Anda di halaman 1dari 7

Jenis Penelitian Menurut Tingkat explanasi

Penelitian menurut tingkat explanasinya adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian


menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-
variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain. Penelitian ini
mengkaji keterkaitan sebab akibat antara 2 fenomena atau lebih. Penelitian eksplanasi ini
digunakan untuk menentukan apakah suatu hubungan sebab akibat benar atau tidak, untuk
menentukan kebenaran antara 2 atau lebih eksplanasi yang bersaingan.

Tujuan dari penelitian eksplanasi bisa juga untuk menjelaskan, contohnya, “mengapa”
sebuah kota tipe tertentu memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dibandingkan kota tipe
yang lainnya. Keterangan: didalam penelitian deskriptif cuma diterangkan bahwa tingkat
kesejahteraan di kota tipe tersebut tidak sama dengan kota tipe yang lainnya, namun tidak
diterangkan “mengapa” hubungan sebab dan akibat hal tersebut bisa terjadi.

1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya
pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto, 2005 : 234). Penelitian ini bertujuan
menjelaskan fenomena dengan menggunakan angka-angka untuk mencandrakan karakteristik
individu atau kelompok. Penelitian deskriptif menilai sifat dari kondisi-kondisi yang tampak.
Tujuan penelitian dibatasi untuk menggambarkan karakteristik sesuatu sebagaimana adanya.
Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi pada masa
sekarang. Prosesnya berupa pengumpulan dan penyusunan data, serta analisis dan penafsiran
data tersebut. Penelitian deskriptif dapat bersifat komparatif dengan membandingkan
persamaan dan perbedaan fenomena tertentu; analitis kualitatif untuk menjelaskan fenomena
dengan aturan berpikir ilmiah yang diterapkan secara sistematis tanpa menggunakan model
kuantitatif; atau normatif dengan mengadakan klasifikasi, penilaian standar norma, hubungan
dan kedudukan suatu unsur dengan unsur lain.
Dalam penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu,
tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan.
Memang ada kalanya dalam penelitian ini ingin juga membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu
lazim. Yang umum adalah bahwa penelitian deskriptf tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesis.
Contoh: Peneliti mengamati bahwa di kelurahan tempat mereka tinggal terdapat banayak
sekali anak-anak kecil berjualan di terminal bus dan di stasiun. Peneliti yang kebetulan
seorang guru bertanya dalam hati kapan anak-anak ini sekolah karena menurut perkiraanya
mereka masih dalan usia sekolah dasar. Di dalam benak guru peneliti ini berjejal pertanyaan
mengenai nasib anak-anak kecil yang disangka terpaksa berjualan seperti itu.
Penelitian yang dilakukannya merupaka penelitian deskriptif karena :
(a).Penelitian ini tidak bermaksud untuk menguji hipotesis tetapi hanya ingin mengetahui
keadaan tentang anak-anak kecil yang berjualan tersebut misalnya:
1). Apakan anak-anak kecil itu sekolah?
2). Jika tidak apa sebabnya, dan bagaimanakah masa depan mereka?
3). Jika bersekolah lalu kapan mereka ini belajar, atau bagaimana mereka membagi
waktu?
(b) Peneliti tidak ingin menghubungkan variabel yang satu dengan variabel yang lain, tetapi
hanya ingin mengetahui keadaan masing-masing variabel secara lepas.
Informasi yang diperoleh dari penelitian ini barangkali dapat digunakan untuk
merancang pendirian sekolah dengan pendekatan non tradisional, misalnya belajar dengan
modul. Dalam sistem modul; anak-anak dapat belajar dalam waktu yang tidak terikat oleh
jadwal waktu. Modul yang harus dipelajari dapat dipinjam dan dipelajari kapan saja, di mana
saja sehingga walaupun berjualan merea masih dapat belajar.

2. Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.
Variabelnya masih sama dengan penelitian variabel mandiri tetapi untuk sampel yang lebih
dari satu, atau dalam waktu yang berbeda. Di dalam penelitian komparatif, peneliti
melakukan penyelidikan apakah terdapat perbedaan antara dua atau lebih kelompok terhadap
fenomena yang sedang dipelajai. Seperti dalam penelitian deskriptif, dalam penelitian ini
tidak ada manipulasi atau kontrol langsung terhadap hal yang diteliti.
Contoh :
Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan jenis karangan antara siswa laki-laki
dan perempuan; perbandingan tingkat pemahaman wacana antara anak yang membaca
dengan menggunakan musik dan anak yang membaca tanpa mendengarkan musik.
Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini
dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan
sifat-sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini
variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang
berbeda.
Menurut Nazir (2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif
yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis
faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.
Jadi peneitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk
membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu. Adapun tujuan
penelitian ini adalah
a. Untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-
sifat objek yang di teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
b. Untuk membuat generalisasi tingkat perbandingan berdasarkan cara pandang atau
kerangka berpikir tentu.
c. Untuk bisa menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.
d. Untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara berdasar atas
pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang mungkin menjadi
penyebab melalui data tertentu.

Penelitian komparatif bersifat “expost facto”, artinya data yang dikumpulkan setelah
peristiwa yang dipermasalahkan terjadi. Expost fackto merupakan suatu penelitian emperis
yang sistematis dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena
perwujudann variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya
memang tidak dapat dimanipulasi. Peneliti tidak melakukan perlakuan dalam
membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya. Peneliti hanya
mencari satu atau lebih akibat-akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan menelusuri
kembali masa lalu untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan maknanya.
Penelitian ini cenderung menggunakan data kuantitatif.

Penelitian Komparatif, sebagaimana penelitian lainnya dilakukan dalam lima tahap :

1. Penentuan masalah penelitian, dalam perumusan masalah penelitian atau pertanyaan


penelitian, kita berspekulasi dengan penyebab fenomena berdasarkan penelitian
sebelumnya, teori, atau pengamatan.
2. Penentuan kelompok yang memiliki karakteristik yang ingin diteliti.
3. Pemilihan kelompok pembanding, dengan mempertimbangkan karakteristik atau
pengalaman yang membedakan kelompok harus jelas dan didefinisikan secara
operasional (masing-masing kelompok mewakili populasi yang berbeda). Mengontrol
variabel ekstra untuk membantu menjamin kesamaan kedua kelompok.
4. Pengumpulan data, dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian yang memenuhi
persyaratan validitas dan reliabilitas.
5. Analisis data, dimulai dengan analisis statistik deskriptif menghitung rata-rata dan
simpangan baku. Selanjutnya dilakukan analisis yang mendalam dengan statistik
inferensial.

3. Penelitian Asosiatif
Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua
variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat
berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
Contoh: adakah hubungan antara datangnya kupu-kupu dengan tamu, adakah pengaruh
insentif terhadap prestasi kerja pegawai.
Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mencari hubungan
antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Penelitian ini memiliki tingkat yang
tertinggi bila di bandingkan dengan penelitian yang lain, seperti penelitian deskriptif dan
komparatif. Dengan menggunakan penelitian ini, dapat kita temukan beberapa teori yang
dapat memberikan penjelasan, perkiraan dan kontrol suatu gejala.
Jenis Penelitian Waktu

Berdasarkan dimensi waktu, penelitian bisa dibedakan menjadi 2 macam penelitian,


yaitu:
1. Penelitian Cross-sectional
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Penelitian
ini hanya digunakan dalam waktu yang tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain di
waktu yang berbeda untuk diperbandingkan.
Satu hal yang diingat bahwa pengertian satu waktu tertentu tidak bisa hanya dibatasi
pada hitungan minggu, bulan atau tahun saja. Tidak ada batasan baku untuk
menunjukkan satu waktu tertentu. Akan tetapi, yang digunakan adalah bahwa penelitian itu
telah selesai. Dengan demikian, bisa saja seorang melakukan penelitian di bulan Januari,
kemudian karena ada keperluan mendesak, pada bulan Februari dan Maret, ia kembali ke
rumahnya. Pada bulan April, ia kembali lagi kelapangan untuk meneruskan pengumpulan
data. Sekalipun peneliti mendatangi lokasi penelitian sebanyak dua kali, ia tetap
dikategorikan melakukan penelitian cross-sectional.Dengan demikian, konsep satu waktu
tertentu dalam satu penelitianlah yang digunakan untuk menentukan bahwa penelitian itu
merupakan penelitiancross-sectional.

2. Penelitian longitudinal
Penelitian jenis ini dilakukan antarwaktu. Dengan demikian, setidaknya terdapat dua
kali penelitian dengan topik dan gejala yang sama, tetapi dilakukan dalam waktu yang
berbeda. Namun bukan berarti jika ada dua penelitian yang dilakukan dalam waktu yang
berbeda dengan topik yang sama selalu dikategorikan ke dalam penelitian longitudinal, tetapi
ada kata kunci yang harus dipegang, yaitu adanya upaya perbandingan antara hasil penelitian.
Dengan kata lain, penelitian longitudinal sudah direncanakan sejak awal penelitian, dan
bukannya secara kebetulan terjadi.
Penelitian longitudinal merupakan penelitian yang mencoba melihat perubahan yang
terjadi. Penelitian longitudinal terbagi lagi ke dalam tiga bentuk, yaitu:
1) Penelitian kecenderungan, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama dengan
waktu yang berbeda, serta responden atau informan yang berbeda.
2) Penelitian panel, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama dengan waktu
yang berbeda, dan responden atau informan yang sama. Dengan penelitian ini, seseorang
akan diteliti minimal sebanyak dua kali. Permasalahan yang seringkali muncul dalam
penelitian ini adalah jika jangka waktu antara penelitian yang satu dengan penelitian
yang lainnya berdurasi cukup lama sehingga ada kemungkinan responden yang dulu
dijadikan sampel, kina sudah tidak bisa ditemui lagi, bisa jadi karena dia sudah
meninggal dunia atau bisa juga karena sudah pindah rumah.
3) Penelitian kohort, yaitu penelitian-penelitian terhadap gejala yang sama, yang dilakukan
pada waktu yang berbeda dengan responden atau informan yang memiliki karakteristik
yang sama. Dengan demikian, orang-orang yang diteliti berbeda, tetapi memiliki ciri-ciri
yang sama. Ciri-ciri ini bisa berbentuk apa pun juga. Bisa saja mereka memiliki
kesamaan pengalaman hidup, kesamaan tempat tinggal, kesamaan keturunan, kesamaan
alumni, kesamaan latar belakang pekerjaan, kesamaan status, dan lain sebagainya.
Misalnya kita akan melakukan penelitian di tahun 1990 kepada orang-orang yang berusia
45 tahun. Tahun 2000 kita melakukan penelitian yang sama dengan orang-orang yang
berusia 55 tahun. Karakteristik apa yang sama? Mereka adalah orang-orang yang lahir
pada tahun 1945. Dengan demikian, karakteristik yang sama adalah tahun kelahiran.
Tidak hanya itu, ternyata peneliti menginginkan agar semua orang yang diteliti pada
tahun 1965 berusia 20 tahun sehingga dapat mengetahui tentang kejadian pemberontakan
G 30 S PKI, dan sama-sama mengalaminya.

Anda mungkin juga menyukai