Anda di halaman 1dari 12

Resume metodologi penelitian

Nama: Nurul Affiza

Nim : 1710204068

Kelas : 5C Tadris Biologi

Etika Penelitian dan Jenis-Jenis Penelitian

A. Etika Penelitian

Dalam buku karya Hopf (dalam Flick etal, 2004: 334-337) berjudul
Research Ethics and Qualitative Research dianggap paling kompherensif.
Menurutnya, etiaka penelitian sebagai suatu perangkat aturan dan prinsip-prinsip
etik yang disepakati bersama menyangkut hubungan antara peneliti disisi yang
lain. Biasanya, pertanyaan umum tentang etika penelitian menyangkut tiga hal
yaitu:

a. seberapa tulus atau ikhlas orang terlibat dalam proyek penelitian, baik
sebagai subjek, informan, responden maupun pembantu peneliti.

b. seberapa jauh kerahasiaan informasi dan keselamatan partisipan dapat


dijamin oleh peneliti, dan

c. menyangkut boleh tidaknya informasi yang diperoleh dari observasi


dipublikasikan.

Penelitian bukan aktivitas sederhana yang bisa dikerjakan oleh seorang


diri. Karena itu, penelitian selalu melibatkan orang lain, baik sebagai partisispan
peneliti ( responden dan informan), maupun menjadi bagian tim peneliti yang
membantu proses penelitian.semua orang yang berperan wajib dijaga kehormatan
dan keselamatannya. Jika informan atau subjek menghendaki identitas
dirahasiakan, maka peneliti wajib memenuhinya dengan menyebut inisialnya saj.
Seorang peneliti harus berusaha sedemikian rupa meminimalisisr hal-hal yang
dapat mengganggu ketenangan partisispan. Sebagai kerja ilmiah, sebaiknya
penelitian dilakukan secara terbuka (overt research), sehingga siapapun bisa
mengakses proses dan hasil penelitian secara terbuka.

B. jenis-jenis penelitian

Berbicara tentang jenis penelitian, menurut para ahli banyak pula


macamnya, sesuai dari sudut mana mereka memandang. W.Surakhmad (1980:
131-148) mengelompokkan jenis penelitian berdasarkan derajad kepastian
jawabannya, yang terdiri dari metoda penelitian historis, metode penelitian
diskriptif, metode penelitian eksperimen dan ditambah oleh Sujana dan Ibrahim
satu lagi yaitu metode penelitian ekspolratif.

Penggolongan jenis-jenis penelitian itu sangat bergantung pada peristiwa


dari mana seseorang hendak meninjau persoalannya. Namun secara umum,
penelitian dapat digolongkan dalam beberapa jenis yaitu sebagai berikut :

1. Ditinjau dari segi tujuan esensialnya, penelitian bisa dibedakan dalam dua
macam penelitian, yaitu:
a. Penelitian dasar atau basic research
Penelitian dasar disebut pula sebagai penelitian murni. Penelitian jenis ini
bertujuan menemukan suatu generelisasi atau keumuman, dan berusaha
menemukan dalil-dalil atau teori-teori yang berlaku secara umum dimana
penelitian ini diselenggarakan dalam rangka memperluas dan
memperdalam pengetahuan secara teoritis.
b. Penelitian penerapan atau applied research
Penelitian penerapan itu diarahkan pada penggunaan secara praktis di
bidang kehidupan sehari-hari. Penelitian ini diselenggarakan dalam
rangka mengatasi masalah nyata dalam kehidupan, untuk mencari sesuatu
yang lebih baik. Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah
serta mengetahui hubungan empiris dan analisis dalam bidang-bidang
tertentu.
2. Ditinjau dari segi Bidang yang diteliti ada dua macam penelitian yaitu :
a. Penelitian bidang social
Penelitian ini secara khusus berbentuk penilaian pendidikan, ekonomi,
hokum, psikologi dan lain-lain.
b. Penelitian bidang eksakta
Penelitian ini secara khusus berbentuk penelitian ilmu pengetahuan alam,
penelitian kimia dan sebagainya.

3. Ditinjau dari segi tempat dilaksanakan penelitian, ada tiga macam penelitian
yaitu :
a. Penelitian laboratorium
Penelitian laboratorium merupakan penelitian yang dilakukan dalam
ruangan tertutup, dimana kelompok eksperimen dijauhkan dari variable
pengganggu sebab dapat memengaruhi hasil dari pengujian hubungan
sebab akibat.
Penelitian jenis ini dilakukan dalam suatu tempat khusus untuk
mengadakan studi-ilmiah dan kerja ilmiah. Tujuan penelitian
laboratorium untuk ilmu pengetahuan social ialah; mengumpulkan data,
mengadakan analisa, mengadakan test, serta memberikan interpretasi
terhadap sejumlah data, sehingga orang bisa meramalkan kecenderungan
gerak satu gejala social dalam satu masyarakat tertentu.
b. Penelitian kasus dan penelitian lapangan
Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif,
terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala
tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi
daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat
penelitian , penelitian kasus lebih mendalam.
Tujuan penelitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk
mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan
interaksi lingkungan sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga
atau masyarakat.
c. Penelitian perpustakaan
Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan
hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang
telah maupun yang belum dipublikasikan.
Penelitian perpustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan
informasi dengan bantuan macam-macam material yang terdapat di ruang
perpustakaan, misalnya berupa : buku-buku, majalah, naskah-naskah,
catatan, kisah sejarah, dokumen dan lain-lain.
4. Penggolongan jenis penelitian menurut tujuan umum dibagi dalam 3 jenis
penelitian yaitu:
a. Penelitian eksploratif
Jenis penelitian eksploratif, adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk
menemukan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru itu dapat saja berupa
pengelompokkan suatu gejala, fakta, dan penyakit tertentu. Penelitian ini
banyak memakan waktu dan biaya.
b. Penelitian pengembangan
Jenis penelitian ini adalah untuk menyelidiki pola dan perurutan
pertumbuhan dan / atau perubahan sebagai fungsi waktu. Jenis penelitian
pengembangan ini juga bertujuan untuk mengembangkan aspek ilmu
pengetahuan. Misalnya: penelitian yang meneliti tentang pemanfaatan
terapi gen untuk penyakit-penyakit menurun.
c. Penelitian verifikatif
Jenis penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran suatu fenomena.
Misalnya saja, masyarakat mempercayai bahwa air sumur Pak Daryan
mampu mengobati penyakit mata dan kulit. Fenomena ini harus
dibuktikan secara klinik dan farmakologik, apakah memang air tersebut
mengandung zat kimia yang dapat menyembuhkan penyakit mata.
Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu pengukuran atau
pengambilan data dan membandingkan hasil pengukuran dan
pengumpulan data dengan standar yang digunakan. Berdasarkan hasil
perbandingan ini maka akan didapatkan kesimpulan bahwa suatu
kegiatan yang dilakukan itu layak atau tidak, relevan atau tidak, efisien
dan efektif atau tidak.
5. Penggolongan jenis penelitian menurut pendekatan analitik, dibagi menjadi
2 macam penelitian yaitu:
a. Penelitian Pendekatan kuantitatif
Bila disederhanakan penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif secara
mendalam dibagi menjadi: penelitian deskriptif dan penelitian
inferensial.
1) Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap
kejadian yang sedang atau sudah jadi. Si peneliti mendeskripsikan
atau memusatkan perhartian kepada masalah-masalah actual yang
sedang atau sudah terjadi dan data yang diinginkan apa adanya tanpa
manipulasi.
Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskripsi,
yaitu menganalisis dan menyajikan data secara sistematik, sehingga
dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan. Penelitian
deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat
fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang
tertentu dan juga untuk membuat pencandraan secara sistematis,
factual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi atau daerah
tertentu.
2) Penelitian inferensial
Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antar variabel
dengan pengujian hipotesis. Dengan demikian, kesimpulan penelitian
jauh melebihi sajian data kuantitatif saja, dan kesimpulannya
adakalanya bersifat umum.\
b. Penelitian pendekatan kualitatif
Penelitian dengan pendekatan kualitatif pada umumnya menekankan
analisis proses dari proses berfikir secara deduktif dan induktif yang
berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dan
senantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian kualitatif tidak berarti
tanpa menggunakan dukungan dari data kuantitatif, akan tetapi lebih
ditekankan pada kedalaman berfikir formal dari peneliti dalam menjawab
permasalahan yang dihadapi.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mengembangkan konsep sensitivitas
pada masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan
dengan penelusuran teori dari bawah (grounded theory), dan
mengembangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang
dihadapi.
6. Penggolongan jenis penelitian menurut proses berlangsungnya prosedur
penelitian, dibagi menjadi 3 macam penelitian yaitu:
a. Penelitian Historis
Penelitian historis (historical research) adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk merekonstruksi kondisi masa lampau secara objektif,
sistematik, dan akurat. Melalui penelitian ini, bukti-bukti dikumpulkan,
dievaluasi, dianalisis, dan disintesiskan. Selanjutnya, dirumuskan
kesimpulan berdasarkan bukti-bukti itu. Adakalanya penelitian historis
digunakan untuk menguji hipotesis tertentu.
Peneliti historis biasanya memperoleh data melalui catatan-catatan,
artifak-artifak, atau laporan-laporan verbal. Hasil penelitian biasanya
berupa narasi deskriptif (narative description) atau analisis terhadap
peristiwa-peristiwa yang muncul pada rentang waktu lama atau cukup
lama di masa lampau.
Tujuan penelitian historis ini adalah untuk membuat rekonstruksi masa
lampau secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifikasikan serta mensistensikan bukti-bukti untuk
menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
b. Penelitian eksperimen
Penelitian eksperimen adalah salah satu metode yang bisa digunakan dan
di pilih dalam sebuah penelitian pembelajaran pada PTK. Jadi penelitian
ini bisa diartikan pembelajaran yang dilakukan secara sistematis, objektif
dan juga terkontrol guna memprediksikan kejadian-kejadian. Penelitian
eksperimental berguna untuk menyelidiki hubungan antara sebab dan
akibat.
Pada penelitian jenis ini si peneliti melakukan manipulasi perlakuan.
Perlakuan tersebut direncanakan terlebih dahulu, umpanya anda ingin
meneliti pengaruh besarnya jumlah anggota grup dalam melaksanakan
praktikum terhadap penguasaan materinya sesaat setelah kegiatan.
Penelitian eksperimen bertujuan untuk bisa meramalkan keadaan di masa
mendatang.
c. Penelitian survey
Dalam survey, informasi dikumpulkan dari responden dengan
menggunakan kuesioner. Umumnya pengertian survey dibatasi pada
penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk
mewakili seluruh populasi. Dengan demikian penelitiasn survey adalah
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Pada umumnya yang merupakan unit analisa dalam penelitian survey
adalah individu. Unit analisa ini perlu sekali diperhatikan, terutama bagi
peneliti muda. Akhir-akhir ini penelitian survey banyak digunakan untuk
berbagai penelitian operasional. Pengamatan survey ini boleh dilakukan
pada keseluruhan yang diteliti (disebut sensus) dan boleh juga dilakukan
hanya kepada sebagian yang diteliti.
7. Penggolongan jenis penelitian menurut waktu, yaitu:
a. Penelitian Longitudinal
Penelitian longitudinal adalah penelitian yang dilakukan dengan ciri:
waktu penelitian lama, memerlukan biaya yang relatif besar, dan
melibatkan populasi yang mendiami wilayah tertentu, dan dipusatkan
pada perubahan variabel amatan dari waktu ke waktu. Penelitian ini
secara umum bertujuan untuk mempelajari pola dan urutan
perkembangan dan/atau perubahan sesuatu hal, sejalan dengan
berlangsungnya perubahan waktu. Jenis penelitian ini sering digunakan
pada penelitian lingkup Epidemiologi dengan beberapa rancangan yang
khas, seperti kohort, cross-sectional, dan kasus kontrol.
a) Kohort
Penelitian kohort sering juga disebut penelitian followup atau
penelitian insidensi, yang dimulai dengan sekelompok orang (kohor)
yang bebas dari penyakit, yang diklasifikasikan ke dalam sub-kelompok
tertentu sesuai dengan paparan terhadap sebuah penyebab potensial
terjadinya penyakit atau outcome.
Penelitian kohort memberikan informasi terbaik tentang penyebab
penyakit dan pengukurannya yang paling langsung tentang resiko
timbulnya penyakit. Jadi ciri umum penelitian kohort adalah:
a. dimulai dari pemilihan subyek berdasarkan status paparan.
b. melakukan pencatatan terhadap perkembangan subyek dalam
kelompok studi amatan.
c. dimungkinkan penghitungan laju insidensi (ID) dari masing-masing
kelompok studi.
d. peneliti hanya mengamati dan mencatat paparan dan penyakit dan
tidak dengan sengaja mengalokasikan paparan.

Oleh karena penelitian kohort diikuti dalam suatu periode tertentu,


maka rancangannya dapat bersifat restropektif dan prospektif, tergantung
pada kapan terjadinya paparan pada saat peneliti mau mengadakan
penelitian.
b) Penelitian cross-sectional (Lintas-Bagian)
Penelitian lintas-bagian adalah penelitian yang mengukur prevalensi
penyakit. Oleh karena itu seringkali disebut sebagai penelitian prevalensi.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan penyakit dengan
paparan dengan cara mengamati status paparan dan penyakit secara
serentak pada individu dari populasi tunggal pada satu saat atau periode
tertentu.
Penelitian lintas-bagian relatif lebih mudah dan murah untuk
dikerjakan oleh peneliti dan amat berguna bagi penemuan pemapar yang
terikat erat pada karakteristik masing-masing individu. Data yang berasal
dari penelitian ini bermanfaat untuk: menaksir besarnya kebutuhan di
bidang pelayanan kesehatan dari populasi tersebut. Instrumen yang sering
digunakan untuk memperoleh data dilakukan melalui: survei, wawancara,
dan isian kuisioner.
c) Penelitian Kasus Kontrol (case control)
Penelitian kasus kontrol adalah rancangan epidemiologis yang
mempelajari hubungan antara paparan (amatan penelitian) dan penyakit,
dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol
berdasarkan status paparannya. Ciri penelitian ini adalah: pemilihan
subyek berdasarkan status penyakitnya, untuk kemudian dilakukan
amatan apakah subyek mempunyai riwayar terpapar atau tidak. Subyek
yang didiagnosis menderita penyakit disebut: Kasus berupa insidensi
yang muncul dari populasi, sedangkan subyek yang tidak menderita
disebut Kontrol.
8. Penggolongan jenis penelitian menurut rancangan, dibagi menjadi 5 macam
penelitian yaitu:
a. Penelitian Korelasional (correlational research)
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi pada
satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
Contoh penelitian korelasional yang umum dilakukan:
1) Studi yang mempelajari saling hubungan antara skor pada test
masuk perguruan tinggi dengan indeks prestasi.
2) Studi analisis faktor mengenai hubungan antara tingkat
pengetahuan, pendidikan, dan status sosial dengan pemilihan jenis
persalinan di desa tertinggal.
b. Penelitian Kausal-Komparatif (causal-comparative research)
Tujuan penelitian kausal-komparatif adalah untuk menyelidiki
kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan berdasarkan atas
pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali faktor yang
mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Hal ini berlainan
dengan metode eksperimental yang mengumpulkan datanya pada waktu
kini dalam kondisi yang dikontrol.
Penelitian kausal-komperatif bersifat ex post facto, artinya data
dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung
(lewat). Penelitian yang bersifat ex post facto merupakan suatu penelitian
yang meneliti peristiwa yang telah terjadi dengan cara mengurut
kebelakang melalui data-data atau informasi-informasi yang mendahului
atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang di teliti.
Peneliti mengambil satu atau lebih akibat sebagai “dependent variable”
dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk
mencari sebab-sebab, saling hubungan, dan maknanya.
c. Penelitian Eksperimental-Sungguhan (true-experimental research)
Tujuan penelitian eksperimental sungguhan adalah untuk menyelidiki
kemungkinan saling hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan
kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dengan satu atau lebih
kondisi perlakuan dan memperbandingkan hasilnya dengan satu atau
lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.
d. Penelitian Eksperimental-Semu (quasi-experimental research)
Tujuan penelitian eksperimental-semu adalah untuk memperoleh
informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh
dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol dan/atau memanipulasikan semua
variabel yang relevan. Si peneliti harus dengan jelas mengerti kompromi
apa yang ada pada validitas internal dan validiti eksternal rancangannya
dan berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.
e. Penelitian Tindakan (action research)
Penelitian tindakan adalah suatu penelitian dengan melakukan tindakan
terhadap suatu kelompok orang atau masyarakat dengan tujuan untuk
menjadikan perubahan terhadap situasi, perilaku, dan/atau organisasi,
mekanisme kerja, akhir kerja dan sebagainya.
Penelitian tindakan bertujuan mengembangkan keterampilan-
keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan
masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual
yang lain.

Contoh penelitian tindakan misalnya adalah:


1) Penelitian tentang pelaksanaan suatu program inservice training untuk
melatih para konselor bekerja dengan anak putus sekolah;
2) Penelitian untuk menyusun program penjajagan dalam pencegahan
kecelakaan pada pendidikan pengemudi;
3) Penelitian untuk memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan
teknologi modern atau metode menanam padi yang inovatif.
DAFTAR PUSTAKA

Rahardjo. Mudija. 2013. Etika Penelitian. https://www.uin-malang.ac.id diakses


pada tanggal 22 september 2019

Atma. Hardika. Suci. Jenis-jenis Penelitian. https://academia.edu diakses pada


tanggal 22 september 2019

Anda mungkin juga menyukai