Anda di halaman 1dari 78

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN KEBIASAAN

BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR


SEJARAH INDONESIA

(Survei pada SMA Swasta Jakarta Selatan)

Tesis

diajukan untuk melengkapi persyaratan


mencapai gelar magister

NAMA : DIANA
NPM : 20217379040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS PASCA SARJANA
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sholawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya.
Tesis yang berjudul Pengaruh Perhatian Orang Tua Dan Kebiasaan Belajar
Siswa Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Indonesia (Survei pada SMA Swasta
Jakarta Selatan) ditulis untuk Penulisan Karya Ilmiah pada Program Studi
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Pascasarjana Universitas
Indraprasta PGRI Jakarta.
Pada kesempatan ini ijnkanlah penulis mengucapkan terima kasih sebagai
rasa hormat dan sayang penulis kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas
telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan
tesis ini, terutama kepada:
1. Prof. Dr. H. Sumaryoto, Rektor Universitas Indraprasta PGRI Jakarta dan
sekaligus Dosen Pengampu Mata Kuliah Seminar Tesis
2. Seluruh Dosen Pasca Sarjana Universitas Indraprasta PGRI Jakarta pada
umumnya, khususnya Dosen Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial dan Dosen pembimbing yang baik hati Bapak Dr. Ir. Sunar Abdul
Wahid, M.S dan Bapak Dr. Maman Ahdiyat, M.M
3. Orang tua , Suami dan anak – anakku tercinta yang selalu mendukung secara
penuh, hingga selesainya tesis ini.
4. Yayasan Badan Kerjasama Pendidikan Bakti Mulya 400, seluruh teman Pasca
Sarjana khususnya Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang
telah memberikan dorongan dan semangat dalam perkuliahan dan penulisan
tesis ini.
5. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan masukan serta motivasi
kepada penulis selama proses penulisan tesis ini. Semoga Allah membalas
semua kebaikan Bapak/Ibu/Saudara sekalian dan meridhoi kita semua.
Aamiin yaa Robbal Aa’lamiin.
Karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, penulis
yakin tentunya tesis ini masih masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapakan masukan dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar
tesis ini dapat bermanfaat dan memenuhi harapan penulis.

Jakarta, September 2023

Penulis,

Diana
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………..1
A. Latar Belakang………………………………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 8
C. Batasan Masalah .................................................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 10
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 10
F. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 11
G. Sistematika Penulisan Tesis ......................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN


HIPOTESIS PENELITIAN ..................................................................... 13
A. Landasan Teori ............................................................................................. 13
1. Prestasi Belajar Siswa ............................................................................. 12
2. Perhatian Orang Tua................................................................................ 24
3. Kebiasaan Belajar .................................................................................... 30
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 34
C. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 37
D. Hipotesis Penelitian...................................................................................... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 42


A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 42
B. Metode Penelitian ........................................................................................ 43
C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 43

iii
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 46
E. Variabel Penelitian ....................................................................................... 46
F. Instrumen Penelitian .................................................................................... 47
G. Teknik Analisis Data .................................................................................... 50
H. Hipotesis Statistik………………...………………………………………..58

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 63

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian................................................................................. 42


Tabel 3.2 Populasi Penelitian .............................................................................. 44
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................. 48
Tabel 3.4 Tabel Skala Likert ............................................................................... 50
Tabel 3.5 Pengujian Validitas Variabel Perhatian Orang Tua ............................ 59
Tabel 3.6 Pengujian Validitas Variabel Kebiasaan Belajar ................................ 60
Tabel 3.7 Pengujian Validitas Kedua Variabel Kebiasaan Belajar ..................... 61
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ........................................... 62

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Belajar Menurut Teori Behavioristik ................................... 16


Gambar 2.2 Proses Belajar menurut Teori Kognitif ........................................... 17
Gambar 2.3 Konstelasi Hubungan Antar Variabel Penelitan.............................. 40

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran atau proses belajar merupakan suatu proses interaksi

(hubungan timbal balik) antara guru dan siswa atau pembelajaran beserta

unsur-unsur yang ada di dalamnya. Proses belajar mengajar menghasilkan

sebuah prestasi belajar, yang mana prestasi belajar itu sendiri merupakan hasil

belajar yang baik. Sumber daya manusia yang berkualitas di lingkungan

sekolah dapat dilihat melalui prestasi belajar siswa. Jika prestasi belajar baik,

kemungkinan siswa tersebut merupakan sumber daya manusia yang

berkualitas dan sebaliknya. Prestasi belajar merupakan sebuah hasil yang

dicapai oleh siswa setelah dilakukan proses belajar atau pembelajaran dalam

periode tertentu. Oleh karenanya, agar dapat diketahui prestasi belajar siswa

tentu saja terlebih dahulu harus dilakukan proses belajar.

Prestasi belajar sebagai cerminan dari keberhasilan siswa dalam belajar.

Namun kenyataannya untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik/tinggi

tidaklah mudah. Prestasi belajar di Indonesia terbilang rendah dibandingkan

dengan negara-negara lain. Hal ini diperkuat dengan hasil studi yang dilakukan

oleh PISA (Program International Student Assessment) tahun 2015 yang

menunjukkan Indonesia baru bisa menduduki peringkat 69 dari 76 negara.

Rendahnya prestasi siswa di Indonesia ini disebabkan oleh beberapa

faktor, baik faktor internal atau faktor dari dalam siswa itu sendiri, maupun

1
2

faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar siswa. Rendahnya prestasi

siswa ini juga harus segera mendapat penanganan serius dari pemerintah,

praktisi pendidikan, orang tua maupun juga masyarakat.

Purwanto (2017) menyebutkan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi

oleh faktor eksternal dan internal. Faktor internal terdiri dari fisiologi (kondisi

fisik dan panca indera) dan psikologi (bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan

kemampuan kognitif). Faktor eksternal terdiri dari lingkungan (lingkungan

alam dan sosial) dan instrumental (kurikulum/bahan ajar, guru, sarana dan

fasilitas serta administrasi/manajemen).

Setiap siswa tentu ingin mencapai prestasi dalam segala bidang. Karena itu

siswa harus belajar melalui semua mata pelajaran dengan baik. Begitu pula kita

sebagai pendidik sudah pasti menginginkan agar semua peserta didik memiliki

keberhasilan secara optimal kompetensi dalam segala bidang. Namun, pada

kenyataannya di lapangan pastinya tidak semua mulus, tentunya banyak kendala

yang harus dihadapi. Lain peserta didik lainpula kendalanya dalam mencapai setiap

mata pelajaran. Bahkan sangat mungkin kendala yang sama dialami oleh

beberapa atau kebanyakan siswa.

Begitu pula dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah

Indonesia di SMA Swasta Jakarta Selatan. Pada mata pelajaran tersebut terjadi

fenomena di mana masih ada siswa yang memperoleh nilai rendah atau

mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Rendahnya prestasi belajar siswa

dapat dilihat berdasarkan hasil ulangan tengah semester yang diperoleh siswa
3

tidak sesuai dengan standar nilai ketuntasan belajar siswa, dimana Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) di sekolah tersebut sebesar 75.

Rata-Rata Tuntas Tidak Tuntas

74 73
71
67% 68%
63

50% 50% 50% 50%

33% 32%

KELAS XI MIPA-4 KELAS XI MIPA-5 KELAS XI IPS-1 KELAS XI IPS-2

Tabel 1.1 Penilaian Hasil Belajar Tengah Semester Ganjil Mata


Pelajaran Sejarah Indonesia

Berdasarkan informasi di atas , maka semakin jelaslah bahwa pendidikan

memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan kualitas sumber daya

manusia, karena pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuh

kembangkan potensi sumber daya manusia. Pendidikan dalam prakteknya

berkaitan erat dengan belajar yaitu kegiatan yang berproses dan merupakan

unsur yang sangat mendasar dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang

pendidikan. Oleh karena itu berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

pendidikan itu sangatlah bergantung pada proses belajar yang dialami siswa.

Dalam setiap proses pembelajaran, selalu ada dua pihak yang terlibat

secara langsung; yaitu guru dan siswa. Oleh karena itulah, proses yang

dilakukan keduanya disebut belajar dan mengajar. Jika salah satu dari
4

keduanya tidak ada, maka proses belajar dan mengajar tentunya tidak akan

terjadi. Selanjutnya, jika salah satu dari keduanya tidak memenuhi persyaratan

yang dituntut dari keduanya, maka sekalipun prosesnya terjadi namun hasilnya

tidak akan dicapai secara maksimal.

Menurut Slameto (2015) belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Menurut Dimyati & Mudjiono (2013) belajar

adalah suatu kegiatan yang dilakukan baik secara sengaja maupun tidak

sengaja oleh individu yang ditandai dengan adanya perubahan dalam hal

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap pada diri individu

tersebut. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil melainkan perubahan

kelakuan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

belajar adalah suatu proses yang dilalui oleh seseorang baik secara sengaja

maupun tidak sengaja yang ditandai dengan adanya perubahan tidak hanya dari

segi pemahaman, pengetahuan namun juga perubahan tingkah laku yang

merupakan hasil dari interaksi dengan lingkungan belajarnya.

Slameto (2015) mengungkapkan bahwa lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, dan lingkungan masyarakat merupakan faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa. Namun, yang memiliki pengaruh paling

besar adalah lingkungan keluarga, yaitu orang tua.

Orangtua bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan anaknya,

karena anak mendapat pendidikan pertama dari orang tua (Graha, 2007).
5

Pentingnya keterlibatan orangtua dalam bentuk perhatian kepada anaknya

antara lain adalah mengurangi intervensi program pendidikan anak

(Morrison,2008). Orang tua yang kurang atau tidak memperhatikan pendidikan

anaknya seperti acuh tak acuh terhadap belajar anak, tidak memperhatikan

kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak menyediakan atau

melengkapi alat belajarnya, dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak atau

kurang berhasil dalam belajar. Perhatian orang tua harus dilakukan oleh semua

orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka baik di rumah maupun di

sekolah. Adapun bentuk perhatian orang tua dapat berupa pengawasan aktivitas

siswa di rumah, sering berkomunikasi dengan guru, memastikan bahwa anak-

anak menikmati tantangan, kelas pembelajaran yang baik, serta mengarahkan

anak untuk memiliki motivasi berprestasi tinggi di sekolah.

Menurut Nashori (2005) bahwa perhatian orang tua terhadap anaknya

adalah menemani atau mendampingi anak saat belajar, memberi pengarahan,

peringatan, dan melakukan kontrol atas aktivitas anak, memberi dukungan

kepada anak, memberi penghargaan terhadap anak, menjadi teladan bagi anak-

anak, dan memberi perlakuan yang adil terhadap anak laki -laki dan anak

perempuan. Antara sekolah dan orang tua perlu menjalin komunikasi yang

aktif, saling membantu dan mengetahui bagaimana upaya penanganan

pembinaan anak di sekolah, keterlibatan peserta didik dalam proses belajar

mengajar, pola interaksi dan komunikasi selama di sekolah dan masalah yang

ditemukan di sekolah. Begitu juga sebaliknya, pihak sekolah mengetahui apa

dan bagaimana yang terjadi di rumah terutama terkait dengan kegiatan bermain
6

anak di luar rumah, aktivitas belajar di rumah, interaksi dengan sesama anggota

keluarga dan problem yang muncul selama berada di rumah.

Perhatian orangtua dalam pendidikan anak bisa mempengaruhi sikap

anak terhadap pelajaran yang diajarkan. Menurut hasil riset yang dilakukan

disebutkan bahwa semakin orangtua menunjukkan sikap positif terhadap ilmu

pengetahuan, semakin baik pula anak akan mendapatkan ilmu pengetahuan

(Retnaningtya & Paramitha, 2015). Sikap dan kebiasaan belajar yang baik

dapat menciptakan keberhasilan seseorang dalam belajar (Hamalik, 2005).

Kebiasaan belajar merupakan cara-cara yang ditempuh siswa dalam belajar

untuk mencapai tujuan tertentu yang dilaksanakan secara rutin sehingga

menjadi suatu kebiasaan.

Perhatian orangtua dalam pendidikan anak bisa mempengaruhi sikap

anak terhadap pelajaran yang diajarkan. Menurut hasil riset yang dilakukan

disebutkan bahwa semakin orangtua menunjukkan sikap positif terhadap ilmu

pengetahuan, semakin baik pula anak akan mendapatkan ilmu pengetahuan

(Retnaningtya & Paramitha, 2015).

Sikap dan kebiasaan belajar yang baik dapat menciptakan keberhasilan

seseorang dalam belajar (Hamalik, 2005). Kebiasaan belajar merupakan cara-

cara yang ditempuh siswa dalam belajar untuk mencapai tujuan tertentu yang

dilaksanakan secara rutin sehingga menjadi suatu kebiasaan.

Berdasarkan observasi awal mengenai nilai mata pelajaran Sejarah

Indonesia siswa di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang

dilakukan terhadap 30 orang siswa SMA Swasta Kecamatan Kebayoran Lama


7

Jakarta Selatan, Berdasarkan survei tersebut dapat disimpulkan bahwa masih

terdapat siswa yang memiliki kebiasaan kurang baik dalam belajar, antara lain

tidak melengkapi semua catatan. Tingkat konsentrasi yang sangat kurang

dalam mendengarkan penjelasan guru, tidak mengerjakan tugas tepat waktu

bahkan siswa kebanyakan meminjam catatan temannya apabila ada tugas dari

guru.

Dengan kebiasaan belajar yang kurang baik dari siswa akan

mempengaruh prestasi belajar siswa itu sendiri. Hal ini terlihat ketika siswa

diminta kembali mengulangi materi pelajaran yang telah dijelaskan guru di

depan kelas, hanya beberapa siswa yang bersedia untuk maju ke depan. Ketika

guru memberikan pertanyaan, yang menjawab atau yang menanggapi hanya

beberapa siswa dan itupun seringkali siswa yang sama, siswa malas bertanya

dan menanggapi pelajaran serta seolah-olah mengerti tentang materi yang

dijelaskan guru. Melihat kondisi yang demikian, sudah saatnya orang tua

membuat suatu perubahan dalam memilih dan menerapkan suatu kebiasaan

belajar siswa.

Salah satu penyebab hal di atas antara lain adalah sebagian besar orang

tua saat ini hanya berfokus pada prestasi anak-anak mereka di pra-sekolah atau

sekolah dasar dan tidak di tingkat yang lebih tinggi seperti sekolah menengah

atau perguruan tinggi. Oleh karena itu, sebagian besar penelitian tentang

perhatian orang tua pada tahap awal sekolah (McNeal, 2015). Sangat sedikit

studi yang dilakukan pada tingkat sekolah menengah serta perguruan tinggi

atau universitas (Wang & Eccles, 2013). Menurut Mcneal, (2015), orang tua
8

kurang terlibat dalam tingkat sekolah menengah karena i) kurikulum yang

menantang, ii) kemandirian anak-anak dan iii) keluarga lebih fokus pada anak

yang lebih kecil. Pada tahap ini, perhatian dan keterlibatan orang tua dalam

bidang pendidikan mereka diamati kurang meskipun mereka menyadari

pentingnya perhatian dan dukungan mereka. Kurikulum dan silabus yang

menantang, anak-anak di sekolah menengah mandiri dan orang tua ingin lebih

fokus pada anak-anak mereka yang lebih kecil adalah alasan yang diberikan

oleh orang tua yang terlibat (McNeal, 2012). Namun, alasan yang diberikan

oleh orang tua bisa diperdebatkan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa

perhatian orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka tidak selalu

melibatkan partisipasi langsung. Ini juga dapat terjadi secara tidak langsung

dan perhatian itu sendiri tidak hanya terbatas pada sekolah tetapi juga dapat

terjadi di rumah (Abd Razak, et al., 2013).

Dewasa ini, sebagaimana kita ketahui bahwa banyaknya orang tua yang

memiliki kesibukan atau aktifitas lain di luar rumah, sehingga banyak

kehilangan waktu dalam memberikan perhatian kepada putra/i nya. Khususnya

di Ibu Kota Jakarta dan tidak terkecuali di wilayah kotamadya Jakarta Selatan.

Penelitian mengenai pentingnya perhatian orang tua dalam pendidikan anak

telah banyak dilakukan (Omar et al, 2017; Hill dan Chao 2009). Upaya yang

dilakukan guru untuk mendorong perhatian orang tua dalam pembelajaran

bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru mendorong orang

tua untuk menjadi lebih terlibat dengan anak-anak mereka dalam


9

menyelesaikan tugas sebagai cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa

(Hill dan Tyson 2009).

Berdasarkan Uraian di atas, maka akan dilakukan penelitian mengenai

Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Kebiasaan Belajar Siswa terhadap Prestasi

Belajar Sejarah Indonesia pada Siswa SMA Swasta Jakarta Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Beberapa masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Hasil prestasi belajar siswa di Indonesia yang masih rendah

2. Hasil prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Indonesia belum

memuaskan

3. Perhatian Orang tua dalam proses pembelajaran anak di sekolah masih

kurang baik

4. Perhatian Orang tua dalam proses pembelajaran anak di rumah masih

kurang baik

5. Kebiasaan belajar siswa masih kurang baik dan kurang disiplin

6. Kebiasaan belajar yang dapat membangun agar siswa bisa belajar dengan

baik dan disiplin

C. Batasan Masalah

Mengingat adanya keterbatasan penulis dalam pelaksanaan penelitian, baik dari

segi waktu, biaya dan tenaga, maka dari beberapa identifikasi masalah terkait
10

dengan Prestasi Belajar Sejarah Indonesia yang akan menjadi obyek penelitian,

akan diambil pembatasan masalah berupa:

1. Dua variabel bebas yaitu Perhatian Orang Tua dan Kebiasan Belajar Siswa

2. Satu variabel terikat berupa Prestasi Belajar Sejarah Indonesia pada Siswa

SMA Swasta Jakarta Selatan

D. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh perhatian orang tua dan kebiasaan belajar siswa

secara bersama - sama terhadap prestasi belajar Sejarah Indonesia siswa

SMA Swasta Jakarta Selatan?

2. Apakah terdapat pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar

Sejarah Indonesia siswa SMA Swasta Jakarta Selatan?

3. Apakah terdapat pengaruh kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar

Sejarah Indonesia siswa SMA Swasta Jakarta Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh perhatian orang tua dan kebiasaan belajar siswa secara bersama -

sama terhadap prestasi belajar Sejarah Indonesia siswa SMA Swasta Jakarta

Selatan .

2. Pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar Sejarah Indonesia

siswa SMA Swasta Jakarta Selatan .


11

3. Pengaruh kebiasaan belajar siswa terhadap prestasi belajar Sejarah

Indonesia siswa SMA Swasta Jakarta Selatan .

F. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan ilmu

pengetahuan dan pendidikan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian

selanjutnya

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan sumbangan pemikiran bahwa perhatian orang tua dan

kebiasaan belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar Sejarah

Indonesia pada siswa SMA Swasta Jakarta Selatan

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi Mahasiswa

Universitas Indraprasta PGRI dalam menentukan kebijakan-kebijakan

yang berpengaruh terhadap perhatian orang tua dan kebiasaan belajar

siswa.

c. Bagi lembaga, penelitian dapat menjadi dokumen akademis bagi civitas

akademika dalam rangka pencapaian program pendidikan Pasca Sarjana

Universitas Indraprasta PGRI.


12

G. Sistematika Penulisan Tesis

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan penelitian
G. Sistematika penulisan
BABII LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN
HIPOTESIS
A. Landasan Teori
B. Hasil Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian
C. Populasi dan Sampel
D. Teknik Pengumpulan data
E. Variabel Penelitian
F. Instrumen Penelitian
G. Teknik Analisis Data
H. Hipotesis Statistik
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
B. Pengolahan Data Hasil Penelitian / Pengujian Persyaratan
Analisis
C. Pengujian Hipotesis
D. Pembahasan / Interpretasi Hasil Penelitian
13

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Landasan Teori

1. Prestasi Belajar Siswa

a. Pengertian Belajar

Sebagaimana kita ketahui bahwa belajar adalah suatu proses yang

dilalui oleh seseorang baik secara sengaja maupun tidak sengaja yang

ditandai dengan adanya perubahan tidak hanya dari segi pemahaman,

pengetahuan namun juga perubahan tingkah laku yang merupakan hasil

dari interaksi dengan lingkungan belajarnya. Belajar merupakan suatu

kegiatan yang kompleks dan menyangkut berbagai unsur-unsur yang

terlibat langsung di dalam kegiatan belajar. Djamarah (2014)

mendefinisikan belajar sebagai serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognif,

afektif, dan psikomotor. Menurut Hamalik (2011), belajar adalah

modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

Adapun prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2005) berarti (1) penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai

tes atau angka nilai yang diberikan guru, (2) kemampuan yang sungguh-

13
15

sungguh ada atau dapat diamati (actual ability) dan yang dapat diukur

langsung dengan tes tertentu.

Sedangkan menurut Suryabrata (2011), prestasi dapat pula

didefinisikan sebagai nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat

diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar siswa selama

masa tertentu. Jadi, prestasi adalah hasil usaha siswa selama masa

tertentu melakukan kegiatan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil usaha siswa yang dapat dicapai berupa penguasaan

pengetahuan, kemampuan kebiasaan dan keterampilan serta sikap setelah

mengikuti proses pembelajaran yang dapat dibuktikan dengan hasil tes.

Prestasi belajar merupakan suatu hal yang dibutuhkan siswa untuk

mengetahui kemampuan yang diperolehnya dari suatu kegiatan yang

disebut belajar.

b. Teori Belajar

Dewasa ini banyak sekali berkembang teori psikologi dalam dunia

pendidikan, di antaranya bermunculan pula berbagai teori tentang belajar

antara lain adalah sebagai berikut:

1) Teori Belajar Behavioristik

Teori ini dikemukakan oleh psikolog behavioristik. Mereka

sering disebut “contemporary behaviorist”. Mereka berpendapat

bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward)

atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikian,


16

dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi

behavioral dengan stimulasinya (Isti’adah, 2020).

Pada teori Behavioristik, belajar didefinisikan sebagai

perubahan tingkah laku. Proses belajar mengajar digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.1 Proses Belajar Menurut Teori Behavioristik


Sumber: Isti’adah (2020)

2) Teori Belajar Kognitif

Dalam teori belajar kognitif, tingkah laku seseorang hanya

dikontrol oleh reward dan reinforcement. Tingkat laku seseorang

senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal dan

memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi. Belajar adalah

perubahan persepsi dan pemahaman (tidak selalu berbentuk perubahan

tingkah laku yang dapat diamati). Setiap orang telah mempunyai

pengetahuan/pengalaman dalam dirinya, yang tertata dalam bentuk

struktur kognitif. Proses belajar terjadi bila materi yang baru

beradaptasi dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki (Isti’adah,

2020).

Adapunteori belajar yang berkembang berdasarkan teori ini

ialah teori perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner, dan teori


17

bermakna Ausubel. Dalam situasi belajar, seseorang terlibat secara

langsung dalam situasi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan

masalah. Jadi teori kognitif berpendapat bahwa tingkat laku seseorang

bergantung pada insight terhadap hubungan-hubungan yang ada di

dalam suatu situasi.

Gambar 2.2 Proses Belajar menurut Teori Kognitif


Sumber: Istia’adah (2020)

3) Teori Belajar Humanis

Psikologi humanistik berusaha memahami tingkah laku individu

dari sudut pandang pelaku, bukan dari pengamat. Menurut aliran ini

tingkah laku individu ditentukan oleh individu itu sendiri (Mustaqin,

2001). Proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu

sendiri. Teori ini menekankan pada isi dan proses belajar dan pada

kenyataanya teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan

proses belajar dalam bentuk yang paling ideal. Teori ini lebih tertarik

pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal daripada belajar

apa adanya yang biasa kita amati dalam dunia keseharian (Isti’adah,

2020).

Pada teori ini, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan

manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika siswa telah memahami

lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa harus berusaha agar lambat


18

laun mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori

ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang

pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya (Sugihartono,

dkk, 2007).

Pendidik harus memperhatikan pendidikan lebih responsif

terhadap kebutuhan kasih sayang (affective) siswa. Adapun kebutuhan

afektif adalah kebutuhan yang berhubungan dengan emosi, perasaan,

nilai, sikap, predisposisi, dan moral (Sri, 2006). Pendekatan

humanistik pada umumnya mempunyai pandangan yang ideal yang

lebih manusiawi, pribadi, dan berpusat pada siswa yang menolak

terhadap pendidikan tradisional yang lebih berpusat pada guru.

c. Tujuan Belajar

Pada dasarnya belajar berlangsung karena adanya tujuan yang akan

dicapai seseorang. Tujuan inilah yang mendorong seseorang untuk

melakukan kegiatan belajar, sebagaimana pendapat yang dikemukakan

oleh Sardiman (2011) bahwa tujuan belajar pada umumnya ada tiga

macam, yaitu :

1) Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir, karena antara

kemampuan berpikir dan pemilihan pengetahuan tidak dapat

dipisahkan. Kemampuan berpikir tidak dapat dikembangkan tanpa

adanya pengetahuan dan sebaliknya kemampuan berpikir akan

memperkaya pengetahuan.
19

2) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep memerlukan keterampilan, baik keterampilan

jasmani maupun keterampilan rohani. Keterampilan jasmani adalah

keterampilan yang dapat diamati sehingga akan menitikberatkan pada

keterampilan penampilan atau gerak dari seseorang yang sedang

belajar termasuk dalam hal ini adalah masalah teknik atau

pengulangan. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena

lebih abstrak, menyangkut persoalan penghayatan, keterampilan

berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu

konsep.

3) Pembentukan sikap

Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik tidak akan terlepas

dari soal penanaman nilai-nilai, dengan dilandasi nilai, anak didik

akan dapat menumbuhkan kesadaran dan kemampuan untuk

mempraktikan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.

Seperti yang kita ketahui, Taxonomy Bloom menyusun suatu

tujuan belajar yang harus dicapai oleh seseorang yang belajar, sehingga

terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan terjadi pada tiga ranah, yaitu:

1) Ranah Kognitif, tentang hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan

kemahiran intelektual. Terdiri dari: 1) pengetahuan; 2) pemahaman; 3)

penerapan; 4) analisa; 5) sintesa dan 6) evaluasi.

2) Ranah Afektif, tentang hasil belajar yang berhubungan dengan

perasaan sikap, minat, dan nilai. Terdiri dari : 1) penerimaan; 2)


20

partisipasi; 3) penilaian; 4) organisasi; dan 5) pembentukan pola

hidup.

3) Ranah Psikomotorik, tentang kemampuan fisik seperti keterampilan

motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Terdiri

dari: 1) persepsi; 2) kesiapan; 3) gerakan terbimbing; 4) gerakan yang

terbiasa; 5) gerakan yang komplek; dan 6) kreativitas.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan tujuan

pembelajaran adalah perilaku hasil belajar yang diharapkan terjadi,

dimiliki, atau dikuasai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk

perilaku kompetensi spesifik, aktual, dan terukur sesuai yang diharapkan

terjadi, dimiliki, atau dikuasai siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran tertentu.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar mempunyai hubungan erat dengan kegiatan belajar,

banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar baik yang berasal dari

dalam individu itu sendiri maupun faktor yang berasal dari luar individu.

Menurut Purwanto (2017), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar adalah :

1) Faktor dari dalam diri individu

Terdiri dari faktor fisiologis. Faktor fisiologis adalah kondisi jasmani

dan kondisi panca indera. Sedangkan faktor psikologis yaitu bakat,

minat, kecerdasan, motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif.


21

2) Faktor dari luar individu

Terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor

lingkungan yaitu lingkungan sosial dan lingkungan alam. Sedangkan

faktor instrumental yaitu kurikulum, bahan, guru, sarana,

administrasi, dan manajemen.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Syah (2011) membagi faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar menjadi 3 macam, yaitu :

1) faktor internal, yang meliputi keadaan jasmani dan rohani siswa

2) faktor eksternal yang merupakan kondisi lingkungan di sekitar siswa,

3) faktor pendekatan belajar yang merupakan jenis upaya belajar siswa

yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

melakukan kegiatan mempelajari materi materi pelajaran.

Oleh karena itu, berhasil dan tidaknya seseorang dalam belajar

dipengaruhi oleh beberapa faktor dan faktor-faktor yang mempengaruhi

pencapaian hasil belajar siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal.

Menurut Djamarah (2014) faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi

rendahnya hasil belajar siswa adalah :

1) Faktor yang berasal dari dalam diri siswa

a) Faktor fisiologis terdiri dari : Kondisi fisiologis, Kondisi panca

indera

b) Faktor psikologis, terdiri dari Minat, Kecerdasan, Bakat, Motivasi,

dan Kemampuan kognitif


22

2) Faktor yang berasal dari luar diri siswa

a) Faktor lingkungan terdiri dari: Lingkungan alami, Lingkungan

sosial budaya,

b) Faktor instrumental, terdiri dari Kurikulum, Program, Sarana dan

fasilitas, Guru

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain sebagai

berikut:

1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa yang

meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis ini

menyangkut kondisi jasmani/kondisi fisik siswa selama belajar.

Sedangkan faktor psikologis meliputi aspek : (1) Minat belajar siswa.

Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang

tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan

prestasi belajar yang rendah. (2) Kecerdasan/intelegensi. Seseorang

yang memilki intelegensi yang baik umumnya mudah belajar dan

hasilnya pun cenderung baik. (3) Motivasi belajar (4) Bakat siswa (5)

Kemampuan kognitif siswa (6) Sikap siswa terhadap mata pelajaran.

2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang

meliputi lingkungan fisik dan sosial serta instrumen yang berupa

kurikulum, program, metode mengajar, guru, sarana dan fasilitas.

Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik


23

dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor

eksternal).

Namun, terkait dalam penelitian ini, faktor yang ingin diungkap

atau dijadikan variabel adalah Sikap siswa terhadap mata pelajaran,

dalam hal ini adalah perilaku siswa dalam mengerjakan tugas. Selain

perilaku siswa dalam mengerjakan tugas, faktor yang berpengaruh dalam

prestasi belajar siswa adalah perhatian orang tua.

Prestasi belajar yang diperoleh melalui tes atau evaluasi

memberikan gambaran yang lebih umum tentang kemajuan siswa. Pada

dasarnya keberhasilan suatu pengajaran apabila pengajaran itu

menghasilkan proses belajar secara aktif dan efektif. Untuk mengetahui

keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar maka seorang guru

mengadakan suatu penilaian dengan cara mengevaluasi siswa. Dengan

mengadakan penilaian tersebut seorang guru akan mengetahui sejauh

mana keberhasilan siswanya dalam melakukan proses belajar mengajar.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa evaluasi belajar merupakan

bagian integral dari proses belajar mengajar.

Prestasi belajar siswa dapat diukur dengan tiga ranah yaitu ranah

kogitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi objek

penelitian hasil belajar. Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang

paling banyak dinilai oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menguasai bahan pengajaran. Hasil prestasi

belajar siswa diperoleh dari nilai rapor pada setiap mata pelajaran.
24

2. Perhatian Orang Tua

a. Teori Perhatian Orang Tua

Model teoritis perhatian orang tua dalam kegiatan belajar anak-

anak telah didokumentasikan untuk orang tua dari anak-anak usia

sekolah. Teori menunjukkan bahwa perhatian orang tua termasuk

perilaku orang tua yang secara langsung melibatkan anak-anak dalam

kegiatan akademik dan menyediakan kebutuhan dasar anak-anak dan

sumber daya yang diperlukan untuk pencapaian pendidikan (Epstein,

1995).

Sekolah, keluarga, dan komunitas berinteraksi untuk

mempengaruhi pembelajaran dan perkembangan anak-anak. Model

terbaru untuk perhatian orang tua dalam pembelajaran anak-anak

menunjukkan bahwa perhatian orang tua mencakup lingkungan rumah

dan sekolah (LeFevre & Shaw, 2011; Walker et al., 2005). Perhatian

orang tua usia sekolah telah diperiksa untuk mengetahui bagaimana dapat

dilakukan orang tua kepada anaknya sebelum masuk ke sekolah dasar

(Fantuzzo et al., 2000, 2004).

Fantuzzo dan rekan (2000) ditentukan berdasarkan perilaku

perhatian yang sering dan dihargai dari para Guru, Kepala Sekolah,

Orang tua, dan administrasi sekolah, dengan kontribusi peneliti. Analisis

faktor eksplorasi menemukan tiga faktor utama, termasuk perhatian

berbasis sekolah, konferensi sekolah-rumah, dan perhatian berbasis

rumah (Fantuzzo et al., 2000).


25

Item pada faktor perhatian berbasis rumah dari ukuran perhatian

orang tua yang dikembangkan oleh Fantuzzo dan rekan (2000)

menunjukkan bahwa perhatian berbasis rumah tidak hanya mencakup

pekerjaan rumah atau kegiatan berbasis sekolah lainnya di rumah, tetapi

kegiatan berbasis rumah yang mendukung pembelajaran anak-anak.

Seperti menjaga rutinitas pagi dan tidur, berbagi cerita pada orang tua,

menghabiskan waktu untuk kegiatan kreatif bersama anak, dan

berpartisipasi dalam pengalaman belajar di masyarakat.

b. Pengertian Perhatian Orang Tua

Perhatian merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam

hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari

lingkungannya (Slameto, 2015). Perhatian dapat diartikan sebagai banyak

sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas yang dilakukan

(Suryabrata, 2011). Perhatian juga memiliki arti keaktifan peningkatan

kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya

kepada sesuatu baik yang ada di dalam maupun di luar diri kita (Sumini,

2008)

Menurut Baharuddin (2010) mengungkapkan bahwa perhatian

merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu

yang ditujukan kepada suatu sekumpulan objek. Misalnya seseorang

sedang memperhatikan sesuatu, maka seluruh aktivitas orang tersebut

akan dikonsentrasikan pada sesuatu tersebut. Sedangkan Ahmadi (2001)

menerangkan perhatian merupakan keaktifan jiwa yang diarahkan kepada


26

sesuatu objek baik di dalam maupun di luar dirinya sendiri, perhatian

timbul dengan adanya pemusatan kesadaran kita terhadap sesuatu.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa perhatian

merupakan pemusatan atau konsentrasi yang menyebabkan

bertambahnya aktivitas individu terhadap suatu obyek yang memberikan

rangsangan kepada individu tersebut, sehingga ia mempedulikan obyek

yang memberikan rangsangan tersebut.

Perhatian orang tua adalah suatu pemusatan aktifitas tenaga psikis

didukung tenaga fisik ayah dan ibu siswa atau wali yang mengasuh dan

membiayai serta sebagai penanggung jawab siswa disertai adanya

kesadaran tertuju pada suatu objek. Perhatian orang tua juga merupakan

pemusatan atau konsentrasi orang tua terhadap anaknya yang

menyebabkan bertambahnya aktivitas orang tua yang ditujukan kepada

anak-anaknya terutama dalam pemenuhan kebutuhan baik secara fisik

maupun non fisik.

Perhatian orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pemusatan energi yang dilakukan dengan sengaja, intensif dan

terkonsentrasi dari orang tua yang dilandasi rasa penuh kesadaran dalam

melakukan tindakan demi prestasi belajar anaknya. Adapun hal-hal yang

perlu mendapat perhatian orang tua adalah pemenuhan kebutuhan

tehadap kebutuhan fisik serta memperhatikan kesehatan anak

(memberikan makanan yang bergizi), menyediakan fasilitas atau alat-alat

yang dibutuhkan untuk belajar, sedangkan pemenuhan terhadap


27

kebutuhan psikis adalah memberikan kasih sayang (perhatian),

memanfaatkan waktu membimbing dan membentuk anak belajar,

memberikan motivasi atau semangat belajar, serta pemenuhan kebutuhan

sosial seperti memperhatikan pergaulan anak, menciptakan kerja sama

dengan orang lain, dan memperhatikan kegiatan organisasi.

c. Macam-Macam Perhatian Orang Tua

Menurut Suryabrata (2011), Perhatian Orang Tua digolongkan

menjadi beberapa macam, antara lain:

1) Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang

menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan

menjadi: Perhatian intensif dan Perhatian tidak intensif

2) Atas dasar cara timbulnya, perhatian dibedakan menjadi: Perhatian

spontan (perhatian tak berkehendak, perhatian tak disengaja), dan

perhatian sekehendak (perhatian disengaja).

3) Atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian, dibedakan menjadi:

Perhatian terpencar (distributif), dan Perhatian terpusat (konsentratif)

Sedangkan menurut Baharuddin (2009), Perhatian Orang tua dapat

dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:

1) Ditinjau dari segi timbulnya perhatian

a) Perhatian spontan, adalah perhatian yang timbul dengan

sendirinya.

b) Perhatian tidak spontan, adalah perhatian yang ditimbulkan

dengan sengaja.
28

2) Ditinjau dari segi banyaknya obyek yang dicakup oleh perhatian

pada saat bersamaan

a) Perhatian yang sempit, adalah perhatian individu pada suatu saat

yang hanya memperhatikan objek yang sedikit.

b) Perhatian yang luas, adalah perhatian individu pada suatu saat

dapat memperhatikan objek yang banyak sekaligus.

3) Terkait dengan perhatian yang sempit dan perhatian yang luas, maka

perhatian dibedakan lagi menjadi:

a) Perhatian konsentratif (memusat), adalah perhatian yang hanya

ditujukan kepada suatu objek.

b) Perhatian distributif (terbagi-bagi), adalah perhatian yang

ditujukan pada beberapa objek dalam waktu yang sama.

4) Ditinjau dari segi sifatnya

a) Perhatian statis, adalah perhatian yang tetap terhadap suatu objek

tertentu.

b) Perhatian dinamis, adalah bilamana pemusatannya berubah-ubah.

5) Ditinjau dari segi derajatnya

a) Perhatian tingkat tinggi

b) Perhatian tingkat rendah

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

macam-macam perhatian dapat dibedakan berdasarkan objek tertentu

yang disertai aktivitasnya. Dalam penelitian ini perhatian orang tua

terhadap anak disimpulkan sebagai pemusat tenaga psikis yang tertuju


29

pada suatu objek yang dilakukan oleh orang tua (ayah, ibu, atau wali)

yang berupa: perhatian spontan, perhatian refleksi, perhatian intensif,

perhatian terpusat dan perhatian terpencar.

d. Bentuk Perhatian Orang Tua

Model perhatian orangtua adaptasi dari Hornby&Lafaele (2011)

terdiri dari dua piramida yang merepresentasikan tingkatan kebutuhan

orangtua (parental needs) dan tingkatan kekuatan (parental

contributions) yang dimiliki orangtua atau kontribusi yang bisa diberikan

oleh orangtua. Dimana kedua piramida tersebut menunjukkan perbedaan

level kebutuhan dan kontribusi orangtua. Tingkat kebutuhan orangtua,

terdiri dari 1) support (dukungan), orangtua juga membutuhkan

dukungan, seperti melakukan pertemuan rutin antara orangtua dan guru

untuk membahas perkembangan anak, 2) education (pendidikan),

orangtua membutuhkan pendidikan orangtua yang bertujuan untuk

meningkatkan kelebihan yang dimiliki oleh anak atau me-manage

tingkah laku anak, 3) liaison (kepenghubungan), hubungan antara

orangtua dan guru sangat diperlukan karena kedua belah pihak bisa

saling berdiskusi mengenai perkembangan anak di sekolah sampai apa

yang dibutuhkan anak ketika di rumah, dan 4) communication

(berkomunikasi), berkomunikasi dengan guru adalah salah satu cara

orangtua untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan anak di

sekolah.
30

Sedangkan kontribusi orangtua terdiri dari 1) policy (kebijakan),

dalam tingkatan ini, jarang sekali orangtua yang mau berkontribusi,

seperti menjadi anggota persatuan orangtua murid, 2) resource (sumber

belajar), orangtua sebagai sumber belajar sangat membantu sekolah dan

guru karena orangtua sangat memahami kondisi anaknya dan

memberikan efek balik yang positif bagi orangtua, 3) collaboration

(kolaborasi), kebanyakan orangtua bisa melakukannya yakni dengan

berkolaborasi dengan guru melalui program di rumah yang memperkuat

pembelajaran di sekolah, dan 4) information (informasi), yaitu tingkatan

yang paling sering dan bisa semua orang lakukan, misalnya memberikan

informasi-informasi yang berhubungan dengan anak.

Perhatian orangtua dalam pendidikan anak bisa mempengaruhi

sikap anak terhadap pelajaran yang diajarkan. Menurut hasil riset yang

dilakukan disebutkan bahwa semakin orangtua menunjukkan sikap

positif terhadap ilmu pengetahuan, semakin baik pula anak akan

mendapatkan ilmu pengetahuan.

3. Kebiasaan Belajar Siswa

a. Pengertian Kebiasaan Belajar

Kebiasaan merupakan perilaku individu yang selalu ditampilkan

apabila individu tersebut menghadapi suatu situasi atau kondisi tertentu,

maka dalam proses pembentukan kebiasaan ini perlu dibentuk melalui

kegiatan pembiasaan. Pembiasaan adalah kegiatan yang dikondisikan

untuk selalu ditampilkan, seperti yang terdapat dalam buku pedoman


31

pelaksanaan Pembiasaan Pusat Kurikulum menyebutkan pembiasaan

adalah “proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif menetap

melalui pengalaman yang berulang-ulang sampai pada tahap otonomi

(kemandirian)”. Perilaku yang relatif menetap artinya sudah menjadi

kebiasaan.

Musek dan Pecjak (1997) mendefinisikan pembelajaran sebagai

proses yang kompleks, yang mengarah ke perubahan yang relatif

permanen pada subjek, di mana perubahan tersebut dihasilkan dari

aktivitas dan pengalaman sebelumnya. Schmidt & Creslovnik (2010)

menekankan bahwa belajar tidak dapat disamakan dengan jatuh tempo,

pertumbuhan atau penuaan, meskipun demikian tercermin dalam

perubahan perilaku yang terlihat dalam diri seseorang. Segmen individual

pembelajaran tidak pernah bekerja dalam isolasi, karena mereka terus-

menerus terjalin dan direformasi menjadi pola perilaku yang berbeda

Kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah

tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam

aktifitas belajar yang dilakukannya (Aunurrahman, 2014). Oleh karena

itu kebiasaan belajar tidak termasuk dalam kegiatan yang tidak sering

atau jarang dilakukan, tapi kegiatan yang sudah menjadi rutininitas atau

pembiasaan.

Oleh sebab itu kebiasaan belajar yang baik bukanlah suatu bakat

yang dimiliki sejak lahir, tetapi suatu kecakapan yang dimiliki oleh siswa

melalui latihan secara rutin dan terjadwal. Sebaliknya, kebiasaan belajar


32

yang salah akan menyebabkan seseorang malas belajar dan

mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh kurang optimal. Hal ini

diperjelas oleh Sudjana (2011) yang menyatakan bahwa keberhasilan

siswa atau mahasiswa dalam mengikuti pelajaran atau kuliah banyak

bergantung kepada kebiasaan belajar yang teratur dan

berkesinambungan.

Penerapan kebiasaan belajar yang tepat dapat menghasilkan

penguasaan pengetahuan baru yang lebih efektif dan efisien yang akan

memungkinkan siswa untuk bekerja lebih mudah dan lebih baik dalam

belajar. Kebiasaan adalah rutinitas perilaku berulang sebagian besar

dilakukan dalam alam bawah sadar (Urh & Jereb, 2014). Kebiasaan lama

sulit dihilangkan dan kebiasaan baru sulit dibentuk. Itu karena pola

perilaku yang paling sering kita ulangi secara harfiah terukir dalam jalur

saraf kita. Kabar baiknya adalah bahwa melalui pengulangan mungkin

untuk membentuk kebiasaan baru (Psychology Today, 2011).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

kebiasaan belajar adalah kegiatan belajar seseorang yang dilakukan

berulang-ulang, teratur dan berkesinambungan melalui latihan secara

rutin dan terjadwal sehingga terjadi perubahan tingkah laku sebagai hasil

pengalaman. Dengan demikian yang dimaksud dengan kebiasaan belajar

di sini adalah cara-cara belajar yang paling sering dilakukan oleh siswa
33

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Belajar

Slameto (2015) faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan

belajar, terdiri dari:

1) Faktor internal

a) Faktor jasmaniah yang meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh

b) Faktor psikologis yang meliputi inteligensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

c) Faktor kelelahan baik secara jasmani atau rohani.

2) Faktor eksternal

a) Faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi

antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, dan pengertian orang tua.

b) Faktor sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi

guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran,

keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat yang meliputi kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan

masyarakat

Urh & Jereb (2014) menjelaskan bahwa kebiasaan belajar pada

siswa terdiri dari:

1) Waktu belajar

2) Ruang belajar
34

3) Cara belajar

B. Hasil Penelitian Relevan

1. Penelitian Urh & Jereb (2014)

Penelitian yang berjudul Learning Habits in Higher Education

bertujuan untuk menganalisis hubungan kebiasaan belajar dengan prestasi

belajar siswa di Slovenia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan

belajar siswa yang terdiri dari waktu belajar, ruang belajar dan cara belajar

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

2. Penelitian Cunha et al (2015)

Penelitian yang berjudul Parents conceptions of their homework

involvement in elementary school, bertujuan untuk menganalisis perhatian

orang tua siswa kelas 4 secara perspektif fenomenografis. Data dikumpulkan

melalui wawancara semi-terstruktur dilakukan dan dianalisis. Hasil analisis

menunjukkan bahwa perhatian orang tua memiliki makna positif, dan fokus

terutama pada peran yang dimainkan dalam pembelajaran akademik dengan

(a) mendorong otonomi anak-anak mereka, (b) memberikan kontrol atas

pembelajaran mereka, dan (c) memberi mereka dorongan emosional (Ketika

anak-anak berjuang dengan kesulitan). Kesimpulan: Mengingat bahwa

orang tua menganggap perhatian mereka kepada anak-anak mereka sebagai

hal yang penting, perlu untuk mempromosikan kolaborasi orangtua-guru

dan lokakarya pelatihan orang tua untuk meningkatkan kualitas perhatian

orang tua.
35

3. Penelitian Nunez et al., 2015

Penelitian yang berjudul Relationships between perceived parental

involvement in homework, student homework behaviors, and academic

achievement: differences among elementary, junior high, and high school

students, bertujuan untuk menghasilkan pemahaman yang lebih dalam

tentang hubungan antara perhatian orang tua dan perilaku/kebiasaaan belajar

siswa terhadap prestasi belajar siswa. Analisis data menggunakan model

persamaan struktural untuk 1683 siswa di berbagai tahap sekolah (yaitu,

sekolah dasar kelas 5 dan 6; sekolah menengah pertama kelas 7 dan 8; dan

sekolah menengah kelas 9 dan 10). Data menunjukkan bahwa kebiasaan

belajar siswa, persepsi orang tua tentang perhatian orang tua, dan prestasi

belajar siswa berhubungan secara signifikan. Namun, hasilnya bervariasi

tergantung pada tingkat kelas siswa: (a) di sekolah menengah pertama dan

atas, perhatian orang tua yang dianggap terkait dengan pekerjaan rumah

siswa, tetapi tidak di sekolah dasar; dan (b) kebiasaan belajar siswa terkait

dengan prestasi belajar siswa di setiap tingkat sekolah, arah dan besarnya

hubungan bervariasi. Secara khusus, hubungan antara perhatian orang tua

dan prestasi belajar siswa lebih kuat di sekolah menengah dan tinggi

daripada di sekolah dasar; dan kebiasaan belajar siswa memediasi hubungan

antara perhatian orang tua dan prestasi belajar hanya di SMP dan SMA.
36

4. Penelitian Qomariyah (2015)

Penelitian yang berjudul Perhatian Oeang Tua Terhadap Prestasi

Belajar Menjahit Pada Siswa SMPN 2 Mojogedeng Kabupaten Karanganyar

bertujuan untuk menganalisis pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi

belajar menjahit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhatian orang tua

memberikan pengaruh positif secara signifikan terhadap prestasi belajar

menjahit pada siswa.

5. Penelitian Omar et al., (2017)

Penelitian yang berjudul Parental Involvement and Achievement

Motivation: Association with Students’ Achievement in Vocational Colleges,

Malaysia, bertujuan untuk menganalisis hubungan perhatian orang tua dan

prestasi belajar siswa. Penelitian ini menguji efek mediasi dari motivasi

berprestasi terhadap hubungan perhatian orang tua dengan prestasi belajar

siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa sekolah kejuruan di

Malaysia yaitu sebanyak 360 siswa yang terdiri dari 106 siswa perempuan

dan 264 siswa laki-laki. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perhatian

orang tua berhubungan positif dengan motivasi berprestasi dan prestasi

siswa yang pada gilirannya motivasi berprestasi juga terkait dengan prestasi

siswa. Ada efek mediasi penuh antara motivasi berprestasi dan perhatian

orang tua dengan prestasi siswa.


37

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Kebiasaan Belajar Siswa Secara


Bersama - sama Terhadap Prestasi Belajar Sejarah Indonesia

Mendukung anak-anak yang mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah

adalah salah satu bentuk perhatian orang tua yang paling umum (Cooper

1989; Epstein 1988). Kebanyakan orang tua berasumsi bahwa mereka harus

terlibat dengan anak-anak mereka dalam pekerjaan rumah. Meskipun

mereka mungkin berbeda dalam niat, strategi, dan tindakan, orang tua

umumnya percaya bahwa membantu anak-anak mereka dengan pekerjaan

rumah mereka adalah tanggung jawab orang tua (Epstein dan Van Voorhis

2012).

Penelitian Nunez et al (2015) menemukan bahwa prestasi belajar

siswa dipengaruhi oleh perhatian orang tua dan perilaku siswa dalam

mengerjakan tugas. Semakin besar perhatian orang tua dalam proses belajar

anak, mampu memberikan dorongan kepada anak untuk terus berprestasi.

Patall et al. (2008) menyimpulkan bahwa studi eksperimental

memberikan bukti kuat hubungan positif dari perhatian orang tua pada

perilaku siswa dalam mengerjakan tugas dan prestasi belajar siswa. Van

Voorhis (2011) menemukan hubungan positif antara perhatian orang tua

dalam membantu tugas pada prestasi siswa. Dumont et al., (2012)

melaporkan hubungan positif antara perhatian orang tua dan prestasi

akademik.
38

Sehingga dapat disimpulkan bahwa perhatian orang tua dan kebiasaan

belajar siswa memberikan pengaruh secara signifikan terhadap prestasi

belajar siswa.

2. Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Sejarah

Indonesia

Perhatian orang tua di dalam dan di luar sekolah berkaitan secara

langsung terhadap motivasi dan prestasi (Schunk, 2010). Terdapat beberapa

cara orang tua memberikan perhatian dalam belajar anak, antara lain

mengikutsertakan diri pada kegiatan anak, seperti mengerjakan pekerjaan

rumah. Perhatian orang tua juga ditunjukkan ketika mengunjungi anaknya di

sekolah, bertemu dengan guru, ikut serta dalam aktivitas dan kegiatan yang

sedang diadakan di sekolah, menjadi sukarelawan di sekolah, mengikuti

perkembangan akademik anak serta memberikan biaya pendidikan anak

(Schunk, 2010).

Perhatian orang tua dapat meningkatkan prestasi akademik anak

(Fantuzzo et al., 2004) dan peningkatan perilaku (misalnya, regulasi

emosional; Downer & Mendez, 2005). Dengan praktik yang diperoleh orang

tua ketika berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran awal dengan anak-

anak mereka, perhatian orang tua juga dapat meningkatkan persepsi

kompetensi orang tua untuk menyediakan dan terlibat dalam pembelajaran

awal anak-anak mereka. Pengalaman dengan keberhasilan dalam kinerja,

terutama dengan umpan balik pada peningkatan kinerja, meningkatkan


39

persepsi diri kognitif kinerja pribadi, sehingga meningkatkan kemanjuran

(Bandura, 1997).

Kurangnya perhatian orang tua disebabkan anggapan bahwa

pendidikan merupakan tugas guru di sekolah sehingga sudah cukup hanya

menyekolahkan saja, maka tanggung jawab mereka atas pendidikan anaknya

telah terpenuhi. Mereka beranggapan bahwa tidak perlu lagi memperhatikan

belajar anaknya di rumah karena sudah cukup belajar di sekolah. Selain itu

pengetahuan orang tua terhadap pentingnya pendidikan bagi anak masih

rendah, serta mereka juga kurang menyadari pentingnya perhatian orang tua

terhadap hasil belajar anak. Jadi dapat dikatakan bahwa kurangnya perhatian

orang tua, diduga dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa.

Bagaimanapun kesibukan orang tua, hendaknya mereka bisa meluangkan

waktu untuk memberikan perhatian lebih kepada anak-anaknya dalam

belajar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perhatian orang

tua mampu memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa.

3. Pengaruh Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Sejarah

Indonesia

Kebiasaan belajar tidak dapat dibentuk dalam waktu satu hari atau

satu malam. Kebiasaan belajar perlu dikembangkan sedikit demi sedikit.

Kebiasaan belajar yang baik dapat dibentuk melalui saran-saran yang harus

dilakukan.
40

Kebiasaan belajar adalah pola atau cara yang dilakukan seseorang

secara konsisten, sehingga menghasilkan keterampilan belajar yang menetap

pada diri siswa, sehingga kebiasaan belajar menunjukkan suatu usaha yang

dilakukan siswa untuk mencapai tujuan yang diinginkan yang dilakukan

secara rutin atau teratur sehingga mendapatkan kemampuan baru dan terjadi

perubahan baik dalam hal pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan

sikap (perilaku). Oleh karena itu, kebiasaan belajar merupakan salah satu hal

penting yang berpengaruh pada prestasi belajar.

Peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan

meningkatkan dan memperbaiki kebiasaan belajar. Semakin baik kebiasaan

belajar, maka prestasi belajar siswa akan meningkat dan sebaliknya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan belajar

siswa dapat memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu Perhatian Orang Tua (X1)

dan Kebiasaan Belajar Siswa (X2) sebagai variabel bebas dan Prestasi

Belajar Sejarah Indonesia (Y) sebagai variabel terikat. Hubungan antara

variabel dapat digambarkan dalam bentuk konstelasi masalah sebagai

berikut :

Gambar 2.3 Konstelasi Hubungan Antar Variabel Penelitian


41

Keterangan : X1 = Perhatian Orang Tua

X2 = Kebiasaan Belajar Siswa

Y = Prestasi Belajar Sejarah Indonesia

D. Hipotesis Penelitian

Dengan mempertimbangkan kajian teori dan kerangka berpikir

di atas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh yang signifikan perhatian orang tua dan kebiasan

Belajar siswa secara bersama - sama terhadap prestasi belajar Sejarah

Indonesia.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan perhatian orang tua terhadap

prestasi belajar Sejarah Indonesia.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan kebiasan belajar siswa terhadap prestasi

belajar Sejarah Indonesia.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Swasta Jakarta Selatan, yaitu SMAS

Bakti Mulya 400 yang beralamat di jalan Lingkar Selatan Pondok Pinang,

Kebayoran Lama Jakarta Selatan. SMAS Bakti Idhata Cilandak beralamat di

jalan Melati Cilandak Barat, Cilandak Jakarta Selatan. SMAS Hangtuah 1

Jalan Ciledug Raya Komplek Seskoal, Kebayoran Lama Jakarta Selatan .

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan Agustus sampai dengan Nopember

2023 Adapun pelaksanaan penelitian secara lengkap disajikan dalam tabel

sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Kegiatan Agustus September Oktober Nopember Desember


Penelitian
No
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Proposal
2 Survei & Izin
Peneltian
3 Pengujian
Instrumen
Penelitian
4 Pengumpulan
Data
5 Pengolahan
Data
6 Penyelesaian
Peneltian

42
43

B. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif merupakan suatu metode yang mengutamakan data

berupa angka-angka sehingga gejala dalam penelitian bisa diukur dengan

menggunakan skala, sementara pendekatan kualitatif adalah metode yang

berdasarkan data berupa kata-kata sehingga diperoleh makna dari hasil

penelitian (Sugiyono, 2017).

Pada pendekatan kuantitatif, dilakukan paradigma Asosiatif Kausal (Sebab

Akibat) bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

Dan dalam pelaksanaannya, peneliti menggunakan metode survey. Menurut

Sugiyono (2017) menyatakan bahwa metode survey adalah metode (penelitian)

yang menggunakan kuesioner sebagai instrument utama untuk mengumpulkan

data.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2017).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Swasta Kota

Jakarta Selatan, yaitu Siswa SMAS Bakti Mulya 400, Siswa SMAS Bakti

Idhata dan Siswa SMAS Hang Tuah 1 kelas X yang berjumlah 602 orang

siswa.
44

Tabel.3.2

Jumlah Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Siswa

1 SMAS Bakti Mulya 400 Jakarta Selatan 105

2 SMAS Bakti Idhata Jakarta Selatan 217

3 SMAS Hang Tuah 1 Jakarta Selatan 280

Jumlah 602

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2017) adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel

dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode non-probabilitas,

artinya elemen dalam populasi diambil secara tidak acak, dimana tidak

setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

responden (Sekaran& Bougie, 2017). Pengambilan sampel terbatas pada

orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan.

Pengambilan sampel non-probabilitas ini sering juga disebut sebagai

pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan, karena dalam

pelaksanaannya digunakan pertimbangan tertentu oleh peneliti.

Metode sampel penelitian ini adalah pengambilan purposive sampling.

Pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) yaitu penarikan sampel

secara tidak acak dengan memilih responden yang terseleksi berdasarkan


45

kriteria. Kriterianya adalah responden yang merupakan Siswa Kelas X di

SMAS Bakti Mulya 400, SMAS Bakti Idhata dan SMAS Hang Tuah 1

yang berjumlah 602 orang. Alasan pengambilan sampel pada kelas X,

karena Pelajaran Sejarah Indonesia diampu oleh siswa kelas X.

Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Slovin sebagai

berikut :

Ket:
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
e : tingkat error = 0,1
602
𝑛=
1 + (602 x 0,052 )

𝑛 = 240,32 ~ 240

Jadi, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 240

responden. Jumlah anggota sampel dilakukan dengan cara proportionate

stratified random sampling dengan menggunakan rumus:

𝑁𝑖
𝑛𝑖 = 𝑥𝑛
𝑁

ni : jumlah anggota sampel


n : jumlah sampel (240)
Ni : Jumlah anggota strata
N: jumlah anggota populasi
𝑁𝑖 105
Sampel dari SMAS Bakti Mulya 400: 𝑛𝑖 = 𝑥𝑛= 𝑥 240 = 42 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑁 602

𝑁𝑖 217
Sampel dari SMAS Bakti Idhata : 𝑛𝑖 = 𝑥𝑛= 𝑥 240 = 86 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑁 602

𝑁𝑖 280
Sampel dari SMAS Hang Tuah 1: 𝑛𝑖 = 𝑥𝑛= 𝑥 240 = 112 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑁 602
46

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Dari sisi sumber, data terbagi atas data primer dan data sekunder

(Umar, 2013). Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah

a. Data Primer

Menurut Sekaran & Bougie (2017), data primer yaitu data yang

berasal langsung dari sumber data yang dikumpulkan secara khusus dan

berhubungan langsung dengan permasalahan yang diteliti. Sumber data

primer dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket atau

kuesioner. Pembahasan masalah ini dibatasi pada responden yang

merupakan Siswa Kelas X SMAS Bakti Mulya 400 , SMAS Bakti Idhata

dan SMAS Hang Tuah 1 Jakarta Selatan. Sumber data primer lainnya

yaitu data hasil belajar siswa, yaitu penilaian tengah semester pada

pelajaran Sejarah Indonesia.

b. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari teori yang

berhubungan dengan masalah penelitian, seperti jurnal, buku, atau

penelitian yang relevan.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Merupakan pengambilan data dengan cara mengumpulkan sejumlah

dokumen terkait masalah penelitian yang dapat diperoleh melalui, grafik,

gambar, data statistik, dan lain-lain. Studi dokumentasi dalam penelitian


47

ini dilihat dari dokumen penilaian tengah semester siswa kelas X pada

semester 1 untuk mata pelajaran Sejarah Indonesia.

b. Kuesioner

Merupakan pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket

yang berisi daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan variabel dalam

penelitian. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan data, informasi

dan keterangan lain yang diperlukan peneliti yang diberikan kepada

responden di lingkungan SMAS Bakti Mulya 400 , SMAS Bakti Idhata

dan SMAS Hang Tuah 1 kelas X Jakarta Selatan.

Sebelum kuesioner disebarkan kepada sampel dalam penelitian,

terlebih dahulu dilakukan pretest untuk menguji validitas dan reliabilitas

setiap item pertanyaan pada kuesioner. Setelah dilakukan pretest, maka

hanya item yang valid dan reliable yang dapat dijadikan sebagai item

pertanyaan dalam penelitian aktual.

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

dalam suatu penelitian (Arikunto, 2010).

1. Variabel Dependen

Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

prestasi belajar siswa, yaitu nilai hasil belajar yang tertulis di Penilaian

Tengah Semester pada Siswa Kelas X SMAS Bakti Mulya 400 , SMAS
48

Bakti Idhata dan SMAS Hang Tuah 1 Jakarta Selatan untuk mata pelajaran

Sejarah Indonesia.

2. Variabel Independen

Variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Perhatian Orang Tua (X1), yaitu skor total dari hasil penilaian responden

terhadap pernyataan-pernyataan dalam kuesioner yang menggambarkan

tingkatan kebutuhan orang tua dan kontribusi yang diberikan orang tua

kepada anaknya dalam pembelajaran. Tingkatan kebutuhan orang tua

terdiri dari indikator dukungan, pendidikan, hubungan orang tua dan

guru, dan komunikasi. Sementara indikator kontribusi orang tua terdiri

dari kebijakan, sumber belajar, kolaborasi, dan informasi.

b. Kebiasaan Belajar Siswa (X2), yaitu skor total dari hasil penilaian

responden terhadap pernyataan-pernyataan dalam kuesioner yang

menggambarkan perubahan tingkah laku dalam kegiatan belajar yang

terdiri dari dimensi waktu belajar, ruang belajar dan cara belajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka operasionalisasi variabel dalam

penelitian ini dituliskan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator No Soal Sumber


Prestasi Ranah Hasil Penilaian Djamarah
Belajar kognitif Tengah Semester (2014)
Siswa (Y)
Perhatian Tingkat Dukungan orang tua 1,2,3 Hornby &
Orang Tua Kebutuhan Hubungan orang tua 4,5,6,7 Lafaele
(X1) Orang tua dan guru (2011)
Komunikasi Orang tua 8,9,10
49

Kontribusi Kebijakan waktu 11,12


Orang Tua belajar siswa
Pemenuhan kebutuhan 13,14,15
belajar siswa
Kolaborasi 16,17,18
Kebiasan Waktu Persiapan belajar 19,20,21 Urh &
Belajar belajar siswa Jereb
Siswa(X2) siswa Jam belajar siswa 22,23,24 (2014)
Lama belajar siswa 25, 26
Ruang Tempat belajar siswa 27,28,29
belajar Posisi belajar ssiwa 30,31,32
siswa
Cara belajar Membuat rencana 33,34,35
siswa belajar
Belajar jika ada 36,37,38
ulangan
Rutinitas Pemanfaatan waktu 39,40,41
Belajar belajar siswa
siswa Konsistensi belajar 42,43,44,45
siswa

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Hasil Penilaian Tengah Semester, digunakan untuk menentukan prestasi

belajar siswa. Yaitu nilai yang tertera pada penilaian tengah semester 1

pada mata pelajaran Sejarah Indonesia.

2. Kuesioner, digunakan untuk evaluasi variabel Perhatian Orang tua dan

Kebiasan Belajar Siswa.

Kuesioner yang dibuat dikembangkan dengan menggunakan skala Likert

(Likert Scale). Skala Likert (Likert scale) yaitu dimana responden menyatakan

tingkat setuju atau tidak setuju mengenai berbagai pernyataan tentang perilaku,

objek, orang, atau kejadian (Sugiyono, 2017). Dengan skala Likert, maka

variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator


50

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen

yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Tabel 3.4 Tabel Skala Likert

Pilihan Nilai
Tidak Pernah 1
Jarang 2
Kadang - Kadang 3
Sering 4
Selalu 5
Sumber: Sugiyono (2017)
G. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

dengan menggunakan analisa kuantitatif untuk menguji pengaruh antar variabel

bebas (x) terhadap variabel terikat (y) yaitu dengan menggunakan instrumen:

1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang telah

disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara

tepat. Validitas suatu instrumen menggambarkan tingkat kemampuan alat

ukur yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran

pokok pengukuran. Bila instrumen tersebut mampu untuk mengukur

variabel yang diukur maka disebut sebagai valid, dan sebaliknya apabila

tidak mampu untuk mengukur variabel yang diukur maka akan disebut tidak

valid (Sekaran& Bougie (2017).

Pengujian validitas instrumen menggunakan Analyst Correlate

Bivariate untuk mencari correlation coefficient dari Product Moment


51

Pearson dengan SPSS. Kemudian dibandingkan dengan nilai r table untuk

α=0.05 dengan derajat kebebasan (dk=n-2) sehingga didapat r table. Untuk

butir pernyataan dengan nilai koefisien korelasi (r hitung) > r table maka

butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Reliabilitas instrument menggambarkan pada kemantapan dan keajegan

alat ukur yang digunakan. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas

atau keajegan yang tinggi atau dapat dipercaya, apabila alat ukur tersebut

stabil sehingga dapat diandalkan (dependability) dan dapat digunakan untuk

meramalkan (predictability) (Sekaran& Bougie (2017).

Pada penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan metode Cronbach

Alpha. Reliabilitas diukur dengan menguji tingkat konsistensi hasil

pengukuran jika dilakukan pengukuran ulang. Andal atau tidaknya suatu

data dapat dilihat dari koefisien alpha yang dihasilkan, data yang mendekati

angka 1 (satu) dapat dikatakan memiliki keandalan tinggi. Menurut Hair et

al. (2006), nilai koefisien Cronbach Alpha yang mendekati 1 menunjukkan

bahwa hasil yang diperoleh semakin konsisten sehingga dikatakan

mempunyai reliabilitas yang tinggi. Suatu data dikatakan akurat jika nilai

koefisien cronbachalpha minimum adalah 0,60 (Malhotra, 2007). Uji

reliabilitas pada penelitian ini menggunakan program Statistical Product

and Service Solution (SPSS)

Peneliti akan melakukan studi pendahuluan untuk menguji tingkat

validitas dan reliabilitas kepada 30 orang responden sebelum menyebarkan


52

kuesioner kepada seluruh responden yang dijadikan sampel penelitian yang

akan dilaksanakan.

2. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang

karakteristik responden. Selain itu, analisis deskriptif pada penelitian ini

juga menjelaskan tentang gambaran jawaban responden mengenai variabel-

variabel penelitian. Teknik yang digunakan dalam analisis ini adalah dengan

menggunakan distribusi frekuensi. Gambaran karakteristik responden diolah

dengan menggunakan Microsoft Excel, sedangkan untuk mendapatkan

gambaran jawaban responden atas variabel-variabel penelitian

menggunakan skor rata-rata.

3. Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis digunakan untuk mengetahui apakah analisis

data untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Analisis varians

menpersyaratkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

dan kelompok-kelompok yang dibandingkan homogen. Oleh karena itu

analisis varians mempersyaratkan uji normalitas dan homogenitas data.

Pengujian persyaratan analisis dilakukan dengan mengukur normalitas

dan homogenitas penelitian. Apabila perhitungan normalitas dan

homogenitas terpenuhi, maka baru dilakukan analisis lebih lanjut dengan

melakukan pengujian hipotesis.


53

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas diperlukan karena

untuk melakukan pengujian-pengujian variabel lainnya dengan

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika

asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik

parametrik tidak dapat digunakan (Ghozali, 2007). Uji statistik yang

digunakan untuk uji normalitas data dalam penelitian ini adalah uji

Kolmogorov-Smirnov. Hasil analisis ini kemudian dibandingkan dengan

nilai kritisnya. Menurut Santoso (2007), menjelaskan output test of

normality, ada pedoman pengambilan keputusan, yaitu:

1) Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05 maka data berdistribusi normal

2) Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi

normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua

atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki

variansi yang sama. sama. Uji ini dilakukan dengan membuat hipotesis

Ho yaitu data populasi bervariasi homogen dan Ha yaitu data populasi

bervariasi tidak homogen. Uji homogenitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan uji Levene Test.

1) Jika tingkat signifikansi < 0,05, maka varians tidak homogen;

2) Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka varians homogen


54

c. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua varibael

memiliki hubungan yang linear secara signifikan atau tidak. Data yang

baik seharusnya memiliki hubungan yang linear antara variabel predictor

(X) dengan variabel kriterium (Y). Dasar pengambilan keputusan dalam

uji linearitas dapat dilakukan dengan dua cara:

1) Melihat tingkat signifikansi

• Jika nilai signifikansi > 0,05, maka terdapat hubungan linear

• Jika nilai signifikansi < 0,05, maka tidak terdapat hubungan linear

2) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel

• Jika Fhitung < Ftabel, maka terdapat hubungan linear

• Jika Fhitung > Ftabel, maka tidak terdapat hubungan linear

4. Analisis Inferensial

Analisis inferensial dilakukan untuk pengujian hipotesis dengan

langkah sebagai berikut:

a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan/korelasi

dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Tinggi rendahnya keeratan

antar variabel penelitian dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi

sederhana (r) yang diperoleh dari hasil analisis penelitian. Analisis

korelasi yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan korelasi

product moment.
55

Untuk menafsirkan angka korelasi digunakan kriteria menurut

Sugiyono (2017) sebagai berikut:

0,00 – 0,199 : korelasi sangat lemah

0,20 – 0,399 : korelasi lemah

0,40 – 0,599 : korelasi sedang

0,60 – 0,799 : korelasi kuat

0,80 – 1,000 : korelasi sangat kuat

b. Analisis Determinasi

Analisis ini sama dengan uji R squared, Nilai R squared

menyatakan besarnya pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel

terikat. Misalkan diperoleh nilai R squared sebesar 75%, artinya bahwa

terdapat variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap Y sebesar 25%

(100%-75%). Dan jika suatu saat diperoleh nilai R squared sebesar

100%, maka berarti tidak ada variabel lain yang berpengaruh terhadap

variabel terikat Y.

c. Analisis Regresi

Analisis regresi adalah salah satu metode yang sangat popular dalam

mencari hubungan antara 2 variabel atau lebih. Variabel-variabel yang

dikomputasi selanjutnya dikelompokkan menjadi variabel dependen yang

biasanya dinotasikan dengan huruf Y dan variabel independen yang

biasanya dinotasikan dengan huruf X.


56

Analisis regresi dalam penelitian ini menggunakan regresi linear

berganda. Bentuk persamaan regresi linear berganda dituliskan sebagai

berikut:

Y = a + b1X1 +b2X2 + e

Keterangan :

Y : Variabel dependen (Prestasi Belajar Siswa)

a : Koefisien Konstanta

b1, b2 : Koefisien Regresi

X1 : Variabel Independen (Perhatian Orang Tua)

X2 : Variabel Independen (Kebiasaan Belajar Siswa)

e : tingkat error

Analisis regresi dilakukan dengan melakukan uji anova (Uji F) dan

Uji t. Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat kepercayaan terhadap

model yang diperoleh. Jika nilai signifikansi Fhitung> Ftabel, maka

diputuskan menerima model regresi tersebut.

Uji t (uji parsial), Uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi

pengaruh masing-masing variabel bebas. Jika nilai thitung> ttabel, maka

diputuskan bahwa variabel bebas secara parsial berpengaruh terhadap

variabel terikat (Y).

Langkah-langkah pengujian hipotesis diuraikan sebagai berikut:

a. Merumuskan hipotesis

H0 : β1 = β2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel independen (X1 dan X2) terhadap variabel dependen (Y).


57

Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel independen (X1 dan X2) terhadap variabel dependen (Y).

b. Menentukan Tingkat Signifikan (α)

Tingkat signifikan (significant level) yang digunakan sebesar 5%.

c. Kriteria Pengambilan keputusan

H0 diterima jika : nilai signifikansi α > 5%

H0 ditolak jika: nilai signifikansi α < 5%

d. Hipotesis Statistik

1) Hipotesis 1

H0 : 1 = 2 = 0 = 0 → tidak terdapat pengaruh signifikan

Perhatian Orang Tua dan Kebiasaan Belajar Siswa

secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar

Sejarah Indonesia

H1 : 1 ≠ 0 , 2 ≠ 0 → terdapat pengaruh signifikan

Perhatian Orang Tua dan Kebiasaan Belajar Siswa

secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar

Sejarah Indonesia

2) Hipotesis 2

H0 : 1 = 0→ tidak terdapat pengaruh signifikan Perhatian

Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Sejarah Indonesia

H1 :1 ≠ 0→ pengaruh signifikan Perhatian Orang Tua

terhadap Prestasi Belajar Sejarah Indonesia.


58

3) Hipotesis 3

H0 : 2 = 0→ tidak terdapat pengaruh signifikan

Kebiasaan Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar

Sejarah Indonesia.

H1 : 2 ≠ 0→ terdapat pengaruh signifikan Kebiasaan

Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Sejarah

Indonesia.

H. Hipotesis Statistik

Untuk memperoleh hasil yang benar perlu di dukung oleh data yang benar

pula. Sedangkan benar tidaknya tergantung pada benar dan tidaknya instrumen

penelitian. Instrumen yang baik harus memenuhi dua syarat penting yaitu valid

dan reliabel. Uji validitas dan relaibilitas dilakukan terhadap data berasal dari

kuesioner yang dibagikan kepada 30 orang.

1. Uji Validitas

Untuk menguji validitas instrumen dalam penelitian ini, dilakukan uji

melalui tahapan-tahapan berikut:

a. Menghitung nilai rhitung (diperoleh dari hasil perhitungan). Dalam

penelitian ini proses perhitungan dilakukan dengan menggunaan

program SPSS. Pada hasil output SPSS, nilai rhitung adalah nilai pada

kolom Corrected Item-Total Correlation

b. Menentukan nilai rtabel (diperoleh dari tabel statistik), dengan tingkat

signifikansi (α) = 5% dan derajat kebebasan (dk) = n-2.


59

Karena jumlah responden (n) dalam uji pendahuluan adalah 30 orang,

maka

dk = 30-2 = 28

nilai rtabel dengan dk=28 dan α = 5% adalah 0,361

c. Membandingkan antara rhitung dengan rtabel

Jika rhitung > rtabel maka instrumen dinyatakan valid

rhitung < rtabel maka instrumen dinyatakan tidak valid

Dan instrument yang digunakan dalam analisis selanjutnya adalah

instrument yang valid. Hasil pengujian validitas instrumen variabel

Perhatian Orang Tua (X1) dituliskan sebagai berikut:

Tabel 3.5. Pengujian Validitas Variabel Perhatian Orang Tua (X1)

No Kode Pernyataan rhitung rtabel Keterangan


1 POT1 0.543 0.361 valid
2 POT2 0.424 0.361 valid
3 POT3 0.513 0.361 valid
4 POT4 0.458 0.361 valid
5 POT5 0.515 0.361 valid
6 POT6 0.693 0.361 valid
7 POT7 0.463 0.361 valid
8 POT8 0.732 0.361 valid
9 POT9 0.828 0.361 valid
10 POT10 0.617 0.361 valid
11 POT11 0.368 0.361 valid
12 POT12 0.567 0.361 valid
13 POT13 0.386 0.361 valid
14 POT14 0.388 0.361 valid
15 POT15 0.670 0.361 valid
16 POT16 0.526 0.361 valid
17 POT17 0.592 0.361 valid
18 POT18 0.475 0.361 valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2023)
60

Berdasarkan tabel di atas, semua pernyataan dinyatakan valid, karena

memiliki nilai rhitung > rtabel, Sehingga, 18 butir pernyataan pada variabel

Perhatian Orang Tua dapat digunakan untuk pengambilan data berikutnya.

Hasil pengujian validitas instrumen variabel Kebiasaan Belajar Siswa

(X2) dituliskan sebagai berikut:

Tabel 3.6. Pengujian Validitas Variabel Kebiasaan Belajar Siswa (X2)

No Kode Pernyataan rhitung rtabel Keterangan


1 KB1 0.473 0.361 valid
2 KB2 0.808 0.361 valid
3 KB3 0.512 0.361 valid
4 KB4 0.788 0.361 valid
5 KB5 0.540 0.361 valid
6 KB6 0.593 0.361 valid
7 KB7 0.451 0.361 valid
8 KB8 0.553 0.361 valid
9 KB9 0.840 0.361 valid
10 KB10 0.813 0.361 valid
11 KB11 0.628 0.361 valid
12 KB12 0.843 0.361 valid
13 KB13 0.892 0.361 valid
14 KB14 0.880 0.361 valid
15 KB15 0.833 0.361 valid
16 KB16 0.740 0.361 valid
17 KB17 0.798 0.361 valid
18 KB18 0.511 0.361 valid
19 KB19 0.593 0.361 valid
20 KB20 0.264 0.361 Tidak valid
21 KB21 0.723 0.361 valid
22 KB22 0.311 0.361 Tidak valid
23 KB23 0.222 0.361 Tidak valid
24 KB24 0.423 0.361 valid
25 KB25 0.578 0.361 valid
26 KB26 0.752 0.361 valid
27 KB27 0.277 0.361 Tidak valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2023)
61

Berdasarkan tabel diatas, terdapat 4 butir pertanyaan yang tidak valid

dimana rhitung < rtabel, yaitu pertanyaan nomor 20, 22, 23 dan 27. Sehingga

empat butir pernyataan tersebut di drop dan tidak digunakan dalam

penelitian. Selanjutnya uji validitas kedua dilakukan pada 23 butir

pernyataan untuk menguji validitasnya. Hasil pengolahan validitas untuk

variabel Kebiasaan Belajar Siswa (X2) dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.7. Pengujian Validitas Kedua Variabel Kebiasaan Belajar


Siswa (X2)
No Kode Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
1 KB1 0.456 0.361 valid
2 KB2 0.826 0.361 valid
3 KB3 0.511 0.361 valid
4 KB4 0.814 0.361 valid
5 KB5 0.507 0.361 valid
6 KB6 0.545 0.361 valid
7 KB7 0.427 0.361 valid
8 KB8 0.494 0.361 valid
9 KB9 0.853 0.361 valid
10 KB10 0.826 0.361 valid
11 KB11 0.659 0.361 valid
12 KB12 0.852 0.361 valid
13 KB13 0.906 0.361 valid
14 KB14 0.891 0.361 valid
15 KB15 0.857 0.361 valid
16 KB16 0.775 0.361 valid
17 KB17 0.823 0.361 valid
18 KB18 0.555 0.361 valid
19 KB19 0.609 0.361 valid
20 KB21 0.725 0.361 valid
21 KB24 0.424 0.361 valid
22 KB25 0.584 0.361 valid
23 KB26 0.762 0.361 valid
62

Berdasarkan tabel di atas, semua pernyataan dinyatakan valid, karena

memiliki nilai rhitung > rtabel, Sehingga, pernyataan pada variabel Perhatian

Orang Tua terdiri dari 23 butir yang digunakan untuk pengambilan data

berikutnya.

2. Uji Reliabilitas

Dalam penentuan tingkat reliabilitas, suatu instrumen penelitian dapat

diterima atau dikatakan andal atau reliabel apabila memiliki koefisien Alpha

Cronbach > 0.60 (Malhotra, 2007). Hasil pengujian reliabilitas instrumen

penelitian dirangkum sebagai berikut:

Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian


Jumlah Koefisien Alpha
Variabel Keterangan
Pernyataan Cronbach
Perhatian Orang Tua 18 0.893 Reliabel
Kebiasaan Belajar 23 0.955 Reliabel
Siswa
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2023)

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas yang dijelaskan di atas,

dapat disimpulkan bahwa rancangan kuesioner yang dibuat untuk mengukur

variabel Perhatian Orang Tua dan Kebiasaan Belajar Siswa dianggap

reliabel atau dapat dipercaya untuk mengukur semua variabel dalam

penelitian. Sebanyak 41 pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel. Setelah

instrumen yang digunakan dalam penelitian ini valid dan reliabel, maka

analisis data berikutnya dapat dilakukan.


63

DAFTAR PUSTAKA

Abd Razak, Z., Zuwati, H., & Umi Kalsum, M. S. (2013). Family Context and its
relationship with parental involvement in the education of secondary school
chilren.International Journal of Asian Social Science, 3(4), 1063–1076.
Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran.Bandung:Alfabeta
Berk, L. E. (2006). Child development. Boston, Pearson Edu.
Carter, C., Bishop, J., & Kravits S.L. (2011). Keys to Effective Learning: Study
Skills and Habits for Success, 6/E. Prentice Hall.
Dimyati & Mudjiono. 2013. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Pola Asuh Orangtua dan Komunikasi dalam
Keluarga: Upaya Membangun Citra Membentuk Pribadi Anak. Jakarta:
Rineka Cipta.
Graha, C. (2007). Keberhasilan anak di tanganorangtua. Jakarta: Elex Media
Komputindo
Isti’adah, FN. 2020. Teori-teori belajar dalam pendidikan. Tasikmalaya: Edu
Publisher
Morrison, G. S. (2008). Fundamentals of early childhood education, 5th ed. New
Jersey:Pearson Education, Inc.
Nashori, Fuad. 2005. Profil orang tua anak – anak berprestasi. Insania Cita Press.
Yogyakarta
Patall, E.A., Cooper, H., & Robinson, J.C. (2008). Parental involvement in
homework: A research synthesis. Review of Educational Research,78, 1039-
1101.
Psychology Today, (2011). Habit Formation, Retrieved February 9, 2012, from
http://www.psychologytoday.com/basics/habit formation.
Purwanto, Ngalim. 2017. Psikologi Pendidikan cetakan ke 28. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya
Sekaran, Uma dan Bougie, R. 2017.Metode Penelitian untuk Bisnis Pendekatan
Pengembangan-Keahlian. Jakarta. Salemba Empat.
Slameto.(2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Memengaruhinya. Jakarta:Rineka
Cipta
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
64

Suryabrata, Sumadi, 2011. Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada
Umar, Husein. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta:
Rajawali
Urh, Marko., & Jereb, Eva. 2014. Learning habits in higher education. Procedia -
Social and Behavioral Sciences 116 ( 2014 ) 350 – 355
65

LAMPIRAN

INSTRUMEN PENELITIAN

Responden yang terhormat,


Saya mahasiswa program studi Magister Pendidikan Universitas
Indraprasta (Unindra). Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang diajukan
untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna memperoleh gelar Magister
Pendidikan.
Profil individu dari data yang terkumpul hanya akan dipergunakan untuk
kepentingan penelitian, dan kerahasiaannya akan dijamin peneliti dari
penyalahgunaan. Kesediaan Anda untuk memberikan jawaban pada kuesioner
akan sangat membantu saya dalam melakukan penelitian dan penyusunan tesis ini.
Atas perhatian dan waktu yang anda berikan, saya ucapkan terima kasih.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Sekolah :

PERTANYAAN
Cara menjawab kuesioner :
1. Dimohon untuk membaca setiap pernyataan dengan teliti.
2. Dimohon untuk menjawab setiap pernyataan yang terdapat dalam kuesioner.
3. Berilah tanda silang (X) pada kotak yang disediakan sesuai dengan apa yang
Anda rasakan berdasarkan pengalaman Pembelajaran Sejarah Indonesia

Keterangan :

SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang – Kadang
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
66

A. Variabel Perhatian Orang Tua

SL SR KD JR TP
No. Pertanyaan
(5) (4) (3) (2) (1)
Orang tua memberikan fasilitas belajar
yang memadai untuk mempermudah
1
proses pembelajaran di rumah (seperti
mengikuti Les/ bimbingan belajar/)
Orang tua memberikan fasilitas belajar
yang memadai untuk mempermudah
proses pembelajaran di sekolah
2
(membelikan buku paket, LKS, alat
tulis yang lengkap dan paket internet
yang mendukung proses belajar )
Orang Tua memberikan dukungan
3
penuh terhadap kegiatan belajar
Orang tua saya berhubungan baik
4
dengan guru kelas di sekolah
Orang tua saya berhubungan baik
5
dengan wali kelas di sekolah
Orang tua saya mengikuti
6 perkembangan belajar melalui wali
kelas
Orang tua saya menghubungi guru
7
kelas secara berkala
Orang tua menjelaskan kepada saya
8
pentingnya kegiatan belajar
Orang tua menanyakan tugas, PR atau
9
Hasil Ulangan kepada saya
Orang tua menanyakan kegiatan yang
10
saya lakukan selama di sekolah
Orang tua memberikan kebebasan
11
waktu untuk belajar kepada saya
Orang tua mengatur waktu bermain
12 saya agar tidak mengganggu waktu
belajar
Orang tua membelikan buku paket
13
pelajaran yang saya butuhkan
Orang tua menyediakan ruangan
14
khusus untuk saya belajar
Orang tua membelikan buku pelajaran,
15 alat tulis, paket internet untuk
pembelajaran ketika saya memintanya
Orang tua membantu saya saat
16
mengalami kesulitan belajar baik tugas
67

ataupun pekerjaan rumah


Orang tua memuji dan memberikan
hadiah ketika saya mendapatkan nilai
17
yang bagus

Orang tua memarahi atau memberikan


18 hukuman ketika saya mendapatkan
nilai yang jelek

B. Variabel Kebiasaan Belajar Siswa


SL SR KD JR TP
No. Pertanyaan
(5) (4) (3) (2) (1)
19 Saya mempersiapkan diri untuk
belajar dengan hati-hati .
Saya menyiapkan rencana waktu
20
untuk belajar.
Saya memutuskan kapan saya akan
21
belajar secara spontan.
22 Saya belajar setiap saat/waktu.
Saya kebanyakan belajar beberapa
23
hari sebelum jadwal ujian.
Saya belajar hanya sehari sebelum
24
jadwal ujian.
Saya belajar beberapa jam dalam
25
sehari.
Saya belajar dalam interval (seperti:
26
belajar 1 jam, istirahat 15 menit).
Saya belajar / mengulang Pelajaran
27
di perpustakaan.
Saya belajar/mengulang pelajaran di
28
rumah.
Saya belajar di luar rumah (contoh:
29
di alam, taman dan lain - lain.).
30 Saya belajar duduk di depan meja.
Saya lupa belajar / megulang
31
pelajaran.
Saya hanya bisa belajar di ruangan
32
yang segar dan ditayangkan.
Saya hanya bisa belajar di tempat
33
tertentu.
34 Saya bisa belajar di mana saja.
35 Apabila guru memberikan PR, saya
68

mengajak teman untuk berdiskusi


membahas PR yang diberikan.
Saya berdiskusi secara kelompok
36 untuk membahas materi yang
dipelajari sebelum / sesudahnya
Apabila ada persoalan yang tidak
dapat dipecahkan dalam belajar
37
kelompok, kami bertanya pada guru
kelas
Saya mencatat materi pokok yang
38
diajarkan oleh guru kelas
Saya membaca materi sambil
39 menandai materi yang dianggap
penting
Saya membuat rangkuman dari buku
40
yang saya pelajari
Saya mengulang kembali materi
41
yang telah diajarkan di sekolah
Saya mengerjakan tugas / PR yang
42
diberikan oleh guru
Saya mengumpulkan tugas / PR
43
tepat waktu
Saya tetap belajar sungguh-sungguh
44 walaupun peralatan belajar kurang
lengkap
Saya memanfaatkan fasilitas belajar
45 yang telah tersedia di rumah dan di
sekolah secara baik dan bijaksana

Kuesioner Selesai
Terima kasih
69

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

(OUTPUT SPSS)

Variabel Kebiasaan Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.948 27

Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

KB1 92.8000 213.821 .473 .947


KB2 92.5667 198.254 .808 .944
KB3 92.9333 210.340 .512 .947
KB4 92.7333 204.133 .788 .944
KB5 92.7333 211.375 .540 .947
KB6 92.5333 205.706 .593 .947
KB7 92.5667 210.185 .451 .948
KB8 92.2667 205.857 .553 .947
KB9 92.8000 203.338 .840 .944
KB10 92.7333 204.547 .813 .944
KB11 92.8333 210.075 .628 .946
KB12 92.5667 200.599 .843 .943
KB13 92.4000 197.903 .892 .943
KB14 92.4667 196.326 .880 .943
KB15 92.4333 201.082 .833 .944
KB16 92.4667 205.016 .740 .945
KB17 92.4333 203.771 .798 .944
KB18 92.7000 214.286 .511 .947
KB19 92.7000 208.562 .593 .946
KB20 92.9333 220.271 .264 .949
KB21 92.5667 211.495 .723 .946
KB22 92.4333 217.289 .311 .949
KB23 92.0667 218.064 .222 .950
KB24 92.3333 214.161 .423 .948
70

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

KB25 91.9000 208.507 .578 .947


KB26 91.8667 205.844 .752 .945
KB27 91.9667 215.137 .277 .950

Hasil uji coba kedua

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.955 23

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

KB1 77.9333 191.444 .456 .955


KB2 77.7000 175.941 .826 .951
KB3 78.0667 187.857 .511 .955
KB4 77.8667 181.430 .814 .952
KB5 77.8667 189.499 .507 .955
KB6 77.6667 184.713 .545 .955
KB7 77.7000 188.286 .427 .956
KB8 77.4000 185.214 .494 .956
KB9 77.9333 180.961 .853 .951
KB10 77.8667 182.120 .826 .952
KB11 77.9667 186.999 .659 .953
KB12 77.7000 178.424 .852 .951
KB13 77.5333 175.775 .906 .950
KB14 77.6000 174.317 .891 .950
KB15 77.5667 178.530 .857 .951
KB16 77.6000 182.041 .775 .952
KB17 77.5667 181.082 .823 .952
KB18 77.8333 190.833 .555 .955
KB19 77.8333 185.799 .609 .954
KB21 77.7000 188.907 .725 .953
KB24 77.4667 191.430 .424 .956
KB25 77.0333 185.964 .584 .954
KB26 77.0000 183.379 .762 .952
71

Variabel Perhatian Orang Tua

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.893 18

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha


Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

POT1 53.5333 105.223 .543 .887


POT2 53.4667 107.361 .424 .891
POT3 53.3333 106.851 .513 .888
POT4 53.1667 106.557 .458 .890
POT5 53.4667 106.947 .515 .888
POT6 52.8000 97.683 .693 .881
POT7 52.3000 106.700 .463 .889
POT8 53.6333 106.585 .732 .884
POT9 53.4000 97.972 .828 .877
POT10 53.3000 103.321 .617 .885
POT11 53.7667 109.495 .368 .892
POT12 53.1000 103.748 .567 .886
POT13 53.2667 109.099 .386 .892
POT14 52.5667 104.530 .388 .894
POT15 53.5333 106.464 .670 .885
POT16 52.8333 103.385 .526 .888
POT17 52.7000 100.148 .592 .885
POT18 53.5000 105.845 .475 .889

Anda mungkin juga menyukai