OLEH :
FITRIA NINGSIH
210405011
PENDIDIKAN GEOGRAFI
UNIVERSITAS SAMUDRA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang mana telah memberikan
rahmat dan karuniannya kepada penulis sehingga penulis berhasil mengerjakan tugas ini dengan
baik dan mengumpulkannya tepat waktu. Shalawat dan salam tak lupa juga kita hadiahkan
kepada junjungan nabi besar yaitu baginda Nabi Muhammad SAW selaku tokoh reformasi bagi
kita semua yag mengajarkan kepada kebenaran khususnya bagi umat muslim yang telah
menunjukkan kita jalan kebenaran dan kebaikan terutama yang masih tetap teguh pendirian
sampai saat ini.
Pada kesempatan kali ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Rima Melita Sari, MP.d selaku dosen mata kuliah Metodologi Penelitian Geografi yang
memberikan tugas membuat proposal BAB I dan BAB II kepada kami. Proposal ini dibuat untuk
menyeselasikan tugas yang telah diberikan dosen. Mungkin dalam pembuatan tugas ini terdapat
kesalahan yang belum saya ketahui, Oleh karena itu dengan keterbatasan waktu dan kemampuan
saya, Maka kritik dan saran dari dosen ataupun teman-teman saya harapkan yang terbaik dan
semoga proposal ini bisa bermanfaat bagi teman-teman ataupun bagi orang yang membacanya.
Amin Ya Robbal’Allamin.
Fitria Ningsih
i
DAFTAR ISI
C. Hipotesis ...................................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan yang baru sebagai hasil dari pengalaman serta interaksi dengan lingkungan.
Lingkungan yang selalu berubah memaksa manusia untuk selalu berfikir dan selalu berusaha.
Manusia juga akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu dari
kebutuhan manusia adalah pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting,
Karena pendidikan sebagai sarana meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Guru sebagai pengajar berperan penting dalam upaya mencapai tujuan tersebut. Salah
satu kunci keberhasilan dari proses pembelajaran adalah kemampuan guru sebagai tenaga
profesional dalam mengajar. Syaifudin (2008 : 54) Menyatakan bahwa guru dipandang
sebagai tenaga yang memiliki wewenang dalam mengelolah kegiatan belajar mengajar agar
mencapai tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan.
Geografi merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa SMA/SMK
yang meskipun juga berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, Siswa masih kesulitan
dalam memahami karena pelajaran geografi ini merupakan pelajaran yang berhubungan
dengan berbagai aspek kehidupan bagi sebagian siswa. Oleh karena itu guru dituntut dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat menyajikan berbagai informasi
agar siswa lebih mudah dalam mempelajari, memahami dan mengerjakannya.
1
Pembelajaran geografi sangatlah penting dilakukan siswa, Karena selain sebagai salah
satu sumber pengetahuan geografi juga dapat meningkatkan kemampuan untuk mengingat
kembali ke ide-ide atau penemuan yang telah dialami sebelumnya.
Tujuan utama dalam pembelajaran geografi yang paling relevan di kehidupan masyarakat
indonesia adalah mengembangkan pengetahuan tentang lingkungan fisik dan sosial tanah air.
Dengan melalui ilmu geografi kita akan diajarkan mengenai kekayaan alam dan
keanekaragaman maupun sosial budaya di indinesia. Ilmu geografi juga membantu manusia
memahami sistem kehidupan di sekitar. Contohnya manusia mampu memprediksi bencana
yang datang dan mengantisipasi kerugian jiwa dan materi yang telah terjadi dan geografi
mempelajari berbagai jenis alam yang tersedia di bumi dan memaksimalkannya sesuai
dengan fungsinya.
Pembelajaran merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan berbagai aspek yang
saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kratif, inofatif dan
menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan, Diantaranya adalah keterampilan
membelajarankan dan keterampilan mengajar. Lalu keterampilan yang harus dimiliki oleh
para guru adalah salah satunya mencakup strategi model pembelajaran.
Seorang guru yang profesional harus mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif.
Hal ini sangat penting karena guru memiliki peranan sebagai perencanaan, pelaksanaan
maupun evaluator dalam proses pembelajaran. Untuk tercapainya tujuan pembelajaran guru
harus mampu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang dianggap tepat. Strategi
pembelajaran merupakan suatu konsep yang dipilih untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Srategi pembelajaran meliputi pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi di SMA NEGERI 1 HINAI KELAS XI, Ditemukan sebuah
permasalahan yang dimana permasalahan itu terkait dengan proses pembelajaran geografi.
Selama proses pembelajaran berlangsung, Guru mengajar dengan menggunakan metode
ceramah dan penugasan. Terkadang guru tersebut menggunakan tanya jawab pada awal atau
akhir pembelajaran, Namun yang utama digunakan dalam pengajaran adalah metode
ceramah, Sehingga siswa kurang berminat dalam pembelajaran geografi. Sehingga untuk
mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya metode pembelajaran Role Playing
(Bermain Peran) sebagai alternatif metode yang dapat mengaktifkan siswa dan merangsang
siswa agar berani mengemukakan pendapat, memecahkan masalah, merangsang aktifitas dan
kreativitas belajar siswa yaitu bermain peran (Role Playing).
2
Alasan utama dalam menggunakan metode bermain peran (Role Playing) adalah bahwa
metode ini dapat menjadikan siswa banyak beraktivitas dalam pembelajaran dan dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan dan juga merupakan suatu bentuk motivator
sehingga siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran dengan demikian hasil belajar siswa
pun meningkat, lalu siswa tidak merasakan bosan ketika pembelajaran berlangsung.Sehingga
metode Role Playing dapat dijadikan salah satu variasi metode yang dapat digunakan untuk
mengajarkan siswa SMA/SMK kelas XI.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas makan penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA NEGERI 1 HINAI Pada Mata Pelajaran geografi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai
berikut:
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI
SMA Negeri 1 Hinai Pada Mata Pelajaran Geografi”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah diatas maka
rumusan masalah penelitian ini adalah:
3
1. Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Role Playing
pada mata pelajaran geografi siswa kelas XI SMA negeri 1 hinai
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Role Playing terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran geografi siswa kelas XI SMA negeri 1 hinai
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Role
Playing pada mata pelajaran geografi siswa kelas XI SMA negeri 1 hinai
2. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Role Playing terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran geografi siswa kelas XI SMA negeri 1 hinai
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dibidang pendidikan. Serta dapat
memberikan masukan pengetahuan wawasan kepala sekolah dan guru tentang pengaruh model
pembelajaran Role Playing terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajar geografi kelas XI
SMA negeri 1 hinai. Dengan dilakukan proses pembelajaran yang baik akan diperoleh pula
pada hasil akhir yang baik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Dengan adanya dilakukan penelitian ini penulis mengharapkan hasil belajar siswa harus
meningkat dan hasil nya memuaskan.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih baik, maka penulis
mengharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan para guru agar dapat menggunakan
multimedia dalam proses pembelajaran.
4
c. Bagi Sekolah
Dapat digunakan sekolah sebagai rangka perbaikan sistem pembelajaran geografi dan sebagai
inovasi pembelajaran yang dapat diterapkan pada mata pelajaran lain.
d. Bagi Peneliti
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teri
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Manusia selalu berusaha untuk
mempertahankan hidup dan mengembangkan diri dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara. Belajar telah dirasakan sebagai sesuatu kebutuhan yang urgen karena semakin
pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menimbulkan berbagai perubahan yang
melanda segenap aspek kehidupan dan penghidupan manusia. Tanpa adanya belajar, Manusia
akan mengalami kesulitan yang dalam ketika menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
tuntutan hidup, kehidupan dan penghidupan yang senantiasa berubah. Sebagian orang
menganggap bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau meengahafalkan fakta-fakta
yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Orang yang beranggapan seperti itu
biasanya akan segera merasakan bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan
kembali secara lisan (verbal) sebagian informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang
diajarkan oleh pendidik.
Hasil belajar merupakan segala perilaku yang dimiliki peserta didik sebagai akibat dari
proses belajar yang ditempuhnya. Perubahan mencakup aspek tingkah laku secara menyeluruh
baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, hal ini sejalan dengan teori Bloom bahwa hasil
belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah yaitu, kognitif (hasil belajar yang
terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi), afektif (hasil
belajar terdiri dari kemampuan menerima, menjawab dan menilai) dan psikomotorik (hasil
belajar terdiri dari keterampilan motorik, manipulasi dan kordinasi).
6
Sebagaimana menurut para ahli Nawawi dalam K. Brahim yang menyatakan bahwa hasil
belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materii pelajaran
disekolah dinyatakan dalam skor diproleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu, Sedangkan menurut Nana Sudjana menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pelajaran. Hasil belajar menunjukkan pada prestasi
belajar, Sedangkan prestasi belajar merupakan indicator dan derajat perubahan tingkah laku
siswa.
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses
penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada pendidik tentang kemajuan
siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari
informasi tersebut pendidik dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut,
baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munadi (2008:24) meliputi faktor
internal dan eksternal, yaitu:
a. Faktor Internal
Proses belajar merupakan hal yang kompleks. Peserta didiklah yang menentukan terjadi atau
tidak terjadi belajar. Untuk bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara insten.
Jika siswa tidak dapat mengajasi masalahnya, maka ia tidak belajar dengan baik. Faktor internal
yang dialami siswa berpengaruh pada proses belajar sebagai berikut:
Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri
sesuai dengan penilaiannya.. Adanya penilaian tentang sesuatu mengakibatkan terjadinya sikap
menerima, menolak atau mengabaikan.
2. Motivasi Belajar
Mativasi, kematangan dan kesiapan diperlukan dalam proses belajar mengajar, tanpa
motivasi dalam proses belajar mengajar, terutama motivasi intrinsic proses belajar mengajar
tidak efektif.
7
3. Konsentrasi Belajar
Mengolah bahan ajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara
pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa.
Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara
perolehan pesan. Kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan
menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu pendek dan waktu yang lama.
Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses pengaktifan pesan yang telah
menerima. Dalam hal pesan baru, maka siswa akan meemperkuat pesan dengan cara mempelajari
kembali atau mengaitkannya dengan bahan laa.
7. Kemampuan Berprestasi
Kemampuan berprestasi ini merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini siswa
membuktikan keberhasilan belajar, siswa membuktikan bahwa ia telah mampu memecahkan
tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar.
Dalam proses belajar diketahui bahwa prestasi merupakan tahap “pembuktian diri” yang di
akui oleh pendidik dan rekan sejawat peserta didik. Dengan cara makin sering berhasil
menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum dan selanjutnya rasa percaya
diri semakin kuat.
Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak
secara terarah, dengan cara berpikir baik dan bergaul dengan lingkungan secara efisien. Sehingga
kemajuan dan keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh bakat khusus, kecerdasan
dan minat.
8
10. Kebiasaan Belajar
Dalam kegiatan sehari-hari ditentukan adanya kebiasaan belajar yang kurang bair. Maka
seorang pendidik sangat perlu untuk memberikan penguat dalam keberhasilan belajar yang dapat
mengurangi kebiasaan kurang baik.
b. Faktor Eksternal
1. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor 1ingkungan ini meliputi fisik
dan lingkungan sosial, lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar pada
tengah hari diruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana
belajarnya dengan yang belajar pagi hari yang udaranya masih segar dan di ruang yang cukup
mendukung untuk bernafas lega.
2. Faktor Instrumental
Faktor ini adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya di rancang sesuai dengan hasil
belajar yang diharapkan. Faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya
tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan
guru.
Model merupakan suatu rencana atau pola yang digunakan untuk menyusun langkah-langkah
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran merupakan desain atau pola
yang menggambarkan proses pembelajaran secara sistematis yang digunakan sebagai pedoman
dalam perencanaan pembelajaran di kelas yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa.
Model pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk mendapatkan informasi, ide,
keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan ide serta menjadi pedoman bagi guru dalam
merencanakan suatu pembelajaran.
Menurut Istarani bahwa model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar
meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta
segala fasilitas terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar
mengajar.
Menurut Soekanto bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melakukan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
9
5. Ciri-ciri Model Pembelajaran
a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu
b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu
c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas
d. Memiliki bagian-bagian model yang dinamakan
1. Aturan langkah-langkah pembelajaran
2. Adanya prinsip-prinsip reaksi
3. Sistem sosial
4. Sistem pendukung, dari keempat bagian ini merupakan pedoman praktis bila guru
akan melaksanakan suatu model pembelajaran
e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran
Role Playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang di dalamnya ada
tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. Dalam Role Playing siswa dikondisikan
pada situasii tertentu di luar kelas, meskipun saat pembelajaran terjadi di dalam kelas. Selain itu,
Role Playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajaran yang
membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelals dan memaikan peran orang lain.
Pengertian Role Playing menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah “mengambil bagian dalam
melakukan sesuatu kegiatan yang menyenangkan baik dengan menggunakan alat ataupun tanpa
alat.
Pengertian lain dijelaskan bahwa Role Playing atau bermain peran menurut istarani adalah
“penyajian bahan dengan cara memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun
kenyataan semuanya berbentuk tingkah laku dalam hubungan sosio yang kemudian diminta
beberapa peserta didik untuk memerankannya.”
Dari beberapa pengertian Role Playing atau bermain peran di atas dapat disimpulkan bahwa
bermain peran adalah suatu kegiatan menyenangkan yang di dalamnya melakukan perbuatan-
perbuatan yaitu gerakan-gerakan wajah (ekspresi) sesuai apa yang diceritakan. Namun yang
penting diingat bahwa bermain peran yang di kembangkan disekolah dasar adalah kegiatan
sebagai media bermain Role Playing, penulis mencoba memperragakannya, bekerja sama dengan
mendiskusikannya, sehingga secara bersama-sama penulis dapat mengeksplorasikan perasaan,
sikap, nilai dan berbagai strategi pemecahan masalah. Bermain peran dapat menciptakan situassi
belajar yang berdasarkan pada pengalaman dan menekankan dimensi tempat dan waktu sebagai
bagian dari materi pelajaran.
10
7. Tujuan Model Pembelajaran Role Plyaing
Tujuan dari metode Role Playing atau disebut Bermain Peran, yaitu mengajarkan tentang
empati pada siswa. Disi siswa diajak untuk mengalami dunia dengan cara melihat dari sudut
pandang orang lain. Siswa diminta untuk membayangkan dirinya di posisi orang lain agar bisa
menyelami perasaan dan sikap yang di tunjukkan orang lain, memahami dan peduli terhadap
tujuan dan perjuang dari orang lain, Dan mencoba untuk berperan yang tidak biasa. Dalam artian
memaikan peran orang lain yang mungkin dapat berbeda dengan karakteristik yang ada dalam
diriya.
Menurut Ramayulis dalam Istarani mengemukakan bahwa bermain peran digunakan dalam
rangka mencapai tujuan yang mengandung sifat-sifat sebagai berikut:
11
9. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Role Playing
1. Metode ini sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi aktif dan
dinamis
2. Membuat siswa jadi berpikir dan bertindak kreatif
3. Siswa mampu memperaktikan langsung ketika pembelajaran berlangsung
4. Melatih siswa untuk percaya diri ketika maju di depan kelas
5. Siswa lebih memahami materi
6. Memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa
7. Memungkinkan bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan profesionalisme dalam
pembelajaran
8. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis karena siswa dapat menghayati
9. Memberikan kesan yang kuat dan tahan lama dalam ingatan
Pembelajaran geografi adalah geografi yang diajarkan di tingkat sekolah dasar dan
sekolah menengah. Oleh karena itu, penjabaran konsep-konsep, pokok bahasan dan subpokok
bahasannya harus disesuaikan dan diserasikan dengan tikat pengalaman dan perkembanagan
psikologi peserta didik pada jenjang-jenjang pendidikan (Nursid Sumaatmadja, 2001:9).
12
Mengingat luasnya pengertian geografi, pakar-pakar geografi pada seminar dan
Lokakarya di Semarang tahun 1998 mendefinisikan pengertian geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan
atau kewilayahan dalam konteks keruangan (Nursid Sumaatmadja, 2001: 11). Seperti yang kita
ketahui bahwa objek studi geografi tidak lain seperti geosfer yaitu permukaan bumi yang terdiri
atmosfer (lapisan udara), litosfer (lapisan batuan/kulit bumi), hidrosfer (lapisan air) dan Biosfer
(lapisan kehidupan).
Bintarto dan Surastopo Hadisumarno (1979: 12-24) menjelaskan bahwa pendekatan yang
digunakan dalam kajian geografi adalah sebagai berikut.
Berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi, adanya pebelajaran
geografi disekolah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang berkaitan
2. Menguasai keterampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi,
mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi.
3. Menampilkan perilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan memanfaatkan sumber daya
alam secara aktif serta memiliki toleransi terhadap keragaman budaya masyarakat.
13
B. Manfaat Pembelajaran Geografi Bagi Kehidupan Manusia
1. Siswa yang mempelajari geografi dilatih berorientasi serta memproyeksikan diri di dalam
ruang, orientasi dan proyeksi ini meliputi u sur-unsur keruangan seperti arah, jarak, luas
dan bangunan.
2. Siswa yang mempelajari geografi telatih mengamati dan memahami relasi antara
berbagai gejala pada suatu wilayah
3. Dengan belajar geografi mengajarkan siswa untuk menghayati alam sehingga
membangkitkan apresiasi untuk melestarikan alam
4. Dan siswa yang mempelajari geografi di ajak menyadari kondisi wilayah negaranya, baik
di masa sekarang maupun di masa lampau
14
B. Kerangka Berfikir
Dalam pembelajaran geografi salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah
penggunaan metode yang tepat untuk mengajarkan konsep pembelajaran kepada siswa, dengan
memperhatikan bahwa siswa SMA tidak semuanya berpikir dengan real pasa suatu objek.
Namun pada kenyataannya pendidik jarang memperhatikan hal ini.
Pada pengalaman yang saya alami ketika melakukan observasi di kelas XI pada
pembelajaran geogrrafi guru terlihat kurang melibatkan siswa, sehinggga siswa kurang aktif
dalam pembelajaran selain itu hasil belajar siswa juga menunjukkan rendahnya pemahaman
murid pada materi pembelajaran geografi.
Untuk mengatasi permasalahan di atas maka perlu adanya pembelajaran yang tepat. Salah
satunya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran Role Playing (bermain peran).
Dimana dalam proses pembelajaran ini siswa lebih diaktifkan baik dalam bermain peran maupun
dalam diskusi kelas. Dengan dasar inilah sehingga penulis menjadikan sebagai landasan berfikir
bahwa dengan menggunakan metode bermain peran ini dapat membantu siswa untuk
meningkatkan prestasi hasil belajarnya. Dengan beberapa asumsi siswa akan lebih aktif dalam
pembelajaran di bandingkan hanya duduk dan diam mendengarkan penjelasan guru.
15
Dibawah ini ada gambar kerangka berpikir penulis:
Pembelajaran Geografi
Temuan Hasil
Belajar
C. Hipotesis
16
DAFTAR PUSTAKA
Kristin, F. (2018). Meta-Analisis Pengaruh Model Pembelajaran Role Playing Terhadap Hasil
Belajar Ips. Refleksi Edukatika : Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(2).
https://doi.org/10.24176/re.v8i2.2356
Kasanah, S. A., & Damayani, A. T. (2019). Keefektifan Model Pembelajaran Role Plyaing
Berbantu Media Multiply Card terhadap Hasil Belajar Siswa. 3(4), 519–526.
Dewi, A. A. I. K. (2020). Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Melalui Model
Pembelajaran Role Playing Berbantuan Media Audio Visual. Jurnal Mimbar Ilmu, 25(3),
449–459.
Tarigan, A. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Role Playing Untuk meningkatkan Hasil
Belajar Ips Siswa Kelas Iii Sd Negeri 013 Lubuk Kembang Sari Kecamatan Ukui.
Primary:jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(3), 102.
https://doi.org/10.33578/jpfkip.v5i3.3898
Nugriansah, T. H., Hendri, H., & Khoerudin, C. M. (2021). Role Playing dalam Pembelajaran
Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan. Jurnal Kewarganegaraan, 18(1), 56.
https://doi.org/10.24114/jk.v18il.22597
Kencana Sari, F. F. (2018). Peningkatan Hasil Belajar SD pada Pembelajaran Tematik melalui
pPenerapan Model Pembelajaran Role Playing. Satya Widya, 34(1), 62–76.
https://doi.org/10.24246/j.sw.2018.v34.p62-76
Ariana, R. (2016). Sistem_Informasi_Geografis_Pengertian_Da. 1–23.
Sholeh, M. (2007). Perencanaan Pembelajaran Mata Pelajaran Geografi Tingkat SMA dalam
Konteks KTSP. Jurnal Geografi, 4(2), 129–137
Kurniasi, A. S., Zid, M., & Sya, A. (2022). Epistemologi dalam Pembelajaran Geografi.
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 139–144.
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.2737
Nurlela, A. (2016). Peranan Lingkungan Sebagai Sumber Pembelajaran Geografi Dalam
Menumbuhkan Sikap Dan Perilaku Keruangan Peserta Didik. Jurnal Geografi Gea, 14(1),
40–48. https://doi.org/10.17509/gea.v14i1.3361
17