Selanjut nya Indonesia juga telah meratifikasi, New York Contion 1958
(convention on the recognition and enforcement of foreign Arbrital
Award ) tentang pengakuan dan pelaksanaan putusan arbritase luar negeri,
melalui keputusan presiden , Nomor 34 tahun 1981, keberadaan lembaga
arbritase semakin diperkuat, dengan lahir nya undang-undang nomor 30
tahun 1999 tentang arbritas i dan alternatif penyelesaian sengketa
(UU AAPS) pada tanggal 12 agustus 1999, yang di muat dalam lembaran
negara RI tahun 1999 nomor 138.
Secara garis besar, berkaitan dengan arbritase perlu pula di jelaskan bahwa
sebelum diberlakukan nya UU AAPS. Keberadaan arbitrase di indonesia
sebenar nya sudah di akui sejak zaman pejajahan belanda, yang pengaturan
nya tertuang dalam pasal 377 reglement indonesia, dan diperbaharui (het
Herziene indonesisch reglement HIR , staatsblad 1941 : 44) dan pasal 705
rglement untuk daerah luar jawa dan madura (rechtstreglement
Buetingewesment RBG, staatsblaad 1927:227)
Hanya saja pada waktu itu, belum ada suatu badan arbritase yang
melembaga. sehingga penyelengaraan arbritase masih berlansung secara
ad hoc barulah pada tahun 1977, lahir lembaga Arbritase BANI (Badan
Arbritase Nasional Indonesia) “the indosian of board arbitration” dan pada
tahun selanjut nya 1993 disusul pula dengan berdiri nya badan arbritase
MUAMALAT INDONESIA ( BAMUI ) dan badan arbritase pasar modal
indonesia ( BAPMI ) pada tahun 2002.
Klausul Arbitrase
Secara garis beras, suatu klausul arbitrase akan mencakup hal-hal antara lain
komitmen maupun kesepakatan para pihak untuk melaksanakan arbitrase.
Ruang lingkup arbitrase, apakah arbritase akan berbentuk arbitrase
institusional atau Ad Hoc aturan prosudal nya yang berlaku bagi arbitrase,
Pilihan terhadap hukum substantif yang berlaku bagi arbitrase.
Sesuao dengan jenis arbitrase seperti yang telah di kemukakan sebelum
nya, berikut akan di kemukakan contoh-contoh rumusan klausul arbitrase
dari beberapa lembaga arbritase.