PENGELOLAAN
PERALATAN
RADIOLOGI
RUMAH SAKIT GIGI
DAN MULUT YARSI
I.2. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Sebagai acuan atau petunjuk bagi petugas radiologi dalam melakukan program
pengelolaan peralatan radiologi di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut YARSI
B. TUJUAN KHUSUS
1. Petugas radiologi dapat melakukan pelaksanaan pengelolaan peralatan radiologi
di Rumah Sakit Gigi Dan Mulut YARSI
2. Meningkatkan pengawasan , monitoring dan evaluasi pemanfaatan radiasi
sehingga memungkinkan manfaat yang semakin besar dibanding dengan resiko
bahaya yang ditimbulkan
3. Pemilihan dan pengadaan peralatan Radiologi dan diagnostik imaging bertujuan
untuk meningkatkan jumlah layanan pemeriksaan radiologi yang sekaligus akan
menunjang mutu layanan rumah sakit.
4. Pengelolaan dan Pemeliharaan peralatan radiologi dan diagnostik imaging
bertujuan untuk menjamin bahwa semua alat menjaga peralatan berfungsi
dengan baik sehingga dapat dioperasionalkan pada tingkatan yang dapat diterima
sekaligus aman bagi para operator .
BAB II
RUANG LINGKUP
3. Infentaris alat
a. Membuat daftar infentaris alat-alat radiologi sesuai dengan jenis dan keberadaan
alat di radiologi dengan mengidentifikasi dengan cara;
i. Nama alat
ii. No. SN
iii. Supplier
iv. Tgl/bln/thn pengadaan
v. Status alat
vi. No Aktiva (untuk alat milik rumah sakit)
vii. Masa Kerjasama (untuk alat KSO)
b. Peralatan Medis dan Non Medis tiap bulan sekali dilakukan pencatatan dan
pengontrolan semua peralatan Radiologi
c. Petugas radiologi/ pelaksana umum melakukan pengontrolan peralatan radiologi
dan diagnostik imaging dan pengecekan kesesuaian label .
d. Jika ada label yang rusak petugas radiologi melaporkan ke bagian acounting
untuk diganti label.
e. Petugas radiologi melakukan pencatatan semua peralatan Radiologi dan
mencocokkan barang yang ada dan jika ada barang yang baru dilakukan
pencatatan dalam catatan infentaris untuk dilaporkan ke bagian acounting
f. Memberi label jika ada peralatan yang baru
g. Melaporkan hasil inventaris Kepada kepala Bagian Radiologi kemudian
diserahkan ke Bagian Acounting Rumah Sakit Gigi Dan Mulut YARSI
6. Maintenance
a. Pemeliharaan harian
- Pesawat selalu dibersihkan dari debu dan juga cairan yang tumpah
dari pasien karena akan membuat peralatan menjadi cepat berkarat, atau
sisa bahan kontras dapat membuat cacat pada gambar. Dengan
menggunakan bahan pembersih sesuai rekomendasi pabrik
- Pelumasan
Bagian-bagian yang bergerak perlu diberi pelumas seperti roda gigi serta
roda penggerak lainnya. Bahan pelumas harus sesuai dengan rekomendasi
dari pabrik. Hal ini berkordinasi dengan bagian IPSRS / teknisi.
- Pemeriksaan fungsi pesawat
Pastikan semua fungsi pada pesawat tersebut dapat berfungsi dengan baik,
sesuai dengan batas toleransi yang diizinkan
- Mengecek suhu agar optimal untuk operasional alat
b. Maintenance rutin
Maintenance rutin dilakukan oleh teknisi IPSRS tiap 3 bulan sekali
Maintenance yang dilakukan dengan vendor yang dilakukan 4 x dalam satu
tahun.
Yoshida maintenance dilakukan 3 bulan sekali oleh teknisi rekanan dan sewaktu-
waktu jika terjadi troubel
7. Troubel shooting dan perbaikan alat
a. Jika alat dinyalakan kembali tidak bisa hidup , Radiografer melapor ke bagian
sarana prasarana lewat telepon disertai dengan menulis di blangko laporan
kerusakan.
b. Petugas sarana prasarana datang untuk melakukan verifikasi .
c. Petugas sarana prasarana meneruskan laporan kerusakan kepada teknisi PT Henli
Jaya.
d. Petugas sarana prasarana menelpon teknisi yoshida dan dipandu untuk mengatasi
troubel dan jika tidak bisa diatasi minta supaya teknisi yoshida datang untuk
perbaikan.
e. Apabila teknisi PT Henli Jaya datang, petugas radiologi memberitahukan kepada
petugas sarana prasarana untuk mendampingi teknisi PT Henli Jaya memperbaiki
alat sampai selesai.
f. Setelah teknisi selesai memperbaiki, teknisi menyerahkan service report kepada
petugas sarana prasarana.
g. Setelah proses perbaikan dilakukan, didokumentasikan dengan mengisi cek list
QC harian , mengisi log book pemeliharaan harian dan teknisi membuat laporan
job shit
8. Penarikan alat
A. PENARIKAN ALAT KARENA ALAT RUSAK
1) Petugas ruangan membuat bon perbaikan ke bagian PSRS.
2) Petugas PSRS mendokumentasikan laporan dan memberitahukan ke Petugas
Teknik bahwa ada alat mengalami kerusakan.
3) Petugas Teknik mengecek ke ruangan untuk memastikan bahwa peralatan
tersebut benar – benar rusak.
4) Apabila benar rusak peralatan dibawa ke bengkel teknik untuk dicek lebih lanjut,
apabila salah satu sparepartnya yang rusak maka dilaporkan ke Kepala Seksi
Teknik untuk dibelikan sparepart tersebut.
5) Kepala Seksi Teknik meminta ke Bagian Pembelian Non Medis untuk mencari
sparepart. Apabila sparepart tidak ada maka bagian Pembelian Non Medis
melaporkan ke Kepala Seksi Teknik.
6) Petugas Teknik membuat catatan di bon Perbaikan Barang yang rusak bahwa alat
tidak bisa diperbaiki, ditandatanggani oleh Kepala Seksi Teknik dan Kepala
Bagian PSRS.
7) Petugas PSRS memberitahukan ke Petugas Ruangan bahwa alat tidak bisa
diperbaiki.
8) Petugas Ruangan mengambil bon perbaikan yang sudah disetujui ganti baru di
bagian PSRS.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 23 Desember 2016
Direktur RSGM Yarsi