Anda di halaman 1dari 3

Sejarah pembentukan penting hukum islam

Periode Pertama (610-632 M/ 1-10 H)


Pada periode ini, kekuasaan pembentukan hukum berada di tangan Rasulullah SAW. Sumber hukum
islam ketika itu adalah Al Quran. Apabila ayat Al-Qur’an tidak turun ketika ia menghadapi suatu
masalah makai a dengan bimbingan Allah Swt menentukan hukum sendiri ( Sunnah Rasulullah ).
Istilah fiqh dalam pngertian yang dikemukakan ulama fiqh klasik maupun modern belum dikenal
ketika itu. Ilmu dan fiqh pasa masa rasulullah SAW mengandung penegrtian yang sama, yaitu
mengetahui dan memahami dalil berupa Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW.

Periode Kedua
Periode ini terjadi pada masa Khulafa Ar-Rasyidin. Pada masa Rasulullah SAW masih hidup, para
sahabat dalam menghadapi masalah yang menyangkut hukum senantiasa bertanya kepada Rasulullah.
Setelah ia wafat tidak ada rujukan untuk bertanya lagi. Oleh karena itu para sahabat melihat perlu
adanya ijtihad apabila hukum persoalan yang ada di masy tidak muncul/ tdk ada dlm Al Qur’an.
Dalam keadaan seperti ini para sahabat berupaya untuk melakukan ijtihas dan menjawab persoalan
yang dipertanyakan tersebutdengan hasil ijtihad mereka. Apabila sahabat yang menghadapi masalah
itu tidak memiliki teman musyawarah (sendiri), maka ia melakukan ijtihad dengan prinsip2 yang telah
ditinggalkan Rasulullah. Pengertian fiqh pada masa ini masih sama dengan riqh zaman Rasulullah
yang bersifat actual bukan teori ( ketentuan hukum bagi suatu masalah terbatas pada kasus itu saja,
tidak merambat kpd kasus lain secara teoritis).

Periode Ketiga
Periode at-tadwiin wa al-aimmatu al-mujtahidiin (pembukuan dan munculnya para imam mujtahid)
yang juga merupakan zaman perkembangan dan kedewasaan atau masa keemasan hukum Islam.
Periode ini berlangsung selama 250 tahun dari tahun 100 H – 350 H (720 – 961 M). Diantara faktor
pendukung terhadap kondisi yang demikian ini a.l. :
1) pemerintahan Islam sudah meluas
2) ‘ulama yang memangku tugas perundang-undangan dan memberi fatwa sudah memenuhi kuantitas
yang diperlukan
3) ummat Islam sendiri sudah sangat kuat dalam menjaga diri sebagai suatu ummat
4) muncul pemimpin-pemimpin yang berbakat. Sumber hukum Islam pada periode ini adalah : al-
Qur’an, as-Sunnah, al-Ijma’ dan Ijtihad dengan jalan qiyas dan ijtihad dengan jalan istinbat
(mengambil hukum).

Periode Keempat
Pada masa ini adalah masa kemunduran terjadi pada abad 10/11-19). Perkembangan fiqh pada masa
ini merupakan lanjutan dari perkembangan fiqh dari periode sebelumnya yang semakin menurun.
Pada masa ini dikenal dengan periode taqlid secara membabi buta. Penyebab kemundurannya adalah
sbg berikut :
a. Internal
1. Berkembangnya takhayul dan mistik
2. Penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang
3. Munculnya kemujudan/kebekuan berpikir
4. Meninggalkan semangat jihad
5. Menculnya taqlid
b. Eksternal
1. Gencarnya ofensif dunia eropa memasuki renaissance
2. Serbuan bangsa Mongol dan tar-tar dari Asia Tengah
Pengertian, Tujuan, ciri-ciri Hukum Islam
Pengertian
- Hukum islam merupakan hukum yang bersumber dan merupakan bagian dari agama islam.
Hukum islam dibagi menjadi 2 yaitu , Syari’at dan Fiqh
a. Syari’at : ditetapkan secara langsung dan tegas
b. Fiqh : ditetapkan pokok2nya saja dan perlu dikembangkan dengan ijtihad

- Tujuan hukum islam


a. Ditinjau dari manusia sebagai pelaku :
1. Keselamatan dunia akhirat jasmani rohani individu dan social
2. Watak hukum islam : wasathiyah
3. Menegakkan keadilan
4. Saling control dalam masy
5. Persamaan hak dan kewajiban dalam hukum

- Ciri – ciri hukum islam


1. Bagian dan bersumber dari agama islam
2. Mempunyai hub dengan akidah dan akhlak
3. Berwatak universal
4. Pelaksanaannya dalam praktik digerakkan oleh iman dan akhlak
5. Terdiri dari 2 bidang, ibadah dan muamalah

Pengertian Taklifi dan Wad’i


- Hukum Taklifi : firman Allah swt yang menuntut manusia untuk melakukan atau
meninggalkan sesuatu atau memilih antara perbuatan dan meninggalkan.
- Hukum Wadh’I : firman Allah Swt yang menuntut untuk menjadikan sesuatu sebagai sebab,
syarat atau penghalang dari sesuatu yang lain.

Jenis-jenis hukum islam


- Wajib
Suatu perkara yang harus dilakukan oleh seorang muslim yang telah dewasa dan waras,
dimana jika dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa.
Contoh : solat lima waktu, pergi haji (jika telah mampu), membayar zakat, dll

- Sunnah
Suatu perkara yang apabila dilakukan umat islam akan mendapat pahala dan jika tidak
dilaksanakan tidak berdosa. Contoh : sholat jumat, puasa senin kamis, sholat tahajud, dll.

- Makruh
Suatu perkata yang dianjurkan untuk tidak dilakukan akan tetapi jika dilakukan tidak berdosa
dan jika ditinggalkan akan mendapat pahala. Contoh : posisi makan minum berdiri.

- Mubah
Suatu perkara yang jika dikerjakan seorang muslim tidak akan mendapat dosa dan tidak
mendapat pahala. Contoh : makan minum, belanja, bercanda, melamun, dll.

- Haram
Suatu perkara yang mana tidak bolah sama sekali dilakukan oleh umat muslim dimana pun
mereka berada karena jika dilakukan akan mendapat dosa dan disiksa di neraka kelak. Contoh
: main judi, minum minuman keras, zina, durhaka pada orang tua, riba, membunuh, fitnah,
dll.

Pengertian dan Sumber-Sumber Hukum Islam


- Pengertian Sumber Hukum Islam
Suatu rujukan atau dasar utama dalam pengambilan hukum islam, bersifat dinamis, benar
dan mutlak, serta tidak pernah mengalami kemandegan, kefanaan, atau kehancuran.
- Sumber Hk. Islam :
1. Al Quran
Merupakan sumber hukum yang utama, tidak boleh ada satu aturan pun yang
bertentangan dengan al qur’an.
2. Hadits
Segala perkataan, perbuatan, sifat, ketetapan, tabiat atau watak, Nabi Muhammad
SAW baik yang berkaitan dengan masalah hukum atau tidak. Sebagai sumber hukum
islam, kedudukan hadits setingkat dibawah Al Qur’an
3. Ijtihad
Mencurahkan segenap tenaga dan pikiran untuk menetapkan suatu hukum. Ijtihad
dilakukan jika suatu permasalahan sudah dicari dalam al qur’an maupun hadits tetapi
tidak ditemukan hukumnya.

Hadits Sohih, Hasan, Dhoif


- Shahih
Hadits yang sehat dan benar tidak ada/tidak terdapat penyakit dan cacat.
Syarat :
1. Hadits yang telah disepakati oleh Bukhari dan muslim
2. Hadits yang telah diriwayatkan oleh imam bukhori saja
3. Yang diriwayatkan oleh imam muslim saja
4. Yang diriwayatkan orang lain memenuhi persyaratan Al Bukhari dan Muslim
5. Yang diriwayatkan orang lain memenuhi persyaratan Al Bukhari saja
6. Yang diriwayatkan orang lain memenuhi persyaratan muslim saja
7. Yang dinilai shahih menurut ulama selain Al Bukhari dan muslim dan tidak mengikuti
persyaratan keduanya.

- Hasan
Semua hadits yang diriwayatkan, dimana dalam sanadnya tidak ada yang dituduh berdusta,
serta tidak ada syadz (kejanggalan) dan diriwatkan dari selain jalan seperti demikian.
(Tirmidzi)

- Dhoif
Hadits yang tidak memuat/ menghimpun sifat-sifat hadits shahih maupun sifat-sifat hadits
hasan.

Sanad dan Matan


- Sanad
Dalam hadits yang disebut sanad adalah sandaran untuk menentukan kualitas suatu hadits,
merupakan rangkaian orang2 yang menyampaikan sunnah secara lisan turun temurun dari
generasi ke generasi.
- Matan
Secara bahasa artinya membelah, mengeluarkan datau mengikat. Ialah perkataan yang
disebutkan pada akhir sanad, yakni sabda Rasulullah.

Anda mungkin juga menyukai