Kata Pengantar................................................................................................................ i
Daftar Isi…...................................................................................................................... ii
Bab 1 Pendahuluan........................................................................................................ 1
Bab II Pembahasan........................................................................................................ 4
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………............. 33
3.2 Saran…............................................................................................................ 34
Daftar Pustaka…............................................................................................................. 36
i
BAB I
PENDAHULUAN
dengan kode etik, khususnya kode etik pada Advokat karena Advokat adalah salah
satu profesi yang akan ditekuni oleh Mahasiswa Fakultas Hukum. Kode Etik
akan menjadi lebih nyaman jika kita menjadi seseorang yang memiliki kode etik
yang baik dalam menjalankan profesi sehari-hari. Orang lain pun akan lebih
menghargai seseorang yang memiliki etika dan kode etik yang baik.
Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos,
ethos yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, tempat yang baik. Ethikos berarti
susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang baik. Kata “etika” dibedakan
dengan kata “etik” dan “etiket”. Kata etik berarti kumpulan asas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak atau nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golongan atau masyarakat. Adapun kata etiket berarti tata cara atau adat, sopan
hubungan baik sesama manusia. Etika adalah suatu komponen penting yang harus
dijaga dengan baik oleh seluruh manusia, khususnya bagi seseorang yang bergerak
1
Kode etik merupakan salah satu pedoman bagi para pekerja sosial dalam
menjalankan profesinya kode etik memiliki peran vital dalam peran kerja antara
pekerja sosial dengan klien, maupun antara pekerja sosial dengan supervisor pekerja
sosial. Dengan demikian setiap seseorang yang memiliki profesi baik itu seorang
mengutamakan kode etik yang merupakan salah satu pedoman untuk menjalankan
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
untuk kepentingan hukum klien (jasa hukum). Advokat adalah pengacara yang
diangkat oleh Menteri Kehakiman setelah mendapat nasihat dari Mahkamah Agung.
Batas wilayah hukum tugas dari seorang advokat adalah seluruh provinsi di
Indonesia.
PEMBAHASAN
Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
advokat adalah one who assists, defend, or pleads for another. Who renders legal edvice and
aid, plead the cause of another before a court or a tribunal, a counselor (seseorang yang
memberikan nasehat hukum dan bantuan membela kepentingan orang lain di muka
bahwa advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik di dalam
undang ini.
1
Ishaq, Pendidikan Keadvokatan, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, hlm. 3
Istilah advokat sesungguhnya telah dikenal semenjak zaman Romawi yang
jabatannya atau profesinya disebut dengan nama officium nobile (profesi yang mulia),
dirinya sendiri, serta berkewajiban untuk turut menegakkan hak-hak asasi manusia,
oleh Abdul Hakim G. Nusantara yang mengatakan, bahwa bantuan hukum sebagai
kegiatan pelayanan hukum secara cuma-cuma kepada masyarakat miskin dan buta
hukum.2
Pemberian jasa advokat khususnya bagi rakyat kecil yang tidak mampu dan
buta hukum tampaknya merupakan hal yang dapat dikatakan relatif baru di negara
institution (lembaga hukum) semula tidak dikenal dalam sistem hukum tradisional,
dan baru dikenal di Indonesia sejak masuknya atau diberlakukannya sistem hukum
barat di Indonesia.3 Hubungan antara advokat dengan kliennya harus dalam kondisi
penyampaian tujuan luhur mencari nilai kebenaran dan keadilan hukum. Advokat
tidak boleh menerima kuasa untuk menyelesaikan perkara dalam suasana terpaksa. 4
Advokat dapat menolak menangani perkara yang diyakini tidak ada dasar
untuk menjalankan tugas sebagai kuasa hukum yang didalamnya terkandung misi
2
Abdul Hakim G. Nusantara, Beberapa Pemikiran Mengenai Bantuan Hukum: Ke arah Bantuan
Hukum Struktural, Bandung: Alumni, 1981, hlm. 16, dalam Ishaq, S.H., M.Hum. , 2012, Pendidikan
Keadvokatan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm.12
3
Ishaq, S.H., M.Hum., 2012, Pendidikan Keadvokatan, Sinar Grafika, Jakarta, hlm. 13.
4
Dr. Artijo Alkostar, S.H, LLM,2010, Peran dan Tantangan advokat dalam Era Globalisasi,Yogyakarta
: UII Press, hlm.74.
yang luhur yaitu tegaknya kebenaran dan keadilan. Semua warga masyarakat yang
penyelenggaran proses penasihat hukum (dari sudut pihak yang berfungsi untuk
menyelenggarakannya).5
Perkembangan kebutuhan advokat pada saat ini semakin pesat oleh warga
masyarakat yang mempunyai masalah hukum, tetapi tidak jarang terjadi adanya
tindakan atau perilaku yang tidak baik seorang advokat dalam memberikan bantuan
tidak jarang ada beberapa advokat yang memilih-milih klien dalam arti lebih
megutamakan klien yang membayar dengan jumlah besar. Hal ini tentu saja
pasal 22 ayat 1 yaitu advokat wajib memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma
kepada pencari keadilan yang tidak mampu.6 Juga bertentangan dengan kode etik
advokat pada Bab III hubungan dengan klien pada pasal 4 ayat f yaitu advokat
5
Ishaq S.H.,M.Hum.,Op. Cit.,hlm. 19
6
Ishaq, S.H., M.Hum., .,Op. Cit.,hlm.236
7
Dr.Artijo Alkostar, S.H, LLM, .,Op. Cit., hlm.192
Adapun tugas dan tanggung jawab yang diemban advokat dan harus
2) Membimbing dan melindungi kliennya dari petaka duniawi dan ukhrawi agar
dapat menemukan kebenaran dan keadilan yang memuaskan semua pihak, sesuai
3) Membantu terciptanya proses peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan,
5) Melindungi kliennya dari kedzaliman pihak lain dan melindunginya pula dari
tanggungjawab baik terhadap kliennya, diri sendiri, hukum dan moral, maupun
kliennya; 9) Bersikap simpatik dan turut merasakan apa yang diderita oleh kliennya
10) Antara kuasa hukum atau advokat dengan kliennya haruslah terjalin hubungan
saling percaya dan dapat dipercaya sehingga tidak saling merugikan dan dirugikan;
11) Melaksanakan tugas profesi sebagai pemberi jasa hukum bertindak jujur, adil,
bagi klien yang tidak mampu, hal ini sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung No.
Sejarah terbentuknya Kode Etik Advokat UU No. 18 Tahun 2003 bermula dari
hukum. Kode etik advokat dibentuk oleh para advokat yang bergabung dalam
negeri) dan raad van justitie (dewan pengadilan). Para advokat yang tergabung
dalam organisasi advokat yang disebut Balie van Advocaten. Dari penelusuran
sejarah, wadah advokat di Indonesia baru dibentuk sekitar 47 tahun yang lalu,
tepatnya pada tanggal 4 Maret 1963, di Jakarta, pada saat dilakukan Seminar
8
DR. H. Sunarno Edy Wibowo, SH., M.Hum “Etika Profesi, Kode Etik Advokat Indonesia” hal. 148
Kemudian, dalam Musyawarah I/ Kongres Advokat yang berlangsung di
Hotel Danau Toba di Solo, pada tanggal 30 Agustus 1964, secara aklamasi
sebagai pengganti PAI. Keanggotan Peradin bersifat sukarela dan tidak ada paksaan
5. PERNAJA;
6. LBH KOSGORO
advokat lain ke dalam wadah tunggal yang dikontrol pemerintah. Pada tahun 1981,
Ketua Mahkamah Agung Mudjono, S.H., Menteri Kehakiman Ali Said, S.H., dan
Jaksa Agung Ismael Saleh, S.H. dalam Kongres Peradin di Bandung sepakat untuk
tahun 1982 berdiri juga Kesatuan Advokat Indonesia. Pada tanggal 15 September
Yang dapat diangkat sebagai advokat adalah sarjana yang berlatar belakang
pendidikan tinggi hukum dan setelah mengikuti pendidikan khusus profesi advokat
dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Mahkamah Agung dan Menteri.
berikut: 9
Advokat;
9
Pasal 3 point 1 UU No. 18 Tahun 2003 Tentang Advokat.
9. Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai
Dalam persyaratan untuk menjadi advokat dalam point 9 yakni berprilaku baik,
jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas yang tinggi mengandung
nilai-nilai dasar. Nilai-nilai dasar atau prinsip-prinsip dasar yang terdapat dalam
Kode Etik Advokat hampir serupa dengan prinsip-prinsip dasar peradilan yang
peradilan. Berikut ini nilai-nilai dasar yang terdapat dalam Kode etik yang juga
1. Keadilan
Yang Maha Esa serta dengan menjaga hawa nafsu. Sebagai penegak hukum,
menegakkan kebenaran.
Pendorong keadilan:
10
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), hlm. 239-240
Beberapa pendorong keadilan tersebut membantu para penegak hukum
terutama hakim dan advokat untuk berbuat adil. Nilai dasar keadilan ini juga
terdapat dalam UU No. 18 Tahun 2003 dalam pasal 18 dan pasal 4 point 2 angka 3
yakni:
“Bahwa saya dalam melaksana-kan tugas profesi sebagai pemberi jasa hukum akan
bertindak jujur, adil, dan bertanggung jawab berdasarkan hukum dan keadilan.”
2. Kejujuran
Nilai kejujuran ini berkaitan erat dengan nilai kebenaran karena nilai kejujuran
merupakan unsur dari nilai kebenaran. Selain itu, Kejujuran berkaitan erat dengan
keadilan, kepatutan yang semuanya itu menyatakan sikap bersih dan ketulusan
pribadi seseorang yang sadar dengan pengendalian diri terhadap sesuatu yang
Dalam konteks etika profesi advokat jujur yang harus dilakukan adalah dalam
hal sikap dan prilaku yang benar yang meliputi proses memberikan bantuan hukum
cara yang baik agar perkara yang ditangani terselesaikan dengan baik hal ini juga
“Bahwa saya dalam melaksanakan tugas profesi di dalam atau di luar pengadilan tidak
akan memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada hakim, pejabat pengadilan atau pejabat
lainnya agar memenangkan atau menguntungkan bagi perkara Klien yang sedang atau akan
saya tangani”.
3. Pertanggungjawaban
Untuk memenuhi keadilan, kebenaran, dan kejujuran maka perlu adanya
Etik Advokat UU No. 18 Tahun 2003 berkaitan erat dengan hubungan dengan
dalam UU No. 18 Tahun 2003 pasal 4 point 2 angka 3 dan angka 5, Pasal 19. Karena
manusia yang hidup sebagai mahkluk sosial, tidak bisa bebas, dan semua
Tanggung jawab secara umum menurut Joko Tri Prasetyo dan kawan-kawan
adalah kesadaran manusia dengan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja
maupun yang tidak disengaja.11 Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
dapatlah dijelaskan bahwa tanggung jawab profesi advokat adalah suatu kesadaran
seorang advokat dengan ingkah lakunya atau perbuatannya yang disengaja maupun
makhluk bermoral, dan juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi
maka seorang advokat mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, yang dengan
itu seorang advokat berbuat atau bertindak. Dalam hal ini seorang advokat tidak
luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Oleh
kepada Negara, masyarakat, pengadilan, klien dan tuhan dan pihak lawan.
11
Joko Tri Prasetya, Ilmu Budaya Dasar cetakan keketiga, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 154. 36
Seorang advokat sebagai manusia dan individu adalah warga Negara suatu
Negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, dan bertingkah laku, seorang advokat
senantiasan terikat oleh norma-norma atau aturan-aturan yang dibuat oleh Negara.
Seorang tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Jika perbuatan seorang advokat itu
kepercayaan publik, bahwa advokat tersebut selalu berprilaku jujur dan bermoral
tinggi. Oleh karena itu di dalam berfikir, bertingkah laku, dan berbicara seorang
advokat terikat oleh masyarakat. Dengan demikian, segala tingkah laku dan
hukum. Dengan demikian advokat sebagai salah satu perangkat dalam proses
dalam menegakkan hukum dan keadilan. Oleh karena itu, seorang advokat dalam
undangan yang berlaku.12 Disamping itu juga seorang advokat harus mendukung
12
Ishaq, Pendidikan Keadvokatan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm. 45
Advokat yang mendampingi klien di muka pengadilan harus menempatkan
diri sebagai agen of service, yakni pelayan yang mengabdi kepada keadilan, serta
pendapatnya secara terus terang tentang untung ruginya perkara yang dilitigasi dan
pada dirinya yakni pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam
Sudah tentu dalam perbuatannya advokat melakukan kesalahan baik yang disengaja
Berkaitan dengan UU Advokat No. 18 tahun 2003 maka disusun Kode Etik
Advokat Indonesia, hal ini bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan
profesi Advokat (Pasal 26 Bab IX ayat 1). UU tersebut juga mengatur bagaimana
13
Ibid
seorang Advokat wajib tunduk dan mematuhi kode etik profesi Advokat dan
ketentuan tentang Dewan Kehormatan Organisasi Advokat (ayat 2). Kode etik
- ayat (4) “Kode etik juga mengatur tentang susunan, tugas, dan
tentang hubungan Advokat dengan Klien dan Hubungan Advokat dengan teman
sejawat.
perkaranya dimenangkan.
tidak perlu.
perhatian yang adil dan rata seperti terhadap perkara untuk mana seorang
- Advokat yang mengurus kepentingan bersama dari dua pihak atau lebih
yang tidak sopan atau menyakiti hati, baik secara lisan maupun tertulis.
- Jika klien hendak berganti advokat, maka advokat yang baru dipilih tadi
- Apabila suatu perkara diserahkan oleh kien kepada teman sejawat lain,
17
Supriyadi, Etika dan Tanggumg Jawab Profesi Hukum di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm. 92.
18
E. Sumaryono, Etika Profesi Hukum Norma-Norma Bagi Penegak Hukum, (Yogyakarta: Kanisius, 1995),
hlm. 239.
19
Oemar Seno Adji, Etika Profesional dan Hukum Profesi Advokat, (Jakarta: Erlangga, t.t), hlm. 82
keterangan yang penting untuk mengurus perkara itu, dengan
a. Pengawasan atas pelaksanaan Kode Etik Advokat ini oleh setiap advokat
ditentukan sendiri.20
b. Selain Dewan Kehormatan tidak ada badan lain yang berhak menghukum
pelanggaran atas pasal-pasal dalam Kode Etik Advokat ini oleh seorang
advokat.
2. Berbuat atau bertingkah laku yang tidak patut terhadap lawan atau rekan
seprofesinya
20
C.S.T. Kansil, Pokok-pokok Etika Profesi Hukum, (Jakarta: Pradnya Paramita, 2003). Hlm. 77. 51
21
E. Sumaryono, Etika Profesi Hukum Norma-norma Bagi Penegak Hukum, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), hlm.
242.
22
Pasal 6 UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
3. Bersikap, bertingkah laku, bertutur kata, atau mengeluarkan pernyataan
Berdasarkan PERADI No. 2 Tahun 2007 Pasal 2 Poin tentang memeriksa dan
1. Klien;
2. Teman sejawat;
3. Pejabat Pemerintah;
4. Anggota Masyarakat;
5. Komisi Pengawas;
b. Peringatan;
c. Peringatan keras;
e. Pemberhentian selamanya;
1. Teguran lisan.
2. Teguran tertulis.
Dengan pertimbangan atas berat dan ringannya sifat pelanggaran kode etik
tidak berat;
etik dengan maksud dan tujuan untuk merusak citra dan martabat
kehormatan 26
profesi advokat yang wajib dijunjung tinggi sebagai
pengadilan.
mendapatkan imbalan jasa. Sebab sudah menjadi ketentuan bahwa orang yang
member jasa layanan apapun namanya, mesti mendapatkan imbalan jasa berupa
honorarium.
“Advokat berhak menerima honorarium atas jasa hukum yang telah diberikan kepada
kliennya. Besarnya honorarium atas jasa hukum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
26
Ibid
Berkaitan dengan masalah jasa hukum yang berakibat pada timbulnya biaya
berupa honora-rium, maka advokat harus memperhatikan pula klien yang tidak
mampu dalam pasal 22 UU No. 18 Tahun 2003 dinyatakan bahwa “Advokat wajib
memberikan bantuan hukum secara cuma-cuma kepada pencari keadilan yang tidak
mampu. Ketentuan mengenai persyaratan dan tata laksana pemberi bantuan hukum
Sejalan dengan ketentuan Pasal 22 UU No. 18 Tahun 2003 di dalam pasal 237
“Barang siapa hendak berpekara, baik sebagai penggugat maupun tergugat, tetapi
tidak mampu membayar ongkos perkara, dapat mengajukan perkara dengan izin tidak
membayar ongkos.” 27
cuma-cuma ini harus melampirkan berkas keterangan tidak mampu dari instansi
yang berwenang yang dikeluarkan oleh kepala desa dan diketahui oleh camat.
2003 dapat dimaknai sebagai sebuah sentuhan moral kepada advokat, agar dalam
tidak mampu.
27
Ishaq, Pendidikan Keadvokatan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm. 140. 56
Jumat, 12 Juli :45 WIB SURABAYA (WIN): Advokat senior Tonny Gunawan diputus
Tonny terbukti melakukan pelanggaran kode etik. Putusan ini sebagai buntut dari
pelaporan H. Yahya (pengadu I) dan Zainal Arifin (pengadu II) terkait pertemuan
keduanya yang merupakan lawan hukum dalam sebuah perkara. Dalam sidang
kode etik yang digelar di kantor Peradi Jatim, itu, Toni disebut melakukan
pelanggaran berat dengan menemui lawan kliennya dalam berperkara. Tak hanya
itu, pria keturunan itu juga disebut melakukan pemaksaan dalam pertemuan yang
Dalam putusan yang dibacakan Majelis Dewan Kehormatan Peradi Jatim yang
diketuai Trimoelja D. Sorjadi, disebutkan jika Tony sebagai teradu telah melanggar
UU No. 18/2003 tentang advokat pasal 6 huruf b dan d, KEAI pasal 2 dan pasal 7
sebesar Rp 3,5 juta,” ujar Trimoelja bacakan surat putusannya. Menurut Tri,
sebagaimana advokat itu biasa disapa, Tony Gunawan merupakan advokat senior
yang telah paham kode etik, namun memberikan keterangan tidak jujur selama
Teradu juga disebut melakukan tindakan tidak terpuji sebagai advokat, dengan
Tri.
Peristiwa pelanggaran kode etik bermula saat Tony Gunawan menjadi kuasa hukum
Domiri, yang terlibat kasus gugatan pengosongan tanah berupa tambak seluas meter
persegi di Desa Sawahan, Buduran Sidoarjo, 4 Mei 2012 lalu. Saat itu, Domiri
diketahui memiliki tanah di lokasi yang sama, namun menumpang sertifikat milik
H. Yahya dan Zainal Arifin sebagai Pengadu I dan II. Singkat cerita, Tony
pemaksaan agar yang bersangkutan mengakui Awal Lestari sebagai kuasa hukum
pengadu. Tindakan inilah, yang dianggap melanggar kode etik advokat dan
dilaporkan kepada dewan kehormatan Peradi Jatim. Sementara itu, Tonny yang
ditemui usai sidang, menyatakan mengajukan banding atas putusan itu. Ia mengaku
jika kedatangannya ke Pengadu II tak lain untuk menyelesaikan perkara lain yang
“Saya ini tidak sengaja bertemu dengan H. Yahya, “Saya ini tidak sengaja bertemu
dengan H. Yahya. Saya datang ke sana karena ada keperluan lain terkait kasus
penipuan yang menyeret nama klien saya. Jadi bukan untuk kasus gugatan
pengosongan tanah,” jelasnya. Lebih lanjut, Ia akan segera ajukan banding terkait
putusannya. Ia merasa jika kasus yang membelitnya tidak diputus sesuai unsur
Melihat kronologis dari contoh kasus yang telah di paparkan diatas secara
advokat. Advokat adalah orang yang berprofesi memberi jasa hukum, baik didalam
harus pemberi jasa hukum harus bertindak jujur, adil, dan bertanggung jawab
berdasarkan hukum dan keadilan; suatu hal yang telah dilakukan oleh Tonny
b) Berbuat atau bertingkah laku yang tidak patut terhadap lawan atau rekan
seprofesinya;
perbuatan tercela;
28
UU No.18 Tahun 2003 tentang Advokat
f) Melanggar sumpah/janji Advokat dan/atau kode etik profesi Advokat.
Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur dalam mempertahankan keadilan dan
kebenaran dilandasi moral yang tinggi, luhur dan mulia, dan yang dalam
Indonesia, Kode Etik Advokat serta sumpah jabatannya.” Dalam pasal 7 huruf (F)
menunjuk Advokat mengenai suatu perkara tertentu, maka hubungan dengan orang
itu mengenai perkara tertentu tersebut hanya boleh dilakukan melalui Advokat
tersebut.”
a. Teguran lisan;
b. Teguran tertulis;
bulan;
2) Ketentuan tentang jenis dan tingkat perbuatan yang dapat dikenakan tindakan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Dewan
Menurut Kode Etik Advokat Pasal 4 Bab III Hubungan dengan Klien :
kemampuan klien.
e. Advokat tidak dibenarkan membebani klien dengan biaya-biaya yang tidak perlu.
oleh klien secara kepercayaan dan wajib tetap menjaga rahasia itu setelah
saat yang tidak menguntungkan posisi klien atau pada saat tugas itu akan dapat
menimbulkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi bagi klien yang
pasal 3 huruf a.
j. Advokat yang mengurus kepentingan bersama dari dua pihak atau lebih harus
k. Hak retensi Advokat terhadap klien diakui sepanjang tidak akan menimbulkan
menangani perkara :
a. Surat-surat yang dikirim oleh Advokat kepada teman sejawatnya dalam suatu
perkara dapat ditunjukkan kepada hakim apabila dianggap perlu kecuali surat-surat
Advokat akan tetapi tidak berhasil, tidak dibenarkan untuk digunakan sebagai bukti
dimuka pengadilan.
c. Dalam perkara perdata yang sedang berjalan, Advokat hanya dapat menghubungi
hendaknya seketika itu tembusan dari surat tersebut wajib diserahkan atau
d. Dalam perkara pidana yang sedang berjalan, Advokat hanya dapat menghubungi
diajukan oleh pihak lawan dalam perkara perdata atau oleh jaksa penuntut umum
mengenai suatu perkara tertentu, maka hubungan dengan orang itu mengenai
perkara yang menjadi tanggung jawabnya baik dalam sidang terbuka maupun
berkelebihan dan untuk itu memiliki imunitas hukum baik perdata maupun pidana.
alasan:31
1. permohonan sendiri;
Kami sebagai mahasiswa Fakultas Hukum dan sebagai warga Negara Indonesia
Negara Hukum (tercantum dalam Undang-Undang Dasar Pasal 1 Ayat 3). Aparat
penegak hukum wajib mentaati kode etik sesuai dengan bidangnya masing-masing
tanggungjawab profesi. Salah satu contoh profesi yang dapat kita ambil yaitu
advokat, seorang advokat yang baik wajib memberikan jasa hukum dengan
bertindak jujur, adil, dan bertanggung jawab berdasarkan hukum dan keadilan.
Menjalankan profesi sebagai advokat harus memperhatikan kode etik advokat agar
dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan pelanggaran terhadap kode etik dapat
diminimalisir. Peran masyarakat juga sangat dibutuhkan, dalam hal ini seluruh
31
UU No.18 Tahun 2003 tentang Advokat
masyarakat Indonesia memiliki kewajiban untuk mentaati aturan yang berlaku dan
NKRI. Jika semua dapat diwujudkan maka kehidupan berbangsa dan bernegara
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas yaitu Kode Etik
merupakan salah satu pedoman bagi para pekerja sosial dalam menjalankan
agar dapat berjalan dengan baik. Advokat, sebagai profesi terhormat (officium nobile)
undang dan Kode Etik, memiliki kebebasan yang didasarkan kepada kehormatan
hukum yang sejajar dengan instansi penegak hukum lainnya, oleh karena itu satu
sama lainnya harus saling menghargai antara teman sejawat dan juga antara para
Oleh karena itu juga, setiap Advokat harus menjaga citra dan martabat
kehormatan profesi, serta setia dan menjunjung tinggi Kode Etik dan Sumpah
dari organisasi profesi yang mana ia berasal dan menjadi anggota, yang pada saat
Kode Etik Advokat yang berlaku. Dengan demikian Kode Etik Advokat Indonesia
adalah sebagai hukum tertinggi dalam menjalankan profesi, yang menjamin dan
Kode Etik Advokat harus disampaikan secara tertulis disertai dengan alasan-
anggota. Pernyataan tersebut tercantum dalam BAB IX Bagian Ketiga Tata Cara
3.2 Saran
karena dengan adanya etika jadi masyarakat menjadi lebih saling menghargai dan
menjadi lebih dekat satu sama lain. Jika tidak ada etika maka setiap orang dengan
orang yang lain akan bersikap saling acuh, tidak peduli satu sama lain dan tidak aka
kode etik maka setiap jabatan atau profesi memiliki pedoman untuk menjalankan
profesinya tersebut agar menjadi baik. Sangat diharapkan untuk setiap orang
menggunakan kode etik yang baik dalam profesinya, karena dengan begitu maka
setiap kewajiban atau tanggung jawab yang dimiliki menjadi lebih terstruktur dan
Jika kode etik yang digunakan tidak baik, maka tujuan yang akan dicita-
citakan tidak akan tercapai. Diharapkan semua masyarakat dapat menjalankan kode
etik dengan baik sesuai dengan profesinya masing-masing, jika semua masyarakat
dapat mewujudkan hal tersebut maka masyarakat dapat terhindar dari kasus
pelanggaran kode etik. Pelanggaran kode etik Advokat juga diharapkan dapat
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersikap satria, jujur dalam
mempertahankan keadilan dan kebenaran dilandasi moral yang tinggi, luhur dan
mulia, dan yang dalam melaksanakan tugasnya menjunjung tinggi hukum, Undang-
undang Dasar Republik Indonesia, Kode Etik Advokat serta sumpah jabatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-Undangan
Buku
DR. H. Sunarno Edy Wibowo, SH., M.Hum, 2016, Etika Profesi, Kode Etik Advokat
Dr. Artijo Alkostar, S.H, LLM,2010, Peran dan tantangan advokat dalam era globalisasi,
Joko Tri Prasetya, 2004, Ilmu Budaya Dasar, Jakarta: Rineka Cipta.
Yogyakarta: Kanisius.
Grafika.
Oemar Seno Adji, 1991, Etika Profesional dan Hukum Profesi Advokat, Jakarta: Erlangga,
t.t.
C.S.T. Kansil, 2003, Pokok-pokok Etika Profesi Hukum, Jakarta: Pradnya Paramita.
Jurnal
Sumber Online
Caray, “Etika Profesi (Kode Etik Advokat/ Pengacara dan Dewan Kehormatan)”,
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/etika-profesi-kode-etik.html