Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS PERAN GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA

UNTUK SEMANGAT BELAJAR MENGGUNAKAN METODE


DISKUSI

PROPOSAL

OLEH
Girliansyah
NIM C-793.2021.01.021

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP YAPIS DOMPU
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Tahun 2023

i
ii
ANALISIS PERAN GURU DALAM MEMOTIVASI SISWA
UNTUK SEMANGAT BELAJAR MENGGUNAKAN METODE
DISKUSI

PROPOSAL
Diajukan kepada
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Yapis Dompu
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S-1)
Pendidikan Guru Sekolah Dasar

OLEH
Girliansyah
NIM C-793.2021.01.021

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP YAPIS DOMPU
PROGRAM STUDI GURU SEKOLAH DASAR
Tahun 2023

iii
Proposal oleh Girliansyah ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Dompu, 25 November 2023


Pembimbing I,

Jama’ah, M.Pd.
NIDN. 0812057501

Dompu, 25 November 2023


Pembimbing II,

Jama’ah, M.Pd.
NIDN. 0812057501

Mengetahui/Mengesahkan
Prodi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar
Ketua,

Mulya Yusnarti, M.Pd.


NIDN. 0824129003

ii
Skripsi oleh Girliansyah ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada

Dewan Penguji:
Ketua,

Jama’ah, M.Pd.
NIDN. 0812057501

Anggota I,

Jama’ah, M.Pd.
NIDN. 0812057501

Anggota II,

Jama’ah, M.Pd.
NIDN. 0812057501

Anggota III,

Jama’ah, M.Pd.
NIDN. 0812057501

Mengetahui/Mengesahkan
Prodi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar,
Ketua,

Mulya Yusnarti, M.Pd.


NIDN. 0824129003

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Atas Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya kepada kita sekalian, dan tak lupa juga saya ucapkan terimakasih untuk
pembimbing saya yaitu bapak Jama’ah, M.Pd sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal/skripsi Analisis peran guru dalam memotivasi siswa untuk semangat
belajar menggunakan metode diskusi Proposal/Skripsi ini merupakan salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Progran Studi S1 PGSD yang
Penulis tempuh di STKIP Yapis Dompu. Penulis menyadari bahwa dalam proses
penulisan proposal/skripsi ini tidak terlepas dari peran, dorongan, dukungan,
arahan, dan saran dari berbagai pihak.
Terima kasih yang tidak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada …. (nama) Ketua Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Dompu …. Terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada Dr.
Dodo Kurniawan, S.E,M.E Ketua STKIP Yapis Dompu yang telah Memberikan
saya kesempatan Kuliah di Kampus tercinta STKIP YAPIS (Dompu),Terima
kasih penulis sampaikan kepada …. (nama) Waket I Bidang Akademik yang telah
…. Terima kasih penulis sampaikan kepada …. (nama) Waket II Bidang
Administrasi dan Keuangan yang telah …. Terima kasih penulis sampaikan
kepada …. (nama) Waket III Bidang Kemahasiswaan yang telah ….dan
seterusnya
Akhirnya, dengan segala keterbatasan dan kelebihannya, semoga
proposal/skripsi ini dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu.

Dompu, 25 November 2023


Penulis,

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL............................................................................... i
HALAMAN LOGO.................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL.................................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ............................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................. 2
1.2 Batasan Masalah........................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah......................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................ 5
1.4.1. Manfaat Praktis..................................................................
1.5 Istilah Operasional Variabel ........................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 7


2.1 Kajian Teori.................................................................................. 8
2.2 Kerangka Berpikir........................................................................ 9
2.3 Hipotesis Penelitian...................................................................... 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 11


3.1 Jenis Penelitian............................................................................. 12
3.2 Populasi dan Sampel..................................................................... 13
3.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 14
3.4 Instrumen Penelitian..................................................................... 15
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................... 16

DAFTAR RUJUKAN ............................................................................... 17

v
BAB I
PENDAHULUAN

Pada Bab ini akan dibahas mengenai: 1.1. Latar belakang, 1.2. Batasan
Masalah, 1.3. Rumusan Masalah, 1.4. Tujuan Penelitian, 1.5. Manfaat Penelitian,
1.6. Istilah Operasional Variabel.
1.1. Latar Belakang

Guru memiliki peranan penting dalam keberhasilan proses pembelajaran.


Keberhasilan seorang guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari
tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu tercapainya tujuan pembelajaran
adalah siswa dapat memahami dan mengerti mengenai materi yang
disampaikan oleh guru. Menurut Djamarah banyak peran yang dilakukan oleh
guru sebagai pedidik, yaitu inspirator, informator, organisator, motivator,
inisia-tor, fasilitator, pembimbing, demonstrator, pengelola kelas, mediator,
supervisor, dan evaluator.1 Berdasarkan hal tersebut guru memiliki peranan
utama dalam pembangunan pendidikan terutama pendidikan yang
diselenggarakan disekolah serta yang memiliki pengaruh besar dalam peoses
pembelajaran untuk mencapai keberhasilan belajar siswa.

Pendidikan adalah bentuk pola pembiasaan yang terus diulang-ulang.


Pola pembelajaran yang berulang-ulang secara terus menerus haruslah
mampu diterapkan agar bisa membentuk kognitif, afektif dan psikomotor
siswa dengan baik. Pola pembiasaan yang berulang-ulang terutama akan
membentuk ranah afektif yang berwujud dalam bukti sikap yang positif dan
menetap. Hal tersebut juga akan dapat terjadi jika penguasaan pengetahuan
dan pengalaman peserta didik harus dialami oleh seluruh pancaindra. Salah
satu strategi yang dapat diterapkan seorang guru dengan memilih strategi
pembelajaran yang menyenangkan. Selain pendidikan sebagai pola
pembiasaan yang terus diulang-ulang. Pendidikan sebagai proses seumur
hidup tidakakan mungkin dapat berlangsung sepanjang umur kegiatan
manusia yang dilakukan secara sadar, bila sikap siswa hanya siap
mendengarkan saja.
Hasil belajar atau yang sering disebut dengan prestasi belajar adalah

1
perubahan perilaku peserta didik sehingga ia memperoleh perilaku yang baru,
menetap, fungsional, positif, dan sebagainya. Perubahan perilaku sebagai hasil
pembelajaran atau prestasi belajar adalah perilaku secara keseluruhan yang
mencakup sebagai aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hamdani
mengemukakan prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari
pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan
psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan
menggunakan instrument tes atau instrumen yang relevan. Jadi, prestasi
belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan
dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang
sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam pembentukan karakter dan


peningkatan kualitas sumber daya manusia di suatu negara. Guru, sebagai
aktor utama dalam proses pembelajaran, memiliki peran yang sangat
signifikan dalam membentuk motivasi siswa. Motivasi yang tinggi pada siswa
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi akademis mereka.
Salah satu metode yang dianggap efektif dalam meningkatkan motivasi belajar
adalah metode diskusi.

Metode diskusi memberikan ruang bagi interaksi antara guru dan siswa
serta antar siswa. Diskusi memungkinkan siswa untuk terlibat aktif dalam
pembelajaran, membangun pemahaman yang lebih mendalam, dan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Namun, efektivitas metode
diskusi sangat tergantung pada peran guru dalam mengelolanya. Guru harus
mampu memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, memfasilitasi diskusi
dengan baik, dan menciptakan lingkungan yang mendukung motivasi belajar.

Meskipun banyak penelitian telah dilakukan tentang metode


pembelajaran dan motivasi siswa, penelitian yang fokus pada analisis peran
guru dalam menggunakan metode diskusi untuk meningkatkan semangat
belajar siswa masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengisi kesenjangan literatur tersebut dengan memberikan pemahaman yang

2
lebih mendalam tentang bagaimana peran guru dapat secara efektif
memotivasi siswa melalui penerapan metode diskusi.

Penelitian ini mendalami pemahaman tentang strategi konkret yang dapat


digunakan oleh guru dalam menggunakan metode diskusi sebagai alat untuk
meningkatkan motivasi siswa. Melalui analisis peran guru, penelitian ini akan
menjelajahi cara-cara spesifik di mana guru dapat memfasilitasi diskusi,
memberikan dukungan yang diperlukan, dan menciptakan lingkungan
pembelajaran yang mendorong semangat belajar siswa.

Melalui analisis peran guru dalam konteks ini, diharapkan penelitian ini
dapat memberikan wawasan yang berharga bagi para pendidik, peneliti, dan
pengambil kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah. Peningkatan motivasi belajar siswa melalui metode diskusi
diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap prestasi akademis
dan pengembangan pribadi siswa.

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 17 Woja memiliki sejumlah tantangan


signifikan yang mempengaruhi kualitas pembelajaran dan motivasi siswa.
Identifikasi masalah melibatkan berbagai aspek, mulai dari ketidakhadiran
siswa, kurangnya pemahaman materi, rendahnya minat belajar, hingga tingkat
keributan yang tinggi di dalam kelas. Faktor-faktor seperti lingkungan dan
dukungan keluarga juga turut berkontribusi pada malasnya siswa hadir di
sekolah dan kurangnya fokus saat pembelajaran.

Para guru juga menghadapi tantangan serius, termasuk kurangnya


interaksi dengan siswa, kesulitan dalam menangani siswa yang bermasalah,
dan kurangnya kreativitas dalam metode pengajaran. Sejumlah fasilitas
pendukung pembelajaran, seperti LCD yang tidak tersedia, kekurangan kursi
di kelas, dan kurangnya buku teks sebagai media pembelajaran, semakin
memperumit situasi di sekolah ini.

3
Dalam menghadapi kondisi ini, peran guru menjadi sangat penting
dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang memotivasi siswa.
Penelitian ini akan mengeksplorasi secara mendalam bagaimana guru dapat
meningkatkan semangat belajar siswa melalui penerapan metode diskusi.

1.2. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang disampaikan, berikut adalah batasan


masalah penelitian:

1. Peran Guru dalam Pembelajaran: Penelitian akan memfokuskan pada


peran guru sebagai aktor utama dalam pembelajaran dan bagaimana peran
tersebut dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, khususnya melalui
penerapan metode diskusi.
2. Metode Diskusi sebagai Alat Motivasi: Penelitian akan membatasi diri
pada penggunaan metode diskusi sebagai alat untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 17 Woja.

3. Tantangan dalam Pembelajaran di SDN 17 Woja: Fokus penelitian


akan mencakup sejumlah tantangan signifikan yang dihadapi oleh SDN
17 Woja, termasuk ketidakhadiran siswa, kurangnya pemahaman materi,
rendahnya minat belajar, tingkat keributan di kelas, serta faktor
lingkungan dan dukungan keluarga yang berkontribusi pada masalah
tersebut.

4. Strategi Konkret Guru dalam Meningkatkan Motivasi: Penelitian akan


membatasi diri pada strategi konkret yang dapat digunakan oleh guru
dalam memotivasi siswa melalui metode diskusi, mencakup cara
memfasilitasi diskusi, memberikan dukungan yang diperlukan, dan
menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendorong semangat belajar
siswa.

5. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat: Penelitian akan


mengeksplorasi faktor-faktor pendukung dan penghambat yang

4
mempengaruhi efektivitas peran guru dan penerapan metode diskusi
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SDN 17 Woja

1.3. Rumusan Masalah


Berdasarkan Batasan masalah yang telah disebutkan di atas, penelitian ini
akan berfokus pada peran guru dalam memotivasi siswa di SDN 17 Woja.
Rumusan masalah melibatkan pertanyaan-pertanyaan kunci, seperti :
1. Bagaimana interaksi guru dengan siswa dapat ditingkatkan?
2. Apa strategi yang efektif untuk meningkatkan kreativitas guru dalam
pengajaran?
3. Bagaimana penggunaan metode diskusi dapat membantu dalam
memotivasi siswa?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis peran guru
dalam memotivasi siswa untuk semangat belajar di SDN 17 Woja, dengan
fokus pada implementasi metode diskusi. Diharapkan hasil penelitian ini
dapat memberikan rekomendasi yang konkrit untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan motivasi siswa di sekolah ini.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Secara Teoritis

a. Kontribusi Terhadap Literatur Pendidikan: Penelitian ini


diharapkan dapat memberikan kontribusi baru terhadap literatur
pendidikan dengan menggali lebih dalam mengenai peran guru dalam
memotivasi siswa melalui penerapan metode diskusi. Temuan
penelitian dapat memperkaya pemahaman teoritis terkait strategi
pembelajaran yang efektif.

b. Pengembangan Teori Motivasi Belajar: Dengan mengeksplorasi


cara-cara di mana guru dapat memotivasi siswa, penelitian ini dapat
membantu dalam pengembangan teori motivasi belajar. Temuan

5
penelitian dapat memberikan wawasan baru tentang faktor-faktor yang
memengaruhi semangat belajar siswa.

c. Penegasan Pentingnya Peran Guru: Penelitian ini dapat


mengonfirmasi atau menegaskan pentingnya peran guru dalam
menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi. Implikasi teoritisnya
dapat mencakup peningkatan pemahaman tentang faktor-faktor yang
memengaruhi efektivitas guru dalam meningkatkan semangat belajar
siswa.

1.4.2. Manfaat Secara Praktis

a. Rekomendasi untuk Pengembangan Program Pembelajaran:


Hasil penelitian dapat memberikan dasar untuk pengembangan program
pembelajaran yang lebih efektif di SDN 17 Woja. Rekomendasi konkret
dapat diberikan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan interaksi
guru-siswa dan memanfaatkan metode diskusi.

b. Peningkatan Kualitas Pembelajaran di SDN 17 Woja: Dengan


fokus pada peran guru dalam memotivasi siswa, penelitian ini dapat
memberikan pandangan yang dapat membantu meningkatkan kualitas
pembelajaran di SDN 17 Woja. Guru dapat menggunakan hasil
penelitian ini sebagai pedoman untuk meningkatkan strategi pengajaran
mereka.

c. Pengembangan Pelatihan Guru: Penelitian ini dapat memberikan


kontribusi pada pengembangan program pelatihan guru. Identifikasi
kelemahan dan kekuatan guru dalam memotivasi siswa dapat membantu
merancang pelatihan yang lebih efektif untuk meningkatkan
keterampilan pedagogis mereka.

d. Meningkatkan Keterlibatan Siswa: Implementasi metode diskusi


sebagai hasil dari penelitian ini dapat membantu meningkatkan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Hal ini dapat berdampak positif
pada tingkat kehadiran, pemahaman materi, dan minat belajar siswa.

6
e. Pemahaman Lebih Lanjut tentang Tantangan Sekolah: Penelitian
ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam terhadap
tantangan khusus yang dihadapi oleh SDN 17 Woja. Hal ini dapat
membantu pihak sekolah dan pengambil keputusan untuk merancang
solusi yang lebih sesuai dengan konteks sekolah tersebut.

Dengan manfaat-manfaat teoritis dan praktis ini, diharapkan penelitian


ini dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap pengembangan
pendidikan di SDN 17 Woja dan juga dapat dijadikan referensi oleh
sekolah-sekolah lain yang menghadapi masalah serupa.

1.5. Istilah Operasional Variabel

1. Variabel Independen: Faktor-Faktor Penyebab Kurang Semangat


Belajar Siswa

a. Variabel 1 (X1): Ketidakharmonisan Hubungan Orang Tua -


Operasionalisasi: - Indikator: Skala penilaian tingkat
ketidakharmonisan dalam hubungan orang tua yang dapat berdampak
pada semangat belajar siswa.
b. Variabel 2 (X2): Ketidakstabilan Ekonomi Keluarga -
Operasionalisasi: - Indikator: Pendapatan keluarga, tingkat
pengangguran, dan kestabilan ekonomi keluarga yang dapat
memengaruhi semangat belajar siswa.

c. Variabel 3 (X3): Ketidaksetujuan dalam Pengasuhan Anak -


Operasionalisasi: - Indikator: Tingkat ketidaksetujuan orang tua
terkait metode pengasuhan anak yang dapat berpengaruh pada
semangat belajar siswa.

7
2. Variabel Dependan: Tingkat Semangat Belajar Siswa dengan Metode
Diskusi

a. Variabel 4 (Y1): Motivasi dan Semangat Belajar Siswa -


Operasionalisasi: - Indikator: Skala penilaian tingkat motivasi dan
semangat belajar siswa selama dan setelah penerapan metode diskusi.

b. Variabel 5 (Y2): Keterlibatan Siswa dalam Proses Belajar -


Operasionalisasi: - Indikator: Tingkat keterlibatan siswa dalam
diskusi kelas, partisipasi aktif, dan ketertarikan terhadap materi
pelajaran.

3. Variabel Mediator: Dukungan dan Keterlibatan Guru dalam Proses


Pembelajaran

a. Variabel 6 (Z1): Keterlibatan Guru dalam Diskusi -


Operasionalisasi: - Indikator: Tingkat keterlibatan guru dalam
memfasilitasi diskusi, memberikan dukungan, dan merangsang
partisipasi siswa.

b. Variabel 7 (Z2): Kualitas Bimbingan Guru pada Siswa -


Operasionalisasi: - Indikator: Evaluasi kualitas bimbingan dan arahan
guru kepada siswa selama proses diskusi.

4. Variabel Outcome: Peningkatan Hasil Belajar dan Kepuasan Siswa

a. Variabel 8 (R1): Peningkatan Hasil Belajar Siswa -


Operasionalisasi: - Indikator: Perubahan positif dalam hasil akademis
siswa setelah menerapkan metode diskusi.

b. Variabel 9 (R2): Kepuasan Siswa terhadap Pembelajaran -


Operasionalisasi: - Indikator: Skala penilaian kepuasan siswa

8
terhadap metode pembelajaran dengan diskusi, melibatkan aspek-aspek
seperti minat, pemahaman materi, dan keterlibatan dalam pembelajaran.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini akan dibahas mengenai: 2.1. Kajian teori, 2.2. Kerangka
Berpikir, dan 2.3. Hipotesis Penelitian.
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Peran Guru
Seorang pendidik atau guru mempunyai dua pengertian, arti
yang luas dan arti yang sempit. Pendidik dalam arti yang luas
adalah semua orang yang berkewajiban membina anak-anak.
Secara alamiah semua anak, sebelum mereka dewasa menerima
pembinaan dari orang-orang dewasa agar mereka dapat
berkembang dan bertumbuh secara wajar. Sebab secara alamiah
anak manusia membutuhkan pembimbing sperti itu karena ia
dibekali insting sedikit sekali untuk mempertahankan hidupnya.
Pendidik dalam arti sempit adalah orang-orang yang disiapkan
secara sengaja unuk menjadi guru atau dosen. Kedua jenis
pendidik ini diberi pelajaran tentang pendidikan dalam waktu
relatif lama agar mereka menguasai dan terampil melaksanakan di
lapangan. Pendidik ini tidak cukup belajar diperguruan tinggi saja
sebelum diangkat menjadi guru atau dosen, melainkan juga belajar
dan diajar selama mereka bekerja, agar profesionalisasi mereka
semakin meningkat.
Sedangkan dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional menegaskan bahwa: guru merupakan tenaga
professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan, pelatihan serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.2 Sedangkan ada pendapat lain mengatakan, guru

9
adalah pendidik professional karena secara implisit ia telah
merelakan dirinya menerima dan memikul sebagai tanggung
jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua.
Islam memandang guru merupakan sebuah profesi yang amat
mulia, karena pendidikan adalah salah satu tema sentral Islam.
Nabi Muhammad SAW sendiri sering disebut sebagai pendidik
kemanusiaan. Seorang guru bukan hanya sebagai seorang tenaga
pengajar, tetapi sekaligus adalah pendidik. Karena itu dalam Islam
seseorang dapat menjadi guru bukan hanya karena ia telah
memenuhi kualifikasi keilmuan dan akademisnya saja, tetapi lebih
penting lagi ia harus terpuji akhlaknya.4 Dengan demikian seorang
guru bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan , tetapi lebih
penting pula membentuk watak dan pribadi anak didiknya dengan
akhlak dan ajaran – ajaran Islam.

Peran guru adalah keseluruhan tingkah laku atau tindakan yang


dimiliki seseorang dalam memberikan ilmu pengetahuan kepada
anak didik. Seseorang dikatakan menjalankan peran manakala ia
menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari status yang disandangnya.
Guru berkontribusi secara positif dalam membentuk masyarakat
yang berpendidikan, berbudaya, dan berkembang. Mereka memiliki
tanggung jawab besar dalam membimbing siswa menjadi individu yang
sukses dan berperan aktif dalam masyarakat. Selain itu, guru memiliki
peran penting dalam menciptakan perubahan dalam masyarakat.
Beberapa fungsi guru sehubungan dengan tugasnya selaku pengajar
adalah guru sebagai informator, organisator, motivator, pengarah,
inisiator, transmiter, fasilitator dan mediator
a. Guru Sebagai Informator
Sebagai informatory, guru harus dapat memberikan informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain bahan
pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan
dalam kurikulum

10
Informator Sebagai informator, guru harus dapat memberikan
informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain
sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah
diprogramkan dalam kurikulum
b. Guru Sebagai Organisator
Organisator Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang
diperlukan dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan
pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah,
menyusunkalender akademik, dan sebagainya.
c. Guru Sebagai Pengarah
Menurut Willis (2003) peran guru sebagai pembimbing adalah
membantu siswa yang mengalami kesulitan (belajar, pribadi,
sosial), mengembangkan potensi siswa melalui kegiatan-kegiatan
kreatif di berbagai bidang (ilmu, seni, budaya, olah raga)
Guru sebagai Pengarah Guru harus dapat membimbing dan
mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang
dicita-citakan.
d. Guru Sebagai Inisiator
Sebagai inisiator, guru hendaknya mampu memilih dan
mengembangkan bahan pengajaran yang sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai. Kemudian guru juga harus mengkaji
strategi atau metode pengajaran dan berlatih mengembangkannya
sehingga sesuai dan tepat bagi peserta didiknya.
Inisiator Guru dalam hal ini sebagai pencetus ide-ide dalam
proses belajar. Sudah barang tentu ide-ide itu merupakan ide-ide
kreatif yang dapat dicontoh oleh anak didiknya
e. Guru Sebagai Transmiter
Peran guru sebagai transmitter. Dalam hal ini guru bertindak selaku
penyebar kebijaksanaan pendidikan dan pengetahuandengan cara
mentransfer ilmu kepada siswa melalui pembelajaran sosiologi.
Peran guru sebagai fasilitator cukup menarik.

11
Karena menjadi seorang Guru hakekatnya adalah menjadi seorang
transformer yang menemani siswa-siswa agar mereka bisa
bertransformasi, menjadi lebih matang, lebih dewasa dalam cara
berpikir dan cara bertindak
f. Guru Sebagai Fasilitator
Guru sebagai fasilitator bertugas memberikan kemudahan belajar
(facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka
dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh
semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara
terbuka Mulyasa (2008:53)
Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan
termasuk ketersediaan fasilitas guna memberi kemudahan
dalam kegiatan belajar bagi peserta didik. Lingkungan belajar
yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang kurang
kondusif dan mendukung menyebabkan minat belajar peserta didik
menjadi rendah.
g. Guru Sebagai Mediator
Peran guru sebagai mediator dapat diartikan sebagai penengah
dalam kegiatan belajar siswa, misalnya menengahi atau
memberikan jalan keluar dalam kegiatan diskusi siswa.
Mediator juga diartikan penyedia media. Dalam hal ini guru hanya
menggunakan buku paket dalam penyampaian materi.
h. Guru Sebagai Fasiliator
Guru sebagai fasilitator bertugas memberikan kemudahan belajar
(facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka
dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh
semangat, tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara
terbuka Mulyasa (2008:53)
Sebagai fasilitator guru berperan dalam memberikan pelayanan
untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses
pembelajaran. fasilitator, guru berperan sebagai pembantu dalam
pengalaman belajar, membantu perubahan lingkungan, serta

12
membantu terjadinya proses belajar yang serasi dengan kebutuhan
dan keinginan
2.1.2. Motivasi Belajar Siswa
a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata latin, yaitu ”movere” yang artinya


dorongan atau daya penggerak. Menurut Fillmore H. Standford
dalam buku Mangkunegara (2017:93) mengatakan bahwa
“motivation as an energizing condition of the organism that
services to direct that organism toward the goal of a certain class”
(motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke
arah suatu tujuan tertentu). Menurut Sardiman (2018:73), motif
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam
subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan.

Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan untuk


membangkitkan gairah belajar siswa sehingga kegiatan belajar
dapat berjalan dengan baik. Adapun pengertian motivasi belajar
menurut Sardiman (2018:75) adalah “Keseluruhan daya penggerak
didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
subjek belajar itu dapat tercapai”.

Uno (2017:23), mengatakan bahwa motivasi belajar


merupakan dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
Dari beberapa pengertian motivasi belajar menurut para ahli
di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan
dorongan yang timbul baik dari dalam maupun dari luar diri siswa,
yang mampu menimbulkan semangat dan kegairahan belajar serta
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

13
dikehendaki dapat tercapai.

b. Faktor – Faktor Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami


perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan
kematangan psikologis siswa. Menurut Syamsu Yusuf dalam skripsi
Rima Rahmawati (2016:17), motivasi belajar dapat timbul karena
beberapa faktor, yaitu:
1) Faktor internal
(a) Faktor fisik
Faktor fisik merupakan faktor yang mempengaruhi dari
tubuh dan penampilan individu. Faktor fisik meliputi nutrisi
(gizi), kesehatan dan fungsi-fungsi fisik terutama panca
indera.
(b) Faktor psikologis
Faktor psikologis merupakan faktor intrinsik yang
berhubungan dengan aspek-aspek yang mendorong atau
menghambat aktifitas belajar pada siswa. Faktor ini
menyangkut kondisi rohani siswa.
2) Faktor eksternal
(a) Faktor sosial
Merupakan faktor yang berasal dari manusia disekitar
lingkungan siswa. Meliputi guru, teman sebaya, orang tua,
tetangga dan lain sebagainya,
(b) Faktor non sosial
Faktor non sosial merupakan faktor yang berasal dari kondisi
fisik disekitar siswa. Meliputi keadaan udara (cuaca panas
atau dingin), waktu (pagi, siang atau malam), tempat (sepi,
bising atau kualitas sekolah tempat siswa belajar), dan
fasilitas belajar.

Adapun menurut Dimyati dan Mudjiono (2015:97), unsur yang

14
mempengaruhi motivasi belajar yaitu:
(a) Cita-cita dan aspirasi siswa. Cita-cita akan memperkuat
motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab
tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi
diri.
(b) Kemampuan siswa. Keinginan seorang anak perlu
dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan
mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa
kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
(c) Kondisi siswa. Kondisi siswa yang meliputi kondisi
jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar.
Seorang siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah
akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang
siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan memusatkan
perhatian pada penjelasan pelajaran. Dengan demikian,
kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada
motivasi belajar.
(d) Kondisi lingkungan siswa. Lingkungan siswa dapat
berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal,
pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai
anggota masyarakat, maka siswa dapat terpengaruh oleh
lingkungan sekitar. Bencana alam, tempat tinggal yang
kumuh, perkelahian antar siswa akan mengganggu
kesungguhan belajar. Sebaliknya, kampus sekolah yang
indah, pergaulan siswa yang rukun akan memperkuat
motivasi belajar. Dengan lingkungan yang aman, tentram,
tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar
mudah diperkuat.
(e) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
Lingkungan belajar dan pergaulan siswa mengalami
perubahan. Lingkungan budaya siswa yang berupa televisi

15
dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua
lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar.
Guru profesional diharapkan mampu memanfaatkan
sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar
siswa.
(f) Upaya guru membelajarkan siswa. Adalah upaya guru
dalam mempersiapkan diri untuk membelajarkan siswa
mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikan materi,
menarik perhatian siswa dan mengevaluasi hasil belajar
siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya
keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar
kemungkinan siswa tidak tertarik untuk belajar sehingga
motivasi siswa menjadi lemah atau kurang.

Berdasarkan pemaparan pendapat para ahli diatas, dapat


disimpulkan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi
motivasi belajar siswa. Bahwa faktor-faktor tersebut dapat berasal
dari dalam diri siswa itu sendiri seperti kondisi jasmani dan rohani
siswa, kemampuan siswa dan lain sebagainya. Sedangkan faktor
ekstrinsik yang dapat mempengaruhi motivasi

Berdasarkan pemaparan pendapat para ahli diatas, dapat


disimpulkan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi
motivasi belajar siswa. Bahwa faktor-faktor tersebut dapat berasal
dari dalam diri siswa itu sendiri seperti kondisi jasmani dan rohani
siswa, kemampuan siswa dan lain sebagainya. Sedangkan faktor
ekstrinsik yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa
diantaranya kondisi lingkungan sekolah, keluarga, guru, fasilitas
belajar, dan pergaulan

2.1.3. Diskusi

a. Pengertian Diskusi
Metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti,

16
metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan
(Sanjaya, 2006:147).
Metode berarti cara kerja yang bersistem untuk memudahkan
pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditetapkan
(Ramayulis, 2013:191).
Metode adalah cara-cara atau langkah-langkah yang digunakan
dalam menyampaikan sesuatu gagasan, pemikiran atau wawasan yang
disusun secara sistematik dan terencana serta didasarkan pada teori,
konsep dan prinsip tertentu yang terdapat dalam berbagai disiplin ilmu
terkait, terutama ilmu psikologi, manajemen, dan sosiologi (Nata,
2009:176)
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan diskusi sebagai
perundingan, bertukar pikiran, dan pembahasan suatu masalah. Diskusi
merupakan sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih.
Diskusi dapat dilakukan sepanjang ada topik yang menjadi sentral
komunikasi (Said dan Andi Budimanjaya, 2015:37).

Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah oleh beberapa yang


tergabung dalam suatu kelompok untuk saling bertukar pendapat
tentang sesuatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan
mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah
(Suryosubroto, 2009:167).
Diskusi dari aspek bahasa adalah tukar pikiran antara dua
orang atau lebih untuk menyelesaikan persoalan. Kata diskusi
berasal dari Bahasa Latin yaitu “discussus” yang berarti “tu
examine”, “investigate” (memeriksa, menyelidiki). Secara
umum diskusi adalah suatu proses yang melibatkan dua orang
atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan saling
berhadapan muka mengenai tujuan atau mempertahankan
pendapat atau pemecahan masalah (Tambak, 2014:198).
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran
di mana guru memberi kesempatan kepada para siswa
(kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan

17
ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
penyusunan berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah
(Suryosubroto, 2009:167).
b. Dasar – Dasar Metode Diskusi dalam Al-Qur’an

Dasar metode diskusi dalam Al-Qur’an dapat diketengahkan dari


sebuah pemikiran dan ulasan tentang pengertian metode diskusi
yang menggambarkan adanya pertukaran pendapat yang
menuntut penggunaan pemikiran untuk memecahkan sebuah
persoalan, di mana metode diskusi dalam diskursus Indonesia
dikenal dengan “ metode musyawarah” dalam diskursus Islam.
Musyawarah ini bila dilihat fakta-fakta sejarah memiliki
kemiripan dengan makna metode diskusi dan hal itu dapat
dipengaruhi dalam proses pembelajaran (Tambak, 2014:205).
Metode diskusi/musyawarah ini dapat lebih jelas dilihat

dalam firman Allah SWT berikut:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi
berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah
ampunan bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada- Nya” (Depag
RI, 1971:103).

18
c. Macam – Macam Diskusi
1) Diskusi informal

Diskusi ini terdiri dari satu diskusi yang pesertanya terdiri


dari murid-murid yang jumlahnya sedikit. Peraturan-
peraturannya agak longgar. Dalam diskusi informal ini hanya
seorang yang menjadi pimpinan, tidak perlu ada pembantu-
pembantu, sedangkan yang lain- lainnya hanya sebagai anggota
diskusi.

2) Diskusi formal

Diskusi ini berlangsung dalam suatu diskusi yang serba


diatur dari pimpinan sampai dengan anggota kelompok.
Diskusi dipimpin oleh seorang guru atau seorang murid
yang dianggap cakap. Karena semua telah diatur maka para
anggota diskusi tidak dapat begitu saja berbicara (berbicara
spontan), semua harus diatur melalui aturan yang dipegang
oleh pimpinan diskusi.

2.2. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir penelitian ini dikembangkan dengan merujuk pada


teori-teori yang relevan dalam literatur. Kerangka berpikir ini membantu
memahami hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti, serta
memberikan landasan teoretis untuk penelitian ini. Berikut adalah rincian
kerangka berpikir dalam bentuk bagan:

2.2.1. Karakteristik Guru

19
Karakteristik guru mencakup aspek-aspek seperti keahlian
mengajar, kemampuan komunikasi, kreativitas dalam pengajaran, dan
kemampuan memotivasi siswa. Karakteristik ini dianggap sebagai
faktor awal yang dapat mempengaruhi efektivitas penerapan metode
diskusi.

2.2.2. Penerapan Metode Diskusi

Penerapan metode diskusi di sini mencakup strategi konkretnya,


seperti kemampuan guru dalam memfasilitasi diskusi, memotivasi siswa
untuk berpartisipasi aktif, dan menciptakan lingkungan yang
mendukung proses diskusi.

2.2.3. Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar siswa sebagai hasil dari penerapan metode


diskusi akan tercermin dalam tingkat partisipasi siswa, keterlibatan aktif
dalam pembelajaran, dan perubahan positif dalam sikap terhadap materi
pelajaran.

Bagan Kerangka Berpikir:

2.3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, hipotesis penelitian yang diajukan


adalah:

 H0 (Hipotesis Nol): Tidak ada pengaruh signifikan antara karakteristik


guru dan penerapan metode diskusi.

20
 H1 (Hipotesis Alternatif): Terdapat pengaruh signifikan antara
karakteristik guru dan penerapan metode diskusi.

 H0 (Hipotesis Nol): Tidak ada pengaruh signifikan antara penerapan


metode diskusi dan motivasi belajar siswa.

 H1 (Hipotesis Alternatif): Terdapat pengaruh signifikan antara


penerapan metode diskusi dan motivasi belajar siswa.

Penelitian ini akan menguji hipotesis-hipotesis tersebut melalui analisis data


empiris untuk mengevaluasi sejauh mana karakteristik guru dan penerapan
metode diskusi berkontribusi terhadap motivasi belajar siswa di SDN 17
Woja.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab ini akan dibahas mengenai: 3.1. Jenis Penelitian, 3.2. Populasi dan
Sampel, 3.3. Teknik Pengumpulan Data, 3.4. Instrumen Penelitian, 3.5. Teknik
Analisa Data.

3.1. Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2018;13) data kuantitatif merupakan metode


penelitian yang berlandaskan positivistic (data konkrit), data penelitian
berupa angka-angka yang akan diukur menggunakan statistik sebagai alat uji
penghitungan, berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk menghasilkan
suatu kesimpulan

21
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini
dipilih untuk mengukur dan menganalisis secara statistik hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti, yaitu karakteristik guru, penerapan metode
diskusi, dan motivasi belajar siswa.

3.2. Populasi dan Sampel

Sugiyono (2019:126) menjelaskan bahwa populasi adalah suatu wilayah


generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas
dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian diambil kesimpulannya

Menurut Sugiyono (2019:127) sampel adalah bagian dari jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Prosedur pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probabilitay dengan
teknik purposive sampling.

3.2.1. Populasi

Seluruh siswa kelas 4 di SDN 17 Woja.

3.2.1. Sampel

Sebanyak 10 siswa dari kelas 4 dipilih secara acak sebagai sampel. Pemilihan
sampel ini dilakukan dengan memperhatikan variasi karakteristik siswa.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Observasi Menurut Nasution dalam Sugiyono (2020:109) observasi


adalah kondisi dimana dilakukannya pengamatan secara langsung oleh
peneliti agar lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan
situasi sosial sehingga dapat diperoleh pandangan yang holistik (menyeluruh)

Menurut Sugiyono (2017:142) angket atau kuesioner merupakan teknik


pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab

22
Data dikumpulkan melalui:

3.3.1. Observasi

Untuk mengamati karakteristik guru dan penerapan metode diskusi.

3.3.2. Kuesioner

Untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa.

3.4. Instrumen Penelitian

 Karakteristik Guru: Daftar cek karakteristik guru yang mencakup aspek


keahlian mengajar, kemampuan komunikasi, kreativitas, dan motivasi.
 Penerapan Metode Diskusi: Check-list yang mencakup strategi guru
dalam memfasilitasi diskusi, memotivasi siswa, dan menciptakan
lingkungan yang mendukung.

 Motivasi Belajar Siswa: Kuesioner yang dikembangkan berdasarkan teori


motivasi belajar, mencakup aspek partisipasi, keterlibatan, dan perubahan
sikap siswa.

3.5. Teknik Analisis Data

 Statistik Deskriptif: Untuk menganalisis karakteristik guru dan


penerapan metode diskusi.
 Korelasi: Untuk menentukan hubungan antara karakteristik guru dan
penerapan metode diskusi.

 Regresi Linier Sederhana: Untuk menentukan sejauh mana penerapan


metode diskusi mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Analisis data akan menggunakan perangkat lunak statistik seperti SPSS


(Statistical Package for the Social Sciences) untuk mendukung validitas dan
reliabilitas temuan penelitian

23
Rumus Kuantitatif

Dalam rumus regresi linier sederhana yang telah disampaikan:

Y=β0+β1X1+β2X2+εY=β0+β1X1+β2X2+ε

 YY adalah variabel dependen (motivasi belajar siswa).


 X1X1 adalah variabel independen pertama (karakteristik guru).

 X2X2 adalah variabel independen kedua (penerapan metode diskusi).

Dalam konteks ini:

1. Variabel yang Dipengaruhi (Variabel Dependan):


o YY atau motivasi belajar siswa adalah variabel yang ingin
dipahami pengaruhnya. Dengan kata lain, motivasi belajar siswa
dipengaruhi oleh karakteristik guru (X1X1) dan penerapan metode
diskusi (X2X2).

2. Variabel yang Mempengaruhi (Variabel Independen):

o X1X1 atau karakteristik guru adalah variabel independen pertama


yang diasumsikan memiliki pengaruh terhadap motivasi belajar
siswa.

o X2X2 atau penerapan metode diskusi adalah variabel independen


kedua yang diasumsikan juga memiliki pengaruh terhadap motivasi
belajar siswa.

Jadi, dalam konteks ini, motivasi belajar siswa (YY) diharapkan dipengaruhi oleh
karakteristik guru (X1X1) dan penerapan metode diskusi (X2X2). Dengan
mengukur koefisien regresi (β1β1 dan β2β2), kita dapat menilai sejauh mana dan
seberapa signifikan pengaruh keduanya terhadap motivasi belajar siswa.

24
DAFTAR RUJUKAN

https://ascarya.or.id/batasan-masalah/

https://penerbitdeepublish.com/definisioperasional/
#1_Contoh_1_Motivasi_berprestasi

http://bdkpalembang.kemenag.go.id/artikel/peran-guru-dalam-pendidikan

http://etheses.iainkediri.ac.id/171/3/7.BAB%20II.pdf

https://jurnal.umko.ac.id/index.php/elsa/article/download/101/80/160

http://repository.uin-suska.ac.id/13939/7/7.%20BAB%20II_2018900PIPS-E.pdf

http://repositori.unsil.ac.id/618/4/BAB%20II.pdf

http://repository.stei.ac.id/1653/4/BAB%203.pdf

file:///C:/Users/ali%20yusril/Downloads/9958-32768-2-PB.pdf
file:///C:/Users/ali%20yusril/Downloads/BAB%20I.pdf
file:///C:/Users/ali%20yusril/Downloads/43879-113584-1-PB.pdf
file:///C:/Users/ali%20yusril/Downloads/347326-dampak-keluarga-broken-home-
tehadap-peri-31d8fffe.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-remaja/#Pengertian_Remaja
https://an-nur.ac.id/broken-home-pengertian-ciri-penyebab-dan-cara-
mengatasinya/
http://repository.umpri.ac.id/id/eprint/976/3/PUTRY%20FERA%20FEBRY
%20YANTI_18060120_PGSD_SKRIPSI_3.pdf
https://deepublishstore.com/blog/contoh-hipotesis-penelitian/
#Contoh_Hipotesis_Penelitian_Kualitatif

25
26
1
KARTU KEIKUTSERTAAN SEMINAR

NAMA : Muhammad Faqih

NIM : C722201901001

PROGRAM STUDI : Pendidikan Sejarah

SEMESTER : VIII

KETUA DEWAN
NAMA WAKTU DAN PENGUJI
No PRODI
PEMAKALAH TEMPAT TANDA
NAMA
TANGAN
1 Rosmiati 14.00-16.00 P-SJ Nurjanah, M. Pd.
NIM C722201901001 WITA / R.3
3 dst…………… dst…………… dst…….. dst…………… dst…………
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Mengetahui/Mengesahkan
Program Studi Pendidikan
Sejarah,
Ketua,

Sumiyati, M. Pd.
NIDN. 082828078802

1
BERITA ACARA PEMBIMBINGAN (BAP)
PROPOSAL PENELITIAN/SKRIPSI

Pas Foto
Nama : Muhammad Faqih Warna

NIM : C722201901001 (3x4)


Program Studi : Pendidikan Sejarah

Semester : VIII

Alamat Rumah : Jl. Nusantara, RT 02, RW 05 Lingk. Bada-Dompu

Judul Penelitian : Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing untuk


Meningkatkan Hasil belajar Siswa SMA.

Tanggal,
Tanda Tangan
No. Bulan & Materi Bimbingan
Pembimbing
Tahun
1

dst.

*) cetak yang sesuai

Mengetahui Dompu, 12 Maret 2020


Program Studi Pendidikan Sejarah Pembimbing I/II, *)
Ketua,

Sumiyati, M. Pd. Sugerman, M. Pd.


NIDN 082828078802 NIDN. 0812118603

2
LEMBAR PERBAIKAN PROPOSAL PENELITIAN/SKRIPSI

Nama : ………………..

NIM : ………………..

Program Studi : ………………..

Judul Penelitian :

No. BAB /SUB-BAB MATERI YANG DIREVISI

1.

2.

3.

dst.

*
) pilih yang sesuai
Dompu, 12 November 2020
Mengetahui,
Penguji I/II/III/IV *)

Sugerman, M. Pd.
NIDN 0812118603

3
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Muhammad Faqih
NIM : C-273.2011.01.024
Program Studi : PGSD (S-1)
Perguruan Tinggi : STKIP Yapis Dompu

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang Saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya Saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang Saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran Saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka Saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Dompu, 12 November 2020


Yang membuat pernyataan,

materai 6000

Muhammad Faqih
NIM C743202001005

4
RIWAYAT HIDUP

Pas foto Muhammad Faqih, dilahirkan di Dompu Provinsi NTB pada


warna tanggal 29 April 1996, anak ke tiga dari empat bersaudara dari
3x4cm pasangan Abubakar dan Nurhayati. Tamat SDN No. 1 Dompu
(2002) masuk SMP hingga tamat tahun 2004, kemudian
melanjutkan ke SMA dan tamat tahun 2007. Semuanya diikuti di kabupaten
Dompu NTB. Sejak SMA sering mengikuti lomba penulisan karya ilmiah tingkat
nasional yang diselenggarakan Dirjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan
Nasional RI. Berkat prestasi tersebut, pemerintah daerah kabupaten Dompu
memberikan kesempatan kepadanya untuk mengikuti tugas belajar pada Program
Vokational Keuangan dan Perbankan di Universitas Brawijaya Malang-Jatim.
Selama menjadi mahasiswa, aktif dalam FKM (Forum Komunikasi Mahasiswa)
Vokasional. Selain itu, sering menjadi pemakalah dalam seminar bertajuk
perbankan …. dan seterusnya……

Anda mungkin juga menyukai