ROSITA
1310817035
PROPOSAL TESIS
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga proposal tesis yang berjudul “Pengaruh
Gaya Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika
Kelas X SMAN 01 Mempawah Kalimantan Barat” dapat terselesaikan dengan baik.
Penelitian ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Metode
Penelitian. pada Program Studi Pendidikan Fisika Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta.
Dalam penyusunan proposal ini tidak terlepas dari dorongan, bimbingan, bantuan dan
saran dari berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. Cecep E Rustana, Ph.D selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian pada
jurusan Pendidikan Fisika Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakart, yang telah
memberikan wawasan, motivasi, bimbingan dan arahan hingga terselesainya tesis ini.
2. Kepada kedua orang tua dan keluarga atas dukungannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal ini.
3. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan Agustus 2017 Pascasarjana Program Studi Pendidikan
Fisika yang telah banyak memberikan bantuan dan saran-saran sehingga penulis dapat
proposal ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
kelancaran penulisan proposal ini.
Semoga Alloh SWT melimpahkan pahala atas jasa-jasa dan kebaikan mereka. Penulis
menyadari tesis ini masih jauh dari sempurna, penulis mengharapkan saran yang membangun
dari pembaca. Amin yaa Robbal’alamin.
Jakarta
Rosita
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap anak berbeda dalam menerima dan mengolah informasi, tergantung pada
tingkat pemahaman berfikir anak dalam menerima informasi yang disampaikan oleh
guru. Perbedaan tersebut disebabkan gaya anak dalam memahami pelajaran, anak
akan menggunakan gaya belajarnya masing-masing sesuai dengan tingkat kesulitan
materi yang disampaikan guru. Secara klasikal gaya belajar dalam proses
pembelajaran terdapat tiga macam gaya belajar, yaitu gaya belajara visual, kinestetik,
dan auditorial. Anak akan menggunakan ketiga gaya belajar tersebut pada saat
tertentu jika mereka menginginkannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rose dan
Nicholl dalam (DePorter, Readon, & Nourie, 2000) “dalam kenyataannya, kita semua
memiliki ketiga gaya belajar itu, hanya saja biasanya satu gaya mendominasi”.
Pendapat tersebut juga didukung oleh pernyataan Bandler dan Gindler dalam
(DePorter, Readon, & Nourie, 2000) “meskipun kebanyakan orang memiliki akses ke
ketiga modalitas visual, auditorial, dan kinestetik hampir semua orang cenderung pada
salah satu modalitas belajar”. Gaya belajar pada dasarnya menguraikan aspek-aspek
perbedaan individu yang menyangkut cara mengingat, berfikir, dan memecahkan soal,
Nasution (dalam Yusnidar, 1993). Gaya belajar seseorang akan mempengaruhi cara
seseorang memperoleh dan menerima informasi yang ada pada akhirnya akan
mempengaruhi hasil belajar secara optimal.
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan (Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, 2000). Pendidikan merupakan segala
pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja (usia sekolah) yang
diserahkan kepadanya (sekolah) agar mempunyai kemampuan kognitif dan kesiapan
mental yang sempurna dan berkesadaran maju yang berguna bagi mereka untuk terjun
ke masyarakat, menjalin hubungan sosial, dan memikul tanggung jawab mereka
sebagai individu dan makhluk sosial (Soyomukti, 2010). Pendidikan memegang
peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
menjamin kelangsungan hidup. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya dikelola
dengan optimal. Hal tersebut bias tercapai apabila pendidik dan peserta didik
memiliki interaksi yang baik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pendidik
1
untuk mendapatkan interaksi yang baik dari peserta didiknya adalah dengan cara
mengetahui tipe gaya belajar peserta didik atau siswa. Gaya belajar mengacu pada
cara belajar yang lebih disukai peserta didik. Gaya belajar adalah kunci untuk
mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi – situasi antar
pribadi (De Porter, 2001). Ketika menyadari bahwa bagaimana seseorang menyerap
dan mengolah informasi, belajar dan berkomunikasi menjadi sesuatu yang mudah dan
menyenangkan. Perlu disadari bahwa tidak semua siswa mempunyai gaya belajar
yang sama. Meskipun siswa berada di sekolah atau bahkan duduk di kelas yang sama.
Kemampuan siswa untuk memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda
tingkatnya. Ada yang cepat, sedang dan ada pula yang sangat lambat. Siswa butuh
menggunakan cara termudah dalam menyerap informasi atau dapat dikatakan siswa
membutuhkan modalitas belajar. Fenomena yang terjadi di lingkungan sekolah, siswa
seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau
pelajaran yang sama. Sebagian siswa seringkali suka mencoret–coret ketika guru
memberikan pelajaran atau lebih tertarik melihat peta daripada mendengar penjelasan.
Ada juga siswa yang lebih suka mendengarkan ceramah daripada ia harus disuruh
membaca buku. Dan terdapat juga siswa yang sering melakukan gerakan anggota
tubuh ketika berbicara karena dirasa dengan melakukan hal tersebut dia akan dapat
berpikir atau belajar lebih cepat dan lebih baik daripada harus duduk dan diam. Gaya
belajar (Learning Styles) dianggap memiliki peranan penting dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Siswa yang kerap dipaksa belajar dengan cara-cara yang kurang
cocok dan berkenan bagi mereka tidak menutup kemungkinan akan menghambat
proses belajarnya terutama dalam hal berkonsentrasi saat menyerap informasi yang
diberikan. Pada akhirnya hal tersebut juga akan berpengaruh pada prestasi belajar
yang belum maksimal sebagaimana yang diharapkan.
Guru yang profesional dituntut untuk dapat menjalankan kegiatan belajar
mengajar di depan kelas, dimana proses yang berlangsung tidak hanya sekedar suatu
proses alih ilmu pengetahuan dan tehnologi semata. Dalam proses belajar mengajar,
seorang guru dituntut untuk memilih materi, model dan strategi pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan belajar siswa serta gaya belajar siswa. Gaya belajar siswa
yang berbeda-beda menuntut seorang guru untuk lebih meningkatkan
profesionalismenya dalam mengajarnya, sehingga dapat menuai hasil yang
maksimum. Beberapa manfaat guru memahami gaya belajar siswa, antara lain
mengetahui gaya belajar siswa dapat membantu guru memahami dan memudahkan
2
guru dalam menjelaskan perbedaan yang mereka temukan di kalangan para siswa.
Tidak ada satupun model pembelajaran yang dianggap paling baik diantara model
pembelajaran yang lain, karena setiap model pembelajaran mempunyai karakteristik
tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahannya. Model pembelajaran tertentu
mungkin baik untuk materi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin kurang tepat untuk
materi yang lain. Keberhasilan suatu cara penyampaian materi pelajaran berarti ada
kesesuaian antara materi bahasan, tujuan, model pembelajaran, situasi dan gaya
belajar siswa, guru dan sekolah tempat siswa belajar. Pada proses pembelajaran untuk
mengetahui keberhasilan maka diperlukan alat ukur keberhasilan siswa dalam
pembelajaran yaitu tes prestasi belajar.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, dapat di
identifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang sulit.
2. Tidak semua guru mengetahui gaya belajar dari masing-masing siswa (Halim,
Abdul: 2012).
3. Siswa kesulitan dalam menyesuaikan cara belajar mereka dengan cara mengajar
guru di sekolah. (Bire, A.L, dkk: 2014).
4. Masih banyak siswa yang menyibukkan diri dengan kegiatan lain selain belajar
ketika guru sedang menjelaskan materi pembelajaran
5. Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fisika sangat kurang.
6. Gaya Belajar dan Motivasi Belajar memiliki pengaruh yang cukup signifikan
terhadap hasil belajar siswa (Nurtilawati, dkk: 2013.)
C. PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana pengaruh gaya belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar
Mengingat masalah dalam penelitian ini masih terlalu luas maka penulis
membatasinya ke dalam siswa pada mata pelajaran fisika kelas X SMAN 01
Mempawah Kalimantan Barat”
3
D. BATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di kelas X
SMAN 01 Mempawah?
2. Seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa di kelas X
SMAN 01 Mempawah?
3. Seberapa besar pengaruh gaya belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa di kelas X SMAN 01 Mempawah
E. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk
1. Mengetahui dan mempelajari pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa
kelas X SMAN 01 Mempawah Kalimantan Barat
2. Mengetahui dan mempelajari pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa kelas X SMAN 01 Mempawah Kalimantan Barat
3. Mengetahui dan mempelajari pengaruh gaya belajar dan motivasi belajar terhadap
hasil belajar siswa kelas X SMAN 01 Mempawah Kalimantan Barat
F. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran
tentang pengaruh gaya belajar terhadap motivasi dan hasil belajar fisika
khususnya siswa kelas X SMA 01 Mempawah Kalimantan Barat
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti yang relevan dimasa yang akan
datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
Dengan gaya belajar dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Serta
meningkatkan minat peserta didik dalam pembelajaran fisika.
b. Bagi Pendidik
Dengan gaya belajar dapat meningkatkan kemampuan pendidik dalam memilih
gaya belajar yang sesuai, serta dapat memudahkan pendidik dalam proses
pembelajaran sehingga meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.
4
c. Bagi Sekolah
Dengan hasil penelitian ini, dapat memberikan masukan positif dan menjadi
alternatif model pembelajaran matematika sehingga mampu meningkatkan
kualitas sekolah sebagai lembaga pendidikan masyarakat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Tentang Gaya Belajar
a. Pengertian Gaya Belajar
Kecenderungan seorang siswa mempelajari atau memperoleh suatu
ilmu berbeda dengan siswa lain. Begitu pula dengan harapan mereka terhadap
cara guru mengajar. Perbedaan cara memperoleh dan perlakuan yang
diharapkan oleh siswa ini kemudian timbul pengertian gaya belajar. Murat
Peker & Seref Mirasyedioglu (2008) menyatakan “student learning styles can
help us understand students’ difficulties in perceiving and processing
mathematical concepts”. Maksudnya, dengan mempelajari gaya belajar siswa
guru dapat mengetahui perbedaan-perbedaan para siswa dalam mempresepsi
dan memproses konsep-konsep matematika. Hal ini berarti dengan
mempelajari gaya belajar para siswa seorang guru akan lebih terbantu dalam
proses pembelajaran. Gaya belajar merupakan kombinasi dari bagaimana
siswa menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Kecepatan
seorang siswa dalam memahami ilmu pengetahuan yang dihadapi berbeda–
beda, ada siswa yang lebih menyukai belajar di tempat yang tenang, ada yang
lebih suka belajar sambil mendengarkan radio. Ada siswa yang lebih cepat
belajar di tempat yang formal, ada yang lebih cepat belajar di tempat yang
santai. Sebagian siswa lebih senang belajar sendirian, sementara yang lain
lebih senang belajar dalam kelompok. Sebagian siswa lebih suka guru mereka
mengajar dengan cara menuliskan semua informasi di papan tulis, ada siswa
yang lebih suka guru mereka menyampaikan informasi secara lisan dan
mereka mendengarkan dengan seksama, mungkin juga ada yang
mengharapkan guru mereka memberikan kesempatan seluasluasnya kepada
siswa untuk belajar dalam kelompok dengan caranya masing-masing. Gaya
belajar siswa yang berbeda-beda menuntut seorang guru untuk lebih
meningkatkan profesionalismenya dalam mengajarnya, sehingga dapat menuai
hasil yang maksimum. Beberapa manfaat guru memahami gaya belajar siswa,
6
antara lain mengetahui gaya belajar siswa dapat membantu guru memahami
dan memudahkan guru dalam menjelaskan perbedaan yang mereka temukan di
kalangan para siswa; guru mungkin ingin mengembangkan berbagai strategi
mengajar untuk membangun kelebihan individual yang berbeda yang dimiliki
siswa; mengetahui perbedaan siswa dapat membantu guru mengembangkan
strategi belajar bagi siswanya.
Belajar adalah suatu proses. Artinya kegiatan belajar terjadi secara dinamis dan
berkelanjutan, yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam diri anak. Perubahan yang
dimaksud adalah berupa pengetahuan (knowledge) atau perilaku (behavior). Berbagai
teori tentang belajar telah dikemukakan para ahli. Gagne dalam jurnalnya Abdul Halim
(2012) mendefinisikan bahwa belajar adalah suatu proses yang mana organisme
mengalami perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman. Untuk mengukur
perubahan ini tentunya harus dibandingkan cara berprilaku organisme sebelum dan
setelah organisme tersebut mengalami proses belajar. Gredler dalam Warsita (2008)
mengemukakan konsep belajar sebagai suatu upaya atau proses perubahan tingkah laku
seseorang sebagai akibat interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada
disekitarnya. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah
laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan pengetahuan.
(kognitif), keterampilan (psikomotor), dan nilai sikap (afektif).
Dengan demikian belajar adalah proses orang memperoleh berbagaikecakapan,
keterampilan dan sikap. Proses belajar pada hakikatnya terjadi dalam diri peserta didik
yang bersangkutan, walaupun prosesnya berlangsung dalam kelompok, bersama orang
11
lain. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya
proses belajar. Dengan demikian dapat dipahami bahwa belajar adalah perubahan
perilaku seseorang menyangkut aspek pengetahuan dan keterampilan yang relatif baru
dan bersifat permanen sebagai akibat dari pengalamaan dan interaksi dengan lingkungan
yang dapat memotivasi siswa bekerjasama dengan siswa lain bukannya bersaing sehingga
dampak yang diharapkan adalah pembelajaran akan meningkat pesat.
Hamalik (2007) menyatakan bahwa “Hasil belajarmenunjuk pada prestasi belajar,
sedangkan prestasi belajar merupakan indikator ada terdapatnya perubahan tingkah laku
siswa”. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan yang terjadi dalam individu karena usaha belajar. Perubahan tingkah laku itu
meliputi perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Fisika adalah cabang Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari unsur unsur alam yang didasarkan atas
penelitian dan penalaran logis, selanjutnya berdasarkan penelitian dan penalaran logis,
lalu menganalisa dan menerangkan struktur dan peristiwa alam yang kemudian
dirumuskan menjadi pengertian-pengertian (konsep konsep), hipotesis, hukum, teori dan
persamaan persamaan matematika sebagai terjemahan dari hukum fisika.
Hasil belajar fisika adalah usaha mencapai ketuntasan belajar sesuai kompetensi
dasar yang telah diuraikan menjadi tujuan-tujuan pembelajaran fisika dalam hal ini
dibatasi pada aspek tujuan pendidikan dalam kawasan kognitif.
Hasil belajar diperoleh secara optimal diperkirakan juga didukung oleh salah satu
faktor yaitu motivasi belajar, karena dapat memberikan rangsangan dalam belajar bagi
seseorang. Motivasi belajar berperan menumbuhkan antusias, gairah, kesenangan dan
semangat untuk belajar. “Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak
energi untuk melakukan kegiatan belajarnya” Sardiman (2011).
12
penelitianya menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya
belajar siswa dengan Prestasi Belajar Praktik Instalasi Listrik siswa.
3. Bire, A.L, Geradus,U dan Bire, J (2014) dengan judul “ Pengaruh Gaya Belajar
Visual, Auditorial dan Kinestetik Terhadap Hasil Belajar Siswa” hasil penelitianya
menunjukkan pengenalan gaya belajar yang baik dapat menghasilkan hasil belajar
yang pula.
C. Kerangka Pemikiran
Gaya belajar siswa merupakan cara yang disukai oleh siswa dan dianggap paling
efektif dalam mengikuti pelajaran oleh siswa itu sendiri sehingga mampu menyerap
informasi yang diberikan oleh guru dengan baik dan cepat sehingga memperoleh hasil
yang maksimal dalam belajar. Setiap siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda
antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Setiap siswa diharapkan mampu
memahami sekaligus memanfaatkan gaya belajar yang mereka miliki sehingga dalam
kegiatan belajar mereka akan lebih mudah untuk mengikuti pelajaran dan mampu
menyerap materi pelajaran dengan baik. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap hasil
belajar, khususnya hasil belajar pada mata pelajaran fisika. Siswa yang mampu
memanfaatkan gaya belajarnya dengan baik diduga akan mendapatkan hasil belajar yang
tinggi. Sedangkan siswa yang pemanfaatan gaya belajarnya kurang baik diduga akan
mempunyai hasil belajar yang rendah.
Selain gaya belajar, motivasi belajar juga berpengaruh terhadap hasil belajar
matematika siswa. Motivasi belajar mengakibatkan munculnya dorongan efektif dan
melakukan reaksi-reaksi dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan. Kondisi ini sangat
diperlukan ketika seseorang ingin melakukan suatu kegiatan. Motivasi yang kuat
kemungkinan akan membawa pada hasil yang memuaskan dan sebaliknya motivasi yang
lemah akan membawa pada hasil yang kurang memuaskan. Siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi diduga akan memiliki hasil belajar yang tinggi, begitu juga sebaliknya.
Adanya dorongan untuk mengembangkan diri, dalam hal ini motivasi belajar, dan
kemampuan menggunakan gaya belajar yang sesuai dengan karakteristik masing-masing
siswa, maka hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar pada mata pelajaran fisika
siswa. Jika seorang siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi dan mampu
memanfaatkan gaya belajarnya dengan baik diduga akan mempunyai hasil belajar fisika
yang tinggi, sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan pemanfaatan
13
gaya belajarnya kurang baik diduga akan mempunyai hasil belajar fisika yang rendah.
Kerangka berpikir dapat digambarkan dengan skema berikut ini:
Gaya Belajar
(XI)
Hasil Belajar
(Y)
Motivasi Belajar
(X2)
D. Hipotesis Penenlitian
Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir di atas, hipotesis dalam
penelitian ini dapat disusun sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya belajar dengan hasil belajar pada
mata pelajar fisika di SMAN 01 Mempawah
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan hasilbelajar
pada mata pelajar fisika di SMAN 01 Mempawah
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya belajar dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika di SMAN 01 Mempawah.
14
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006). Dari pengertian metode
penelitian di atas terdapat beberapa hal yang diperhatikan yaitu, cara ilmiah yang dapat
diartikan bahwa kegiatan penelitian itu bercirikan keilmuan, yaitu rasional, empiris dan
sistematis. Rasional dapat diartikan masuk akal, sehingga penelitian yang dilakukan harus
dapat dicerna oleh penalaran manusia. Dan sistematis adalah langkah-langkah penelitian
yang digunakan tersusun secara logis. Metode penelitian dapat juga diartikan secara
ilmiah untuk mendapatkan data pengetahuan yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dikembangkan dan dibuktikan sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan
dan mengantisipasi masalah.
A. JENIS PENELITIAN
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan
dan pelaksanaan penelitian, yang membantu penelitian dalam pengumpulan dan
menganalisis data. Penelitian ini menggunakan metode penelitian ex post facto.
Sugiyono (1999) dalam Riduwan (2013) menjelaskan bahwa penelitian ex post facto
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan
kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menimbulkan kejadian tersebut. Sementara itu, Sukardi (2015) menyatakan penelitian
ex post facto merupakan penelitian dimana variabelvariabel bebas telah terjadi ketika
peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian.
Dalam metode ini yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari
sebuah populasi tertentu. Untuk itu dibutuhkan pengambilan sampel yang 50
representatif, sehingga sampel yang diambil dapat mewakili populasi. Sementara itu,
penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Sugiyono (2014)
menjelaskan bahwa:
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
15
Penelitian ini termasuk ke dalam tipe penelitian penjelasan (explanatory
research), karena bermaksud untuk menjelaskan pengaruh antar variabel, yaitu
pengaruh gaya belajar, motivasi belajar dan hasil belajar fisika siswa. Penelitian
penjelasan (explanatory research) disebut juga dengan penelitian pengujian hipotesa.
Singarimbun (2006) menjelaskan bahwa penelitian penjelasan atau penelitian
pengujian hipotesa (explanatory reseacrh) merupakan penelitian yang menjelaskan
hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Penelitian ini
merupakan penelitian terhadap tiga variabel yang terdiri dari satu variabel bebas dan
dua variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu gaya belajar dan
motivasi belajar. Kedua variabel bebas tersebut merupakan kejadian yang sudah
sering terjadi dan dialami oleh siswa sehingga peneliti bermaksud untuk mencari tahu
faktor-faktor yang menyebabkannya. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini
yaitu hasil belajar matematika yang diperoleh dari nilai UAS semester 1 tahun
pelajaran 2015/ 2016. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Ghozali
(2011) menyatakan bahwa untuk menguji pengaruh satu variabel terikat terhadap
variabel bebas yang lebih dari satu menggunakan regresi berganda (multiple
regression). Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penelitian ex post facto adalah penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki peristiwa
yang telah lalu dengan melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang
dapat menyebabkan kejadian tersebut serta mendeskripsikan variabel yang
memengaruhinya.
16
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
No De Ja Fe Ma Ap Mei Jun Jul
1 Tahap persiapan
a. Pengajuan judul
b. Penyusunan proposal
c. Konsultasi proposal
d. Seminar proposal
e. Pengurusan izin
2 Pelaksanaan
a. Uji coba instrumen
b. Pengambilan data
c. Review laporan
3 Tahap analisis data
4 Pembuatan laporan
a. Penyusunan Bab I-V
b. Konsultasi
c. Revisi
d. konsultasi
e. Final laporan
f. Ujian komprehensif
g. Revisi
h. Ujian tesis
i. Revisi dan penjilidan
C. VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian ini untuk mengetahui hasil belajar mata pelajar fisika
digunakan variabel penelitian terdiri dari:
1. Variabel Dependen (Variabel terikat)
Y = prestasi belajar praktik instalasi listrik
2. Variabel Independen (Variabel bebas)
X1 = gaya belajar
X2 = motivasi belajar
D. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional dari penelitian yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
17
1. Gaya belajar siswa (X1) adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang
siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan
memecahkan soal.
2. Motivasi berprestasi (X2) adalah suatu daya dalam mental manusia untuk
melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif dan lebih
efisien untuk meraih suatu hasil atau prestasi yang dikehendaki.
3. Hasil belajar mata pelajaran fisika (Y) adalah nilai ulangan umum mata pelajaran
fisika semester genap tahun pelajaran 2019/2020.
F. METODE PENELITIAN
Karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak.
Prosedur pengujian validitas konstruk berangkat dari hasil komputindo dalam hal ini
menggunakan SPSS versi 19,0. Jika nilai muatan faktor > 0,3, maka butir tersebut
dianggap valid, begitu juga sebaliknya. Uji instrumen pada penilaian ini dilakukan
dengan menggunakan “Alpha Cronbach ” diolah dengan menggunakan SPSS versi
19.
18
2. Studi Dokumentasi: Studi dokumentasi data hasil belajar siswa kelas X yang
diperoleh dari nilai ulangan umum mata pelajaran ekonomi semester genap tahun
pelajaran 2012/2013. Data tersebut didapat dari TU SMAN 01 Mempawah.
I. UJI HIPOTESIS
1. Uji parsial: Pengujian secara parsial dilakukan dengan bantuan computer program
SPSS versi 19 for windows 2007. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan angka
probabilitas. Jika angka ≤ 0,05 maka terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel X1 terhadap Y begitu juga sebaliknya.
2. Uji Simultan: Pengujian secara simultan digunakan untuk menguji signifikan regresi
ganda tentang pengaruh antara dua variabel atau lebih variabel bebas dangan satu
variabel terikat. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas. Jika
angka probabilitas hasil analisis ≤ 0,05 maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja
diterima.
19
DAFTAR PUSTAKA
20