i
ii
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga
Laporan Diklat Pembelajaran Berbasis STEM dapat kami selesaikan dengan baik. Laporan ini
mendeskripsikan tentang pelaksanaan Diklat Pembelajaran Berbasis STEM yang kami ikuti di PB
SMKN 1 Pallangga (SMKN 4 Gowa). Waktu pelaksanaan diklat selama 6 hari memberikan
manfaat yang cukup besar bagi kami selaku peserta dalam menambah pengetahuan dan wawasan
dibidang pembelajaran. Pembelajaran berbasis STEM menjadi salah satu referensi bagi kami
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada pihak P4TK Malang sebagai penanggung
jawab kegiatan Diklat Berbasis STEM, SMKN 1 Pallangga (SMKN 4 Gowa) sebagai pusat belajar,
yang melayani kami dengan baik selama pelaksaanan diklat berlangsung. Buat sesama guru peserta
diklat, terima kasih atas kerjasamanya, semangat belajar yang tinggi dari teman-teman menjadi
motivasi tersendiri dalam mengikuti diklat. Teruslah belajar dan berkarya demi kemajuan dunia
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMANPENGESAHAN ...…………………….…….……………….......................... ii
A. Kesimpulan ........…………….…….………………........................................... 6
B. Saran ........…………….…….……………..…………........................................ 6
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abad 21 ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesat. Siswa dituntut dapat
mengusai berbagai keterampilan agar dapat bersaing secara global. NSTA (2011) menyatakan
bahwa dalam pendidikan dapat dikembangkan keterampilan abad 21 seperti keterampilan berpikir
dan keterampilan pemecahan masalah. Pendidikan mengajarkan siswa cara berpikir yang tepat,
serta memberikan informasi yang akurat untuk membawa keterampilan berpikir yang benar pada
siswa (Bacanlı et al, 2009). Berbagai keterampilan berpikir tersebut merupakan suatu proses dan
perilaku siswa yang diintegrasikan untuk mempelajari dan memahami konten materi
pembelajaran (Beers, 2011). Salah satu keterampilan berpikir tersebut adalah keterampilan
berpikir kreatif.
khususnya dalam bidang sains. Hal ini dapat terlihat dari hasil TIMSS (Trends in International
Mathematics and Science Study) dan hasil PISA (Programme for International Student
Assessment). Hasil TIMSS terbaru tahun 2011, literasi sains siswa Indonesia berada diperingkat
ke-40 dari 42 negara peserta dengan skor rata-rata 406, masih dibawah skor rata-rata internasional
yaitu 500 (IEA, 2012). Kondisi yang tak jauh berbeda terlihat dari PISA terbaru tahun 2012, literasi
sains siswa Indonesia berada diperingkat ke-64 dari 65 negara peserta dengan skor rata-rata 382,
Hasil studi TIMSS dan PISA menunjukkan bahwa keterampilan berpikir siswa masih
rendah. Siswa belum memiliki keterampilan untuk menjadi pemikir yang kreatif dan pemecah
masalah. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 menyebutkan bahwa pembelajaran sains sebaiknya
1
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung. Untuk
dapat mengembangkan kreativitas siswa bergantung pada guru dalam mengetahui bagaimana
kreativitas tersebut dikembangkan (Bayindir & Inan, 2008). Kebanyakan guru masih menerapkan
pembelajaran yang bersifat konvensional, dimana proses pembelajaran pada umumnya hanya
melatih proses berpikir konvergen, sehingga bila dihadapkan suatu permasalahan, siswa akan
Seorang guru perlu menggunakan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat melatih
keterampilan berpikir kreatif siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan
untuk melatih keterampilan berpikir kreatif adalah pendekatan pembelajaran STEM (Beers, 2011).
STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathtematics) merupakan isu penting dalam
pendidikan saat ini (Becker & Park, 2011; Kuenzi, 2008). Pembelajaran STEM merupakan
integrasi dari pembelajaran sains, teknologi, teknik, dan matematika yang disarankan untuk
membantu kesuksesan keterampilan abad ke-21 (Beers, 2011). STEM dapat berkembang apabila
dikaitkan dengan lingkungan, sehingga terwujud sebuah pembelajaran yang menghadirkan dunia
nyata yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari (Subramaniam et al, 2012). Hal ini berarti
melalui pendekatan STEM siswa tidak hanya sekedar menghafal konsep saja, tetapi lebih kepada
bagaimana siswa mengerti dan memahami konsep-konsep sains dan kaitanya dalam
kehidupan sehari-hari. Selain penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat, penggunaan bahan
ajar pun harus sesuai agar keterampilan berpikir siswa dapat terlatih.
Di Indonesia, melalui kerja sama dengan USAID (United States Agency for International
Suwarma, dkk (2015) telah melakukan penelitian pembelajaran IPA berbasis STEM, siswa diminta
2
untuk merancang mobil bertenaga balon sebagai media pembelajaran dalam memahami konsep
gerak lurus beraturan. Siswa kemudian ditanyai terkait respon, pengaruh, serta pemahaman yang
diperoleh dari kegiatan tersebut. Hasil yang diperoleh sangat baik, siswa menjadi termotivasi dan
terlibat langsung dalam proses pembuatannya. Dengan adanya kegiatan pembelajaran tersebut,
Selain itu, Syukri, dkk (2013) juga telah meneliti pengintegrasian pendidikan STEM dalam
pembelajaran dan pengajaran sains di sekolah dasar dan menengah. Kegiatan ini telah dijalankan
oleh Fakulti Pendidikan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) bekerjasama dengan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Aceh. Program STEM tersebut
melalui kemahiran proses sains. Modul pembelajaran dari program tersebut telah diuji di sekolah
dasar dan menengah di Malaysia dan juga Aceh. Hasil yang ditunjukkan sangat memuaskan, selain
prestasi dan minat pelajar dalam pembelajaran sains meningkat, sikap serta pandangan murid
B. Tujuan
pendekatan STEM.
pembelajaran terutama dalam bidang ilmu produktif yang dikolaborasikan dengan mata
3. Untuk meningkatkan kerjasama dengan saling berinteraksi dan berkolaborasi dengan guru
mata pelajaran dari sekolah lain dengan mata pelajaran yang sama atau berbeda.
3
C. Manfaat
Beberapa manfaat yang diperoleh setelah mengikuti diklat STEM antara lain:
a. Alternatif model pembelajaran dan pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan oleh
b. Mengasah ketrampilan berfikir kritis dan kreatif, logis, inovatif dan produktif.
memecahkan masalah.
4
BAB II
ON THE JOB LEARNING
1 Pallangga (SMKN 4 Gowa) Kelurahan Mangalli, Kecamatan Pallangga Kab. Gowa, Sulawesi
Selatan. Waktu Pelaksanaan kegiatan tanggal 08 Oktober 2018 s.d. 13 Oktober 2018.
SMKN 1 Pallangga (SMKN 4 Gowa) dilaksanakan selama 6 hari yang diikuti oleh peserta dengan
latar belakang mata pelajaran yang berbeda, antara lain Fisika, Kimia, Matematika, Akuntansi,
Teknik Elektronika, Manajemen Pemasaran, Teknik Mesin, Teknik Tenaga Listrik dan Instalasi,
dan lain-lain. Guru-guru tersebut berasal dari berbagai SMK baik Negeri maupun Swasta yang
Produk yang kami hasilkan dari diklat pembelajaran berbasis STEM ini antara lain:
1. Hasil project work, berupa karya pembuatan jembatan dari kertas dan stick.
2. Perangkat pembelajaran
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat kami tarik setelah mengikuti diklat pembelajaran berbasis
2. Dapat meningkatkan keterampilan dan kompetensi pedagogik dan profesional kami dalam
pembelajaran terutama dalam bidang ilmu produktif yang dikolaborasikan dengan mata
3. Dapat meningkatkan kerjasama kami dengan saling berinteraksi dan berkolaborasi dengan
guru mata pelajaran dari sekolah lain dengan mata pelajaran yang sama atau berbeda.
B. Saran
meluas ke seluruh SMK yang ada di Indonesia, agar pengetahuan dan wawasan tentang
pendekatan berbasis STEM seluruh guru dapat merata dan menyeluruh sama dengan K-13
2. Karena model pembelajaran berbasis STEM sifatnya masih baru di Indonesia, maka perlu
adanya dibuat “sekolah model” yang telah menerapkan pembelajaran berbasis STEM
sehingga sekolah-sekolah yang ingin belajar tentang keunggulan model ini dapat