Anda di halaman 1dari 2

Nama : Amelia Putri Harlina

NPM : 18071010079
Kelas : Hukum Agraria B

a. Alasan yang mendasari persewaan tanah dibatasi hanya untuk masa satu tahun atau
satu kali masa tanam saja?
Hal ini telah diatur dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 1958 Tentang Penghapusan
Tanah-Tanah Partikelir. Dalam pasal 6 ayat 1 dijelaskan bahwa tempo 1 tahun
tersebut dipandang sudah cukup untuk mencari kemungkinan melepaskan tanah usaha
itu atau meminta sesuatu hak pemakaian pada Negara. Bahkan atas permintaan yang
bersangkutan waktu 1 tahun itu dapat diperpanjang (dengan paling lama 1 tahun).
Penetapan di dalam hal-hal apa dan untuk berapa lamanya tempo 1 tahun itu dapat
diperpanjang dapat diserahkan pada kebijaksanaan Menteri Agraria.

b. Dalam pengawasan pemindahan, hak tanah bisa berpindah setelah mendapat ijin dari
Menteri kehakiman. Jelaskan apa yang menjadi dasar alasan tersebut!
Hal ini telah diatur dalam Undang-Undang Darurat Nomor 1 Tahun 1952 Tentang
Pemindahan dan Pemakaian Tanah-Tanah dan Barang-Barang Tetap Lainnya Yang
Mempunyai Titel Menurut Hukum Eropa. Untuk menghindari adanya kekecewaan
apabila dikemudian hari setelah ikhtiar Pemerintah itu telah berupa peraturan guna
dijalankan akan terganggu harapan-harapan yang dipikirpikirkan oleh orang-orang
asing itu, sehingga akan muncul kekecewaan dalam dirinya. Sehingga pemerintah
merasa lebih aman jika semua kepentingan pengawasan diserahkan khusus kepada
Menteri Kehakiman.
c. Tanah perkebunan besar baik yang masih dikuasai pemilik lama atau yang sudah
berpindah tangan harus segera difungsikan/dikerjakan, mengapa demikian?
Karena apabila tanah yang dikuasai pemilik lama ataupun sudah dialihkan (berpindah
tangan) tidak segera difungsikan maka tanah tersebut dapat beralih menjadi tanah
milik negara. Dan hak milik seseorang akan hilang apabila tanahnya sudah dikuasai,
digunakan, atau dimanfaatkan oleh pihak lain selama 20 tahun.

d. Mengapa okupasi illegal dilarang? Jelaskan dengan singkat alasannya!


karena hal ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 51 Tahun 1960 Tentang Larangan Pemakaian Tanpa Izin Yang Berhak Atau
Kuasanya, pasal 6 bahwa :
(1) Dengan tidak mengurangi berlakunya ketentuan dalam pasal-pasal 3, 4 dan 5,
maka dapat dipidana dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan
dan/atau denda sebanyak- banyaknya Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) :

a. barangsiapa memakai tanah tanpa izin yang berhak atau kuasanya yang sah, dengan
ketentuan,bahwa jika mengenai tanah-tanah perkebunan dan hutan dikecualikan
mereka yang akan diselesaikan menurut pasal 5 ayat (1);
b. barangsiapa mengganggu yang berhak atau kuasanya yang sah didalam
menggunakan haknya atas suatu bidang tanah;
c. barangsiapa menyuruh,mengajak,membujuk atau menganjurkan dengan lisan atau
tulisan untuk melakukan perbuatan yang dimaksud dalam pasal 2 atau huruf b dari
ayat (1) pasal ini;
d. barangsiapa memberi bantuan dengan cara apapun juga untuk melakukan perbuatan
tersebut pada pasal 2 atau huruf b dari ayat (1) pasal ini.

(2) Ketentuan-ketentuan mengenai penyelesaian yang diadakan oleh Menteri Agraria


dan Pengusaha Daerah sebagai yang dimaksud dalam pasal-pasal 3 dan 5 dapat
memuat ancaman pidana dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan
dan/atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000,-(lima ribu rupiah) terhadap siapa
yang melanggar atau tidak memenuhinya.

(3) Tindak pidana tersebut dalam pasal ini adalah pelanggaran.

e. Jelaskan dengan singkat tujuan diaturnya pembagian hasil perkebunan atau


persewaan?
Adanya pembagian hasil perkebunan ataupun persewaan dilakukan agar pembagian
hasil tanah antara pemilik dan penggarapnya dilakukan atas dasar yang adil dengan
menegaskan hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari pemilik dan penggarap, agar
terjamin pula kedudukan hukum yang layak bagi penggarap, karena biasanya tanah
yang tersedia tidak banyak tetapi jumlah orang yang menggarap sangat banyak.

f. Wewenang agraria yang semula dilaksanakan oleh Pamong Praja dengan keluarnya
UU no.7 tahun 1958 beralih ke Menteri agraria dan pejabat kementrian agrarian
lainnya. Jelaskan dengan singkat mengapa demikian?
Peralihan wewenang ini dilakukan karena diyakini bahwa kelancaran pekerjaan tidak
dapat tercapai apabila tugas dan wewenang itu tidak diberikan langsung kepada
pejabat-pejabat dari Kementerian Agraria. Peralihan tugas dan wewenang kepada
badan-badan penguasa dan penjabat-penjabat dari Kementerian Agraria di daerah-
daerah dilaksanakan melalui 2 taraf. Pertama-tama semua tugas dan wewenang
agraria dialihkan dan dipusatkan kepada Menteri Agraria. Dengan adanya ketentuan
dari pasal 4 maka diberi kemungkinan untuk melaksanakan peralihan itu daerah demi
daerah. Dengan demikian segala sesuatunya dapat diselaraskan dengan keadaan.
Kemudian menurut keperluan dan dengan mengingat pertumbuhan peralatannya
Menteri Agraria dapat menunjuk badan-badan penguasa (misalnya daerah-daerah
otonom, jawatan-jawatan dan lain sebagainya) dan pejabat-pejabat dari Kementerian
Agraria untuk melakukan tugas-tugas dan wewenang yang tertentu.

Anda mungkin juga menyukai