Kepada Yth
Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia
Di JAKARTA
Melalui :
Di Balige.
Dengan Hormat
MENGADILI :
DALAM KONVENSI :
Dalam Eksepsi :
Dalam Rekonvensi :
1
Bahwa selanjutnya Amar Putusan Pengadilan Tinggi Medan
No 24/PDT/2013/PT-MDN tanggal 19 April 2013 yang berbunyi sebagai berikut:
MENGADILI :
Ad. 1. Tentang Tanggapan atas Isi Memori Kasasi dari Pemohon Kasasi
Sebelum menanggapi Memori Kasasi kami akan menegaskan kembali hal sebagai
berikut :
- Bahwa gugatan Dalam Konvensi Pemohon Kasasi tidak beralasan secara hukum
- Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Balige dan Putusan Pengadilan Tinggi Medan
telah benar dan sesuai hukum .
Bahwa dengan demikian ijinkan saya untuk secara langsung menyampaikan KONTRA
MEMORI KASASI atas Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.
24/PDT/2013/PT-MDN tanggal 19 April 2013 jo. Putusan Pengadilan Negeri Balige no
57/Pdt.G/2011/PN-Blg tanggal 26 Juni 2012 sebagai berikut :
Bahwa judex factie telah tepat dan tidak keliru dalam pertimbangan hukumnya yang
tidak mempertimbangkan Bukti surat Pemohon Kasasi yaitu P-10 (Fotocopy dari fotocopy
Surat penanggalan Hak) dan P-11 (Fotocopy dari fotocopy surat lelang register van
Debiteuren) atau (penggugat asal tidak dapat memperlihatkan aslinya di muka
persidangan).
2
Bahwa menurut ketentuan Hukum Acara Perdata dikenal adanya salah satu alat bukti
yang dapat digunakan dalam persidangan pada agenda pembuktian, yaitu berupa surat
atau bukti tertulis.
Menurut ketentuan yang berlaku yang dapat ditemukan di dalam KUHPerdata maupun
Yurispudensi Mahkamah Agung RI yang intinya menyebutkan bahwa yang memiliki
kekuatan pembuktian, diakui dan sah sebagai alat bukti tertulis adalah ASLINYA;
Kemudian Majelis Hakim juga telah tepat dan tidak keliru dalam pertimbangan
hukumnya yang tidak mempertimbangkan bukti surat pemohon kasasi/ pembanding/
penggugat yaitu P-12 (Schets Techening dari situatie pekarangan BIDOK JOSEF
NAPITUPULU). Juga berupa fotocopy dari fotocopy (Penggugat asal tidak dapat
memperlihatkan aslinya dimuka persidangan).
Maka berdasarkan fakta tersebut diatas dapat disampaikan bahwa Schets Techening (
Sketsa) tersebut sengaja diadakan supaya seolah-olah surat lelang Register Van
Debiteuren Nomor 4066 tersebut jelas letaknya.
Schets Techening bukanlah bukti hak atas tanah dan Schets Techening bukanlah
lampiran dari surat lelang Register Van Debituren.
Bahwa dengan demikian sudah benar pertimbangan hukum Majelis Hakim dalam
Tingkat Pertama dan Tingkat Banding yang tidak mempertimbangkan fotokopy dari
3
fotokopy bukti P-12 ( Schets Techening Situatie Tanah dari BIDOK JOSEF
NAPITUPULU ).
Dalam persidangan terbukti Pemohon Kasasi mendalilkan bahwa letak bidang tanah
dapat dilihat dari surat Schets Techening dari situatie pekarangan BIDOK JOSEF
NAPITUPULU di Sopo Surung Balige yang menjadi lampiran dalam surat penanggalan
hak dari BIDOK JOSEF NAPITUPULU kepada Badan Pengurus Gereja dan Amal Roma
Khatolik di Balige untuk dipakai perluasan pembangunan Pendidikan Roma Khatolik
Balige pada tanggal 29 Juli 1965 diketahui oleh O.R. Suhu Pardede Pemangku Kepala
Negeri Sonak Malela.
Dan yang paling ironis Surat Schets Techening tersebut diketahui dan ditandatangani
oleh yang bukan Pemangku Kepala Negeri Sonak Malela sesungguhnya.
Jadi jelas bahwa surat Schets Techening dari situatie pekarangan BIDOK JOSEF
NAPITUPULU di Sopo Surung Balige DIREKAYASA dan tidak sesuai dengan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
Pada saat persidangan, Pemohon Kasasi tidak dapat memperlihatkan bukti surat
asli dan hanya berupa fotocopy dari fotocopy surat Schets Techening tersebut diatas
dan bukan dibuat oleh Pejabat yang berwenang sesuai dengan Peraturan dan
Perudang-undangan yang berlaku untuk mengukur dan membuat Skets/ gambar situasi
tanah dan juga bukan merupakan tanda bukti hak sebagimana ketentuan Undang-
Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria yo Peraturan Pemerintah no
24 tahun 1997 yis Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional no 3 tahun 1997
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah no 24 tahun 1997 .
Sekedar menjelaskan kepada Pemohon Kasasi bahwa bukti P-11 dan bukti P-12 itu
semestinya difotocopy dari ASLInya dan dibubuhi materai dan di-nazegelen dan
didaftarkan di Kepaniteraan PN Balige untuk dilegalisir dan untuk selanjutnya diajukan
dimuka Persidangan dimana fotocopy tersebut akan dicocokkan oleh Majelis Hakim
dengan Aslinya.
Dalam Persidangan terbukti bahwa letak tanah yang digugat( Objek perkara ) dengan
alas Hak Pemohon Kasasi/Pembanding/Penggugat adalah keliru, sebagaimana berita
acara persidangan tanah,batas seluruhnya berbeda
Dapat kita lihat sebagai berikut :
5
- Sebelah Timur berbatas dengan tanah Mangihut Napitupulu
- Sebelah Barat berbatas dengan Jalan SMA Katolik Balige
Dari ke 4 (empat) point diatas dapat kita simpulkan bahwa sertifikat hak milik nomor 62
terbit dengan dasar surat berupa fotokopy dari fotokopy surat.
Dan dapatkita amati bahwa seluruh keterangan diatas berbelit-belit dan letaknya
berbeda-beda satu sama lain namun tetap di Kelurahan Sangkarnihuta
Jadi sesuai dengan hasil dari fakta-fakta di persidangan tersebut diatas dapat dilihat pada
dalil-dalil Pemohon Kasasi/Pembanding/Penggugat yang menyatakan bahwa letak tanah
milik Pemohon kasasi/pembanding/penggugat terletak di Kelurahan Sangkarnihuta,
Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, sebagaimana keterangan HASUDUNGAN
NAPITUPULU (Saksi Pemohon Kasasi/Pembanding/Penggugat) dimana terbukti bahwa
surat alas hak tanah milik Pemohon Kasasi/ Pembanding/Penggugat berupa fotocopy dari
fotocopy surat yang digunakan sebagai bukti surat alas hak tanah yang seharusnya
ditolak.
Sebab adalah tidak mungkin Lurah Kelurahan Sangkarnihuta menjelaskan atau membuat
surat keterangan yang bukan terletak di wilayah hukumnya.
Dengan Bukti Surat Keterangan Kepala Desa Hinalang Bagasan dan dikuatkan
dengan diketahui Camat Balige adalah bukti/ fakta hukum bahwa letak tanah obyek
sengketa terletak di Desa Hinalang Bagasan.
6
Menjadi fakta hukum yang sempurna bagi Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini
sebab perbedaan letak tanah sudah terbukti pada persidangan ini sebagaimana
keterangan saksi pengggugat Hasudungan Napitupulu (Mantan Kepala Kampung
Sangkarnihuta tahun 1970-1975).
Dapat dilihat secara keseluruhan sekalipun bukti-bukti itu semua fotocopy dari fotocopy,
dimana letak tanah, batas dan ukuran selurunya berbeda-beda.
Dan Majelis Hakim pada Tingkat Pertama dan Tingkat Banding sudah tepat
mempertimbangkan bahwa bukti hak atas tanah penggugat sesuai hasil Berita Acara
ekeskusi nomor 193/Pdt.G/1980 /PN Balige tanggal 26 Juli 1997 yang di Dalilkan
penggugat sebagai dasar penerbitan setifikat hak milik no 62/ Kelurahan Sangkarnihuta
yang diterbitkan tahun 1998 sesuai dengan hasil berita acara eksekusi yang dilakukan
oleh pengadilan Negeri Tarutung yang diserahkan hak atas tanah kepada Pemohon
Kasasi/Pembanding/Penggugat adalah seluas 8964 meter 2 dan apabila dijumlahkan
dengan luas tanah penggugat yang berasal dari P.SIAHAAN seluas 945 meter 2 maka
8964 meter 2 + 945 meter 2 = 9909 meter 2
Akan tetapi setelah pemohon Kasasi/Pembanding/Penggugat memperoleh Sertifikat Hak
Milik Nomor 62/ Kelurahansangkarnihuta dari hasil berita acara eksekusi tersebut diatas
Pemohon Kasasi/Pembanding/Penggugat mendapatkan hak atas tanahnya menjadi
10.607 meter 2 bahkan melebihi jumlah luas tanah yang berasal dari objek sita eksekusi
seluas 698 meter 2 ( Apabila dihitung dari jumlah 10.607 meter 2 dikurangi 9909 meter 2
= 698 meter 2.
Jadi jelas JUAL-BELI yang dilakukan LESTARI SIAHAAN ( Istri Termohon Kasasi-
1) dkk telah didaftarkan pada Badan Pertanahan Nasional,maka sesuai dengan
pasal 23 UUPA dihubungkan dengan Pasal 19 ayat (2) huruf c yang menyatakan
“bahwa pendaftaran itu meliputi pemberian surat tanda bukti hak yang berlaku
sebagai alat pembuktian yang kuat”
Bahwa Lestari Siahaan adalah menguasai dan memiliki tanah tersebut secara legal dan
benar, sebab jual belinya dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah dan
8
selanjutnya peralihannya telah didaftarkan di Kantor Pertanahan Kabupaten Toba
Samosir;
9) Bahwa MANGASI SIAHAAN (Mantan Kepala Desa Hinalang Bagasan tahun 1989-
2001) adalah tokoh masyarakat yang setiap harinya hidup dan besar di Desa Hinalang
Bagasan yang mengerti dimana Batas-batas Desa Hinalang Bagasan dan dimana Batas
Kelurahan Sangkar nihuta, dan bahkan sangat memahami bahwa batas dan wilayah
sebuah Desa (Huta) di daerah Tapanuli Utara atau sekarang dikenal Kabupaten Toba
Samosir
E. Bahwa terkait dengan uraian diatas Judex Factie telah tepat memberikan pertimbangan
hukum bahwa oleh karena Pemohon Kasasi/ Pembanding/Penggugat tidak dapat
membuktikan tanda bukti hak atas tanah terperkara menurut Undang-undang No 5 Tahun
1960 tentang Pokok-pokok Agraria Yo Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 1997 Yis
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No 3 Tahun 1997 Tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 1997 maka Pemohon Kasasi/Pembanding/Penggugat
tidak mempunyai hak atas tanah terperkara.
F. Untuk membuktikan kebenaran formil dan materil tentang letak tanah terperkara
seharusnya hal ini dilakukan oleh Pemohon Kasasi/Pembanding/Penggugat sebagaimana
maksud Pasal 1865 KUHPerdata Jo Pasal 163 HIR/283 RBg oleh karena gugatan
Pemohon Kasasi/Pembanding/Penggugat dibantah oleh Termohon Kasasi 1/Terbanding
1/Tergugat 1, maka Pemohon Kasasi/ Pembanding/Penggugat dibebani terlebih dahulu
untuk membuktikan kebenaran dalil-dalil dalam gugatannya.
10
a) Bahwa semua dalil-dalil yang dikemukakan oleh Pemohon Kasasi/ Pembanding/
Penggugat dalam gugatannya telah dibantah dan ditolak oleh Termohon kasasi-I/
Terbanding I/ Tergugat I.
b) Pemohon Kasasi mendalilkan memperoleh hak atas tanah dengan dasar
Dengan demikian sudah benar dan tepat pertimbangan Majelis Hakim pada
Tingkat Pertama dan Tingkat Banding yang tidak mempertimbangkan Bukti Surat
Pemohon Kasasi/Pembanding/Penggugat berupa fotocopy dari fotocopy yakni
bukti P-15 dan Bukti P-16,sebab Badan Pegurus Gereja dan Amal Roma Katolik
Balige sudah menguasai atau mendapatkan hak atas tanahnya bahkan melebihi
jumlah luas tanah yang berasal objek sita eksekusi seluas 698 M2
( Apabila dihitung dari jumlah 10.607 Meter2 di kurangi 9909 Meter2 = 698 meter2);
Yang menjadi pertanyaan apakah didalam penerbitan Sertifikat Hak Milik dapat
dilakukan tanpa dasar surat yang jelas (terbukti didalam persidangan Pemohon
Kasasi/Pembanding/Penggugat tidak mampu menghadirkan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Toba Samosir untuk membawa buku warkah dan buku
tanah).
Inil jugalah fakta hukum yang disajikan Pemohon Kasasi/ Pembanding/ Penggugat
berupa Alas Hak dan bukti Surat fotocopy dari fotocopy dan mohon Majelis Hakim
dalam Tingkat Kasasi ini tetap untuk tidak mempertimbangkannya serta
membatalkan Sertifikat Hak Milik No.62/ Kelurahan Sangkarnihuta yang tidak sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
Kemudian untuk fakta hukumnya yakni Badan Pengurus Gereja dan Amal Gereja
Roma Katolik Balige telah menguasai tanahnya sebagaimana Sertipikat Hak Milik
No.62/Kelurahan Sangkar Nihuta seluas 10.607 M2 (Bukti P-13);
Kemudian fakta hukumnya lagi, sekalipun berdasarkan Berita Acara Eksekusi bahwa
luas tanah Badan Pengurus Gereja dan Amal Gereja Katolik Balige itu adalah seluas
9.909 M2 (bukti P-15 dan Bukti P-16). Bahwa Pengurus Gereja dan Amal Roma
12
Katolik Balige tetap menguasai tanah yang seharusnya bukan haknya yakni seluas
698 M2 yang menurut Pemohon Kasasi/ Pembanding/ Penggugat dirampas dan
dikuasai tanpa hak sebab patut dan pantas diduga kalau bukan dirampas lalu
darimana datangnya tanah tersebut ??????????
Mampukah Angelo P.K Purba mengembalikan tanah seluas 698 M2 kepada
pemiliknya?????????????
Oleh karena keberadaan letak tanah perkara berbeda kelurahan dan desa maka
Pemohon Kasasi/ Pembanding / Penggugat dinyatakan tidak dapat
membuktikan dalil-dalil gugatannya dan haruslah dinyatakan DITOLAK. Dan
karena tidak ada hal-hal yang baru yang perlu dipertimbangkan maka Majelis
Hakim pada Pengadilan Tinggi sudah tepat dan dapat menyetujui dan
membenarkan Putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama oleh karena dalam
pertimbangan-pertimbangan hukumnya telah memuat dan menguraikan dengan
tepat dan benar semua keadaan serta alasan-alasan yang menjadi dasar dalam
putusan dan dianggap telah tercantum pula dalam Putusan Tingkat Pertama
dan Tingkat Banding.
Ad.3. Tentang Tepatnya Pertimbangan Hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama dan
Tingkat Banding
a) Bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama dan Tingkat Banding telah tepat
pertimbangan hukumnya karena telah melalui proses penemuan hukum
(rechtsvinding) yang benar dan tepat.
14
b) Bahwa hal demikian dapat terlihat dari proses penemuan hukumnya yakni :
1. Bahwa diawali dengan mengidentifikasi fakta-fakta hukum yaitu adanya dalil yang
diajukan oleh Pemohon Kasasi/ Pembanding/ Penggugat tentang tidak adanya
perbuatan melawan hukum yang dilakukan Termohon kasasi I/Terbanding
I/Tergugat I;
2. Majelis Hakim Tingkat Pertama dan Tingkat Banding telah
mempertimbangkan dengan tepat secara hukum.
Bukti P-10 (Penanggalan Hak)
Bukti P-11 (Surat Lelang Register Van Debiteuren)
Bukti P-12 (Schets Techening dari Situatie Tanah Pekarangan Tuan B.J
Napitupulu)
Bukti P-15 (Berita Acara Eksekusi No.193/Pdt.G/1980/PN-Balige)
16
MENGADILI :
DALAM EKSEPSI :
Sesuai dengan Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan No. 57/B/2013/PT
TUN MDN tanggal 28 Mei 2013 yang Amar Putusannya adalah:
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang No. 5 Tahun 1986
sebagaimana dirubah terakhir dengan Undang-Undang No.51 Tahun 2009 tentang
perubahan kedua atas Undang-undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, serta Peraturan Perundang-undangan lainnya yang
berkaitan……………………………………………………………………………………………
…
MENGADILI :
PETITUM
Berdasarkan hal-hal dan argumentasi hukum di atas maka dengan ini Termohon KASASI-1
bermohon kepada Majelis Hakim Kasasi agar berkenan menjatuhkan Putusan :
Atau apabila Majelis Hakim Kasasi yang memeriksa perkara ini berkehendak lain, mohon
putusan yang seadil-adilnya (ex Aquo at Bono).
Termohon Kasasi I
17
MIDIAN MANURUNG
18