Anda di halaman 1dari 5

PERBANDINGAN PERUBAHAN UU PTUN

 Pasal 116 mengenai pelaksanaan putusan pengadilan.

UU No. 5 Tahun 1986 UU No.9 Tahun 2004 UU No.51 Tahun 2009

(1) Salinan putusan (1) Salinan putusan (1) Salinan putusan


Pengadilan yang telah Pengadilan yang telah Pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum memperoleh kekuatan hukum memperoleh kekuatan hukum
tetap, dikirimkan kepada para tetap, dikirimkan kepada para tetap, dikirimkan kepada para
pihak dengan surat tercatat pihak dengan surat oleh pihak dengan surat oleh
oleh Panitera Pengadilan panitera pengadilan setempat panitera pengadilan setempat
setempat atas perintah Ketua atas perintah Ketua atas perintah Ketua
Pengadilan yang Pengadilan yang Pengadilan yang
mengadilinya dalam tingkat mengadilinya dalam tingkat mengadilinya dalam tingkat
pertama selambat-lambatnya pertama selambat-lambatnya pertama selambat-lambatnya
dalam waktu empat belas dalam waktu 14 (empat dalam waktu 14 (empat
hari; belas) hari; belas) hari kerja;

(2) Dalam hal empat (2) Dalam hal 4 (empat) (2) Apabila setelah 60
bulan setelah putusan bulan setelah Putusan (enam puluh ) hari
pengadilan yang telah Pengadilan yang telah kerjaputusan yang telah
memperoleh kekuatan hukum mempunyai kekuatan hukum memperoleh kekuatan hokum
tetap sebagaimana dimaksud tetap sebagaimana dimaksud tetap sebagaimana dimaksud
dalam ayat pada ayat pada ayat (1) diterima
tergugat tidak melaksanakan
(1) dikirimkantergugat tidak (1) dikirimkan,tergugat tidak
kewajibannya sebagaimana
melaksanakan kewajibannya melaksanakan kewajibannya
dimaksud pada ayat dalam
sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud
pasal 97 ayat (9) huruf a
dalam Pasal 97 ayat (9) huruf dalam Pasal 97 ayat (9) huruf
keputusan tata usaha Negara
a, maka Keputusan Tata a, Keputusan Tata Usaha
yang disengketakan itu tidak
Usaha Negara yang Negara yang disengketakan
mempunyai kekuatan hukum
bersangkutan itu tidak itu tidak mempunyai
lagi.
mempunyai kekuatan hukum kekuatan hukum lagi;
lagi.
(3) Dalam hal tergugat
(3) Dalam hal tergugat ditetapkan harus (3) Dalam hal tergugat
ditetapkan harus melaksanakan kewajiban ditetapkan harus
melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud melaksanakan kewajiban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 ayat (9) ayat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 97 ayat (9) (9) huruf b dan c, dan dalam Pasal 97 ayat (9) ayat
huruf b dan c, dan kemudian kemudian setelah 3 (tiga) (9) huruf b dan c, dan
setelah tiga bulan ternyata bulan ternyata kewajiban kemudian setelah 90
kewajibannya tersebut tidak tersebut tidak (sembilan puluh) hari
dilaksanakannya, maka dilaksanakannya, penggugat kerjaternyata kewajiban
penggugat mengajukan mengajukan permohonan tersebut tidak dilaksanakan,
permohonan kepada Ketua kepada Ketua Pengadilan maka penggugat mengajukan
Pengadilan sebagaimana sebagaimana dimaksud pada permohonan kepada Ketua
dimaksud dalam ayat (1), ayat (1) Pengadilan Pengadilan sebagaimana
agar Pengadilan memerintahkan tergugat dimaksud pada ayat (1) agar
memerintahkan tergugat melaksanakan putusan Pengadilan memerintahkan
melaksanakan putusan pengadilan tersebut; tergugat melaksanakan
tersebut; putusan pengadilan tersebut;
(4) Dalam hal tergugat tidak
(4) Jika tergugat masih bersedia melaksanakan (4) Dalam hal tergugat
tidak mau melaksanakannya, putusan Pengadilan yang tidak bersedia melaksanakan
ketua Pengadilan telah memperoleh kekuatan putusan Pengadilan yang
mengajukan hal ini kepada hukum tetap, terhadap telah memperoleh kekuatan
instansi atasannya menurut pejabat bersangkutan hukum tetap, terhadap
jenjang jabatan; dikenakan upaya paksa pejabat bersangkutan
berupa pembayaran sejumlah dikenakan upaya paksa
(5) Instansi atasan
uang paksa dan atau sanksi berupa pembayaran sejumlah
sebagaimana dimaksud
adminsitratif; uang paksa dan atau sanksi
dalam ayat (4), dalam waktu
adminsitratif;
dua bulan setelah (5) Pejabat yang tidak
pemberitahuan dari Ketua melaksanakan putusan (5) Pejabat yang tidak
pengadilan harus sudah pengadilan sebagaimana melaksanakan putusan
memerintahkan pejabat dimaksud pada ayat (4) pengadilan sebagaimana
sebagaimana dimaksud dimumkan pada media massa dimaksud pada ayat (4)
dalam ayat (3) melaksanakan cetak setempat oleh panitera dimumkan pada media massa
putusan Pengadilan tersebut; sejak tidak terpenuhinya cetak setempat oleh panitera
ketentuan sebagaimana sejak tidak terpenuhinya
(6) Dalam hal instansi
dimaksud pada ayat. ketentuan sebagaimana
atasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3).
dimaksud dalam ayat (4),
(6) Disamping diumumkan
tidak mengindahkan
pada media massa cetak
ketentuan sebagaimana
setempat sebagaimana
dimaksud dalam ayat (5),
dimaksud pada ayat (5),
maka Ketua Pengadilan
ketua pengadilan harus
mengajukan hal in kepada
mengajukan hal ini kepada
Presiden sebagai pemegang
Presiden sebagai pemegang
kekuasaan pemerintah
kekuasaan tertinggi untuk
tertinggi untuk
memerintahkan pejabat
memerintahkan pejabat
tersebut melaksanakan
tersebut melaksanakan
putusan pengadilan, dan
putusan pengadilan tersebut.
kepada lembaga perwakilan
rakyat untuk menjalankan
fungsi pengawasan
(7) Ketentuan mengenai
besaran uang paksa, jenis
sanksi administratif, dan tata
cara pelaksanaan pembayaran
uang paksa dan/ atau sanksi
administrative diatur dengan
peraturan perundang-
undangan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004

Pasal 2 Pasal 2

Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan Tidak termasuk dalam pengertian Keputusan
Tata Usaha Negara menurut Undangundang Tata Usaha Negara menurut Undang-Undang

ini : ini:

a. Keputusan Tata Usaha Negara yang a. Keputusan Tata Usaha Negara yang
merupakan perbuatan hukum perdata; merupakan perbuatan hukum perdata;

b. Keputusan Tata Usaha Negara yang b. Keputusan Tata Usaha Negara yang
merupakan pengaturan yang bersifat merupakan pengaturan yang bersifat umum;

umum; c. Keputusan Tata Usaha Negara yang masih


memerlukan persetujuan;
c. Keputusan Tata Usaha Negara yang masih
memerlukan persetujuan; d. Keputusan Tata Usaha Negara yang
dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab
d. Keputusan Tata Usaha Negara yang
dikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab
Undang-Undang Hukum Acara Pidana atau
Undang-undang Hukum Pidana atau Kitab
Undang-undang Hukum Acara Pidana peraturan perundang-undangan lain yang
bersifat hukum pidana;
atau peraturan perundang-undangan lain yang
bersifat hukum pidana; e. Keputusan Tata Usaha Negara yang
dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan
e. Keputusan Tata Usaha Negara yang
badan
dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan
peradilan berdasarkan ketentuan peraturan
badan peradilan berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku;
peraturan perundang-undangan yang
f. Keputusan Tata Usaha Negara mengenai
berlaku;
tata usaha Tentara Nasional Indonesia;

f. Keputusan Tata Usaha Negara mengenai


g. Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik
tata usaha Angkatan Bersenjata
di pusat maupun di daerah mengenai hasil
pemilihan umum.
Republik Indonesia;

g. Keputusan Panitia Pemilihan, baik di pusat


maupun di daerah, mengenai hasil

pemilihan umum.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004

Pasal 7 Pasal 7

(1) Pembinaan teknis peradilan bagi (1) Pembinaan teknis peradilan, organisasi,
Pengadilan dilakukan oleh Mahkamah administrasi, dan finansial Pengadilan
Agung.
dilakukan oleh Mahkamah Agung.
(2) Pembinaan organisasi, administrasi, dan
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada
keuangan Pengadilan dilakukan oleh
ayat (1) tidak boleh mengurangi kebebasan
Departemen Kehakiman.
Hakim dalam memeriksa dan memutus
(3) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam sengketa Tata Usaha Negara.”
ayat (1) dan ayat (2) tidak boleh

mengurangi kebebasan Hakim dalam


memeriksa dan memutus sengketa Tata

Usaha Negara.

Anda mungkin juga menyukai