Anda di halaman 1dari 5

Putusan Verstek

Putusan verstek atau in absentia adalah putusan tidak hadirnya tergugat dalam suatu perkara setelah dipanggil
oleh pengadilan dengan patut tidak pernah hadir dalam persidangan dan tidak menyuruh wakilnya atau kuasa
hukumnya untuk menghadiri dalam persidangan.

Putusan Verstek diatur dalam :


Pasal 125 ayat 1,2,3,4 HIR
Pasal 125 HIR
(1) Jika Tergugat, meskipun dipanggil dengan sah, tidak datang pada hari yang ditentukan, dan tidak menyuruh
orang lain menghadap sebagai wakilnya, maka tuntutan itu diterima dengan keputusan tanpa kehadiran
(verstek), kecuali kalau nyata bagi pengadilan negeri bahwa tuntutan itu melawan hak atau tiada beralasan. (RV.
78; IR. 102, 122 d,t.)
(2) Akan tetapi jika si tergugat, dalam surat jawabannya tersebut pada pasal 121, mengemukakan eksepsi
(tangkisan) bahwa pengadilan negeri tidak berkuasa memeriksa perkaranya, maka meskipun ia sendiri atau
wakilnya tidak datang, wajiblah pengadilan negeri mengambil keputusan tentang eksepsi itu, sesudah
mendengar penggugat itu; hanya jika eksepsi itu tidak dibenarkan, pengadilan negeri boleh memutuskan perkara
itu.
(3) Jika tuntutan diterima, maka keputusan pengadilan atas perintah ketua, harus diberitahukan kepada si
terhukum, dan harus diterangkan bahwa ia berhak mengajukan perlawanan terhadap keputusan pula kepadanya,
usan tak hadir di muka majelis pengadilan itu dalam waktu dan dengan cara yang ditentukan pada pasal 129.
(4) Panitera pengadilan negeri akan mencatat dibawah keputusan tak hadir itu siapa yang diperintahkan
menyampaikan pemberitahuan dan keterangan itu, baik dengan surat maupun dengan lisan.

Pasal 126 , 127, 128 HIR


Pasal 126
Dalam hal tersebut pada kedua pasal di atas ini, pengadilan negeri, sebelum menjatuhkan keputusan, boleh
memerintahkan supaya pihak yang tidak datang dipanggil sekali iagi untuk menghadap pada hari persidangan
lain, yang diberitahukan oleh ketua dalam persidangan kepada pihak yang datang; bagi pihak yang datang itu,
pemberitahuan itu sama dengan panggilan.
Pasal 127
Jika seorang tergugat atau lebih tidak menghadap dan tidak menyuruh orang lain menghadap sebagai wakilnya,
maka pemeriksaan perkara itu akan ditangguhkan sampai pada hari persidangan lain, yang tidak lama sesudah
hari itu penangguhan itu diberitahukan dalam persidangan kepada pihak yang hadir, dan bagi mereka
pemberitahu,, itu sama dengan panggilan; sedang si tergugat yang tidak datang, atas perintah ketua, harus
dipanggil sekali lagi untuk menghadap pada hari persidangan yang lain. Pada hari itulah perkara itu diperiksa,
dan kemudian diputuskan bagi sekalian pihak dengan satu keputusan, yang terhadapnya tak boleh diadakan
perlawanan keputusan tanpa kehadiran. (RV. 81.)

Pasal 128
(1)Keputusan hakim yang dijatuhkan dengan keputusan tanpa kehadiran, tidak boleh dijalankan sebelum lewat
empat belas hari sesudah pemberitahuan tersebut pada pasal 125.
(2)Jika sangat perlu, atas permintaan penggugat, entah permintaan lisan entah permintaan tertulis, ketua boleh
memerintahkan supaya keputusan hakim itu dilaksanakan sebelum lewat jangka waktu itu, entah dalam
keputusan itu, sentah sesudah keputusan itu dijatuhkan (RV.82.)

Pasal 149 ayat 1, 2,3,4 RBg


Pasal 149 RBg
(1)Bila pada hari yang telah ditentukan tergugat tidak datang meskipun sudah dipanggil dengan sepatutnya, dan
juga tidak mengirimkan wakilnya, maka gugatan dikabulkan tanpa kehadirannya (verstek) kecuali bila temyata
menurut pengadilan negeri itu, bahwa gugatannya tidak mempunyai dasar hukum atau tidak beralasan.
(2)Bila tergugat dalam surat jawabannya seperti dimaksud dalam pasal 145 mengajukan sanggahan tentang
kewenangan pengadilan negeri itu, maka pengadilan negeri, meskipun tergugat tidak hadir dan setelah
mendengar penggugat, harus mengambil keputusan tentang sanggahan itu dan hanya jika sanggahan itu tidak
dibenarkan, mengainbil keputusan tentang pokok perkaranya.
(3)Dalam hal gugatan dikabulkan, maka keputusan pengadilan negeri itu atas perintah ketua pengadilan negeri
diberitahukan kepada pihak tergugat yang tidak hadir dengan sekaligus diingatkan tentang haknya untuk
mengajukan perlawanan dalam waktu serta dengan cara seperti ditentukan dalam pasal 163 kepada pengadilan
negeri yang sama.
(4)Oleh panitera, di bagian bawah surat keputusan pengaduan negeri tersebut dibubuhkan catatan tentang siapa
yang ditugaskan untuk memberitahukan keputusan tersebut dan apa yang telah dilaporkannya baik secara
tertulis maupun secara lisan. (IR. 125.)

Pasal 150,151,152,153 RBg


Pasal 150
Dalam kejadian-kejadian seperti tersebut dalam dua pasal terdahulu, sebelum mengambil sesuatu keputusan,
maka ketua pengaduan negeri dapat memerintahkan untuk memanggil sekali lagi pihak yang tidak hadir agar
datang menghadap pada hari yang ditentukan dalam sidang itu, sedangkan bagi pihak yang hadir penentuan hari
itu berlaku sebagai panggilan untuk menghadap lagi. (IR. 126.)

Pasal 151
Bila di antara beberapa tergugat ada seorang atau lebih yang tidak datang menghadap dan tidak ada yang
menjadi wakilnya, maka pemeriksaan perkara ditunda sampal suatu hari yang ditetapkan sedekat mungkin.
penundaan itu di dalam sidang itu diberitahukan kepada pihak-pihak yang hadir dan pemberitahuan itu berlaku
sebagai panggilan, sedangkan tergugat-tergugat yang tidak hadir diperintahkan agar dipanggil lagi. Kemudian
perkara diperiksa dan terhadap semua pihak diberikan keputusan dalam satu surat putusan yang terhadapnya
tidak dapat diadakan perlawanan. (RBg. 1925; Rv. 8i, IR. 127.)
Pasal 152
(1) putusan-putusan tanpa kehadiran tergugat (verstek) tidak dapat dilaksanakan sebelum lewat empat belas hari
setelah diperingatkan seperti dimaksud dalam pasal 149.
(2) Dalam keadaan yang mendesak, pelaksanaan putusan dapat diperintahkan sebelum tenggang waktu itu
lewat, baik hal itu dengan menyebutnya dalam surat keputusan maupun atas perintah ketua sesudah putusan
diucapkan berdasarkan permohonan tertulis ataupun lisan dari penggugat. (Rv. 82; IR. 128.)
Pasal 153
(1)Tergugat yang perkaranya diputus tanpa kehadirannya dan tidak dapat menerima putusan itu dapat
mengajukan perlawanan.
(2)Jika pemberitahuan putusan itu telah diterima oleh orang yang dikalahkan itu sendiri, maka perlawanan dapat
dilakukan dalam tenggang waktu empat belas hari setelah pemberitahuan itu. Bila surat keputusan itu
disampaikan tidak kepada orang yang dikalahkan itu sendiri, maka perlawanan dapat diajukan sampai dengan
hari kedelapan setelah diperingatkan menurut pasal 207, atau, bila ia tidak datang menghadap untuk diberitahu
meskipun telah dipanggil dengan sepatutnya, terhitung sampai dengan hari kedelapan setelah perintah tertulis
seperti tersebut dalam pasal 208 dilaksanakan. (Rv. 83.)
(3)(s.d.t. dg. S. 1939-715.) pengadilan negeri berwenang dalam keputusannya untuk memperpanjang menurut
keadaan tenggang-tenggang waktu seperti tersebut dalam ayat di muka.
(4)Tuntutan perlawanan disampaikan dan diperiksa dengan cara yang biasa berlaku untuk gugatangugatan
perdata biasa.
(5)Pengajuan tuntutan perlawanan kepada ketua mencegah pelaksanaan keputusan-keputusan, kecuali bila
ditentukan dalam surat keputusannya agar dilaksanakan meskipun ada perlawanan.
(6)Pelawan yang membiarkan diri diputus lagi tanpa kehadirannya dan mengajukan tuntutan perlawanan lagi,
tuntutan itu akan dinyatakan tidak dapat diterima. (IR. 129.)
Pasal 154
(1)Bila pada hari yang telah ditentukan para pihak datang menghadap, maka pengadilan negeri dengan
perantaraan ketua berusaha mendamaikannya.
(2)Bila dapat dicapai perdamaian, maka di dalam sidang itu juga dibuatkan suatu akta dan para pihak dihukum
untuk menaati perjanjian yang telah dibuat, dan akta itu mempunyai kekuatan serta dilaksanakan seperti suatu
surat keputusan biasa.
(3)Terhadap suatu keputusan tetap semacam itu tidak dapat diajukan banding.
(4)Bila dalam usaha untuk mendamaikan para pihak diperlukan campur tangan seorang juru bahasa, maka
digunakan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pasal berikut. (Rv. 31; IR. 130.)

Pihak tergugat yang tidak pernah hadir dalam persidangan akan diberikan putusan verstek dan pihak tergugat
dapat atau diperbolehkan mengajukan perlawanan verstek dalam tingkat banding terhadap putusan verstek
dengan jangka waktu selama 14 hari terhitung setelah adanya putusan verstek. Diatur dalam pasal 125; 1 dan 3 /
pasal 128; 1 / pasal 129; 1,2,3,4 HIR JO / Pasal 149;3 / pasal 151;1 dan 2 RBg.

Isi Putusan
Isi putusan hakim dalam persidangan hukum acara perdata di pengadilan diatur dalam HIR Pasal :

Pasal 178,182,184,185,187 HIR


Pasal 178
(1)Pada waktu bermusyawarah, hakim, karena jabatannya, wajib melengkapi segala alasan
hukum yang tidak dikemukakan oleh kedua belah pihak. (RO. 39, 41; IR. 184.)
(2)Hakim itu wajib mengadili semua bagian tuntutan.
(3)Ia dilarang menjatuhkan keputusan atas perkara yang tidak dituntut, atau memberikan lebih daripada yang
dituntut. (Rv. 50.)
Pasal 182
(s.d. u. dg. S. 1927-248jo. 338.) Hukuman membayar biaya perkara tidak boleh melebihi:
1. biaya kantor panitera pengadilan dan biaya meterai, yang perlu dipakai dalam perkara itu;
2. biaya saksi, ahli dan juru bahasa, terhitung juga biaya sumpah mereka itu, dengan pengertian, bahwa pihak
yang minta supaya diperiksa lebih dari lima orang saksi tentang satu kejadian tidak boleh menuntut pembayaran
biaya kesaksian yang lebih itu kepada lawannya;
3. biaya pemeriksaan setempat dan tindakan-tindakan lain yang bersangkutan dengan perkara itu;
4. gaji pegawai yang disuruh melakukan panggilan, pemberitahuan dan segala surat juru sita yang lain;
5. biaya tersebut pada pasal 138 ayat (6);
6. gaji yang harus dibayar kepada panitera pengadilan atau pegawai lain karena menjalankan keputusan hakim;
semuanya itu menurut peraturan dan tarif yang telah atau akan ditetapkan oleh pemerintah (Gubernur Jenderal),
atau jika itu tidak ada, menurut taksiran ketua.
Pasal 184
(1)Dalam putusan hakim harus dicantumkan ringkasan yangjelas dari tuntutan dan jawaban serta dari alasan
keputusan itu; begitu juga, harus dicantumkan keterangan tersebut pada ayat (14) pasal 7 "Reglemen susunan
kehakiman dan kebijaksanaan mengadili di Indonesia", keputusan pengadilan negeri tentang pokok perkara dan
besarnya biaya, serta pemberitahuan tentang hadir tidaknya kedua belah pihak itu pada waktu dijatuhkan
keputusan itu.
(2)Dalam putusan hakim yang berdasarkan peraturan undang-undang yang pasti, peraturan itu harus disebutkan.
(RO. 7, 30 dst.; Rv. 61; Sv. 174; IR. 178 dst., 181 dst., 185 dst., 319.)
(3)Putusan hakim itu ditanda
Pasal 185
(1)Putusan hakim yang bukan putusan terakhir, sekalipun harus diucapkan dalam persidangan, tidaklah dibuat
tersendiri, melainkan hanya dicatat dalam berita acara persidangan.
(2)Tiap-tiap pihak boleh meminta salinan-salinan otentik dari catatan itu atas biaya masingmasing. (Rv. 48; Sv.
420; IR. 184, 186 dst.)
Pasal 187
(1)Jika ketua tak dapat menandatangani keputusan hakim atau berita acara persidangan, maka penandatanganan
dilakukan oleh anggota yang ikut serta memeriksa perkara itu, yang pangkatnya setingkat di bawah pangkat
ketua.
(2)Jika Panitera pengadilan tak dapat menandatangani keputusan atau berita acara persidangan itu, maka hal itu
harus disebutkan dengan tegas dalam berita acara persidangan itu. (RO. 52; Rv. 63; IR. 184, 186, 322.)

Pasal 61 RV
Pasal 61
(s. d. u. dg. S. 1908-522.) Keputusan wajib diucapkan sendiri oleh hakim dan berisi: (RO.29; Rv. 47, 64 dst.,
632; IR. 184; RBg. 195.)
10. nama-nama serta tempat tinggal para pihak serta nama-nama para pengacara, jika digunakan
pengacara; (Rv. 8-10 dan 20; 106 dst.; S. 1853-64.)
0
2 . pendapat akhir dari kesimpulan penuntut umum dalam hal ia didengar; (Rv. 322.)
30. pertimbangan para penasihat menurut pasal 7 RO. dalam perkara-perkara yang memerlukan nasihat
mereka;
0
4 . dasar pertimbangan-pertimbangan putusan, tentang kejadian-kejadian serta tentang hukumya, masing-
masing sendiri dan keputusannya. (RO. 30 dst., 173; Rv. 50, 414; IR. 184.)
Pada akhimya disebut juga nama-nama hakim yang mengadili perkara serta penuntut umum yang
mengikuti persidangan-persidangan. (RO. 121, 154; Sv. 174.)

Pasal 194, 195, 198 RBg


Pasal 194
Di dalam surat keputusan harus disebutkan:
10. biaya perkara yang harus dibayar oleh suatu pihak, tidak termasuk biaya yang timbul sesudah ada putusan,
dan hal ini, jika perlu, akan diperhitungkan kemudian oleh ketua;
20. jumlah biaya, kerugian dan bunga, jika putusan itu mengandung penghukuman untuk membayarnya. (Rv.
607, 610; IR. 183.)
Pasal 195
(1) Keputusan hakim harus memuat secara singkat tetapi jelas tentang apa yang dituntut serta jawabannya,
begitu pula tentang dasar-dasar keputusan itu dan apa yang dimaksud dalam pasal 7 RO. dan akhirnya putusan
pengadilan negeri mengenai gugatan pokoknya serta biayanya dan mengenai para pihak mana yang hadir pada
waktu putusan diucapkan.
(2)Keputusan yang didasarkan atas peraturan perundang-undangan yang pasti harus menyebutkan
peraturan-peraturan itu. (RO. 7, 30 dst.; Rv. 61.)
(3)Surat-surat keputusan ditandatangani oleh ketua dan panitera. (RO. 43;IR. 184.)
Pasal 198
(1) Jika ketua berhalangan untuk menandatangard surat keputusan atau berita acara di siding pengadilan, maka
surat itu ditandatangarti oleh anggota sidang yang langsung ada di bawahnya yang ikut duduk dalam majelis.
(2) Jika panitera yang berhalangan, maka hal itu dengan tegas dicatat dalam surat keputusannya atau di dalam
berita acara sidang. (RO. 52; Rv. 63; IR. 187.)

Pasal 50 dan 51 UU No. 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman


Pasal 50
(1) Putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar putusan, juga memuat pasal tertentu dari peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili.
(2) Tiap putusan pengadilan harus ditandatangani oleh ketua serta hakim yang memutus dan panitera yang ikut
serta bersidang.
Pasal 51
Penetapan, ikhtisar rapat permusyawaratan, dan berita acara pemeriksaan siding ditandatangani oleh ketua
majelis hakim dan panitera sidang.

Anda mungkin juga menyukai