Anda di halaman 1dari 59

SURAT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Nomor: 147-KW.II/SDM/02/2019

Perihal : Surat Pemutusan Hubungan Kerja


Kepada Yth.
Saudara Junaidi
Di Tempat
Dengan Hormat
Sehubungan dengan hasil evaluasi selama empat bulan terakhir kami
menilai bahwa saudara tidak ada peningkatan dan perbaikan kinerja, dari sisi
kedisiplinan dan tanggung jawab. Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan
oleh tim kami, saudara terbukti telah melakukan pelnggaran kode etik perusahaan
berupa pemalsuan surat dan tanda tangan. Oleh karena iru kami memutuskan
untuk tidak melanjutkan kontrak kerja (pemutusan hubungan kerja) dengan
saudara Junaidi. Dengan demikian terhitung mulai tanggal 5 September
2018hubungan kerja antara PT Bank Rakyat Indonesia Medan dengan saudara
junaidi dinyatakan sudah berakhir.
Atas nama perusahaan, kami menyampaikan banyak terima kasih atas
kinerja yang selama ini saudara berikan. Demikian surat pemutusan hubungan
kerja ini kami sampaikan banyak terima kasih.

Medan, 5 September 2018


PT Bank Rakyat Indonesia Medan

Robert Syahputra Tampubolon


Human Resources Manag

1
SURAT KUASA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Junaidi
NIK : 352788191701740001
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Perbatasan No. 30 Krakatau, Kelurahan Gelugur
Darat 1, Kec Medan Timur, Medan, SUMUT
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : PNS
Kewarganegaraan : Indonesia

Untuk selanjutnya disebut ------------------------- PEMBERI KUASA

Dengan ini menerangkan memberi kuasa kepada Bani Kohar Harahap S.H LL.M
dan Gumilar Aditya Nugroho, S.H Masing-Masing Advokat/Konsultan Hukum
yang berkantor di Law Office Bani Kohar (BKH) & Pathner, beralamat di Jl. RS.
Fatmawati No. 109, 01/04, Kel, Gandaria Selatan, Kec Cilandak, Jakarta Selatan, Telp,
085155337098 email: BKH@gmail.com Untuk selanjutnya disebut PENERIMA
KUASA

-----------------------------------------KHUSUS--------------------------------------------

Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa mewakili mengajukan Gugatan Perselisihan
Hubungan Industrial Kepada Pimpinan Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia
Medan, beralamat di Jl. Putri Hijau No. 2A Medan di Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Medan Jalan Jalan Pengadilan Kelurahan No.8
Petisah, Kota Medan Sumantera Utara.

Untuk itu, sebagai kuasa hukum dalam hal ini dapat bertindak untuk kepentingan

2
hukum Pemberi Kuasa:
- Untuk itu penerima kuasa membela hak-hak dan mengurus kepentingan-
kepentingan pemberi kuasa, melakukan dan menerima segala pembayaran,
membuat, dan menerima kuitansi pembayaran,
- Penerima kuasa boleh bertindak dalam hal hukum terhadap setiap orang dan
dalam segala persoalan yang berhubungan dengan perkara ini, memiliki
tempat kediaman hukum (domisili), menghadap hakim dan pembesar instansi
pemerintahan,
- Penerima kuasa boleh berperkara ke muka pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan negeri Medan mengajukan gugatan, memberikan dan
menerima jawaban, mengajukan replik, menerima duplik, mengajukan dan
menolak bukti-bukti, mengajukan dan menerima kesimpulan, memohon
putusan dan turunan putusan pengadilan negeri Surabaya, memohon supaya
putusan pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negeri Medan untuk
dijalankan,
- Penerima kuasa boleh membuat dan menandatangani surat dan melakukan
segala apa yang perlu dan berguna untuk kepentingan pemberi kuasa, asal
tidak dilarang atau bertentangan dengan undang-undang, dan bila perlu
penerima kuasa boleh memindahtangankan kekuasaanya itu sebagian atau
sepenuhnya kepada orang lain (hak subtitusi), dan penerima kuasa memiliki
hak retensi.

Jakarta, 20 Februari 2019

PENERIMA KUASA PEMBERI KUASA

Bani Kohar Harahap S.H, L.L.M Junaidi

3
SURAT KUASA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Arif Basyari
NIK : 352788191701760004
Umur : 57 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Agus Salim No. IV, Kec Padang Utara, Padang,
SUMBAR
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Direktur Utama
Kewarganegaraan : Indonesia

Dalam hal ini bertindak atas nama PT. Bank Rakyat Indonesia Wilayah Medan
selaku Direktur Utama Perseroan Terbatas yang beralamatkan di Jalan Putri Hijau
No. 2A Medan Untuk selanjutnya disebut ---------------- PEMBERI KUASA

Dengan ini menerangkan memberi kuasa kepada Sastro G Sibrani S.H. dan M.
Feri Sarjono S.H, M.H, Masing-Masing Advokat/Konsultan Hukum yang
berkantor di INSAN CITA LAW & PARTHNER , beralamat di Jl. Diponegoro,
Kembang Putih No. II, Kebanjahe, Medan, Sumantera Utara, Telp, 0851553337209
email: insancita@gmail.com Untuk selanjutnya disebut ---------- PENERIMA KUASA

-----------------------------------------KHUSUS--------------------------------------------

Untuk dan atas nama Pemberi Kuasa mewakili PT Bank Rakyat Indonesia
Wilayah Medan Dalam Sengketa Perselisihan Hubungan Industrial dengan
Saudara Junaidi, beralamat di Jl. Perbatasan No. 30 Krakatau, Kelurahan Gelugur
Darat 1, Kec Medan Timur, Medan, SUMUT di Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Medan Jalan Pengadilan Kelurahan No.8 Petisah, Kota

4
Medan Sumantera Utara.

Untuk itu, sebagai kuasa hukum dalam hal ini dapat bertindak untuk kepentingan
hukum Pemberi Kuasa:
- Untuk itu penerima kuasa membela hak-hak dan mengurus kepentingan-
kepentingan pemberi kuasa, melakukan dan menerima segala pembayaran,
membuat, dan menerima kuitansi pembayaran,
- Penerima kuasa boleh bertindak dalam hal hukum terhadap setiap orang dan
dalam segala persoalan yang berhubungan dengan perkara ini, memiliki
tempat kediaman hukum (domisili), menghadap hakim dan pembesar instansi
pemerintahan,
- Penerima kuasa boleh berperkara ke muka pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan negeri Medan mengajukan gugatan, memberikan dan
menerima jawaban, mengajukan duplik, menerima replik, mengajukan dan
menolak bukti-bukti, mengajukan dan menerima kesimpulan, memohon
putusan dan turunan putusan pengadilan dan memohon supaya putusan
pengadilan hubungan industrial pada pengadilan negeri Medan untuk
dijalankan,
- Penerima kuasa boleh membuat dan menandatangani surat dan melakukan
segala apa yang perlu dan berguna untuk kepentingan pemberi kuasa, asal
tidak dilarang atau bertentangan dengan undang-undang, dan bila perlu
penerima kuasa boleh memindahtangankan kekuasaanya itu sebagian atau
sepenuhnya kepada orang lain (hak subtitusi), dan penerima kuasa memiliki
hak retensi.

Medan, 10 April 2019

PENERIMA KUASA PEMBERI KUASA

Sastro G Sibrani S.H. Arif Basyari

5
PERSELISIHAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
Nomor: R.1116-KW.II/SDM/09/2018

Medan, 05 September 2018;

Antara
Pekerja (Junaidi) Dengan Perusahaan (Pimpinan Wilayah PT Bank Rakyat
Indonesia Medan)
Tuntutan Pihak-Pihak
1. Pihak Perusahaan:
1) Pekerja atas nama Junaidi di PHK tanpa pesangon karena telah melakukan
kesalahan berat yaitu pelanggaran kode etik berupa pemalsuan surat dan
tanda tangan berkaitan dengan penyelidikan internal perusahaan PT Bank
Rakyat Indonesia Medan.
2) Pekerja saudara Junaidi hanya berhak menerima hak-hak nya berupa gaji
yang belum di bayar selama 6 bulan sebesar 6 X Rp. Rp. 15.893.121 = Rp.
95.358.726,-
3) Pekerja tidak berhak atas uang tunjangan dari perusahaan atas kesalahan
yang telah dilakukan oleh pekerja.
2. Pihak Pekerja:
1) Meminta pihak PT Bank Rakyat Indonesia Medan untuk meninjau ulang
perihal surat pemutusan hubungan kerja dengan saudara Pekerja,
2) Karena pekerja merasa tidak pernah melakukan kesalahan ataupun
pelanggaran selama bekerja, maka pekerja meminta untuk PT Bank Rakyat
Indinesia Medan mencabut surat pemutusan hubungan kerja, dan tetap
membiarkan saudara pekerja tetap bekerja di PT Bank Rakyat Indonesia
Medan.
3) Meminta pihak PT Bank Indonesia untuk membayar hak-hak dari pekerja
yang belum dibayarkan berupa gaji selama enam bulan sebesar: 6 X Rp.
Rp. 15.893.121 = Rp. 95.358.726,-

Kesimpulan:
1. Perudundingan Bipatrit tidak mencapai kesepakatan

6
2. Dilakukan proses ke pencatatan perselisihan di Kantor Disnaker Provinsi
Sumantera Utara.

Pihak-Pihak

PT BRI Medan Pekerja

Arif Basyari Junaaidi

7
PEMERINTAH PROVINSI SUMANTERA UTARA
DINAS TENAGA KERJA
Medan, 24 Januari 2019

Nomor : 129-6/DTK/2019 Kepada Yth.


Lampiran : - 1. Sdr. Junaidi Jl. Perbatasan
Perihal : Anjuran No. 30 Krakatau, Glugur
Darat 1 Medan Timur,Medan.
2.Pimpinan Wilayah PT Bank
Rakyat Indonesia Medan
Jl. Putri Hijau No. 2A Medan

Menindaklanjuti Surat Permohonan dari saudara Junaidi tanggal 18


Novemver 2018, perihal Permohonan Mediasi berkaitan dengan Pemutusan
Hubungan Kerja oleh PT Bank Rakyat Indonesia Medan terhadap saudara
pemohon, Maka setelah dilakukan Pemanggilan kepada kedua belah pihak guna
dimintai keterangan melalui sidang mediasi pada tanggal 12 Desember 2018 dan
07 Januari 2019, dapat disampaikan keterangan sebagai berikut:
A. KETERANGAN SAUDARA JUNAIDI

Bahwa dalam sidang Mediasi pihak pekerja/Saudara Junaidi memberikan


keterangan baik secara lisan maupun tertulis termasuk memori pembelaan
sebagai berikut:
1. Bahwa Saudara Junaidi merupakan karyawan di (PT. Bank Rakyat
Indonesia Wilayah Medan ) dan telah bekerja di perusahaan dengan penuh
loyalitas terhitung sejak tanggal 02 Oktober 1990 sampai dengan 05
September 2019;
2. Bahwa pada Bulan Oktober 1990 awal mula sudara Junaidi bekerja di
Perusahaan, Saudara Junaidi di tempatkan di PT. Bank BRI Cabang
Kabanjahe Unit Munthe dengan jabatan sebagai Deskman/CS, hal mana
berdasarkan surat tugas Nomor B.6200 SDM/BIN/1990 tertanggal 02
Oktober 1990;

8
3. Bahwa selama bekerja di Perusahaan, Saudara Junaidi selalu
mendedikasikan dirinya semaksimal mungkin untuk kemajuan Perusahaan,
hal tersebut dibuktikan dari karir Pemohon yang mulanya hanya menjabat
sebagai Deskman/Teller hingga puncaknya pada tanggal 01 Juli 2017
Pemohon menjabat sebagai Assisten Manajer Operasional dengan Jon
Grade 8 / Person Grade 10 sesuai dengan petikan surat keputusan 1127-
KW- II/SDM/10/2017 dengan upah sebesar Rp. 14.404.607 (empat belas
juta empat ratus empat ribu enam ratus tujuh rupiah);
4. Bahwa sekira Bulan Maret 2018, Pemohon selaku Manajer Operasional
(AMOL) BRI Kabanjahe yang mempunyai Job Dekrispsi yaitu menjaga
kas kantor tetap cukup untuk kebutuhan bisnis sehari-hari di perusahaan
tergugat. Selanjutnya, pada saat itu telah melaporkan ke Pimpinan Cabang
waktu itu, Bapak Sudono adanya dugaan Fraud yang merupakan
pelanggaran berupa pembobolan dana pada rekening-rekening milik
nasabah Bank BRI Kabanjahe;
5. Bahwa selanjutnya mengenai laporan Pemohon tersebut, Termohon telah
membentuk Tim Ad Hoc/Audit Internal untuk memeriksa adanya dugaan
pelanggaran, kemudian hasil pemeriksaan Tim Ad Hoc/Audit Internal
menemukan adanya pelanggaran terhadap peraturan disipl in Fundamental
yang berlaku di PT. Bank BRI
6. Bahwa Pemohon dengan rasa suka cita serta penuh harapan ingin
mendapat apresiasi dari Termohon yang telah menemukan pelanggaran di
PT. Bank BRI Kabanjahe namun secara fakta Penggugat dikejutkan
dengan adanya Penurunan Jabatan dari Asisten Manajer Operasional
menjadi Pekerja Khusus di Kanca BRI Kabanjahe, sesuai dengan surat
keputusan No 424-KW-II/04/2018 tertanggal 13 April 2018,
7. Bahwa tidak hanya sampai disitu, penderitaan Pemohon terus bertambah,
pada Bulan Juli 2018 secara mengejutkan Pemohon kembali mendapat
penurunan jabatan / Demosi dari yang sebelumnya Pekerja Khusus
menjadi Petugas TKK , hal mana sesuai dengan surat keputusan No B.70-
KC- II/SDM/06/2018 tertanggal 29 Juni 2018 yang dikeluarkan oleh
Pimpinan Cabang Bank BRI Kabanjahe, bahwa perlu Pemohon sampaikan

9
secara mekanisme dan aturan yang berlaku di PT. Bank BRI, Pimpinan
Cabang tidak berhak melakukan Demosi dari pekerja Khusus menjadi
petugas TKK sehingga dikaulifisir surat tersebut cacat hukum dan tidak
berlaku;
8. Bahwa lagi dan lagi penderitaan Pemohon semakin bertambah, pada
tanggal 23 Agustus 2018 Pemohon ada menerima Surat dari Tergugat
Nokep : 957- KW-II/SDM/08/2018 tentang Rotasi, yang inti suratnya
melakukan Rotasi kepada Pemohon dari Pekerja Khusus BRI Kabanjahe
menjadi Pekerja Khusus Kanwil BRI Medan. Terhitung mulai tanggal 1
Agustus 2018;
9. Bahwa sangat tidak masuk manusiawi apabila Pemohon yang menggugat
peristiwa pelanggaran yang terjadi di perusahaan Termohon, justru
Pemohon yang menerima imbasnya yang seyogianya tidak ada relevansi
nya dengan tugas dan tanggung jawab Penggugat;
10. Bahwa selanjutnya pada tanggal 04 September 2018 Pemohon ada
menerima surat dari Termohon dengan Nomor: R.1114-
KW.II/SDM/HBI/09/2018 perihal Undangan Bipartit, yang dilaksanakan
pada hari Rabu, 05 September 2018,
11. Bahwa pada tanggal 05 September 2018 Pemohon kembali dikejutkan,
pada saat menghadiri Undangan Bipartit secara sepihak Termohon melalui
Kepala Bagian Hukum Kapital Bank Rakyat Indonesia Kanwil Medan
langsung membacakan surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara
sepihak kepada Penggugat tanpa adanya upaya dialog dan mediasi antara
Pemohon dan Termohon, tindakan tersebut sangatlah disayangkan sebab
telah mencerderai asas-asas Bipartit sesuai dengan ketentuan Undang –
Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, tidak hanya itu
ketika Penggugat meminta surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
tersebut, Tergugat tidak mau memberikannya kepada Pemohon,
12. Bahwa akibat pembacaan surat PHK sepihak tersebut, Pemohon lalu
mengirim surat keberatan kepada Termohon, dengan harapan Termohon
dapat mempertimbangkan kembali PHK sepihak Pemohon;

10
13. Bahwa sebelum Termohon memutus hubungan kerja dengan Pemohon,
Pemohon tidak pernah dipanggil untuk membicarakan permasalahan yang
dituduhkan Termohon terhadap Pemohon,
14. Bahwa sejak Pemohon menerima Surat penurunan Jabatan dan menerima
pemberitahuan PHK sepihak, sampai perkara aquo ini diajukan di
Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Medan
Penggugat terakhir kali menerima Upah dari Termohon di bulan Januari
2019 yaitu Sebesar Rp. 15.893.121 (lima belas juta delapan ratus
sembilan puluh tiga ribu seratus dua puluh satu rupiah);
B. KETERANGAN PIMPINAN WILAYAH PT BANK RAKYAT
INDONESIA MEDAN
1. Saudara Pemohon yakni Junaidi bekkerja mulai tanggal 02 Oktober 1990
sesuai surat perjanjian kerja antara PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dengan
Junaidi No. B.6200-SDM/BIN/1990 tanggal 02 Oktober 1990,
2. Bahwa dengan demikian saudara Junaidi juga telah menyatakan untuk:
- Bersedia ditempatkan dimana saja diseluruh unit kerja BRI,
- Tunduk pada peraturan kepegawaian yang berlaku di BRI,
3. Saudara Junaidi telah menjalani beberapa penempatan pekerjaan yang
kemudian diteruskan menjadi Nokep: B.068-KW.II/SDM/05/2003 tanggal
01 januari 2003 ditempatkan di kantor cabang Sisimangraja. Dimana sejak
tanggal 01 Januari 2005 s/d 31 Agustus 2008 ditugaskan menjadi petugas
logistic Kanca Medan Sisimangaraja,
4. Dalam waktu 1 September 2009 s/d 28 Februari 2013 menjadi Supervisor
Spm Layanan Interm pada unit kerja yang sama, sebelum akhirnya
ditempatkan untuk menduduki beberapa jabatan Supervisor dengan rotasi
dibeberapa bagian di Kantor Wilayah Medan sampai dengan tanggal 30
April 2015 di Kantor Wilayah,
5. Pada tanggal 18 Mei 2015 Penggugat bedasarkan Nokep: 176-
KW/SDM/II05/2015 menjadi PJ Asisten manager operasional di lanjutkan
berdasarkan Nokep 322-KW/SDM/II/07/2016 menjadi AMOL di kantor
Cabang Kabanjahe berdasarkan Nokep: 291-KW/SDM/II/03/2017 tanggal
06 Maret 2017,

11
6. Kemudian Sudara Junaidi ditempatkan menjadi pekerja khusus kantor
cabang Kebanjahe berdasarkan Nokep: 424-KW/SDM/II/04/2018 tanggal
13 April 2018 dan di tempatkan kemudian menjadi pekerja khusus pada
kantor Wilayah Medan berdasarkan Nokep: 957-KW/SDM/II/08/2018
tanggal 23 Agustus 2018 sampai di laksanakanya pemutusan hubungan
kerja dengan alasan bahwa Penggugat telah terbukti melakukan
pelanggaran disiplin sebagaimana di atur dalam ketentuan Surat Keputusan
Direksi BRI Nokep: S.152-DIR/SDM/05/2009 tanggal 11 Mei 2019.

Berdasarkan Hasil Mediasi Antara Kedua Belah Pihak yang tidak


menemui titik temu dengan ini Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumantera Utara
mengeluarkan Anjuran sebagai berikut:
1. Agar pihak Perusahaan mencabut surat Pemutusan Hubungan Kerja
kepada Pekerja saudara Junaidi dan membiarkan saudara Junaidi tetap
bekerja di PT Bank Rakyat Indonesia Medan,
2. Agar Pihak Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Medan memberikan
hak-hak pekerja saudara Junaidi sesuai dengan ketentuan pasal 161 ayat
(3) Undang-Unndang Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Ketenaga Kerjaan
dengan rincian sebagai berikut:

Pesangon 1 x 9 x Rp. 14.404.607 : Rp.


129.641.463
Uang Penghargaan Masa Kerja 10 x Rp. 14.404.607 : Rp.
144.046.070
Uang Penggantian Perumahan dan Pengobatan
15% x Rp. 129.641.463 + Rp. 14.404.607 – 273.687. 533 : Rp.
41.053.129
Jumlah Total : Rp.
314.740.662

12
Kepala Dinas Tenaga Kerja
Provinsi Sumantera Utara

Dr. H. Darmawan SH. MH.

13
PENETAPAN
Nomor: 67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Mdn
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Hubungan Industruial Pada Pengadilan Negeri Medan yang bersidang


digedung yang di sediakan untuk itu, Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Medan telah membaca surat gugatan tertanggal 28 Februari
2019 Nomor 67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Mdn antara Junaidi, beralamat
Jl.Perbatasan No. 30 Krakatau, Kelurahan Gelugur Darat 1, Kec Medan Timur,
Medan, SUMUT Sebagai PENGGUGAT
.........................................................LAWAN...........................................................
Pimpinan Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia Medan, beralamat Jl. Putri Hijau
No. 2A Medan Sebagai TERGUGAT
menimbang bahwa untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut perlu
ditunjuk majelis hakim yang susunanya dibawah nanti akan di sebut.
Mengingat : Undang-Undang Pokok Kekuasaan Kehakiman (Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2004) di ubah dengan (Undang-Undang Nomor 48
Tahun 2009) pokok kekuasaan kehakiman serta ketentuan -ketentuan
hukum lain yang bersangkutan.
......................................................MENETAPKAN.................................................
RICHARD SILALAHI SH........................................................HAKIM KETUA
DIAN ALIFYA SE.............................................................HAKIM ANGGOTA I
MANGARAJA MANURUNG SH.MH..........................HAKIM ANGGOTA II
Untuk mengadili perkara tersebut diatas

Ditetapkan di Medan
Pada Tanggal 26 Februari 2019
Ketua Pengadilan Hubungan Industrial
Pada Pengadilan Negeri Medan

Hefry L. Malik S.H, M.Hum

14
HASIL MEDIASI
Nomor 67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Mdn.
Antara
Junaidi, beralamat Jl. Perbatasan No. 30 Krakatau, Kelurahan Gelugur Darat 1,
Kec Medan Timur, Medan, SUMUT
Sebagai PENGGUGAT
LAWAN
Pimpinan Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia Medan, beralamat Jl. Putri Hijau
No. 2A Medan Sebagai TERGUGAT
Medan, 03 Mei 2019

Yang bertanda tanggan di bawah ini:


1. Nama : Junaidi

Umur : 51 Tahun
Alamat : Jl. Perbatasan No. 30 Krakatau, Kelurahan Gelugur Darat 1, Kec
Medan Timur, Medan, SUMUT
Yang selanjutnya disebut .............. PENGGUGAT
2. Nama : Arif Basyari

Umur : 57 Tahun
Alamat : Jl. Agus Salim No. IV, Kec Padang Utara, Padang, SUMBAR
Yang selanjutnya disebut ............... TERGUGAT

Bahwa dalam hal ini, pihak Tergugat telah mengajukan Gugatan dan
telah berperkara dengan pihak termohon sebagaimana perkara No. 67/Pdt.Sus-
PHI/2019/PN Mdn terdaftar tanggal 04 Maret 2019. pada sidang pertama
Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Medan
para pihak sepakat menempuh upaya damai terlebih dahulu dengan mediator.
Para pihak telah melaksanakan upaya perdamaian dengan itikad baik dalam
jangka wakttu 30 hari.
Setelah 4 kali proses mediasi, pihak Penggugat dan pihak Tergugat tidak
menghasilkan kesepakatan untuk berdamai dan memutuskan untuk melanjutkan
pemeriksaan perkara. Mediator telah menyutujui hal ini, karena dalam proses

15
mediasi dilihat sudah tidak ada kecocokan lagi sehingga tidak dapat diupayakan
untuk damai.

Demikian hasil mediasi ini dibuat dengan keadaan yang sebenar-benarnya.

PENGGUGAT TERGUGAT

JUNAIDI ARIF BASYARI

MEDIATOR

M. ILHAM NUR MAJID S.H, M.Kn

16
SURAT GUGATAN

Medan, 28 Februari 2019

Kepada Yth:
Ketua Pengadilan Hubungan Industrial
Pada Pengadilan Negeri Medan
Di Tempat

Perihal : Gugatan Pemutusan Hubungan Kerja


Lampiran : Surat Kuasa

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Bani Kohar Harahap SH. L.LM dan Gumilar Aditya Nugraha S. Masing-Masing
Advokat/Konsultan Hukum yang berkantor di Law Office Bani Kohar (BKH) &
Pathner, beralamat di Jl. RS. Fatmawati No. 109, 01/04, Kel, Gandaria Selatan, Kec
Cilandak, Jakarta Selatan, Telp, 085155337098 email: BKH@gmail.com pada tanggal
20 Februari 2019, bertindak dan atas nama:
Nama : Junaidi
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Perbatasan No. 30 Krakatau, Kelurahan Gelugur Darat
1, Kec Medan Timur, Medan, SUMUT
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Dalam hal memilih tempat kediaman hukum (domisili) di kantor kuasanya di atas,
yang selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT.
Dengan ini penggugat hendak mengajukan gugatan kepada:
Nama : Pimpinan Wilayah PT Bank Rakyat Indonesia Medan
Alamat : Jalan Putri Hijau No. 2A Medan
Yang selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT

17
I. KEDUDUKAN HUKUM PENGGUGAT
1. Bahwa Penggugat merupakan karyawan Tergugat (ic PT. Bank Rakyat
Indonesia Wilayah Medan ) dan telah bekerja di perusahaan Tergugat
dengan penuh loyalitas terhitung sejak tanggal 02 Oktober 1990 sampai
dengan 05 September 2019;
2. Bahwa pada Bulan Oktober 1990 awal mula Penggugat bekerja di
Perusahaan Tergugat, Penggugat di tempatkan di PT. Bank BRI Cabang
Kabanjahe Unit Munthe dengan jabatan sebagai Deskman/CS, hal mana
berdasarkan surat tugas Nomor B.6200 SDM/BIN/1990 tertanggal 02
Oktober 1990;
3. Bahwa selama Penggugat bekerja di Perusahaan Tergugat, Tergugat selalu
mendedikasikan dirinya semaksimal mungkin untuk kemajuan Perusahaan
Tergugat, hal tersebut dibuktikan dari karir Penggugat yang mulanya hanya
menjabat sebagai Deskman/Teller hingga puncaknya pada tanggal 01 Juli
2017 Penggugat menjabat sebagai Assisten Manajer Operasional dengan
Jon Grade 8 / Person Grade 10 sesuai dengan petikan surat keputusan 1127-
KW- II/SDM/10/2017 dengan upah sebesar Rp. 14.404.607 (empat belas
juta empat ratus empat ribu enam ratus tujuh rupiah);
4. Bahwa sekira Bulan Maret 2018, Penggugat selaku Manajer Operasional
(AMOL) BRI Kabanjahe yang mempunyai Job Dekrispsi yaitu menjaga
kas kantor tetap cukup untuk kebutuhan bisnis sehari-hari di perusahaan
tergugat. Selanjutnya, pada saat itu telah melaporkan ke Pimpinan Cabang
waktu itu, Bapak Sudono adanya dugaan Fraud yang merupakan
pelanggaran berupa pembobolan dana pada rekening-rekening milik
nasabah Bank BRI Kabanjahe;
5. Bahwa selanjutnya mengenai laporan Penggugat tersebut, Tergugat telah
membentuk Tim Ad Hoc/Audit Internal untuk memeriksa adanya dugaan
pelanggaran, kemudian hasil pemeriksaan Tim Ad Hoc/Audit Internal
menemukan adanya pelanggaran terhadap peraturan disipl in Fundamental
yang berlaku di PT. Bank BRI;
6. Bahwa Penggugat dengan rasa suka cita serta penuh harapan ingin
mendapat apresiasi dari Tergugat yang telah menemukan pelanggaran di

18
PT. Bank BRI Kabanjahe namun secara fakta Penggugat dikejutkan
dengan adanya Penurunan Jabatan dari Asisten Manajer Operasional
menjadi Pekerja Khusus di Kanca BRI Kabanjahe, sesuai dengan surat
keputusan No 424-KW-II/04/2018 tertanggal 13 April 2018;
7. Bahwa tidak hanya sampai disitu, penderitaan Penggugat terus bertambah,
pada Bulan Juli 2018 secara mengejutkan Penggugat kembali mendapat
penurunan jabatan / Demosi dari yang sebelumnya Pekerja Khusus
menjadi Petugas TKK , hal mana sesuai dengan surat keputusan No B.70-
KC- II/SDM/06/2018 tertanggal 29 Juni 2018 yang dikeluarkan oleh
Pimpinan Cabang Bank BRI Kabanjahe, bahwa perlu Penggugat
sampaikan secara mekanisme dan aturan yang berlaku di PT. Bank BRI,
Pimpinan Cabang tidak berhak melakukan Demosi dari pekerja Khusus
menjadi petugas TKK sehingga dikaulifisir surat tersebut cacat hukum dan
tidak berlaku;
8. Bahwa lagi dan lagi penderitaan Penggugat semakin bertambah, pada
tanggal 23 Agustus 2018 Penggugat ada menerima Surat dari Tergugat
Nokep : 957- KW-II/SDM/08/2018 tentang Rotasi, yang inti suratnya
melakukan Rotasi kepada Penggugat dari Pekerja Khusus BRI Kabanjahe
menjadi Pekerja Khusus Kanwil BRI Medan. Terhitung mulai tanggal 1
Agustus 2018;
9. Bahwa sangat tidak masuk manusiawi apabila Penggugat yang mengu
ngkap peristiwa pelanggaran yang terjadi di perusahaan Tergugat, justru
Penggugat yang menerima imbasnya yang seyogianya tidak ada relevansi
nya dengan tugas dan tanggung jawab Penggugat;
10. Bahwa selanjutnya pada tanggal 04 September 2018 Penggugat ada
menerima surat dari Tergugat dengan Nomor : R.1114
KW.II/SDM/HBI/09/2018 perihal Undangan Bipartit, yang dilaksanakan
pada hari Rabu, 05 September 2018;
11. Bahwa pada tanggal 05 September 2018 Penggugat kembali dikejutkan,
pada saat menghadiri Undangan Bipartit secara sepihak Tergugat melalui
Kepala Bagian Hukum Capital bank Rakyat Indonesia Kanwil Medan
langsung membacakan surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara

19
sepihak kepada Penggugat tanpa adanya upaya dialog dan mediasi antara
Penggugat dan Tergugat, tindakan tersebut sangatlah disayangkan sebab
telah mencerderai asas-asas Bipartit sesuai dengan ketentuan Undang –
Undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, tidak hanya itu
ketika Penggugat meminta surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
tersebut, Tergugat tidak mau memberikannya kepada Penggugat;
12. Bahwa akibat pembacaan surat PHK sepihak tersebut, Penggugat lalu
mengirim surat keberatan kepada Tergugat, dengan harapan Tergugat dapat
mempertimbangkan kembali PHK sepihak Penggugat;
13. Bahwa sebelum Tergugat memutus hubungan kerja dengan Penggugat,
Penggugat tidak pernah dipanggil untuk membicarakan permasalahan yang
dituduhkan Tergugat terhadap Penggugat ;
14. Bahwa sejak Penggugat menerima Surat penurunan Jabatan dan menerima
pemberitahuan PHK sepihak, sampai perkara aquo ini diajukan di
Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Medan
Penggugat terakhir kali menerima Upah dari Tergugat di bulan Januari
2019 yaitu Sebesar Rp. 15.893.121 (lima belas juta delapan ratus
sembilan puluh tiga ribu seratus dua puluh satu rupiah);
15. Bahwa Penggugat berulang kali melakukan komunikasi untuk
menyelesaikan permasalahan a quo, Namun Penggugat dan Tergugat tetap
tidak ada titik temu ataupun solusi sehingga Penggugat pun membuat
Pengaduan ke Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara, lalu atas
Pengadu an Penggugat tersebut pihak Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Sumatera Urtara mengeluarkan Surat Anjuran ;
16. Bahwa Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sumatera Utara telah mengeluarkan
Anjuran pada tanggal 24 Januari 2019 berdasarkan Surat Anjuran Nomor :
129-6/DTK/2019 Hal : Anjuran yang disampaikan kepada Penggugat dan
Tergugat yang isinya menganjurkan : Agar Pihak Perusahaan PT. Bank
Mandiri Rakyat Indonesia memberikan hak – hak pekerja Sdr. Junaidi
sesuai ketentuan pasal 161 ayat (3) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2013
Ten tan g Ketenagakerjaan dengan rincian sebagai berikut :

Pesangon 1 x 9 x Rp.14.404.607,- = Rp. 129.641.463,-

20
Uang Penghargaan Masa Kerja 10 X Rp. 14.404.607,-= Rp.
144.046.070 Uang Penggantian Perumahan dan Pengobatan
15 % x Rp 129.641.463 + Rp 14.404.607 – Rp 273.687.533,-
= Rp.41.053.129,-
Jumlah Total = Rp. 314.740.662,-
Terbilang : tiga ratus empat belas juta tujuh ratus empat puluh ribu enam
ratus enam puluh dua rupiah
17. Bahwa sejak adanya pemutusan hubungan kerja oleh Tergugat, Penggugat
masih ada datang kekantor Tergugat untuk menanyakan pekerjaan
sebagaimana biasanya, namun Penggugat tidak diperbolehkan masuk u n
tuk bekerja;
18. Bahwa pada prinsipnya Penggugat telah menerima isi surat anjurkan dari
Dinas ketenagakerjaan Provinsi Sumatera Utara, hal mana pada tanggal 25
Februari 2019 Penggugat lagi lagi mendatangi Tergugat untuk menanyakan
Tergugat mengenai surat anjuran dari Dinas Ketenagakerjaan Prov.
Sumatera Utara, namun Tergugat melalui Kabag. SDM Bank Rakyat
Indonesia Wilayah Medan memberikan Surat Keputusan Nokep 147-
KW.II/SDM/02/2019 Tentang Pemutusan Hubungan Kerja Karena Pekerja
Dikenakan Hukuman Disiplin tertanggal 8 Februari 2019;
19. Bahwa Tergugat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada
Penggugat tanpa ada melakukan perundingan terlebih dahulu dan tanpa ada
pen etapan dari Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial sebagaimana
seh aru snya yang diamanahkan ketentuan Pasal 151 Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan sehingga Pemutusan
Hubungan Kerja yang dibuat oleh Tergugat kepada Penggugat adalah
Pemutusan Hubungan Kerja Sepihak dan batal demi hukum sehingga
berdasarkan Pasal 155 Ayat (2) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi “selama putusan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum ditetapkan, baik
pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan
kewajibannya” dan diperkuat kembali dengan Putusan Mahkamah
Konstitusi No.37/PUU-XI/2011 Pengguga tmasih merupakan pekerja pada

21
Perusahaan Tergugat sampai dengan diputusnya perkara a quo oleh
majelis hakim Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa perkara a quo dan Tergugat
wajib membayar upah Penggugat minimal 6 (enam) bulan ke depan
selama proses persidangan perselisihan hubungan industrial
berlangsung,terhitung sejak bulan Februai 2019 s.d Juli 2019 dengan rin
cian sebagai berikut :
6 X Rp. Rp. 15.893.121 = Rp. 95.358.726,-
Terbilang : sembilan puluh lima juta tiga ratus lima puluag depalan ribu
tujuh ratus dua puluh enam rupiah.
20. Bahwa sejak munculnya permasalahan hukum a quo sampai dengan
diajukannya gugatan a quo ke Pengadilan Perselisihan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Medan, Tergugat tidak menunjukkan
itikad baik untuk menyelesaikan permasalahan hukum a quo terlihat dengan
tidak adanya perundingan yang dilakukan dan tidak adanya keinginan
Tergugat melaksanakan kewajiban untuk membayar hak-hak Penggugat
sebagai man a yang telah dianjurkan Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Sumatera Utara melalui surat anjurannya ;
21. Bahwa berangkat dari permasalahan hukum a quo, Penggugat tentu merasa
tidak ada hubungan ketenagakerjaan yang baik lagi dengan Tergugat
sehingga patut kiranya hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat
untuk diputus dengan ketentuan Tergugat wajib melaksanakan kewajiban
nya sesuai dengan ketentuan pasal 161 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yaitu memberikan sejumlah uang
dengan rincian sebagai berikut :

Pesangon 1 x 9 x Rp.14.404.607,- = Rp. 129.641.463,-


Uang Penghargaan Masa Kerja 10 X Rp. 14.404.607,-= Rp.
144.046.070 Uang Penggantian Perumahan dan Pengobatan
15 % x Rp 129.641.463 + Rp 14.404.607 – Rp 273.687.533,-
= Rp.41.053.129,-
Jumlah Total = Rp. 314.740.662,-

22
Terbilang : tiga ratus empat belas juta tujuh ratus empat puluh ribu enam
ratus enam puluh dua rupiah
Pesangon 1 x 9 x Rp.14.404.607,- = Rp. 129.641.463,-
Uang Penghargaan Masa Kerja 10 X Rp. 14.404.607,-= Rp.
144.046.070 Uang Penggantian Perumahan dan Pengobatan
15 % x Rp 129.641.463 + Rp 14.404.607 – Rp 273.687.533,-
= Rp.41.053.129,-
Jumlah Total = Rp. 314.740.662,-
Terbilang : tiga ratus empat belas juta tujuh ratus empat puluh ribu enam
ratus enam puluh dua rupiah
22. Bahwa oleh karena gugatan ini dimajukan dengan bukti-bukti yang cukup
dan benar maka adalah wajar apabila Putusan dalam perkara a quo
dinyatakan dengan Putusan Serta Merta walaupun ada upaya hukum
Kasasi maupun upaya hukum lainnya dari Tergugat. Berdasarkan dalil-dalil
yang telah dikemukakan tersebut diatas, Penggugat memohon kepada
Majelis Hakim pemeriksa perkara Pengadilan Hubungan Industrial Pada
Pengadilan Negeri Medan untuk memanggil pihak berperkara pada suatu
waktu yang ditentukan untuk itu serta memeriksa persel isihan ini dan
memberikan putusan sebagai berikut :
1) Menerima dan mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
2) Menyatakan Penggugat sebagai Penggugat yang beritikad baik ;
3) Menyatakan Tergugat telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
secara sepihak terhadap Penggugat dan Pemutusan Hubungan Kerja
tersebut batal demi hukum;
4) Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat putus
terhitung sejak adanya Putusan Pengadilan Hubungan Industrial
terhadap perkara a quo ;
5) Menghukum Tergugat untuk membayar Uang Pesangon, Uang
Penghargaan Masa kerja, dan uang penggantian Perumahaan dan
Pengobatan Pen ggugat dengan rincian sebagai berikut :
Pesangon 1 x 9 x Rp.14.404.607,- = Rp. 129.641.463,-
Uang Penghargaan Masa Kerja 10 X Rp. 14.404.607,-= Rp.

23
144.046.070 Uang Penggantian Perumahan dan Pengobatan
15 % x Rp 129.641.463 + Rp 14.404.607 – Rp 273.687.533,-
= Rp.41.053.129,-
Jumlah Total = Rp. 314.740.662,-
Terbilang : tiga ratus empat belas juta tujuh ratus empat puluh ribu
enam ratus enam puluh dua rupiah
6) Menghukum Tergugat membayar Upah Penggugat sejak bulan
Februari 2019 s.d Juli 2019, sebesar 6 X Rp. Rp. 15.893.121 = Rp.
95.358.726,- Terbilang ( sembilan puluh lima juta tiga ratus lima
puluag depalan ribu tujuh ratus dua puluh enam rupiah ),
7) Menyatakan Putusan ini dapat dijalankan dengan Serta Merta
walaupun ada upaya Kasasi maupun upaya hukum lainnya dari
Tergugat;
8) Membebankan biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku ;
II. SUBSIDAIR
Apabila majelis hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).

Demikian gugatan ini saya ajukan, atas perhatian dan kebijaksanaanya


saya ucapkan terima kasih.

Hormat Kami
Kuasa Hukum Penggugat

Bani Kohar Harahap SH. L.LM

24
JAWABAN PERKARA
Nomor 67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Mdn.
Antara
Junaidi, beralamat Jl. Perbatasan No. 30 Krakatau, Kelurahan Gelugur Darat 1,
Kec Medan Timur, Medan, SUMUT
Sebagai PENGGUGAT
LAWAN
Pimpinan Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia Medan, beralamat Jl. Putri Hijau
No. 2A Medan Sebagai TERGUGAT
Medan, 26 Maret 2019
Kepada YTH:
Majelis Hakim Perkara No. 67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Mdn.
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan
Di Tempat

Yang bertanda tangan dibawah ini Sastro G. Sibarani, Andri Wahyuning, M.


Ferry Sarjono, Suma Dahler J.Keliat, Dany Raimon Sinaga dan Rokhtar Sepwinfi
Munthe masing-masing Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang
Kabanjahe berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 10 April 2019 Nomor
B.10553-KC.II/ADK/04/2019 yang telah didaftarkan di Pengadilan Hubungan
Industrial pada Pengadilan Negeri Medan register No. 308/penk/2019/PHI/Mdn
tanggal 11 April 2019, bertindak dan atas nama Pimpinan Wilayah PT. Bank
Rakyat Indonesia Medan. Hendak mengajukan jawaban atas perkara No.
67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Mdn. Sebagai berikut:
I. DALAM EKSEPSI
A. GUGATAN PENGGUGAT TIDAK JELAS/KABUT (OBSCUR LIBEL)

Gugatan Penggugat didasarkan pada dasar hukum (Rechtelijke Ground)


yang tidak jelas serta gugatan Penggugat tidak didukung dengan
fundamental petendi yang jelas dan benar

25
1. Bahwa sesuai dengan pasal 56 Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, disebutkan bahwa
Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan berwenang memeriksa dan
memutus:
1) Ditingkat pertama mengenai perselisihan hak,
2) Ditingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan kepentingan,
3) Ditingkat pertama mengenai perselisihan pemutusan hubungan kerja,
4) Ditingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan antara serikat
pekerja/serikat bu ruh dalam satu perusahaan.
2. Bahwa gugatan Penggugat sama sekali tidak menyebutkan jenis
perselisihan apa yang termasuk perselisihan Hubungan Industrial. Malahan
Penggugat mengaburkan fakta-fakta yang muncul dalam proses yang
terjadi di Dinas Ketenagakerjaan yang sengaja tidak diuraikan oleh
Penggugat mengenai dasar dilaksanakanya proses internal di perusahanaan
Tergugat yang mengakibatkan penjatuhan hukuman disiplin bagi
Pengggugat,
3. Bahwa disamping itu, Penggugat sama sekali tidak menguraikan dasar
hukum yang telah dianggap oleh Tergugat, dimana Penggugat hanya
mendalilkan gugatan dari perasaan “terkejut”, “sedih” dan standar
Penggugat tentang menusiawi atau tidak manusiawi yang sifatnya hanya
subjektif. Bagaimana suatu perkara dapat diperiksa dengan menjadikan
dasar penilaian subjektif seseorang sebagai dasar pemeriksaanya. Bahwa
hal tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai kadilan dan kepastian
hukum. Dan disini sangat terlihat jelas bagaimana Penggugat sangat tidak
beritikad baik tergambar dengan penggugat yang mendalilkan gugatan
hanya dasar-dasar perasaan penggugat sendiri. Dalam uraian gugatan,
Penggugat pula hanya menyebutkan tentang pasal 151 Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Penggugat berdalih telah
terjadi pemutusan hubungan kerja secara sepihak tanpa ada perundingan
terlebih dahulu, sedangkan dalam uraian Penggugat halaman 3 angka 11
dan angka 15 jelas-jelas bertentangan dengan dalil-dalil penggugat diatas.
Sehingga jelas bahwa Penggugat tidak paham mendalilkan gugatan. Maka,

26
dengan tidak adanya fundamental petendi/dasar gugatan/dasar tuntutan
dalam pokok perkara mengakibatkan gugatan menjadi kabur tidak jelas
atau obscur libel,
4. Bahwa sebagai fakta dan kenyataan yang muncul dalam gugatan, dalam
uraian Penggugat banyak kata-kata yang tidak memiliki makna yang
membuat gugatan Penggugat banyak kata-kata yang tidak memiliki makna
yang membuat gugatan Penggugat kabur dan tidak jelas maknanya sebagai
contoh pada angka 7 halaman 2, Tergugat sama sekali tidak menemukan
kata “dikaulifisir” ini maknanya menunjukan apa begitu pula pada angka
16 halaman 4 gugatan Penggugat, disana dituliskan kata “mengejutkan”.
Agar pihak perusahaan PT. Bank BRI memberikan dst”. Uraian Penggugat
tersebut jelas kabur dan tidak tau arahnya kemana, apakah yang dimaksud
Penggugat adalah Tergugat atau Bank lain, hal ini mutatis mutandis
merugikan proses pemeriksaan perkara karena mengakibatkan kaburnya
gugatan Pengugat, bahwa disamping itu kalau Penggugat bertujuan
menggugat Bank lain, seharusnya Bank tersebut dijadikan pihak dalam
gugatan ini. Lebih lanjut bahwa Pengugat semakin jelas gagal melihat
uraian gugatan. Bahwa apabila melihat uraian Penggugat angka 19 uraian
pada halaman 5, Penggugat mendalilkan gugatan berdasarkan putusan
Mahkamah Konstitusi No. 35/PUU-XI/2011 yang ternyata setelah
Tergugat coba cari putusan yang menjadi rujukan Penggugat tersebut tidak
ada. Hal ini jelas-jelas Penggugat mendalilkan gugatan dari ketentuan dan
dasar hukum yang mengada-ada, bahwa hal ini sangat fatal dan sangat
tidak bisa dimaklumi apabila seseorang mengajukan gugatan dengan dasar
hukum yang ternyata tidak jelas bahkan tidak ada. Sangat disayangkan
Penggugat yang diwakili oleh kuasa hukumnya seakan-akan mempertegas
iktukad baiknya dengan menguraikan gugatan yang tidak ada dasar
hukumnya. Fakta-fakta ini mutatis mutandis telah mengakibatkan gugatan
Penggugat menjadi kabur dan tidak jelas sehingga sudah sepatutnya untuk
dikesampingkan bahkan ditolak Oleh karena syarat formal fundamental
petendi gugatan Penggugat telah didasarkan pada:

27
a. Dasar Hukum (Rechtelijke Ground) yang TIDAK BENAR, bahkan
tidak ada, dan
b. Dasar fakta (Feteilijke Ground) yang TIDAK BENAR Maka Petitum
yang diajukan Penggugat merupakan Petitum atau tuntutan yang tidak
berdasar dan TIDAK BENAR.
Berdasarkan hal tersebut, gugatan Penggugat a quo telah nyata dapat
dikualifikasikan sebagai gugatan yang tidak tidak jelas/obscuur libel,
sehingga sangat berdasar untuk dinyakan DITOLAK atau setidak-
tidaknya dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA (niet ontvankelijk
veerklaand),
5. Maka berdasarkan hal-hal tersebut diatas, sesuai dengan Yurisprudensi
tetap Mahkamah Agung, terhadap gugatan Penggugat yang Obscuur libel a
quo, Tergugat mohon agar Majelis Hakim menyatakan gugatan Penggugat
a quo DITOLAK atau SETIDAK-TIDAKNYA DINYATAKAN TIDAK
DAPAT DITERIMA (niet on vantkelijverklaard).

II. DALAM POKOK PERKARA


1. Bahwa apabila majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada
Pengadilan Negeri Medan yang mulia berpendapat lain,dengan ini
Tergugat mengajukan jawaban dalam pokok perkara sebagai berikut:
2. Bahwa hal-hal yang telah dikemukakan dalam eksepsi mohon diangap
sebagai satu kesatuan dengan jawaban dalam pokok perkara ini;
3. Tergugat menolak dengan tegas semua dalil-dalil yang dikemukakan oleh
penggugat mengingat uraian dalil-dalil Penggugat tidak memiliki dasar
hukum sama sekali kecuali terhadap yang telah diakui secara tegas oleh
Tergugat,
4. Bahwa untuk memperjelas dan mendudukan permasalahan yang
sebenarnya, dengan ini Tergugat jelaskan fakta-fakta hukum yang
sebenarnya terjadi, sebagai berikut:
a. Penggugat bekerja pada Tergugat mulai tanggal 02 Oktober 1990
sesuai surat perjanjian kerja antara PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk
dengan Junaidi No. B.6200-SDM/BIN/1990 tanggal 02 Oktober 1990,

28
b. Bahwa dengan demikian Penggugat juga telah menyatakan untuk:
- Bersedia ditempatkan dimana saja diseluruh unit kerja BRI,
- Tunduk pada peraturan kepegawaian yang berlaku di BRI,
c. Penggugat telah menjalani beberapa penempatan pekerjaan yang
kemudian diteruskan menjadi Nokep: B.068-KW.II/SDM/05/2003
tanggal 01 januari 2003 ditempatkan di kantor cabang Sisimangraja.
Dimana sejak tanggal 01 Januari 2005 s/d 31 Agustus 2008 ditugaskan
menjadi petugas logistic Kanca Medan Sisimangaraja,
d. Dalam waktu 1 September 2009 s/d 28 Februari 2013 menjadi
Supervisor Spm Layanan Interm pada unit kerja yang sama, sebelum
akhirnya ditempatkan untuk menduduki beberapa jabatan Supervisor
dengan rotasi dibeberapa bagian di Kantor Wilayah Medan sampai
dengan tanggal 30 April 2015 di Kantor Wilayah,
e. Pada tanggal 18 Mei 2015 Penggugat bedasarkan Nokep: 176-
KW/SDM/II05/2015 menjadi PJ Asisten manager operasional di
lanjutkan berdasarkan Nokep 322-KW/SDM/II/07/2016 menjadi
AMOL di kantor Cabang Kabanjahe berdasarkan Nokep: 291-
KW/SDM/II/03/2017 tanggal 06 Maret 2017,
f. Kemudian Penggugat ditempatkan menjadi pekerja khusus kantor
cabang Kebanjahe berdasarkan Nokep: 424-KW/SDM/II/04/2018
tanggal 13 April 2018 dan di tempatkan kemudian menjadi pekerja
khusus pada kantor Wilayah Medan berdasarkan Nokep: 957-
KW/SDM/II/08/2018 tanggal 23 Agustus 2018 sampai di
laksanakanya pemutusan hubungan kerja dengan alasan bahwa
Penggugat telah terbukti melakukan pelanggaran disiplin sebagaimana
di atur dalam ketentuan Surat Keputusan Direksi BRI Nokep: S.152-
DIR/SDM/05/2009 tanggal 11 Mei 2019.
5. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas Posita Penggugat angka 4,5 dan 6
Halaman 2 dalam gugatan Penggugat pada intinya menyatakan bahwa
Penggugat melakukan laporan telah terjadinya fraud di unit kerja Kantor
Cabang Kebanjahe kepada Pimpinan Cabng, bahwa faktanya adalah
adanya pelanggaran tersebut di temukan berdasarkan temuan adanya

29
pemalsuan tanda tangan oleh pejabat dalam lingkup Kantor Cabaang
Kebanjahe. Bahwa dalam faktanya lebih tegas lagi dilihat dalam struktur
tim pemeriksa yang di bentuk sama sekali tidak terdapat nama Pengugat
sebagai salah satu anggota tim pemeriksa. Sehingga dalil-dalil Penggugat
tersebut sangat tidak sesuai dengan fakta hukum yang ada sehingga
seluruh uraianya sudah sepatutnya di kesampingkan.
6. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas Posita Penggugat angka 7 halaman
2 yang intinya Penggugat menyatakan telah terjadi demosi padahal
Penggugat sudah menyatakan dalam angka 6 halaman yang sama bahwa
status Penggugat pada saat tersebut adalah Pekerja Khusus yan di tugaskan
sesuai dengan kebutuhan organisasi dengan kebijakan pemimpin cabang.
Dengan demikian tegas dalil-dalil Penggugat tersebut sangat tidak sesuai
dengan fakta hukum. Di samping itu, uraian Penggugat dengan frasa
menjadi petugas TKK sehingga dikaulifisir surat dst. Sangat
menggingunkan Tergugat sehingga Tergugat semakin tidak mengerti arah
gugatan Penggugat karena kata diskaulifisir tidak dapat Twrgugat temykan
maknanya dan relevansinya dengan perkara a quo. Berdasarkan penjelasan
tesebut diatas, sangat jelas dan terang benderang bahwa apa yang
disampaikan Penggugat dalam dalil tersebut sangat mengada-ngada yang
sudah sepantasnta untuk di kesampingkan dan di anggap tidak ada,
7. Bahwa Tergugat menilak dengan tegas Petitum Penggugat angka 1 dan 2
halaman 6 tindakan Penggugat yang sudah mengkaburkan fakta yang
sebenarnya tentang proses terjadinya pemutusan Hubungan Kerja dan juga
karena Penggugat berusaha membangun dalil-dalil yang tidak ada dasar
hukumya serta uraian-uraian Penggugat yang sangat kabur dan tidak jelas
menunjukan Penggugat tidak memiliki itikad baik sebagaimana Tergugat
uraikan dalam bagian eksepsi jawaban Tergugat diatas yang intinya tegas
menunjukan sesuai dengan fakta-fakta yang ada bahwa gugatan Penggugat
sangat kabur dan tidak jelas sehingga sudah sepatutnya seluruh gugatan
Penggugat untuk dikesampingkan dan di tolak,
8. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas Posita Penggugat angka 11,12,13,
14 dan 15 halaman 3 yang intinya Penggugat menyatakan terkejut atas

30
tindakan Tergugat dst. Bahwa perlu Tergugat tegaskan dari uraian
Penggugat semakin jelas, bahwa Penggugat tidak mengerti apa yang di
uraikan oleh Penggugat dalam gugatanya. Bahwa Tergugat seolah-olah
membangun cerita adanya pemutusan hubungan kerja pada saat Bipatrit
yang di lakukan atas undangan pihak Tergugat dan telah menderita dan
tidak manusiawi tindakan Tergugat. Bahwa perlu Tergugat tegaskan dalam
proses Bipatrit ditunjukan untuk menyampaikan adanya putusan tentang
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh Penggugat dan dalam Bipatrit
dilaksanakan Perundingan atas Putusan tersebut. Maka sangat keliru
apabila Penggugat mendalilkan adanya PHK pada saat dilakukanya
Bipatrit dan Tripatrit. Bahwa uraian Penggugat yang mengabulkan fakta
tersebut oleh Penggugat juga dengan sendirinya telah dibantah karena
uraian Penggugat sebagaimnan angka 14 yang menyatakan Penggugat
masih menerima gaji sampai Januari 2019. Hal ini menunjukan Pengugat
dalam menguraikan gugatanya sangat tidak beritikad baik di samping
dasar gugatanya yang saling betabrakan dan juga upaya Pengugat
mengaburkan fakta-fakta hukum yang sebenarnya terjadi sangatlah tidak
beritikad baik sehingga sudah sepatutnya untuk dikesampingkan,
9. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas Petitum Penggugat angka 3 dan 4
halaman 6, Bahwa pada kenyataanya proses pelaksanaan pemutusan
hubungan kerja telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik internal
maupun eksternal perusahaan menunjukan bahwa Tergugat adalah pihak
yang beritikad baik. Dan tindakan Penggugat yang mengaburkan fakta
sehingga membangun pemikiran PHK dilaksanakan secara sepihak juga
telah terbukti tidak benar sehingga seluruh dalil-dalil Penggugat berikut
Prtitim angka 3 dan 4 halaman 6 juga sudah sepatutnya dikesampigkan
dan ditolak mengingat Penggugat telah tidak melaksanakan ketentuan
sebagimana uraian tanggung jawab jabatan yang dipegang oleh Penggugat
sebagai AMOL pada kantor Cabang BRI Kebanjahe,
10. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas Posita Pengguat angka 17, 18, 19
halaman 4 dan 5 yang intinya Penggugat menyatakan pemutusan
hubungan kerja dilakukan tanpa perundingan dst. Bahwa perlu Tergugat

31
uraiakan dengan tegas sebagimana yang telah Tergugat uraikan diatas
dalam jawaban angka 8 dan 9 diatas telah menunjukan bahwa Penggugat
sangat tidak paham maksud dari dilaksanakanya Bipatrit dan Tripatrit dan
Penggugat juga membangun dalil-dalil untuk mengaburkan seluruh fakta
hukum yang ada, dan hal ini sangat menciderai keadilan dan kepastian
hukum. Oleh karena itu seluruh uraian Penggugat yang demikian sudah
sepatutnya dikesampingkan. Bahwa lebih jauh Penggugat menguraikan
dalil-dalil gugatan angka 19 berdasarkan ketentuan dalam putusan
Mahkamah Konstitusi yang ternyata putusan yang oleh Penggugat dalam
gugatanya dicantumkan No. 37/PUU-XI/2011 tidak dapat Tergugat
temukan, bahkan disamping tidak dapat ditemukan putusan tersebut,
Penggugat juga tidak menguraikan apa maksud dan relevansi putusan yang
Penggugat sebut dengan perkara a quo. Hal ini mengakibatkan uraian-
uraian dalil-dalil Pengugat tidak jelas dasar hukumnya bahkan tidak ada
sehingga sudah sepatutnyaq untuk dikesampingkan dan ditolak,
11. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas Petitum Penggugat angka 5 dan 6
halaman 6 pada gugatan Penggugat bahwa pada kenyataanya proses
pelaksananya PHK telah sesuai ketentuan yang berlaku baik internal
maupun Eksternal perusahaan mengingat Penggugat dihukum telah
melakukan pelanggaran disiplin karena telah melaksanakan ketentuan
sebagaimana uraian tanggung jawab jabatan yang dipegang oleh
Penggugat sebagai AMOL pada Kantor Cabang BRI Kebanjahe.
Disamping itu karena gugatan Penggugat juga tidak memiliki dasar hukum
yang jelas sebagaiman Tergugat uraiakan dalam jawaban eksepsi, juga
jawaban pokok perkaran angka 8,9,10 secara tegas menunjukan bahwa
Penggugat sudah tidak beritikad baik. Bahkan dalam menguraiakan
gugatan saja Penggugat sudah tidak beritikad baik, apalagi dalam
melaksanakan pekerjaan berkaitan dengan pelanggaran disiplinya sehingga
sangat jelas Petitum Penggugat sudah sepatutnya dikesampingkan dan
ditolak,

32
12. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas Petitum angka 5 dan 6 sesuai
Posita pada angka 20,21,22 halaman 5 gugatan Penggugat yang
menyatakan menghukum Tergugat membayar sejumlah uang dst.
13. Bahwa dapat Tergugat sampaikan dalam Pemutusan Hubungan Kerja
sebagaimana Tergugat uraiakan dengan jawaban Pokok Perkara angka
8,9,10 diatas telah tegas menunjukan pernyataan Penggugat adanya
Pemutusan Hubungan Kerja sepihak tidak sesuai dengan fakta yang ada.
Penggugat sangat mengada-ada dengan mengatakan tidak adanya
peundingan. Bahwa perlu Tergugat tegaskan telah dilaksanakan beberapa
kali perundingan yang dibuktikan dengan adanya:
a. Berita acara pemberitahuan putusan hukuman disiplin dan perundingan
secara Musyawarah/Perudingan Bipatrit I atas nama Junaidi (Incasu
Penggugat) dengan Nomor R.1116-KW.II/SDM/09/2018 berikut
dengan risalahnya ditadatangani oleh saudara Junaidi sendiri (incasu
Penggugat),
b. Berita acara pemberitahuan putusan hukuman disiplin dan perundingan
secara Musyawarah/Perudingan Bipatrit II atas nama Junaidi (Incasu
Penggugat) dengan Nomor R.1141-KW.II/SDM/09/2018 berikut
dengan risalahnya ditadatangani oleh saudara Junaidi sendiri (incasu
Penggugat),
c. Berita acara pemberitahuan putusan hukuman disiplin dan perundingan
secara Musyawarah/Perudingan Bipatrit III atas nama Junaidi (Incasu
Penggugat) dengan Nomor R.1157-KW.II/SDM/09/2018 berikut
dengan risalahnya ditadatangani oleh saudara Junaidi sendiri (incasu
Penggugat), Seluruh dokumen tersebut ditanda tangani oleh
Penggugat. Dan didalamnya dinyatakan secara tegas dilaksanakan
perundingan antara Penggugat dengan Tergugat. Bahkan dalam surat
anjuran dinas Ketenagakerjaan Provinsi Sumantera Utara yang
menyebutkan juga telah dilaksanakan Perundingan. Sehingga sangat
jelas Penggugat sangat mengada-ada dalam menguraikan gugatan dan
gugatan Penggugat tidak sesuai dengan fakta hukum dan dasar hukum
yang ada sehingga sudah sepatutnya dikesampingkan.

33
14. Bahwa bersarkan penjelasan tersebut diatas dapat kami sampaikan dalil
Penggugat sangat tidak beralasan dan cenderung ingin mencari
keuntungan dengan mengajukan gugatan ini. Sehingga apa yang didalilkan
oleh Penggugat tersebut sudah seharusnya tidak dapat diterima dan harus
diabaikan,
15. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas Petitum Penggugat angka 7 dan 8
halaman 6 gugatan Penggugat. Tergugat menolak secara tegas Petitum
angka 7 yang intinya Penggugat menyatakan memohon pelaksanaan serta
merta.dapat Tergugat jelaskan bahwa putusan serta merta adalah putusan
dapat langsung dieksekusi. Meskipun putusan tersebut belum memiliki
kekuatan hukum tetap. Namun demikian pada dasarnya putusan serta
merta tidak dapat dilaksanakan, kecuali dalam keadaan khusus. Dasar
hukum larangan tersebut yaitu pasal 54 dan pasal 57 Rv dan SEMA No, 13
Tahun 2000 tentang putusan serta merta dan Provisionil. Sehingga Petitum
Penggugat angka 7 sebagaimana diuraikan dalam posita angka 22 sudah
sepatutnya dikesampingkan.tergugat menolak secara tegas Petitum angka
8 bahwa tindakan Penggugat melalui gugatanya sangat tidak memiliki
itikad baik karena dalam meguraikan gugatanya, Penggugat sama sekali
tidak sesuai dasar hukum dan fakta hukum, sehingga Penggugatlah yang
seharusnya dibebankan biaya atas timbulna perkara ini,
16. Bahwa berdasarkan penjelasan tersebut diatas jelas apa yang didalilkan
Penggugat dalam gugatanya sangat tidak benar dan mengada-ada. Pengugt
hanya mengambil potongan-potongan tertentu dalal membuat dalil tidak
berdasarkan satu rangkaian yang tetap sehingga tetrhadap dalil gugatan
Penggugat tersebut haruslah ditolak atau setidak-tidaknya tidak dapat
diterima,
17. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas, mengingat:
 Gugatan a quo tidak memenuhi syarat-syarat formal pengajuan
gugatan,
 Telah didasarkan pada dasar hukum (Rechtelijke Ground) dan dasar
fakta (feitelijke Ground) YANG TIDAK BENAR.

Maka tuntutan Penggugat merupakan tuntutan yang tidak berdasar dan

34
mengada-ada, oleh karena itu demi keadilan gugatan Penggugat a quo
telah cukup beralasan untuk DITOLAK dan TIDAK PERLU
DIPERTIMBANGKAN;
Maka selanjutnya Tergugat memohon dengan hormat kepada Majelis
Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri
Medan yang mulia untuk memutus dengan putusan MENOLAK
GUGATAN PENGGUGAT UNTUK SELURUHNYA ATAU
SETIDAK-TIDAKNYA MENYATAKAN BAHWA GUGATAN
PENGGUGAT TIDAK DAPAT DITERIMA.

Demikian Jawaban ini saya ajukan, atas Perhatian dan kebijaksananya kami
ucapkan terima kasih.

Hormat Kami
Kuasa Hukum Tergugat

Sastro G. Sibarani S.H

35
REPLIK

Medan, 29 April 2019


Nomor : 67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Mdn.
Hal : Replik
Antara
Junaidi, beralamat Jl. Perbatasan No. 30 Krakatau, Kelurahan Gelugur Daarat 1,
Kec Medan Timur, Medan, SUMUT
Sebagai PENGGUGAT
LAWAN
Pimpinan Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia Medan, beralamat Jl. Putri Hijau
No. 2A Medan Sebagai TERGUGAT
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Hubungan Industrial
Pada Pengadilan Negeri Medan
Di tempat.
Dengan Hormat
Untuk dan atas nama penggugat dengan ini mengajukan replik atas jawaban
Tergugat yaitu sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat tetap pada dalil-dalil sebagaimana telah dikemukakan
dalam surat gugatan dan menolak semua dalil-dalil yang dikemukakan oleh
Tergugat, kecuali diakui oleh Penggugat secara tegas,
2. Bahwa jika Penggugat melakukan pelanggaran kode etik sebagaimana di
tuduhkan oleh Tergugat dalam surat jawaban, maka seharusnya Penggugat
dipanggil dan dilakukan pemeriksaan sebagaimana mestinnya.
3. Jika Tergugat tidak memiliki itikkad buruk dan mau menyelesaiakan
permaslahan ini secara internal maka Tergugat, mempunyai itikad baik untuk
menyelesaikan melalui bipatrit maupun melaksanakan anjuran dinas tenaga
kerja Provinsi Sumantera Utara,

36
4. Bahwa Penggugat memohon agar Tergugat segera membayar hak-hak
Penggugat yang belum dibayar berupa gaji selama enam bulan senilai Rp.
314.740.662,-
5. Bahwa tidak benar bahwa Penggugat tidak memiliki itikad baik dalam
penyelesaian sengketa ini, hal ini dibuktikan dengan surat bipatrit dan surat
anjuran dinas tenaga kerja Provinsi Sumantera Utara.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dimohon Majelis hukum untuk menjatuhkan


putusan sebagai beruikut:
DALAM POKOK PERKARA
1. Memgabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya.

SUBSIDER
Apabila majelis hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil- adilnya (ex
aequo et bono).

Kuasa Hukum Penggugat

Bani Khohar Harahap S.H, L.LM

37
DUPLIK
Medan, 9 Mei 2019

Nomor : 67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Mdn.


Hal : Duplik
Antara
Junaidi, beralamat Jl. Perbatasan No. 30 Krakatau, Kelurahan Gelugur Daarat 1,
Kec Medan Timur, Medan, SUMUT
Sebagai PENGGUGAT
LAWAN
Pimpinan Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia Medan, beralamat Jl. Putri Hijau
No. 2A Medan Sebagai TERGUGAT
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Hubungan Industrial
Pada Pengadilan Negeri Medan
Di tempat.
Dengan Hormat
Untuk dan atas nama Tergugat dengan ini mengajukan duplik atas replik
Penggugat yaitu sebagai berikut:
1. Bahwa Tergugat tetap pada dalil-dalil sebagaimana telah dikemukakan dalam
surat gugatan dan menolak semua dalil-dalil yang dikemukakan oleh
Tergugat, kecuali diakui oleh Tergugat secara tegas,
2. Bahwa Tergugat telah melakukan bipatrit dengan Penggugat untuk
menyampaikan adanya putusan tentang pelanggaran disiplin yang dilakukan
oleh Penggugat dan dalam Bipatrit dilaksanakan Perundingan atas Putusan
tersebut,
3. Bahwa pada kenyataanya proses pelaksanaan pemutusan hubungan kerja
telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku baik internal maupun eksternal
perusahaan menunjukan bahwa Tergugat adalah pihak yang beritikad baik.

38
4. Bahwa Tergugat keberatan untuk membayar uang senilai Rp. 314.740.662,-
karena pada kenyataanya proses pelaksananya PHK telah sesuai ketentuan
yang berlaku baik internal maupun Eksternal perusahaan mengingat
Penggugat dihukum telah melakukan pelanggaran disiplin karena telah
melaksanakan ketentuan sebagaimana uraian tanggung jawab jabatan yang
dipegang oleh Penggugat sebagai AMOL pada Kantor Cabang BRI
Kebanjahe.
5. Bahwa benar bahwa Penggugat tidak memiliki itikad baik dalam penyelesaian
sengketa ini, dengan tidak menyebutkan sesuai fakta yang ada dilapangan.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, dimohon Majelis hukum untuk menjatuhkan


putusan sebagai beruikut:
DALAM EKSEPSI
Menyatakn gugatan Penggugaat untuk ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan
tidak dapat diterima,
DALAM POKO PERKARA
1. Menerima jawaban Tergugat sebagaimana yang dimohonkan dalam jawaban
gugatan semula,
2. Menrima jawaban Tergugat untuk seluruhnya,
3. Menerima permohonan Tergugat untuk seluruhnya,
4. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebagaimana
tercantum dalam jawaban gugatan semula.

SUBSIDER
Apabila Hakim memiliki pendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex
aequo et bono).

Kuasa Hukum Tergugat

Sastro G Gibrani S.

39
KESIMPULAN PENGGUGAT
Nomor : 67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Mdn

Medan, 24 Juni 2019

Antara
Junaidi, beralamat Jl. Perbatasan No. 30 Krakatau, Kelurahan Gelugur Daarat 1,
Kec Medan Timur, Medan, SUMUT
Sebagai PENGGUGAT
LAWAN
Pimpinan Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia Medan, beralamat Jl. Putri Hijau
No. 2A Medan Sebagai TERGUGAT
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Hubungan Industrial
Pada Pengadilan Negeri Medan
Di tempat.
Dengan Hormat
Untuk dan atas nama Penggugat dengan ini mengajukan kesimpulan dalam
perkara Nomor : 67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Mdn yaitu sebagai berikut:
1. Bahwa tidak benar dalil-dalil yang dikemukakan oleh Tergugat secara
keseluruhan kecuali yang secara tegas diakui kebenaranya oleh Penggugat,
2. Bahwa tidak benar dalil Tergugat yang menyatakan beritikah baik dalam
menyelesaiakan sengketa Pemutusan Hubungan Kerja ini,
3. Bahwa selama dalam persidangan Tergugat tidak bosa membuktikan satupun
mengenai apa yang yang didalilkan oleh Penggugat sehingga dengan
demikian apa yang didalilkan dalam gugatan adalah tidak terbantah.

Kuasa Hukum Penggugat

Bani Khohar Harahap S.H, L.LM

40
KESIMPULAN TERGUGAT
Nomor : 67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Mdn

Medan, 24 Juni 2019

Antara
Junaidi, beralamat Jl. Perbatasan No. 30 Krakatau, Kelurahan Gelugur Daarat 1,
Kec Medan Timur, Medan, SUMUT
Sebagai PENGGUGAT
LAWAN
Pimpinan Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia Medan, beralamat Jl. Putri Hijau
No. 2A Medan Sebagai TERGUGAT
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Hubungan Industrial
Pada Pengadilan Negeri Medan
Di tempat.
Dengan Hormat
Untuk dan atas nama Tergugat dengan ini mengajukan kesimpulan dalam perkara
Nomor : 67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Mdn yaitu sebagai berikut:
1. Bahwa tidak benar dalil-dalil yang dikemukakan oleh Penggugat secara
keseluruhan kecuali yang secara tegas diakui kebenaranya oleh Tergugat,
2. Bahwa tidak benar dalil Penggugat yang menyatakan beritikat baik dalam
menyelesaiakan sengketa Pemutusan Hubungan Kerja ini,
3. Bahwa selama dalam persidangan Pengugat tidak boia membuktikan satupun
mengenai apa yang yang didalilkan oleh Penggugat sehingga dengan
demikian apa yang didalilkan dalam gugatan adalah tidak beralasan,

Kuasa Hukum Tergugat

Sastro G Gibrani S.H

41
KETERANGAN SAKSI

Saksi-1
Nama lengkap : Desmalinda Tanjung
Tempat/tgl lahir : Medan, 19 februari 1986
Jenis kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Bonjol no. 89 Kec. Medan Tembung, Kota Madiun
1. Bahwa benar Saksi mengenai Penggugat dan Tergugat karena pernah sama
sama bekerja di tempat tergugat;
2. Bahwa saat ini saksi tidak bekerja lagi ditempat Tergugat;
3. Bahwa saksi sudah berhenti sejak bulan September 2018;
4. Bahwa setahu saksi Penggugat pekerja yang baik;
5. Bahwa setahu saksi Penggugat pernah menjabat sebagai AMO di PT. BRI
Cabang Kabanjahe;
6. Bahwa setahu saksi Penggugat tidak pernah mendapat Surat Peringatan;
7. Bahwa saksi tidak pernah melihat bukti surat T-8;
8. Bahwa saksi menyatakan benar adadanya bukti P-6;
9. Bahwa benar setahu saksi pernah ada Fraud di PT.BRI yang dilaporkan
Penggugat kepada Kepala Cabang;
10. Bahwa setahu saksi saat ini Penggugat telah di PHK oleh Tergugat;
11. Bahwa setahu saksi ada PKB dan Peraturan Pensiun di tempat Tergugat;

42
Saksi-2
Nama lengkap : Elfi Rahayu
Tempat/tgl lahir : Medan, 28 mei 1983
Jenis kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Budiman no. 03 Kec. Medan Polonia, Kota Medan.
1. Bahwa benar Saksi mengenai Penggugat dan Tergugat karena pernah
sama sama bekerja di tempat tergugat;
2. Bahwa saksi sudah bekerja ditempat Tergugat selama 5 Tahun;
3. Bahwa saksi terakhir bekerja dibagian Teller;
4. Bahwa saksi tidak bekerja lagi saat ini karena di PHK oleh Tergugat;
5. Bahwa saksi sudah mengenal Penggugat selama 1 Tahun;
6. Bahwa setahu saksi Penggugat sudah di PHK oleh Tergugat;
7. Bahwa benar setahu saksi Penggugat pernah dipanggil Tergugat untuk
klarifikasiasi masalah di PT. BRI Cabang Kabanjahe;
8. Bahwa saksi menyatakan benar adadanya bukti P-6;
9. Bahwa setahu saksi ada PKB dan Peraturan Pensiun di tempat Tergugat;

43
PUTUSAN SELA
Nomor: 67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Mdn.

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan yang memeriksa


dan mengadili perkara Hubungan Industrial dalam acara biasa, menjatuhkan
putusan sela sebagai berikut dalam perkara:
Antara
Junaidi, beralamat Jl. Perbatasan No. 30 Krakatau, Kelurahan Gelugur Darat 1,
Kec Medan Timur, Medan, SUMUT
Sebagai PENGGUGAT
LAWAN
Pimpinan Wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia Medan, beralamat Jl. Putri Hijau
No. 2A Medan Sebagai TERGUGAT
DALAM EKSEPSI
Menimbang bahwa dalam jawabanya, Tergugat telah mengajukan eksepsi
yang bukan merupakan kompetensi absolut maupun relatif, sehingga dapat
diperiksa bersama sama dengan pokok perkara. Adapun eksepsi yang diajukan
oleh Tergugat adalah mengenai:
Tentang gugatan Penggugat Tidak jelas/Kabur (Obscur lible) yang pada
pokoknya sebagai berikut:
 Bahwa Gugatan Penggugat tidak didasarkan pada dasar hukum yang jelas dan
tidak didukung dengan syarat formil fundamental petendi yang benar, dimana
penggugat sma sekali tidak menyebutkan jenis perselisihan apa yang masuk
dalam perselisihan hubungan industrial dan Penggugat mengaburkan fakta-
fakta yang muncul dalam perkara mediasi di Dinas Tenaga Kerja.
 Bahwa Penggugat tidak menguraikan dasar hukum yang telah dilanggar oleh
Tergugat, dimana dalilnya bersifat subjektif, yang bertentangan dengan nilai-
nilai keadilan dan kepastian hukum , selain itu bahwa Penggugat hanya

44
menyebutkan tentang pasal 151 UU No. 13 Tahun 2013 tentang
Ketenagakerjaan terkait PKH yang dilakukan Tergugat tanpa ada
perundingan terlebih dahulu serta banyak fakta dan kata-kata dalam Gugatan.
Penggugat yang tidak jelas maknanya yang membuat Gugatan Penggugat
menjadi kabur, maka dengan tidak adanya dasar tuntutan dalam pokok
perkara mengakibatkan Gugatan Penggugat menjadi Kabur (oscuur lible).
 Bahwa oleh karena syarat formal fundamentum petendi Gugatan Penggugat
tidak didasarkan pada dasar hukum (Rechteliijk Ground) yang tidak benar
dan dasar fakta (Feitelijke Ground) yang tidak benar sehingga tuntutan
Penggugat sebagai tuntuta yang tidak jelas/kabur (obscuur lible) maka sangat
berdasar untuk ditolak atau setidak tidaknya dinyatakan untuk tidak diterima
(Niet Ontvankelijk Veerklaard)

Menimbang bahwa atas eksepsi yang diajukan oleh Tergugat tersebut,


Penggugat pada Repliknya telah mengajukan bantahan, pada pokonya sebagai
berikut:
 Bahwa objek sengketa aquo timbul akibat surat PHK sepihak yang
diterbitkan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Kantor Cabang Kabanjahe,
sehingga secara tegas Penggugat menolak jawaban yang diajukan oleh
Tergugat,
 Bahwa sesuai ketentuan pasal 83 ayat (10 UU No. 2 Tahun 2004
Penggugat telah melampirkan persyaratan tersebut, sehingga majelis
hakim wajib memeriksa dan melannjutkan perkara a quo.

Menimbang bahwa setelah membaca dengan seksama Gugatan Penggugat


pada dasarnya Penggugat mengajukan Gugatan Pewrselisihan Hubungan
Industrial ini adalah karena timbulnya perbedaan pendapat yang menyebabkan
pertentangan antara Penggugat dengan Tergugat yaitu mengenai perselisihan
PHK, dimana PHK yang dilakukan oleh Tergugat tanpa melalui perundingan
tanpa memberikan hak-hak Penggugat dan tanpa menetapkan Lembaga
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial sebagaimana diatur dalam
pasal 155 ayaut (2) UU No. 2 Tahun 2004.
Menimbang bahwa berdasarkan bantahan lain dari Tergugat dalam

45
Eksepsinya yaitu syarat formal fundamentum petendi Gugatan Penggugat
tidak didasarrkan pada dasar hukum (Rejtelijke Ground) yang tidak benar
dan dasar fakta (Feitelijke Ground) yang tidak benar dimana Penggugat tidak
menguraikan dasar hukum fakta-fakta dalam proses mediasi dimana dalilnya
tidak subjektif, yang bertentangann dengan nilai-nilai keadilan dan kepastian
hukum dan Penggugat hanya menyebutkan tentang pasal 151 UU No. 13
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan serta banyak faktaa dan kata-kata dalam
gugatan penggugat menjadi kabur, majelis hakim berpendapat telah memasuki
bagian dari pokok perkara yang akan diperiksa bersama sama dengann pokok
perkara.s
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan dan alasan tersebut diatas
maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Eksepsi Tergugat mengenai
Gugatan Penggugat tidak jelas/Kabut (Obscuur Lible) tidak berdasar untuk
dikabulkan sehingga harus dinyatakan ditolak.
Demikian diputuskan, pada 27 April 2019 oleh Richard Silalahi S.H
sebagai Hakim Ketua pada Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial Pada
Pengadilan Negeri Medan, putusan mana diucapkan dalam Persidangan yang
terbuka untuk umum pada hari itu juga, dengan dihadiri oleh Novida Mari S.E.
S.H Panitera Penganti dihadiri oleh Penggugat, dan Kuasa Hukum Tergugat.

Panitera Pengganti Hakim

Novida Mari S.E. S.H Richard Silalahi S.HS

46
PUTUSAN
Nomor 67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN Mdn

DALAM POKOK PERKARA :


Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah
sebagaimana diuraikan tersebut di atas; Menimbang, bahwa sebagaimana telah
dipertimbangkan diatas, maka mutatis mutandis pertimbangan Majelis hakim
dalam bagian eksepsi adalah juga merupakan bagian dari pertimbangan dalam
pokok perkara;
Menimbang, bahwa dalil gugatan Penggugat pada pokoknya adalah:
1. Bahwa Penggugat merupakan karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia Wilayah
Medan, bekerja sejak tanggal 02 Oktober 1990 sampai dengan 05 September
2019 sebagai Assisten Manajer Operasional dengan Jon Grade 8 / Person
Grade 10 sesuai dengan petikan surat keputusan 1127-KWII/SDM/10/2017
dengan upah sebesar Rp. 14.404.607, Penggugat di Demosi menjadi Petugas
TKK sesuai dengan surat keputusan No B.70-KCII/SDM/06/2018 tertanggal
29 Juni 2018 dan Terakhir Tergugat melakukan Rotasi kepada Penggugat dari
Pekerja Khusus BRI Kabanjahe menjadi Pekerja Khusus Kanwil BRI Medan.
Terhitung mulai tanggal 1 Agustus 2018;
2. Bahwa pada tanggal 05 September 2018 secara sepihak Tergugat melalui
Kepala Bagian Hukum Capital bank Rakyat Indonesia Kanwil Medan
langsung membacakan surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara
sepihak kepada Penggugat tanpa adanya upaya dialog dan mediasi antara
Penggugat dan Tergugat yang bertentangan dengan UU No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan;
3. Bahwa Tergugat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja kepada Penggugat
tanpa ada melakukan perundingan terlebih dahulu dan tanpa ada penetapan
dari Pengadilan Perselisihan Hubungan Industrial sebagaimana seharusnya
yang diamanahkan ketentuan Pasal 151 Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan sehingga Pemutusan Hubungan Kerja yang

47
dibuat oleh Tergugat kepada Penggugat adalah Pemutusan Hubungan Kerja
Sepihak dan batal demi hukum;
Menimbang, bahwa bantahan Tergugat atas dalil gugatan Penggugat dalam
Jawabannya pada pokoknya adalah sebagai berikut :
 Bahwa Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil dalil Penggugat
kecuali yang diakui secara tegas oleh Tergugat, dan adapun fakta fakta
hukum yang sebenarnya adalah bahwa Penggugat benar sebagai pekerja
pada Tergugat sejak tanggal 2 Oktober 1990, Penggugat ditempatkan
menjadi pekerja khusus di Kantor PT. BRI Cabang Kabanjahe sesuai surat
tertanggal 13 April 2018 dan terakhir ditempatkan di Kantor Cabang
Medan sesuai surat tanggal 23 Agustus 2018;
 Bahwa Tergugat telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap
Penggugat karena terbukti telah melakukan pelanggaran disiplin
sebagaimana diatur dalam ketentuan Surat Keputusan Direksi BRI No
Kep. S.152-DIR/SDM/05/2009 tanggal 11 Mei 2009;
 Bahwa tidak benar dalil Penggugat yasssng menyatakan Pemutusan
Hubungan Kerja dilakukan secara sepihak tanpa perundingan, oleh karena
Tergugat telah melakukan beberapa kali perundingan Bipartit secara
musyawarah sesuai Berita Acara risalah yang ditanda tangani oleh
Penggugat;
 Bahwa berdasarkan hal tersebut, mengigat gugatan Penggugat tidak
memenuhi syarat formal dan tidak pada dasar hukum yang benar serta
merupakan tuntutan yang tidak berdasar dan mengada ada, maka demi
hukum cukup beralasan ditolak;
Menimbang, bahwa berdasarkan dalil gugatan Penggugat dan jawab
menjawab yang diajukan oleh kedua belah pihak di persidangan, maka persoalan
hukum yang harus dibuktikan dalam perkara ini adalah “Apakah benar Tergugat
telah melakukan Pemtusan Hubungan Kerja sepihak yang bertentangan
dengan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan..?,” dan selanjutnya,
Apakah atas tindakan PHK yang dilakukan oleh Tergugat tersebut Penggugat
berhak atas hak haknya normatifnya..?
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat telah disangkal

48
oleh Tergugat, maka Majelis hakim menetapkan beban pembuktian kepada
para pihak, dimana Penggugat diwajibkan membuktikan dalil gugatannya
selanjutnya Tergugat diwajibkan membuktikan dalil bantahannya, sebagaimana
ketentuan pasal 283 RBg jo Pasal 1865 KUH Perdata;
Menimbang, bahwa untuk mempertahankan dalil-dalil gugatannya tersebut
pihak Penggugat telah mengajukan bukti-bukti surat yang diberi tanda P-1 sampai
dengan P-10 dan menghadirkan 2 (dua) orang saksi bernama Desmalinda Tanjung
dan Elfi Rahayu yang di bawah sumpah menerangkan di persidangan
sebagaimana tercatat dalam berita acara persidangan;
Menimbang, bahwa pihak Tergugat dalam mempertahankan dalil-dalil
sangkalannya juga telah mengajukan bukti-bukti surat yang diberi tanda T-1
sampai dengan T-32 dan tidak menghadirkan saksi meskipun Majelis hakim telah
memberi kesempatan untuk itu;
Menimbang, bahwa terhadap sekalian alat bukti tersebut, baik dari pihak
Penggugat maupun pihak Tergugat, maka yang akan diperiksa dan
dipertimbangkan hanyalah yang ada relevansinya dalam perkara ini;
Menimbang, bahwa terhadap perselisihan hubungan industrial tersebut
telah diupayakan perundingan mediasi, sehingga keluar Anjuran dari Mediator
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumatera Utara Nomor : 129--6/DTK/2019
dan karena Tergugat masih belum menerima Anjuran dimaksud, kemudian
perselisihan ini dilanjutkan oleh Penggugat ke Pengadilan Hubungan Industrial
pada Pengadilan Negeri Medan;
Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 83 UU No.2 Tahun
2004 maka Anjuran yang dikeluarkan oleh Dinas Tenaga dan Transmigrasi
Sumatera Utara adalah merupakan syarat pengajuan gugatan ke Pengadilan
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan, setelah Majelis Hakim
meneliti isi Anjuran yang dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
tersebut maka dapat diketahui pihak Penggugat selaku pekerja hadir dan Tergugat
selaku Pengusaha hadir pada saat mediasi tersebut, akan tetapi tidak tercapai
kesepakatan;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti-bukti tersebut setelah dihubungkan
dengan jawab-menjawab antara kedua belah pihak maka Majelis Hakim telah

49
menemukan fakta-fakta hukum sebagai berikut :
1) Bahwa benar sesuai bukti P-1 awalnya Penggugat diterima sebagai
pekerja Deksman pada BRI Unit Munte sejak tanggal 2 Oktober 1990 dan
terakhir sesuai bukti P-6 Penggugat adalah pekerja di PT. Bank Rakyat
Indonesia sebagai Pekerja Khusus yang ditempatkan di Kantor PT. BRI
Kanwil Medan (Ic. Tergugat);
2) Bahwa benar sesuai dengan keterangan saksi Desmalinda Tanjung dan Elfi
Rahayu bahwa Penggugat pernah bekerja sebagai AMO di PT. BRI
Cabang Kabanjahe dan terakhir penurunan jabatan sebagai pekerja khusus
kemudian didemosi menjadi TKK;
3) Bahwa benar pihak Tergugat dan Penggugat telah melakukan
perundingan bipartit sebanyak 3 (tiga) kali untuk pelaksanaan Pemutusan
Hubungan Kerja Penggugat karena pelanggaran disiplin ( vide bukti T-18,
T-20, T-21, T23)
4) Bahwa benar pihak Tergugat dan Penggugat telah menandatangani
risalah perundingan Bipartit dan Berita Acara pemberitahuan putusan
hukuman disiplin (vide bukti T-24, T-25, dan T-26 )
5) Bahwa tidak terdapat adanya bukti pihak Tergugat telah memberikan surat
Peringatan Pertama (I), Kedua (II) maupun ketiga (III) atas kesalahan yang
dilakukan oleh Penggugat;
6) Bahwa benar Penggugat ada melaporkan dugaan tindak pidana korupsi di
PT. BRI Cabang Kabanjahe (vide bukti P-9)
7) Bahwa tidak terdapat bukti ditempat Tergugat ada PKB yang mengatur
hubungan kerja antara Serikat Pekerja dan Management PT. BRI;
8) Bahwa tidak terdapat bukti pihak Tergugat telah membayarkan hak hak
normatif atas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) Penggugat;
9) Bahwa benar perselisihan ini telah pernah diupayakan penyelesaiannya
melalui Mediasi di Kantor Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumatera
Utara dan karen tidak ada kesepakatan, maka Mediator mengeluarkan
anjuran No. 129-6/DTK/2019, tertanggal 24 Januari 2019 (vide bukti T-
28);
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut di atas yang

50
bersesuaian dengan bukti-bukti yang terungkap di persidangan maka Majelis
Hakim berpendapat sebagai berikut :
 Tentang hubungan kerja Penggugat;
Menimbang, bahwa setelah memperhatikan alat bukti surat bertanda P-1,
P-2, P-3, P-4, P-5, P-6, P-7, dan P-10 identik dengan bukti T-1, T-2, T-3, T-4, T-
6, T-7, T8, T-9 yang diajukan Penggugat dimuka persidangan keseluruhannya
adalah terkait dengan Status pengangkatan Penggugat sebagai pegawai, tentang
Rotasi, dan pembayaran upah dari Tergugat yang menguatkan status hubungan
kerja, masa kerja dan upah kerja Penggugat sejak diterima sebagai pekerja di PT.
Bank Rakyat Indonesia ( Ic. Tergugat );
Menimbang, bahwa dengan demikian maka Majelis hakim berpendapat
pengakuan tersebut adalah merupakan bukti yang sempurna, dimana hubungan
kerja telah berlangsung antara Penggugat dengan Tergugat berdasarkan perjanjian
kerja yang memenuhi unsur adanya perintah, adanya pekerjaan dan adanya upah
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 15 UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
 Tentang PHK Penggugat;
Menimbang, bahwa dalil Penggugat pada pokoknya awal permasalahan
antara Penggugat dengan Tergugat adalah bermula pada Maret 2018, dimana
selaku Manajer Operasional (AMOL) BRI Kabanjahe telah melaporkan ke
Pimpinan Cabang tentang adanya dugaan Fraud yang merupakan pelanggaran
berupa pembobolan dana pada rekening-rekening milik nasabah Bank BRI
Kabanjahe dan atas laporan tersebut, Tergugat telah membentuk Tim Ad
Hoc/Audit Internal untuk memeriksa adanya dugaan pelanggaran, kemudian hasil
pemeriksaan Tim Ad Hoc/Audit Internal menemukan adanya pelanggaran
terhadap peraturan disiplin Fundamental yang berlaku di PT. Bank BRI;
Menimbang, bahwa atas laporan Penggugat yang telah menemukan
pelanggaran di PT. Bank BRI Kabanjahe, Tergugat telah melakukan Penurunan
Jabatan dari Asisten Manajer Operasional menjadi Pekerja Khusus di Kanca BRI
Kabanjahe, sesuai dengan surat keputusan No 424-KW-II/04/2018 tertanggal 13
April 2018 dan kemudian pada tanggal 05 September 2018 dimana secara sepihak
Tergugat melalui Kepala Bagian Hukum Capital bank Rakyat Indonesia Kanwil

51
Medan langsung membacakan surat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada
Penggugat tanpa adanya upaya dialog dan mediasi antara Penggugat dengan
Tergugat, sehingga PHK tersebut bertentangan dengan UU No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan;
Menimbang, bahwa atas dalil Penggugat tersebut, Tergugat dalam
jawabannya mengajukan bantahan pada pokoknya bahwa adanya pelanggaran
yang ditemukan karena adanya temuan pemalsuan tanda tangan pada dokumen
yang seharusnya ditandatangani oleh Pejabat di Kantor BRI Cabang Kabanjahe,
dan hal ini dapat terlihat dari fakta dalam struktur tim pemeriksa yang dibentuk
sama sekali tidak ada nama Penggugat sebagai pemeriksa;
Menimbang, bahwa apabila diperhatikan bukti T-10 bahwa pada dasarnya
kepada pihak Penggugat telah disampaikan surat panggilan untuk klarifikasi
sehubungan dengan adanya dugaan pelanggaran disiplin di BRI Kantor Cabang
Kabanjahe dan dalam berita acara klarifikasi sesuai bukti T-11 dimana bahwa
Penggugat sebagai Signer mengakui adanya kekurangan dalam pengawasan
terhdap teller dan SLK dan pernah menyampaikan teguran dan membuat instruksi
kepada Teller untuk tidak mengulangi meminjamkan uang kepada ADK, peristiwa
itu sekitar Bulan Nopember Tahun 2017 dan Yoan Putra pernah mengintimidasi
Penggugat, dan mengatakan agar tidak mempersulit pencairan kredit dan apabila
mempersulit maka Penggugat dianggap menghalangi bisnis dan akan dilaporkan
kepada Pimpinan Cabang, bahwa Penggugat telah berupaya untuk
menyelesaikan masalah tersebut dengan menghubungi Yoan Putra melalui
Telephone, namun tidak pernah tersambung;
Menimbang, bahwa sesuai dengan hasil Berita Acara Klarifikasi yang
dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2018, melalui bukti T-12 Tergugat telah
memberikan surat tuduhan kepada Penggugat terkait dengan pelanggaran disiplin
pelanggaran kewenangan, dan berdasarkan bukti T-13 Penggugat telah
memberikan jawaban atas surat tuduhan tersebut pada pokoknya bahwa kesalahan
pelanggaran disiplin / fraud yang dilakukan oleh Yoan Putra sebagai petugas
ADK dan Petugas Logistik BRI Cabang Kabanjahe telah diaporkan langsung
kepada Pimpinan Cabang bahwa kesalahan yang dilakukan oleh Penggugat tidak
ada unsur kesengajaan dalam pengawasan sebagai Signer dan atas dugaan

52
kerugian dari Tergugat tersebut juga tidak terdapat bukti mengalir ke rekening
Penggugat hal ini bersesuaian dengan bukti T-14 tentang penilaian dan
rekomendasi tim pemeriksa sehingga Majelis berpendapat kesalahan Penggugat
sebagai kesalahan indisipliner yang masih dapat dikategorikan sebagai kesalahan
ringan, dan atas kelalaian tersebut semestinya Tergugat dapat memberikan Surat
Peringatan kepada Penggugat;
Menimbang, bahwa sesuai dengan bukti T-15 yang dibuat tanpa tanggal
di bulan Agustus 2018, yaitu nota hasil pembahasan dan rekomenasi tim forum
PKP dimana telah merekomendasikan hukuman disiplin yang dapat dijatuhkan
kepada Penggugat adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dengan
pertimbangan Penggugat telah melanggar SK Nokep : S.152-DIR/SDM/05/2009
tanggal 11 Mei 2009, Majelis berpendapat tidak cukup beralasan oleh karena
apabila faktanya Tergugat ada menglami kerugian atau adanya dugaan tindak
pidana yang dilakukan oleh Penggugat, semestinya pihak Tergugat melaporkan
Penggugat kepada pihak Kepolisian;
Menimbang bahwa oleh karena faktanya hasil dari rekomenasi tim forum
PKP yang merekomendasikan hukuman disiplin dapat dijatuhkan kepada
Penggugat yaitu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dengan pertimbangan
Penggugat telah melanggar SK Nokep : S.152-DIR/SDM/05/2009 tanggal 11 Mei
2009, Majelis berpendapat tidak cukup berlasan, sehingga Nota Dinas vide bukti
T-16 tentang usul hukuman Disiplin dari Tim Forum pembahasan kasus
Pelanggaran (FPKP) Disiplin Kanwil BRI Medan atas adanya indikasi kasus
pelanggaran disiplin di Kanca BRI Kabanjahe, yang merekomendasikan
Penggugat untuk di PHK berdasar untuk dikesampingkan;
Menimbang, bahwa Tergugat ( Ic.PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk
Kanwil Medan) berdasarkan bukti T-29, telah mengambil keputusan bahwa
terhadap Junaidi (Ic. Penggugat) dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
terhitung tanggal 31 Januari 2019 dengan alasan telah melakukan pelanggaran
sebagaimana diatur dalam a. Perjanjian Kerja Bersama (PKB), b. surat keputusan
no kep. S.125DIR/AMK/07/2012 tanggal 31 Juli 2012, c. Buku Pedoman
Operasional revisi tanggal 1 Maret 2005 dan d. Surat Edaran nomor : S.16-
DIR/LYN/06/2009 tanggal 30 Juni 2009, ternyata pedoman dasar dari keputusan

53
Tergugat yang melakukan PHK kepada Penggugat tersebut tidak cukup
dibuktikaan oleh Tergugat dipersidangan;
Menimbang, bahwa oleh karena itu Majelis berpendapat tindakan
Tergugat tersebut sangat tergesa gesa dimana seharusnya tingkat kesalahan yang
dilakukan oleh Penggugat harus terlebih dahulu diberikan Surat Peringatan, dan
apabila tidak ada perubahan dan ternyata telah terbukti melakukan kesalahan yang
sangat fatal, maka tindakan PHK dapat dilakukan setelah terlebih dahulu
melakukan prosedur sebagaimana diatur dalam pasal 151 ayat (1),(2) dan (3) UU
No. 13 Tahu 2003 tentang Ketenagakerjaan;
Menimbang, bahwa walaupun Tergugat telah membuat pengaduan dan
laporan kepada Polres tanah Karo terkait dengan dugaan penggelapan dalam
jabatan dengan Tersangka Yoan Putra ( vide bukti T-30 ) dan selanjutnya untuk
keperluan penyelidikan dan penyidikan serta perintah penyitaan barang bukti yang
diterima oleh penyidik Polres Tanah Karo ( vide bukti T-32 ), Majelis
berpendapat tidak cukup menjadi alasan bahwa Penggugat terbukti melakukan
tindak pidana, apalagi yang disangkakan dalam Laporan Polisi tersebut adalah
saudara Yoan Putra yang saat ini tidak diketahui keberadaannya;
Menimbang, bahwa setelah dipertimbangan dengan seksama maka majelis
hakim berpendapat Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan oleh Tergugat (ic.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) kepada Penggugat tidak sah dan melanggar
ketentuan Pasal 151 ayat (3) jo Pasal 155 ayat (1) undang undang No.13 tahun
2003 tentang ketenagakerjaan sehingga tuntutan Penggugat pada Petitum angka 3
berdasar hukum untuk dikabulkan;
 Tentang hak hak Penggugat
Menimbang, bahwa sebagaimana dipertimbangkan diatas, tindakan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan oleh Tergugat kepada
Penggugat tidak sah secara hukum, dan Majelis berpendapat bahwa terbukti
Penggugat melakukan kesalahan indisipliner yang masih dikategorikan sebagai
kesalahan ringan, dan hubungan kerja tidak mungkin dilanjutkan lagi oleh karena
sudah tidak harmonis, maka Majelis Hakim mempertimbangkan bahwa hubungan
kerja antara Penggugat dengan Tergugat putus karena diputuskan oleh Pengadilan
sesuai dengan ketentuan Pasal 151 ayat (1),(2) dan (3) jo Pasal 152 ayat (1),(2),

54
dan (3) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dengan demikian
Majelis Hakim berpendapat tuntutan Penggugat pada petitum 4 berdasar
dikabulkan;
Menimbang, bahwa oleh karena majelis hakim berpendapat tidak mungkin
hubungan kerja dilanjutkan dan hubungan kerja dinyatakan putus sesuai dengan
ketentuan Pasal 151 ayat (2) dan (3) jo Pasal 152 ayat (1),(2), dan (3) UU No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, maka hubungan kerja antara Penggugat
dengan Tergugat putus sejak tanggal putusan ini diucapkan;
Menimbang, bahwa terkait dengan Pemutusan Hubungan Kerja, bagi
Pekerja / Buruh yang melakukan tindakan indisipliner pada prinsipnya dapat
dilakukan, dengan berpedoman pada Pasal 161 ayat (1) Undang Undang No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu sebagai berikut : “ Dalam hal
pekerja / buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat
melakukan pemutusan hubungan kerja setelah kepada pekerja / buruh yang
bersangkutan diberikan surat pertama, kedua dan ketiga secara berturut turut “
Menimbang, bahwa sesuai ketentuan pasal 161 ayat (3) Undang Undang
No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bagi Pekerja / Buruh yang di PHK
dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tersebut, maka Pekerja /
Buruh berhak memperoleh uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan pasal
156 ayat (2), Uang Penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan pasal
156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai ketentuan pasal 156 ayat (4);
Menimbang, bahwa Penggugat mengajukan tuntutan mengenai hak hak
Penggugat majelis hakim berpendapat Pemutusan Hubungan Kerja Penggugat
adalah berdasarkan pasal 161 Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan sehingga Tergugat (ic. PT.Bank Rakyat Indonesia) dihukum
untuk membayar hak hak Penggugat sesuai pasal 156 ayat (2) (3) dan (4) yaitu
Uang pesangon 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa
kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai
ketentuan Pasal 156 ayat (4) Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan dengan perincian sebagai berikut;
 Pesangon 1 x 9 x Rp. 14.404.607,- = Rp. 129.641.463,-

55
 Uang Penghargaan Masa Kerja
10 x Rp. 14.404.607,- = Rp. 144.046.070,-
 Uang Penggantian Perumahan dan Pengobatan
15 % x Rp 273.687.533,- = Rp. 41.053.129,-
Jumlah Total = Rp. 314.740.662,-
Terbilang : (tiga ratus empat belas juta tujuh ratus empat puluh ribu enam
ratus enam puluh dua rupiah)
Dengan demikian, maka tuntutan Penggugat pada petitum point 5 berdasar untuk
dikabulkan sebagaimana diuraikan diatas;
Menimbang, bahwa terkait dengan tuntutan Penggugat pada petitum point
6 supaya Tergugat dihukum untuk membayar upah Pengugat sejak bulan Pebruari
2019 sampai dengan Juli 2019 sebesar Rp. 6 x Rp. 15.893.121,- = Rp.
95.358.726,- (sembilan puluh lima juta tiga ratus lima puluh delapan ribu tujuh
ratus dua puluh enam rupiah), Majelis hakim berpendapat oleh karena faktanya
terbukti Tergugat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak kepada
Penggugat yang bertentangan dengan UU No. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan, dengan demikian tuntutan Penggugat tersebut berdasar untuk
dikabulkan;
Menimbang, bahwa Penggugat dalam petitum angka 7 untuk menyatakan
putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu serta merta meskipun ada upaya
Verzet maupun kasasi (uit voerbaar bij voorraad), majelis hakim berpendapat
tidak beralasan hukum sehingga harus dinyatakan ditolak;
Menimbang, bahwa oleh karena pihak Penggugat berada pada pihak yang
menang dan nilai gugatan di atas Rp. 150.000.000,- maka berdasarkan ketentuan
pasal 58 UU No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial biaya yang timbul dalam perkara a quo dibebankan kepada Tergugat,
dengan demikian Majelis hakim berpendapat tuntutan Penggugat pada petitum
point 8 supaya Tergugat dihukum untuk membayar seluruh biaya perkara yang
timbul dalam perkara aquo berdasar untuk dikabulkan;;
Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh uraian di atas, ternyata Penggugat
dapat membuktikan dalil dalil gugatannya dan Tergugat tidak berhasil
meneguhkan dalil dalil bantahannya, sehingga gugatan Penggugat dinyatakan

56
dikabulkan untuk sebagian;
Memperhatikan, Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dan Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan maupun peraturan perundang-undangan lain
yang berhubungan dengan perkara ini;

MENGADILI
DALAM EKSEPSI :
 Menolak Eksepsi Tergugat tersebut;
DALAM POKOK PERKARA :
 Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
 Menyatakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang dilakukan Tergugat
kepada Penggugat tidak sah dan batal demi hukum;
 Menyatakan Hubungan Kerja antara Penggugat dengan Tergugat putus
sejak tanggal putusan ini diucapkan berdasarkan pasal 161 undang
undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
 Menghukum Tergugat untuk membayar hak hak Penggugat yaitu uang
pesangon 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan
masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) Undang Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dengan perincian
sebagai berikut;
 Pesangon 1 x 9 x Rp. 14.404.607,- = Rp. 129.641.463,-
 Uang Penghargaan Masa Kerja
10 x Rp. 14.404.607,- = Rp. 144.046.070,-
 Uang Penggantian Perumahan dan Pengobatan
15 % x Rp 273.687.533,- = Rp. 41.053.129,-

Jumlah Total = Rp. 314.740.662,-


Terbilang : (tiga ratus empat belas juta tujuh ratus empat puluh ribu enam
ratus enam puluh dua rupiah)
 Menghukum Tergugat untuk membayar upah Pengugat sejak bulan

57
Pebruari 2019 sampai dengan Juli 2019 sebesar Rp. 6 x Rp. 15.893.121,-
= Rp. 95.358.726,- (sembilan puluh lima juta tiga ratus lima puluh delapan
ribu tujuh ratus dua puluh enam rupiah),
 Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;
 Membebankan kepada Tergugat biaya yang timbul dalam perkara ini
sebesar yang sampai dengan putusan ini diucapkan sebesar Rp.
1.486.000,- (satu juta empat ratus delapan puluh enam ribu rupiah) ;

Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan, pada hari Selasa
tanggal 25 Juni 2019, oleh kami, RICHARD SILALAHI, SH., sebagai Hakim
Ketua, DIAN ALIFYA, SE. dan MANGARAJA MANURUNG, SH.,MH.,
masing-masing Hakim Ad-hoc sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk
berdasarkan Surat Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Hubungan pada Pengadilan
Negeri Medan, Nomor : 67/Pdt.Sus-PHI/2019/PN.Mdn tanggal 26 Pebruari
2019, putusan tersebut diucapkan dalam persidangan terbuka untuk umum pada
hari Senin tanggal 8 Juli 2019 oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para
Hakim Anggota tersebut, dan NOVIDA MARY, SE, SH Panitera Pengganti,
dihadiri oleh Penggugat dan tanpa dihadiri Tergugat ataupun Kuasanya;

Hakim-Hakim Anggota Hakim Ketua,


d.t.o d.t.o

DIAN A LIFYA, SE. RICHARD SILALAHI, SH


d.t.o

MANGARAJA MANURUNG, SH.MH.,

Panitera Pengganti
d.t.o

58
NOVIDA MARY, SE, SH

Biaya-biaya :
- Biaya PDF : RP. 30.000,-
- Biaya Proses : RP. 150.000,-
- Biaya Panggilan : Rp.1.275.000,-
- Sumpah : Rp. 20.000,-
- Biaya Materai : Rp. 6.000,-
- Redaksi : Rp. 5.000,- +
Jumlah : Rp.1.486.000,-
(satu juta empat ratus delapan puluh enam ribu rupiah) .

59

Anda mungkin juga menyukai