Anda di halaman 1dari 21

TUGAS PENELITIAN PEMBELAJARAN FISIKA

DEFINISI MASALAH DALAM PENELITIAN

Oleh :
NITA KURNIASARI

K2310067

YULI PUJI ASTUTIK

K2310097

YUNITA WULAN SARI

K2310099

P.Fisika 2010 B

PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
SURAKARTA
2013

DEFINISI MASALAH DALAM PENELITIAN


A. Pengertian Penelitian
Penelitian berarti pencarian teori, pengujian teori, atau pemecahan
masalah. Pengertian penelitian menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Menurut David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai
jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan
penafsiran fakta-fakta.
2. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan
yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan
sabar, hati-hati, serta sistematis.
3.

Sutrisno Hadi
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan.

4.

Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui
penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan
dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga
diperoleh pemecahannya.

5. Tuckman
Mendefinisikan penelitian (research) : a systematic attempt to
provide answer to question yaitu penelitian merupakan suatu usaha yang
sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah.
Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu.
Jawaban ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa
teori, prinsip baik yang bersifat abstrak maupun konkret yang dirumuskan

secara empiris dan analisis. Penelitian itu sendiri bekerja atas


dasar asumsi, teknik dan metode.
6. Cooper & Emory, 1995
Penelitian adalah Suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalahmasalah
7. Suparmoko, 1991
Penelitian adalah usaha yang secara sadar diarahkan untuk
mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran
hasrat ingin tahu manusia
Sifat atau ciri dari penelitian :
1. Pasif, yaitu hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan
atau persoalan.
2. Aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.
3. Posisi penelitian sendiri pada umumnya adalah menghubungkan :
1) Keinginan manusia,
2) permasalahan yang timbul,
3) ilmu pengetahuan, dan
4) metode ilmiah.
B. Jenis Penlitian
Penelitian dapat digolongkan dalam dua, sesuai dengan ukuran
kwalitasnya yaitu:
a) Penelitian ilmiah
Penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan
obyektif untuk mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu
pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum

(teori)

mengenai

masalah

tersebut.

Menurut

Kerlinger

(1978),

mendefinisikan penelitian ilmiah sebagai penelitian yang sistematis,


terkontrol, empiris dan kritis dari proposisi-proposisi hipotesis tentang
hubungan-hubungan

yang

diperkirakan

antara

gejala-gejala

alam

penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang


terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan dalam penelitianpenelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau
menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi
sasaran kajian.
Penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan pada metode
ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya
pengetahuan ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode
pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam
ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak dilakukan dengan
menggunakan metode wawancara, pengamatan, eksperimen, generalisasi,
dan verifikasi juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para
ahli dalam bidang-bidang ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan budaya untuk
memperoleh

hasil-hasil

penelitian

tertentu

sesuai

dengan

tujuan

penelitiannya.
Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran bahwa pengetahuan
itu terwujud melalui apa yang dialami oleh panca indera, khususnya
melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu pernyataan
mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejalagejala itu harus dapat di verifikasi secara empirik. Jadi, setiap hukum atau
rumus atau teori ilmiah haruslah dibuat berdasarkan atas adanya buktibukti empirik.
Penelitian

Ilmiah

menggunakan

kaidah-kaidah

ilmiah

( mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui


prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah /

meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar / tinggi-rendahnya


mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
a. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang
diteliti.
b. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang
sama dapat dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu
lain.

Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:


1. Purposiveness, fokus dengan tujuan yang jelas.
2.

Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik.

3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas.


4. Replicability, pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau
yang sejenis.
5. Objectivity, berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan
emosional.
6. Generalizability, semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya
semakin berguna.
7. Precision, mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari
estimasi dapat dilihat.
8. Parsimony, kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode
penelitiannya.

Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian


ilmiah. Suatu penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk
dapat dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya

ada lima

karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :


1. Sistematik
Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara
berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan
sederhana sampai yang kompleks.
2.

Logis
Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan
berdasarkan fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung
menurut prosedur atau kaidah bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur
penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif

yaitu cara berpikir

untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual


(khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik
kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.

3.

Empirik
Artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman seharihari yang ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian
diangkat sebagai hasil penelitian.
Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :
a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan ( ada
penggolongan atau perbandingan satu sama lain ).
b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu

c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada


penyebabnya ( ada hubungan sebab akibat ).
4. Obyektif
Artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak
mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.
5.

Replikatif
Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali
oleh peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila
dilakukan dengan metode, kriteria, dan kondisi yang sama. Agar
bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional variabel menjadi
langkah penting bagi seorang peneliti.

b) Penelitian non ilmiah


Penelitian tidak ilmiah mempunyai ciri-ciri dilakukan tidak
sistematik, data yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data
bersifat subyektif yang sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan
dari si peneliti. Karena itu penelitian tidak ilmiah adalah penelitian yang
coraknya subyektif.
Penelitian non ilmiah dibedakan menjadi:
a. Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Sebagian
penelitian yang non ilmiah didapati pada bidang garapan sebagai
berikut :
Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen Pemasaran)
Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan / PR, Periklanan)

Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional)

Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama


Tanaman)
Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll.
b. Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal yang
menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi baik
kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan
datang.
Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/ menggambar-kan
variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian
deskriptif ( to describe = membeberkan/ menggambarkan). Penelitian
dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah penelitian
eksperimen.
Jenis peneilitian berdasarkan tujuan
Tujuan penelitian tidak berbeda dengan tujuan Dri semua kegiatan ilmiah, yaitu
menjelajah, menggambarkan dan menjelaskan.
1. Penelitian Eksplorasi
Dilakukan untuk tujuan penjelajahan atau penjajajkan agar lebih mengenal atau
mengetahui gambaran mengenai suatu gejala sosial. Ini disebut studi atau
penelitian eksplorasi. Tipe penitian ini mengacu pada kata tanya Apa?. Oleh
karena itu sasaran penelitian adalah untuk memformulasikan beberapa
pertanyaan yang memiliki presisi yang penelitian akan datang dapat menjawab.
Melalui metode eksplorasi para peneliti mengembangkan konsep dengan lebih
jelas, menentukan prioritas, dan memperbaiki design penelitian akhir.
2. Penelitian Deskripsi
Penelitian diskriptif menyajikan suatu gambar yang terperinci tentang suatu
situasi khusus. Bertujuan untuk menggambarkan secara cermat karakteristik

dari suatu gejala atau asalah yang diteliti, penelitian ini juga fokus pada
pernyataan bagaimana dengan berusahan mendapatkan dan menyampaikan
fakta fakta dengan jelas, teliti, dan lengkap tanpa banyak detail yang tidak
penting seperti pada penelitian eksplorasi.
Mayer dan

Greenwood membedakan dua jenis diskripsi, yakni diskripsi

kualitatif dan kuantitatif. Deskripdi kualitatif semata mata mengacu pada


identifikasi sifat sifat yang membedakan atau karakteristik sekelompok
manusia, benda atau peristiwa. Pada dasarnya, deskripsi kualitatif melibatkan
proses konseptualisasi dan menghasilkan pembentukan skema klasifikasi.
Melambangkan tahap permulaan dari perkembangan suatu disiplin. Deskripsi
kuantitatif sebaliknya, menyajikan tahap yang lebih lanjut dan observasi.
Setelah memiliki seperangkat skema klasifkasi seperti itu. Penyelidik
kemudian mengatur besar atau distribusi sifat sifat itu di antara anggota
kelompok tertentu.
3. Penelitian Eksplonatori
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih
gejala atau variable. Penetilian ini bertitik tolak pada pertanyaan dasar
mengapa. Orang sering tidak puas hanya sekedar mengetahui apa yang
terjadi, bagaimana terjadinya, tetapi ingin mengetahui mengapa terjadi.
4. Penelitian Asosiasi
Mempelajari apakah perubahan nilai dalam suatu variabel ada hubungannya
dengan perubahan nilai dalam variable lain. Dihitung berdasarkan korelasi,
bukan merupakan penjelasan sebab akibat. Artinya meskipun dua atau lebih
variabel menunjukkan asosiasi tidak dengan sendirinya bahawa antar variabel
tersebut merupakan sebab akibat karena perubahan nilai satu variabel tidak
menyebabkan nilai variabel lain berubah.
5. Penelitian Kausal

Meneliti hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Alam
penelitian ni ingin diketahuoi pengaruh perubahan variansi ninai dalan satu
variabel terhadap perubahan variansi variabel lain.
6. Penelitian Prediksi
Merupakan penilian yang didasarkan pada penjelasan dengan meramalkan
sesuatu kemungkinan terjadi untuk masa yang akan datang berdasarkan
informasi sekarang atau masa lalu. Atau penelitian sebab akibat yang dilihat
gejalanya kemudian memprediksi akibat dari gejala tersebut.
7. Penelitiam Komparatif
Penelitian yang membandingkan dua gejala atau lebih, dapat berupa komparatif
deskriptif dan komparatif korelasional. Komparasi desriptif membandingkan
variable yang sama untuk sample yang berbeda. Uji statistik yang digunakan
adala uji dua sampel idependen/ bebas.
Komparatif deskriptif juga dapat digunakan untuk memandigkan variabe yang
berbeda untuk sampel yang sama. Uji statisti yang digunakan adalah uji t ntuk
dua sampel yang berpasangan. Perbandingan korelasional juga bisa dengan
variable yang erbeda dalam hubungan variable yang sama.
C. Metode Penelitian
Beberapa metode penelitian sederhana yang sering digunakan dalam
penelitian pendidikan.
a. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian
deskriptif

memusatkan

perhatian

kepada

masalah-masalah

actual

sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung.


b. Studi Kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu
atau kelompok yang dipandang mengalami kasus tertentu. Setiap data
dicatat secara cermat, kemudian dikaji, dihubungkan satu sama lain

sebelum menarik kesimpulan penyebab terjadinya kasus atau persoalan


yang ditunjukkan oleh individu tersebut. Studi kasus mengisyaratkan pada
penelitian kualitatif. Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah,
bahwa peneliti dapat mempelajari subjek secara mendalam dan
menyeluruh. Namun kelemahanya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa
informasi yang diperoleh sifatnya subyektif.
c. Studi Korelasional, Studi ini mempelajari hubungan dua variabel atau
lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variable berhubungan dengan
variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variable-variabel dinyatakan
dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi
dapat digunakan untuk menguji hipotesis tentang hubungan antar variabel
atau untuk menyatakan besar-kecilnya hubungan antara kedua variabel.
Studi korelasi bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara
mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antara
variabel-variabel tersebut, agar dapat ditentukan variabel-variabel mana
yang berkorelasi.
d. Penelitian Eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna
membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat.
Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang
menggunakan

pendekatan

kuantitatif.

Dalam

metode

eksperimen,

peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol,


kegiatan memanipulasi, dan observasi. Dalam penelitian eksperimen,
peneliti membagi objek atau subjek yang diteliti menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok treatment yang mendapatkan perlakuan dan kelompok kontrol
yang tidak mendapatkan perlakuan.
e. Penelitian Tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang
dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk
pendidikan) untuk memperbaiki praktek yang dilakukan sendiri. Terdapat
dua esensi penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini

mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu: (1)


Untuk memperbaiki praktek; (2) Untuk pengembangan profesional dalam
arti meningkatkan pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap praktek
yang dilaksanakannya; (3) Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di
mana praktek tersebut dilaksanakan.
f. Penelitian Komparasi Perbedaan Penelitian komparasi atau perbedaan
adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk membedakan atau
membandingkan hasil penelitian antara dua kelompok penelitian. Ada dua
hal kelompok penelitian yaitu dua kelompok penelitian yang berbeda dan
tidak saling berhubungan dan dua kelompok penelitian yang saling
berhubungan. Analisis yang digunakan adalah:
1. Analisis T. Test, Analisis Wilcoson atau mc nemar analisa ini
digunakan untuk uji beda dua kelompok untuk data interval , rasio, dua
kelompok yang berbeda tidak saling berhubungan (independent-sampel
T test).
2. Analisis Paired t test, Jika dua kelompok mempunyai anggota yang
sama dan mempunyai korelasi maka dipergunakan uji sampel
berpasangan . Jenis Penelitian pengaruh Penelitian ini ditujukan untuk
menguji variabel independen terhadap variabel dependen. Karakteristik
desain pengaruh adalah sebagai berikut:

variable independent menentukan intensitas variabel dependen


Dapat dijelaskan mekanisme perubahannya, (Tetapi) bukan
sebagai penyebab (causation)

Jenis desain yang dipergunakan adalah eksperimental yaitu True


Expeimental, Quasy Experimental , Pre-Experimental

D. Macam-Macam Penelitian:
1. Penelitian kuantitatif
Penelitian yang berdasarkan jumlah banyaknya objek yang ditelitinya
dan dirancang untuk mengetahuio objek tertentu atau benar-benar focus
kepada suatu permasalahan saja. Tujuan penelitian ini adalah untuk
melakukan test terhadap teori yang sudah ada sebelumnya. Penelitian harus
bersifat empiric, harus memiliki manfaat, dilakukan secara sistematik, logis
dan rasional, dan bersifat reduktif.
2. Penelitian kualititatif
Penelitian yang berdasarkan pada mutu atau kualitas dari tujuan sebuah
penelitian itu. Penelitian ini dilakukan untuk objek kajian yang tidak terbatas
dan tidak menggunakan metode ilmiah yang menjadi patokan.

E. Pengertian Masalah
Perspektif orang tentang masalah begitu banyak, beberapa diantaranya
yang kami anggap relevan akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Masalah sebagai Gol
Setiap kita mempunyai tujuan atau gol, maka terdapat hal-hal yang
dianggap menjadi

hambatan, maka hal-hal inilah yang kita anggap

masalah.
2. Perbedaan dengan standar
Kepner dan Trogoe mendefinisikan masalah sebagai peyimpanan dari
suatu standar performasi tertentu. Definisi ini menawarkan suatu metode
yang konvergen untuk mencari akar penyebab dari suatu masalah dengan
menyingkirkan sekian banyak penyelesaian alternative.

3.

Sebuah jarak antara kenyataan dan ideal


Mc Crimmon dan Taylor mendefinisikan sebuah masalah adalah jarak
antara keadaan sekarang dengan keadaan yang diinginkan atau perbedaan
antara dimana anda sekarang dengan kemana anda akan menuju.

4. Abdul Cholil
Masalah adalah bagian dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah
menghadapi masalah, bisa bersumber dari diri sendiri maupun bersumber
dari orang lain
5. Istijanto
Masalah merupakan bagian yang paling penting dalam proses riset, sebab
masalah memberi pedoman jenis informasi yang nantinya akan dicari
6. Richard Carlson
Masalah adalah tempat terbaik untuk berlatih agar hati kita tetap terbuka
karenamasalah adalah bagian dari kehidupan kita
7. Menurut Ilmu Biologi
Masalah merupakan suatu pengertian / makna yang belum kita pahami
tentang mengapa gejala benda dan gejala perustiwa di alam ini ada dan
bisa terjadi atau mengalami proses serta mempengaruhi kehidupan kita
Dan ada beberapa definisi lain dari masalah sebagai berikut :
1. Masalah adalah sebuah kesempatan untuk berkembang. Sebuah masalah
bisa merupakan sebuah tendangan peluang, kesempatan untuk keluar dari
stagnan, kebosanan atau status quo serta apapun yang dimaksudkan untuk
membuat suatu kondisi jadi lebih baik. Perlu di catat baik-baik bahwa yang
disebut masalah itu tidaklah harus merupakan akibat dari kejadian buruk
atau faktor eksternal. Setiap pencerahan baru di mana terlihat peluang
pengembangan atau perbaikan akan menjadi masalah bagi kita untuk

dipecahkan. Inilah kenapa kebanyakan para pemikir kreatif adalah para


pencari masalah dan bukannya penghindar dari masalah.
2. Masalah adalah perbedaan antara kondisi kenyataan dan kondisi yang
diharapkan. Sebuah masalah bisa muncul berkat adanya pengetahuan atau
pemikiran baru. Ketika kita tahu di mana posisi kita sekarang dan ke mana
kita hendak menuju, maka kita sudah punya sebuah masalah terkait
bagaimana agar kita bisa sampai pada tujuan yang kita harapkan. Bentuk
pemecahannya sendiri bisa dan sebaiknya dibuat menyenangkan dan seru
dengan beragam jalur solusi yang bisa kita pilih. Yang jelas, ketika kita
sudah bisa mengidentifikasi adanya beda antara apa-apa yang kita punya
dan apa-apa yang kita sebenarnya inginkan, maka kita berarti sudah bisa
mendefinisikan masalah dan juga telah punya arahan untuk meraih sasaran
kita.
3. Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yang sekarang terjadi
belumlah sempurna dan keyakinan bahwa masa depan bisa dibuat jadi lebih
baik. Bukankah menarik bila apa yang dinamakan harapan ternyata bisa
melahirkan masalah. Keyakinan bahwa harapan kita bisa tercapai akan
membuat kita memiliki sasaran untuk masa depan yang lebih baik. Harapan
kita membuat diri kita merasa tertantang, dan tantangan semacam ini juga
layak juga disebut sebagai masalah.
4. Menurut para ahli masalah didefinisikan sebagai berikut:
a. Menurut Notoatmodjo (2002) masalah penelitian secara umum dapat
diartikan sebagi suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan
apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau
terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan
kenyataan
b. Menurut Sugiyono (2009: 52) masalah diartikan sebagai penyimpangan
antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori

dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana


dengan pelaksana.
c. Ahmad Guntar
o Masalah adalah sebuah kesempatan untuk berkembang.
o

Masalah adalah perbedaan antara kondisi sekarang dan kondisi yg


diharapkan.

o Masalah adalah hasil dari kesadaran bahwa kondisi yg sekarang

terjadi belumlah sempurna dan keyakinan bahwa masa depan bisa


dibuat jadi lebih baik.

F. Jenis Masalah
Kebanyakan masalah bisa dikategaorikan kepada apakah masalah itu
terstruktur atau tidak. Jika masalah yang kita hadapi terstruktur dengan baik,
maka akan mudah bagi kita untuk menyelesaikan masalahnya. Jika anda tahu
posisi sekarang dan posisi yang diinginkan serta bagaimana caranya
memperkecil gap, maka masalah akan bisa diselesaikan dengan mudah,
misalnya seperti kasus mobil kehabisan bensin. Anda tahu posisi sekarang
( bensin habis ) anda tahu apa yang anda inginkan ( tangki terisi bensin) dan
anda tahu bagaimana memperkecil gapnya ( mencari penjual bensin). Jika
anda tidak tahu bagaimana memperkecil gap, maka anda menghadapi
masalah yang fuzzy atau tidak terstruktur. Masalah yang kurang terstruktur
relative mempunyai sedkit petunjuk mengenai bagaimana mengatasinya.
Sebagai contoh memunculkan ide produk baru, pada kasus ini banyak sekali
tersedia pilihan walaupun tidak begitu jelas untuk memprosesnya. Jenis
masalah akan sangat menentukan bagaimana cara kita menyelesaikannya.
Secara umum tentunya anda berharap bahwa seluruh masalah terstruktur
dengan baik. Seperti yang dikatakan oleh peraih nobel Herbert Simon
Tujuan dari penyelesaian masalah adalah membuatnya terstruktur, karena

dengan demikian masalahnya menjadi mudah, tinggal mengikuti prosedur


rutin tertentu. Di lain pihak masalah fuzzy membutuhkan cara berpikir kreatif
untuk menyelesaikannya.
Jadi masalah penelitian adalah sesuatu hal atau kejadian yang dijadikan
sebuah

penelitian

dengan

mempertimbangkan

beberapa

hal

dalam

menentukan suatu masalah dalam penelitian sehingga memperoleh jawaban


yang diinginkan.
Menurut John w. Creswell (2002:3) memaparkan beberapa bentuk
pertanyaan yang sering diajukan dalam menentukan masalah penelitian,
sebagai berikut:
1. Apakah masalah tersebut dapat diteliti, mengingat waktu, sumber daya,
dan data yang ada?
2. Adakah kepentingan pribadi dalam masalah tersebut untuk mendukung
perhatian?
3. Apakah hasil penelitian tersebut akan berguna bagi orang lain (di daerah
tersebut atau di Negara)?
4. Adakah kemungkinan masalah tersebut diterbitkan dalam suatu jurnal
ilmiah (menarik dalam dunia akademis)
5. Apakah penelitian tersebut (a) mengisi suatu kekosongan, (b) meniru, (c)
memperluas, dan (d) mengembangkan ide-ide baru dalam literature
ilmiah?
Menurut (Nasution, 2006:16), ada beberapa

hal yang

perlu

dipertimbangkan oleh para calon peneliti dalam mengangkat permasalahan


penelitian, antara lain:
1.

Apakah masalah itu sesuatu yang baru, menarik serta menimbulkan rasa
ingin tahu pada calon peneliti ?

2. Apakah masalah itu sesuai dengan jurusan, kemampuan, dan latar


belakang pendidikanya?
3. Apakah dengan metode tertentu dapat dikumpulkan data yang
diperlukan?
4. Apakah calon peneliti dapat menanggung segala pembiayaannya?
5. Apakah penelitian itu mengandung bahaya, ancaman, atau resiko lainya?
6. Apakah calon peneliti dapat menyelesaikannya dalam waktu yang telah
tersedia?
Selain pertimbangan tersebut di atas, ada beberapa hal yang juga harus
dipertimbangkan secara ilmiah, apakah penelitian itu memberikan sumbangan
kepada perkembangan pengetahuan, antara lain:
1. Masalah itu hendaknya bertalian dengan konsep-konsep yang pokok.
2. Masalah itu hendaknya mengembangkan atau memperluas cara-cara
mentes suatu teori.
3. Masalah itu memberi sumbangan kepada pengembangan metodologi
penelitian dengan menemukan alat, teknik, atau metode baru.
4. Masalah itu hendaknya memanfaatkan konsep-konsep teori, atau data dan
teknik-teknik dari disiplin ilmu yang bertalian.
5. Masalah itu hendaknya dituangkan dalam desain yang cermat dengan
uraian yang teliti mengenai variabel-variabelnya serta menggunakan
metode-metode yang paling serasi. (lihat, Nasution, 2006:17)
Hal yang yang penting dan perlu dikerhatikan oleh calon peneliti
setelah menemukan masalah adalah, apakah masalah yang akan diangkat
memenuhi karakteristik masalah yang baik. Ada beberapa criteria masalah
penelitian yang baik, antara lain:
1. Topik atau judul menarik

2. Pemecahan masalah benar-benar bermanfaat bagi orang-orang dalam


lapangan pekerjaan atau bidang tertentu.
3. Masalah harus merupakan hal baru
4. Masalah harus mengandung rancangan yang lebih komplek.
5. Harus dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diinginkan
6. Tidak bertentangan dengan etika dengan moral

G. Sumber dalam pencarian masalah penelitian:


1. Propesi
Bidang pekerjaan seseorang dapat menjadi sumber minat melakukan
penelitian
2. Spesialisasi
Keahlian khusus seseorang akan menyebabkan orang tersebut peka terhadap
masalah yang berkaitan dengan keahliannya. Misalnya seorang guru, maka
ia akan peka terhadapa masalah-masalah tentang pendidikan.
3. Akdemis
Seseorang yang telah mengalami program yang lebih tinggi, biasanya telah
mendalami tentang satu disiplin ilmu pengetahuan. Dengan penguasaan
ilmu ini, ia akan lebih peka mengenali masalah dalam bidang keahliannya.
4. Kebutuhan dan praktik kehidupan sehari-hari

Seseorang yang cenderung menaruh perhatian akan kebutuhan dan praktik


kehidupan sehari-hari akan lebih peka terhadap masalah yang muncul.
5. Pengalaman lapangan
Seorang yang mempunyai banyak pengalaman lapangan akan menambah
kepekaan terhadap masalah di bidangnya.
6. Bahan bacaan atau kepustakaan
Membaca dapat meningkatkan pengetehuan dan kemampuan berpikir
seseorang, sehingga wawasannya akan semakin luas dan semakin mampu
menggunakan penalaran dan pola perpikir krtitisnya semakin berkembang.
Akhirnya ia mampu untuk meningkatkan kepekaan terhadap suatu masalah.

Demikian uraian tentang masalah dan penelitian, sehubungan dengan topic yang
kami pilih kemarin dengan judul Pengaruh Penggunaan Slide Dalam
Pembelajaran Terhadap Minat Belajar Peserta Didik kami golongkan ke dalam
metode penelitian kualitatif dengan alasan bahwa judul yang kami ambil ini tidak
memengkinkan untuk pencarian data numeric yang dapat dianalisa secara
kuantitatif. Sedangkan penelitiannya bisa digolongkan dalam penelitian Asosiasi
karena merupakan penelitian anatar dua variable yang bukan merupakan
hubungan sebab akibat yang mana variabel 1(Penggunaan Slide) dan variabel 2
(Minat Belajar Peserta Didik) bukan merupakan hubungan sebab akibat. Bukan
merupakan penelitian komparati yang sama sama membandingkan dikarenakan
data yang didapat tidak memungkinkan dalam analisis statistik.

Anda mungkin juga menyukai