Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 HINAI


PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

DOSEN PENGAMPU : DR. RIMA MELITA SARI, M.Pd

OLEH :

FITRIA NINGSIH

210405011

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SAMUDRA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
rahmat dan karuniannya kepada penulis sehingga penulis berhasil mengerjakan tugas ini dengan
baik dan mengumpulkannya tepat waktu. Shalawat dan salam tak lupa juga kita hadiahkan
kepada junjungan nabi besar yaitu baginda Nabi Muhammad SAW selaku tokoh reformasi bagi
kita semua yag mengajarkan kepada kebenaran khususnya bagi umat muslim yang telah
menunjukkan kita jalan kebenaran dan kebaikan terutama yang masih tetap teguh pendirian
sampai saat ini.

Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Rima Melita Sari, MP.d selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Geografi yang
memberikan tugas membuat proposal BAB I dan BAB II kepada kami. Proposal ini dibuat untuk
menyeselasikan tugas yang telah diberikan dosen. Mungkin dalam pembuatan tugas ini terdapat
kesalahan yang belum saya ketahui, Oleh karena itu dengan keterbatasan waktu dan kemampuan
saya, Maka kritik dan saran dari dosen ataupun teman-teman saya harapkan yang terbaik dan
semoga proposal ini bisa bermanfaat bagi teman-teman ataupun bagi orang yang membacanya.
Amin Ya Robbal’Allamin.

Langsa, April 2023

Fitria Ningsih

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah .................................................................................................. 3
C. Batasan Masalah ........................................................................................................ 3
D. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................................... 6

A. Kerangka Teori .......................................................................................................... 6

1. Pengertian Belajar .................................................................................................. 6


2. Pengertian Hasil Belajar ........................................................................................ 6
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .............................................. 7
4. Hakikat Model Pembelajaran ................................................................................ 9
5. Ciri-ciri Model Pembelajaran ................................................................................ 10
6. Model Pembelajaran Role Playing ........................................................................ 10
7. Tujuan Pembelajaran Role Playing ....................................................................... 11
8. Langkah-langkah Model Pembelajaran Role Playing ......................................... 11
9. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Role Playing ........................ 12
10. Pembelajaran Geografi .......................................................................................... 12
11. Materi Pembelajaran .............................................................................................. 14

B. Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 15

C. Hipotesis ...................................................................................................................... 16

D. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan yang baru sebagai hasil dari pengalaman serta interaksi dengan lingkungan.
Lingkungan yang selalu berubah memaksa manusia untuk selalu berfikir dan selalu berusaha.
Manusia juga akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu dari
kebutuhan manusia adalah pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting,
Karena pendidikan sebagai sarana meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan,


bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cekatan, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pemerintah telah menyelenggarakan


perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun
faktanya dilapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Masalah utama dalam
pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya
tangkap siswa dalam belajar. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang masih sangat
memprihatinkan.

Guru sebagai pengajar berperan penting dalam upaya mencapai tujuan tersebut. Salah
satu kunci keberhasilan dari proses pembelajaran adalah kemampuan guru sebagai tenaga
profesional dalam mengajar. Syaifudin (2008 : 54) Menyatakan bahwa guru dipandang
sebagai tenaga yang memiliki wewenang dalam mengelolah kegiatan belajar mengajar agar
mencapai tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan.

Geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa SMA/SMK
yang meskipun juga berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, Siswa masih kesulitan
dalam memahami karena pelajaran geografi ini merupakan pelajaran yang berhubungan
dengan berbagai aspek kehidupan bagi sebagian siswa. Oleh karena itu guru dituntut dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat menyajikan berbagai informasi
agar siswa lebih mudah dalam mempelajari, memahami dan mengerjakannya.

1
Pembelajaran geografi sangatlah penting dilakukan siswa, Karena selain sebagai salah
satu sumber pengetahuan geografi juga dapat meningkatkan kemampuan untuk mengingat
kembali ke ide-ide atau penemuan yang telah dialami sebelumnya.

Tujuan utama dalam pembelajaran geografi yang paling relevan di kehidupan masyarakat
indonesia adalah mengembangkan pengetahuan tentang lingkungan fisik dan sosial tanah air.
Dengan melalui ilmu geografi kita akan diajarkan mengenai kekayaan alam dan
keanekaragaman maupun sosial budaya di indinesia. Ilmu geografi juga membantu manusia
memahami sistem kehidupan di sekitar. Contohnya manusia mampu memprediksi bencana
yang datang dan mengantisipasi kerugian jiwa dan materi yang telah terjadi dan geografi
mempelajari berbagai jenis alam yang tersedia di bumi dan memaksimalkannya sesuai
dengan fungsinya.

Pembelajaran merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan berbagai aspek yang
saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kratif, inofatif dan
menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan, Diantaranya adalah keterampilan
membelajarankan dan keterampilan mengajar. Lalu keterampilan yang harus dimiliki oleh
para guru adalah salah satunya mencakup strategi model pembelajaran.

Seorang guru yang profesional harus mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif.
Hal ini sangat penting karena guru memiliki peranan sebagai perencanaan, pelaksanaan
maupun evaluator dalam proses pembelajaran. Untuk tercapainya tujuan pembelajaran guru
harus mampu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang dianggap tepat. Strategi
pembelajaran merupakan suatu konsep yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Srategi pembelajaran meliputi pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di SMA NEGERI 1 HINAI KELAS XI, Ditemukan sebuah
permasalahan yang dimana permasalahan itu terkait dengan proses pembelajaran geografi.
Selama proses pembelajaran berlangsung, Guru mengajar dengan menggunakan metode
ceramah dan penugasan. Terkadang guru tersebut menggunakan tanya jawab pada awal atau
akhir pembelajaran, Namun yang utama digunakan dalam pengajaran adalah metode
ceramah, Sehingga siswa kurang berminat dalam pembelajaran geografi. Sehingga untuk
mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya metode pembelajaran Role Playing
(Bermain Peran) sebagai alternatif metode yang dapat mengaktifkan siswa dan merangsang
siswa agar berani mengemukakan pendapat, memecahkan masalah, merangsang aktifitas dan
kreativitas belajar siswa yaitu bermain peran (Role Playing).

2
Alasan utama dalam menggunakan metode bermain peran (Role Playing) adalah bahwa
metode ini dapat menjadikan siswa banyak beraktivitas dalam pembelajaran dan dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan dan juga merupakan suatu bentuk motivator
sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran dengan demikian hasil belajar siswa
pun meningkat, lalu siswa tidak merasakan bosan ketika pembelajaran berlangsung.Sehingga
metode Role Playing dapat dijadikan salah satu variasi metode yang dapat digunakan untuk
mengajarkan siswa SMA/SMK kelas XI.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas makan penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA NEGERI 1 HINAI Pada Mata Pelajaran geografi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai
berikut:

1. Hasil belajar pada mata pelajaran geografi siswa masih rendah


2. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga kreativitas dalam
pembelajaran geografi kurang
3. Model pembelajaran guru yang digunakan kurang tepat
4. Kurangnya siswa ketika berpikir kritis dalam pembelajaran geografi
5. Kurangnya pemahan siswa terhadap suatu materi pembelajaran geografi
6. Siswa mengalami kejenuhan dan mudah bosan ketika proses pembelajaran geografi
berlangsung

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI
SMA Negeri 1 Hinai Pada Mata Pelajaran Geografi”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah diatas maka
rumusan masalah penelitian ini adalah:

3
1. Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Role Playing
pada mata pelajaran geografi siswa kelas XI SMA negeri 1 hinai
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Role Playing terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran geografi siswa kelas XI SMA negeri 1 hinai

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Role
Playing pada mata pelajaran geografi siswa kelas XI SMA negeri 1 hinai
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Role Playing terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran geografi siswa kelas XI SMA negeri 1 hinai

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dibidang pendidikan. Serta dapat
memberikan masukan pengetahuan wawasan kepala sekolah dan guru tentang pengaruh model
pembelajaran Role Playing terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajar geografi kelas XI
SMA negeri 1 hinai. Dengan dilakukan proses pembelajaran yang baik akan diperoleh pula
pada hasil akhir yang baik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Dengan adanya dilakukan penelitian ini penulis mengharapkan hasil belajar siswa harus
meningkat dan hasil nya memuaskan.

b. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih baik, maka penulis
mengharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para guru agar dapat menggunakan
multimedia dalam proses pembelajaran.

4
c. Bagi Sekolah

Dapat digunakan sekolah sebagai rangka perbaikan sistem pembelajaran geografi dan sebagai
inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran lain.

d. Bagi Peneliti

Untuk memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran dengan model pembelajaran


Role Playing, Memperoleh pengalaman melakukan variasi strategi dalam proses pembelajaran di
SMA/SMK.

5
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teri

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Manusia selalu berusaha untuk
mempertahankan hidup dan mengembangkan diri dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Belajar telah dirasakan sebagai sesuatu kebutuhan yang urgen karena semakin
pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menimbulkan berbagai perubahan yang
melanda segenap aspek kehidupan dan penghidupan manusia. Tanpa adanya belajar, Manusia
akan mengalami kesulitan yang dalam ketika menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
tuntutan hidup, kehidupan dan penghidupan yang senantiasa berubah. Sebagian orang
menganggap bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau meengahafalkan fakta-fakta
yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan seperti itu
biasanya akan segera merasakan bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan
kembali secara lisan (verbal) sebagian informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang
diajarkan oleh pendidik.

Sedangkan menurut R. Gagne (1989), Menyebutkan bahwa belajar dapat didefinisikan


sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, Karena
dua konsep ini menjadi terpadu dalam suatu kegiatan dimana terjadi interaksi antara pendidik
dengan peserta didik, serta peserta didik dengan peserta didik pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang
dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, pengetahuan
baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki peserta didik sebagai akibat dari
proses belajar yang ditempuhnya. Perubahan mencakup aspek tingkah laku secara menyeluruh
baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, hal ini sejalan dengan teori Bloom bahwa hasil
belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu, kognitif (hasil belajar yang
terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi), afektif (hasil
belajar terdiri dari kemampuan menerima, menjawab dan menilai) dan psikomotorik (hasil
belajar terdiri dari keterampilan motorik, manipulasi dan kordinasi).

6
Sebagaimana menurut para ahli Nawawi dalam K. Brahim yang menyatakan bahwa hasil
belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materii pelajaran
disekolah dinyatakan dalam skor diproleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu, Sedangkan menurut Nana Sudjana menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pelajaran. Hasil belajar menunjukkan pada prestasi
belajar, Sedangkan prestasi belajar merupakan indicator dan derajat perubahan tingkah laku
siswa.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses
penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada pendidik tentang kemajuan
siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari
informasi tersebut pendidik dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut,
baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi (2008:24) meliputi faktor
internal dan eksternal, yaitu:

a. Faktor Internal

Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Peserta didiklah yang menentukan terjadi atau
tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara insten.
Jika siswa tidak dapat mengajasi masalahnya, maka ia tidak belajar dengan baik. Faktor internal
yang dialami siswa berpengaruh pada proses belajar sebagai berikut:

1. Sikap Terhadap Belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri
sesuai dengan penilaiannya.. Adanya penilaian tentang sesuatu mengakibatkan terjadinya sikap
menerima, menolak atau mengabaikan.

2. Motivasi Belajar

Mativasi, kematangan dan kesiapan diperlukan dalam proses belajar mengajar, tanpa
motivasi dalam proses belajar mengajar, terutama motivasi intrinsic proses belajar mengajar
tidak efektif.

7
3. Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran.


Pemusatan perhaatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya.

4. Mengolah Bahan Belajar

Mengolah bahan ajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara
pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa.

5. Menyimpan Perolehan Hasil Belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara
perolehan pesan. Kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan
menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama.

6. Menggali Hasil Belajar yang Tersimpan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses pengaktifan pesan yang telah
menerima. Dalam hal pesan baru, maka siswa akan meemperkuat pesan dengan cara mempelajari
kembali atau mengaitkannya dengan bahan laa.

7. Kemampuan Berprestasi

Kemampuan berprestasi ini merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa
membuktikan keberhasilan belajar, siswa membuktikan bahwa ia telah mampu memecahkan
tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar.

8. Rasa Percaya Diri Siswa

Dalam proses belajar diketahui bahwa prestasi merupakan tahap “pembuktian diri” yang di
akui oleh pendidik dan rekan sejawat peserta didik. Dengan cara makin sering berhasil
menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum dan selanjutnya rasa percaya
diri semakin kuat.

9. Intelegensi dan Keberhasilan Belajar

Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak
secara terarah, dengan cara berpikir baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Sehingga
kemajuan dan keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh bakat khusus, kecerdasan
dan minat.

8
10. Kebiasaan Belajar

Dalam kegiatan sehari-hari ditentukan adanya kebiasaan belajar yang kurang bair. Maka
seorang pendidik sangat perlu untuk memberikan penguat dalam keberhasilan belajar yang dapat
mengurangi kebiasaan kurang baik.

b. Faktor Eksternal

1. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor 1ingkungan ini meliputi fisik
dan lingkungan sosial, lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada
tengah hari diruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana
belajarnya dengan yang belajar pagi hari yang udaranya masih segar dan di ruang yang cukup
mendukung untuk bernafas lega.

2. Faktor Instrumental

Faktor ini adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya di rancang sesuai dengan hasil
belajar yang diharapkan. Faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya
tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan
guru.

4. Hakikat Model Pembelajaran

Model merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan untuk menyusun langkah-langkah
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran merupakan desain atau pola
yang menggambarkan proses pembelajaran secara sistematis yang digunakan sebagai pedoman
dalam perencanaan pembelajaran di kelas yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.
Model pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk mendapatkan informasi, ide,
keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan ide serta menjadi pedoman bagi guru dalam
merencanakan suatu pembelajaran.

Menurut Istarani bahwa model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar
meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta
segala fasilitas terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar
mengajar.

Menurut Soekanto bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melakukan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

9
5. Ciri-ciri Model Pembelajaran

a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu
b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu
c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas
d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan
1. Aturan langkah-langkah pembelajaran
2. Adanya prinsip-prinsip reaksi
3. Sistem sosial
4. Sistem pendukung, dari keempat bagian ini merupakan pedoman praktis bila guru
akan melaksanakan suatu model pembelajaran
e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran

6. Model Pembelajaran Role Playing

Role Playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada
tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam Role Playing siswa dikondisikan
pada situasii tertentu di luar kelas, meskipun saat pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu,
Role Playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajaran yang
membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelals dan memaikan peran orang lain.

Pengertian Role Playing menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah “mengambil bagian dalam
melakukan sesuatu kegiatan yang menyenangkan baik dengan menggunakan alat ataupun tanpa
alat.

Pengertian lain dijelaskan bahwa Role Playing atau bermain peran menurut istarani adalah
“penyajian bahan dengan cara memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun
kenyataan semuanya berbentuk tingkah laku dalam hubungan sosio yang kemudian diminta
beberapa peserta didik untuk memerankannya.”

Dari beberapa pengertian Role Playing atau bermain peran di atas dapat disimpulkan bahwa
bermain peran adalah suatu kegiatan menyenangkan yang di dalamnya melakukan perbuatan-
perbuatan yaitu gerakan-gerakan wajah (ekspresi) sesuai apa yang diceritakan. Namun yang
penting diingat bahwa bermain peran yang di kembangkan disekolah dasar adalah kegiatan
sebagai media bermain Role Playing, penulis mencoba memperragakannya, bekerja sama dengan
mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama penulis dapat mengeksplorasikan perasaan,
sikap, nilai dan berbagai strategi pemecahan masalah. Bermain peran dapat menciptakan situassi
belajar yang berdasarkan pada pengalaman dan menekankan dimensi tempat dan waktu sebagai
bagian dari materi pelajaran.

10
7. Tujuan Model Pembelajaran Role Plyaing

Tujuan dari metode Role Playing atau disebut Bermain Peran, yaitu mengajarkan tentang
empati pada siswa. Disi siswa diajak untuk mengalami dunia dengan cara melihat dari sudut
pandang orang lain. Siswa diminta untuk membayangkan dirinya di posisi orang lain agar bisa
menyelami perasaan dan sikap yang di tunjukkan orang lain, memahami dan peduli terhadap
tujuan dan perjuang dari orang lain, Dan mencoba untuk berperan yang tidak biasa. Dalam artian
memaikan peran orang lain yang mungkin dapat berbeda dengan karakteristik yang ada dalam
diriya.

Menurut Ramayulis dalam Istarani mengemukakan bahwa bermain peran digunakan dalam
rangka mencapai tujuan yang mengandung sifat-sifat sebagai berikut:

1. Memahami perasaan orang lain


2. Membagi pertanggung jawaban dan memikulnya
3. Menghargai pendapat orang lain
4. Mengambil keputusan dalam kelompok
5. Membantu menyesuaikan diri dengan kelompok
6. Memperbaiki hubungan sosial
7. Mengenali nilai-nilai dan sikap
8. Mengulangi atau memperbaiki sikap-sikap yang salah

8. Langkah-langkah Model Pembelajaran Role Playing

1. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan


2. Guru membentuk siswa dalam berkelompok
3. Guru memberika skenario yang ingin dipelajari
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai
5. Guru menunjukkan beberapa orang murid untuk mempelajari skenario yang telah
disapkan dalam waktu beberapa hari sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung
6. Siswa yang telah ditunjuk oleh guru bertugas memaikan peran maju dan bermain peran
di depan siswa lainnya
7. Siswa yang tidak bermain berada pada kelompoknya masing-masing untuk mengamati
skenario yang dipergerakkan, mengamati kejadian khusus serta mengevaluasi masing-
masing tokoh
8. Setelah di tampilkan masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas
penampilan masing-masing kelompok
9. Siswa merefleksi kegiatan bersama-sama
10. Yang terakhir guru memberikan kesimpulan secara umum

11
9. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Role Playing

Kelebihan dalam menggunakan model pembelajaran Role Playing

1. Metode ini sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi aktif dan
dinamis
2. Membuat siswa jadi berpikir dan bertindak kreatif
3. Siswa mampu memperaktikan langsung ketika pembelajaran berlangsung
4. Melatih siswa untuk percaya diri ketika maju di depan kelas
5. Siswa lebih memahami materi
6. Memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa
7. Memungkinkan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme dalam
pembelajaran
8. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis karena siswa dapat menghayati
9. Memberikan kesan yang kuat dan tahan lama dalam ingatan

Adapun kelemahan model pembelajaran Role Playing

1. Tidak semua siswa menyukai metode pembelajaran ini


2. Metode ini akan terlihat sulit untuk tipe siswa yang intrivent
3. Membutuhkan waktu yang relatif lama
4. Dibutuhkan sebuah kelas yang mendukung
5. Memerlukan kreativitas dan daya imajinasi yang tinggi
6. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk melakukan adegan
tertentu
7. Guru harus memahami betul terlebih dahulu langkah-langkah pelaksanaannya
8. Tidak semua materi bisa disajikan dalam metode ini

10. Pembelajaran Geografi di SMA kelas XI

A. Pengertian Pembelajaran Geografi

Pembelajaran geografi adalah geografi yang diajarkan di tingkat sekolah dasar dan
sekolah menengah. Oleh karena itu, penjabaran konsep-konsep, pokok bahasan dan subpokok
bahasannya harus disesuaikan dan diserasikan dengan tikat pengalaman dan perkembanagan
psikologi peserta didik pada jenjang-jenjang pendidikan (Nursid Sumaatmadja, 2001:9).

12
Mengingat luasnya pengertian geografi, pakar-pakar geografi pada seminar dan
Lokakarya di Semarang tahun 1998 mendefinisikan pengertian geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan
atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Nursid Sumaatmadja, 2001: 11). Seperti yang kita
ketahui bahwa objek studi geografi tidak lain seperti geosfer yaitu permukaan bumi yang terdiri
atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan/kulit bumi), hidrosfer (lapisan air) dan Biosfer
(lapisan kehidupan).

Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1979: 12-24) menjelaskan bahwa pendekatan yang
digunakan dalam kajian geografi adalah sebagai berikut.

1. Pendekatan Keruangan yaitu perbedaan yang mempelajari perbedaan lokasi mengenai


sifat-sifat penting atau seri sifat-sifat penting.
2. Pendekatan Kelingkungan yaitu pendekatan yang menekankan pada interaksi antara
organisme hidup dengan lingkungan.
3. Pendekatan Kompleks Wilayah yaitu pendekatan geografi yang menekankan kombinasi
antara pendekatan keruangan dan pendekatan kelingkungan.

Berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi, adanya pebelajaran
geografi disekolah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang berkaitan
2. Menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi,
mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi.
3. Menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya
alam secara aktif serta memiliki toleransi terhadap keragaman budaya masyarakat.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi pada


jenjang kelas XI bertujuan membekali peserta didik agar memiliki pemahaman mengenai pola
spasial, lingkungan dan kewilayahan serta menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh
data dan informasi sehingga mampu menumbuhkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup.
Sikap peduli terhadap lingkungan tersebut menjadikan lingkungan hidup ini tercermin dengan
melestarikan lingkungan hidup.

13
B. Manfaat Pembelajaran Geografi Bagi Kehidupan Manusia

1. Geografi membantu memahami sistem kehidupan di sekitar. Contohnya adalah manusia


mampu memprediksi bencana yang datang dan mengantisipasikan kerugian jiwa dan
materi akibat bencana tersebut
2. Mempelajari berbagai jenis alam yang tersedia di bumi dan memaksimalkannya sesuai
fungsinya
3. Memahami bagaimana alam bekerja dan menjadi penduduk bumi yang baik dengan
menunjukkan sikap peduli lingkungan
4. Geografi manusia dan regional akan membantu kita memahami perbedaan budaya di
seluruh dunia dan bagaimana menjaga interaksi yang baik
5. Meningkatkan kesadaran untuk menjaga lingkungan agar berkelanjutan jangka pendek
dan jangka panjang

C. Manfaat Pembelajaran Geografi di Bidang Pendidikan

1. Siswa yang mempelajari geografi dilatih berorientasi serta memproyeksikan diri di dalam
ruang, orientasi dan proyeksi ini meliputi u sur-unsur keruangan seperti arah, jarak, luas
dan bangunan.
2. Siswa yang mempelajari geografi telatih mengamati dan memahami relasi antara
berbagai gejala pada suatu wilayah
3. Dengan belajar geografi mengajarkan siswa untuk menghayati alam sehingga
membangkitkan apresiasi untuk melestarikan alam
4. Dan siswa yang mempelajari geografi di ajak menyadari kondisi wilayah negaranya, baik
di masa sekarang maupun di masa lampau

11. Materi Pembelajaran Geografi

Nursid Sumaatmadja (2001: 12) menyebutkan bahwa pebelajaran geografi hakikatnya


adalah pembelajaran tentang aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan
keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahan. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran geografi disekolah merupakan pembelajaran tentang
hakikat geografi yang meliputi aspek-aspek keruangan, kelingkungan dan kewilayahan dengan
objek studi geografi adalah geosfer yang terdiri atas atmosfer, litosfer, hidrosfer dan biosfer yang
disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologi peserta didik pada jenjang-jenjang
pendidikan.

14
B. Kerangka Berfikir

Dalam pembelajaran geografi salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah
penggunaan metode yang tepat untuk mengajarkan konsep pembelajaran kepada siswa, dengan
memperhatikan bahwa siswa SMA tidak semuanya berpikir dengan real pasa suatu objek.
Namun pada kenyataannya pendidik jarang memperhatikan hal ini.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima


pengalaman belajarnya. Keberhasilan belajar dapat ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya
cara guru dalam menggunakan model pembelajaran. Dengan demikian untuk mencapai hasil
belajar mata pelajaran geografi maka model Role Playing ini memungkinkan siswa untuk saling
belajar dan berpikir. Sehingga mereka dapat bermain sekaligus belajar dan berpikir, mempelajari
sesuaatu secara santai dan tidak membuat mereka stres ataupun tertekan dalam belajar.

Pada pengalaman yang saya alami ketika melakukan observasi di kelas XI pada
pembelajaran geogrrafi guru terlihat kurang melibatkan siswa, sehinggga siswa kurang aktif
dalam pembelajaran selain itu hasil belajar siswa juga menunjukkan rendahnya pemahaman
murid pada materi pembelajaran geografi.

Untuk mengatasi permasalahan di atas maka perlu adanya pembelajaran yang tepat. Salah
satunya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Role Playing (bermain peran).
Dimana dalam proses pembelajaran ini siswa lebih diaktifkan baik dalam bermain peran maupun
dalam diskusi kelas. Dengan dasar inilah sehingga penulis menjadikan sebagai landasan berfikir
bahwa dengan menggunakan metode bermain peran ini dapat membantu siswa untuk
meningkatkan prestasi hasil belajarnya. Dengan beberapa asumsi siswa akan lebih aktif dalam
pembelajaran di bandingkan hanya duduk dan diam mendengarkan penjelasan guru.

15
Dibawah ini ada gambar kerangka berpikir penulis:

Pembelajaran Geografi

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Menerapkan Model Tidak Menerapkan Model


pembelajaran Role Pembelajaran Role
Playing Pada Mata Playing Pada Mata
Pelajaran Geografi Pelajaran Geografi

Temuan Hasil
Belajar

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana


rumusan masalah pelenitian ini telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru di dasarkan pada teori yang relevan, belum di
dasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga
dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian belum jawaban
empirik dengan data. Berdasarkan rumusan masalah dapat diambil hipotesis bahwa penerapan
model pembelajaran Role Playing dengan langkah—langkah guru membuat sekenario,
membentukkan sebuah kelompok dan menunjuk siswa untuk sebagai peran masing-masing tokoh
sehingga meningkatkan kreativitas siswa di dalam diri masing-masing siswa SMA negeri 1 hinai
kelas XI pada mata pelajaran geografi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kristin, F. (2018). Meta-Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Role Playing Terhadap Hasil
Belajar Ips. Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(2).
https://doi.org/10.24176/re.v8i2.2356
Kasanah, S. A., & Damayani, A. T. (2019). Keefektifan Model Pembelajaran Role Plyaing
Berbantu Media Multiply Card terhadap Hasil Belajar Siswa. 3(4), 519–526.
Dewi, A. A. I. K. (2020). Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Melalui Model
Pembelajaran Role Playing Berbantuan Media Audio Visual. Jurnal Mimbar Ilmu, 25(3),
449–459.
Tarigan, A. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Untuk meningkatkan Hasil
Belajar Ips Siswa Kelas Iii Sd Negeri 013 Lubuk Kembang Sari Kecamatan Ukui.
Primary:jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(3), 102.
https://doi.org/10.33578/jpfkip.v5i3.3898
Nugriansah, T. H., Hendri, H., & Khoerudin, C. M. (2021). Role Playing dalam Pembelajaran
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. Jurnal Kewarganegaraan, 18(1), 56.
https://doi.org/10.24114/jk.v18il.22597
Kencana Sari, F. F. (2018). Peningkatan Hasil Belajar SD pada Pembelajaran Tematik melalui
pPenerapan Model Pembelajaran Role Playing. Satya Widya, 34(1), 62–76.
https://doi.org/10.24246/j.sw.2018.v34.p62-76
Ariana, R. (2016). Sistem_Informasi_Geografis_Pengertian_Da. 1–23.
Sholeh, M. (2007). Perencanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Geografi Tingkat SMA dalam
Konteks KTSP. Jurnal Geografi, 4(2), 129–137
Kurniasi, A. S., Zid, M., & Sya, A. (2022). Epistemologi dalam Pembelajaran Geografi.
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 139–144.
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.2737
Nurlela, A. (2016). Peranan Lingkungan Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Dalam
Menumbuhkan Sikap Dan Perilaku Keruangan Peserta Didik. Jurnal Geografi Gea, 14(1),
40–48. https://doi.org/10.17509/gea.v14i1.3361

17

Anda mungkin juga menyukai