Anda di halaman 1dari 13

METODE PENELITIAN HUKUM

RESUME BUKU PENELITIAN HUKUM OLEH PROF. IRWANSYAH

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS BENGKULU

Disusun Oleh:
Achmad Danil Selayan (B1A019181)

Dosen pengampu:
Herawan Sauni, Prof. Dr., S.H., M.S.
Tri Andika, S.H., M.H.

TAHUN 2020/2021
BAB II
SKETSA AWAL PENELITIAN
A. Pengertian Penelitian Dan Riset
Berdasarkan istilahnya Kalimantan riset tersebut berasa dari bahasa Inggris re to search. Di mana
Kalimantan tersebut bila di terjemahkan kan kedalam bahasa Indonesia akan menjadi pencarian
kembali. Maka dari terjemahan tersebut istilah riset dapat di simpul bahwa reset adalah upaya untuk
mencari jawaban dari suatu masalah. Oleh karena itu apa yang di maksud dengan metode (cara/
Langkah/prosedur) penelitian adalah upaya untuk mencari tau atau membuktikan kebenaran dari
suatu masalah yang di hadapi. Dengan melalui penelitian (research) menjadi pemberi jawaban dari
suatu pertanyaan atau pemecah masalah.

Pengertian penelitian juga di kemukakan oleh beberapa ilmuan dari Fred N. Kerlinger hilngga
soejono soekamto yang mana dari keseluruhan pendapat tersebut dapat di simpulkan pengertian
penelitian adalah suatu pencarian atau penelitian yang terstuktur baik, dengan tujuan untuk
mengungkapkan kebenaran dari suatu masalah.

Hakikat penelitian hukum dapat di lihat dari hal yang mendorong untuk melakukan penelitian,
yang menjadi pendorong dari penelitian adalah kaingin manusia, yang terjadi secara reflek atau
secara tidak sadar yang menjadikan manusia mengembangkan pengetahuannya untuk mengetahui
sesuatu.

Terdapat beberapa contoh gambaran penelitian yang secara materil telah dilaksanakan, proses
penyelidikan dan penyidikan. Penyelidikan adalah Tindakan yang dilakukan oleh apparat untuk
mencari tau, apakah ada Tindakan pidana yang sedang terjadi, penyidikan adalah proses yang
dilakukan oleh penyidik untuk menemukan barang bukti untuk menemukan titik terang bahkan
menemukan tersangka. Hal tersebut termasuk sebagai tahapan penelitian, di mana ia bertujuan
untuk menemukan keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan proses tersebut.

B. Tujuan Penelitian Dan Riset


Menurut para ahli penelitian memiliki beberpa tujuan, hal tersebut ialah sebagai berikut:

1. Tujuan ekspoloratif. Penelitian yang bertujuan untuk mengungkap fakta, atau informasi yang
belum diketahui sebelumnya.
2. Tujuan Verifikasi: penelitian yang bertujuan untuk menguji terhadapat dalil atau teori lama.
3. Development, penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan memperkuan
penelitian-penelitian.

C. Karakteristik penelitian
1. Bersifat ilmiah. Yaitu penelitian yang dilakukan berdasarkkan kaidah-kaidah ilmu
pengetahuaan, dengan menggunakan bukti-bukti yang meyakinkan, di mana hasilkan dapat
di Kelola dan dipertanggungjawabkan secara objektif dan terbuka.
2. Proses yang berkesinanmbungan. yang di maksud dengan berkesinambugan adalah proses
penelitian atau mereview penelitian-penelitian terdahulu, yang kemudian dikomparasikan
dengan hasil penelitian yang berlangsung. Sehingga penelitian dapat disempurnakan seiring
waktu.
3. Memberikan kontribusi yang nyata bagi kemajuan ilmu pengetahuan. bahwasannya hakikat
peneliian ialah mencari solusi dari permasalahan, di mana hasil dari penelitian ini
dikemudian akan melahirkan gagasan baru terhadap ilmu pengetahuan.
4. Menyajikan dasar-dasar telaah melalui analisis yang tajam dan argumentasi yang logis.
5. Melahirkan novelty atau temuan baru.

D. Jenis Penelitian

Jenis penelitian di bedakan bersarkan beberapa hal, ada pun hal tersebut adalah sebagai
berikut ini:

1. Bedasarkan Sifatnya

a. Penelitian eksplorasi

Yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembang pengetahuan yang sifatnya masih
baru dan memberikan arahan untuk penelitian. Pada dasarnya, penelitian ini adalah riset
yang digunakan untuk menyelidiki masalah yang tidak didefinisikan dengan jelas. Hal ini
bertujuan untuk lebih memahami pemahaman yang lebih baik masalah yang ada.

Seorang peneliti memulai dengan ide umum dan menggunakan penelitian ini sebagai
media untuk mengidentifikasi masalah, yang dapat menjadi fokus penelitian di masa yang
akan dating.

Penelitian eksploratif dimaksud untuk mencari tau atau mengembangkan dari penelitian
terdahulu yang belum di temukan, atau belum pernah di lakukan oleh penelitian
sebelumnya. Di mana kesulitan dari penelitian ini adalah mencari akar permasalahan,
meskipun penelitian dalam kondisi pemetaan dengan suatu masalah, tetapi ia tetap mencari
permasalahan yang sedang atau akan diteliti dari peneliian tersebut.

Penelitian eksplorasi memerluka kreativitas, fleksibilitas dengan rancangan penelitian di


karenakan penelitian yang kapan saja bisa berubah mengingat belum adanya penduan
dalam menemukan data informasi. Penelitian eksplorasi bersifat mendasar dan bertujuan
untuk mempeeolah informasi, keterangan, data mengenai hal-hal yang belum di ketahui.
Penelitian eksploratif tidak memerlukan hipotesis atau teori tertentu. Peneliti hanya
memerluka pertanyaan sebagai penuntun untuk memperoleh data primer berupa informasi
yang ditujukan.

Terdapat beberapa keuntungan dari penelitian eksploratif diantaranya sebagai berikut:

(1) Lebih fleksibel dan mudah beradaptasi seiring kemajuan penelitian


(2) Biasanya biaya yang dibutuhkan lebih rendah.
(3) Membantu meletakkan dasar penelitian
(4) Memudahkan peneliti untuk memahami pada tahap awal
(5) Membantu peneliti lain untuk menemukan kemungkinan penyebab masalah

b. Penelitian Deskriptif

Penelitian deksriptif adalah suatu bentuk penulisan yang ditujukan untuk


mendekripsikan fenomena-fonomena yang ada, bisa berupa fenomena alamia maupun
fenomena bauatan manusia. Dimana dapat digambarkan penelitian dengan mengupulkan
data untuk menghasilkan deskripsi tentang fenomena sosial, di mana peneliti mamou
mengidentifikasi mengapa, aoa dan bagaimana fenomena sosial itu terjadi.

Dari sudut tujuan yang akan dicapau dengan penelitian dekstriptif ini adalah untuk:

(1) Mendeksripsikan ;
(2) Menjelaskan
(3) Mengvalidasi tenmuan penelitian

Peneliti mampu mencapai tujuan tersebut setelah mampu mendeksripsikan karakteristik


atau perilaku dari objek yang di teliti. Pada intinya penelitian deksriptif digunakan untuk
menggambarkan situasi lebih lengkap dari berbagai aspek fonomena.

Beberapa keutamaan dari penelitian deksriptif ialah sebagai berikut:

(1) Efektif untuk menganalisis topik dan masalah


(2) Fenomena dilingkungan alami dan tidak berubah
(3) Kesempatan untuk mengintegrasikan metode pengumpulan data kualitatif dan
kuantitatif
(4) Tidak menggunakan waktu yang lama

Dalam konteks penelitian hukum, Penelitian yang bersifat deskriptif menarik minat para
pemerhati ilmu sosial terhadap ilmu hukum sebagai fenomena sosial. Yang menghubungkan
kedua ilmu tersebut secara timbal balik.

c. Penelitian Eksplanatif

Penelitian ini bertujuan untuk menguji suatu teori atau hipotesis dari peneliti yang sudah
ada guna memperkuat atau bahkan menolak teori atau hipotes tersebut. Bahwa penelitian
ini digunakan untuk memperjalas hubungan antara dua fenomena. Atau di jelaskan juga
pengertian penelitian eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan dua
variable yang di teliti, yang kemudia menjelaskan hubungan hubungan atau pengaruh kedua
variable tersebut.

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian eksplanatif adalah sebagai beriku, yaitu:

(1) Menguji sebuah hipotis tertentu dengan maksud untuk membenarkan atau memperkuat
hipotis.
(2) Mencari sebab musibab dari suatu gejala
(3) Menentukan sifat dari hubungan antara satu atau lebih gejala .

Dalam konten penelitian hukum. Penelitian eksplanasi lebih mengarah pada jenis
penelitian hukum normative, yakni penelitian yang pada asasnya menguji norma atau kaidah
hukum terhadap suatu kasus atau peristiwa tertentu. Dengan mengunakan pendekatan
bersifat preskriptif dan analisasi dan agrumen. Penelitiannya bukan untuk megadakan
pengujian terhadap hipotesis, mainkan norma atau kaidah terhadap suatu peristiwa atau
keadaan konkrit tersebut.

2. Berdasarkan focus kajian

a. Penelitian Normatif
Penelitian normative dipahami sebagai penelitian untuk menguji suatu norma atau
ketentuan yang berlaku. Penelitian ini juga disebut penelitian doktriner atau penelitian
pustakaan dikarenakan penelitian ini di lakukan dengan cara meneliti bahan Pustaka atau
bahan sekunder.

b. Penelitian Normative-Empiris

Penelitian yang mengkaji dan mengevaluasi efektivitas sebuah norma dalam proses
berlakunya dan bekerjanya norma tersebut di masyarakat.

c. Penelitian Empiris

Penelitian ini melakukan penelitian dengan cara mengeneliti data primer, yaitu data
yang diperoleh secara langsung dari masyarakat.

3. Berdasarkan Sudut Bentuknya

a. Penelitian Diagnostik

Penelitian ini meruapakan kegiatan penyelidikan yang bertujuan guna mendapatkan


gambaran, informasi dan keterangan dari sebab terjadinyasuatu gejala atau beberapa gejala.
Singkatnya penelitian yang ditujukan guna mendapatkan dan menganalsis data tentang
sebab akibat terjadinya suatu gejala.

b. Penelitian preskriptif

Penelitian yang di lakukan guna mendapatkan saran-saran mengenai apa yang harus
dilakukan untuk mengatasi suatu masalah-masalah tertentu.

c. Penelitian Evaluatif

Penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi,
berupa kondisi nyata mengenai keterlaksanaan rencana yang memerlukan evaluasi.
Penelitian ini dapat menambahkan pengetahuan tentang kegiatan dan di harapkan dapat
mengembangkan serta dapat membantu pimpinan dalam menentukan kebijakan.

4. Berdasarkan Sudut Tujuannya

a. Penelitian Fact-fanding

Penelitian ini bertujuan untuk mencari atau mengukap fakta-fakta yang terdapat di
masyarakat terhadap suatu permasalahan. Berdasarkan penelitian tersebut diperolehlah
data, inforasi dan bahan yang kemudian dapat digunakan untuk membuat eptusan atau
kebijakan dan strategi, serta berimplikasi luas di masyarakat.

b. Problem Finding

Penelitian ini bertujuan untuk mencari lancasan terjadinya masalah, segingga dari
penelitian ini dapat di temukan solusi yang sifatnya jangka Panjang dan mengatasi akar
permasalahan tersebut.

c. Problem Solusion

Tidak berbeda dari penelitian sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah bertujuan
untuk menemukan solusi dari suatu permasalahn.
5. Berdasarkan Penerapan

a. Penelitian murni

Kategori ini lebih dominan ditujukan unuk kepentingan dalam katogori pengembangan
dasar-dasar keilmuan itu sendiri atau teori dalam pengembangan metode penelitian.

b. Penelitian Berfokus Pada Masalah

Yaitu penelitian yang mengabungkan antara bidan teori dan praktis, dimana masalah-
masalah ditentukan atas dasar kerangka teoris, yang menghubungkan antara teori murni
dan teori terapan.

c. Penelitian Terapan

Penelitian yang bertujuan memecahkan peramasalahn di masyarakat dengan sifat


praktis, dimana penelitian yang pada umumnya merupakan studi terhadap kasus-kasus
tertentu.

6. Berdasarkan Ilmu Yang Dipergunakan

a. Penelitian mono disipliner

Yaitu penelitian yang didasarkan pada satu jenis ilmu pengetahuan, dengan menerapkan
metodologi yang lazim dilaksanakan oleh ilmu pengetahuan yang bersangutan.

b. Penelitian Multidisipliner

Yaitu penelitian yang menitik beratkan pada penekanan perpaduan dan kontradiksi dari
berbagai ilmu pengetahuan yang ada.

c. Penelitian Interdisipliner

Penelitian yang merupakan kolaborasi dan integrasi dari berbagai disiplin ilmu dengan
menitiberatkan hanya pada satu isi penelitian.

7. Berdasarkan Tujuan Penelitian

a. Penelitian untuk Pengembangan Praktik

Penelitian ini umumnya dilakukan oleh Lembaga-lembaga oenegak hukum yang


menjalankan tugas dan kewenangan penegakan hukum. Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan kaidah hukum baru yang muncul dari praktek-praktek penegakan hukum.

b. Penelitian Untuk Pengembangan Akademik

Penelitian kategori ini menjadi bagian dari pengembangan dan pelaksanaan tri dharma
perguruan tinggi, khususnya di bidang penelitian. Penelitian dalam rangka pengembangan
keilmuan sudah menjadi kebutuhan riil bagi kalangan dosen dan mahasiswa.

c. Penelitian untuk Penentuan Kebijakan


Berbagai kebijakan yang ditetapkan pemerintah dan lembaga lain yang terkait dengan
pengembangan dan penegakan hukum, senantias mensyaratkan suatu penelitian sebagai
dasar penentuan dan penetapa sebuah kebijakan atau keputusan penting.

E. Fungsi Metodologi dalam Penelitian


Metodologi penelitian mengatur tahapan dan langkah seorang peneliti dalam mendesain,
merancang, dan melaksanakankan seluruh tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan
penelitian. Kesemuanya itu diarahkan untuk membuat gambaran secara komprehensif keterpaduan
seluruh langkah-langkah tersebut dalam memberikan solusi terhadap masalah penelitian.
Metodologi juga dipahami sebagai cara-cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran
menggunakan pene- lusuran dengan tatacara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung
dari realitas yang sedang dikaji. Metodologi tersusun dari cara-cara yang terstruktur untuk
memperoleh ilmu. Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan bahan
atau data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian.

Mete penelitian yang umum digunakan oleh peneliti, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Metode Kualitatif

merupakan metode penelitian yang memberikan penjelasan lebih analisis dan bersifat
subjektif. Pada metode ini peneliti menggunakan perspektif dari partisipan sebagai gambaran
yang diutamakan dalam memperoleh hasil penelitian. Pada metode kualitatif biasanya
menggunakan Teknik penelitian berupa observasi, eksprimen dan wawancara terbuka

b. Metode Kuantitatif

adalah kebalikan dari kualitatif. Secara substansi, metode ini dilakukan secara sistematis dan
menggunakan model-model yang bersifat matematis. Hipotesis dan teori yang digunakan
biasanya berkaitan dengan fenomena alam. Sifat penelitian ini adalah objektif, dan analitis.
Untuk memperoleh data penelitian biasa digunakan beberapa metode seperti tes, pengujian dan
wawancara terstruktur.

c. Metode Survei

merupakan metode penelitian yang dikemas dan disusun berbentuk opini. Metode
penelitian satu ini pun di manfaatkan untuk membuat gambaran umum melalui sampel
beberapa orang;

d. Metode Deskriptif

merupakan metode penelitian yang menggambarkan peristiwa secara langsung ataupun


tidak langsung dalam bentuk penjelasan terhadap suatu fenomena.

F. Metode ilmiah
Metode dalam dunia riset merupakan cara atau proses yang dipilih oleh peneliti secara spesifik
sebagai bentuk menyelesaikan perihal masalah yang diajukan dalam riset. Secara umum, metode
dipahami sebagai suatu proses atau cara sistematis yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu
dengan efisiensi, biasanya dalam urutan langkah-langkah tetap yang teratur. Metode, secara harfiah,
menggambarkan jalan atau cara suatu totalitas yang akan dicapai atau dibangun. Mendekati suatu
bidang secara metodis berarti memahami atau memenuhinya sesuai dengan rencana, mengatur
berbagai kepingan atau tahapan secara logis dan menghasilkan sebanyak mungkin hubungan.
G. Etika Dalam penelitian
Etika penelitian adalah suatu ukuran dari tingkah laku dan perbuatan yang harus
dilakukan/diikuti oleh seorang peneliti dalam memperoleh data penelitiannya yang disesuaikan
dengan adat istiadat, serta kebiasaan masyarakat ditempat ia meneliti. Dalam penelitian kualitatif
misalnya, salah satu ciri utamanya adalah orang sebagai instrumen dalam mengumpulkan data. Ini
dapat dilakukan dalam pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, pengumpulan dokumen,
foto, dan sebagainya. Persoalan etika akan timbul manakala peneliti tidak menghormati, tidak
mematuhi, dan tidak mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi orang-orang yang terlibat
dalam penelitian tersebut.

1. Etika dalam penyusunan proposal

Sejak penyusunan proposal, sudah dapat dideteksi potensi terjadinya kecurangan, seperti
mengutip referensi tanpa menyebut sumbernya, sehingga memberi kesan jika itu adalah pendapat
atau opini pribadi peneliti. Selain tidak etis, praktik ini dikategorikan melakukan plagiasi, yang
merupakan pelanggaran berat dari perspektif akademik dan nilainilai kecendekiaan. Mengubah data
atau informasi awal hanya untuk memberi kesan arti pentingnya penelitian ini dilakukan, seolah-olah
terjadi legal gap (kesenjangan hukum), research gap (kesenjangan riset), dan analysis gap
(kesenjangan analisis) yang esensial dan urgen, meskipun terjadi hal yang sebaliknya.

2. Etika dalam pengumpulan data

Praktik dilapangan, khususnya dalam penelitian sosio legal, membuka peluang terjadinya
pelanggaran etika dalam kegiatan pengumpulan data, baik kepada subjek penelitinya, terhadap
proses pengumpulan datanya, dan juga kepada pihak-pihak yang dilibatkan dalam proses tersebut.
Terdapat kebutuhan yang berbeda-beda dalam mengantisipasi kemungkinan timbulnya risiko dalam
kegiatan lapangan, misalnya penelitian tentang perlindungan HAM pada kelompok-kelompok
tertentu yang rawan terlanggar hak-haknya seperti: anak-anak, perempuan, lanjut usia, korban
kekerasan, korban pelecehan Seksual, korban perundungan, korban bencana, dan korban
pembunuhan. Pihak-pihak ini perlu dijaga keselamatan dirinya serta kerahasiaan data yang
diberikan, khususnya yang terkait dengan informasi penting dan bersifat rahasia dari perlakuan
buruk dari aparatur negara yang pernah disaksikan sendiri ataupun dialaminya.

3. Etika dalam analisis data

Ketika peneliti melakukan proses analisis terhadap bahan-bahan hukum atau data hasil
penelitian yang tersedia, dalam proses interpretasi, diperlukan ketelitian, kecermatan, kehati-hatian,
agar pihak-pihak yang terkait dan dilibatkan dalam penelitian tetap dapat dilindungi privasinya.
Misalnya, pertimbangan menggunakan nama samara (anonym). Terhadap bahan atau data yang
akan diberikan interpretasi, pastikan bahwa akurasi dan validasinya tetap terjaga dan informasi yang
didapatkan dijamin kesahihannya.

4. Etika dalam menulis hasil penelitian

Dalam penulisan hasil penelitian, sebaiknya tidak menggunakan kata-kata yang mengandung
bias pada orang-orang tertentu, baik itu bias gender, orientasi seksual, ras, etnis, ketidakmampuan,
maupun usia. Masalah lain dalam menulis penelitian bisa saja meliputi usaha-usaha untuk menekan,
memalsukan, atau mengkreasi penemuan-penemuan "baru untuk memenuhi kebutuhan peneliti
atau audiens. Praktik-praktik curang seperti ini tidak diterima dalam komunitas penelitian
profesional, dan tindakan tersebut biasanya akan membentuk sifat atau perilaku saintifik yang
buruk. Begitu juga dengan penyertaan nama-nama tertentu yang sesungguhnya tidak memiliki
kontribusi apapun, secara substansial, dalam penelitian, untuk dimasukkan sebagai bagian dari tim
penelitian tersebut.

5. Etika dalam hasil penelitian

Seluruh hasil penelitian wajib dipublikasikan, kea ali yang bersifat rahasia atau menimbulkan
keresahan bagi masyarakat. Publikasi hasil penelitian dapat dilakukan dalam bentuk seminar hasil
penelitian, prosiding seminar, artikel yang diterbitkan dalam jurnal nasional/inter- nasional atau
dituangkan dalam bentuk buku hasil penelitian (Sebagian besar jurnal menilai bahwa buku yang
substansinya dari hasil penelitian dikategorikan sebagai sumber primer yang penting). Hasil
penelitian yang dipublikasikan harus mengacu pada peraturan yang berlaku untuk pencegahan dan
penanggulangan pelanggaran kode etik publikasi.
BAB III
GAMBARAN PENELITIAN HUKUM
A. Pengertiian Penelitian Hukum
Istilah penelitian hukum dalam bahasa Inggris, "Legal Research dan dalam bahasa Belanda
disebut, “Rechtsonderzoek". Perbedaan istilah bedrijven beoefening dan ondrzoek dalam tradisi
sistem civil law di satu pihak dan istilah research dalam tradisi hukum common law pada pihak lain,
akan memperkaya berbagai istilah dalam khazanah penelitian hukum di Indonesia, pada masa kini
dan di masa mendatang. Secara umum legal research (penelitian hukum) merupakan serangkaian
kegiatan dengan metode ilmiah dalam mencari kebenaran dengan cara sistematis, utuh, dan
konsisten. Menurut Soerjono Soekanto, penelitian hukum adalah suatu kegiatan ilmiah, yang
didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang mempunyai tujuan untuk
mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu. Menurut pandangan Peter Mahmud
Marzuki, penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip
hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu-isu hukum yang dihadapi. Pada
hakikatnya, hasil yang diperoleh pada penelitian hukum normatif berguna sebagai bahandasar untuk
menyusun dan membangun sebuah proses argumentasi hukum yang logis, solid, tepat, rasional, dan
akurat. Adapun hasil pada penelitian hukum empirik berguna untuk memberikan gambaran
utuhbagaimana hukum itu bekerja dalam dimensi sosial yang lebih luas dan kompleks.

Pengertianpenelitian hukum sebagai prosesn pengidentifikasi dan mengambil informasi yang


diperlukan untuk mendukuk hukum pengambilan keputusan, dalam arti luas, penelitian hukum
termasuk setiap lagkah dari suatu Tindakan yang diawali dengan analisis yerhadap fakta-fakta
masalah dan diakhiri dengan aplikasi dan komunikasi hasil penelitian tersebut.

Metode penelitian hukum pada umumnya membagi penelitian atas dua kelompok besar,
yaitu metode penelitian hukum normative dan metode penelitian empiris. Metode penelitian
normative artinya metode yang berdasarkanaturan aturan perundangan, baik ditinjau dari sudud
hirarki perundang-undangan , maupun hubungan harmonis perundang undangan.

B. Penelitian Hukum Menurut Lapisan Ilmu Hukum


Terdapat tiga tingkatan lapisan hukum, yaitu dogmatic hukum, teori hukum, dan filsadat
hukum, berdasarkan pelapisan ilmu hukum tersebut, selanjutnya dapat dijelaskan penggunaan
metode penelitiannya. Pada tataran dogmatic hukum, penelitian hukum diadakan dalam rangka
menguji norma atau kaidah hukum. Kemudian pada lapisan teori hukum, penelitian hukum
dilaksanakan untuk menguji teori. Lapisan filsafat hukum, penelitian hukum bertujuan untuk menguji
konsep-konsep hukum yang ideal.

C. Karakterisitik penelitian hukum


Karakteristik ilmu hukum yang bersifat normatid, preskriptid, dan praktis membawa
konsekuensi logis pada desain karakter metode penelitian hukum. Preskripsi merupakan suatu hal
khusus yang membedakan penelitian penelitian hukum dengan ilmu sosio-legal. Maka pentingbagi
penelitian suatu benturan atau kesenjangan hukum yang terjadi antara peristiwa hukum dengan
aturan hukum.

Penelitian hukum bukan hanya diperuntukkan bagi keperluan akademis, seperti dalam
rangka penyusunan karya tulis mahasiswa dalam bentuk skripsi, tesis, disertasi, ataupun naskah
artikel untuk dimuat di jurnal, tetapi dapat juga dilakukan demi keperluan pengembangan dan
penguatan praktik hukum, baik yang dilakukan oleh lembaga penegak hukum, Lembaga-lembaga
negara, lembaga pemerintah, Lembaga Lembaga masyarakat, maupun oleh kalangan praktisi hukum
pada umumnya.

D. Penelitian Hukum dan Tujuan Kebenaran


Tiga teori kebenaran yang akan diuraikan ini, dapat diterapkan di dalan filsafat hukum, ilmu
hukum, dan teknik hukum. Teori korespond. Atau koresponde memandang bahwa suatu
permyataan adalah benar bila sesuai atau sebanding dengan kenyataan yang menjadi objeknya.
Teori kohererensi berpendapat bahwa suatu pernyataan adalah benar apabila dengan pernyataan
sebelumnya. Sedangkan teori pragmatik menyatakan bahwa suatu pernyataan adalah benar bila
berguna bagi kehidupan praktis. Dengan demikian, teori korespondensi relevan dengar dimensi
perilaku hukum dan menjadi bahan kajian dari sosiologi hukum dan antropologi hukum. Teori
koherensi sejalan dengan dimensi nilai hukum dan menjadi bahan kajian filsafat hukum, Sedangkan
teori pragmatik sejalan dengan dimensi kaidah dan menjadi bahan kajian seni atau teknik hukum.

Penelitian hukum adalah penelitian yang memuat preskripsi, yaitu mengkaji tentang
koherensi suatu peristiwa hukum dengan aturan hukum, aturan hukum dengan norma hukum,
norma hukum dengan asas hukum, dan asas hukum dengan etika. Fungsi penelitian adalah mencari
kebenaran. Adapun kebenaran yang dicari dalam penelitian hukum adalah kebenaran koherensi. Di
mana sesuatu dikatakan benar jika koheren dengan nilai-nilai yang melandasinya. Misalnya, suatu
peristiwa hukum dikatakan benar jika koheren dengan aturan hukumnya. Atau aturan hukum
dikatakan benar, jika koheren dengan norma, asas atau etika. Hal ini tentu berbeda dengan
penelitian ilmia, baik penelitian alam maupun sosial.

1. Teori korespondesi,
Bahwa kebenaran yang sempurna akan tercipta, mana kala terdapat lesesiaoam amyata
pernyaan dan kenyataan.

2. Teori Koherensi
Bahwa kebenaran lah yang menilai sesuati itu benar, jika memiliki kesesuan antara satu
pernyataan dengan pernyataan yang lain atau memiliki hubungan dengan proporsi-
proporsi sebelumnya yang benar.

3. Teori pragmatic
Menilai sesuatu kebenaran suatu proporsi dianggap benar, jika memiliki manfaat bagi
kehidupan manusia, teori ini tidak dapat menjadi ilmu pengetahuan karena teori ini
ersifat subjektif, karena tiap orang memiliki perbedaannya masing-masing.

4. Teori Performatik
Teori ini menilai sesuatu itu benarm apabila merupakan ketetapan dari pemegang
otoritas tertentu. Padahal, keputusan seseorang pemegang otoritas tertentu tidak selalu
multak kebenaranyya.

5. Teori consensus
Teori ini menilai sesuatu hal sebagai kebenaran, jika berdasar pada peradigma ata
perspektif tertent, dimana ada komuntas ilmuwan yang mendukung teori tersebut.

6. Teori kebenaran islam


Adalah semua hal yang dating dan bersumber dari allah ta’ala dan rosulnya, kebenaran
dalam wahyu terbukti dengan esesuaian hukum-hukum yang terjadi di ala mini.
Demikian pula aturan–aturan tidak satupun bertentangan dengan firah manusia.

E. Tujuan dan kegunaan penelitian hukum


Pada dasarnya tujuan penelitian berisi yraian yang menggambarkan arah dan capaian
yang dicapai melalui penelitian. Isinya bukan sekedar menjawab permaslahan saja, malaikan
juga menggambarkan kontribusi ilmiah yang dapat di berikan terhadap perkembangan ilmu
hukum, baik pada tataran teoritis maupun praktis.

Adapun tujuan penelitian ialah sebagai berikut:

(1) untuk mendapatkan pengetahuan tentang gejala hukum sehingga dapat


dirumuskan masalah secara tepat;
(2) untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu gejala
hukum, sehingga dapat dirumuskan hipotesis;
(3) untuk menggambarkan secara lengkap aspek-aspek hukum dari suatu keadaan,
perilaku individu atau perilaku kelompok tanpa didahului hipotesis;
(4) untuk mendapatkan keterangan tentang Irekwensi peristiwa hukum;
(5) untuk memperoleh data mengenai hubungan antara satu gejala hukum dengan
gejala yang lain;
(6) untuk menguji hipotesis yang berisikan hubungan sebab akibat.

Selain tujuan tersebut di atas, penelitian hukum mempunyai sejumlah tujuan tertentu yang
membedakannya dengan penelitian ilmu sosial, antara lain:

(1) untuk mendapatkan asas-asas hukum dari hukum positif yang tertulis atau dari rasa
susila warga masyarakat;
(2) untuk mengetahui sistematika dari suatu perangkat kaidah-kaidah hukum, yang
terhimpun dalam suatu kodifikasi atau peraturan perundang-undangan tertentu;
(3) untuk mengetahui taraf sinkronisasi peraturan perundang-undangan baik secara vertikal
maupun secara horizontal;
(4) untuk mengetahui perbandingan hukum tentang sesuatu hal dari sejumlah sistem atau
tata hukum yang berbeda;
(5) untuk mengetahui perkembangan hukum dari perspektif historis (sejarah);
(6) untuk mengidentifikasi hukum-hukum tidak tertulis, seperti hukum adat ataupun
kebiasaan pada umumnya;
(7) untuk mengetahui efektiVitas dari hukum tertulis maupun hukum tidak tertulis.

F. Pengunaan metode penelitian hukum

pertama, pendekatan dari sudut falsafah ilmu membedakan ilmu dari dua sudut pandangan,
yaitu pandangan positivistik yang melahirkan ilmu empiris dan pandangan normatif yang melahirkan
ilmu normatif. Dari sudut ini ilmu hukum memiliki dua sisi tersebut.

Kedua, pendekatan dari sudut pandang teori hukum dibagi atas tiga lapisan utama, yaitu
dogmatik hukum, teori hukum (dalam arti sempit), dan filsatat hukum. Ketiga lapisan tersebut pada
akhirnya memberikan dukungan pada praktik hukum, yang masing masing mempunyai karakter yang
khas dengan sendirinya juga memiliki metode yang khas. Persoalan tentang metode dalam ilmu
hukum merupakan bidang kajian teori hukum (dalam arti sempit).

G. Kedudukan Hipotesis dalam penelitian hukum


Telah menjadi kesepakatan dalam berbagai referensi metodologi penelitian penelitian
hukum terkait penggunaan hipotesis dalam penelitian hukum. Berdasarkan karakteristik penelitian
dalam ilmu hukum, maka penelitian hukum normatif tidak mengenal penggunaan hipotesis pada
proses penelitian, tetapi memungkinkan digunakan dalam penelitian hukum empirik yang
metodenya merujuk pada metode penelitian ilmu sosial. Meskipun dalam praktiknya, banyak
ditemukan penelitian hukum empirik yang semestinya menunjukkan runusan hipotesis, justru tidak
ditemukan hal tersebut. Bahkan pertanyaan penelitian lebih banyak dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan, bukan dalam bentuk statement atau pernyataan, sebagaimana kelaziman dalam topik
penelitian ilmu sosial untuk menguji hipotesis penelitian. Ini menunjukkan pilihan penelitian hukum
yang dilakukan tidak konsisten, karena tidak menggunakan seluruh karakteristik tipe penelitian
hukum yang diterapkan pada kajian ilmu sosial.

Idealnya, verifikasi secara empiris berarti evaluasi secara objektif dari suatu pernyataan
hipotesis terhadap kenyataan faktual. Verfikasi ini berarti bahwa ilmu terbuka untuk kebenaran lain,
selain yang terkandung dalam hipotesis (mungkin fakta menolak hipotesis). Demikian juga bahwa
verifikasi faktual membuka diri atas kritik terhadap kerangka pemikiran yang mendasari pengajuan
hipotesis.

Anda mungkin juga menyukai