Anda di halaman 1dari 6

KEJAKSAAN NEGERI

SURABAYA
“UNTUK KEADILAN”

PENDAPAT PENUNTUT UMUM TERHADAP KEBERATAN PENASEHAT HUKUM

TERHADAP SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM

ATAS NAMA TERDAKWA

A. IDENTITAS TERDAKWA
Nama Lengkap :ANESHA DITA
(selanjutnya dianggap telah dibacakan)

1. Syarat-Syarat Surat Dakwaan

Pasal 143 ayat (2) KUHAP berbunyi:

Penuntut Umum membuat Surat Dakwaan yang diberi tanggal, ditanda tangani

serta berisi:

a. Nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin,

kebangsaan, tempat tinggal, agama, dan pekerjaan terdakwa

b. Uraian secara cermat, jelas, dan lengkap mengenai tindak pidana yang

didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu

dilakukan

Meskipun undang-undang menghendaki perumusan secara cermat, jelas dan

lengkap tetapi Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana sendiri tidak mengatur

bagaimana suatu uraian tindak pidana dalam Surat Dakwaan itu sebagai telah cermat,

jelas, dan lengkap, atau belum/tidak cermat, tidak jelas, dan tidak lengkap

Dalam praktek, syarat-syarat yang berkaitan dengan formalitas (tanggal, tanda

tangan dan identitas lengkap terdakwa) disebut syarat formal. Sedangkan syarat yang

berkaitan dengan isi/materi dakwaan (uraian tentang tindak pidana dilakukan) disebut

syarat materil.
Pencantuman syarat formal dan syarat materiil dalam penyusunan surat

dakwaan sangat erat kaitannya dengan tujuan dari pada Surat Dakwaan itu sendiri.

Tujuan surat dakwaan dalam proses pidana adalah sebagai dasar pemeriksaan siding

pengadilan, dasar pembuktian, dasar tuntutan pidana, dasar pembelaan diri bagi

terdakwa dan merupakan dasar penilaian serta dasar putusan pengadilan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari surat

dakwaan itu adalah untuk menetapkan secara kongkrit/nyata tentang orang tertentu

yang telah melakukan perbuatan tertentu pada waktu dan tempat tertentu pula.

Oleh karena itu Pasal 143 ayat (2) Kitab Undang-Undang Hukum Acara

Pidana (KUHAP) menghendaki pencantuman identitas lengkap terdakwa, uraian yang

cermat, jelas, dan lengkap tentang tindak pidana yang didakwakan serta waktu dan

tempat tindak pidana itu dilakukan oleh Terdakwa.

2. Syarat-syarat Keberatan (Eksepsi)

Undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP) Pasal 156 ayat (1) menyebutkan :

"Dalam hal terdakwa atau Penasihat Hukum mengajukan keberatan bahwa pengadilan

tidak berwenang mengadili perkaranya atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat

dakwaan harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan kepada penuntut umum

untuk menyatakan pendapatnya, Hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk

selanjutnya mengambil keputusan”.

Batas ruang lingkup materil eksepsi tersebut, ialah bahwa eksepsi hanya dapat

ditunjukan terhadap dakwaan atau kewenangan pengadilan. Jadi dengan demikian

eksepsi hanya boleh diajukan terhadap hal-hal yang bersifat prosesuil. Eksepsi tidak

diperkenankan menyentuh materiel perkara yang akan diperiksa dalam sidang

pengadilan yang bersangkutan. Ditinjau dari segi materiel dan alasan suatu eksepsi

dikenal bentuk-bentuk eksepsi sebagai berikut :

i. Exeptio Obscuri Libelli

ii. Exeptio Rei Judicatae (Non nebis in iden)


I. MATERI POKOK KEBERATAN (EKSEPSI) TIM PENASEHAT HUKUM

1. MengenaiSurat Dakwaan Penuntut Umum Batal Demi Hukum


1.1. Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Tidak Cermat, Jelas
dan Lengkap Mengenai Tindak Pidana yang Didakwakan
(Obscuur Libel)
1.1.1. Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Tidak Cermat
Penasehat hukum dalam nota keberatannya mengatakan bahwa uraian

Surat Dakwaan Penuntut Umum Tidak Cermat, Jelas, dan Lengkap karena

perbuatan yang diuraikan dalam Surat Dakwaan penuntut umum. Adapun

uraian Penasehat Hukum tersebut kami kutip sebagai berikut:

Dalam hal ini terlihat jelas bahwa terdapat kekeliruan Jaksa


Penuntut Umum dalam menentukan Pasal/Dakwaan
terhadap Terdakwa. Seperti yang tertulis di dalam dakwaan
bahwa Terdakwa dengan jelas melakukan Tindak Pidana
yang didakwakan. Seperti yang tertulis dalam Surat
Dakwaan bahwa:
“------selanjutnya pada tanggal 1 maret 2018 ketika Almas Bariq bersama
dengan terdakwa Anesha Dita berkunjung kerumah Naomi Elijah Nusi yang
merupakan teman SMA dari Almas Bariq. Dalam pertemuan tersebut Almas
Bariq menawarkan pekerjaan kepada Naomi Elijah Nusi---------“.
disini terlihat jelas bahawa terdakwa hanya menemani Almas Bariq
(terdakwa dikasus yang sama/splitsing) dan menawarkan pekerjaan sebagai
public relation, seperti yang di perintah oleh ibunya yaitu Melly Ahmilla
Tan (DPO). Oleh karena itu, apabila dakwaan penuntut umum tidak sesuai
dengan perbuatan terdakwa, berarti dakwaan tidak terbukti sehingga hakim
seharusnya memberi putusanbebas sebagaimana diatur dalam pasal 191 ayat
(1) KUHAP: “Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di
persidangan, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan
kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa
diputus bebas”.
Oleh karena itu, Apabila dakwaan penuntut umum tidak
sesuai dengan perbuatan Terdakwa, berarti dakwaan tidak
terbukti sehingga hakim seharusnya memberi putusan
bebas sebagaimana diatur Pasal 191 ayat (1) KUHAP:
“Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil
pemeriksaan di sidang, kesalahan terdakwa atas perbuatan
yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas.”

Menanggapi alasan keberatan Penasehat Hukum diatas, kami selaku

penuntut umum menilai bahwa poin keberatan penasehat hukum juga telah

melampaui ruang nota keberatan (eksepsi) karena telah menjangkau materi

perkara yang menjadi obyek pemeriksaan dalam persidangan.

1.1.2. Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Tidak Jelas


Sebelum kami menguraikan lebih lanjut mengenai ketidakjelasan

Dakwaan, kiranya kami mohon kepada Majelis Hakim bahwa apa yang kami

uraikan di bawah ini bukan mengenai pembuktian atas perkara (materi

perkara), melainkan semata-mata adanya ketidakjelasan uraian unsur tindak

pidana di dalam penyusunan Surat Dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum

sebagaimana ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana.

Bahwa sebagaimana yang diketahui subyek dakwaan dari Jaksa Penuntut

Umum adalah dengan sendiri. Namun di dalam Surat Dakwaan Jaksa

Penuntut Umum tidak dijelaskan secara rinci bahwa tindak pidana tersebut

dilakukan sendiri oleh klien kami dan selalu melibatkan pihak lain dalam

melakukan tindakannya.

Bahwa selain itu setelah kami membaca dan meneliti Surat Dakwaan

yang dibuat oleh Jaksa Penuntut Umum, kami akan menguraikan

ketidakjelasan dari dakwaan Jaksa Penuntut Umum:

“…bahwa pada hari sabtu tanggal 3 maret 2018, terdakwa


Anesha Dita dan Almas Bariq mengantar Naomi Elijah Nusi…”

“...maka dari itu ditetapkanlah tersangka Anesha Dita yang


telah naik statusnya menjadi terdakwa …”
Berdasar uraian surat dakwaan diatas kami sebagai penasehat hukum
terdakwa menyatakan keberatan karena surat dakwaan tidak jelas dan
merugikan klien kami. Jika dicermati klien kami tidak melakukan perbuatan
atas keingnananya dan secara bersama-sama oleh Almas Bariq. Tetapi disini
jaksa penuntut umum berasumsi bahwa klien kami (terdakwa) ikut langsung
dalam tindak pidana perdagangan orang.

Menanggapi alasan keberatan Penasehat Hukum diatas, kami selaku

Penuntut Umum berpendapat bahwa segera setelah surat dakwaan dibacakan,

atas pertanyaan Majelis Hakim, Terdakwa menyatakan mengerti atas surat

dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum, sehingga dapat

disimpulkan Jaksa Penuntut Umum telah menyusun surat dakwaan yang

mudah dimengerti Terdakwa dan memenuhi semua syarat sahnya surat

dakwaan.

II. Kesimpulan

Kami Penuntut Umum dalam tanggapan ini memberikan kesimpulan:

1. Bahwa Surat Dakwaan kami sudah disusun secara cermat, jelas, dan lengkap serta

telah memenuhi syarat formil dan syarat materiil dari suatu Surat Dakwaan sesuai

dengan ketentuan Pasal 2 ayat(1) jo Pasal 10 Undang-Undang No.21 Tahun 2007

Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

2. Keberatan Penasehat Hukum tidak didukung oleh dasar-dasar hukum dan

argumentasi yang bersifat yuridis.

3. Keberatan atau eksepsi Penasehat Hukum telah melampaui lingkup keberatan

(eksepsi) karena telah menjangkau materi perkara yang menjadi obyek

pemeriksaan di sidang pengadilan.

Oleh karena itu, kami Penuntut Umum dengan ini memohon agar Majelis Hakim

yang memeriksa dan mengadili perkara ini mengambil keputusan sebagai berikut:

1. Menyatakan bahwa surat dakwaan telah disusun sebagaimana mestinya sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan dan oleh karenanya surat dakwaan

tersebut dapat dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.

2. Menyatakan keberatan (eksepsi) penasehat hukum tidak dapat diterima atau

ditolak dan sidang tetap dilanjutkan.


Dengan pendapat penuntut umum terhadap keberatan (eksepsi) penasehat hukum dan

selanjutnya kami serahkan penilaian yuridis sepenuhnya kepada majelis hakim

dengan harapan dapat memberikan keputusan yang tepat dan adil.

Surabaya, 14 Agustus 2018

PENUNTUT UMUM

RYAN RIZKI KURNIAWAN, SH., MH


JAKSA MUDA Nip. 19780627.200501.1.2008

EGA TRISETIA NINGSIH, SH., MH


JAKSA MUDA Nip. 19100019.200790.1.2009

Anda mungkin juga menyukai