunakan
kombinasi jenis huruf.
Pemisahan antar paragraf jelas.
Gambar antar teks sesuai.
Terdapat judul bab, judul sub bab, dan
angka halaman.
4 Pendukung Kelengkapan pendukung penyajian
Penyajian (memuat pengantar, daftar isi, peta
konsep, dan daftar pustaka).
5 Kebahasaan Kesesuaian gambar dengan issi materi
dan soal.
Ketepatan penggunaan kalimat dan
kebakuan istilah.
Keterkaitan antar kalimat, antar paragraf,
dan antar konsep.
Kesesuaian kalimat bahasa yang
digunakan dengan EYD.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
Bahasa yang digunakan tidak memiliki
makna ganda atau banyak tafsiran.
Bahasa yang digunakn sesuai dengan usia
peserta didik.
(Sumber: Olahan Peneliti)
33

Tabel 3.5 Instrumen Angket Respon Peserta didik Terhadap


LKPD
No. Pernyataan SL L KL TL
1. LKPD ini membuat saya memiliki
kemauan yang tinggi untuk mengikuti
pembelajaran.
2. Menggunakan LKPD membuat saya
mengingat konsep pembelajaran lebih
lama.
3. LKPD sangat menarik dan
menyenangkan bagi saya.
4. LKPD ini membuat saya termotivasi
untuk lebih berprestasi.
5. LKPD ini tidak membuat saya
bingung untuk memahami materi
pembelajaran.
6. LKPD ini membuat saya untuk berani
mengeluarkan pendapat.
7. LKPD ini tidak sama dengan buku
ajar lain yang pernah saya gunakan.
8. LKPD ini dapat meningkatkan
kreativitas saya.
9. Melalui LKPD ini saya tidak merasa
kesulitan untuk mengingat materi
pembelajaran.
10. Cara yang digunakan dalam LKPD
memudahkan saya memahami materi
pembelajaran.
11. Saya senang menggunakan LKPD ini
karena ada kegiatan pada tugas
kelompok.
12. LKPD ini ada tambahan lembar untuk
pemahan materi yang dapat
menambah wawasan saya.
13. LKPD ini ada tambahan lembar untuk
mengerjakan tugas sehingga
memudahkan saya mengerjakan tugas.
14. LKPD ini desainnya menarik untuk
saya.
(Sumber: Olahan Peneliti)

\
34

Tabel 3.6 Instrumen Respon Guru terhadap LKPD


No. Pernyataan SL L KL TL
1. LKPD ini membuat peserta didik
memiliki kemauan yang tinggi untuk
mengikuti pembelajaran.
2. Menggunakan LKPD membuat
peserta didik mengingat konsep
pembelajaran lebih lama.
3. LKPD sangat menarik dan
menyenangkan bagi peserta didik.
4. LKPD ini membuat peserta didik
termotivasi untuk lebih berprestasi.
5. LKPD ini tidak membuat peserta
didik bingung untuk memahami materi
pembelajaran.
6. LKPD ini membuat peserta didik
untuk berani mengeluarkan pendapat.
7. LKPD ini tidak sama dengan buku
ajar lain yang pernah peserta didik
gunakan.
8. LKPD ini dapat meningkatkan
kreativitas peserta didik.
9. Melalui LKPD ini peserta didik tidak
merasa kesulitan untuk mengingat
materi pembelajaran.
10. Cara yang digunakan dalam LKPD
memudahkan peserta didik memahami
materi pembelajaran.
11. Peserta didik senang menggunakan
LKPD ini karena ada kegiatan pada
tugas kelompok.
12. LKPD ini ada tambahan lembar untuk
pemahan materi yang dapat
menambah wawasan peserta didik.
13. LKPD ini ada tambahan lembar untuk
mengerjakan tugas sehingga
memudahkan peserta didik
mengerjakan tugas.
14. LKPD ini desainnya menarik untuk
peserta didik.
(Sumber: Olahan Peneliti)
35

3. Butir-Butir Tes
Data uji keefektifan diperoleh dari instrumen penelitian berupa butir-
butir tes, tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui tingkat
penguasaan siswa terhadap materi yang telah di ajarkan.

5. Teknik Analisis Data


Data-data yang harus di analisis dalam pelitian ini adalah berupa
angket validasi ahli media, materi dan respon (Guru dan peserta didik).
Skala pengukuran penelitian pengembangan LKPD yang digunakan oleh
peneliti yakni dengan menggunakan skala likert. Skala likert disebut
sebagai alat pengukur terhadap suatu hal yang diungkapkan melalui
serangkaian pernyataan yang akan diberikan kepada responden untuk
memberikan jawaban. Penskoran pada analisis data instrumen validasi
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.7 Penskoran Analisis Instrumen Validasi
No Pilihan Jawaban Skor
1. Sangat Layak (SL) 5
2. Layak (L) 4
3. Cukup Layak (L) 3
4. Kurang Layak (KL) 2
5. Sangat Kurang Layak (SKL) 1
Rumus presentase yang digunakan adalah sebagai berikut :

kelayakan =

Hasil dari skor penilaian dari masing-masing validator ahli materi


dan ahli media tersebut kemudian dicari rata-ratanya untuk menentukan
kevalidan dan kelayakan LKPD.
Berikut kriteria kelayakan analisis rata-rata ditampilkan pada table 3.4
36

Tabel 3.8 Kriteria Validasi Kelayakan


Skor Kualitas Kriteria Kelayakan
0-25 Sangat tidak layak
26-50 Tidak layak
51-75 Cukup layak
76-100 Sangat layak

Rumus presentasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

kelayakan =

Anda mungkin juga menyukai