Anda di halaman 1dari 80

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II


TEMATIK TEMA 2 BERMAIN DI LINGKUNGANKU MELALUI
MODEL COOPERATIVE LEARNING DI MI MA’ARIF RAWAAPU
KECAMATAN PATIMUAN KABUPATEN CILACAP

TRI WIDIYASTUTI
NIM : 2103117937

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIFERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2022

i
ABSTRAK

TRI WIDIYASTUTI NIM: 2103117937. Penelitian yang berjudul UPAYA


MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II TEMATIK TEMA 2
BERMAIN DI LINGKUNGANKU MELALUI MODEL COOPERATIVE
LEARNING DI MI MA’ARIF RAWAAPU KECAMATAN PATIMUAN
KABUPATEN CILACAP ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
sejauhmana peningkatan pemahaman siswa dengan metode cooperative learning
Adapun masalah dalam penelitian ini yakni “adakah peningkatan pemahaman
siswa dengan metode cooperative learning pada materi tema 2 tentang Bermain
Di Lingkunganku. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas II MI
Ma’arif Rawaapu Kecamaan Patimuan Kabupaten Cilacap yang berjumlah 15
siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tekhnik observasi yang dilakukan
selama penelitian pada siklus I dan siklus II sedang berlangsung. Tekhnik analisis
data yang dipergunakan adalah tekhnik kuantitatif dan kualitatif. Tekhnik
kuantitatif untuk mengolah data kuantitatif hasil test. Sedangkan tekhnik kualitatif
untuk menganalisis data kualitatif non test. Berdasarkan penelitian yang peneliti
lakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa Penerapan metode
COOPERATIF LEARNING PADA KELAS II MI Ma’arif Rawaapu Kecamatan
Patimuan Kabupaten Cilacap mengalami peningkatan. Peneliti mengharapkan
untuk penelitian berikutnya agar memilih metode yang tepat dan menggunakan
alat peraga yang mendukung terhadap materi pembelajaran untuk meningkatkan
pemahaman siswa.

Kata Kunci:Metode cooperative learning pada tema II Bermain di Lingkunganku

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayatnya penulis dapat menyelesaikan Laporan PTK dengan judul “UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II TEMATIK TEMA 2
BERMAIN DI LINGKUNGANKU MELALUI MODEL COOPERATIVE
LEARNING DI MI MA’ARIF RAWAAPU KECAMATAN PATIMUAN
KABUPATEN CILACAP”.
Penulisan Laporan PTK ini bertujuan untuk memenuhi sebagian
pengumpulan tugas program pendidikan profesi guru dalam jabatan. Laporan PTK
ini mengkaji tentang penerapan model probing-prompting terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa.
Saya menyadari sepenuhnya dalam penyusunan Laporan PTK ini masih
jauh dari sifat sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan dan kemajuan penulisan Laporan PTK di
masa yang akan datang.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu secara moril dan
materil dalam penyusunan Laporan PTK ini. Semoga Allah membalasnya dengan
imbalan yang tidak ternilai harganya.

Cilacap, 17 Oktober 2020


Penulis,

iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 4
C. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori .................................................................................. 7
B. Kajian Pustaka ................................................................................... 15
C. Hipotesis Tindakan ............................................................................ 16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................. 17
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 17
C. Subjek dan Kolaborator Penelitian .................................................... 18
D. Rancangan Penelitian ........................................................................ 19
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 21
F. Instrumen Penelitian ..........................................................................22
G. Analisis Data ......................................................................................23
H. Indikator Kinerja ................................................................................23
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Siklus I .....................................................................................24
B. Hasil Siklus II .................................................................................... 29
C. Hasil Siklus III ...................................................................................33
D. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................36

BAB V PENUTUP

iv
A. Kesimpulan ........................................................................................43
B. Saran – saran ......................................................................................43
C. Penutup ..............................................................................................44
LAMPIRAN
A. RPP TEMA 2 ST 1 PB 1 (PPL 1)
B. RPP TEMA 2 ST 1 PB 3 (PPL 2)
C. RPP TEMA 2 ST 2 PB 1 (PPL 3)

v
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah pelengkap dalam kehidupan yang bersifat wajib
untuk anak bangsa. Dikatakan demikian karena pendidikan adalah suatu
pembelajaran yang berpengaruh sangat tinggi terhadap siswa baik di
lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat luas. Somantri (1976:28)
mengatakan Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai arah yakni mendidik
masyarakat sebagai warga negara yang patuh aturan hokum, digambarkan
dengan masyarakat atau warga negara yang rela berkorban demi bangsa dan
negara, berakidah, dan demokratis. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 2013 menjelaskan bahwa “dalam bentuk kehidupan kecerdasan
bangsa diharuskan adanya komite nasional untuk dapat menaikkan mutu serta
daya saing bangsa dengan penataan ulang Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian dan Penataan Ulang
Kurikulum”.
Dapat disimpulkan bahwa Tema 2 Bermain di Lingkunganku
diharapkan memberikan kesiapan terhadap siswa guna menjadi
masyarakat/warga negara yang mampu meningkatkan mutu serta daya saing
bangsa, menjaga komitmen untuk mempertahankan NKRI sesuai standar
kurikulum yang berlaku. Dalam mewujudkan kesiapan tersebut, hal utama
yang harus dilakukan oleh pendidik adalah memberikan motivasi untuk minat
siswa pada pembelajaran yang baru, pendidik dituntut untuk memberikan
suasana serta kondisi yang baru agar dapat melaksanakan proses pembelajaran
dan pendidik mampu mengidentifikasi kendala yang dialami siswa agar
pendidik dapat memberikan bimbingan yang tepat untuk kendala yang dialami
tiap-tiap siswa. Pembelajaran Tema 2 Bermain di Lingkunganku harus
mempunyai tiga tujuan dalam pembelajaran yaitu tujuan dalam kognitif, tujuan
dalam afektif, serta tujuan dalam psikomotor. Apabila siswa belum
memaksimalkan tiga tujuan pembelajaran tersebut maka guru sebagai pendidik

1
2

belum sepenuhnya memberikan acuan tujuan pembelajaran kepada siswa


karena faktor atau suatu hal lainnya. Utamanya penerapan pembelajaran
dengan model yang kurang bervariatif, seharusnya pembelajaran
menyesuaikan tingkat progres serta keperluan siswa.
Menurut Facione (2011:9) penguasaan berpikir kritis mencakup;
interpretasi, analitis, inferensi atau simpulan, evaluasi, eksplanasi atau
interpretasi, dan regulasi diri (self regulation). Aspek Interpretasi yakni
pengelompokkan siswa terhadap permasalahan sehingga menemukan jawaban
tepat. Aspek Analisis, yakni siswa berupaya untuk mengukur ide-ide serta
mengidentifikasi jawaban serta pertanyaan. Aspek inferensi/ kesimpulan,
yakni siswa dapat menyimpulkan untuk suatu pemecahan suatu masalah.
Aspek evaluasi, yakni siswa dapat menguji pertanyaan ataupun pendapat yang
masuk dari diri sendiri ataupun orang lainnya. Aspek eksplanasi/ interpretasi,
yakni siswa dapat memaparkan pernyataan atau ungkapan pendapat untuk
pendapat yang lebih kuat. Aspek regulasi diri (self- regulation), yakni siswa
mampu mengelola menempatkan dirinya pada suatu pemecahan masalah.
Berdasar hasil data pengamatan observasi yang dilakukan di kelas II MI
Maarif Rawaapu Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap, proses KBM
dengan mengukur berpikir kritis dalam pembelajaran Tema 2 masih kurang.
Perihal tersebut di lihat dari; Pertama, pada saat guru menunggu untuk
kesempatan siswa dalam mengajukan pertanyaan atau pendapat, 1 sampai 3
orang yang bertanya mengenai masalah tersebut, sisanya tidak ada yang
bertanya dan memilih diam saja. Kedua, siswa belum bisa menghubungkan
keterkaitan masalah yang ada pada masyarakat dengan teori pada buku Tema
2 sehingga sulit untuk melakukan tanya jawab dalam pertanyaan tersebut.
Ketiga, siswa masih terbiasa mengobrol saat pembelajaran Tema 2 berlangsung
hal ini berpengaruh pada tingkat kemampuan berpikir kritis ketika guru
bertanya pada siswa tersebut karena kurang memperhatikan pembelajaran
dikelas. Keempat, ketika guru memberikan pertanyaan pada siswa mengenai
konflik/permasalahan pada lingkungan sekitar, siswa belum bisa untuk
memutuskan kausalitas (sebab- akibat) pada konflik/permasalahan yang
3

diberikan oleh pendidik. Kurangnya mencermati dan menafsirkan pada diri


siswa sehingga tidak dapat menjawab dengan sempurna.
Dengan demikian, pada pola berpikir kritis pada tiap masing-masing
siswa menjadi peran utama yang wajib ada pada siswa, dengan kapabilitas
berpikir siswa dapat memecahkan masalah, bertanggungjawab, bekerja sama,
serta berani berargumen, berpendapat, berdebat dan bertanya. Permasalahan
diatas merupakan permasalahan yang harus segera diatasi dalam proses
pembelajaran Tema 2 Bermain di lingkunganku, menurut Wuryan dan
Syaifullah (2008:39) bahwa pelajar harus berpartisipasi secara bebas dan
dinamis agar pelajar dapat memecahkan masalah. Maka dari itu, proses belajar
dilaksanakan menggunakan model yang dapat mendukung untuk
meningkatkan tingkat berpikir kritis siswa.
Berdasarkan hasil rumusan masalah bahwa (1) siswa belum siap karena
kondisinya dalam proses pembelajaran ribut, ngobrol dengan teman (2) Siswa
(laki-laki) banyak yang tidak serius belajar karena mereka senang keluar kelas
dengan alasan ke toilet padahal mereka ke kantin (3) Belum siap atau tidak
berusaha untuk memahami materi yang akan dipelajari serta malas belajar dan
tidur-tiduran dikelas (4) Siswa (laki-laki) banyak yang bermasalah baik itu
kehadiran, tingkah laku kepribadian maupun dalam pengerjaan tugas. Maka
demikian, hal tersebut dapat menurunkan sifat berpikir dari tiap-tiap siswa,
serta hal yang bisa dilakukan peneliti untuk menumbuhkan rasa keingintahuan
siswa di kelas II dalam penerapan probing-prompting. Hal yang bisa dilakukan
yaitu dengan menampung keluh kesah siswa ketika pembelajaran, kemudian
didapatkan suatu pemecahan masalah untuk siswa kelas II tersebut.
Berdasarkan observasi yang dilakukan berdasar kegiatan/ aktivitas
belajar ialah 75%. Hal tersebut memberitahukan bahwasannya 15 siswa yang
melaksaakan pembelajaran terdapat 5 siswa saja yang mencapai ketuntasan
KKM.
Model cooperative learning sehingga terjadi proses berpikir kritis yang
dapat mengaitkan wawasan baru. Kemudian, siswa mengkonstruksi rencana
dasar serta peraturan dari wawasan baru tersebut serta tidak untuk
4

dipaparkan/diberitahukan. Berdasarkan pendapat tersebut, model menyusun


pertanyaan (kooperatif) dirasa cocok untuk mengingkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran Tema 2 dengan dibantu media.
Dengan penggunaan media ini, siswa diharapkan mampu untuk
mengaplikasikan proses KBM dengan model kooperatif learning terhadap
kemampuan berpikir kritis yang diterapkan dalam pembelajaran Tematik Tema
2.
Berdasarkan pemaparan latar belakang, peneliti sangat tertarik
melakukan penelitian tentang penerapan model kooperatif learning untuk
menyelesaikan permasalahan yang terjadi, maka peneliti menuangkannya pada
judul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II
TEMATIK TEMA 2 BERMAIN DI LINGKUNGANKU MELALUI MODEL
COOPERATIVE LEARNING DI MI MA’ARIF RAWAAPU KECAMATAN
PATIMUAN KABUPATEN CILACAP”

B. Identifikasi Masalah
1. Kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran Tema 2 masih kurang.
2. Siswa ketika diberikan pertanyaan memilih diam saja.
3. Siswa belum bisa menghubungkan keterkaitan masalah yang ada pada
masyarakat dengan teori pada buku tema 2.
4. Memiliki kesulitan untuk melakukan tanya jawab dalam pertanyaan.
5. Siswa masih terbiasa mengobrol.
6. Siswa belum bisa untuk memutuskan.
7. Kurangnya mencermati dan menafsirkan pada diri siswa

C. Rumusan Masalah
Berdasar pada latar belakang, maka rumusan masalahnya pada siswa
MI Ma’arif Rawaapu dalam Pembelajaran Tema 2, yaitu:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Tema 2 pada model cooperative
learning pada kemampuan berpikir kritis siswa?
5

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Tema 2 melalui penerapan model


cooperative learning pada kemampuan berpikir kritis siswa?
3. Bagaimana hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
penerapan model cooperative learning terhadap kemampuan berpikir
kritis siswa dalam pembelajara Tema 2 di kelas II MI Ma’arif Rawaapu?
4. Bagaimana hambatan yang dihadapi oleh siswa maupun guru serta upaya
yang dilakukan dalam penerapan model cooperative learning pada
pembelajaran Tema 2 di kelas II MI Ma’arif Rawaapu?

D. Tujuan Penelitian
Berdasar pada latar belakang dan rumusan masalah, penelitian
bertujuan untuk mengetahui hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis
siswa melalui model cooperative learning dalam pembelajaran Tema 2.
Khususnya, tujuan penelitian ini untuk mengetahui:
1. Mendeskripsikan perencanaan penerapan model cooperative learning
pada pembelajaran Tema 2 di kelas II MI Ma’arif Rawaapu.
2. Mengidentifikasi pelaksanaan penerapan model cooperative learning pada
pembelajaran Tema 2 di kelas II MI Ma’arif Rawaapu.
3. Menjelaskan hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
penerapan model cooperative learning pada pembelajaran Tema 2 di kelas
II MI Ma’arif Rawaapu.
4. Menjelaskan hambatan yang dihadapi oleh siswa maupun guru serta upaya
yang dilakukan pada penerapan model cooperative learning dalam
pembelajaran Tema 2 melalui di kelas II MI Ma’arif Rawaapu.

E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Dari Segi Teori
a. Secara teoritis, penelitian ini menjelaskan secara detail dan merinci
mengenai penerapan model cooperative learning untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalm pembelajaran
Tema 2 di kelas II MI Ma’arif Rawaapu.
6

b. Secara teoritis, manfaat penelitian ini untuk memberikan masukan


serta menambahkan wawasan ilmu pengetahuan yang luas khususnya
pada model cooperative learning untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa dalm pembelajaran Tema 2 di kelas II MI Ma’arif
Rawaapu.
2. Manfaat Dari Segi Praktik
a. Bagi Siswa
Melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis
sehingga siswa terbiasa dan mampu untuk memecahkan masalah serta
berpendapat di dalam penerapan model cooperative learning, serta
mampu meingkatkan motivas belajar yang mampu untuk menghindari
rasa jenuh pada kegiatan belajar mengajar.
b. Bagi Guru
Guru dapat menjadikan penerapan model cooperative learning
sebagai alternatif guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
dapat mengingkatkan inovasi belajar.
c. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan sebagai referensi baru untuk program yang berkenaan
dengan model cooperative learning dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis.
7

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan
sebagainya) oleh suatu usaha pikiran.1 Sedangkan pengertian belajar
banyak ditemukan oleh para ahli pendidikan sesuai sudut pandang
masing-masing. Sebagai landasan penguraian apa yang dimaksud
dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan definisinya
menurut para ilmuwan, diantaranya sebagai berikut:
Menurut Hilgart dan Bower, sebagaimana dikutip oleh M.
Ngalim Purwanto, mengemukakan “Belajar berhubungan dengan
perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi yang
tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang
dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan, atau keadaan seseorang (misalnya) kelelahan, pengaruh
obat dan sebagainya”. 2
Belajar menurut Morris L. Bigge seperti dikutip Max Darsono
dkk. adalah perubahan yang menetap dalam diri sesorang yang tidak
dpat diwariskan secara genetis. Selanjutnya Morris menyatakan
bahwa perubahan itu terjadi pada pemahaman (insight), perilaku,
presepsi, motivasi, atau campuran dari semuanya secara sistematis
sebagai akibat pengalaman dalam situasi – situasi tertentu.3

1
Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet.3,
hlm. 391.
2
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT, Rosdakarya, 1992), hlm. 84
3
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: RaSAIL Media
Group, 2009,hlm.9.
7
8

Berdasarkan pengertian-pengertian tentang belajar yang telah


dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
perubahan perilaku dari individu yang terjadi disebabkan adanya
pengalaman dan latihan serta interaksi dengan lingkungan.
Adapun hasil belajar atau achievement merupakan realisasi
atau pemekaran dari kecakapan–kecakapan potensial atau kapasitas
yang dimiliki seseorang.4 Anak yang berhasil dalam belajar adalah
yang berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan intruksional. Hasil
belajar merupakan kegiatan mengkomunikasi dan menjelaskan hasil
penilaian guru tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.5 Maka
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai
oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar.
b. Tipe Hasil Belajar
Hasil belajar yang dapat dicapai oleh para pengajar
menggambarkan hasil usaha yang dilakukan oleh guru dalam
memfasilitasi dan menciptakan kondisi belajar mereka. Untuk
mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai perlu
diketahui tipe hasil belajar sebagai berikut. 6
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang membahas tujuan pembelajaran
berkenaan dengan mental peserta didik. Ranah kognitif terdiri
dari enam tingkatan yaitu: pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comprehension), penerapan (aplication), analisis (analysis),
sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation).
2) Ranah afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap, nilai-
nilai interest, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan

4
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), Cet. 2, hlm. 102.
5
Mimin Haryanti, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta:
PT. Gaung Persada Press, 2007), hlm. 115.
6
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 35-
39.
9

sosial. Tingkat afeksi ada lima, yaitu: kemauan menerima,


kemauan menanggapi, berkeyakinan, penerapan karya,
ketekunan dan ketelitian.
3) Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Menurut
Nana Sudjana ada enam tingkatan keterampilan, yaitu:
a) gerakan refleks;
b) ketrampilan pada gerakan-gerakan sadar;
c) kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif dan motorik;
d) kemampuan di bidang fisik;
e) gerakan-gerakan skill, mulai dari ketrampilan sederhana
sampai ketrampilan yang kompleks;
f) kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi.7
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya dari satu aspek potensi peserta didik saja.
Berdasarkan tipe hasil belajar di atas maka hasil belajar harus
mencakup tiga aspek atau ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif,
dan ranah psikomotorik.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dengan pendekatan sistem kegiatan belajar dapat
digambarkan sebagai berikut:

7
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), hlm. 30-31.
10

Instrumental
Input

Raw Input Teaching-Learning Process Output

Environment Input

Gambar 2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar8

Gambar di atas menunjukkan bahwa masukan mentah (raw


input) merupakan bahan baku yang perlu diolah (peserta didik), dalam
hal ini diberi pengalaman belajar dalam proses belajar mengajar
(teaching-learning proses). Dalam proses belajar mengajar turut
berpengaruh pula sejumlah faktor lingkungan yang merupakan
masukan lingkungan (environment input) baik lingkungan alami
maupun lingkungan sosial. Dan sejumlah faktor yang sengaja
dirancang dan dimanipulasikan (instrumental input) misalnya
kurikulum, sarana dan fasilitas, dan lain-lain guna menunjang
tercapainya keluaran yang dikehendaki (output) yaitu hasil belajar.

2. Model Pembelajaran Kooperatif learning


a. Model Pembelajaran
1) Pengertian Model Pembelajaran
Istilah “model” sudah sering dipergunakan dalam
berbagai bidang kehidupan termasuk pendidikan. Model dapat
diartikan sebagai bentuk, namun juga dapat diartikan sebagai
contoh. Hal ini sesuai dengan pendapat Mills (dalam Suprijono,
2011: 45) model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses
aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang
mencoba bertindak berdasarkan model itu. Dalam pembelajaran,

8
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1996), Cet.
11, hlm. 106.
11

model memiliki peranan yang penting, yakni sebagai petunjuk


dan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.
Menurut Suprijono (2011: 45-46), model pembelajaran
merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori
psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan
implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model
pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan
untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi
petunjuk kepada guru di kelas.
Rusman (2012: 144) menjelaskan bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Sementara
itu, Suprihatiningrum (2013: 145) menyebutkan pengertian
model pembelajaran yaitu tiruan atau kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur pembelajaran secara sitematis dalam
mengelola pengalaman belajar peserta didik agar tujuan belajar
tertentu yang diinginkan dapat tercapai.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan sebagai landasan praktik
pembelajaran guna memberikan petunjuk pada guru tentang
prosedur dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2) Jenis-jenis Model Pembelajaran
Seiring dengan semakin berkembangnya teori
pembelajaran, model pembelajaran juga mengalami
perkembangan. Terdapat beberapa model pembelajaran yang
dapat digunakan oleh guru termasuk kelebihan dan
kekurangannya masing-masing.
12

Huda (2013: 74) menyatakan bahwa sedikitnya 23 model


yang diklasifikasi ke dalam empat kelompok yang didasarkan
pada sifat-sifatnya, karakteristik-karakteristiknya, dan pengaruh-
pengaruhnya. Empat kelompok tersebut adalah sebagai berikut;
a) Model-model Memproses Informasi
Huda (2013: 76) menyatakan bahwa model-model ini
berfokus pada kapasitas intelektual. Model-model tersebut
didasarkan pada kemampuan peserta didik untuk
mengobservasi, mengolah data, memahami informasi,
membentuk konsep-konsep, menerapkan simbol-simbol
verbal dan non-verbal, dan memecahkan masalah.
Model-model yang termasuk dalam kategori ini adalah:
model berpikir induktif, model pencapaian konsep, model
induktif kata bergambar, model penelitian ilmiah, model
latihan penelitian, model menghafal, model sinektik, dan
model advance organizer.
b) Model-model Personal
Model-model yang termasuk dalam kategori model ini
umumnya berkaitan dengan individu dan pengembangan diri
sendiri. Model-model ini menekankan pada pengembangan
individu untuk menjadi pribadi yang utuh, percaya diri, dan
kompeten. (Huda, 2013: 125). Model-model yang termasuk
dalam kategori ini antara lain: model pengajaran tak terarah,
dan model classroom meeting.
c) Model-model Interaksi Sosial
Huda (2013: 109) dalam bukunya mengemukakan bahwa
model-model dalam kategori ini menekankan relasi individu
dengan masyarakat dan orang lain. Sasaran utamanya adalah
untuk membantu peserta didik belajar bekerja sama,
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, baik yang
sifatnya akademik maupun sosial.
13

Model-model yang termasuk dalam kategori ini antara lain:


model kooperatif, model bermain peran, dan model
penelitian yuridis.
d) Model-model Perubahan Perilaku
Semua model dalam kelompok ini memiliki dasar teoritis
yang sama, suatu body of knowledge yang merujuk pada
teori behavioral. Model-model ini menekankan pada
upayanya untuk mengubah perilaku yang tampak dari para
peserta didik. Beberapa model yang termasuk dalam kategori
ini antara lain: model instruksi langsung, dan model simulasi.
(Huda, 2013: 134).
b. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Inovasi dalam pembelajaran di sekolah diperlukan guna
meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan. Salah satu
inovasi yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif. Menurut
Hamdayama (2014: 64) pembelajaran kooperatif merupakan
model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang
yang memiliki latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras atau suku yang berbeda.
Sementara itu, Isjoni (2011: 14) mengungkapkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan
sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda. Adapun Suprijono (2011: 54)
mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep
yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk
bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh
guru.
14

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat


disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran dengan sistem kerja kelompok-kelompok kecil
yang terdiri dari anggota yang berbeda latar belakang maupun
semua jenis kerja kelompok yang lebih dipimpin atau diarahkan
oleh guru.
2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni (2011: 59-60) pembelajaran kooperatif
terjadi dalam bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja
kelompok dapat dikatakan pembelajaran kooperatif.
Menurut Suprijono (2011: 58) untuk mencapai hasil yang
maksimal, lima unsur dalam pembelajaran kooperatif harus
diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: positive interpendence
(saling ketergantungan positif), personal responsibility (tanggung
jawab perseorangan), face to face promotive interaction (interaksi
promotif), interpersonal skill (komunikasi antar anggota), dan
group processing (pemrosesan kelompok).
Pendapat yang sama diungkapkan oleh Bennet (dalam
Isjoni, 2011: 60) yang menyatakan bahwa ada lima unsur dasar
yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja
kelompok, yaitu: positive interpendence, interaction face to face,
adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam
anggota kelompok, membutuhkan keluwesan, meningkatkan
keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah (proses
kelompok).
Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dapat dikatakan kooperatif jika
terdapat saling ketergantungan posistif, tanggung jawab
perseorangan, interaksi promotif, komunikasi antar anggota, dan
pemrosesan kelompok.
15

3. Tematik Tema 2 Bermain Di Lingkunganku


a. Tema 2 Sub Tema 1 Pembelajaran 1
1) Bahasa Indonesia, teks bacaan Bermain Perahu Kertas
2) Matematika, Konsep perkalian atau penjumlahan berulang
b. Tema 2 Sub Tema 1 Pembelajaran 3
1) Bahasa Indonesia, menguraikan kosakata dan konsep
keberagaman benda berdasarkan bentuk dan wujud.
2) Matematika, Konsep perkalian atau penjumlahan berulang
c. Tema 2 Sub Tema 2 Pembelajaran 1
1) Bahasa Indonesia, menguraikan kosakata dan konsep
keberagaman benda berdasarkan bentuk dan wujud.
2) Matematika, Konsep perkalian atau penjumlahan berulang

B. Kajian Pustaka
Dalam Kajian pustaka ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa
penelitian yang dilakukan terdahulu relevansinya dengan penelitian ini.
Adapun penelitian-penelitian tersebut adalah:
1. Jurnal JKTO Volume 4 No. 9 oleh Dinayanti, berjudul Peningkatan Hasil
Belajar SiswaMelalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN
20 Tolitoli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Model
Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa
dalam menyelesaikan soal IPA di Kelas 5 SDN 20 Tolitoli. Hal tersebut
dibuktikan dengan kemampuan berpikir kritis yang mengalami
peningkatan dari nilai kondisi awal ketuntasan belajar siswa sebesar 30,4%
(belum tuntas) meningkat menjadi 91,1% (tuntas) pada kondisi akhir.
Jurnal di atas mempunyai kemiripan dengan Penelitian tindakan kelas
yang dilakukan penulis, yaitu model pembelajaran Cooperative Learning
yang mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa, namun materi
pembelajaran dan siswa yang akan kita teliti berbeda serta mengarah pada
16

pemikiran kritis, maka cara pembelajaran dan hasil yang didapatkan juga
berbeda.
2.

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian pada kajian teori diatas, maka hipotesis tindakan
penelitian ini adalah dengan menggunakan model Pembelajaran Cooperative
Learning dapat meningkatkan hasil belajar Tema 2 siswa kelas II MI Ma’arif
Rawaapu Tahun Pelajaran 2022/2023.
17

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action
research). (Basrowi dan Suwandi: 2008, Hal 25) Penelitian tindakan kelas
merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan
yang dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di
kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan yang langsung
berhubungan dengan tugas guru di lapangan.
Menurut Rochiarti Wiriatmadja penelitian tindakan kelas yang dimaksud
adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan
oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam
pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-
tindakan tersebut.1

B. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
Waktu yang dibutuhkan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
sekitar bulan September sampai bulan Oktober 2022 pada tahun pelajaran
2022/2023 semester 1 dengan melakukan tiga siklus.
a. Siklus I pada tanggal 24 September 2022 dengan materi Tema 2 Sub
tema 1 Pembelajaran 1.
b. Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 04 Oktober 2022 dengan materi
Tema 2 Sub tema 1 Pembelajaran 3
c. Siklus 3 pada tanggal 12 Oktober 2022 dengan materi Tema 2 Sub
tema 2 Pembelajaran 2.

1
Rochiarti Wiriatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2006), cet. 2 hlm. 12
17
18

2. Tempat Penelitian
Lokasi penelitian adalah MI Ma’arif Rawaapu Kecamatan Patimuan
Kabupaten Cilacap.

C. Subyek dan Kolabolator Penelitian


Subyek penelitian adalah siswa kelas 2 MI Ma’arif Rawaapu yang
berjumlah 15 orang terdiri dari 8 siswa laki – laki dan 7 siswa perempuan.
Tabel 1.1
Daftar Nama Kelas 2
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1 Aditya
2 Afika Samha Saufa
3 Ahmad Wahyudin
4 Ahmad Raziq Hanan
5 Anisa Faiha Priyatna
6 Azka Azkyail Anbiya
7 Evi Rahmawati
8 Fadlian Saputra
9 Fajar Prasetyo
10 Hafidz Alifian Harfi
11 Risalataun Muamanah
12 Rizky Maulana
13 Tanshurul Walizain
14 Kartika Anghelica Putri
15 Zahra

Ciri khas penelitian ini ialah adanya masalah pembelajaran dan


tindakan untuk memecahkan masalah yang dikembangkan bersama-sama
antara guru dengan guru yang lain, guru dengan dosen, atau guru dengan kepala
sekolah, guru dengan pengawas sekolah, atau gabungan dari seluruh unsur
19

tersebut.2 Dalam penelitian ini yang menjadi kolabolator adalah guru MI


Ma’arif Rawaapu yaitu Siti Musaropah, S.Ag.

D. Rancangan Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan peneliti adalah prosedur tindakan
kelas Lewin spiral of steps yaitu setiap langkah terdiri atas empat tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.3 Untuk lebih jelasnya rangkaian
ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Rencana Rencana Rencana

Refleksi Tindakan Refleksi Tindakan Refleksi Tindakan

Observasi Observasi Observasi

Siklus I Siklus II Siklus III

Rancangan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Secara


rinci prosedur penelitian tindakan ini sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
1) Merencanakan proses pelaksanaan penerapan model
Pembelajaran Cooperative Learning dapat meningkatkan hasil
belajar Tema 2 di kelas II MI Ma’arif Rawaapu.
2) Mengembangkan skenario model pembelajaran dengan membuat
RPP.
3) Menyusun LOS (Lembar Observasi Siswa)
4) Menyusun kuis (test)
b. Pelaksanaan tindakan

2
Basrowi, dan Suwandi, op.cit, hlm. 28
3
Mc Taggart dan Kemmis, Model Penelitian Tindakan Kelas, (Bogor: Penerbit Ghalisa
Indonesia, 2008)
20

Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu melaksanakan proses


pembelajaran yang telah direncanakan. diantaranya:
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa membaca
basmalah.
2) Mengecek kehadiran (absensi) dan mengondisikan kesiapan
belajar siswa.
3) Guru melakukan appersepsi dan free test.
4) Guru memotivasi, dengan mengkontekstualkan materi dengan
kehidupan di lingkungan.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
6) Guru menjelaskan bacaan yang berjudul Bermain perahu Kertas
dan Konsep Perkalian.
7) Guru mempersilahkan siswa bertanya dan memberi tanggapan.
8) Guru memberikan penguatan materi tentang bacaan yang
berjudul Bermain perahu Kertas dan Konsep Perkalian.
9) Guru memberikan soal kepada siswa tentang bacaan yang
berjudul Bermain perahu Kertas dan Konsep Perkalian.
10) Guru membagikan LKPD pada masing masing kelompok untuk
dikerjakan secara berkelompok.
11) Siswa diminta untuk memahami pertanyaan dan menuliskan
jawabannya.
12) Guru mempersilahkan siswa bertanya dan memberi tanggapan
13) Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi didepan kelas, kelompok lain menanggapi.
14) Guru memberikan apresiasi terhadap setiap jawaban dari siswa.
15) Peserta didik dipandu oleh guru menyimpulkan tentang bacaan
yang berjudul Bermain perahu Kertas dan Konsep Perkalian pada
hari ini.
16) Evaluasi/ tes akhir (terlampir)
17) Tindak lanjut dengan menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada siklus 2.
21

18) Guru bersama siswa-siswi menutup dengan membaca bacaan


hamdalah dan tasbih dilanjutkan salam.
c. Observasi
Kolaborator mengamati aktivitas dan keaktifan siswa pada saat
proses pelaksanaan penerapan model Pembelajaran Cooperative
Learning dapat meningkatkan hasil belajar Tema 2 di kelas II MI
Ma’arif Rawaapu.
d. Refleksi
1) Meneliti hasil kerja siswa.
2) Menganalisis hasil pengamatan untuk membuat kesimpulan
sementara terhadap pelaksanaan pengajaran pada siklus I.
3) Mendiskusikan hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada
pelaksanaan kegiatan penelitian dalam siklus II dan siklus III.

E. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa metode
pengumpulan data, antara lain:
1. Metode Observasi
Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian.4
Dalam kegiatan ini yang di observasi secara langsung adalah
aktivitas guru saat mengajar dan keaktifan siswa saat proses tindakan
berlangsung.
2. Metode Tes
Metode tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang
mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor
angka.5

4
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. 4, hlm.
158
5
Ibid,. hlm. 170
22

Metode tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa


setelah melakukan tindakan sebagai bentuk evaluasi.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, buku, transkip, surat kabar majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.6
Metode ini digunakan untuk memperoleh data dokumen tentang
penerapan model Pembelajaran Cooperative Learning dapat
meningkatkan hasil belajar Tema 2 kelas II MI Ma’arif Rawaapu seperti
RPP, LOS dan daftar nama siswa.

F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen hasil belajar
Untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa dalam
menyelesaikan soal-soal, dianalisis dengan cara menghitung rata-rata nilai
ketuntasan belajar secara klasikal.
2. Data keaktifan peserta didik
Untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar, analisis ini dilakukan pada instrumen lembar
observasi dengan menggunakan tehnik deskriptif melalui prosentase.
Dalam penelitian ini ada beberapa aspek yang menjadi bahan
pengamatan peneliti diantaranya:
a. Keaktifan siswa dalam kegiatan berdiskusi
b. Kerjasama antar anggota dalam kelompok
c. Keaktifan dalam berpendapat.
d. Menghargai pendapat
e. Kebenaran jawaban dan ketepatan waktu mengerjakan.

6
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), Cet. 13, hlm : 206
23

G. Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari penelitian baik melalui pengamatan,
test atau dengan menggunakan metode yang lain kemudian diolah dengan
analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian
indikator keberhasilan tiap siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan
proses pelaksanaan model Pembelajaran Cooperative Learning dapat
meningkatkan hasil belajar Tema 2 kelas II MI Ma’arif Rawaapu. Adapun
tehnik pengumpulan data yang berbentuk kuantitatif berupa data-data yang
disajikan berdasarkan angka-angka maka analisis yang digunakan yaitu
prosentase dengan rumus sebagai berikut:
Skor yang dicapai
Nilai = X 100 %
Jumlah siswa

H. Indikator Keberhasilan
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penelitian tindakan ini apabila:
1. Meningkatnya hasil belajar yang ditandai rata-rata nilai hasil tes lebih
besar dari KKM 70 sebanyak 90 % dari jumlah siswa.
2. Adanya peningkatan keaktifan belajar siswa pada kategori baik dan baik
sekali yang mencapai 90 %.
43

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian serta pembahasan
dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar tematik tema 2
setelah diterapkannya model pembelajaran Cooperative Learning pada materi
Bahasa Indonesia dan Matematika (Perkalian) kelas II MI Ma’arif Rawaapu
Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar
dan ketuntasan belajar siswa, dimana pada tahap siklus 1 rata-rata hasil belajar
diperoleh 62 dan ketuntasan kelas diperoleh 27%. Pada siklus 2 rata-rata hasil
belajar mencapai 72 dan ketuntasan kelas mencapai 53%. Hasil tindakan siklus
3 lebih meningkat dengan perolehan rata-rata hasil belajar 85 dan ketuntasan
kelas mencapai 93% yang telah mencapai indikator keberhasilan, sehingga
dicukupkan pada siklus 3.

B. Saran
Mengingat pentingnya model Cooperative Learning untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran tematik tema 2 pada
materi pokok Bahasa Indonesia dan Matematika (Perkalian) kelas II MI
Ma’arif Rawaapu Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap, maka peneliti
mengharapkan beberapa hal yang berhubungan dengan masalah tersebut diatas
sebagai berikut:
1. Pada Guru
a. Hendaknya dalam kegiatan proses belajar mengajar, pendidik harus
pandai-pandai dan jeli dalam memilih metode pembelajaran yang
inovatif, termasuk penggunaan Model Cooperative Learning agar
materi yang bersifat abstrak dapat tersampaikan secara maksimal.
b. Pelaksanaan pembelajaran dengan Model Model Cooperative
Learning pada mata pelajaran tematik tema 2 pada materi pokok
Bahasa Indonesia dan Matematika (Perkalian) agar dapat dilakukan

43
44

tidak hanya sampai pada selesainya penelitian ini saja, akan tetapi
dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai program untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dan pada mata pelajaran lainnya
yang sesuai.
2. Pihak Sekolah
a. Hendaknya seluruh pihak sekolah mendukung dalam kegiatan
pembelajaran yang berlangsung.
b. Memfasilitasi proses pembelajaran dengan melengkapi sarana dan
prasarana yang dibutuhkan diantaranya media pendidikan
/pembelajaran yang inovatif.

C. Penutup
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan PTK ini dengan harapan semoga bermanfaat bagi siapapun
yang membacanya.
Dalam pembahasan-pembahasan ini, tentunya tidak luput dari
kesalahan dan ketidakmampuan, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan yang penulis dapatkan.
Semoga Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis maupun
kepada pembaca yang budiman, Aamiin.
24

BAB IV
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Siklus 1
Pada refleksi awal melalui observasi dapat ditemukan beberapa
kelebihan dan kekurangan pada kegiatan pembelajaran. Kelebihan-
kelebihan tersebut antara lain :
a. proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan
sistematis sesuai dengan rancangan pembelajaran.
b. Guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi walau
hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang
ditemukan adalah :
a. Guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%)
hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa dibantu
dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai;
b. Siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan
guru secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias
mengikuti pelajaran, merasa kebingungan memahami materi yang
dijelaskan guru.
Selama observasi awal ini juga, siswa belum menunjukkan
perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali menjawab pertanyaan
guru dengan mengungkapkan kembali apa yang disampaikan guru, tetapi
sangat abstrak sehingga tidak bisa dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya.
Hal ini karena metode pembelajaran ekspositori tidak banyak
memberi kesempatan yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi
yang lebih variatif dan tahan lama retensinya karena kurang menekankan
ketrampilan proses.

24
25

Akibatnya, siswa kesulitan menerapkan materi yang


mengakibatkan hasil belajar juga kurang maksimal dengan rata – rata kelas
dibawah nilai KKM, dari hal tersebut dilaksanaan tindakan.
Pelaksanaan tindakan siklus 1 dimulai dengan mengadakan
observasi awal yang dilakukan pada hari Sabtu, 24 September 2022.
Tujuannya untuk mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah, khususnya
kelas yang akan mendapat tindakan. Kondisi tersebut mencakup kondisi
fisik kelas, kondisi siswa, guru, proses pembelajaran dan kegiatan belajar
mengajar dikelas serta sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di
kelas maupun di sekolah.
Pada pelaksanaan di kelas, pembelajaran tematik tema 2 materi
pokok konsep Bahasa Indonesia dan Matematika (Perkalian) dengan
menggunakan Model Cooperative Learning. Langkah-langkah dalam
siklus 1 dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus I, guru menyiapkan rencana
pembelajaran dengan materi konsep Bahasa Indonesia dan
Matematika dan pemecahan masalah pada permasalahan sehari – hari
menekankan pada penggunaan Model Cooperative Learning. Pada
tahap ini yang dipersiapkan adalah :
1) RPP
2) Lembar observasi
3) Lembar soal yang digunakan pada akhir pembelajaran sebagai
test formatif.
b. Pelaksanaan/Tindakan
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti melaksanakan
tindakan sesuai dengan RPP yang telah disiapkan dengan
menggunakan Model Cooperative Learning pada mata pelajaran
Tematik Tema 2 materi pokok Bahasa Indonesia dan Matematika
(Perkalian).
26

Tindakan ini adalah :


1) Persiapan yang dilakukan oleh peneliti dengan mengucapkan
salam dan mengajak siswa untuk do’a bersama-sama, diteruskan
dengan mengabsensi siswa. Selanjutnya peneliti membawa
lembar kertas kosong sebanyak jumlah siswa.
2) Selanjutnya peneliti menerangkan tentang materi Bahasa
Indonesia (Bacaan Perahu Kertas) dan Matematika (Perkalian).
3) Peneliti mempersilahkan siswa mengamati teks bacaan pada layar
infocus.
4) Peneliti mempersilahkan siswa untuk bertanya jika belum paham
setelah mengamati teks bacaan pada layar infocus.
5) Setelah mengamati teks bacaan pada layar infocus, siswa
mengerjakan soal yang dibagikan.
6) Peneliti mengorganisasi siswa untuk membentuk kelompok
diskusi.
7) Selanjutnya siswa mendiskusikan hasil pekerjaan individunya di
kelompok besar.
8) Peneliti membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LPD)
kelompok.
9) Peneliti mempersilahkan siswa mengamati teks bacaan pada layar
infocus.
10) Peneliti memberikan penguatan materi.
11) Peneliti mempersilahkan siswa untuk bertanya jika belum paham
setelah mengamati teks bacaan pada layar infocus dan penguatan
materi.
12) Siswa secara diskusi kelompok mengerjakan LKPD.
13) Setelah selesai perwakilan dari masing–masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
14) Kelompok diskusi lain memberikan tanggapan.
27

15) Bila terjadi kesalahan, masing–masing kelompok diberi


kesempatan untuk memperbaiki.
16) Sebelum berakhir guru membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan tentang materi yang dipelajari (Refleksi). Kemudian
peneliti mengajak siswa untuk berdo’a bersama dan peneliti
mengucapkan salam.
c. Observasi (Pengamatan)
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar oleh kolaborator dengan cermat. Pada
akhir pembelajaran pengamat melaporkan pada guru berupa masukan
bijak secara lisan serta tulisan. Sebagian besar siswa masih enggan
untuk bertanya jika menemukan kesulitan pada proses pembelajaran,
jika ditanya guru ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab
pertanyaan.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil
penelitian pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Perolehan Hasil Belajar siklus 1
No Nilai Jumlah Siswa
1 30 - 49 -
2 50- 59 4
3 60 - 69 7
4 70 - 79 4
5 80 - 89 -
6 90 - 100 -
28

Tabel 4.2
Hasil Belajar Siklus 1
Nilai Rata-rata kelas 62
Nilai Tertinggi 70
Nilai Terendah 50
Prosentase Kelulusan 27

Berdasarkan hasil penghitungan di atas dapat disimpulkan


bahwa rata-rata kelas hasil belajar pada siklus 1 didapat 62 dan
ketuntasan mencapai 27%. Rata-rata pada perolehan nilai tersebut
belum mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 70.
d. Refleksi
Berdasarkan refleksi pada siklus 1 ini menunjukkan bahwa
penerapan Model Cooperative Learning, untuk meningkatkan hasil
belajar Tematik Tema 2 materi pokok Bahasa Indonesia dan
Matematika (Perkalian) pada siklus 1 rata – rata yang kelas yang
dicapai adalah 62, sehinga belum mencapai indikator keberhasilan
yang ditentukan yaitu rata–rata kelas lebih dari 70, ketuntasan belajar
hanya mencapai 27% belum mencapai indikator keberhasilan yaitu
90%. Hal ini dikarenakan :
1) Kurang adanya pemahaman materi pokok, karena terlalu banyak.
2) Sintak Model Cooperative Learning pada tahap mengorganisasi
siswa sebagian besar siswa belum mengerjakan soal individu
sebagai bahan diskusi kelompok besar walaupun guru sudah
melakukan pembimbingan individu, sehingga saat diskusi
kelompok mengalami kendala.
3) Sintak Model Cooperative Learning pada tahap membimbing
penyelidikan individu dan kelompok sebagian besar siswa masih
enggan untuk bertanya jika menemukan kesulitan pada proses
29

pembelajaran, pada kenyataanya hasil pengerjaan test


mempunyai nilai kurang dari KKM yaitu 70.
4) Sintak Model Cooperative Learning pada tahap mengemabngkan
dan menyajikan hasil dalam diskusi hanya beberapa siswa yang
aktif dalam diskusi penyelesain soal LKPD
Dari hal tersebut diatas penerapan pembelajaran dengan
menggunakan Model Cooperative Learning untuk meningkatkan
hasil belajar perlu dilanjutkan pada siklus 2.
2. Siklus 2
Tindakan penelitian siklus 2 ini dilaksanakan pada hari Selasa, 04
Oktober 2022 dengan tujuan lebih meningkatkan aktifitas dan hasil belajar
siswa pada pelajaran Tematik Tema 2 materi pokok Bahasa Indonesia dan
Matematika (Perkalian) dan pemecahan masalah pada permasalahan
sehari–hari dengan menggunakan Model Cooperative Learning di kelas II
MI Ma’arif Rawaapu Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap.
Pada pelaksanaan di kelas, pembelajaran Tematik Tema 2 materi
pokok Bahasa Indonesia dan Matematika (Perkalian) dan pemecahan
masalah pada permasalahan sehari–hari dengan menggunakan Model
Cooperative Learning. Langkah-langkah dalam siklus 2 dimulai dari
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, guru menyiapkan rencana
pembelajaran berdasarkan pertimbangan hasil pengamatan pada
siklus 1, sehingga tahap siklus 2 ini menekankan pada penggunaan
Model Cooperative Learning. Pada tahap ini yang dipersiapkan
adalah :
1) RPP
2) Lembar observasi
3) Lembar soal yang digunakan pada akhir pembelajaran sebagai
test formatif.
b. Pelaksanaan/ Tindakan
30

Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, peneliti melaksanakan


tindakan sesuai dengan RPP yang telah disiapkan dengan
menggunakan Model Cooperative Learning pada pelajaran Tematik
Tema 2 materi pokok Bahasa Indonesia dan Matematika (Perkalian)
dan pemecahan masalah pada permasalahan sehari–hari.
Tindakan ini adalah :
1) Persiapan yang dilakukan oleh peneliti dengan mengucapkan
salam dan mengajak siswa untuk do’a bersama-sama, diteruskan
dengan mengabsensi siswa. Selanjutnya peneliti membawa
lembar kertas kosong sebanyak jumlah siswa.
2) Selanjutnya peneliti menerangkan tentang materi Bahasa
Indonesia dan Matematika (Perkalian).
3) Peneliti mempersilahkan siswa mengamati teks bacaan pada layar
infocus.
4) Peneliti mempersilahkan siswa untuk bertanya jika belum paham
setelah mengamati teks bacaan pada layar infocus.
5) Setelah mengamati teks bacaan pada layar infocus, siswa
mengerjakan soal yang dibagikan.
6) Peneliti mengorganisasi siswa untuk membentuk kelompok
diskusi.
7) Selanjutnya siswa mendiskusikan hasil pekerjaan individunya di
kelompok besar.
8) Peneliti membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LPD)
kelompok.
9) Peneliti mempersilahkan siswa mengamati teks bacaan pada layar
infocus.
10) Peneliti memberikan penguatan materi.
11) Peneliti mempersilahkan siswa untuk bertanya jika belum paham
setelah mengamati teks bacaan pada layar infocus dan penguatan
materi.
12) Siswa secara diskusi kelompok mengerjakan LKPD.
31

13) Setelah selesai perwakilan dari masing–masing kelompok


mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
14) Kelompok diskusi lain memberikan tanggapan.
15) Bila terjadi kesalahan, masing–masing kelompok diberi
kesempatan untuk memperbaiki.
16) Sebelum berakhir guru membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan tentang materi yang dipelajari (Refleksi). Kemudian
peneliti mengajak siswa untuk berdo’a bersama dan peneliti
mengucapkan salam.
c. Observasi (Pengamatan)
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar oleh kolaborator dengan cermat. Pada
akhir pembelajaran pengamat melaporkan pada guru berupa masukan
bijak secara lisan serta tulisan. Sebagian besar siswa masih enggan
untuk bertanya jika menemukan kesulitan pada proses pembelajaran,
jika ditanya guru ternyata belum sepenuhnya mampu menjawab
pertanyaan.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi test formatif
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil
penelitian pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Perolehan Hasil Belajar siklus 2
No Nilai Jumlah Siswa
1 30 - 49 -
2 50- 59 -
3 60 - 69 8
4 70 - 79 2
5 80 - 89 5
6 90 - 100 -
32

Tabel 4.4
Skor Hasil Belajar Siklus 1
Nilai Rata-rata kelas 72
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 60
Prosentase Kelulusan 53

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil tes siklus


2 hasil belajar siswa mengalami peningkatan nilai rata–rata kelas dari
62 pada siklus 1 menjadi 72 pada siklus 2. Nilai tertinggi 80, nilai
terendahnya 60. Sehingga ketuntasan belajarnya mengalami
peningkatan dari 27 % pada siklus 1 menjadi 53% pada siklus 2.
d. Refleksi
Berdasarkan refleksi pada siklus 2 ini menunjukkan bahwa
penerapan Model Cooperative Learning, untuk meningkatkan hasil
belajar Tematik Tema 2 materi pokok Bahasa Indonesia dan
Matematika (Perkalian) dan pemecahan masalah pada permasalahan
sehari – hari pada siklus 2 ini sudah mencapai indikator keberhasilan
yang ditentukan yaitu rata – rata kelas 72 lebih tinggi dari KKM 70,
akan tetapi ketuntasan belajar hanya mencapai 53% belum mencapai
indikator keberhasilan yaitu 90%. Oleh karena itu, penerapan
pembelajaran dengan menggunakan Model Cooperative Learning
untuk meningkatkan hasil belajar perlu dilanjutkan pada siklus 3.
Beberapa kendala yang harus diselesaikan pada pembelajaran
siklus 3 berdasarkan hasil observasi pada siklus 2 antara lain :
1) keterlibatan siswa dalam bertanya/berpendapat, penguasaan
materi sebagian besar siswa masih lemah,
2) Sintak Model Cooperative Learning pada tahap membimbing
penyelidikan individu dan kelompok masih ada siswa masih
enggan untuk bertanya jika menemukan kesulitan pada proses
pembelajaran.
33

3) Sintak Model Cooperative Learning pada tahap mengembangkan


dan menyajikan hasil dalam diskusi hanya beberapa siswa yang
aktif dalam diskusi penyelesain soal LKPD
Dari hal tersebut diatas penerapan pembelajaran dengan
menggunakan Model Cooperative Learning untuk meningkatkan
hasil belajar perlu dilanjutkan pada siklus 3, walaupun dari segi
ketuntasan rata–rata kelas mengalami kenaikan diatas KKM.
3. Siklus 3
Pelaksanaan siklus 3 dilaksanakan hari Rabu, 12 Oktober 2022.
Adapun langkah-langkah pembelajaran didasarkan pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada siklus 3 menggunakan Model
Cooperative Learning dengan materi pokok Bahasa Indonesia-
Matematika (Perkalian) dan pemecahan masalah pada permasalahan
sehari–hari. Siklus 3 dilaksanakan satu pertemuan, kemudian dilanjutkan
evaluasi yang terdiri dari 3 soal uraian sederhana.
a. Perencanaan
Pada perencanaan siklus 3, pendidik menyusun perangkat
pembelajaran berupa RPP, kertas kosong, lembar observasi dan
lembar kerja siswa.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, berdasarkan refleksi pada siklus 2 di
atas, maka dilakukan perbaikan pada siklus 3. Pelaksanaan tindakan
siklus 3 mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang telah diperbaiki, dengan menerapkan Model Cooperative
Learning dengan materi pokok Bahasa Indonesia-Matematika
(Perkalian) dan pemecahan masalah pada permasalahan sehari–hari .
Tindakan ini adalah :
1) Persiapan yang dilakukan oleh peneliti dengan mengucapkan
salam dan mengajak siswa untuk do’a bersama-sama, diteruskan
dengan mengabsensi siswa. Selanjutnya peneliti membawa
lembar kertas kosong sebanyak jumlah siswa.
34

2) Selanjutnya peneliti menerangkan tentang materi Bahasa


Indonesia dan Matematika (Perkalian).
3) Peneliti mempersilahkan siswa mengamati teks bacaan pada layar
infocus.
4) Peneliti mempersilahkan siswa untuk bertanya jika belum paham
setelah mengamati teks bacaan pada layar infocus.
5) Setelah mengamati teks bacaan pada layar infocus, siswa
mengerjakan soal yang dibagikan.
6) Peneliti mengorganisasi siswa untuk membentuk kelompok
diskusi.
7) Selanjutnya siswa mendiskusikan hasil pekerjaan individunya di
kelompok besar.
8) Peneliti membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LPD)
kelompok.
9) Peneliti mempersilahkan siswa mengamati teks bacaan pada layar
infocus.
10) Peneliti memberikan penguatan materi.
11) Peneliti mempersilahkan siswa untuk bertanya jika belum paham
setelah mengamati teks bacaan pada layar infocus dan penguatan
materi.
12) Siswa secara diskusi kelompok mengerjakan LKPD.
13) Setelah selesai perwakilan dari masing–masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
14) Kelompok diskusi lain memberikan tanggapan.
15) Bila terjadi kesalahan, masing–masing kelompok diberi
kesempatan untuk memperbaiki.
16) Sebelum berakhir guru membimbing siswa untuk membuat
kesimpulan tentang materi yang dipelajari (Refleksi). Kemudian
peneliti mengajak siswa untuk berdo’a bersama dan peneliti
mengucapkan salam.
35

c. Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung kolaborator
mengawasi jalannya pembelajaran dengan cermat. Pada akhir
pembelajaran pengamat melaporkan pada guru berupa masukan bijak
secara lisan serta tulisan.
Hasil belajar tematik materi pokok Bahasa Indonesia-
Matematika (Perkalian) dan pemecahan masalah pada permasalahan
sehari – hari, mengalami peningkatan pada siklus 3 ini, diperoleh data-
data hasil belajar sebagaimana dideskripsikan secara terinci pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.5
Perolehan Hasil Belajar siklus 3
No Nilai Jumlah Siswa
1 30 – 49 -
2 50- 59 -
3 60 - 69 1
4 70 - 79 4
5 80 - 89 5
6 90 - 100 5

Tabel 4.6
Skor Hasil Belajar Siklus 3
Nilai Rata-rata kelas 85
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 68
Prosentase Kelulusan 93

Berdasarkan data di atas rata-rata hasil belajar pada siklus 3 ini


mengalami kenaikan yang signifikan bila dibandingkan pada siklus 1
dan siklus 2 yaitu sudah melampaui indikator keberhasilan yang
36

ditentukan dengan perolehan angka rata-rata kelas yaitu 85, dengan


prosentase ketuntasan adalah 93%.
d. Refleksi
Berdasarkan refleksi pada siklus 3 ini menunjukkan bahwa
penerapan Model Cooperative Learning, untuk meningkatkan hasil
belajar Tematik Tema 2 materi pokok Bahasa Indonesia dan
Matematika (Perkalian) dan pemecahan masalah pada permasalahan
sehari – hari sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan
yaitu rata – rata kelas mencapai 85 dan sudah lebih dari KKM yaitu
70, dan ketuntasan belajar mencapai 93% sudah lebih dari 90%. Oleh
karena itu pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar
siswa pelajaran Tematik Tema 2 materi pokok Bahasa Indonesia dan
Matematika (Perkalian) dengan Model Cooperative Learning sudah
berhasil dengan nilai cukup baik dan dicukupkan pada siklus 3 ini.

B. Pembahasan
Penelitian yang dilaksanakan pada kali ini berjudul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II Tematik Tema 2 Bermain Di
Lingkunganku Melalui Model Cooperative Learning Di MI Ma’arif Rawaapu
Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap“. Untuk mengukur hasil belajar siswa
adalah menggunakan test setiap akhir siklusnya.
Pelaksanaan pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran yang
telah disusun dengan menggunakan Model Cooperative Learning. Pada awal
pembelajaran, peneliti yang sekaligus menjadi guru, menerangkan model
pembelajaran yang akan digunakan berserta langkah-langkah penerapannya.
Peneliti menjelaskan alasan pemilihan metode pembelajaran yang dipakai,
yakni sebagai salah satu upaya untuk memberikan solusi terhadap
permasalahan yang timbul pada pembelajaran matematika. Dengan penerapan
Model Cooperative Learning diharapkan hasil belajar siswa meningkat.
37

Setelah mengamati hasil penelitian pada tahap siklus 1, siklus 2, dan


siklus 3, maka dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap
siklusnya.
1. Siklus 1
Sebelum penerapan Model Cooperative Learning pada tahap pra
siklus ini menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar, ketuntasan belajar
masih sangat rendah.
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata
hasil belajar siswa pada siklus 1 hanya mencapai 62, perolehan prosentase
ketuntasan belajar mencapai 27 %. Hal ini menunjukkan bahwa
permasalahan pada pembelajaran tematik tema 2 ini perlu diberikan solusi
melalui penerapan Model Cooperative Learning, khsusnya materi Tema 2
Bahasa Indonesia dan Matematika (Perkalian).
Perbandingan hasil belajar, ketuntasan belajar pada siklus 1 dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7
Perbandingan Hasil, Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus 1
Hasil Ketuntasan
No Siklus
Belajar Belajar
1 1 62 27 %

Berdasarkan tabel di atas nampak bahwa pada siklus 1 ini hasil


belajar, ketuntasan belajar masih butuh peningkatan. Ini menunjukkan
bahwa pembelajaran tematik tema 2 materi pokok Bahasa Indonesia dan
Matematika (Perkalian) kelas II MI Ma’arif Rawaapu Kecamatan
Patimuan Kabupaten Cilacap perlu ditingkatkan melalui penerapan
metode yang lebih tepat. Adapun perbandingan hasil belajar dan
ketuntasan belajar siswa pada tahap siklus 1 dapat dilihat pada diagram
berikut:
38

Diagram 4.1
Persentase hasil belajar dan ketuntasan belajar di Siklus 1

70

60

50
Rata-Rata Hasil
40 Belajar
30 Ketuntasan
Belajar
20

10

-
Siklus 1

2. Siklus 2
Hasil penerapan Model Cooperative Learning yang pada siklus I
menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar, ketuntasan belajar belum ada
peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahap pengamatan
hasil pembelajaran sebelumnya.
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata
hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 62 pada siklus 1 menjadi
72 pada siklus 2. Berdasarkan data perolehan ketuntasan belajar siswa
mengalami peningkatan dari 27% pada siklus 1 menjadi 53% pada siklus
2. Perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa dalam
pembelajaran antara siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut:
39

Tabel 4.8
Perbandingan Peningkatan Hasil dan Ketuntasan Belajar
Pada Tahap Siklus 1 dan Siklus 2
Hasil Ketuntasan
No Siklus
Belajar Belajar
1 1 62 27 %
2 2 72 53%

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa dari siklus 1 sampai


dengan siklus 2 mengalami peningkatan hasil belajar, ketuntasan belajar
dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Ini menunjukkan bahwa
Model Cooperative Learning tepat digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran tematik tema 2 materi
pokok Bahasa Indonesia dan Matematika (Perkalian) kelas II MI Ma’arif
Rawaapu Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap. Peningkatan
persentase peningkatan setiap siklusnya tergambar pada diagram berikut
ini.
Diagram 4.2
Persentase Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar
Pada Tahap Siklus 1 dan Siklus 2

80
70
60
50 Rata-Rata
40 Hasil Belajar

30 Ketuntasan
Belajar
20
10
-
Siklus I Siklus 2
40

3. Siklus 3
Setelah perbaikan dari siklus sebelumnya, penerapan Model
Cooperative Learning untuk meningkatkan hasil belajar dan aktifitas
belajar siswa pada pelajaran tematik tema 2 materi pokok Bahasa
Indonesia dan Matematika (Perkalian) dan memecahkan masalah sehari-
hari kelas II MI Ma’arif Rawaapu Kecamatan Patimuan Kabupaten
Cilacap pada siklus 3, menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar dan
ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan jika
dibandingkan dengan siklus 1 dan siklus 2.
Berdasarkan data yang diperoleh setiap siklusnya menunjukkan
bahwa rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 62 pada
siklus 1 menjadi 72 pada siklus 2 dan menjadi 85 pada siklus 3.
Berdasarkan data perolehan ketuntasan belajar siswa pada tiap siklusnya
mengalami peningkatan dari 27 % pada siklus 1 menjadi 53 % pada siklus
2 dan menjadi 93 % pada siklus 3.
Perbandingan hasil belajar dan ketuntasan belajar antara siklus 1,
siklus 2 dan siklus 3 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.9
Perbandingan Peningkatan Hasil dan Ketuntasan Belajar
Pada Tahap Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3
Hasil Ketuntasan
No Siklus
Belajar Belajar
1 1 63 52 %
2 2 72 71%
3 3 80 86 %

Berdasarkan tabel di atas terlihat jelas bahwa dari siklus 1, siklus 2


sampai siklus 3 mengalami peningkatan hasil belajar dan ketuntasan
belajar siswa. Ini menunjukkan bahwa Model Cooperative Learning tepat
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran tematik
tema 2 materi pokok Bahasa Indonesia dan Matematika (Perkalian) dan
41

memecahkan masalah sehari-hari kelas II MI Ma’arif Rawaapu


Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap. Peningkatan persentase
peningkatan setiap siklusnya tergambar pada diagram berikut ini.
Diagram 4.3
Persentase Hasil Belajar dan Ketuntasan Belajar
Pada Tahap Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3

100

80

60
Rata-Rata Hasil
Belajar
40
Ketuntasan
20 Belajar

-
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Diagram 4.4
Persentase Hasil Belajar Tahap Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3

100
80 Rata-Rata Hasil
Belajar siklus 1
60 Rata-rata Hasil
Belajar siklus 2
40
Rata-rata Hasil
20 Belajar siklus 3

-
Siklus 1, siklus 2, Siklus 3
42

Diagram 4.5
Persentase Ketuntasan Belajar Tahap Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3

100
Rata-rata Ketuntasan
80
Belajar siklus 1
60
Rata-rata ketuntasan
40 Belajar siklus 2

20
Rata-rata Ketuntasan
- Belajar siklus 3
Siklus 1, siklus 2, siklus 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : MI M.a’arif Rawapu.


Tema : 2. Bermain di Lingkunganku
Sub Tema : 1. Bermain di Lingkungan Rumahku
Kelas/Semester : 2 (dua)/I(satu)
Pembelajaran ke : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 1x 35 menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.


2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,
dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


MUATAN KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
Menguraikan kosakata dan konsep Menceritakan pengalaman dalam bermain
tentang keragaman benda perahu kertas(C2.
berdasarkan bentuk dan wujudnya 3.2..1
Bahasa
3.2 dalam bahasa Indonesia atau
Indonesia
bahasa daerah melalui teks tulis, 3.2.2 Menemukan hal-hal pokok dari teks pendek
lisan, visual, dan eksplorasi “ Bermain Perahu Kertas"(C3)
lingkungan.
3.4.1 Menunjukkan kalimat
Menjelaskan perkalian dan
matematika yang berkaitan dengan
pembagian yang melibatkan
perkalian.(C2)
bilangan cacah dengan hasil kali
Matematika 3.4 sampai dengan 100 dalam
kehidupan sehari-hari serta
mengaitkan perkalian dan
pembagian
MUATAN KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
Menghitung hasil kali dua bilangan
3.4.2 dengan hasil bilangan cacah sampai 100
dengan tepat(C3)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Dengan mendengarkan guru siswa mampu menceritakan isi teks pendek yang dibacakan dengan tepat
2. Dengan teks pendek “ Bermain Perahu Kertas” siswa mampu menemukan hal-hal pokok yang
berkaitan dengan keragaman benda dengan tepat
3. Dengan mengamati contoh yang diberikan guru siswa mampu menunjukkan kalimat matematika yang
berkaitan dengan perkalian dengan benar
4. Dengan berdiskusi, siswa mampu menyatakan perkalian dua bilangan sebagai penjumlahan berulang
dengan benar.
5. Dengan media KoPer siswa mampu menghitung hasil kali dua bilangan dengan hasil
bilangan cacah sampai 100 dengan tepat.

D. MEDIA

1. Teks pendek
2. Media KoPer
E. BAHAN AJAR
- Buku guru tema 2 (Bermain di Lingkunganku). Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Edisi Revisi. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2017. Halaman: 5- 10 ,
- LKPD, dan lembar evaluasi

F. METODE

Ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan

G. PENDEKATAN

Scientific

H. MODEL PEMBELAJARAN
Snawball Drilling

I. PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK)


1. Religius : Bersyukur, Berdoa
2. Nasionalis : Menyanyikan lagu wajib, Mematuhi peraturan
3. Gotong Royong : Kerjasama/Diskusi
4. Mandiri : Teliti, Peduli, Mandiri
5. Integritas : Tanggungjawab

J. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

KEGI-
DESKRIPSI KEGIATAN WAKTU
ATAN

1 Kegiatan pembelajaran dibuka dengan mengucapkan salam, 7 menit


menanyakan kabar da mengecek kehadiran siswa
2. Guru dan siswa berdoa bersama (Religius)
3 Menyanyikan Lagu Indonesia Raya atau Lagu Nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingya
menanamkan semangat Nasionalisme
4 Pembiasaan membaca selama 5 menit materi non pelajaran
seperti tokoh dunia, kesehatan, kebersihan,
makanan/minuman sehat, cerita inspirasi dan motivasi.
Sebelum membaca buku guru menjelaskan Kegiatan
Literasi dan mengajak siswa mendiskusikan pertanyaan-
KEGIATAN PENDAHULUAN

pertanyaan berikut:
- Apa judul buku yang akan kalian baca?
- Kira-kira buku itu menceritakan tentang apa?
- Pernahkah kamu membaca judul seperti ini?
5. Apersepsi:
Guru mengajukan pertanyaan dengan mengaitkan kompetensi
yang akan dipelajari mengenai bermain dilingkungan
rumahku
- Anak-anak pada hari minggu kegiatan apa saja
yang kalian lakukan? Pastinya kalian juga
bermain,bukan?
- Bersama siapa kalian bermain?
5 Guru menyampaikan materi yang akan dibahas.
Anak-anak dari pertanyaan-pertanyaan yang Ibu ajukan kita
akan mempelajari subtema 1 “Bermain dilingkungan
Rumahku” yang akan membahas tentang teks pendek
“Bermain Perahu Kertas” dan Konsep Perkalian.
6 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. setelah
mempelajari dari subtema tersebut, diharapakan kalian dapat
memahami isi teks pendek “ Bermain Perahu Kertas” dan
Konsep perkalian sebagai penjumlahan berulang.
1 Kegiatan Pembelajaran 20 menit
Pada awal pembelajaran siswa diarahkan membentuk
lingkaran, kemudian guru mengajak siswa untuk bermain
perahu kertas
2. Ayo Mengamati
Siswa diajak untuk mengamati dari kegiatan bermain perahu
kertas
3 Siswa diarahkan untuk mengajukan pertanyaan
menggunakan kata apa, mengapa, kapan, dan bagaimana.
(Menanya)
4 Siswa lain menjawab pertanyaan yang diajukan dan guru
memberikan penguatan.
5 Ayo Membaca
Siswa menceritakan pengalamannya bermain perahu kertas
KEGIATAN INTI

lisan didepan kelas, kemudian siswa yang lain diminta untuk


memberikan tanggapan. (Mengkomunikasikan)
6 Ayo Membaca
Siswa membaca kembali teks “Bermain Perahu Kertas”
7 Siswa menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks
bacaan dari LKPD yang dibagikan guru
8 Ayo Mengamati
Siswa memperhatikan contoh penyelesaian masalah perkalian
yang dimulai dengan penjumlahan berulang. Fokus guru:
dalam memberikan contoh di awal diharuskan menggunakan
media KoPer.
8 Guru menjelaskan konsep perkalian sebagai penjumlahan
berulang
9 Ayo Berdiskusi
siswa diarahkan untuk berdiskusi dengan teman sebangku
menyelesaikan sebuah soal yang berkaitan dengan konsep
perkalian. (Mencoba)
10 Ayo Berlatih
Guru menggunakan model Snawball Throwing, memberikan
sebuah kertas berbentuk bola yang berisi pertanyaan dan
sebagian kosong pada siswa kemudian kertas tersebut
dilempar dari satu siswa ke siswa lainnya. Siswa yang
memegang bola maju kedepan untuk menyelesaikan soal
dengan media KoPer.
11 Siswa yang telah maju boleh menunjuk teman lainnya
12 Siswa yang memperoleh bola maju kedepan untuk
melakukan hal yang sama dari siswa sebelumnya
13 Siswa lain menanggapi jawaban dari temannya
14 Siswa diberikan penguatan oleh guru
1 Guru bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap 8 menit
proses kegiatan yang sudah dilaksanakan
2 Guru bersama peserta didik memberikan umpan balik
KEGIATAN PENUTUP

terhadap proses dan hasil pembelajaran


3 Guru bersama peserta didik melakukan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pemberian evaluasi
4 Guru memberikan motivasi bagi siswa
5 Doa bersama
6 Salam

K. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN


 Instrumen Penilaian Sikap
Lembar Penilaian Antar Peserta Didik
Nama Peserta Didik :
Kelas : 2(dua)
Subtema : 2.Bermain di Lingkunganku.
Tanggal :

PETUNJUK
1. Bacalah pernyataan yang ada didalam kolom dengan teliti
2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan keadaan kalian sehari-hari
Dilakukan/muncul
No Perilaku
Ya Tidak
1. Mau menerima pendapat teman
2. Memaksa teman untuk menerima pendapatnya
3. Memberikan pendapat setiap masalah yang diberikan guru
4. Mau bekerja sama dengan teman
5. Bersikap aktif dalam setiap pembelajaran
6. Mau menanggapi teman lain yang melakukan presentasi
7 Mampu menjawab pertanyaan dari guru
8. Bertanggung jawab pada setiap jawaban yang diberikan

 Instrumen Penilaian Pengetahuan


Indikator Teknik Bentuk Instrumen/Soal
Pencapaian Penilaian Instrumen
Kompetensi
Bahasa Indonesia
- Tes - lisan - Coba ceritakan kembali isi
- Menceritakan
teks pendek “Bermain
kembali isi teks Perahu Kertas” dengan
pendek “Bermain lafal dan intonasi yang
tepat.
Perahu Kertas”
- Tes - Uraian
- Menemukan hal-hal - Apa yang dilakukan Beni?
Bebas
pokok dari teks - Apa saja benda-benda
pendek “ Bermain yang dignakan dalam
Perahu Kertas"
bermain perahu kertas?
- Bagaimana memainkan
perahu kerttas tersebut?
Matematika
- Dua kelompok anak
bermain lompat tali.
- Menunjukkan
Setiap kelompok terdiri
kalimat matematika
dari 5 anak.
yang berkaiatan
1. Kalimat
dengan perkalian
pertanyaannya
adalah:.....x......
2. Nyatakan kalimat
perkalian tersebut
dengan penjumlahan
berulang

- Menghitung hasil - Berapakah hasil dari 4 x


2?
kali dua bilangan
dengan hasil
bilangan cacah
sampai 100 dengan
tepat
Nilai : Skor yang didapat x 100%
Skor total

L. RENCANA TINDAK LANJUT


a. Remedial
• Guru memberikan bimbingan lebih lanjut bagi siswa yang belum mampu mengerjakan tes tertulis ( essay ), dengan
memberi informasi materi.
• Guru memberikan siswa soal yang sama melalui bimbingan.
b. Pengayaan
• Guru memberikan latihan lanjutan bagi siswa yang telah mampu menyelesaikan soal secara mandiri.
Guru memberikan motivasi untuk mengembangkan materi melalui referensi materi terkait.

Rawaapu September 2022


Kepala Sekolah Guru Kelas

Kodiurun, S.Pd.I TriWidiyastuti, S.Pd.I


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : MI Ma;arif Rawaapu.


Tema/Subtema : 2 Bermain di Lingkunganku / 1 Bermain di Lingkungan
Rumah
Kelas /Semester : 2 / 1 (satu)
Pembelajaran ke- : 3
Mata Pelajaran : Matematika, Bahasa Indonesia,
Alokasi Waktu : 1 Hari.

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Menguraikan kosakata dan konsep 3.2.3 Menemukan kosakata yang berkaitan
tentang keragaman benda berdasarkan dengan keragaman benda berdasarkan
bentuk dan wujudnya dalam bahasa bentuknya
Indonesia atau bahasa daerah melalui teks 3.2.4 Menjelaskan makna kosakata yang
tulis, lisan, visual, dan/atau eksplorasi berkaitan dengan keragaman benda
lingkungan. berdasarkan bentuknya

4.2 Melaporkan penggunaan kosakata bahasa 4.2.1 Menuliskan hasil pengamatan sederhana
Indonesia yang tepat atau Bahasa daerah tentang keragaman benda di lingkungan
hasil pengamatan tentang keragaman sekitar
benda berdasarkan bentuk dan wujudnya
dalam bentuk teks tulis, lisan, dan visual.

Matematika
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian 3.4.1 Menyatakan kalimat matematika yang
yang melibatkan bilangan cacah dengan berkaitan dengan masalah tentang
hasil kali sampai dengan 100 dalam perkalian
kehidupan sehari-hari serta mengaitkan
perkalian dan pembagian.
4.4 Menyelesaikan masalah perkalian dan 4.4.1 Menghitung hasil kali dua bilangan
pembagian yang melibatkan bilangan menggunakan cara penjumlahan berulang.
cacah dengan hasil kali sampai dengan
100 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengaitkan perkalian dan pembagian

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
.
1. Dengan membaca teks “Benda-benda di Sekitar Kita”, peserta didik dapat menemukan
kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuknya dengan teliti.
2. Dengan berdiskusi, peserta didik dapat menjelaskan makna kosakata yang berkaitan
dengan keragaman benda berdasarkan bentuknya dengan percaya diri.
3. Dengan melakukan pengamatan, peserta didik dapat menuliskan hasil pengamatan
sederhana tentang keragaman benda di lingkungan sekitar dengan ejaan yang tepat.
4. Dengan mengamati contoh dan bimbingan guru, peserta didik dapat menyatakan kalimat
matematika yang berkaitan dengan masalah tentang perkalian dengan benar.
5. Dengan mengamati contoh, peserta didik dapat menyatakan perkalian dua bilangan
sebagai penjumlahan berulang dengan benar.
6. Dengan menyatakan perkalian dua bilangan sebagai penjumlahan berulang, peserta didik
dapat menghitung hasil kali dua bilangan dengan hasil bilangan cacah sampai 100
dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Keberagaman benda di lingkungan sekitar berdasarkan bentuknya
2. Perkalian dua bilangan

E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.
Model Pembelajaran : Cooperative Learning
Teknik : Scramble
Metode Pembelajaran : Tanya jawab, diskusi, penugasan, dan permainan.

F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


Media/Alat : 1. Buku Siswa SD/MI Kelas I Tema 4 “Keluargaku”
2. Teks bacaan “Benda-Benda di Sekitar Kita”
3. Kartu Huruf

Bahan : Kertas, batu, piring, gelas untuk kegiatan percobaan.


Sumber Belajar : Buku Guru dan Buku SIswa Kelas II, Tema 2: Bermain di Lingkunganku.
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam, menyapa siswa, menanyakan kabar dan 15 menit
kondisi kesehatan mereka. Sambil mengingatkan siswa untuk
selalu bersyukur atas segala nikmat Tuhan YME.
2. Peserta didik menyanyikan yel-yel sebelum berdoa yang
dibimbing oleh guru.
Yel-yel:
Kalau kau anak cerdas tepuk tangan. (prok prok prok)
Kalau kau anak sholeh bilang hore (Hore)
Kalau kau mau belajar, mari kita berdoa
Jangan lupa perhatikan adabnya.
(tangan diangkat, kepalanya ditundukkan)
3. Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan. Guru menekankan
pentingnya berdoa (agar apa yang akan dikerjakan dan ilmu yang
didapat akan bermanfaat). (Selama berdoa guru mengamati
dengan seksama sikap siswa saat berdoa).
4. Siswa diajak meneriakkan yel-yel penyemangat (tepuk semangat
menggunakan gaya).
5. Guru mengabsen peserta didik dengan prosedur, satu demi satu
peserta didik yang dipanggil menyahut sambil menyampaikan
komitmen tentang sikap yang ingin mereka tunjukkan hari ini.
Bisa diawali oleh guru misalnya komitmen guru hari ini ingin
menunjukkan perilaku tepat waktu atau disiplin.
6. Guru menyampaikan apersepsi kepada peserta didik sambil
bertanya jawab:
G : “Masih ingat kemarin kita belajar tentang apa ?”
Pd : “Tentang beni dan tiur bermain perahu kertas bu. Mereka
membuat perahu kertasnya masing-masing dua buah.”
G : “Nah kalau masing-masing mempunyai jumlah yang sama
seperti itu, berarti kalau ditambahkan, angkanya sama
tidak?”
Pd : “Sama, bu. (Salah satu peserta didik maju untuk
menuliskankan kalimat matematika tersebut di papan tulis).
G : “Jika kita perhatikan, penjumlahan yang berulang-ulang
seperti ini jika kita singkat pengerjaannya disebut … .
Pd : “Perkalian, bu. (sembari peserta didik menyebutkan kalimat
matematikanya secara serentak, guru mencatatnya di papan
tulis.”
7. Informasi judul materi.
“Nah anak-anak, hari ini kita akan melanjutkan pembelajaran
yang kemarin tentang bermain di lingkungan (Tema 2), khususnya
bermain di lingkungan rumah (Subtema 1)”
8. Tujuan pembelajaran.
“Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan kalian dapat
mencari kosakata yang berkaitan dengan keberagaman benda dan
menemukan artinya, serta dapat menyelesaikan soal perkalian.”
9. Informasi kegiatan pembelajaran.
“Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, tentunya kita akan
melakukan kegiatan menarik yaitu, kalian berdiskusi, dan bermain
menemukan kata yang hurufnya diacak-acak.
Kegiatan inti . 180
1. Peserta didik mengamati sebuah gambar yang berkaitan dengan menit
lagu dan cerita di pembelajaran sebelumnya yang berhubungan
dengan bahan bermain perahu kertas, kemudian membaca balon
percakapan yang ada di samping gambar.
2. Pada balon percakapan dijelaskan ciri-ciri dan kegunaan gambar,
kemudian peserta didik diminta menebak gambar yang telah
dijelaskan pada balon percakapan tesebut.
3. Peserta didik menjawab pertanyaan tentang gambar berdasarkan
teks yang ada pada balon percakapan dengan tulisan tegak
bersambung. Guru membimbing peserta didik yang belum pandai
menulis tegak bersambung.
4. Peserta didik menukarkan jawaban yang telah ditulis dengan
teman sebangkunya, kemudian bersama guru peserta didik saling
memeriksa jawaban.
5. Peserta didik membaca teks tentang “Benda-benda di Sekitar
Kita”. Sebelumnya peserta didik diminta membaca judul teks
terlebih dahulu, kemudian berdasarkan judul tersebut peserta
didik memprediksi isi teks yang akan dibaca.
6. Masing-masing peserta didik menyebutkan isi teks yang telah
dibaca.
7. Peserta didik diarahkan untuk menyesuaikan prediksi yang
dilakukan sebelumnya dengan isi teks yang sebenarnya.
8. Setelah membaca teks, peserta didik berdiskusi untuk
menemukan kata-kata sulit dan mencari maknanya.
Agar memudahkan peserta didik dalam mencari makna kosakata
tersebut, guru menyediakan pilihan jawaban secara acak yang
telah ditempelkan di papan tulis.
9. Untuk menguji pemahaman, peserta didik mengerjakan latihan
dengan menyusun dengan tepat huruf yang masih acak menjadi
kata yang bermakna sesuai pengertian yang telah disediakan,
dengan menggunakan langkah sebagai berikut:
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri
atas 4-5 orang. Kemudian diberikan kartu huruf sesuai kata
yang akan dibentuk.
b. Peserta didik melakukan percobaan berdasarkan langkah kerja
yang ada pada buku siswa dengan menggunakan kartu huruf
yang telah dibagikan.
c. Peserta didik melakukan pengamatan terhadap percobaan yang
dilakukan, kemudian menuliskan hasil pengamatan dan
simpulan dari kegiatan tersebut di buku siswa.
d. Hasil pengamatan masing-masing kelompok dikoreksi bersama
dengan mendemonstrasikan hasilnya (menyusun kartu huruf) di
depan kelas. Kemudian perwakilan kelompok menuliskan kata
tersebut di papan tulis.
e. Masing-masing kelompok diarahkan untuk saling memberikan
tanggapan maupun saran atas hasil pengamatan yang dituliskan
oleh kelompok yang maju.
f. Peserta didik memberikan penguatan kepada kelompok yang
benar ataupun salah dengan meneriakkan yel-yel dengan penuh
semangat.
Jika benar:
“Anak Indonesia tidak suka menyontek,
Kamu anak cerdas dan juga anak hebat.
BETUULL..”
Jika salah:
“Kalau belum bisa jago menyusun kata,
mari giat blajar biar jadi juara.
Yaa.. SALAH.. SEMANGAT..
10. Peserta didik kemudian dikenalkan kembali dengan penjumlahan
berulang sebagai konsep perkalian.
11. Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangku untuk
menyelesaikan soal yang berhubungan dengan konsep perkalian.
12. Peserta didik menjelaskan konsep perkalian sebagai penjumlahan
berulang.
13. Peserta didik menyelesaikan soal-soal latihan tentang perkalian.
14. Peserta didik menukarkan jawaban dengan teman sebangku,
kemudian peserta didik bersama guru saling memeriksa jawaban
yang telah ditukarkan.

Penutup 1. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi atas 15 menit


pembelajaran yang telah berlangsung:
 Bagaimana perasaan kalian mengikuti kegiatan hari ini?
 Kegiatan apa yang paling kamu sukai? Mengapa?
 Kegiatan mana yang paling mudah/sulit? Mengapa?
 Sikap apa yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan
sehari-hari setelah belajar?
 Apakah kamu merasa telah berhasil menunjukkan sikap
yang tadi pagi ingin kamu tunjukkan?
2. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
pada hari ini.
3. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi.
4. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang aktivitas
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
5. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang
peserta didik.

H. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap
a. Rubrik penilaian sikap KI 1 (spiritual)
Berdoa
Berperilaku Sebelum & Toleransi dalam
Syukur Sesudah beribadah
No. Nama
Kegiatan
Ket. Ket.
Turus Turus Ket. Turus
Predikat Predikat
1.
Dst.
Kolom keterangan diisi predikat dengan ketentuan sebagai berikut:
Berdoa
Toleransi
Berperilaku Sebelum &
Predikat dalam
Syukur Sesudah
beribadah
Kegiatan
SM (Sudah Membudaya) 3 4 4
MT (Mulai Terlihat) 1-2 2-3 2-3
PB (Perlu Bimbingan) 0 0-1 0-1
b. Rubrik penilaian sikap KI 2 (Sosial)
Tangung Jujur
Disiplin Percaya Diri
Jawab
No. Nama
Ket. Ket. Ket. Turus Ket.
Turus Turus Turus
Predikat Predikat Predikat Predikat
1.
Dst.
Kolom keterangan diisi predikat dengan ketentuan sebagai berikut:
Percaya
Predikat Disiplin Tangung Jawab Jujur
Diri
SM (Sudah Membudaya) 7-10 3 5-8 3
MT (Mulai Terlihat) 3-6 2 2-4 2
PB (Perlu Bimbingan) 0-2 0-1 0-1 1

2. Penilaian Pengetahuan
Teknik penilaian : Tes
Instrumen penilaian : Tertulis (isian)
a. Bahasa Indonesia
(KD 3.2) Menjawab pertanyaan tentang pengamatan gambar “kertas”.
Pertanyaan:

Jawablah pertanyaan berikut dengan tulisan tegak bersambung!


1. Benda apakah yang dimaksud?
2. Apakah kamu mempunyai benda tersebut?
3. Bagaimana bentuknya?
4. Apa kegunaannya?
Kunci jawaban:
1. Kertas (skor 25)
2. Punya (skor 25)
3. Segi empat (skor 25)
4. Untuk menulis dan dilipat menjadi beragam bentuk untuk permainan (skor 25)

b. (KD 3.2) Menyusun huruf menjadi kosakata yang bermakna


Pertanyaan:

Kunci jawaban:
1. Tetap. (skor 20)
2. Kasar. (skor 20)
3. Basah. (skor 20)
4. Halus. (skor 20)
5. Berubah. (skor 20)
c. Matematika
(KD 3.4) Menyelesaikan soal tentang perkalian sebagai penjumlahan berulang.
Pertanyaan:
Kunci jawaban:
1. 2 + 2 + 2 = 3 × 2 = 6 (skor 15)
2. 5 + 5 = 2 × 5 = 10 (skor 15)
3. 1 + 1 + 1 + 1 = 4 × 1 = 4 (skor 15)
4. 4 + 4 + 4 + 4 = 4 × 4 = 16 (skor 15)
5. Kalimat matematika: 6 × 5 = 30 (skor 40)

Penilaian:
Skor maksimal = 100
Nilai akhir = Jumlah skor yang diperoleh x 100= ….
Skor maksimal
3. Penilaian Keterampilan

a. Menuliskan hasil pengamatan sederhana tentang keragaman benda


Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
No. Kriteria
4 3 2 1
Keseluruhan
Sebagian besar
hasil Hasil pengamatan
Kejelasan hasil
pengamatan belum ditulis Seluruh isi tulisan
hasil pengamatan
1. ditulis dengan rinci dan belum sesuai
pengamatan ditulis dengan
dengan rinci jelas pengamatan
rinci dan jelas
dan jelas

Ketepatan Seluruh Setengah atau Kurang dari Seluruh tulisan


2.
ejaan tulisan lebih tulisan setengah tulisan belum
menggunakan menggunakan menggunakan menggunakan ejaan
ejaan yang ejaan yang ejaan yang tepat yang tepat
tepat tepat

Kejelasan hasil pengamatan Ketepatan ejaan


No. Nama
4 3 2 1 4 3 2 1
1.
Dst.

I. RENCANA TINDAK LANJUT


a. Remedial
 Guru memberikan bimbingan lebih lanjut bagi siswa yang belum mampu mengerjakan
tes tertulis ( essay ), dengan memberi informasi materi.
 Guru memberikan siswa soal yang sama melalui bimbingan.
b. Pengayaan
 Guru memberikan latihan lanjutan bagi siswa yang telah mampu menyelesaikan soal
secara mandiri.
 Guru memberikan motivasi untuk mengembangkan mater i melalui referensi materi
terkait.

Mengetahui, Rawaapu September 2022


Kepala MI ma’arif Rawaa Guru Kelas

Kodirun S.Pd.I Tri Widiyastuti S.Pd.I


Membuat permainan perahu kertas, kita menggunakan benda berikut ini
Amatilah gambar berikut!

Jawablah pertanyaan berikut dengan tulisan tegak


bersambung!
1. Benda apakah yang dimaksud?
............................................................................
............................................................................
2. Apakah kamu mempunyai benda tersebut?
............................................................................
............................................................................
3. Bagaimana bentuknya?
............................................................................
............................................................................
4. Apa kegunaannya?
............................................................................
Bacalah teks berikut dengan lafal dan intonasi yang tepat !
Diskusikan dengan temanmu makna kata-kata berikut!

Untuk menguji pemahamanmu, kerjakan latihan berikut!


Susunlah huruf-huruf berikut hingga membentuk kata yang dimaksud!
Lakukan kegiatan berikut bersama teman kelompokmu!
Sifat-sifat Benda
Alat dan Bahan yang Diperlukan
1. Kertas
2. Batu
3. Piring
4. Gelas
Cara Kerja
1. Letakkan kertas di atas lantai! Perhatikan bentuk dan besarnya!
2. Ambil kertas tersebut dan pindahkan ke dalam piring. Apa yang dapat kamu lihat?
Berubahkah bentuknya?
3. Ambil batu dan letakkan di atas meja! Amati bentuk dan besarnya!
4. Pindahkan batu tersebut ke dalam gelas! Apa yang dapat kamu lihat? Berubahkah bentuknya?
5. Berdasarkan kegiatan ini, apa yang dapat kamu simpulkan?
Tuliskan simpulanmu pada kolam di bawaah.
Ayo mengamati

Ayo berlatih
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : MI Ma;arif Rawaapu.


Tema/Subtema : 2 Bermain di Lingkunganku / 1 Bermain di Lingkungan
Rumah
Kelas /Semester : 2 / 1 (satu)
Pembelajaran ke- : 3
Mata Pelajaran : Matematika, Bahasa Indonesia, SBdP
Alokasi Waktu : 1 Hari.

A. KOMPETENSI INTI (KI)


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca)
dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

SBdP
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Mengenal pola irama sederhana melalui 3.2.1 Menentukan tekanan kuat dan lemah pada
lagu anak-anak. lagu anak berbirama dua atau tiga

4.2 Menampilkan pola irama sederhana 4.2.2 Memainkan/menyuarakan tekanan kuat


melalui lagu anak-anak. dan lemah pada lagu anak berbirama dua
atau tiga

Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Menguraikan kosakata dan konsep 3.2.3 Menemukan kosakata yang berkaitan
tentang keragaman benda berdasarkan dengan keragaman benda berdasarkan
bentuk dan wujudnya dalam bahasa bentuknya
Indonesia atau bahasa daerah melalui teks 3.2.4 Menjelaskan makna kosakata yang
tulis, lisan, visual, dan/atau eksplorasi berkaitan dengan keragaman benda
lingkungan. berdasarkan bentuknya

4.2 Melaporkan penggunaan kosakata bahasa 4.2.1 Menuliskan hasil pengamatan sederhana
Indonesia yang tepat atau Bahasa daerah tentang keragaman benda di lingkungan
hasil pengamatan tentang keragaman sekitar
benda berdasarkan bentuk dan wujudnya
dalam bentuk teks tulis, lisan, dan visual.

Matematika
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menjelaskan perkalian dan pembagian 3.4.1 Menyatakan kalimat matematika yang
yang melibatkan bilangan cacah dengan berkaitan dengan masalah tentang
hasil kali sampai dengan 100 dalam perkalian
kehidupan sehari-hari serta mengaitkan
perkalian dan pembagian.
4.4 Menyelesaikan masalah perkalian dan 4.4.1 Menghitung hasil kali dua bilangan
pembagian yang melibatkan bilangan menggunakan cara penjumlahan berulang.
cacah dengan hasil kali sampai dengan
100 dalam kehidupan sehari-hari serta
mengaitkan perkalian dan pembagian

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah menyanyikan lagu “Berdayung”, peserta didik dapat menentukan tekanan kuat
dan lemah pada lagu anak berbirama dua atau tiga dengan benar.
2. Dengan bimbingan guru, peserta didik dapat memainkan/menyuarakan tekanan kuat dan
lemah pada lagu anak berbirama dua atau tiga dengan lantang.
3. Dengan membaca teks “Benda-benda di Sekitar Kita”, peserta didik dapat menemukan
kosakata yang berkaitan dengan keragaman benda berdasarkan bentuknya dengan teliti.
4. Dengan berdiskusi, peserta didik dapat menjelaskan makna kosakata yang berkaitan
dengan keragaman benda berdasarkan bentuknya dengan percaya diri.
5. Dengan melakukan pengamatan, peserta didik dapat menuliskan hasil pengamatan
sederhana tentang keragaman benda di lingkungan sekitar dengan ejaan yang tepat.
6. Dengan mengamati contoh dan bimbingan guru, peserta didik dapat menyatakan kalimat
matematika yang berkaitan dengan masalah tentang perkalian dengan benar.
7. Dengan mengamati contoh, peserta didik dapat menyatakan perkalian dua bilangan
sebagai penjumlahan berulang dengan benar.
8. Dengan menyatakan perkalian dua bilangan sebagai penjumlahan berulang, peserta didik
dapat menghitung hasil kali dua bilangan dengan hasil bilangan cacah sampai 100
dengan benar.

D. MATERI PEMBELAJARAN
1. Tekanan kuat dan lemah pada lagu anak.
2. Keberagaman benda di lingkungan sekitar berdasarkan bentuknya
3. Perkalian dua bilangan

E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN


Pendekatan Pembelajaran : Saintifik.
Model Pembelajaran : Cooperative Learning
Teknik : Scramble
Metode Pembelajaran : Tanya jawab, diskusi, penugasan, dan permainan.

F. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR


Media/Alat : 1. Buku Siswa SD/MI Kelas I Tema 4 “Keluargaku”
2. Teks lagu “Berdayung”
3. Teks bacaan “Benda-Benda di Sekitar Kita”
4. Papan prestasi (bintang untuk kelompok hebat, cerdas, jenius)
5. Kartu Huruf

Bahan : Kertas, batu, piring, gelas untuk kegiatan percobaan.


Sumber Belajar : Buku Guru dan Buku SIswa Kelas II, Tema 2: Bermain di Lingkunganku.
Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (Revisi 2017). Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Alokasi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan 1. Guru memberi salam, menyapa siswa, menanyakan kabar dan 15 menit
kondisi kesehatan mereka. Sambil mengingatkan siswa untuk
selalu bersyukur atas segala nikmat Tuhan YME.
2. Peserta didik menyanyikan yel-yel sebelum berdoa yang
dibimbing oleh guru.
Yel-yel:
Kalau kau anak cerdas tepuk tangan. (prok prok prok)
Kalau kau anak sholeh bilang hore (Hore)
Kalau kau mau belajar, mari kita berdoa
Jangan lupa perhatikan adabnya.
(tangan diangkat, kepalanya ditundukkan)
3. Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan. Guru menekankan
pentingnya berdoa (agar apa yang akan dikerjakan dan ilmu yang
didapat akan bermanfaat). (Selama berdoa guru mengamati
dengan seksama sikap siswa saat berdoa).
4. Siswa diajak meneriakkan yel-yel penyemangat (tepuk semangat
menggunakan gaya).
5. Guru mengabsen peserta didik dengan prosedur, satu demi satu
peserta didik yang dipanggil menyahut sambil menyampaikan
komitmen tentang sikap yang ingin mereka tunjukkan hari ini.
Bisa diawali oleh guru misalnya komitmen guru hari ini ingin
menunjukkan perilaku tepat waktu atau disiplin.
6. Guru menyampaikan apersepsi kepada peserta didik sambil
bertanya jawab:
(Peserta didik diajak untuk bernyanyi lagu “Berdayung”terlebih
dahulu)
G : “Masih ingat kemarin kita belajar tentang apa dari lagu ini?”
Pd : “Tentang panjang pendek nada, bu”
G : “Ya, benar. Yang panjang ada berapa ketukan dan yang
pendek ada berapa ketukan, anak-anak?”
Pd : “Yang panjang 2 ketukan, bu. Yang pendek 1 ketukan, bu.”
G : “Pintar. Kemudian kita juga kemarin ada bercerita, tentang
apa ya?”
Pd : “Tentang beni dan tiur bermain perahu kertas bu. Mereka
membuat perahu kertasnya masing-masing dua buah.”
G : “Nah kalau masing-masing mempunyai jumlah yang sama
seperti itu, berarti kalau ditambahkan, angkanya sama
tidak?”
Pd : “Sama, bu. (Salah satu peserta didik maju untuk
menuliskankan kalimat matematika tersebut di papan tulis).
G : “Jika kita perhatikan, penjumlahan yang berulang-ulang
seperti ini jika kita singkat pengerjaannya disebut … .
Pd : “Perkalian, bu. (sembari peserta didik menyebutkan kalimat
matematikanya secara serentak, guru mencatatnya di papan
tulis.”
7. Informasi judul materi.
“Nah anak-anak, hari ini kita akan melanjutkan pembelajaran
yang kemarin tentang bermain di lingkungan (Tema 2), khususnya
bermain di lingkungan rumah (Subtema 1)”
8. Tujuan pembelajaran.
“Setelah pembelajaran ini selesai, diharapkan kalian dapat
menentukan nada kuat dan lemah pada lagu anak-anak, mencari
kosakata yang berkaitan dengan keberagaman benda dan
menemukan artinya, serta dapat menyelesaikan soal perkalian.”
9. Informasi kegiatan pembelajaran.
“Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, tentunya kita akan
melakukan kegiatan menarik yaitu, kalian akan bernyanyi,
berdiskusi, dan bermain menemukan kata yang hurufnya diacak-
acak.
Kegiatan inti 1. Peserta didik menyanyikan kembali lagu “Berdayung”dengan 180
kompak. menit
2. Peserta didik bertanya jawab dengan guru berdasarkan apa yang
telah mereka nyanyikan.
G : “Dari lagu ini, kemarin kita membahas tentang . . ..
Pd: “Panjang pendek nada.”
G : “Tahukah kalian, ternyata ketika kita menyanyikan lagu ini,
ada perbedaan dalam membunyikannya. Perhatikan lirik di
baris kedua dan terakhir. (guru sambil mendemonstrasikan
cara menyanyikannya.)
Pd: (Peserta didik memperhatikan perbedaannya.)
G : “Kira-kira apa ya bedanya?”
Pd: (dipancing untuk menjawab lirik baris kedua nadanya rendah,
sedangkan yang di terakhir nadanya tinggi.)
3. Sebelum menjawab apakah jawaban mereka benar atau salah,
peserta didik membaca buku siswa halaman 19 terlebih dahulu.
4. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru berdasarkan apa
yang telah dibaca sambil mengaitkannya dengan penjelasan
tangga nada (solmisasi).
5. Peserta didik mengamati sebuah gambar yang berkaitan dengan
lagu dan cerita di pembelajaran sebelumnya yang berhubungan
dengan bahan bermain perahu kertas, kemudian membaca balon
percakapan yang ada di samping gambar.
6. Pada balon percakapan dijelaskan ciri-ciri dan kegunaan gambar,
kemudian peserta didik diminta menebak gambar yang telah
dijelaskan pada balon percakapan tesebut.
7. Peserta didik menjawab pertanyaan tentang gambar berdasarkan
teks yang ada pada balon percakapan dengan tulisan tegak
bersambung. Guru membimbing peserta didik yang belum pandai
menulis tegak bersambung.
8. Peserta didik menukarkan jawaban yang telah ditulis dengan
teman sebangkunya, kemudian bersama guru peserta didik saling
memeriksa jawaban.
9. Peserta didik membaca teks tentang “Benda-benda di Sekitar
Kita”. Sebelumnya peserta didik diminta membaca judul teks
terlebih dahulu, kemudian berdasarkan judul tersebut peserta
didik memprediksi isi teks yang akan dibaca.
10. Masing-masing peserta didik menyebutkan isi teks yang telah
dibaca.
11. Peserta didik diarahkan untuk menyesuaikan prediksi yang
dilakukan sebelumnya dengan isi teks yang sebenarnya.
12. Setelah membaca teks, peserta didik berdiskusi untuk
menemukan kata-kata sulit dan mencari maknanya.
Agar memudahkan peserta didik dalam mencari makna kosakata
tersebut, guru menyediakan pilihan jawaban secara acak yang
telah ditempelkan di papan tulis.
13. Untuk menguji pemahaman, peserta didik mengerjakan latihan
dengan menyusun dengan tepat huruf yang masih acak menjadi
kata yang bermakna sesuai pengertian yang telah disediakan,
dengan menggunakan langkah sebagai berikut:
a. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri
atas 4-5 orang. Kemudian diberikan kartu huruf sesuai kata
yang akan dibentuk.
b. Peserta didik melakukan percobaan berdasarkan langkah kerja
yang ada pada buku siswa dengan menggunakan kartu huruf
yang telah dibagikan.
c. Peserta didik melakukan pengamatan terhadap percobaan yang
dilakukan, kemudian menuliskan hasil pengamatan dan
simpulan dari kegiatan tersebut di buku siswa.
d. Hasil pengamatan masing-masing kelompok dikoreksi bersama
dengan mendemonstrasikan hasilnya (menyusun kartu huruf) di
depan kelas. Kemudian perwakilan kelompok menuliskan kata
tersebut di papan tulis.
e. Masing-masing kelompok diarahkan untuk saling memberikan
tanggapan maupun saran atas hasil pengamatan yang dituliskan
oleh kelompok yang maju.
f. Peserta didik memberikan penguatan kepada kelompok yang
benar ataupun salah dengan meneriakkan yel-yel dengan penuh
semangat.
Jika benar:
“Anak Indonesia tidak suka menyontek,
Kamu anak cerdas dan juga anak hebat.
BETUULL..”
Jika salah:
“Kalau belum bisa jago menyusun kata,
mari giat blajar biar jadi juara.
Yaa.. SALAH.. SEMANGAT..
14. Peserta didik kemudian dikenalkan kembali dengan penjumlahan
berulang sebagai konsep perkalian.
15. Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangku untuk
menyelesaikan soal yang berhubungan dengan konsep perkalian.
16. Peserta didik menjelaskan konsep perkalian sebagai penjumlahan
berulang.
17. Peserta didik menyelesaikan soal-soal latihan tentang perkalian.
18. Peserta didik menukarkan jawaban dengan teman sebangku,
kemudian peserta didik bersama guru saling memeriksa jawaban
yang telah ditukarkan.

Penutup 1. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi atas 15 menit


pembelajaran yang telah berlangsung:
 Bagaimana perasaan kalian mengikuti kegiatan hari ini?
 Kegiatan apa yang paling kamu sukai? Mengapa?
 Kegiatan mana yang paling mudah/sulit? Mengapa?
 Sikap apa yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan
sehari-hari setelah belajar?
 Apakah kamu merasa telah berhasil menunjukkan sikap
yang tadi pagi ingin kamu tunjukkan?
2. Peserta didik bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran
pada hari ini.
3. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi.
4. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang aktivitas
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
5. Kelas ditutup dengan doa bersama dipimpin salah seorang
peserta didik.

H. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap
a. Rubrik penilaian sikap KI 1 (spiritual)
Berdoa
Berperilaku Toleransi dalam
No. Nama Sebelum &
Syukur beribadah
Sesudah
Kegiatan
Ket. Ket.
Turus Turus Ket. Turus
Predikat Predikat
1.
Dst.
Kolom keterangan diisi predikat dengan ketentuan sebagai berikut:
Berdoa
Toleransi
Berperilaku Sebelum &
Predikat dalam
Syukur Sesudah
beribadah
Kegiatan
SM (Sudah Membudaya) 3 4 4
MT (Mulai Terlihat) 1-2 2-3 2-3
PB (Perlu Bimbingan) 0 0-1 0-1
b. Rubrik penilaian sikap KI 2 (Sosial)
Tangung Jujur
Disiplin Percaya Diri
Jawab
No. Nama
Ket. Ket. Ket. Turus Ket.
Turus Turus Turus
Predikat Predikat Predikat Predikat
1.
Dst.
Kolom keterangan diisi predikat dengan ketentuan sebagai berikut:
Percaya
Predikat Disiplin Tangung Jawab Jujur
Diri
SM (Sudah Membudaya) 7-10 3 5-8 3
MT (Mulai Terlihat) 3-6 2 2-4 2
PB (Perlu Bimbingan) 0-2 0-1 0-1 1

2. Penilaian Pengetahuan
Teknik penilaian : Tes
Instrumen penilaian : Tertulis (isian)
a. Bahasa Indonesia
(KD 3.2) Menjawab pertanyaan tentang pengamatan gambar “kertas”.
Pertanyaan:

Jawablah pertanyaan berikut dengan tulisan tegak bersambung!


1. Benda apakah yang dimaksud?
2. Apakah kamu mempunyai benda tersebut?
3. Bagaimana bentuknya?
4. Apa kegunaannya?
Kunci jawaban:
1. Kertas (skor 25)
2. Punya (skor 25)
3. Segi empat (skor 25)
4. Untuk menulis dan dilipat menjadi beragam bentuk untuk permainan (skor 25)

b. (KD 3.2) Menyusun huruf menjadi kosakata yang bermakna


Pertanyaan:

Kunci jawaban:
1. Tetap. (skor 20)
2. Kasar. (skor 20)
3. Basah. (skor 20)
4. Halus. (skor 20)
5. Berubah. (skor 20)
c. Matematika
(KD 3.4) Menyelesaikan soal tentang perkalian sebagai penjumlahan berulang.
Pertanyaan:
Kunci jawaban:
1. 2 + 2 + 2 = 3 × 2 = 6 (skor 15)
2. 5 + 5 = 2 × 5 = 10 (skor 15)
3. 1 + 1 + 1 + 1 = 4 × 1 = 4 (skor 15)
4. 4 + 4 + 4 + 4 = 4 × 4 = 16 (skor 15)
5. Kalimat matematika: 6 × 5 = 30 (skor 40)

Penilaian:
Skor maksimal = 100
Nilai akhir = Jumlah skor yang diperoleh x 100= ….
Skor maksimal
3. Penilaian Keterampilan
a. Menyanyikan lagu anak
Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
No. Kriteria
4 3 2 1
Hafal seluruh
Hafal seluruh syair lagu, Belum mampu
Penguasaan Hafal sebagian
1. syair lagu, irama, irama menghafal
lagu kecil syair lagu
irama tepat kurang tepat syair lagu
dan sebaliknya
Belum
Kepercayaan Tidak terlihat Terlihat Memerlukan
2. menunjukkan
Diri ragu-ragu raguragu bantuan guru
kepercayaan diri
Format Penilaian:
No. Nama Penguasaan Lagu
4 3 2 1
1.
Dst.

b. Menuliskan hasil pengamatan sederhana tentang keragaman benda


Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
No. Kriteria
4 3 2 1
Keseluruhan
Sebagian besar
hasil Hasil pengamatan
Kejelasan hasil
pengamatan belum ditulis Seluruh isi tulisan
hasil pengamatan
1. ditulis dengan rinci dan belum sesuai
pengamatan ditulis dengan
dengan rinci jelas pengamatan
rinci dan jelas
dan jelas

Seluruh Setengah atau


Kurang dari
tulisan lebih tulisan Seluruh tulisan
setengah tulisan
Ketepatan menggunakan menggunakan belum
2. menggunakan
ejaan ejaan yang ejaan yang menggunakan ejaan
ejaan yang tepat
tepat tepat yang tepat

Kejelasan hasil pengamatan Ketepatan ejaan


No. Nama
4 3 2 1 4 3 2 1
1.
Dst.

I. RENCANA TINDAK LANJUT


a. Remedial
 Guru memberikan bimbingan lebih lanjut bagi siswa yang belum mampu mengerjakan tes
tertulis ( essay ), dengan memberi informasi materi.
 Guru memberikan siswa soal yang sama melalui bimbingan.
b. Pengayaan
 Guru memberikan latihan lanjutan bagi siswa yang telah mampu menyelesaikan soal secara
mandir.
 Guru memberikan motivasi untuk mengembangkan materi melalui referensi materi terkait.

Mengetahui, Rawaapu September 2022
Kepala MI ma’arif Rawaa Guru Kelas

Kodirun S.Pd.I Tri Widiyastuti S.Pd.I

Anda mungkin juga menyukai