Anda di halaman 1dari 13

PERBEDAAN PENGETAHUAN ILMIAH DAN

NON ILMIAH
PERBEDAAN PENGETAHUAN
ILMIAH DAN NON ILMIAH
Penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji
suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang
mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah tersebut. Penelitian yang dilakukan,
berpedoman pada berbagai informasi (yang terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan
dalam penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau
menyempurnakan teori yang telah ada mengenai masalah yang menjadi sasaran kajian.

Berbeda dengan penelitian tidak ilmiah, penelitian ilmiah dilakukan dengan berlandaskan
pada metode ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan
ilmiah. Dalam sains dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan, eksperimen,
generalisasi, dan verifikasi. Sedangkan dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya, yang terbanyak
dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan; eksperimen, generalisasi,
dan verifikasi juga dilakukan dalam kegiatan-kegiatan penelitian oleh para ahli dalam bidang-
bidang ilmu-ilmu sosial dan pengetahuan budaya untuk memperoleh hasil-hasil penelitian
tertentu sesuai dengan tujuan penelitiannya.

Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa
yang dialami oleh pancaindera, khususnya melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika
suatu pernyataan mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala
itu harus dapat di verifikasi secara empirik. Jadi, setiap hukum atau rumus atau teori ilmiah
haruslah dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empirik.

Perbedaan Penelitian Berdasarkan Keilmiahan :

1. Penelitian Ilmiah

Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran,


menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan
pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-
rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:

a. Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang diteliti.

b. Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat dicapai
apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain.

2. Penelitian Non Ilmiah

a. Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Sebagian penelitian yang non


ilmiah didapati pada bidang garapan sebagai berikut :

1. Bisnis (Akunting, Keuangan, Manajemen Pemasaran)

2. Komunikasi (Massa, Bisnis, Kehumasan / PR, Periklanan)


3. Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara, Internasional)

4. Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman, Hama Tanaman)

5. Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll.

b. Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) :

Variabel adalah hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan
variasi baik kuantitatif maupun kualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang, akan datang.

Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan/ menggambar-kan variabel masa


lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah penelitian deskriptif ( to describe =
membeberkan/ menggambarkan). Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan
datang adalah penelitian eksperimen.

Syarat-syarat/kriteria agar suatu penelitian dikatakan sebagai Penelitian Ilmiah

Sifat atau ciri dari penelitian:

1. Pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan

2. Aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa.

3. Posisi penelitian sendiri pada umumnya adalah menghubungkan:

(1) Keinginan manusia,

(2) Permasalahan yang timbul,

(3) Ilmu pengetahuan, dan

(4) Metode ilmiah.

Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah:

1. Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;

2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;

3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas

4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis;

5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional;

6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna;

7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat
dilihat;

8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya.


Penelitian yang dilakukan dengan metode ilmiah disebut penelitian ilmiah. Suatu
penelitian harus memenuhi beberapa karakteristik untuk dapat dikatakan sebagai
penelitian ilmiah. Umumnya ada lima karakteristik penelitian ilmiah, yaitu :

1. Sistematik

Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan sesuai
pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang
kompleks.

2. Logis

Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta
empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah
bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur
induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus
individual (khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik
kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.

3. Empirik

artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari yang


ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil
penelitian.

Landasan penelitian empirik ada tiga yaitu :

a. Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan atau
perbandingan satu sama lain).

b. Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu

c. Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan, melainkan ada penyebabnya (ada
hubungan sebab akibat).

4. Obyektif,

artinya suatu penelitian menjahui aspek-aspek subyektif yaitu tidak


mencampurkannya dengan nilai-nilai etis.

5. Replikatif,

artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh peneliti
lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode,
kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi
operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
Perbedaan Metode Ilmiah dan Non Ilmiah Dalam Penelitian
shaugnessy dan zechmeister (1997) membahas perbedaan metode ilmiah dan non ilmiah yang di
gambarkan pada tabel di bawah ini
Aspek Non ilmiah Ilmiah

Pendekatam terhadap masalah Intuitif Empiris

konsep teori Ambigu dengan arti yang Defenisi jelas, opresional spesigik
berlebihan

Hipotesis Tidak dapat dibuktikan Dapat dibuktikan

Observasi gejala Tidak terkontrol, seadanya Sisrematis, terkontrol

Alat ukur Tidak akurat, tidak tepat, tidak Akurat tepat sesuai
sesuai

Kontrol Tidak ada Selalu di lakukan

pelaporan hasil penelitian bias, subjek tidak bias, objektif

sikap peneliti tidak kritis menerima apa adanya kritis, skeptis, mencari bukti

penyimpulan terhadap menghubungkan 2 kejadian mencari hubungan antara variabel


hubungan antara variabel secara terburu-buru secara sadar dan sistematis

sifat penelitian tidak dapat diulang dapat diulang

Metode Ilmiah dan Langkah-langkah Operasionalnya


Pengetahuan diperoleh dengan berbagai cara :

Prasangka :

yaitu suatu anggapan benar padahal baru merupakan kemungkinan benar atau kadang- kadang,
malah tidak mungkin benar.

Intuisi :

yaitu suatu pendapat seseorang yang diangkat dari perbendaharaan pengetahuannya terdahulu
melalui proses yang tidak disadari.

Trial and error :

yaitu metode coba- coba atau untung untungan.

Pengetahuan dapat dikatakan ilmiah bila pengetahuan itu memenuhi syarat :


Objektif : artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya yaitu bahwa kesesuaian atau dibuktikan
dengan hasil pengindraan atau empiri
Metodik : artinya pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara cara tertentu yang teratur
dan terkontrol .
Sistematik : pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri; satu dengan
yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang
utuh.

Langkah langkah operasional metode ilmiah


Perumusan Masalah :

yang dimaksud dengan masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa,mengapa,ataupun


bagaimana tentang objek yang diteliti.

Penyusunan Hipotesis :

yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-
kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang di tetapkan. Dengan kata lain hipotesis
merupakan dugaan yang tentu saja di dukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat di
pandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus di uji kebenarannya dalam suatu
observasi atau ekperimentasi.

Pengujian Hipotesis :

yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah di ajukan
untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau
tidak. fakta-fakta ini dapat di peroleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau
dapat juga melalui uji coba atau ekperimentasi. kemudian fakta-fakta itu dikumpulkan melalui
pengindraan.

Penarikan Kesimpulan :

Penarikan kesimpilan ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta. Untuk melihat
untuk apakah hipotesis yang di ajukan itu di terima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima apa bila
fakta-fakta yang terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta tidak mendukung
maka hipotesis itu di tolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang
kebenarannya telah diuji secara ilmiah dan merupkan bagian dari ilmu pengetahuan

SUMBER :
shaufnessy & zechmeister (1997) research method in psychology
http://psychologynews.info/eksperimen/perbedaan-metode-ilmiah-dan-non-ilmiah-
dalam-penelitian/
http://senjayakertiawan.wordpress.com/2013/03/20/metode-ilmiah-dan-analisis-kasus/
http://nurainel-mardia.blogspot.com/
PENGETAHUAN, PENGETAHUAN ILMIAH,
PENELITIAN ILMIAH, DAN JENIS PENELITIAN
21FEB
A. Pendahuluan
Proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini merupakan hasil dari penemuan
dan penelitian yang dilakukan manusia sebelumnya. Sebenarnya perkembangan tersebut diawali
dengan rasa keingintahuan manusia yang sangat besar bahkan Paul Leady mengatakan bahwa ”Man
is curious animals”. Keingintahuan tersebut yang mendorong manusia untuk berupaya menjawab
kenyataan-kenyataan alamiah yang ada di dunia ini lewat berbagai cara, dan hal ini mendorong
perkembangan ilmu dan pengetahuan.
Selain itu, ciri khas manusia yang selalu ingin tau tersebut tidaklah pernah berhenti. Setelah puas
mengetahui suatu pengetahuan manusia akan terus mencari tau hal-hal yang baru dan tak akan
berhenti. Hal ini juga yang mendorong manusia mengembangkan berbagai cara/metode untuk
menjawab rasa keingintahuan mereka. Di dalam tulisan ini akan di paparkan berbagai aspek yang di
kembangkan manusia mengenai pengetahuan, pengetahuan ilmiah, penelitian ilmiah, bahkan jenis-
jenis penelitian.

B. Pengetahuan (Knowleadge)

Para ahli hingga kini masih memperdebatkan definisi pengetahuan,


terutama karena rumusan pengetahuan oleh Plato yang menyatakan Pengetahuan sebagai
“kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)” (“justified true belief”). Menurut Notoatmodjo (2003),
pengetahuan merupakan hasil dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
obyek tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui
berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam
seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana informasi yang tersedia serta keadaan sosial
budaya. Secara garis besar menurut Notoatmodjo (2005) domain tingkat pengetahuan (kognitif)
mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan, menguraikan,
menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang
sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima dari
orang lain.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat kita definisikan bahwa; Pengetahuan merupakan
Hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi
dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui
proses pendidikan maupun melalui pengalaman.
Seperti yang sudah saya kemukakan diatas bahwa pengetahuan diawali dari rasa ingin tau yang ada
dalam diri manusia. Pengetahuan selama ini diperoleh dari proses bertanya dan selalu di tujukan
untuk menemukan kebenaran. Didalam filsafat ilmu, pengetahuan itu disebut pengetahuan yang
benar jika telah memenuhi beberapa kriteria kebenaran. Kriteria kebenaran tersebut didasarkan pada
beberapa teori antara lain :

1. Teori Koherensi (Theory of Coherence)

Berdasarkan teori ini, suatu pengetahuan dianggap benar apabila pengetahuan tersebut kehoren
dengan pengetahuan yang ada sebelumnya dan sudah dibuktikan kebenarannya. Didalam
pembelajaran matematika hal ini biasanya disebut dengan sifat deduktif.

2. Teori Korespondensi (Theory of Corespondence)

Berdasarkan teori ini, suatu pengetahuan dianggap benar jika pengetahuan tersebut mempunyai
hubungan dengan suatu kenyataan yang memang benar. Teori ini didasarkan pada fakta empiris
sehingga pengetahuan tersebut benar apabila ada fakta-fakta yang mendukung bahwa pengetahuan
tersebut benar. Dengan demikian kebenaran disini didasarkan pada kesimpulan induktif.

3. Teori Pragmatis (Theory of Pragmatism)

Menurut teori ini, pengetahuan dikatakan benar apabila pengetahuan tersebut terlihat secara praktis
benar atau memiliki sifat kepraktisan yang benar. Pengikut teori ini berpendapat bahwa pengetahuan
itu benar apabila mempunyai keguanaan yang praktis.

C. Pengetahuan Ilmiah (Science)

Sebelum kita berbicara tentang pengetahuan ilmiah, terlebih


dahulu kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu atau science. Berbicara tentang ilmu,
kita dapat memandangnya dari 2 aspek yakni aspek isi (content definition) dan proses (process
definition).
Dari segi isi, ilmu dapat diartikan sebagai pengetahuan yang bersifat terpadu atau kumpulan dari
pengetahuan-pengetahuan yang saling berkaitan dan mengikat dalam satu kesatuan kebenaran yang
sahi. Sedangkan dalam segi proses, ilmu dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk
menemukan variabel-variabel alami yang penting dan kemudian menerangkan dan meramalkan
hubungan tersebut (Serdamayanti ; 2002)
Dari kedua definisi tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa ilmu pengetahuan / Pengetahuan Ilmiah
adalah kumpulan – kumpulan pengetahuan yang disusun berdasarkan metode ilmiah.

Menurut Karlina Supeli Laksono dalam Filsafat Ilmu Pengetahuan (Epsitomologi) pada Pascasarjana
Universitas Indonesia tahun 1998/1999, pengetahuan ilmiah harus memenuhi tiga syarat, yaitu:

1) Sistematik; yaitu merupakan kesatuan teori-teori yang tersusun sebagai suatu sistem.

2) Objektif; atau dikatakan pula sebagai intersubjektif, yaitu teori tersebut terbuka untuk diteliti oleh
orang lain/ahli lain, sehingga hasil penelitian bersifat universal.

3) Dapat dipertanggungjawabkan; yaitu mengandung kebenaran yang bersifat universal, dengan


kata lain dapat diterima oleh orang-orang lain/ahli-ahli lain.

D. Perbedaan Pengetahuan dan Pengentahuan Ilmiah


Ernest Nagel secara rinci membedakan pengetahuan (common sense) dengan ilmu pengetahuan
(science). Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dalam common sense informasi tentang suatu fakta jarang disertai penjelasan tentang
mengapa dan bagaimana. Common sense tidak melakukan pengujian kritis hubungan sebab-akibat
antara fakta yang satu dengan fakta lain. Sedang dalam science di samping diperlukan uraian yang
sistematik, juga dapat dikontrol dengan sejumlah fakta sehingga dapat dilakukan pengorganisasian
dan pengklarifikasian berdasarkan prinsip-prinsip atau dalil-dalil yang berlaku.
2) Pengetahuan ilmiah menekankan pada ciri sistematik.

Pengetahuan ilmiah didasarkan pada pengetahuan-pengetahuan yang ada sebelumnya dan terikat
satu sama lain. Sedang common sense tidak memberikan penjelasan (eksplanasi) yang sistematis
dari berbagai fakta yang terjalin. Di samping itu, dalam common sense cara pengumpulan
data bersifat subjektif, karena common sense sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan.
3) Dalam menghadapi konflik dalam kehidupan, pengetahuan ilmiah menjadikan konflik sebagai
pendorong untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Pengetahuan ilmiah berusaha untuk mencari, dan
mengintroduksi pola-pola eksplanasi sistematik sejumlah fakta untuk mempertegas aturan-aturan.
Dengan menunjukkan hubungan logis dari proposisi yang satu dengan lainnya.

4) Kebenaran yang diakui oleh common sense bersifat tetap, sedang kebenaran dalam
pengetahuan ilmiah selalu diusik oleh pengujian kritis. Kebenaran dalam pengetahuan ilmiah selalu
dihadapkan pada pengujian melalui observasi maupun eksperimen dan sewaktu-waktu dapat
diperbaharui atau diganti.
5) Perbedaan selanjutnya terletak pada segi bahasa yang digunakan untuk memberikan penjelasan
pengungkapan fakta. Istilah dalam common sense biasanya mengandung pengertian ganda dan
samar-samar. Sedang ilmu pengetahuan merupakan konsep-konsep yang tajam yang harus dapat
diverifikasi secara empirik.
6) Perbedaan yang mendasar terletak pada prosedur. Pengetahuan ilmiah didasarkan pada
metode ilmiah. Dalam ilmu pengetahuan alam (sains), metoda yang dipergunakan adalah metoda
pengamatan, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi. Sedang ilmu sosial dan budaya juga
menggunakan metode pengamatan, wawancara, eksperimen, generalisasi, dan verifikasi.
Dalam common sense cara mendapatkan pengetahuan hanya melalui pengamatan dengan panca
indera.
E. Penelitian Ilmiah

Penelitian berasal dari kata Inggris, research. Research itu


sendiri berasal dari kata re, yang berarti kembali, dan to searchyang berarti mencari. Dengan
demikian, arti sebenarnya dari research adalah mencari kembali.
Menurut David H. Penny, penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis
masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta. Sedangkan
menurut Mohamad Ali dalam Cholid, penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan
melalui penyelidikan atau melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan
masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.

Menurut J Suprapto MA, penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang
dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta/prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati serta sistematis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), Penelitian adalah:

1. Pemeriksaan yang teliti.


2. Kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara
sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk
mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Dari berbagai pendapat tentang pengertian penelitian diatas, dapat kita simpulkan bahwa penelitian
adalah kegiatan ilmiah seseorang yg dilakukan secara sistematis dan mengikuti aturan-aturan
metodologi.

Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan
melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena tertentu.

Fungsi penelitian ilmiah, antara lain :

1. Menemukan suatu pengetahuan baru.

2. Menguji kembali pengetahuan atau hasil penelitian yang ditemukan sebelumnya (mengadakan
verifikasi).

3. Mengembangkan pengatahuan (hasil penelitian) yang telah teruji kebenarannya.


4. Mencari hubungan antara pengetahuan yang baru ditemukan dengan pengetahuan yang lain.

5. Mengadakan ramalan (prediksi) dengan ditemukan hubungan (hubungan sebab akibat) dengan
pengetahuan-pengetahuan yang mendahuluinya.

Uma Sekaran (1992): Karakteristik utama penelitian ilmiah:

1. Tujuan Penelitian: jelas, pasti dan terarah


2. Keseriusan Penelitian: ketelitian, kehati-hatian, kepastian
3. Dapat Diuji: hipotesis yang dapat diuji dg metode statistik tertentu
4. Dapat direplikasi: temuan penelitian akan sama kalau diulang pada kondisi yang sama
5. Presisi dan keyakinan: presisi mencerminkan derajat kepastian dari temuan p[enelitian terhadap
kejadian yg dipelajari. Keyakinan menunjukkan kemungkinan dari kebenaran estimasi yang
dilakukan.
6. Obyektivitas: kesimpulan penelitian harus didasarkan pada data yang aktual
7. Berlaku Umum: dapat-tidaknya hasil penelitian diterapkan pada berbagai keadaan.
8. Efisien: kerangka penelitian yang melibatkan sedikit variabel yg dapat menjelaskan suatu
kejadian
F. Jenis – Jenis Penelitian
Berkaitan dengan jenis-jenis penelitian, banyak ahli yang memberikan pendapatnya, antara lain :

Berdasarkan Tujuannya :

Murni

 Pengembangan
 Terapan ;
1. Berdasarkan pendekatannya :
1. Survey
2. Ex Post Facto
3. Eksperimen
4. Naturalistik
5. Policy Research
6. Action Research
7. Evaluation Research
8. Sejarah ;
9. Berdasarkan tingkat eksplanasi :
1. Deskriptif
2. Komparatif
3. Asosiatif
1. Berdasarkan jenis datanya :
 Kuantitatif
 Kualitatif
 Campuran
1.
1. Berdasarkan desainya :
2. Survey
3. Studi Kasus
4. Eksperimen
Berikut ini beberapa pengertian dari beberapa jenis penelitian diatas :

1. Penelitian Murni (pure research)


Adalah penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan
bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak
segera dipakai namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai.

2. Penelitian Terapan

Adalah penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah – masalah kehidupan praktis. Hasil
dari penelitian ini tidak harus merupakan penemuan yang baru, tetapi merupakan aplikasi baru dari
penemuan yang sudah ada.

3. Penelitian Deskriptif

Adalah suatu metode dalam pencarian fakta status sekelompk manusia, suatu objek, suatu kondisi,
suatu system pemikiran, ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan interpretasi yang
tepat.

4. Penelitian Eksperimental

Adalah penelitian yang berupaya mencari pengaruh variabel tertentu terhadap suatu variabel yang
lain dengan control yang tepat.

5. Penelitian Eksploratif

Adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari sebab ataupun hal – hal yang mempengaruhi
terjadinya sesuatu.

6. Penelitian Pengembangan

Adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan percobaandan penyempurnaan terhadap


suatu sistem.

7. Penelitian Survey

Adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, sehingga data yang diperoleh
diambil pada populasi tersebut dan kemudian dapat ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi,
dan hubungan antar variabel sosiologis maupu psikoogis.

8. Penelitian Ex Post Facto Kausal Komparatif

Adalah penelitian yang dilakukan dengan meneliti peristiwa yang terjadi kemudian menurut
kebelakang melalui data untuk menemukan faktor yang mendahului atau menemukan kemungkinan
sebab atau peristiwa yang diteliti.

9. Penelitian Naturalitik / Kualitatif


Adalah penelitian dengan kondisi objek yang alami, peneliti sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara gabungan, data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisi
data dilakukan dengan cara induktif dan penelitian ini lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.

10. Penelitian Kebijakan

Adalah penelitian yang dilakukan terhadap masalah sosial yang mendasar, sehingga temuannya
dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan dengan harapan dapat ditindak lanjuti dengan
praktis sehingga dapat menyelesaikan masalah.

11. Penelitian Tindakan

Adalah penelitian seseorang atau kelompok yang menghendaki perubahan dalam situasi tertentu
untuk menguji prosedur yang diperkirakan menghasilkan perubahan-perubahan.

12. Penelitian Evaluasi

Adalah penelitian yang dilakukan dengan membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk
dengan standar dan program yang telah ditetapkan.

13. Penelitian Sejarah / Historis

Adalah penelitian kritis terhadap keadaan, perkembangan, serta keadaan dimasa lampau dan
menimbangkan secara teliti dan hati-hati tentang bukti validitas dan sumber sejarah serta interpretasi
dari sumber – sumber tersebut.

14. Penelitian Komparatif

Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.

15. Penelitian Asosiatif

Adalah suatu penelitian yang mencari hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain, yaitu
simetris, kausal, dan interaktif.

16. Penelitian Kuantitatif

Adalah suatu penelitian yang didasarkan pada filsafat positivisme yakni ilmu yang valid, ilmu yang
dibangu dari empiris, teramati, terukur, menggunakan logika matematika dan membuat suatu
generalisasi.

17. Studi Kasus

Penelitian tentang suatu subjek penelitian yang berkenan dengan suatu subjek spesifik atau khas dari
keseluruhan personalitas.
DAFTAR PUSTAKA
Cohen, Moris R., and Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kamus besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta : Balai
Pustaka
Karlina Supelli dalam F. Budi Hardiman, Ruang Publik (Yogyakarta: Kanisius, 2010), 329
Noerhadi. T. H. (1998). Filsafat Ilmu Pengetahuan. (Diktat Kuliah). Pascasarjana Universitas
Indonesia.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Poerwandari. E. K. (1998). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: Lembaga
Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia.
Sedarmayanti, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung: Mandar Maju, 2002.
Sekaran, Uma. 1992. Research Methods For Business: A Skill Building Approach, Secon Edition,
John Willey & Sons, Inc. New York.
Sumaryono. E. (1993). Hermeneutik: Sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Suparlan. P. (1994). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Program S-2 Kajian Wilayah Amerika
Universitas Indonesia.
Suparlan. P. (1997). Paradigma Naturalistik dalam Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif dan
Penggunaannya. Majalah Antropologi Indonesia. No. 53. Vol. 21. Jurusan Antropologi FISIP
Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai