Anda di halaman 1dari 22

BEST PRACTICE

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DIPADUKAN


DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI
PERSAMAAN GARIS LURUS

Oleh
Rindayani, S. Pd.
Guru Mata Pelajaran Matematika di SMP IT Al-Biruni Mandiri
KOTA MAKASSAR

PEMERINTAH KOTA MAKASSAR


DINAS PENDIDIKAN
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Naskah Karya Tulis ini :


Judul : PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED
LEARNING DIPADUKAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK
PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERSAMAAN
GARIS LURUS.

Penulis : Rindayani, S. Pd.


Jabatan : Guru Matematika SMP IT Al-Biruni Mandiri Makassar Propinsi Sulawesi
Selatan adalah benar-benar merupakan karya asli saya dan tidak
merupakan plagiasi. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini
merupakan hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.

Makassar, 13 Oktober 2023


Menyetujui,
Kepala Sekolah Penulis

Jamaluddin, S.Pd.I Rindayani, S. Pd


NIY. 10 11 003 NIY. 08 09 002
BIOGRAFI PENULIS

Rindayani, S.Pd putri dari Bapak Baharuddin dan Ibu Subaedah lahir di Makassar, 14 Januari
1983, Ia adalah anak kedua dari dua bersaudara dan mempunyai suami bernama A. Fadli dan dikarunia
satu orang anak bernama A. Muhammad Nabil Fadly.
Memulai Pendidikan pertamanya pada tahun 1990–1996 di SDN Bara-Barayya III, 1996-1998
di SMPN 8 Makassar, 1998-2001 di SMAN 10 Makassar, dan menyelesaikan Kuliahnya dengan
jurusan Pendidikan Matematika 2002–2007 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Pada tahun 2009-2015 menjadi pengajar Matematika pada SMP IT Al-Biruni Mandiri Divisi Jipang,
2015-2019 menjadi Bendahara Sekolah SIT Al-Biruni Mandiri Makassar dan tahun 2019 – Sekarang
mengabdikan diri untuk meningkatkan standar keprofesionalannya dalam bidang pendidikan dengan
mengajar Matematika di SMP IT Al-Biruni Mandiri Divisi Karantina Kota Makassar.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, hidayah dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Best Practice ini. Karya tulis ini berjudul ”
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DIPADUKAN
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI
PERSAMAAN GARIS LURUS. “ yang diterapkan pada kelas VIII semester ganjil pada SMP IT Al-
Biruni Mandiri Karantina.
Melalui penyusunan Best Practice ini penulis memamparkan pengalaman mengajar Matematika
pada sekolah dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas
lulusan dalam hal ini peserta didik. Dalam Best Practice ini memuat langkah-langkah pembelajaran,
dan kegiatan di dalam kelas yang menyenangkan.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
berkontribusi positif untuk terselesaikannya Best Practice ini. Penulis juga menyadari dalam pembuatan
Best Practice ini masih banyak kekurangannya karena keterbatasan waktu dan ilmu, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan karya tulis ini.

Makassar, 23 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................


HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................
B. Jenis Kegiatan ...................................................................................
C. Manfaat Kegiatan .............................................................................
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN ...............................................................
A. Tujuan dan Sasaran ...........................................................................
B. Bahan/Materi Kegiatan .....................................................................
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan ...............................................
D. Alat/Instrumen ..................................................................................
E. Waktu dan Tempat Kegiatan .............................................................
BAB III HASIL KEGIATAN ................................................................................
A. Hasil .................................................................................................
B. Masalah yang Dihadapi .....................................................................
C. Cara Mengatasi .................................................................................
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI ......................................................
A. Simpulan ..........................................................................................
B. Rekomendasi ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
LAMPIRAN .........................................................................................................
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2. Materi Pembelajaran
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
4. Dokumentasi Kegiatan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendali diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan sebagai proses awal manusia untuk mengenal tentang segala
sesuatu yang ada dalam kehidupan. Melalui pendidikan, diharapkan akan tercipta insan yang berbudi
luhur dan berakhlak mulia serta mempunyai tingkat pengetahuan yang mumpuni dalam kehidupan dan
berguna bagi agama, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah berlangsung secara formal. Di dalamnya memuat berbagai
macam unsur dalam pendidikan, meliputi pendidik, peserta didik, sarana dan prasarana, kurikulum,
pembelajaran, dan lain-lain. Salah satunya adalah berupa mata pelajaran matematika. Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang mempunyai ciri khas yang unik dan sangat menantang. Hal
ini didasari atas penyelesaian soal yang berkaitan dengan matematika bisa dilalui dengan berbagai
macam cara. Hal ini membutuhkan semangat kreativitas sehingga dapat membangun diri peserta didik
menjadi insan yang kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
Dalam pembelajaran matematika, seorang guru tidak hanya sekedar menyampaikan materi yang
dilanjutkan dengan pemberian latihan dan berakhir pada tes. Namun, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh guru untuk menciptakan suatu pembelajaran yang efektif. Dalam teori belajar yang
dikemukakan oleh Jerome S. Brunner, bahwa belajar matematika adalah belajar mengenai konsep-
konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari
hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematikanya (dalam Hudoyo:1990). Dalam
pembelajaran matematika, hendaknya pembelajaran diawali dengan pengenalan masalah (contextual
problem). Kemudian secara bertahap dengan bimbingan guru, peserta didik akan menguasai konsep
matematika sesuai dengan materi pembelajarannya. Untuk meningkatkan efektifitas dalam
pembelajarannya, sekolah diharapkan menyediakan serta menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi baik berupa komputer, jaringan internet, media pembelajaran/alat peraga, atau media yang
lainnya. Hal ini didasarkan pada teorinya yang menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses aktif
pada diri peserta didik untuk mendapatkan informasi atau menemukan suatu hal baru yang berasal dari
luar. Dengan demikian, peserta didik mampu menghubungkan antara ilmu yang diperolehnya dengan
hal baru yang berada di lingkungan sekitar.
Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak pelaksanaan pembelajaran
yang masih belum sesuai dengan seperti teori yang sudah dijelaskan. Bahkan masih jauh dari kata
mengarah pada pembelajaran abad 21. Pertama, pembelajaran masih konvensional. Pembelajaran hanya
masih berkutat pada mencatat, diterangkan, mengerjakan latihan, dan mengerjakan tes. Hal ini terlihat
membosankan sehingga peserta didik hanya duduk diam manis dan mendengarkan. Keaktifan peserta
didik juga berkurang. Kedua, guru jarang menggunakan alat peraga. Hal ini terlihat dari pembelajaran
yang hanya sekedar menerangkan materi yang disampaikan oleh guru. Materi disampaikan secara vokal
saja. Padahal hakikatnya alat peraga sebagai media untuk mengkonversi konsep yang berupa abstrak
menjadi hal yang bersifat konkret sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang
disampaikan oleh guru.
Pembelajaran matematika di era Abad 21 dituntut harus menekankan aspek-aspek Transfer
Knowledge, kreativitas dan inovasi (Creativity and Innovation), berpikir kritis dan pemecahan masalah
(Critical Thinking and Problem Solving), komunikasi dan kolaborasi (Communication and
Collaboration). Aspek kreativitas dan inovasi dimaksudkan para peserta didik dapat menggunakan
berbagai teknik untuk membuat ide-ide baru yang bermanfaat, merinci, memperbaiki, menganalisis, dan
mengevaluasi ide-ide mereka guna mengembangkan dan memaksimalkan usaha kreatif dan
mendemonstrasikan keaslian temuan, baik secara individu maupun kelompok.
Aspek berpikir kritis dan pemecahan masalah dimaksudkan para peserta didik dapat bernalar secara
efektif. Mereka berpikir sistemik, memahami bahwa antar bagian berinteraksi satu sama lain. Mereka
membuat pilihan-pilihan, keputusan, dan menyelesaikan masalah, baik secara konvensional maupun
inovatif. Aspek komunikasi dan kolaborasi dimaksudkan bahwa para peserta didik mengetahui
bagaimana mengartikulasikan pemikiran dan ide-ide secara efektif, melalui komunikasi lisan, tulisan
maupun nonverbal. Mereka juga harus dapat mendengarkan secara efektif untuk menerjemahkan atau
menguraikan makna pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan tujuan. Mereka juga harus mampu
berkomunikasi pada lingkup yang luas pada berbagai kelompok dan lingkungan yang berbeda.
Dalam pelaksanaan pembelajarannya, Matematika harus dirancang sesuai dengan kebutuhan,
karakter,dan kemampuan peserta didik. Tidak bisa hanya dilakukan dengan sekedar transfer ilmu
(Transfer Knowledge) dari guru ke peserta didik. Tetapi harus mengarahkan peserta didik untuk berfikir
kritis dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri atau problem solving yang disebut dengan
pembelajaran Higher Order Thinking Skill. Selain itu, menurut hasil temuan Depdiknas proses
pembelajaran Matematika selama ini masih berorientasi pada penguasaan teori dan hafalan. Metode
pembelajaran yang terlalu berorientasi kepada guru cenderung mengabaikan hak-hak dan kebutuhan
peserta didik, sehingga proses pembelajaran yang menyenangkan dan mencerdaskan kurang optimal.

Salah satu model pembelajaran yang berorientasi HOTS adalah Problem Based Learning, Model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) adalah metode pembelajaran yang dipicu
oleh permasalahan, yang mendorong siswa untuk belajar dan bekerja kooperatif dalam kelompok untuk
mendapatkan solusi, berpikir kritis dan analitis, mampu menetapkan serta menggunakan sumber
daya pembelajaran yang sesuai . Di akhir pembelajaran diharapkan peserta didik mendapatkan
pembelajaran komplit , tentunya dengan konfirmasi dan penguatan dari guru selaku fasilitator.

Oleh karena penulis dalam program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) yang berorientasi
pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS) akan memperbaiki
pembelajaran yang di tuangkan dalam Best Practice dengan judul ”PENGGUNAAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DIPADUKAN DENGAN PENDEKATAN
SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS”

B. Jenis Kegiatan
Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan Best Practice ini adalah kegiatan pembelajaran
Matematika Kelas VIII semester ganjil dalam pokok bahasan Persamaan Garis Lurus dengan judul
”PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DIPADUKAN
DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI
PERSAMAAN GARIS LURUS”.

C. Manfaat Kegiatan
Manfaat penulisan Best Practice adalah meningkatkan kompetensi peserta didik dalam
Kompetensi Dasar Menganalisis fungsi linear sebagai persamaan garis lurus dan menginterpretasikan
grafiknya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan Best Practice ini adalah untuk mendeskripsikan Best Practice penulis dalam
menerapkan pembelajaran berorientasi Higher Order Thiking Skills (HOTS).
Sasaran pelaksanaan Best Practice ini adalah Peserta didik kelas VIII Semester Ganjil Tahun
Pelajaran 2022/2023 di SMP IT Al-Biruni Mandiri Karantina sebanyak 15 orang.

B. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam Best Practice pembelajaran ini adalah materi kelas VIII
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2023/2024 pada pokok bahasan Persamaan Garis Lurus, dengan
rincian KD sebagai berikut :
3.4 Menganalisis fungsi linear sebagai persamaan garis lurus dan menginterpretasikan grafiknya
yang dihubungkan dengan masalah kontekstual.

4.5 Masalah kontekstual yang berkaitan dengan fungsi linear sebagai persamaan garis lurus.

C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan Best Practice ini adalah menerapkan pembelajaran
Matematika dengan model pembelajaran Problem Based Learning.
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practice yang telah dilakukan :
1. Pemetaan Kompetensi dasar
3.4 Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) dan menginterpretasikan
grafiknya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual.

4.4 Masalah kontekstual yang berkaitan dengan fungsi linear sebagai persamaan garis
lurus.
2. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator Pendukung
3.4.1 Menggambar grafik persamaan garis lurus sebagai fungsi linear

Indikator Kunci

3.4.2 Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) untuk dapat
menentukan gradien suatu persamaan garis lurus jika diketahui dua titik yang
dilaluinya dari permasalahan kontekstual
3.4.3 Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) untuk dapat
menentukan persamaan garis lurus jika diketahui gradien dan suatu titik pada
garis tersebut
3.4.4 Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) untuk dapat
menentukan persamaan garis lurus jika diketahui dua titik pada garis tersebut
3.4.5 Menginterpretasikan grafik fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) dari
permasalahan kontekstual untuk menemukan penyelesaiannya
4.4.1 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan fungsi linear
sebagai persamaan garis lurus

3. Pemilihan Model Pembelajaran


Model pembelajaran yang dipilih dalam Best Practice ini adalah Problem Based Learning.

4. Merencanakan kegiatan Pembelajaran sesuai dengan Model Pembelajaran. Pengembangan


desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan
sesuai dengan sintak PBL.
Berikut ini adalah rencana kegiatan pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan model
PBL
Keterlaksanaan
Kegiatan Aktifitas Catatan
Ya Tidak
Kegiatan Orientasi
Pendahulu 1. Guru melakukan pembukaan
an dengansalam pembuka,
memanjatkan syukur kepada
Allah SWT dan berdoa
untukmemulai pembelajaran
(PPK - Religius)
2. Guru melakukan cek kebersihan
dengan meminta siswa melihat di
sekeliling tempat duduknya, jika
adasampah siswa diminta untuk
membuang ke tempat sampah.
(PPK- Integritas)
3. Peserta didik dikondisikan untuk
siap dalam
mengikutipembelajaran.Misal,
Guru menanyakan:
“Apa kabar hari ini?”
“Sudah siap
melaksanakan
pembelajaran hari ini?”
4. Guru memeriksa kehadiran siswa.
5. Guru memberikan ice breaking
“HappyAction”
Apersepsi
6. Mengaitkan materi/kegiatan
pembelajaran yang akan
dilakukandengan pengalaman
peserta didik dengan
materi/kegiatan
Motivasi
7. Memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari.
8. Apabila materi ini kerjakan
dengan baik dan sungguh-
sungguh, maka peserta didik
diharapkan dapat menjelaskan
tentang bentuk persamaan garis
lurus dengan kemiringan 𝒎 dan
melalui titik (𝐱𝟏,
𝐲𝟏)
9. Menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pertemuan
yang berlangsung.
10. Mengaitkan materi dengan nilai-nilai
keislaman.
Pemberian Acuan
11. Guru memberitahukan cakupan
materi yang akan dibahas, yaitu
menentukan persamaan garis lurus
yang diketahui gradien dan satu
titik.
12. Membagikan bahan ajar dan
menyampaikan topik/materi yang
akan dibahas sesuai dengan bahan
ajar.
13. Menjelaskan mekanisme
pembelajaran sesuai
denganlangkah- langkah
pembelajaran Problem Based
Learning (PBL).
14. Guru menjelaskan aspek
penilaian yang digunakan.
• Aspek pengetahuan
• Aspek keterampilan dengan
LKPD dan Presentasi
• Aspek sikap dengan jujur,
toleransi, tanggung
jawab
15. Guru membagi siswa kedalam
kelompok yang heterogen. Setiap
kelompok terdiri dari peserta
didik dengan kategori1(tinggi),
kategori 2(sedang), kategori
3(rendah).
16. Kategori didasarkan pada assesmen
diagnostik materi prasarat sebelum
pembelajaran untuk setiap
kompetensi dasar.
Kegiatan Inti Orientasi peserta didik pada masalah
17. Guru memberikan gambaran tentang
materi Persamaan GarisLurus dengan
memberikan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari yang
ditayangkan pada media power
point. (Mengamati)
18. Peserta didik diminta untuk
mengamati penayangan gambar
yang disajikan oleh guru maupun
mengamati gambar yang terdapat
pada buku siswa atau dalam PPT
tentang persamaan garis lurus.
(Mengamati)
19. Peserta didik diberikan kesempatan
untuk bertanya dan/atau menjawab
tentang permasalahan berdasarkan
hasil pengamatannya. (PPK-
Kegotongroyongan)
20. Guru meminta peserta didik
mengumpulkan informasi yang
terdapat dari masalah tersebut
dengan menggunakan bahasa
sendiri. (mengumpulkan informasi)
21. Peserta didik diminta menyimak
penjelasan pengantar kegiatan
secara garis besar/global tentang
materi pelajaran mengenai bentuk
persamaan garis lurus dengan
kemiringan
𝑚 dan melalui titik (𝐱𝟏, 𝐲𝟏).
22. Guru memberikan penjelasan
pengantar secara garis besar
topik/materi persamaan garis lurus
dengan media power point.
23. Peserta didik meyimak penjelasan
pengantar dari guru.
Mengorganisasi peserta didikuntuk
belajar
24. Guru membagi peserta didik
menjadi beberapa kelompok diskusi
yang terdiri dari 3-4 orang yang
heterogen. (4C- Collaboration)
25. Guru mengarahkan peserta didik
untuk berdiskusi secara kelompok.
26. Peserta didik mendiskusikan LKPD
dengan kelompok masing-masing.
(4C- Communication)
27. Guru Mendorong peserta didik agar
bekerja sama dan berkolaborasi
dalam kelompok untuk
menyelesaikan permasalahan.
Membimbing penyelidikan individu
maupunkelompok
28. Dengan media yang disediakan,
guru meminta peserta didiksecara
kreatif dan kritis dan mencoba
melakukan eksperimen dengan
menggunakan media yang sudah di
sediakan sesuai dengan langkah-
langkah yang ada di
LPKD(Mengolah Informasi)
29. Peserta didik mengumpulkan
data/informasi melalui diskusi
kelompok untuk menemukan
penyelesaian permasalahan.
30. Guru memantau jalannya diskusi
kelompok dan membimbing
kelompok jika ada yang mengalami
kesulitan. (4C-Collaboration,
Critical Thinking, Creative)
31. Masing-masing kelompok
membuat sebuah kesimpulan dan
rangkuman dari hasil diskusi pada
lembar LKPD. (4C-Collaboration,
Critical Thinking, Creative)
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
32. Guru meminta peserta didik
menyiapkan laporan hasil
diskusi kelompok secara
rapi, rinci, dan sistematis.
33. Guru berkeliling mencermati
peserta didik bekerja menyusun
laporan hasil diskusi, dan memberi
bantuan, biladiperlukan
34. Guru mempersilahkan perwakilan
dari setiap kelompokdiminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
35. Guru meminta perwakilan
kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil diskusinya
di depan kelas secara runtun,
sistematis, santun, dan hemat waktu.
(4C- Communication)
36. Guru memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengomentari
secara kritis dari hasil presentasi
perwakilan kelompok. (4C-
Collaboration)
37. Peserta didik bertanya atas
presentasi yang dilakukan dan
peserta didik lain diberi kesempatan
untuk menjawabnya. (Menanya)
38. Peserta didik menyimpulkan
tentang point-point penting yang
muncul dalam kegiatan
pembelajaran dengan membuat
rangkuman materi.
Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah
39. Guru melibatkan peserta didik
mengevaluasi jawaban kelompok
penyaji serta masukan dari peserta
didik yang lain dan membuat
kesepakatan, bila jawaban yang
disampaikan peserta didik sudah
benar.
40. Peserta didik menganalisa masukan,
tanggapan dan koreksi dari guru
terkait hasil presentasi dan
pembelajaran.
41. Peserta didik mengolah informasi
yang sudah dikumpulkan dari hasil
kegiatan yang sedang berlangsung
dengan bantuan pertanyaan-
pertanyaan pada LKPD.
42. Guru bertanya tentang hal yang
belum dipahami atau guru
melemparkan beberapa pertanyaan
kepada siswa. (4C-
Communication, Collaboration)
43. Guru memberikan umpan balik dan
penguatan terhadap hasil diskusi
dan pemecahan masalah oleh
peserta didik serta meluruskan jika
terjadi miskonsepsi.
44. Peserta didik memperbaiki hasil
presentasi, melengkapi jawaban
pertanyaan aktivitas diskusi yang
terdapat pada bahan ajar dan
pertanyaan-pertanyaan pada LKPD.
45. Guru mengarahkan semua peserta
didik untuk menyimpulkan
permasalahan tersebut.
46. Peserta didik menyimpulkan tentang
point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran
dengan membuat rangkuman materi.
47. Peserta didik menyampaikan
kesimpulan pembelajaran yang telah
dibuat.
48. Guru memberikan konfirmasi dan
penguatan
49. Guru mengumpulkan semua hasil
diskusi tiap kelompok dengan tanya
jawab, guru mengarahkan semua
peserta didik untuk menyimpulkan
permasalahan persamaan garis
lurus dengan kemiringan m dan
melalui titik (x1,y1)
Kegiatan 50. Guru memberikan evaluasi
Penutup pemahaman peserta didikterhadap
apa yang di ajarkan
dalampembelajaran.
51. Guru memberikan refleksi
kepada peserta didik
terkaitdengan pembelajaran yang
di lakukan.
52. Peserta didik merefleksi
kegiatan yang telah
dilakukan:Dengan guru
menanyakan;
“Apa yang kamu pelajari hari ini?”
“Apa yang paling kamu sukai dari
pelajaran hari ini?” “Apa yang
belum dipahami pada pembelajaran
hari ini?”
53. Guru memberikan pujian (reward)
pada kelompok penyaji dan
kelompok yang aktif.
54. Guru meminta peserta didik untuk
mempelajari materi yang akan di
ajarkan di pertemuan berikutnya
55. Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan memberikan
pesan untuk tetap belajar, salam,
dan
doa. (PPK-Religius)

5. Penyusunan Perangkat Pembelajaran


Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 4 di atas kemudian disusun perangkat
pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKPD, dan instrumen penilaian. RPP disusun
dengan mengintegrasikan kegiatan literasi, penguatan pendidikan karakter (PPK), dan
kecakapan abad 21.

D. Media dan Instrumen


Media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah Lembar Kerja Peserta
Didik mengenai Persamaan Garis Lurus, menentukan Graden Garis.
Instrumen yang digunakan Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2
macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar
observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar peserta didik dengan
menggunakan (a) tes tulis pilihan ganda dan uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan


Praktek Best Practice ini di laksanakan pada hari Jumat, tanggal 13 Oktober 2023
bertempat di kelas VIII SMP IT Al-Biruni Mandiri Karantina.
BAB III
HASIL KEGIATAN

A. Hasil Kegiatan
Hasil yang dapat diilaporkan dari Best Practice ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran ini menerapkan model Problem Based Learning, peserta didik
menjadi lebih aktif dan menumbuhkan saling bekerja sama untuk menyelesaikan
permasalahan yang diberikan guru. Aktivitas model pembelajaran dengan model ini
menerapkan peserta didik untuk aktif selama proses pembelajaran.
2. Pada pembelajaran sebelumnya penulis belum menerapkan pembelajaran HOTS masih
menggunakan metode ceramah peserta didik selama proses pembelajaran cenderung
kurang aktif walaupun tujuan pembelajaran tercapai. Sedangakan jika di terapkan
dengan pembelajaran HOTS dan dengan metode diskusi kelompok peserta didik
menjadi lebih bisa berfikir kritis selama kegiatan diskusi dan menjadi lebih tanggung
jawab untuk menyelesaikan tugasnya karena akan dibandingkan dengan kelompok lain
hasilnya.
3. Dengan menerapakan pembelajaran yang HOTS juga peserta didik dilatih untuk
memecahkan masalahnya sendiri atau Problem Solving untuk menyelesaikan LKPD
yang disediakan guru maupun dikaitkan dengan penerapan kehidupan sehari-hari.

B. Masalah yang dihadapi


Masalah yang dihadapi selama proses pembelajaran dengan menggunakan Model
Problem Based Learning yang berorientasi HOTS adalah peserta didik masih belum
terbiasa karena terbiasa dengan menggunakan metode ceramah jadi guru masih terus
mengarahkan peserta didik untuk melatih dan menggali informasi sehingga alokasi waktu
yang dibutuhkan tidak sesuai dengan Rencana Program Pembelajaran yang sudah dibuat.

C. Cara mengatasi Masalah


Untuk mengatasi masalah yang dihadapi penulis dalam pembelajaran ini adalah Guru
sebaiknya benar-benar menjadi fasilitator yang aktif, memberi penguatan dan
mengarahkan peserta didik untuk menyelesaikan masalah atau problem solving dan
mandiri dalam mencari informasi yang dibutuhkan pada saat proses pembelajaran. Selain
itu juga peserta didik diberikan arahan betapa pentingnya model pembelajaran yang
berorientasi HOTS di jenjang sekolah yang akan datang ketika mereka sudah lulus SMP
dan untuk kehidupan sehari-hari.
Bab IV
Kesimpulan dan Rekomendasi
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :


1. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning layak di jadikan sebagai
pembelajaran yang berorientasikan Higher Order Thinking Skill (HOTS) karena dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hal Pembelajaran matematika di era
Abad 21 yang dituntut harus menekankan aspek-aspek Transfer Knowledge,
kreativitas dan inovasi (Creativity and Innovation), berpikir kritis dan pemecahan
masalah (Critical Thinking and Problem Solving), komunikasi dan kolaborasi
(Communication and Collaboration).
2. Pada penyusunan RPP pun dibuat secara sistematis dan cermat yang didalamnya
berorientasi HOTS dan terdapat kecakapan abad 21 yang memuat PPK dan literasi.

B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, berikut disampaikan rekomendasi
yang relevan.
1. Guru sebaiknya aktif menyiapkan dan membuat inovasi model pembelajaran yang
lebih menyenangkan peserta didik, sehingga tidak terpaku hanya dengan 1 model
pembelajaran saja dan memiliki banyak referensi sumber belajar yang lain tidak
hanya buku guru dan buku peserta didik yang akan menunjang kemampuan
profesional guru pada saat proses pembelajaran.
2. Peserta didik diharapkan dapat menerapkan kemampuan berpikir kritis dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu
peserta didik menguasai materi secara lebih mendalam.
3. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai
untuk berlangsungnya pembelajaran HOTS dan untuk mendesiminasikan best
practice ini agar menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA

Website
http://nurohimasysyifa.gurusiana.id/article/pola-gaya-belajar-matematika-di-era-abad-21-822861

https://www.rijal09.com/2018/11/model-model-pembelajaran-hots-higher-order-thinking-
skill.html

https://edukasi.kompas.com/read/2018/11/12/21323171/mendikbud-imbau-guru-kembangkan-
pembelajaran-hots
Lampiran-lampiran

1. RPP & Instrumen Penialian


2. LKPD
3. Bahan Ajar
4. Media Pembelajaran
5. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai