Disajikan pada
Oleh
Muttia Rahmina, S. Pd.
Guru Mata Pelajaran Matematika di SMP N 4 Banjarbaru
KOTA BANJARBARU
Muttia Rahmina, S. Pd putri dari Bapak M. Djapar R. dan Ibu Dra. Nani Sumarni lahir
di Banjarbaru, 14 Oktober 1986, Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara dan mempunyai
suami bernama Akhmad Taufiq, S.T dan dikarunia dua orang anak bernama Aysha Zahsy
Ayunda dan Muhammad Rafli Nizamy.
Memulai Pendidikan pertama nya pada tahun 1992–1998 di SDN 1 Landasan Ulin
Timur, 1998–2001 di SMPN 1 Banjarbaru, 2001–2004 di SMK Telkom Banjarbaru, dan
menyelesaikan Kuliahnya dengan jurusan Pendidikan Matematika 2004–2008 di Universitas
Lambung Mangkurat.
Pada tahun 2008-2013 menjadi pengajar Matematika pada bimbingan belajar Ganesha
Operation, 2008-2017 mengabdikan diri untuk meningkatkan standar keprofesionalannya dalam
bidang pendidikan dengan mengajar Matematika di SMK Telkom Banjarbaru dan diangkat
menjadi PNS untuk mengajar Matematika sejak tahun 2011 di SMP Negeri 4 Banjarbaru.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat,
hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Best Practice ini. Karya tulis
ini berjudul ” PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA
MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DENGAN BERORIENTASI PADA
PEMBELAJARAN HOTS “ yang diterapkan pada kelas VIII semester ganjil pada SMPN 1
Banjarbaru.
Melalui penyusunan Best Practice ini penulis memamparkan pengalaman mengajar
Matematika dengan berorientasi HOTS pada sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan dalam hal ini peserta didik. Dalam Best
Practice ini memuat langkah-langkah pembelajaran, dan kegiatan di dalam kelas yang
menyenangkan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
berkontribusi positif untuk terselesaikannya Best Practice ini sebagai Tugas Akhir PKP berbasis
Zonasi yang di selengarakan Pemerintah Kota Banjarbaru. Penulis juga menyadari dalam
pembuatan Best Practice ini masih banyak kekurangannya karena keterbatasan waktu dan ilmu,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan
karya tulis ini.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendali diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan sebagai proses awal manusia untuk
mengenal tentang segala sesuatu yang ada dalam kehidupan. Melalui pendidikan, diharapkan akan
tercipta insan yang berbudi luhur dan berakhlak mulia serta mempunyai tingkat pengetahuan yang
mumpuni dalam kehidupan dan berguna bagi agama, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah berlangsung secara formal. Di dalamnya memuat
berbagai macam unsur dalam pendidikan, meliputi pendidik, peserta didik, sarana dan prasarana,
kurikulum, pembelajaran, dan lain-lain. Salah satunya adalah berupa mata pelajaran matematika.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai ciri khas yang unik dan sangat
menantang. Hal ini didasari atas penyelesaian soal yang berkaitan dengan matematika bisa dilalui
dengan berbagai macam cara. Hal ini membutuhkan semangat kreativitas sehingga dapat
membangun diri peserta didik menjadi insan yang kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan suatu
permasalahan.
Dalam pembelajaran matematika, seorang guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi
yang dilanjutkan dengan pemberian latihan dan berakhir pada tes. Namun, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh guru untuk menciptakan suatu pembelajaran yang efektif. Dalam teori
belajar yang dikemukakan oleh Jerome S. Brunner, bahwa belajar matematika adalah belajar
mengenai konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang
dipelajari serta mencari hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematikanya
(dalam Hudoyo:1990). Dalam pembelajaran matematika, hendaknya pembelajaran diawali
dengan pengenalan masalah (contextual problem). Kemudian secara bertahap dengan bimbingan
guru, peserta didik akan menguasai konsep matematika sesuai dengan materi pembelajarannya.
Untuk meningkatkan efektifitas dalam pembelajarannya, sekolah diharapkan menyediakan serta
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi baik berupa komputer, jaringan internet, media
pembelajaran/alat peraga, atau media yang lainnya. Hal ini didasarkan pada teorinya yang
menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses aktif pada diri peserta didik untuk
mendapatkan informasi atau menemukan suatu hal baru yang berasal dari luar. Dengan demikian,
peserta didik mampu menghubungkan antara ilmu yang diperolehnya dengan hal baru yang
berada di lingkungan sekitar.
Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak pelaksanaan
pembelajaran yang masih belum sesuai dengan seperti teori yang sudah dijelaskan. Bahkan masih
jauh dari kata mengarah pada pembelajaran abad 21. Pertama, pembelajaran masih konvensional.
Pembelajaran hanya masih berkutat pada mencatat, diterangkan, mengerjakan latihan, dan
mengerjakan tes. Hal ini terlihat membosankan sehingga peserta didik hanya duduk diam manis
dan mendengarkan. Keaktifan peserta didik juga berkurang. Kedua, guru jarang menggunakan
alat peraga. Hal ini terlihat dari pembelajaran yang hanya sekedar menerangkan materi yang
disampaikan oleh guru. Materi disampaikan secara vokal saja. Padahal hakikatnya alat peraga
sebagai media untuk mengkonversi konsep yang berupa abstrak menjadi hal yang bersifat konkret
sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
Pembelajaran matematika di era Abad 21 dituntut harus menekankan aspek-aspek Transfer
Knowledge, kreativitas dan inovasi (Creativity and Innovation), berpikir kritis dan pemecahan
masalah (Critical Thinking and Problem Solving), komunikasi dan kolaborasi (Communication
and Collaboration). Aspek kreativitas dan inovasi dimaksudkan para peserta didik dapat
menggunakan berbagai teknik untuk membuat ide-ide baru yang bermanfaat, merinci,
memperbaiki, menganalisis, dan mengevaluasi ide-ide mereka guna mengembangkan dan
memaksimalkan usaha kreatif dan mendemonstrasikan keaslian temuan, baik secara individu
maupun kelompok.
Aspek berpikir kritis dan pemecahan masalah dimaksudkan para peserta didik dapat bernalar
secara efektif. Mereke berpikir sistemik, memahami bahwa antar bagian berinteraks satu sama
lain.Mereka membuat pilihan-pilihan, keputusan, dan menyelesaikan masalah, baik secara
konvensional maupun inovatif. Aspek komunikasi dan kolaborasi dimaksudkan bahwa para
peserta didik mengetahui bagaimana mengartikulasikan pemikiran dan ide-ide secara efektif,
melalui komunikasi lisan, tulisan maupun nonverbal. Mereka juga harus dapat mendengarkan
secara efektif untuk menerjemahkan atau menguraikan makna pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan
tujuan. Mereka juga harus mampu berkomunikasi pada lingkup yang luas pada berbagai
kelompok dan lingkungan yang berbeda.
Dalam pelaksanaan pembelajarannya, Matematika harus dirancang sesuai dengan
kebutuhan, karakter,dan kemampuan peserta didik. Tidak bisa hanya dilakukan dengan sekedar
transfer ilmu (Transfer Knowledge) dari guru ke peserta didik. Tetapi harus mengarahkan peserta
didik untuk berfikir kritis dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri atau problem solving
yang disebut dengan pembelajaran Higher Order Thinking Skill. Selain itu, menurut hasil temuan
Depdiknas proses pembelajaran Matematika selama ini masih berorientasi pada penguasaan teori
dan hafalan. Metode pembelajaran yang terlalu berorientasi kepada guru cenderung mengabaikan
hak-hak dan kebutuhan peserta didik, sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan dan
mencerdaskan kurang optimal.
Salah satu model pembelajaran yang berorientasi HOTS adalah Discovery Learning,
Model pembelajaran penemuan (Discovery Learning) diartikan sebagai proses pembelajaran
yang terjadi ketika peserta didik tidak disajikan informasi secara langsung tetapi peserta didik
dituntut untuk mengorganisasikan pemahaman mengenai informasi tersebut secara mandiri.
Peserta didik dilatih untuk terbiasa menjadi seorang yang saintis (ilmuan). Mereka tidak hanya
sebagai konsumen, tetapi diharapkan pula bisa berperan aktif, bahkan sebagai pelaku dari
pencipta ilmu pengetahuan. Di akhir pembelajaran diharapkan peserta didik mendapatkan
belanjaan komplit , tentunya dengan konfirmasi dan penguatan dari guru selaku fasilitator.
Oleh karena penulis dalam program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) yang
berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS)
akan memperbaiki pembelajaran yang di tuangkan dalam Best Practice dengan judul
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI
PERSAMAAN GARIS LURUS DENGAN BERORIENTASI PADA PEMBELAJARAN
HOTS.
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan Best Practice ini adalah kegiatan pembelajaran
Matematika Kelas VIII semester ganjil dalam pokok bahasan Persamaan Garis Lurus dengan
judul “PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA
MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DENGAN BERORIENTASI PADA
PEMBELAJARAN HOTS“ .
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan Best Practice adalah meningkatkan kompetensi peserta didik dalam
Kompetensi Dasar Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) dan
menginterpretasikan grafiknya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam Best Practice pembelajaran ini adalah materi kelas VIII
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020 pada pokok bahasan Persamaan Garis Lurus,
dengan rincian KD sebagai berikut :
3.4 Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) dan menginterpretasikan
grafiknya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual.
4.5 Masalah kontekstual yang berkaitan dengan fungsi linear sebagai persamaan garis
lurus.
4.4 Masalah kontekstual yang berkaitan dengan fungsi linear sebagai persamaan
garis lurus.
2. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator Pendukung
3.4.1 Menggambar grafik persamaan garis lurus sebagai fungsi linear
Indikator Kunci
3.4.2 Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) untuk dapat
menentukan gradien suatu persamaan garis lurus jika diketahui dua titik
yang dilaluinya dari permasalahan kontekstual
3.4.3 Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) untuk dapat
menentukan persamaan garis lurus jika diketahui gradien dan suatu
titik pada garis tersebut
3.4.4 Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) untuk dapat
menentukan persamaan garis lurus jika diketahui dua titik pada garis
tersebut
3.4.5 Menginterpretasikan grafik fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus)
dari permasalahan kontekstual untuk menemukan penyelesaiannya
4.4.1 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan fungsi
linear sebagai persamaan garis lurus
A. Hasil Kegiatan
Hasil yang dapat diilaporkan dari Best Practice ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran ini menerapkan model Discovery Learning, peserta didik menjadi
lebih aktif dan menumbuhkan saling bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan
yang diberikan guru. Aktivitas model pembelajaran dengan model ini menerapkan
peserta didik untuk aktif selama proses pembelajaran.
2. Pada pembeajaran sebelumnya penulis belum menerapkan pembelajaran HOTS masih
menggunakan metode ceramah peserta didik selama proses pembelajaran cenderung
kurang aktif walaupun tujuan pembelajaran tercapai. Sedangakan jika di terapkan
dengan pembelajaran HOTS dan dengan metode diskusi kelompok peserta didik
menjadi lebih bisa berfikir kritis selama kegiatan diskusi dan menjadi lebih tanggung
jawab untuk menyelesaikan tugasnya karena akan dibandingkan dengan kelompok lain
hasilnya.
3. Dengan menerapakan pembelajaran yang HOTS juga peserta didik dilatih untuk
memecahkan masalahnya sendiri atau Problem Solving untuk menyelesaikan LKPD
yang disediakan guru maupun dikaitkan dengan penerapan kehidupan sehari-hari.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, berikut disampaikan rekomendasi
yang relevan.
1. Guru sebaiknya aktif menyiapkan dan membuat inovasi model pembelajaran yang
lebih menyenangkan peserta didik, sehingga tidak terpaku hanya dengan 1 model
pembelajaran saja dan memiliki banyak referensi sumber belajar yang lain tidak
hanya buku guru dan buku peserta didik yang akan menunjang kemampuan
profesional guru pada saat proses pembelajaran.
2. Peserta didik diharapkan dapat menerapkan kemampuan berpikir kritis dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu
peserta didik menguasai materi secara lebih mendalam.
3. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai
untuk berlangsungnya pembelajaran HOTS dan untuk mendesiminasikan best
practice ini agar menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
Website
http://nurohimasysyifa.gurusiana.id/article/pola-gaya-belajar-matematika-di-era-abad-21-822861
https://www.rijal09.com/2018/11/model-model-pembelajaran-hots-higher-order-thinking-
skill.html
https://edukasi.kompas.com/read/2018/11/12/21323171/mendikbud-imbau-guru-kembangkan-
pembelajaran-hots
LAMPIRAN
RPP
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Melalui pembelajaran Discovery Learning peserta didik dapat :
1. Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) untuk dapat menentukan
gradien suatu persamaan garis lurus jika diketahui dua titik yang dilaluinya dari
permasalahan kontekstual dengan teliti
2. Menyelesaikan permasalahan kontekstual yang bertipe soal HOTS yang berkaitan dengan
fungsi linear sebagai persamaan garis lurus dengan kritis dan teliti
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Reguler
a. Grafik Persamaan Garis Lurus
b. Kemiringan Persamaan Garis Lurus (Gradien)
2. Materi Remedial
Prediksi materi remedial : Persamaan garis lurus yang melewati dua titik
3. Materi Pengayaan
Soal HOTS berkaitan dengan persamaan garis lurus
E. Metode Pembelajaran
Model : Discovery Learning
Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Latihan (drill)
F. Media Pembelajaran
Media : tayangan LCD, LKPD
G. Sumber belajar
1. Buku siswa Kelas VIII Semester 1 Kurikulum 2013 Kemendikbud Tahun 2017
2. Buku Guru Kelas VIII Semester 1 Kurikulum 2013 Kemendikbud Tahun 2017
3. Buku-buku yang relevan yang ada diperpustakaan
4. Bahan download dari Internet https://rumusrumus.com/persamaan-garis-lurus/
5. Lingkungan alam sekitar (kemiringan tangga, kemiringan atap, dll)
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke-2
TAHAP ALOKASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN WAKTU
D. Kegiatan Pendahuluan
I. Penilaian
a. Teknik Penilaian
1) Sikap
No Teknik Bentuk Waktu Keterangan
. Instrumen Pelaksanaan
Instrumen (terlampir)
2) Pengetahuan
Teknik : Tes tertulis dan penugasan
Bentuk instrumen : Pilihan Ganda dan Uraian (terlampir)
3) Keterampilan
Teknik : Teknik lainnya
Bentuk Instrumen : Soal uraian
(Penilaian keterampilan dilakukan di akhir KD)
2. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan dan/atau
pendalaman materi (kompetensi) antara lain dalam bentuk tugas mengerjakan soal-
soal dengan tingkat kesulitan lebih tinggi, meringkas buku-buku referensi dan
mewawancarai narasumber.
Lampiran 1 RPP
JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP
Nama Sekolah : SMP Negeri 4 Banjarbaru
Kelas/Semester : VIII/1
Tahun pelajaran : 2019/2020
Lampiran 2 RPP
Kisi-Kisi Penulisan Soal
Kompetensi Materi Indikator Bentuk Nomor
No. IPK Level
Dasar Pokok Soal Soal Soal
1 2 3 4 5 6 7
3.4 3.4.4 Persam Disajikan C4 Pilihan 1
Menganalisis Menganalisis aan masalah, (Analisis) ganda
fungsi linear fungsi linear garis peserta didik
(sebagai (sebagai lurus diminta
persamaan persamaan menentukan
garis lurus) garis lurus) sebuah titik
dan untuk dapat agar berada
menginterpret menentukan pada suatu
asikan gradien suatu garis, Jika
grafiknya yang persamaan telah
dihubungkan garis lurus jika diketahui dua
dengan diketahui dua titik lain pada
masalah titik yang garis tersebut
konstekstual dilaluinya dari
permasalahan
kontekstual
Disajikan C4 Uraian 2
suatu (analisis)
permaaslahan
kontekstual,
peserta didik
menentukan
gradien.
Disajikan C4 Uraian 3
suatu (analisis)
permaaslahan
kontekstual,
peserta didik
menentukan
Persamaan
garis lurus
jika diketahui
dua titik pada
garis tersebut
Jika ayah ingin membuat ranjang dengan model dan kemiringan tangga yang sama, tetapi jika
ayah menginginkan jarak ujung atas tangga dengan lantai hanya 120 cm saja, berapa cm kaki
tangga bergeser dari tempat semula? menjauhi ranjang atau mendekati ranjang?
3. Sebuah garis t diketahui melalui titik M(4,10) dan A(6,m), tentukanlah nilai m agar menjadi
persamaan garis lurus yang tegak lurus dengan garis r : 2x – 4y = 10
Pedoman Penskoran
3 mt 2
Agar garis t tegak lurus dengan r maka =
−1
¿ mr
¿
1
mr = sehingga diperoleh m t =−2
2
Karena, 2
10−m 10−m
mt = =
4−6 −2
Maka, 2
10−m
=−2
−2
10−m=4
m=6 2
Total Skor 30
Lampiran 3 RPP
Petunjuk:
1. Bentuklah kelompok yang terdiri atas 4 - 5 anggota!
2. Bacalah perintah-perintah yang terdapat pada Lembar Kerja!
3. Kerjakan pada kertas berpetak!
Lampiran 4 RPP
Bahan Ajar
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0
Gradien
y 2− y 1
m=
x 2−x 1
Atau
y 1− y 2
m=
x 1−x 2
Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dalam pembelajaran KD ini meliputi :
1. Tes Formatif melalui penilaian hasil jawaban Problem set di setiap pertemuan,
berupa soal essai
2. Tes Sumatif melalui penilaian Ulangan Harian yang dilakukan setelah
keseluruhan IPK dalam KD selesai tercapai, berupa soal pilihan ganda
3. Tes Lisan dilakukan pada setiap pertemuan
3.4 menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) dan menginter-
Kompetensi Dasar
pretasikan grafiknya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual
Disajikan masalah, peserta didik diminta menentukan sebuah titik agar berada
Indikator Soal
pada suatu garis, Jika telah diketahui dua titik lain pada garis tersebut
Level Kognitif L3
Soal:
4. Agar garis yang melalui titik koordinat A(7,8) dan C(1,-1) juga melalui titik S(r,2), manakah nilai r yang
tepat....
A. 3 C. -5
B. 14 D. -7
Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena
Level Kognitif L3
Soal:
5. Perhatikan gambar berikut!
Jika ayah ingin membuat ranjang dengan model dan kemiringan tangga yang sama, tetapi
jika ayah menginginkan jarak ujung atas tangga dengan lantai hanya 120 cm saja, berapa cm
kaki tangga bergeser dari tempat semula? menjauhi ranjang atau mendekati ranjang?
KARTU SOAL NOMOR 3
(URAIAN)
Soal:
Sebuah garis t diketahui melalui titik M(4,10) dan A(6,m), tentukanlah nilai m agar menjadi
persamaan garis lurus yang tegak lurus dengan garis r : 2x – 4y = 10 .
Keterangan:
Soal ini termasuk soal HOTS karena
Pedoman Penskoran
3 mt 2
Agar garis t tegak lurus dengan r maka =
−1
¿ mr
¿
1
mr = sehingga diperoleh m t =−2
2
Karena, 2
10−m 10−m
mt = =
4−6 −2
Maka, 2
10−m
=−2
−2
10−m=4
m=6 2
Total Skor 30
LK-7 jURNAL pRAKTEK mENGAJAR
Nama Peserta : Muttia Rahmina, S. Pd
Sekolah : SMP Negeri 4 Banjarbaru
Jenjang : SMP
Kegiatan Inti
Foto 7. Stimulasi
(pengamatan Masalah Foto 8. Stimulasi
pada LKPD) (pengamatan masalah
melalui tayangan)
Foto 9. diskusi masalah Foto 10. diskusi masalah