Anda di halaman 1dari 8

1.

    Penelitian eksploratif
Penelitian eksplorasi adalah  jenis penelitian yang didasarkan untuk menemukan ilmu
(pendidikan) dan masalah-masalah yang ditemukan melalui penelitian pendidikan dan
masalah-masalah yang ditemukan melalui penelitian pendidikan benar-benar baru dan belum
pernah diketahui sebelumnya.
Penelitian eksplorasi  Bertujuan untuk mengungkap secara luas dan mendalam tentang
sebab-sebab dan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Penelitian ini bertujuan
untuk mencari ubungan-hubungan baru yang terdapat pada suatu permasalahan yang luas dan
kompleks.[1]
2.    Penelitian pengembangan
Penelitian pengembangan adalah jenis penelitian yang dilaksanakan untuk
mengembangkan ilmu (pendidikan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk
mengembangkan, memperdalam, atau memperluas ilmu (pendidikan) yang telah ada.
Penelitian pengembangan bertujuan untuk menemukan dan mengembangkan suatu
prototipe baru yang sudah ada dalam rangka penyempurnaan dan pengembangan sehingga
diperoleh hasil yang lebih produktif, efektif, dan efisien.
3.    Penelitian verifikatif
Penelitian verifikasi adalah penelitian yang dilaksanakan untuk menguji kebenaran
ilmu-ilmu (pendidikan) yang telah ada baik berupa konsep, prinsip, prosedur, dalil maupun
praktik pendidikan itu sendiri.data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan
adanya keraguan terhadap informasi atau masalah-masalah ilmu pendidikan. Penelitian
verifikatif bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang dilakukan
terdahulu/sebelumnya.
4.    Penelitian kebijakan
Penelitian kebijakan adalah  penelitian yang dilakukan suatu institusi/lembaga dengan
tujuan untuk membuat langkah-lamngkah antisipasi guna mengatasi permasalahan yang
mungkin timbul di kemudian hari[2].
Jika dilihat dari tujuannya, penelitian itu dibedakan atas dua macam penelitian:
1.         Penelitian dasar atau disebut juga penelitian murni. Penelitian ini betujuan untuk menemukan
generalisasi atau keumuman dan berusaha menemukan dalil-dalil atau teori-teori yang berlaku
secara umum.
2.        Penelitian terapan bertujuan untuk memperoleh penemuan-penemuan yang berkenaan dengan
aplikasi/penerapan teori-teori tertentu. Jadi, bersifat praktis, diperlukan dalam rangka
perbaikan atau penyempurnaan suatu produk atau proses tertentu, dengan menguji suatu
konsep teoritis tertentu dalam menghadapi masalah nyata pada suatu situasi tertentu.[3]
Ciri-ciri penelitian terapan :
1)      Penelitian terapan merupakan kegiatan ilmuah. Cirri-ciri ini menekankan bahwa penelitian
terapan adalah kegiatan untuk melakukan kebenaran yang objektif.
2)      Penelitian terapan memerlukan penggunaan metode yang tepat/relevan.
3)      Penelitian terapan perlu menggunakan teori-teori dan pengalaman yang bersifat terpakai
(applied).
4)      Data yang dikumpulkan harus lengkap dan objektif.
5)      Penelitian terapan tidak cukup hanya menyajikan data, tetapi harus disertai juga dengan
pengolahan data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
6)      Penelitian terapan perlu dilaporkan secara jelas dan sistematis, dengan mengikuti pola
berpikir ilmiah yang objektif, rasional dan dapat dipertanggungjawabkan.
7)      Penelitian terapan memfokuskan masalahnya pada gejala alam atau gejala social yang
memiliki berbagai kekurangan atau kelemahan.[4]

2.2 Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan

1.     Penelitian longitudinal (Bujur)


Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses dan waktu yang lama
terhadap sekelompok subjek penelitian tertentu dan diamati/diukur terus menerus mengikuti
masa perkembangannya (menembak beberapa kali terhadap kasus yang sama).
Studi ini mempelajari pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan individu yang
sama, perkembangan yang berbeda dalam waktu yang cukup lama  (jangka panjang).
2.    Penelitian Cross-sectional (silang)
Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan melalui proses kompromi terhadap
beberapa kelompok subjek penelitian dan diamati/diukur satu kali untuk tiap kelompok subjek
penelitian tersebut sebagai wakil perkembangan subjek (menembak satu kali terhadap satu
kasus) Studi ini mempelajari pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan individu yang
sama, perkembangan yang berbeda dalam waktu yang cukup singkat. [5].
2.3       Penelitian Ditinjau Dari Bidang Ilmu
Dilihat dari bidang ilmi yang diteliti maka penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu:
1.    Penelitian Esakta
Penelitian esakta lebih mengutamakan data diri dari hasil-hasil eksperimen. Penelitian
ini sebagian besar dilakukan dengan perhitungan dan analisis kuantitatif. Dapat diadakan
kapan saja, dan bila di tes lagi, peluang terjadinya persamaan lebih besar. Dengan kata lain,
generalisasikan dapat diterapkan pada penelitian lain, sejauh variabelnya sama. Penelitian
esakta contohnya seperti pada bidang ilmu biologi,
kimia,fisika,kedokteran,astronomi,geologi,geografi.
2.    Penelitian Non Esakta
Sedangkan penelitian non esakta lebih menekankan pola-pola hubungan dan tatanan
dalam masyarakat. Pengolahan data menggunakan analisis kualitatif sulitdi generalisasikan
meskipun variabel-variabelnya sama. Penelitian non esakta dibagi menjadi beberapa bidang
ilmu diantaranya ilmu agama, sejarah, antropologi, sosiologi, pendidikan, psikologi, filsafat.
2.4       Penelitian Berdasarkan Tempatnya
1.    Penelitian laboratorium
Penelitian laboratorium, dilakukan dalam suatu tempat khusus untuk mengadakan studi
ilmiah dan kerja ilmiah. Tujuan dari penelitian laboratorium untuk ilmu pengetahuan social,
ialah untuk mengumpulkan data mengadakan analisa, mengadakan tesi serta memberikan
interpretasi terhadap sejumlah data, sehingga orang bias meramalkan kecenderungan gerak
dari satu gejala social dalam suatu masyarakat tertentu.[6]
2.    Penelitian perpustakaan
Penelitian perpustakaan, bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan
bantuan bermacam-macam material yang terdapat diruangan perpustakaan, seperti buku-buku,
majalah, dokumen, catatan dan kisah-kisah sejarah dan lainnya, studi dokumentasi (Analisis
isi buku, penelitian historis, dll).
3.    Penelitian kancah / lapangan
Penelitian lapangan, dilakukan dalam kehidupan yang sebenarnya. Misalnya penelitian
tentang kehidupan para pengemudi becak, harga barang dipasaran, masalah kenakalan remaja
dan sebagainya[7].
2.5       Penelitian Variabel

Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian yang nilainya belum spesifik

(bervariasi). Penelitian variabel adalah sebagai berikut:

1.      Penelitian deskriptif
Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya sudah ada tanpa proses
manipulasi (data masalalu dan sekarang). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak
memerlukan administrasi atau pengontrolan terhadap sesuatu perlakuan. Selain itu penelitian
tersebut tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan
“apa adanya” tentang sesuatu variabel, gejala atau keadaan. Memang ada kalanya dalam
penelitian ingin juga membuktikan dugaan tetapi tidak terlalu lazim. Yang umum adalah
bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.[8]
Contoh dari penelitian tersebut adalah seorang peneliti mengamati bahwa di kelurahan
tempat mereka tinggal terdapat banyak sekali anak-anak kecil berjualan di terminal bus dan di
stasiun. Peneliti yang kebetulan seorang guru bertanya dalam hati kapan anak-anak ini
sekolah karena menurut perkiraannya mereka masih dalam usia sekolah dasar. Di dalam
benak guru peneliti ini banyak berfikir beberapa pertanyaan mengenai nasib anak-anak kecil
yang disangka terpaksa berjualan seperti itu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
karena tidak bermaksud untuk menguji hipotesis tetapi hanya ingin mengetahui keadaan
tentang anak-anak kecil yang berjualan tersebut.[9]

2.      Penelitian eksperimen
Penelitian yang dilakukan terhadap variabel yang data-datanya belum ada sehingga perlu
dilakukan proses manipulasi melalui pemberian treatment/ perlakuan tertentu terhadap subjek
penelitian yang kemudian diamati /diukur dampaknya (data yang akan datang)[10].
Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya akibat dari “sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain
penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat dengan cara
membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau
lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok
pembanding yang tidak memiliki perlakuan. Contohnya yaitu peneliti ingin melihat akibat
(efek) dari penggunaan metode pemberian tugas untuk pelajaran sejarah di kelas II/A SMP.
Dalam hal ini peneliti menentukan kelas II/B yang tidak diberi tugas sebagai kelompok
pembanding. Pada akhir semester, prestasi sejarah anak-anak dikedua kelas tersebut
dibandingkan. Kalau ada perbedaan prestasi dari kelompok itu diperkirakan sebagai akibat
dari pemberian tugas.[11]
Dalam bidang fisika, peneliti-peneliti dapat menggunakan desain eksperimen, karena
variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain dapat mempengaruhi proses
eksperimen itu dapat dikontrol secara ketat. Sedangkan dalam bidang sosial khususnya
pendidikan, desain eksperimen yang digunakan untuk penelitian akan sulit mendapatkan hasil
yang akurat, karena banyak variabel luar yang berpengaruh dan sulit mengkontrolnya.[12]
3.      Penelitian Historis
Penelitian historis adalah kegiatan penelitian yang dilakukan secara sistematis untuk
menginterprestasikan masa lampau. Walaupun data yang dianalisis sudah lewat namun
hasilnya dapat dimanfaatkan untuk memprediksi kejadian sekarang. Sebagai sumber data bagi
penelitian historis yaitu bahan-bahan rekaman yang dapat diklasifikasikan menjadi empat
yaitu dokumen, rekaman kuantitatif, rekaman oral dan peninggalan-peninggalan. Penelitian
historis menitikberatkan kegiatannya pada upaya menelaah dokumen hasil rekaman para ahli
dari berbagai bidang seperti ahli jurnalistik, ahli hukum, dan lain-lain yang kadang-kadang
bidang keahlian dan profesinya tidak dipahami oleh sejarawan.[13]
Contoh dari penelitian historis yaitu ketika seorang peneliti meneliti penyelenggaraan
program pendidikan keterampilan yang dijadikan bagian dari program disekolah menengah
atas sebagai jalur khusus menurut pengalaman memang tidak tepat. Pada waktu itu program
keterampilan dimaksud dikenal dengan stream (jalur) vokasional dalam sekolah pembangunan
yang dilaksanakan tahun 1973. Pelaksanaan program tersebut mengalami banyak hambatan
dan berakhir dengan kesimpulan yang agak mengecewakan karena dapat dikatakan
mengalami kegagalan.

2.6  Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

 Penelitian kuantitafif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,


digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian dan analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipoteseis yang telah ditetapkan. Filsafat positivisme memandang gejala / fenomena itu dapat
diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab

akibat.

Proses penelitian bersifat deduktif, dimana untuk menjawab rumusan masalah


digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut
selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan
instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif
dengan menggunakan statistik deskriptif sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang
dirumuskan terbukti atau tidak. Kesimpulan hasil penelitian kuantitatif dapat
digenaralisasikan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.[14]
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal,
teknik pengumpulan dengan gabungan, dan analisis data bersifat induktif/ kualitatif, dan hasil
penelitiannya lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Filsafat postpositivisme
memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh
makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif.

Penelitian kualitatif dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah
obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti. Dan instrumennya
adalah peneliti itu sendiri, oleh karena itu peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan
yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengkontruksi situasi
sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Metode kualitatif digunakan untuk
mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data
yang sebenarnya, data pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh
karena itu dalam penelitian kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih
menekankan makna. [15]
Berikut tabel yang menyajikan perbedaan antara karakteristik penelitian kuantitatif
dan kualitatif:[16]
No. Metode Kuantitatif Metode Kualitatif
1. Desain Desain
a.    spesifik, jelas, rinci. a.       Umum.
b.    ditemukan secara mantap sejak b.      Fleksibel.
awal. c.       Berkembang, dan muncul dalam
c.    menjadi pegangan langkah demi proses penelitian.
langkah.
2. Tujuan Tujuan
a.       Menunjukkan hubungan antar a.       Menemukan pola hubungan yang
variabel. bersifat interaktif.
b.      Menguji teori. b.      Menemukan teori.
c.       Mencari generalisasi yang
c.       Menggambarkan realitas yang
mempunyai nilai prediktif. kompleks.
d.      Memperoleh pemahaman makna.
3. Teknik Pengumpulan data Teknik Pengumpulan Data
a.       Kuesioner. a.       Participant observation.
b.      Observasi dan wawancara
b.      In depth interview.
terstruktur. c.       Dokumentasi
d.      Tringulasi.
4. Instrumen penelitian Instrumen Penelitian
a.       Test, angkat, wawancara
a.       Peneliti sebagai instrumen.
terstruktur. b.      Buku catatan, tape recorder, camera
b.      Instrumen yang telah terstandar. dll.
5. Data Data
a.       Kuantitatif. a.       Kualitatif.
b.      Hasil pengukuran variabel yang b.      Dokumen pribadi, catatan lapangan,
dioperasionalkan dengan ucapan dan tindakan responden,
menggunakan instrumen. dokumen, dll.
6. Sampel Sampel
a.       Besar, Represenntatif. a.       Kecil, tidak representif.
b.      Sedapat mungkin random. b.      Purposive, snowball.
c.       Ditentukan sejak awal. c.       Berkembang selama proses penelitian.
7. Analisis Analisis
a.       Setelah selesai pengumpulan a.       Terus menerus sejak awal sampai
data, deduktif. akhir penelitian, induktif.
b.      Menggunakan statstik untuk b.      Mencari pola, model, tema dan teori.
menguji hipotesis.
8. Hubungan dengan Responden Hubungan dengan Responden
a.       Dibuat berjarak, bahkan sering a.       Empati. Akrab supaya memperoleh
tanpa kontak supaya obyektif. pemahaman yang mendalam.
b.      Kedudukan peneliti lebih tinggi b.      Kedudukan sama bahkan sebagai
dari pada responden. guru, konsultan.
c.       Jangka pendek sampai hipotesis c.       Jangka lama, samapai datanya jenuh,
dapat dibuktikan. dapat ditemukan hipotesis dan teori.
9. Usulan Desain Usulan Desain
a.       Luas dan rinci. a.       Singkat, umum bersifat sementara.
b.      Literatur yang berhubungan
b.      Literatur yang digunakan bersifat
dengan masalah dan variabel yang sementara, tidak menjadi pegangan
diteliti. utama.
c.       Prosedur yang spesifik dan rincic.       Prosedur bersifat umum, seperti akan
langkah-langkahnya. merencanakan piknik.
d.      Masalah dirumuskan dengan d.      Masalah bersifat sementara dan akan
spesifik dan jelas. ditemukan setelah studi pendahuluan.
e.       Hipotesi dirumuskan dengan e.       Tidak dirumuskan hipotesis, karean
jelas. justru akan menemukan hipotesis.
f.       Ditulis secara rinci dan jelas f.       Fokus penelitian ditetapkan setelah
sebelum terjun ke lapangan. diperoleh data awal dari lapangan.
10. Kapan Penelitian dianggap Kapan Penelitian dianggap selesai?
selesai?
Setelah semua kegiatan yang Setelah tidak ada data yang dianggap
direncanakan dapat diselesaikan. baru/jenuh.
11. Kepercayaan thd hasil Kepercayaan thd hasil penelitian
penelitian
Pengujian validitas dan Pengujian kreabilitas, depenabilitas,
realiabilitas instrumen. proses dan hasil penelitian.

 
 

BAB III

PENUTUP

A.       Kesimpulan
Jadi jenis-jenis penelitian dapat di bagi menjadi 6 penelitian yaitu, dapat di tinjau dari
tujuannya. Dalam tuj uannya penelitian dirinci lagi diantaranya penelitian eksploratif,
penelitian perkembangan, penelitian verifikatif. Penelitian sitinjau dari pendekatan
diantaranya pendekatan longiduginal dan pendekatan cross sectional. Penelitian ditinjau dari
bidang ilmu. Penelitian ditinjau dari tempatnya yaitu, di sekolah, keluarga, masyarakat,
pabrik, dan lain-lain. Penelitian ditinjau dari variabel, penelitian variabel masalalu, masa
sekarang dan masa yang akan datang. Kemudian penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
dituntut menggunakan angka-angka sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian yang
seringkali digunakan dalam penelitian ilmu sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto ,Suharsimi.1995.Manajemen Penelitian. PT. Rineka Cipta: Jakarta


Hadari Nawawi dan Mimi martini.2005.  Penelitian Terapan . cet. 3. Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta.
Kurniawan ,Benny .2012. Metodologi Penelitian. Jelajah Nusa: Tanggerang
Mardalis. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Proposal. Cet. 12. Bumi Aksara:
Jakarta
Sugiyono.2015. Metode Penelitian Pendidikan.  Alfabeta: Bandung

[1] Mardalis, Metode Penelitian Pendekatan Proposal cet, kedua belas, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), Hlm. 25.
[2] Benny Kurniawan, Metodologi Penelitian,(Tanggerang: Jelajah Nusa, 2012), Hlm. 31
[3] Mardalis, Metode Penelitian Pendekatan Proposal cet, kedua belas, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), Hlm. 27-28.
[4] Hadari Nawawi dan Mimi martini, Penelitian Terapan cet. ketiga, (Yogyakarta: Gadhaj
Mada University Press, 2005), Hlm. 14-16.
[5] Benny Kurniawan,Op.Cit.,Hlm.33.
[6]Mardalis, Metode Penelitian Pendekatan Proposal cet, kedua belas, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), Hlm. 28-29.
[7] Benny Kurniawan,Op.Cit.,Hlm.33.
[8]DR. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1995). Hal 309-
310.
[9]DR. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1995). Hal 310.
[10]Benny Kurniawan,Op.Cit.,Hlm.34.
[11] DR. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 1995). Hal 272.
[12]Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung, Alfabeta, 2015). Hal 107-108.
[13]Ibid, hal 332.
[14]Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. (Bandung, Alfabeta, 2015). Hal 14.
[15]Ibid. Hal 15.
[16]Ibid. Hal 23-25.

Anda mungkin juga menyukai