I. PENDAHULUAN
Umat islam telah bersepakat bahwa menghadap kiblat dalam shalat merupakan
syarat sahnya shalat, sebagaimana dalil-dalil syar’i yang ada. Bagi orang-orang dikota
Mekkah dan sekitarnya perintah menghadap ke Masjidil Haram dapat dilakukan
dengan mudah, apalagi arah Masjidil Haram saat ini ditandai dengan “Jam Gadang”.
Namun bagi orang-orang yang jauh dari Mekkah tentunya timbul permasalahan
tersendiri, terlepas dari perbedaan pendapat para ulama tentang cukup menghadap
arahnya saja sekalipun kenyataannya salah, ataukah harus mengadap ke arah yang
sedekat mungkin dengan posisi Ka’bah yang sebenarnya.
Demikian pula tidak perlu heran kalau sekiranya orang mengatakan bahwa
arah kiblat bagi tempat-tempat yang berada di barat Mekkah menghadap ke timur, dan
arah kiblat bagi tempat-tempat yang berada di utara Mekkah menghadap ke selatan.
Hal demikian karena mereka hanya melihat gambar atau peta bumi yang ada. Namun
sebanarnya tidak mesti demikian. Misalnya arah kiblat untuk Sanfransisco ( p = +37
45’ LU dan L = -122 30’ BB ) sebasar 18 45’ 38,11” (U-T), artinya orang-orang
Sanfransisco ketika. melaksanakan shalat mengadap ke arah utara serong ke timur
sebesar 18 45’ 38,11”. Padahal Sanfransisco berada di sebelah barat kota Mekkah.
Hal demikian ini dapat terjadi karena bentuk bumi itu bulat.
Sementara yang di maksud dengan arah kiblat adalah arah atau jarak terdekat
sepanjang lingkaran besar yang melewati kota Mekkah (Ka’bah) dengan tempat kota
yang bersangkutan. Dengan demikan tidak dibenarkan, misalnya orang-orang Jakarta
melaksanakan shalat mengahdap ke arah timur serong ke selatan sekalipun bila
diteruskan juga akan sampai ke Mekkah, karena arah atau jarak yang paling dekat ke
mekkah bagi oarng-orang Jakarta adalah arah barat seorng ke utara sebesar 24 12’
13,39” (B-U).
II. TUJUAN
IV. PELAKSANA
VI. KEGIATAN
VII. LAPORAN
Laporan Memuat :
1. Pendahuluan yang berisikan permasalahan arah kiblat dan cara
menentukannya selain itu memuat informasi tentang kapan saat pendirian
banguan tempat ibadah yang jadi objek praktek. Pelaksanaan praktek mandiri :
yang berisikan langkah-langkah kegiatan ptaktek mandiri yang dilaksanakan.
2. Analisa hasil kegiatan dilapangan praktek mandiri. Anailisa itu dilakukan baik
dalam, dalam arti mengoreksi perhitungan dan cara kerja yang kita lakukan,
maupun perihal keadaan arah kiblat tempat ibadah yang diteliti.
3. Kesimpulan dan saran.
Pada Pukul ........... sampai dengan Pukul ............WIB telah melakukan peneliatan Arah
Kiblat Masjid ............................................... yang beralamat di ............... ................... .........
.................................. dengan disaksikan oleh :
1. Nama :
Alamat :
2. Nama :
Alamat :
Adapun metode yang di pergunakan ialah perhitungan bayang-bayang berada tegak lurus ke
Arah Kiblat. Bahwa pada hari ini bayang-bayang benda tegak lurus ke Arah Kiblat di
........................ terjadi pada pukul ............. WIB.
Demikianlah Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya untuk di pergunakan seperlunya.
......................................................
Saksi- saksi :
....................... (.......................)
........................(.......................)
Mengetahui :