OLEH
I KOMANG AGUS ANDIKA PUTRA
NPM 204036
OLEH
I KOMANG AGUS ANDIKA PUTRA
NPM 204036
i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
I Gusti Ayu Adi Rahayuni, S.Pd., M.Pd. Ni Kadek Depi Dumaini, S.Pd., M.Pd.
NIDN. 0812129002 NIDN. 0822059602
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya-Nya, sehingga proposal skripsi yang
berjudul Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 2 SDN 1 Abang Tahun Ajaran
2023/2024 dapat diselesaikan. Proposal skripsi ini disusun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar di STKIP Agama Hindu Amlapura. Dipilihnya judul proposal skripsi ini dengan
maksud untuk mengetahui strategi pembelajaran seperti apa yang diterapkan oleh guru
dalam pelajaran Matematika dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Penyusunan proposal skripsi ini sungguh merupakan tugas yang sangat berat,
tetapi atas bantuan dari berbagai pihak akhirnya proposal skripsi ini terselesaikan sesuai
dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. Untuk itu, dalam kesempatan ini diucapkan
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada pihak-pihak sebagai berikut:
1. Bapak Drs. I Wayan Dwija, M.Pd., selaku Ketua STKIP Agama Hindu
Amlapura yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan proposal skripsi
ini;
2. Ibu Ni Ketut Erna Muliastrini, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan dukungan dan motivasi
dalam penulisan proposal skripsi ini;
3. Ibu I Gusti Ayu Adi Rahayuni, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah
berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap permasalahan atas
kesulitan dalam penulisan proposal skripsi ini;
4. Ni Kadek Depi Dumaini, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah
bersedia membimbing dan mengarahkan penulis selama penyusunan proposal
skripsi dan memberikan banyak ilmu serta solusi pada setiap permasalahan atas
kesulitan dalam penyusunan proposal skripsi ini;
5. Ibu Ni Nyoman Widiantari, A.Md.Pust., Kepala Perpustakaan atas izin yang
diberikan dalam peminjaman berbagai sumber berupa pustaka; serta
6. Bapak dan Ibu dosen di kampus STKIP Agama Hindu Amlapura yang tidak
bias saya sebutkan satu persatu, atas segala arahan, motivasi dan bantuan lainnya
iii
guna memperlancar penyusunan proposal ini;
7. Bapak/Ibu guru di SDN 1 Abang Karangasem selaku informan yang telah
banyak memberikan informasi dalam penyusunan proposal ini;
8. rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan kritikan dan motivasi dalam
penyusunan proposal skripsi ini;
Disadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Pada
kesempatan yang baik ini dimohon kepada semua pihak untuk dapat memberikan
bantuan, serta koreksi yang konstruktif. Semoga amal baik yang telah diberikan
mendapat berkah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. Akhir kata,
semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan secara umum.
Penulis,
iv
DARFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..............................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................v
DAFTAR TABEL......................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...............................................................................4
1.3 Pembatasan Masalah..............................................................................4
1.4 Rumusan Masalah..................................................................................5
1.5 Tujuan Penelitian...................................................................................5
1.6 Manfaat Penelitian.................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS)..............7
2.2 Hasil Belajar Matematika.......................................................................12
2.3 Kajian yang Relevan..............................................................................17
2.4 Kerangka Berpikir..................................................................................17
2.5 Hipotesis Penelitan.................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian...........................................20
3.2 Variabel yang Diselidiki........................................................................22
3.3 Prosedur Penelitian................................................................................23
3.4 Rincian Prosedur Penelitian...................................................................23
3.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data.....................................................26
3.6 Teknik Analisis Data..............................................................................28
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang terinci. Dalam kenyataannya masih banyak sekali anak didik yang lemah
dalam pelajaran berhitung. Kadang-kadang mereka sangat pintar dalam pelajaran
hafalan, tetapi nilainya rendah pada pelajaran berhitung. Masalah ini memang
paling banyak menimpa siswa SD Negeri 1 Abang.
Tidak sedikit siswa yang berpendapat bahwa pelajaran berhitung adalah
pelajaran yang paling sulit. Alasannya dikarenakan kurangnya minat dan motivasi
untuk belajar matematika membuat anak yang tidak tertarik untuk belajar
matematika mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar konsep-konsep
matematika yang lebih tinggi. Selain itu kurangnya pemahaman konsep dasar
matematika membuat anak yang belum memahami konsep dasar matematika
seperti penjumlahan, pengurangan mungkin akan mengalami kesulitan dalam
belajar konsep-konsep matematika yang lebih tinggi. Dalam matematika terdapat
lambang, simbol, penamaan, aturan operasi, konstanta, dan juga rumus. Di mana
hafalan tersebut hanya berisi angka dan simbol sehingga lebih susah diingat
dibanding kalimat dan kata-kata. Oleh karena itulah, diperlukan suatu metode
belajar yang tepat sehingga dapat meningkatkan daya serap anak didik pada
pelajaran berhitung. Berdasarkan hal di atas, maka penulis berusaha membuat suatu
metode yang tepat, dan sekaligus melakukan penelitian, sampai seberapa jauhkah
daya serap anak terhadap pelajaran berhitung dengan menggunakan model
pembelajaran two stay two stray. Dari hasil penelitian ini, nantinya dapat diketahui
peningkatan prestasi dan nilai yang diperolah anak didik. Karena seperti diketahui,
dengan menggunakan model pembelajaran ini , anak didik dituntut untuk berperan
aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga nantinya anak didik terbiasa untuk
berfikir dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga dengan diterapkan
metode ini, diharapkan semua tujuan di atas dapat tercapai, sehingga prestasi siswa
dalam pelajaran berhitung dapat tercapai.
Di SDN 1 Abang hasil ulangan Matematika kelas 2 masih rendah. Dari 14
siswa hanya 6 siswa yang mendapat nilai rata-rata 6 ke atas, sedangkan 8 siswa
lainnya tidak tuntas dengan nilai KKM yaitu 6. Untuk meningkatkan penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran, penulis mencoba melaksanakan perbaikan
pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Adapun perbaikan yang dilakukan
meliputi : Perbaikan pembelajaran eksakta yang terdiri dari dua siklus perbaikan
2
pembelajaran, khusunya untuk mata pelajaran yang hasilnya rendah. Penelitian ini
bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam rangka meningkatkan dan
meratakan taraf serap peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala sekolah dan
wali kelas II di SDN 1 Abang, bahwa dalam proses pembelajaran hasil belajar
siswa masih rendah, hal ini ditandai jarang terlihat siswa mengajukan pertanyaan.
Selain melakukan wawancara, observasi juga dilakukan di kelas II di SDN 1 Abang
khususnya pada mata pelajaran Matematika. Dari kegiatan observasi kelas yang
dilakukan, ditemukan beberapa masalah diantaranya : 1) Setiap metode yang
digunakan pasti memiliki kelemahan, maka perlu dikombinasikan dengan metode
lainnya untuk menutupi kelemahan metode yang digunakan, 2) Hasil belajar siswa
masih rendah, hal ini ditandai dengan hanya 6 siswa dari 14 siswa yang tuntas
KKM, dimana 8 siswa lainnya tidak tuntas KKM, 3) siswa hanya menunggu
informasi dari guru, dengan demikian pembelajaran di kelas hanya terjadi pada satu
arah, hal tersebut yang mengakibatkan rendahnya nilai matematika siswa kelas 2
SDN 1 Abang, 4) Penerapan model pembelajaran yang kurang bervariasi.
Dengan model pembelajaran yang tepat maka proses penyampaian ilmu
pengetahuan akan dapat dilakukan dengan efektif. Salah satu model pembelajaran
yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kerja sama dalam kelompok dan hasil
belajar siswa adalah dengan menerapkan pembelajaran teknik tipe two stay two
stray. Model pembelajaran dua tinggal dua tamu adalah dua orang siswa yang
tinggal di kelompok dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain. Dua orang
yang tinggal bertugas memberikan informasi kepada tamu tentang hasil
kelompoknya, sedangkan yang bertamu bertugas mencatat hasil diskusi kelompok
yang dikunjunginya. Penerapan model two stay two stray adalah model
pembelajaran dua tinggal dua tamu dimana dua orang siswa yang tinggal di
kelompok dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain sehingga membuat siswa
lebih aktif, kreatif, dan terampil. Tentunya sangat baik digunakan dalam
pembelajaran Matematika karena dapat memaksimalkan pemahaman siswa. Model
ini sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran Matematika karena teknik ini
menuntut siswa untuk berkomunikasi, bekerja sama dan bertanggung jawab dalam
kelompok karena setiap siswa mempunyai tugas dan tanggung jawab masing –
3
masing. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar pembelajaran Matematika dimana siswa lebih aktif, kreatif, terampil, serta
pembelajaran menjadi bermakna sehingga aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa dapat berkembang dengan optimal.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas perlu diketahui bahwa penelitian
ini dilakukan melalui penelitian Eksperimen dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas 2 SDN 1 Abang Tahun Ajaran 2023/2024”
4
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah apakah Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 2 SDN 1 Abang Tahun
Ajaran 2023/2024?
5
b. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi guru dalam
mendesain dan merancang proses pembelajaran dengan tujuan
memperoleh hasil belajar yang optimal khususnya pada mata pelajaran
Matematika melalui pengaplikasian model pembelajaran two stay two
stray dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
pihak sekolah dalam menentukan model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Matematika.
d. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi berharga bagi
para peneliti bidang pendidikan (Model Pembelajaran), untuk meneliti
aspek atau variabel lain yang diduga memiliki kontribusi terhadap
konsep-konsep dan teori-teori tentang pembelajaran.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
Menurut Lie (dalam Shoimin, 2014;222) Struktur dua tinggal dua tamu
memberikan kesempatan kelompok untuk membagikan informasi dengan kelompok
lain. Model pembelajaran kooperatif dua tinggal dua tamu adalah dua orang siswa
yang tinggal di kelompok dan dua orang siswa bertamu ke kelompok lain. Dua
orang yang tinggal bertugas memberikan informasi kepada tamu tentang hasil
kelompoknya, sedangkan yang bertamu bertugas mencatat hasil diskusi kelompok
yang dikunjunginya. Sedangkan menurut Sugiyanto (2009) Struktur dua tinggal dua
tamu yang dimaksud dalam skripsi ini adalah suatu model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi
dengan kelompok lain. Berdasarkan beberapa pendapat tentang model
pembelajaran dua tinggal dua tamu adalah struktur dua tinggal dua tamu memberi
kesempatan kepada kelompok untuk membagi hasil dan informasi dengan
kelompok lainnya. Siswa akan bekerjasama dengan kelompoknya dan saling
berbagi informasi dengan kelompok lainnya untuk memecahkan suatu masalah,
selain kerjasama dalam teknik ini juga mendorong siswa berfikir kritis karena
dituntut untuk memecahkan persoalan bersama.
Model pembelajaran two stay two stray bisa memberikan sedikit gambaran
pada siswa mengenai kenyataan kehidupan masyarakat diperlukan hubungan
ketergantungan dan interaksi sosial antara individu dengan individu lain dan antara
individu dengan kelompok. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe two
stay two stray akan mengarahkan siswa lebih aktif, baik dalam berdiskusi, Tanya
jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan
oleh teman. Selain itu, alasan menggunakan model pembelajaraan kooperatif tipe
two stay two stray karena terdapat pembagian kerja kelompok yang jelas tiap
anggota kelompok, siswa dapat bekerjasama dengan teman, dapat mengatasi
kondisi siswa yang ramai dan sulit diatur saat proses belajar mengajar. Dalam
pembagian kelompok pembentukannya dilakukan secara permanen yang
memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan anggota lain. Biasanya
pembentukan kelompok dilakukan sebanyak 4 orang dalam satu kelompok, sesuai
dengan pendapat Lie (2008) bahwa membentuk kelompok berempat memiliki
kelebihan yaitu kelompok mudah dipecah menjadi berpasangan, lebih banyak ide
muncul, lebih banyak tugas yang bisa dikerjakan dan guru lebih mudah memonitor.
8
Sedangkan kekurangan kelompok berempat adalah lebih banyak waktu,
membutuhkan sosialisasi yang lebih baik, jumlah genap menyulitkan proses
pengambilan dan mudah melepaskan diri dari keterlibatan.
Ciri-ciri model pembelajaran two stay two stray, yaitu:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajarnya
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
c. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok dari pada individu.
9
berdasarkan prestasi akademik siswa dan suku.
b. Presentasi Guru
Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal
dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
dibuat.
c. Kegiatan Kelompok
Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang
berisi tugas-tugas yang dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu
kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-
permasalahan yang berkaitan dengan konsep materi dan klarifikasinya,
siswa mempelajarinya delam kelompok kecil (4 Siswa), yaitu
mendiskusikan maslah tersebut bersama-sama anggota kelompoknya.
Masing-masing kelompok menyelesaikan atau memecahkan masalah
yang diberikan dengan cara mereka sendiri. Kemudian, 2 dari 4 anggota
dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu
ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam
kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke
tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu
mohon diri untuk kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan
temuannya serta mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerjamereka.
d. Formalisasi
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahanyang
diberikan, salah satu kelompok mempersentasikan hasil diskusi di
kelompoknya untuk dikomunikasikan atau di diskusikan dengan
kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa
untuk bentuk formal.
e. Evaluasi Kelompok dan Penghargaan
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
siswa memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Masing-masing
siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil
pembelajaran dengan model two stay two stray, yang selanjutnya di
10
lanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompokyang
mendapat skor rata-rata tertinggi.
2.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS memiliki kelebihan serta
kekurangan, (Aris Shoimin,2014:223) menyatakan bahwa kelebihan dari model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut : (1)
mudah dipecah menjadi berpasangan; (2) lebih banyak tugas yang bisa
dilakukan; (3) guru mudah mrmonitor; (4) dapat diterapkan pada semua
kelas/tingkatan; (5) kecendrungan belajar siswa menjadi lebih bermakna; (6)
11
lebih berorientasi pada keaktifan; (7) diharapkan siswa akan berani
mengunkapkan pendapatnya; (8) menambah kekompakkan dan rasa percaya diri
siswa; (9) kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan; (10) membantu
meningkatkan minat dan prestasi belajar. Di samping kelebihan-kelebihan di
atas, pembelajaran ini juga memiliki kelemahan-kelemahan yaitu: (1)
membutuhkan waktu yang lama; (2) siswa cenderung tidak mau belajar dalam
kelompok; (3) bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan
tenaga); (4) guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas; (5)
membutuhkan waktu yang lebih lama; (6) membutuhkan sosialisasi yang lebih
baik; (7) jumlah genap bisa menyulitkan pembentukan kelompok; (8) siswa
mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak memerhatikan guru; (9)
kurang kesempatan untuk memerhatikan guru.
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran teknik TSTS memiliki
beberapa kelebihan serta kekurangan, dimana kelebihannya adalah membuat
siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dikelas, kecendrungan belajar
siswa lebih bermakna serta minat dan prestasi siswa lebih meningkat. Sedangkan
kekekurangannya adalah guru kesulitan dalam mengelola kelas dan
membutuhkan persiapan lebih banyak. Langkah-langkah dari pembelajaran
TSTS diberikan pada tabel berikut ini:
12
Menurut Gagne, sebagaimana dikutip oleh Suprijono (2009), hasil belajar
berupa sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi
dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-
nilai sebagai standar perilaku.
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan tiga ranah belajar, yaitu:
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan
dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, penilaian.
b. Ranah Afektif
Tujuan pembelajaran ranah afektif berhubungan dengan perasaan, sikap,
minat, dan nilai. Kategori ranah afektif meliputi penerimaan,
penanggapan, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup.
c. Ranah Psikomotorik
Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik menunjukkan adanya
kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi
objek, dan koordinasi syaraf. Kategori ranah psikomotorik meliputi
persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian, dan kreativitas
Jadi dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar yang dimaksud adalah
perubahan pada diri siswa yang mencakup ranah kognitif, ranah afektif
dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif yang dinilai dengan soal
evaluasi. Ranah afektif yang meliputi tanggung jawab, mandiri, menjadi
pendengar yang baik, menghargai pendapat orang lain dan keberanian
menyampaikan pendapat. Ranah psikomotorik yang meliputi aktif dalam
diskusi, membuat pertanyaan yang kreatif, kemampuan menjawab
pertanyaan baik dari guru atau siswa lainnya, dan adanya keterampilan
kolaborasi dalam kelompok belajar siswa.
13
Menurut Runyon & Heber dalam (Rahmi, 2015) Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi hasil belajar antara lain dibagi menjadi dua kategori yaitu
faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal
a. Faktor Biologis (jasmaniah)
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang
normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah
lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak,
panca indra, anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik
yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di
dalam menjaga kesehatan fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
antara lain makan dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi
segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Kondisi
mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental
yang mantap dan stail. Fakor psikologis ini meliputi hal-hal berikut.
Pertama, intelegnsi, intelgensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang
memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang
dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi
rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor Lingkungan Keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan
pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar
seseorang susasana lingkungan rumah yang cukuptenang, adanya
perhatian orang tua terhadap prkembangan proses belajar dan pendidikan
ank-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
b. Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan
belajar siswa di sekolah mencakup metode mengajar, relasi guru dengan
siswa, siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tat tertib atau
14
disiplin yang ditegagkan secara konsekuen konsisten.
c. Faktor lingkungan masyarakat
Seorang siswa hedaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang
dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan faktor
ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena
keberdannya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang
keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pen didikan
nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan belajar, pengajian
remaja dan lain-lain.
Jadi hasil belajar dipengaruhi oleh faktor dari siswa (intern) dan faktor
dari luar (ekstern). Sebagai seorang guru tidak boleh mengabaikan
satupun dari semua faktor agar hasil belajar bias tercapai dengan baik.
15
deduktif. Dimana pada penelitian kali ini materi yang akan di gunakan sebagai
acuan penelitian adalah materi pelajaran matematika kelas 2 SD semester 1
kurikulum merdeka volume 1 yaitu pada BAB 2 cara berhitung penjumlahan dan
pengurangan.
16
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Intan Paramita (2016) dari
Universitas pendidikaan Ganesha Yang meneliti “Pengaruh Model Pembelajaran
Two Stay Two Stray Berbantuan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa kelas V SD Gugus Kecamatan gianyar tahun ajaran 2015/2016” Dalam
penelitian ini, Hasil Belajar kelas control lebih rendah dibandingkan dengan kelas
eksperimen. Rata-rata kelas eksperimen adalah 82,31, sedangkan rata-rata kelas
kontrol adalah 71,75. Kedua, penelitian yang sama menggunakan media audio
visual yang dilakukan oleh Kusumadewi (2017) yang Meneliti “Pengaruh Model
pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stary Berbantuan Audio Visual terhadap
Kompetensi pengetahuan Matematika siswa Kelas V SD Gugus Kompyang Sujana
Kecamatan Denpasar Utara”. Dalam penelitian ini, hasil belajar kelas kontrol lebih
rendah dibandingkan kelas eksperimen. Rata-rata kelas eksperimen adalah 79,51,
sedangkan rata-rata kelas kontrol adalah 61,62.
Maka dapat disimpulkan bawah berdasarkan kedua penelitian serupa
menggunakan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray di dua tempat yang
berbeda ada perubahan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa di masing-
masing tempat yang diteliti, sehingga dapat dikatakan penggunaan Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray di kelas memiliki pengaruh dalam penerapannya
untuk membantu menaikkan hasil belajar siswa.
17
siswa secara aktif, 5) pembelajaran cenderung menggunakan sumber buku
pegangan siswa tanpa mencari sumber belajar lain.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
Matematika adalah model pembelajaran TSTS. Dalam model pembelajaran ini
siswa tidak hanya bekerja dalam kelompoknya saja tetapi juga memberikan
kesempatan pada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan
kelompok lainnya. Model pembelajaran TSTS sesuai dengan Hakikat Matematika
sebagai produk dan Matematika sebagai proses yang tidak hanya merupakan
kumpulan pengetahuan atau fakta-fakta tetapi juga suatu cara kerja, cara berpikir,
dan cara memecahkan suatu masalah. Model pembelajaran TSTS dapat
mengarahkan siswa untuk aktif baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari
jawaban, menjelaskan dan menyimak materi yang dijelaskan oleh temannya melalui
kegiatan bertamu atau berkunjung ke kelompok lain. Adapun keunggulan dari
model pembelajaran TSTS adalah mudah dipecah menjadi berpasangan, lebih
banyak tugas yang bisa dilakukan, guru mudah memonitor, dapat diterapkan pada
semua kelas/tingkatan, kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna, lebih
berorientasi pada keaktifan, diharapkan siswa akan berani mengungkapkan
pendapatnya, menambah kekompakkan dan rasa percaya diri siswa, kemampuan
berbicara siswa dapat ditingkatkan.
Berdasarkan proses diatas model Two Stay Two Stray dapat digunakan untuk
menumbuhkan kesenangan belajar Matematika. Model ini memegang peran penting
dalam menunjang pekerjaan bersama. Peran model pembelajaran adalah membawa
individu itu sendiri untuk mendukung secara sistematis memecahkan masalah yang
ada dan muncul yang tidak bisa dengan mudah diselesaikan oleh satu kelompok
saja. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa rendah salah satunya
yaitu kurangnya keaktifan siswa dalam belajar. Model ini dapat berakibat lancarnya
pencapaian tujuan belajar, yaitu prestasi belajar mata pelajaran Matematika yang
maksimal, serta siswa dapat bekerjasama dan saling berkomunikasi dengan baik
dalam proses belajar.
18
Matematika
Keaktifan Siswa
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Abang dan
yang menjadi subjek penelitiannya adalah siswa kelas II semester II tahun pelajaran
Negeri 1 Abang adalah 38,50 are yang terdiriatas 6 (enam) ruang kelas, 1 (satu)
ruang guru dan kepala sekolah, 1 (satu) unit ruang perpustakaan, dan areal
utara, sekolah ini berbatasan dengan jalan raya. Sebelah timur, berbatasan dengan
Kampung Segarakaton. Batas sebelah selatan dan barat adalah sawah. Berdasarkan
adalah orang yang dikenai tindakan dalam penelitian. Subjek dalam penelitian
20
ini adalah siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Adang berjumlah 14 orang,
yakni laki-laki 10 orang dan perempuan 4 orang. Secara rinci, subjek penelitian
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Adang
Objek penelitian adalah setiap gejala atau peristiwa yang akan diteliti,
phenomena), dan gejala kehidupan (life phenomena) (Dwija, 2006: 14). Objek
penelitian adalah suatu gejala yang dikaji atau yang dijadikan fokus untuk
model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) untuk meningkatkan hasil
21
belajar matematika siswa kelas 2 SDN 1 Abang Tahun Ajaran 2023/2024.
bahwa variable adalah sesuatu konsep yang memiliki nilai ganda, yang jika diukur
adalah titik minat dan fokus kajian peneliti, yang mengelompokannya didasarkan
atas ciri-ciri tertentu seperti sifat, derajat atau kategori. Penelitian ini melibatkan 2
variabel yaitu model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) dan hasil belajar
pembelajaran dua tinggal dua tamu dimana dua orang siswa yang tinggal di
tingkah laku dan kemampuan siswa dengan proses pembelajaran teoritis dan
praktikum.
22
3.3 Prosedur Penelitian
dirancang dalam beberapa tahapan siklus dan pada masing-masing tahapan siklus
terdiri dari empat kegiatan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
I
Perencanaan Tindakan
4 2
Refleksi Pelaksanaan Tindakan
3
Observasi/ Eveluasi
Gambar 3.1 Prosedur dalam Penelitian Tindakan Kelas (Wardhani, 2007 :2,4)
dua siklus. Apabila siklus pertama telah dilewati dengan 4 langkah pokok di atas,
namun hasil pengamatan belum menunjukan perubahan ke arah yang lebih baik
atau belum mencapai standar minimal tujuan yang ditetapkan, maka penilaian
peningkatan yang signifikan, oleh karena itu penulis melanjutkan penelitian ini
pada siklus kedua dengan menggunakan langkah-langkah yang sama seperti siklus
23
pertama. Kelemahan-kelemahan dari perencanaan pelaksanaan siklus pertama
1) Permohonan izin penelitian yang diajukan kepada kepala sekolah SDN 1 Abang
penelitian.
c. Meminta ijin kepada guru mata pelajaran atau guru wali kelas
individu atau kelompok 3 kali pertemuan setiap bulan pada siklus I dan 3 kali
pembelajaran Two Stay Two Stray yang diberikan untuk meningkatkan hasil
24
belajar matematika siswa dan dilakukan secara berulang kepada siswa yang
7) Menghubungi atau meminta izin siswa kepada guru mata pelajaran dan wali
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
3.4.4 Refleksi
Pada tahap ini yang dilakukan adalah menganalisis hasil instrumen dalam
25
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam refleksi ini akan dapat
akan direvisi.
dimodifikasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi agar hasilnya
sempurna.
belajar siswa.
pengumpulan data adalah cara–cara yang dapat digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam
arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah.
Data penelitian ini bersumber dari interaksi peneliti dan siswa, dalam
pembelajaran. Peningkatan prestasi belajar berupa data tindak belajar atau perilaku
belajar yang dihasilkan dari tindak mengajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran.
Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti melalui observasi, tes,
26
1) Observasi (Pengamatan)
dilakukan. Karena sifatnya mengamati, maka alat yang paling pokok adalah
2) Metode Tes
Dalam penelitian ini metode yang dipakai adalah metode observasi, metode
catatan lapangan, dan metode tes, maka instrument yang dipakai adalah
27
Pedoman observasi yang digunakan peneliti yaitu memuat garis besar
sejauh mana minat dan sikap positif serta partisipasi siswa dalam proses
No Uraian Skor
1 Setiap jawaban benar 1
2 Setiap jawaban salah 0
Data yang diperoleh melalui observasi belum berarti apa-apa karena masih
merupakan data mentah untuk memberikan informasi yang berarti maka data
28
tersebut perlu dianalisis lebih lanjut. Data-data tersebut dianalisis dengan langkah
sebagai berikut.
kasus.
X
P= × 100 %
SMI
(Nurkancana,1996 : 99)
Keterangan :
P : Persentase Skor
X : Skor Perolehan
behavioral dengan teknik penguatan positif terhadap perilaku prososial, baik pra-
29
tindakan maupun pasca-tindakan akan dianalisis menggunakan rumus :
Keterangan :
P = Presentase Peningkatan
membandingkan skor sebelum tindakan dengan skor setelah tindakan dari kedua
siklus, baik siklus pertama maupun siklus kedua. Bila terjadi peningkatan skor
maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pula peningkatan hasil belajar siswa
two stray.
30
DAFTAR PUSTAKA